Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.
|
|
- Liani Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IMPLEMENTASI MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATERI POKOK PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA DI SMP NEGERI I JETIS MOJOKERTO Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2 1,2 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya harunnasrudin@yahoo.com Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran Learning Cycle dengan pendekatan inkuiri yang ditinjau dari aspek aktivitas guru aktivitas siswa dan ketuntasan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII-F SMP Negeri I Jetis Mojokerto Tahun Ajaran 2010/2011. Rancangan penelitian yang digunakan adalah one group pretest posttest design yang dilaksanakan dalam dua pertemuan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: (1) Aktivitas guru yang dominan pada pertemuan I dan II adalah membimbing siswa untuk melakukan percobaan dengan proporsi 26,31% pada pertemuan I dan 23,91% pada pertemuan II, (2) Aktivitas siswa yang dominan pada pertemuan I dan II adalah melakukan praktikum dengan kelompok tentang materi pokok perubahan fisika dan perubahan kimia dengan proporsi 20,5% pada pertemuan I dan 25,2% pada pertemuan II. (3) Ketuntasan belajar klasikal pada pertemuan I sebesar 90,00% dan pada pertemuan II sebesar 86,67%. Abstract - The purpose of the research are to know the implementation of learning Cycle Model with inkuiri's approaching sighted of teacher s activity, students s activity and the students learned thoroughness after perform learning. This research is given to VII-F class of SMPN 1 Jetis Mojokerto in year 2010/2011. The design of this research design is one group pretest posttest design, that consist of two lesson meeting. Results of this research are (1) The activity of teacher that dominated in first and second lesson meeting is adjoin student to do the exsperimen with percentage 26,31% in first lesson meeting and 23,91% in second lesson meeting. (2) The activity of students that dominated in first and second lesson meeting is do the experimen with percentage 20,5% in first lesson meeting and 25,2% in second lesson meeting. (3) The students classical learned thoroughness in each lesson meeting are 90,00%, and 86,67%. Kata Kunci : Model Pembelajaran Learning Cycle, pendekatan inkuiri, kualitas pembelajaran, perubahan fisika dan perubahan kimia. PENDAHULUAN Learning Cycle merupakan suatu model pembelajaran yang telah diakui dalam pendidikan IPA. Learning Cycle dikembangkan berdasarkan teori yang dikembangkan pada masa kini tentang bagaimana siswa seharusnya belajar. Model ini merupakan model pembelajaran yang mudah untuk digunakan oleh guru dan dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas belajar IPA pada setiap siswa. Learning Cycle adalah model pembelajaran yang menyarankan agar proses pembelajaran dapat melibatkan siswa dalam kegiatan belajar secara aktif sehingga terjadi proses asimilasi, akomodasi dan organisasi dalam struktur kognitif siswa. Apabila proses konstruksi pengetahuan terjadi dengan baik, maka pembelajaran akan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Model pembelajaran learning cycle memiliki 5 fase diantaranya fase pendahuluan (engagement), eksplorasi (exploration), penjelasan (explaination), penerapan konsep (extend/ elaboration),dan evaluasi. (Kamdi, 2007: 98). B - 97
2 Penerapan model learning cycle dalam suatu proses pembelajaran, dapat ditunjang dengan menerapkan pendekatan yang sesuai dengan model pembelajaran tersebut. Peneliti memilih untuk menggunakan pendekatan inkuiri karena sesuai dengan model Learning Cycle yang mendorong siswa untuk menemukan konsep secara mandiri dengan melakukan suatu percobaan dalam suatu kelompok. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan model pembelajaran Learning Cycle dengan pendekatan Inkuiri untuk membantu siswa dalam memahami materi pokok Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia. Dari uraian di atas maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana aktivitas guru dalam membimbing siswa untuk memperoleh informasi selama menerapkan model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) dengan pendekatan inkuiri pada materi pokok perubahan fisika dan perubahan kimia, bagaimana aktivitas siswa ketika diterapkannya model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) dengan pendekatan inkuiri pada materi pokok perubahan fisika dan perubahan kimia, dan bagaimana ketuntasan belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) dengan pendekatan inkuiri pada materi pokok perubahan fisika dan perubahan kimia. Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas guru dalam membimbing siswa untuk memperoleh informasi selama menerapkan model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) dengan pendekatan inkuiri pada materi pokok perubahan fisika dan perubahan kimia, mengetahui aktivitas siswa ketika diterapkannya model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) dengan pendekatan inkuiri pada materi pokok perubahan fisika dan perubahan kimia, dan mengetahui ketuntasan belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) dengan pendekatan inkuiri pada materi pokok perubahan fisika dan perubahan kimia. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada banyak pihak, antara lain membantu siswa mencapai ketuntasan belajar serta memberi kesempatan bagi siswa untuk beraktivitas dalam kegiatan pembelajaran, sebagai referensi bagi guru dalam mengajarkan materi pokok perubahan fisika dan perubahan kimia menggunakan model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) dengan pendekatan inkuiri serta sebagai alternatif bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran yang berbeda dalam mengajarkan materi pelajaran IPA. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu, dimana peneliti hanya menggunakan satu kelas untuk dijadikan subjek penelitian. Subyek penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII-F SMP Negeri I Jetis Kabupaten Mojokerto Tahun Ajaran 2010/2011. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu, yang dilaksanakan untuk mengetahui dampak dari suatu perlakuan yang dikenakan pada subyek penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre-test post-test design, artinya dilakukan terhadap 1 kelompok saja tanpa kelompok pembanding, dengan gambaran sebagai berikut: Keterangan: T 1 : pre-test X : treatment atau perlakuan terhadap siswa melalui penerapan model pembelajaran learning cycle dengan pendekatan inkuiri T 2 : post-test Prosedur Penelitian T 1 X T 2 Berdasarkan pada rancangan penelitian dan data yang ingin diperoleh, maka prosedur penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan tahap analisis data. B - 98
3 a. Tahap Persiapan Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah merancang perangkat pembelajaran yang digunakan untuk penelitian yaitu RPP, LKS, kunci jawaban LKS, dan instrumen penelitian yang meliputi : lembar pengamatan aktivitas guru, dan lembar pengamatan aktivitas siswa, dan tes hasil belajar. b. Tahap Pelaksanaan Pelaksaan kegiatan pembelajaran meliputi pre-test, penyampaian materi pembelajaran, pengumpulan data hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa, dan post-test. c. Tahap Analisis Data Data hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran.data hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui ketuntasan belajar ditinjau dari jumlah indikator yang telah dikuasai oleh siswa. Siswa dikatakan tuntas belajar jika telah memperoleh nilai di atas 65. Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika terdapat lebih dari 70% siswa yang telah mencapai daya serap minimal 65% (telah mencapai ketuntasan belajar individual). Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut : 1. Metode observasi Metode observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi diberikan kepada 3 orang observer untuk mengamati aktivitas guru dan siswa. 2. Metode tes Metode tes digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa skor tes sebagai hasil belajar siswa. Cara pengumpulan data menggunakan pre-test dan post-test. Pre-test dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Post-test dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Tes yang digunakan disusun dalam bentuk tes obyektif pilihan ganda. Teknik Analisis Data 1. Analisis lembar observasi Pada tahap ini dilakukan analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran learning cycle sesuai dengan tahap-tahapnya. Analisis dilakukan dengan cara menghitung prosentase kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle.(riduwan,2005) 2. Analisis hasil belajar Analisis data hasil belajar dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa pada masing-masing pertemuan. Sekaligus untuk untuk mengetahui sebarapa jauh penerapan model pembelajaran learning cycle dengan pendekatan inkuiri efektif dalam proses pembelajaran. Untuk mengetahui prosentase ketuntasan belajar siswa, dilakukan analisis terhadap hasil pre-test dan post-test siswa. Perhitungan ini dilaksanakan dengan mencari prosentase ketuntasan hasil belajar siswa. Secara individu seorang siswa telah tuntas belajar jika telah mencapai nilai minimal 65. Secara klasikal suatu kelas telah tuntas belajar jika di kelas tersebut terdapat 70% siswa mencapai ketuntasan belajar.(depdiknas,2006) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Aktivitas Guru Hasil pengamatan aktivitas guru selama pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Learning Cycle dengan pendekatan Inkuiri disajikan dalam Gambar 1 sebagai berikut. B - 99
4 % PERT. 1 PERT Aktivitas Guru Gambar 1. Persentase Aktivitas Guru Keterangan Aktivitas: 1. Menginformasikan indikator/tujuan 2. Memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan 3. Mengkomunikasikan pembahasan yang akan dipelajari 4. Membagi kelas dalam beberapa kelompok 5. Membagikan LKS 6. Membimbing siswa untuk melakukan percobaan 7. Membimbing siswa untuk mengkomunikasikan hasil percobaan di depan kelas Berdasarkan Gambar 1. di atas, aktivitas guru dalam menginformasikan indikator/tujuan pembelajaran mengalami peningkatan dari 3,97% pada pertemuan I menjadi 4,23% pada pertemuan II, seiring dengan peningkatan aktivitas guru dalam memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan dan mengkomunikasikan pembahasan yang akan dipelajari. Hal ini dikarenakan guru menganggap bahwa materi yang akan dipelajari pada pertemuan II lebih sulit jika dibandingkan dengan materi yang dipelajari pada pertemuan I. Sehingga guru memberikan motivasi lebih kepada siswa untuk meningkatkan minat dan keingintahuan siswa dalam mempelajari materi pada pertemuan II. Aspek memotivasi siswa sangat penting dalam setiap proses pembelajaran. Dengan motivasi, siswa akan menjadi tertarik untuk mempelajari lebih dalam materi yang akan disampaikan. Aspek apersepsi sangat penting untuk menunjukkan kesinambungan antara materi yang telah dipelajari dengan materi yang 8. Memberikan penjelasan tambahan tentang konsep yang dipelajari 9. Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan 10. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 11. Memberi latihan lanjutan 12. Melakukan penilaian 13. Mengakhiri pembelajaran 14. Perilaku yang tidak relevan akan dipelajari sehingga akan menghasilkan pemahaman yang menyeluruh. Ibrahim, dkk (2006) menyebutkan bahwa guru yang berhasil memulai pelajaran dengan menelaah ulang, menjelaskan tujuan mereka dengan bahasa yang mudah dipahami, dengan menunjukkan bagaimana pelajaran itu terkait dengan pelajaran sebelumnya. Sementara itu, Nur (2000) mengemukakan bahwa pembelajaran yang baik diawali oleh guru dengan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dengan mengetahui tujuan pembelajaran akan membantu siswa memotivasi diri dan mendatangkan komitmen yang dibutuhkan. Pada saat guru melakukan aktivitas menginformasikan indikator/ tujuan pembelajaran memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan dan mengkomunikasikan pembahasan yang akan dipelajari, pembelajaran masih dalam fase pertama yaitu fase engagement. B - 100
5 Aktivitas membagi kelas dalam beberapa kelompok dan membagikan LKS yang dilakukan oleh guru pada pertemuan I adalah sebesar 5,20% dan 3,97%. Sedangkan pada pertemuan II aktivitas tersebut mengalami peningkatan menjadi 4,23% dan 5,68%. Peningkatan tersebut terjadi kerana pada pertemuan II siswa meminta kepada guru untuk diizinkan memilih kelompok sendiri, sedangkan pada pertemuan I siswa tidak keberatan untuk berkelompok dengan kelompok yang telah ditentukan oleh guru. Pada saat guru melakukan aktivitas membagi kelas dalam beberapa kelompok, pembelajaran memasuki fase kedua yaitu fase exploration. Pada fase exploration, guru juga melakukan aktivitas membimbing siswa untuk melakukan percobaan. Aktivitas tersebut mengalami penurunan yaitu pada pertemuan I sebesar 26,31% menjadi 23,91% pada pertemuan II. Penurunan tersebut terjadi karena pada pertemuan I siswa masih bingung dengan percobaan yang akan dilakukan, sehingga guru harus memberikan bimbingan lebih kepada siswa. Sedangkan pada pertemuan II siswa sudah lebih memahami percobaan yang akan dilakukan, karena telah mendapatkan pengalaman pada pertemuan I, sehingga bimbingan yang dilakukan oleh guru berkurang. Dasna (2005) menyatakan bahwa pada saat siswa melakukan percobaan, guru sebaiknya berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa agar bekerja pada lingkup permasalahan (hipotesis yang dibuat sebelumnya). Aktivitas membimbing siswa untuk mengkomunikasikan hasil percobaan di depan kelas yang dilakukan oleh guru pada pertemuan I sebesar 7,93%, lebih rendah dari pada pertemuan II yaitu sebesar 11,29%. Pada pertemuan I, tidak banyak siswa yang ingin mempresentasikan hasil percobaan mereka I depan kelas, hal ini terjadi karena pada pertemuan I siswa masih merasa canggung dengan guru. Sehingga pada pertemuan I, guru langsung menunjuk perwakilan dari masing-masing kelompok untuk presentasi di depan kelas. Berbeda dengan yang terjadi pada pertemuan II, dimana siswa saling berebut untuk mengkomunikasikan hasil percobaan mereka di depan kelas, sehingga guru harus memberikan bimbingan lebih kepada siswa. Aktivitas guru dalam memberikan penjelasan tambahan tentang konsep yang dipelajari mengalami penurunan dari 6,65% pada pertemuan I menjadi 5,62% pada pertemuan II. Penurunan ini dikarenakan pada pertemuan II materi yang dipelajari lebih sulit untuk dipahami, sehingga guru lebih banyak memberikan kesempatan bertanya kepada siswa, yaitu sebesar 5,20% pada pertemuan I menjadi 7,00% pada pertemuan II, agar guru lebih mengetahui hal-hal yang belum dipahami oleh siswa. Penjelasan tambahan penting dilakukan guru untuk melengkapi, menyempurnakan, dan mengembangkan konsep yang diperoleh siswa. Guru didorong untuk menjelaskan konsep yang dipahaminya dengan kata-katanya sendiri, menunjukkan contoh-contoh yang berhubungan dengan konsep untuk melengkapi penjelasannya (Dasna: 2005). Sebagaimana penjelasan sebelumnya yaitu bahwa materi yang diajarkan pada pertemuan II lebih sulit dipahami dari materi yang diajarkan pada pertemuan I, maka aktivitas guru dalam membimbing siswa untuk membuat kesimpulan pun meningkat dari 6,48% pada pertemuan I menjadi 8,45% pada pertemuan II. Aktivitas guru dalam memberi latihan lanjutan dan melakukan penilaian menurun dari 9,38% dan 6,53% pada pertemuan I menjadi 8,45% dan 4,23% pada pertemuan II. Begitu pula aktivitas yang tidak relevan mengalami penurunan dari 6,48% pada pertemuan I menjadi 4,23% pada pertemuan II. Dalam penelitian ini perilaku yang tidak relevan yang dilakukan oleh guru misalnya berbicara dengan pengamat. Secara keseluruhan selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru lebih banyak terlibat dalam aktivitas yang positif, yaitu menggambarkan aktivitas dalam model pembelajaran Learning Cycle dengan pendekatan inkuiri. Aktivitas Siswa Persentase aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, disajikan dalam Gambar 2 sebagai berikut. B - 101
6 % PERT. 1 PERT Aktivitas Siswa Keterangan Aktivitas: 1. Mendengarkan penjelasan guru 2. Membaca LKS 3. Mengerjakan LKS 4. Melakukan praktikum dengan kelompok tentang materi pokok Perubahan fisika dan perubahan kimia Gambar 2. Persentase Aktivitas Siswa 5. Mempresentasikan hasil praktikum 6. Mengajukan pertanyaan 7. Menyampaikan pendapat 8. Mengerjakan tes 9. Perilaku yang tidak relevan Berdasarkan Gambar 2. di atas, aktivitas siswa dalam mendengarkan penjelasan guru pada pertemuan I sebesar 10,7% mengalami penurunan pada pertemuan II menjadi sebesar 10,2%. Sedangkan aktivitas membaca dan mengerjakan LKS mengalami peningkatan dari 9,7% dan 13,0% pada pertemuan I menjadi 10,0% dan 14,0% pada pertemuan II. Aktivitas siswa dalam mengerjakan LKS meliputi aktivitas merumuskan masalah dan membuat hipotesis. Semua aktivitas tersebut termasuk pada fase engagement (pendahuluan). Aktivitas siswa dalam melakukan praktikum dengan kelompok tentang materi pokok mengalami peningkatan dari 20,5% pada pertemuan I menjadi 25,2% pada pertemuan II. Peningkatan tersebut dikarenakan pada pertemuan II siswa lebih bersemangat untuk melakukan percobaan, sebagai akibat dari motivasi lebih yang diberikan oleh guru pada fase sebelumnya. Pada saat siswa mulai melakukan percobaan, pembelajaran memasuki fase kedua yaitu fase Exploration. Aktivitas siswa yang utama pada fase ini adalah bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil, menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan serta ideide (Kamdi dkk: 2007). Aktivitas melakukan percobaan merupakan aktivitas dengan persentase tertinggi yang dilakukan oleh siswa baik pada pertemuan I maupun pada pertemuan II. Hal ini karena pada model pembelajaran Learning Cycle siswa diberi kesempatan lebih untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran yaitu dengan melakukan percobaan (Kamdi dkk: 2007). Selain itu karena pada pembelajaran tersebut guru menggunakan pendekatan inkuiri yang mendorong siswa untuk menemukan konsep sendiri melalui percobaan. Setelah siswa melakukan percobaan, siswa mempresentasikan hasil percobaan. Aktivitas tersebut mengalami peningkatan dari 6,5% pada pertemuan I menjadi 7,6% pada B - 102
7 pertemuan II. Selain itu, aktivitas tersebut juga menandakan bahwa pembelajaran telah memasuki fase ketiga yaitu fase Explaination. Aktivitas mengajukan pertanyaan dan menyampaikan pendapat juga termasuk dalam fase Explanation. Aktivitas mengajukan pertanyaan pada pertemuan I lebih tinggi dari pertemuan II yaitu dari 14,8% menjadi 11,4%. Sedangkan aktivitas menyampaikan pendapat mengalami peningkatan dari 7,5% pada pertemuan I menjadi 8,9% pada pertemuan II. Hal ini dikarenakan pada pertemuan II siswa lebih berani mengajukan pendapat mereka. Aktivitas siswa dalam mengerjakan tes mengalami penurunan dari 9,7% pada pertemuan I menjadi 8,9% pada pertemuan II. Seiring dengan penurunan perilaku tidak relavan yang dilakukan siswa yaitu dari 7,5% pada pertemuan I menjadi 3,6% pada pertemuan II. Aktivitas tidak relevan yang sering muncul yaitu berbicara yang tidak perlu, berjalan-jalan di dalam kelas dan tidak terlibat aktif dalam melakukan percobaan. Secara keseluruhan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa lebih banyak terlibat dalam aktivitas yang positif. Dengan kata lain, penerapan model pembelajaran Learning Cycle dengan pendekatan inkuiri dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ketuntasan hasil belajar siswa disajikan dalam Gambar 3 sebagai berikut: Ketuntasan Hasil Belajar Siswa secara Klasikal 90 % Pert. 1 Pert. 2 Ketuntasan belajar siswa dapat diketahui dari nilai posttest, yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir pembelajaran. Siswa SMP Negeri I Jetis Mojokerto dikatakan tuntas secara individu apabila mencapai nilai 65, sedangkan secara klasikal suatu kelas dikatakan tuntas belajar apabila 70% siswa di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu. Berdasarkan tabel 4.4 dan 4.5 dapat diketahui ketuntasan belajar siswa secara klasikal yang diperoleh dari hasil analisis terhadap 31 siswa yang masuk pada pertemuan I dan II. Siswa yang tidak masuk kelas tidak dimasukkan dalam perhitungan agar peneliti dapat mengetahui pengaruh penerapan model pembeljaran Learning Cycle dengan pendekatan inkuiri pada materi pokok perubahan fisika dan B - 103
8 perubahan kimia terhadap ketuntasan belajar siswa pada pertemuan I dan II. Persentase ketuntasan klasikal yang dicapai siswa pada pertemuan I sebesar 87,5% dan pada pertemuan II menurun menjadi 84,4%. Meskipun demikian, siswa sudah mencapai ketuntasan secara klasikal baik pada pertemuan I maupun II karena sudah memenuhi standar ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah. Penurunan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dari pertemuan I ke pertemuan II terjadi karena materi yang dipelajari pada pertemuan II memerlukan tingkat pemikiran yang lebih tinggi dari pada materi yang dipelajari pada pertemuan II. Materi yang dipelajari pada pertemuan I berkaitan dengan ciri-ciri perubahan fisika dan ciri-ciri perubahan kimia yang dapat diketahui dengan mudah saat siswa melakukan percobaan. Sedangkan materi yang dipelajari pada pertemuan II berkaitan dengan sifat fisika dan sifat kimia zat yang memerlukan analisis lebih untuk dapat diketahui oleh siswa. Dimana analisis yang dilakukan juga tergantung dari pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Selain dari ketuntasan belajar secara klasikal yang dicapai oleh siswa pada pertemuan I dan II, pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle dengan pendekatan inkuiri pada materi pokok perubahan fisika dan perubahan kimia juga dapat diketahui dari peningkatan ketuntasan belajar siswa dari hasil pretest-posttest yang dilakukan pada setiap pertemuan. Pada pertemuan I, dari hasil pretest yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai, dari 31 siswa kelas VII-F yang dapat mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 16 siswa, berarti ketuntasan belajar klasikalnya sebesar 48,4%. Sedangkan dari hasil posttest pada pertemuan I, ketuntasan klasikal tersebut mengalami peningkatan menjadi 87,5%, atau dapat dikatakan terjadi peningkatan sebesar 39,1% dari ketuntasan belajar yang diperoleh dari hasil pretest. Demikian pula pada pertemuan II, hasil pretest menunjukkan bahwa dari 31 siswa kelas VII-F yang mencapai ketuntasan belajar individu adalah sebanyak 19 siswa yang berarti ketuntasan belajar klasikalnya sebesar 61,29%. Sedangkan dari hasil posttest pada pertemuan II, ketuntasan belajar tersebut mengalami peningkatan menjadi 84,4%, atau dapat dikatakan terjadi peningkatan sebesar 23,11% dari ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh dari hasil pretest. Peningkatan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh dari hasil pretest dan posttes pada pertemuan I dan II menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Learning cycle dengan pendekatan inkuiri pada materi pokok perubahan fisika dan perubahan kimia memberikan pengaruh yang positif terhadap ketuntasan belajar siswa, atau dengan kata lain dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas guru yang terjadi selama pembelajaran menggunakan model Learning Cycle dengan pendekatan inkuiri menunjukkan bahwa guru telah menjadi fasilitator yang baik bagi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Aktivitas siswa yang terjadi selama pembelajaran menggunakan model Learning Cycle dengan pendekatan inkuiri menunjukkan bahwa siswa terlibat aktif dalam menemukan konsep pelajaran yang harus mereka kuasai. 3. Ketuntasan hasil belajar siswa kelas VII-F yang dicapai oleh siswa pada pertemuan I dan II masing-masing 87,5% (tuntas) dan 84,4% (tuntas) yang berarti bahwa siswa kelas VII-F telah memenuhi standar ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan oleh sekolah. Saran Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi peneliti yang ingin menerapkan model pembelajaran Learning Cycle dengan pendekatan inkuiri, hendaknya dapat B - 104
9 2. mengelola waktu dengan baik. Khususnya waktu dalam melakukan praktikum perlu dikontrol dengan baik agar tidak mengurangi waktu untuk aktivitas lain. 3. Berdasarkan penelitian, sebaiknya peneliti memperhatikan pengetahuan awal yang harus dimiliki oleh siswa sebelum mempelajari topik tertentu, misalnya sebelum melakukan praktikum siswa harus sudah memahami makna dari istilah yang berkaitan dengan kegiatan praktikum seperti rumusan masalah, hipotesis, dan sebagainya, serta memberikan pengetahuan kepada siswa tentang alat-alat yang akan digunakan dalam melakukan percobaan agar siswa dapat melakukan percobaan dengan baik. 4. Sebelum pelaksanaan penelitian, hendaknya peneliti memberikan pengarahan tentang cara mengisi lembar observasi kepada pengamat agar tidak terjadi kesalahan dalam pengisian lembar observasi. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Mulyati, dkk Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Penerbit JICA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara Dasna, I Wayan dan Sutrisno Model- Model Pembelajaran Konstruktivistik dalam Pengajaran Sains/ Kimia. Malang: Universitas Negeri Malang Departemen Pendidikan Nasional Kurikulum IPA. Jakarta: Departemen Nasional Pendidikan. Depdikbud Kurikulum Sekolah Menengah Umum (SMU). Jakarta Depdiknas a. Silabus Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta Depdiknas b. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs). Jakarta Depdiknas Buku Saku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta Hardiana, Yayu Penerapan Pendekatan Inkuiri pada Pembelajaran IPA Materi Pokok Asam, Basa dan Garam di SMP Negeri 4 Surabaya. Surabaya: Skripsi tidak dipublikasikan Ibrahim, Muslimin. dkk Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa press Kamdi, Waras, dkk Model-Model Pembelajaran Inovatif. Malang: UM Press Nur dan Prima R. W Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Unesa Press Riduwan Skala Pengukuran Variabel- Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta CV Sudjana, Nana Skala Pengukuran dan Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta Sukmadinata, Nana S Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Yamin, Martinis Profesionalisasi guru dan Implementasi kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press tent=file_edupedia&id= Diakses 22 Agustus B - 105
PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA
Vol. 3, No. 3, pp. 81-86, September. 2014 PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA IMPLEMENTATION OF SNOWBALLING
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REAKSI REDUKSI-OKSIDASI DI KELAS X SMA NEGERI 12 SURABAYA INCREASING THE STUDENT SCIENCE
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK ASAM BASA KELAS XI MIA SMAN 2 MAGETAN IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013
PENERAPAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROKARBON DI KELAS X SMA WIDYA DARMA SURABAYA IMPLEMENTATION OF GROUP INVESTIGATION TOWARD STUDIED RESULT FOR HYDROCARBON TOPICS
Lebih terperinciMELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK
MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK EXERCISING SCIENCE PROCESS SKILLS THROUGH IMPLEMENTATION INQUIRY
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017
KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA SMA NEGERI 12 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7-E SCIENCE PROCESS SKILLS ON CHEMICAL EQUILIBRIUM TOPIC IN SMA NEGERI 12 SURABAYA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 5-26 Januari di kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara Tahun Ajaran 2009/2010.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP IMPLEMENTATION INQUIRY LEARNING MODEL TO TRAIN STUDENT PROCESS SKILLS
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA Yuti Rahinawati Guru SMA Negeri 6 Surabaya ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Irma Daniyati dan Sri Sudarmini Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya SMA Negeri 11 Surabaya
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013
KETERAMPILAN BERPIKIR LEVEL C4, C5, & C6 REVISI TAKSONOMI BLOOM SISWA KELAS X-3 SMAN 1 SUMENEP PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT THE THINKING
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Achievement, Learning Cycle, Process Skills PENDAHULUAN
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SAINS SISWA KELAS VII 5 SMP KARTIKA 1-5 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2011/2012 Liza Pramawati.
Lebih terperinciPENINGKATAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DIPADU TALKING STICK
PENINGKATAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DIPADU TALKING STICK Lidya Yanuarta, Joko Waluyo, Suratno Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY PADA PEMBELAJARAN KONSEP ASAM BASA KELAS XI SMA NEGERI PLOSO JOMBANG IMPROVING SCIENCE PROCESS SKILL WITH GUIDED INQUIRY
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS Setiawati, Benedictus Kusmanto Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Lebih terperinciMODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM
MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL Oleh Etik Khoirun Nisa NIM 090210102023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU Ermawati, Hamizi, Erlisnawati erma.wati233@yahoo.com, hamizipgsd@gmail.com,
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG Rika Purwati 1), Dr. Erman Har, M.Si. 2), Daswarman, ST.,M.Pd. 1) 1) Program Studi
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE
ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 01 BANDAR BUAT KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG OLEH
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 6E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 3 PEKANBARU
PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 6E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 3 PEKANBARU Ilse Astiraji, Betty Holiwarni, dan Jimmi Copriady Program Studi
Lebih terperinciSuparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS VII-1 SMPN 25 PEKANBARU 0823-8848-1697 SMP Negeri 25 Pekanbaru 98
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE Burhanuddin, Syamswisna, Reni Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNTAN Pontianak
Lebih terperinciKETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
KETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Yogi Aprianto, Ila Rosilawati, Tasviri Efkar. Pendidikan Kimia, Universitas Lampung yogiaprianto1991@yahoo.com
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7-E
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7-E UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 PURI MOJOKERTO IMPLEMENTATION LEARNING
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 03, pp , September 2014
PENERAPAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MELATIHKAN KARAKTER PERCAYA DIRI PADA SISWA KELAS XI-A DAN XI-B SMA NEGERI 2 NGAWI IMPLEMENTATION
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 29
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA I SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 29 orang.
Lebih terperinciPendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak
Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 24 Oktober 2015 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SAINS II MELALUI
Lebih terperinciDarmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII.1 SMP NEGERI 2 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Darmawati,
Lebih terperinciAry Nuraini Nachdhiyah, Endang Budiasih, Dedek Sukarianingsih Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SEMESTER 2 SMK NEGERI 7 MALANG PROGRAM KEAHLIAN KIMIA
Lebih terperinciPenerapan Mind Mapping pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
SP-6-7 Penerapan Mind Mapping pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Mind Mapping Implementation in Biology Learning (Human Respiration
Lebih terperinciSeminar Pendidikan Serantau 2011
135 PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN LEARNING CYCLE 5E PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 KUANTAN MUDIK Syofni, Sakur, Delfa Astri ABSTRAK Telah dilakukan sebuah penelitian tindakan kelas pada siswa kelas
Lebih terperinciMETODE. Kata kunci: inkuiri terbimbing, hasil belajar, larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT KELAS X SMA NEGERI 2 MALANG Hidya Septina Rahayu, M. Su aidy, Fauziatul
Lebih terperinciKomang Gde Suastika, Hj. Titik Utami, Meriana Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Palangka Raya
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS (LEARNING CYCLE) PADA PEMBELAJARAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kinerja dari proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan rangkaian
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh kinerja dari proses
Lebih terperinciSiska Puspita Dewi, Wartono, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN PROSES SAINS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-C SMP NEGERI 8 MALANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Siska Puspita Dewi,
Lebih terperinciMATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR 5E PADA MATERI BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII-A SMP NEGERI 4 MAGETAN Candra Novita Sayekti S1 Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh : ULLY FAKHRUNI NIM : F15111023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA Orien Ratna Wuri, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciMahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, 2) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS VII 5 SMP KARTIKA 1-5 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2011/2012 Morli Indah 1), Yuslim Fauziah
Lebih terperinciJurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN BANTUAN MEDIA POWERPOINT PADA KONSEP EKOSISTEM (Penelitian
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn Kamaliah SD Negeri 056614 Sidorejo, kab. Langkat Abstract: This study aims to improve the learning outcomes of Civics
Lebih terperinciOleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III.A SDN 1 PEKANBARU Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3 Abstrak The application of direct instructional
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI
Peningkatan Aktivitas dan... (Dwi Wahyuningsih& Singgih Murwani) 65 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA Elly Suryani SMP Negeri 1 Stabat, kab. Langkat e-mail: m.ellysuryani@gmail.com Abstract: The purpose of this study to
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM
ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI SD NEGERI 37 ALANG LAWEH PADANG Oleh RANTI EFRIZAL NPM 1210013411035 PROGRAM
Lebih terperinciPendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN KEMUNINGSARI KIDUL 01 JEMBER (Improving the Fourth Grade Student's Writing Suggestive Narration
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN Emi Susanti 1), Wince Hendri 2), Erwinsyah Satria 3) 1) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciImproving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic
14 Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Katolik Rajawali Makassar melalui Pendekatan Inkuiri Berbasis PBI pada Materi Pokok Larutan Penyangga Improving Student Activity Learning Class
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PLEMAHAN KEDIRI IMPLEMENTATION OF INQUIRY LEARNING
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTIONS BERBASIS STRATEGI TANDUR UNTUK MEMOTIVASI DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKISIDASI KELAS X SMA NEGERI 17 SURABAYA IMPLEMENTATION
Lebih terperinciPENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 3, November 2015 PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER Grandi Setyawan 1) dan
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH TRI SUPRAPTO NIM : F65112041 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI GERAK KELAS VII SMP
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 147 151 PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI GERAK KELAS VII SMP Maria Theresa Andy Lusia, Alimufi Arief Jurusan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL SISWA KELAS VII
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3, pp September 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING TERHADAP KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA MATERI ALKANA, ALKENA, ALKUNA DI KELAS X SMAN 1 SUMBEREJO IMPLEMENTATION OF MODEL
Lebih terperinciPendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
1 THE IMPLEMENTATION OF CO-OP CO-OP COOPERATIVE LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENT S ACHIEVEMENT ON SOCIAL STUDIES OF GRADE V-D IN SD NEGERI 163 PEKANBARU Yuli Handayani; Lazim N; Eddy Noviana yuyulilihandayani@gmail.com,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODUL FISIKA SMP MATERI POKOK GERAK DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
J. Pijar MIPA, Vol. III, No.1, Maret 2008 : 11-16. ISSN 1907-1744 IMPLEMENTASI MODUL FISIKA SMP MATERI POKOK GERAK DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF Hikmawati
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP
PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH : SUCI SEKARWATI NIM F15111030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI
ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI Oleh: DEDE KURNIA YUZA NPM. 1010013411153 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com
Lebih terperinciPenerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Media Poster
Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Media Poster PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA TEMA PEMANASAN GLOBAL DI SMP NEGERI
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 BANGKINANG BARAT TAHUN AJARAN 2011/2012
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperiment (eksperimen semu). Metode ini digunakan karena pada penelitian ini
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP KELAS VII
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP KELAS VII Eka Yuliati S 1), Hermin Budiningarti 2), Dyah Astriani 3) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains FMIPA
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU Hatma, Jesi Alexander Alim, Syahrilfuddin misnariati@gmail.com, jesialexa@yahoo.com, via.syalisia@yahoo.com
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI BERBASIS PBL (PROJECT BASED LEARNING) DI MA
ISSN: 1979-732X MANAJEMEN PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI BERBASIS PBL (PROJECT BASED LEARNING) DI MA Yunitasari Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bengkulu, Jl.
Lebih terperinciRif ati Dina Handayani, Arif Prianto, Trapsilo Prihandono
PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5 E DENGAN AUTHENTIC ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VIII B SMPN 2 JANGKAR SITUBONDO TAHUN AJARAN 2012/2013 Rif ati Dina
Lebih terperinciPENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SDN 20 PASAMAN
PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SDN 20 PASAMAN Rivi Dona Fitri 1, Pebriyenni 1, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciHannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan
1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI BEACH BALL PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMAN 22 SURABAYA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI BEACH BALL PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMAN 22 SURABAYA (IMPLEMENTATION OF CLASS DISCUSSION LEARNING MODEL WITH
Lebih terperinciTitis Dyah Arisanti, Dr. Supriyono Koes H, M.Pd, M.A, Drs. Sumarjono, M.Pd Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 1 BARON KABUPATEN NGANJUK Titis Dyah Arisanti, Dr. Supriyono Koes H, M.Pd,
Lebih terperinciJurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 7 BANGKALAN PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) R Ida Wahyuni 1 dan Eka Evriani
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB MELALUI PENDEKATAN PAILKEM DI SDN 29 GANTING UTARA KOTA PADANG
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB MELALUI PENDEKATAN PAILKEM DI SDN 29 GANTING UTARA KOTA PADANG Ismarina Rosida 1, Zulfa Amrina 1, Ira Rahmayuni Jusar 1 1 Program Studi
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III Bainen, Syamsiati, Suryani PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Email : ibu.bainen@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur
Lebih terperinciKETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI DI SMAN PLOSO JOMBANG
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI DI SMAN PLOSO JOMBANG SCIENCE PROCESS SKILLS OF STUDENT ON ACID BASE TOPIC IN XI GRADE OF SMAN PLOSO JOMBANG Sophia Allamin dan Bertha Yonata
Lebih terperinciRosmaini S, Nursal, Resi Noprianti Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP to GROUP EXCHANGE (GGE) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IA SMA NEGERI 1 KUANTAN HILIR TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Rosmaini S, Nursal, Resi
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.4, No.1, April 2013, hlm. 71-78 71 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED
Lebih terperinciKurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa
1 THE APPLICATION OF LEARNING MODELS ACTIVE, INNOVATIVE, CREATIVE, EFECTIVE AND FUN (PAIKEM) TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES SOCIAL CLASS STUDENTS IV SD MUHAMMADIYAH 6 PEKANBARU Kurnia Restu, Lazim N, Zariul
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 6 PADANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 6 PADANG Yunita Fytry 1, Lutfian Almash 2, Puspa Amelia 1 1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH Oon Rehaeni oon_rehaeni@gmail.com SMK Negeri I Majalengka ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciKETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.
KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING Andri Kasrani, Ila Rosilawati, Nina Kadaritna Pendidikan Kimia, Universitas Lampung andrikas03@gmail.com
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY Berlinda Agustina AS, Muhammad Arifuddin Jamal, Sarah Miriam Program Studi
Lebih terperinciPendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning
Penerapan Strategi Pembelajaran Belajar Tuntas (Mastery Learning) Menggunakan Media Video dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Proses Daur Air untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kelas V SD
Lebih terperinciJoyful Learning Journal
JLJ 3 (1) (2014) Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj Penerapan Model Student Facilitator And Explaining Berbantuan Media Visual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp May 2013
HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-2 MAN KOTA KEDIRI 3 PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG LEARNING OUTCOMES OF STUDENTS OF CLASS X-2
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Imam Rosyidi SDN Paciran I, Kecamatan Paciran, Kab.
Imam Rosyidi UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Imam Rosyidi SDN Paciran I, Kecamatan Paciran, Kab. Lamongan Abstrak: Tujuan penelitian tindakan ini
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION Edi Suriadi MAS Ulumul Qur an Stabat, kab. Langkat e-mail: esuriadi@yahoo.com Abstract:
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA WANDY Guru SMP Negeri 3 Tapung wandy6779@gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 11 RAWANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Indriani 1, Yusrizal 1, Hendrizal 1 1 Program
Lebih terperinciKata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi
1 Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas VA Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Kegiatan Ekonomi di SDN Kepatihan 06 Jember (Implementation of
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education Vol 6, No.2 pp , May 2017
UNESA Journal of Chemical Education KETERLAKSANAAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KERTOSONO PADA MATERI LAJU REAKSI THE LEARNING FEASIBILITY STRATEGY
Lebih terperinciMondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG STRUKTUR BATANG DAN FUNGSINYA MELALUI METODE DEMONSTRASI
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Muchoyyum) 47 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG STRUKTUR BATANG DAN FUNGSINYA MELALUI METODE DEMONSTRASI Muchoyyum SDN Tambakrigadung II, Kecamatan Tikung
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 MAESAN BONDOWOSO Yulian
Lebih terperinciFirdaus Daud dan Muhammad Mifta Fausan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar
40 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar The Implementation of
Lebih terperinciKeyword : Cooperative Type Think Pair Share (TPS), Science Learning Outcomes.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VC SDN 165 Pekanbaru Dini Novita Sari 1, Neni Hermita 2, Otang Kurniaman 3 Abstract
Lebih terperinciAbstrak. Kata-Kata Kunci : Inkuiri, Self-Efficacy, Laju Reaksi. Abstract
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY SISWA PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI KELAS XI- MIA DI SMA MUHAMMADIYAH 4 SIDAYU-GRESIK IMPLEMENTATION INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE
Lebih terperinci