BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta didik untuk melek IPA dan
|
|
- Veronika Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan IPA dan teknologi yang sangat pesat memerlukan cara pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta didik untuk melek IPA dan teknologi, mampu berpikir logis, kritis, kreatif serta dapat berargumentasi secara benar (Depdiknas, 2006: 5). Agar dapat mengondisikan siswa untuk memahami bagaimana mendapatkan dan memaknai kumpulan data dan informasi yang mereka terima, pembelajaran harus terkondisi dalam suatu proses berpikir. Berpikir merupakan proses kognitif, aktivitas mental untuk memperoleh pengalaman yang kreatif. Berdasarkan prosesnya berpikir dapat dikelompokkan dalam berpikir dasar dan kompleks. Berpikir dasar merupakan berpikir secara rasional yang terdiri dari menghafal, membayangkan, mengklasifikasikan, menggeneralisasikan, membandingkan, mengevaluasi, menganalisis, mensintesis, mendeduksi serta menyimpulkan (Presseisen dalam Costa, 1985: 43). Berpikir kompleks meliputi empat proses berpikir, yaitu pemecahan masalah, pengambilan keputusan, berpikir kritis dan berpikir kreatif. Konsep merupakan pembangun proses berpikir. Konsep juga merupakan dasar bagi proses mental (berpikir) yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar konsep merupakan dasar atau pijakan utama untuk
2 2 mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Arends, 2007: 322). Untuk memahami suatu konsep secara lebih mendalam siswa perlu memiliki kemampuan berpikir, sehingga konsep-konsep yang dipelajari akan lebih bermakna dan memungkinkan siswa mampu mengaitkan fenomena-fenomena alam yang berhubungan dengan konsep yang mereka pelajari. Guru harus membantu siswa belajar bagaimana menggunakan kategori mental yang penting selain memberikan pengalaman langsung juga untuk mengakomodasi informasi baru (Rezba, et al., 2002: 38). Menurut Dahar (1996: 78) belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Belajar konsep merupakan belajar tentang bagaimana klasifikasi atau pengelompokan peristiwa-peristiwa atau objek-objek dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan ciri, karakter atau atribut yang dimiliki sehingga membedakannya dengan yang lain. Pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan lebih memudahkan siswa memahami konsep lainnya sehingga diharapkan pemahaman dan hasil belajar siswa semakin meningkat. Suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tetapi juga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Bahan ajar tidak hanya diajarkan berupa hafalan dan pemahaman semata tetapi juga harus meliputi kegiatan menganalisis, aplikasi dan sintesis, sesuai dengan hakikat IPA yang meliputi empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk dan aplikasi. Mengajarkan IPA membekalkan penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip dan sekaligus merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006: 5).
3 3 Kecenderungan pembelajaran IPA pada masa kini adalah siswa hanya mempelajari IPA sebagai produk. Mereka menghafal konsep, teori dan hukum serta pembelajaran yang berorientasi pada tes atau ujian. Salah satu pendekatan pembelajaran IPA adalah pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran dengan anggapan bahwa IPA terbentuk dan berkembang akibat diterapkannya proses yang dikenal dengan metode ilmiah, dengan menerapkan keterampilan-keterampilan proses IPA, yaitu mulai dari menemukan masalah hingga mengambil kesimpulan (Dahar, 2003: 9). Pembelajaran dengan mengembangkan keterampilan proses diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Penerapan salah satu jenis keterampilan proses yaitu klasifikasi dalam pembelajaran diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir dalam mempelajari konsep-konsep Biologi. Penalaran tingkat tinggi melibatkan kemampuan berpikir operasi Piaget yaitu pola berpikir hipotesis-deduktif. Penalaran meliputi penalaran proporsional, pengontrolan variabel, penalaran probabilistik, penalaran korelasional dan penalaran kombinatorial. Menurut Zeineddin dan El-Khalick (2008: 154) kemampuan bernalar ilmiah dipengaruhi faktor kognitif, motivasi dan konteks. Perkembangan penalaran ilmiah dipelajari dengan menggunakan proses-proses yang terlibat seperti menguji hipotesis dan merancang percobaan. Penalaran ilmiah ditandai dengan adanya dua karakteristik pengetahuan yang berbeda yaitu konseptual dan prosedural. Menurut Anderson, et al. (2001: 27) pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan
4 4 tentang hubungan antara elemen dasar dengan struktur yang lebih luas dan memungkinkan untuk berfungsi bersama-sama. Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan mengenai bagaimana melakukan sesuatu termasuk pengetahuan tentang keterampilan, algoritma, teknik dan metode. Berdasarkan hasil observasi di lapangan selama melaksanakan studi kasus di sekolah (Hapsari, 2009: 21) diperoleh informasi bahwa guru melaksanakan pembelajaran hanya mengandalkan metode ceramah dan jarang melakukan praktikum. Umumnya guru menyajikan materi terpaku pada materi yang terdapat dalam buku ajar, tanpa memperhatikan tingkat perkembangan intelektual siswa SMP kelas VII yang sebagian besar masih berada pada tahap operasi konkrit. Menurut Monks, et al. (1991: 187) kemampuan siswa operasi konkrit berbeda dengan siswa operasi formal. Keduanya mampu memecahkan masalah klasifikasi, tetapi siswa yang berada pada tahap operasi konkrit belum mampu menyelesaikan masalah klasifikasi dengan baik tanpa adanya objek yang konkrit. Kurangnya siswa melakukan aktivitas pembelajaran dengan menggunakan objek konkrit menyebabkan pengetahuan siswa tentang suatu objek terbatas, dan berakibat pada hasil belajar Biologi yang nilai rata-ratanya di bawah standar ketuntasan minimal yang ditentukan pihak sekolah. Dari hasil wawancara dengan guru Biologi terungkap bahwa guru jarang melakukan praktikum karena mengalami kesulitan mengelola kelas dengan jumlah siswa sebanyak 46 orang. Berdasarkan hasil observasi dan informasi yang diperoleh maka disimpulkan perlu adanya alternatif pembelajaran selain untuk meningkatkan
5 5 penguasaan konsep juga memperhatikan tingkat perkembangan intelektual siswa. Pembelajaran konsep keanekaragaman makhluk hidup yang selama ini dialami siswa melalui penggunaan metode ceramah hendaknya diganti dengan pembelajaran yang menyajikan objek-objek konkrit kepada siswa. Dampak positifnya selain pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa juga lebih memahami konsep yang diberikan dengan mengamati sendiri objeknya. Guru seyogianya menyadari tingkat perkembangan intelektual siswa dan mendesain pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa, agar siswa dapat membuat keputusan dengan bijaksana dan mampu memecahkan masalah secara efisien (Abdullah & Shariff, 2008: 387). Pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa, misalnya siswa tahap konkrit belajar dengan materi pembelajaran yang merupakan pengalaman langsung dan masalah-masalah konkrit (Sungur, et al., 2001: 129). Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi siswa tentang penalaran ilmiah adalah memberi kesempatan siswa untuk aktif terlibat dalam proses mengajukan pertanyaan, merancang percobaan dan menggunakan keterampilan kuantitatif dan statistika dalam menganalisis data (Caulfield & Persell, 2006: 1). Biologi merupakan salah satu pelajaran IPA yang menarik untuk dipelajari karena memberikan pengetahuan dan informasi mengenai seluk beluk makhluk hidup baik hewan, tumbuhan bahkan makhluk hidup yang sangat renik (tidak dapat dilihat dengan mata telanjang). Menurut Rustaman (1990: 35) anak lebih dapat melihat perbedaan daripada menemukan
6 6 kesamaan dari objek-objek yang dijumpainya. Selanjutnya menurut Strommen (1995: 287) siswa usia 6 tahun sudah dapat melakukan klasifikasi terutama menemukan perbedaan pada objek yang diamati. Keterampilan menemukan persamaan baru mulai dilakukan siswa berusia 7 tahun ke atas. Penelitian Jamaluddin (1997: 95) menunjukkan bahwa pembelajaran konsep keanekaragaman hayati dengan pendekatan klasifikasi berlangsung efektif walaupun umumnya siswa mengalami kesulitan dalam melakukan klasifikasi karena pengetahuan tentang objek klasifikasi masih kurang. Pendekatan klasifikasi memberi siswa kesempatan untuk melakukan pengamatan, mengelompokkan, menentukan kriteria pengelompokan dan memberi nama kelompok. Keanekaragaman makhluk hidup dipilih sebagai konsep penelitian karena dengan menggunakan pendekatan klasifikasi pada pembelajaran konsep keanekaragaman makhluk hidup diharapkan penguasaan konsep dan kemampuan klasifikasi siswa dapat diteliti berdasarkan tingkat perkembangan intelektual siswa. Mengklasifikasikan adalah mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri. Menurut Rustaman & Sri Redjeki (1994: 12) kegiatan klasifikasi atau pengelompokan meliputi mencari perbedaan, mengidentifikasi ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan mencari dasar pengelompokan. Klasifikasi merupakan kemampuan dasar yang merupakan inti dalam menganalisis perkembangan kemampuan berpikir siswa pada usia 6 sampai 12 tahun (Good, 1977: 45). Klasifikasi dan seriasi merupakan proses penting anak pada tahap berpikir konkrit (Krause, et al.,
7 7 2007:51). Memiliki kemampuan klasifikasi memudahkan dalam meringkas pengetahuan dan memungkinkan orang membuat prediksi tentang objek yang diklasifikasikan (Jeffrey, 1982: 12). Voelker (Chen & Hsiungku, 1998: 55) menemukan bahwa anak-anak lebih memahami konsep mamalia dan ikan daripada reptil dan belum mengenal konsep invertebrata. Temuan ini sejalan dengan penelitian Smith (1998: 22) bahwa sebagian besar siswa lebih mengenal vertebrata daripada invertebrata, sebab vertebrata biasa ditemui di lingkungan sekitar. Prokop, et al. (2007: 63) menemukan bahwa jika siswa memiliki hewan peliharaan vertebrata atau invertebrata, siswa akan memiliki pemahaman lebih baik tentang hewan ini. Hasil penelitian Chen & Hsiungku (1999: 14) menemukan bahwa siswa pada kelas yang lebih tinggi dapat melakukan klasifikasi tumbuhan lebih baik daripada siswa kelas yang lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menggeneralisasi konsep tumbuhan meningkat sejalan dengan umur. Sesuai dengan tahap perkembangan intelektual Piaget (Krause, et al., 2007) bahwa siswa SMP (berusia tahun) berada pada tahap operasi konkrit menuju operasi formal sehingga diharapkan dengan pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup menggunakan pendekatan klasifikasi siswa dapat menunjukkan kemampuan berpikir intelektualnya pada benda-benda konkrit untuk kemudian kemampuan klasifikasi siswapun dapat diketahui berdasarkan cara siswa melakukan pengelompokan.
8 8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kemampuan klasifikasi dan penguasaan konsep keanekaragaman makhluk hidup siswa SMP berdasarkan tingkat perkembangan intelektual dengan pembelajaran menggunakan pendekatan klasifikasi? Untuk lebih memperjelas permasalahan di atas, maka masalah penelitian dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimanakah tingkat perkembangan intelektual siswa ketiga kelas perlakuan sebelum pembelajaran konsep keanekaragaman makhluk hidup? 2. Bagaimanakah penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran menggunakan pendekatan klasifikasi pada kelas dengan pendekatan klasifikasi pada konsep keanekaragaman tumbuhan, keanekaragaman hewan, keanekaragaman tumbuhan dan hewan? 3. Bagaimanakah kemampuan klasifikasi siswa setelah pembelajaran menggunakan pendekatan klasifikasi pada kelas dengan pendekatan klasifikasi pada konsep keanekaragaman tumbuhan, keanekaragaman hewan, keanekaragaman tumbuhan dan hewan? 4. Bagaimanakah perbedaan penguasaan konsep dan kemampuan klasifikasi siswa dengan pendekatan klasifikasi pada konsep keanekaragaman tumbuhan, pendekatan klasifikasi pada konsep keanekaragaman hewan, pendekatan klasifikasi pada konsep keanekaragaman tumbuhan dan hewan?
9 9 5. Bagaimanakah hubungan penguasaan konsep dan kemampuan klasifikasi siswa pada kelas dengan pendekatan klasifikasi pada konsep keanekaragaman tumbuhan, keanekaragaman hewan, keanekaragaman tumbuhan dan hewan? 6. Bagaimanakah hubungan tingkat perkembangan intelektual terhadap kemampuan klasifikasi dan penguasaan konsep siswa pada kelas dengan pendekatan klasifikasi pada konsep keanekaragaman tumbuhan, keanekaragaman hewan dan keanekaragaman tumbuhan dan hewan? 7. Bagaimanakah profil kemampuan siswa dalam melakukan klasifikasi? 8. Kendala apa yang dihadapi guru pada pembelajaran menggunakan pendekatan klasifikasi? C. Batasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut. 1. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII Semester II tahun ajaran yang sedang mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup. Konsep keanekaragaman makhluk hidup dipelajari dengan menekankan kegiatan keterampilan mengelompokkan (klasifikasi). Konsep ini terdiri atas sub konsep keanekaragaman tumbuhan dan hewan. Konsep keanekaragaman tumbuhan difokuskan pada tumbuhan Angiospermae dan konsep keanekaragaman hewan difokuskan pada hewan invertebrata (Arthropoda) dan hewan Vertebrata.
10 10 2. Kelas perlakuan berjumlah tiga kelas, Kelas A memperoleh pembelajaran konsep keanekaragaman tumbuhan menggunakan pendekatan klasifikasi dan konsep keanekaragaman hewan menggunakan pembelajaran ekspositori. Kelas B memperoleh pembelajaran konsep keanekaragaman tumbuhan dengan pembelajaran ekspositori dan pembelajaran konsep keanekaragaman hewan menggunakan pendekatan klasifikasi. Kelas C menerapkan pendekatan klasifikasi pada konsep keanekaragaman tumbuhan dan keanekaragaman hewan. 3. Pemilihan SMP yang diteliti berdasarkan hasil studi lapangan sebelumnya (Hapsari, 2009: 22) yaitu rendahnya penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran biologi, SMP ini merupakan sekolah negeri rata-rata yang berada di Bandung. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII yang berusia antara tahun dan belum memperoleh pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup. Kelas A berjumlah 43 siswa, kelas B berjumlah 46 siswa dan kelas C berjumlah 43 siswa. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap kemampuan klasifikasi dan penguasaan konsep keanekaragaman makhluk hidup siswa SMP berdasarkan tingkat perkembangan intelektual dengan menggunakan pendekatan klasifikasi pada konsep keanekaragaman tumbuhan, keanekaragaman hewan, keanekaragaman tumbuhan dan hewan. Secara rinci tujuan yang akan dicapai adalah:
11 11 1. Menganalisis tingkat perkembangan intelektual siswa SMP kelas VII. 2. Menganalisis penguasaan konsep siswa pada materi keanekaragaman makhluk hidup. 3. Menganalisis kemampuan klasifikasi dengan pembelajaran menggunakan pendekatan klasifikasi. 4. Untuk memperoleh informasi tentang perbedaan penguasaan konsep dan kemampuan klasifikasi siswa antara kelas yang menggunakan pendekatan klasifikasi pada konsep keanekaragaman tumbuhan, pendekatan klasifikasi pada konsep keanekaragaman hewan dan pendekatan klasifikasi pada konsep keanekaragaman tumbuhan dan hewan. 5. Menganalisis hubungan penguasaan konsep dan kemampuan klasifikasi siswa pada kelas dengan pendekatan klasifikasi pada konsep keanekaragaman tumbuhan, pendekatan klasifikasi pada konsep keanekaragaman hewan dan pendekatan klasifikasi pada konsep keanekaragaman tumbuhan dan hewan. 6. Menganalisis hubungan tingkat perkembangan intelektual dengan penguasaan konsep dan kemampuan klasifikasi. 7. Menganalisis profil kemampuan siswa dalam melakukan klasifikasi. 8. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi guru pada pembelajaran konsep keanekaragaman makhluk hidup dengan menggunakan pendekatan klasifikasi.
12 12 E. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan bermanfaat bagi guru berupa manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Penelitian yang dilakukan dapat memberikan pengetahuan tentang pengetahuan awal siswa pada materi keanekaragaman makhluk hidup dan perkembangan intelektual siswa SMP sehingga dapat dijadikan landasan dalam merancang pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan klasifikasi siswa. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberi gambaran dan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan klasifikasi siswa. Memberikan alternatif proses pembelajaran yang lebih variatif, inovatif dan konstruktif dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan intelektual siswa pada pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup. Memberikan bahan acuan bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian serupa dengan variabel yang berbeda. F. Anggapan Dasar Penelitian ini dilaksanakan dengan anggapan dasar sebagai berikut: 1. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan menentukan keberhasilan siswa dalam meningkatkan hasil belajar.
13 13 2. Tingkat perkembangan intelektual siswa SMP kelas VII turut mempengaruhi hasil belajar siswa. 3. Siswa sudah memiliki kemampuan observasi sebagai dasar dalam melakukan klasifikasi. 4. Setiap siswa akan melalui tingkat perkembangan intelektual yang sama dengan kemampuan klasifikasi yang berbeda. G. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang perlu diuji kebenarannya. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: 1. Penguasaan konsep dan kemampuan klasifikasi siswa meningkat setelah memperoleh pembelajaran dengan pendekatan klasifikasi. 2. Terdapat perbedaan penguasaan konsep dan kemampuan klasifikasi siswa antara kelas dengan pendekatan klasifikasi pada konsep keanekaragaman tumbuhan, keanekaragaman hewan, dan keanekaragaman tumbuhan dan hewan. 3. Terdapat hubungan antara tingkat perkembangan intelektual, penguasaan konsep dan kemampuan klasifikasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasna Nuraeni, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sains berperan penting dalam upaya pembangunan Indonesia seutuhnya melalui pencapaian tujuan proses pembelajarannya. Namun kondisi pendidikan Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang Masalah. Konsep merupakan dasar pembangun kemampuan berpikir siswa untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah Konsep merupakan dasar pembangun kemampuan berpikir siswa untuk mengembangkan proses mental yang lebih tinggi dalam merumuskan prinsip dan generalisasi terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, semua infomasi dengan sangat mudah masuk ke dalam diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa harus berpikir secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Trends In International Mathematics and Sciencel Study (TIMSS) adalah studi internasional tentang prestasi sains dan matematika siswa. Studi ini dikoordinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata pelajaran fisika pada umumnya dikenal sebagai mata pelajaran yang ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari pengalaman belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisika merupakan salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Fisika berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga fisika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan sehingga dibutuhkan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diterapkan adalah konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikat pembelajaran yang sekarang ini diharapkan banyak diterapkan adalah konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan dibangun oleh peserta didik
Lebih terperinciSiti Solihah, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah suatu upaya untuk meningkatkan kualitas manusia agar mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Guru sebagai agen pembelajaran merasa terpanggil untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut adalah mengoptimalkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang peranan penting sehingga suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan pada hakekatnya suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya menekankan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi peserta didik untuk menghadapi masa depannya. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses kompleks yang mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih lemahnya proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan di Indonesia selalu berkembang mengikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang unggul, dan siap menghadapi perubahan-perubahan atau perkembangan. dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang dapat menumbuhkan kemampuan penalaran siswa dan sangat dibutuhkan dalam menghadapi situasi dan kondisi perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global sekarang ini menuntut individu untuk berkembang menjadi manusia berkualitas yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi memberikan dampak yang besar dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Munculnya berbagai macam teknologi hasil karya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk pemikir yang jauh lebih baik dari makhluk hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk pemikir yang jauh lebih baik dari makhluk hidup lainnya dituntut untuk dapat mengoptimalkan kemampuan bernalarnya agar dapat lulus hidup
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran kooperatif Tipe NHT Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dialami siswa dalam proses pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif dalam proses belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia zaman modern dihadapkan pada perkembangan pengetahuan yang begitu pesat akibat kemampuan berpikir dan penelitian para ahli. Pengetahuan tidak dapat dimiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan suatu ilmu yang tersusun secara deduktif (umum ke khusus) yang menyatakan hubungan-hubungan, struktur-struktur yang diatur menurut aturan
Lebih terperinci2015 PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan khususnya sains (IPA) dan teknologi, di satu sisi memang memberikan banyak manfaat bagi penyediaan beragam kebutuhan manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sistem pendidikan nasional merupakan satu kesatuan utuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sistem pendidikan nasional merupakan satu kesatuan utuh seluruh komponen pendidikan yang saling terkait dan terpadu, serta bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap konsep pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik profesional
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan itu diharapkan dapat menaikan harkat dan martabat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini, menjadikan persaingan antar individu, antar bangsa semakin ketat. Sehingga hanya SDM yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yossy Intan Vhalind, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, kurikulum dalam pendidikan formal mempunyai peran yang sangat strategis. Kurikulum memiliki kedudukan dan posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan bergulirnya era globalisasi dalam segala bidang banyak hal berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan termasuk pendidikan. Pendidikan merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan dibangun oleh peserta didik (siswa)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia yang cerdas, kreatif, dan kritis menjadi faktor dominan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi era persaingan global. Sementara itu proses pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, perdagangan bebas, dan otonomi daerah telah mendesak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi, perdagangan bebas, dan otonomi daerah telah mendesak dunia pendidikan terutama pendidikan tinggi untuk mulai secara sungguhsungguh dan berkelanjutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen penting dalam membentuk manusia yang memiliki
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan abad 21 saat ini ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan teknologi. Terutama pada pembangunan nasional yaitu bidang pendidikan. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep saja tetapi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seseorang untuk dapat menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu kemampuan memperoleh, memilih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia modern seperti saat ini, diperlukan sikap dan kemampuan yang adaptif terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan lain. Dengan tidak mengesampingkan pentingnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nokadela Basyari, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemahaman konsep sangat penting dimiliki oleh siswa SMP. Di dalam Permendikbud nomor 64 tahun 2013 telah disebutkan bahwa siswa memahami konsep berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat dan oleh karena itu setiap manusia dituntut untuk mengembangkan seluruh potensi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan kurikulum pendidikan yang digunakan mengacu pada sistem pendidikan nasional. Pada saat penelitian ini dilakukan, kurikulum yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa. Pemerintah terus
Lebih terperinciS, 2014 KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP MELALUI PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA SUB-KONSEP PENCEMARAN AIR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat dan global menuntut manusia untuk lebih mengembangkan potensi dalam dirinya. Salah satu upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran di sekolah, oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor yang paling esensial yang dapat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran di sekolah, oleh karena itu pengembangan pembelajaran terus dikembangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi, ruang dan waktu. Dalam belajar
Lebih terperinciPENGGUNAAN SIKLUS BELAJAR HIPOTESIS DEDUKTIF PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA KELAS XI
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Komponen penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewarnai berbagai aspek kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat mewarnai berbagai aspek kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Masyarakat dengan mudah menerima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang disepanjang hidupnya. Dalam proses belajar melibatkan adanya interaksi antara seseorang
Lebih terperinciPROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY
PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : Puji Harmisih NIM
Lebih terperinciPENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan fakta yang ada di lapangan saat ini, pembelajaran sains secara utuh belum dilaksanakan, banyak ditemukan bahwa kegiatan pembelajaran di sekolah
Lebih terperinci2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah studi mengenai alam sekitar, dalam hal ini berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prahesti Tirta Safitri, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan bidang ilmu yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap insan karena manfaatnya berdampak langsung dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat, dimana melalui pendidikan mereka mendapatkan pengetahuan, ilmu, wawasan, ketrampilan dan keahlian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPA secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena alam semesta. IPA membahas gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis berdasarkan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu SMP negeri di kabupaten garut tahun pelajaran
Lebih terperinci2015 PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sains dianggap menduduki posisi penting dalam pembangunan karakter masyarakat dan bangsa karena kemajuan pengeta huannya yang sangat pesat, keampuhan prosesnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta didik agar
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, sehingga menimbulkan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan jaman, tentunya pengetahuan semakin berkembang. Supaya suatu negara bisa lebih maju, maka negara tersebut perlu memiliki manusia-manusia yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Biologi sebagai bagian dari sains terdiri dari tiga aspek yang tidak terpisahkan yaitu proses, produk, dan sikap. Aspek produk terdiri dari fakta, konsep,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Gilang Ramadhan,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagaimana yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyebutkan bahwa fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di tingkat SMA/MA adalah sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki zaman modern seperti sekarang ini, manusia dihadapkan pada berbagai tantangan yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas SDM. Pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan alam merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan merupakan bagian yang penting dalam rangka meningkatkan kualitas SDM. Pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan alam merupakan salah satu bagian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dan pengajar yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah di persiapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengkontruksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia yang bermutu merupakan faktor penting dalam pembangunan di era globalisasi saat ini. Pengalaman di banyak negara menunjukkan, sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan diri melalui proses belajar. Tentu sangat logis bagi manusia memilih jalur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia karena hanya manusia yang dapat mendidik. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dikaruniai potensi untuk selalu menyempurnakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Prof. Langeveld seorang ahli pedagogik dari negeri Belanda
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Prof. Langeveld seorang ahli pedagogik dari negeri Belanda mengemukakan batasan pendidikan, bahwa pendidikan ialah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuntut adanya suatu strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar yang efektif dan bermakna bagi siswa menuntut adanya suatu strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Strategi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Sa adiah, Gamar B. N. Shamdas, dan Haeruddin Mahasiswa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu pranata sosial yang menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan potensi siswa. Keberhasilan pendidikan ini didukung dengan adanya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penguasaan konsep siswa melalui Lembar Kerja Rumah (LKR) dan tes proses
61 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang diperoleh dalam penelitian dan sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui profil penguasaan
Lebih terperincidepan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan sadar dan bertujuan, maka pelaksanaannya berada dalam suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar mengandung kegiatan interaksi antara guru, siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tersebut Kosasih Djahiri (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 2) makna bahwa pendidikan harus dilakukan oleh usaha sadar manusia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya terorganisir, berencana dan berlangsung kontinyu (terus menerus sepanjang hayat) ke arah membina manusia/anak didik menjadi insan paripurna,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sains pada hakekatnya dapat dipandang sebagai produk dan sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sains pada hakekatnya dapat dipandang sebagai produk dan sebagai proses. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Carin dan Evans (Rustaman, 2003) bahwa sains
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu proses pengajaran dikatakan berhasil bila terjadi perubahan tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses pembelajaran digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai dari jenjang sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus diajarkan di bangku sekolah dasar. Hal tersebut secara jelas tertuang dalam Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu tujuan dari proses belajar mengajar adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking) siswa. Untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting dalam kehidupan manusia karena ilmu pengetahuan ini telah memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembenahan di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Hal ini juga dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Majunya suatu negara sangat ditentukan oleh majunya pendidikan di negara tersebut. Pada era globalisasi saat ini, seluruh negara di dunia berusaha melakukan pembenahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains pada hakikatnya berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan tentang kumpulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala, penelitian secara langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menumbuhkembangkan kemampuan dan pribadi siswa yang sejalan dengan tuntutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang sangat berperan penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu matematika dipelajari pada semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penguasaan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa yang akan datang. IPA berkaitan dengan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia salah satunya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, dan mampu mengkomunikasikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sangat berpengaruh terhadap perkembangan di semua aspek kehidupan. Dalam hal ini diperlukan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu komponen dalam dunia pendidikan yang. yang dilaksanakannya. Guru membangun pembelajaran untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan salah satu komponen dalam dunia pendidikan yang berperan penting dalam pembentukan kualitas dan kuantitas pembelajaran yang dilaksanakannya. Guru membangun
Lebih terperinci