BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Ivan Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komposit Kemajuan industri material khususnya komposit berbasis material sintetis sudah semakin pesat. Sedangkan penggunaan bahan alam sebagai bahan dasar masih sedikit. Padahal alam menyediakan bahan yang murah dan melimpah untuk dikembangkan menjadi beragam produk. Komposit adalah suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih bahan yang berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Aplikasi dari komposit ini antara lain: dinding panel, plavon, genteng yang diperkuat dengan serat (FRC-fiber reinforced concrete) saat ini sudah banyak digunakan dalam bangunan. Komposit alam memiliki keistimewaan renewable, ramah lingkungan (terdegradasi), dan harga yang murah. Sedangkan serat sintetis sukar terdegradasi, menghasilkan CO, dan debu yang berbahaya bagi kesehatan jika didaur ulang. Material berbasis polimer memiliki ketahanan korosi yang tinggi pada lingkungan asam (chlorin). Tetapi material polimer memiliki kekuatan mekanik yang relatif rendah, karena itu diperlukan serat (fiber) sebagai penguat. Sifat ketahanan korosi polimer yang tinggi dipadukan dengan kekuatan mekanik dari serat (fiber) merupakan salah satu nilai jual dari material komposit matrik polimer (Deni S,dkk.2007). Sedangkan serat sebagai elemen penguat sangat menentukan sifat mekanik komposit karena meneruskan beban yang didistribusikan oleh matriks. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik lamina antara lain orientasi, ukuran, dan bentuk serat. Serat alam dikombinasikan dengan resin sebagai matriks akan menghasilkan komposit alternatif dengan memvariasikan arah orientasi serat alam (gambar 2.1), sehingga diharapkan diperoleh hasil kekuatan mekanik komposit yang maksimal (Gibson,1994).
2 Gambar 2.1. Arah orientasi pada komposit FRP, (a) unidirectional dan (b) quasiisotropic Komposit merupakan penggabungan dua atau lebih material secara makroskopis antara serat dan matriks. Makroskopis menunjukkan bahwa material pembentuk dalam komposit masih terlihat seperti aslinya, berbeda dengan penggabungan dalam alloy melalui proses solidifikasi peleburan homogen, yaitu material pembentuknya sudah tidak terlihat lagi. Tujuan dari penggabungan tersebut tidak hanya untuk memperoleh sifat aditif dari material pembentuknya tetapi terutama untuk memperoleh sifat sinergisnya (Gibson, 1994). Serat berfungsi memperkuat matriks karena umumnya serat jauh lebih kuat dari matriks. Matriks berfungsi melindungi serat dari efek lingkungan dan kerusakan akibat benturan. Sedangkan secara garis besar terdapat tiga macam jenis komposit fiber reinforced polymer (FRP) berdasarkan penguat (serat) yang digunakan (gambar 2.2). Komposit serat (fibrous composites) terdiri dari satu lamina (lapisan) yang menggunakan penguat berupa serat (fiber) yang disusun secara acak maupun dengan arah orientasi tertentu bahkan dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman. Komposit partikel (particulate composites) menggunakan partikel (serbuk) sebagai penguat dan terdistribusi secara merata di dalam matriks. Dan komposit laminat (laminated composites) jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sendiri ( Morissco, 1999).
3 (a) (b) Matriks Fiber Fiber Matriks Matriks (c) Gambar2.2. Jenis komposit. (a) komposit serat, (b) komposit partikel dan (c) komposit laminat Sedangkan beberapa sifat fisika bambu (fiber), antara lain: wettability yaitu kemampuan cairan untuk menempel pada permukaan benda padat yang berpengaruh terhadap adhesi. Kandungan air, mempengaruhi sifat mekanik bambu sebelum perlakukan % setelah dikeringkan %. Berat jenis bambu antara kg/m 3 untuk bambu apus memiliki berat jenis rata-rata 820 kg/m 3 ( 82 N/mm 2 ) Penelitian di bidang bambu terdahulu dengan semua spesimen uji dibuat dari bambu yang tanpa buku. Sebagai pembanding dipakai baja tulangan beton dengan tegangan luluh sekitar 2400 kg/cm 2 ( 240 N/mm 2 ), hasil dalam penelitian tersebut seperti pada gambar 2.3 di bawah ini:
4 Gambar2.3. Kurva tegangan-regangan bambu dan baja (Gibson,1994) Berdasarkan kurva regangan- regangan di atas, kuat tarik bambu ori cukup tinggi hampir mencapai 5000 kg/cm 2 dan kuat tarik rata-rata bambu petung juga lebih tinggi dari baja. Dalam makalah ini jenis bambu yang dipilih sebagai penguat adalah bambu apus (gigantochloa apus) dengan pertimbangan bambu ini bersifat kuat, liat, dan lurus. Bambu apus tidak mudah terserang hama bubuk sekalipun tidak diawetkan. Namun kesulitan dalam teknik komposit serat alam adalah bahan alam mempunyai struktur dan karakter yang kompleks sehingga
5 diperlukan perlakuan khusus. Pokok permasalahan makalah ini adalah pengembangan bahan alam (bambu apus) sebagai bahan penguat (reinfrocement) pada komposit epoxy dan karakteristik mekanik dari bahan komposit berpenguat serat bambu. Dengan harapan, bahan alam ini dapat dijadikan sebagai bahan alternatif disamping penggunaan bahan baku sintetis pada industri komposit. Sehingga dapat diprediksi layak atau tidaknya bambu untuk dijadikan bahan penguat komposit (Deni.S,dkk.2008). Beton adalah bahan konstruksi yang berbasis perekat semen, dan agregatnya berupa: pasir dan batu (kerikil). Beton umumnya digunakan untuk konstruksi rumah, gedung, jembatan, jalan dan lain-lain. Karakteristik beton yang beredar di pasar, memiliki densitas sebesar: 2,0 2,5 g/cm 3, dan kuat tekan: 3 50 MPa (Yassar.E.,dkk.2008). Beton ini tergolong cukup berat, untuk satu panel berukuran 240 x 60 x 6 cm, dengan bobot sekitar kg. Oleh karena itu untuk mengangkat ataupun instalasinya memerlukan tenaga lebih dari satu orang atau alat berat sebagai media pembantu. Beton dengan perekat semen disamping berat, mempunyai kelemahan lainnya: pengerasannya cukup lama (28 hari), tidak tahan terhadap lumut atau kelembaban tinggi dan menyebabkan beton cepat rapuh (Cavaleri, L.N., dkk,2003). Cara mengatasinya, perlu dilakukan proses perekayasaan material beton sehingga kelemahan tersebut dapat diminimalkan Menurut Tjokrodimuljo dan Kardiyono,1996,beton serat adalah bahan komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat pada umumnya berupa batang batang dengan diameter antara 5 dan 500 mm, dan panjang sekitar 25 mm sampai 100 mm. Bahan serat berupa serat asbestos, serat tumbuh tumbuhan (rami, bambu, ijuk) serta serat plastik (polypropylene) atau potongan kawat baja. Sedangkan menurut Suhendro, 1991, beton serat adalah beton yang terdiri dari serat baja, serat plastik, serat karbon dan serat fiberglass. Untuk keperluan non struktural, dapat digunakan pula serat dari bahan alamiah seperti ijuk, sabut kelapa atau serat dari tumbuh tumbuhan lainnya. Beton serat (Fiber Reinforced Concrete) menurut ACI Committee yang dikutip oleh Suryani, 1996 adalah konstruksi beton dengan bahan yang terdiri atas semen, agregat halus, agregat kasar dan sejumlah kecil serat (fiber).
6 Kelecakan (workability) beton akan berkurang dengan adanya penambahan serat, yang sejalan dengan pertambahan konsentrasi serat (volume friction) dan aspek rasio serat, yaitu panjang serat dibagi diameter serat (1/d). Penurunan workability dapat diatasi dengan memperbesar jumlah air semen atau pemakaian bahan tambahan (additive). Jika serat yang dipakai mempunyai modulus elastisitas lebih tinggi dari pada beton, misalnya kawat baja, maka beton serat mempunyai kuat tekan, kuat tarik, maupun modulus elastisitas yang sedikit lebih tinggi dari pada beton biasa. Ferrocement (fiber reinforced concrete) merupakan komposit yang digunakan sebagai bahan bangunan dan konstruksi rumah. Terdiri dari matriks (bahan pengikat) dari mortar (campuran semen, pasir, dan air dengan komposisi tertentu), fiber dari kawat anyaman (wire mesh), dan tulangan rangka sebagai penguat. Teknik pengerjaan tidak jauh berbeda dengan pengerjaan beton bertulang pada umumnya. Hanya saja pada ferrocement memerlukan volume yang lebih sedikit dari beton bertulang. Pengembanganya telah dimulai sekitar 25 tahun yang lalu untuk aplikasi struktur pantai. Setelah tahun 1978, ferrocement mulai diaplikasikan untuk struktur masjid, bangunan monumental, dan struktur irigasi. Ferrocement sangat tepat apabila digunakan sebagai bangunan dan konstruksi perumahan, karena kuat, dan cepat dalam pengerjaan dibandingkan dengan dinding bata konvensional. Kelebihan lainnya adalah dapat dicetak dalam berbagai bentuk dengan ukuran lebih kecil dari 25 mm, lebih ringan, biaya perawatan yang rendah, dan life time tinggi. Dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ferrocement memiliki ketahanan terhadap beban impak yang tinggi, awet, dan kedap air. Untuk pengembangan selanjutnya di harapkan ferrocement dapat digunakan untuk aplikasi rumah tahan gempa dan lambung kapal. Susunan ferrocement yang terdiri dari mortar dan tulangan baja ditampilkan pada gambar 2 4.
7 Matriks (pengikat Reinforced (penguat) Gambar2.4. Susunan ferrocement ( Djausal, A.2001) Di dalam ferrocement, matriks berfungsi sebagai pengisi ruang komposit untuk mentransfer tegangan antar matriks, melindungi dari kondisi lingkungan luar dan menjaga permukaan serat dari pengikisan serat (fiber). Dengan demikian serat tersebut dapat bekerja secara efektif jika diatur dalam arah, dimana serat tersebut memiliki kekuatan tarik terbesar dan akan memberikan manfaat pada saat regangan yang besar terjadi. Pada campuran mortar, semen yang digunakan haruslah terbebas dari lumpur dan benda asing lainnya serta dikondisikan kering dalam jangka waktu pendek (PHHB Group,2008). 2.2.Semen PC (Potland Cement) Semen merupakan bahan yang mempunyai sifat adhesif dan kohesif, digunakan sebagai bahan pengikat (bounding material) yang dapat mengikat butiran butiran agregat menjadi bentuk yang kompak. Semen yang biasa digunakan sebagai material ferrocement adalah semen tipe portland, karena
8 memilki kualitas baik. Pasir yang digunakan harus dapat menghasilkan adukan dan ikatan yang baik dengan semen, air, dan serat kelapa Pasir Pemilihan pasir yang kurang baik dapat menyebabkan kelembaban masuk ke dalam struktur sehingga mempengaruhi ketahanan dan kekuatan struktur ferrocement. Selain itu pasir harus terbebas dari bahan bahan organik (Helmi, 2007). Pasir juga berfungsi untuk mengurangi dan mengatur susut kering (dry shringkage) sehingga mengurangi kemungkinan retak pada struktur ferrocement. Pasir yang umum digunakan adalah pasir alam yang mengandung silika, batuan basalt, dan koral halus. 2.4 Air Air pada campuran mortar berguna untuk menimbulkan reaksi kimia pada semen dan merupakan bahan pelarut material ferrocement. Kadar air yang berlebihan pada campuran ferrocement dapat menimbulkan gelembung gelembung pada struktur ferrocement, tetapi kekurangan air dapat berdampak pada reaksi kimia yang tidak sempurna antara semen dengan air pada campuran mortar. 2.5 Tandan kosong kelapa sawit Limbah padat sawit merupakan limbah yang dihasilkan dari perkebunan kelapa sawit. Limbah padat yang dihasilkan antara lain berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS), serat buah, cangkang, pelepah, daun dan batang sawit.
9 Gbr 2.5 Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Penambahan serat kelapa berdampak terhadap kenaikan sifat mekanik ferrocement, hal ini disebabkan ketika matriks diberikan beban, sebagian beban akan dipindahkan ke serat disepanjang permukaannya. Karena adanya perbedaan kekakuan antara serat dengan matriks, terjadi tegangan geser disepanjang permukaan serat sehingga serat lebih kaku dan deformasi di sekitar serat menjadi kecil. Ketika matriks retak, serat akan membawa gaya pembebanan melalui retakan, memindahkan beban dari satu sisi matriks ke sisi yang lain hingga merata. Sedangkan penurunan pada penambahan 10 % serat kelapa disebabkan oleh fraksi volume serat yang terlalu banyak dapat mengurangi daya ikat matriks terhadap serat sehingga dapat menurunkan sifat mekanik secara kesuluruhan. Pengaruh serat (fiber) terhadap sifat mekanik ferrocement diperlihatkan pada gambar 2.6:
10 Gambar2.6 Pengaruh serat (fiber) terhadap sifat mekanik ferrocement Material komposit berpenguat dari serat alam yang digunakan sebagai bahan bangunan telah dicoba untuk menggantikan serat sintetik berbasis fiber reinforced concrete (FRC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat alam sangat potensial untuk dijadikan sebagai bahan bangunan karena bersifat renewable dan biodegradable dalam pembangunan jangka panjang.
11 2.6 Pengujian dan Karakterisasi Densitas Untuk uji kerapatan (densitas) material, sampel uji yang digunakan berukuran 20 cm x 5 cm x5 cm. Dari hasil pengukuran berat dan volume setiap sampel uji, kemudian dilakukan perhitungan kerapatan bahannya dengan menggunakan persamaan: m ρ = (1) V Penyerapan air Besarnya penyerapan air (water absorption) oleh beton adalah merupakan ratio perbedaan massa sebelum direndam (M K ) dan setelah direndam sampai keadaan jenuh (M b ) dan memenuhi persamaan: Wa = Mk Mb Mk (2) Wa = penyerapan air ( % ) Mk = massa kering ( kg ) M b = massa basah (kg ) Kuat tekan Kuat tekan (compressive strength) beton ringan, σ = F/A, dimana gaya tekan F diukur dengan menggunakan alat Universal Testing Machine (UTM) dan A adalah luas penampang benda uji berbentuk lingkaran (penampang silinder). Pengujian kuat tekan dilakukan mengacu pada ASTM C menggunakan peralatan UTM dengan kapasitas maksimum 100 kn. Universal testing machine (UTM). Kekuatan tekan beton dinyatakan dengan beban (tegangan) maksimum yang dapat dipikulnya. Oleh karena itu dengan bertambahnya kekuatan sifat sifat lainnya bertambah baik pula dan karena percobaan untuk menentukan
12 kekuatan tekan adalah sangat mudah, maka kekuatan tekan beton dalam industri konstruksi biasa dipakai untuk menilai serta untuk mengendalikan mutu beton dan untuk tujuan persyaratan spesifikasi. Beton merupakan suatu bahan yang relatif getas dan relatif lemah dalam memikul tegangan tarik. Kekuatan beton tergantung pada: Kekuatan agregat, khususnya agregat kasar Kekuatan pasta semen Kekuatan ikatan / lekatan antara semen dengan agregat Kekuatan tekan beton adalah muatan tekan maksimum yang dapat dipikul per satuan luas. Kekuatan tekan beton yang dapat dicapai adalah 800 kg/cm 2 (80 KN/mm 2 ) dengan menggunakan semen dengan mutu terpilih, perbandingan perbandingan bahan campuran dan cara pemadatan yang seksama serta sarana sarana perawatan yang menguntungkan. Kuat tekan beton diwakili oleh tegangan maksimum fc pada saat beton mencapai usia 28 hari. Nilai kuat tekan beton ini didapatkan melalui cara pengujian standar dengan menggunakan Universal Testing Machine (UTM). Pemberian beban tekan dilakukan bertingkat dengan kecepatan peningkatan beban tertentu atas benda uji silinder. Beban yang diberikan akan dipikul rata oleh penampang sehingga memberikan tegangan Kuat bending ( MOR) Untuk mengetahui kekuatan bending suatu material, dapat dilakukan dengan pengujian bending terhadap material tersebut (Gibson, 1994). Data hasil pengujian kemudian dilakukan analisa MOR (Modulus of Rupture) dengan menggunakan persamaan berikut. σ = 3FL b 2 2bh (3) Sampel uji berukuran 20 cm x 5 cm x 5 cm. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat universal testing machine (UTM) dengan panjang bentang (L)
13 10 cm. Pembebanan dilakukan pada posisi tengah bentang sampel uji. Skema uji bending beton serat dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut: Gambar 2.7 Skema uji bending beton serat Peredaman suara Pada prinsipnya peredaman suara merupakan besaran fisis yang berkaitan dengan bunyi. Penyerapan bunyi ( sound absorbing ) adalah perbandingan antara energi bunyi yang tidak dipantulkan kembali dengan energi keseluruhan yang datang. Pemantulan energi bunyi pada material dapat diperlihatkan pada gambar 2.8 berikut:
14 Energi yang diserap energi datang energi yang diteruskan Energi yg terpantul Gambar 2.8 : Pemantulan energi bunyi pada material. Penyerapan bunyi adalah kemampuan suatu bahan untuk meredam bunyi yang datang,dihitung dalam persen atau pecahan berniai 1 α 0. Nilai 0 berarti tidak ada peredaman bunyi (bunyi dipantulkan sempurna ). Sedangkan nilai 1 berarti bunyi yang datang diserap seluruhnya atau tidak ada yang dipantulkan ( Blaga,et all,2004).menurut ISO suatu bahan dapat dikategorikan sebagai peredam suara jika mempunyai koefisien absorbsi minimal 0,15 ( Haque. N 1997) Untuk menentukan koefisien absorpsi suara pada beton ringan dapat dihitung dengan persamaan berikut : α = I I datang serap (4) βd = 10 log I datang Io (5)
15 βs = 10 log I serap Io (6) dimana: α = koefisien absorbsi suara I datang = intensitas suara yang datang pada bahan ( W/ m 2 ) I serap = intensitas suara yang diserap bahan ( W/ m 2 ) I O = intensitas acuan = ( W/ m 2 ) Βd = tingkat intensits suara yang datang pada bahan ( db) β s = tingkat intensitas suara yang diserap bahan ( db)
BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan bangunan rumah di Indonesia setiap tahun rata-rata sebesar ± 1,1 juta unit dengan pasar potensial di daerah perkotaan sebesar 40 % atau ± 440.000 unit. Dari
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Berdasarkan SNI 03 2847 2012, beton merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar, dan air serta tanpa atau dengan bahan tambah (admixture). Beton sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin meningkat. Hal ini terbukti dari semakin meningkatnya jumlah individu di Indonesia serta semakin berkembangnya
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI
BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI 2.1. PENGERTIAN BETON BERTULANG Beton bertulang (reinforced concrete) tersusun dari bahan beton dan baja, yang antara keduanya mempunyai ikatan/lekatan (bond) yang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Beton adalah bahan homogen yang didapatkan dengan mencampurkan agregat kasar, agregat halus, semen dan air. Campuran ini akan mengeras akibat reaksi kimia dari air dan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SERABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN (Sahrudin - Nadia) PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON oleh: Sahrudin Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta
Lebih terperinciPengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan
Jurnal Fisika Unand Vol. 6, No. 4, Oktober 2017 ISSN 2302-8491 Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan Firda Yulia
Lebih terperinciPEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON
PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON Agus Susanto 1, Prasetyo Agung Nugroho 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Material untuk rekayasa struktur terbagi menjadi empat jenis, diantaranya logam, keramik, polimer, dan komposit (Ashby, 1999). Material komposit merupakan alternatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir, beton merupakan material konstruksi yang paling umum dan sering digunakan. Pada dasarnya beton terbentuk dari dua bagian utama yaitu pasta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUANb Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUANb A. Latar Belakang Permasalahan Dalam Perkembangan teknologi dan kemajuan industri saat ini yang sangat pesat memacu peningkatan pembangunan dari segala sektor kehidupan. Dan ini berdampak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, struktur bangunan juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Struktur beton bertulang merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan material di dunia industri khususnya manufaktur semakin lama semakin meningkat. Material yang memiliki karakteristik tertentu seperti kekuatan, keuletan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tembok atau dinding dibuat dari bahan batu kali atau bata merah yang dilapisi dengan mortar, pada volume besar dan letak bangunan di daerah yang memerlukan
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 213 (479-485) ISSN: 2337-6732 PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD Maria M. M. Pade E. J. Kumaat,
Lebih terperinciPENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG
PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG Denny 1,Jonathan 2 dan Handoko 3 ABSTRAK : Dalam dunia konstruksi, balok beton bertulang adalah barang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya 1. Dalam penelitian Ramarhiska (2012), yang telah meneliti Pengaruh Beton Ringan Menggunakan Serat Kawat Bendrat Dan Serat Polypropylene Dengan Agregat
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 Sukismo 1), Djoko Goetomo 2), Gatot Setya Budi 2) Abstark Dewasa
Lebih terperinciPENINGKATAN KUAT LENTUR PADA BETON DENGAN PENAMBAHAN FIBER POLYPROPHYLENE DAN COPPER SLAG (TERAK TEMBAGA)
PENINGKATAN KUAT LENTUR PADA BETON DENGAN PENAMBAHAN FIBER POLYPROPHYLENE DAN COPPER SLAG (TERAK TEMBAGA) Safrin Zuraidah 1, Bambang Sudjatmiko, Eko Salaudin 3 1 Dosen Teknik Sipil Universitas Dr. Soetomo
Lebih terperinciPEMANFAATAN SERAT DARI RESAM SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM PEMBUATAN BETON
Vol 3 Nomor 2. JuliDesember 2015 PEMANFAATAN SERAT DARI RESAM SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM PEMBUATAN BETON Marbawi Alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung Indra Gunawan Staf Pengajar Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan bahan-bahan pendukungnya. Salah satu yang meningkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan perumahan, perhubungan dan industri berdampak pada peningkatan kebutuhan bahan-bahan pendukungnya. Salah satu yang meningkat tajam adalah kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Hal tersebut dibuktikan dengan bertambah banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material, yang bahan utamanya terdiri dari semen, agregat halus, agregat kasar, air serta bahan tambahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan komposit tidak hanya komposit sintetis saja tetapi juga mengarah ke komposit natural dikarenakan keistimewaan sifatnya yang dapat didaur ulang (renewable)
Lebih terperinciBAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS
IV-1 BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS Data hasil eksperimen yang di dapat akan dilakukan analisis terutama kemampuan daktilitas beton yang menggunakan 2 (dua) macam serat yaitu serat baja dan serat
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. BETON
1. PENDAHULUAN Beton dan bahan-bahan vulkanik sebagai pembentuknya, telah digunakan sebagai bahan bangunan sejak zaman dahulu Penggunaan beton bertulangan dengan lebih intensif baru dimulai pada awal abad
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Semen Semen adalah bahan pembentuk beton yang berfungsi sebagai pengikat butiran agregat dan mengisi ruang antar
Lebih terperinciPERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR
PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Berdasarkan SNI 03 2847 2012, beton diartikan sebagai campuran semen, agregat halus, agregat kasar, dan air serta tanpa atau dengan bahan tambah (admixture). Penggunaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini mendorong para peneliti untuk menciptakan dan mengembangkan suatu hal yang telah ada maupun menciptakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Umum Upaya peningkatan kualitas beton terus dilakukan dari waktu ke waktu, untuk mencapai kekuatan yang paling maksimal. Upaya ini terbukti dari munculnya berbagai penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil serta analisa dari pengujianpengujian yang telah dilakukan. 4.1. HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN TERHADAP AGREGAT 4.1.1. Hasil dan Analisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh pemakaian cacahan..., Johanes Chandra, FT UI, 2008
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pertumbuhan penduduk Indonesia yang tergolong pesat, menimbulkan berbagai masalah rumit, yang harus ditangani dengan cepat dan tepat. Dua masalah penting yang dihadapi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Mutu Tinggi Sesuai dengan perkembangan teknologi beton yang demikian pesat, ternyata kriteria beton mutu tinggi juga selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baja sehingga menghasilkan beton yang lebih baik. akan menghasilkan beton jadi yang keropos atau porous, permeabilitas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang cukup pesat diikuti dengan bertambah banyaknya jumlah penduduk mengakibatkan terjadinya peningkatan yang menonjol serta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Konstruksi dari beton banyak memiliki keuntungan yakni beton termasuk tahan aus dan tahan terhadap kebakaran, beton sangat kokoh dan kuat terhadap beban gempa bumi, getaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar, dengan ditambahkan bahan perekat yaitu semen dan air yang akan bereaksi yang menyebabkan terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan bahan bangunan yang banyak dipilih oleh para ahli struktur. Banyaknya pemakaian beton disebabkan beton terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, beton telah banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, beton telah banyak dipakai sebagai bahan utama yang digunakan dalam struktur. Beton merupakan bahan bangunan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berkembangnya teknologi pembuatan komposit polimer yaitu dengan merekayasa material pada saat ini sudah berkembang pesat. Pembuatan komposit polimer tersebut
Lebih terperinciPEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON
PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON Hendra Purnomo Alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
Lebih terperinciKekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 8, No.2, Mei 2017 1 Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag) Heri Yudiono 1, Rusiyanto 2, dan Kiswadi 3 1,2 Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia konstruksi saat ini telah berkembang pesat. Hal ini seiring dengan perkembangan teknologi, industri dan kebutuhan manusia akan hunian, serta berbagai sarana
Lebih terperinciPENGARUH PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI MATERIAL SERAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP BETON
PENGARUH PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI MATERIAL SERAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP BETON Muhammad Dian Ardhiansyah 1, Sarwidi 2 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciBAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian terhadap agregat halus yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian kadar
Lebih terperinciJurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014
JURNAL PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL HALUS BUKIT PASOLO SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN PASIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON dipersiapkan dan disusun oleh PRATIWI DUMBI NIM: 5114 08 051 Jurnal ini telah disetujui
Lebih terperinciGravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK
PENGARUH VARIASI UKURAN PANJANG SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BATAKO The effect of the addition of coconut fiberto compressive strength and flexural strength on brick. Sitti Hajrah
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR
PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR Regina Deisi Grasye Porajow M. D. J. Sumajouw, R. Pandaleke Fakultas Teknik Jurusan Sipil
Lebih terperinci3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Error! Bookmark not defined Kadar Lumpur dalam Agregat... Error!
DAFTAR ISI JUDUL... i PERSETUJUAN... ii LEMBAR PLAGIASI...iii ABSTRAK...iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR NOTASI...xvi BAB I PENDAHULUAN... Error!
Lebih terperinciMODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG
MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik sipil diajukan oleh : M. Rofiq Setyawan NIM : D 100 040
Lebih terperinciKAJIAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON RINGAN MEMANFAATKAN SEKAM PADI DAN FLY ASH DENGAN KANDUNGAN SEMEN 350 kg/m 3
KAJIAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON RINGAN MEMANFAATKAN SEKAM PADI DAN FLY ASH DENGAN KANDUNGAN SEMEN 350 kg/m 3 Sarjono Puro Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Bung Karno Jakarta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Menurut Tjokrodimuljo (1996), beton merupakan hasil pencampuran portland cement, air, dan agregat. Terkadang ditambah menggunakan bahan tambah dengan perbandingan tertentu,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Umum Menurut SNI-03-2834-993, pengertian beton adalah campuran antara semen Portland atau bahan pengikat hidrolis lain yang sejenis, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil),
Lebih terperincibaku beton tersedia cukup melimpah dengan harga yang sangat murah, sehingga
BAB I PENDAHULUAN Dengan melihat perkembangan di bidang teknik sipil dewasa ini, khususnya mengenai penggunaan beton dalam struktur bangunan, maka dalam penyusunan tugas akhir ini penulis akan melakukan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. tambahan yang membentuk massa padat (SK SNI T ). Beton Normal adalah beton yang mempunyai berat isi kg/m 2
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Beton Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain, agregat kasar, agregat halus, dan air, dengan atau tanpa campuran tambahan yang membentuk massa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi penggunaan, maupun teknologinya. Penggunaannya tidak terbatas pada bidang otomotif saja, namun sekarang
Lebih terperincicommit to user 1 BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan pengetahuan dunia konstruksi tentang teknologi beton memungkinkan dilakukan penelitian untuk mendapatkan produk-produk konstruksi yang lebih baik, hal ini
Lebih terperincibersifat sebagai perekat/pengikat dalam proses pengerasan. Dengan demikian
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Beton adalah komposit yang terbentuk dari beberapa bahan batuan dan direkalkan oleh bahanjkat. Beton dibentuk dari pasir (agregat halus), kerikil (agregat kasar), dan ditambah
Lebih terperinciKAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU. oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty. Abstrak
KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty Abstrak Beton mempunyai kekurangan yang cukup signifikan, yaitu mempunyai kuat tarik yang rendah. Penambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Kebanyakan para peneliti telah bereksperimen dengan penambahan suatu bahan lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gempa yang kembali terjadi di Indonesia tidak lepas dari kenyataan bahwa letak kepulauan kita yang berada di garis pergeseran antara lempengan tektonik Australia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinding panel merupakan suatu komponen non struktural yaitu dinding yang dibuat dari suatu kesatuan blok dinding parsial, yang kemudian dirangkai menjadi sebuah dinding
Lebih terperinciPENELITIAN AWAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN CONSOL POLYMER LATEX SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON
PENELITIAN AWAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN CONSOL POLYMER LATEX SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON Niko S 1, Robert D 2, Handoko Sugiharto 3 ABSTRAK: Dalam dunia konstruksi, beton adalah barang yang sering
Lebih terperinciBAB I 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I 1.1 LATAR BELAKANG Beton sangat banyak dipakai secara luas sebagai bahan bangunan. Bahan tersebut diperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air dan agregat (dan kadang-kadang bahan tambah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan pembangunan perumahan, perhubungan dan industri berdampak pada peningkatan kebutuhan bahan-bahan pendukungnya. Beton merupakan salah satu bahan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Batako 3.1.1 Pengertian Batako Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG
TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Bata Beton Bata beton adalah suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat dari bahan utama semen Portland, air dan agregat yang dipergunakan untuk pasangan dinding. Bata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beton yang demikian memerlukan perkuatan. FRP (Fiber Reinforced Polymer). FRP adalah jenis material yang ringan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan dalam bidang konstruksi dewasa ini mengakibatkan beton menjadi pilihan utama dalam suatu struktur. Beton mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
Lebih terperinciBeton sebagai bahan bangunan teknik sipil telah lama dikenal di Indonesia, lokal, sehingga beton sangat populer dipakai untuk struktur-struktur besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beton sebagai bahan bangunan teknik sipil telah lama dikenal di Indonesia, karena memiliki kelebihan dalam mendukung tegangan desak, mudah dibentuk sesuai kebutuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, para insinyur dituntut untuk memberikan inovasi-inovasi baru agar bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia dalam bidang konstruksi saat ini menjadi suatu topik khusus tertentu yang sedang disorot banyak pihak. Seiring dengan perkembangan ini, para insinyur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Pembuatan beton pada umumnya didapatkan dari pencampuran semen Portland atau semen hidraulik, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di
25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Lampung. Karakterisasi sampel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya kebutuhan perumahan saat ini menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan semakin meningkat pula. Perkembangan industri bahan bangunan membutuhkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Mortar Mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air dengan komposisi tertentu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jurnal Penelitian Sebelumnya 1. Nugroho (2013), melakukan penelitian mengenai Tinjauan Kuat Tekan dan Kuat Lentur Balok Tanpa Tulangan Ringan Menggunakan Batu Apung Sebagai Agregat
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan apa saja yang terdapat dalam referensi-referensi dan makalah-makalah tentang beton
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON Jeffry 1), Andry Alim Lingga 2), Cek Putra Handalan 2) Abstrak Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SABUT KELAPA PADA CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN DAN SEBAGAI PEREDAM SUARA
PENGARUH PENAMBAHAN SABUT KELAPA PADA CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN DAN SEBAGAI PEREDAM SUARA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana (S-1)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Menurut Irma Aswani Ahmad, dkk, (2009), dalam penelitiannya tentang Analisis Pengaruh Temperatur Terhadap Kuat Tekan Beton, Pemanasan yang dialami beton
Lebih terperinciPERILAKU LENTUR MORTAR DENGAN SABUT KELAPA. Istiqomah 1 dan Iswandi Imran 2
PERILAKU LENTUR MORTAR DENGAN SABUT KELAPA Istiqomah 1 dan Iswandi Imran 2 1 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi no 207 Bandung Email: istiq1512@gmail.com
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen struktural maupun non-struktural.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komposit merupakan hasil penggabungan antara dua atau lebih material yang berbeda secara fisis dengan tujuan untuk menemukan material baru yang mempunyai sifat lebih
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN SERAT PLASTIK TERHADAP KUAT TARIK BELAH DAN KUAT TEKAN PADA CAMPURAN BETON TANPA AGREGAT KASAR
KAJIAN PENGGUNAAN SERAT PLASTIK TERHADAP KUAT TARIK BELAH DAN KUAT TEKAN PADA CAMPURAN BETON TANPA AGREGAT KASAR Agustiar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Aceh Email : ampenan70@gmail.com
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi
TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Pengujian Agregat Hasil penelitian dan pembahasan terhadap hasil yang telah diperoleh sesuai dengan tinjauan peneliti akan disajikan pada bab ini. Sedangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Beton dan bahan dasar butiran halus (cementitious) telah digunakan sejak
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Beton dan bahan dasar butiran halus (cementitious) telah digunakan sejak zaman Yunani atau bahkan peradaban kuno terdahulu. Tahun 1801, F. Ciognet menandai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempermudah penyebaran fiber kawat secara merata kedalam adukan beton. Dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suhendro (1991) meneliti pengaruh fiber kawat pada sifat-sifat beton dan beton bertulang. Dalam penelitiannya digunakan tiga jenis kawat lokal yaitu kawat baja, kawat bendrat dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air ( PBBI 1971 N.I. 2 ). Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin
Lebih terperinciBAB V BAHAN KOMPOSIT
BAB V BAHAN KOMPOSIT Komposit merupakan bahan yang terdiri dari gabungan 2 atau lebih bahan yang berbeda (logam, keramik, polimer) sehingga menghasilkan sifat mekanis yang berbeda dan biasanya lebih baik
Lebih terperinciPERBANDINGAN KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG ANTARA YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN SEMEN PORTLAND TIPE I TUGAS AKHIR.
PERBANDINGAN KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG ANTARA YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN SEMEN PORTLAND TIPE I ( Kajian Eksperimental) TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan (SNI 2847 : 2013).
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan (SNI 2847 : 2013). Seiring dengan
Lebih terperinciPEMBUATAN BETON KEDAP AIR DENGAN MEMANFAATKAN KLELET SEBAGAI PENGGANTI
PEMBUATAN BETON KEDAP AIR DENGAN MEMANFAATKAN KLELET SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : RINA RAHMIATI LESTARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dibidang teknologi dan sains mendorong material komposit banyak digunakan pada berbagai macam aplikasi produk. Secara global material komposit dikembangkan
Lebih terperinciKAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH
KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagianpersyaratan mencapai derajat Sarjana S 1 Teknik Sipil disusun oleh : SULARTO NIM : D 100
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN BERBAGAI MERK SEMEN PORTLAND TYPE I UNTUK PEMBUATAN BETON f c 20 MPa DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT DARI BINJAI
ANALISIS PENGGUNAAN BERBAGAI MERK SEMEN PORTLAND TYPE I UNTUK PEMBUATAN BETON f c 20 MPa DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT DARI BINJAI TUGAS AKHIR JOY SANDY PASARIBU 09 0424 004 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia
KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT Riski Febriani 1, Usman Malik 2, Antonius Surbakti 2 1 Mahasiswa Program Studi S1Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan suatu material komposit dari beberapa material, yang bahan utamanya adalah semen, agregat kasar, agregat halus, air serta bahan tambah lain. Beton banyak
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH
ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH Alwiyah Nurhayati Abstrak Serabut kelapa (cocofiber) adalah satu serat
Lebih terperinci