BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Budi Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemangi Kemangi merupakan salah satu tumbuhan berbau yang terkenal [15], termasuk dalam famili Lamiaceae, subfamili Nepetoideae genus Ocimum yang terdiri dari 65 spesies [4, 15, 16]. Sistematika daun kemangi dalam dunia tumbuhan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Sistematika Daun Kemangi [15] Phylum Class Order Family Genus Kingdom Magnoliophyta Magnoliopsida Lamiales Lamiacaea Ocimum Plantae Kemangi merupakan tanaman tahunan dan tumbuhan-tumbuhan bumbu, dengan tinggi cm, mempunyai bunga berwarna putih-ungu. Tanaman ini berasal dari wilayah tropis dan subtropis Asia, Afrika, dan wilayah tengah Amerika Selatan [16, 17, 18] dan telah di beberapa wilayah hampir di seluruh dunia [19]. Gambar 2.1 Kemangi [20] 5
2 2.2 Oleoresin dan Minyak Atsiri Daun Kemangi Oleoresin berasal dari kata oleo, yang berarti minyak dan resin, yang berarti damar. Jadi oleoresin adalah minyak dan damar yang merupakan campuran minyak atsiri sebagai pembawa aroma dan sejenis damar sebagai pembawa rasa [3, 4]. Oleoresin kemangi berupa minyak berwarna hijau-coklat dan mengandung kadar minyak atsiri 4 % - 12 % yang di ekstraksi dari bubuk kemangi [30]. Oleoresin kemangi merupakan campuran antara resin dan minyak atsiri yang didapatkan melalui ekstraksi berbagai rempah-rempah, baik rempah-rempah dari daun, buah, biji maupun rimpang, biasanya digunakan sebagai penambah cita rasa pada industri makanan dan minuman dan sebagai ramuan pada industri obat-obatan, kosmetik, dan sabun [5, 6]. Berikut merupakan standar mutu oleoresin menurut Lluch Essence: Tabel 2.2 Standar Mutu Oleoresin Kemangi Menurut Lluch Essence [30] Karakteristik Persyaratan Warna Hijau Pekat Bentuk Cairan Kental Aroma Khas Kemangi Kadar Minyak Atsiri 4-12 % Indeks Bias Minyak 1,501 1,521 Densitas 1 g/ cm 3 (20 o C) Minyak atsiri adalah cairan aromatik dan volatil yang diekstrak dari bahan tanaman, seperti bunga, akar, kulit kayu, daun, biji, kulit, buah-buahan, kayu, dan seluruh tanaman. Minyak atsiri telah digunakan selama berabad-abad dalam pengobatan, wewangian, kosmetik, sebagai bagian dari rempah-rempah atau herbal [21]. Minyak atsiri daun kemangi dapat diekstraksi melalui hidrodistilasi, destilasi uap, dan metode lainnya. Hidrodistilasi dan destilasi uap memiliki beberapa kelemahan seperti dekomposisi termal dari komponen labil, konsumsi energi yang tinggi, dan lamanya waktu yang diperlukan. Pada skala produksi komersial,minyak kemangi secara tradisional diekstraksi melalui penyulingan daun kemangi, batang, 6
3 atau bagian lain dari tanaman kemangi. Clevenger hidrodistilasi biasanya digunakan untuk produksi skala laboratorium. Destilasi air adalah metode standar resmi untuk mengekstraksiminyak esensial untuk pengendalian kualitas [22]. Varietas kemangi yang berbeda memiliki aroma yang berbeda karena ramuan mengandung bahan kimia aroma yang berada di berbagai proporsi untukberbagai ras. Misalnya, aroma cengkeh yang kuat dari kemangi berasal dari eugenol. Licorice basil mengandung anethole. Minyak kemangi dengan kandungan utamanya linalool. Komposisi dan kandungan minyak kemangi sebagian besar bervariasi sesuai dengan kultivar, wilayah geografis, musim, tahap pertumbuhan, regulasi pertumbuhan, budidaya kondisi, pemupukan, dan kondisi panen dan pasca-panen [22]. Tabel 2.3 Komposisi Kimia Minyak Atsiri Daun Kemangi [1] Monoterpenes Monoterpenes Hydrocarbon Oxygenated Hydrocarbon Oxygeneated (4,6 %) (2,4 %) (29,1 %) (63,3 %) α-copaene (0,1 %) α-cardinol (2,4 %) α-thujene (1,1 %) Eugenol (9,5 %) β-elemene (1,9 %) α-pinene (0,7 %) Linalol (53,8 %) β-caryophyllene (1,8 %) Camphene (0,1 %) Germacrene D (0,7 %) β-pinene (0,1 %) d-cadinene (0,1 %) Limonene (22,2 %) y-terpinene (1,3 %) Terpinolene (3,6 %) 2.3 Ekstraksi Ekstraksi adalah isolasi dari suatu konstituen yang terlarut di dalam suatu cairan ke lainnya. Dengan pengubahan, cairan pertama berupa umpan (F), sedangkan yang lainnya mengandung solute pada konsentrasi awal Xf. Cairan kedua berupa pelarut (S) yang mana terlarut sebagian di dalam umpan. Pelarut juga memliki beberapa zat terlarut yang hadir pada konsentrasi awal dari Y, akan tetapi biasanya Ys adalah nol. Pelarut melakukan proses ekstraksi, sehingga pelarutkaya akan cairan yang meninggalkan ekstraktor yang disebut ekstrak, E. Dengan solute yang hilang sebagian atau keseluruhan dari umpan, umpan telah dimurnikan, sehingga umpan kaya akan cairan yang meninggalkan ekstraksi yang disebut rafinat, R [23]. 7
4 Ketika umpan dan pelarut larut bersamaan, solute (A) akan terdistribusi sendiri diantara dua fasa cair. Pada kesetimbangan, rasio dari distribusi ini disebut koefisien distribusi (m). Koefisien distribusi dapat dilihat pada persamaan dibawah ini [23]: YA konsentrasi A dalam fasa ekstrak m = ==... XA konsentrasi A dalam fasa rafinat (2.1) dimana koefisien distribusi, m, adalah suatu pengukuran dari afinitas solute (A) untuk satu fasa (E, S), dan fasa yang lainnya (F, R). Konsentrasi A dapat digambarkan dalam bermacam-macam unit, tetapi untuk kemudahan penghitungan, itu lebih baik untuk menyatakan konsentrasi pada suatu basis bebas solute untuk ke dua fasa tersebut. Contoh, pada ekstraksi aseton dari air dengan toluen dapat dilihat seperti persamaan dibawah ini [23]: X = Berat aseton Berat aseton bebas air. (2.2) Y = Berat aseton Berat aseton bebas toluen air. (2.3) Y m =... (2.4) X Jika terdapat lebih dari satu pilihan solute, pilihlah atau seleksilah pelarutuntuk satu (A) dan yang lainnya (B) yang berupa faktor pemisahan [23]. ma α.. (2.5) A, B mb faktor pemisahan ( A,B) harus lebih besar daripada keseluruhannya maka pemisahan A dari B melalui ekstraksi pelarut. Ketika kevolatilannya lebih tinggi daripada keseluruhannya maka pemisahan A dari B melalui distilasi. Ekstraksi senyawa berharga dari tumbuhan adalah salah satu pendekatan yang paling berkelanjutan yang dapat digunakan. Pemisahan yang efektif dari campuran yang berharga (menghasilkan yield ekstraksi minyak yang tinggi dan konsentrasi dari campuran bioaktif) dari suatu matriks tanaman adalah suatu prosedur yang sulit 8
5 yang berkaitan dengan penghilangan campuran yang berharga dan campuran yang tidak diinginkan dari co-extraction [24]. Walaupun ekstraksi bisa memindahkan solute dari umpan secara sempurna, pemisahan lanjut diperlukan agar pemulihan solute dari pelarutdan membuat pelarut yang cocok untuk digunakan kembali ke dalam ekstraktor. Pemulihan ini dapat melalui unit operasi lainnya seperti distilasi, evaporasi, kristalisasi dan filtrasi [23] Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekstraksi Pemilihan perlengkapan untuk proses ekstraksi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang manasebagai pembatas laju reaksi. Ada 4 faktor penting yang harus dipertimbangkan (1) ukuran partikel, (2) pelarut, (3) suhu, dan (4) pengadukan [13] Ukuran Partikel Ukuran terkecil, terbesar adalah daerah interface antara padatan dan cairan dan sehingga yang tertinggi adalah laju perpindahan dari suatu material dan yang terkecil adalah jarak dari solute yang berdifusi di dalam padatan. Ukuran partikel harus kecil sehingga masing-masing partikel membutuhkan sekitar waktu yang sama untuk mengekstraksi [13] Pelarut Cairan yang dipilih seharusnya adalah sebuah solvent yang selektif dan kekentalannya harus rendah untuk tersirkulasi secara bebas. Pada umumnya, solvent yang murni akan digunakan, ketika ekstraksi diperoses konsentrasi solute akan meningkat dan laju ekstraksi akan menurun; pertama disebabkan gradien konsentrasi akan dihilangkan, dan kedua karena larutan akan akan menjadi lebih kental [13]. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah etil asetat. Etil asetat adalah sebuah molekul asetat (CH3COO - ) dengan dua rantai karbon. Etil asetat digunakan sebagai pelarut di dalam sintesis kimia dan baik digunakan di dalam makanan dengan konsentrasi yang rendah. 9
6 Etil asetat telah dievaluasi oleh FAO (Food and Agriculture Organization) tentang penggunaannya dalam makanan dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini: Tabel 2.4 Penggunaan Aditif Makanan dengan Etil Asetat [25] Nama 21 CFR Penggunaan Etil Asetat Diizinkan sebagai zat aditif makanan untuk konsumsi manusia-pelarut Etil Asetat Zat yang aman- sebagai zat pemberi rasa buatan Tabel 2.5 Sifat Fisika dan Kimia Etil Asetat [25] Parameter Etil Asetat Struktur H 3C O CH 3 Rumus Molekul Nama Umum C4H8O2 Acetic ether, acetidin, acetoxyethane, ethyl ester, ethyl ethanoate, vinegar, naphta Berat Molekul Sifat Fisik Titik leleh Titik Didih Kelarutan dalam Air Kelarutan Densitas Relatif Jernih, mudah menguap, cairan yang dapat terbakar; bau seperti buah-buahan Larut dengan alkohol, aseton, kloroform, eter O -83 o C 77 o C 10 % pada 25 0 C pada 20 0 C Densitas Uap Relatif 3.04 Tekanan Uap 74.4 mmhg pada 20 0 C Log Pow
7 Suhu Suhu adalah pengaruh besar pada ekstraksi dengan suhu tinggi. Tingkat dan hasil ekstraksi yang sangat tinggi berbanding lurus dengan suhu [13]. Dalam kebanyakan kasus, kelarutan material yang diekstraksi akan meningkat seiring bertambahnya suhu untuk memberikan laju ekstraksi yang lebih tinggi. Lebih lanjut lagi, koefisien difusi diharapkan meningkat dengan meningkatnya suhu [13] Pengadukan Pengadukan adalah penting karena hal ini akan meningkatkan difusi dan terjadi perpindahan material dari permukaan partikel pelarutke larutan bulk. Lebih lanjut lagi, pengadukan suspensi dari partikel mencegah sedimentasi dan lebih efektif digunakan [13]. 2.4 Sokletasi Sokletasi adalah suatu prosedur ekstraksi kontinu yang memerlukan suatu peralatan yang khusus. Prosedurnya sangat umum untuk mengekstraksi campuran organik ke dalam suatu solvent dan dapat diaplikasikan pada bahan padat atau semipadat [26]. Untuk ekstraksi campuran yang berharga, Sokletasi (SE) dipertimbangkan sebagai prosedur standar dan referensi utama untuk menilai kinerja dari teknik ekstraksi yang berbeda. Penggunaan dari metode ini terbatas karena tingginya jumlah pemakaian pelarut organik yang memiliki kerugian pada kesehatan manusia dan lingkungan, campuran bioaktif alami bersifat sensitif terhadap panas dan kemungkinan akan terurai pada suhu yang tinggu untuk waktu ekstraksi yang lama, umumnya ini terdapat pada SE [24]. Sokletasi telah digunakan sejak lama sebagai teknik standar dan referensi utama untuk mengevaluasi kinerja dari metode ekstraksi padat-cair (leaching) [27]. Pada 1879, von Soxhlet mengembangkan suatu sistem ekstraksi yang baru (Soxhlet Extractor) yang mana dipakai secara luas pada teknik leaching [28]. Sokletasi adalah teknik standar dimana pelarut segar dikontakkan dengan sampel secara berkala [7]. Efisiensi metode sokletasi dapat ditentukan oleh beberapa faktor seperti ukuran ratarata partikel, waktu ekstraksi dan penggunaan pelarut polar dan non-polar [8]. 11
8 Keuntungan pemakaian dari sokletasi konvensional meliputi (1) pengurangan kesetimbangan perpindahan yang mebmbawa pelarut segar secara berulang yang dikontakkan dengan matriks padat (2) menjaga temperatur ekstraksi relatif tinggi dengan panas dari distillation flask, dan (3) tidak ada penyaringan setelah leaching. Dan juga, metode sokletasi sangat sederhana dan murah. Sedangkan, kekurangannya meliputi (1) waktu ekstraksi yang lama; (2) banyak pelarut yang digunakan; (3) tidak ada pengadukan di dalam peralatan Sokletasi; (4) banyak pelarut yang digunakan untuk evaporasi; dan (5) kemungkinan kehilangan panas dari campuran yang tidak bisa dihindari selama ekstraksi yang biasanya terjadi pada saat tingginya titik didih pelarut [27]. Khususnya, pada sokletasi sampel dikontakkan dengan pelarut segar untuk mengurangi perpindahan kesetimbangan [29]. Untuk mendukung metode Sokletasi ini maka dibutuhkan suatu rangkaian peralatan yang dinamakan peralatan sokhlet (Soxhlet Apparatus). Dari Gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa untuk ekstraksi, material padatan diekstrak dan diletakkan di dalam suatu thimble yang terbuat dari kertas saring yang tebal atau di dalam suatu tabung yang terdapat di tengah bagian dari Sokletasi. Thimble biasanya dibuat dari selulosa dan bersifat permeable ke pelarut. Sampel yang digunakan harus dihancurkan untuk menghasilkan partikulat yang baik dengan luas permukaan yang besar sebelum melakukan Sokletasi. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi ditambahkan pada bagian tengah dari Sokletasi sampai batas dari siphon ke dalam bagian bawah round-bottom flask. Pelarut didistilasi dari bottom flask dengan menggunakan suatu peralatan panas umum laboratorium yaitu hot plate. Gambar 2.2 Peralatan Sokhlet [26] 12
9 Intensitas pemanasan mengendalikan aliran pelarut melalui sistem. Sokletasi dilengkapi dengan kondenser. Pelarut dikondensasikan kembali ke dalam bagian tengah dari peralatan. Suhu dari kondenser harus rendah untuk menghindari banyak pelarut yang hilang. Proses diulang dalam sejumlah proses ekstraksi, pelarut terakumulasi di bagian tengah dari peralatan secara berkala dikembalikan kembali ke dalam flask dimana pelarut dipanaskan. Efisiensi ekstraksi dengan menggunakan peralatan Sokletasi sangat baik (mendekati 100%), dan prosedurnya dapat dengan mudah digunakan untuk menganalisa secara kuantitatif dengan pemulihan yang baik [26] Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sokletasi Ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dari metode sokletasi yaitu meliputi (1) Pemilihan pelarut, (2) Sifat Matriks, dan (3) Kondisi Operasi [27] Pemilihan Pelarut Pemilihan pelarut yang tepat untuk ekstraksi harus dipilih dari target dengan menggunakan metode Sokletasi. Pelarut yang berbeda akan meghasilkan ekstrak yield dan komposisi ekstrak yang berbeda. Penggunaan pelarut alternatif telah meningkatkan kesadaran lingkungan dan keamanan. Suatu pelarut alternatif terkadang ditambahkan agar meningkatkan polaritas dari fasa cair. Campuran pelarut akan meningkatkan yield dan kinetika ekstraksi [27] Sifat Matriks Sokletasi bergantung dari sifat matriks dan ukuran partikel ketika difusi internal sebagai tahap akhir selama proses ekstraksi [27] Kondisi Operasi Selama proses ekstraksi, pelarut biasanya dipulihkan dengan cara evaporasi. Suhu ekstraksi,waktu ekstraksi, perbandingan bahan dengan pelarut, dan evaporasi memiliki dampak dalam kuantitas dan kualitas produk [27]. 13
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Dan Peralatan 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Daun kemangi 2. Etil Asetat (C4H8O2) 3. Etanol (Pembanding) 3.1.2 Peralatan 3.1.2.1 Peralatan Penelitian 1. Beaker glass 2. Gelas
Lebih terperinciI. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH
Petunjuk Paktikum I. ISLASI EUGENL DARI BUNGA CENGKEH A. TUJUAN PERCBAAN Mengisolasi eugenol dari bunga cengkeh B. DASAR TERI Komponen utama minyak cengkeh adalah senyawa aromatik yang disebut eugenol.
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI EKTRAKSI Ekstraksi tanaman obat merupakan suatu proses pemisahan bahan obat dari campurannya dengan menggunakan pelarut. Ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan
Lebih terperinciEKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat
EKSTRAKSI CAIR-CAIR I. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa mampu mengoperasikan alat Liqiud Extraction dengan baik Mahasiswa mapu mengetahui cara kerja alat ekstraksi cair-cair dengan aliran counter current Mahasiswa
Lebih terperincia. Pengertian leaching
a. Pengertian leaching Leaching adalah peristiwa pelarutan terarah dari satu atau lebih senyawaan dari suatu campuran padatan dengan cara mengontakkan dengan pelarut cair. Pelarut akan melarutkan sebagian
Lebih terperinciMETODE EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI
MINYAK ATSIRI (2) TEKNOLOGI PROSESING 1 Oleh : Dr.Ir. Susinggih Wijana, MS. Jurusan Teknologi Industri Pertanian FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA METODE EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI A. Expression
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam hutan. Hasil hutan dapat berupa hasil hutan kayu dan hasil hutan non kayu. Hasil hutan kayu sudah
Lebih terperinciI. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013
I. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013 IV. Tujuan Percobaan: 1. Memilih peralatan yang dibutuhkan
Lebih terperinci1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat
1.1 Latar Belakang Senyawa ester hasil kondensasi dari asam asetat dengan 1-pentanol akan menghasilkan senyawa amil asetat.padahal ester dibentuk dari isomer pentanol yang lain (amil alkohol) atau campuran
Lebih terperinciEKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap
EKSTRAKSI Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, dapat dibedakan dua macam ekstraksi yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOMAT (Lycopersicum esculentum) Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan salah satu sayuran yang paling banyak dikonsumsi, dan telah menjadi tanaman sayuran yang paling penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah tumbuh-tumbuhan. Berbagai macam tumbuhan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan berbagai bahan alam, salah satu sumber daya alam tersebut adalah tumbuh-tumbuhan. Berbagai macam tumbuhan tersebut
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO
LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO (The Period s effect to increase Patchouli
Lebih terperinciEKSTRAKSI BAHAN NABATI (EKS)
MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA EKSTRAKSI BAHAN NABATI (EKS) Disusun oleh: Inasha Vaseany Dr. Tatang Hernas Soerawidjaja Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III PERALATAN DAN METODE
BAB III PERALATAN DAN METODE 3.1. Metodologi Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengambil minyak dari buah Ki Honje dengan cara distilasi kukus dan/atau ekstraksi padat-cair menggunakan alat Soxhlet.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah kita ketahui bahwa materi terdiri dari unsur, senyawa, dan campuran. Campuran dapat dipisahkan melalui beberapa proses pemisahan campuran secara fisika dimana
Lebih terperinciDistilasi, Filtrasi dan Ekstraksi
Distilasi, Filtrasi dan Ekstraksi Nur Hidayat Pengantar Teknologi Pertanian Minggu 9 Teori Produk hasil pertanian merupakan bahan komplek campuran dari berbagai komponen. Pemisahan atau ekstraksi diperlukan
Lebih terperinciPEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan
PEMISAHAN CAMPURAN Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang menutupi permukaan tubuh. Fungsi kulit secara keseluruhan adalah antara lain kemampuannya sebagai penghadang
Lebih terperinciMATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1
MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan
Lebih terperinciPENINGKATAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VACUM GELOMBANG MIKRO
LAPORAN TUGAS AKHIR PENINGKATAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VACUM GELOMBANG MIKRO (Enhancement of Patchouli Alcohol Degree in Purification
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Nilam Gambar 1. Daun Nilam (Irawan, 2010) Tanaman nilam (Pogostemon patchouli atau Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman perdu wangi berdaun halus dan berbatang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Sejarah dan Perkembangan Furfural pertama kali diisolasi tahun 1832 oleh ilmuwan kimia jerman bernama Johan Dobreiner dalam jumlah yang sangat sedikit dari
Lebih terperinciSEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES, 4-5 Agustus 2010 ISSN :
PENGARUH TEMPERATUR, RASIO BUBUK JAHE KERING DENGAN ETANOL, DAN UKURAN BUBUK JAHE KERING TERHADAP EKSTRAKSI OLEORESIN JAHE (Zingiber officinale, Roscoe) Susiana Prasetyo dan Afilia Sinta Cantawinata Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Palmitat Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam lemak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kemiri Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, 2016 Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae (jarak-jarakan).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Sejarah dan Perkembangan Furfural pertama kali diisolasi tahun 1832 oleh ilmuwan kimia jerman bernama Johan Dobreiner dalam jumlah yang sangat sedikit dari
Lebih terperinciKIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd
KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN Penggunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat luas CAKUPAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinci2014 OPTIMASI KONDISI HIDROGENASI ETANOL-NATRIUM UNTUK MENINGKATKAN KADAR MENTOL PADA MINYAK PERMEN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan kekayaan alamnya seperti rempah-rempah. Banyak rempah-rempah Indonesia yang telah diketahui khasiatnya, hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu tanaman tropis yang tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang, buah,
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. I. Fish meal biasanya mengandung rancid fat (ketengikan yang berasal dari lemak)
BAB PENDAHULUAN 1-1 BAB PENDAHULUAN l.l Latar Belakang kan merupakan salah satu sumber protein hewani yang penting. Namun ikan merupakan prod uk yang mudah mengalami kerusakan terutama karena kandungan
Lebih terperinciEkstraksi pelarut atau ekstraksi air:
Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air: Metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dalam larutan (biasanya dalam air) atau menggunakan pelarut lain (biasanya organik) Tidak memerlukan alat khusus atau
Lebih terperinciSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT Feri Manoi PENDAHULUAN Untuk memperoleh produk yang bermutu tinggi, maka disusun SPO penanganan pasca panen tanaman kunyit meliputi, waktu panen,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan kekayaan alamnya. Tanahnya yang subur dan iklimnya yang tropis memungkinkan berbagai jenis tumbuhan dapat dibudidayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sejak era tahun 60-an dikenal sebagai negara penghasil minyak atsiri terbesar di dunia terutama minyak atsiri nilam. Secara biologis, minyak atsiri merupakan
Lebih terperinciISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia
ISOLASI BAHAN ALAM Bahan kimia yang berasal dari tumbuhan atau hewan disebut bahan alam. Banyak bahan alam yang berguna seperti untuk pewarna, pemanis, pengawet, bahan obat dan pewangi. Kegunaan dari bahan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
25 HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Zat Ekstraktif Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan ekstrak aseton yang diperoleh dari 2000 gram kulit A. auriculiformis A. Cunn. ex Benth. (kadar air 13,94%)
Lebih terperincidapat mencapai hingga 90% atau lebih. Terdapat dua jenis senyawa santalol dalam minyak cendana, yaitu α-santalol dan β-santalol.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tanaman Cendana (Santalum album L.) adalah tanaman asli Indonesia yang memiliki aroma yang khas, dimana sebagian besar tumbuh di Propinsi Nusa Tenggara Timur
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENELITIAN PENDAHULUAN Dari hasil penelitian pendahuluan diperoleh bunga kenanga dengan kadar air 82 %, kadar protein 17,30% dan kadar minyak 1,6 %. Masing-masing penyulingan
Lebih terperinciEKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I
EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu teknologi proses ekstraksi minyak sereh dapur yang berkualitas dan bernilai ekonomis
Lebih terperinciKumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI
PERCOBAAN VI Judul Percobaan : DESTILASI Tujuan : Memisahkan dua komponen cairan yang memiliki titik didih berbeda. Hari / tanggal : Senin / 24 November 2008. Tempat : Laboratorium Kimia PMIPA FKIP Unlam
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A.
A. Latar Belakang Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan BAB I PENGANTAR Dalam era globalisasi, penting bagi indonesia sebagai negara yang sedang berkembang untuk meningkatkan pembangunan
Lebih terperinciMETODE EKSTRAKSI Ekstrak Ekstraksi 1. Maserasi Keunggulan
METODE EKSTRAKSI Ekstrak merupakan sediaan sari pekat tumbuh-tumbuhan atau hewan yang diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan obat, menggunakan menstrum yang cocok, uapkan semua
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi
JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi Jum at, 30 Mei 2014 Disusun Oleh : Huda Rahmawati 1112016200044 Kelompok 3 dan 4: Nur Hikmah Amelia Desiria Lilik Jalaludin PROGRAM
Lebih terperinciBAB II. KESEIMBANGAN
BAB II. KESEIMBANGAN Pada perhitungan stage wise contact konsep keseimbangan memegang peran penting selain neraca massa dan neraca panas. Konsep rate processes tidak diperhatikan pada alat kontak jenis
Lebih terperincitetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada
I. TUJUAN PERCOBAAN 1.1 Memahami pemisahan berdasarkan ekstraksi asam asetat. 1.2 Menentukan harga koefisien distribusi senyawa dalam dua pelarut yang tidak saling campur (ekstraksi cair - cair) II. DASAR
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Fisik Buah Pala Di Indonesia buah pala pada umumnya diolah menjadi manisan dan minyak pala. Dalam perkembangannya, penanganan pascapanen diarahkan
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN 1-1. Bab I-Pendahuluan
Bab I-Pendahuluan 1-1 BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jeruk adalah salah satu jenis buah yang mudah diperoleh dan disukai oleh masyarakat. Biasanya jeruk dikonsumsi sebagai buah segar atau dibuat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :
Lebih terperinciPemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) 2.Destilasi
Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) Pemisahan dengan cara filtrasi bertujuan untuk memisahkan zat padat dari zat cair dalam suatu campuran berdasarkan perbandingan wujudnya. Alat yang kita gunakan
Lebih terperinciEKSTRAKSI CAIR-CAIR. BAHAN YANG DIGUNAKAN Aquades Indikator PP NaOH 0,1 N Asam asetat pekat Trikloroetan (TCE)
EKSTRAKSI CAIR-CAIR I. TUJUAN Dapat menerapkan prinsip perpindahan massa pada operasi pemisahan secara ekstraksi dan memahami konsep perpindahan massa pada operasi stage dalam kolom berpacking. II. III.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati dan keunggulan komparatif untuk menghasilkan berbagai produk pertanian tropis yang tidak dapat dihasilkan negara non-tropis.
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle
PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK Subtitle PENGERTIAN ZAT DAN SIFAT-SIFAT FISIK ZAT Add your first bullet point here Add your second bullet point here Add your third bullet point here PENGERTIAN ZAT Zat adalah
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) Disusun oleh: Nama : Eky Sulistyawati FA/08708 Putri Kharisma FA/08715 Gol./Kel.
Lebih terperinciII. METODOLOGI PENELITIAN
1 Perbandingan Antara Metode Hydro-Distillation dan Steam-Hydro Distillation dengan pemanfaatan Microwave Terhadap Jumlah Rendemenserta Mutu Minyak Daun Cengkeh Fatina Anesya Listyoarti, Lidya Linda Nilatari,
Lebih terperinciPEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL (Purification Patchouli oil By Use Of Microwave Distillation
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-39 Perbandingan Antara Metode - dan Steam- dengan pemanfaatan Microwave terhadap Jumlah Rendemenserta Mutu Minyak Daun Cengkeh
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bentonit Bentonit merupakan salah satu jenis lempung yang mempunyai kandungan utama mineral smektit (montmorillonit) dengan kadar 85-95% bersifat plastis dan koloidal tinggi.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen). Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen) sebelum
Lebih terperinciMetoda-Metoda Ekstraksi
METODE EKSTRAKSI Pendahuluan Ekstraksi proses pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang berbeda dari komponen-komponen
Lebih terperinciBAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan
BAB III METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan Penyegar, Unit Pelayanan Terpadu Pengunjian dan Sertifikasi Mutu Barang (UPT. PSMB) Medan yang bertempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. non kayu diantaranya adalah daun, getah, biji, buah, madu, rempah-rempah, rotan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil hutan non kayu merupakan hasil hutan dimana produk yang diambil bukan kayu atau hasilnya bukan berasal dari penebangan pohon. Produk hasil hutan non kayu diantaranya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Molase Molase adalah hasil samping dari proses pembuatan gula tebu. Meningkatnya produksi gula tebu Indonesia sekitar sepuluh tahun terakhir ini tentunya akan meningkatkan
Lebih terperinciMemiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.
Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan
Lebih terperinciReaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3
Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bagian Kimia Hasil Hutan Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia Fakultas MIPA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam
TINJAUAN PUSTAKA Upaya pengembangan produksi minyak atsiri memang masih harus dipicu sebab komoditas ini memiliki peluang yang cukup potensial, tidak hanya di pasar luar negeri tetapi juga pasar dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Syarat Tumbuh
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Kedudukan tanaman kemangi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) dapat diklasifikasikan yaitu : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini digunakan bahan baku minyak atsiri daun sebagai bahan aktif gel antiseptik. Minyak atsiri daun ini berasal dari Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang merupakan salah satu hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Aktivitas sehari-hari kita tidak pernah terlepas dari ancaman serangan radikal bebas. Mulai dari paparan sinar ultraviolet (UV), polusi lingkungan, asap rokok, makanan
Lebih terperinciUJICOBA PERALATAN PENYULINGAN MINYAK SEREH WANGI SISTEM UAP PADA IKM I N T I S A R I
UJICOBA PERALATAN PENYULINGAN MINYAK SEREH WANGI SISTEM UAP PADA IKM I N T I S A R I Ujicoba peralatan penyulingan minyak sereh wangi sistem uap pada IKM bertujuan untuk memanfaatkan potensi sereh wangi;menyebarluaskan
Lebih terperinciSINTESIS BUTANOL H 9. OH, merupakan
SINTESIS BUTANOL Salah satu jenis produksi industri kimia yang dibutuhkan dalam jumlah yang terus meningkat adalah industri n-butanol. n-butanol yang memiliki rumus kimia C 4 H 9 OH, merupakan produk hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Minyak atsiri yang juga dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada
Lebih terperinciPROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN METODE ENFLEURASI. Elwina, Irwan, Ummi Habibah *) ABSTRAK
PROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN METODE ENFLEURASI Elwina, Irwan, Ummi Habibah *) ABSTRAK Minyak melati merupakan salah satu produk minyak atsiri yang paling mahal dan banyak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya
Lebih terperinciMINYAK ATSIRI (2) Karakteristik Bahan dan Teknologi Proses
MINYAK ATSIRI (2) Karakteristik Bahan dan Teknologi Proses O L E H : D R. I R. S U S I N G G I H W I J A N A, M S. J U R U SA N T E K N O L O G I I N D U S T R I P E RTA N I A N FA KU LTA S T E K N O L
Lebih terperinciEKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL
EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL A. F. Ramdja, R.M. Army Aulia, Pradita Mulya Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya ABSTRAK Temulawak ( Curcuma xanthoriza
Lebih terperinci4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat
NP 4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat NaEt C 10 H 18 4 Na C 2 H 6 C 8 H 12 3 (202.2) (23.0) (46.1) (156.2) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Reaksi pada gugus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rut, 2014 Peningkatan Kadar Mentol Pada Minyak Permen Dementolized Menggunakan Katalis Raney Nikel
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan berbagai tanaman rempah-rempah selain India, Cina, dan Brazil. Salah satu produk rempah-rempah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Minyak Atsiri Minyak atsiri atau yang dikenal sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang serta minyak aromatic adalah kelompok besar minyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu suatu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor di antaranya cita rasa, warna, tekstur, nilai gizi, dan faktor lainnya. Secara visual, faktor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biodiesel Biodiesel merupakan bahan bakar rendah emisi pengganti diesel yang terbuat dari sumber daya terbarukan dan limbah minyak. Biodiesel terdiri dari ester monoalkil dari
Lebih terperinciSistem CO 2 -Etanol Dalam Bentuk Gas-Expanded Liquid (GXL) sebagai Pelarut untuk Ekstraksi BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuntutan dunia dalam menjaga lingkungan semakin menjadi topik utama dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Isu mengenai industri dengan konsep berkelanjutan pun hangat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar penyakit diawali oleh adanya reaksi oksidasi yang berlebihan di dalam tubuh. Reaksi oksidasi ini memicu terbentuknya radikal bebas yang sangat aktif
Lebih terperinciPENENTUAN KONDISI KESEIMBANGAN UNIT LEACHING PADA PRODUKSI EUGENOL DARI DAUN CENGKEH
PENENTUAN KONDISI KESEIMBANGAN UNIT LEACHING PADA PRODUKSI EUGENOL DARI DAUN CENGKEH Tagora Bangkit P.S, Rinaldry Sirait, Iriany Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Jl.
Lebih terperinciISOLASI RHODINOL DARI MINYAK SEREH WANGI DENGAN CARA DISTILASI FRAKSINASI VAKUM I N T I S A R I
ISOLASI RHODINOL DARI MINYAK SEREH WANGI DENGAN CARA DISTILASI FRAKSINASI VAKUM I N T I S A R I Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk memisahkan komponen utama minyak sereh wangi yaitu rodinol (
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2 DESTILASI UAP Jum at, 25 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 Fahmi Herdiansyah Siti Ipah Masripah Yasa Esa Yasinta PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciMENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI
MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi
Lebih terperinciISOLASI EUGENOL DALAM MINYAK CENGKEH DENGAN PROSES DISTILASI FRAKSIONASI TEKANAN RENDAH
PKMI--7- ISOLASI EUGENOL DALAM MINYAK CENGKEH DENGAN PROSES DISTILASI FRAKSIONASI TEKANAN RENDAH Ria Amiriani, Ria Yunisa Primasari Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang
Lebih terperinciFRAKSINASI BERTINGKAT
Metode Ekstraksi Maserasi Proses maserasi (macerare= mengairi, melunakkan) merupakan proses perendaman sampel dengan pelarut yang digunakan pada temperatur ruangan. Pada psoses maserasi, bahan kandungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel Zat warna sebagai bahan tambahan dalam kosmetika dekoratif berada dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Paye dkk (2006) menyebutkan,
Lebih terperinciJ. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-
Anggaran Tabel 2. Rencana Anggaran No. Komponen Biaya Rp 1. Bahan habis pakai ( pemesanan 2.500.000,- daun gambir, dan bahan-bahan kimia) 2. Sewa alat instrument (analisa) 1.000.000,- J. Gaji dan upah
Lebih terperinciTEKNOLOGI REMPAH-REMPAH DAN MINYAK ATSIRI
PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI REMPAH-REMPAH DAN MINYAK ATSIRI Oleh: Dr. Karseno, S.P., M.P., Ph.D. Dra. Erminawati, M.Sc., Ph.D. Ir. Sujiman, M.P. KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciPelarut polar Pelarut semipolar Pelarut nonpolar
Berkaitan dengan polaritas dari pelarut, terdapat tiga golongan pelarut yaitu: Pelarut polar Memiliki tingkat kepolaran yang tinggi, cocok untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang polar dari tanaman. Pelarut
Lebih terperinci4022 Sintesis etil (S)-(+)-3-hidroksibutirat
NP 4022 Sintesis etil (S)-(+)-3-hidroksibutirat fermenting yeast sucrose H C 6 H 10 3 C 12 H 22 11 C 6 H 12 3 (130.1) (342.3) (132.2) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Reduksi stereoselektif
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Minyak Nilam 2.1.1 Deskripsi umum minyak nilam Minyak nilam merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang telah dikenal di Indonesia. Dalam perdagangan internasional, minyak
Lebih terperinci