BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Lokasi penelitian yang dijadikan objek penelitian ini adalah Ruas Jalan Solo -Sragen dengan panjang jalan 5 km. Penelitian awal dimulai dari STA sampai STA terakhir yaitu STA Pada jalan Solo Sragen memiliki satu stasiun pencatat hujan yaitu stasiun pencatat hujan Silamat. Dibawah ini dapat dilihat pada peta ruas jalan Solo Sragen. Gambar 4.1 Peta Ruas Jalan Solo Sragen 91

2 digilib.uns.ac.id Data Curah Hujan Data curah hujan didapat dari Pengolah Sumber Daya Air Karanganyar, dan terdapat satu stasiun curah hujan yaitu stasiun silamat yang ada dijalan solo sragen. Data curah hujan digunakan untuk mendapatkan debit hitungan ( Qhitungan ). Sebelum digunakan data hujan dilakukan pengujian kepanggahan untuk curah hujan dan analisis frekuensi curah hujan. Tabel 4.1 Data Hujan Tahunan Stasiun Hujan di Sragen Tahun Hujan Tahunan ( mm/th) Pos Sragen Sumber : Pengolah Sumber Daya Air Karanganyar Tabel 4.2 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan NO Tahun Stasiun Sragen (mm) Sumber : Pengolah Sumber Daya Air Kranganyar

3 digilib.uns.ac.id 93 Tabel 4.3 Data Hujan Tahunan Pencatat Hujan Solo - Sragen Hujan Tahunan (mm/th) Tahun Pos Sragen Hidrolika Saluran Data untuk dimensi saluran drainase didapat dari survey langsung dilapangan pada ruas jalan Solo Sragen. Dibawah ini gambar dan sketsa dimensi dari saluran drainase ruas jalan Solo Sragen sta kiri jalan. Gambar 4.2 saluran drainase sta kiri jalan w= 0.2 H = 0.5 b =1m Gambar 4.3sketsa saluran drainase

4 digilib.uns.ac.id 94 Keterangan : H = Tinggi Muka Air b = Lebar Dasar w = Tinggi jagaan contoh perhitungan saluran drainase jalan solo sragen sta kiri jalan Luas Penampang Basah A = b x h = 0.5 m 2 Keliling Penampang Basah P = b x 2 h = 2 m Jari jari Penampang Basah Saluran R = P A = m Dari parameter parameter tersebut didapat Kemiringan Dasar Saluran : V = 1æ hö ç nè 2ø 2 / 3 S 1/ 2 = m 3 /detik Qdes = A.V = m 3 /detik Pada perhitungan kapasitas saluran drainase yang ada pada ruas jalan Solo Sragen akan didapat debit eksisting (Q eksisting). Setelah mengetahui Q eksisting dapat dilihat kemampuan dari saluran drainase tersebut dengan membandingan antara Q hitungan yang didapat dari data curah hujan dengan Q eksisting. Apablia Q hitungan > Q eksisting maka kemampuan saluran drainase tidak mencukupi atau air meluap, dan jika Q hitungan < Q eksisting kemampuan saluran drainase mencukupi atau air tidak meluap. Perhitungan kapasitas saluran drainase selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.18 dan 4.19.

5 digilib.uns.ac.id Data Kondisi Umum Ruas jalan Solo - Sragen merupakan salah satu ruas jalan di wilayah Surakarta. Lebar perkerasan jalan tersebut adalah 7 m dengan panjang 5 km, yang terdiri dari dua arah dan dua lajur. Lalu lintas yang melewati ruas jalan Solo- Sragen adalah lalu lintas campuran yang terdiri dari sepeda, sepeda motor, mobil penumpang, bus, truk kecil, truk sedang, truk besar, truk gandeng, dan truk trailer Penentuan Kondisi Perkerasan Jalan Segmen jalan yang diamati sepanjang 5km dengan lebar 7 m. Pengamatan kondisi kerusakan ruas jalan berdasarkan teknik sampling dengan mengambil ruas jalan dengan kondisi kerusakan yang terberat. Adapun pembagian segmen pengamatan pada ruas jalan Solo - Sragen pada penelitian ini adalah : 1. Segmen jalan m, dengan lebar 7 m. 2. Segmen jalan m, dengan lebar 7 m. 3. Segmen jalan m, dengan lebar 7 m. 4. Segmen jalan m, dengan lebar 7 m. 5. Segmen jalan m, dengan lebar 7 m. 6. Segmen jalan m, dengan lebar 7 m. 7. Segmen jalan m, dengan lebar 7 m. 8. Segmen jalan m, dengan lebar 7 m. 9. Segmen jalan m, dengan lebar 7 m. 10. Segmen jalan m, dengan lebar 7 m. Berikut contoh penilaian kerusakan jalan dengan metode PCI pada jalan Solo Sragen pada Sta dapat dilihat pada tabel 4.4.

6 digilib.uns.ac.id 96 Tabel 4.4 Pavement Condition IndexSta kirijalan Solo - Sragen Contoh PerhitunganKerusakan Tambalan a. Menentukkan kelas kerusakan b. Density didapat dari luas kerusakan dibagi dengan luas perkerasan jalan (tiap segmen) kemudian dikalikan 100%. Rumus lengkapnya adalah sebagai berikut : Density (%) = (Luas kerusakan / Luas Perkerasan ) x 100% Luas perkerasan = 7 m x 5000 m = m 2. Density = (19,20/35000) x 100% = 2,743% c. Mencari deduct value (DV) dengan memasukkan prosentase density pada grafik masing masing jenis kerusakan kemudian menarik garis vertical sampai memotong tingkat kerusakan (low, medium, high), selanjutnya pada pertolongan tersebut ditarik garis horizontal dan akan didapat nilai DV.

7 digilib.uns.ac.id 97 Grafik 4.1 Grafik kerusakan jalan Long &trans crack(low) dengan density = 2,743% Deduct Value = 6 d. Menjumlah Total Deduct Value Total deduct value yang diproleh pada suatu segmen jalan yang ditinjau sehingga diperoleh total deduct value (TDV) sebesar 12 e. Mencari Corrected Deduct Value Untuk mendapatkan nilai Corrected Deduct Value (CDV), yaitu dengan memasukkan angka yang diperbolehkan DV > 5 untuk perkerasan lapangan udara dan jalan ridak beraspal dan DV > 2 untuk jalan berpermukaan aspal. Mencari DV dengan melihat kurva koreksi dengan menjumlah nilai pemotongan sesuai angka yang diperbolehkan. Diambil nilai DV yang terbesar.

8 digilib.uns.ac.id 98 Grafik 4.2 Total Deduct Value ( TDV ) corrected deduct value (CDV) yang diperoleh adalah 8. f. Menghitung nilai kondisi perkerasan PCI = 100 CDV PCI = nilai kondisi perkerasan CDV = Corrected Deduct Value Nilai PCI pada segmen ini adalah 92 (Excellent). Kondisi ini menunjukan bahwa jalan dalam kondisi yang sangat baik. Dari contoh perhitungan pada sta nilai PCI yang didapat pada segmen ini adalah 92 (Excellent). Kondisi ini menunjukan bahwa jalan dalam kondisi yang sangat baik. Perhitungan nilai keruskan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran B 1 pada jalan Solo Sragen dan lampiran B 3 jalan Sragen Solo.

9 digilib.uns.ac.id Uji kepanggahan Data Hujan uji kepanggahan curah hujandengan menggunakan cara RAPS pada stasiun pencatat hujan Sragendisajikan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Uji Kepanggahan pada Stasiun Pencatat Hujan Sragen No. Tahun i i-rerata Sk* Sk** Absolut Q Abs Maks Q/ ľŧv Nilai Kritik ,095 0,095 2,414 0,9 <1, ,130 0, ,955 0, ,593 1,593 <Ttk.kritik panggah ,694 1, ,414 2, ,316 2, Keterangan: i Sk* = hujan tahunan = kumulatif i-rerata Sk** = Sk*/standar deviasi n = jumlah data Nilai QRAPShit (maks)di stasiun Sragenterdapat pada tahun 1995 dengan nilai Q Absolut adalah 2,414 dan nilai Q/ ľŧv sebesar 0.9. Selanjutnya nilai Q/ ľŧvakan dibandingkan dengan nilai kritik yang terdapat pada Tabel 2.1 dengan n= 8 dan Confidence Interval 90%. Hasil dari perbandingan adalah Q RAPS hit/ ľŧv < Q RAPS kritik yang berarti stasiun Sragen adalah panggah. Hasil uji kepanggahan dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Kepanggahanstasiun hujan Sragen No Nama Stasiun Pencatat Hujan Q Abs Maks Abs Q/sqrt(n) Nilai Kritik Q Keterangan 1 Sragen 2,414 0,9 < 1,047 Panggah

10 digilib.uns.ac.id Analisis Frekuensi Data Hujan Analisis frekuensi didasarkan pada sifat statistik kejadian masa lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di masa datang dengan anggapan bahwa sifat statistik kejadian hujan di masa yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan masa lalu. Oleh karena itu perhitungan analisis frekuensi menggunakan data hujan wilayah dari data hujan harian maksimum. Agar didapat nilai kala ulang yang lebih aman apabila digunakan dalam analisis perencanaan banjir Analisis Statistik Untuk menentukan jenis distribusi dilakukan analisis statistik. Dalam analisis ini yang ditinjau adalah Stasiun hujan di wilayah Sragen. Contoh perhitungan statistik stasiun Sragen tahun 1991: þķŏvś = ψ=ά \ꑐ = 87,750 mm. Xi - þķŏvś = ,750= 22,250 mm (Xi - þķŏvś ) 2 = (22,250) 2 = 495, 063 mm (Xi - þķŏvś ) 3 = (22,2500) 3 = 11015,141 mm (Xi - þķŏvś ) 4 = (22,250) 4 = ,879 mm Perhitungan analisis statistik stasiun hujan Sragen dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Analisis Statistik stasiun hujan Sragen NO. TAHUN R 24 Max X (mm) X - X bar (X - X bar) 2 (X - X bar) 3 (X - X bar) Jumlah commit 0.0 to user

11 digilib.uns.ac.id 101 Dengan menggunakan Persamaan 2.11 hingga 2.14 didapat parameter statistik stasiun hujan Sragen Rata-rata þķŏvś = 87,750 Standart Deviasi Sd = 19,167 Coef Variety Cv=S/þĶŎVŚ = 0,218 Coef Skewness Cs = -1,448 Coef Kurtosis Ck = 6,904 Perhitungan analisis statistik nilai Ln(x) dari data hujan stasiun hujan Sragen diperlukan.contoh perhitungan statistik Ln(x) tahun 1991: þķŏvś = ψ=ά \ꑐ ɐɇ = 4,448 mm Xi - þķŏvś = 4,700 4,448= 0,253mm (Xi - þķŏvś ) 2 = (0,253) 2 = 0,064 mm 2 (Xi - þķŏvś ) 3 = (0,253) 3 = 0,016 mm 3 (Xi - þķŏvś ) 4 = (0,253) 4 = 0,004 mm 4 Perhitungan analisis statistik Ln (x) data hujan Sragen dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Analisis Statistik Ln (x) Data Hujan padastasiun Sragen NO. TAHUN R 24 Max X (mm) X - X bar (X - X bar) 2 (X - X bar) 3 (X - X bar) Jumlah Dengan menggunakan Persamaan commit 2.8 hingga to user 2.11 didapat parameter statistik Ln(x) data hujan pada stasiun Sragen :

12 digilib.uns.ac.id 102 Ln(x) = 4,448 Sd (Ln(x)) = 0,263 Cv(Ln(x))=Sd(Ln(x))/Ln(x) = 0,059 Cs(Ln(x)) = -1,977 Ck(Ln(x)) = 8, Tes Jenis Distribusi Nilai parameter statistik kemudian diperbandingkan dengan syarat dari masingmasing jenis distribusi dalam Tabel 2.11 Didapat hasil pemilihan distribusi stasiun hujan Sragen yang terdapat dalam Tabel 4.9. Tabel 4.9 Pemilihan Jenis Distribusi Stasiun Hujan Sragen NO Jenis Distribusi Syarat Hasil Perhitungan 1. Normal Cs=0 Ck=3 2. Log Normal Cs(Ln(x))=0 Cv 3 +3Cv =0,1 Ck(Ln(x))=3 Cv 8 +6Cv 6 +15Cv 4 +16Cv 2 = 3,02 3. Pearson III Cs>0 Ck=1.5 Cs 2 +3 =7,23 Cs = -1,448 Ck = 6,904 Cs = -1,977 Ck = 8,433 Cs = -1,448 Ck = 6, Log Pearson III Jika semua syarat tidak terpenuhi Cs = -1,977 Ck = 8, Gumbell Cs = 1,14 Ck = 5,4 Cs = -1,448 Ck = 6,904 Keputusan No No No No No No Yes Yes No No Dari tabel di atas didapat distribusi yang terpilih adalah Log Pearson III Uji Smirnov Kolmogorov Uji Smirnov Kolmogorov digunakan karena distribusi yang terpilih adalah Log Pearson III. Dengan Nilai Δcr ditunjukkan dalam Tabel Dari perhitungan didapat hasil perhitungan Uji Smirnov Kolmogorov dari data hujan Sragen.

13 digilib.uns.ac.id 103 Tabel 4.10 Uji Smirnov Kolmogorov Data Hujan Pada stasiun hujan Sragen X Sn No Log Xi G Pr P (x) [Sn (x) - P (x)] (mm) (%) 1 47,000 11,111 1,672-2,270 95,393 4,607 6, ,000 22,222 1,898-0,298 90,435 9,565 12, ,000 33,333 1,924-0,065 89,850 10,150 23, ,000 44,444 1,949 0,155 89,298 10,702 33, ,000 55,556 1,978 0,403 88,675 11,325 44, ,000 66,667 1,982 0,442 88,575 11,452 55, ,000 77,778 2,009 0,673 87,996 12,004 65, ,000 88,889 2,041 0,959 87,275 12,725 76,164 þķŏvś = 1,932 mm Sd = 0,114 Cs = -1,977 Dengan jumlah data sebesar 8 dan signifikansi 5%, maka didapat nilai D Kritis dari sebesar 51,8%. Nilai D Maksimum dari perhitungan sebesar 76,164%. Dapat diambil kesimpulan bahwa data hujan di Stasiun Pencatat Hujan Solo - Sragen menggunakan Hipotesa Log Pearson III ditolak.hasil uji Smirnov Kolmogorov tidak memenuhi syarat.namun demikian karena dalam pemilihan jenis distribusi data hujan hanya Log Pearson III yang memenuhi, maka distribusi tersebut tetap digunakan Hujan Rencana Contoh perhitungan hujan rencana Log Pearson III data hujan Solo Sragen pada Tahun 1991 : Ln (x) = Ln 110 = 4.70mm Ln (x) = m Î = 4,43 mm Ln(x) Ln(R ) = ,443 = 0,253 mm (Ln(x) Ln(R )) 2 = (0,26) 2 = 0,064mm 2 (Ln(x) Ln(R )) 3 = (0,26) 3 = 0,016 commit 3 to user

14 digilib.uns.ac.id 104 Perhitungan analisis statistik Log Pearson III hujan Solo Sragen dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.11 Analisis statistik Log Pearson III hujan Solo Sragen NO. TAHUN R 24 Max X (mm) Ln X ln X-ln Xi (ln X-ln Xi) 2 (ln X-ln Xi) Jumlah Dengan menggunakan Persamaan 2.8 hingga 2.11 didapat parameter statistik Log Pearson III : Rata-rata Ln Xi 4,45 Standart Deviasi Sd 0.26 Coef. Skewness Cs -2.0 Nilai Cs kemudian dipakai dalam menentukan nilai G dari Tabel Cs Log Pearson III Negatif. Contoh perhitungan hujan rencana dengan kala ulang 2 tahun : G = 0,304 G.S = 0,304 x 0,26 = 0,080 Ln Xi + G.S = 4,45 + 0,0219 = 4,528 Rt = arc Ln(4,4697) = 92,519mm Perhitungan hujan rencana dari data hujan Solo - Sragendapat dilihat pada Tabel 4.12.

15 digilib.uns.ac.id 105 Tabel 4.12 hujan rencana dari data hujan Solo - Sragen T G G.S ln Xi + G.S Rt Waktu Konsentrasi Pada perhitungan waktu konsentrasi (tc) terlebih dahulu mengetahui kemiringan saluran. Dalam penelitian ini kemiringan saluran didapat dari survey langsung dilapangan pada ruas jalan Solo Sragen. Aliran air mengalir pada sungai yang terdapat pada ruas jalan Solo Sragen pada sta Aliran air mengalir pada sta karena terdapat sungai, sehingga air mengalir dari sta menuju dan dari sta menuju sra Perhitungan Waktu Konsentrasi (tc) dapat dilihat pada tabel Contoh perhitungan kemiringan S pada sta kiri jalan : S = S = ψ=ά ɐɇ ²úǴ Ėúm ψ=ά 덀ʶłc ɐɇ, ɐɇ 덀ʶłc덀ʶłc S = 0,004 Contoh perhitungan Saluran Drainase sta : 덀ʶłc, 덀ʶłc덀ʶłc ψ=άψ=ά ɐɇ덀ʶłc덀ʶłc, tc = 덀ʶłc. 덀ʶłc덀ʶłcψ=ά, tc = 7,3984 tc = 0,1233

16 digilib.uns.ac.id 106 Tabel 4.13 Waktu Konsentrasi (tc) No Saluran Sta kanan & kiri jalan Sta kanan & kiri jalan Sta kanan & kiri jalan Sta kanan & kiri jalan Sta kanan & kiri jalan Panjang Slope tc tc (m) (menit) (jam) 100 0,002 7,3984 0, ,002 7,3984 0, ,004 5,6655 0, ,002 7,3984 0, ,002 7,3984 0, Intensitas Hujan Setelah mengetahui waktu konsentrasi (tc ) pada setiap saluran yang ada dikiri dan kanan jalan Solo Sragen dapat dihitung intensitas hujan. Pada perhitungan intensitas hujan dalam penelitian ini mengunakan kala ulang 2th, 5th.10th, 20th, 50th untuk perhitungan debit.perhitungan intensitas hujan dapat dilihat pada tabel 4.14.berikut ini contoh perhitungan intensitas hujan untuk kala ulang 2th. Contoh Perhitungan : Rencana Saluran Drainasepada ruas jalan Solo Sragen Sta untuk Q2 tahun dapat dihitung dengan parameter-parameter : I = R24æ 24ö 24 ç è t c ø 2 3 I = 92, æ ç è 24 0,1233 I=129,4703 mm/jam ö ø 2 3 Perhitungan Intensitas Hujanselanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.13.

17 digilib.uns.ac.id 107 Tabel 4.14 Intensitas Hujan. No Th Saluran tc R24 I (jam) (mm) (mm/jam) 1 2 Sta , , , Kanan & kiri 104, , Jalan 108, , , , , , Sta , , , Kanan & kiri 104, , Jalan 108, , , , , , Sta , , , Kanan & kiri 104, , Jalan 108, , , , , , Sta , , , Kanan & kiri 104, , Jalan 108, , , , , , Sta , , , Kanan & kiri 104, , Jalan 108, , , , , , Debit Rencana Batas batas daerah pengaliran ditetapkan berdasarkan peta RBI ( Rupa Bumi Indonesia). Luas daerah aliran (A) pada saluran drainase didapat dengan mengetahui kontur yang ada pada peta. Hasil dari luas daerah saluran drainase dapat dilihat pada Tabel 4.16 untuk jalan Solo Sragen dan Tabel 4.18 jalan Sragen Solo. Dibawah ini gambar dari luasan yang didapat mengunakan peta RBI ( Rupa Bumi Indonesia) dengan bantuan AUTOCAD 2007.

18 digilib.uns.ac.id 108 Sta sta Sta Sta Sta Keterangan : Gambar 4.4 luasan ruas jalan Solo Sragen 1. : Pemukiman 2. : Sawah : Tegalan Contoh perhitunga luasan untuk Sta kiri jalan A = A = m2 Sehingga A sebesar: m 2 Contoh perhitungan Cgab untuk Sta kiri jalan Cgab = ( 0,85 x 0,82 ) + ( 7845 x 3470 ) / Cgab = 0,84 Perhitungan luasan dan Cgab selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.15

19 digilib.uns.ac.id 109 Tabel 4.15 Luasan ruas jalan Solo Sragen *) nilai C diperoleh pada tabel runoff coefficient (C ) Lampiran A- 6 Sehingga besarnya debit aliran (Q) dapat dihitung sebagai berikut : Contoh perhitungan Q2 tahun pada sta kiri jalan: Qp = Kr ( 1,047)CIA Q = 1,047 x 0,84 x 129,4703 x Q = 0,3424 Sehingga Q sebesar:0,3424m 3 /det Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.16 Perhitungan Debit Rencana.

20 digilib.uns.ac.id 110 Tabel 4.16 Debit Rencana Solo Sragen No Saluran Tr A (m2) tc Cgab I Qn (jam) (mm/jam) (m3/det) 1 Sta ,00 0,1233 0,84 129,4703 0,3424 Kanan & kiri 5 146,7404 0,3881 Jalan ,5005 0, ,0945 0, ,0997 0, Sta ,50 0,1233 0,84 129,4703 0,6852 Kanan & kiri 5 146,7404 0,7766 Jalan ,5005 0, ,0945 0, ,0997 0, Sta ,00 0,0944 0,84 129,4703 1,0334 Kanan & kiri 5 146,7404 1,1712 Jalan ,5005 1, ,0945 1, ,0997 1, Sta ,00 0,1233 0,84 129,4703 1,3752 Kanan & kiri 5 146,7404 1,5587 Jalan ,5005 1, ,0945 1, ,0997 1, Sta ,00 0,1233 0,84 129,4703 1,7287 Kanan & kiri 5 146,7404 1,9593 Jalan ,5005 2, ,0945 2, ,0997 2,0709

21 digilib.uns.ac.id 111 Contoh perhitunga luasan untuk Sta kiri jalan A = ,5 A = m2 Sehingga A sebesar: m 2 Contoh perhitungan Cgab untuk Sta kiri jalan Cgab = ( 0,85 x 0,82 ) + ( 7845 x 3470 ) / Cgab = 0,84 Perhitungan luasan dan Cgab selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.17 Tabel 4.17 Luasan ruas jalan Sragen Solo *) nilai C diperoleh pada tabel runoff coefficient (C ) Lampiran A- 6 Sehingga besarnya debit aliran (Q) dapat dihitung sebagai berikut : Contoh perhitungan Q2 tahun pada sta kiri jalan: Qp = Kr ( 1,047)CIA Q = 1,047 x 0,84 x 129,4703x 12022,50 Q = 0,3626

22 digilib.uns.ac.id 112 Sehingga Q sebesar: 0,3626m 3 /det Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.18 Perhitungan Debit Rencana. Tabel 4.18 Debit Rencana Sragen - Solo No Saluran Tr A (m2) tc Cgab I Qn (jam) (mm/jam) (m3/det) 1 Sta ,50 0,1233 0,84 129,4703 0,3626 Kanan & kiri 5 146,7404 0,4110 Jalan ,5005 0, ,0945 0, ,0997 0, Sta ,00 0,1233 0,82 129,4703 0,6816 Kanan & kiri 5 146,7404 0,7725 Jalan ,5005 0, ,0945 0, ,0997 0, Sta ,50 0,0944 0,82 129,4703 1,0071 Kanan & kiri 5 146,7404 1,1414 Jalan ,5005 1, ,0945 1, ,0997 1, Sta ,00 0,1233 0,84 129,4703 1,3842 Kanan & kiri 5 146,7404 1,5689 Jalan ,5005 1, ,0945 1, ,0997 1, Sta ,00 0,1233 0,83 129,4703 1,7132 Kanan & kiri 5 146,7404 1,9417 Jalan ,5005 2, ,0945 2, ,0997 2,0524

23 digilib.uns.ac.id 113 Tabel 4.19 Dimensi Saluran Drainase Jalan Solo Sragen No. Sal Sta. Awal Kemiringan Qhitungan Sal. ( S ) Lebar dasar (b) Dimensi Saluran Tinggi Tinggi Luas Keliling Jari Muka Kecepatan Jagaan Basah Basah Hidrolis Air (V) (w) (A) (P) (R ) (h) Qeksisting m3/det m m m m2 m m m/det m3/det sta kiri jalan 0,002 0,388 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,444 0,222 sta kiri jalan 0,002 0,777 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,444 0,222 sta kiri jalan 0,004 1,171 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,627 0,314 sta kiri jalan 0,000 1,559 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,140 0,070 sta kiri jalan 0,002 1,959 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,444 0,222 Lokasi Sal. Meluap / Tidak Meluap? Kiri Jalan Meluap Kiri Jalan Meluap Kiri Jalan Meluap Kiri Jalan Meluap Kiri Jalan Meluap Tabel 4.20 Dimensi Saluran Drainase Jalan Sragen Solo No. Sal Sta. Awal Kemiringan Sal. Qhitungan ( S ) Lebar dasar (b) Dimensi Saluran Tinggi Tinggi Luas Keliling Jari Muka Jagaan Basah Basah Hidrolis Air (w) (A) (P) (R ) (h) Kecepatan Qeksisting (V) sta kanan jalan 0,002 0,411 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,444 0,222 sta kanan jalan 0,002 0,773 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,444 0,222 sta kanan jalan 0,004 1,141 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,627 0,314 sta kanan jalan 0,000 1,569 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,140 0,070 sta kanan jalan 0,002 1,942 1,0 0,5 0,2 0,500 2,000 0,250 0,444 0,222 Lokasi Sal. Meluap / Tidak Meluap? Kanan Jalan Meluap Kanan Jalan Meluap Kanan Jalan Meluap Kanan Jalan Meluap Kanan Jalan Meluap

24 digilib.uns.ac.id Hubungan Antara Debit Aliran ( Q aliran ) Dengan Pavement Condition Index (PCI) Hubungan antara Debit luapan( Qluapan ) dan data Pavement Condition Index ( PCI ) yang didapat dari hasil survey lapangan dapat dilihat pada grafik hubungan pada jalan Solo Sragen dan grafik hubungan pada jalan Sragen Solo. Data yang digunakan adalah data data Debit luapan ( Qluapan ) dan hasil survey PCI ( Pavement Condition Index ) pata setiap segmen ruas jalan Solo Sragen dan ruas jalan Sragen Solo. Berikut ini adalah tabel nilai PCI Jalan pada jalan Solo Sragen dan Sragen Solo persegmen jalan. Tabel 4.21 Nilai PCI Jalan Solo - Sragen No Segmen Jalan (m) panjang lebar Luas Segmen (m 2 ) PCI , , , ,5 Tabel 4.22 Nilai PCI Jalan Sragen -Solo No Segmen Jalan (m) panjang lebar Luas Segmen (m 2 ) PCI , , , , ,9 Analisis ini menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010.Analisis ini dilakukan tiap segmen jalan. Tahap akhir akan menghasilkan jenis jenis kerusakan jalan persegmen dan dapat diketahui nilai kerusakan jalan tersebut dengan metode

25 digilib.uns.ac.id 115 PCI (Pavement Condition Index ). Berikut ini adalah grafik dari nilai PCI pada jalan Solo Sragen dan Sragen Solo persegmen. Grafik 4.3 Grafik PCI pada Jalan Solo Sragen Dari hasil Grafik 4.3 PCI pada Jalan Solo Sragen dengan nilai yang rendah R 2 = kerusakan pada jalan tidak terlalu besar. Kerusakan jalan Grafik 4.4 Grafik PCI pada jalan Sragen Solo Dari hasil grafik 4.4 PCI pada jalan Sragen Solo dengan nilai R 2 = kerusakan pada jalan cukup besar.

26 digilib.uns.ac.id Perhitungan Debit Luapan Pada perhitungan debit luapan ( Qluapan ) dihasilkan dari debit hitungan (Qhitungan) yang didapat dari analisis curah hujan dan debit eksisting ( Qeksisting) yang didapat dari analisis hidrolika saluran. Debit luapan (Qluapan) digunakan sebagai limpasan untuk mengetahui pengaruh terhadap kerusakan jalan dengan metode PCI ( Pavement Condition Index). Perhitungan debit luapan (Qluapan) dapat dilihat pada tabel 4.23 untuk jalan Solo - Sragen dan 4.24 Sragen Solo. Tabel 4.23 Perhitungan Debit Luapan (Qluapan) pada jalan Solo Sragen No. Sal. Sta Q hitungan Qeksisting m3/det Qluapan m3/det 1 sta kiri jalan 0,388 0,222 0,166 2 sta kiri jalan 0,777 0,222 0,555 3 sta kiri jalan 1,171 0,314 0,857 4 sta kiri jalan 1,559 0,070 1,489 5 sta kiri jalan 1,959 0,222 1,737 Contoh Perhitungan Qluapansta kanan jalan Qluapan = 0,777-0,222 Qluapan = 0,555m3/detSehingga Qluapan sebesar:0,555m3/det Tabel 4.24 Perhitungan Debit Luapan (Qluapan) pada jalan Sragen -Solo No. Sal. Sta Q hitungan Qeksisting m3/det Qluapan m3/det 1 sta kanan jalan 0,411 0,222 0,189 2 sta kanan jalan 0,773 0,222 0,551 3 sta kanan jalan 1,141 0,314 0,828 4 sta kanan jalan 1,569 0,070 1,499 5 sta kanan jalan 1,942 0,222 1,720 Contoh Perhitungan Qluapansta kanan jalan Qluapan = 0,411-0,222 Qluapan = 0,189m3/detSehingga Qluapan sebesar: 0,189m3/det

27 digilib.uns.ac.id 117 Setelah mengetahui kerusakan jalan persegmen dengan metode PCI ( pavement Condition Index ) dan debit luapan (Qluapan) untuk setiap saluran pada jalan Solo Sragen dapat dilihat hubungan dari keduanya, dimana pengaruh limpasan untuk kerusakan jalan yang dilihat dari debit luapan ( Qluapan). Analisis ini dilakukan tiap segmen jalan, persegmen dibagi menjadi 5.Kemudian memasukkan nilai PCI persegmen jalan dan Debit Luapan (Qluapan) untuk mengetahui pengaruh limpasan yang ada pada setiap segmen jalan.dibawah ini adalah grafik hubungan dari nilai PCI ( Pavement Condition Index )dengan Debit Luapan ( Q luapan ). Grafik 4.5 Grafik Hubungan PCI dengan Q luapan pada jalan Solo Sragen Dari hasil grafik 4.5 Pengaruh debit luapan ( Qluapan ) dengan kerusakan jalan metode PCI pada ruas jalan Solo Stagen dapat dilihat pada grafik kerusakan tertinggi terdapat pada sta ,5 ( good ) dimana terdapat sungai yang ada pada sta sehingga kemiringan yang ada pada jalan lebih besar maka aliran air mengalir pada jalan tersebut. Kerusakan jalan pada sta sta dengan nilai kerusakan 58,6 ( good ). Hal ini menunjukkan kerusakan yang dipengaruhi oleh limpasan tidak signifikan. Kerusakan perkerasan lentur dapat juga disebabkan oleh faktor lain seperti beban lalu lintas, suhu, dan lain-lainnya.

28 digilib.uns.ac.id 118 Grafik 4.6 Grafik Hubungan PCI dengan Qluapan pada jalan Sragen Solo Dari hasil grafik 4.6 Pengaruh debit luapan ( Qluapan ) dengan kerusakan jalan metode PCI pada ruas jalan Solo Sragen dapat dilihat pada grafik kerusakan tertinggi terdapat pada sta dengan nilai kerusakan 37,9 (poor) dimana terdapat sungai yang ada pada sta sehingga kemiringan yang ada pada jalan lebih besar maka aliran air mengalir pada jalan tersebut. Kerusakan jalan pada sta dengan nilai kerusakan 55,6 ( good). Hal ini menunjukkan kerusakan yang dipengaruhi oleh limpasan tidak signifikan. Kerusakan perkerasan lentur dapat juga disebabkan oleh faktor lain seperti beban lalu lintas, suhu, dan lain-lainnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dijadikan objek penelitian ini adalah Ruas Jalan Solo -Sragen dengan panjang jalan 5 km. Ruas jalan solo sragen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISTIK DAS 4.1.1. Parameter DAS Parameter fisik DAS Binuang adalah sebagai berikut: 1. Luas DAS (A) Perhitungan luas DAS didapatkan dari software Watershed Modelling

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 digilib.uns.ac.id ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hujan Pengolahan data curah hujan dalam penelitian ini menggunakan data curah hujan harian maksimum tahun 2002-2014 di stasiun curah hujan Eromoko,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah drainase kota sudah menjadi permasalahan utama pada daerah perkotaan. Masalah tersebut sering terjadi terutama pada kota-kota yang sudah dan sedang berkembang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 24 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode adalah suatu teknik atau cara untuk mendapatkan, mengumpulkan, dan mencatat data yang diperlukan untuk mencapai sebuah tujuan. Setelah semua data

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data BAB V ANALISA DATA 5.1 UMUM Analisa data terhadap perencanaan jaringan drainase sub sistem terdiri dari beberapa tahapan untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Sebelum tahapan analisa dilakukan, terlebih

Lebih terperinci

Demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya.

Demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas besar Mata Kuliah Rekayasa Hidrologi SI-2231. Tugas besar ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penilaian Kondisi Jalan Pengumpulan data kerusakan pada ruas jalan Kabupaten, Sleman sepanjang 5000 m yang dilakukan melalui survei kondisi permukaan jalan survei dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bumi terdiri dari air, 97,5% adalah air laut, 1,75% adalah berbentuk es, 0,73% berada didaratan sebagai air sungai, air danau, air tanah, dan sebagainya. Hanya 0,001% berbentuk uap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN

BAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN BAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN 4.1 Tinjauan Umum Dalam menganalisis tinggi muka air sungai, sebagai langkah awal dilakukan pengumpulan data. Data tersebut digunakan sebagai perhitungan stabilitas maupun

Lebih terperinci

Peta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan

Peta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan Latar Belakang Saluran Rungkut Medokan adalah salah satu saluran sekunder yang ada di Surabaya. Ada 6 saluran sekunder yaitu Rungkut Asri, Rungkut Asri Utara, Rungkut Medokan, Rungkut Asri Timur, Medokan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT Disusun Oleh : AHMAD RIFDAN NUR 3111030004 MUHAMMAD ICHWAN A 3111030101 Dosen Pembimbing Dr.Ir. Kuntjoro,MT NIP: 19580629 1987031

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR NOTASI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Uraian Umum Sesuai dengan program pengembangan sumber daya air di Sulawesi Utara khususnya di Gorontalo, sebuah fasilitas listrik akan dikembangkan di daerah ini. Daerah

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM SALURAN DRAINASE DI RUAS JALAN SOLO SRAGEN KABUPATEN KARANGANYAR

EVALUASI SISTEM SALURAN DRAINASE DI RUAS JALAN SOLO SRAGEN KABUPATEN KARANGANYAR EVALUASI SISTEM SALURAN DRAINASE DI RUAS JALAN SOLO SRAGEN KABUPATEN KARANGANYAR Ajeng Kusuma Dewi 1, Ary Setiawan 2, Agus P Saido 3 1) Mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Uiversitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENGUMPULAN DATA. Perdanakusuma tahun Data hujan yang diperoleh selanjutnya direview

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENGUMPULAN DATA. Perdanakusuma tahun Data hujan yang diperoleh selanjutnya direview BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENGUMPULAN DATA 4.1 Tahapan Pengolahan Data IV - 1 Perolehan data hujan didapatkan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Jakarta, berupa curah hujan bulanan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Perlintasan Sebidang

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Perlintasan Sebidang BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Perlintasan Sebidang Jalan Tata Bumi Selatan ialah jalan kelas III, dengan fungsi jalan lokal sekunder yang menghubungkan antara kegiatan nasional dengan pusat kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KONDISI DRAINASE TERHADAP KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KONDISI DRAINASE TERHADAP KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KONDISI DRAINASE TERHADAP KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR (The analysis of drainage condition to the damage of flextural pavement) SKRIPSI Disusun sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan Rossana Margaret, Edijatno, Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 25 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.5. Gambaran Umum Lokasi Studi Gambar 4.1. Lokasi Studi Kelurahan Jagalan merupakan salah satu kelurahan yang cukup padat dengan jumlah penduduk pada tahun

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penilaian Kondisi Jalan Pengumpulan data kerusakan pada ruas jalan Siluk Panggang, Imogiri Barat Kabupaten Bantul sepanjang 4000m yang dilakukan melalui survei kondisi permukaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA 4.1 Tinjauan Umum Dalam merencanakan normalisasi sungai, analisis yang penting perlu ditinjau adalah analisis hidrologi. Analisis hidrologi diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penilaian Kondisi Jalan Pengumpulan data kerusakan pada ruas di jalan Imogiri Timur Bantul,Yogyakarta sepanjang 4000 m yang dilakukan melalui survei kondisi permukaan jalan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI BAB V 5.1 DATA CURAH HUJAN MAKSIMUM Tabel 5.1 Data Hujan Harian Maksimum Sta Karanganyar Wanadadi Karangrejo Tugu AR Kr.Kobar Bukateja Serang No 27b 60 23 35 64 55 23a Thn (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HIDROLOGI

BAB IV ANALISA HIDROLOGI BAB IV ANALISA HIDROLOGI 4.1. Diagram Alir M U L A I Data Curah Hujan N = 15 tahun Pemilihan Jenis Sebaran Menentukan Curah Hujan Rencana Uji Kecocokan Data - Chi Kuadrat - Smirnov Kolmogorov Intensitas

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kerusakan ruas Jalan Pulau Indah, Kupang dari STA 0+00 STA 0+800, maka

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kerusakan ruas Jalan Pulau Indah, Kupang dari STA 0+00 STA 0+800, maka BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisa serta pembahasan terhadap kerusakan ruas Jalan Pulau Indah, Kupang dari STA 0+00 STA 0+800, maka dapat disimpulkan bahwa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 4.1. Analisis Hidrologi BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.1. Data Curah Hujan Harian Maksimum Data curah hujan yang digunakan untuk analisis hidrologi DAS Gadangan adalah dari dua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Stasiun Pengamat Hujan Untuk melakukan analisa ini digunakan data curah hujan harian maksimum untuk tiap stasiun pengamat hujan yang akan digunakan dalam analisa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI BAB IV ANALISIS HIDROLOGI IV - 1 BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 4.1 TINJAUAN UMUM Dalam merencanakan bangunan air, analisis yang penting perlu ditinjau adalah analisis hidrologi. Analisis hidrologi diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL. Sungai

BAB IV ANALISIS DAN HASIL. Sungai BAB IV ANALISIS DAN HASIL 4.1.Analisis Hidrograf 4.1.1. Daerah Tangkapan dan Panjang Sungai Berdasarkan keadaan kontur pada peta topografi maka dibentuk daerah tangkapan seperti berikut, beserta panjang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri 1 STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri ABSTRAK Kelebihan air hujan pada suatu daerah atau kawasan dapat menimbulkan suatu

Lebih terperinci

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program D-III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan Jurusan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum Pengumpulan data kerusakan pada ruas jalan Argodadi, Sedayu dengan panjang 4 km dan lebar jalan 6 m dilakukan melalui survei kondisi permukaan jalan. Survei

Lebih terperinci

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

Jurnal Rancang Bangun 3(1) STUDI KELAYAKAN KAPASITAS TAMPUNG DRAINASE JALAN FRANS KAISEPO KELURAHAN MALAINGKEDI KOTA SORONG Ahmad Fauzan 1), Hendrik Pristianto ) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sorong

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pavement Condition Index (PCI) adalah salahsatu system penilaian kondisi perkerasan jalan berdasarkan jenis, tingkat kerusakan yang terjadi, dan dapat digunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ABSTRAK ABSTRACT i ii iii iv v vii

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penilaian Kondisi Jalan Pengumpulan data kerusakan pada ruas jalan Goa Selarong Bantul sepanjang 4000 m yang dilakukan melalui survei kondisi permukaan jalan survei dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1 Menganalisa Hujan Rencana IV.1.1 Menghitung Curah Hujan Rata rata 1. Menghitung rata - rata curah hujan harian dengan metode aritmatik. Dalam studi ini dipakai data

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI Heri Giovan Pania H. Tangkudung, L. Kawet, E.M. Wuisan Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: ivanpania@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pengolahan Data Hidrologi 4.1.1 Data Curah Hujan Data curah hujan adalah data yang digunakan dalam merencanakan debit banjir. Data curah hujan dapat diambil melalui pengamatan

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PERENCANAAN BANGUNANAN DRAINASE DI AREA PEMUKIMAN WARGA DESA TIRTOMOYO KABUPATEN MALANG

PENDAMPINGAN PERENCANAAN BANGUNANAN DRAINASE DI AREA PEMUKIMAN WARGA DESA TIRTOMOYO KABUPATEN MALANG Ringkasan judul artikel nama penulis 1 nama penulis 2 PENDAMPINGAN PERENCANAAN BANGUNANAN DRAINASE DI AREA PEMUKIMAN WARGA DESA TIRTOMOYO KABUPATEN MALANG Tiong Iskandar, Agus Santosa, Deviany Kartika

Lebih terperinci

PENATAAN SISTEM DRAINASE DESA TAMBALA KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA

PENATAAN SISTEM DRAINASE DESA TAMBALA KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA PENATAAN SISTEM DRAINASE DESA TAMBALA KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA Sabar Sihombing Jeffrey S. F. Sumarauw, Lambertus Tanudjaja Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. A. Data Survei. 1. Kelengkapan Infrastruktur Perlintasan Sebidang

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. A. Data Survei. 1. Kelengkapan Infrastruktur Perlintasan Sebidang BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Data Survei 1. Kelengkapan Infrastruktur Perlintasan Sebidang Perlengkapan jalan sepanjang ruas Jalan Pirak-Pathukan, Sleman, Yogyakarta JPL 727 KM 537+453 berupa rambu,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 4.1 Tinjauan Umum Dalam menganalisistinggi muka air sungai, sebagai langkah awal dilakukan pengumpulan data-data. Data tersebut digunakan sebagai dasar perhitungan stabilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... vii DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HIDROLOGI. dalam perancangan bangunan-bangunan pengairan. Untuk maksud tersebut

BAB IV ANALISA HIDROLOGI. dalam perancangan bangunan-bangunan pengairan. Untuk maksud tersebut BAB IV ANALISA HIDROLOGI 4.1 Uraian Umum Secara umum analisis hidrologi merupakan satu bagian analisis awal dalam perancangan bangunan-bangunan pengairan. Untuk maksud tersebut akan diperlukan pengumpulan

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN KONSTRUKSI JALAN ASPAL DI KOTA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (STUDI KASUS : JALAN LETJEND HERTASNING)

ANALISIS KERUSAKAN KONSTRUKSI JALAN ASPAL DI KOTA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (STUDI KASUS : JALAN LETJEND HERTASNING) ANALISIS KERUSAKAN KONSTRUKSI JALAN ASPAL DI KOTA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (STUDI KASUS : JALAN LETJEND HERTASNING) A.F. Aboe (1), D. Runtulalo (2), M. Imaduddien (3). Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI IV-1 BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 4.1. Tinjauan Umum Dalam merencanakan bangunan air, analisis awal yang perlu ditinjau adalah analisis hidrologi. Analisis hidrologi diperlukan untuk menentukan besarnya debit

Lebih terperinci

PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA. Oleh : USFI ULA KALWA NPM :

PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA. Oleh : USFI ULA KALWA NPM : PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI) SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI) Raja Fahmi Siregar 1, Novrianti 2 Raja Fahmi Siregar 1 Alumni Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 4. TINJAUAN UMUM Analisis hidrologi diperlukan untuk mengetahui karakteristik hidrologi daerah pengaliran sungai Serayu, terutama di lokasi Bangunan Pengendali Sedimen, yaitu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Tukad Unda, Hidrgraf Satuan Sintetik (HSS), HSS Nakayasu, HSS Snyder

ABSTRAK. Kata kunci : Tukad Unda, Hidrgraf Satuan Sintetik (HSS), HSS Nakayasu, HSS Snyder ABSTRAK Tukad Unda adalah adalah sungai yang daerah aliran sungainya mencakup wilayah Kabupaten Karangasem di bagian hulunya, Kabupaten Klungkung di bagian hilirnya. Pada Tukad Unda terjadi banjir yang

Lebih terperinci

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA Sharon Marthina Esther Rapar Tiny Mananoma, Eveline M. Wuisan, Alex Binilang Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Proses perencanaan dalam melakukan penelitian perlu dilakukan analisis yang teliti, semakin rumit permasalahan yang dihadapi semakin kompleks pula

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. adalah merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dalam RTRW

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. adalah merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dalam RTRW Bab IV Analisis Data dan Pembahasan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 URAIAN UMUM Jalan Melong merupakan salah satu Jalan yang berada di Kecamatan Cimahi Selatan yang berbatasan dengan Kota Bandung. Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISA. Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena

BAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISA. Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena BAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISA 4.1 Ketersediaan Data Hidrologi 4.1.1 Pengumpulan Data Hidrologi Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena hidrologi (hydrologic phenomena).

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS HIDROLOGI

BAB III ANALISIS HIDROLOGI BAB III ANALISIS HIDROLOGI 3.1 Data Hidrologi Dalam perencanaan pengendalian banjir, perencana memerlukan data-data selengkap mungkin yang berkaitan dengan perencanaan tersebut. Data-data yang tersebut

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi pustaka. Metode penelitian. Orientasi lapangan.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi pustaka. Metode penelitian. Orientasi lapangan. BAB IV METODE PENELITIAN A. Bagan Alir Penelitian Tahap penelitian analisis kerusakan jalan pada perkerasan lentur dengan metode Pavement Condition Index (PCI) harus sesuai dengan teori dan prosedur analisa.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Banjir merupakan bagian proses pembentukan daratan oleh aliran sungai. Banjir sering dianggap sebagai naiknya tinggi muka

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

BAB V ANALISIS HIDROLOGI BAB V ANALISIS HIDROLOGI 5.1 HUJAN RERATA KAWASAN Dalam penelitian ini untuk menghitung hujan rerata kawasan digunakan tiga stasius hujan yang terdekat dari lokasi penelitian yaitu stasiun Prumpung, Brongang,

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN GRAND CITY BALIKPAPAN

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN GRAND CITY BALIKPAPAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN GRAND CITY BALIKPAPAN Rossana Margaret K. 3109.100.024 Dosen pembimbing : Dr. Ir. Edijatno Dr. techn. Umboro Lasminto, ST., MSc. LETAK KAWASAN GRAND CITY LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR PADA KECAMATAN MEDAN SELAYANG DAN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL ( Studi Kasus : Jl. Jamin Ginting, Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto ) FITHRIYAH

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ELGINA FEBRIS MANALU. Dosen Pembimbing: IR. TERUNA JAYA, M.Sc

TUGAS AKHIR ELGINA FEBRIS MANALU. Dosen Pembimbing: IR. TERUNA JAYA, M.Sc TUGAS AKHIR KAJI ULANG SISTEM DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR GENANGAN DI PERUMAHAN VILLA JOHOR, KEC. MEDAN JOHOR Disusun oleh: ELGINA FEBRIS MANALU 09 0404 061 Dosen Pembimbing: IR. TERUNA JAYA, M.Sc

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: debit banjir, pola aliran, saluran drainase sekunder, Mangupura. iii

ABSTRAK. Kata Kunci: debit banjir, pola aliran, saluran drainase sekunder, Mangupura. iii ABSTRAK Kota Mangupura sebagai sebuah kawasan kota baru mengalami perkembangan yang sangat dinamis, dimana infrastruktur dan sarana prasarana publik sesuai standar perkotaan terus berkembang. Peningkatan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SALURAN PENANGGULANGAN BANJIR MUARA SUNGAI TILAMUTA

PERENCANAAN SALURAN PENANGGULANGAN BANJIR MUARA SUNGAI TILAMUTA PERENCANAAN SALURAN PENANGGULANGAN BANJIR MUARA SUNGAI TILAMUTA Rike Rismawati Mangende Sukarno, Alex Binilang Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Email : rikem82@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 54 BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 4.1 TINJAUAN UMUM Perencanaan bendungan Ketro ini memerlukan data hidrologi yang meliputi data curah hujan. Data tersebut digunakan sebagai dasar perhitungan maupun perencanaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Kondisi Perkerasan Nilai Kondisi Perkerasan dihitung berdasarkan data dari hasil pengamatan visual di lapangan yang diperoleh dalam bentuk luasan kerusakan, panjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Hidrologi Intensitas hujan adalah tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu. Besarnya intensitas hujan berbeda-beda, tergantung dari lamanya curah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah

BAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Hidrologi Sebelum melakukan analisis hidrologi, terlebih dahulu menentukan stasiun hujan, data hujan, dan luas daerah tangkapan. Dalam analisis hidrologi akan membahas langkah

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Dalam penilaian perkerasan ini digunakan penelitian dengan cara Diskriptif Analisis. Diskriptif berarti penelitian yang memusatkan pada masalah masalah yang ada pada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Curah Hujan Drainase adalah ilmu atau cara untuk mengalirkan air dari suatu tempat, baik yang ada dipermukaan tanah ataupun air yang berada di dalam lapisan tanah, sehingga

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya

Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya 1 Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya Agil Hijriansyah, Umboro Lasminto, Yang Ratri Savitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENATAAN SISTEM DRAINASE DI KAMPUNG TUBIR KELURAHAN PAAL 2 KOTA MANADO

PENATAAN SISTEM DRAINASE DI KAMPUNG TUBIR KELURAHAN PAAL 2 KOTA MANADO PENATAAN SISTEM DRAINASE DI KAMPUNG TUBIR KELURAHAN PAAL 2 KOTA MANADO Melisa Massie Jeffrey S. F. Sumarauw, Lambertus Tanudjaja Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado Email:melisamassie@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 37 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1.1 Data yang Digunakan Penilaian kinerja sungai dilakukan dengan membuat indikator komponenkomponen bangunan sungai yang didasarkan pada fungsi bangunan

Lebih terperinci

Kata kunci : banjir, kapasitas saluran, pola aliran, dimensi saluran

Kata kunci : banjir, kapasitas saluran, pola aliran, dimensi saluran i ii ABSTRAK Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air melampaui kapasitas saluran. Banjir sering terjadi di Kota Denpasar dan khususnya di Kampus Universitas Udayana Jl P.B. Sudirman. Banjir

Lebih terperinci

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air. 4.4 Perhitungan Saluran Samping Jalan Fungsi Saluran Jalan Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan. Fungsi utama : - Membawa

Lebih terperinci

ANALISIS GENANGAN DI JALAN PROF. DR. SUPOMO, SURAKARTA

ANALISIS GENANGAN DI JALAN PROF. DR. SUPOMO, SURAKARTA ANALISIS GENANGAN DI JALAN PROF. DR. SUPOMO, SURAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : FELISITAS APRILIA

Lebih terperinci

PENATAAN DRAINASE DI KAWASAN KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK KELURAHAN BUMI NYIUR KOTA MANADO

PENATAAN DRAINASE DI KAWASAN KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK KELURAHAN BUMI NYIUR KOTA MANADO PENATAAN DRAINASE DI KAWASAN KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK KELURAHAN BUMI NYIUR KOTA MANADO La la Monica Lambertus Tanudjaja, Jeffry S. F. Sumarauw Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan 1. Data Spesifikasi Jalan Ruas jalan Yogyakarta-Wates Km 15-22 termasuk jalan nasional berdasarkan Keputusan Meteri Pekerjaan Umum No. 631/KPTS/M/2009

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA HIDROLOGI

BAB V ANALISIS DATA HIDROLOGI BAB V ANALISIS DATA HIDROLOGI 5.1 Tinjauan Umum Analisis hidrologi bertujuan untuk mengetahui curah hujan rata-rata yang terjadi pada daerah tangkapan hujan yang berpengaruh pada besarnya debit Sungai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Analisa yang mendalam akan menentukan perencanaan yang matang dan tepat. Dalam Perencanaan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Geometrik. Tabel 5.1 Spesifikasi data jalan berdasarkan TCPGJAK.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Geometrik. Tabel 5.1 Spesifikasi data jalan berdasarkan TCPGJAK. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Geometrik Perhitungan geometrik adalah bagian dari perencanaan geometrik jalan yang menitik beratkan pada perencanaan bentuk fisik, sehingga dapat memenuhi

Lebih terperinci

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE Wesli Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh email: ir_wesli@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA IV-1 BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA IV.1 TINJAUAN UMUM Jalan yang dievaluasi dan direncana adalah ruas Semarang - Godong sepanjang kurang lebih 3,00 km, tepatnya mulai km-50 sampai dengan km-53. Untuk

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Pada penilaian perkerasan jalan ini ruas jalan yang dianalisis adalah ruas jalan Blora-Cepu. Analisa deskriptif analitis digunakan untuk membantu memberi gambaran terhadap

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA A. Analisis Hidrologi 1. Curah Hujan Rencana Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan analisis data dijelaskan dalam bagan alir seperti Gambar 4.1. Start.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan analisis data dijelaskan dalam bagan alir seperti Gambar 4.1. Start. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan analisis data dijelaskan dalam bagan alir seperti Gambar 4.1. Start Perumusan Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data Data Primer 1. Dimensi Jalan

Lebih terperinci

DENY MIFTAKUL A. J NIM. I

DENY MIFTAKUL A. J NIM. I Evaluasi Perkerasan Jalan, Pemeliharaan dan Peningkatan dengan Metode Analisa Komponen beserta Rencana Anggaran Biaya (RAB) Ruas Jalan Gemolong - Sragen KM 0+000 2+100 TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pengertian Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh penulis, adalah sebagai berikut :. Hujan adalah butiran yang jatuh dari gumpalan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK VIRDA ILLYINAWATI 3110100028 DOSEN PEMBIMBING: PROF. Dr. Ir. NADJAJI ANWAR, Msc YANG RATRI SAVITRI ST, MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN

Lebih terperinci

254x. JPH = 0.278H x 80 x 2.5 +

254x. JPH = 0.278H x 80 x 2.5 + 4.3. Perhitungan Daerah Kebebasan Samping Dalam memperhitungkan daerah kebebasan samping, kita harus dapat memastikan bahwa daerah samping/bagian lereng jalan tidak menghalangi pandangan pengemudi. Dalam

Lebih terperinci

Oleh : Surendro NRP :

Oleh : Surendro NRP : EVALUASI SISTEM DRAINASE KOTA TANAH GROGOT, KALIMANTAN TIMUR Oleh : Surendro NRP : 311 0040 707 Latar Belakang Terjadinya genangan dibeberapa titik di wilayah kota Tanah Grogot Perumusan Masalah 1. Identifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS BANJIR TAHUNAN DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDUANG TUGAS AKHIR

ANALISIS BANJIR TAHUNAN DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDUANG TUGAS AKHIR ANALISIS BANJIR TAHUNAN DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDUANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap beberapa bagian sungai. Ketika sungai melimpah, air menyebar pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap beberapa bagian sungai. Ketika sungai melimpah, air menyebar pada 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Banjir adalah aliran air yang relatif tinggi, dimana air tersebut melimpah terhadap beberapa bagian sungai. Ketika sungai melimpah, air menyebar pada dataran banjir

Lebih terperinci

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK Pertumbuhan kota semakin meningkat dengan adanya perumahan,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pada penelitian Indeks Kondisi Perkerasan atau PCI ( Pavement Contidion Index) yang meneliti tingkat dari kondisi permukaan perkerasan dan ukurannya yang ditinjau

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN DENGAN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA GRESIK STA STA KABUPATEN GRESIK PROPINSI JAWA TIMUR

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN DENGAN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA GRESIK STA STA KABUPATEN GRESIK PROPINSI JAWA TIMUR PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN DENGAN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA GRESIK STA 3+000 STA 6+000 KABUPATEN GRESIK PROPINSI JAWA TIMUR Adalea Ivana P 3107030064 Rendy Ajan J 3107030074 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo

Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) -6 Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo Yusman Rusyda Habibie, Umboro Lasminto, Yang Ratri Savitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti EVALUAS ASPEK TEKNS PADA SUB SSTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti JurusanTeknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, nstitut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti EVALUAS ASPEK TEKNS PADA SUB SSTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti JurusanTeknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, nstitut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci