BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Sri Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Volume Sampah Volume sampah merupakan hal yang akan terus bertambah jika sampah tidak dikelola dengan baik dan gaya hidup masyarakat yang terus-menerus menghasilkan sampah. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan sampah yang masuk ke TPA setiap harinya memiliki perbedaan volume. Perbedaan volume ini di sebabkan oleh beberapa faktor: 1. Tingkat konsumsi masyarakat. 2. Luas wilayah. 3. Tingkat perekonomian masyarakat. 4. Tingkat kesadaran setiap masyarakatnya. 5. Kepadatan penduduk dalam setiap wilayah. Dari beberapa faktor tersebut menyebabkan ritase yang ditimbulkan menjadi berbeda. Menurut kapasitasnya alat pengangkut sampah di kota Kediri dibedakan menjadi 2 jenis alat pengangkut yaitu dump truck yang memiliki kapasitas 8 dan arm roll truck yang memiliki kapasitas 6. Alat pengangkut sampah yang berupa dump truck dan arm roll truck dalam proses pengangkutan dari TPS ke TPA Klotok memiliki ritase terkecil adalah 1 dan ritase terbesar adalah 5. Volume sampah yang masuk antara sampah yang dihasilkan masyarakat sekitar akan lebih besar daripada sampah yang dihasilkan oleh pihak swasta, hal ini disebabkan pihak swasta memiliki ruang lingkup yang lebih kecil dan sampah yang dihasilkan tidak konstan. Alat pengangkut sampah milik swasta biasanya menggunakan mobil bak terbuka yang memiliki kapasitas sekitar Timbulan Sampah Volume timbulan sampah yang sesuai dengan keadaan di dapat dari kantor yang ada di TPA Klotok Kediri. Timbulan sampah yang ada dalam data adalah timbulan sampah yang di hasilkan oleh masyarakat dan sampah yang dihasilkan 13
2 digilib.uns.ac.id 14 pihak swasta seperti sampah dari supermarket, mall, pabrik dan pihak-pihak swasta lainnya. Dari beberapa penelitian yang dilakukan di TPA Klotok Kota Kediri, sampah organik sebesar 87,5% organik basah dan 12,5% organik kering dan anorganik. Data sampah yang di dapatkan dari penelitian yang dilakukan adalah data timbulan sampah setiap hari dan rekapitulasi timbulan sampah dari bulan Januari 2009 sampai dengan bulan Desember Berikut ini adalah tabel timbulan sampah yang dihasilkan setiap hari oleh masyarakat Kota Kediri dan beberapa pihak swasta. Tabel 4.1. Volume Sampah dari Masyarakat yang Masuk ke TPA. Nomor Polisi Nama Supir Ritase Jam Pembuangan AG 8069 AP Kusmani I II AG 8086 AP Soleh I II AG 8072 AP Suwardi I II AG 8080 AP Agus H. I II AG 8082 AP Sumijo I II AG 8085 AP Heri I AG 8056 AP Samuji I AG 8016 AP Jalali I AG 8019 AP Handoyo I AG 8024 AP Lamiran I AG 8025 AP Supriyanto I AG 8009 AP Sutarman I II III IV V L 9984 J Kartyan I I AG 8073 AP Purwanto I II III IV V AG 8071 AP Dwi P. I II III IV V AG 8078 AP Sunarto I II III IV V AG 8010 AP Supriyono I II III IV V AG 8012 AP Suroto I II III IV V Volume ( ) JUMLAH 342 Sumber : Data dari Kantor TPA Klotok Kediri (26 Februari 2014) Tabel di atas merupakan data sampah dari masyarakat Kota Kediri yang didapatkan dari laporan harian yang ada di kantor TPA Klotok Kota Kediri. Sedangkan di bawah ini adalah sampah yang timbul dari pihak swasta.
3 digilib.uns.ac.id 15 Tabel 4.2. Volume Sampah dari Pihak Swasta yang Masuk ke TPA. Nomor Polisi Nama Instansi Ritase Jam Pembuangan AG 7109 AP Harun I AG 9261 AP Lotus Garden I AG 9457 AP Sri Ratu I AG 5857 A Pojok I AG 5753 A Matahari I AG 5722 AB Sukarame I AG 8595 A Desa Saherjo I AG 9452 AB Gudang Garam I AG 9450 AB Gudang Garam I AG 9061 AB Gudang Garam I AG 9216 A Ramayana I AG 2917 ZF Bandeng I AG 9670 A Kecap Sawi I AG 8368 A Kilisuci I JUMLAH 68 Sumber : Data dari Kantor TPA Klotok Kediri (26 Februari 2014) Volume ( ) Dari kedua tabel di atas dapat dihitung jumlah sampah yang masuk pada tangal 26 Februari 2014, yaitu: Volume Total = Volume Sampah Masyarakat + Volume Sampah Swasta = = 410 Untuk mempermudah penyajian data maka peneliti menyajikan rekapitulasi sampah bulanan yang masuk ke TPA Klotok Kediri pada tahun Tabel 4.3. Rekapitulasi Sampah yang Masuk ke TPA REKAPITULASI VOLUME SAMPAH YANG MASUK KE TPA ( ) BULAN TAHUN JANUARI Rata-rata Harian (Tiap Bulan) FEBRUARI Rata-rata Harian (Tiap Bulan) MARET Rata-rata Harian (Tiap Bulan) APRIL Rata-rata Harian (Tiap Bulan)
4 digilib.uns.ac.id 16 BULAN REKAPITULASI VOLUME SAMPAH YANG MASUK KE TPA ( ) TAHUN MEI Rata-rata Harian (Tiap Bulan) JUNI Rata-rata Harian (Tiap Bulan) JULI Rata-rata Harian (Tiap Bulan) AGUSTUS Rata-rata Harian (Tiap Bulan) SEPTEMBER Rata-rata Harian (Tiap Bulan) OKTOBER Rata-rata Harian (Tiap Bulan) NOVEMBER Rata-rata Harian (Tiap Bulan) DESEMBER Rata-rata Harian (Tiap Bulan) JUMLAH Rata-rata Harian (Tiap Tahun) Rata-rata Bulanan Volume rata-rata sampah harian pada tahun Sumber: Data Berdasarkan tabel diatas didapatkan volume sampah terbesar terdapat pada tahun 2010 dan terkecil pada tahun Perbedaan jumlah volume sampah tersebut disebabkan oleh kesadaran masyarakat Kota Kediri dan sistem pengelolalan serta pengolahan yang dilakukan DKP Kota Kediri. Grafik 4.1. Volume Sampah Tahun
5 digilib.uns.ac.id 17 Pada tahun 2009, 2010 dan 2011 sampah yang masuk ke TPA Klotok terlalu besar, hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat Kota Kediri tentang sistem 3R (reduce, reuse, recycle) dan pengelolaan sampah di Kota Kediri yang belum maksimal. Jika sampah organik sebesar 87,5% dari sampah yang masuk dapat diolah menjadi kompos maka sampah yang timbul setiap tahun akan turun. Perhitungan volume sampah tahun 2009 hingga 2013 yang ada setelah dilakukan proses pengomposan adalah sebagai berikut: 1. Tahun 2009 Total volume sampah tanpa pengolahan pada tahun 2009 sebesar rata-rata volume sampah harian sebesar 425, maka: Sampah organik basah setiap hari (Vorganik): dan Vorganik = x Vsampah = x 425 = 371,8 Sampah anorganik setiap hari (Vanorganik): Vanorganik = x Vsampah = x 425 = 53,2 Jika setiap hari sampah yang dapat dikomposkan adalah 5% dari sampah organik, maka setiap hari sampah yang dibuang ke TPA Klotok Kota Kediri sebesar: Vsampah terbuang setiap hari = (Vorganik 5% Vorganik) + Vanorganik = (371,8 ( x 371,8)) + 53,2 = 353, ,2 = 406,41 Jadi volume sampah yang terbuang pada tahun 2009 jika dilakukan proses pengomposan sebesar 406,41 x 365 hari = ,6. 2. Tahun 2010 Total volume sampah tanpa pengolahan pada tahun 2010 sebesar rata-rata volume sampah harian sebesar 485, maka: dan
6 digilib.uns.ac.id 18 Sampah organik basah setiap hari (Vorganik): Vorganik = x Vsampah = x 485 = 424,4 Sampah anorganik setiap hari (Vanorganik): Vanorganik = x Vsampah = x 485 = 60,6 Jika setiap hari sampah yang dapat dikomposkan adalah 5% dari sampah organik, maka setiap hari sampah yang dibuang ke TPA Klotok Kota Kediri sebesar: Vsampah terbuang setiap hari = (Vorganik 5% Vorganik) + Vanorganik = (424,4 ( x 424,4)) + 60,6 = 403,2 + 60,6 = 463,8 Jadi volume sampah yang terbuang pada tahun 2010 jika dilakukan proses pengomposan sebesar 463,8 x 365 hari = Tahun 2011 Total volume sampah tanpa pengolahan pada tahun 2011 sebesar rata-rata volume sampah harian sebesar 450, maka: Sampah organik basah setiap hari (Vorganik): dan Vorganik = x Vsampah = x 450 = 393,7 Sampah anorganik setiap hari (Vanorganik): Vanorganik = x Vsampah = x 450 = 56,3 Jika setiap hari sampah yang dapat dikomposkan adalah 5% dari sampah organik, maka setiap hari sampah yang dibuang ke TPA Klotok Kota Kediri sebesar:
7 digilib.uns.ac.id 19 Vsampah terbuang setiap hari = (Vorganik 5% Vorganik) + Vanorganik = (393,7 ( x 393,7)) + 56,3 = 353, ,3 = 430,31 Jadi volume sampah yang terbuang pada tahun 2011 jika dilakukan proses pengomposan sebesar 430,31 x 365 hari = , Tahun 2012 Total volume sampah tanpa pengolahan pada tahun 2012 sebesar rata-rata volume sampah harian sebesar 393, maka: Sampah organik basah setiap hari (Vorganik): dan Vorganik = x Vsampah = x 393 = 343,8 Sampah anorganik setiap hari (Vanorganik): Vanorganik = x Vsampah = x 393 = 49,2 Jika setiap hari sampah yang dapat dikomposkan adalah 5% dari sampah organik, maka setiap hari sampah yang dibuang ke TPA Klotok Kota Kediri sebesar: Vsampah terbuang setiap hari = (Vorganik 5% Vorganik) + Vanorganik = (343,8 ( x 343,8)) + 49,2 = 326,61+ 49,2 = 375,81 Jadi volume sampah yang terbuang pada tahun 2012 jika dilakukan proses pengomposan sebesar 375,81 x 365 hari = , Tahun 2013 Total volume sampah tanpa pengolahan pada tahun 2013 sebesar rata-rata volume sampah harian sebesar 404, maka: dan
8 digilib.uns.ac.id 20 Sampah organik basah setiap hari (Vorganik): Vorganik = x Vsampah = x 404 = 353,5 Sampah anorganik setiap hari (Vanorganik): Vanorganik = x Vsampah = x 404 = 50,5 Jika setiap hari sampah yang dapat dikomposkan adalah 5% dari sampah organik, maka setiap hari sampah yang dibuang ke TPA Klotok Kota Kediri sebesar: Vsampah terbuang setiap hari = (Vorganik 5% Vorganik) + Vanorganik = (353,5 ( x 353,5)) + 50,5 = 335, ,5 = 386,32 Jadi volume sampah yang terbuang pada tahun 2013 jika dilakukan proses pengomposan sebesar 386,32 x 365 hari = ,62. Dari perhitungan diatas dapat menghitung perbedaan volume sampah pada tahun 2009 hingga Perbedaan volume sampah tiap tahun dapat dilihat dalam tabel 4.4. Perbedaan Volume Sampah. Tabel 4.4. Perbedaan Volume Sampah Volume ( ) Volume sampah tanpa pengomposan Volume sampah dengan pengomposan Volume sampah yang di komposkan Sumber: Data Tahun , , , , ,4 7728,3 7504,2 6554,4 6663,2
9 digilib.uns.ac.id 21 Volume Sampah (m 3 ) Grafik 4.2. Perbedaan Volume Sampah Tahun Dari perbedaan volume diatas membuat proses pengomposan adalah salah satu proses pengolahan yang harus lebih dimaksimalkan agar volume sampah yang menjadi timbulan akan lebih berkurang. Berikut adalah proses pembentukan kompos: 180, , , , , ,000 GRAFIK PERBEDAAN VOLUME SAMPAH TAHUN Tahun TIMBULAN SAMPAH Volume Sampah Tanpa Pengomposan Volume Smpah Dengan Pengomposan PEMILAHAN SAMPAH DI TPS PENCACAHAN SAMPAH PENDIAMAN SAMPAH YANG DIBERI MOL (4 MINGGU) PENGAYAKAN SAMPAH KOMPOS DAPAT DIMANFAATKAN Gambar 4.1. Diagram Alir Proses Pengomposan
10 digilib.uns.ac.id Sanitary Landfill (Penimbunan Sampah Penyehatan) Sampah yang ditimbulkan memperlukan penanganan berupa pengurugan atau penimbunan. TPA Klotok Kediri memilih operasi pengurugan sampah dengan sanitary landfill, hal ini dilakukan untuk mencapai umur TPA yang sudah direncanakan. Langkah pengelolaan sampah dengan operasi sanitary landfill adalah sebagai berikut: 1. Sampah yang dibawa oleh alat pengangkut akan dituangkan ke zona aktif yang ditentukan. 2. Sampah yang ada akan diratakan kedalam sel yang sudah disediakan yang dibuat beberapa lapis. 3. Setelah sampah diratakan beberapa lapis, sampah akan ditutup menggunakan tanah setebal cm. Sampah yang diurug memiliki tinggi antara m agar lapisan dapat dipadatkan dan pengambilan gas metan akan berjalan maksimal. 4. Langkah ini akan dilaksanakan berkali-kali menggunakan bantuan 2 alat berat yaitu buldozer dan loader Pemanfaatan Gas Metan Sampah yang telah tertimbun akan memiliki kandungan gas yang cukup besar. Gas yang dihasilkan oleh tumpukan sampah akan menimbulkan pencemaran udara di daerah sekitar lokasi TPA. Lokasi TPA memiliki 2 jenis zona yaitu zona pasif dan zona aktif. Zona pasif merupakan zona yang sudah tidak dibebani oleh timbunan sampah lagi dan dapat dimanfaatkan untuk ditanami pohon, TPA Klotok Kediri memiliki zona pasif sebanyak 3 zona. Zona aktif merupakan zona yang masih dibebani untuk proses penimbunan sampah dan masih banyak terdapat kandungan gas metan yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti gas LPG yang dapat digunakan di daerah sekitar lokasi TPA Klotok Kediri. Organik + H2O Humus + CH4 + CO2 + Gas Lain Bakteri Pemanfaatan gas metan yang dihasilkan dari sampah yang ditimbun dengan teknik sanitary landfill di TPA Klotok Kediri dimanfaatkan secara maksimal sejak 2
11 digilib.uns.ac.id 23 tahun terakhir. Dalam proses pemanfaatan gas metan yang telah di dapat dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Zona aktif merupakan zona yang memiliki kadar gas metan yang paling banyak. Langkah pertama untuk menangkap gas metan adalah membuat galian tanah sedalam 4 m dan lebar 1 m. 2. Setelah penggalian selesai sepanjang zona aktif, maka mempersiapkan pipa penangkap air lindi di beri lubang pori-pori untuk jalan meresapnya air lindi yang mengandung gas metan. 3. Pipa-pipa yang telah memiliki pori-pori dimasukkan kedalam lubang yang telah digali dengan posisi horizontal. Setelah pipa horizontal selesai ditaruh di dasar galian maka setiap ujung dari pipa tersebut diberi pipa pengait yang memiliki 3 cabang untuk memasang pipa selanjutnya dan pipa vertikal. 4. Setelah pipa horizontal dan pipa vertikal terpasang di sepanjang zona aktif maka pipa penghubung akan di pasang di atas pipa vertikal untuk menyalurkan air lindi yang terdapat di zona aktif menuju pipa-pipa pemisah antara air dan gas metan. 5. Setelah air lindi sampai di pipa pemisah, maka gas metan akan disedot menuju rumah pembagi menggunakan blower, sedangkan air akan dibawa ke pengelolaan lindi yang ada. 6. Gas metan hasil pemisahan akan disalurkan menggunakan pipa-pipa kecil yang akan dihubungkan ke warga sekitar TPA Klotok Kediri. Sesuai data yang diperoleh, saat ini pengguna gas metan sebanyak 150 kepala keluarga di Kelurahan Pojok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Perhitungan Persentase Kandungan Gas Metan Dengan pemanfaatan gas metan yang dihasilkan dari operasi sanitary landfill akan mengurangi polusi gas yang akan mencemari udara yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap masyarakat sekitar. Produksi gas metan di TPA Klotok Kota Kediri dapat dimaksimalkan dengan menghitung produksi gas metan akibat timbulan sampah yang ada di TPA Klotok Kota Kediri, berikut perhitunganya:
12 digilib.uns.ac.id 24 Timbulan sampah harian yang diambil untuk perhitungan kandungan gas metan adalah timbulan sampah rata-rata pada tahun yaitu sebesar 432. Untuk mengetahui kandungan gas metan maka menggunakan reaksi kimia sebagai berikut: Sampah organik dari timbulan sampah = 87,5% x 432 = 378 = ,96 kg = 57,1 = 84 = 38,5 = 1 Dari persamaan 1 dimasukkan kedalam persamaan kimia berikut ini: ,6 29, ,05 + (1.399,2) (316,8) (464,8) (1.234,2) (17) Maka kandungan metana dari sampah tiap hari di TPA Klotok Kota Kediri adalah: Metana = sampah oreganik (kg) = ,96 = ,7 kg = ,6 lb Karbon Dioksida = sampah oreganik (kg) = ,96 = kg = ,61 lb Diasumsikan densitas metana adalah 0,0448 lb/ 0,1235 lb/, maka: dan karbon dioksida adalah Metana = = = ,72 Karbon Dioksida = = ,6 = ,6 Persentase gas metan dan karbon dioksida: Metana (%) = 100 = 50,93%
13 digilib.uns.ac.id 25 Karbon Dioksida (%) = 100 = 49,07% Jadi sampah organik yang timbul setiap hari akan mengandung gas metan sebesar 50,93% dari dan karbon dioksida 49,07%. Proses pembuatan gas metan yang dihasilkan di TPA Klotok Kota Kediri dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini: Gambar 4.2. Diagram Pemanfaatan Gas Metan di TPA Klotok Kediri
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Menurut Ir. Yul H. Bahar, 1986 dalam bukunya, sampah memiliki arti suatu buangan yang berupa bahan padat merupakan polutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancaran sinar matahari yang sampai ke bumi (setelah melalui penyerapan oleh berbagai gas di atmosfer) sebagian dipantulkan dan sebagian diserap oleh bumi. Bagian yang
Lebih terperinciPENGELOLAAN PERSAMPAHAN
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 1. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN SAMPAH SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH KOTA BOGOR 1. Sifat Fisik Sampah Sampah berbentuk padat dibagi menjadi sampah kota, sampah industri dan sampah pertanian. Komposisi dan jumlah
Lebih terperinciBAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian
BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK 6.1. Pewadahan Sampah Pewadahan individual Perumahan Cipinang Elok pada umumnya dibagi menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992
LAMPIRAN III UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Pasal 1 (1.1) Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan
Lebih terperinciPengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum
Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya * email:
Lebih terperinciPENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS
PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS Puji Setiyowati* dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya * email:
Lebih terperinciPraktik Cerdas TPA WISATA EDUKASI. Talangagung
Praktik Cerdas TPA WISATA EDUKASI Talangagung Tantangan Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah adalah salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia. Sebagian besar tempat pemrosesan akhir sampah di Indonesia
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGOLAHAN SAMPAH DOMESTIK DALAM MEWUJUDKAN MEDAN GREEN AND CLEAN (MdGC) DI LINGKUNGAN I KELURAHAN PULO BRAYAN DARAT II KECAMATAN MEDAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta sekarang ini sudah menjadi penarik tersendiri bagi penduduk luar Kota Yogyakarta dengan adanya segala perkembangan di dalamnya. Keadaan tersebut memberikan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupannya sehari-hari, manusia tidak bisa dilepaskan dari suatu benda. Benda ini ada yang dapat digunakan seutuhnya, namun ada juga yang menghasilkan sisa
Lebih terperinciBAB 4. HASIL YANG DICAPAI. 4.1 Proyeksi Timbulan Sampah dan Perkiraan Masa Layanan TPA Muara Fajar Kota Pekanbaru
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI 4.1 Proyeksi Timbulan dan Perkiraan Masa Layanan TPA Muara Fajar Kota Pekanbaru Proyeksi timbulan sampah dihitung berdasarkan data jembatan timbang (weight volume analysis) selama
Lebih terperinciTPST Piyungan Bantul Pendahuluan
TPST Piyungan Bantul I. Pendahuluan A. Latar belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju dan kemegahan zaman mempengaruhi gaya hidup manusia ke dalam gaya hidup yang konsumtif dan serba instan. Sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampah. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya, memberi
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Salah satu masalah lingkungan hidup pada saat ini adalah masalah sampah. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya, memberi kontribusi signifikan pada peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan yang kotor merupakan akibat perbuatan negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh
Lebih terperinciEVALUASI METODE PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK UMUR LAYAN DI TPA PUTRI CEMPO
EVALUASI METODE PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK UMUR LAYAN DI TPA PUTRI CEMPO Silvia Yulita Ratih Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Surakarta Jl. Raya Palur KM 05 Surakarta E-mail : kenabim_249@yahoo.com
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI
PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI Sampah?? semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR
PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR VISI DAN MISI VISI Meningkatkan Kebersihan dan Keindahan Kota Denpasar Yang Kreatif dan Berwawasan
Lebih terperinciPemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga
Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Oleh : Dra. MH. Tri Pangesti, M.Si. Widyaiswara Utama Balai Diklat Kehutanan Bogor Pendahuluan Desa Rumpin merupakan salah
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo
BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO 2.1. Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo Hingga pertengahan tahun 2005 pengelolaan lingkungan hidup di Kota Probolinggo dilaksanakan
Lebih terperinciPROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Sembung Cianjur merupakan satu-satunya TPA yang dimiliki oleh Kabupaten Cianjur.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PE ELITIA
III. METODOLOGI PE ELITIA A. Bahan dan Alat Bahan baku utama pengomposan yang digunakan dalam penelitian adalah abu ketel dari mesin boiler dan sludge yang berasal dari pengolahan air limbah pabrik gula
Lebih terperinciPEMBEKALAN KKN -PENGOLAHAN LIMBAH PIAT UGM- Bidang Energi dan Pengelolaan Limbah Pusat Inovasi Agroteknologi UGM 2017
PEMBEKALAN KKN -PENGOLAHAN LIMBAH PIAT UGM- Bidang Energi dan Pengelolaan Limbah Pusat Inovasi Agroteknologi UGM 2017 AKTIVITAS MANUSIA PRODUK SISA/SAMPAH/ LIMBAH PEMILAHAN LAIN-LAIN PLASTIK ORGANIK 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah sekitarnya. Selain itu lahan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari instansi yang terkait dengan penelitian, melaksanakan observasi langsung di Tempat Pembuangan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN TEMPAT PENGOLAHAN AKHIR JATIBARANG KOTA SEMARANG DENGAN SISTEM SANITARY LANDFILL
TUGAS AKHIR PERENCANAAN TEMPAT PENGOLAHAN AKHIR JATIBARANG KOTA SEMARANG DENGAN SISTEM Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA BPLH KOTA BANDUNG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VI INDIKATOR KINERJA BPLH KOTA BANDUNG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD I ndikator kinerja menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 pada sasaran ke enam ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan dan pengelolaan
Lebih terperinciKAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
ABSTRAK KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH Peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kuantitas sampah kota. Timbunan sampah yang tidak terkendali terjadi
Lebih terperinciSATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU
SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU Alfi Rahmi, Arie Syahruddin S ABSTRAK Masalah persampahan merupakan
Lebih terperinciKRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA
Lampiran IV : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 01 Tahun 2009 Tanggal : 02 Februari 2009 KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA NILAI Sangat I PERMUKIMAN 1. Menengah
Lebih terperinciPERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP
36 PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP 37 EKSPOSE P1 ADIPURA TAHUN 2017 / 2018 21 38 39 KOORDINASI PENYAMBUTAN PENGHARGAAN TENTANG LINGKUNGAN HIDUP Merupakan kegiatan untuk memberikan apresiasi kepada masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, sehingga keberadaan air dalam jumlah yang cukup mutlak diperlukan untuk menjaga keberlangsungan hidup
Lebih terperinciPERENCANAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH DENGAN SISTEM SANITARY LANDFILL DI TPA PECUK KABUPATEN INDRAMAYU
PERENCANAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH DENGAN SISTEM SANITARY LANDFILL DI TPA PECUK KABUPATEN INDRAMAYU Oleh: Hamdani Abdulgani Sipil Fakultas Teknik Universitas Wiralodra Indramayu ABSTRAK Tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada data terakhir bulan november tahun 2015 volume sampah di TPA
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada data terakhir bulan november tahun 2015 volume sampah di TPA Putri Cempo, Solo mencapai 260 ton per hari, apabila Sampah di tempat tersebut masih tercampur antara
Lebih terperinciPENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS PEMBERDAYAN MASYARAKAT MELALUI KOMBINASI BANK SAMPAH DAN TPS 3R
PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS PEMBERDAYAN MASYARAKAT MELALUI KOMBINASI BANK SAMPAH DAN TPS 3R PROFIL KOTA PALEMBANG KEC. SEMATANG BORANG KEC. KEMUNING KEC. ILIR TIMUR II KEC. BUKIT KECIL KEC. ILIR BARAT
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN...1 1.1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Produktivitas merupakan satu hal yang sangat penting bagi perusahaan sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran produktivitas dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Timur. Letak tersebut berada di Teluk Lampung dan diujung selatan pulai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada kedudukan 5 0 20 sampai dengan 5 0 30 lintang Selatan dan 105 0 28 sampai dengan 105 0 37 bujur Timur.
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK
EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK Joko Widodo dan Yulinah Trihadiningrum Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS Surabaya ABSTRAK Pembuangan akhir sampah yang
Lebih terperinciSTUDI EMISI KARBONDIOKSIDA (CO2) DAN METANA (CH4) DARI KEGIATAN REDUKSI SAMPAH DIWILAYAH SURABAYA BAGIAN SELATAN
STUDI EMISI KARBONDIOKSIDA (CO2) DAN METANA (CH4) DARI KEGIATAN REDUKSI SAMPAH DIWILAYAH SURABAYA BAGIAN SELATAN O L E H : C H R I S M A L I A H A P SA R I 3 3 0 7. 1 0 0. 0 2 7 D O S E N P E M B I M B
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang untuk memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan. Sadar atau tidak dalam proses pemanfaatan sumberdaya
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah
BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK 7.1. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah Total timbulan sampah yang diangkut dari Perumahan Cipinang Elok memiliki volume rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia dan khususnya di provinsi Riau akan memberi dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatifnya yaitu dengan
Lebih terperinciB P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN
B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN 1 Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya volume sampah di Surakarta telah menimbulkan masalah yang kompleks dalam pengelolaan sampah. Untuk itu dibutuhkan strategi yang efektif untuk mereduksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persampahan merupakan isu penting khususnya di daerah perkotaan yang selalu menjadi permasalahan dan dihadapi setiap saat. Akibat dari semakin bertambahnya jumlah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke. yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di berbagai negara berkembang di seluruh dunia sekitar 95% sampah dibuang kepermukaan tanah tanpa pengelolaan. Di Indonesia sampah menjadi urusan pemerintah, dikumpulkan
Lebih terperinciSONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT
SONNY SAPUTRA 3305100076 PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT Latar Belakang Kecamatan Gedangan yang berlokasi di Sidoarjo Jawa Timur merupakan kecamatan yang padat penduduknya. dengan penduduk lebih dari
Lebih terperinciBAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi
BAB III METDE PEREANAAN 3.1 Umum TPA Randuagung terletak disebelah Utara Kabupaten Malang. Secara administratif berada di Desa Randuagung, Kecamatan Singosari. Secara geografis Kabupaten Malang terletak
Lebih terperinciBAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016
BAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016 Kota Cirebon memiliki luas wilayah administratif yang relatif sempit dibandingkan dengan Kota-Kota lainnya di Propinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan hidup, sampah merupakan masalah penting yang harus
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam lingkungan hidup, sampah merupakan masalah penting yang harus mendapat penanganan dan pengolahan sehingga tidak menimbulkan dampak yang membahayakan. Berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah menjadi persoalan serius terutama di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuang sampah di jalan, saluran selokan, sungai dan lahan-lahan terbuka.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bertambahnya volume jumlah sampah setiap harinya diiringi dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, penambahan jumlah penduduk, meningkatnya daerah permukiman dan tingkat
Lebih terperinciPengelolaan Sampah Di Kota Malang. PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN Jl. Bingkil Nomor 1 Malang Telp. / fax :
Pengelolaan Sampah Di Kota Malang PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN Jl. Bingkil Nomor 1 Malang Telp. / fax : 0341-369377 STATISTIK KOTA MALANG JAWA TIMUR Luas Wilayah 110,06 km 2 Wil.Administratif
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini akan membahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi yang didapat dari hasil analisis tata kelola persampahan berkelanjutan di Kawasan Perkotaan Sumedang yang
Lebih terperinci1.1 GRK dan Pengelolaan Limbah
1.1 GRK dan Pengelolaan Limbah Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan (UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH). Pengelolaan Sampah diatur melalui UU 18/2008 (berwawasan lingkungan)
Lebih terperinci4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Hygiene
BAB 4 Program Pengembangan Sanitasi saat ini dan yang direncanakan 4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Hygiene 4.2 Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik 4.3. Peningkatan Pengelolaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah persampahan kota hampir selalu timbul sebagai akibat dari tingkat kemampuan pengelolaan sampah yang lebih rendah dibandingkan jumlah sampah yang harus dikelola.
Lebih terperinciBagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS Nedi Sunaedi nedi_pdil@yahoo.com PENGERTIAN SAMPAH Suatu bahan yang terbuang dari sumber aktivitas manusia dan/atau alam yang tidak
Lebih terperinciANALISIS ULANG KELAYAKAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PUTRI CEMPO SOLO
ANALISIS ULANG KELAYAKAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PUTRI CEMPO SOLO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Oleh: Yenny Handoko 05 06 04510 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Selama ini sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pengelolaan sampah di Indonesia masih mengalami berbagai kendala dikarenakan jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, yang juga akan membawa permasalahan lingkungan.
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 237 juta jiwa, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangat kompleks terutama
Lebih terperinciVII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan
VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan TPA Bakung kota Bandar Lampung masih belum memenuhi persyaratan yang ditentukan, karena belum adanya salahsatu komponen dari
Lebih terperinciPENGUKURAN LANDFILL GAS PADA LAPISAN KEDUA PILOT PLANT DRY CELL DI TPA BANGKLET, KABUPATEN BANGLI, PROPINSI BALI
J. Tek. Ling Vol. 12 No. 2 Hal. 197-205 Jakarta, Mei 2011 ISSN 1441-318X PENGUKURAN LANDFILL GAS PADA LAPISAN KEDUA PILOT PLANT DRY CELL DI TPA BANGKLET, KABUPATEN BANGLI, PROPINSI BALI Petrus Nugro Rahardjo
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya laju konsumsi dan pertambahan penduduk Kota Palembang mengakibatkan terjadinya peningkatan volume dan keragaman sampah. Peningkatan volume dan keragaman sampah pada
Lebih terperinciLay out TPST. ke TPA. Pipa Lindi
Lay out TPST A A B ke TPA 1 2 3 B 14 10 11 12 13 4 Pipa Lindi 18 15 9 8 18 7 5 19 16 17 18 1) Area penerima 2) Area pemilahan 3) Area pemilahan plastik 4) Area pencacah s.basah 5) Area pengomposan 6) Area
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY. Laju bertumbuhnya kota ditandai dengan peningkatan. jumlah penduduk, sehingga bertambah pula berbagai beban dan
EXECUTIVE SUMMARY 1. Latar Belakang Laju bertumbuhnya kota ditandai dengan peningkatan jumlah penduduk, sehingga bertambah pula berbagai beban dan aktifitas yang harus diterima kota tersebut yang pada
Lebih terperinciPengelolaan Sampah Organik menjadi Gas Metana
Pengelolaan Sampah Organik menjadi Gas Metana Armi 1, Dian Mandasari 2 1,2) Pendidikan Biologi Universitas Serambi Mekkah Email: armibio@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)
Lebih terperinciUntuk lebih jelasnya wilayah Kabupaten Karangasem dapat dilihat pada peta di bawah ini :
GAMBARAN UMUM Kabupaten Karangasem berada di belahan timur Pulau Bali yang secara administratif merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Provinsi Bali, dengan batas batas wilayah - wilayah sebagai
Lebih terperinciPENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA. widyagama mahakam
PENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA 1 Sampah adalah segala hasil samping, atau sisa yang tidak sesuai kegunaannya serta tidak memiliki arti dan fungsi yang tepat. 2 Jenis jenis Sampah Secara garis besar, sampah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam yang berbentuk padat seringkali menjadi penyebab timbulnya masalah jika tidak dikelola dengan baik.
Lebih terperinciRute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck
Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck TPA POOL Keterangan : BL 8041 AJ BL 8098 AH Kontainer 4. TPS Gerobak 1,5 m³ sebanyak 6 unit, bak pasangan bata terbuka 3 m³ sebanyak 1 unit, kontainer
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan,
Lebih terperinciKAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA
KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA Teguh Jaya Permana dan Yulinah Trihadiningrum Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman
Lebih terperinci1. Pendahuluan ABSTRAK:
OP-26 KAJIAN PENERAPAN KONSEP PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU DI LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS Yenni Ruslinda 1) Slamet Raharjo 2) Lusi Susanti 3) Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Andalas Kampus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang
25 BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT 2.1 Pengertian sampah dan sejenisnya Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruangan yang ditempati
Lebih terperinciSTUDI KINERJA TEKNIK OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR
STUDI KINERJA TEKNIK OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR Oleh: ACHMAD YANI L2D 301 317 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang dibangun di atas lahan seluas 27 Ha di Dusun Betiting, Desa Gunting, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten
Lebih terperinciFasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang
TUGAS AKHIR 108 Periode Agustus Desember 2009 Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang Oleh : PINGKAN DIAS L L2B00519O Dosen Pembimbing : Ir. Abdul Malik, MSA Jurusan Arsitektur Fakultas
Lebih terperinciPOTENSI DAUR ULANG SAMPAH DI KOTA CIREBON
POTENSI DAUR ULANG SAMPAH DI KOTA CIREBON Junaedi Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Cirebon Jln. Tuparev No. 70 A Cirebon email: junaedi@yahoo.com ABSTRAK Salah satu permasalahan
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL
EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL Oleh : ROFIHENDRA NRP. 3308 202 014 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. YULINAH TRIHADININGRUM,
Lebih terperinciPEMANFAATAN TIMBUNAN SAMPAH ZONA NON-AKTIF TPA PUTRI CEMPO SURAKARTA
PEMANFAATAN TIMBUNAN SAMPAH ZONA NON-AKTIF TPA PUTRI CEMPO SURAKARTA MUSA ARRIDHO *), WIHARYANTO OKTIAWAN *), TITIK ISTIROKHATUN *) Jl. Prof H Soedarto, SH Tembalang-Semarang 50275 Telp. +628126388657,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk
Lebih terperinciTIMBULAN DAN KOMPOSISI RUMAH POTONG HEWAN, PASAR, DAN PETERNAKAN SAPI DI KECAMATAN TAMAN, KABUPATEN SIDOARJO
TIMBULAN DAN KOMPOSISI RUMAH POTONG HEWAN, PASAR, DAN PETERNAKAN SAPI DI KECAMATAN TAMAN, KABUPATEN SIDOARJO PROPOSAL TUGAS AKHIR - DEBY NANDA MUHAMAD 3310100029 DOSEN PEMBIMBING SUSI AGUSTINA WILUJENG,
Lebih terperinciFasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak diperlukan lagi. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan dalam upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Tchobanoglous dkk. ( 1993) sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pengelolaan persampahan menjadi sangat serius di perkotaan akibat kompleksnya permasalahan yang dihadapi dan kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih dioperasikan secara open dumping, yaitu sampah yang datang hanya dibuang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan permasalahan cukup pelik yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Begitu pula dengan di Indonesia terutama di kota besar dan metropolitan, masalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Dulalowo 1. Geografi, Batas Wilayah Dan Iklim Kelurahan Dulalowo berada di Kecamatan Kota Tengah merupakan salah satu kecamatan yang ada
Lebih terperinciTEMPAT PEMBUANGAN AKHIR
TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR A. UMUM 1. Pengertian TPA Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan/pengangkutan,
Lebih terperinciTEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK
TUGAS SANITASI MASYARAKAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK Disusun Oleh : KELOMPOK Andre Barudi Hasbi Pradana Sahid Akbar Adi Gadang Giolding Hotma L L2J008005 L2J008014 L2J008053 L2J008078
Lebih terperinci- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0000 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu blotong dan sludge industri gula yang berasal dari limbah padat Pabrik Gula PT. Rajawali
Lebih terperinci