BAB II METODOLOGI. Proses perancangan dan pembuatan karya ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak di antaranya:

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II METODOLOGI. Proses perancangan dan pembuatan karya ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak di antaranya:"

Adi Budiaman
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB II METODOLOGI A. Tujuan dan Manfaat Perancangan 1. Tujuan Perancangan Adapun yang menjadi tujuan perancangan buku pengetahuan bergambar Mengenal Tokoh & Karakter Wayang Purwa (Dewa) ini adalah: 1. Diharapkan buku Mengenal Tokoh & Karakter Wayang Purwa (Dewa) ini mampu memberikan pengetahuan yang baru kepada anak sejak dini khususnya usia 8 tahun. 2. Melalui buku Mengenal Tokoh & Karakter Wayang Purwa (Dewa) ini dapat menjadi media alternatif yang efektif untuk pembelajaran karakter anak. 3. Menjadi salah satu bagian dalam usaha pengembagan dan pelestarian kebudayaan Indonesia. 4. Menjadi bahan referensi, kebudayaan tradisional yang dikemas dengan gaya pop art yang lebih berwarna. 2. Manfaat Perancangan Proses perancangan dan pembuatan karya ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak di antaranya: 1. Bagi penulis a. Dapat mengetahui tentang salah satu kebudayaan Indonesia yaitu, tokoh wayang dan beberapa hal tentang wayang yang sebelumnya belum diketahui. b. Menambah rasa cinta terhadap kebudayaan Indonesia dan sadar bahwa hal tersebut penting untuk dilestarikan. 8

2 c. Mempelajari dan menerapkan tampilan visual yang akan menambah wawasan mengenai garis, bentuk motif, warna dan komposisi sebuah karya (buku) yang ditujukan untuk target pasar yang khusus (anak usia 8 tahun). d. Dapat mendalami hal-hal mengenai dunia percetakan karena sangat berpengaruh terhadap hasil akhir sebuah karya. 2. Bagi Jurusan Pendidikan Desain Produk Universitas di Indonesia, penelitian ini ada beberapa manfaat diantaranya: a. Sebagai tambahan referensi untuk perkembangan ilmu pengetahuan tentang kebudayaan wayang purwa yang sesunguhnya dapat dikemas dan disesuaikan dengan target pasar yang dituju. b. Dapat memotivasi dalam pemilihan media untuk membuat sebuah karya yang baru dan efektif. c. Menambah kajian tentang unsur visual terutama untuk mata kuliah yang sedang dan akan dipelajari. 3. Bagi Penerbit Diharapkan dari perancangan karya ini ada beberapa manfaat yang bisa didapat, diantaranya: a. Memberikan inspirasi dan masukan tentang apa dan bagaimana media yang berbeda untuk target pasar yang khusus dengan tidak meninggalkan ciri bangsa Indonesia melalui wayang. b. Sebagai pemacu dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas sebuah karya sebelum diperbanyak dan dilepas ke pasar. 4. Bagi Masyarakat Manfaat dari perancangan karya ini bagi masyarakat yaitu: 9

3 a. Memberikan informasi yang berguna karena karya ini dibuat berdasarkan kebutuhan tetapi tidak meninggalkan sentuhan inovasi yang diberikan. b. Menimbulkan rasa cinta masyarakat terhadap kebudayaan bangsa dan selalu melestarikannya. c. Mengubah persepsi msayarakat terutama anak-anak tentang kebudayaan yang sebelumnya terkesan kuno dan tidak menarik untuk dipelajari. B. Relevansi & Konsekuensi Studi Relevansi & konsekuensi studi dari perancangan buku MTKWP ini antara lain penulis dapat memperdalam pengetahuan tentang kebudayaan wayang. Salah satu kebudayaan bangsa Indonesia itu ternyata menyimpan banyak potensi sebagai satu media pembelajaran. Wayang tidak hanya sekedar boneka peraga yang dimainkan dengan segala macam wiracarita yang ada. Tokoh dan karakter dari sekian banyak tokoh wayang juga dapat menjadi acuan dalam kehidupan sesungguhnya. Potensi tersebut dapat dikombinasikan dengan hal lain yang nantinya dapat berguna bagi orang banyak. Contohnya pendidikan karakter, tokoh-tokoh wayang menjadi objek perancangan buku yang bertujuan untuk pembelajaran. Hal lain yang menjadi relevansi & konsekuensi adalah proses perancangannya. Penulis dapat secara detail mengetahui dan menjalankan proses perancangan sebuah karya. Serta masih banyak hal yang dapat dipelajari seperti pembuatan buku dengan bentuk bebas, berbagai macam bahan muntuk media pendukung dll. 10

4 C. Kerangka Berfikir Studi Gambar 2: Kerangka Berfikir 1 (sumber: pribadi) Gambar 3: Kerangka Berfikir 2 (sumber: pribadi) 11

5 Gambar 4: Kerangka Berfikir 3 (sumber: pribadi) D. Tema Desain Tema desain pada perancangan buku MTKWP ini adalah Estetika. Dalam perancangan, estetika desain mengacu dari beberapa gaya ilustrasi penggambarannya. Berikut penjelasan secara umum mengenai hal-hal yang berhubungan dengan estetika desain dari perancangan buku MTKWP : Perancangan buku pengetahuan bergambar tentu saja menggunakan visualisasi dari objek yang dijelaskan. Begitupun dalam perancangan buku pengetahuan bergambar ini, visual gambar tokoh wayang yang terdapat dalam buku ini mengacu kepada karakteristik gaya anime dari jepang. 12

Gambar 5: Kartun Jepang (sumber: www.deviantart.com) Alasan mengapa anime yang menjadi referensi visual karena jenis aliran ini cukup akrab dengan anak-anak.

6 Gambar 5: Kartun Jepang (sumber: Alasan mengapa anime yang menjadi referensi visual karena jenis aliran ini cukup akrab dengan anak-anak. Anime sendiri banyak dijumpai diacara-acara televisi anak, seperti kartun Dragon Ball, Detective Conan dan Doraemon. Lebih spesifik lagi, untuk aliran visual karakter akan dibuat lebih seperti karakter tokoh kartun di serial televisi pokemon. Seperti diketahui karakter kartun pada serial pokemon tidak terlalu rumit dan sangat dapat disukai anak-anak. E. Metode Pengumpulan Data Merupakan teknik atau cara yang akan digunakan dalam mencari data yang akan digunakan dalam tugas akhir ini. Metode pengumpulan data dibagi menjadi dua yaitu: 1. Metode Pengumpulan Data Primer Observasi Merupakan metode pengumpulan data dengan cara terjun langsung ke lapangan / pihak yang terkait dengan tujuan untuk mendapatkan data secara sistematis tehadap objek yang diteliti untuk mendapatkan data original atau asli dan mengetahui keadaan di tempat survey secara rinci (Sarwono & Lubis, 2007: 100). Penulis melakukan observasi ke Museum Wayang di kawasan kota tua. 13

7 Wawancara Interview/wawancara merupakan cara pengumpulan data melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data yang disebut responden dengan mengadakan Tanya jawab langsung (Nawawi, 1988:110). Wawancara biasa dilakukan secara langsung kepada orang yang dianggap bisa memberikan informasi secara detail. Disini penulis melakukan wawancara (pada awal 2012) dengan Ibu Endah selaku petugas pendamping untuk menjelaskan hal-hal tentang wayang di museum. Adapun instrumen atau alat bantu yang digunakan dalam wawancara tersebut adalah catatan kecil. Beberapa hal yang ditanyakan tentu saja seputar pengetahuan umum wayang. 2. Metode Pengumpulan Data Sekunder Kepustakaan Adalah metode pengumpulan data dengan cara mencari data pada buku, artikel, majalah, surat kabar, brosur serta media lainnya. (Sarwono & Lubis, 2007: 93). Metode dengan mencari informasi data-data pada buku, artikel, majalah, surat kabar, brosur dan media lainnya yang ada hubunganya dengan kebudayaan wayang dan pendidikan karakter. Dokumentasi Metode pengumpulan data dengan cara mencari data berupa foto-foto dan gambar yang berhubungan dengan kebudayaan wayang dan pendidikan karakter. Internet Internet merupakan jaringan terbesar yang menghubungkan semua jaringan di dunia dimana jaringan ini melalui komunikasi protokol TCP/IP. Pertama kali dikenal dengan nama ARP ANET dan 14

8 pada tahun 1969, dan mengalami berbagai perubahan sehingga akhirnya menjadi jaringan internet seperti sekarang ini (Maria, 2008: 141). Dengan tersedianya alat pencarian yang canggih, server-server yang menyimpan data dan informasi yang tersebar di seluruh dunia, serta munculnya bisnis jual beli informasi maka semakin mudah bagi para peneliti untuk melakukan penelitian secara online (Sarwono & Lubis, 2007: 105). 15

dokumen-dokumen yang mirip

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia tradisional Indonesia semakin ditinggalkan, remaja muda-mudi Indonesia banyak yang lebih mengikuti era teknologi dan dengan demikian keberadaan