Oleh. Joko Setiawan SKRIPSI. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurusan Agribisnis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh. Joko Setiawan SKRIPSI. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurusan Agribisnis"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (P-LDPM) PADA GAPOKTAN FAJAR MAJU DI DESA RAMAN FAJAR KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Oleh Joko Setiawan SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurusan Agribisnis SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER) DHARMA WACANA METRO LAMPUNG 2016

2 HALAMAN PERSETUJUAN Judul Skripsi Nama Mahasiswa : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (P-LDPM) PADA GAPOKTAN FAJAR MAJU DI DESA RAMAN FAJAR KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR : JOKO SETIAWAN NPM : Jurusan Program studi : Agribisnis : Agribisnis Menyetujui, Pembimbing I, Pembimbing II, Ir. MS. Joko Umar Said, M.M Zulkarnain, S.P., M.E.P NUPN NIDN Mengetahui, Ketua Jurusan Dr. Ismalia Afriani, S.P.,M.Si NIP

3 MENGESAHAN 1. Tim Penguji Ketua : Ir. MS. Joko Umar Said, M.M... Penguji Utama : Basuki Hendriawan, S.Pi., M.Si... Anggota : Zulkarnain, S.P., M.E.P Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Ir. Rakhmiati, M.T.A NIP Tanggal lulus ujian:

4 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Illahi Robbi yang memberikan taufik dan hidayah-nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (P-LDPM) PADA GAPOKTAN FAJAR MAJU DI DESA RAMAN FAJAR KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian pada Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Ibu Ir. Rakhmiati,M.T.A selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro. 2. Ibu Dr. Ismalia Afriani, S.P.,M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro. 3. Bapak Ir. MS. Joko Umar Said, M.M selaku dosen Pembimbing I. 4. Bapak Zulkarnain, S.P.,M.E.P selaku dosen Pembimbing II. 5. Bapak Basuki Hendriawan, S.Pi., M.Si selaku dosen Penguji. 6. Orang tua dan kakak-kakak yang selalu mendo akan serta menyemangati hari-hari saya.

5 7. Rekan-rekan seperjuangan dalam menempuh Sarjana Pertanian di Dharma Wacana Metro. 8. Semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi saya ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki Skripsi saya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Metro, September 2016 Penulis

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Desa Gerem Pawiki Kelurahan Sukadana Baru Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 03 September 1993 anak terakhir dari enam bersaudara, pasangan dari Bapak Suharno dan Ibu Sakiyem. Penulis menyelesaikan Pendidikan Dasar yaitu pada Sekolah Dasar (SD) Negeri 03 Marga Tiga tahun 2006, selanjutnya penulis menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kartikatama Kota Metro pada tahun 2009, selanjutnya menyelesaikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Kota Metro lulus pada tahun Lulus pada pada tahun 2012 penulis langsung melanjutkan pendidikan jenjang S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro. Kemudian penulis pernah magang di PT GGP ( Great Giant Pineapple ) pada tahun 2015 selama 1 bulan di wilayah Kebun Koleksi Bambu PT GGP. Untuk aktifitas organisasi di kampus penulis pernah mengikuti kegiatan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) pada tahun 2012 menjadi ketua selama 1 periode. Penulis Joko Setiawan

7 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan kepada : 1. Kepada kedua orang tuaku Tercinta Bapak Suharno dan Ibu Sakiyem. 2. Kakak-kakakku tersayang Suhartini, Suhartati, Ernawati, Suryono, Edi Gunawan dan seluruh keluarga yang selalu menghibur dan memberi semangat. 3. Kekasihku Tercinta Siti Romlah, yang selalu memotivasi, selalu menemani, dan selalu mendoakanku. 4. Bapak Ir. MS. Joko Umar Said, M.M. selaku Dosen Pembimbing I, Bapak Zulkarnain, S.P., M.E.P. selaku Dosen Pembimbing II, dan seluruh dosen yang telah mengajariku salama ini. 5. Sahabat-sahabatku Seperjuangan Jurusan Agribisnis Angkatan 2012, Andi Arif Ramadhan, S.P., Yoda Aditya, S.P., Fransiska Winda Cahyani, S.P., Ujang Adi Purnama, S.P., Fafa Gumilang, Nurlaili Fadhillah dan Pak Jailan Supriyadi. 6. Teman-teman Kos Rio Setiawan, Ricky Anditiansah, Khairul Aziz, I Nyoman Irwan Sunaryo, Agung Riko (Kakek),Muhammad Imron, Ageng Permono, Angga RS, dan Ulung yang selalu berebut membuatkan kopi saat menyelesaikan skripsi terimakasih untuk kebersamaannya.

8 7. Almamater Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro. 8. Para Anggota GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timiur terimakasih atas kerjasamanya.

9 MOTTO "Jika ragu melakukan sesuatu, sebaiknya tanya kepada diri sendiri apa yang kita inginkan esok hari dari apa yang telah kita lakukan" (John Lubbock) Hal penting dalam hidup ini bukanlah kemenangan, melainkan perjuangannya (Joko Setiawan) Kami (Alloh) pasti akan menguji kamu, sehingga kami akan mengetahui mana yang pejuang/berjihad dan mana bersabar diantara kamu (QS.Muhammad:31)

10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... XII DAFTAR TABEL... XIV DAFTAR GAMBAR... XV DAFTAR LAMPIRAN.... XVI I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Tinjuan Pustaka Kelembagaan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat Efektivitas Kerangka Pemikiran Hipotesis III. METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling Populasi Sampel Variabel Bebas Variabel Terikat Teknik Sampling Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Analisis Regresi Liniear Berganda... 28

11 Uji Validitas Uji Reliabilitas Uji Normalitas Uji Heterokedasitas Uji Multikolinearitas Uji Autokolerasi Koefisien Determinasi Nilai F Nilai T Kriteria Pengambilan Keputusan Analisis Efektivitas IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian Keadaan Geografis Keadaan Iklim Demografi/Kependudukan Potensi Pertanian Luas Lahan Menurut Penggunaan Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Status Kepemilikan Lahan Usaha Tani Sumber Daya Manusia Umur Responden Tingkat Pendidikan Pengujian Instrument Uji Validitas Uji Realibilitas Uji Normalitas Uji Heteroskedastisitas Uji Multikolinearitas Uji Autokolerasi Uji Koefisien Regresi Liniear Berganda Uji - T Uji - F Koefisien Determinasi Analisis Regresi Liniear Berganda Efektivitas P-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

12 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Karakteristik Kelompok Tani Wilayah Binaan GAPOKTAN Fajar Maju Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur Kriteria Efektivitas Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia Desa Raman Fajar tahun Penggunaan Lahan di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Status Kepemilikan Lahan Usaha Tani Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Sebaran Tingkat Umur Responden pada GAPOKTAN Fajar Maju Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Sebaran Tingkat Pendidikan pada GAPOKTAN Fajar Maju Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Hasil Uji Validitas Hasil Uji Reabilitas Hasil Uji Multikolinearitas Hasil Uji Autokolerasi Rangkuman Hasil Analisis Regresi Uji t pada GAPOKTAN Fajar Maju Uji F pada GAPOKTAN Fajar Maju... 51

13 16. Koefisien Determinasi GAPOKTAN Fajar Maju Variabel yang Berpengaruh Nyata Skore Penilaian terhadap P-LDPM... 58

14 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Kerangka Pemikiran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) Pada GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur Uji Normalitas Uji Heteroskedastisitisitas... 46

15 DAFTAR LAMPIRAN Tabel Halaman 1. Kuisioner Penelitian Identitas Responden GAPOKTAN Fajar Maju Penelitian Terhadap Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) Uji Realibilitas Uji Validitas Koefisien Determinasi GAPOKTAN Fajar Maju Uji Regresi Liniear Berganda Uji t Uji F Uji Multikolinearitas Uji Normalitas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokolerasi... 95

16 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian dalam rangka menaikkan daya saing petani, dapat ditempuh melalui pengembangan kelembagaan. Menurut Herawati dan Deny (2003), untuk mewujudkan sistem pertanian berbasis agribisnis dan agroindustri yang berdaya saing tinggi memerlukan lembaga organisasi pertanian yang mampu mengemban visi dan misi pembangunan pertanian. Orientasi pembangunan pertanian di Indonesia saat ini didasarkan pada sistem agribisnis maka peran kelembagaan petani sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian. Kelembagaan petani memberikan kontribusi yang besar pada pembangunan pertanian ditingkat pedesaan. Keberadaan kelembagaan petani akan memudahkan pemerintah dalam memfasilitasi dan memberikan penguatan bagi petani. Kelembagaan adalah badan, organisasi, kaidah, dan norma-norma baik formal maupun informal sebagai pedoman untuk mengatur perilaku segenap anggota masyarakat baik dalam kegiatan sehari-hari maupun usahanya mencapai suatu tujuan tertentu. Lembagalembaga bentukan pemerintah lebih sering disempurnakan agar mampu berfungsi sebagai tumpuan untuk menunjang terciptanya pembangunan yang

17 mantap serta sesuai dengan iklim pembangunan pertanian dan pedesaan (Hanafie, 2010). Peran kelembagaan dalam pembangunan pedesaan merupakan pintu masuk agar suatu lembaga dapat berdiri dan diterima, khususnya di dalam aspek ekonomi. Pembangunan kelembagaan ekonomi dinilai penting, agar kelembagaan ini bisa kembali memenuhi kebutuhan dalam setiap individu yang berada didalamnya, bisa menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging), jika rasa memiliki ini sudah muncul, setiap individu akan berpartisipasi dan kelembagaan ini akan berkembang sehingga potensial untuk bisa mensejahterakan masyarakat karena didalamnya sudah ada pembagian peran dan tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan ekonomi mereka (Syahyuti, 2004). Kelembagaan petani yang dimaksud ialah lembaga petani yang berada dikawasan lokalitas (local institutions), yang berupa organisasi keanggotaan (membershiporganization), atau kerjasama (cooperation) yaitu petani-petani yang tergabung dalam kelompok (Upphof, 1986). Kelembagaan petani memiliki titik strategis (entry point) dalam menggerakkan sistem agribisnis di pedesaan. Untuk itu segala sumberdaya yang ada dipedesaan perlu diarahkan/diprioritaskan dalam rangka peningkatan profesionalisme dan posisi tawar petani (kelompok tani). Menurut Dimyati (2007), permasalahan yang masih melekat pada sosok petani dan kelembagaaan petani di Indonesia adalah : 1) Masih minimnya wawasan dan pengetahuan petani terhadap masalah manajemen produksi maupun jaringan pemasaran lainnya, 2) Belum terlibatnya secara utuh petani dalam agribisnis, aktifitas petani masih terfokus pada kegiatan produksi (on farm), 3) Peran dan

18 fungsi kelembagaan petani sebagai wadah organisasi petani belum berjalan secara optimal. Masalah yang sering dihadapi para petani Indonesia adalah ketidakberdayaan dalam negosiasi harga hasil produksinya. Posisi tawar pada saat ini umumnya lemah, hal ini merupakan salah satu kendala dalam meningkatkan pendapatan petani. Menurut Sesbany (2008) lemahnya posisi tawar petani umumnya disebabkan petani kurang mendapatkan/memiliki akses pasar, informasi pasar dan permodalan yang kurang memadai. Masalah mendasar bagi mayoritas petani Indonesia adalah ketidakberdayaan dalam melakukan negosiasi harga hasil produksinya. Posisi tawar petani pada saat ini umumnya lemah, hal ini merupakan salah satu kendala dalam usaha meningkatkan pendapatan petani. Pada tahun 2009 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian mencanangkan kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan- LDPM). Kegiatan ini muncul sebagai salah satu solusi dalam mengatasi berbagai masalah ketahanan pangan yang berkembang. Kegiatan Penguatan- LDPM bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan: 1) Kemampuan kelembagaan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), 2) Unit usaha distribusi dan pengolahan hasil pertanian dalam rangka mendorong stabilisasi harga pangan strategis, 3) kemampuan unit usaha distribusi pemasaran GAPOKTAN dan memperluas jejaring mitra di luar wilayahnya, dan 4) Unit cadangan pangan dengan tersedianya gudang GAPOKTAN untuk menyimpan gabah/beras dalam rangka memenuhi kebutuhan anggotanya (Badan Ketahanan Pangan, 2009).

19 Partisipasi elemen kelembagaan petani sasaran penerima manfaat seperti petani, kelompok tani, dan GAPOKTAN diperlukan dalam menentukan keberhasilan kegiatan ini. Partisipasi petani yang tergabung dalam wadah GAPOKTAN menjadi penting posisinya dalam kegiatan Penguatan-LDPM karena keterlibatan aktif dan kerjasama yang dilaksanakan baik dengan sesama anggota maupun pengurus GAPOKTAN akan menentukan efektivitas GAPOKTAN itu sendiri. Komunikasi dikatakan efektif bila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Seperti yang dikemukakan Berlo (1961), agar terjadi komunikasi yang efektif, komponenkomponen komunikasi perlu diperhatikan, mulai dari komunikator, pesan, saluran, dan komunikan sebagai sasaran komunikasi. Selanjutnya Effendi (2006), menyatakan komunikasi dapat dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak yaitu pengetahuan, afektif dan perilaku. Membangun GAPOKTAN yang ideal diperlukan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pembinaan yang berkelanjutan. Proses penumbuhan dan pengembangan GAPOKTAN yang kuat dan mandiri diharapkan secara langsung dapat menyelesaikan permasalahan petani, pembiayaan dan pemasaran. Pembinaan kelompok tani diarahkan padapenerapan sistem agribisnis, peningkatan peran, serta petani dan anggota masyarakat pedesaan. Penguatan-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dilihat pada tabel 1.

20 Tabel 1. Karakterisitik Kelompok Tani Wilayah Binaan GAPOKTAN Fajar Maju Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur Tahun 2015 No Kelompok Tani Jumlah Anggota Tahun Berdiri Kelas Kelompok (Orang) (Tahun) (Pemula/Lanjut) 1 Harapan Makmur Pemula 2 Harapan Makmur I Pemula 3 Harapan Makmur II Lanjut 4 Harapan Makmur III Pemula 5 Tani Makmur I Lanjut 6 Tani Makmur II Lanjut 7 Margo Rahayu Pemula 8 Margo Rahayu I Lanjut 9 Margo Rahayu II Pemula 10 Teratai Pemula 11 Teratai I Pemula 12 Teratai II Pemula 13 Teratai III Pemula 14 Suka Makmur Pemula 15 Suka Maju Pemula 16 Sido Rukun I Lanjut 17 Sido Rukun II Pemula 18 Sido Rukun III Pemula 19 Serba Guna I Pemula 20 Serba Guna II Pemula

21 21 Serba Guna III Pemula 22 Sido Mulyo I Pemula 23 Sido Mulyo II Pemula 24 Fajar Makmur Pemula Jumlah 610 L5/P19 Sumber : BP3K Kec. Raman Utara, 2015 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa tiap Kelompok Tani yang berada di GAPOKTAN Fajar Maju memiliki karakteristik yang semuanya hampir sama berdasarkan tiap kelompok tani dengan data yang diperoleh melalui BP3K Kecamatan Raman Utara. Berdasarkan pada tingkat kelas kelompok ada lima kelompok tani yang sudah mencapai tingkat lanjut dan pada tiap jumlah anggota per kelompok tani rata-rata berjumlah dua puluh dua anggota, semua Kelompok Tani berdiri sesuai dengan Surat Menteri RI. Nomor : 144/KP.640/M/7/2006 No. 95/KP.640/M/5/2006. Berdasarkan Surat Menteri Pertanian RI. No. 95/KP.640/M/5/2006 dan Nomor : 95/KP.640/M/5/2006, tentang benah kelompok dan pembentukan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) di wilayah binaan Raman Fajar telah terbentuk 1 GAPOKTAN yang bernama FAJAR MAJU tahun berdiri 2006 jumlah anggota dua puluh empat Kelompok Tani No Badan Hukum No. 31/GKP.640/M/7/2006, jumlah pengurus ada tiga yaitu Ketua (Jamingun), Sekretaris (Latikun), dan Bendahara (Subadi). 1.2 Masalah Penelitian Lemahnya posisi tawar bagi para petani juga disadari oleh petani kemudian Pemerintah khususnya oleh Badan Ketahanan Pangan Pertanian terdorong

22 untuk mencanangkan program yang diharapkan dapat membantu petani. Walaupun Pemerintah telah mendirikan beberapa program, namun pencapaian hasilnya dipandang masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa program dapat mencapai tujuannya dalam meningkatkan produksi (misalnya komoditas padi), tetapi pada saat panen bahwa kenyataan yang dialami petani ialah harga tawar petani masih rendah yang mengindikasikan harga jual petani menjadi turun. Menurut Akhmad (2007), upaya yang harus dilakukan petani untuk menaikkan harga tawar petani adalah dengan: 1) Konsolidasi petani dalam satu wadah untuk menyatukan gerak ekonomi dalam setiap rantai pertanian, dari pra produksi sampai pemasaran, 2) Kolektifikasi produksi, yaitu perencanaan produksi secara kolektif untuk menentukan pola, jenis, kuantitas dan siklus produksi secara kolektif, 3) Kolektifikasi dalam pemasaran produk pertanian. Hal ini dilakukan untuk mencapai efisiensi biaya pemasaran dengan skala kuantitas yang besar, dan menaikkan posisi tawar produsen dalam perdagangan produk pertanian. Mengingat di daerah Desa Raman Fajar sebagai sentra produksi padi sering terjadi gejolak harga seiring disaat panen raya, maka kelembagaan GAPOKTAN sebagai kelembagaan di pedesaan harus diperkuat agar mampu membantu anggotanya atau petani untuk mendistribusikan/memasarkan produksi. GAPOKTAN juga diharapkan dapat menggerakan unit-unit usahanya sehingga terjadi perputaran ekonomi baik diunit usahanya maupun wilayahnya melalui usaha pembelian, pengolahan, penyimpanan, pengemasan, dan

23 penjualan gabah/beras serta mengembangkan jejaring pemasaran dengan mitranya baik di dalam maupun di luar Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. Berdasarkan uraian dan data di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas Penguatan-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur? 2. Bagaimana efektivitas Penguatan-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Penguatan-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur? 2. Untuk mengetahuiefektivitas Penguatan-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur? 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. 1. Petani, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan gambaran dan informasi bagi GAPOKTAN yang berkaitan. 2. Pemerintah dan instansi terkait, sebagai bahan informasi untuk pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan masalah Penguatan-LDPM.

24 3. Peneliti lain, sebagai bahan pembanding dan referensi untuk penelitian sejenis.

25 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1. Tinjauan Pustaka Kelembagaan Nasution (2002) menyebutkan bahwa kelembagaan mempunyai pengertian sebagai wadah dansebagai norma. Lembaga atau institusi adalah seperangkatan aturan, prosedur, norma prilakuindividual dan sangat penting artinya sebagai pengembangan pertanian. Kelembagaan dapat dibagi kedalam 2 kelompok yaitu: pertama, lembaga formal seperti Pemerintah Desa, BPD, KUD, dan lain-lain. Kedua, lembaga tradisional atau lokal. Kelembagaan merupakan kelembagaan yang tumbuh dari dalam komunitas itu sendiri yang sering memberikan asuransi terselubung bagi kelangsungan komunitas tersebut. Kelembagaan tersebut biasanya berwujud nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan dan cara hidup yang telah lama hidup dalam komunitas. Keberadaan lembaga dipedesaan memiliki fungsi yang mampu memberikan energi sosial yang merupakan kekuatan internal masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah mereka sendiri. Berdasarkan hal tersebut,maka lembaga dipedesaan yang saat ini memiliki kesamaan dengan karakteristik tersebut dapat dikatakan sebagai lembaga Gabungan Kelompok Tani atau GAPOKTAN (Sumartidkk, 2008).

26 Menurut Sesbany (2007), Kelembagaan mempunyai titik strategis (entry point) dalam menggerakkan sistem agribisnis pedesaan. Untuk itu segala sumber daya yang ada dipedesaan perlu diarahkan/diprioritaskan dalam rangka peningkatan profesionalisme dan posisi tawar petani (kelompok tani). Penguatan posisi tawar petani melalui kelembagaan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh petani, agar dapat bersaing dalam melaksanakan kegiatan usaha tani dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Departemen Pertanian (2008), mendefinisikan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) sebagai kumpulan beberapa kelompok tani yang tergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. GAPOKTAN terdiri atas kelompok tani yang ada dalam wilayah suatu wilayah administrasi desa atau yang berada dalam suatu wilayah aliran irigasi petak pengairan tersier. GAPOKTAN adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis diatas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan petani lainnya. Pengembangan GAPOKTAN dilatarbelakangi oleh kenyataan lemahnya akses petani terhadap berbagai kelembagaan layanan usaha. Pada prinsipnya lembaga GAPOKTAN diarahkan sebagai sebuah kelembagaan ekonomi, namun diharapkan juga mampu menjalankan fungsi-fungsi lainnya serta memiliki peran penting terhadap pertanian (Syahyuti, 2007).

27 Peran kelembagaan sangat penting dalam mengatur sumber daya dan distribusi manfaat, untuk itu unsur kelembagaan perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan potensi desa guna menunjang pembangunan desa. Dengan adanya kelembagaan petani dan ekonomi desa sangat terbantu dalam hal mengatur silang hubungan antar pemilik input dalam menghasilan output ekonomi desa dan dalam mengatur distribusi ouput tersebut (Prihartanto, 2009) Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) Kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) adalah bagian kegiatan program Peningkatan Ketahanan Pangan yang bertujuan meningkatkan kemampuan GAPOKTAN dan unit-unit usaha yang dikelolanya (distribusi/pemasaran dan cadangan pangan) dalam usaha memupuk cadangan pangan dan memupuk modal dari usahanya dan dari anggotanya yang tergabung dalam wadah GAPOKTAN. Kegiatan Penguatan- LDPM dibiayai melalui APBN dengan mekanisme dana bantuan sosial (Bansos) yang disalurkan langsung kepada rekening GAPOKTAN (Badan Ketahanan Pangan Pusat, 2010). Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Lampung Timur, (2009) menyebutkan bahwa Dana Bantuan Sosial (Bansos) yang dimaksud dalam Petunjuk Teknis adalah: 1. Uang yang ditransfer kepada GAPOKTAN untuk pembangunan dan penguatan unit usaha distribusi hasil pertanian atau unit usaha pemasaran dan atau unit usaha pengolahan serta pengolahan cadangan pangan.

28 2. Fasilitas bantuan sosial ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan GAPOKTAN dengan penguatan kelembagaan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui pembinaan, pemantauan, evaluasi dan dukungan lainnya. Dampak dari ketidakberdayaan petani, POKTAN dan GAPOKTAN dalam mengolah, menyimpandan mendistribusikan/memasarkan hasil produksinya dapat menyebabkan ketidakstabilan harga di wilayah sentra produksi pertanian pada saat terjadi panen raya dan kekurangan pangan pada saat musim paceklik. Menurut Badan Ketahanan Pangan Nasional (2010), Tujuan dari penyaluran dana untuk pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM adalah: 1. Memperkuat modal usaha GAPOKTAN dan unit-unit usaha yang dikelolanya (distribusi/pemasaran dan cadangan pangan) untuk dapat mengembangkan sarana penyimpanan, melakukan pembelian hasil produksi petani anggotanya, dan tersedianya cadangan pangan disaat menghadapi musim paceklik serta tercapainya stabilisasi harga pangan di tingkat petani saat panen raya; 2. Mengembangkan usaha ekonomi di wilayah dengan: 1) melakukan musyawarah rencana kegiatan bersama anggota kelompoknya, 2) melakukan pembelian-penyimpanan-pengolahan-pemasaran sesuai rencana, kebutuhan anggota, dan kebutuhan pasar, serta mempunyai nilai tambah khususnya bagi unit usaha GAPOKTAN yang mengelolanya; 3. Memperluas jejaring kerja sama pemasaran yang saling menguntungkan dengan mitra usaha di dalam maupun di luar wilayahnya.

29 Kebijakan tersebut diarahkan untuk: (a) mendukung upaya petani memperoleh harga produksi yang lebih baik disaat panen raya. (b) meningkatkan kemampuan petani memperoleh nilai tambah produksi pangan dan usahanya melalui kegiatan pengolahan/pengepakan/pemasaran sehingga terjadi perbaikan pendapatan di tingkat petani, dan (c) memperkuat kemampuan GAPOKTAN dalam melakukan pengelolaan cadangan pangan sehingga mampu mendekatkan akses pangan pada saat menghadapi paceklik kepada anggota petani yang tergabung dalam wadah GAPOKTAN. (Badan Ketahanan Pangan Nasional, 2010) Dengan memberdayakan GAPOKTAN, mereka mampu untuk: (a) meningkatkan kerja sama antar GAPOKTAN dengan unit-unit usaha yang dikelola dalam wadah GAPOKTAN : (b) menghimpun dan mengembangkan/memupuk dana yang dikelola oleh unit usaha/gapoktan secara transparan, dengan aturan dan sanksi yang dirumuskan dan ditetapkan sendiri secara musyawarah dan mufakat oleh petani anggotanya : dan (c) meningkatkan keterampilan dalam hal : administrasi, pembukuan (pembelian-penjualan,pengadaan-penyaluran, keuangan), pemantauan secara partisipatif, pengawasan internal, dan bermitra serta bernegosiasi dengan pihak lain untuk memperjuangkan hak dan kepentingan anggotanya.(badan Ketahanan Pangan Nasional, 2010). Strategi yang dilaksanakan pada program Penguatan-LDPM ini antara lain: (a) memberikan dukungan kepada GAPOKTAN dan unit usaha distribusi/pemasaran/pengolahan untuk memperkuat kemampuannya

30 mendistribusikan/memasarkan gabah/beras/jagung dari petani anggotanya. Hal ini dilaksanakan dengan melakukan pembelian dan penjualan kepada mitra usahanya baik di dalam maupun di luar wilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan sehingga tercapai stabilisasi harga di tingkat petani, dan (b) memberikan dukungan kepada GAPOKTAN dan unit pengelolaan cadangan pangan dalam mengelola cadangan pangan. Hal ini dilaksanakan dengan melakukan pengadaan gabah/beras danatau jagung danatau pangan pokok lokal spesifik lainnya sehingga mudah diakses dan tersedia setiap waktu secara berkelanjutan. (Badan Ketahanan Pangan Nasional, 2010) Efektivitas Pengertian Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif (Ravianto, 1986). Kemudian Siagian (1997), mengemukakan bahwa efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, dana, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar diterapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa dengan mutu tertentu tepat pada waktunya. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas sebagai suatu kegiatan yang tepat sasaran, berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai tujuan dalam implementasi suatu kegiatan tertentu. Pengertian lain menyatakan bahwa efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan dalam setiap organisasi. Efektivitas disebut juga efektif, apabila tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan

31 kata lain, efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Robbins, 2001). Menurut Sedarmayanti (2009), efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target yang dapat dicapai. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efesiensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efetivitas belum tentu efesiensi meningkat. Menurut Ravianto dalam Masruri (2014), Pengertian efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya mau pun mutunya, maka dapat dikatakan efektif. Sedangkan menurut Bungkaes (2013), efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan. Dalam artian efektivitas merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang yang ditetapkan. Dalam pengertian teoritis atau praktis, tidak ada persetujuan yang universal mengenai apa yang dimaksud dengan efektivitas. Bila ditelusuri efektivitas berasal dari kata dasar efektif yang artinya :1) ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya), 2) penggunaan metode/cara, sarana/alat dalam melaksanakan aktivitas sehingga berhasil guna (mencapai hasil yang optimal). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan kondisi dimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan dengan menggunakan berbagai sumberdaya dan kemampuan secara tepat.

32 Menurut Richard M Steers (1993) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas suatu organisasi, yaitu: a. Karakteristik Organisasi b. Karakteristik Lingkungan c. Karakteristik Pekerja dan d. Karakteristik Manajemen Sasaran yang diharapkan dengan menggunakan berbagai sumberdaya dan kemampuan secara tepat. Menurut Homans dalam Sanders (1953), ada 3 elemen perilaku yang perlu digambarkanuntuk menjelaskan kerja sebuah kelompok yakni, sentimen (rasa), kegiatan dan interaksi. Sentimen mengacu pada kondisi internal individu, biasanya berhubungan dengan psikologi individu, misalnya tentang suka dan tidak suka atau setuju atau tidak setuju terhadap rencana yang akan mereka lakukan. Kegiatan atau aktivitas adalah apa yang akan mereka lakukan. Sedangkan interaksi terjadi ketika ada reaksi antar individu dan reaksi yang berasal dari luar organisasi. Gibson (1987), menyatakan bahwa ada tiga faktor yang berhubungan terhadap kinerja: 1) faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang, 2) faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja, dan 3) faktor organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system).

33 2.2. Kerangka Pemikiran Penguatan-LDPM adalah salah satu program pemerintah dibidang pertanian yang bertujuan untuk membantu petani dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup. Program ini cukup mudah untuk dijalankan oleh petanipetani terutama petani-petani yang bernaung di bawah GAPOKTAN. Namun peneliti merasa perlu dilakukan penelitian untuk melihat apakah petani yang menjalankan program Penguatan-LDPM ini dapat beradaptasi dan menerima program ini. Program Penguatan-LDPM ini dianggap berhasil di lapangan jika memenuhi 9 (sembilan) indikator dari 10 (sepuluh) indikator-indikator yang ada dalam panduan teknis pelaksanaan program Penguatan-LDPM. Indikator keberhasilan tersebut yaitu realisasi dana bantuan sosial, adanya PPL pendamping, memiliki gudang (lumbung pangan), memiliki cadangan pangan, meningkatnya volume jual beli gabah/beras, meningkatnya modal usaha, membeli gabah lebih besar atau sama dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), meningkatnya nilai tambah produk, meningkatnya akses anggota terhadap pangan, dan meningkatnya kemampuan manajemengapoktan. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan Penguatan-LDPM. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhiefektifitasdalampenguatan-ldpm GAPOKTAN Fajar Maju menjalankan kegiatan usahanya. Faktor-faktor yang meliputi antara lain : 1) unit usaha pengolahan hasil,2) stabilitas harga,3) pemasaran 4)jaringan usaha, 5)gudang penyimpanan barang (Lumbung

34 padi),6) permodalan,7) bansos (bantuan sosial) dan 8) harga pembelian pemerintah (HPP), 9) Pendampingan. Efektivitas GAPOKTAN di lihat dari tercapainya tujuan yang ditetapkan dalam program Penguatan-LDPM antara lain yaitu (1) meningkatnya perputaran aktivitas pembelian gabah/beras GAPOKTAN kepada anggotanya, dan (2) tersedianya cadangan pangan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya.dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Penguatan-LDPM tersebut adalah variabel bebas (X)sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah GAPOKTAN Fajar Maju. Kerangka alur pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

35 Faktor-faktor Yang Efektivitas Penguatan- 1. Unit Usaha Pengolahan Hasil. 2. Stabilitas Harga. GAPOKTAN Fajar Maju (Variabel Terikat Y) 3. Pemasaran. 4. Jaringan Usaha. 5. Gudang Penyimpanan (Lumbung Padi). 6. Permodalan. Efektifitas P-LDPM Sangat Efektif ( > 100%) Efektif (90%-100%) Kurang Efektif (80%-90%) Tidak Efektif ( < 60%)

36 Gambar 1. Kerangka Pemikiran Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Penguatan-(LDPM) pada GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. Keterangan : = Berhubungan = Variabel Bebas = Variabel Terikat 2.3. Hipotesis 1. Diduga adanya pengaruh nyata Penguatan-LDPM terhadap GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. 2. Diduga adanya efektivitas Program Penguatan-LDPM pada GAPOKTANFajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur sangat efektif.

37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Variabel Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang akan diteliti serta penting untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan tujuan penelitian. 1. Bantuan Sosial (Bansos) yang dimaksud adalah uang yang ditransfer ke Rekening GAPOKTAN dalam upaya memperkuat modal dan memberdayakan GAPOKTAN agar mampu membina dan memperkuat unit usaha distribusi/pemasaran/pengolahan untuk dapat melakukan pembelian gabah/beras dari petani anggotanya dan memperkuat unit pengelolaan cadangan pangan untuk dapat melakukan pengadaan gabah/beras dan sebagai cadangan pangan pada tahap pertama Bantuan Sosial yang diberikan kepada GAPOKTAN sebesar Rp dan tahap kedua sebesar Rp Harga Pembelian Pemerintah (HPP) adalah harga pembelian pemerintah untuk komoditas gabah/beras sesuai dengan Instruksi Presiden No. 5 tahun 2015 tentang Kebijakan Perberasan. 3. Usaha distribusi/pemasaran milik GAPOKTAN adalah unit usaha yang dibentuk atas keinginan, kebutuhan, dan kesepakatan dari anggota

38 GAPOKTAN untuk dapat mendistribusikan atau memasarkan hasil produksi (gabah/beras) petani anggotanya dengan melakukan pembelian dan penjualan sehingga harga stabil di tingkat petani. 4. Cadangan pangan adalahpengelolaan cadangan pangan yang dibentuk atas keinginan, kebutuhan dan kesepakatan dari anggota GAPOKTAN untuk dapat menyimpan pangan dalam jumlah yang cukup bagi anggotanya sehingga mampu mendekatkan akses pangan sepanjang waktu khususnya saat menghadapi musim paceklik. 5. Pendampingan adalah proses pembimbingan dan pembinaan yang dilakukan secara rutin oleh seorang pendamping kepada GAPOKTAN binaannya agar mereka mampu menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan secara partisipatif, menyusun dan menetapkan aturan dan sanksi secara musyawarah dan mufakat, memupuk dan mengatur dana sendiri, membangun dan mengembangkan jejaring kemitraan usaha dengan pihak lain diluar wilayahnya, memupuk rasa tanggungjawab terhadap organisasi GAPOKTAN dengan melakukan pemantauan secara partisipatif, pengendalian dan pengawasan internal. 6. Harga gabah/beras adalah harga gabah/beras yang terjadi saat panen raya dan saat paceklik sesuai dengan harga yang terjadi mengikuti harga pasar yang berlaku pada saat penelitian ini berlangsung. 7. Aktivitas Kelompok

39 Adalah merupakan kegiatan kelompok yang melibatkan seluruh anggota untuk melaksanakan tujuan kelompok yang berhubungan dengan segala kegiatan kelompok seperti distribusi pemasaran gabah/beras. Pengukuran variabel ini berdasarkan data lapangan yang diukur dalam skor. 8. Partisipasi Adanya partisipasi semua anggota termasuk pengurus tumbuh perasaan sebagai bagian dari organisasi (kelompok) tersebut, syarat partisipasi ada kemauan, kemampuan dan kesempatan, supaya mau dirangkul sedemikian rupa sebagai bagian organisasi dan diikutsertakan dan mulai perencanaan kegiatan. Pengukuran variabel ini berdasarkan data lapangan yang diukur dalam skor. 9. Interaksi antar kelompok Adalah hubungan antara individu atau kelompok yang saling menyatukan dan bersifat timbal balik dari suatu tindakan menjadi individu atau kelompok. Pengukuran variabel ini berdasarkan data lapangan yang diukur dalam skor. 10. Kepemimpinan Pengurus Adalah kemampuan pengelolaann yang dilakukan pengurus GAPOKTAN untuk mempengaruhi anggota kelompok untuk menuju pencapaian sasaran. Pengukuran variabel ini berdasarkan data lapangan yang diukur dalam skor. 11. Kerjasama dengan Lembaga Lain Adalah kemampuan kelompok untuk menjalin kerjasama dengan lembaga lain. Pengukuran variabel ini berdasarkan data lapangan yang diukur dalam skor.

40 12. Bantuan Modal Adalah kesediaan bantuan modaldari pemerintah dalam rangka memberdayakan GAPOKTAN agar mampu membina dan memperkuat unit usaha distribusi/pemasaran/pengolahan untuk dapat melakukan pembelian gabah/beras dari petani anggotanya dan memperkuat unit pengelolaan cadangan pangan untuk dapat melakukan pengadaan gabah/beras dan sebagai cadangan pangan. Pengukuran variabel ini berdasarkan data lapangan yang diukur dalam skor. 13. Intensitas Penyuluh Adalah terjadi interaksi antara penyuluh dan petani atau kelompok tani menunjukkan terjadi komunikasi baik langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk perubahan-perubahan. Pengukuran variabel ini berdasarkan data lapangan yang diukur dalam skor. 14. Efektivitas Penguatan-LDPM di lihat dari tercapainya tujuan yang ditetapkan dalam program Penguatan-LDPM antara lain yaitu meningkatnya perputaran aktivitas pembelian gabah/beras GAPOKTAN kepada anggotanya, dan tersedianya cadangan pangan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Pengukuran variabel terikat dilakukan berdasarkan data lapangan yang diukur dalam skor. 3.2 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. Lokasi Desa sebagai lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (Purposive) dengan alasan bahwa GAPOKTANFajar Maju Desa

41 Raman Fajar merupakan salah satu GAPOKTAN di Kecamatan Raman Utara pada tahun 2012 telah memperoleh Bantuan Sosial pada tahap pertama sebesar Rp ; dan tahap kedua sebesar Rp Atas dasar bahwa GAPOKTAN Fajar Maju adalah salah satu dari GAPOKTAN yang aktif menjalankan program Penguatan-LDPM di Kabupaten Lampung Timur dan satu-satunya GAPOKTAN di Kecamatan Raman Utara yang telah melaksanakan program Penguatan-LDPM hingga tahap mandiri. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari2016 sampai dengan bulanmaret Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling Populasi Dalam penelitian ini yang dimaksud populasi adalah berjumlah 24 Kelompok Tani dengan anggota GAPOKTAN Fajar Maju berjumlah 610 orang (BP3K Kecamatan Raman Utara, 2014). Jadi jumlah populasi adalah 610 orang Sampel Besarnya sampel ditentukan dengan pendugaan populasi yang di pergunakan rumus yang dikemukakan oleh Yamane (menerangkan Jalaludin Rakhmat, 1991), dengan rumus sebagai berikut : N n 2 N( d i ) 1 Keterangan : n : Ukuran sampel N : Jumlah populasi

42 (d i 2 ) : Presisi atau tingkat keterlitian, dalam hal ini digunakan presisi sebesar 15% Berdasarkan rumus tersebut di atas, maka dapat diketahui jumlah sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu : 610 n = = 41 Responden 610 (0,15 2 ) Variabel bebas Variabel X meliputi antara lain unit usaha pengolahan hasil, stabilitas harga, pemasaran, jaringan usaha, gudang penyimpanan (lumbung pangan), permodalan, bantuan sosial (bansos), harga pembelian pemerintah (HPP), pendampingan disebut sebagai variabel bebas. Pengukuran variabel bebas dilakukan berdasarkan data lapangan dan diklasifikasikan menjadi rendah, sedang dan tinggi dengan interval menggunakan rumus Sturges (1950 dalam Dayan, 1986) Variabel terikat Variabel terikat meliputi antara lain aktivitas kelompok, kekompakan, interaksi kelompok, struktur GAPOKTAN, kepemimpinan, bantuan modal, kerjasama

43 lembaga, intensitas penyuluhan. Variabel terikat dilakukan berdasarkan data lapangan dan diklasifikasikan menjadi rendah, sedang dan tinggi dengan interval menggunakan rumus Sturges (1950 dalam Dayan, 1986) Teknik Sampling Teknik sampling adalah aktivitas mengumpulkan sampel, bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai subjek yang diteliti. Sampling yang diterapkan dalam penelitian ini adalah dengan sengaja Purpose dengan cara diambil seluruh anggota tanpa melihat kelompoknya. Adapun langkah-langkah untuk menentukan sampel sebagai berikut: 1. Membuat daftar nama-nama petani (populasi) dan setiap individu diberi nomor kode urut 001, 002, 003,... dst Menentukan ukuran sampel (dalam penelitian ini ukurannya sampelnya adalah 41 orang petani). 3. Pemilihan anggota sampel dilakukan secara berurut tiap anggota dengan menggunaan pembagian individu tiap masing-masing kelompok sampai terpenuhinya jumlah sampel sebanyak 41 orang petani Metode Pengumpulan Data Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan quisioner dan data sekunder merupakan data

44 yang diperoleh melalui studi kepustakaan, literatur, instansi, dinas, buku-buku laporan, dan lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Penelitian merupakan proses penemuan kebenaran yang dijabarkan dalam bentuk kegiatan yang sistematis dan berencana dengan dilandasi metode ilmiah (Sumardjono, 1997). Jenis penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif karena memberikan uraian mengenai hasil penelitian yang akan menguji statistik berkaitan dengan data dan cara atau teknik analisis data yang digunakan sehingga dapat memberikan hasil sebagai jawaban dari permasalahan yang akan diteliti. Data yang digunakan atau data yang dianalisis adalah data numerik (angka) dan cara analisisnya dengan cara matematis atau menggunakan teknik statistik linier berganda, sehingga digunakan jenis penelitian diskriftif kuantitatif Analisis Regresi Linear Berganda Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat (Algifari, 1997) dengan menggunakan alat bantu : Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen (Arikunto, 2002). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

45 gambaran tentang validitas yang dimaksud. Validitas dianggap memuaskan apabila nilai > 0,3(Trihendradi, 2012) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002). Serta menurut Syaifuddin Azwar (2000), Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product for Service Solution) 16.0 for windows. Rumus : 2 k S j α = 1 2 k 1 S x Keterangan : α = koefisien reliabilitas alpha Sx = jumlah varians skor total k = jumlah item Sj = varians responden untuk item Indikator pengukuran reliabilitas menurut (Umar Sekaran, 2000) yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung: 1. 0,8-1,0 = Reliabilitas baik 2. 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima 3. kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

46 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat grafik histogram dari residualnya atau dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal plot. Normalitas juga dapat dideteksi dengan menggunakan ujikolmogorov-smirnov (Ghozali, 2005) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot. Dasar analisis grafik scatterplot adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas juga dapat dideteksi dengan menggunakan uji park (Ghozali, 2005) Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi memiliki korelasi antar variabel bebas. Cara untuk mendeteksi adanya multikolinearitas

47 adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variable independen mana yang dijelaskan oleh variable independen lainnya. Nilai tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai Cut Off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Multikolinearitas juga dapat dideteksi dengan menganalisis matriks korelasi variabel independen. Apakah antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas (Ghozali, 2005) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Cara untuk mendeteksi adanya Aotokorelasi adalah dengan menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM test) yang akan menghasilkan statistik Breusch- Godfrey. Uji LM digunakan untuk sampel besar di atas 100 observasi dan lebih tepat digunakan dibandingkan uji Durbin-Watson (Ghozali, 2005). Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Pengujian ini dilakukan untuk mengukur kekuatan pengaruh antara dua variabel dan menunjukkan arah pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen. Tes statistik regresi linier berganda dengan menggunakan model: Y= α0 + X1α + X2α + X3α + X4α + X5α + X6α + X7α + X8α + X9α +

48 Keterangan : Y : GAPOKTAN Fajar Maju α0 : Intercept, X1 : Unit Usaha Pengolahan Hasil X2 : Stabilitas Harga X3 : Pemasaran X4 : Jaringan Usaha X5 : Gudang Penyimpanan (Lumbung Padi) X6 : Permodalan X7 : Bantuan Sosial (Bansos) X8 : Harga Pembelian Pemerintah (HPP) X9 : Pendampingan : Eror term Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengukur seberapa jauh sebuah model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 1. Nilai yang semakin mendekati 1 berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

49 untuk memprediksi variabel dependen. Koefisien determinasi bisa terhadap jumlah variabel independen dalam model regresi, sehingga banyak peneliti menganjurkan menggunakan adjusted R 2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik (Ghozali, 2005) Nilai F Apabila nilai f hitung hasil regresi < nilai f tabel, maka Ho diterima. Tetapi apabila nilai f hitung regresi > nilai f tabel, maka Ho ditolak (Ghozali, 2005). Nilai f dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikasi 5% Nilai t Apabila nilai t hitung hasil regresi < nilai t tabel, maka Ho diterima. Tetapi apabila nilai t hitung regresi > nilai t tabel, maka Ho ditolak (Ghozali, 2005). Nilai t dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikasi 5% Kriteria Pengambilan Keputusan : 1. Jika t hitung < t tabel (α=0,05) maka Ho diterima berarti tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Penguatan-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. 2. Jika t hitung > t tabel (α=0,05) maka Ho ditolak berarti ada pengaruh yang signifikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Penguatan-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur Analisis Efektivitas

50 Untuk mengetahui efektifitas Penguatan-(LDPM) dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan Skala Likert, maka dimensi dijabarkan menjadi variabel kemudian variabel dijabarkan lagi menjadi indikatorindikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Pengukuran efektivitas merupakan salah satu indikator kinerja bagi pelaksanaan suatu kegiatan yang telah ditetapkan untuk menyajikan informasi tentang seberapa besar pencapaian sasaran atas target. Dalam perhitungan efektivitas, dikategorikan efektif apabila mencapai minimal satu atau seratus persen. Demikian sebaliknya, semakin kecil persentase hasilnya maka menunjukkan pengelolaan Penguatan-(LDPM) semakin tidak efektif. Untuk mengetahui klasifikasi kecenderungan dan tingkat efektivitas dari skor kusioner dengan pedoman sebagai berikut (modifikasi Dantes, 2001) :

51 Mi + 4 Sdi s.d Mi + 4 Sdi Sangat Efektif Mi + 4 Sdi s.d Mi + 3 Sdi Efektif Mi + 4 Sdi s.d Mi + 2 Sdi Kurang Efektif Mi + 4 Sdi s.d Mi + 1 Sdi Tidak Efektif Dimana: Mi = Mean Ideal = ½ x ( skor maksimal Ideal + skor minimal idiel) SDi = Standar Deviasi Ideal = 1/6 ( skor maksimal ideal - skor minimal ideal ) Menurut Sugiyono (2010) dalam perhitungan efektivitas digunakan skore (skala Likert), apabila skore semakin besar dapat dikatakan bahwa pengelolaan semakin efektif, demikian pula sebaliknya semakin kecil skore hasilnya menunjukkan pengelolaan semakin tidak efektif. Adapun kriteria dalam penilaian efektivitas Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Kriteria Efektivitas Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) Persentase Kinerja P-LDPM Di atas 100% Kriteria Sangat Efektif 90% - 100% Efektif 80% - 90% Kurang Efektif 60% - 80% Tidak Efektif Sumber : Penelitian Ayu Oktaviani, 2015.

52 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Raman Fajar merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. Mayoritas Penduduk desa memiliki mata pencaharian sebagai petani. Sebagian penduduk dari desa Raman Fajar telah membentuk Kelompok Tani yang tergabung dalam GAPOKTAN Fajar Maju. GAPOKTAN dibentuk agar dapat membantu petani dalam memperkuat kelembagaan petani yang ada di desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara karena GAPOKTAN Fajar Maju merupakan salah satu GAPOKTAN yang menerima bantuan program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) yang ada di Kecamatan Raman Utara bahkan pada tingkat Kabupaten Lampung Timur. Hal ini juga diperkuat dengan perputaran kas yang ada dalam GAPOKTAN Fajar Maju yakni pada tahap pertama atau tahun 2012 sebesar Rp kemudian meningkat pada tahun 2013 sebesar Rp , pada tahun 2014 kas mengalami peningkatan sebesar Rp selanjutnya pada tahun 2105 sampai dengan tutup buku pada

53 tahun 2016 mengalami peningkatan yang signifikan yakni sebesar Rp dan Rp Maka dapat dikatakan GAPOKTAN Fajar Maju telah melaksanakan program Penguatan-LDPM dengan baik Keadaan Geografis Desa Raman Fajar, yang menjadi lokasi penelitian ini merupakan salah satu desa di Kecamatan Raman Utara. Desa Raman Fajar memiliki luas wilayah hektar dan berjarak 5 km dari pusat pemerintahan Kecamatan Raman Utara, 23 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Lampung Timur dan 72 km dari pusat pemerintahan Provinsi Lampung. Batas-batas wilayah Desa Raman Fajar, yaitu: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Restu Rahayu. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Ratna Daya. c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Raman Endra d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tegal Gondo Kecamatan Purbolinggo Keadaan Iklim Desa Raman Fajar berada pada ketinggian m dari permukaan laut. Daerah ini memiliki topografi dataran tinggi dengan suhu udara rata-rata 30º - 32º Celcius. Banyaknya curah hujan di Desa Raman Fajar adalah mm per tahun. Jenis tanah di Desa Raman Fajar adalah Podosolik Merah Kuning (PMK), tekstur tanah liat berpasir kemiringan wilayah 0º - 15º, kemasaman tanah (ph) 4,5 6, sedangkan faktor pembatas kesuburan tanah Organik

54 25%, kadar N) 30%, kadar P 35%, dan kadar K 15% (Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Raman Fajar, 2016) Demografi / Kependudukan Berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Desa Raman Fajar (2016), jumlah penduduk Desa Raman Fajar tahun 2015 adalah jiwa (orang) yang terdiri dari pria dan wanita. Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia Desa Raman Fajar Tahun No Kelompok Usia Pria Wanita Jumlah (Umur) (Jiwa) tahun tahun tahun > 61 tahun Jumlah Sumber: RKTP Raman Fajar, Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk terdapat pada golongan usia produktif tahun 48,5% dan 0 20 tahun mencapai 33,6% atau usia sekolah, serta >61 tahun 11,1% Potensi Pertanian Potensi pertanian yang ada di Desa Raman Fajar hampir sama dengan desa-desa lain disekitarnya, masyarakatnya 75% bermata pencaharian sebagai petani, peternak dan pekebun. Di Desa Raman Fajar tidak ada tanah yang dipergunakan untuk perkebunan Negara, perkebunan swasta, perkebunan rakyat, maupun tempat rekreasi.semua tanah yang dimiliki oleh masyarakat Desa Raman Fajar telah dimanfaatkan untuk rumah tinggal perladangan, persawahan, dan sebagainya.

55 Luas Lahan Menurut Penggunaan Dari total luas lahan 1003 ha, penggunaannya tersaji pada tabel 5. Tabel 4. Penggunaan Lahan di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara No Jenis Penggunaan Jumlah/Ha 1 Pekarangan/bangunan/halaman 110,50 2 Kebun/huma - 3 Hutan Lindung - 4 Hutan Produksi - 5 Hutan Rakyat - 6 Padang Rumput - 7 Tegal Kolam/tebat/empang 2 9 Tambak - 10 Tanaman Kayu-kayuan - 11 Sawah Sementara tidak diusahakan - 13 Perkebunan swasta - 15 Kuburan 2,5 16 Lapangan 1 17 Lain-lain 18 Jumlah 1003 Sumber: RKTP Raman Fajar Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara No Pekerjaan Jumlah Persentase (Orang) (%) 1 Petani Pekebun Peternak Nelayan Jasa (Tukang dsb) 10 0,5 6 Pedagang 36 1,5 7 PNS/POLRI/TNI Lain-lain - - Jumlah Sumber: RKTP Raman Fajar, 2016.

56 Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa dari jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian, di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara yang bermatapencaharian sebagai PNS/POLRI/TNI adalah 38 jiwa (2%), petani ada jiwa (75%), pertukangan ada 10 jiwa (0,5%), pekebun ada 56 jiwa (2%), peternak ada 450 jiwa (19%), dan pedagang ada 36 jiwa (1,5%). Hal ini dapat disimpulkan sebagian besar penduduk Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara bermata pencaharian sebagai petani Status Kepemilikan Lahan Usaha Tani Tabel 6. Status Kepemilikan Lahan Usaha Tani di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara No Status Jumlah Persentase (Orang) (%) 1 Pemilik Penggarap Pemilik/Penggarap Penyewa 5 0,5 5 Buruh Tani 60 7,5 Jumlah Sumber: RKTP Raman Fajar, Berdasarkan Tabel 6 diketahui dari status kepemilikan lahan usaha tani, di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara yang berstatus bermatapencaharian sebagai status Pemilik/Penggarap ada 693 jiwa (83%), Pemilik ada 40 jiwa (5%), Penggarap ada 35 (4%), Penyewa ada 5 jiwa (0,5%), dan Buruh Tani ada 60 jiwa (7,5%). Hal ini dapat disimpulkan sebagian besar penduduk Desa Raman Fajar Bermatapencaharian Petani Pemilik/Penggarap lahan Usaha Tani.

57 4.1.6 Sumber Daya Manusia Umur Resdponden Umur petani/anggota responden dapat mempengaruhi pada kegiatan dan kematangan organisasi di dalam GAPOKTAN Fajar Maju. Umur kematangan seseorang berkisar antara tahun, termasuk pada kematangan cara berpikir dan bertindak. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh data petani/anggota responden GAPOKTAN Fajar Maju yang berkaitan dengan umur. Umur petani/anggota berbeda-beda antara tahun. Dalam hal ini umur responden diklasifikasikan berdasar kelompok umur tujuh tahun. Tabel 7 berikut ini menyajikan sebaran tingkat umur responden anggota GAPOKTAN Fajar Maju. Tabel 7. Sebaran Tingkat Umur Responden pada GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara No. Golongan Umur (Th) Jumlah Persentase (%) Jumlah Sumber: Pengolahan Data Peneliian Data Tabel 7 diketahui bahwa sebagian besar umur responden petani anggota GAPOKTAN Fajar Maju berada antara tahun ada 42 orang.

58 Berdasarkan pada di atas, maka umur responden di GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara sebagian besar berada usia matang di bawah 60 tahun, sehingga dapat diperkirakan kematangan responden dalam menjalankan program P-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju Tingkat Pendidikan Berdasarkan hasil di lapangan diperoleh data tingkat pendidikan petani anggota GAPOKTAN Fajar Maju seperti yang disajikan pada Tabel 8 berikut ini. Tabel 8. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden pada GAPOKTAN Fajar Maju Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara. No. Pendidikan Jumlah Persentase (%) 1 SD/SR SLTP SLTA Perguruan Tinggi 2 5 Jumlah Sumber: Pengolahan Data Penelitian Dari Tabel 8 diketahui sebagian besar responden berpendidikan Sekolah Tingkat Atas (SLTA), yaitu sebanyak 25 orang (sebesar 61%). Sedangkan responden yang lulus SD/SR hanya 3 orang (sebesar 7%). Responden yang tamat Pendidikan sampai tingkat Perguruan Tinggi berjumlah 2 orang (5%), sedangkan responden yang tamat pendidikan SLTP sebanyak 11 orang (27%).

59 Berdasarkan data pada Tabel 9 di atas maka dapat dijelaskan bahwa responden anggota GAPOKTAN Fajar Maju masih berpendidikan tinggi yakni tingkat pendidikan SLTA sebanyak 25 orang (sebesar 61%). 4.2 Pengujian Instrument Pengujian instrumen bertujuan untuk mengukur sejauh mana instrument penelitian berfungsi dengan baik. Adapun uji tersebut adalah sebagai berikut: Uji Validitas Suatu kuesioner dikatakan valid jika tiap butir pernyataan mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner. Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir atau faktor dengan skore total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Biasanya syarat minimum suatu kuisioner untuk memenuhi validitas adalah jika korelasi antara butir dengan skor total tersebut positif dan nilainya lebih besar dari 0,30 (Trihendardadi, 2004). Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa instrumen-instrumen pada setiap variabel dalam penelitian ini adalah valid dan dapat dipakai untuk melakukan penelitian atau menguji hipotesis penelitian, karena nilai pada setiap instrumen berada diatas nilai signifikan pada tabel nilai rproduct moment yaitu lebih dari 0,30. Dapat dilihat pada tabel 9.

60 Tabel 9. Hasil Uji Validitas No Model Corrected Item- Total Correlation 1 Unit Usaha Pengolahan Hasil 0,800 2 Stabilitas Harga 0,334 3 Pemasaran 0,337 4 Jaringan Usaha 0,334 5 Gudang Penyimpanan 0,426 6 Permodalan 0,344 7 Bantuan Sosal 0,604 8 HPP 0,548 9 Pendampingan 0,455 Sumber: Pengolahan Data Penelitian, Uji Reliabilitas Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.untuk uji reliabilitas dilakukan dengan membandingkan nilai Alpha Cronbach dengan t-tabel. Jika Alpha Cronbach >t-tabel, maka butir atau variabel tersebut reliabel.sedangkan jika nilai Alpha Cronbach <t-tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel. Uji reliabilitas dapat pula dilakukan melalui nilai Alpha Cronbach, yaitu jika lebih besar dari 0,600 maka butir atau variabel tersebut reliabel. Hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan SPSS 16.0 For Windows dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil Uji Reabilitas Variabel Alpha Cronbach s Keterangan GAPOKTAN Fajar Maju (Y) Unit Pengolahan Hasil Stabilitas Harga 0,665 0,694 0,720 Reliabel Reliabel Reliabel

61 Pemasaran Jaringan Usaha Gudang Penyimpanan Permodalan Bantuan Sosial (Bansos) HPP Pendampingan 0,674 0,695 0,723 0,695 0,761 0,692 0,765 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Tabel 10, menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach s pada semua variabel lebih besar dari t-tabel yakni lebih dari 0,600. Maka dapat diketahui bahwa semua variabel dalam penelitian ini reliabel Uji Normalitas Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal.metode yang digunakan adalah dengan menggunakan statistik Kolgomorov-Smirnov.Hasil uji menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. adalah sebesar 0,279 yang lebih besar dari alpha (α = 0,5). Jadi dapat disimpulkan bahwa data dalam model uji telah berdistribusi normal.

62 Gambar 1. Uji Normalitas Dari analisis kurva dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar diagram dan mengikuti model regresi sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan data yang berdistribusi normal sehingga uji normalitas terpenuhi Uji Heteroskedastisitas

63 Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui bahwa pada model regresi terjadi ketidaksamaan varian. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas digunakan model interpetasi output heteroskedastisitas dengangrafik Scatterplot. Hasil uji dengan model interpetasi output heteroskedastisitas dengangrafik Scatterplot ditunjukkan pada Gambar 5 berikut ini. Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas

64 Gambar 2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada atau tidaknya hubungan yang linier (multikolinieritas) antara variabel bebas (independen) satu dengan variabel bebas yang lain. Hasil uji multikolinearitas ditunjukkan pada Tabel 11 di bawah ini. Tabel 11. Uji Multikolinearitas Model Collineary Statistc Toleraance VIF (Constant) Unit Usaha Pengolahan Hasil 0,716 1,396 Stabilitas Harga 0,614 27,669 Pemasaran 0,822 26,163 Jaringan Usaha 0,762 1,313 Gudang Penyimpanan 0,664 1,507 Permodalan 0,690 5,917 Bantuan Sosial 0,822 5,558 HPP 0,764 1,309 Pendamping 0,769 1,300 Dependent Variable: Gapoktan Tabel 11 menunjukkan bahwa nilai Tolerance semua variabel independen lebih Mubesar dari 0,5. Nilai VIF semua variabel independen lebih besar dari 0,5. Jadi dapat disimpulkan bahwa model uji tidak terdeteksi kasus multikolinearitas.

65 4.2.6 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya (Santosa& Ashari 2005).Hasil uji autokerelasi ditunjukkan pada Tabel 12 di bawah ini. Tabel 12. Uji Autokorelasi Model R R Square Adjust R Std Error Durbin Square of the Watson Estimate a 0,69 0,6 3,409 2,363 a Predictors: (Constans), Pendamping, Harga Pembelian, Stabilitas Harga, Permodalan, Pemasaran, Unit Usaha Pengolahan, Jaringan Usaha, Bantuan Sosial, Gudang Penyimpanan. a. Dependent Variable: Gapoktan Dari tabel di atas didapatkan nilai R Square 0,690 atau 69,0%, maka ini berarti bahwa besarnya pengaruh GAPOKTAN adalah 69,0% sedangkan sisanya 31,0% dipenuhi oleh variabel lain di luar penelitian. Sehingga kesimpulannya adalah Uji Autokerlasi terpenuhi. Setelah dinyatakan seluruh variabel tidak terdeteksi kasus uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas dan uji autokorelasi maka selanjutnya hasil dari tabulasi dalam bentuk data ordinal tersebut selanjutnya diberikan skor dan diubah menjadi data interval bagi masing-masing variabel. Berdasarkan data interval kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS.Hasil yang

66 diperoleh dari data dengan menggunakan program SPSS dirangkum pada Tabel 13 berikut ini. Tabel 13. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Unstandardized Standardized t-hit Sig. Coefficients Coefficie Model B Std. nts Beta Err or (Constant) Unit Usaha Pengolahan Stabilitas Harga Pemasaran Jaringan Usaha Gudang Penyimpanan Permodalan Bantuan Sosial HPP Pendampingan 46,842 1,984 0,330 0,803 0,692 1,356 12,823 0,989 1,397 1,322 0,723 1,397 0,588 0,124 0,311 0,091 0,519 3,653 1,974 0,697 0,804 0,795 3,412 0,001 0,000 0,005 0,005 0,004 0,002 0,882 0,805 0,266 1,095 0,002 0,819 0,734 0,041 0,766 0,002 1,710 1,385 0,211 1,834 0,001 1,383 1,331 0,132 1,158 0,002 a. Dependent Variable: Gapoktan Dari output tersebut maka persamaan regresinya adalah: Y = 46, ,984X1 + 0,330X2 + 0,803X3 + 0,692X4 + 1,356X5 + 0,882X6 + 0,819X7 + 0,710X8 + 1,383X9

67 Dari data di atas terlihat nillai t memiliki signifikan lebih kecil dari pada 0,05 atau 5%. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel memberikan pengaruh positif yang signifikan dari semua variabel pengamatan yakni variabel unit usaha pengolahan hasil, stabilitas harga, pemasaran, jaringan usaha, gudang penyimpanan, permodalan, bantuan sosial harga pembelian pemerintah, pendampingan terhadap GAPOKTAN Fajar Maju. 4.3 Uji Koefisiensi Regresi Linier Berganda Uji t Uji-t digunakan untuk menguji pengaruh yang signifikan secara parsial dari Efektivitas P-LDPM dan GAPOKTAN Fajar Maju baik yang bersifat internal maupun eksternal berpengaruh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas P-LDPM di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. Apabila nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (0,05) dengan tingkat Sig. 0,05 maka variabel dinyatakan berpengaruh secara parsial. Menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap GAPOKTAN Fajar Maju adalah Efektivitas P-LDPM yang baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar baik disebabkan karena pengaruh variabel Efektivitas P-LDPM yang kuat. Tabel 14 menunjukkan variabel yang berpengaruh parsial terhadap peningkatan produksi.

68 Tabel 14. Uji t pada GAPOKTAN Fajar Maju Model F Sig (Constant) 3,653 0,001 Unit Usaha Pengolahan Hasil 1,974 0,000 Stabilitas Harga 0,697 0,005 Pemasaran 0,804 0,005 Jarngan Usaha 0,795 0,004 Gudang Penyimpanan 3,412 0,002 Permodalan 1,095 0,002 Bantuan Sosal 0,766 0,002 HPP 1,843 0,001 Pendampingan 1,158 0,002 a. Predictors: (Constant), pendampingan, harga pembelian, stabilitas harga, permodalan, pemasaran, unit usaha pengolahan, jaringan usaha, bantuan sosial, gudang penyimpanan b. Dependent: Gapoktan Uji F Uji-f digunakan untuk menguji pengaruh yang signifikan secara parsial dari Efektivitas P-LDPM dan GAPOKTAN Fajar Maju baik yang bersifat internal maupun eksternal berpengaruh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas P-LDPM di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. Apabila nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (0,05) dengan tingkat Sig. 0,05 maka variabel dinyatakan berpengaruh secara parsial. Menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap GAPOKTAN Fajar Maju adalah Efektivitas P-LDPM yang baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar baik disebabkan karena pengaruh variabel Efektivitas P-LDPM yang kuat. Tabel 15 menunjukkan variabel yang berpengaruh parsial terhadap GAPOKTAN Fajar Maju.

69 Tabel 15. Uji F pada GAPOKTAN Fajar Maju Model FSig. Regression 7,676 0,000 a Residual Total a. Predictors: (Constant), pendampingan, harga pembelian, stabilitas harga, permodalan, pemasaran, unit usaha pengolahan, jaringan usaha, bantuan sosial, gudang penyimpanan b. Dependent Variable: gapoktan Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas. Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel yang lain (Santosa&Ashari, 2005). Nilai koefisien ini antara 0 dan 1, jika hasil lebih mendekati angka 0 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel amat terbatas. Tapi jika hasil mendekati angka 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Tabel 16. menunjukkan variabel yang berpengaruh parsial terhadap peningkatan produksi

70 Tabel 16. Koefisien Determinasi GAPOKTAN Fajar Maju Model R R Square Adjust R Std Error Square of the Estimate a 0,690 0,600 3,409 a. Predictors: (Constant), pendampingan, harga pembelian, stabilitas harga, permodalan, pemasaran, unit usaha pengolahan, jaringan usaha, bantuan sosial, gudang penyimpanan b. Dependent Variable: gapoktan Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas P-LDPM berpengaruh sebesar 83,1 terhadap Risiko Sistematis, sedangkan 16,9% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti. Karena nilai R Square dibawah 5% atau cenderung mendekati nilai 0 maka dapat disimpulkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel amat terbatas Analisis Regresi Linier Berganda Hasil uji menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas (independent variable) yaitu Unit Usaha Pengolahan Hasil (X1), Stabilitas Harga (X2), Pemasaran (X3), Jaringan Usaha (X4), Gudang Penyimpanan(X5), Permodalan (X6), Bantuan Sosial (Bansos) (X7), Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (X8), Pendampingan (X9) terhadap variabel terikat (dependent variable) yaitu Beta (Y) (GAPOKTAN Fajar Maju/Contant).

71 Tabel 17. Variabel yang Berpengaruh Nyata Unstandardized Standardized t-hit Sig. Coefficients Coefficie Variabel B Std. nts Err Beta or (Constant) Unit Usaha Pengolahan Hasil Stabilitas Harga Pemasaran Jaringan Usaha Gudang Penyimpanan Permodalan Bantuan Sosial HPP Pendampingan 48,842 1,984 0,330 0,803 0,692 1,356 12,823 0,989 1,397 1,322 0,723 1,397 0,588 0,124 0,311 0,091 0,419 3,653 1,974 0,697 0,804 0,795 3,412 0,001 0,000 0,005 0,005 0,004 0,002 0,882 0,805 0,266 1,095 0,002 0,819 0,734 0,041 0,766 0,002 0,710 1,385 0,211 1,843 0,001 1,383 1,331 0,132 1,158 0,002 a. Dependent Variable: gapoktan Berdasarkan Tabel 17. Dapat dijelaskan bahwa yang berpengaruh secara signifikan terhadap GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara adalah semua variabel pengamatan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap GAPOKTAN Fajar Maju yang dihasilkan ditunjukkan dengan nilai t-tabel lebih besar dari signifikansi yakni dengan taraf 0,05 atau 5%.

72 Dari hasil pengolahan data t-hitung di atas yang merupakan output dari pengolahan model regresi dapat diterangkan sebagai berikut: 1. Unit Usaha Pengolahan Hasil berpengaruh nyata terhadap P-LDPM dimana t-hitung = 1,974 lebih besar dari t-tabel = 0,683 Sig = 0,000 yang artinya semakin besar unit usaha pengolahan hasil maka semakin besar hasil (beras) yang akan diperoleh oleh anggota GAPOKTAN tersebut. 2. Stabilitas Harga berpengaruh nyata terhadap P-LDPM dimana t-hitung = 0,697 lebih besar dari t-tabel = 0,683 Sig = 0,005 yang berarti semakin besar stabilitas harga maka semakin dapat membantu mengatasi gejolak harga disaat panen raya. 3. Pemasaran berpengaruh nyata terhadap P-LDPM dimana t-hitung = 0,804 lebih besar dari t-tabel = 0,683 Sig = 0,005. Yang artinya semakin besar pemasaran yang dilakukan maka semakin besar anggota dapat melakukan kegiatan mendistribusikan hasil produksi petani dengan melakukan penjualan dan pembelian sehingga harga stabil di tingkat petani. 4. Jaringan Usaha berpengaruh terhadap P-LDPM dimana t-hitung = 0,795 lebih besar dari t-tabel = 0,683 Sig = 0,004. Yang berarti semakin besar jaringan usaha maka semakin besar anggota melakukan kegiatan kerjasama dengan GAPOKTAN atau lembaga yang lain yang terkait.

73 5. Gudang Penyimpanan berpengaruh nyata terhadap P-LDPM dimana t- hitung = 3,412 lebih besar dari t-tabel = 0,583 Sig = 0,002. Yang artinya semakin besar gudang penyimpanan maka semakin besar digunakan untuk menyimpan cadangan pangan dalam jumlah yang cukup bagi anggotanya sehingga mampu mendekatkan akses pangan berkelanjutan khususnya saat musim paceklik. 6. Permodalan berpengaruh nyata terhadap P-LDPMdimanat-hitung = 1,095 lebih besar dari t-tabel = 0,683 Sig = 0,002. Yang berarti semakin besar permodalan maka semakin besar anggota/gapoktan mendapatkan kas masuk dari hasil pengolahan hasil sehingga dapat memperkuat kas pada GAPOKTAN tersebut. 7. Bantuan Sosial berpengaruh nyata terhadap P-LDPM dimana t-hitung = 0,766 lebih besar dari t-tabel = 0,683 Sig = 0,002. Yang berarti semakin besar bantuan sosial maka semakin besar anggota dapat memperkuat modal agar mampu memperkuat unit usaha/distribusi/pengolahan bagi responden/anggota. Dimana dana tersebut ditransfer ke rekening GAPOKTAN agar tidak ada perantara dalam hal tersebut. 8. Harga Pembelian Pemerintah berpengaruh nyata terhadap P-LDPM dimana t-hitung = 1,834 lebih besar dari t-tabel = 0,683 Sig = 0,001. Yang berarti semakin besar harga pembelian pemerintah maka semakin besar anggota/gapoktan dapat menyetabilkan harga minimal sesuai dengan

74 harga pembelian pemerintah seuai Instruksi Presiden No. 5 tahun 2015 tentang kebijakan perbesaran. 9. Pendampingan berpengaruh nyata terhadap P-LDPM dimana t-hitung = 1,158 lebih besar dari t-tabel = 0,683 Sig = 0,002. Artinya semakin besar tingkatpendampingan dalam penyaluran informasi serta yang baik maka semakin besar anggota/gapoktan mendapatkan informasi yang up to date mengenai hal yang berkaitan tentang P-LDPM.

75 4.4 Efektivitas P-LDPM pada GAPOKTAN Fajar Maju Penelitian ini ada 9 variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai variabel X dalam penelitian. Hasil skor nilai keseluruhan terdapat pada tabel 18 sebaagai berikut: Tabel 18. Skore Penilaian terhadap P-LDPM Variabel Variabel (X) Jumlah dalam Persen (%) X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Sangat Efektif , 328, 317, 328, 330, 332, 308, 291, 351, % % % % % % % % % Efektif Kurang Efektif Tidak Efektif Rata-rata 168, 168, 162, 168, 169, 170, 158, 149, 180, Sumber: Pengolaha Data Primer,2016 Dari tabel 18 menyatakan bahwa nilai X1 (Unit usaha pengolahan Hasil) berjumlah 675 atau (329,29%), X2 (Stabilitas harga) berjumlah 673 atau (328,29%), X3 (Pemasaran) berjumlah 651 atau (317,56%), X4 (Jaringan

76 usaha) berjumlah 673 atau (328,29%), X5 (Gudang penyimpanan) berjumlah 677 atau (330,24%), X6 (Permodalan) berjmlah 682 atau (332,68%), X7 (Bansos) berjumlah 633 atau (308,78%), X8 (HPP) berjumlah 597 atau (291,21%), X9 (Pendampingan) berjumlah 721 atau (351,70%). Dari data di atas menunjukkan jumlah skore penilaian lebih dari 100% berarti data di atas sangat efektif, jadi penilaian Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) pada GAPOKTAN Fajar Maju yang berada di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur sangat efektif. Dalam perhitungan efektivitas pada GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur dikategorikan sebagai berikut: 1. Unit Usaha Pengolahan Hasil Penilaian terhadap unit usaha pengolahan hasil menunjukkan jumlah nilai 675 atau (329,26%) yang artinya unit usaha pengolahan hasil yang diberikan oleh Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) sangat efektif. Hasil penilaian terhadap unit usaha pengolahan hasil sangat efektif berarti unit usaha pengolahan hasil dapat membantu meningkatkan pendapatan anggota GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar. Bentuk unit usaha pengolahan hasil berbentuk mesin pengolahan yang dapat mengelola atau mengolah hasil panen yaitu berupa gabah menjadi beras yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan anggota GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.

77 2. Stabilitas Harga Penilaian terhadap stabilitas harga menunjukkan jumlah nilai 673 atau (328,29%) yang artinya stabilitas harga pada Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) sangat efektif. Hasil penilaian terhadap stabilitas harga sangat efektif berarti stabilitas harga dapat membantu mengurangi gejolak harga disaat panen raya terjadi yang sering dialami oleh petani khususnya oleh GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. 3. Pemasaran Penilaian terhadap pemasaran menunjukkan jumlah nilai 651 atau (340%) yang artinya pemasaran yang dilakukan oleh GAPOKTAN Fajar Maju sangat efektif. Hasil penilaian terhadap pemasaran sangat efektif yang berarti pemasaran dapat meningkatkan pendapatan anggota GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. 4. Jaringan Usaha Penilaian terhadap jaringan usaha menunjukkan jumlah nilai 673 atau (410,36%) yang artinya jaringan yang dikembangkan oleh GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar sangat efektif. Hasil penilaian terhadap jaringan usaha sangat efektif yang dikarenakan jaringan usaha dilakukan untuk dapat bekerjasama dengan lembaga lain contohnya Bulog agar dapat memenuhi kebutuhan pangan anggota dan meningkatkan pendapatan anggota

78 GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. 5. Gudang Penyimpanan Penilaian terhadap Gudang penyimpanan menunjukkan jumlah nilai 677 atau (330,24%) yang artinya gudang penyimpanan yang diberikan kepada GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar sangat efektif. Hasil penilaian terhadap gudang penyimpanan sangat efektif berarti gudang penyimpanan dapat menyimpan hasil panen raya tujuannya agar menstabilkan harga kembali yang sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) variabel ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan anggota GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. 6. Permodalan Penilaian terhadap permodalan menunjukkan jumlah nilai 682 atau (332,68%) yang artinya permodalan yang telah diberikan kepada GAPOKTAN melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) sangat efektif. Hasil penilaian terhadap permodalan sangat efektif, permodalan yang diberikan oleh GAPOKTAN berupa uang yang langsung ditransfer ke rekening GAPOKTAN variabel ini bisa meningkatkan pendapatan anggota GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. 7. Bantuan Sosial (Bansos)

79 Penilaian terhadap bansos menunjukkan jumlah nilai 633 atau (308,78%) yang artinya bansos yang diberikan kepada GAPOKTAN melalui Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) sangat efektif. Hasil penilaian terhadap bansos sangat efektif berarti bansos diharapkan dapat dikembangkan oleh GAPOKTAN Fajar Maju sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. 8. Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Penilaian terhadap HPP menunjukkan jumlah nillai 597 atau (291,21%) yang artinya HPP yang ditentukan oleh Pemerintah Pusat saat ini sangat efektif. Hasil penilaian terhadap HPP sangat efektif hal ini terjadi seiring dengan Instruksi Presiden No 5 Tahun 2015 yang mana salah satunya menetapkan harga pembelian gabah dalam negeri dengan kualitas kadar air maksiimum 14% adalah Rp ,00 per kilogram di penggilingan dan Rp ,00 per kilogram di Gudang Bulog. Hal ini mendapat respon yang baik dari petani khususnya anggota GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. 9. Pendampingan Penilaian terhadap Pendampingan menunjukkan jumlah nilai 721 atau (351,70%) artinya pendampingan yang dilakukan oleh penyuluh memberikan dampak yang nyata bagi GAPOKTAN dalam melaksanakan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) saat ini sangat efektif. Hasil penilaian terhadap pendampingan sangat efektif yang berarti penyuluh dapat

80 memberikan informasi dan melakukan pendampingan kepada GAPOKTAN Fajar Maju agar kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) agar berjalan dan dapat memberikan perkembangan kepada GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) dapat menjadi salah satu program pemerintah yang terbilang baik untuk GAPOKTAN disetiap daerah termasuk GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. Artinya pada program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) banyak solusi yang ditawarkan oleh program tersebut guna mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh petani khususnya anggota GAPOKTAN Fajar Maju sehingga program tersebut dapat memadai untuk menyelesaikan masalah petani sehingga dapat memberi harapan kepada petani agar menuju kehidupan masyarakat petani yang sejahtera khususnya pada GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. Berdasarkan data di atas, menunjukkan dari variabel unit usaha pengolahan hasil, stabilitas harga, pemasaran, jaringan usaha, gudang penyimpanan, permodalan, bantuan sosial, harga pembelian pemerintah dan pendampingan yang memiliki nilai tertinggi ialah variabel pendampingan dengan nilai (351,70%), jadi penilaian terhadap Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) pada GAPOKTAN Fajar Maju Desa Raman Fajar

81 Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur yang memiliki nilai paling efektif dari semua variabel ialah variabel (X9) Pendampingan.

82 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari uraian hasil penilitian yang dilakukan maka diperoleh simpulan : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) terhadap GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timuradalah unit usaha pengolahan hasil, stabilitas harga, pemasaran, jaringan usaha, gudang penyimpanan, permodalan, bantuan sosial, harga pembelian pemerintah dan pendampingan.. 2. Efektivitas Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) dilihat dari peran GAPOKTAN Fajar Maju berada pada kategori sangat efektif. Efektivitas Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) sangat nyata berperan dalam pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota GAPOKTAN Fajar Maju di Desa Raman Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.

83 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang ada maka dapat dikemukakan saran adalah sebagai berikut: 1. Petani di Desa Raman Fajar harus ditekankan bahwa peningkatan Penguatan-LDPM harus dilakukan bersama-sama dengan memanfaatkan bantuan dari pemerintah yang telah diberikan melalui Penguatan-LDPM, agar memberikan informasi kepada petani agar dapat meningkatkan pendapatan bagi para petani. 2. Pihak pemerintah harus mampu untuk mengontrol stabilitas harga disaat musim panen raya ataupun musim paceklikagar para petani dapat dengan mudah menjual hasil panen mereka dengan harga yang layak didapatkan sesuai jerih payah petani. 3. Peneliti lain, untuk memperoleh data atau bahan pembanding untuk penelitian sejenis dan untuk melengkapi penelitian sebelumnya.

84 DAFTAR PUSTAKA Akhmad S Membangun Gerakan Ekonomi Kolektif dalam Pertanian Berkelanjutan,Perlawanan Terhadap Liberalisasi dan oligipoli pasar Produk Pertanian. Purwokerto Jawa Tengah: Tegalan BABAD. A.Rina Herawati & Deny Junanto, Tanah Di Negara Berkembang. Jakarta: Stia Land Anonym Petunjuk Umum Kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat. Anonym., Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tani dan Gabungan kelompok tani, Departemen Pertanian RI Topik Latihan di BPP. Departemen Pertanian. Anonym, 2009, Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Lampung Timur (2009) Petunjuk Teknis penyaluran Bantuan Sosial Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat untuk GAPOKTAN. Kabupaten Lampung Timur. Sukadana. Anonym, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian : Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat: pertanian. Diakses tanggal 05 April Anonym, 2010, Badan Ketahanan Pangan Nasional (2010) Kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat. Jakarta. Anonym, BP3K Kecamatan Raman Utara Kegiatan Tahunan Penyuluh (RKTP). Lampung Timur. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Berlo, FE.,1961. A Theory of Leadership Effectiveness. New York: Mc Graw Hill Book Company Branson, RE,dan Douglas, GN.1983.Introduction to Agricultural Marketing. New York,USA: Mc GrawHill Book Company.

85 Bungkaes H.R. J. H. Posumah, Burhanuddin Kyai Hubungan Efektivitas Pengelolaan Program Raskin dengan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Mamahan Kecamatan Gemeh Kabupaten Kepulauan Talaud. Jakarta: Acta Diurna. Dayan,A Pengantar metoda statistic III. Jakarta: LP3ES Dimyati,A. (2007). Modernisasi Sentra Produksi Jeruk DiIndonesia Laboratorium Data, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. Jawa Timur: Tlekung-Batu. Effendy, Onong Uchjana Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Hubungan Masyarakat. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gibson, dkk Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, Edisi Kelima, Jilid 1 Alih Bahasa Djarkasih. Jakarta:Erlangga. Gibson, J.L. dan Ivancevich, J.M. Donelly, J.H. (1997). Organization (8th ed.).jakarta: Binarupa Aksara. Hanafie, R Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta. Herawati, A. Rina dan Deny Junianto, Pemberdayaan Masyarakat Daerah : Tantangan Dalam Mengelola Sumber Daya Manusia Di Era Otonomi Daerah (Kasus Pembangunan Masyarakat Pertanian di Beberapa Negara. pertanian.pdf.diakses tanggal 27 Juni Mallo,M Metoda Penelitian Sosial. UniversitasJakarta: Terbuka. Masruri Analisis Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP )(Studi Kasus Pada Kecamatan Bunyu Kaabupaten Bulungan Tahun 2010)(Tesis). Kalimantan Utara:Geovernance and Public Policy. Nasution Metode Research : Penelitian Ilmiah.Jakarta: PT. Bumi Aksara. Oktaviani, Ayu Pengaruh Lembaga Keuangan (LKK) Terhadap Pendapatan Masyarakat di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur. Skripsi: STIPER Dharma Wacana Metro. Prihartanto Pengaruh Fluktuasi Terhadap pola Fluktuasi karbon di Sungai Surabaya. Pusat teknologi Sumberdaya, Lahan Wilayah dan Mitigasi Bencana. Badan pengkajian dan penerapan Teknologi

86 Ravianto J Produktivitas dan Manusia Kerja. Jakarta: PT. Binaman Teknika Aksara. Richard M. Steers. Gerald R. Ungson and Richard T Managing Effective Organizations: An Introduction. Boston. Massachusetts;Kent Publishing Company. Robbins, S. P Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Prenhallindo. Santosa & Ashar, Analisis Statistic Dengan Microsoft Exel dan SPSS. Yogyakarta: Andy. Saydam, Gouzali. (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resorces Management), Suatu Pendekatan Mikro Dalam Tanya-Jawab. Jakarta:Penerbit Djambatan. Sedarmayanti Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mandar Jaya. Sesbany Penguatan Kelembagaan Petani untuk Meningkatkan Posisi Tawar Petani. Medan: STTP Medan. Siagian Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, Edisi Kelima, Jilid 2, Alih Bahasa Savitry.Jakarta: Erlangga.1997.Manajemen Suatu Pengantar. Bandung: Alumni Bandung Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, Edisi Kedelapan Jilid 2, Alih Bahasa. Jakarta: Erlangga Filsafat Adminstrasi. Jakarta: Rineka Cipta. Siegel Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu Sosial. Jakarta :PT.Gramedia Pustaka Utama Statistic Non Parametric Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Metode Penelitian Kuanttatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta. Sumarti, dkk. (2008). Model Pemberdayaan Petani dalam Mewujudkan Desa Mandiri dan Sejahtera (Laporan Akhir)(Tesis). Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. IPB. Bogor Syahyuti Bedah Konsep Kelembagaan : Strategi Pengembangan dan Penerapannya dalam Penelitian Pertanian(Tesis). Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

87 Syahyuti Strategi dan Tantangan dalam Pengembangan Gabungan Petani (GAPOKTAN) Sebagai Kelembagaan Ekonomi di Pedesaan(Tesis). Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor Kebijakan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sebagai Kelembagaan Ekonomi di Pedesaan. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian Penerapan Pendekatan Pemberdayaan Dalam Kegiatan Pembangunan Pertanian: Perbandingan Kegiatan P4k, Pidra, P4mi, Dan Primatani. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi. Volume 25 No. 2, Desember 2007 : Rakhmat, Jalaludin Metode Penelitiann Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Trihendradadi, C Step by Step SPSS 20 Analisis Data Sistematik. Yogyakarta: ANDI. Umar, Sekaran Metode Penelitian Untuk Bisnis.Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat. Uphoff, Norman Local Institutional Development: An Analytical Sourcebook With Cases. Kumarian Press.

88 KUESIONER PENELITIAN I. Identitas Responden Tanggal Wawancara :... Desa :... Kecamatan :... Nomor Responden : Nama : Umur :... tahun 3. Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan (Coret yang tidak perlu) 4. Kelompok Tani : Pendidikan Terakhir : a. SD b. SMP c. SMA/Sederajat d. Diploma 1 e. Diploma 3 f. S1 g. S2 6. Status Perkawinan : Belum Kawin/ Kawin/ Duda/ Janda (Coret yang tidak perlu) 7. Jumlah anak dalam keluarga: No Nama L/P Umur (tahun ) Hubungan keluarga Pendidikan Pekerjaan Penjelasan :

89 a. Responden hanya memilih satu jawaban dan beri tanda silang (X) setiap jawaban responden. b. Isilah jawaban secara benar dan jelas pertanyaan yang diajukan kepada responden. Keterangan : SS = Sangat Setuju (4) S = Setuju (3) TS = Tidak Setuju (2) STS = Sangat Tidak Setuju (1) II. Penilaian terhadaap Efektivitas Penguatan-LDPM No Uraian Pertanyaan SS S TS STS (4) (3) (2) (1) UNIT USAHA PENGOLAHAN HASIL 1 Apakah unit usaha yang dilakukan GAPOKTAN berupa pembelian dan penjualan kepada mitra usaha. 2 Apakah GAPOKTAN Melakukan pengadaan gabah/beras atau bahan pokok lokal lainnya sehingga mudah diakses dan tersedia untuk waktu berkelanjutan 3 Apakah GAPOKTAN Melakukan pembelianpenyimpanan-pengolahan-pemasaran sesuai rencana, kebutuhan anggota dan kebutuhan pasar 4 Bekerjasama dengan unit usaha pengolahan merupakan salah satu cara memberikan nilai

90 tambah 5 Kemitraan dengan GAPOKTAN lain dalam usaha pengolahan hasil STABILITAS HARGA 1 Stabilitas harga upaya GAPOKTAN memperoleh harga produksi yang lebih baik disaat panen raya 2 Meningkatkan kemampuan petani memperoleh nilai tambah produksi pangan dan usahanya melalui kegiatan pengolahan/pengepakan/pemasaran sehingga terjadi perbaikan pendapatan di tingkat petani 3 Penyediaan beras bagi kepentingan penyaluran beras bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah da pengadaan Cadangan Beras Pemerintah dilakukan dengan mengutamakan pengadaan beras yang berasal dari pembelian Gabah petani dalam negeri. 4 Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah dilakukan olehh Perum Bulog 5 Harga Pembelian Pemerintah pengaruh dalam stabilitas harga pangan/ harga beras/gabah PEMASARAN

91 1 Apakah pemasaran yang dilkakukan pada GAPOKTAN akan menstabilkan harga di pasar 2 Pemasaran /distribusi dilakukan atas dasar keinginan, kebutuhan, kelompok/kesepakatan bersama antar anggota GAPOKTAN 3 Melakukan pemasaran/penjualan ditingkat petani diluar anggota GAPOKTAN 4 Adanya pemasaran diadakknaya pengolahan produk yang mampu memberikan nilai tambah 5 Usaha distribusi dilakuan oleh GAPOKTAN sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) JARINGAN USAHA 1 Jaringan usaha pemasaran dilakkukan oleh GAPOKTAN guna untuk memperluas jaringan usaha 2 Jaringan Pelayanan dari GAPOKTAN untuk unit jaringan usaha dengan mitra usaha 3 Jaringan antar kelompok Usaha, Swasta, dan BUMN yang terkait pada kemitraan dengan GAPOKTAN 4 Perum Bulog ikut berperan dalam Usaha yang dilakukan oleh GAPOKTAN 5 Jaringan Usaha terus berkembang dan berlanjut di luar kepentingan GAPOKTAN

92 GUDANG PENYIMPANAN (LUMBUNG) 1 Gudang Penyimpanan (Lumbung Padi) saat ini mencukupi kebutuhan untuk penyimpanan gabah/beras tiap anggota 2 Gudang penyimpanan berfungsi sebagai penyimpanan pangan untuk menghadapi musim paceklik 3 Dengan adanya Gudang Penyimpanan dapat mencegah gejolak harga saat panen raya 4 Gudang penyimpanan dapat digunakan oleh petani yang diluar keanggotaan dari GAPOKTAN 5 Dilakukan renovasi untuk menjamin cadangan pangan tetap terjaga PERMODALAN 1 Bantuan Modal dari pemerintah yang diterima GAPOKTAN berupa uang tunai agar lebih mudah mengalokasikannya 2 Bantuan Modal memberdayakan GAPOKTAN agar mampu memperkuat dan membina unit usaha GAPOKTAN 3 Permodalan yang kuat akan mempengaruhi pada sistem pengelolaan cadangan pangan GAPOKTAN

93 4 Permodalan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan anggota GAPOKTAN sebagai unit pembelian gabah/beras 5 Bantuan Modal dari Pemerintah diberikan untuk membina GAPOKTAN dalam melakukan pembelian Gabah/Beras sebagai cadangan pangan BANTUAN SOSIAL (BANSOS) 1 Bantuan Sosial yang ditransfer melalui rekening GAPOKTANdilakukan secara bertahap. 2 Bantuan Sosial yang diberikan dipergunakan diluar kebutuhan GAPOKTAN 3 Dana Bansos dipergunakan untuk melakukan pembelian gabah/beras dari anggota GAPOKTAN dan memperkuat unit cadangan pangan 4 Dana yang ditransfer ke Rekening GAPOKTAN dipergunakan untuk melakukan pembelian gabah/beras petani anggotanya 5 Bansos dipergunakan untuk pembuatan Gudang Penyimpanan (Lumbung Padi) HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) 1 Pelaksanaan Pembelian Gabah/Beras oleh Pemerintah secara nasional dilakukan oleh

94 Perum Bulog 2 Pembelian Gabah/Beras oleh Pemerintah di daerah, selain dilakukan oleh Perum Bulog, juga dapat dilakukan oleh Badan Pemerintah atau Badan Usaha dibidang pangan 3 Gabah/beras anggota GAPOKTAN melakukan pembelian kepada tengkulak setempat seuai dengan Harga Pembelian Pemerintah. 4 Harga Pembelian Gabah Kering dalam negeri dengan kualitas kadar air maksimum 14% adalah Rp ,00 per kilogram di penggilingan dan Rp ,00 per kilogram di Gudang Bulog 5 Harga Pembelian Beras dalam negeri dengan kualitas kadar air maksimum 14%, butir patah maksimum 20%, kadar menir 2% dan derajat sosoh minimum 95% adalah Rp ,00 per kilogram di Gudang Bulog PENDAMPINGAN 1. Proses pembimbingan dan pembinaan yang dilakukan secara rutin oleh seorang pendamping kepada GAPOKTAN binaannya

95 2 Respon GAPOKTAN terhadap pendamping yang menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan secara partisipatif oleh penyuluh. 3 Menetapkan aturan dengan mufakat musyawarah terhadap anggota GAPOKTAN bersama penyuluh. 4 Memupuk rasa tanggungjawab terhadap organisasi GAPOKTAN dengan melakukan pemantauan secara partisipatif, pengendalian dan pengawasan internal. 5 Memupuk dan mengatur dana sendiri, membangun dan mengembangkan jejaring kemitraan usaha dengan pihak lain diluar wilayahnya.

96 III. Penilaian terhadap GAPOKTAN FAJAR MAJU No Uraian Pertanyaan SS S TS STS (4) (3) (2) (1) AKTIVITAS KELOMPOK 1 Keterbukaan antar anggota dalam aktivitas Kelompok pada Gabungan Kelompok Tani(GAPOKTAN) Fajar Maju 2 Aktivitas kelompok memberikan pengaruh positif bagi anggota Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Fajar Maju 3 Dengan adanya aktivitas kelompok yang terlaksana secara rutin di Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Fajar Maju memperoleh kepercayaan antar anggota. 4 Kegiatan Pertemuan rutin kelompok dapat meningkatkan rasa kekeluargaan bagi setiap anggota GAPOKTAN Fajar Maju 5 Aktivitas kelompok berperan terhadap petani yang tidak tergabung dalam GAPOKTAN Fajar Maju. KEKOMPAKAN 1 Kekompakan anggota mempengaruhi kegiatan GAPOKTAN dalam melaksanakan Penguatan- LDPM. 2 Setiap kali ada pertemuan/rapat GAPOKTAN yang mengenai pembahasan Penguatan-LDPM baik dari pengurus sampai anggota dapat menghadiri semua 3 Kegiatan Kelompok saling berkontribusi sesama anggota GAPOKTAN Fajar Maju 4 Di dalam kelompok, koordinasi dilakukan setiap anggota kepada pengurus maupun kepada anggota lainnya. 5 Rasa menghormati, memiliki, mempercayai, dan mengasihi sesama anggota GAPOKTAN demi melaksanakan Penguatan-LDPM.

97 PARTISIPASI 1 Adanya pertemuan/rapat anggota, rapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan. 2 Pengurus gapoktan dan pengelola unit-unit usaha agribisnis/jasa gapoktan yang jujur dan berdedikasi tinggi untuk memajukan usahatani gapoktan 3 manfaat bagi petani sekitar dengan memberikan kemudahan dalam memperoleh sarana dan prasarana produksi, modal, informasi teknologi, pemasaran dan lain-lain 4 Setiap anggota/kelompok tani terlibat dan memiliki hak serta kewajiban yang sama dalam mengembangkan dan melaksanakan Pengutan- LDPM 5 Mendukung segala aktivitas Kelompok Tani yang berkaitan dengan Penguatan-LDPM. INTERAKSI KELOMPOK 1 Dalam pertemuan informal, interaksi sesama anggota GAPOKTAN lebih sering membicarakan kegiatan Penguatan-LDPM. 2 Dalam penyampaian informasi dimulai dari ketua dan pengurus GAPOKTAN sampai semua anggota GAPOKTAN Fajar Maju 3 Interaksi dan informasi dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anggota GAPOKTAN Fajar Maju. 4 Interaksi anggota dalam membantu memecahkan permasalahan yang dialami oleh GAPOKTAN Sediyo Tani untuk mencapai keberhasilan Penguatan-LDPM.

98 5 Terlebih dahulu mensosialisasikan kepada anggota GAPOKTAN Fajar Maju saat adanya program kegiatan mengenai Penguatan-LDPM. STRUKTUR GAPOKTAN 1 Bagaimana dengan proses pembentukan struktur kewenangan dalam GAPOKTAN Fajar Maju. 2 Dalam GAPOKTAN Fajar Maju anggota memperoleh pembagian tugas agar dapat kepercayaan sesama anggota. 3 Keterlibatan anggota GAPOKTAN dalam pengambilan setiap keputusan yang berkaitan dengan Penguatan-LDPM. 4 Adanya ukuran dan aturan yang dipakai dalam GAPOKTAN Fajar Maju untuk ditaati atau dilakukan bersama. 5 Pembentukan struktur organisasai dalam GAPOKTAN Fajar Maju ditentukan berdasarkan kemampuan dan keahlian tiap anggota GAPOKTAN Fajar Maju KEPEMIMPINAN 1 Pemimpin yang tidak mempunyai pengaruh dalam mengambil inisiatif untuk memulai kegiatan kelompok. 2 Hasil keputusan dari suatu musyawarah/pertemuan pengambilan keputusan dilakukan oleh Ketua GAPOKTAN Fajar Maju. 3 Pemimpin/Ketua GAPOKTAN Fajar Maju dalam mengambil keputusan terlebih dahulu manfaat dari keputusan yang diambil. 4 Pemimpin/Ketua GAPOKTAN Fajar Maju mengontrol peran serta anggotanya dalam proses pengambilan keputusan. 5 Pemimpin/Ketua GAPOKTAN Fajar Maju mengontrol anggota mengenai tugas masingmasing anggota GAPOKTAN Fajar Maju BANTUAN MODAL 1 Bantuan Modal yang diberikan Pemerintah melalui Penguatan-LDPM sangat membantu bagi GAPOKTAN Fajar Maju.

99 2 penguatan modal usaha GAPOKTAN untuk dapat melakukan pembelian-penjualan gabah dan beras dari petani anggotanya atau di luar anggotanya pada saat panen raya minimal sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP). 3 Pengadaan gabah dan beras dalam rangka memperkuat cadangan pangan. 4 Bantuan yang diberikan GAPOKTAN Fajar Maju berupa bibit dan pupuk subsidi. 5 Bantuan yang diberikan GAPOKTAN Fajar Maju berupa Bantuan Sosial. KERJASAMA LEMBAGA 1 Adanya jalinan kerjasama melalui kemitraan usaha antara GAPOKTAAN dengan pihak lain. 2 Adanya kegiatan pengembangan usaha melalui kerjasama kemitraan untuk meningkatkan posisi tawar GAPOKTAN mulai dari sektor hulu sampai hilir. 3 Adanya unit usaha jasa/usahatani yang berkembang sesuai permintaan pasar dan kebutuhan anggota. 4 Adanya jalinan kerjasam anatara GAPOKTAN Fajar Maju dengan Lembaga keuangan setempat. 5 Adanya jalinan kerjasama antara GAPOKTAN Fajar Maju dengan Unit usaha penggilingan Gabah. INTENSITAS PENYULUHAN 1 Peran PPL (Petugas Penyuluh Lapang) dalam memberikan kajian tentang Penguatan-LDPM. 2 Petugas Penyuluh Lapang sebagai pendukung gerak usaha petani merupakan titik sentral dalam memberikan penyuluhan kepada petani.

100 3 Pemberian penyuluhan berkaitan dengan Penguatan-LDPM kepada GAPOKTAN Fajar Maju dilakukan secara menyeluruhkepada POKTAN sesuai jadwal. 4 Interaksi antara penyuluh dan petani diharapkan memberikan perubahan bagi taraf hidup keluarga kelompok tani. 5 Penyuluh menyediakan informasi dan memberikan pandangan mengenai masalah yang dihadapi. Informasi tentangpengelolaan sumber daya alam dengan teknologi yang baik dan benarsesuai dengan kondisi lahan sangat bermanfaat bagi petani.

101 Lampiran Hasil Skor Responden No Nama Unit Pengolahan Hasil (X1) Stabilitas Pemasar Harga (X2) an (x3) Jaringan Usaha (x4) Gudang Penyimpa nan (x5) Permod alan (x6) I II III IV V VI VII VIII Total 1 Jamingun Zainal Abidin H. Ngasimun Parjan Ridwan Sumarlan Aliyudi Agus Purwanto Imam Supangat Dremo Slamet Latikun Sipan Klimon Suratman Rohmad Hadi Siswanto Budi Karyanto Sukarno Sunardi Anwar R Warsito Ismail M. Socheh Subadi Sukasno Sarman Supatman Paijan Marsudi Yamto Pringadi Anwar Nuroji Khayun Basuni Pringadi Joko Suwanto Sudadi Agus Sahara M. Yunus Surahman Jumlah Rata-rata 16, , , , , ,854 17, , ,9 Bansos (x7) HPP (X8) Pendamp ingan (x9) GAPOKTAN FAJAR MAJU (Y)

102 Lampiran Identitas Responden. No Nama Umur Jenis Kelamin Kelompok Tani Pendidikan Status perkawinan 1 Jamingun 50 Laki-laki Margo Rahayu I SMA Menikah 2 Zainal Abidin 42 Laki-laki Margo Rahayu SMA Menikah 3 H. Ngasimun 53 Laki-laki Margo Rahayu SMA Menikah 4 Parjan 47 Laki-laki Margo Rahayu II SMA Menikah 5 Ridwan 42 Laki-laki Harapan Makmur SMA Menikah 6 Sumarlan 58 Laki-laki Harapan Makmur I SMP Menikah 7 Aliyudi 49 Laki-laki Harapan Makmur II SMA Menikah 8 Agus Purwanto 46 Laki-laki Harapan Makmur II SMA Menikah 9 Imam Supangat 40 Laki-laki Harapan Makmur III SMA Menikah 10 Dremo 39 Laki-laki Harapan Makmur III SMA Menikah 11 Slamet 60 Laki-laki Tani Makmur SMP Menikah 12 Latikun 50 Laki-laki Tani Makmur S1 Menikah 13 Sipan 45 Laki-laki Tani Makmur II SMA Menikah 14 Klimon 40 Laki-laki Tani Makmur II SMA Menikah 15 Suratman 50 Laki-laki Teratai SMP Menikah 16 Rohmad 52 Laki-laki Teratai SD Menikah 17 Hadi Siswanto 62 Laki-laki Teratai I SD Menikah 18 Budi Haryanto 39 Laki-laki Teratai I SMA Menikah 19 Sukarno 61 Laki-laki Teratai II SD Menikah 20 Sunardi 41 Laki-laki Tertai III SMP Menikah 21 Anwar R 44 Laki-laki Suka Makmur SMA Menikah 22 Warsito 57 Laki-laki Suka Makmur SMP Menikah 23 Ismail 53 Laki-laki Sido Maju SMP Menikah 24 M. Socheh 44 Laki-laki Sido Maju SMA Menikah 25 Subadi 50 Laki-laki Sido Rukun I S1 Menikah 26 Sukasno 49 Laki-laki Sido Rukun I SMA Menikah 27 Sarman 50 Laki-laki Sido Rukun II SMP Menikah 28 Supatman 59 Laki-laki Sido Rukun II SMA Menikah 29 Paijan 45 Laki-laki Sido Rukun III SMA Menikah 30 Marsudi 38 Laki-laki Sido Rukun III SMA Menikah 31 Yamto 46 Laki-laki Serba Guna I SMP Menikah 32 Pringadi 47 Laki-laki Serba Guna I SMA Menikah 33 Anwar Nuroji 47 Laki-laki Serba Guna II SMA Menikah 34 Khayun 48 Laki-laki Serba Guna II SMA Menikah 35 Basuni 45 Laki-laki Serba Guna III SMA Menikah 36 Pringadi 59 Laki-laki Serba Guna III SMP Menikah 37 Joko Suwanto 54 Laki-laki Sido Mulyo SMP Menikah 38 Sudadi 55 Laki-laki Sido Mulyo SMA Menikah 39 Agus Sahara 42 Laki-laki Sido Mulyo II SMA Menikah 40 M. Yunus 34 Laki-laki Sido Mulyo II SMA Menikah 41 Surahman 50 Laki-laki Fajar Makmur SMP Menikah

103 Lampiran

104

105

106

107

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada di PT. Indonesia Toray Synthetics (ITS) yang beralamat di Jl. Moh. Toha Km.1 Tangerang, Banten. Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Adapun lokasi perusahaan tempat penulis dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan dan dalam proses penelitian yaitu: Nama Perusahaan Alamat Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel yaitu mengubah konsep-konsep yang masih berupa abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek dan Subjek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Menurut Umar (2003) objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Muamalah Indonesia, Tbk Cabang Malang, Jl. Kawi Atas, No. 36A Malang. Obyek penelitian yang diambil adalah karyawan PT.

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengguna software akuntansi yang bekerja pada suatu perusahaan yang menerapkan software akuntansi berbasis ERP.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Asuransi Jiwa Pendidikan Bumiputera 1912 Pekanbaru Cabang Sukajadi.

BAB III METODE PENELITIAN. Asuransi Jiwa Pendidikan Bumiputera 1912 Pekanbaru Cabang Sukajadi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian pada AJB. Asuransi Jiwa Pendidikan Bumiputera 1912 Pekanbaru Cabang Sukajadi. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas (independent), yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk berwirausaha.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable)

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable) 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002 : 63), variabel penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa pendekatan, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / Subyek Penelitian Obyek yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Kampus Terpadu, Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 12-27 Desember 2015 di Aula Jatikuwung Mini Farm Prodi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT Bank Sahabat Sampoerna Cabang Puri yang beralamat di Jalan Puri Indah Raya Blok A/15, Kembangan, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh atau hubungan kedua variabel tersebut. berakhir bulan Mei 2015, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh atau hubungan kedua variabel tersebut. berakhir bulan Mei 2015, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian asosiatif, Sugiyono (2010:11) penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian adalah suatu bentuk populasi yang berada dalam letak geografis tertentu dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset/DPPKA karena dinas inilah yang bertugas merumuskan kebijakan teknis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di jalan cipta karya, Pekanbaru, dimulai dari Februari 2014

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di jalan cipta karya, Pekanbaru, dimulai dari Februari 2014 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Toserba dan Swalayan Fajri Mart Pekanbaru yang beralamat di jalan cipta karya, Pekanbaru, dimulai dari Februari 2014

Lebih terperinci

BAB III. penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode statistik.

BAB III. penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode statistik. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2011:62), desain asosiatif kausal berguna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ditentukan secara purposive (sengaja). Lokasi terletak di terminal Kota Batu. Penyebaran kuesioner yang terletak di terminal kota Batu adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh atau hubungan itu terhadap kedua variabel tersebut. berlokasi di Jl Jamin Ginting, Km 10 No. 21, Medan.

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh atau hubungan itu terhadap kedua variabel tersebut. berlokasi di Jl Jamin Ginting, Km 10 No. 21, Medan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan lokasi, waktu penelitian. 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah asosiatif, menurut Sugiyono (2005), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu penelitian Lokasi tempat penelitian ini dilakukan di CV. Istana Motor Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab. Kepulauan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat BAB III 3.1 Rancangan Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Lokasi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi dikawasan Ringroad Selatan Yogyakarta, sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilkukan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kampar Bangkinang Kota jalan Jend. Sudirman Bangkinang Kota Kabupaten Kampar. 3.2.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembahasan penulisan ini, maka penulis mengambil lokasi penetian PT. BPR

BAB III METODE PENELITIAN. pembahasan penulisan ini, maka penulis mengambil lokasi penetian PT. BPR 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Dalam usaha untuk mendapatkan data dan keterangan yang mengangkut pembahasan penulisan ini, maka penulis mengambil lokasi penetian PT. BPR Mitra Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dari kuesioner dalam penelitian ini dilakukan sekitar satu bulan dari tanggal 13 Oktober sampai 14 November 2014. Dengan obyek

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau hubungan kuantitatif dengan statistik karena bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pakning Kabupaten Bengkalis. Penelitian ini dimulai sejak bulan April sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Pakning Kabupaten Bengkalis. Penelitian ini dimulai sejak bulan April sampai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bank Rakyat Indonesia Unit Sungai Pakning Kabupaten Bengkalis. Penelitian ini dimulai sejak bulan April sampai selesai.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenis penelitian diatas, tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif.

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenis penelitian diatas, tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif. III. METODE PENELITIAN A.Tipe Penelitian Berdasarkan jenis penelitian diatas, tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini tergolong dalam tipe penelitian survei. Menurut Kerlinger (000), penelitian ini digunakan untuk mengkaji populasi besar maupun kecil,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Rambah Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2013. 3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Data Primer

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Penelitian survey adalah salah satu jenis penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang. penelitian itu dilakukan, merupakan kantor pusat Perusahaan Daerah Air

Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang. penelitian itu dilakukan, merupakan kantor pusat Perusahaan Daerah Air BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang yang bertempat di Jalan Danau Sentani No.100 Malang. Pemilihan lokasi ini didasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh kesadaran wajib pajak, sanksi pajak dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor yang bekerja di KAP (Kantor Akuntan Publik) yang berada di wilayah Jakarta Barat. Lokasi ini dipilih karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Mitrabangun Adigraha di Perawang Kabupaten Siak. 3.2 Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer, Yaitu data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 Juni karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 Juni karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Barat. Sedangkan untuk waktu dari penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. Colombia yang beralamat di Jl. Tuanku

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. Colombia yang beralamat di Jl. Tuanku BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Colombia yang beralamat di Jl. Tuanku Tambusai (Nangka), Pekanbaru, dimulai dari Februari 2014 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini melibatkan lima variabel yang terdiri atas tiga variabel independen (bebas), satu variabel intervening dan satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey melalui pendekatan kuantitatif. Metode survey adalah penelitian yang mengambil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dalam penelitian ini adalah 2-3 bulan yaitu bulan Nopember 2014 Sampai dengan bulan Januari 2015. untuk menyebarkan kuisioner kepada responden,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Merujuk pada rumusan masalah, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto

Lebih terperinci

Bab III METODELOGI PENELITIAN

Bab III METODELOGI PENELITIAN Bab III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada hotel di Tangerang. Responden dalam

Lebih terperinci

research) yaitu pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan. Penelitian ini termasuk penelitian

research) yaitu pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan. Penelitian ini termasuk penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field study research) yaitu pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui responden. Responden memberikan respon verbal dan atau tertulis sebagai tanggapan atas pernyataan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional. yang diamati) sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

BAB III METODE PENELITIAN. dalam kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional. yang diamati) sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. 29 BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1. Variabel dan Definisi Operasional Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti, mempunyai variasi antara yang satu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di warung makan Sari Rasa Pak Ndut, Jalan Slamet Riyadi, Nomor 159, Kartasura, Sukoharjo Solo. Pengambilan data dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN DAN WAKTU PENELITIAN. yang beralamat Jalan D.I Panjaitan No 23 Bangkinang Kab Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN DAN WAKTU PENELITIAN. yang beralamat Jalan D.I Panjaitan No 23 Bangkinang Kab Kampar. 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN DAN WAKTU PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi pada Swalayan Ranggon Jaya Mart Bangkinang, yang beralamat Jalan D.I Panjaitan No 23 Bangkinang Kab Kampar.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah daerah tempat akan diadakannya penelitian yang mendukung dalam penulisan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini yang akan dijadikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. menemukan ukuran variabel-variabel OCB dan bertujuan untuk menguji

BAB III METODE PENELITIAN. Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. menemukan ukuran variabel-variabel OCB dan bertujuan untuk menguji BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 1.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Dealer PT Honda Indo Perkasa Bunga Raya yang beralamat di Jln.Sultan Syarif Kasim,RT.01,RW.003 Desa Bunga Raya Siak

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 15 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pada penelitian ini, lokasi yang menjadi objek penelitian adalah wilayah PPN Brondong, Kabupaten Lamongan propinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini didasari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting karena hal ini menentukan berhasil atau tidaknya hasil penelitian. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 01 Desember 2014 hingga 30 Maret 2015. Penelitian berlokasi di Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang menginap di Hotel Mutiara di Kecamatan Kandis yang berlokasi di Jln. Lintas Pekanbaru-Duri.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Jalan D.I Panjaitan Bangking. Dengan pertimbangan memudahkan penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Jalan D.I Panjaitan Bangking. Dengan pertimbangan memudahkan penulis 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada Swalayan Ranggon Mart yang berlokasi di Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh produk, persepsi harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d Besto. Objek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual PT. Sinar Sosro memiliki visi untuk menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja, serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dengan 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei, yaitu penelitian dimana informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasikan permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Objek penelitian adalah variabel-variabel yang diteliti. Menurut Arikunto (2010:161) variabel adalah objek penelitian yang menjadi titik perhatian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis pada bab ini dilakukan dari hasil kuisioner yang telah dikumpulkan. Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan yang memiliki hubungan kerja dalam pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN 3.1 Pengujian Instrumen Data Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap instrumen yang akan digunakan. Ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keselarasan insentif, dan pengambilan keputusan bersama terhadap kinerja operasional.

BAB III METODE PENELITIAN. keselarasan insentif, dan pengambilan keputusan bersama terhadap kinerja operasional. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian ini mengukur pengaruh kualitas informasi, berbagi informasi, keselarasan insentif, dan pengambilan keputusan bersama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN Adapun metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara atau taktik sebagai langkah yang harus ditempuh oleh peneliti dalam memecahkan suatu permasalahan untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Jenis data yang dipakai adalah data sekunder, berupa data-data laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 4 bulan yang bermula di bulan Maret 2015 sampai dengan bulan Juni 2015. Dalam kurun waktu tersebut,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama bulan Mei Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama bulan Mei Juni BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama bulan Mei Juni 2015. Penelitian ini untuk mengatahui Pengaruh Citra Merek dan Periklanan Terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 26 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausalitas yang bertujuan menjelaskan fenomena dalam bentuk pengaruh antar

Lebih terperinci

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan September-Desember 2014. Penelitian ian ini dilaksanakan pada CV.Sumber Buah Serang, Jl. Cinanggung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pajak Reklame, dan Pajak Parkir dari tahun 2010 sampai dengan 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Pajak Reklame, dan Pajak Parkir dari tahun 2010 sampai dengan 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Pandeglang. Kegiatan penilitian ini dilakukan tahun 2014 yang dianalisis

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent BAB III Metode Penelitian 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Opersional Variabel 1.1.1 Variabel Penelitian Variabel adalah apa saja yang dapat membedakan variabel yang dipengaruhi dan yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey langsung dengan cara membagikan kuesioner kepada para responden. Penelitian yang dilakukan bersifat

Lebih terperinci

3. PELAKSANAAN PENELITIAN

3. PELAKSANAAN PENELITIAN 3. PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Margo Tani II di Desa Kembang, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka penyusunan laporan dari suatu penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan di Kabupaten Kampar tepatnya di Daerah Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006, hlm. 118), Objek Penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Cengkareng, yang beralamat di Jalan lingkar luar barat nomor 10A, Cengkareng

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. daerah sebagai variabel independen dan kinerja pemerintah daerah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. daerah sebagai variabel independen dan kinerja pemerintah daerah sebagai 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode survei. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hubungan kausal antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan pada show room sepeda motor CV. Suci Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air Tiris.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 19 september 2014 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 19 september 2014 sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 19 september 2014 sampai dengan selesai. Lokasi penelitian bertempat di salah satu cabang PT. Bravo Satria

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1.1. Inventarisasi Aset Inventarisasi aset terdiri dari 2 (dua) aspek yaitu inventarisasi fisik dan inventarisasi yuridis.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang akan digunakan dalam penelitian adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Deskriptif 1 yakni penelitian yang mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktorfaktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat Jalan D.I Panjaitan No. 23 Bangkinang Kampar pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat Jalan D.I Panjaitan No. 23 Bangkinang Kampar pada bulan 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada Swalayan Ranggon Jaya Mart yang beralamat Jalan D.I Panjaitan No. 23 Bangkinang Kampar pada bulan November

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013. 1 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada PIRT Insan Mandiri yang berlokasi di desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan KH. Ahmad Dahlan No. 90 Pekanbaru Riau. ketersediaan data di lapangan. (Sanusi, 2011:104)

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan KH. Ahmad Dahlan No. 90 Pekanbaru Riau. ketersediaan data di lapangan. (Sanusi, 2011:104) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMK Muhammadiyah 02 Pekanbaru Riau di Jalan KH. Ahmad Dahlan No. 90 Pekanbaru Riau. 3.2 Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian 1. Waktu penelitian Proses penelitian ini di awali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan di gunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Adem Ayem dan Restoran Solo Bristo. Sampel dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Adem Ayem dan Restoran Solo Bristo. Sampel dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah beberapa restoran di Surakarta, sampel yang digunakan yaitu Restoran Goela Klapa, Restoran Boga Bogi, Restoran Adem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan Mogot Jakarta Barat. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Oktober 2016 Juni

Lebih terperinci