BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Kementerian Kehutanan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Kehutanan, mengamanatkan bahwa pengurusan hutan pada hakekatnya adalah untuk mendapatkan manfaat hutan yang sebesar-besarnya secara serbaguna dan lestari baik secara langsung maupun tidak langsung, bagi kemakmuran masyarakat. Pembentukan kehutanan sebagai suatu rangkaian usaha diarahkan dan direncanakan untuk memanfaatkan dan mendayagunakan sumber daya hutan secara maksimal dan lestari. Tujuannya adalah untuk memadukan dan menyimbangkan manfaat hutan dengan fungsi hutan dalam keharmonisan yang dapat berlangsung secara paripurna. Untuk dapat menampung tugas dan fungsi pokok tersebut maka sesuai dengan Surat Keputusan President Nomor 15 Tahun 1984 Struktur Organisasi Departemen Kehutanan ditetapkan sebagai berikut: 1. Menteri 2. Sekretariat Jenderal 3. Inspektorat Jenderal 4. Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan 42

2 43 5. Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial 6. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam 7. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan 8. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 9. Pusat Pendidikan dan Latihan Kehutanan 10. Kantor Wilayah Kementerian Kehutanan di Wilayah Pada hakekatnya pembangunan kehutanan adalah untuk mendapatkan manfaat hutan yang sebesar-besarnya secara serbaguna dan lestari baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kemakmuran masyarakat. Agar usahausaha dan kegiatan yang berkaitan dengan pengurusan hutan tersebut dapat terselenggara dengan baik maka diperlukan wadah atau sarana kelembagaan yang dapat menampung seluruh aktivitas kegiatan dibidang kehutanan Visi Misi Kementerian Kehutanan Berdasarkan arahan umum kerangka pembangunan nasional, tugas dan fungsi Kementerian Kehutanan, serta permaslahan yang dihadapi dalam pembangunan kehutanan dalam lima tahun kedepan, maka Visi Kementerian Kehutanan tahun dalam penyelenggaraan pembangunan kehutanan adalah : Hutan Lestari Untuk Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan. Untuk mewujudkan visi diatas, maka misi dan tujuan masing-masing misi, ditetapkan sebagai berikut :

3 44 1. Memantapkan kepastian status kawasan hutan serta kualitas data dan informasi kehutanan. Misi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepastian kawasan hutan sebagai dasar penyiapan prakondisi pengelolaan sumberdaya hutan secara lestari. 2. Meningkatkan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) untuk memperkuat kesejahteraan rakyat sekitar hutan dan keadilan berusaha. Misi tersebut bertujuan untuk meningkatkan optimalisasi pengelolaan hutan produksi. 3. Memantapkan penyelenggaraan perlindungan dan konservasi sumberdaya alam. Misi tersebut bertujuan menurunkan gangguan keamanan hutan dan hasil hutan dalam penyelenggaraan perlindungan dan konservasi sumberdaya alam. 4. Memelihara dan meningkatkan fungsi dan daya dukung daerah aliran sungai (DAS) sehingga dapat meningkatkan optimalisasi fungsi ekologi, ekonomi Dn sosial DAS. Misi ini bertujuan meningkatkan kondisi, fungsi dan daya dukung daerah aliran sungai (DAS), sehingga dapat mengurangi resiko bencana alam, dan dikelola secara berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5. Meningkatkan ketersediaan produk teknologi dasar dan terapan serta kompetensi SDM dalam mendukung penyelenggaraan pengurusan hutan secara optimal. Misi ini bertujuan untuk menyediakan informasi ilmiah dalam pengelolaan hutan lestari, baik dalam tatanan perumusan kebijakan maupun kegiatan teknis pengelolaan hutan di lapangan, serta tersedianya

4 45 SDM kehutanan yang professional melalui pendidikan dan pelatihan serta penyuluhan kehutanan. 6. Memantapkan kelembagaan penyelenggaraan tata kelola kehutanan Kementerian Kehutanan. Tujuan utama misi ini adalah penyediaan perangkat peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan hutan lestari, peningkatan penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) bidang kehutanan dan terlaksananya tertib administrasi pada Kementerian Kehutanan Logo Kementerian Kehutanan Keterangan : 1. Gambar Lambang Departemen Kehutanan 2. Gambar Lambang Gerakan Pramuka 3. Tulisan dengan huruf besar berbunyi SAKA WANABAKTI

5 46 Warna Lambang Saka Wanabakti terdiri dari: 1. Warna dasar coklat 2. Warna gambar lambang Departemen Kehutanan hijau, biru, hitam 3. Warna gambar lambang lambing Gerakan Pramuka kuning 4. Warna tulisan hitam Arti kiasan lambang Saka Wanabakti 1. Pohon hijau melambangkan hutan yang subur yang mempunyai berbagai fungsi dalam upaya konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup. 2. Pohon hitam melambangkan hutan yang produktif yang berfungsi sebagai sarana pendukung pembangunan nasional. 3. Garis-garis lengkung biru melambangkan fungsi hutan sebagai pengatur tata air. 4. Warna dasar coklat melambangkan tanah yang subur berkat adanya usaha konservasi tanah. 5. Tunas kelapa kuning melambangkan kegemilangan generasi muda yang tergabung dalam Saka Wanabakti yang giat mendukung pembangunan hutan dan kehutanan serta pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. 6. Segilima melambangkan falsafah bangsa yaitu Pancasila yang merupakan azas tunggal bagi Saka Wanabakti. 7. Keseluruhan lambing Saka Wanabakti ini mencerminkan anggota Satuan Karya Pramuka Wanabakti yang aktif membantu usaha pembangunan

6 47 hutan dan kehutanan serta pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup guna mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Stuktur Organisasi dan Perincian Tugas Bidang di Kementerian Kehutanan Menteri Menteri kehutanan mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan dibidang kehutanan, yang antara lain adalah : 1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis dibidang kehutanan. 2. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidng dan tugasnya 3. Pengelolaan barang milik kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawabnya 4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya 5. Penyampaian laporan hal evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada presiden Staff Ahli 1. Staff ahli Bidang Kelembagaan mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalah kelembagaan dan sumberdaya manusia 2. Staff ahli Bidang Ekonomi mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalah ekonomi

7 48 3. Staff ahli Bidang Lingkungan mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalah lingkungan hidup 4. Staff ahli Bidang Kemitraan mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalah kemitraan kehutanan 5. Staff ahli Bidang penanganan Perkara Kehutanan mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalah perkara kehutanan Inspektorat Jenderal 1. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan 2. Pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan, dan pengawasan untuk tujuan tertentu atas petunjuk Menteri 3. Pelaksanaan urusan administrasi Inspektoral Jenderal 4. Penyusunan laporan hasil pengawasan Sekretariat Jenderal 1. Koordinasi kegiatan Kementerian 2. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian 3. Penyelenggaraan hubungan kerja dibidang administrai dengan Kementerian Koordinator, Kementerian Negara, Kementerian lain, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan Lembaga lain yang terkait 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri

8 49 Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam 1. Penyiapan perumusan kebijakan Kementerian di bidang pengelolaan daerah aliran sungai, bina rehabilitasi hutan dan lahan, bina perhutanan sosial dan perbenihan tanaman hutan 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan daerah aliran sungai, bina rehabilitasi hutan dan lahan, bina perhutanan sosial dan perbenihan tanaman hutan 3. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang pengelolaan daerah aliran sungai, bina rehabilitasi hutan dan lahan, bina perhutanan sosial dan perbenihan tanaman hutan 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan daerah aliran sungai, bina rehabilitasi hutan dan lahan, bina perhutanan sosial dan perbenihan tanaman hutan 5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan 1. Penyiapan perumusan kebijakan Kementerian di bidang pembinaan pengembangan hutan alam, pembinaan pengembangan hutan tanaman, pembinaan iuran kehutanan dan peredaran hasil hutan serta pembinaan pengelolaan dan pemasaran hasil hutan 2. Pelaksanaan kebijakan dibidang pemanfaatan hutan produksi dan industry primer hasil hutan sesuai peraturan perundang-undang yang berlaku 3. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang pembinaan rencana pemanfaatan hutan produksi, pembinaan

9 50 pengembangan hutan alam, pembinaan pengembangan hutan tanaman, pembinaan iuran kehutanan dan peredaran hasil hutan serta pembinaan pengelolaan dan pemasaran hasil hutan 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang pembinaan rencana pemanfaatan hutan produksi, pembinaan pengembangan hutan alam, pembinaan pengembangan hutan tanaman, pembinaan iuran kehutanan dan peredaran hasil hutan serta pembinaan pengelolaan dan pemasaran hasil hutan 5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan 1. Penyiapan perumusan kebijakan Kementerian Kehutanan di bidang penyusunan rencana dan statistic kehutanan, investasi dan perpetaan hutan, pengukuhan dan penatagunaan kawasan hutan serta pembentukan wilayah pengelolaan kawasan hutan 2. Pelaksanaan kebijakan penyusunan rencana dan statistic kehutanan, inventarisasi dan perpetaan hutan, pengukuhan dan penatagunaan kawasan hutan serta pembentukan wilayah pengelolaan kawasan hutan 3. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur dibidang penyusunan rencana dan statistic kehutanan, inventarisasi dan perpetaan hutan, pengukuhan dan penatagunaan kawasan hutan serta pembentukan wilayah pengelolaan kawasan hutan

10 51 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur dibidang penyusunan rencana dan statistic kehutanan, inventarisasi dan perpetaan hutan, pengukuhan dan penatagunaan kawasan hutan serta pembentukan wilayah pengelolaan kawasan hutan 5. Pelaksanaan administrasi Badan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 1. Koordinasi, penyusunan program dan pembinaan kerjasama penelitian dan pengembangan hutan dan konservasi alam, hutan tanaman, hasil hutan, serta sosial ekonomi dan kebijakan kehutanan. 2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan hutan dan konservasi alam, hutan tanaman, hasil, serta sosial ekonomi dan kebijakan kehutanan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Evaluasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan hutan dan konservasi alam, hutan tanaman, hasil hutan, serta sosial ekonomi dan kebijakan kehutanan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Pelaksanaan administrasi badan. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan 1. Penyusunan rencana dan program serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pegawai di lingkungan Departemen. 2. Pengembangan tenaga kependidikan dan pelatihan, system dan tata cara penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. 3. Kerjasama pendidikan dan pelatihan.

11 52 4. Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. 5. Pelaksanaan urusan dan tata usaha dan rumah tangga pusat. Pusat Bina Penyuluhan Kehutanan 1. Perumusan rencana dan program penyuluhan kehutanan yang meliputi penyusunan rencana, program, evaluasi dan pelaporan, pengembangan metode dan materi penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat. 2. Pembinaan dan pelayanan kegiatan penyuluhan serta pemberdayaan masyarakat Profil Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan Sekretariat Jenderal adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kehutanan. Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal. Sekretaris Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Kehutanan. yaitu: Dalam melaksanakan tugas Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi, a. Koordinasi kegiatan Kementerian Kehutanan b. Pembinaan dan penyusunan rencana dan program Kementerian Kehutanan c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian Kehutanan

12 53 d. Pembinaan dan penyelenggaraan Organisasi dan tata laksana, kerja sama dan hubungan masyarakat e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik atau kekayaan Negara g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Kehutanan Sekretariat Jenderal terdiri atas : 1. Biro Perencanaan Biro perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi kerja sama dalam negeri, penyusunan rencana makro, program, anggaran, evaluasi, pelaporan, dan pengelolaan data dan informasi di lingkungan Kementerian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Perencanaan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyiapan koordinasi kerja sama dalam negeri di lingkungan Kementerian b. Penyiapan koordinasi penyusunan rencana umum kehutanan, dan program, serta anggaran termasuk anggaran bantuan luar negeri di lingkungan Kementerian c. Penyiapan koordinasi evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana, program dan anggaran di lingkungan Kementerian d. Pengelolaan data dan informasi Kementerian e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro

13 54 Bagian Program Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan program, dan anggaran di lingkungan Kementerian. 2. Biro Humas Berdasarkan SK. Menteri Kehutanan Nomor 123/Kpts-II/2001 tanggal 4 April tentang Organisasi dan tata kerja Departemen Kehutanan dan telah diubah dengan peraturan Menteri Kehutanan No. P 13/Menhut-II/2005 tanggal 6 Mei 2005, Pusat Informasi mempunyai tugas pokok melaksanakan analisis informasi dan pengembangan jaringan kerja kemitraan kehutanan. 3. Biro Kepegawaian Biro Kepegawain mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan, perencanaan, pengembangan, tata usaha, dan pengelolaan sistem informasi kepegawaian di lingkungan Kementerian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Kepegawaian menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan pelaporan, pembinaan dan pengembangan pegawai b. Penyiapan bahan koordinasi dan pengembangan sistem penilaian kompetensi pengembangan karier analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan pegawai, serta penyusunan formasi, pengadaan pegawai di lingkungan Kementerian c. Pelaksanaan administrasi kepangkatan, pemberhentian dan pemensiunan pegawai di lingkungan Kementerian

14 55 d. Pengelolaan sistem informasi kepegawaian di lingkungan Kementerian e. Penyiapan bahan koordinasi, pembinaan dan pelaksanaan administrasi jabatan fungsional di lingkungan Kementerian f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro 4. Biro Hukum Biro Hukum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, penelaahan pelaksanaan peraturan perundangundangan, pengelolaan dokumentasi hokum dan pemberian bantuan hokum serta pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan di lingkungan Kementerian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Kepegawaian menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Penyiapan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan dibidang kehutanan b. Evaluasi, penelaahan dan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan c. Pelaksanaan penanganan perkara dan bantuan hokum d. Pembinaan dan pengembangan kelembagaan dan ketatalaksanaan dilingkungan Kementerian, serta pelaksanaan pengelolaan dokumentasi dan informasi peraturan perundang-undangan e. Pelaksanaan urusan tatausaha dan rumah tangga Biro

15 56 5. Biro Keuangan Biro Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan koordinasi teknis urusan keuangan, pembinaan teknis Badan Usaha Milik Negara dan pengelolaan investasi pemerintah di lingkungan Kementerian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Keuangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Penyiapan koordinasi dan pembinaan rencana anggaran pendapatan dan belanja, serta investasi pemerintah di lingkungan Kementerian b. Penyiapan koordinasi dan pembinaan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Layanan Umum di lingkungan Kementerian c. Penyiapan koordinasi dan pelaksanaan pemungutan, pencatatan penyetoran dan pelaporan penerimaan Negara bukan pajak dan dana bagi hasil sember daya alam kehutanan d. Penyiapan koordinasi dan pembinaan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi serta pelaksanaan tata laksana keuangan di lingkungan Kementerian e. Penyiapan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan akuntansi dan pelaporan keuangan di lingkungan Kementerian f. Pelaksanaan urusan tatausaha dan rumah tangga Biro 6. Biro Umum Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi kerumahtanggan dan perlengkapan di lingkungan Kementerian, serta pelayanan administrasi pimpinan.

16 57 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Umum menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Pelaksanaan urusan tata persuratan, kearsipan dan dokumentasi Kementerian b. Pelaksanaan pelayanan administrasi pimpinan c. Pelaksanaan urusan keprotokolan d. Pelaksanaan urusan rumahtangga dan Kementerian e. Pelaksanaan urusan perlengkapan di lingkungan Kementerian Visi dan Misi Sekretariat Jenderal Visi : Tersedianya Data dan Informasi Yang Komprehensif dan Aktual serta Terciptanya Opini Publik yang Positif dibidang Pembangunan Hutan dan Kehutanan. Misi : 1. Meningkatkan kerjasama dibidang informasi dengan lembaga pemerintahan, lembaga non pemerintahan, lembaga tinggi Negara 2. Membangun informasi melalui analisis dan penyajian informasi 3. Tersedianya sarana dan prasarana untuk mendukung visi pusat informasi

17 Majalah Kehutanan Indonesia Rubik Majalah Kehutanan Indonesia Dari Redaksi Editorial Suara Rimbawan Laporan Utama Reportase Gallery KFK Artikel Tips & Trik Fotografi Susunan Redaksi Pelindung : Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan Penanggung Jawab : Kepala Pusat Hubungan Masyarakat Redaktur : Kepala Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat Hubungan Masyarakat Editor : Kepala Sub Bidang Hubungan Lembaga Negara dan Pemerintah Pusat Hubungan Masyarakat Reporter : Ary Setyadi, Setyadi Purnawarman, Firdaus, Primadita Diah P. Desain Grafis :

18 59 Rudi Antoro Sekretaris : Ahyani Diterbitkan oleh : Pusat Humas Kementerian Kehutanan STTN No. 1162/SK/Ditjen PPG/SST/1987 Tanggal 6 November 1987 No. ISSN : Alamat Redaksi Pusat Humas Kementerian Kehutanan Ged. Manggala Wanabakti Blok I Lantai 1 Jl. Gatot Subroto, Jakarta Pusat Telp. (021) , Fax. (021) mki@dephut.go.id 4.2 Hasil Penelitian Berdasarkan pada hasil perhitungan sampel sebanyak 89 responden yang merupakan karyawan Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan. Peneliti ini dilakukan dengan penarikan sampel dengan teknik proportionate stratified random sampling. Berdasarkan data yang diperoleh dari sampel tersebut adalah hasil penelitian yang berkaitan dengan Efektifitas Media Internal Majalah Kehutanan Indonesia Sebagai Media Informasi Karyawan Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan. Hasil data yang di peroleh setelah di kategorikan

19 60 menurut kelompoknya masing-masing, dibuat kedalam bentuk tabel yang diuraikan secara rinci Karakteristik Responden Dalam penelitian ini peneliti menjelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden perlu dijelaskan untuk mengetahui terhadap siapa penelitian ini dilakukan. Peneliti perlu menyebarkan kuesioner kepada karyawan Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan. Responden yang diberikan kuesioner diukur dan dilihat berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan usia, dan berdasarkan lama berkerja. Tabel Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%) 1 Laki-laki 41 46% 2 Perempuan 48 54% Total % Berdasarkan dari hasil jawaban 89 responden, jika ditinjau dari jenis kelamin diketahui sebagian besar jenis kelamin responden adalah perempuan, yaitu sebanyak 48 orang dengan presentase 54%. Dan untuk responden laki-laki sebanyak 41 orang dengan presentase 46%. Berikutnya adalah tabel hasil penelitian mengenai usia:

20 61 Tabel Responden Berdasarkan Usia No. Usia Frekuensi Presentase (%) 1 <20 tahun 0 0% tahun 15 17% tahun 23 26% tahun 33 37% 5 >50 tahun 18 20% Total % Hasil penelitian pada tabel menunjukkan jumlah responden pada usia tahun sebanyak 33 responden dengan presentase 37%, usia tahun sebanyak 23 responden dengan presentase 26%, usia lebih dari 50 tahun sebanyak 18 responden dengan presentase 20%, usia tahun sebanyak 15 responden dengan presentase 17%, dan usia kurang dari 20 tahun sebanyak 0 responden dengan presentase sebesar 0%. Berikutnya adalah tabel hasil penelitian mengenai lama bekerja di Sekretariat Jenderal: Tabel Responden Berdasarkan Lama Bekerja No. Masa Kerja Frekuensi Presentase (%) tahun 0 0% tahun 21 24% tahun 31 35% 4 >10 tahun 37 41% Total % Hasil penelitian pada tabel menunjukkan jumlah responden yang lama bekerja lebih dari 10 tahun sebanyak 37 responden dengan presentase 41%, lalu dengan lama bekerja lama bekerja 5-10 tahun sebanyak 31 responden dengan

21 62 presentase 35%, serta dengan lama bekerja 1-5 tahun sebanyak 21 responden dengan presentase 24%, sedangkan responden yang lama bekerja 0-1 tahun sebanyak 0 responden dengan presentase 0% Pengukuran Efektifitas Berdasarkan operasional konsep penelitian yang peneliti uraikan pada bab III, peneliti menyusun 25 pertanyaan yang berhubungan dengan keefektifan media internal Majalah Kehutanan Indonesia yang digunakan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan sebagai media informasi karyawan. Dari jawaban-jawaban responden didapatkan data-data sebagai berikut: Penerima Pesan Majalah Kehutanan Indonesia Tabel Karyawan Mengetahui Adanya Majalah Kehutanan Indonesia n = 89 No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 66 74% 2 Setuju 20 22% 3 Ragu-Ragu 3 4% 4 Tidak Setuju 0 0% 5 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total % Sumber: Kuesioner no. 1

22 63 Berdasarkan tabel dapat diketahui sebesar 74% responden menjawab sangat setuju dan 22% responden menjawab setuju bahwa karyawan mengetahui adanya Majalah Kehutanan Indonesia. Selebihnya 4% responden yang menjawab ragu-ragu. Dan tidak ada responden yang memilih tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Tabel Karyawan Menerima Majalah Kehutanan Indonesia n = 89 No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 63 71% 2 Setuju 23 26% 3 Ragu-Ragu 3 3% 4 Tidak Setuju 0 0% 5 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total % Sumber: kuesioner no.2 Berdasarkan tabel terlihat bahwa 71% responden menyatakan sangat setuju karyawan menerima Majalah Kehutanan Indonesia, selebihnya 26% responden menjawab setuju, serta 3% responden yang menjawab ragu-ragu, 0% responden menjawab tidak setuju, dan 0% responden menjawab sangat tidak setuju. Dari hasil tersebut menyatakan bahwa sebagian besar responden menyetujui bahwa karyawan menerima Majalah Kehutnan Indonesia.

23 64 Tabel Karyawan Senang Membaca Isi Majalah n = 89 No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 60 67% 2 Setuju 22 25% 3 Ragu-Ragu 6 7% 4 Tidak Setuju 1 1% 5 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total % Sumber: Kuesioner no.3 Berdasarkan tabel terlihat bahwa sebesar 67% responden menyatakan sangat setuju bahwa karyawan senang membaca isi majalah, selebihnya 25% responden setuju, 7% responden menjawab ragu-ragu, 1% responden menjawab tidak setuju, dan 0% responden menjawab sangat tidak setuju. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa karyawan Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan senang membaca isi Majalah Kehutanan Indonesia.

24 65 Tabel Karyawan Bertambah Dan Menerima Pengetahuannya Tentang Informasi-Informasi Mengenai Program Penanaman 1Miliyar Pohon Baik Di Perkotaan Maupun Di Daerah n = 89 No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 24 27% 2 Setuju 47 53% 3 Ragu-Ragu 16 18% 4 Tidak Setuju 2 2% 5 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total % Sumber: Kuesioner no. 4 Berdasarkan tabel terlihat bahwa 53% responden menyatakan setuju bahwa karyawan bertambah dan menerima pengetahuannya tentang informasiinformasi mengenai program penanaman 1Miliyar pohon baik di perkotaan maupun di daerah, serta 27% responden menjawab sangat setuju, 18% responden menjawab ragu-ragu, 2% responden menjawab tidak setuju dan 0% menjawab sangat tidak setuju. Maka dari hasil tersebut menyatakan bahwa sebagian besar responden setuju akan bertambah dan menerima pengetahuannya tentang informasi-informasi mengenai program penanaman 1Miliyar pohon baik di perkotaan maupun di daerah.

25 66 Tabel Tertarik Membaca Isi Majalah n = 89 No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 61 68% 2 Setuju 21 24% 3 Ragu-Ragu 7 8% 4 Tidak Setuju 0 0% 5 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total % Sumber: Kuesioner No 5 Berdasarkan tabel hasil penelitian bahwa 68% responden menjawab sangat setuju bahwa karyawan tertarik membaca isi majalah, 24% responden menjawab setuju, 8% responden menjawab ragu-ragu, serta 0% responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Maka dapat dikatakan sebagian besar responden sangat sejutu tertarik untuk membaca isi Majalah Kehutanan Indonesia.

26 Isi Majalah Kehutanan Indonesia Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Memuat Informasi Aktivitas Organisasi Pusat n = 89 No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 48 54% 2 Setuju 34 38% 3 Ragu-Ragu 6 7% 4 Tidak Setuju 1 1% 5 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total % Sumber: Kuesioner No 6 Hasil penelitian pada tabel menunjukkan sebagian besar responden yaitu sebesar 54% menyatakan sangat setuju bahwa Majalah Kehutanan Indonesia memuat informasi tentang aktivitas organisasi pusta, selebihnya 38% responden menjawab setuju, 7% responden menjawab ragu-ragu, serta 1% responden menjawab tidak setuju dan 0% responden menjawab sangat tidak setuju. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pada umumnya Majalah Kehutanan Indonesia memuat informasi tentang aktivitas organisasi pusat.

27 68 Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Memuat Detail Tentang Peraturan Perusahaan n = 89 No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 45 51% 2 Setuju 37 41% 3 Ragu-Ragu 7 8% 4 Tidak Setuju 0 0% 5 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total % Sumber: Kuesioner No 7 Dari tabel diatas terlihat bahwa sebanyak 51% responden menjawab sangat setuju, 41% responden menjawab setuju dan hanya 8% responden menjawab ragu-ragu, serta 0% responden yang menjawan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini dapat diartikan bahwa Majalah Kehutanan Indonesia memuat detail tentang peraturan perusahaan.

28 69 Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Memuat Seputar Penanaman 1Miliyar Pohon n = 89 No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 29 33% 2 Setuju 40 45% 3 Ragu-Ragu 17 19% 4 Tidak Setuju 1 1% 5 Sangat Tidak Setuju 2 2% Total % Sumber: Kuesioner No. 8 Berdasarkan tabel menunjukkan 45% responden menjawab setuju bahwa Majalah Kehutanan Indonesia memuat seputar penanaman 1miliyar pohon. Selebihnya 33% responden menjawab sangat setuju, lalu 19% responden menjawab ragu-ragu, serta 2% responden menjawab sangat tidak setuju dan 1% responden menjawab tidak setuju.

29 70 Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Memiliki Isi Berita Yang Dapat Dipertanggung Jawabkan n = 89 No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 65 73% 2 Setuju 22 25% 3 Ragu-Ragu 2 2% 4 Tidak Setuju 0 0% 5 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total % Sumber: Kuesioner No 9 Berdasarkan tabel terlihat 73% responden menyatakan sangat setuju Majalah Kehutanan Indonesia memiliki isi berita yang dapat dipertanggung jawabkan, 25% responden menyatakan setuju, 2% responden menyatakan raguragu.

30 Ketepatan Waktu Majalah Kehutanan Indonesia Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Selalu Terbit Sebulan Sekali n = 89 No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 44 49% 2 Setuju 39 44% 3 Ragu-Ragu 6 7% 4 Tidak Setuju 0 0% 5 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total % Sumber: Kuesioner No. 10 Berdasarkan tabel menyatakan bahwa 49% responden menjawab sangat setuju, 44% responden menjawab setuju, 7% responden menjawab raguragu, lalu 0% responden menjawab tidak setuju dan 0% responden menjawab sangat tidak setuju. Maka artinya adalah karyawan Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan menyatakan sangat setuju Majalah Kehutanan Indonesia selalu terbit sebulan sekali.

31 72 Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Selalu Diterima Pegawai Setiap Sebulan Sekali n = 89 No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 40 45% 2 Setuju 31 35% 3 Ragu-Ragu 8 9% 4 Tidak Setuju 8 9% 5 Sangat Tidak Setuju 2 2% Total % Sumber: Kuesioner No. 11 Hasil dari tabel menyatakan bahwa 45% responden menjawab sangat setuju akan selalu diterimanya Majalah Kehutanan Indonesia oleh pegawai setiap sebulan sekali, 35% responden menjawab setuju, 9% responden menjawab ragu-ragu, 9% responden menjawab tidak setuju, serta 2% responden menjawab sangat tidak setuju. Dengan begitu karyawan Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan menyatakan bahwa Majalah Kehutanan Indonesia selalu diterima oleh pegawai setiap sebulan sekali.

32 Media Majalah Kehutanan Indonesia Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Sebagai Media Informasi Seluruh Kegiatan Instansi n =89 No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 26 29% 2 Setuju 42 47% 3 Ragu-Ragu 18 20% 4 Tidak Setuju 2 3% 5 Sangat Tidak Setuju 1 1% Total % Sumber: Kuesioner No. 12 Berdasarkan hasil tabel di atas dapat disimpulkan 76% responden menjawab sangat setuju dan setuju bahwa Majalah Kehutanan Indonesia sebagai media informasi. 20% responden menjawab ragu-ragu, lalu 3% responden menjawab tidak setuju, serta 1% responden menjawab sangat tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa Majalah Kehutanan Indonesia sebagai media informasi seluruh kegiatan instansi.

33 74 Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Sebagai Media Edukasi Bagi Karyawan SekJen Kemenhut n = 89 No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 18 20% 2 Setuju 45 51% 3 Ragu-Ragu 16 18% 4 Tidak Setuju 9 10% 5 Sangat Tidak Setuju 1 1% Total % Sumber: Kuesioner No. 13 Dari hasil tabel terdapat 51% responden yang setuju Majalah Kehutanan Indonesia sebagai media edukasi karyawan SekJen Kemenhut, 20% responden yang sangat setuju, sedangkan 18% responden yang menyatakan raguragu, 10% responden yang tidak setuju, dan hanya 1% responden yang sangat tidak setuju.

34 75 Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Sebagai Saluran Sosialisasi Tentang Seluruh Kegiatan Penanaman Yang Dilakukan Oleh Menteri Kehutanan n =89 No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 23 26% 2 Setuju 56 63% 3 Ragu-Ragu 6 7% 4 Tidak Setuju 3 3% 5 Sangat Tidak Setuju 1 1% Total % Sumber: Kuesioner No. 14 Hasil penelitian pada tabel terlihat banyak karyawan yang memilih setuju dan sangat setuju dan sedikit sekali karyawan yang memberikan jawaban negatif. Responden memilih setuju sebanyak 63% dan responden yang memilih sangat setuju sebanyak 26%.

35 Format Majalah Kehutanan Indonesia Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Memiliki Layout Menarik Perhatian Karyawan Untuk Membacanya n = 89 No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 18 20% 2 Setuju 56 63% 3 Ragu-Ragu 9 10% 4 Tidak Setuju 3 4% 5 Sangat Tidak Setuju 3 3% Total % Sumber: Kuesioner No.15 Berdasarkan hasil pada tabel menunjukan hasil yang baik karena 63% responden menjawab setuju bahwa Majalah Kehutanan Indonesia memiliki layout menarik perhatian karyawan untuk membacanya, hal ini berarti baik dalam membudidayakan membaca majalah ketimbang membuka website instansi.

36 77 Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Memiliki Cover Yang Tepat Sesuai Isi Berita, Menarik, Atraktif n = 89 No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 21 24% 2 Setuju 56 63% 3 Ragu-Ragu 10 11% 4 Tidak Setuju 1 1% 5 Sangat Tidak Setuju 1 1% Total % Sumber: Kuesioner No. 16 Pada tabel menunjukan reponden sebesar 63% setuju dan sebesar 24% menjawab sangat setuju, artinya setuju dan bahwa Majalah Kehutanan Indonesia memiliki cover yang tepat sesuai isi berita, menarik, atraktif. Hal ini perlu terus dijaga agar menjadi minat baca para karyawan terus tumbuh sehingga terus dapat diterapkan.

37 78 Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Memiliki Warna Yang Menarik, Penuh Warna, Dan Sesuai Dengan Layout n = 89 No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 24 27% 2 Setuju 50 56% 3 Ragu-Ragu 12 14% 4 Tidak Setuju 2 2% 5 Sangat Tidak Setuju 1 1% Total % Sumber: Kuesioner No. 17 Berdasarkan pada tabel menunjukkan 56% responden menjawab setuju dan 27% responden menjawab sangat setuju, yang artinya lebih dari 80% responden setuju Majalah Kehutanan Indonesia memiliki warna yang menarik, penuh warna, dan sesuai dengan layout. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan SekJen Kemenhut telah menerapkan kedisiplinan dalam membaca majalah internal.

38 79 Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Memiliki Huruf Menarik Perhatian n = 89 No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 34 38% 2 Setuju 34 38% 3 Ragu-Ragu 9 10% 4 Tidak Setuju 2 3% 5 Sangat Tidak Setuju 10 11% Total % Sumber: Kuesioner No. 18 Pada tabel terdapat 38% responden menjawab sangat setuju dan setuju, namun terdapat 11% responden yang menjawab sangat tidak setuju, 10% responden menjawab ragu-ragu, 3% responden menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa Majalah Kehutanan Indonesia memiliki huruf menarik perhatian para pembacanya.

39 80 Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Memiliki Rubik Lengkap Dan Memenuhi Keingin-tahuan Karyawan n = 89 No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 18 20% 2 Setuju 53 60% 3 Ragu-Ragu 7 8% 4 Tidak Setuju 6 7% 5 Sangat Tidak Setuju 5 5% Total % Sumber: Kuesioner No. 19 Berdasarkan tabel terlihat 80% responden menjawab setuju dan sangat setuju bahwa Majalah Kehutanan Indonesia memiliki rubik lengkap dan memenuhi keingin-tahuan karyawan Sekretariat Jenderal, namun tedapat 12% responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

40 81 Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Memiliki Jumlah Halaman Yang Konsisten n = 89 No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 25 28% 2 Setuju 43 48% 3 Ragu-Ragu 19 22% 4 Tidak Setuju 2 2% 5 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total % Sumber: Kuesioner No. 20 Dilihat dari hasil tabel terdapat 76% responden menjawab setuju dan sangat setuju, namun terdapat 22% responden menjawab ragu-ragu. Maka dapat diartikan bahwa Majalah Kehutanan Indonesia memiliki jumlah halaman yang konsisten dari awal penerbitan.

41 82 Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Memiliki Materi Sesuai Konsep Awal Yang Disepakati n = 89 No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 45 51% 2 Setuju 33 37% 3 Ragu-Ragu 8 9% 4 Tidak Setuju 2 2% 5 Sangat Tidak Setuju 1 1% Total % Sumber: Kuesioner No. 21 Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa 88% responden sangat setuju dan setuju Majalah Kehutanan Indonesia memiliki materi sesuai konsep awal yang disepakati, namun terdapat 9% responden menjawab ragu-ragu, 2% responden tidak setuju, dan 1% responden sangat tidak setuju.

42 83 Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Memiliki Cara Penyampaian Rubik Yang Penempatan Gambar Dan Tulisan Yang Tidak Tumpang Tindih n = 89 No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 32 36% 2 Setuju 41 46% 3 Ragu-Ragu 13 14% 4 Tidak Setuju 2 3% 5 Sangat Tidak Setuju 1 1% Total % Sumber: Kuesioner No. 22 Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa 46% responden sangat setuju dan 36% responden memilih sangat setuju Majalah Kehutanan Indonesia memiliki cara penyampaian rubik yang penempatan gambar dan tulisan tidak tumpah tindih. materi sesuai konsep awal yang disepakati, namun terdapat 14% responden menjawab ragu-ragu, 3% responden tidak setuju, dan 1% responden sangat tidak setuju.

43 Sumber Majalah Kehutanan Indonesia Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Memiliki Sumber/Informan Yang Dipercaya n = 89 No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 57 64% 2 Setuju 21 24% 3 Ragu-Ragu 7 8% 4 Tidak Setuju 2 2% 5 Sangat Tidak Setuju 2 2% Total % Sumber: Kuesioner No. 23 Berdasarkan tabel menunjukan angka yang bervarian banyak responden yang positif. Berdasarkan data yang diperoleh yaitu responden yang memilih sangat setuju sebanyak 64% responden, yang memilih setuju sebanyak 24% responden, yang memilih ragu-ragu sebanyak 8% responden, sebanyak 2% responden yang memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju.

44 85 Tabel Majalah Kehutanan Indonesia Memiliki Sumber/Informan Yang Ahli Bidangnya n = 89 No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 43 48% 2 Setuju 38 43% 3 Ragu-Ragu 5 6% 4 Tidak Setuju 2 2% 5 Sangat Tidak Setuju 1 1% Total % Sumber: Kuesioner No. 24 Berdasarkan tabel menunjukan hasil dari banyaknya responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 48% responden bahwa Majalah Kehutanan Indonesia memiliki sumber atau informan yang ahli dalam bidangnya. Berdasarkan data yang diperoleh yaitu 43% responden memilih setuju, ragu-ragu 6% responden, tidak setuju 2% responden, dan 1% responden memilih sangat tidak setuju Majalah Kehutanan Indonesia memiliki sumber atau informan yang ahli dalam bidangnya.

45 86 Tabel Orang-orang Dalam Susunan Redaksi Berkompeten Di Bidangnya n = 89 No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 64 72% 2 Setuju 19 21% 3 Ragu-Ragu 4 5% 4 Tidak Setuju 2 2% 5 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total % Sumber: Kuesioner No. 25 Berdasarkan tabel terlihat banyaknya karyawan memilih sangat setuju bahwa Majalah Kehutanan Indonesia memiliki orang-orang dalam susunan redaksi kompeten di bidangnya dengan 72% responden sangat setuju, 21% responden setuju, sedangkan meragukan sekitar 5% responden, serta tidak setuju 2% responden, dan 0% responden sangat tidak setuju Pengukuran Dimensi Efektivitas Berdasarkan uraian yang peneliti bahas pada bab 3 (tiga), dimana peneliti menggunakan meteode Likert Summating Rating (LSR), yang memberikan nilai batas bawah dan batas atas untuk menentukan hasil penelitian dan nilainya adalah sebagai berikut:

46 Dimensi Penerima Pada dimensi penerima, dalam kuesioner yang disebarkan kepada karyawan Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan, peneliti memberikan 5 pertanyaan. Dari jawaban yang diperoleh, untuk dimensi ini didapat data sebagai berikut: No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju % 2 Setuju % 3 Ragu-Ragu 36 8% 4 Tidak Setuju 3 1% 5 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total % Terlihat jelas dari tabel diatas bahwa pada umumnya responden memberikan jawaban positif untuk dimensi penerima. Hal ini dikatakan bahwa karyawan yang merupakan penerima informai dari Majalah Kehutanan Indonesia sudah mengerti dan sadar bahwa Majalah Kehutanan Indonesia dibuat untuk para karyawan. Dari setiap nilai yang diperoleh, maka perhitungan batas-batas nilai yang sesuai dengan metode Likert adalah: Batas Bawah (B) 89 x 1 x 5 = 445 Q1 = B + N/ /4 = 890 Batas Atas (A) 89 x 5 x 5 = 2225 Q2 = B + N/ /2 = 1335 Selisih (N) = 1780 Q3 = B+N.3/ (1780 x 3)/4 = 1780

47 88 Berdasarkan data dari jawaban responden yang merupakan kelompok dimensi penerima, dengan: No Jawaban Responden Frekuensi Nilai Jumlah 1 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Batas Bawah Q1 Q2 Q3 Batas Atas 2012 Dari nilai-nilai batas bawah, batas atas dan quartil yang ada maka dapat terlihat posisi jumlah nilai untuk dimensi penerima ada di antara Q3 dan Batas Atas (jumlah nilai 2012). Posisi nilai tersebut dapat diketahui bahwa Majalah Kehutanan Indonesia sangat efektif dalam memberikan informasi kepada karyawan Sekretariat Jenderal Kemeneterian Kehutanan sebagai penerima informasi yang menjadi target sasaran.

48 Dimensi Isi Berdasarkan kuesioner yang disebarkan, untuk dimensi isi dari Majalah Kehutanan Indonesia terdapat 4 pertanyaan dan didapatkan hasil jawaban sebagai berikut: No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju % 2 Setuju % 3 Ragu-Ragu 26 7% 4 Tidak Setuju 8 2% 5 Sangat Tidak Setuju 2 1% Total % Secara kumulatif, sebagian besar responden memberikan jawaban sangat setuju dan setuju untuk dimensi isi dari Majalah Kehutanan Indonesia. Hasil ini dapat dikatakan bahwa isi dari Majalah Kehutanan Indonesia sudah cukup baik dan sesuai dengan kebutuhan karyawan. Tetapi masih banyak yang memilih raguragu 7%. Berarti dari pihak redaksi dan manajeman harus memperhatikan sebagaian kecil dari responden yang memeberikan jawaban ragu-ragu dan tidak setuju untuk dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan isi dari Majalah Kehutanan Indonesia dimasa mendatang. Untuk melihat keefektifan dimensi isi dari Majalah Kehutanan Indonesia, sesuai dengan metode Likert yang peneliti gunakan maka perhitungan batas-bats nilai adalah sebagai berikut:

49 90 Batas Bawah (B) 89 x 1 x 4 = 356 Q1 = B + N/ /4 = 445 Batas Atas (A) 89 x 5 x 4 = 1780 Q2 = B + N/ /2 = 1068 Selisih (N) = 1424 Q3 = B+N.3/ (1424 x 3)/4 = 1424 Berdasarkan data dari tabel yang merupakan kelompok dari dimensi isi, jumlah nilai dari 4 pertanyaan tersebut adalah: No Jawaban Responden Frekuensi Nilai Jumlah 1 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Batas Bawah Q1 Q2 Q3 Batas Atas 1564 Dari nilai-nilai batas bawah, batas atas, dan quartil yang ada diatas makadapat terlihat posisi jumlah nilai untuk dimensi isi berada diantara Q3 dan Batas Atas. Dari posisi nilai tersebut dapat diketahui isi dari informasi yang disampaikan dalam Majalah Kehutanan Indonesia sudah sangat efektif dalam

50 91 memenuhi kebutuhan informasi karyawan Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan Dimensi Ketepatan Waktu Pada dimensi ketepatan waktu dari Majalah Kehutanan Indonesia, peneliti memberikan 2 buah pertanyaan dan dapat hasil jawaban seperti tabel dibawah ini: No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 83 47% 2 Setuju 70 39% 3 Ragu-Ragu 15 8% 4 Tidak Setuju 8 5% 5 Sangat Tidak Setuju 2 1% Total % Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden terbanyak memilih sangat setuju dan setuju hal ini merupakan jawaban yang sangat positif dari para responden. Kondisi ini menggambarkan bahwa pada dimensi ketepatan waktu sangat baik, tepat dan cepat sampai hingga karyawan bisa menikmati Majalah Kehutanan Indonesia tepat pada waktunya. Untuk mengetahui seberapa efektifnya Majalah Kehutanan Indonesia dari dimensi ketepatan waktu yang digunakan, maka perhitungan batas-batas nilai yang sesuai dengan metode Likert adalah : Batas Bawah (B) 89 x 1 x 2 = 178 Q1 = B + N/ /4 = 356 Batas Atas (A) 89 x 5 x 2 = 890 Q2 = B + N/ /2 = 442 Selisih (N) = 712 Q3 = B+N.3/ (712 x 3)/4 = 712

51 92 Berdasarkan data dari tabel yang merupakan kelompok dimensi ketepatan waktu, jumlah nilai dari kedua tabel tersebut adalah: No Jawaban Responden Frekuensi Nilai Jumlah 1 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Batas Bawah Q1 Q2 Q3 Batas Atas 758 Dari nilai-nilai batas atas, batas bawah, dan quartil yang ada di atas maka dapat terlihat posisi jumlah nilai untuk dimensi ketepatan waktu sangat efektif dalam hal ketepatan waktu terkait dengan hal pendistribusian Majalah Kehutanan Indonesia untuk sampai ke pembacanya dan juga tepat waktu dalam memberikan informasi yang dibutuhkan pada saat yang tepat.

52 Dimensi Media Pada dimensi media dari Majalah Kehutanan Indonesia, peneliti memberikan 3 pertanyaan dan didapat hasil jawaban seperti tabel dibawah ini : No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju 67 25% 2 Setuju % 3 Ragu-Ragu 42 16% 4 Tidak Setuju 14 5% 5 Sangat Tidak Setuju 3 1% Total % Dilihat dari besarnya persentase sebesar 53% untuk jawaban setuju ini merupakan hasil yang positif diberikan oleh responden. Menggambarkan media dari Majalah Kehutanan Indonesia memang sesuai dengan kebutuhan organisasi dan juga kebutuhan si pembacanya dalam hal ini karyawan Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan. Untuk mengetahui seberapa efektifnya Majalah Kehutanan Indonesia dari dimensi media, maka perhitungan batas-batas nilai yang sesuai dengan metode Likert adalah : Batas Bawah (B) 89 x 1 x 3 = 267 Q1 = B + N/ /4 = 534 Batas Atas (A) 89 x 5 x 3 = 1335 Q2 = B + N/ /2 = 801 Selisih (N) = 1068 Q3 = B+N.3/ (1068 x 3)/4 = 1068

53 94 Berdasarkan dari tabel , yang merupakan kelompok dari dimensi media, jumlah nilai dari kedua tabel terdebut adalah : No Jawaban Responden Frekuensi Nilai Jumlah 1 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Batas Bawah Q1 Q2 Q3 Batas Atas 1056 Dari nilai-nilai batas bawah, batas atas dan quartil yang ada maka dapat terlihat posisi jumlah nilai untuk dimensi media berada diantara Q2 dan Q3. Dari posisi nilai tersebut dapat diketahui media yang digunakan Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan sebagai saluran informasi bagi karyawan melalui Majalah Kehutanan Indonesia sudah efektif sebagai media informasi untuk para karyawan dan pimpinan.

54 Dimensi Format Berdasarkan kuesioner yang disebarkan, untuk dimensi format dari Majalah Kehutanan Indonesia peneliti memberikan 8 pertanyaan. Dari hasil jawaban yang diterima didapat hasil sebagai berikut: No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju % 2 Setuju % 3 Ragu-Ragu 87 12% 4 Tidak Setuju 19 3% 5 Sangat Tidak Setuju 22 3% Total % Dari data jawaban yang didapat, format media yang saat ini digunakan oleh Majalah Kehutanan Indonesia cukup baik, baik dari segi penggunaan kalimat, pengambialan judul, pemilihan gambar, warna dan layout yang cukup menarik minat pembaca. Maka perhitungan batas-batas nilai yang sesuai dengan metode Likert adalah : Batas Bawah (B) 89 x 1 x 8 = 712 Q1 = B + N/ /4 = 890 Batas Atas (A) 89 x 5 x 8 = 3560 Q2 = B + N/ /2 = 1780 Selisih (N) = 2848 Q3 = B+N.3/ (2848 x 3)/4 = 2848

55 96 Berdasarkan data dari tabel yang merupakan kelompok dari dimensi format, jumlah nilai dari nilai-nilai tabel tersebut adalah : No Jawaban Responden Frekuensi Nilai Jumlah 1 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Batas Bawah Q1 Q2 Q3 Batas Atas 2875 Dari nilai-nilai batas bawah, batas atas dan quartil yang ada maka dapat terlihat posisi jumlah nilai untuk dimensi format berada di antara Q3 dan Batas Atas. Posisi nilai tersebut dapat diketahui bahwa format yang digunakan Majalah Kehutanan Indonesia untuk diterima oleh target sasaran cukup efektif sehingga media itu sangat menarik untuk dibaca oleh karyawan Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan.

56 Dimensi Sumber Untuk dimensi sumber dari Majalah Kehutanan Indonesia, peneliti memberikan 3 pertanyaan kepada responden dan diperoleh jawaban sebagai berikut : No Jawaban Responden Frekuensi Presentase % 1 Sangat Setuju % 2 Setuju 76 29% 3 Ragu-Ragu 18 7% 4 Tidak Setuju 6 2% 5 Sangat Tidak Setuju 3 1% Total % Dari data diatas hamper seluruh responden percaya kepada tim redaksi dan manajemen yang merupakan sumber informasi yang ada didalam Majalah Kehutanan Indonesia, meskipun ada juga responden yang meragukan sumber informasi. Hal ini dimungkinkan karena kurang jelas pihak redaksi dalam mencantumkan sumber atau ada beberapa informasi yang mungkin kurang atau tidak membantu karyawan dalam mengtasi sebuah persoalan. Namun pada para responden mempercayai penuh bahwa berita berasal dari sumber yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan kebenerannya. Perhitungan batas-batas nilai yang sesuai dengan metode Likert untuk menentukan keefektivitasan dimensi sumber dalam Majalah Kehutanan Indonesia adalah sebagai berikut:

57 98 Batas Bawah (B) 89 x 1 x 3 = 267 Q1 = B + N/ /4 = 534 Batas Atas (A) 89 x 5 x 3 = 1335 Q2 = B + N/ /2 = 810 Selisih (N) = 1068 Q3 = B+N.3/ (1068 x 3)/4 = 1068 Berdasarkan data dari tabel yang merupakan kelompok dari dimensi sumber, jumlah nilai dari tiga tabel tersebut adalah : No Jawaban Responden Frekuensi Nilai Jumlah 1 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Batas Bawah Q1 Q2 Q3 Batas Atas 1193 Dari nilai-nilai batas bawah, batas atas, dan quartil yang ada maka dapat terlihat posisi jumlah nilai untuk dimensi sumber berada diatas quartil 3. Posisi nilai tersebut dapat diketahui bahwa yang memberikan informasi (sumber) dalam

58 99 Majalah Kehutanan Indonesia sudah sangat efektif dan dipercaya oleh karyawan sebagai penerima informasi Hasil Untuk melihat keefektifan Majalah Kehutanan Indonesia dari setiap dimensi peneliti meneliti tersebut diatas, maka secara umum penilaian keseluruhan dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Batas Bawah (B) Jumlah responden x skor terendah (1) x jumlah pertanyaan 89 x 1 x 25 = 2225 (B) 2. Batas Atas (A) Jumlah responden x skor tertinggi (5) x jumlah pertanyaan 89 x 5 x 25 = (A) 3. Selisih (N) Range (A-B) = 8900 (N) Quartil I (Q1) = B + N/4 = /4 = 4450 Quartil II (QII) = B + N/2 = /2 = 6675 Quartil III (QIII) = B + N.3/4 = (8900 x 3)/4 = 8900

59 100 Berdasarkan hasil perhitungan jumlah nilai dari setiap jawaban responden, maka jumlah penilaian yang didapat adalah: No Jawaban Responden Frekuensi Nilai Jumlah 1 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Dari perhitungan presentase dan nilai keefektifan Majalah Kehutanan Indonesia diatas, maka secara keseluruhan dari hasil jawaban yang diberikan responden adalah sebagai berikut: Sangat tidak efektif Tidak efektif efektif Sangat efektif Batas Bawah Q1 Q2 Q3 Batas Atas 9460

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 18 /MenLHK-II/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 130 TAHUN 2003

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 130 TAHUN 2003 MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 130 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Dalam gambaran umum Kementerian Perdagangan akan diuraikan mengenai Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 18/MENLHK-II/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 299/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERTANIAN

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 299/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERTANIAN CUPLIKAN PERATURAN MENTERI NOMOR : 299/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG ORGANISASI TATA KERJA DEPARTEMEN BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI Pasal 1 Departemen Pertanian merupakan unsur pelaksana Pemerintah, dipimpin

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 123/Kpts-II/2001

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 123/Kpts-II/2001 Menimbang : KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 123/Kpts-II/2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN, bahwa sebagai pelaksanaan Keputusan Presiden Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P. 13/MENHUT-II/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN

TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P. 13/MENHUT-II/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 15 /Menhut-II/2008 TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P. 13/MENHUT-II/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG :

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12/MEN/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN TENAGA

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12/MEN/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN TENAGA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PRT/M/2016 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); - 2-3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Pasal I...

MEMUTUSKAN : Pasal I... PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 64/Menhut-II/2008 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.13/MENHUT-II/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN DENGAN

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/M-IND/PER/11/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2008

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2008 BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 14/MEN/VII/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi - 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 5 (1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15/PRT/M/2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN,

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 02/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. bahwa Keputusan Menteri Kehutanan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat :

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat : No.604, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. JDIH. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.202,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.6/Menhut-II/2012 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG KEHUTANAN TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. bahwa Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN 2010 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2008 18 Januari 2008 Tentang: ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DAFTAR ISI PENGANTAR I. Direktorat

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KESEMBILAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2014, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

2014, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I No.2023, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN LHK. Pelimpahan. Urusan. Pemerintahan. (Dekonsentrasi) Bidang Kehutanan. Tahun 2015 Kepada 34 Gubernur. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 05 TAHUN 1984 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA WANABAKTI Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : 1. bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam 2.1.1 Sejarah Singkat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Balai Besar KSDA Jawa Timur merupakan salah satu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA NOMOR 193 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA NOMOR 193 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA NOMOR 193 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Draft 19 April 2009 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 9 /Menhut-II/2011. /Menhut-II/2009 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG KEHUTANAN TAHUN 2011

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

Lebih terperinci

2011, No.68 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Ind

2011, No.68 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Ind No.68, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Bidang Kehutanan. 9PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 9/Menhut-II/2011. /Menhut-II/2009 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4

DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4 i DAFTAR ISI Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 18 Tahun 2010 Tanggal : 22 November 2010 Tentang : Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral BAB I : KEDUDUKAN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN MENTERI KESEHATAN PERATURAN MENTER! KESEHATAN NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! KESEHATAN, Menimbang Mengingat bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional. No.224, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 43 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA Diubah dengan Perwal Nomor 93Tahun 2012 WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, bahwa

Lebih terperinci

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI PROFIL DINAS KABUPATEN WONOGIRI Alamat : Jln. Diponegoro Km 3,5 Bulusari, Bulusulur, Wonogiri Telp : (0273) 321929 Fax : (0273) 323947 Email : dinaslhwonogiri@gmail.com Visi Visi Dinas Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. No.998, 2014 BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN

Lebih terperinci

2 kebutuhan penyelenggaraan jaringan dokumentasi dan informasi hukum di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang terintegrasi, sehingga

2 kebutuhan penyelenggaraan jaringan dokumentasi dan informasi hukum di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang terintegrasi, sehingga BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1163, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Dokumentasi. Informasi Hukum. Jaringan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 TENTANG STANDAR DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNIS APARATUR SIPIL NEGARA PENYELENGGARA URUSAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT 1 PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS BINA MARGA, PENGAIRAN, PERTAMBANGAN DAN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 113 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 23 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci