BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.
|
|
- Devi Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari permainan. Permainan dapat dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Permainan dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk mengakrabkan diri dengan lingkungan, karena pada umumnya permainan dilakukan untuk mengisi waktu luang atau sebagai hiburan. Permainan berasal dari kata main yang berarti melakukan perbuatan untuk bersenang-senang (Direktorat Permuseuman, 1998:1). Permainan yang sudah ada sejak zaman dahulu dan diwariskan secara turun temurun dalam masyarakat disebut dengan permainan tradisional (Dharmamulya, 2008:27). Setiap masyarakat di suatu daerah umumnya memiliki permainan tradisional. Masyarakat Jepang adalah salah satu masyarakat yang masih melestarikan permainan tradisional di daerahnya. Walaupun negara Jepang merupakan salah satu negara yang sudah modern dan maju dari segi teknologi dan perekonomian, namun hal tersebut tidak menjadikan masyarakat Jepang lupa dengan tradisi yang ada. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan permainan tradisional Jepang yang masih diwariskan dalam masyarakatnya hingga saat ini. Beberapa contoh permainan tradisional Jepang yang masih dilestarikan diantaranya permainan shogi yaitu permainan catur khas Jepang, takeuma yaitu permainan yang serupa dengan permainan engrang, henetsuki yaitu permainan yang serupa dengan badminton tapi tidak menggunakan net, permainan kagome kagome yaitu permainan menebak orang 1
2 2 sambil menyanyikan lagu, permainan sugoroku yaitu permainan ular tangga khas Jepang, serta berbagai macam permainan tradisional Jepang lainnya (Nurmasari, 2012). Diantara permainan tradisional di Jepang, terdapat pula permainan tradisional yang bersifat magis atau mistis. Dikatakan bersifat magis karena dalam permainan tersebut terdapat fenomena supernatural, seperti munculnya sosok roh atau hantu pada saat dilakukannya permainan tersebut. Diantaranya yaitu permainan Kokkuri san, ushi no koku mairi, shinrei shashin, dan hangonko. Permainan Kokkuri san merupakan sebuah permainan ramalan yang bertujuan untuk memanggil roh agar bersedia menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemainnya. Permainan kokkuri san terkenal di kalangan para pelajar di Jepang. Jika melakukannya hanya setengah jalan, maka hal yang buruk akan ditemui (Gou, 2014). Selain permainan kokkuri san, permainan lainnya yang juga bersifat magis adalah ushi no koku mairi. Permainan ushi no koku mairi merupakan ritual ilmu hitam untuk mengutuk dan membunuh orang melalui perantara boneka jerami. Permainan ini serupa dengan ritual penggunaan boneka voodoo (Alvarado, 2014:171). Shinrei shasin merupakan permainan mencari hantu dengan menggunakan kamera, sehingga dalam foto tersebut terdapat penampakan hantu (Yoda dan Alt, 2012:154). Selain itu terdapat pula permainan hangonko yaitu permainan memanggil arwah orang yang sudah meninggal dengan menggunakan dupa hangon (Yoda dan Alt, 2012:148). Keberadaan permainan magis di negara Jepang menunjukkan bahwa masyarakat Jepang masih mempercayai mitos-mitos yang berkaitan dengan hal supernatural. Seperti mitos kami atau dewa, youkai, yuurei, termasuk juga mitos
3 3 mengenai permainan tradisional yang bersifat magis. Kepercayaan pada mitos-mitos dan adanya alam gaib tersebut tidak terlepas dari pengaruh ajaran Shinto yang merupakan agama tertua yang dianut oleh masyarakat Jepang. Agama Shinto serupa dengan ajaran Taoisme yaitu mempunyai kepercayaan terhadap adanya kekuatan dan tenaga gaib dari alam, seperti percaya dengan adanya roh yang menghuni setiap benda atau tempat (Danandjaja, 1997: ). Walaupun Negara Jepang sudah menjadi negara yang modern, namun pengaruh dari kepercayaan Shinto yang sudah melekat pada diri masyarakat Jepang sejak dahulu menyebabkan banyak dari masyarakatnya yang masih percaya dengan mitos-mitos tentang hal supernatural. Mitos mengenai hal supernatural juga sudah banyak menjadi inspirasi bagi para sastrawan Jepang untuk menuangkannya dalam karya sastra mereka. Tidak ketinggalan juga terdapat karya sastra Jepang yang membahas mitos mengenai permainan tradisional yang bersifat magis atau mistis. Salah satunya yaitu komik Jigoku Sensei Nube yang merupakan karya dari Makura Shou dan Okano Takeshi. Komik Jigoku Sensei Nube karya Makura Shou dan Okano Takeshi dipilih menjadi sumber data dalam penelitian ini karena memiliki beberapa alasan yaitu, pertama karena dalam komik Jigoku Sensei Nube menceritakan mitos-mitos yang terdapat dalam masyarakat Jepang, salah satu diantaranya adalah mitos yang berkaitan dengan permainan tradisional Jepang yang bersifat magis. Terdapat beberapa volume dalam komik Jigoku Sensei Nube yang menceritakan tentang beberapa permainan tradisional Jepang, diantaranya yaitu permainan Kokkuri san, ushi no koku mairi, shinrei shashin, dan hangonko. Pada volume tersebut, pengarang
4 4 komik Jigoku Sensei Nube yaitu Makura Shou dan Okano Takeshi menampilkan secara menyeluruh tentang gambaran dari permainan Kokkuri san, ushi no koku mairi, shinrei shashin, dan hangonko, mulai dari alat-alat yang digunakan dalam permainan, syarat, hingga cara bermain permainan tersebut. Selain itu dalam komik ini juga menampilkan akibat dari dilakukannya permainan-permainan tersebut yang secara keseluruhan berdampak negatif pada akhir cerita. Alasan kedua dipilihnya komik Jigoku Sensei Nube sebagai sumber data adalah desain tokoh-tokoh yang digambar oleh Okano Takeshi terutama tokoh makhluk supernatural yang muncul dalam komik Jigoku Sensei nube merupakan desain yang diangkat dari lukisan karya Toriyama Sekien yang merupakan seorang pelukis yang terkenal dengan lukisan supernatural Jepang. Sehingga sosok makhluk supernatural yang muncul dalam komik Jigoku Sensei Nube benar-benar menyerupai sosok yang sering muncul dalam mitologi Jepang. Selain itu, komik Jigoku Sensei Nube sudah diterjemahkan dalam beberapa bahasa, diantaranya yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Komik ini juga sudah diangkat menjadi serial anime dengan judul yang sama yang diproduksi oleh Toei Animation dan juga sudah diangkat menjadi drama live action pada tahun Berdasarkan hal tersebut, maka dipilihlah komik Jigoku Sensei Nube karya Makura Shou dan Okano Takeshi sebagai sumber data dalam penelitian ini.
5 5 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, didapatkan beberapa permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu. 1. Bagaimanakah bentuk permainan Kokkuri san, ushi no koku mairi, shinrei shashin, dan hangonko dalam komik Jigoku Sensei Nube karya Makura Shou dan Okano Takeshi? 2. Bagaimanakah mitos permainan Kokkuri san, ushi no koku mairi, shinrei shashin, dan hangonko dalam komik Jigoku Sensei Nube karya Makura Shou dan Okano Takeshi? 1.3 Tujuan Setiap penelitian memiliki tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus Tujuan Umum Secara umum penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan apresiasi dan minat masyarakat pembaca terhadap karya-karya sastra prosa, khususnya karya sastra berupa komik. Selain itu melalui penelitian ini diharapkan juga mampu memberikan pengetahuan tambahan bagi masyarakat mengenai mitos dan permainan tradisional yang ada dalam masyarakat Jepang Tujuan Khusus Secara khusus tujuan penelitian ini ialah.
6 6 1. Untuk mengetahui bentuk permainan Kokkuri san, ushi no koku mairi, shinrei shashin, dan hangonko dalam komik Jigoku Sensei Nube karya Makura Shou dan Okano Takeshi. 2. Untuk mengetahui mitos permainan Kokkuri san, ushi no koku mairi, shinrei shashin, dan hangonko dalam komik Jigoku Sensei Nube karya Makura Shou dan Okano Takeshi. 1.4 Manfaat Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi, baik kepada masyarakat maupun kepada para peneliti selanjutnya. Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam menganalisis karya sastra, khususnya berupa komik dengan menggunakan teori antropologi sastra untuk menggali unsur-unsur kebudayaan yang terdapat dalam karya sastra. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran mengenai teori antropologi sastra dan teori semiotika yang lebih mendalam bagi peneliti selanjutnya Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengetahui bentuk permainan Kokkuri san, ushi no koku mairi, shinrei shashin, dan hangonko dalam komik Jigoku Sensei Nube karya Makura Shou dan Okano Takeshi.
7 7 Selain itu penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan informasi, baik kepada pelajar bahasa Jepang maupun masyarakat untuk mengetahui mitos-mitos yang terkait dengan permainan tersebut. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Sebuah penelitian memerlukan ruang lingkup penelitian agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas dan tidak melenceng dari pokok pembahasan. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah meneliti bentuk beberapa permainan tradisional masyarakat Jepang, yaitu Kokkuri san, ushi no koku mairi, shinrei shashin, dan hangonko yang terdapat dalam komik Jigoku Sensei Nube karya Makura Shou dan Okano Takeshi. Penelitian ini juga membahas mitos-mitos yang terkait dengan permainan-permainan tersebut. 1.6 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah komik Jigoku Sensei Nube karya Makura Shou dan Okano Takeshi dari volume 2 sampai volume 17 karena dalam volume tersebut terdapat bentuk dan mitos permainan yang diteliti. Komik Jigoku Sensei Nube karya Makura Shou dengan illustrator Okano Takeshi diterbitkan pertama kali pada bulan September tahun 1993 oleh Shueisha Inc. di Tokyo, Jepang. Komik Jigoku Sensei Nube merupakan komik yang memiliki cerita berbeda-beda pada setiap babnya. Terdapat 276 bab dalam komik Jigoku Sensei Nube yang dimuat dalam 31 volume dan sudah tamat di Jepang pada tahun Jumlah
8 8 halaman tiap volumenya yaitu kurang lebih 150 sampai 190 halaman, sedangkan jumlah halaman tiap bab cerita adalah kurang lebih 20 halaman. Komik ini juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Alex Pribadi dengan judul Nube Guru Ahli Roh pada tahun 1999 yang diterbitkan oleh PT Widya Citralika Uyana dan dicetak juga oleh PT Gramedia-Jakarta. 1.7 Metode dan Teknik Penelitian Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami (Ratna, 2004:34). Sedangkan teknik adalah sebuah alat yang digunakan dalam penelitian yang bersifat paling kongkret (Ratna, 2004:37). Tahapan metode dan teknik penelitian meliputi metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta metode dan teknik penyajian hasil analisis Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dan teknik yang digunakan dalam tahapan pengumpulan data adalah metode pustaka yang dilanjutkan dengan menggunakan teknik catat. Metode pustaka adalah metode yang secara khusus meneliti teks, baik itu teks yang lama maupun modern (Ratna, 2004:39). Dalam tahapan pengumpulan data diawali dengan langkah mengumpulkan dan membaca sumber data penelitian yaitu komik Jigoku Sensei Nube karya Makura Shou dan Okano Takeshi dari volume 2 sampai volume 17, baik itu komik yang berbahasa Jepang maupun komik yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Langkah selanjutnya yaitu mengumpulkan dan mencatat data-data yang terkait
9 9 dengan permainan Kokkuri san, ushi no koku mairi, shinrei shashin, dan hangonko. Kemudian data-data yang sudah terkumpul tersebut diklasifikasi ke dalam masingmasing permainan yang diteliti Metode dan Teknik Analisis Data Penganalisisan data dilakukan setelah data terkumpul, diklasifikasi, dan siap untuk dianalisis. Metode yang digunakan dalam tahap penganalisisan data adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Selain itu metode deskriptif analisis juga berarti menguraikan dan memberikan pemahaman serta penjelasan secukupnya (Ratna, 2004:53). Penganalisisan data dilakukan dengan cara memaparkan data-data yang terkait dengan mitos permainan Kokkuri san, ushi no koku mairi, shinrei shashin, dan hangonko yang sudah terklasifikasi sebelumnya secara terperinci dan dijelaskan sesuai dengan teori yang digunakan. Dalam penelitian ini digunakan teori semiotika dari Marcel Danesi untuk menganalisis bentuk permainan Kokkuri san, ushi no koku mairi, shinrei shashin, dan hangonko dalam komik Jigoku Sensei Nube karya Makura Shou dan Okano Takeshi. Sedangkan untuk menganalisis mitos dari permainan tersebut digunakan teori antropologi sastra Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Metode dan teknik penyajian hasil analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode informal. Metode informal adalah penyajian analisis dengan menggunakan kata-kata biasa dalam bentuk narasi, bukan dalam bentuk angka-angka,
10 10 bagan, atau statistik (Ratna, 2004:50). Penyajian hasil analisis bentuk permainan Kokkuri san, ushi no koku mairi, shinrei shashin, dan hangonko dalam komik Jigoku Sensei Nube karya Makura Shou dan Okano Takeshi beserta mitos mengenai permainan tersebut menggunakan kata-kata biasa dalam bentuk narasi yaitu hasil analisis disajikan dalam bentuk kalimat dan pernyataan. Penelitian ini pada bab pertama dipaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup, sumber data serta metode dan teknik penelitian. Bab dua dipaparkan kajian pustaka, konsep dan kerangka teori. Bab tiga dipaparkan tentang pengarang dan karya-karyanya. Pada bab empat dipaparkan hasil dari analisis pada rumusan masalah pertama yaitu bentuk permainan Kokkuri san, ushi no koku mairi, shinrei shashin, dan hangonko dalam komik Jigoku Sensei Nube karya Makura Shou dan Okano Takeshi. Selanjutnya pada bab lima dipaparkan hasil analisis dari rumusan masalah kedua yaitu mitos permainan Kokkuri san, ushi no koku mairi, shinrei shashin, dan hangonko dalam komik Jigoku Sensei Nube karya Makura Shou dan Okano Takeshi dan bab 6 dipaparkan tentang simpulan dan saran.
MITOS PERMAINAN KOKKURI SAN, USHI NO KOKU MAIRI, SHINREI SHASHIN, DAN HANGONKO DALAM KOMIK JIGOKU SENSEI NUBE KARYA MAKURA SHOU DAN OKANO TAKESHI
SKRIPSI MITOS PERMAINAN KOKKURI SAN, USHI NO KOKU MAIRI, SHINREI SHASHIN, DAN HANGONKO DALAM KOMIK JIGOKU SENSEI NUBE KARYA MAKURA SHOU DAN OKANO TAKESHI NI WAYAN SUARJI INDRAWATI 1201705023 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. penelitian ini. Adapun penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 1.1 Kajian Pustaka Berdasarkan studi pustaka yang dilakukan baik dari skripsi, jurnal, maupun penelitian lainnya ditemukan beberapa penelitian sebelumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat mitos tersebut berasal. Tokoh-tokoh dalam mitos umumnya adalah para dewa atau makhluk setengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan sebuah negara yang dianggap telah maju oleh negaranegara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang dianggap telah maju oleh negaranegara di dunia. Tidak heran jika dikatakan demikian, dalam bidang ekonomi Jepang terkenal memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak keanekaragaman budaya tradisional termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manga merupakan sebutan untuk komik Jepang. Manga adalah suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manga merupakan sebutan untuk komik Jepang. Manga adalah suatu gambar yang disusun dengan gambar lain dan diurutkan dengan sengaja untuk menyampaikan informasi kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia memerlukan bantuan dan kerja sama dengan manusia lain, baik dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah mampu hidup seorang diri. Sejak lahir hingga dewasa manusia memerlukan bantuan dan kerja sama dengan manusia lain, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peranan seorang ibu rumah tangga dalam sebuah keluarga di Jepang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan seorang ibu rumah tangga dalam sebuah keluarga di Jepang sangat penting. Seorang istri memiliki peranan melayani suaminya, mengurus orang tua suaminya, merawat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dan juga menjadi
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang diperoleh dari studi pustaka, ditemukan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara maju, Jepang mengalami banyak fenomenafenomena yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu fenomena yang sedang menjamur di
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. Kajian pustaka berisi tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Beberapa data yang telah berhasil dikumpulkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan suatu keadaan yang mendorong atau merangsang seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan
Lebih terperinciMITOS YUUREI DALAM KOMIK KYOUKAI NO RINNE KARYA RUMIKO TAKAHASHI. Abstract
MITOS YUUREI DALAM KOMIK KYOUKAI NO RINNE KARYA RUMIKO TAKAHASHI I Gusti Ayu Salvinia Sugama Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana Abstract This research entitles
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan
1 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Mitos adalah tipe wicara, segala sesuatu bisa menjadi mitos asalkan disajikan oleh sebuah wacana. Mitos tidak ditentukan oleh objek pesannya, namun oleh bagaimana
Lebih terperinciA. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap
A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Untuk mencapai ketiga aspek tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah hasil cipta manusia berdasarkan imajinasi. keindahan, maupun sebuah kritikan dan lain sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah hasil cipta manusia berdasarkan imajinasi maupun pengalaman berdasarkan peristiwa yang dilihat maupun dialami oleh pengarang. Dalam hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam ritual yang menjadi ciri khasnya. Masyarakat Karo pada masa dahulu percaya akan kekuatan mistis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tiap-tiap individu memiliki suatu citra tertentu yang didapatkan melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tiap-tiap individu memiliki suatu citra tertentu yang didapatkan melalui suatu pengalaman. Pengalaman ini dapat diperoleh, baik secara langsung atau dengan cara tatap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadirkan mempunyai tujuaan dan manfaat di samping menyampaikan buah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang disebut karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permainan tradisional antara lain Ndolalak, Jathilan, Srandul, Reog, Nini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Permainan tradisional merupakan suatu permainan yang pada dasarnya tersebar secara lisan. Dalam masyarakat Jawa, dikenal beberapa macam jenis permainan tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembayaran-pembayaran tanpa batas atas hutang ini disebut gimu. Gimu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi bangsa Jepang, on merupakan rasa berhutang yang utama dan selalu ada dalam kehidupan manusia. Karena adanya rasa berhutang maka orang Jepang merasa berkewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari hal-hal yang bersentuhan dengan lingkungan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari hal-hal yang bersentuhan dengan lingkungan masyarakat. Interaksi yang ditimbulkan akan membentuk suatu kelompok sosial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ungkapan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan disajikan melalui bahasa yang menarik. Karya sastra bersifat imajinatif dan kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan kegiatan manusia untuk menguasai alam dan mengolahnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah mengalami perkembangan selama lebih dari bertahun-tahun. Peran
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa dan sastra adalah cermin kebudayaan dan sebagai rekaman budaya yang telah mengalami perkembangan selama lebih dari bertahun-tahun. Peran penting bahasa dan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. lain. Keluarga adalah lingkungan interaksi manusia yang pertama. Keluarga
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam menjalani kehidupannya manusia selalu membutuhkan interaksi dengan orang lain. Keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/ kanak-kanak, Gending Rare berarti nyanyian untuk bayi/ kanak-kanak. Gending Rare diketahui sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah memiliki keanekaragaman budaya yang tak terhitung banyaknya. Kebudayaan lokal dari seluruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal bahwa tradisi lisan masih hidup di berbagai suku bangsa di Indonesia. Tradisi lisan sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media Sosial sekarang ini tengah populer di kalangan masyarakat dunia, selain memberikan hiburan, media sosial juga memiliki peranan dalam memberikan informasi. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tata aturan dan norma sosial yang berlaku,hal seperti ini disebut perilaku
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap dinamika kehidupan pada setiap negara pasti akan selalu ada perilaku dari warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya
Lebih terperinciPERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL TRANSFORMASI MEDIA CERITA RAKYAT INDONESIA SEBAGAI PENGENALAN WARISAN BUDAYA NUSANTARA
PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL TRANSFORMASI MEDIA CERITA RAKYAT INDONESIA SEBAGAI PENGENALAN WARISAN BUDAYA NUSANTARA Rizky Imania Putri Siswandari 1, Muh. Ariffudin Islam 2, Khamadi 3 Jurusan Desain Komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas orang dari segala jenjang usia. Namun, apakah semua orang bisa menikmati sebuah novel tanpa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. memiliki relevansi dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka dipergunakan untuk mendukung penelitian ini lebih lanjut. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sering disebut sebagai dunia dalam kata, bukan dunia manusia. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa diterjemahkan kembali ke dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini memuat tentang hasil hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satua merupakan salah satu karya sastra dari kesusastraan Bali purwa (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng (bahasa Indonesia)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Permukaan Bulan. Bulan merupakan satu-satunya satelit alam yang dimiliki bumi. Kemunculan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Gambar 1.1 Permukaan Bulan Bulan merupakan satu-satunya satelit alam yang dimiliki bumi. Kemunculan bulan saat malam hari, membuat malam menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada peribahasa yang menyebutkan di mana ada asap, di sana ada api, artinya tidak ada kejadian yang tak beralasan. Hal tersebut merupakan salah satu kearifan nenek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Metode keilmuan adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan yang berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah Seni. Dalam seni banyak unsur kemanusiaan yang masuk di dalamnya, khususnya perasaan, sehingga sulit diterapkan untuk metode keilmuan. Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperbincangkan perempuan dan laki-laki. Perempuan selama ini selalu saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gender adalah permasalahan yang sudah menjadi topik umum setiap memperbincangkan perempuan dan laki-laki. Perempuan selama ini selalu saja dianggap sebagai kaum lemah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang disebut karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu media bagi pembelajar bahasa Jepang di Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan memperdalam bahasa Jepang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Khasanah budaya bangsa Indonesia yang berupa naskah klasik, merupakan peninggalan nenek moyang yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Naskah-naskah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, media juga mengambil peran dalam publikasi kegiatan kegiatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena kerasukan, santet, guna-guna, pelet dan sebagainya telah menjadi hal yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa ini. Fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ijime atau penganiayaan merupakan fenomena sosial yang tidak dapat diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara maju juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesusastraan Bali adalah salah satu bagian dari karya sastra yang terdapat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keindahan dalam isi dan ungkapannya. Karya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa. Hal itu menjadikan Indonesia negara yang kaya akan kebudayaan. Kesenian adalah salah satu bagian dari kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Judul Skripsi PERANCANGAN KOMIK KISAH CUPID DAN PSYCHE SEBAGAI SARANA UNTUK MENGEMBANGKAN PESAN MORAL TENTANG CINTA KASIH
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Judul Skripsi PERANCANGAN KOMIK KISAH CUPID DAN PSYCHE SEBAGAI SARANA UNTUK MENGEMBANGKAN PESAN MORAL TENTANG CINTA KASIH 1.2. Latar Belakang Masalah Cinta mengikuti perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan karya sastra tidak dapat dilepaskan dari gejolak dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Karena itu, sastra merupakan gambaran kehidupan yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk kontemplasi dan refleksi pengarang terhadap keadaan di luar dirinya, misalnya lingkungan atau masyarakat. Hal ini sejalan dengan
Lebih terperinciJURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)
JURNAL SKRIPSI MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI Oleh: DESI WIDYASTUTI K8409015 FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 Tinjauan aspek sosiokultural puisi-puisi pada harian Solopos dan relevansinya sebagai materi ajar alternatif bahasa Indonesia di SMA (harian Solopos edisi oktober-desember 2008) Oleh: Erwan Kustriyono
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Membaca karya sastra memerlukan persiapan, strategi agar karya tersebut dapat dipahami. Pembaca mesti memahami model bahasa, bentuk sastra, dan dengan sendirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran
Lebih terperinciCERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)
CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) Oleh: Dyah Susanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa shanti.kece@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan kreatif yang objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,1989:8).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nenek moyang kita telah memperkaya khazanah kebudayaan nasional sebagai aset
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebudayaan dalam perspektif klasik pernah didefinisikan oleh Koentjaraningrat sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah menjadi sektor industri yang sangat pesat dewasa ini, pariwisata sangat berpengaruh besar di dunia sebagai salah satu penyumbang atau membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang diungkapkan dalam bentuk cara bertindak, berbicara, berfikir, dan hidup. Daerah kebudayaan Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan sistem nilai yang terkandung dalam sebuah masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan yang membentuk lapis-lapis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah sesuatu yang bersifat lucu dan menghibur sehingga dapat menghilangkan stres dan membuat suasana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologis sastra atau sastera berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari akar kata Cas atau sas dan tra. Cas dalam bentuk kata kerja yang diturunkan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Bab keempat memuat kesimpulan dari uraian yang ada pada bab satu
BAB IV KESIMPULAN Bab keempat memuat kesimpulan dari uraian yang ada pada bab satu sampai dengan bab tiga. Dalam bab ini penulis akan menyimpulkan dari ketiga bab sebelumnya. Pada intinya masyarakat Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Adanya kebudayaan pada kehidupan manusia ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh manusia.
Lebih terperinciYOUKAI DALAM KOMIK INUYASHA KARYA TAKAHASHI RUMIKO. PUTU SARIN SARASWATI Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana
1 YOUKAI DALAM KOMIK INUYASHA KARYA TAKAHASHI RUMIKO PUTU SARIN SARASWATI Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana Abstract Youkai often described as magical creature
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah suatu hal yang yang tidak bisa lepas dari diri seorang manusia, dalam pribadi setiap manusia pasti memiliki rasa cinta atau rasa ingin tahu terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra memiliki kekhasan dari pengarangnya masing-masing. Hal inilah yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu karya yang sifatnya estetik. Karya sastra merupakan suatu karya atau ciptaan yang disampaikan secara komunikatif oleh penulis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agama merupakan suatu keyakinan yang dianggap benar dan dianut oleh tiap individu ataupun suatu kelompok tertentu yang percaya terhadap Tuhan, sehingga dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan didefinisikan sebagai cara-cara mendekati objek. Model pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan folklor modern. Pendekatan folklor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bagi ahli antropologi, religi merupakan satu fenomena budaya. Ia merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Bagi ahli antropologi, religi merupakan satu fenomena budaya. Ia merupakan satu ekspresi mengenai apa yang sekelompok manusia pahami, hayati, dan yakini baik
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di
Bab 5 Ringkasan Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di Jepang. Wanita kelahiran 26 Februari 1961 mengawali karir sebagai penulis komik sejak umur tujuh belas tahun. Setelah mendapatkan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. diartikan sebagai ilmu adat istiadat dan cerita rakyat yang tidak dibukukan
Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Folklor menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bisa diartikan adat istiadat, dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun. Folklor juga bisa diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai karena ada pembaca yang memberikan nilai. Sebuah karya sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sangat erat hubungannya dengan pembaca, karena karya sastra ditujukan kepada kepentingan pembaca sebagai penikmat karya. Selain itu, pembaca juga yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya di masyarakat yang penuh dengan berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dimilikinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian sastra lisan sangat penting untuk dilakukan sebagai perlindungan dan pemeliharaan tradisi, pengembangan dan revitalisasi, melestarikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melukiskan bentuk suara atau bunyi. Dunia komik, onomatope. penting demi mengekspresikan aneka ragam bunyi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena upaya manusia berbahasa adalah mencipta katakata untuk melukiskan bentuk suara atau bunyi. Dunia komik, onomatope sering dimanfaatkan sebagai elemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan berkomunikasi, karena untuk mencapai segala tujuanya, manusia memerlukan sebuah alat atau
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perempuan, sosok makhluk yang diciptakan oleh Tuhan bersama laki-laki. Awal hadirnya perempuan yaitu kehadiran Hawa, yang diciptakan untuk menemani Adam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan
Lebih terperinci