BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Asuransi adalah sebagai berikut, Asuransi atau pertanggungan adalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Asuransi adalah sebagai berikut, Asuransi atau pertanggungan adalah"

Transkripsi

1 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan Umum Asuransi Pengertian Asuransi Di Indonesia pengertian asuransi menurut UU No. 1 Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi adalah sebagai berikut, Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Sedangkan menurut KUHD pasal 246, Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang menanggung atau mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu. Definisi asuransi lainnya dapat ditemukan dalam berbagai literatur yang dikemukakan oleh para pakar. Abbas Salim (Julius, 2011 : 447), asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil yang sudah pasti

2 8 sebagai pengganti kerugian-kerugian yang besar yang belum pasti. Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa asuransi merupakan peran sangat penting dalam kehidupan ekonomi dan sebagai salah satu pertimbangan dalam pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa unsur dalam asuransi berdasarkan UU No. 2 tahun 1992, yaitu : 1. Tertanggung: anda atau badan hukum yang memiliki atau kepentingan atas harta benda. 2. Penanggung: pihak yang menerima premi asuransi dari tertanggung dan menanggung risiko atas kerugian/musibah yang menimpa harta benda yang diasuransikan. 3. Suatu peristiwa (accident) yang tidak tentu atau pasti (tidak diketahui sebelumnya). 4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa tak tertentu Jenis-Jenis Usaha Asuransi Secara garis besar, usaha asuransi terbagi atas 3 kegiatan usaha yang terpisah penyelenggaraannya yaitu kegiatan usaha asuransi kerugian (umum), asuransi jiwa, dan asuransi sosial. 1. Asuransi kerugian/umum (general insurance) Jenis asuransi yang memberikan jaminan bagi berbagai risiko yang mengancam harta benda dan berbagai kepentingan. 2. Asuransi jiwa (life insurance)

3 9 Jenis asuransi yang memberikan jaminan terhadap kehilangan jiwa seseorang. Fungsi asuransi jiwa secara umum dapat dikelompokkan menjadi beberapa unsur antar lain: - Membantu pihak yang kecelakaan. - Membayar santunan bagi pihak yang tertanggung. - Membantu usaha dari kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya pejabat kunci perusahaan. - Menghimpun dana untuk persiapan pension; dan - Menunda atau menghindari pajak pendapatan 3. Asuransi sosial Sebenarnya sama dengan kedua jenis yang telah disebutkan di atas (asuransi kerugian dan asuransi jiwa), tetapi penyelenggaraannya didasarkan pada peraturan perundangan tersendiri yang bersifat wajib serta di dalamnya terkandung tujuan tertentu dari pemerintah untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat atau sebagian anggota masyarakat Asuransi Syariah Pengertian Asuransi Syariah Asuransi syariah (Ta min, Takaful, Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk assets dan atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai syariah (Sula, 2004 : 30). Sebagai sebuah asuransi yang didirikan dengan prinsip dan nilai islam,

4 10 maka asuransi syariah memiliki karakteristik atau ciri-ciri antara lain (Janwari, 2005 : 21): 1. Akad yang dilakukan adalah akad takafuli 2. Selain tabungan peserta dibuat pula tabungan derma(tabarru ) 3. Merealisir prinsip bagi hasil Tujuan Asuransi Syariah Meminimalisir risiko financial dalam asuransi syariah biasanya berasal dari dua sumber, yaitu tabungan (premi) yang disetor, dan tabrr yang berasal dari peserta asuransi lainnya. Dilihat dari cara meminimalisir risiko, maka tujuan dari pendirian asuransi syariah, khusus di Indonesia adalah (Janwari, 2005 : 13) : 1. Menjaga konsistensi pelaksanaan syariah di bidang keuangan, mengandung pengertian bahwa pendirian asuransi syariah merupakan wujud implementasi dari nilai-nilai syariah yang terkandung dalam Al-Quran dan Al-Sunnah. 2. Antisipasi terhadap makin meningkatnya kemakmuran bangsa, mengandung arti bahwa dalam masyarakat bangsa yang telah maju, karakter individualistik lebih menonjol dibandingkan dengan karakter kolektifistik. 3. Turut meningkatkan kemakmuran bangsa dalam hal kesadaran akan pentingnya berasuransi, khususnya masyarakat islam. 4. Menumbuhkan kemampuan umat islam di bidang pengelolaan industri asuransi, mengandung arti bahwa adanya kehadiran asuransi syariah diharapkan bisa menjadi satu peluang bagi umat islam Indonesia dalam melibatkan diri sacara langsung untuk mengelola dan mengembangkan

5 11 industri asuransi yang terlepas dari unsur-unsur yang tidak dibenarkan sara Fungsi Asuransi Syariah Seiring dengan adanya tujuan asuransi, maka secara otomatis asuransi syariah memiliki fungsi tersendiri, antara lain (Janwari, 2005 : 16): 1. Fungsi dari segi pelaksanna syariat islam Asuransi syariah merupakan realisasi dari ketentuan-ketentuan yang ada dalam syariat islam itu sendiri. Hal ini berarti bahwa prinsip oprasional yang digunakan asuransi syariah mengacu pada syari at islam, bukan pada sisitem ekonomi kapitalis atau system ekonomi yang selama ini menjadi dasar pikiran asuransi konvensional. 2. Fungsi segi pembangunan nasional Kehadiran asuransi syariah memiliki fungsi untuk mensejahterakan dan menentramkan kehidupan rakyat ketika tertimpa musibah atau bencana. 3. Fungsi dari segi pengelolaan dan pendayagunaan ekonomi umat Kehadiran asuransi syariah sebagai sebuah lembaga keuangan syariah bisa lebih mengelola dan mendayagunakan potensi ekonomi umat islam secara maksimal Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah Para ulama dan ahli ekonomi islam mengemukakan bahwa asuransi syariah atau asuransi takaful ditegakkan atas tiga prindip utama, yaitu ( : 1. Saling bertanggung jawab

6 12 Para peserta asuransi takaful memeiliki rasa tanggung jawab bersama untuk saling membantu dan menolong peserta lain yang mengalami musibah atau kerugian dengan niat ikhlas, karena memikul tanggung jawab dengan niat ikhlas adalah ibadah. 2. Saling bekerja sama atau saling membantu Peserta asuransi takaful yang satu dengan yang lain saling bekerja sama dan saling tolong menolong dalam mengatasi kesulitan yang dialami karena sebab musibah yang diderita. 3. Saling melindungi penderiaan satu sama lain Peserta asuransi takaful akan berperan sebagai pelindung bagi peserta lain yang mengalami gangguan keselamatan berupa musibah yang dideritanya Produk Asuransi Syariah Dilihat dari sisi dana, produk asuransi syariah terbagi dalam dua jenis, yaitu : Pertama, produk yang memiliki unsur tabungan, ada yang diperuntukkan untuk perorangan/individu, ada juga untuk kelompok. Kedua, produk yang tidak memiliki unsur tabungan (Anwar, 2007 : 33). Mekanisme pengelolaan dana yang memiliki unsur tabungan adalah setiap premi yang dibayarkan peserta akan dimasukkan kedalam dua rekening. 1. Rekening tabungan Rekening milik peserta untuk menampung seluruh tabungan dan hasil keuntungnan yang menjadi hak milik peserta. Rekening tabungan ini dapat diambil peserta jika perjanjiaan berakhir, peserta mengundurkan diri, atau

7 13 peserta meninggal dunia. 2. Rekening khusus Rekening yang akan menampung seluruh dana tabarru (iuran kebajikan) yang telah diniatkan peserta untuk dana tolong menolong manakala ada peserta lain yang tertimpa musibah Asuransi Konvensional Pengertian Asuransi Konvensional Menurut kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUH Dagang), asuransi merupakan suatu perjanjian, dengan mana seseorang menanggung atau mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu (Pasal 246 KUH Dagang). berikut: Dengan demikin, elemen-elemen dari suatu asuransi adalah sebagai 1. Adanya pihak tertanggung. 2. Adanya pihak penanggung. 3. Adanya kontrak asuransi. 4. Adanya kerugian. 5. Adanya peristiwa tertentu yang akan memungkinkan akan terjadi. 6. Adanya uang premi yang dibayar oleh penaggung kepada tertanggung. Di Indonesia pengertian asuransi menurut UU No. 1 Tahun 1992 tentang

8 14 Usaha Asuransi adalah sebagai berikut, Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan ( Fuady, 2008 : 249) Tujuan Asuransi Konvensional Pada asuransi konvensional tujuannya adalah transfer of risk (memindahkan risiko), inilah hakekat tujuan utama orang berasuransi. Abbas Salim mengatakan bahwa tujuan asuransi konvensional adalah transfer of risk (pemindahan risiko) individu kepada perusahaan asuransi. Karena itu, tujuan pertanggungan terutama untuk mengurangi risiko-risiko yang kita temu pada masyarakat (Sula, 2004 : 304). Dalam pandangan ekonomi, asuransi suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan atau transfer of risk dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan financial. Jadi, berdasarkan konsep ekonomi, asuransi berkenaan dengan pemindahan dan mengkombinasikan risiko Manfaat Asuransi Konvensional Kebutuhan asuransi semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari

9 15 baik perorangan, maupun dunia usaha. Maka asuransi mempunyai banyak manfaat, antara lain (Darmawati, 2000 : 4): 1. Asuransi melindungi risiko investasi Kemampuan untuk menanggung risiko merupakan unsur fundamental dalam perekonomian bebas. Bilamana suatu perusahaan berusaha untuk memperoleh keuntungan dalam bidang usahanya, maka kehadiran risiko dan ketidakpastian tidak dapat dihindari. 2. Asuransi sebagai sumber dana investasi Pembangunan ekonomi memerluka dukungan investasi dalam jumlah memadai yang pelaksanaannya berdasarkan kemampuan sendiri. Perusahaanperusahaan asuransi mampu menghimpun dana (dalam bentuk premi asuransi) dalam jumlah yang tidak kecil. Penginvestasian kembali dana tersebut nerupakan sumber modal yang sangat berarti dalam mempercepat laju perkembangan ekonomi. 3. Asuransi untuk melengkapi persyaratan kredit Kreditor lebih percaya pada perusahaan yang risiko kegiatan usahanya diasuransikan. Pemberi kredit tidak hanya tertarik dengan keadaan perusahaan serta kekayaan yang ada pada saat ini, tetapi juga sejauh mana perusahaan tersebut telah melindungi diri dari kejadian-kejadian yang tidak terduga di masa depan. 4. Asuransi dapat mengurangi kekhawatiran Perusahaan asuransi tidak kuasa mencegah terjadinya kerugian-kerugian yang tidak terduga. Fungsi utama asuransi adalah mengurangi kekhawatiran akibat

10 16 ketidakpastian. Jadi, perusahaan asuransi tidaklah mengurangi ketidakpastian terjadinya penyimpangan yang tidak diharapkan. 5. Asuransi mengurangi biaya modal Dalam rangka menarik modal ke dalam perusahaan-perusahaan yang menanggung biaya besar, maka return atas modal yang telah diinvestasikan harus cukup besar. Tingkat risiko dan pengembalian modal berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. 6. Asuransi menjamin kestabilan perusahaan Perusahaan-perusahaan dewasa ini menyadari arti penting dari asuransi sebagai salah satu yang menciptakan goodwill (jasa baik) antar kelompok pimpinan dan karyawan. Perusahaan-perusahaan telah menyediakan polis secara berkelompok untuk para karyawan tertentu dengan cara perusahaan membayar keseluruhan atau sebagian dari premi yang telah ditetapkan. 7. Asuransi dapat meratakan kemiskinan Dalam dunia usaha yang penuh dengan persaingan, kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh kemungkinan bahaya di masa depan tidak dapat diperhitungkan sebagai salah satu komponen harga pokok barang yang dijual. Dengan berusaha menentukan biaya-biaya kebetulan yang mungkin dialami pada masa yang akan datang melalui program asuransi, pihak perusahaan akan mempertimbangkan atau memperhitungklan biaya tersebut sebagai salah satu elemen dari total biaya untuk produksi yang akan dijual. 8. Asuransi dapat menyediakan layanan profesional Dunia asuransi dewasa ini sudah banyak bergerak di bidang usaha yang

11 17 bersifat teknis, lebih-lebih dengan adanya perkembangan pesat dalam bidang teknologi. Usaha-usaha untuk memberikan bantuan teknis baimk kepada individu maupun perusahaan-perusahaan itu agar perusahaan-perusahaan tersebut dapat melakukan operasinya dengan baik. 9. Asuransi mendorong usaha pencegahan kerugian Dewasa ini perusahaan-perusahaan asuransi banyak melakukan usaha yang sifatnya mendorong perusahaan tertanggung untuk melindungi diri dari bahaya yang dapat menimbulkan kerugian. Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang usaha menyadari perlindungan kerjasama dengan perusahaan asuransi dapat menghilangkan atau memperkecil kemungkinan yang dapat menimbulkan kerugian Perbedaan antar Asuransi Syariah dan Konvensional Perusahaan asuransi secara umum ada dua, yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional. Namun, terdapat perbedaan diantara asuransi syariah dan asuransi konvensional. Perbedaan tersebut antara lain: Tabel 2.1 Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional No Keterangan Asuransi Syariah Asuransi Konvensional 1 Pengawas Dewan Adanya DPS yang Tidak ada Syariah (DPS) berfungsi untuk mengawasi prinsip operasional yang digunakan. 2 Akad Saling tolong menolong. Jual beli atau tukar menukar 3 Investasi Dana Investasi dana Berdasarkan prinsip bunga berdasarkan syariah

12 18 4 Kepemilikan Dana 5 Pembayaran Klaim 6 Keuntungan Profit Sumber: (Janwari, 2005 : 104) dengan sistem bagi hasil (mudharabah) Dana yang terkumpil dari peserta merupakan milik peserta. Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelola. Dari rekening tabarru (dana kebajikan) seluruh peserta yang sejak awal sudah diikhlaskan oleh peserta untuk keperluan tolong menolong bila terjadi musibah. Dibagi antara perusahaan dengan peserta sesuai dengan prinsip bagi hasil. Dana yang terkumpul dari peserta menjadi milik perusahaan sehingga perusahaan bebas untuk menginvestasikannya. Dari rekening dana perusahaan. Seluruhnya menjadi milik perusahaan Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada perusahaan merupakan output atau hasil akhir dari kegiatan akuntansi yang mencerminkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan hasil operasi perusahaan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi sangat berguna untuk mengambil keputusan. Menurut Munawir (2004 : 2) mengemukakan pengertian laporan keuangan sebagai berikut, Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut. Selanjutnya menurut Harahap (2002 : 7) mengemukakan bahwa, Laporan

13 19 keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya. Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 revisi 2013 Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Dari beberapa penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan informasi kondisi keuangan pada periode tertentu yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang digunakan untuk melihat kinerja suatu perusahaan untuk mengambil keputusan Tujuan Laporan Keuangan Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian informasi perusahaan, laporan keuangan pada Fahmi (2011 : 5) disebutkan bahwa, Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter. Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 revisi 2013 Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

14 20 kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Dari defenisi di atas tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasai kepada pemakai laporan keuangan dan digunakan untuk mengambil keputusan perusahaan Pihak-pihak yang memerlukan Laporan Keuangan Pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik bagi pihak internal maupun bagi pihak eksternal perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan tersebut, yaitu (Dermawan dan Djahotman, 2013 : 9) : 1. Pemilik atau pemegang saham (Stock holder) Mereka sangat berkepentingan untuk melihat kondisi keuangan perusahaan saat ini, sekaligus melihat kinerja manajemen atas target yang telah di tetapkan sebelumnya. Artinya berkaitan erat dengan sukses tidaknya perusahaan dalam menghasilkan laba/keuntungan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik/pemegang saham. 2. Manajemen (Management) Secara garis besarnya sebagai cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain jika mencapai atau memperoleh target yang ditetapkan, berarti ada penghargaan dan jika sebaliknya ada teguran bahkan peumutusan hubungan kerja.

15 21 3. Kreditor (Creditor) Apakah dana yang dipinjamkan perusahaannya serta konsekuensinya (bunga) dapat dibayar dan pokok pinjaman yang harus dikembalikan. 4. Pemerintah (Government) Apakah perusahaan jujur melaporkan laporan keuangan sesungguhnya, sudah barang tentu berkaitan dengan kewajiban pajak yang dibayar kepada pemerintah/negara secara adil dan jujur Kinerja Perusahaan Pengertian Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi suatu perusahaan dilihat dari laporan keuangan dengan menggunakan analisis keuangan, sehingga dapat kita mengetahui baik buruknya kinerja perusahaan. Hal ini sangat penting agar sumber daya yang digunakan secara optimal. Menurut Munawir (2007 : 30) yang dimaksud dengan kinerja keuangan perusahaan adalah pengukuran prestasi yang dicapai oleh perusahaan yang mencerminkan kondisi kesehatan dari suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu. Pengukuran prestasi pada umumnya didasarkan atas laba yang dihasilkan dibandingkan dengan investasi yang ditanam dalam perusahaan. Tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan, yaitu untuk mengevaluasi perubahan atas dasar sumber daya yang dimiliki perusahaan apakah menunjukan kenaikan, statis atau penurunan kemudian dengan informasi mengenai perubahan-perubahan tersebut.

16 Pengukuran Kinerja Perusahaan Pengukuran kinerja keuangan merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan tetap menahankan investasi mereka diperusahaan tersebut atau mencari alternative lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik (Munawir, 1995 : 85). Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai performing measurement (pengukuran kinerja) adalah kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu (Hanafi, 2003 : 69) Economic Value Added (EVA) Pengertian Economic Value Added (EVA) Ecomic Value Added (EVA) dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Nilai Tambah Ekonomis. Economic Value Added (EVA) merupakan salah satu pengukur kinerja perusahaan yang mencoba mengukur nilai tambah yang dicapai perusahaan yang dapat dihitung dengan cara laba usaha setelah pajak

17 23 sebelum beban bunga (net operating after tax) dikurangi biaya modal (Rousanna, 1997). Economic Value Added (EVA) atau disebut juga dengan nilai tambah ekonomis (NITAMI) diartikan sebagai suatu konsep yang dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam pengukuran laba operasi perusahaan harus dengan adil mempertimbangkan harapan harapan setiap penyedia dana (kreditur dan pemegang saham). Derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang dan struktur modal yang ada (Widayanto, 1993 : 51). Berdasarkan pendapat pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Economic Value Added (EVA) adalah keuntungan operasional setelah pajak, dikurangi biaya modal yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil harapan-harapan para pemegang saham dan kreditur. Economic Value Added (EVA) merupakan perangkat finansial untuk mengukur keuntungan nyata perusahaan. Hal ini membuat perhitungan Economic Value Added (EVA) lain dengan perhitungan analisis rasio keuangan lainnya. Perbedaan tersebut dikarenakan pada perhitungan dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA) dilibatkannya biaya modal operasi setelah laba bersih, dimana hal tersebut tidak dilakukan dalam perhitungan konvensional. Setiap perusahaan tentunya menginginkan nilai Economic Value Added (EVA) akan naik terus menerus, karena Economic Value Added (EVA) adalah tolok ukur fundamental dari tingkat pengembalian modal (return of capital). Ada beberapa cara untuk meningkatkan nilai Economic Value Added (EVA)

18 24 perusahaan yaitu (Widayanto, 1993 : 32-33): a. Meningkatkan keuntungan (profit) tanpa menambah modal b. Mengurangi pemakaian modal c. Melakukan investasi pada proyek proyek dengan tingkat pengembalian tinggi. Analisis Economic Value Added (EVA) ini mencoba melihat dari segi ekonomis dalam pengukuran kinerja perusahaan dengan adil atas dasar konsep kepuasan stake holder (seluruh anggota perusahaan), bentuknya adalah dengan mempertimbangkan harapan harapan karyawan, pelanggan, dan pemberi modal (investor/pemegang saham). Derajat keadilannya adalah ditunjukkan oleh biaya modal rata rata tertimbang dan berpedoman terhadap nilai pasar Manfaat Economic Value Added (EVA) Manfaat dari penerapan EVA antara lain (Utama, 1997 : 12): a. Dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan yang berfokus pada penciptaan nilai (value creation). b. Dapat meningkatkan kesadaran manajer bahwa tugas mereka adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan serta nilai pemegang saham. c. Dapat membuat para manajer berfikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan. d. EVA membuat para manajer agar memfokuskan perhatian pada kegiatan yang

19 25 menciptakan nilai dan memungkinkan mereka untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan kriteria maksimum nilai perusahaan. e. EVA sebagai motivator perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya. f. EVA dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya modal Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) sebagai alternatif pengukuran kinerja perusahaan yang relatif baru, memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan (Utama, 1997 : 10). Keunggulan yang dimiliki metode Economic Value Added (EVA) antara lain : a. Konsep Economic Value Added (EVA) merupakan alat ukur yang dapat berdiri sendiri tidak memerlukan adanya suatu perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam satu industri, dan tidak perlu pula membuat suatu analisis kecenderungan dengan tahun tahun sebelumnya. b. Konsep Economic Value Added (EVA) adalah pengukur kinerja perusahaan yang melihat segi ekonomis dalam pengukurannya, yaitu dengan memperhatikan harapan harapan pada pemilik modal (kreditur dan pemegang saham) secara adil. Dimana derajat keadilannya dinyatakan dalam ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar, bukan nilai buku. c. Konsep Economic Value Added (EVA) dapat dipakai sebagai tolok ukur dalam

20 26 pemberian bonus bagi karyawan. Disamping itu Economic Value Added (EVA) juga merupakan tolok ukur yang tepat untuk memenuhi konsep kepuasan stake holder yakni bentuk perhatian perusahaan kepada karyawan, pelanggan dan pemberi modal (kreditur dan investor). d. Walaupun konsep Economic Value Added (EVA) berorientasi pada kinerja operasional akan tetapi sangat berpengaruh untuk dipertimbangkan dalam penentuan arah strategis perkembangan portofolio perusahaan. Disamping keunggulan keunggulan yang dimiliki oleh Economic Value Added (EVA) terdapat pula beberapa kelemahan EVA (Mirza, 1997 : 68) : a. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitasaktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen. b. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham-saham tertentu, padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih dominan. c. Konsep ini tergantung pada transparansi perhitungan EVA secara akurat, dalam kenyataanya seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi internalnya Cara Menentukan Economic Value Added (EVA) Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan EVA menurut (Rousana, 1997 : 19) : a. Menghitung biaya modal utang (Cost of Debt)

21 27 b. Menghitung biaya modal saham (Cost of Equity) c. Menghitung struktur permodalan dari neraca. Struktur modal biasanya terdiri dari utang dan ekuitas, sehingga dicari: Komposisi utang = rasio utang terhadap jumlah modal Komposisi utang = rasio modal saham terhadap jumlah modal d. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital) e. Menghitung EVA EVA = laba operasi bersih sesudah pajak (NOPAT) biaya modal Tolok Ukur Penilaian Kinerja Keuangan dalam EVA Dalam EVA, penilaian kinerja keuangan diukur dengan ketentuan: a. Jika EVA > 0, maka kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik, karena perusahaan bisa menambah nilai bisnis. b. Jika EVA = 0, maka secara ekonomis impas karena semua laba digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham. c. Jika EVA < 0, maka kinerja keuangan perusahaan tersebut dikatakan tidak sehat, karena perusahaan tidak bisa memberikan nilai tambah Analisis Rasio Keuangan Pengertian Analisis Rasio

22 28 Analisis rasio (Analysis Ratio) merupakan salah satu analisis paling populer dan bnayak digunakan karena sangat sederhana yang menggunakan operasi aritmatika, namun interprestasinya snagat kompleks (Dermawan dan Djahotman, 2013 : 36). Analisis rasio sangat bermakna untuk investigasi lebih lanjut karena angka rasio yang diperoleh dari pos yang sangat terkait dan hubungannya secara ekonomis. Sebagai contoh terdapat hubungan antara harga jual produk terhadap biaya produk tersebut. Sebaliknya tidak ada hubungan yang jelas antara biaya angkut dengan efek atau surat berharga Keterbatasan Analisis Rasio antara lain: Keterbatasan analisis rasio menurut (Dermawan dan Djahotman, 2013:36) 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat digunakan untuk kepentingan pemakai. 2. Jika ada dua atau lebih perusahaan yang dibandingkan tetapi teknik dan standar akuntansi yang dipakai berbeda, amak dipastikan tidak tepat analisis rasionya. 3. Jika data yang tersedia tidak sinkron ataupun tidak tersedia, maka sulit untuk menghitung rasio.

23 Jenis-Jenis Rasio Keuangan Pada dasarnya analisis rasio keuangan dikelompokkan ke dalam empat macam kategori, yaitu (Dermawan dan Djahotman, 2013 : 36) : a. Rasio Likuiditas Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan membatar kewajiban jangka pendek (utang lancar) pada saat jatuh tempo menggunakan aktiva lancar. Rasio likuidasi meliputi: current ratio, cash ratio, dan quick raio. b. Rasio Struktur Modal dan Solvabilitas Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Rasio Struktur Modal dan Solvabilitas meliputi: total debt to total asset ratio, total debt to total equity ratio, long term debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, dan lain-lain. c. Rasio Aktivitas Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan memanfaatkan aktiva yang dimilikidalam mem[peroleh penghasilan melalui penjualan. Beberapa rasio yang digunakan adalah account receivable turn over, inventory turn over ratio,working capital turn over, dan total assets turn over. d. Rasio Rentabilitas (Profitabilitas) Rasio ini merupakan pengukuran kemampuan suatu perusahaan untuk

24 30 menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu pada periode tertentu. Beberapa rasio yang sering digunakan adalah gross profit margin, net profit margin, return on equity (ROE). e. Rasio Ukuran Pasar Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam mempertahankan bahkan meningkatkan harga pasar sahamnya di pasar modal. Beberapa rasio yang sering digunakan adalah earning per share, price earning ratio, devident yield ratio, dan devident payout ratio Analisis Laporan Keuangan Berukuran Sama (Cammon Size Statement) Analisis laporan keuangan berukuran sama (comman size financial statement analaysis) bertujuan untuk melihat struktur daftar neraca dan daftar laba rugi untuk pos tertentu terhadap sub total dan atau total pos yang dinyatakan dalam persentase saja. Untuk neraca sub total atau total diberikan nilai 100 persen, untuk rugi laba, penjualan bersih diberikan nilai 100 persen. Analisis comman size disebut juga analisis vertikal karena evaluasi pos tertentut terhadap sub total atau total pos tersebut dilakukan dari atas ke bawah untuk laporan neraca, sedangkan untuk laporan laba rugi dilakukan dari bawah ke atas (Dermawan dan Djahotman, 2013 : 36) Analisis laporan keuangan comman size berguna dalam memahami pembentukan internal laporan keuangan. Sebagai contoh, dalam analisis neraca, analisis comman size menekankan pada dua factor:

25 31 1. Sumber Pendanaan- termasuk distribusi kewajiban lancer, kewajiban tidak lancar, dan ekuitas. 2. Komposisi Aset- termasuk untuk jumlah masing-masing asset lancer dan asset tidak lancer (Subramanyam dan wild, 2014 : 38) Analisis Tren Angka Indeks (Trend Index Analysis) Penggunaan analisis perubahan tahun ke tahun untuk membandingkan laporan keuangan lebih dari dua atau tiga kadang kala merepotkan. Sebuah alat yang digunakan untuk perbandingan tren jangka panjang adalah analisis tren angka indeks. Analisis ini memerlukan pemilihan tahun dasar untuk seluruh pos, yang biasanya diberi angka indeks 100. Karena tahun dasar menjadi rujukan untuk semua perbandingan, pilihan terbaik adalah tahun dengan kondisi bisnis normal (Subramanyam dan wild, 2014 : 37). Angka indeks tahun sekarang = 2.2 Penelitian Terdahulu saldo tahun sekarang X100% saldo tahun dasar Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Simu dan Yulistianto (2013) yang berjudul Analisis Komparasi Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Nasional dengan Perusahaan Asuransi Jiwa Patungan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kinerja keuangan perusahaan asuransi jiwa nasional secara rata-rata berada di bawah kinerja perusahaan asuransi patungan. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih

26 32 serius dari perusahaana asuransi jiwa nasional untuk mengejar ketertinggalannya. 2. Nawang (2008) yang berjudul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah dan Konvensional Berdasarkan Metode RBC. Hasil dari penelitian ini bahwa Tidak ada perbedaan mendasar dalam perhitungan kinerja keuangan antara PT. Asuransi Takaful Keluarga dengan PT. Asuransi Allianz Life Indonesia bila dilihat dari perhitungan tingkat solvabilitas karena sama-sama menggunakan metode RBC dan rasio selain BTSM. 3. Antonio, Ali, dan Akbar (2011) yang berjudul Analisis Perbandingan Efisiensi Takaful dan Asuransi Konventional di Malaysia. Data input-output dianalisis untuk mengukur dan membandingkan tingkat efisiensi asuransi takaful dan konvensional menggunakan DEA (Data Envelopment Analysis), yang diukur dengan input pendekatan (efisiensi biaya). Studi ini menyimpulkan bahwa efisiensi biaya keseluruhan perusahaan asuransi konvensional di Malaysia adalah lebih baik dari perusahaan takaful, di takaful 2011 memiliki tingkat efisiensi biaya yang lebih baik secara keseluruhan pada tahun 2010 dan Tahira (2014) yang berjudul Perbandingan Kinerja Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional di Pakistan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa perusahaan asuransi syariah melakukan dengan baik. Likuiditas rasio, risiko dan rasio solvabilitas, dan rasio kecukupan modal memberikan hasil yang signifikan dari nilai p dan hasil profitabilitas tidak signifikan. Studi ini akan

27 33 membantu investor, pelanggan dan lembaga dalam membuat keputusan tentang pilihan perusahaan asuransi. 5. Abdou, Ali, dan Lister (2014) yang berjudul Sebuah Studi Perbandingan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional: bukti empiris dari pasar Malaysia. Hasil dari penelitian ini adalah Menurut statistik deskriptif, asuransi konvensional tampil lebih baik dari operator asuransi syariah dalam hal kinerja keuangan dan efisiensi manajerial, terlihat dari signifikansi statistik dari ROA dan ROE dari asuransi konvensional. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa asuransi konvensional mempertahankan basis modal yang relatif lebih tinggi dari operator asuransi syariah. No Nama Peneliti 1 Simu dan Yulistianto (2013) 2 Nawang (2008) Table 2.2 Peneliti Terdahulu Judul Peneliti Variabel Peneliti Analisisn Komparasi Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Nasional dengan Perusahaan Asuransi Jiwa Patungan Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah dan Konvensional Berdasarkan Metode RBC Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Metode RBC (Risk Based Capital) Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kinerja keuangan perusahaan asuransi jiwa nasional secara rata-rata berada di bawah kinerja perusahaan asuransi patungan Hasil dari penelitian ini bahwa Tidak ada perbedaan mendasar dalam perhitungan kinerja keuangan antara PT. Asuransi Takaful Keluarga dengan PT. Asuransi Allianz Life Indonesia bila dilihat dari perhitungan tingkat solvabilitas karena samasama menggunakan metode RBC dan rasio selain BTSM. 3 Antonio, Analisis Metode DEA Studi ini menyimpulkan

28 34 Ali, Akbar (2011) dan 4 Tahira dan Arshad (2014) 5. Abdou, Khurshid, dan Lister (2014) Perbandingan Efisiensi Takaful dan Asuransi Konventional di Malaysia Perbandingan Kinerja Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional di Pakistan Sebuah Studi Perbandingan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional: bukti empiris dari pasar Malaysia (Sumber: jurnal dan penelitian yang diolah) ( Data Envelopment Analysis) Profitability Ratios, Liquidity Ratios, Risk and Solvency Ratios, dan Capital Adequacy Ratios Profitability Ratios dan Solvency Ratios, bahwa efisiensi biaya keseluruhan perusahaan asuransi konvensional di Malaysia adalah lebih baik dari perusahaan takaful di takaful 2011 memiliki tingkat efisiensi biaya yang lebih baik secara keseluruhan pada tahun 2010 dan Hasil dari penelitian ini adalah bahwa perusahaan asuransi syariah melakukan dengan baik. Likuiditas rasio, risiko dan solvabilitas rasio, dan rasio kecukupan modal memberikan hasil yang signifikan dari nilai p dan hasil profitabilitas tidak signifikan. Hasil dari penelitian ini adalah menurut statistik deskriptif, konvensional asuransi tampil lebih baik dari operator asuransi syariah dalam hal kinerja keuangan dan efisiensi manajerial, sebagai terlihat dari signifikansi statistik dari ROA dan ROE rasio dari asuransi konvensional. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa asuransi konvensional mempertahankan basis modal yang relatif lebih tinggi dari operator asuransi syariah.

29 35 Berdasarkan jurnal dan penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan asuransi syariah dan konvensional relatif sama dan dapat diukur dengan menggunakan analisis rasio. 2.3 Kerangka Konseptual Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Asuransi Asuransi Konvensional Asuransi Syariah Laporan Keuangan Economic Value Added (EVA) Liquidity Ratio Cammon Size Statement Trend Index Analysis Kinerja Keuangan (Dibandingkan) Asuransi secara umum dibagi menjadi dua yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional. Setiap perusahaan, baik asuransi syariah maupun konvensional pasti membuat laporan keuangan. Setelah membuat laporan keuangan selanjutkan kita ingin mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dengan cara yaitu menghitung atau menggunakan Economic Value Added (EVA),

30 36 liquidity ratio, common size statement, dan tren angka indeks (trent index analysis). Setelah kita mengetahui kinerja masing-masing perusahaan, selanjutnya kita bandingkan kinerja keuangan masing-masing perusahaan untuk mengetahui perusahaan mana yang kinerja keuangan lebih baik, asuransi syariah atau asuransi konvensional. 2.4 Hipotesis Berdasarkan gambar di atas maka hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : Econimic value added adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. EVA dikatakakan baik apabila lebih besar dari 0 sehingga terdapat penambahan nilai ekonomis. Jadi semakin besar EVA maka kinerja akan semakin baik. Sehingga untuk melihat atau membandingkan EVA mana yang lebih tinggi antara asuransi syariah dan konvensional di dapat hipotesis (H 1) bawah ini : H 1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional dengan metode EVA (Economic Value Added). Liquidity ratio merupakan suatu alat yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Liquidity ratio dikatakakan baik apabila lebih besar dari100%. Jadi semakin besar Liquidity ratio maka kinerja akan semakin baik. Sehingga untuk melihat atau membandingkan Liquidity ratio mana yang lebih tinggi antara asuransi syariah dan konvensional didapat hipotesis (H 2 dan H 3 ) di

31 37 bawah ini : H 2 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional dengan Liquidity Ratio yang diwakili oleh Current Ratio. H 3 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional dengan Liquidity Ratio yang diwakili oleh Cash Ratio. Common size merupakan suatu alat yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Common size (diambil dari laba rugi) dikatakakan baik apabila laba diatas 0%. Jadi semakin besar common size maka kinerja akan semakin baik. Sehingga untuk melihat atau membandingkan common size mana yang lebih tinggi antara asuransi syariah dan konvensional didapat hipotesis (H 4 ) di bawah ini: H 4 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Perusahaan Asuransi Syariah Konvensional dengan Cammon Size Statement. Tren angka indeks merupakan suatu alat yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Tren angka indeks (diambil dari laba rugi) dikatakakan baik apabila laba selanjutnya harus lebih basar dari laba tahun dasar, laba tahun dasar langsung dibuat 100%. Jadi semakin besar tren angka indeks maka kinerja akan semakin baik. Sehingga untuk melihat atau membandingkan ctren angka indeks mana yang lebih tinggi antara asuransi syariah dan konvensional didapat hipotesis (H 5 ) di bawah ini:

32 38 H 5 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Perusahaan Asuransi Syariah Konvensional dengan Tren Angka Indeks (Trend Index Analysis).

Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) a. Pengertian EVA Menurut Young dan O Byrne (2001:17), pengertian EVA adalah didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis, yang menyatakan bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua jenis yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua jenis yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu pendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2010:2) mengungkapkan bahwa: Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas suatu organisasi dalam setiap

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Indayani (2004), melakukan penelitian pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BursaEfek Jakarta.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh membagi satu angka dengan angka lainnya. Jadi, rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Andri Helmi M, SE., MM.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Andri Helmi M, SE., MM. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Andri Helmi M, SE., MM. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan

Lebih terperinci

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN PEMEGANG SAHAM (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI Disusun Sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba 1. Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Nama : Stephanie Octaviani Npm : 21209655 Jurusan : S1 - Akuntansi Latar Belakang Masalah Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan berfungsi untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu. Fatwa DSN-MUI No 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu. Fatwa DSN-MUI No 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu pendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu bentuk informasi untuk melihat dan menilai perkembangan kinerja perusahaan ialah laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN Modul ke: ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id ANALISIS KEUANGAN (ANALISIS RASIO) Rasio dapat dihitung berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74), BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham 1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan didirikan adalah mendapatkan laba yang maksimal khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan memanfaatkan seluruh sumber

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sawir (2008:67) kinerja keuangan adalah penilaian tingkat efisiensi dan produktifitas perusahaan di bidang keuangan yang dilakukan secara berkala atas

Lebih terperinci

samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan

samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, bukan itu saja laporan keuangan juga sebagai dasar menentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dilakukan oleh Hanifa (2006) dengan objek PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Hasil penelitian tersebut yaitu analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan unsur yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio Keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN. ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id 1. LAPORAN KEUANGAN Ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu: A. Neraca B. Laporan laba-rugi C. Laporan aliran kas a. neraca Neraca menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN II.1 Kinerja Keuangan II.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di bidang keuangan ( Munawir,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 KONSEP AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN II.1.1 Pengertian Akuntansi dan Laporan keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam sistem ekonomi, karena akuntansi menyediakan informasi-informasi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE 2005-2013 Disusun Oleh : Nama : Fera Aristiyani NPM : 20207459 Kelas : 4EB05

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

: AYU ASTREA NINGSIH B.

: AYU ASTREA NINGSIH B. ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2002-2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir terlihat banyak sekali perkembangan dan perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Investasi Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada waktu sekarang dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Pihak yang menanamkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012): laporan keuangan meliputi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, dan juga sebagai salah satu alternatif investasi bagi para investor. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berorientasi pada profit selalu memiliki tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berorientasi pada profit selalu memiliki tujuan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berorientasi pada profit selalu memiliki tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek pada umumnya adalah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci