Lampiran 1. Kesesuaian lahan padi lebak
|
|
- Hengki Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1. Kesesuaian lahan padi lebak No Syarat S1 S2 S3 N 1 Tekstur Halus, agak halus, sedang Halus, agak halus, sedang agak kasar kasar 2 Drainase terhambat, sangat terhambat agak terhambat, agak cepat sedang, baik cepat Buruk, sangat buruk Agak buruk, agak baik Baik 3 KTK (cmol) > Kejenuhan basa (%) > < 20 < 20 5 ph < 5.0 < Kedalaman pirit (cm) > < 40 7 Kedalaman gambut (cm) < > Kematangan gambut Saprik+ Saprik, Hemik+ Hemik, Fibrik+ Fibrik 9 Genangan F31, F32 F41, F42, F43, F33 F21, F22, F23, F24, F34, F44 Sumber : Balai Penelitian Tanah Puslitbangtanak Balitbangtan Departemen Pertanian RI, 2003 Catatan : Kematangan gambut : tanda + berarti ada pengkayaan bahan mineral Genangan : Fxy x = kedalaman air genangan 1 : < 25 cm y = lamanya banjir 1 : < 1 bulan 2 : cm 2 : 13 bulan 3 : cm 3 : 36 bulan 4 : >150 cm 4 : > 6 bulan F11, F12, F13, F14, F15, F25, F35, F45
2 Lampiran 2. Luas Areal Tanam Tanaman Pangan Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2009 No. Kecamatan Tanaman Pangan (Ha) Padi sawah Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi kayu Ubi jalar Jumlah 1 Danau Panggang Paminggir Babirik Sungai Pandan Sungai Tabukan Amuntai Selatan Amuntai Tengah Banjang Amuntai Utara Haur Gading Jumlah
3 77 Lampiran 3. KUISIONER PENELITIAN PENENTUAN FAKTOR PENGENDALI Judul penelitian POTENSI PENGEMBANGAN LAHAN RAWA LEBAK UNTUK PERLUASAN LAHAN PADI DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA KALSEL IDENTITAS RESPONDEN N a m a Pekerjaan/Jabatan Alamat :. :. :. Kami mohon Bapak/Ibu dapat mengisi kuisioner ini secara objektif dan benar. Penelitian ini dilakukan dalam kerangka akademik dan tujuan ilmiah. SRI JAMIATUL KHAIRAH AI SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI ILMU PERENCANAAN WILAYAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2010
4 78 PENENTUAN FAKTOR PENGENDALI INTERNAL Faktor internal dalam kuisioner ini adalah faktorfaktor strategis yang berasal dari dalam organisasi, yang mempengaruhi pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Petunjuk pengisian : a. Pemberian nilai positif (+) didasarkan apakah faktorfaktor tersebut dapat menjadi kekuatan dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Berikan tanda ( ) di bawah tanda (+) pada tabel berikut, apabila faktorfaktor tersebut menjadi kekuatan dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi. b. Pemberian nilai negatif () didasarkan apakah faktorfaktor tersebut dapat menjadi kelemahan dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Berikan tanda ( ) di bawah tanda () pada tabel berikut, apabila faktorfaktor tersebut menjadi kelemahan dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi. c. Selain faktorfaktor yang disebutkan di bawah ini, masih memungkinkan untuk menambah faktorfaktor internal lain yang menurut Bapak/Ibu mempengaruhi pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara, kemudian berikan tanda ( ) di bawah tanda (+) apabila faktor tersebut menjadi kekuatan atau di bawah tanda () apabila faktor tersebut menjadi kelemahan. No Faktor Strategis Internal + Keterangan/Alasan 1 Sumberdaya alam (luasan areal)... 2 Sumberdaya manusia.. 3 Kelembagaan Petani... 4 Dukungan/kebijakan pemerintah... 5 Ketersediaan sarana dan prasarana produksi... 6 Kondisi fisik rawa lebak (fluktuasi ketersediaan air)... 7 Kegiatan pasca panen (kualitas gabah).. 8 Output berupa Padi Organik 9 Biaya input untuk produksi (ex : Pupuk, bibit, dll).. 10 Kemampuan modal usaha.. 11 Tingkat keuntungan usaha Koordinasi antar instansi pemerintah daerah maupun pusat.. 13 Budaya/kebiasaan masyarakat lokal Produktivitas padi yang dihasilkan
5 79 PENENTUAN FAKTOR PENGENDALI EKSTERNAL Faktor eksternal dalam kuisioner ini adalah faktorfaktor strategis yang berasal dari luar organisasi, yang mempengaruhi pengembangan pertanian di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Petunjuk pengisian a. Pemberian nilai positif (+) didasarkan apakah faktorfaktor tersebut dapat menjadi peluang dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Berikan tanda ( ) di bawah tanda (+) pada tabel berikut, apabila faktorfaktor tersebut menjadi peluang dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi. b. Pemberian nilai negatif () didasarkan apakah faktorfaktor tersebut dapat menjadi ancaman dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Berikan tanda ( ) di bawah tanda () pada tabel berikut, apabila faktorfaktor tersebut menjadi ancaman dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi. c. Selain faktorfaktor yang disebutkan di bawah ini, masih memungkinkan untuk menambah faktorfaktor eksternal lain yang menurut Bapak/Ibu mempengaruhi pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara, kemudian berikan tanda ( ) di bawah tanda (+) apabila faktor tersebut menjadi peluang atau di bawah tanda () apabila faktor tersebut menjadi ancaman. No Faktor Strategis Eksternal + Keterangan/Alasan 1 Permintaan gabah/beras 2 Berkembangnya Teknologi Informasi 3 Potensi Pasar 4 Potensi Pasar Beras Organik 5 Adanya Kebijakan Otonomi daerah 6 Tingkat inflasi 7 Fluktuasi harga 8 Adanya kebijakan impor beras 9 Ketersediaan kredit/permodalan 10 Ketersediaan teknologi 11 Persaingan Penggunaan lahan kdd
6 80 PENENTUAN BOBOT FAKTOR PENGENDALI INTERNAL Tujuan : Mendapatkan penilaian responden terhadap tingkat kepentingan suatu faktor strategis internal dalam penentuan Strategi Pengembangan Lahan Rawa Lebak untuk Perluasan Lahan Padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategis tersebut menentukan keberhasilan pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi. Petunjuk khusus Alternatif pemberian bobot terhadap faktorfaktor strategis internal yang tersedia untuk kuisioner ini adalah : 1 = kurang penting/kurang menentukan 2 = agak penting/agak menentukan 3 = penting/menentukan 4 = sangat penting/sangat menentukan Pemberian bobot masingmasing faktor strategis dilakukan dengan memberikan tanda ( ) pada tingkat kepentingan (1 s/d 4) yang paling sesuai menurut responden. Penentuan bobot merupakan pandangan masingmasing responden terhadap faktorfaktor strategis internal yang telah ditinjau dari keseluruhan elemen yang ada. No Faktor Strategis Internal Bobot Sumberdaya alam (luasan areal) 2 Sumberdaya manusia 3 Kelembagaan Petani 4 Dukungan/kebijakan pemerintah 5 Ketersediaan sarana dan prasarana produksi 6 Kondisi fisik rawa lebak (fluktuasi ketersediaan air) 7 Kegiatan pasca panen (kualitas gabah) 8 Output berupa Padi Organik 9 Biaya input untuk produksi (ex : Pupuk, bibit, dll) 10 Kemampuan modal usaha 11 Tingkat keuntungan usaha 12 Koordinasi antar instansi pemerintah daerah maupun pusat 13 Budaya/kebiasaan masyarakat lokal 14 Produktivitas padi yang dihasilkan
7 81 PENENTUAN BOBOT FAKTOR PENGENDALI EKSTERNAL Tujuan : Mendapatkan penilaian responden terhadap tingkat kepentingan suatu faktor strategis eksternal dalam penentuan Strategi Pengembangan Lahan Rawa Lebak untuk Perluasan Lahan Padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategis tersebut menentukan keberhasilan pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi. Petunjuk khusus Alternatif pemberian bobot terhadap faktorfaktor strategis eksternal yang tersedia untuk kuisioner ini adalah : 1 = kurang penting/kurang menentukan 2 = agak penting/agak menentukan 3 = penting/menentukan 4 = sangat penting/sangat menentukan Pemberian bobot masingmasing faktor strategis dilakukan dengan memberikan tanda ( ) pada tingkat kepentingan (1 s/d 4) yang paling sesuai menurut responden. Penentuan bobot merupakan pandangan masingmasing responden terhadap faktorfaktor strategis eksternal yang telah ditinjau dari keseluruhan elemen yang ada. No Faktor Strategis Eksternal Bobot Permintaan gabah/beras 2 Berkembangnya Teknologi Informasi 3 Potensi Pasar 4 Potensi Pasar Beras Organik 5 Adanya Kebijakan Otonomi daerah 6 Tingkat inflasi 7 Fluktuasi harga 8 Adanya kebijakan impor beras 9 Ketersediaan kredit/permodalan 10 Ketersediaan teknologi 11 Persaingan Penggunaan lahan
8 Lampiran 1. Kesesuaian lahan padi lebak No Syarat S1 S2 S3 N 1 Tekstur Halus, agak halus, sedang Halus, agak halus, sedang agak kasar kasar 2 Drainase terhambat, sangat terhambat agak terhambat, agak cepat sedang, baik cepat Buruk, sangat buruk Agak buruk, agak baik Baik 3 KTK (cmol) > Kejenuhan basa (%) > < 20 < 20 5 ph < 5.0 < Kedalaman pirit (cm) > < 40 7 Kedalaman gambut (cm) < > Kematangan gambut Saprik+ Saprik, Hemik+ Hemik, Fibrik+ Fibrik 9 Genangan F31, F32 F41, F42, F43, F33 F21, F22, F23, F24, F34, F44 Sumber : Balai Penelitian Tanah Puslitbangtanak Balitbangtan Departemen Pertanian RI, 2003 Catatan : Kematangan gambut : tanda + berarti ada pengkayaan bahan mineral Genangan : Fxy x = kedalaman air genangan 1 : < 25 cm y = lamanya banjir 1 : < 1 bulan 2 : cm 2 : 13 bulan 3 : cm 3 : 36 bulan 4 : >150 cm 4 : > 6 bulan F11, F12, F13, F14, F15, F25, F35, F45
9 Lampiran 2. Luas Areal Tanam Tanaman Pangan Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2009 No. Kecamatan Tanaman Pangan (Ha) Padi sawah Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi kayu Ubi jalar Jumlah 1 Danau Panggang Paminggir Babirik Sungai Pandan Sungai Tabukan Amuntai Selatan Amuntai Tengah Banjang Amuntai Utara Haur Gading Jumlah
10 77 Lampiran 3. KUISIONER PENELITIAN PENENTUAN FAKTOR PENGENDALI Judul penelitian POTENSI PENGEMBANGAN LAHAN RAWA LEBAK UNTUK PERLUASAN LAHAN PADI DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA KALSEL IDENTITAS RESPONDEN N a m a Pekerjaan/Jabatan Alamat :. :. :. Kami mohon Bapak/Ibu dapat mengisi kuisioner ini secara objektif dan benar. Penelitian ini dilakukan dalam kerangka akademik dan tujuan ilmiah. SRI JAMIATUL KHAIRAH AI SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI ILMU PERENCANAAN WILAYAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2010
11 78 PENENTUAN FAKTOR PENGENDALI INTERNAL Faktor internal dalam kuisioner ini adalah faktorfaktor strategis yang berasal dari dalam organisasi, yang mempengaruhi pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Petunjuk pengisian : a. Pemberian nilai positif (+) didasarkan apakah faktorfaktor tersebut dapat menjadi kekuatan dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Berikan tanda ( ) di bawah tanda (+) pada tabel berikut, apabila faktorfaktor tersebut menjadi kekuatan dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi. b. Pemberian nilai negatif () didasarkan apakah faktorfaktor tersebut dapat menjadi kelemahan dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Berikan tanda ( ) di bawah tanda () pada tabel berikut, apabila faktorfaktor tersebut menjadi kelemahan dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi. c. Selain faktorfaktor yang disebutkan di bawah ini, masih memungkinkan untuk menambah faktorfaktor internal lain yang menurut Bapak/Ibu mempengaruhi pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara, kemudian berikan tanda ( ) di bawah tanda (+) apabila faktor tersebut menjadi kekuatan atau di bawah tanda () apabila faktor tersebut menjadi kelemahan. No Faktor Strategis Internal + Keterangan/Alasan 1 Sumberdaya alam (luasan areal)... 2 Sumberdaya manusia.. 3 Kelembagaan Petani... 4 Dukungan/kebijakan pemerintah... 5 Ketersediaan sarana dan prasarana produksi... 6 Kondisi fisik rawa lebak (fluktuasi ketersediaan air)... 7 Kegiatan pasca panen (kualitas gabah).. 8 Output berupa Padi Organik 9 Biaya input untuk produksi (ex : Pupuk, bibit, dll).. 10 Kemampuan modal usaha.. 11 Tingkat keuntungan usaha Koordinasi antar instansi pemerintah daerah maupun pusat.. 13 Budaya/kebiasaan masyarakat lokal Produktivitas padi yang dihasilkan
12 79 PENENTUAN FAKTOR PENGENDALI EKSTERNAL Faktor eksternal dalam kuisioner ini adalah faktorfaktor strategis yang berasal dari luar organisasi, yang mempengaruhi pengembangan pertanian di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Petunjuk pengisian a. Pemberian nilai positif (+) didasarkan apakah faktorfaktor tersebut dapat menjadi peluang dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Berikan tanda ( ) di bawah tanda (+) pada tabel berikut, apabila faktorfaktor tersebut menjadi peluang dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi. b. Pemberian nilai negatif () didasarkan apakah faktorfaktor tersebut dapat menjadi ancaman dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Berikan tanda ( ) di bawah tanda () pada tabel berikut, apabila faktorfaktor tersebut menjadi ancaman dalam pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi. c. Selain faktorfaktor yang disebutkan di bawah ini, masih memungkinkan untuk menambah faktorfaktor eksternal lain yang menurut Bapak/Ibu mempengaruhi pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara, kemudian berikan tanda ( ) di bawah tanda (+) apabila faktor tersebut menjadi peluang atau di bawah tanda () apabila faktor tersebut menjadi ancaman. No Faktor Strategis Eksternal + Keterangan/Alasan 1 Permintaan gabah/beras 2 Berkembangnya Teknologi Informasi 3 Potensi Pasar 4 Potensi Pasar Beras Organik 5 Adanya Kebijakan Otonomi daerah 6 Tingkat inflasi 7 Fluktuasi harga 8 Adanya kebijakan impor beras 9 Ketersediaan kredit/permodalan 10 Ketersediaan teknologi 11 Persaingan Penggunaan lahan kdd
13 80 PENENTUAN BOBOT FAKTOR PENGENDALI INTERNAL Tujuan : Mendapatkan penilaian responden terhadap tingkat kepentingan suatu faktor strategis internal dalam penentuan Strategi Pengembangan Lahan Rawa Lebak untuk Perluasan Lahan Padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategis tersebut menentukan keberhasilan pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi. Petunjuk khusus Alternatif pemberian bobot terhadap faktorfaktor strategis internal yang tersedia untuk kuisioner ini adalah : 1 = kurang penting/kurang menentukan 2 = agak penting/agak menentukan 3 = penting/menentukan 4 = sangat penting/sangat menentukan Pemberian bobot masingmasing faktor strategis dilakukan dengan memberikan tanda ( ) pada tingkat kepentingan (1 s/d 4) yang paling sesuai menurut responden. Penentuan bobot merupakan pandangan masingmasing responden terhadap faktorfaktor strategis internal yang telah ditinjau dari keseluruhan elemen yang ada. No Faktor Strategis Internal Bobot Sumberdaya alam (luasan areal) 2 Sumberdaya manusia 3 Kelembagaan Petani 4 Dukungan/kebijakan pemerintah 5 Ketersediaan sarana dan prasarana produksi 6 Kondisi fisik rawa lebak (fluktuasi ketersediaan air) 7 Kegiatan pasca panen (kualitas gabah) 8 Output berupa Padi Organik 9 Biaya input untuk produksi (ex : Pupuk, bibit, dll) 10 Kemampuan modal usaha 11 Tingkat keuntungan usaha 12 Koordinasi antar instansi pemerintah daerah maupun pusat 13 Budaya/kebiasaan masyarakat lokal 14 Produktivitas padi yang dihasilkan
14 81 PENENTUAN BOBOT FAKTOR PENGENDALI EKSTERNAL Tujuan : Mendapatkan penilaian responden terhadap tingkat kepentingan suatu faktor strategis eksternal dalam penentuan Strategi Pengembangan Lahan Rawa Lebak untuk Perluasan Lahan Padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategis tersebut menentukan keberhasilan pengembangan lahan rawa lebak untuk perluasan lahan padi. Petunjuk khusus Alternatif pemberian bobot terhadap faktorfaktor strategis eksternal yang tersedia untuk kuisioner ini adalah : 1 = kurang penting/kurang menentukan 2 = agak penting/agak menentukan 3 = penting/menentukan 4 = sangat penting/sangat menentukan Pemberian bobot masingmasing faktor strategis dilakukan dengan memberikan tanda ( ) pada tingkat kepentingan (1 s/d 4) yang paling sesuai menurut responden. Penentuan bobot merupakan pandangan masingmasing responden terhadap faktorfaktor strategis eksternal yang telah ditinjau dari keseluruhan elemen yang ada. No Faktor Strategis Eksternal Bobot Permintaan gabah/beras 2 Berkembangnya Teknologi Informasi 3 Potensi Pasar 4 Potensi Pasar Beras Organik 5 Adanya Kebijakan Otonomi daerah 6 Tingkat inflasi 7 Fluktuasi harga 8 Adanya kebijakan impor beras 9 Ketersediaan kredit/permodalan 10 Ketersediaan teknologi 11 Persaingan Penggunaan lahan
KUISIONER PENELITIAN PENENTUAN FAKTOR PENGENDALI dan RATING FAKTOR PENGENDALI. Judul penelitian
KUISIONER PENELITIAN PENENTUAN FAKTOR PENGENDALI dan RATING FAKTOR PENGENDALI Judul penelitian Sebaran dan Ketersediaan Sarana dan Wilayah Pelayanan di Kota Tangerang Selatan IDENTITAS RESPONDEN N a m
Lebih terperinciKarakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah Dr. Dedi Nursyamsi
Karakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah Dr. Dedi Nursyamsi Kepala BB. Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Topik bahasan : KONSEP DASAR EVALUASI LAHAN SYARAT TUMBUH CABAI & BAWANG
Lebih terperinciPERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI LAHAN RAWA LEBAK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA KALIMANTAN SELATAN
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI LAHAN RAWA LEBAK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA KALIMANTAN SELATAN Abdul Sabur Peneliti pada Balai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini telah melahirkan tuntutan kehidupan yang semakin
1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Era globalisasi yang terjadi saat ini telah melahirkan tuntutan kehidupan yang semakin kompetitif bagi manusia, salah satunya dalam bidang pertanian. Penyusutan luas lahan
Lebih terperinci2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
5 2013, No.1041 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 40/11/34/Th. X, 03 November 2008 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) Berdasarkan ATAP 2007 dan Angka Ramalan III (ARAM
Lebih terperinciPRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011)
No. 57/11/63/Th.XV, 1 November PRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN ) Produksi padi tahun (ARAM III) diperkirakan sebesar 2.001.274 ton Gabah Kering Giling (GKG), naik sebesar 159.185 ton
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa kesesuaian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Evaluasi Lahan Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaman lahan jika dipergunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei serta
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON
Lebih terperinciKesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal
KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.2 (2015) 001-004 http://www... Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal Endang
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 20/03/52/Th.VIII, 3 Maret 2014 ANGKA SEMENTARA TAHUN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A. PADI Angka tetap 2012 (ATAP 2012)
Lebih terperinciKESESUAIAN LAHAN DI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH UNTUK BUDIDAYA KEDELAI
TOPIC KESESUIAN OF MANUSCRIPT LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2. No.2 (2015) 17-21 http:www... KESESUAIAN LAHAN DI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH UNTUK BUDIDAYA KEDELAI Puspita Handayani
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 19/3/52/Th.X, 1 Maret 216 ANGKA SEMENTARA TAHUN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A. PADI Angka tetap 214 (ATAP 214) produksi
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM II)
No. 53/11/13/Th.XVIII, 2 November 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM II) A. PADI Angka Ramalan II (ARAM II) produksi padi tahun 2015 diperkirakan
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)
No. 22/03/33 Th.IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 diperkirakan 9,65 juta ton Gabah Kering Giling
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk, namun hal ini tidak dibarengi dengan peningkatan kuantitas dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No.01 /03/3321/Th.I,2 Maret 2015 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Kabupaten Demak Tahun 2014 diperkirakan
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)
PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No. 48/07/33/Th.IX, 1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi tahun 2014 di Jawa Tengah mencapai 9,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG)
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit
Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit Persyaratan penggunaan lahan/ karakteristik lahan Temperatur (tc) Temperatur rerata ( C) 25-28 22 25 28 32 Kelas keesuaian lahan S1 S2 S3 N Ketersedian
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No.17/3/61/Th. XVI, 1 Maret 213 PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 212 A. PADI Produksi padi Kalimantan Barat berdasarkan Angka Sementara (ASEM)
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No.02 /07/3321/Th.I,1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi Kabupaten Demak tahun 2014 mencapai
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)
No. 47/07/33/Th.X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar 11,30 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Angka
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)
No. 78/11/33, Th. IX, 2 NOVEMBER 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015) No.03 /11/3321/Th.I,2 November 2015 Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Kabupaten Demak pada
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 16/03/Th.VIII. 02 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2014 SEESAR 1.820.112 TON
Lebih terperinciFUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.
30 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PERTANIAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat berdasarkan asas otonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar merupakan komoditas pertanian yang paling
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)
No. 20/03/33 Th.X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 diperkirakan 11,30 juta ton Gabah Kering Giling
Lebih terperinciKACANG TANAH DILAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI PEDESAAN ABSTRAK
KACANG TANAH DILAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI PEDESAAN (Studi kasus Desa Panggang Marak, Kecamatan Labuan Amas Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah) Rosita Galib Balai
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN
RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 VISI : "MEWUJUDKAN PETANI SEJAHTERA MELALUI PERTANIAN BERKELANJUTAN" MISI 1 TUJUAN : MENINGKATKAN KUALITAS AGROEKOSISTEM : MENINGKATKAN
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)
NO. 66/11/33 TH. VII, 1 NOVEMBER 2013 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, pada tahun 2013 produksi padi Provinsi Jawa Tengah diperkirakan sebesar
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN Program ketahanan pangan diarahkan pada kemandirian masyarakat/petani yang berbasis sumberdaya lokal yang secara operasional dilakukan melalui program peningkatan produksi
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)
PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013) No. 18/03/33 Th.VIII, 3 Maret 2014 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 diperkirakan 10,34 juta ton gabah kering
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)
NO. 53/11/33/TH. IV, 1 NOVEMBER 2010 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010) A. PADI ARAM III produksi padi Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 sebesar 10,079 juta ton Gabah Kering Giling (GKG),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan produksi tanaman pada (Oryza sativa L.) baik di Indonesia maupun
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun 19982007 Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des THN 1998 77 72 117 106 68 30 30 227 58 76 58 63
Lebih terperinciLampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)
Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C) Bln/Thn 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Total Rataan Jan 25.9 23.3 24.0 24.4 24.7
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 28/07/11/Th.V. 01 Juli 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2010 DAN RAMALAN II TAHUN 2011) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2010,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap
Lebih terperinciSTABILISASI HARGA PANGAN
STABILISASI HARGA PANGAN Oleh : Dr.Ir. Nuhfil Hanani AR DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2008 PERANAN KOMODITAS PANGAN PRODUSEN KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN KONSUMEN RUMAH TANGGA AKSES UNTUK GIZI KONSUMEN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008)
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 24/07/34/Th. X, 01 Juli 2008 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008) Berdasarkan ATAP 2007 dan Angka Ramalan II (ARAM II) tahun 2008,
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)
PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011) NO. 36/07/33/TH. V, 1 JULI 2011 Berdasarkan Angka Tetap (ATAP) 2010, produksi padi Jawa Tengah mencapai 10,11 juta ton mengalami
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN JAGUNG TAHUN 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 41/07/61/Th. XVIII, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI DAN JAGUNG TAHUN 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015 A. PADI Produksi padi Kalimantan Barat berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi Desa Panapalan, Kecamatan Tengah Ilir terdiri dari 5 desa dengan luas 221,44 Km 2 dengan berbagai ketinggian yang berbeda dan di desa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya lahan yang sangat luas untuk peningkatan produktivitas tanaman pangan khususnya tanaman padi. Beras sebagai salah satu sumber pangan utama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. - Karet (Hevea Brasiliemis) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang - Karet (Hevea Brasiliemis) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan manusia sehari-hari. Hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen
Lebih terperinciANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA
No. 4/7/71/Th. VIII, 1 Juli 214 ANGKA TETAP TAHUN 213 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 214 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA A. PADI Angka Tetap (ATAP) produksi padi tahun 213 diperhitungkan sebesar 638.373 ton
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA
No. 16/03/34/Th.XVIII, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA SEMENTARA 2015) Produksi padi tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 25.563 ton GKG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinci9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)
9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil ubi jalar nomor empat di dunia sejak tahun 1968. Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Irian Jaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 75/11/52/Th.IX, 2 November 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA TETAP TAHUN 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA TETAP TAHUN 215 No. 38/7/61/Th.XIX, 1 Juli 216 A. PADI Produksi padi Kalimantan Barat berdasarkan Angka Tetap (ATAP) tahun 215 sebesar 1.275.77
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 47/07/52/Th.IX, 1 Juli 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas dan sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Jawa Barat merupakan
Lebih terperinciPRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA 2015)
PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA ) No. 15 /03/94 /Th. VIII, 1 Maret 2016 A. PADI Produksi Padi Provinsi Papua tahun diperkirakan mencapai 181.682 ton gabah kering
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2009 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2010
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 18/04/61/Th. XIII, 1 April 2010 PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2009 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2010 A. PADI Produksi padi Kalimantan Barat berdasarkan Angka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pilihan yang sulit dihindari (Manwan, dkk dan Suryana. 2004). Hal ini
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan lahan-lahan sub optimal pada masa yang datang merupakan pilihan yang sulit dihindari (Manwan, dkk. 1992 dan Suryana. 2004). Hal ini terkait dengan masih berlangsungnya
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN Pada Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) yang sedang berjalan,
I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) yang sedang berjalan, khususnya dalam Repelita VI, sektor pertanian masih mempunyai peranan strategis, yaitu sebagai sumber
Lebih terperinciKesesuaian Padi Sawah di Lahan Gambut Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
KESESUAIAN LAHAN Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.1 (2014) 7-11 http://www.perpustakaan.politanipyk..co.id Kesesuaian Padi Sawah di Lahan Gambut Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Beni Saputra
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kota Metro Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara geografis terletak pada 5,6 0 5,8 0 lintang selatan dan 105,17 0-105,19
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 17/03/12/Thn. XIX, 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN ) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN SEBESAR 4.044.829 TON GKG, NAIK SEBESAR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian suatu daerah harus tercermin oleh kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak ketahanan pangan. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki peranan yang besar
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN JAGUNG TAHUN 2014 ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2014
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 38/07/61/Th.XVII, 1 Juli 2014 PRODUKSI PADI DAN JAGUNG TAHUN 2014 ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2014 A. PADI Produksi padi Kalimantan Barat berdasarkan
Lebih terperinciRawa pasang surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surutnya
PENGETAHUAN RAWA RAWA adalah sumber air berupa genangan air terus menerus atau musiman yang terbentuk secara alamiah merupakan satu kesatuan jaringan sumber air dan mempunyai ciri-ciri khusus secara phisik,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Paling tidak ada lima peran penting yaitu: berperan secara langsung dalam menyediakan kebutuhan pangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.
A. Latar Belakang dan Masalah I. PENDAHULUAN Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan strategis karena merupakan sebagai tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia, dimana hampir setengah dari
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-devisio
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) Kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika dan Brazil. Di Brazil, tanaman ini tumbuh secara liar di tepi sungai. Klasifikasi dan pengenalan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Jaringan syaraf tiruan, learning vector quantization, evaluasi kesesuaian lahan ABSTRACT
Anifuddin Azis dkk,evaluasi Kesesuaian Lahan EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK BUDIDAYA TANAMAN PANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (An Evaluation of Suitable Landscape to Crop Food Cultivation by
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 215 No. 17/3/61/Th. XIX, 1 Maret 216 A. PADI Produksi padi Kalimantan Barat berdasarkan Angka Sementara (ASEM) tahun 215 sebesar
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015)
No. 64/11/72/Th.XVIII, 02 November 2015 PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015) A. PADI Angka Ramalan II (ARAM II) produksi padi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2015 diperkirakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting sebagai penyedia
Lebih terperinciBAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1. Visi Sebagai penjabaran Visi Pemerintah Kabupaten Lamandau yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Terlaksananya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya
Lebih terperinciCreated with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:
Lampiran 1. Peta Sebaran Perkebunan Karet di Kecamatan Cikalongkulon Lampiran 2. Peta Potensi Perkebunan Karet Rakyat di Kecamatan Cikalongkulon Lampiran 3. Peta Sebaran Perkebunan Karet Rakyat di Kecamatan
Lebih terperinci(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1. Tanah laut 9, ,770 25, ,735 6, ,355 42,
LUAS PANEN, HASIL PER HEKTAR DAN PRODUKSI PADI SAWAH PER KABUPATEN AREA HARVESTED, YIELD RATE AND PRODUCTION OF WET LAND PADDY BY DISTRICT District Panen Ha Produksi Panen Ha Panen Ha Panen Ha 1. Tanah
Lebih terperinciPEMANFAATAN DAN KONSERVASI EKOSISTEM LAHAN RAWA GAMBUT DI KALIMANTAN
Pemanfaatan Pengembangan dan Inovasi konservasi Pertanian ekosistem 1(2),... 2008: 149-156 149 PEMANFAATAN DAN KONSERVASI EKOSISTEM LAHAN RAWA GAMBUT DI KALIMANTAN Tim Sintesis Kebijakan Balai Besar Penelitian
Lebih terperinciPOLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN
POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN Emlan Fauzi Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai sekitar 220
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk menuju kemandirian sebagai daerah otonom tersebut, pemerintah daerah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah yang telah digulirkan sejak tahun 2001 memotivasi daerah untuk berusaha mencukupi kebutuhan daerahnya tanpa harus tergantung pada pemerintah pusat.
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 No. 20/03/61/Th. XVIII, 2 Maret 2015 A. PADI Produksi padi Kalimantan Barat berdasarkan Angka Sementara (ASEM) tahun 2014
Lebih terperinciDINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani
Seminar Nasional DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani Bogor, 19 Nopember 2008 UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DAN SAYURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang artinya bahwa pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya
Lebih terperinci1. Angka. 2. Angka Kering. beras atau. meningkat. meningkat dari 1,4. diperkirakan akan. Produksi ubi kayu 2010.
. BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR T No.8/11/53/Th. XV, 1 November PRODUKSI TANAMAN PADI DAN PALAWIJA NTT (ANGKA TETAP 211 & ANGKAA RAMALAN II ) 1. Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi NTT Tahun 211
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.
ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi ABSTRAK Tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Bekasi adalah padi, jagung, ubi kayu,
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 31/07/12/Th.VI. 02 Juli 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2011 DAN RAMALAN I TAHUN 2012) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2011,
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 045/11/11/Th.V. 01 November 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2011,
Lebih terperinciAnalisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :
1 Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : Sri Windarti H.0305039 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciPRODUKSI PANGAN INDONESIA
65 PRODUKSI PANGAN INDONESIA Perkembangan Produksi Pangan Saat ini di dunia timbul kekawatiran mengenai keberlanjutan produksi pangan sejalan dengan semakin beralihnya lahan pertanian ke non pertanian
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 10 1.3. Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN PDB SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2005
ANALISIS PERTUMBUHAN PDB SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2005 A. Statistik Pertumbuhan PDB 1. Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) sektor pertanian dalam arti sempit (Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan)
Lebih terperinci