BAB VI PENUTUP. kesimpulan mengenai strategi Baitul Maal Al-Muthi in dalam menggalang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI PENUTUP. kesimpulan mengenai strategi Baitul Maal Al-Muthi in dalam menggalang"

Transkripsi

1 BAB VI PENUTUP Penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh. Seperti kesimpulan mengenai strategi Baitul Maal Al-Muthi in dalam menggalang dana ZIS, program-program yang dilaksanakan oleh Baitul Maal dengan mendayagunakan ZIS, serta bentuk filantropi yang diimpelementasikannya. Berikut ini adalah kritik dan sarannya, 6.1. KESIMPULAN Kampung Maguwo, dengan jumlah warga muslim yang mendominasi, memiliki potensi yang cukup besar dalam filantropi Islamnya, dan LAZ Baitul Maal Al-Muthi in dalam penggalangan dana ZIS dirasa sudah cukup mampu menyerap potensi ZIS yang ada di Kampung Maguwo. Tidak hanya pada momen Ramadhan saja, namun juga pada bulan-bulan lainnya melalui program Tabungan Koin Akhirat. Pada program TKA, pemasukan yang ada pada tahun 2013 mencapai lebih dari 50 juta rupiah. Bahkan jumlah ini lebih besar dari jumlah zakat pada tahun tersebut, namun fluktuatifnya perolehan jumlah dana TKA menjadi pekerjaan penting bagi Baitul Maal Al-Muthi in. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kurangnya informasi yang didapatkan oleh warga saat pengambilan dana TKA periode ke-tiga. 111

2 Ini menandakan bahwa kurangnya sosialisasi kepada warga mengenai waktu penarikan kotak TKA tersebut. Belum lagi Baitul Maal Al-Muthi in terkendala oleh kurangnya tenaga lapangan, namun titik penting dari adanya program TKA adalah telah mampu meningkatkan partisipasi warga Maguwo untuk peduli dengan sesamanya. Dari dana TKA tersebut digunakan untuk membantu warga Maguwo yang awalnya kurang berkemampuan dalam hal ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain, agar dapat meningkatkan kapasitasnya. Dana ZIS yang dapat dikumpulkan oleh Baitul Maal Al- Muthi in tersebut, dipergunakan untuk melaksanakan berbagai program kegiatan, seperti program pemberdayaan ekonomi masyarakat, program santunan, dan juga program stimulan. Pelaksanaan pemberdayaan ekonomi masyarakat pada bidang peternakan khususnya ternak ayam, ternyata terkendala oleh faktor eksternal, yakni mewabahnya virus flu burung yang menyebabkan kematian pada ayam-ayam milik kelompok ternak tersebut. Hal itu mengakibatkan adanya kerugian yang dialami dan program ini terpaksa berhenti. Meskipun begitu, pada awalnya peternak tetap merasakan hasil dari penjualan ayam ternak mereka. Setidaknya hal tersebut mampu menjadi sebuah pembelajaran bagi warga yang ikut serta dalam program tersebut dan mendapatkan ilmu tentang cara beternak ayam. 112

3 Sebenarnya bisa saja kegiatan ini diteruskan dengan memberikan bantuan lagi pada peserta tersebut, namun keengganan peserta dan adanya rasa trauma pada warga menjadikan mereka tidak mau mencoba untuk kembali beternak ayam, dan beberapa dari mereka akhirnya mencoba peruntungan pada kegiatan budidaya ikan lele. Warga yang ikut sertad alam program perikanan lele dirasa telah mampu meningkatkan pendapatannya. Kegiatan perikanan lele ini sebenarnya tak luput dari mewabahnya penyakit jamur yang menyebabkan banyaknya ikan lele yang mati, namun mereka berusaha untuk melanjutkan kegiatan tersebut. Saat ini, warga telah memiliki kolam ikan permanen yang terbuat dari batako (sebelumnya terbuat dari terpal yang pinggirnya ditumpuk dengan genteng). Dari kegagalan yang pernah terjadi, warga kini mengantisipasi munculnya jamur dengan memasukkan buah pace ke dalam kolam, selain itu juga makanan lele sesekali diselingi dengan daun pepaya. Hasilnya saat ini telah dirasakan oleh warga. Dari ekor lele yang dibudidayakan, selama proses ngingu ikan hingga siap untuk dipanen, ikan lele yang mati tidak lebih dari 20 ekor. Pada program usaha mikro seperti usaha jahitan dan juga pengepul barang bekas juga mengalami perkembangan. Dilihat dari aspek kebutuhan yang terpenuhi seperti ibu Sri (penjahit) yang mampu membiayai anaknya hingga bangku kuliah, selain itu juga usaha pengepul 113

4 barang bekas milik bapak Sriyono juga mampu menambah armada motornya menjadi 3 buah. Program selanjutnya yang dilaksanakan dengan mendayagunakan ZIS adalah program santunan yang terdiri dari 6 sub program, yakni santunan pendidikan, santunan kesehatan, pembebasan hutang, korban bencana, sembako dan bedah bumi. Warga yang mengajukan bantuan terlebih dahulu membuat surat pengantar dari ketua RT setempat yang nanti akan digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengurus Baitul Maal Al-Muthi in. Program santunan pendidikan berupa pemberian bantuan biaya SPP, buku, dan lain-lain. Biaya tersebut tidak diberikan utuh, namun biasanya Baitul Maal hanya memberikan sebagian saja dari bukti pembayaran yang ada dari sekolah. Selain itu, ada juga program Sukses Ujian Nasional yang diselenggarakan bagi siswa-siswa yang hendak mengikuti ujian nasional di sekolah. Program ini bekerjasama dengan Primagama. Santunan kesehatan berupa pemeriksaan dan berobat gratis bagi warga yang menerima kartu sehat. Ada juga bantuan rawat inap bagi warga Maguwo yang dirawat dirumah sakit, sedangkan warga tersebut tidak mendapat Jamkesmas atau semacamnya. Biaya yang diberikan juga tidak seutuhnya diberikan pada yang bersangkutan. Namun besarnya biaya dipertimbangkan pula oleh pihak pengurus sesuai dengan informasi 114

5 yang didapatkan pihak pengurus mengenai warga yang perlu dibantu tersebut. Pembebasan hutang sejauh ini telah membantu salah satu keluarga yang terjerat hutang karena membutuhkan biaya pengobatan yang sangat besar sedangkan warga yang bersangkutan sama sekali tidak memiliki biaya. Santunan korban bencana tidak setiap saat ada, sejauh ini baru ada program bantuan ini saat bencana erupsi merapi yang terjadi pada tahun 2010 / Pada program santunan sembako, memiliki sasaran lansia yang sudah tidak produktif lagi, apalagi lansia yang keluarga jauh dari Maguwo, sehingga tidak ada yang ngopeni. Pada program bedah bumi, sejauh ini dirasa belum tersosialisasikan dengan baik, sebab belum ada penggunaan dana ZIS untuk program ini. Selain program pemberdayaan masyarakat dan program santunan, terdapat pula program stimulant yang berisi bantuan pembangunan gedung panti asuhan, pembinaan bagi pengajar TPA Al- Muthi in, dan kegiatan amil atau pengelolaan zakat. Pembangunan gedung panti asuhan dibantu oleh Baitul Maal Al- Muthi in, namun tidak dengan dana yang utuh, panti asuhan sendiri juga berupaya mencari sponsor lain dari pembangunan gedung tersebut. Saat ini sudah terdiri dari 3 lantai. Anak asuhnya berjumlah 54 anak. Pembinaan bagi pengajar TPA yakni pemberian gaji kepada fisabilillah. Meskipun tidak seberapa jumlahnya, namun bisa memacu 115

6 pengajar tersebut untuk tetap bersemangat dalam mendidik santri-santri TPA, sedangkan untuk amil lebih banyak digunakan untuk pembelian alat tulis kantor dan peralatan-peralatan yang dibutuhkan menjelang pembagian zakat fitrah seperti plastik untuk membungkus sembako dan juga saat idhul adha, yakni untuk membeli perlatan yang mendukung proses penyembelihan dan pembagian hewan kurban. Berbagai program yang dilaksanakan dengan mendayagunakan ZIS tersebut merupakan praktik dari filantropi Islam. Dalam filantropi sendiri terdiri dari dua bentuk, yakni filantropi tradisional dan filantropi untuk keadilan sosial. Contoh dari bentuk filantropi tradisional yang dilaksanakan oleh Baitul Maal Al-Muthi in adalah program santunan dan program stimulan yang lebih bersifat karitatif, sedangkan filantropi untuk keadilan sosial adalah program pemberdayaan ekonomi yang bersifat berkelanjutan. Karitas atau yang biasa disebut sebagai filantropi tradisional memang diarahkan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar yang mendesak, sedangkan filantropi modern bertujuan mempromosikan prakarsa-prakarsa keadilan sosial yang berjangka panjang (Aileen Shaw dalam Irfan Abubakar, 2006). Bentuk-bentuk filantropi tersebut ternyata bukan saling meniadakan satu sama lain, namun keduanya saling mendukung dan melengkapi. Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang terdiri 116

7 dari kebutuhan saat ini (kebutuhan jangka pendek yang mendesak) dan juga kebutuhan jangka panjang. Perlu digaris bawahi bahwa filantropi tradisional sebenarnya merupakan bentuk filantropi yang bersifat individual, namun pada praktik filantropi yang dilaksanakan oleh Baitul Maal Al-Muthi in memiliki motif publik, sebab ZIS telah dikelola oleh sebuah lembaga yang menggalang dana ZIS, bukan lagi seorang penderma yang langsung memberikan dermanya pada orang yang berhak menerima. Kegiatan filantropi yang dilaksanakan ternyata lebih berorientasi pada filantropi tradisional. Selain karena program santunan dan program stimulan jelas merupakan karitas, ternyata pada program pemberdayaan ekonomi masyarakatnya juga belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan poin-poin dari filantropi untuk keadilan sosial, lebih bersifat sekedar pemberian modal bantuan yang sesekali dipantau perkembangannya dan setelah itu dilepas begitu saja oleh pihak Baitul Maal Al-Muthi in. Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga lapangan, selain itu juga pengurus dari Baitul Maal Al-Muthi in memiliki pekerjaan lain di luar kepengurusannya di Baitul Maal Al-Muthi in sehingga kurang fokus dalam mengelola ZIS untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan dari Baitul Maal Al-Muthi n. Berarti, dapat disimpulkan bahwa masih adanya perbedaan antara keinginan Baitul Maal Al-Muthi in dalam mewujudkan visi, misi dan tujuannya dengan praktik yang ada di masyarakat. 117

8 Pada salah satu misinya, yakni mengembangkan zakat sebagai alternatif dalam pengentasan kemiskinan, dirasa masih belum terwujud, selain itu, misi selanjutnya adalah mendorong sinergi program pemberdayaan masyarakat juga belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Program pemberdayaan ekonomi masyarakatnya kurang diimplementasikan dengan baik, perkembangannya juga kurang mendapat pemantauan. Sekalipun judul programnya adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat, ternyata pelaksanaanya lebih mengarah pada bentuk filantropi tradisional, dengan kata lain, pendayagunaan ZIS oleh Baitul Maal Al-Muthi in, lebih didominasi pada bentuk filantropi tradisional. Padahal jika pelaksanaan pemberdayaan lebih serius lagi, upaya memberikan daya ataupun kekuatan pada yang belum memiliki daya tersebut dapat lebih optimal. Kegiatan pemberdayaan yang awalnya bersumber dari, oleh dan untuk masyarakat Maguwo ternyata belum bisa direalisasikan. Ini berarti bentuk Community Driven Dvelopment belum terlaksana dengan baik dan masih membutuhkan perubahan dalam pelaksanaannya. Termasuk usaha perwujudan visi, misi dan tujuan dari Baitul Maal Al-Muthi in juga belum dapat dicapai. Padahal jelas sekali bahwa Baitul Maal Al-Muthi in memiliki misi dan tujuan untuk meningkatkan kapasitas warga dengan program pemberdayaan ekonomi masyarakat guna mewujudkan kampung yang mandiri. 118

9 Selain alasan dari bentuk-bentuk kegiatan yang ada tersebut, ternyata juga ada alasan lain dari lebih dominannya bentuk filantropi tradisional. Ada tiga alasan penting, pertama berbedanya pemahaman mengenai ke-baitul Maal-an antara pembina yayasan Al-Muthi in dan pengurus Baitul Maal Al-Muthi in. Kedua, Kurangnya tenaga lapangan yang membantu dan memantau perkembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Ketiga, kurang fokusnya pengurus Baitul Maal Al-Muthi in dalam menjalankan program-programnya karena memiliki pekerjaan lain diluar Baitul Maal SARAN Peneliti menyadari adanya keterbatasan waktu dan tenaga yang dimiliki, maka saran bagi penelitian selanjutnya adalah untuk mencari lebih detail mengenai pengelolaan dan juga pendayagunaan dana ZISnya. Selain itu, masih adanya kekurangan informasi yang didapatkan mengenai usaha dari Baitul Maal Al-Muthi in dalam menggalang dana ZIS di luar Maguwo. Peneliti lebih banyak memfokuskan pada penggalangan ZIS di dalam kampung Maguwo. Sehingga diharapkan pada penelitian selanjutanya juga lebih banyak mencari tahu mengenai penggalangan ZIS diluar Maguwo. 119

BAB IV PROFIL LEMBAGA, PEROLEHAN ZAKAT PENDISTRIBUSIANNYA PADA FAKIR MISKIN DAN ANALISA. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Nurul Huda merupakan lembaga

BAB IV PROFIL LEMBAGA, PEROLEHAN ZAKAT PENDISTRIBUSIANNYA PADA FAKIR MISKIN DAN ANALISA. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Nurul Huda merupakan lembaga BAB IV PROFIL LEMBAGA, PEROLEHAN ZAKAT PENDISTRIBUSIANNYA PADA FAKIR MISKIN DAN ANALISA A. Profil LAZ Masjid Nurul Huda Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Nurul Huda merupakan lembaga nirlaba milik masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerakan pendidikan dan dakwah (Muhammad Hakiki, 2011). masih sangat tradisional, sehingga kegiatan-kegiatan filantropi kurang

BAB I PENDAHULUAN. gerakan pendidikan dan dakwah (Muhammad Hakiki, 2011). masih sangat tradisional, sehingga kegiatan-kegiatan filantropi kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Praktik filantropi Islam di Indonesia sudah dimulai sejak kehadiran agama Islam di Nusantara pada abad ke 8-9 M, namun mulai tampak pada abad ke 12 M saat

Lebih terperinci

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI 2018 0 1. PENGHIMPUNAN 1.1 DATA MUZAKKI Jumlah muzakki Kantor Pusat pada bulan Januari Tahun 2018 sebanyak 1.996 orang (meningkat 733 orang atau 63,2% dibanding bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia 230.641.326 juta jiwa, dimana mayoritas penduduknya adalah muslim dengan jumlah 88,1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam dibangun di atas lima pilar yang terangkum dalam rukun Islam. Zakat yang merupakan rukun ketiga dari lima rukun Islam tersebut tidak seperti shalat ataupun puasa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Studi ini didesain untuk mengetahui efektivitas pelayanan Badan

BAB V PENUTUP. Studi ini didesain untuk mengetahui efektivitas pelayanan Badan 5.1. Kesimpulan BAB V PENUTUP Studi ini didesain untuk mengetahui efektivitas pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) dalam pemenuhan kesehatan sebagai upaya peningkatan

Lebih terperinci

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia PENDAHULUAN BMT berkembang dari kegiatan Baitul maal : bertugas menghimpun, mengelola dan menyalurkan Zakat, Infak dan Shodaqoh (ZIS) Baitul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius yang menyangkut dimensi kemanusiaan. Kemiskinan tetap merupakan masalah yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam Bab Analisis dan Pembahasan ini penulis akan membahas mengenai kesesuaian kegiatan yang dilakukan oleh BAZNAS dalam pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah (

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Pengelolaan zakat mal di BAZIS desa Slumbung dan LAZ Desa Bedug.

BAB VI PENUTUP. 1. Pengelolaan zakat mal di BAZIS desa Slumbung dan LAZ Desa Bedug. BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pengelolaan zakat mal di BAZIS desa Slumbung dan LAZ Desa Bedug. Pengelolaan zakat mal pada BAZIS desa Slumbung maupun pada LAZ desa Bedug terbagi menjadi 3 tahapan proses,

Lebih terperinci

BAB IV TAHU MERCON SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI DOMPET DHUAFA SEMARANG DALAM PENDAYAGUNAAN ZAKAT

BAB IV TAHU MERCON SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI DOMPET DHUAFA SEMARANG DALAM PENDAYAGUNAAN ZAKAT BAB IV TAHU MERCON SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI DOMPET DHUAFA SEMARANG DALAM PENDAYAGUNAAN ZAKAT A. Analisis Peran Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa melalui Program Tahu Mercon di Semarang Program

Lebih terperinci

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N 2 0 1 8 UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS YAYASANBAITULMAALPLN JLTrunojoyoBlokM1/135KebayoranBaru JakartaSelatan 0217261122ext1574 email:ybm@pln.co.id-www.ybmpln.org

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU. kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU. kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU A. Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat Zakat adalah istilah sesuatu yang diberikan seseorang kepada orang lain yang berhak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data sekunder serta pengungkapan pendapat secara langsung (brainstorming) maupun melalui kuesioner dari penelitian yang berjudul: Faktor Penyebab

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 23 SERI E.23 ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan (filantropi) dalam konteks masyarakat Muslim. Zakat merupakan kewajiban bagian dari setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu Lembaga Amil Zakat (LAZ), yaitu suatu lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat merupakan komponen pokok bagi tegaknya pondasi perekonomian umat. Selain itu zakat termasuk rukun islam yang ketiga dari kelima rukunnya dan wajib dikeluarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara dunia ketiga atau negara berkembang, termasuk Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian 98 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian mengenai lembaga Filantropi Islam dan Pemberdayaan Anak Dhuafa (Studi Kasus Pada Program Pendidikan

Lebih terperinci

Perkembangan Proporsi Investasi DP BNI :

Perkembangan Proporsi Investasi DP BNI : Info Dapenbni Perkembangan Proporsi Investasi DP BNI : JENIS INVESTASI Semester II 2013 Semester I 2013 Naik (Turun) INVESTASI Surat Berharga Negara 29,53% 30,07% -0,54% Deposito on call 1,20% 0,99% 0,21%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR

Lebih terperinci

SUMMARY REPORT PENGELOLAAN ZAKAT

SUMMARY REPORT PENGELOLAAN ZAKAT SUMMARY REPORT PENGELOLAAN ZAKAT 2015 Visi Menjadi pengelola zakat terbaik dan terpercaya di dunia. Misi 1. Mengkoordinasikan BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota, dan LAZ dalam mencapai target-target

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah diperoleh temuan-temuan penelitian yang berjudul Peran Pengelola

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah diperoleh temuan-temuan penelitian yang berjudul Peran Pengelola 147 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah diperoleh temuan-temuan penelitian yang berjudul Peran Pengelola LPM dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Rumah Layak Huni bagi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN 56 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN Secara sosial ataupun ekonomi bahwa zakat adalah lembaga penjamin. Lewat institusi zakat, kelompok

Lebih terperinci

BAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA SEMARANG UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO. A. Program Pelaksanaan BAZNAS Kota Semarang dala Pendayagunaan

BAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA SEMARANG UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO. A. Program Pelaksanaan BAZNAS Kota Semarang dala Pendayagunaan 63 BAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA SEMARANG UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO A. Program Pelaksanaan BAZNAS Kota Semarang dala Pendayagunaan Dana Zakat Untuk Pengembangan Usaha Mikro Badan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Key Success Factor BAZNAS

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Key Success Factor BAZNAS BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas strategi untuk meningkatkan pengumpulan dana BAZNAS. Strategi yang dilakukan adalah pengelompokan faktor-faktor internal dan eksternal, membuat Matriks IE, Matriks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah besar bagi bangsa Indonesia. Kemiskinan ini sudah ada sejak lama dan telah menjadi kenyataan dalam kehidupan. Krisis ekonomi yang berkepanjangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paket kebijakan tentang percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada 8 Juni 2007 telah diterbitkan oleh pemerintah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang bisa memberikan rahmat kepada manusia di dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang hakiki.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi di sebuah negara yang kaya dengan sumber daya alam dan mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Indonesia, merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV\ ANALISIS DATA. A. Analisis Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah di BAZNAS Kota

BAB IV\ ANALISIS DATA. A. Analisis Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah di BAZNAS Kota BAB IV\ ANALISIS DATA A. Analisis Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah di BAZNAS Kota Mojokerto Pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah di BAZNAS kota Mojokerto dilakukan berdasarkan Undang-Undang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara, hal ini dikarenakan pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara yang tercatat memiliki penduduk Islam terbesar di dunia. Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahun selalu mengalami peningkatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Bangsa Indonesia. Pada satu sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh Bangsa Indonesia. Pada satu sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan kemiskinan masih menjadi salah satu problematika utama yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Pada satu sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS

BAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS BAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS A. Profil Baitul Maal Hidayatullah Kudus 1. Sejarah Baitul Maal Hidayatullah Kudus. Baitul Maal Hidayatullah atau yang disingkat dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan CSR merupakan bagian dari kebijakan bisnis Trans TV, dan merupakan bentuk komitmen manajemen yang dijalankan entitas bisnis untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan berdasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang sebenarnya telah berlangsung lama dalam kehidupan manusia. Kemiskinan merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pola Manajemen Pengelolaan Dana Zakat di Lembaga Amil Zakat Baitul. Maal Hidayatullah dan Al-Haromain Kabupaten Trenggalek

BAB V PEMBAHASAN. A. Pola Manajemen Pengelolaan Dana Zakat di Lembaga Amil Zakat Baitul. Maal Hidayatullah dan Al-Haromain Kabupaten Trenggalek 130 BAB V PEMBAHASAN A. Pola Manajemen Pengelolaan Dana Zakat di Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Hidayatullah dan Al-Haromain Kabupaten Trenggalek Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Hidayatullah dan Al-Haromain

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN STRATEGI PENGGALANGAN DANA UNTUK PENDIDIKAN. melakukan pengembangan strategi penggalangan dana Rumah Zakat dan Lembaga

BAB V PENGEMBANGAN STRATEGI PENGGALANGAN DANA UNTUK PENDIDIKAN. melakukan pengembangan strategi penggalangan dana Rumah Zakat dan Lembaga BAB V PENGEMBANGAN STRATEGI PENGGALANGAN DANA UNTUK PENDIDIKAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab 4, peneliti mencoba melakukan pengembangan strategi penggalangan dana Rumah Zakat dan

Lebih terperinci

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Peserta memahami prasyarat dan ciri program Sosial berkelanjutan 1. Brainstorming Prasyarat dan Ciri Program Sosial Berkelanjutan 2. Diskusi Kelompok Lembar

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2007 SERI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA,

Lebih terperinci

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR LATAR BELAKANG Lebih dari 50 % dari total penduduk indonesia adalah wanita (BPS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berakhirnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa. PNPM-MP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak pada dasarnya merupakan kaum lemah yang harus dilindungi oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih membutuhkan bimbingan orang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA A. Analisis Manajemen Penghimpunan, Pengelolaan serta Pendistribusian Dana Sosial pada Yayasan Al-Jihad Surabaya Setiap

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa penunaian Zakat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan hajat hidup orang banyak itu harus atau

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan hajat hidup orang banyak itu harus atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa Negara wajib melayani setiap warga Negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAPORAN AKHIR USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN USAHA EKONOMI PANTI ASUHAN KOSGORO KABUPATEN BOGOR MELALUI PRODUKSI IKAN LELE SANGKURIANG Bidang Kegiatan: PKM Pengabdian Masyarakat Disusun

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA A. Profil BAZNAS OKU Timur a. Letak Geografis Wilayah Kabupaten OKU Timur dengan luas ± 3.370 KM yang terdiri 20 Kecamatan dan 305 Desa dengan jumlah penduduk ± 667.300 jiwa dan

Lebih terperinci

Lampiran. Harap diisi dulu kolom data diri berikut sebelum memulai pengisian kuesioner. Nama Perusahaan Bagian

Lampiran. Harap diisi dulu kolom data diri berikut sebelum memulai pengisian kuesioner. Nama Perusahaan Bagian Lampiran Kuesioner CSR A. Data Diri Responden Harap diisi dulu kolom data diri berikut sebelum memulai pengisian kuesioner Nama Perusahaan Bagian : : Umur : a. Dibawah 20 tahun (Lingkari salah satu) b.

Lebih terperinci

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 18 26 Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program PNPM tahun 2007. Dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelusuran dan penjelasan masalah zakat menjadi penting, karena masyarakat muslim Indonesia masih ada yang melihat eksistensi zakat sebagai suatu kewajiban yang bersifat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. oleh peneliti maka didapat beberapa kesimpulan, yaitu:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. oleh peneliti maka didapat beberapa kesimpulan, yaitu: 1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari rumusan masalah dan pembahasan yang sudah dipaparkan oleh peneliti maka didapat beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Bentuk-bentuk pendistribusian dan penghimpunan

Lebih terperinci

BISNIS MINI Oleh: Deny Yogaswara Bidang: Kewirausahaan

BISNIS MINI Oleh: Deny Yogaswara Bidang: Kewirausahaan BISNIS MINI MARKET @TanpaKembalian Oleh: Deny Yogaswara (@KankDeny) Bidang: Kewirausahaan Latar Belakang Dengan semakin banyaknya pertumbuhan mini market di Indonesia, maka perlu dimunculkan sebuah gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspek ruhiyah harus senantiasa dimiliki oleh manusia dalam menjalani setiap aktivitasnya, yaitu kesadaran akan hubungannya dengan Allah Yang Maha Menciptakan. Manifestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan internasional yang lazim disebut dengan Global Governance. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan internasional yang lazim disebut dengan Global Governance. Peranan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan Pembangunan nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dari perkembangan internasional yang lazim disebut dengan Global Governance. Peranan pemerintah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB III TINJAUAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB III TINJAUAN UMUM OBYEK PENELITIAN 3. Gambaran Umum Usaha Kemitraan Ayam Broiler Usaha kemitraan ayam broiler merupakan salah satu usaha peternakan yang berada di Desa Ngetuk, Jepara. Pendiri usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia khususnya bangsa Indonesia, dan tidak sedikit umat yang jatuh

BAB I PENDAHULUAN. manusia khususnya bangsa Indonesia, dan tidak sedikit umat yang jatuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan, kemelaratan dan kelaparan merupakan bahaya besar bagi umat manusia khususnya bangsa Indonesia, dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya

Lebih terperinci

BAITUL MAAL BAHTERA. Lembaga Amil Zakat Infaq & Shadaqah. SK.Walikota Pekalongan. Nomor : 451.1/02711 Tgl. 29 Desember 2004

BAITUL MAAL BAHTERA. Lembaga Amil Zakat Infaq & Shadaqah. SK.Walikota Pekalongan. Nomor : 451.1/02711 Tgl. 29 Desember 2004 BAITUL MAAL BAHTERA Lembaga Amil Zakat Infaq & Shadaqah SK.Walikota Pekalongan Nomor : 451.1/02711 Tgl. 29 Desember 2004 Mitra Pengelola Zakat (MPZ) Dompet Dhuafa SK Direktur Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KOTA PADANG PADANG KOTA TERCINTA PEMERINTAH KOTA PADANG Menimbang PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, : a. bahwa kewajiban

Lebih terperinci

Pertanyaan Penelitian 1 : Bagaimana Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM?

Pertanyaan Penelitian 1 : Bagaimana Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM? Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 8 Juni-17 Juni 2009 Lokasi : Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program P2KP tahun

Lebih terperinci

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH II. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 01. A. KEBIJAKAN PROGRAM Pada Urusan pilihan Pertanian diarahkan pada Peningkatan produksi pertanian dan pemberdayaan petani lokal serta peningkatan akses modal dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pendistribusian Zakat Oleh BAZNAS Kabupaten Jepara Dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Jepara zakat menurut bahasa berarti berkah, bersih, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang ke-4 di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang ke-4 di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang ke-4 di dunia (http://www.kkp.go.id). Panjang garis pantai Indonesia mencapai 104.000 km dengan luas laut

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1830, 2014 KEMENAG. Zakat. Usaha Produktif. Penghitungan. Syarat. Tata Cara. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA

Lebih terperinci

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial 22. URUSAN SOSIAL UUD 45 telah mengamanatkan bahwa Negara wajib memberi perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial. Beberapa masalah yang masih perlu mendapat perhatian diantaranya masih rendahnya kualitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LAZIS IMRA A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN LAZIS IMRA

BAB II GAMBARAN UMUM LAZIS IMRA A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN LAZIS IMRA BAB II GAMBARAN UMUM LAZIS IMRA A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN LAZIS IMRA Lemahnya kesadaran masyarakat untuk membayar zakat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah masalah kepercayaan terhadap proses

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG

BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, pemerintah Indonesia mulai mencanangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi syariah merupakan lembaga keuangan mikro yang menghimpun dana dari anggota dan menyalurkanya kepada anggota untuk mensejahterakan taraf hidup para anggota koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini makin sering terdengar ungkapan ya ng mengatakan. bahwa dunia moder n sudah memasuki era informasi.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini makin sering terdengar ungkapan ya ng mengatakan. bahwa dunia moder n sudah memasuki era informasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini makin sering terdengar ungkapan ya ng mengatakan bahwa dunia moder n sudah memasuki era informasi. Artinya, semakin disadari oleh banyak pihak

Lebih terperinci

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial 22. URUSAN SOSIAL Perlindungan dan kesejahteraan sosial diperlukan bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Meskipun telah banyak dicatat beberapa keberhasilan, beberapa masalah

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN Oleh: Edmira Rivani, S.Si., M.Stat. Peneliti Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik PUSAT PENELITIAN BADAN KEAHLIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ayam kampung merupakan plasma nutfah Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan. Penampilan dari ayam kampung sangat beragam, mulai dari bentuk fisik, sifat genetik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dibekali dengan akal dan pikiran dalam bertindak. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. karena dibekali dengan akal dan pikiran dalam bertindak. Manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dibekali dengan akal dan pikiran dalam bertindak. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem yang terdapat pada sebuah perusahaan atau badan usaha baik yang mencari laba maupun nirlaba yang

Lebih terperinci

Manajemen Aset Wakaf Jumat, 01 November :16

Manajemen Aset Wakaf Jumat, 01 November :16 Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Dengan fakta tersebut, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pengembangan perekonomian nasional.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENGHITUNGAN ZAKAT MAL DAN ZAKAT FITRAH SERTA PENDAYAGUNAAN ZAKAT UNTUK USAHA PRODUKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi zakat, baik penerimaan maupun pendistribusiannya cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN. Potensi zakat, baik penerimaan maupun pendistribusiannya cukup besar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi zakat, baik penerimaan maupun pendistribusiannya cukup besar. Supaya ia menjadi riil sebagai dana untuk menanggulangi kemiskinan dan sarana pemerataan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya yang sudah direncanakan dalam melakukan suatu perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusian yang bernilai

Lebih terperinci

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Zakat dan Infak Sedekah a. Zakat Dari segi bahasa, zakat berarti tumbuh, bersih, berkah, berkembang dan baik. Sedangkan dari segi istilah, zakat

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1 Profil Keluarga Dampingan KKN Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di tiap-tiap desa yang telah ditentukan.

Lebih terperinci

Koperasi Ekonomi Rakyat Nusantara Gedung Arthaloka Lantai 9, Jl. Jenderal Sudirman Kav.2, Jakarta Tel :

Koperasi Ekonomi Rakyat Nusantara Gedung Arthaloka Lantai 9, Jl. Jenderal Sudirman Kav.2, Jakarta Tel : ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI EKONOMI RAKYAT NUSANTARA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 (1) Badan usaha ini bernama Koperasi Ekonomi Rakyat Nusantara dengan nama singkat dalam Anggaran Rumah Tangga

Lebih terperinci

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan I. PENDAHULUAN Pembangunan harus dipahami sebagai proses multidimensi yang mencakup perubahan orientasi dan organisasi sistem sosial,

Lebih terperinci

BAZNAS KOTA YOGYAKARTA INDIKATOR KINERJA KUNCI Periode 1 Januari s/d 31 Desember Tahun 2017

BAZNAS KOTA YOGYAKARTA INDIKATOR KINERJA KUNCI Periode 1 Januari s/d 31 Desember Tahun 2017 Lampiran 1 Peraturan BAZNAS Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan BAZNAS KOTA YOGYAKARTA INDIKATOR KINERJA KUNCI Periode 1 Januari s/d 31 Desember Tahun 2017 No Indikator Kinerja

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan lahiriyah dan batiniyah saja tetapi juga keseimbangan,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan lahiriyah dan batiniyah saja tetapi juga keseimbangan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sekarang ini tengah giat giatnya melaksanakan perubahan dalam pembangunan, baik fisik maupun non fisik. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab Pembiayaan Ijarah Bermasalah di BMT Amanah Mulia Magelang Setelah melakukan realisasi pembiayaan ijarah, BMT Amanah Mulia menghadapi beberapa resiko

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. orang laki-laki dan 49 orang perempuan. Dengan donatur terbesar adalah

BAB V PEMBAHASAN. orang laki-laki dan 49 orang perempuan. Dengan donatur terbesar adalah BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Promotion Mix terhadap Keputusan menjadi Donatur secara Simultan Dari hasil paparan di bab sebelumnya, dapat diketahui donatur Dompet Dhuafa Jawa Timur cukup berimbang dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 164, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3885) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci