Daftar Tabel dan Gambar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Daftar Tabel dan Gambar"

Transkripsi

1

2 2

3 Daftar Isi Bab 1 Gambaran Umum Latar belakang dan dasar hukum... 5 SOP seharusnya disusun ketika tanda-tanda bencana telah muncul, oleh sebab itu SOP harus disusun dalam jangka waktu singkat Tujuan Prinsip SOP Isi SOP Proses Perumusan Situasi dimana Rencana Kontinjensi belum dirumuskan Situasi dimana Rencana Kontijensi telah dibuat... 9 Bab 2 Bencana Target Kondisi dimana rencana kontijensi belum dibuat Analisa Ancaman Scenario Development Situasi dimana Rencana Kontijensi telah dibuat Evaluasi sumber yang telah ada Bab 3 Struktur Organisasi dan Komando Organisasi Komando Tanggap Darurat Bencana Struktur Organisasi Bab 4 Tugas dan Tanggungjawab Structure of the SOP Langkah-langkah untuk menyusun Tugas dan Tanggungjawab Means of expression Bab 5 Prosedur Kerja Langkah-langkah menyusun Prosedur Kerja Means of expression Bab 6 Respon dalam Urutan Kronologis Pembuatan tabel Urutan Kronologis Strukutr tabel Urutan Kronologis

4 Daftar Tabel dan Gambar Gambar 1-1 Fungsi Rencana Kontinjensi dan SOP... 7 Gambar 3-1 Struktur Pos Komando Kab. Sitaro dalam Menghadapi Gn. Api Karangetang.. 16 Gambar 4-1 proses penyusunan Tugas dan Tanggungjawab Gambar 5-1 Proses penyusunan tugas dan tanggungjawab Gambar 5-2 Prosedur Kerja Tabel 1-1 Hubungan antara Rencana Kontinjensi dan SOP... 7 Tabel 1-2 Proses Perumusan... 9 Tabel 1-3 Proses Penyusunan Tabel 2-1 Tabel Analisis Ancaman Tabel 2-2 Tabel Dampak terhadap Aspek Kehidupan Tabel 2-3 Tabel Dampak terhadap Aspek Sarana-Prasarana Tabel 2-4 Tabel Dampak terhadap Aspek Ekonomi Tabel 2-5 Tabel Dampak terhadap Aspek Pemerintahan Tabel 2-6 Tabel Dampak terhadap Aspek Lingkungan Tabel 2-7 Perbandingan Ketersediaan Sumberdaya Tabel 4-1 Unit-unit terkait kegiatan dalam Pos Komando Tabel 4-2 Format Tugas dan Tanggungjawab Tabel 5-1 Format Prosedur Kerja Tabel 6-1 Contoh Urutan Kronologis dari Pos Komando

5 Bab 1 Gambaran Umum Pengenalan SOP adalah pedoman indikatif yang membantu kita untuk mengambil tindakan tertentu jika terjadi suatu keadaan yang tidak terduga. Khususnya dalam situasi darurat bencana, pedoman ini diharapkan agar bisa menjadi buku pedoman yang dapat menunjukkan apa yang perlu dilakukan selanjutnya untuk respon yang cepat. Petunjuk Teknis ini berisi langkah-langkah untuk menyusun SOP untuk pos komando sehingga dapat menjadi referensi dalam manajemen tanggap darurat Latar belakang dan dasar hukum Karena Indonesia adalah Negara yang rawan bencana maka banyak peraturan ditetapkan berdasarkan undang-undang no. 24 tahun 2007, undang-undang no. 21 tahun 2008 dan undang-undang lainnya. Hampir keseluruhan isi dari SOP berasal dari Peraturan no. 10, Pedoman Komando Tanggap Darurat Bencana, tahun 2008 dan beberapa Peraturan terkait di bawah ini : Peraturan Kepala BNPB No.7 tahun 2008 tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Peraturan Kepala BNPB No.9 tahun 2008 tentang Prosedur Tetap Tim Reaksi Cepat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Peraturan Kepala BNPB No.13 tahun 2008 tentang Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana Peraturan Kepala BNPB No.12 tahun 2010 tentang Mekanisme Pemberian Bantuan Perbaikan Darurat Peraturan Kepala BNPB No.13 tahun 2010 tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi Peraturan Kepala BNPB No.14 tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Peraturan Kepala BNPB No.24 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Operasi Darurat Bencana SOP seharusnya disusun ketika tanda-tanda bencana telah muncul, oleh sebab itu SOP harus disusun dalam jangka waktu singkat Tujuan Petunjuk Teknis ini disusun dengan mengacu pada kesiapsiagaan SOP sehingga para staf bisa tanggap terhadap bencana and juga melaksanakan pedoman tersebut secara cepat, tepat, efektif dan efisien dalam pos komando. 5

6 1-3. Prinsip SOP Persiapan Persiapan adalah gabungan usaha antara semua orang yang berperan di dalamnya. SOP diharapkan bisa dilakukan secepat mungkin setelah tanda yang signifikan dari sebuah bencana terlihat namun tetap membutuhkan waktu untuk dilaksanakan walaupun dalam situasi yan gawat sekalipun. Menimbang peranan dari SOP, dalam buku ini jelas terlihat bahwa sangat direkomendasi untuk mempersiapkan SOP ketika gejala bencana terlihat. Untuk suatu kondisi tanpa perkiraan bencana, SOP bisa dijadikan sebagai contoh dengan menggunakan data bencana sebelumnya atau hasil yang terlihat dari Peta Ancaman sebagai sebuah perkiraan bencana. Hal ini juga dimaksudkan bahwa SOP bisa dibuat berdasarkan skenario untuk setiap ancaman/bencana. Komando/Perintah Selama kondisi darurat bencana di tingkat kota, semua komando berada di tangan kepala BPBD. Untuk Komando Operasional, Komando berada di tangan Komandan Insiden yang bertugas sebagai Komandan Bersama terpadu yang ditunjuk langsung oleh kepala BPBD berdasarkan tugas utama, fungsi dan juga kompetensi. Untuk komando taktis, komando berada di tangan kepala divisi, kepala bagian/seksi, kepala Relasi dan Informasi Publik, Kepala perwakilan badan atau institusi, kepala keselamatan dan keamanan dan sekretaris. Pos Komando Pos komando operasional darurat bencana bertempat di Pusdalops (Pusat Kontrol Operasional) yang juga mempunyai fungsi sebagai Pusat Krisis yang berada di bawah pengawasan BPBD Kabupaten/Kota ( bisa juga berlokasi di kantor lama maupun baru dari walikota). Pos Komando lapangan akan ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan selama situasi gawat darurat. Alokasi jumlah personel yang dibutuhkan di Pusat Krisis sebelum, selama dan setelah bencana akan diatur berdasarkan situasi yang ada. Kendali Selama kondisi darurat bencana di tingkat kabupaten/kota, kendali operasi umum berada di bawah pengawasan kepala BPBD. Kendali Operasional dalam situasi darurat bencana di tingkat kabupaten/kota di pegang oleh Komandan Insiden and kendali operasional teknis yang bertugas di pos komando. Komunikasi (1) Melalui Radio, menggunakan jaringan radio masyarakat (ORARI/RAPI) (2) Melalui telepon, nomor khusus (Pos darurat bencana/damkar) di lokasi tsb 6

7 Hubungan antara Rencana Kontinjensi dan Rencana Operasional Rencana kontinjensi disiapkan terlebih dahulu sebelum ada bencana, sehingga rencana ini disiapkan untuk dilaksanakan dengan kekurangan sumberdaya berdasarkan skenario serta tugas & tanggungjawab (asli). Di lain sisi, SOP dikompilasi pada saat bencana (benar-benar) terjadi atau pada masa pra-bencana, sehingga SOP seharusnya disusun sesuai dengan kondisi nyata/aktual (Gambar 1-1, Tabel 1-1). SOP bisa dikatakan disusun dengan menyesuaikan jenis aktifitas dan sumber daya yang ada dalam rencana darurat, berdasarkan kebutuhan aktual yang terlihat dari bencana yang telah terjadi. Gambar 1-1 Fungsi Rencana Kontinjensi dan SOP Tabel 1-1 Hubungan antara Rencana Kontinjensi dan SOP Rencana Kontinjensi (untuk Gunung Api) SOP untuk Pos Komando (untuk Gunung Api) Isi Utama Fitur Isi Utama Fitur Ulasan (Profil) Daerah Skenario Erupsi Deskripsi skenario target bencana dengan kajian bahaya Kebijakan dan Strategi Perencanaan Sektoral Arahan unutk melaksanakan kegiatan tanggap darurat Penetapan peran masingmasing organisasi dan perkiraan kebutuhan pada tahap kontinjensi, akan tetapi tidak jelas untuk tingkat divisi. Umum Target Bencana Struktur Organisasi dan Komando Tugas & Tanggungjawab Prosedur Kerja Deskripsi skenario target bencana dengan kajian bahaya Menunjukkan struktur organisasi pos komando Penetapan tugas untuk masingmasing organisasi di tingkat divisi. Penetapan standar prosedur operasionalisasi sektor untuk tanggap bencana : Bagian Inti 7

8 1-4. Isi SOP Isi dari SOP meliputi konteks di bawah ini: (1) Umum: Latar belakang, Tujuan dan Prinsip SOP 1) Latar Belakang Kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografik. Sejarah bencana di daerah Kebutuhan SOP 2) Tujuan Implementasi Respon komando darurat bencana Melaksanakan Respon situasi darurat bencana Menghindari pengulangan komando Penggunaan pada bencana yang spesifik 3) Penggunaan SOP Mengacu pada semua elemen berdasarkan peraturan Jika terdapat perubahan ketentuan dalam SOP, maka revisi bisa dilakukan (2) Target Jenis Bencana dan Estimasi Kerusakan 1) Analisa Ancaman Mengindikasikan perkiraan dampak ancaman. 2) Skenario Pengembangan Mengindentifikasi masyarakat atau lokasi mana yang rawan terhadap bencana dengan perkiraan dampak. (3) Struktur organisasi Mendirikan pos komando dengan struktur organisasi. (4) Tugas dan tanggungjawab Mengindikasikan tugas dan tanggungjawab di tiap bagian (seksi) terkait pos komando. (5) Prosedur kerja Mengindikasikan prosedur kegiatan-kegiatan di tiap bagian (seksi) terkait pos komando Proses Perumusan SOP dibuat berdasarkan beberapa persiapan dan tahapan pelaksanaan Situasi dimana Rencana Kontinjensi belum dirumuskan Dalam hal ini rencana kontijensi belum dirumuskan. Pada dasarnya, hal ini seharusnya dirumuskan berdasarkan referensi yang terdapat dalam buku panduan Rencana Kontijensi tahun Sebagai SOP, maka Sangat diperlukan agar hal-hal di bawah ini bisa diperlihatkan: 8

9 Pengembangan Skenario Penggambaran spesifik mengenai tugas dan tanggungjawab Dalam tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan meliputi hal-hal di bawah ini: 1) Ketetapan kabupaten/kota atau provinsi 2) Data dari buku Kabupaten/Kota dalam pengambaran 3) Data yang terpercaya tentang kesediaan sumber daya dari setiap sektor/institusi/organisasi dan informasi dari berbagai sumber/elemen. Dalam analisa ancaman, penilaian dan seleksi target bencana, skenario pengembangan akan dilaksanakan dengan menimbang tentang efek dari bencana yang paling darurat atau bencana yang menjadi prioritas. Ketersediaan sumber daya yang besar juga harus dipertimbangkan. Dalam formulasi mengenai tugas dan tanggung jawab, pada umumnya sama dengan apa yang tertulis pada rencana kontijensi yang ada sebelumnya namun detail yang lebih sangat diperlukan. Dalam formulasi prosedur kerja, aksi konkret sangat diperlukan. Pada akhirnya, pemetaan tentang pandangan yang jelas harus ditampilkan sebagai struktur dalam organisasi. Untuk hal-hal yang telah disebutkan di atas, berbagai pertimbangan yang dibuat dalam seminar haruslah diketahui oleh setiap anggota dari setiap organiasi yang terlibat. Langkah-langkah Tabel 1-2 Proses Perumusan Persiapan Pengumpulan Materi dari sumber identifikasi Pertimbangan pihak tertentu Analisa Analisis Ancaman Tinjauan awal oleh pihak tertentu dan lokakarya Pengembangan Skenario Skenario dampak bencana Tinjauan awal oleh pihak tertentu dan lokakarya Rumusan Tugas dan tanggung jawab Lokakarya Prosedur kerja Struktur organisasi Lokakarya Lokakarya Situasi dimana Rencana Kontijensi telah dibuat Dalam situasi ini rencana kontijensi telah dibuat, pada dasarnya hal ini bisa dirumuskan dengan menggunakan Rencana Kontijensi yang sudah ada sebelumnya. Sebagai sebuah SOP maka hal-hal yang adan di bawah ini harus ditunjukkan: Skenario yang diperbaharui Gambaran spesifik mengenai tugas dan tanggung jawab 9

10 Penambahan dalam prosedur pengerjaan Dalam tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan meliputi hal-hal di bawah ini: 1) Data yang terpercaya mengenai ketersediaan sumber-sumber dari setiap sector/institusi/organisasi dan informasi dari berbagai sumber/elemen. 2) Dalam pembaharuan data, skenario yang telah ada sebelumnya akan dijalankan dengan menggunakan data yang telah ada mengenai bencana yang menjadi prioritas atau dianggap paling berbahaya. Ketersediaan sumber daya yang memadai juga harus dipertimbangkan. 3) Dalam perumusan tugas dan tanggung jawab, detai yang lebih spesifik tentang gambaran tugas dan tanggung jawab sangat dibutuhkan. 4) Dalam perumusan prosedur kerja sebuah langkah aksi nyata sangat dibutuhkan. 5) Terakhir, formasi diagram terkait perlu ditunjukkan sebagai Struktur Organisasi Untuk hal-hal yang telah disebutkan diatas maka pertimbangan yang seharusnya diciptakan melalui seminar haruslah dibuat oleh para anggota dari organisasi. Langkah-langkah Tabel 1-3 Proses Penyusunan Persiapan Pengumpulan Sumber Identifikasi Materi Pertimbangan oleh pihak yang bertanggungjawab Pembaharuan Pembaharuan Skenario Tinjauan awal oleh pihak tertentu dan lokakarya Perumusan Tugas dan Tanggungjawab Lokakarya Prosedur Kerja Struktur Organisasi Lokakarya Lokakarya 10

11 Bab 2 Bencana Target 2-1. Kondisi dimana rencana kontijensi belum dibuat Analisa Ancaman Analisa bencana diselenggarkan melalui proses identifikasi dari jenis ancamana jumlah nagka yang dimiliki oleh setiap ancamana yang ada. a) Identifikasi tipe ancaman dilakukan dengan menggunakan data yang berkaitan dengan bencana yang besar yang pernah terjadi di masa yang lampau. b) Pemberian jumlah dan penaksiran dari bahaya/ancaman dari setiap bahaya yang ada di Kabupaten/Kota. Setiap jenis ancaman yang ada diberikan nilai dan dimasukkan ke dalam tabel seperti di bawah ini. c) Analisa Probabilitas (kemungkinan terjadinya bencana ) menggunakan skala berikut; 5 Kemungkinan Sangat Besar (80-99% hampir dipastikan) 4 Kemungkinan Besar (60-80% terjadi atau paling tidak sekali dalam 10 tahun mendatang) 3 Mungkin Terjadi (40-60% terjadi atau paling tidak sekali dalam 100 tahun mendatang) 2 Kemungkinan Kecil (20-40% terjadi atau paling terjadi dalam lebih dari 100 tahun) 1 Kemungkinan Sangat Kecil (hingga 20%) d) Analisa Dampak Kerugian yang ditimbulkan menggunakan skala sebagai berikut: 5 Sangat Tinggi (80% - 99% daerah hancur dan daerah lumpuh total) 4 Tinggi (60-80% daerah hancur) 3 Sedang (40-60% daerah hancur) 2 Rendah (20-40% daerah rusak) 1 Sangat Rendah (kurang dari 20% daerah rusak) Tabel 2-1 Tabel Analisis Ancaman No. Jenis Ancaman P (Probabilitas) D (Dampak) 1 Gempabumi (tektonik) 2 Tsunami 3 Banjir 4 Tanah Longsor 5 Konflik Sosial 6 Dll. (Tabel ini berasal dari Manual Panduan Perencanaan Kontinjensi Menghadapai Bencana, 2011, BNPB) Dari tabel di atas, perkiraan atau penaksiran tentang resiko bencana akan dilaksanakan dengan mengambil salah satu bahaya yang ditimbulkan oleh target bencana tersebut. 11

12 Pengembangan Skenario Berdasarkan peta area,kita bisa mengidentifikasi daerah mana yang merupakan kawasan yang rawan bencana,sehingga bisa kita perkirakan tentang besarnya bencana dan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh bencana tersebut. Dalam skenario ada beberapa hal yang harus digaris bawahi, diantara lain: 1. waktu kejadian bencana (contohnya: Di pagi hari, siang hari atau malam hari) 2. durasi/lama bencana (contohnya : 2 jam, 1 hari, 7 hari, 14 hari) 3. tinggi/kedalaman genangan air (banjir) 4. tinggi dan jarak masuknya ombak (tsunami) 5. hal-hal lain yang dapat memengaruhi skala kerusakan Terdapat 5 (lima) aspek yang mungkin terkena dampak bencana: aspek kehidupan/ penduduk, aspek sarana/prasarana/fasilitas/aset, aspek ekonomi, aspek pemerintahan, dan aspek lingkungan. Dampak terhadap aspek kehidupan/penduduk meliputi : Kematian, orang yang terluka, perpindahan, kehilangan dan lain-lain. Dampak terhadap aspek sarana/prasarana meliputi : kerusakan jembatan, jalan, instalasi air bersih, listrik, kerusakan ruman dan lain-lain. Dampak terhadap aspek ekonomi bisa meliputi : kerusakan pasar tradisional, gagal panen, gangguan ekonomi/perdagangan, transportasi dan lainnya. Dampak terhadap pemerintahan bisa meliputi : kerusakan dokumen/catatan, kerusakan peralatan kantor, kerusakan kantor pemerintah dan lain-lain. Dampak terhadapo aspek lingkungan meliputi : kerusakan hutan, danau, daerah wisata, polusi, penurunan tanah perkebunan/agrikultur dan lainnya. Untuk mengukur besarnya dampak terhadap aspek kehidupan, maka haruslah dibuat sebuah perkiraan awal mengenai jumlah manusia yang terancam oleh bencana. Kemudian, perkiraan mengenai kematian, luka-luka, perpindahan, kehilangan dan dampak lainnya akan dibuat sehingga kita bisa menghitung jumlah yang tidak tetap atau presentasi dampak yang mungkin ditimbukan. Tabel 2-2 Tabel Dampak terhadap Aspek Kehidupan No. Kecamatan/ Desa Jumlah Terancam Meninggal/ Hilang Luka-luka Dampak Terpaksa Mengungsi Relokasi/ Selamat Total 12

13 Tabel 2-3 Tabel Dampak terhadap Aspek Sarana-Prasarana No. Kecamatan/ Desa Jumlah Terancam (Unit) Dampak Ringan Sedang Berat Tidak ada kerusakan Total Tabel 2-4 Tabel Dampak terhadap Aspek Ekonomi No. Kecamatan/ Desa Jumlah Terancam (Unit) Dampak Ringan Ringan Ringan Ringan Total Tabel 2-5 Tabel Dampak terhadap Aspek Pemerintahan No. Kecamatan/ Desa Jumlah Terancam (Unit) Dampak Ringan Ringan Ringan Ringan Total Tabel 2-06 Tabel Dampak terhadap Aspek Lingkungan No. Kecamatan/ Desa Jumlah Terancam (Unit) Dampak Ringan Ringan Ringan Ringan Total (Tabel-tabel di atas berasal dari Manual Panduan Perencanaan Kontinjensi Menghadapai Bencana, 2011, BNPB) 13

14 2-2. Situasi dimana Rencana Kontijensi telah dibuat Dalam hal ini, rencana kontijensi telah dibuat. Pada hakekatnya, rencana ini seharusnya mendapatkan revisi dengan referensi data-data yang sudah ada Evaluasi sumber daya yang telah ada Dalam proses ini hal yang menjadi perhatian utamanya adalah analisa mengenai sumber yang potensial dan juga ancaman yang paling mungkin ditimbulkan dengan melihat skenario yang ada. Kedua hal ini ditunjukkan dalam sebuah perbandingan yang ada pada sumber yang ada sebelumnya dan juga segala kebutuhan yang diperlukan berdasarkan skenario yang ada. Perbandingan tersebut ditunjukkan dengan sebuah metode yang bisa kita lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2-7 Perbandingan Ketersediaan Sumberdaya Tempat Pengungsian Bencana Target Item Fasilitas Perbaikan Kebutuhan Sumberdaya yang ada Asumsi Tingkat Keterangan penyeimbang 14

15 Bab 3 Struktur Organisasi dan Komando 3-1. Organisasi Komando Tanggap Darurat Bencana (1) Organisasi komando tanggap darurat bencana merupakan organisasi satu komando, dengan mata rantai dan garis komando serta tanggung jawab yang jelas. Instansi/lembaga dapat dikoordinasikan dalam satu koordinasi berdasarkan satu kesatuan komando. Organisasi ini dapat dibentuk di semua tingkatan wilayah bencana termasuk di tingkat kota, provinsi dan Negara. (2) Struktur organisasi komando tanggap darurat terdiri atas komandan yang dibantu oleh staf komando yang secara lengkap terdiri dari: a. Komandan Tanggap Darurat Bencana b. Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana c. Staf Komando: 1) Sekretaris 2) Hubungan Masyarakat 3) Keamanan dan Keselamatan 4) Perwakilan Instansi/Lembaga d. Staf Umum: 1) Bidang Operasi 2) Bidang Perencanaan 3) Bidang Logistik dan Peralatan 4) Bidang Administrasi dan Keuangan (3) Struktur organisasi diatas merupakan organisasi standar dan bisa diperluas berdasarkan kebutuhan. (4) Sesuai dengan jenis, kebutuhan dan kompleksitas bencana dapat dibentuk unit organisasi dalam bentuk seksi-seksi yang berada di bawah bidang dan pimpinan oleh kepala seksi yang bertanggungjawab kepada kepala bidang (5) Struktur organisasi komando tanggap darurat bisa dilihat dalam lampiran 1 dan 2, yang terkait dengan lokasi bencana dan tingkatannya. (6) Contoh susunan rinci komando tanggap darurat dan lokasi dari pos lapangan yang berkenaan dengan poin-poin tersebut bisa kita lihat dalam lampiran 3 dan Struktur Organisasi Disarankan agar struktur bisa menampilkan hubungan mutual antara instruksi organisasi yang sesuai dengan aktifitas tanggap bencana. Struktur organisasi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2. Strukutur pos komando yang disusun berdasarkan pertimbangan wilayah rawan bencana gunung api ditunjukkan pada gambar 3-1 berikut. 15

16 Gambar 3-1 Struktur Pos Komando Kab. Sitaro dalam Menghadapi Gn. Api Karangetang 16

17 Bab 4 Tugas dan Tanggungjawab Bagian ini memberikan penjelasan mengenai metode praktis tentang bagaiman menentukan Tugas dan Tanggungjawab Struktur SOP SOP menentukan cara dimana setiap Individu dari setiap sector menjalankan fungsi mereka dengan mengacu pada Rencana Aksi (Contoh: Mengingatkan, Mobilisasi Sumber daya, Penyebaran fasilitas). Untuk memastikan terintegrasi dan terkoordinasinya SOP di tingkat Kab/Kota, Maka sangat penting bagi setiap aktor untuk memahami Tugas dan tanggungjawab masing-masing dan juga menerima tanggungjawab mereka yang terkait dalam tugas tanggap darurat. Perka No.10,2008, Peraturan No.14,2010 merupakan landasan yang kuat yang bisa menjadi dasar untuk menyeragamkan metode yang digunakan dalam penanggulangan Risiko bencana di setiap kabupaten. Berdasarkan peraturan yang ada, Struktur Referensi A memperlihatkan contoh Tugas dan tanggungjawab terkait dengan organisasi dalam Pos Komando yang diambil dari Peraturan dasar, Komposisi setiap unit Pos Komando adalah sebagai berikut; Tabel 4-1 Unit-unit terkait kegiatan dalam Pos Komando Kategori Unit Peraturan Terkait Aksi Awal Divisi Tanggap Darurat,BPBD Kab/Kota 9,10, 2008 Komandan Komandan 10, 2008, 14, 2010 Staf Komando Wakil Komandan 10, 2008, 14, 2010 Sekertaris 10, 2008, 14, 2010 Humas/Informasi 10, 2008, 14, 2010 Keselamatan dan Keamanan 10, 2008, 14, 2010 Perwakilan Badan/Instansi 10, 2008, 14, 2010 Staf Umum - Operasi Seksi Operasi 10, 2008, 14, 2010 Seksi Kesehatan 10, 2008 Seksi Rehabiltasi dan pemulihan 10, 2008 Seksi Sanitasi/Kebersihan 10, 2008 Seksi Pengungsi 10, 2008, 13, 2010 Seksi SAR dan Evakuasi 10, 2008, 13, 2010 Seksi Psikologis 10, 2008 Seksi Pemadam Kebakaran 10, 2008 Seksi Transportasi 10, 2008 Seksi NUBIKA(Nuklir, Biologi dan kimia) 10, 2008 Seksi Komunikasi Elektronik 10, 2008 Seksi pendidikan Darurat Seksi Pemakaman 17

18 Staf Umum Perencanaan Seksi Perencanaan 10, 2008, 14, 2010 Staf Umum Logistik dan Peralatan Staf Umum Perencanaan Staf Umum Logistik dan Peralatan Liaison Officers Seksi Logistik dan Peralatan 10,2008,14,18,2010 Seksi Alat berat 18,2010 Seksi penyimpanan Logistik 18,2010 Seksi Penyaluran Logistik 18,2010 Seksi penampungan sementara/mck Seksi Air Bersih Seksi ketenagalistrikan Divisi Tanggap Darurat,BPBD Kab/Kota Komandan Seksi Administrasi keuangan 10, 2008, 14, Langkah-langkah untuk menyusun Tugas dan Tanggungjawab Akan ada beberapa langkah aksi terhadap pengembangan Tugas dan tanggungjawab. 4 langkah penting tersebut diperlihatkan pada gambar 4-1. Memilih tugas berdasarkan peraturan terkait Menjabarkan tugas secara rinci Mempertimbangkan seksi dan organisasi terkait Mengisi format Gambar 4-1 proses penyusunan Tugas dan Tanggungjawab 18

19 a. Memilih tugas berdasarkan peraturan terkait Langkah pertama yaitu identifikasi kegiatan di sektor Pos Komando. Semua aktor akan dikelompokkan ke beberapa kelompok yang terdapat dalam Pos Komando. Berdasarkan peraturan yang ada, Tugas dan tanggungjawab seharusnya diidentifikasi dalam sudut pandang penyiapan layanan respon spesifik. b. Menjabarkan tugas secara rinci Setiap aktifitas bisa dikelompokkan secara rinci dan ditugaskan kepada staf untuk pengambilan aksi yang tepat dalam menghadapi situasi darurat. Aksi-aksi ini bisa digambarkan dengan mempertimbangkan langkah aksi yang akan diambil dengan melihat informasi yang diperlukan, penyediaan barang dan kenyamanan yang ada dengan mengacu pada peraturan (Tabel 4.1, Lampiran A) dan buku pegangan Pedoman Penanganan Darurat, BNPB. c. Mempertimbangkan seksi dan organisasi terkait Pembagian dan pertukaran informasi dengan perwakilan instansi lain merupakan hal yang penting selama masa tanggap darurat. Untuk memastikan efektifitas dan kejelasan setiap kegiatan yang dilakukan dalam masa darurat, setiap tugas yang ada harus bisa dikomunikasikan dengan setiap sektor yang terkait. d. Mengisi Format Sangat penting untuk mengingat bahwa dalam banyak kasus yang ada, setiap sektor memiliki tanggungjawab yang khusus dalam tanggap bencana. Sehingga sangat perlu untuk menegaskan apa tugas dari setiap sektor yang ada, bagaimana cara mereka berpartisipasi dan bagaimana mereka berkoordinasi di sektor mereka masing-masing, khususnya dengan masyarakat local and aktor lainnya yang juga terlibat Tata Cara penulisan Tugas & Tanggung jawab harus di alokasikan untuk setiap sektor (unit dalam posko Tanggap Darurat). Tugas dari setiap sektor ini bisa berbeda-beda disesuaikan dengan fungsi dari sektor tersebut dan status peringatan bencana. Agar dapat benar-benar di implementasikan pada saat tanggap darurat, tugas ini harus diperinci secara detail. Tabel 4-2 menunjukan cara mengisi formulir Tugas dan Tanggung Jawab. Tugas dan Tanggung Jawab dari SOP yang sudah ada bisa dilihat di Lampiran A. Tabel 4-2 Format Tugas dan Tanggungjawab No Nama Unit (Posisi Tugas Unit ERC) perlu ditentukan sesuai divisi Komandan 1.To activitate and increase the Operational Control Center (Pusdalops) to Emergency 1 Komandan Response Command of BPBD Kota, in accordance with type, location and level of disasters. keadaan status peringatan Bertanggungjawab kepada Beri gambaran tugas sesuai dengan peraturan secara rinci. Juga perlu Head of BPBD dijelaskan langkah demi Kota (Sekda) langkah sesuai dengan Posisi Asal Kapolres Tomohon Organisasi Asal Polres Tomohon * Status Perigatan- Volcano: 1.Cautious (Waspada, 2.Siaga, 3.Awas, 4.Erupsi Peraturan Reg.10,

20 20

21 Bab 5 Prosedur Kerja Bagian ini menyajikan metode praktis tentang bagaimana cara menyusun Prosedur Kerja Langkah-langkah menyusun Prosedur Kerja Prosedur Kerja adalah kumpulan dari Prosedur Standar yang mengoperasionalkan tanggap bencana Sebagai SOP dari Pos Komando. Proses penyusunan disarankan untuk mengikuti gambar 5-1. Menetapkan proses kerja Menentukan tugas dan seksi terkait Mempertimbangkan urutan kronologis Menentukan prosedur Gambar 5-1 Proses penyusunan tugas dan tanggungjawab a. Menetapkan Proses Kerja Ketika merencanakan kebutuhan darurat, sangat penting untuk mengidentifikasi: Siapa yang bertanggungjawab untuk kajian dan kapan hal tersebut akan dilaksanakan (Contohnya: Secepatnya, tidak lebih dari satu hari, dll )? Informasi apa yang dibutuhkan disetiap tahapan darurat? Bagaimana masyarakat dilibatkan dalam proses keseluruhan? 21

22 b. Menentukan Tugas dan Seksi Terkait koordinasi adalah kunci kesuksesan tanggap darurat, dan hal ini merupakan hal yang esensial dalam pemastian waktu dan penambahan sumber daya yang tepat. Koordinasi kegiatan bisa berada di tingkatan dan bentuk yang berbeda sehingga hubungan dengan instansi lainnya bisa ditetapkan dalam prosedur. Koordinasi yang baik sangat penting dalam menggabungkan sumberdaya secara efektif dan efisien, dalam hal menjangkau daerah yang terkena bencana lebih cepat dan lebih efektif. Hasil dari langkah-langkah yang disebutkan di atas bisa diperlihatkan dalam tabel di bawah. Gambar 5-2 Prosedur Kerja c. Mempertimbangkan Urutan Kronologis Validitas dan Kegunaan SOP bisa dievaluasi saat hal tersebut dilaksanakan dalam situasi yang sebenarnya misalnya ketika bencana terjadi, ketika kebutuhan meningkat. Kegiatan yang terkait tugas respon darurat harus dimasukkan dalam kronologi yang tepat. Ini sangat penting untuk mempertimbangkan situasi yang ada, Kronologi kegiatan harus jelas digambarkan dalam prosedur. d. Menentukan Prosedur Diagram alir bisa digunakan untuk memvisualisasi keseluruhan badan sektor terkait atau hubungan terhadap sektor tertentu. Sangat disarankan untuk memberikan gambaran nyata dari setiap prosedur dengan sebuah kronologis yang jelas seperti yang terlihat pada tabel

23 5-2. Tata Cara Penulisan Tabel 5-1 menunjukkan bagaimana cara mengisi format yang disarankan untuk Prosedur Kerja. Untuk saat ini belum ada Prosedur Kerja, akan tetapi sebuah model ditunjukkan di Lampiran B. Tabel 5-1 Format Prosedur Kerja No. Kerja 5 Pekerjaan Rencana Operasi Dasar Peraturan 10 Tugas Terkait (No.) Nama Unit 12. Rencana Operasi Seksi Operasi Organisasi Pos Komando Bidang Deskripsi Kerja Gambaran kerja dengan melihat peraturan secara rinci. Disarankan untuk menjelaskan hal tersebut sesuai dengan kronologi yang ada. Kronologi Prosedur Gambarkan kegiatan berdasarkan waktu dari awal hinggal akhir Respon Section Operasi 23

24 24

25 Bab 6 Respon dalam Urutan Kronologis 6-1. Pembuatan tabel Urutan Kronologis Disaranlan untuk membuat tabel yang menunjukkan posisi kronologis dari tiap kegiatan Prosedur Kerja. Kronologi dimulai dari saat bencana terjadi dan berakhir pada penutupan pos komando. Tabel akan lebih baik jika mencantumkan masing-masing kegiatan prosedur kerja secara visual dalam satu kotak pada satu lembar Struktur tabel Urutan Kronologis Urutan kronologis perlu ditunjukkan seperti pada contoh di bawah yang mengelompokkan fungsi pos komando, seperti: Komandan, Keamanan & Keselamatan, Evakuasi, Logistik, dan Sar-pras Vital dengan skala waktu yang dimulai sejak bencana terjadi sampai akhir fungsi Pos Komando. Tabel 6-1 Contoh Urutan Kronologis dari Pos Komando 25

26

27

28

29 Lampiran 1 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008) Hasil pelaksanaan tugas Tim Reaksi Cepat (TRC) Tanggap Darurat Bencana memuat rumusan pertanyaan 5 W+1 H sebagai berikut : 1. What = APA : menjelaskan macam/ jenis bencana 2. When = KAPAN : menjelaskan tanggal/waktu terjadinya bencana 3. Where = DIMANA : menjelaskan tempat/lokasi/daerah bencana 4. Who = SIAPA/BERAPA : menjelaskan siapa korban dan berapa jumlah korban manusia (meninggal dunia, luka berat, luka ringan, sakit), dan pengungsi, kerusakan bangunan, sarana dan prasarana umum. 5. Why = MENGAPA TERJADI : menjelaskan analisis singkat penyebab terjadinya bencana 6. HOW = Bagaimana Menangani Bencana. Melakukan analisis sumberdaya yang tersedia di daerah dan kebutuhan bantuan sumberdaya yang mendesak untuk penanggulangan tanggap darurat bencana. Lampiran 2 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008) KOMANDO PENANGANAN TANGGAP DARURAT BENCANA 25

30 Lampiran 3 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008) RENCANA OPERASI PENANGANAN DARURAT BENCANA NO. Penunjukan : 1. Peta : Wilayah/daerah Skala :(tulis skala peta) Tahun :(tahun pengeluaran peta) 2. Dokumen (tulis dasar pembuatan Rencana Operasi). Daerah Waktu : WIB/ WITA/ WIT Susunan Tugas 1. Situasi a. Macam/jenis bencana yang telah terjadi terdiri dari : 1) Macam/jenis bencana, tanggal waktu kejadian, lokasi/ daerah bencana, korban manusia, kerusakan bangunan, sarana, prasaran umum, ekonomi dan dampak sosial. 2) Informasi lanjutan tentang perkembangan situasi bencana dan informasi dukungan bantuan kemanusiaan. b. Kebijakan Pemerintah Pusat/ Pemerintah Daerah. 2. Tugas Pokok BNPB/BPBD beserta unsur instansi/lembaga/organisasi yang terkait melaksanakan tugas bantuan kemanusiaan mulai (Hari, tanggal bulan tahun, pukul) selama... hari/bulan di (daerah, cantumkan daerah/ lokasi bencana dalam wilayah Kabupaten/Kota) dalam rangka Operasi Penanganan Darurat Bencana (cantumkan macam/jenis bencana). 3. Pelaksanaan a. Konsep Operasi Diuraikan konsep operasi untuk tahap perencanaan, persiapan, 26

31 pelaksanaan dan pengakhiran. b. BNPB/BPBD dan Instansi/lembaga/organisasi yang terkait Diuraikan tugas, dukungan sumber daya personil, peralatan dan logistik. c. Komando Tanggap Darurat Bencana Nasional/Daerah. Diuraikan struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab masingmasing pejabat dan unsur pelaksana. d. Instruksi Koordinasi, memuat hal-hal sebagai berikut : 1) Penetapan hari H dan jam J. 2) Masalah keamanan, pengawasan dan laporan. 4. Administrasi dan Logistik Diuraikan pelibatan personil, alat peralatan, logistik, dukungan administrasi umum dan keuangan. 5. Komando dan Pengendalian Diuraikan prosedur penggunaan komunikasi dan tempat/ lokasi kantor BNPB/BPBD (nama jalan, nomor, nama kota, nomor telepon dan nomor facsimile). Kepala BNPB/BPBD (...) Lampiran : A. Susunan Tugas B. Jaring Komunikasi 27

32 Lampiran 4 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008) No Program Pelaksanaan Rencana Evakuasi Persiapan tempat-tempat, peta dan jalur evakuasi 2. Pertolongan pertama, Penyelamatan, keselamatan, dan keamanan Persiapan Tim penyelamatan yang tergabung dari bidang Medis, SAR dan sumber daya lainnya. 3. Posko Bencana Tersedianya Posko Bencana, Peta Bencana, Daftar Personil Tim dan Alat Komunikasi pendukung serta Daftar Nomor Telepon Penting. 4. Peralatan dan Perlengkapan 5. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Persiapan dan tersedianya alat-alat pendukung untuk penyelamatan dan penanggulangan bencana. Persiapan dan tersedianya bahan-bahan pokok berupa sandang, pangan, air bersih dan sanitasi. 28

33 Lampiran 5 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008) PERMINTAAN DAN PENGERAHAN SUMBERDAYA KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA TINGKAT KABUPATEN/KOTA 29

34 Lampiran 6 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008) CONTOH KEBUTUHAN FASILITAS KOMANDO DARURAT BENCANA No FASILITAS JENIS KEBUTUHAN KLASIFIKASI 1 Pos Komando 1. Pos Komando Tanggap Darurat 2. Pos Komando Lapangan 1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 2 Personil Komando Semua SDM yg bertugas dalam 3 Gudang 1. Gudang logistik 4 Sarana-Prasarana Transport Personil Komando Semua SDM yg bertugas dalam Gudang 1. Gudang logistik 1. Mobil rescue unit 2. Perahu karet bermesin 3. Perahu evakuasi 4. Helikopter dan Helipad 5 Peralatan 1. Tenda peleton, tenda regu 2. Velbed 3. Matras 4. Kantong tidur 5. Genset 6. Unit dapur umum 7. Mobil tangki air 8. Unit sanitasi umum 9. Eskavator, alat2 berat 6 Alat Komunikasi 1. Telpon genggam 2. Telpon satelit 3. Radio UHV/VHF 4. Radio SSB 5. Mesin Fax 6. Perangkat Komputer 7. Akses Internet 7 Data dan Informasi 1. Data dan Informasi bencana 2. Data dan informasi korban bencana Personil Komando Semua SDM yg bertugas dalam Gudang 1. Gudang logistik 1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar (bencana banjir) 3. Fasilitas dasar (bencana banjir) 4. Fasilitas dasar (bencana kebakaran) 1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 3. Fasilitas dasar 4. Fasilitas dasar 5. Fasilitas dasar 6. Fasilitas dasar 7. Fasilitas dasar 8. Fasilitas dasar 9. Fasilitas dasar (bencana longsor/gempa bumi) 1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 3. Fasilitas dasar 4. Fasilitas dasar 5. Fasilitas dasar 6. Fasilitas dasar 7. Fasilitas dasar 1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 30

35 Lampiran 7 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008) KONFIGURASI JARING KOMUNIKASI PUSDALOPS INSTANSI INSTANSI TERKAIT TK PROP PUSDALOPS BPBD PROP INSTANSI TERKAIT TK KOTA / KAB PUSDALOPS BPBD KOTA / KAB UNIT PELAKS KETERANGAN : V : Radio HT VHF U: Radio HT UHF S : Radio SBB K : Komputer T: telepon PT. Telkom HP: hand Phone TS : telepon satelit L: Sarana lain LAP 31

36 Lampiran 8 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008) IDENTIFIKASI JUMLAH KELUARGA DI SETIAP TITIK PENAMPUNGAN Nama kepala keluarga :... Alamat/Tempat Penampungan :... Jumlah anggota keluarga :...jiwa Rincian anggota keluarga : No Kelompok Umur (tahun) 1 <1 2 1 ~ ~ ~ Total Laki-laki Jumlah Perempuan Keterangan (Hamil, Menyusui, Laki laki Perempuan Kelainan Khusus, dll) 32

37 Lampiran 9 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008) DAFTAR PENERIMA BANTUAN SECARA KESELURUHAN SESUAI DENGAN KELOMPOK UMUR No Kelompok Umur (tahun) 1 <1 2 1 ~ ~ ~ Total Laki-laki Perempuan Jumlah 33

38 Lampiran 10 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008) DATA PERKIRAAN ASET YANG MASIH DIMILIKI CALON PENERIMA BANTUAN 1 Jumlah uang 2 Persedian pangan yang ada 3 4 Persediaan pakaian yang ada : a. Anak b. Ayah c. Ibu d. Anggota keluarga lain Persedian non pangan yang dimiliki 5 Obat-obatan 6 Lain-lain 34

39 Lampiran 11 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008) JENIS BANTUAN YANG DIPERLUKAN PENERIMA BANTUAN No Jenis Bantuan Sumber (Pihak Yang Dapat Dilibatkan) 1 Tempat penampungan sementara 2 Pangan 3 Air bersih dan sanitasi 4 Sandang dan non pangan 5 Pelayanan kesehatan 6 Lampiran 12 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008) DAFTAR KEBUTUHAN YANG DIPERLUKAN SETIAP HARI, SEMINGGU SEKALI, ATAU SEBULAN SEKALI No Jenis Bantuan Setiap hari 1 Tempat penampungan 2 Pangan : a. b. c. 3 Air bersih - Memasak - Mencuci - Mandi - Keperluan lain 4 Sanitasi a. b. c. 5 Sandang a. b. c. 6 Non pangan a. b. c. d. 7 Pelayanan kesehatan a. b. c. d. Seminggu sekali Sebulan sekali Tidak tentu 35

40 Lampiran 13 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008) JENIS BANTUAN YANG DIDISTRIBUSIKAN SETIAP HARI No Jenis Bantuan Yang Didistribusikan setiap hari Penerima bantuan (A) Jumlah Bantuan yang diperlukan (B) Total (A X B) Lampiran 14 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008) JENIS BANTUAN YANG DIDISTRIBUSIKAN SETIAP MINGGU No Jenis Bantuan Yang Didistribusikan setiap minggu Penerima bantuan (A) Jumlah Bantuan yang diperlukan (B) Total (A X B) Lampiran 15 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008) JENIS BANTUAN YANG DIDISTRIBUSIKAN SETIAP BULAN No Jenis Bantuan Yang Didistribusikan setiap bulan Penerima bantuan (A) Jumlah Bantuan yang diperlukan (B) Total (A X B) 36

41 Lampiran 16 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008) JUMLAH BANTUAN TIDAK TERDUGA No Jenis Bantuan Yang Didistribusikan Tak terduga Penerima bantuan (A) Jumlah Bantuan yang diperlukan (B) Total (A X B) Lampiran 17 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008) JUMLAH TOTAL KESELURUHAN BANTUAN YANG DIPERLUKAN SELAMA MASA DI PENAMPUNGAN No Bantuan yang diperlukan selama di penampungan 1 Setiap hari 2 Setiap minggu 3 Setiap bulan 4 Tak terduga Total Diperlukan Jumlah Total dalam Sebulan Lampiran 18 (Perka. BNPB No. 8 tahun 2008) Format pendataan No. Nama Jenis kelamin Alamat korban Kondisi Korban Petugas Identifikasi, Nama lengkap dan tanda tangan Petunjuk Pengisian : Kolom 1 berisi nomor urut yang keseluruhannya berfungsi untuk mengetahui jumlah korban bencana yang dicatat. Kolom 2 berisi nama korban yang diupayakan sebisa mungkin lengkap keterkaitannya dengan nama orangtua. Misalnya A bin B atau C binti D. Kolom 3 berisi keterangan tentang jenis kelamin apakah laki-laki (L) atau perempuan (P). Kolom 4 berisi keterangan tentang alamat korban yang sebisa mungkin lengkap dengan nama jalan, nomor rumah, RT/RW, Kelurahan/Desa, Kecamatan dan Kota/Kabupaten. Kolom 5 berisi kondisi korban yang memberikan informasi apakah korban bencana yang dicatat meninggal dunia. 37

42 Lampiran 19 (Perka. BNPB No. 8 tahun 2008) FORMAT IDENTIFIKASI Nama korban meninggal :... Jenis Kelamin :... Umur/ tempat dan tgl. Lahir :... Agama :... Alamat :... Status Korban meninggal : Kawin/Belum Kawin/Janda/Duda *) Pendidikan :... Pekerjaan :... Latar Belakang Keluarga : No. Nama Jenis Kelamin Umur Hubungan Keluarga Pendidikan Pekerjaan Riwayat singkat kematian Pada bagian ini petugas bisa memaparkan secara singkat (1) penyebab kematian korban, seperti meninggal karena bencana gempa, banjir, tanah longsor, dan lain-lain; (2) ciri-ciri masalah korban, misalnya korban meninggal dalam keadaan cacat ringan, sedang atau berat seperti kehilangan sebelah tangan, kaki, hilang ingatan, dan lain-lain; (3) lokasi kematian, misalnya korban meninggal di tempat kejadian bencana, meninggal di tempat penampungan, meninggal di rumah sakit, dan lain-lain. Rekomendasi petugas Petugas identifikasi dapat merekomendasikan bantuan santunan duka cita bagi ahli waris korban yang ditinggalkan yang paling bertanggungjawab terhadap kelangsungan keluarga korban tersebut...,... Petugas Identifikasi, Nama lengkap dan tanda tangan *) coret yang tidak perlu 38

43 Lampiran 20 (Perka. BNPB No. 8 tahun 2008) FORMAT BERITA ACARA PENYERAHAN BANTUAN BERITA ACARA PENYERAHAN BANTUAN SANTUNAN DUKA CITA Pada hari ini..., tanggal..., bulan... tahun..., bertempat di... telah dilaksanakan serah terima bantuan santunan duka cita sebesar Rp... (terbilang :...), dari: Nama petugas :... (L/P *) Instansi :... Alamat :... untuk korban bencana...di... Nama :... (L/P *) Umur :... Alamat :... melalui ahli waris : Nama :... (L/P *) Umur :... Alamat :... Dengan disaksikan oleh : Nama :... (L/P *) Umur :... Alamat :... Nama :... (L/P *) Umur :... Alamat :... Demikian berita acara ini dibuat sebagai bukti kebenaran dan pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam serah terima bantuan santunan duka cita. Penerima Santunan Pelaksana Pemberi Santunan Saksi-saksi : Saksi 1... Saksi 2... *) coret yang tidak perlu 39

44 Lampiran 21 (Perka. BNPB No. 8 tahun 2008) FORMULIR PERMOHONAN MENDAPATKAN SANTUNAN DUKA CITA A. Yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama 2. Hubungan dengan Korban a. a. Isteri/suami *) b. b. Anak c. c. Orangtua d. d. Lain-lain 3. Alamat Kode Pos 4. Data Korban Meninggal: Nama korban meninggal Jenis kelamin korban Tempat, Tanggal lahir Tanggal Meninggal Dunia Tempat Meninggal Dunia Sebab Meninggal Dunia B. Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan bantuan biaya pemakaman dan atau santunan duka cita sebesar Rp.... (Terbilang :... ) C. Permohonan bantuan biaya pemakaman dan santunan duka cita ini dilengkapi dengan : 1. Surat Keterangan Kematian dari petugas medis yang berwenang, atau Lurah/Kepala Desa setempat. 2. Surat Keterangan Ahli Waris dari pejabat yang berwenang. 3. Salinan/Copy KTP korban meninggal yang telah memiliki kewajiban memiliki KTP 4. Salinan/Copy Kartu Keluarga atau surat keterangan keluarga dari Kelurahan/Desa setempat 5. Surat Kuasa bermaterai dan copy KTP yang diberi kuasa. Keterangan tersebut diatas saya buat dengan sebenarnya. Jika dikemudian hari ternyata terdapat hal yang tidak benar, saya wajib mengembalikan semua uang yang diterima dari hak tersebut diatas, serta bersedia dituntut di muka pengadilan...,... Petugas Identifikasi, Nama lengkap dan tanda tangan *) coret yang tidak perlu 40

45 Lampiran 22 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008) CONTOH KEBUTUHAN FASILITAS KOMANDO DARURAT BENCANA No FASILITAS PERALATAN JUMLAH KLASIFIKASI 1 Sarana-Prasarana Transport 1. Mobil rescue unit 2. Perahu karet bermesin 3. Perahu evakuasi 4. Helikopter dan Helipad 1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar (bencana banjir) 3. Fasilitas dasar (bencana banjir) 4. Fasilitas dasar (bencana kebakaran) 2 Peralatan 1. Tenda peleton, tenda regu 2. Velbed 3. Matras 4. Kantong tidur 5. Genset 6. Unit dapur umum 7. Mobil tangki air 8. Unit sanitasi umum 9. Eskavator, alat2 berat 3 Alat Komunikasi 1. Telpon genggam 2. Telpon satelit 3. Radio UHV/VHF 4. Radio HF 5. Mesin Fax 6. Perangkat Komputer 7. Akses Internet 1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 3. Fasilitas dasar 4. Fasilitas dasar 5. Fasilitas dasar 6. Fasilitas dasar 7. Fasilitas dasar 8. Fasilitas dasar 9. Fasilitas dasar 1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 3. Fasilitas dasar 4. Fasilitas dasar 5. Fasilitas dasar 6. Fasilitas dasar 7. Fasilitas dasar 4 Water Treatment Portable

46

47

48 Lampiran A.Tugas dan tanggung jawab dari setiap unit organisasi (sumber : SOP Tomohon) + pembentukan komando tanggap darurat (Posko TD) (Surat Keputusan) Note: *) Kepala BPBD berperan sebagai sekertaris (Sekretaris Daerah (Sekda) yang menduduki posisi ke-tiga setelah Bupati dan Wakil Bupati) *) yang dicetak miring adalah istilah dalam bahasa Indonesia 1. Umum, Formasi unit Komando Tanggap darurat bencana No Nama Unit (kedudukan dalam Posko TD) Tugas Informasi Kejadian Awal Bencana 1. Informasi awal kejadian bencana diperoleh melalui berbagai Bertanggung jawab ke Jabatan dalam Instansi Asal Instansi asal Peraturan No Prosedur kerja sumber antara lain pelaporan, media massa, instansi/lembaga terkait, masyarakat, internet, dan informasi lain yang dapat dipercaya. BNPB dan/atau BPBD melakukan klarifikasi kepada instansi/lembaga/masyarakat di lokasi bencana. Informasi yang diperoleh dengan menggunakan rumusan pertanyaan terkait bencana yang terjadi, terdiri dari: a. Apa : jenis bencana b. Bilamana : hari, tanggal, bulan, tahun, jam, waktu setempat c. Dimana : tempat/lokasi/daerah bencana d. Berapa : jumlah korban, kerusakan sarana dan prasarana e. Penyebab : penyebab terjadinya bencana f. Bagaimana : upaya yang telah dilakukan 2. Penjelasan rumusan pertanyaan informasi kejadian awal yang harus dikumpulkan dapat dilihat pada Lampiran-1 pedoman ini. Penugasan Tim Reaksi Cepat (TRC) 1. Dari informasi kejadian awal yang diperoleh, BNPB dan/atau BPBD menugaskan Tim Reaksi Cepat (TRC) tanggap darurat bencana, untuk melaksanakan tugas pengkajian secara cepat, tepat, dan dampak bencana, serta serta memberikan dukungan pendampingan dalam rangka penanganan darurat bencana. 2.Hasil pelaksanaan tugas TRC tanggap darurat dan masukan dari berbagai instansi/lembaga terkait merupakan bahan pertimbangan bagi : Peraturan Kepala BNPB No. 10, 2008 Peraturan Kepala BNPB No.9, 2008 Peraturan Kepala BNPB No. 10,

49 a. Kepala BPBD Kabupaten/Kota untuk mengusulkan kepada Bupati/Walikota dalam rangka menetapkan status/tingkat bencana skala kabupaten/kota. b. Kepala BPBD Provinsi untuk mengusulkan kepada Gubernur dalam rangka menetapkan status/tingkat bencana skala provinsi. c. Kepala BNPB untuk mengusulkan kepada Presiden RI dalam rangka menetapkan status/tingkat bencana skala nasional. Penetapan Status / Tingkat Bencana 1. Berdasarkan usul sesuai butir B.2 di atas dan berbagai masukan yang dapat dipertanggung jawabkan dalam forum rapat dengan instansi/lembaga terkait, maka : a. Bupati/Walikota menetapkan status/tingkat bencana skala kabupaten/kota. b. Gubernur menetapkan status/tingkat bencana skala provinsi. c. Presiden RI menetapkan status/tingkat bencana skala nasional. 2. Tindak lanjut dari penetapan status/tingkat bencana tersebut, maka Kepala BNPB/BPBD Provinsi/BPBD Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya menunjuk seorang pejabat sebagai komandan penanganan tanggap darurat bencana sesuai status/tingkat bencana skala nasional/daerah. Pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana 1. Kepala BNPB/BPBD Provinsi/BPBD Kabupaten/Kota sesuai status/tingkat bencana dan tingkat kewenangannya : a. Mengeluarkan Surat Keputusan pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana. b. Melaksanakan mobilisasi sumberdaya manusia, peralatan dan logistik serta dana dari instansi/lembaga terkait dan/atau masyarakat. c. Meresmikan pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana. 2. Ilustrasi pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana dapat dilihat pada Lampiran-2. Komandan Peraturan Kepala BNPB No. 10, 2008 Peraturan Kepala BNPB No. 10,

50 1-5 ORGANISASI PELAKSANA DAN KOORDINASI A. Organisasi Pelaksana Organisasi pelaksana pemberi bantuan santunan duka cita sesuai ayat (2) pasal 25 PP 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana, adalah instansi/lembaga yang berwenang yang dikoordinasikan oleh BNPB atau BPBD sesuai dengan kewenangannya. Kewenangan instansi/lembaga yang berwenang menjadi pelaksana diperoleh berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang mengatur tugas pokok dan fungsi instansi/lembaga seperti untuk instansi Pemerintah diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, untuk instansi Pemerintah Provinsi diatur dengan Peraturan Daerah serta Peraturan/Keputusan Gubernur, dan untuk instansi kabupaten/kota diatur dengan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati/Walikota. B. Koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai lembaga yang memiliki tugas pokok melaksanakan penanggulangan bencana, juga memiliki fungsi mengkoordinasikan instansi/lembaga dalam lingkup kewenangannya. BNPB, BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota berfungsi mengkoordinasikan instansi/lembaga pemberi bantuan santunan sesuai kewenangannya. Koordinasi dilakukan pada beberapa tahap: 1. Tahap penyusunan program. Koordinasi pada tahap ini diperlukan agar tidak terjadi duplikasi program antar instansi/lembaga yang berwenang menangani bantuan. 2. Tahap pelaksanaan program, yakni pada saat tanggap darurat bencana dan pasca bencana. Koordinasi pada tahap ini diperlukan untuk menjamin bahwa instansi/lembaga yang berwenang menangani bantuan dapat melaksanakan tugasnya dan agar para ahli waris korban bencana mendapatkan hakhaknya. Peraturan Kepala BNPB No

51 3. Tahap setelah pelaksanaan program bantuan santunan untuk mengetahui hasil-hasil program yang telah dilaksanakan PROSES MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana merupakan panduan/acuan bagi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Instansi/Lembaga dan pemangku kepentingan penanggulangan bencana lainnya agar pengelolaan logistik dan peralatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat, terpadu dan akuntabel. Proses A. Perencanaan/Inventarisasi Kebutuhan B. Pengadaan dan/atau Penerimaan C. Pergudangan dan/atau Penyimpanan D. Pendistribusian E. Pengangkutan F. Penerimaan di tujuan G. Penghapusan H. Pertanggungjawaban Implementasi A.Tingkat Nasional, B.tingkat provinsi C.Tingkat Kab/Kota l PEMBENTUKAN POS KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA A. Kedudukan 1. Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Nasional berkedudukan di ibu kota negara, Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi, Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Kabupaten/Kota berkedudukan di ibukota kabupaten/kota atau di tempat lain sesuai kondisi yang ada. Peraturan Kepala BNPB No Peraturan Kepala BNPB No

52 Pada bencana skala nasional dapat dibentuk Pos Komando Tanggap Darurat Aju di provinsi dan pada bencana skala provinsi dapat dibentuk Pos Komando Tanggap Darurat Aju di kabupaten/kota yang terkena bencana. 3. Jangka waktu keberadaan pos komando tanggap darurat bencana bersifat sementara selama masa tanggap darurat dan beroperasi selama 24 (dua puluh empat) jam setiap hari serta dapat diperpanjang atau diperpendek waktunya sesuai dengan pelaksanaan tanggap darurat. Persyaratan Lokasi Proses Pembentukan Pengorganisasian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Tugas dan Tanggung Jawab Unit Organisasi Prasarana dan Sarana Pembiayaan PEMBENTUKAN POS KOMANDO LAPANGAN TANGGAP DARURAT BENCANA PEMBENTUKAN POS PENDUKUNG TANGGAP DARURAT BENCANA PEDOMAN PENCARIAN, PERTOLONGAN DAN EVAKUASI Peraturan Kepala BNPB No

53 2 Unit Organisasi No Nama unit (kedudukan dalam ERC) 2-1 Komandan Komandan Wakil Komandan 2-2 Staf Komandan Sekertaris Tugas Komandan bertugas: 1) Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) menjadi Pos Komando Tanggap Darurat BPBD Kabupaten/Kota/Provinsi atau BNPB, sesuai dengan jenis, lokasi dan tingkatan bencana. 2) Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana BPBD Kabupaten/Kota/Provinsi atau BNPB. Contoh tata letak Poskolap, lihat Lampiran-6. 3) Membuat rencana strategis dan taktis, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan operasi tanggap darurat bencana. 4) Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dan penyelamatan serta berwenang memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi/lembaga/organisasi yang terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana. terminasi Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertugas: 1) Membantu Komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap darurat bencana. 2) Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat, humas, keselamatan dan keamanan serta perwakilan instansi/lembaga. 1) 3) Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana, apabila Komandan Tanggap Darurat Bencana berhalangan. 1) Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan 2) Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap Darurat Bencana. Bertanggung jawab ke Kepala BPBD kota (Sekda) Komandan Komandan Jabatan dalam Instansi Asli Kepala kepolisian Kota Tomohon (Kepala Kepolisian Resort Kota Tomohon Mr. J. Marlien Tawas) Kepala komandan rayon militer Kota Tomohon (Komandan Rayon Militer Tomohon- Mr. Kapt. Ahmad Nurdin) Kepala pelaksana BPBD (Bpk. Royke Roeroe) Instansi asli Polisi (Polres Tomohon) Militer BPBD Kota Tomohon Peraturan Peraturan Kepala BNPB No. 10, 2008 Peraturan Kepala BNPB No Peraturan Kepala BNPB No. 10, 2008 Peraturan Kepala BNPB No Peraturan Kepala BNPB No. 10, 2008 Nomor prosedur kerja

54 Hubungan masyarakat Keselamatan dan Keamanan Perwakilan Instansi/Lembaga 2-3 Liaision Officers (LO) Liaison Officer (LO) Polri Liaison Officer (LO) TNI Hubungan Masyarakat a. Hubungan Masyarakat bertugas dan bertanggung jawab untuk: 1) Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi. 2) Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi tentang bencana tersebut ke media massa dan masyarakat luas. b. Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana. Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan penyaluran bantuan 1) Menjamin kesehatan dan keselamatan seluruh personil Komando Tanggap Darurat Bencana dalam menjalankan tugasnya. 2) Menjaga keamanan penanganan tanggap darurat bencana serta mengantisipasi hal-hal di luar dugaan atau suatu keadaan yang berbahaya Perwakilan instansi/lembaga bertugas untuk membantu Komandan Tanggap Darurat Bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumberdaya yang dibutuhkan dari instansi/lembaga. Membangun komunikasi awal dengan pimpinan dengan anggota yang rencananya akan terlibat dalam komando TD serta berkoordinasi dengan semua unsur komando TD dalam rangka penempatan/penugasan anggota kesatuan. Membangun komunikasi awal dengan pimpinan dengan anggota yang rencananya akan terlibat dalam komando TD serta berkoordinasi dengan semua unsur komando TD dalam rangka penempatan/penugasan anggota kesatuan. Komandan Kepala divisi Humas dan kemasyarakatan (Kabag Humas & Kemasyarakatan) Sekda Komandan (kosong) (kosong) Komandan dan perwakilan instansi/lembaga Komandan dan perwakilan kepala instansi/lembaga Komandan dan perwakilan kepala instansi/lembaga Asisten administrasi umum sekda (Asisten Adm. Umum Sekda) (kosong) (kosong) Sekda (kosong) (kosong) Peraturan Kepala BNPB No Peraturan Kepala BNPB No. 10, 2008 Peraturan Kepala BNPB No Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.10, Liaison Officer (LO) Membangun komunikasi awal dengan kepala BPBD dengan Komandan dan Tidak ada dalam Tidak ada Perka BNPB

55 3-3 LSM/Ormas LSM/Ormas yang rencananya akan terlibat dalam komando TD serta berkoordinasi dengan semua unsur komando TD Liaison Officer (LO) Membangun komunikasi awal dengan kepala BPBD dengan unsur 2- Perencanaan dan pelaksana komando TD perihal koordinasi sebagai penghubung 3-4 Operasi di bidang perencanaan dan operasi tanggap daruurat Liaison Officer (LO) Logistik,peralatan dan keuangan 2-4Staf umum : Unit Operasi Bidang Operasi Unit Kesehatan Unit rehabilitasi dan pemulihan Unit sanitasi/kebersihan Membangun komnukasi awal dengan kepala BPBD dan unsur pelaksana komando TD perihal koordinasi sebagai penghubung di nbidang Logistik, peralatan dan keuangan dalam rangka penanganan terhadap tanggap darurat. Bidang Operasi bertugas dan bertanggung jawab atas semua pelaksanaan operasi penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana dengan cepat, tepat, efisien dan efektif berdasarkan satu kesatuan rencana tindakan penanganan tanggap darurat bencana. 1) Mengoptimalkan posko kesehatan 2) Berkoordinasi dengan satgas pengungsian untuk melaksanakan tugas pelayanan kesehatan terhadap pengungsi 3) Berkoordinasi dengan satgas SAR dan evakuasi dalam membawa korban menuju RSUD baik korban luka maupun korban meninggal 1) Melaksanakan survey daerah yang kemungkinan akan dilaksanakan rehabilitasi dan pemulihan 2) Merencanakan rehabilitasi/pemulihan yang akan dilaksanakan 3) Membantu satgas lainnya dalam proses pengungsian ke tempat pengungsian 1) Menjaga kebersihan di lingkungan tempat pengungsian 2) Koordinasi dengan perangkat kewilayahan tentang rencana tempat pembungan sampah perwakilan kepala instansi/lembaga Komandan dan perwakilan kepala instansi/lembaga - Komandan Kepala seksi operasi Kepala seksi operasi Kepala seksi operasi daftar dalam daftar No.10, 2008 Tidak ada dalam daftar Tidak ada dalam daftar Kepala bagian divisi oprasional polisi (Kabag Ops/Pasi Ops) Kepala divisi kesehatan Kepala divisi rehabilitasi dan rekonstruksi Kepala divisi kebersihan Tidak ada dalam daftar Tidak ada dalam daftar Polisi Dinkesos (dinas sosial & kesehatan) BPBD Distarumansa (dinas perencanaa tata ruang, taman dan pembuangan) Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.10,

56 Unit pengungsi Unit SAR dan Evakuasi Unit Psykologi Seksi pemadam kebakaran Seksi transportasi Seksi nubika (nuklir, biologi dan kimia) Seksi komunikasi elektronik 1) Mempersiapkan lokasi pengungsian 2) Koordinasi dengan perangkat kewilayahan tentang kemungkinan jumlah pengungsi 3) Mengatur penep=mpatan pengungsi di tempat pengungsian 1) Pergi ke daerah yang terkena dampak bencana 2) Membawa korban baik yang meninggal maupun yang lukaluka dari lokasi bencana menuju posko kesehatan untuk di bawa ke RSUD 3) Berkoordinasi dengan seksi transportasi tentang pengankutan korban untuk di bawa ke RSUD 1) Memulai menginventarisir warga yang akan direhabilitasi psikologi akibat trauma yang ditimbulkan oleh bencana gunung merapi 2) Mebantu satgas pengungsian di tempat pengungsian 1) Sesuai perintah mendatangi lokasi dan memadamkan api di tempat yang mengalami kebakaran akibat awan panas 2) Mensiagakan mobil pemadam kebakaran di tempat pengungsian 1) Menyiapkan alat peralatan dan personel yang berkaiitan dengan tugas transportasi 2) Menempatkan kendaraan evakuasi sesuai dengan perkiraan jumlah warga yang akan dievakuasi dengan jumlah kendaraan yang disiapkan 3) Berkoordinasi dengan seksi SAR dan evakuasi untuk membawa pengungsi ke tempat pengungisan 1) Menyiapkan peralatan dan personel pelaksana peneliti/uji kemungkina adanya gas beracun di sekitar kawah/perkampungan warga 2) Menyiapkan masker untuk masyarakat untuk kemungkinan adanya gas beracun, asap dan abu. 3) Membuat sosialisasi terhadap warga tentang bahaya dari gas beracun 1) Mensiagakan petugas komlek dan melaporkan perkembangan status gunung berapi kepada Dansatgas dan Instansi terkait Kepala seksi operasi Kepala seksi operasi Kepala seksi operasi Kepala seksi operasi Kepala seksi operasi Kepala seksi operasi Kepala seksi operasi Pasiter Kodim (Perwira Seksi Teritorial) Kepala SAR unit Tomohon Kepala Presidium FKUB Kepala pemadam kebakaran UPTB Kepala divisi pertanahan Kepala divisi AMDAL (analisis dampak lingkungan ) Kepala ORARI/RAPI TNI SAR Tomohon FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) BPBD Dishubkominfo (dinas transportasi,in formasi dan komunikasi) BLH (instansi lingkungan) ORARI/RAPI (asosiasi radio amatir) Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.13, 2010 Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.13, 2010 Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.10,

57 Seksi pendidikan kedaruratan Seksi pemakaman 2-5 staf umum : seksi perencanaan Seksi perencanaan 2-6 staf umum : seksi logistik dan peralatan Seksi logistik dan perencanaan Seksi peralatan berat Seksi penggudangan logistik Seksi distribusi logistik 2) Memaksimalkan alat peralatan komlek yang digunakan 1) Siapkan lahan/tempat, sarana dan prasarana pendidikan darurat dalam radius aman 2) Siapkan petugas/tenaga pengajar dan bantuan kependidikan 1) Penyiapan lahan untuk lokasi pemakaman 2) Koordinasi dengan badan terkait untuk calon lokasi pemakaman masal Kompensasi kehilangan Bidang Perencanaan bertugas dan bertanggung jawab atas pengumpulan, evaluasi, analisis data dan informasi yang berhubungan dengan penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana tindakan operasi tanggap darurat. 1) Penyediaan fasilitas, jasa, dan bahan-bahan serta perlengkapan tanggap darurat. 2) Melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan transportasi bantuan logistik dan peralatan. 3) Melaksanakan penyelenggaraan dukungan dapur umum, air bersih dan sanitasi umum. 4) Mengkoordinasikan semua bantuan logistik dan peralatan dari instansi/lembaga/organisasi yang terkait. 1) Mensiagakan petugas peralatan berat pada lokasi yang sudah diperhitungkan sangat diperlukan 2) Melaporkan kesiapan peralatan berat dan petugasnya kepada badan yang terkait 1) Siapkan lahan/tempat sebagai calon tempat penyimpanan barang bantuan dalam radius aman 2) Siapkan petugas untuk tangani administrasi bantuan 3) Siapkan daftar untuk distribusi bantuan 1) Menyiapkan personel untuk mendistribusikan barang 2) Mendistribusikan logistik dari barang bantuan kepada korban Kepala seksi operasi Kepala seksi operasi sekertaris Diknaspora (Kepala Kantor) Dinaspora (Dinas pendidikan dan olah raga ) Dinas keagamaan komandan kepala Bappeda Bappeda komandan Kepala logistik dan peralatan Kepala logistik dan peralatan Kepala logistik dan peralatan (Kabid Kedaruratan & Logistik) Kepala divisi Bina Marga Kepala sub divisi Logistik & peralatan Kepala divisi sosial BPBD Dinas PU (Pekerjaan umum) BPBD Dinas Kesehatan & Perka BNPB No.8, 2008 Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No Perka BNPB No Perka BNPB No Perka BNPB No Perka BNPB No

58 Seksi hunian sementara/mck Seksi air bersih 2- Seksi listrik Staf umum : Bidang Administrasi Keuangan Bidang Administrasi Keuangan bencana secara tertib dan transparan 3) Membuat perkiraan daerah yang paling mungkin tertimpa bencana serta cara pendistribusian logistik kepada korban 1) Menyiapkan hunian sementara/mck di lokasi pengungsian 2) Berkoordinasi dengan seksi pengungsian untuk rencana penyediaan hunian sementara/mck diperhitungkan sangat diperlukan 1) Melaksanakan survey kebutuhan dan rencana lokasi pembangungan/penyediaan sarana prasarana dan petugas pelayanan air bersih 2) Berkoordinasi dengan seksi lainnya untuk penyediaan air bersih yang diperlukan 1) Penyediaan sarana dan prasarana dan petugas pelayanan listrik yang akan digunakan di lokasi pengungsian 1) Melaksanakan semua administrasi keuangan. 2) Menganalisa kebutuhan dana dalam rangka penanganan tanggap darurat bencana yang terjadi. 3) Mendukung keuangan yang dibutuhkan dalam rangka komando tanggap darurat bencana yang terjadi Kepala logistik dan peralatan Kepala logistik dan peralatan Kepala logistikk dan peralatan Kepala Divisi Cipta Karya Sosial Dinas PU (Pekerjaan Umum) Direktur Teknik PDAM Kepala PT. PLN Komandan Kepala DPPKAD DPPKAD Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No

59

60

61 Lampiran B: Contoh dari prosedur pengerjaan 1.1 Peringatan Dini Nomor Prosedur Kerja 1 Tugas Peringatan Dini Dasar Hukum Tugas yg berkaitan (No.) Nama Unit Kerja Instansi BPBD Kab Bidang Tanggap Darurat Sitaro Keterangan Tugas Menyebarkan peringatan dini kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya korban dan mempercepat proses evakuasi Kronologi Dimulai dari munculnya risiko tinggi akan terjadinya bencana hingga dimulainya proses evakuasi Prosedur 55

62 1.2 Umum, Tindakan awal oleh Pos Komando Tanggap Darurat Nomor Prosedur Kerja 1-4 Tugas Pembentukan Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008, Perka BNPB No 14/2010 Tugas yg berkaitan (No.) Nama Unit Kerja Kepala BPBD Instansi BPBD Kab. Sitaro Bidang Keterangan Tugas 1. Inisiasi pembentukan Komando TD Bencana akan dimulai dalam situasi sebagai berikut: (1). Apabila sudah ada informasi dari PVMBG (Badan Geologi) bahwa Gunung Karangetang diperkirakan akan segera meletus. (2). Apabila Gunung Karangetang tiba-tiba meletus dan mengakibatkan dampak serius di pemukiman/desa sekitarnya. (3).Pada saat Tim Reaksi Cepat dikirim oleh BNPB atau BPBD Provinsi setelah mendapatkan informasi awal ttg bencana. 2. Proses (1). Informasi awal kejadian bencana (mengacu ke prosedur 1-1) (2). Status/Tingkatan Bencana (mengacu ke prosedur 1-3). (3). Pembentukan Pos Komando TD Bencana. 1) Mengeluarkan SK Komando TD Bencana: (Bupati atas usul Kaban BPBD mengeluarkan SK Pembentukan (Perka No 14/2010, Bab 2) 2) Melaksanakan mobilisasi sumberdaya manusia, peralatan dan logistik serta dana dari instansi/lembaga terkait dan/atau masyarakat. 3) Meresmikan pembentukan Pos Komando Tanggap Darurat Bencana. Kronologi Dimulai dari diterimanya informasi awal kejadian bencana hingga saat penugasan Tim Reaksi Cepat Prosedur 56

63 Nomor Prosedur Kerja 1-3 Tugas Pembubaran Pos Komando TD Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008 Tugas yg berkaitan (No.) Nama Unit Kerja Komandan Instansi Komando TD Bidang Komandan Keterangan Tugas 1. Menjelang berakhirnya waktu pelaksanaan operasi tanggap darurat bencana, Kepala BPBD Kabupaten/Kota/Provinsi atau Kepala BNPB membuat rencana pengakhiran operasi tanggap darurat bencana dengan mengeluarkan Surat Perintah Pengakhiran Operasi Tanggap Darurat Bencana kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana sesuai dengan kewenangannya. 2. Pada hari dan tanggal waktu berakhirnya operasi tanggap darurat bencana, Kepala BNPB/BPBD membubarkan Komando Tanggap Darurat Bencana dengan menerbitkan Surat Keputusan Pembubaran. 3. Melaporkan permintaan & penggunaan sumber daya kepada instansi terkait. Kronologi Apabila Pos Komando TD Bencana di bubarkan Prosedur 57

64 2. Unit Organisasi Komando Tanggap Darurat Nomor Prosedur Kerja Tugas Komandan TD - Aktivasi Pos Komando TD Dasar Hukum Reg.10, 2008, Reg.14, 2010 Tugas yg berkaitan (No.) Nama Unit Kerja Komandan Instansi TNI AL Bidang Keterangan Tugas 1) Mengaktifkan Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Meminta laporan dari setiap bagian dari Pos Komando TD Membuat keputusan tentang hal-hal yang diperlukan Memberikan instruksi tentang kegiatan yg harus dilakukan beserta peralatan yang diperlukan Kronologi 1 kali sehari Prosedur 58

65 Nomor Prosedur Kerja Tugas Komandan TD - Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) Dasar Hukum Reg.10, 2008, Reg.14, 2010 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Komandan Instansi TNI AL Bidang?? Keterangan Tugas 2) Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) dilokasi bencana di bawah komando Pos Komando Tanggap Darurat. (Contoh Poskolap dapat dilihat dilampiran xxxx). Wilayah kerja: masing-masing Pos Komando Lapangan Tanggap Darurat Bencana mencakup satu kesatuan wilayah dimana bencana terjadi atau membawahi sebanyak-banyaknya dua kesatuan wilayah bencana jika salah satu kesatuan wilayah tersebut mengalami kelumpuhan total akibat bencana. Tugas Pokok: Tugas Pokok Pos Komando Lapangan Tanggap Darurat Bencana adalah menjamin berjalannya operasi tanggap darurat oleh berbagai pihak secara terpimpin, terkoordinasi, efektif dan efisien di lokasi bencana. Tujuan: melanjutkan kegiatan asesmen cepat terhadap kejadian bencana yang telah dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat; Melakukan kegiatan pencarian, penyelamatan, dan evakuasi korban bencana; Memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban bencana; Memberikan perlindungan terhadap korban bencana yang rentan; Memberikan pelayanan kepada korban bencana yang mengungsi; Kronologi Apabila dibutuhkan Prosedur 59

66 Nomor Prosedur Kerja Tugas Menyusun Rencana Operasi Dasar Hukum Reg.10, 2008, Reg.14, 2010 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Komandan Instansi TNI AL Bidang Pos Komando TD Keterangan Tugas 3) Membuat rencana strategis dan taktis, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan operasi tanggap darurat bencana. Memberikan arahan pada penyusunan rencana sektoral. Memimpin operasi Kronologi Perencanaan: Segera setalah membentuk Post Komando TD dan revisi apabila dibutuhkan. Organisir dan dilakukan setiap hari Prosedur 60

67 Nomor Prosedur Kerja Tugas Komando dan Pengendalian Dasar Hukum Reg.10, 2008, Reg.14, 2010 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Komandan Instansi TNI AL Bidang Pos Komando TD Keterangan Tugas 4) Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dan penyelamatan serta berwewenang memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi/lembaga/organisasi yang terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana. Mengumpulkan informasi tentang kebutuhan dan ketersediaan sumber daya. Meminta bantuan kepada instansi terkait untuk kekurangan sumber daya diatas. Kronologi 1 kali sehari (setiap hari selama masa TD Bencana) Prosedur 61

68 Nomor Prosedur Kerja Tugas Wakil Komandan TD Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008, Perka BNPB No 14/2010 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Komandan Instansi Komandan Bidang Pos Komando TD Keterangan Tugas 1) Membantu Komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan Pos Komando TD bencana. 2) Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat, humas, keselamatan dan keamanan serta perwakilan instansi/lembaga. 3) Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana, apabila Komandan Tanggap Darurat Bencana berhalangan. Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 62

69 Nomor Prosedur Kerja Tugas Sekretaris Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008, Perka BNPB No 14/2010 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Sekretaris Instansi BPBD Kab. Sitaro Bidang Keterangan Tugas 1)Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan. 2) Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Pos Komando Tanggap Darurat Bencana. Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 63

70 Nomor Prosedur Kerja Tugas Hubungan Masyarakat/Informasi Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008, Perka BNPB No 14/2010 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Hubungan Masyarakat Instansi Humas Sekda Bidang Keterangan Tugas 1) Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi. Mengumpulkan semua kegiatan yang dilakukan selama masa TD (kegiatan oleh semua pelaku). 2) Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi tentang bencana tersebut ke media massa dan masyarakat luas Menyebarkan informasi tentang kondisi & prediksi dari Gg. Karangetang kepada masyarakat. Menyebarkan perintah evakuasi kepada masyarakat. Peralatan yg tersedia Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 64

71 Nomor Prosedur Kerja Tugas Keselamatan dan Keamanan Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008, Perka BNPB No 14/2010 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Keselamatan dan Keamanan - Koordinator Instansi TNI Bidang Keterangan Tugas 1) Menjamin kesehatan dan keselamatan seluruh personil Komando Tanggap Darurat Bencana dalam menjalankan tugasnya. Memeriksa kondisi kesehatan para anggota Pos Komando TD; memberikan pertolongan pertama pada anggota ygn mendapatkan kecelakaan pada saat bertugas selama masa Tanggap Darurat. 2) Menjaga keamanan penanganan tanggap darurat bencana serta mengantisipasi hal-hal di luar dugaan atau suatu keadaan yang berbahaya. Memperhatikan laporan harian dari Badan Geologi dan sumber2x lainnya; menghubungi kepala desa apabila terjadi perubahan situasi bencana; terus berhubungan dengan pihak kepolisian Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 65

72 Nomor Prosedur Kerja Tugas Keselamatan dan Keamanan Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008, Perka BNPB No 14/2010 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Keselamatan dan Keamanan - BPBD Instansi BPBD Bidang Keterangan Tugas 1) menolong korban bencana Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 66

73 Nomor Prosedur Kerja Tugas Keselamatan dan Keamanan Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008, Perka BNPB No 14/2010 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Keselamatan dan Keamanan Polisi & Satpol PP Instansi Bidang Keterangan Tugas 1) Menjaga keamanan tempat evakuasi, membantu aktivitas di tempat evakuasi Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 67

74 Nomor Prosedur Kerja Tugas Perwakilan Instansi/Lembaga Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008, Perka BNPB No 14/2010 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Perwakilan Instansi/Lembaga Instansi Pos Komando TD Bidang Staff Komando Keterangan Tugas Perwakilan instansi/lembaga bertugas untuk membantu Komandan Tanggap Darurat Bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumberdaya yang dibutuhkan dari instansi/lembaga terkait Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 68

75 Nomor Prosedur Kerja Tugas Penghubung (LO) Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008, Perka BNPB No 14/2010 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Penghubung - Polisi Instansi Polisi Bidang Keterangan Tugas Membantu Komandan untuk berkoordinasi & berkomunikasi dengan pihak kepolisian menyangkut mobilisasi/keterlibatan pihak kepolisian dalam Pos Komando Tanggap Darurat Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 69

76 Nomor Prosedur Kerja Tugas Penghubung (LO) Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008, Perka BNPB No 14/2010 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Penghubung Kesbangpol Instansi Kesbangpol Bidang Keterangan Tugas Membantu Komandan untuk berkoordinasi & berkomunikasi dengan pihak kepolisian menyangkut mobilisasi/keterlibatan LSM dalam kegiatan Pos Komando Tanggap Darurat Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 70

77 Nomor Prosedur Kerja Tugas Bidang Operasi - Koordinator Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008, Perka BNPB No 14/2010 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Bidang Operasi Instansi Pos Komando TD Bidang Staff Umum Keterangan Tugas Koordinasi pelaksanaan operasi untuk memenuhi kebutuhan dasar sesuai dengan Rencana Operasi -. Mobilisasi semua seksi terkait Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 71

78 Nomor Prosedur Kerja Tugas Seksi Kesehatan Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008, Perka BNPB No 14/2010 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Seksi Kesehatan Instansi Pos Komando TD Bidang Staff Umum Keterangan Tugas 1) Mendirikan Posko Kesehatan. 2) Melaksanakan tugas pelayanan kesehatan bagi pengungsi dan anggota Komando Tanggap Darurat 3) Berkoordinasi dengan seksi Evakuasi dalam membawa korban ke RS bagi korban luka (parah) Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 72

79 Nomor Prosedur Kerja Tugas Rehabilitasi/ Pemulihan Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Seksi Rehabilitasi/ Pemulihan Instansi Pos Komando TD Bidang Staff Umum Keterangan Tugas 1). Melaksanakan survey lokasi yang memerlukan rehabilitasi. 2). Menyusun rencana rehabilitasi. 3). Pemulihan dini untuk fasilitas dan infrastruktur umum/publik Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 73

80 Nomor Prosedur Kerja Tugas Seksi Kebersihan Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Seksi Kebersihan Instansi Pos Komando TD Bidang Staff Umum Keterangan Tugas 1). Melaksanakan kebersihan di lingkungan tempat pengungsian 2). Merencanakan tempat pembuangan sampah 3). Membuang sampah Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 74

81 Nomor Prosedur Kerja Tugas Seksi Evakuasi & Pengungsian Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Seksi Pengungsian Instansi Pos Komando TD Bidang Staff Umum Keterangan Tugas 1). Mengumpulkan informasi jumlah korban, harta benda, dan bangunan dari kepala desa yg dilanda bencana (Lampiran 18: Formulir pendataan korban & kerugian) 2). Mengumpulkan data kebutuhan dasar 3). Melaksanakan penyiapan lokasi untuk dijadikan tempat pengungsian 4). Melaksanakan pengaturan penempatan pengungsi di tempat pengungsian Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 75

82 Nomor Prosedur Kerja Tugas Seksi Transportasi Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Seksi Transportasi Instansi Pos Komando TD Bidang Staff Umum Keterangan Tugas 1) Menyiapkan alat peralatan dan personel yang berkaitan dengan tugas transportasi 2) Mendata jumlah kendaraan yang dapat dikerahkan baik milik pemerintah, swasta dan masyarakat. 3) Selalu berkoordinasi dengan Satgas SAR dan Evakuasi tentang penempatan kenderaan evakuasi. Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 76

83 Nomor Prosedur Kerja Tugas Section of Planning Dasar Hukum Perka BNPB No.10 tahun 2008, Perka BNPB No.14 tahun 2010 Tugas yg berkaitan (No.) Nama Unit Kerja Seksi Operasi Seksi Perencanaan Instansi Bappeda Bidang Head of Bappeda Keterangan Tugas Mengumpulkan, mengevaluasi, menganalisis data dan informasi terkait tanggap darurat serta menyiapkan dokumen rencana aksi operasional tanggap darurat Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 77

84 Nomor Prosedur Kerja Tugas Seksi Logistik dan Peralatan Dasar Hukum Perka BNPB No. 8/2008 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Seksi Logistik dan Peralatan Instansi Pos Komando TD Bidang Staff Umum Keterangan Tugas 1) Melaksanakan penyiapan personalia, peralatan dan perlengkapan berat selama masa Tanggap Darurat 2) Menerima, menyimpan, mendistribusikan serta mengangkut logistik dan peralatan ke lokasi bencana. 3) Membantu pendirian & operasional dapur umum, air bersih dan MCK. 4) Melaksanakan koordinasi dengan unsur terkait dalam rangka penggunaan peralatan dan perlengkapan berat Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 78

85 Nomor Prosedur Kerja Tugas Seksi Pergudangan Logistik Dasar Hukum Perka BNPB No. 8/2008 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Seksi Pergudangan Logistik Instansi Pos Komando TD Bidang Staff Umum Keterangan Tugas 1) Menyiapkan lokasi dan tempat untuk tempat penyimpanan barang bantuan 2) Menyiapkan petugas untuk menangani administrasi bantuan 3) Menyiapkan daftar untuk distribusi bantuan Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 79

86 Nomor Prosedur Kerja Tugas Seksi Distribusi Logistik Dasar Hukum Perka BNPB No. 8/2008 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Seksi Distribusi Logistik Instansi Pos Komando TD Bidang Staff Umum Keterangan Tugas 1) Menyiapkan petugas distribusi 2) Mendistribusikan logistik dari barang bantuan kepada korban bencana secara tertib dan transparan 3) Membantu dapur umum, air bersih dan MCK Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 80

87 Nomor Prosedur Kerja Tugas Seksi Kelistrikan Dasar Hukum Perka BNPB No. 8/2008 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Seksi Kelistrikan Instansi Pos Komando TD Bidang Staff Umum Keterangan Tugas 1) Menyiapkan lokasi, membangun jaringan dan menjamin tersedianya listrik di lokasi pengungsian/ tempat lainnya yang vital. 2) Melaksanakan koordinasi dengan seksi lain untuk penyediaan listrik. Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 81

88 Nomor Prosedur Kerja Tugas Administrasi Keuangan Dasar Hukum Perka BNPB No. 8/2008 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi Nama Unit Kerja Bidang Administrasi Keuangan Instansi Pos Komando TD Bidang Staff Umum Keterangan Tugas 1) Melaksanakan semua administrasi keuangan 2) Menganalisa kebutuhan dana untuk menangani tanggap darurat bencana yang terjadi 3) Mendukung keuangan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tanggap darurat Kronologi Berlangsung terus selama masa operasi Tanggap Darurat Prosedur 82

PEDOMAN KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA

PEDOMAN KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) - i - DAFTAR ISI 1. PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PROSEDUR TETAP KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PROSEDUR TETAP KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 BUPATI ENREKANG PERATURAN BUPATI ENREKANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR TETAP KOMANDO TANGGAP DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ENREKANG, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Rencana. Operasi Darurat Bencana. Penyusunan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Rencana. Operasi Darurat Bencana. Penyusunan. Pedoman. No.1420, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Rencana. Operasi Darurat Bencana. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBERIAN DAN BESARAN BANTUAN SANTUNAN DUKA CITA

PEDOMAN PEMBERIAN DAN BESARAN BANTUAN SANTUNAN DUKA CITA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN DAN BESARAN BANTUAN SANTUNAN DUKA CITA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) - i - DAFTAR ISI

Lebih terperinci

No. 1411, 2014 BNPB. Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Manajemen. Pedoman.

No. 1411, 2014 BNPB. Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Manajemen. Pedoman. No. 1411, 2014 BNPB. Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Manajemen. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13,TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN DISTRIBUSI BANTUAN LOGISTIK DAN PERALATAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK, PERALATAN DAN KEMUDAHAN AKSES PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMETAAN SISTEM KONFIGURASI JARINGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI TANGGAP DARURAT BENCANA DI INDONESIA

PEMETAAN SISTEM KONFIGURASI JARINGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI TANGGAP DARURAT BENCANA DI INDONESIA PEMETAAN SISTEM KONFIGURASI JARINGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI TANGGAP DARURAT BENCANA DI INDONESIA Rienna Oktarina 1, Wenny Gustamola 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Widyatama Jl.

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN PENANGGULANGAN BENCANA

PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN PENANGGULANGAN BENCANA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN PENANGGULANGAN BENCANA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) - i - DAFTAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1554, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Distribusi. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1554, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Distribusi. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1554, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Distribusi. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 18 TAHUN 2010

Lebih terperinci

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN BANTUAN PERALATAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) DAFTAR ISI 1. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan. No.2081, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) DAFTAR ISI 1. PERATURAN

Lebih terperinci

PEDOMAN BANTUAN LOGISTIK

PEDOMAN BANTUAN LOGISTIK PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN BANTUAN LOGISTIK BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) DAFTAR ISI 1. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI DAERAH

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 297 / KPTS / M / 2013 TENTANG SATUAN TUGAS PENANGGULANGAN BENCANA DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 297 / KPTS / M / 2013 TENTANG SATUAN TUGAS PENANGGULANGAN BENCANA DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 297 / KPTS / M / 2013 TENTANG SATUAN TUGAS PENANGGULANGAN BENCANA DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1408, 2014 BNPB.Bantuan. Duka. Cita.Besaran. Pemberian Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN DAN

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN DAN TANGGUNG JAWAB KOMANDO PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERINGATAN DINI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA TSUNAMI ACEH

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERINGATAN DINI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA TSUNAMI ACEH GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERINGATAN DINI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA TSUNAMI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa untuk meminimalisasi

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN BENCANA NON ALAM MENGHADAPI PENINGKATAN ANCAMAN EMERGING INFECTIOUS DISEASE

PENANGGULANGAN BENCANA NON ALAM MENGHADAPI PENINGKATAN ANCAMAN EMERGING INFECTIOUS DISEASE BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PENANGGULANGAN BENCANA NON ALAM MENGHADAPI PENINGKATAN ANCAMAN EMERGING INFECTIOUS DISEASE IR. DODY RUSWANDI, MSCE DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN Jakarta,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 9 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA OPERASI DARURAT BENCANA

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA OPERASI DARURAT BENCANA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA OPERASI DARURAT BENCANA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) DAFTAR ISI 1. PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LEBAK

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :60 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Lebih terperinci

PENANGANAN KEDARURATAN BENCANA AKIBAT LIMBAH B3. Oleh : Yus Rizal (BNPB)

PENANGANAN KEDARURATAN BENCANA AKIBAT LIMBAH B3. Oleh : Yus Rizal (BNPB) PENANGANAN KEDARURATAN BENCANA AKIBAT LIMBAH B3 Oleh : Yus Rizal (BNPB) PENDAHULUAN Pengelolaan limbah B3 bencana non alam (gagal teknologi) Penyelenggaraan PB : Pra bencana (pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan)

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG 1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang :

Lebih terperinci

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DI PROVINSI

Lebih terperinci

PENGELOLAAN BANTUAN LOGISTIK PADA STATUS KEADAAN DARURAT BENCANA

PENGELOLAAN BANTUAN LOGISTIK PADA STATUS KEADAAN DARURAT BENCANA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN BANTUAN LOGISTIK PADA STATUS KEADAAN DARURAT BENCANA BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 19/2014 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) 2 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PUSAT PENGENDALIAN OPERASI PENANGGULANGAN BENCANA (PUSDALOPS PB) DAN RUANG PUSAT PENGENDALIAN OPERASI PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN: 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNSI PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, 1 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

Lebih terperinci

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN TANGGAP DARURAT BENCANA MUHAMMADIYAH DISASTER MANAGEMENT CENTER

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN TANGGAP DARURAT BENCANA MUHAMMADIYAH DISASTER MANAGEMENT CENTER PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN TANGGAP DARURAT BENCANA MUHAMMADIYAH DISASTER MANAGEMENT CENTER BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam situasi keadaan Darurat bencana sering terjadi

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN ; Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PROSEDUR PENGGUNAAN DANA SIAP PAKAI UNTUK TANGGAP DARURAT BENCANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

MEMUTUSKAN ; Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PROSEDUR PENGGUNAAN DANA SIAP PAKAI UNTUK TANGGAP DARURAT BENCANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 BUPATI ENREKANG PERATURAN BUPATI ENREKANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PENGGUNAAN DANA SIAP PAKAI UNTUK TANGGAP DARURAT BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ENREKANG, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2013

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2013 1 PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATAKERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BNPB. Logistik. Inventarisasi. Pedoman.

BNPB. Logistik. Inventarisasi. Pedoman. No.1421, 2014 BNPB. Logistik. Inventarisasi. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN INVENTARISASI LOGISTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.696, 2015 KEMENHAN. TNI. Penanggulangan Bencana. Pelibatan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELIBATAN TNI

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NGANJUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 3 Tahun 2014 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 3 Tahun 2014 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 3 Tahun 2014 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BOGOR Diundangkan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL DAN NONSTRUKTURAL PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 1/2017 WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

PERATURAN WALIKOTA TEGAL WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL,

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Logistik. Bantuan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Logistik. Bantuan. Pedoman. No.1412, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Logistik. Bantuan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN BANTUAN LOGISTIK

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 893 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, PEMERINTAH KOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG POKOK-POKOK PENYELENGGARAAN TUGAS BANTUAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BENCANA ALAM, PENGUNGSIAN DAN BANTUAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang : Mengingat : a. bahwa pembentukan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Kebijakan 1. Pencarian, pertolongan dan evakuasi

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PUSAT PENGENDALIAN OPERASI PENANGGULANGAN BENCANA (PUSDALOPS PB) DAN RUANG PUSAT PENGENDALIAN OPERASI PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN 1 PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEMANFAATAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG FUNGSI BADAN, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI SERTA TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAN PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR TETAP SIAGA DARURAT BENCANA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR TETAP SIAGA DARURAT BENCANA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR TETAP SIAGA DARURAT BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH

Lebih terperinci

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG NOMOR 31 TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG SERI E STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TANGGAP DARURAT BENCANA DI KABUPATEN TANAH DATAR

Lebih terperinci

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana; Menimbang Mengingat QANUN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN ACEH JAYA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN BENCANA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN BENCANA 9 Oktober 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Nomor 7 Seri A Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA CILEGON,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa kondisi geografis

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 12 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI, KEPALA BADAN, UNSUR PENGARAH, KEPALA PELAKSANA, SEKRETARIS, SUB BAGIAN, BIDANG DAN

Lebih terperinci

EVALUASI PENANGANAN DARURAT BENCANA

EVALUASI PENANGANAN DARURAT BENCANA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA EVALUASI PENANGANAN DARURAT BENCANA RAPAT KERJA NASIONAL BNPB BPBD TAHUN 2018 Yolak Dalimunthe, SE, MM Plt. Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Nusa Dua - Bali,

Lebih terperinci