NERACA MASSA. Dari hukum kekekalan massa dapat dituliskan persamaan neraca massa suatu proses: Massa keluar dari Massa = suatu proses + terakumulasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NERACA MASSA. Dari hukum kekekalan massa dapat dituliskan persamaan neraca massa suatu proses: Massa keluar dari Massa = suatu proses + terakumulasi"

Transkripsi

1 NERACA MASSA A. Pendahuluan Desain suatu proses dimulai dengan pengembangan dari diagram alir proses. Untuk pengembangan diagram alir proses, perhitungan neraca massa sangat dibutuhkan. Neraca massa ini mengikuti hukum kekekalan massa atau the law of conservation of mass, bahwa massa sebenarnya tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan begitu saja,. Artinya total massa tidak akan berubah selama proses. + atau: Dari hukum kekekalan massa dapat dituliskan persamaan neraca massa suatu proses: Massa masuk dalam suatu proses Massa keluar dari Massa = suatu proses + terakumulasi (1) Input = Output + Accumulation (2) Jika akumulasi nol, misalnya untuk proses yang steady state, persamaan neraca massa menjadi: Input = Output (3) Neraca yang biasa dipakai adalah: Neraca massa total Neraca komponen Neraca atom B. Metode Analisis Neraca Massa Strategi analisis neraca massa yaitu, pertama, bagaimana persamaannya, dan kedua, bagaimana cara menyelesaikannya. Untuk beberapa tipe problem metode pendekatan relatif lebih mudah, tetapi untuk problem yang lainnya mungkin menjadi lebih sulit. Pada dasarnya untuk menyelesaikan problem destilasi, kristalisasi, evaporasi, pembakaran, pencampuran, absorpsi gas, atau pengeringan tidak berbeda satu sama lainnya, tetapi harus dilihat sudut pandang bagaimana proses penyelesaian problem tersebut. 1

2 Pada analisis neraca massa pertama-tama kita harus menentukan berapa banyak persamaan neraca massa yang bisa ditulis, apakah melibatkan reaksi kimia atau tidak, dan buat batasan sistem neraca massa tersebut. Jumlah persamaan tak bebas dengan jumlah variabel yang tidak diketahui harus sama. W=? Komposisi: EtOH? H 2 O? MeOH? Komposisi: 50% EtOH 40% H 2 O F =100 kg P = 60 kg Komposisi: 80% EtOH 5% H 2 O 10% MeOH 15% MeOH Batasan sistem Gambar 1 Skema proses destilasi etanol, komposisi tidak lengkap Sumber: Himmelblau 1992, hal.118 Dari ilustrasi pada gambar 1 bisa dibuat persamaan neraca massa dari ketiga komponen yang terlibat dalam batasan sistem. Dengan asumsi prosesnya steady state, maka persamaan (3) kita gunakan. Misal digunakan ϖ sebagai simbol fraksi massa komponen dalam aliran F, W, dan P, maka setiap persamaan mempunyai bentuk: ϖ I,F F = ϖ I,P P + ϖ I,W W Neraca massa komponen: masuk keluar EtOH: (0,50)(100) = (0,80)(60) + ϖ EtOH,W (W) (4a) H 2 O: (0,40)(100) = (0,05)(60) + ϖ H2O,W (W) (4b) MeOH: (0,10)(100) = (0,15)(60) + ϖ MeOH,W (W) (4c) 2

3 Neraca massa total: masuk keluar Total: (1,00)(100) = (1,00)(60) + ϖ EtOH,W (W) + ϖ H2O,W (W) + ϖ MeOH,W (W) Jumlah fraksi untuk setiap aliran sama dengan satu: ϖ EtOH,W + ϖ H2O,W + ϖ MeOH,W = 1 (5) (4d) Ada empat persamaan tak bebas yaitu persamaan (4a), (4b), (4c), dan (5). Variabel yang tidak diketahui ada empat yaitu W, ϖ EtOH,W, ϖ H2O,W, dan ϖ MeOH,W. Problem ini secara spesifikasi bisa diselesaikan karena jumlah persamaan tak bebas sama dengan jumlah variabel yang tidak diketahui. Caranya substitusi persamaan (5) ke persamaan (4d), maka W bisa dihitung. Selanjutnya masukkan nilai W ke dalam persamaan (4a), (4b), dan (4c), maka akan diperoleh nilai ϖ EtOH,W, ϖ H2O,W, dan ϖ MeOH,W Ilustrasi pada gambar 2, ada berapa persamaan neraca massa komponen dapat dibuat? Jawabannya adalah tiga, yaitu: 50 = 0,80P + 0,05W 40 = 0,05P + 0,925W 10 = 0,15P + 0,025W Jumlah variabel yang tidak diketahui dua yaitu P dan W. Jelas problem ini overspecified dan tidak mempunyai keunikan, sehingga perlu dikurangi satu persamaan. Komposisi: 5.0% EtOH W =? 92,5% H 2 O 2,50% MeOH Komposisi: 50% EtOH 40% H 2 O 10% MeOH F = 100 kg P =? Komposisi: 80% EtOH 5% H 2 O 15% MeOH Batasan sistem Gambar 2 Skema proses destilasi etanol, komposisi lengkap Sumber: Himmelblau 1992, hal.119 3

4 F=16lb CH 4 =100% Batasan sistem Udara = 300lb P=? %mol O 2 21% (64lb) N 2 79% (210lb) CO 2 =? N 2 =? H 2 O =? O 2 =? Gambar 3. Skema proses pembakaran metana Sumber: Himmelblau 1992, hal.120 Dari gambar 7.3 terlihat jumlah variabel yang tidak diketahui nilainya ada empat yaitu n CO2, n N2, n H2O, dan n O2, dengan n jumlah mol setiap komponen di P, sehingga: P = n CO2 + n N2 + n H2O + n O2 (6a) Neraca komponen dengan basis 16 lb CH 4 = 1 lb mol : 300 lb udara 1 lb mol udara = 10,35 lb mol udara 29 lb udara Neraca CH 4 masuk udara masuk P keluar C: 1 = n CO2 (6b) H 2 2 = n H2O (6c) O 2 10,35(0,21) = 2,17 = 0,5 n CO2 + n H2O + n O2 (6d) N 2 10,35(0,79) = 8,17 = n N2 (6e) Persamaan reaksi kimia: CH 4 + 2O 2 CO 2 + 2H 2 O Dengan mengasumsi reaksi pembakaran sempurna, maka n CO2 = 1 dan n H2O = 2, persamaan neraca komponen menjadi: C: 1(1,0) = P(x CO2 ) (7a) H 2 : 1(2,0) = P(x H2O ) (7b) O 2 : 2,17 = P(0,5x CO2 + x H2O + x O2 ) (7c) N 2 8,17 = P(x N2 ) (7d) x CO2 + x H2O + x O2 + x N2 = 1 (7e) 4

5 Untuk menyelesaikan problem ini, anda bandingkan antara persamaan (6a) dan (7e) dan apakah bila persamaan (7e) dikalikan dengan P menjadikan Px I =n I? Silahkan dicoba!. C. Neraca Massa tanpa Reaksi Kimia Ada tiga cara yang umum digunakan dalam penyelesaian problem neraca massa tanpa reaksi kimia. (i) Tie material, yaitu material yang selama proses tidak berubah jumlahnya. Contoh: dalam proses pemekatan larutan dengan evaporasi, padatan terlarut jumlahnya tidak berubah selama proses. (ii) Inert, yaitu komponen atau bahan yang tidak ikut ambil bagian dalam operasi. Contoh: proses leaching Cu dari bijih logam tidak dipengaruhi oleh zat pengotor, zat pengotor ini sebagai zat inert. Dalam proses pembakaran N 2 merupakan inert. (iii) Persamaan simultan. Biasanya ada dua atau lebih komponen yang ada dalam sistem dan jika semua komponen berpengaruh secara simultan maka persamaan neraca massa dapat diselesaikan dengan persamaan simultan. Contoh 1: Drying Pulp basah dengan kandungan air 71%, setelah dilakukan proses pengeringan dengan dryer diperoleh 60% air yang ada diuapkan. Hitunglah: (a) komposisi pulp kering (b) massa air yang diuapkan per kilogram pulp basah Penyelesaian: Asumsi proses steady state W (H 2 O 100%) pulp basah: F D pulp kering: - pulp = 29% - pulp =? x P,D - H 2 O = 71% Dryer - H 2 O =? x H2O,P Basis: 1 kg pulp basah batasan sistem 5

6 H 2 O yang teruapkan = W = (0,6)(0,71) kg = 0,426 kg Perlu diingat bahwa: x P,D + x H2O,P = 1 m p,d + m H2O,D = D Neraca massa komponen dan neraca massa total Neraca F W D Pulp 0,29 = 0 + m p,d H 2 O 0,71 = 0,426 + m H2O,D Total 1 = 0,426 + D Dengan neraca komponen H 2 O, m H2O dapat dihitung, 0,71 = 0,426 + m H2O m H2O a) Komposisi pulp kering: = 0,71 0,426 = 0,284 kg komponen Berat, kg Komposisi, % Pulp H 2 O 0,29 0,284 50,5 49,5 total 0, ,0 b) Massa air yang diuapkan per kg pulp basah = 0,426 kg Contoh 2: Mixing Suatu tangki berisi asam baterai (air aki) lemah mengandung 12,43% H 2 SO 4. Jika 200 kg Penyelesaian: larutan 77,77% H 2 SO 4 ditambahkan ke dalam tangki tersebut akan dihasilkan larutan 18,63% H 2 SO 4. Berapa kg asam baterai yang dihasilkan? Asam yang ditambahkan 200 kg (A) H 2 SO 4 77,77% H 2 O 22,3% H 2 SO 4 12,43% H 2 O 87,57% Larutan awal (F) H 2 SO 4 18,63% H 2 O 81,37% larutan akhir (P) Basis: 200 kg A 6

7 Neraca massa komponen dan neraca massa total dalam kg: Neraca Akumulasi dalam tangki A Akhir Awal H 2 SO 4 P(0,1863) - F(0,1243) = 200(0,7777) H 2 O P(0,8137) - F(0,8757) = 200(0,2223) Total P - F = 200 Dari persamaan neraca massa total diperoleh F = P 200 Persamaan F ini disubstitusi ke persamaan neraca komponen, maka P bisa dihitung. P(0,1863) (P-200)(0,1243) = 200(0,7777) P = 2107,74 kg F = 1907,74 kg Contoh 3: Kristalisasi Suatu tangki berisi kg larutanjenuh NaHCO 3 pada 60 o C. Jika diinginkan 500 kg kristal NaHCO 3 dari larutan tersebut, pada suhu berapa larutan harus didinginkan? Data kelarutan: Suhu ( o C) Kelarutan (g NaHCO 3 /100 g H 2 O) 60 16, , , ,1 20 9,6 10 8,15 Penyelesaian: Larutan jenuh pada 60 o C Larutan jenuh pada T? NaHCO 3 NaHCO 3 F H 2 O H 2 O P NaHCO kg kristal (100% NaHCO 3 ) 7

8 Komposisi larutan jenuh NaHCO 3 pada suhu 60 o C: 16,4 NaHCO 3 = = 0,141 16, H 2 O = 1-0,141 = 0,859 Basis: kg larutan jenuh NaHCO 3 pada suhu 60 o C Neraca massa komponen dan neraca massa total dalam kg: Akumulasi dalam tangki Neraca Akhir (P) Awal (F) C NaHCO 3 x NaHCO3 P - (0,141)(10.000) = 500 H 2 O x H2O P - (0,859)(10.000) = 0 Total P = 500 Dari persamaan neraca total diperoleh P = 9500 kg Substitusi nilai P ke dalam persamaan neraca komponen NaHCO 3 akan diperoleh nilai x NaHCO3 = 0,096 Misal NaHCO 3 dalam P = y gram, maka: 0,096 = y g ( y + 100) y = 10,6 g g Dengan cara interpolasi data kelarutan antara suhu 20 dan 30 o C akan diperoleh T 10,6 11,1 T 9,6 11,1 ( C) = ( 20 30) + 30= 26, 7 C D. Neraca Massa dengan Reaksi Kimia Dalam reaktor-reaktor industri hampir tidak pernah menggunakan bahan yang stoikhiometris. Untuk mencapai reaksi yang sesuai dengan yang diinginkan biasanya menggunakan bahan atau pereaksi berlebih. 8

9 a. Pereaksi terbatas: Pereaksi terbatas adalah pereaksi yang jumlahnya paling sedikit menurut stoikhiometri. Contoh: reaksi antara 1 mol C 7 H 16 dengan 12 mol O 2 Reaksi yang terjadi: C 7 H mol O 2 7 CO H 2 O dalam umpan Perbandingan dalam persamaan kimia O 2 = C 7 H 16 C 2 H 16 merupakan perekasi terbatas 12 = 12 > 1 11 = 11 1 Contoh lain: 1,1 mol A, 3,2 mol B, dan 2,4 mol C direaksikan dalm suatu reaktor A + 3 B + 2 C produk B = A Perbandingan dalam umpan dalam persamaan kimia 3,2 3 = 2,91 < = 3 1,1 1 C = 2,4 = 2,18 > 2 = 2 A 1, 1 B merupakan pereaksi terbatas relatif terhadap A dan A merupakan pereaksi terbatas relatif terhadap C, sehingga B adalah pereaksi terbatas pada reaksi tersebut. Jika ditulis dengan simbol: B < A, A < C, sehingga B < A < C. b. Pereaksi berlebih: Pereaksi berlebih adalah pereaksi yang jumlahnya lebih dari pereaksi terbatas menurut stoikhiometri. kelebihan mol % kelebihan = x 100 9

10 mol yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan pereaksi terbatas c. Konversi reaksi: Konversi reaksi adalah fraksi umpan atau komponen dalam umpan yang terkonversi menjadi produk. mol komponen yang bereaksi % konversi = x 100 mol komponen yang tersedia Penyelesaian neraca massa yang melibatkan reaksi kimia menggunakan penyelesaian persamaan simultan. Problem yang melibatkan reaksi pembakaran, ada beberapa istilah yang umum: a. Gas hasil pembakaran (flue gas atau stack gas) yaitu semua gas hasil dari pembakaran termasuk uap air, dikenal dengan basis basah atau wet basis. b. Analisis orsat yang dikenal dengan basis kering atau dry basis yaitu semua gas hasil dari pembakaran tidak termasuk uap air. CO 2 Basis basah CO O 2 N 2 Basis kering bebas SO 2 Basis kering SO 2 H 2 O c. Udara teoritis (oksigen teoritis) yaitu jumlah udara (oksigen) yang dibutuhkan untuk reaksi pembakaran sempurna. d. Kelebihan udara (oksigen) yaitu kelebihan jumlah udara (oksigen) dari yang dibutuhkan untuk pembakaran sempurna. Perhitungan jumlah kelebihan udara tidak tergantung pada berapa banyak bahan yang terbakar tetapi apa yang dibakar, misalnya C dibakar sempurna akan menjadi CO 2, tetapi jika reaksi pembakarannya tidak sempurna akan menjadi CO 2 dan CO. 10

11 Kelebihan udara (oksigen) bisa dihitung dengan rumus: Atau kelebihan udara kelebihaan O 2 /0,21 % kelebihan udara = x 100 = x 100 kebutuhan udara kebutuhan O 2 /0,21 O 2 masuk proses kebutuhan O 2 % kelebihan udara = x 100 kebutuhan O 2 kelebihan O 2 % kelebihan udara = x 100 O 2 masuk - kebutuhan O 2 O 2 masuk proses = kebutuhan O 2 untuk pembakaran sempurna + kelebihan O 2 Contoh 4: Kelebihaan udara Propana (C 3 H 8 ) sebanyak 20 lb dibakar dengan 400 lb udara untuk menghasilkan 44 lb CO 2 dan 12 lb CO. Berapa % kelebihan udara? Penyelesaian: Reaksi: C 3 H 8 + 5O 2 3CO 2 + 4H 2 O Basis: 20 lb C 3 H 8 Kebutuhan O 2 : O 2 masuk: 20 lb C 3 H 8 1 lb mol C 3 H 8 5 lb mol O 2 = 2,27 lb mol O 2 44 lb C 3 H 8 1 lb mol C 3 H lb udara 1 lb mol udara 21 lb mol O 2 = 2,90 lb mol O 2 29 lb udara 100 lb mol udara Persen kelebihan udara: O 2 masuk proses kebutuhan O 2 % kelebihan udara = x 100 kebutuhan O 2 11

12 Contoh 5: 2,90 lb mol O 2 2,27 lb mol O 2 = x 100 = 28% 2,27 lb mol O 2 Proses pembakaran gas alam (100% CH 4 ) dalam furnace menggunakan udara berlebih 130%. Bagaimana komposisi gas hasil pembakaran pada basis basah dan basis kering? Penyelesaian: Udara berlebih 130%, berarti udara yang digunakan lebih 130% dari yang dibutuhkan untuk pembakaran sempurna atau udara yang digunakan 230%. Reaksi yang terjadi: CH 4 + 2O 2 CO 2 + 2H 2 O Gas hasil pembakaran: furnace CH 4 CO 2 100% H 2 O O 2 N 2 Udara (21%O 2, 79%N 2 ) 130% berlebih Basis: 1 mol CH 4 Asumsi: reaksi pembakaran berjalan sempurna. Kebutuhan O 2 : 2 x 1mol = 2 mol O 2 dari udara = O 2 masuk: (1,00 + 1,30) x 2 mol = 4,6 mol Neraca elemen disusun sebagai berikut: Neraca Input Output CH 4 Udara Gas hasil pembakaran C: 1 H 2 : 2 n CO2 n CO2 12

13 O 2 : N 2 : 4,60 17,32 n O + n CO2 + n H2O n N2 n CO2, n H2O, dan n N2 dapat dihitung secara langsung, n O dihitung dengan neraca O 2. Neraca C: Neraca H 2 : 1mol C in 1 mol CO 2 out = 1 mol CO 2 out 1 mol CH 4 in 1 mol C out 2 mol H 2 in 1 mol H2O out = 1 mol H 2 O out 1 mol CH 4 in 2 mol H 2 out Neraca N 2 : Neraca O 2 : 4,6 mol O 2 in 0,79 mol N 2 = 17,32 mol N 2 out 0,21 mol O 2 n O2 = 4,6 1 1 = 2,6 mol O 2 out. Komposisi gas hasil pembakaran basis basah: Komponen mol % CO 2 H 2 O 1 2 4,4 8,7 O 2 N 2 2,6 11,3 17,32 75,6 total 22,92 100,0 Komposisi gas hasil pembakaran basis kering: Komponen mol % CO 2 1 4,8 O 2 N 2 2,6 12,4 17,32 82,8 total 20,92 100,0 Contoh 6: Etana awalnya dicampur dengan oksigen untuk menghasilkan gas dengan komposisi 80% C 2 H 6 dan 20% O 2 yang akan dibakar dalam mesin pembakaran dengan udara berlebih 200%. Delapan puluh persen etana menjadi CO 2, 10% CO, dan 10% tidak terbakar. Hitunglah komposisi gas hasil pembakaran pada basis basah!. 13

14 Penyelesaian: Bahan bakar gas: 80% C 2 H 6 20% O 2 Mesin Pembakaran Gas hasil pembakaran: CO 2 CO C 2 H 6 Udara 200% berlebih O 2 N 2 H 2 O Basis: 100 lb mol bahan bakar gas Reaksi: C 2 H 6 + 7/2O 2 2CO 2 + 3H 2 O C + 5/2 O 2 2CO + 3H 2 O O 2 untuk pembakaran sempurna: Kebutuhan O 2 : O 2 masuk dalam udara: O 2 total masuk proses: 80 lb mol C 2 H 6 3,5 lb mol O 2 = 280 lb mol O 2 1 lb mol C 2 H 6 (280 20) lb mol = 260 lb mol 3(260 lb mol) = 780 lb mol ( ) lb mol = 800 lb mol N 2 masuk dalam udara: 780 lb mol O 2 79 lb mol N 2 = 2934 lb mol N 2 21 lb mol O 2 Komponen yang dihasilkan dalaam sistem: 80 lb mol C 2 H 6 2 lb mol CO 2 0,8 = 128 lb mol CO 2 1 lb mol C 2 H 6 14

15 80 lb mol C 2 H 6 3 lb mol H 2 O 0,8 = 192 lb mol H 2 O 1 lb mol C 2 H 6 80 lb mol C 2 H 6 2 lb mol CO 0,1 = 16 lb mol CO 1 lb mol C 2 H 6 80 lb mol C 2 H 6 3 lb mol H 2 O 0,1 = 24 lb mol H 2 O 1 lb mol C 2 H 6 untuk menghitung O 2 sisa dalam gas hasil pembakaran, kita harus menghitung O 2 yang bereaksi: 80 lb mol C 2 H 6 3,5 lb mol O 2 0,8 = 224 lb mol O 2 (CO 2 dan H 2 O) 1 lb mol C 2 H 6 80 lb mol C 2 H 6 2,5 lb mol O 2 0,1 = 20 lb mol O 2 (dalam CO) 1 lb mol C 2 H 6 O 2 yang bereaksi = ( ) lb mol = 244 lb mol Dengan neraca O 2 kita akan mendapatkan: O 2 sisa = ( ) lb mol = 556 lb mol O 2 H 2 O yang terbentuk: 192 lb mol + 24 lb mol = 216 lb mol H 2 O C 2 H 6 sisa = C 2 H 6 yang tidak terbakar: 0.1 x 80 lb mol = 8 lb mol 15

16 Neraca komponen: Komponen Bahan bakar lb mol udara Gas hasil pembakaran % dalam gas hasil pembakaran C 2 H ,21 O ,41 N ,05 CO ,32 CO ,41 H 2 O ,60 total ,00 Contoh 7: Sulfur murni dibakar pada laju alir 1000 kg/jam. Udara disuplai pada 30 o C dan 755 mm Hg. Gas keluar burner pada 800 o C dan 760 mm Hg mengandung 16,5% SO 2, 3% O 2, dan sisanya N 2 dalaam basis bebas SO 3. Hitunglah: a. fraksi sulfur terbakar menjadi SO 3 b. persen kelebihan udara c. volume udara (m 3 /jam) d. volume gas hasil pembakaran Penyelesaian: Sulfur: 1000 kg/jam Burner Udara 30 o C, 755 mm Hg Gas hasil pembakaran: (800 o C, 760 mm Hg 16,5% SO 2 basis 3,0% O 2 bebas 80,5 % N 2 SO 3 SO 3 Basis: 100 kg mol gas hasil pembakaran basis bebas SO 3 16

17 Reaksi yang terjadi : S + O 2 SO 2 S + 3/2 O 2 SO 3 O 2 yang dibutuhkan untuk membentuk SO 2 : Total O 2 masuk burner: 16,5 kg mol SO 2 1 kg mol O 2 = 16,5 kg mol O 2 1 kg mol SO 2 80,5 kg mol N 2 21 kg mol O 2 = 21,4 kg mol O 2 79 kg mol N 2 O 2 yang dibutuhkaan untuk membentuk SO 3 : SO 3 yang terbentuk: (21,4 16,5 3) = 1,9 kg mol 1,9 kg mol O 2 1 kg mol SO 3 = 1,27 kg mol SO 3 1,5 kg mol O 2 a). Menghitung fraksi S terbakar menjadi SO 3 : Total S terbakar = (16,5 + 1,27) kg at = 17,77 kg at 1,27 Fraksi S menjadi SO 3 = = 0,07 17,77 b). Menghitung % kelebihan udara: Kebutuhan O 2 untuk pembakaran sempurna (semua S terbakar menjadi SO 2 ): 17,77 kg at S 1 kg mol O 2 = 17,77 kg mol O 2 1 kg at S O 2 masuk kebutuhan O 2 % kelebihan udara = x 100 kebutuhan O 2 21,4 17,77 = x 100 = 20,4% 17

18 17,77 c). Menghitung volume udara yang disuplai ke burner pada 30 o C dan 755 mm Hg 1000 kg/jam S yang dibakar = = 31,25 kg at/jam 32 kg/kg at Udara yang disuplai: 31,25 kg at/jam S 21,4 kg mol O kg mol udara 17,77 kg at S 21 kg mol O 2 = 179,2 kg mol/jam udara Volume udara yang disuplai: 179,2 kg mol/jam udara 22,4 m K 755 mm Hg = 4.425,9 m 3 /jam udara 1 kg mol 273 K 760 mm Hg d) Menghitung volumee gas hasil pembakaran pada 800 o C dan 760 mm Hg: Untuk 100 kg mol gas hasil pembakaran basis SO 3 : Total gas = ( ,27) = 101,27 kg mol Untuk 31,25 kg at/jam S yang dibakar: 31,25 kg at/jam S 101,27 kg mol Total gas = = 178,1 kg mol/jam 17,77 kg at S Volume gas hasil pembakaran: 178,1 kg mol/jam gas 22,4 m K 760 mm Hg = 4.425,9 m 3 /jam udara 1 kg mol 273 K 760 mm Hg Contoh 8: Dalam Deacon process untuk memproduksi gas khlor, gas asam khlorida dioksidasi dengan udara. Reaksi yang terjadi: 4 HCl + O 2 2 Cl H 2 O. Jika udara yang digunakan berlebih 30% dari teoritis, dan jika reaksi oksidasi berjalan 80%, hitunglah komposisi gas kering meninggalkan reaktor!. Penyelesaian: 18

19 HCl Reaktor Gas keluar reaktor: HCl Cl 2 O 2 Udara 30% berlebih N 2 H 2 O Basis: 4 kg mol gas HCl Reaksi oksidasi yang terjadi: 4 HCl + O 2 2 Cl H 2 O Kebutuhan O 2 untuk reaksi oksidasi sempurna: 4 kg mol HCL 1 kg mol O 2 = 1 kg mol O 2 4 kg mol HCl O 2 masuk proses = 1,3 x 1 kg mol = 1,3 kg mol N 2 masuk proses: 1,3 kg mol O 2 0,79 kg mol N 2 = 4,89 kg mol N 2 0,21 kg mol O 2 Neraca mol: Neraca HCl masuk Udara masuk Gas keluar Cl n HCl + n Cl2 H 2 O 2 N 2 Cl 2 yang terbentuk: H 2 O yang terbentuk: ,3 4,89 4 kg mol HCl 2 kg mol Cl 2 0,8 = 1,6 kg mol Cl 2 4 kg mol HCl 4 kg mol HCl 2 kg mol H 2 0,8 n H2O n H2O + n O2 n N2 19

20 = 1,6 kg mol H 2 O 4 kg mol HCl O 2 sisa = {1,3 ½(1,6)} kg mol = 0,5 kg mol HCl sisa = 0,2 x 4 kg mol = 0,8 kg mol Komposisi gas kering: komponen kg mol % mol HCl 0,8 10,27 Cl 2 O 2 N 2 total 1,6 0,5 4,89 7,79 20,54 6,42 62,77 100,00 E. Neraca Massa melibatkan Sistem Recycle, Bypass, dan Purge: Sistem recycle adalah suatu sistem yang mana sebagian dari produk dikembalikan ke proses, biasanya bertujuan untuk mendapatkan konversi yang lebih tinggi. Recycle Fresh feed Process Product Mixed feed Sistem bypass adalah suatu sistem yang mana sebagian dari umpan (feed) langsung dicampur dengan produk tidak melalui proses, biasanya bertujuan untuk mengurangi beban proses. Bypass Fresh feed Process Product Sistem purge adalah suatu sistem yang mana sebagian dari recycle dibuang, tujuannya untuk mengurangi bahan yang keberadaannya pada batas tertentu akan mengganggu proses. 20

21 Recycle purge Fresh feed Process Product Contoh-contoh soal sistem recycle tanpa reaksi kimia. Contoh 9: Suatu kolom destilasi memisahkan kg/jam campuran 50% benzen 50% toluen. Produk D dari kondensor dibagian atas kolom mengandung 95% benzen, produk bawah W mengandung 96% toluen. Aliran uap V masuk ke kondensor dari bagian atas kolom dengan kecepatan 8000 kg/jam. Sebagian produk dikembalikan ke kolom sebagai refluks, dan sebagian lagi diambil sebagai produk D. Dengan asumsi komposisi di V, R, dan D sama, hitunglah perbandingan antara R terhadap D!. Penyelesaian: 8000 kg/jam batasan sistem (II) F = kg/jam - 0,5 Bz - 0,5 Tol V K O L O M D E S T I L A S I kondensor R D 0,95 Bz 0,05 Tol batasan sistem (I) Neraca massa total (batasan sistem I): W F = D + W 0,04 Bz 0,96 Tol = D + W (a) Neraca komponen benzen: 21

22 F (ω F ) = D(ω D ) + W(ω W ) (0,5) = D(0,95) + W(0,04) (b) Selesaikan persamaan (a) dan (b) bersamaan, maka diperoleh: 500 = (0,95) ( W) + 0,04W W = 4950 kg/jam D = 5050 kg/jam Neraca massa di sekitar kondensor (batasan sistem II): V = D + R 8000 = R R = 2950 kg/jam R 2950 = = 0,58 D 5050 Contoh 10: Suatu bijih logam mengandung 7% tembaga (Cu) akan diekstraksi dengan asam sulfat. Semua tembaga yang ada dalam bijih dipindahkan ke fase asam, dan kemudian diekstraksi dengan pelarut organik. Pelarut keluar ekstraktor mengandung 20% Cu (ini meupakan keseluruhan Cu yang ada). Cu ini kemudian diambil dari larutannya, sedangkan pelarut organik didaur ulang (recycle) jika zat pengikut dalam bijih logam keluar proses sebanyak 800 ton/hari, berapa pelarut yang didaur ulang (recycle)? Penyelesaian: 22

23 H 2 SO 4 Bijih logam: 7% Cu 93% zat pengikut Acid Leach Zat pengikut 800 ton/hari Solvent Extraction Asam buangan Recycle solvent 80% solvent 20% Cu Copper recovery Cu Zat pengikut masuk = zat pengikut keluar 0,93 F = 800 F = 860,2 ton/hari Cu = 0,07(860,2) = 60,2 ton/hari Recycle solvent = (80/20)(60,2) = 240,8 ton/hari 23

24 Contoh-contoh soal sistem recycle dengan reaksi kimia. Contoh 11: Campuran H 2 - N 2 (3:1) pada umpan unit amonia dipanaskan sampai temperatur reaksi, kemudian dimasukkan ke fixed bed reactor. Di sini 20% dari pereaksi terkonversi menjadi amoniak (NH 3 ) per sekali alir. Setelah keluar reaktor, campuran tersebut didinginkan dan NH 3 diambil dengan kondensasi. Campuran H 2 - N 2 yang tidak bereaksi di daur ulang dan dicampur dengan umpan segar. Tentukan produk dan recycle per 100 kg mol/jam umpan segar (fresh feed)!. Penyelesaian: recycle Fresh feed H 2 : N 2 = 3 : 1 Heater Reactor Condenser batasan sistem untuk neraca massa NH 3 Basis:100 kg mol fresh feed Reaksi: N 2 + 3H 2 2NH 3 Neraca massa total pada steady state: NH 3 yang diproduksi: Fresh feed = produk (NH 3 ) 100 kg mol feed 2 kg mol NH 3 = 50 kg mol/jam NH 3 4 kg mol feed Neraca NH 3 : 50 = 0,2(100 + R)(2/4) R = 400 kg mol/jam 24

25 Contoh 12: Isomer glukose digunakan sebagai katalis pada pembuatan fruktose dari glukose dalam fixed bed reactor. Sistem ditunjukkan pada gambar berikut, berapa persen konversi per sekali alir ketika perbandingan produk terhadap recycle 8,33?. Reaksi: C 6 H 12 O 6 C 6 H 12 O 6 d-glukose recycle d-fruktose feed 40% glukose 4% fruktose dalam air Fixed Bed Reactor produk Penyelesaian: Basis: F = 100 lb R ω R,G ω R,F ω R,W F = 100 lb 0,40 ω F,G F Reactor 1 2 ω F,G P ω P,G 0,60 ω F,W ω F,F ω P,F 1,00 ω F,W batasan sistem neraca massa total ω P,W Neraca massa total: 100 = P Sehingga: 100 R = = 12,0 lb 8,33 tidak ada air yang terbentuk maupun yang bereaksi 25

26 air = 100(0,60) = P(ω P,W ) = 100ω P,W ω P,W = 0,60 Neraca massa di sekitar titik 1: Total: = F = 112 Glukosa: 100(0,40) + 12((ω P,G ) = 112((ω F,G ) Fruktosa: ((ω R,F ) = 112(0,04), atau ω R,F = 0,373 Karena ω R,G + ω R,F + ω R,W = 1, maka: ω R,G = 1 0,373 0,600 = 0,027 Dari neraca massa glukosa: ω F,G = 0,360 Neraca massa di reaktor plus titik 2: Total: F = = 112 Glukosa: Input output consumed = 0 F ω F,G (R + P) ω R,G xf ω F,G = 0 112(0,360) 112(0,027) x(112)(0,360) = 0 x = 0,93 Contoh-contoh soal sistem bypass dan purge: Contoh 13: Suatu prroses pengolahan air dilakukan seperti pada gambar berikut. bypass = y? F = 90 m 3 /jam 0,02 ppm SiO 2 x Process 1 2 P 0,005 ppm SiO 2 0,0005 ppm SiO 2 26

27 Penyelesaian: Misal: bagian yang masuk proses x, dan bypass y. Neraca massa total: F = P = 90 m 3 /jam Neraca massa di titik 1: 90 = x + y (a) Neraca massa di tittik 2: (0,0005)x + (0,02)y = (0,005)P (b) persamaan (a) dan (b) diselesaikan bersamaan, maka : (0,0005)(90 y) = 0,02y + (0,005)(90) y = 20,77 m 3 /jam x = 69,23 m 3 /jam Contoh 14: Pada umpan unit amonia, setiap 100 mol H 2 -N 2 (3:1) mengandung 0,31 mol Ar, dimana secara bertahap akan terakumulasi dalam aliran recycle sehingga mengganggu jalannya proses. Telah ditentukan bahwa keberadaan Ar dalam reaktor bisa ditolerir jika tidak lebih dari 4 mol per 100 mol H 2 -N 2. Jika konversi reaksi per sekali alir 20%, hitunglah recycle, purge, dan produk setiap 100 mol fresh feed (umpan segar)!. Penyelesaian: Recycle Fresh feed H 2 : 75 mol N 2 : 25 mol Ar: 0,31 mol H 2, N 2, Ar Converter 1 Mixed feed Purge H 2, N 2, Ar Condenser NH 3 27

28 Reaksi: N H 2 2 NH 3 (konversi 20%) Misal jumlah N 2 dalam mixed feed x mol Neraca mol di converter pada steady state: Neraca Masuk yang bereaksi Keluar N 2 x 0,2x 0,8x H 2 3x (0,2)(3x) = 0,6x (0,8)(3x) = 2,4x Ar (0,04)(4x) = 0,16x - 0,16x NH (2/4)(0,2)(4x) = 0,4x Misal bagian purge f, sehingga recycle (1 f) Neraca mol di titik 1: N 2 : 25 + (1 f)(0,8x) = x (a) H 2 : 75 + (1 f)(2,4x) = 3x (b) Ar: 0,31 + (1 f)(0,16x) = 0,16x (c) Ketiga persamaan tersebut dikerjakan secara bersama, maka akan diperoleh: x = 117,25 mol f = 0,0165 sehingga NH 3 yang dihasilkan = (0,4)(117,25) = 416,9 mol. Soal latihan 1. Suatu evaporator digunakan untuk memekatkan larutan 4% NaOH. Larutan yang telah dipekatkan mengandung 25% NaOH. Hitunglah jumlah air yang diuapkan per 100 kg umpan. 84 kg 2. Suspensi dengan kandungan 25% berat padatan diumpankan ke filter. Filter cake mengandung 90% padatan dan filtratnya mengandung 1% padatan. a. Buatlah neraca massa jika laju alir umpan 2000 kg/jam! b. Dengan laju alir tersebut, berapa laju alir filtrat dan cake (kg/jam)? b) laju alir filtrat = 1460,7 kg/jam, filter cake = 539,3 kg/jam 28

29 3. Larutan etanol 35% didestilasi dengan kolom destilasi, hasil atas (destilat) mengandung etanol 85% dan hasil bawah mengandung etanol 5%. Hitunglah: a. kg destilat per kg umpan b. kg destilat per kg hasil bawah a) 0,375 kg, b) 0,6 kg 4. Asam buangan dalam proses nitrasi berisi 23% HNO 3, 57% H 2 SO 4, dan 20% H 2 O (persen berat). Asam tersebut akan dipekatkan sehingga diperoleh hasil dengan komposisi 27% HNO 3, 60% H 2 SO 4, dan 13% H 2 O dengan jalan menambahkan asam sufat 97% dan asam nitrat 90%. Berapa kg masing-masing asam harus ditambahkan untuk memperoleh 1000 kg hasil?. 519,35 kg asam buangan, 313,37 kg asam sulfat, 167,28 kg asam nitrat 5. Karbon murni dibakar dengan oksigen. Analisis gas hasil pembakaran: 75% CO 2, 14% CO, 11% O 2 (%mol). Berapa persen kelebihan oksigen? 4,5% 6. Bagaimana komposisi gas yang dihasilkan oleh pembakaran pirit murni (FeS 2 ) dengan udara berlebih 60%. Asumsikan bahwa reaksi yang terjadi sebagai berikut: 4 FeS O 2 2 Fe 2 O SO 2 9,90% SO 2, 8,17% O 2, 81,93% N Analisis sintesa gas: 6,4% CO 2, 0,2% O 2, 40% CO, 50,8% H 2, dan sisanya N 2, gas tersebut dibakar dengan udara 40% berlebih. Tentukan komposisi gas hasil pembakaran!. 13% CO 2, 14,3% H 2 O, 67,6% N 2, 5,1% O 2. 8 Larutan NaOH 24%, yang dibutuhkan dalam indusstri tekstil, dibuat dengan melarutkaan NaOH padat dengan air. Untuk mengurangi panas yang ditimbulkan oleh pelarutan NaOH, maka proses pembuatan dilakukan dua tahap. Pertama, NaOH padat dilarutkan dengan air dalam tangki pelarutan hingga diperoleh larutan NaOH 50%. Setelah pelarutan sempurna dan dingin, larutan ini diencerkan denngan air dalam tangki pengenceran hingga diperoleh larutan NaOH 24%. 29

30 Bypass (y) NaOH padat Air x Tangki pelarutan Larutan NaOH 50% Tangki pengenceran Larutan NaOH 24% Asumsi tidak ada penguapan, berapa perbandingan atara x terhadap y?. 0, Gula murni (sukrosa) dapat diubah menjadi glukosa dan fruktosa dengan proses inversi. C 12 H 22 O 11 + H 2 O C 6 H 12 O 6 + C 6 H 12 O 6 d-glukosa d-fruktosa Gabungan glukosa/fruktosa disebut dengan gula invers. Jika konversi 90% per sekali alir, berapa aliran recycle per 100 lb laruta sukrosa masuk proses seperti yang digambarkan di bawah?. Berapa konsentrasi gula invers (I) dalam recycle?. Konsentrasi komponen dalam recycle dan produk sama. Recycle Feed Sukrosa30% Air 70% 50% gula invers Reaktor Separator produk R = 20,9 lb, ω I,R = ω I,RP = 0,279 30

BAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS

BAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS NME D3 Sperisa Distantina 1 BAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS Dalam industri kimia beberapa macam sistem aliran bahan dilakukan dengan tujuan antara lain: 1. menaikkan yield. 2. mempertinggi

Lebih terperinci

NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA

NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA 1 NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA PENYUSUNAN DAN PENYELESAIAN NERACA MASSA KONSEP NERACA MASSA = persamaan yang disusun berdasarkan hukum kekekalan massa (law conservation of mass), yaitu

Lebih terperinci

NME D3 Sperisa Distantina BAB III NERACA MASSA DENGAN REAKSI KIMIA

NME D3 Sperisa Distantina BAB III NERACA MASSA DENGAN REAKSI KIMIA NME D3 Sperisa Distantina 1 BAB III NERACA MASSA DENGAN REAKSI KIMIA Pada kuliah terdahulu telah diberikan contoh kasus neraca massa tanpa reaksi kimia. Berikut ini akan dibahas neraca massa dimana reaksi

Lebih terperinci

NERACA MASSA TANPA REAKSI Pertemuan ke 2 s/d 4

NERACA MASSA TANPA REAKSI Pertemuan ke 2 s/d 4 NERACA MASSA TANPA REAKSI Pertemuan ke 2 s/d 4 Neraca massa Dengan Reaksi : ditandai dengan terjadinya perubahan kimia pada umpan yang diproses Tanpa Reaksi: umpan hanya mengalami proses fisika seperti:

Lebih terperinci

1/14/2014 NERACA MASSA DALAM PENGOLAHAN PANGAN

1/14/2014 NERACA MASSA DALAM PENGOLAHAN PANGAN NERACA MASSA DALAM PENGOLAHAN PANGAN Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip dasar hukum kekekalan massa Mahasiswa dapat melakukan analisa aliran bahan yang masuk dan keluar selama

Lebih terperinci

ATK I DASAR-DASAR NERACA MASSA ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T.

ATK I DASAR-DASAR NERACA MASSA ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T. ATK I DASAR-DASAR NERACA MASSA ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T. Pembuatan Gula Berapa banyak air yang dihilangkan didalam evaporator (lb/jam)? Berapa besar fraksi massa komponen-komponen dalam arus buangan

Lebih terperinci

SINTESIS BUTANOL H 9. OH, merupakan

SINTESIS BUTANOL H 9. OH, merupakan SINTESIS BUTANOL Salah satu jenis produksi industri kimia yang dibutuhkan dalam jumlah yang terus meningkat adalah industri n-butanol. n-butanol yang memiliki rumus kimia C 4 H 9 OH, merupakan produk hasil

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 Pilihlah jawaban yang paling benar LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 TATANAMA 1. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan rumus kimianya, kecuali. A. NO = nitrogen oksida B. CO 2 = karbon dioksida C. PCl

Lebih terperinci

Soal 5 Jumlah mol dari 29,8 gram amonium fosfat ((NH4)3PO4) (Ar N = 14, H = 1, dan P = 31) adalah. A. 0,05 mol

Soal 5 Jumlah mol dari 29,8 gram amonium fosfat ((NH4)3PO4) (Ar N = 14, H = 1, dan P = 31) adalah. A. 0,05 mol Bank Soal Stoikiometri Kimia Bagian 2 Soal 1 Satu liter campuran gas terdiri dari 60% volume metana (CH4) dan sisanya gas etana (C2H6) dibakar sempurna sesuai reaksi: CH4 + 3 O2 2 CO2 + 2 H2O 2 C2H6 +

Lebih terperinci

Materi Pokok Bahasan :

Materi Pokok Bahasan : STOIKIOMETRI Kompetensi : Memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan serta menerapkan dalam perhitungan kimia. Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dan terbiasa menggunakan

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN NERACA MASSA DAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN NERACA MASSA DAN ENERGI NME D3 Sperisa Distantina 1 BAB I PENDAHULUAN NERACA MASSA DAN ENERGI Definisi Teknik Kimia: Pemakaian prinsip-prinsip fisis bersama dengan prinsip-prinsip ekonomi dan human relations ke bidang yang menyangkut

Lebih terperinci

Emas yang terbentuk sebanyak 20 gram, jika ArAu = 198, maka tentukan Ar M!

Emas yang terbentuk sebanyak 20 gram, jika ArAu = 198, maka tentukan Ar M! 1. Suatu senyawa mengandung kadar unsur (% berat) sebagai berikut : S = 35,97%; O = 62,9%; dan H = 1,13%. Rumus molekul senyawa tersebut adalah. 2. Gas hidrogen dapat dibuat dari reaksi antara logam magnesium

Lebih terperinci

STOKIOMETRI. Kimia Kelas X

STOKIOMETRI. Kimia Kelas X STOKIOMETRI Kimia Kelas X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 SURABAYA 2015 STOKIOMETRI STOKIOMETRI Pada materi stokiometri, kita akan mempelajari beberapa hal seperti persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia,

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES 10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam Pabrik Kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut Teknologi proses.

Lebih terperinci

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur LOGO STOIKIOMETRI Marselinus Laga Nur Materi Pokok Bahasan : A. Konsep Mol B. Penentuan Rumus Kimia C. Koefisien Reaksi D. Hukum-hukum Gas A. Konsep Mol Pengertian konsep mol Hubungan mol dengan jumlah

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. 1.HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER "Massa zat-zat sebelum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

1. Isilah Biodata anda dengan lengkap (di lembar Jawaban) Tulis dengan huruf cetak dan jangan disingkat!

1. Isilah Biodata anda dengan lengkap (di lembar Jawaban) Tulis dengan huruf cetak dan jangan disingkat! Petunjuk : 1. Isilah Biodata anda dengan lengkap (di lembar Jawaban) Tulis dengan huruf cetak dan jangan disingkat! 2. Soal Teori ini terdiri dari dua bagian: A. 30 soal pilihan Ganda : 60 poin B. 5 Nomor

Lebih terperinci

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2! BAB 7 STOKIOMETRI A. Massa Molekul Relatif Massa Molekul Relatif (Mr) biasanya dihitung menggunakan data Ar masing-masing atom yang ada dalam molekul tersebut. Mr senyawa = (indeks atom x Ar atom) Contoh:

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia K1 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia Stoikiometri - Soal Doc. Name:RK1AR10KIM0901 Version : 2016-10 halaman 1 1. Jika diketahui massa atom C-12= p gram dan massa 1 atom unsur X adalah a gram. Massa atom

Lebih terperinci

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3 Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan

Lebih terperinci

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2 HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2 HUKUM DASAR KIMIA 1) Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoisier ). Yaitu : Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DATA

BAB IV PERHITUNGAN DATA BAB IV PERHITUNGAN DATA 4.1. Perhitungan Metode Masukan-Keluaran 4.1.1. Entalpi uap keluar ketel Beban 50 MW Entalpi dari uap memiliki tekanan sebesar 1,2 Mpa berdasarkan data yang diketahui, maka harga

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10 SMA IPA Kelas 0 A. Massa Atom. Massa Atom Relatif (Ar) Massa atom relatif (Ar) merupakan perbandingan massa atom dengan massa satu atom yang tetap. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut. sma

Lebih terperinci

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

Stoikiometri. OLEH Lie Miah Stoikiometri OLEH Lie Miah 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KARAKTERISTIK MATERI KESULITAN BELAJAR SISWA STANDAR KOMPETENSI Memahami hukum-hukum dasar Kimia dan penerapannya dalam perhitungan

Lebih terperinci

Stoikhiometri : dan metron = mengukur. Membahas tentang : senyawa) senyawa (stoikhiometri. (stoikhiometri. reaksi)

Stoikhiometri : dan metron = mengukur. Membahas tentang : senyawa) senyawa (stoikhiometri. (stoikhiometri. reaksi) STOIKHIOMETRI Stoikhiometri : Dari kata Stoicheion = unsur dan metron = mengukur Membahas tentang : hub massa antar unsur dalam suatu senyawa (stoikhiometri senyawa) dan antar zat dalam suatu reaksi (stoikhiometri

Lebih terperinci

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan. PETA KONSEP LAJU REAKSI Berkaitan dengan ditentukan melalui Waktu perubahan Dipengaruhi oleh Percobaan dari Pereaksi Hasil reaksi Konsentrasi Luas Katalis Suhu pereaksi permukaan menentukan membentuk mengadakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Reaksi pembentukan C8H4O3 (phthalic anhydride) adalah reaksi heterogen fase gas dengan katalis padat, dimana terjadi reaksi oksidasi C8H10 (o-xylene) oleh

Lebih terperinci

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol A. PENDAHULUAN Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol Hukum dasar kimia merupakan hukum dasar yang digunakan dalam stoikiometri (perhitungan kimia), antara lain: 1) Hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa.

Lebih terperinci

MATERIAL BALANCES RYN

MATERIAL BALANCES RYN MATERIAL BALANCES RYN Keseimbangan massa digunakan untuk melacak aliran bahan masuk dan keluar dalam suatu proses dan menghasilkan kuantitas komponen 2 atau proses secara keseluruhan Kegunaan: formulasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dimetil Eter Dimetil Eter (DME) adalah senyawa eter yang paling sederhana dengan rumus kimia CH 3 OCH 3. Dikenal juga sebagai methyl ether atau wood ether. Jika DME dioksidasi

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI. Massa molekul relatif suatu zat sama dengan jumlah massa atom relatif atomatom penyusun molekul zat tersebut.

STOIKIOMETRI. Massa molekul relatif suatu zat sama dengan jumlah massa atom relatif atomatom penyusun molekul zat tersebut. STOIKIOMETRI Istilah STOIKIOMETRI berasal dari kata-kata Yunani yaitu Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). STOIKIOMETRI akhirnya mengacu kepada cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hexamine Hexamine merupakan produk dari reaksi antara amonia dan formalin dengan menghasilkan air sebagai produk samping. 6CH 2 O (l) + 4NH 3(l) (CH 2 ) 6 N 4 + 6H 2 O Gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Nitrometana Nitrometana merupakan senyawa organik yang memiliki rumus molekul CH 3 NO 2. Nitrometana memiliki nama lain Nitrokarbol. Nitrometana ini merupakan

Lebih terperinci

Katalis Katalis yang digunakan adalah Rhodium (US Patent 8,455,685).

Katalis Katalis yang digunakan adalah Rhodium (US Patent 8,455,685). LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA Perhitungan neraca massa berdasarkan kapasitas produksi yang telah ditetapkan. Kapasitas produksi asetat anhidrid : 20.000 ton/tahun Operasi : 330 hari/tahun, 24 jam/hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegunaan Produk Kuprisulfatpentahidrat Kegunaan kupri sulfat pentahidrat sangat bervariasi untuk industri. Adapun kegunaannya antara lain : - Sebagai bahan pembantu fungisida

Lebih terperinci

BAB I STOIKHIOMETRI I - 1

BAB I STOIKHIOMETRI I - 1 BAB I STOIKHIOMETRI 1.1 PENDAHULUAN Setiap zat, unsur, senyawa dalam kimia mempunyai nama dan rumus uniknya sendiri. Cara tersingkat untuk memerikan suatu reaksi kimia adalah dengan menuliskan rumus untuk

Lebih terperinci

BAB V PERHITUNGAN KIMIA

BAB V PERHITUNGAN KIMIA BAB V PERHITUNGAN KIMIA KOMPETENSI DASAR 2.3 : Menerapkan hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro serta konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia (stoikiometri ) Indikator : 1. Siswa dapat menghitung

Lebih terperinci

Gambar 7.4 skema trickle bed reactor

Gambar 7.4 skema trickle bed reactor Gambar 7.4 skema trickle bed reactor Gambar 7. 5 Skema Slurry Reactor Gambar 7.6 plug flow reactor yang dirangkai serie Reaktor tersebut dapat saja dioprasikan dalam rangkaian seri atau paralel. Dalam

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957). II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Jenis-Jenis Proses Aluminium sulfat atau yang lebih dikenal dengan tawas merupakan salah satu bahan kimia yang sangat diperlukan baik dalam industri pengolahan air. Alum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X ) SKL 2 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia untuk memecahkan masalah dalam perhitungan kimia. o Menganalisis persamaan reaksi kimia o Menyelesaikan perhitungan kimia yang berkaitan dengan hukum dasar kimia

Lebih terperinci

Rumus Kimia. Mol unsur =

Rumus Kimia. Mol unsur = Rumus Kimia Menentukan Rumus Kimia Zat Rumus kimia zat dapat dibedakan menjadi rumus empiris dan rumus molekul. Rumus empiris dapat ditentukan dengan menghitung mol komponen penyusun zat dengan menggunakan

Lebih terperinci

KRISTALISASI. Amelia Virgiyani Sofyan Azelia Wulan C.D Dwi Derti. S Fakih Aulia Rahman

KRISTALISASI. Amelia Virgiyani Sofyan Azelia Wulan C.D Dwi Derti. S Fakih Aulia Rahman KRISTALISASI Penyusun : Amelia Virgiyani Sofyan 1215041006 Azelia Wulan C.D 1215041007 Dwi Derti. S 1215041012 Fakih Aulia Rahman 1215041019 Ulfah Nur Khikmah 1215041052 Yuliana 1215041056 Mata Kuliah

Lebih terperinci

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN BAB 1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Gambar 1.1 Proses kenaikan titik didih Sumber: Jendela Iptek Materi Pada pelajaran bab pertama ini, akan dipelajari tentang penurunan tekanan uap larutan ( P), kenaikan titik

Lebih terperinci

BAB V CAMPURAN BEREAKSI : PEMBAKARAN

BAB V CAMPURAN BEREAKSI : PEMBAKARAN BAB V CAMPURAN BEREAKSI : PEMBAKARAN Pembakaran Bahan Bakar Padat Pembakaran pada bahan bakar adalah kombinasi kimia dengan oksigen. Hal-hal yang penting pada pembakaran: 1. Jika karbon dibakar dengan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Kimia

Antiremed Kelas 10 Kimia Antiremed Kelas 10 Kimia Stokiometri - Latihan Soal Doc. Name:K1 AR10KIM0901 Version : 201-09 halaman 1 1. Jika diketahui massa atom C-12= p gram dan massa 1 atom unsur X adalah a gram. Massa atom relatif

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis besar,

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Pemilihan Proses Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi:

BAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi: BAB II DESKRIPSI PROSES A. Macam macam Proses Kapasitas produksi sodium klorat di dunia pada tahun 1992 ± 2,3 juta ton dengan 1, 61 juta ton diproduksi oleh Amerika Utara. Proses pembuatan sodium klorat

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses: II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses: 1. Proses Recovery reaksi samping pembuatan soda ash ( proses solvay ) Proses solvay

Lebih terperinci

TERMOKIMIA. Hukum Hess Perubahan entalpi reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap.

TERMOKIMIA. Hukum Hess Perubahan entalpi reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap. TERMOKIMIA (Teori) Entalpi adalah jumlah total energi kalor yang terkandung dalam suatu materi Reaksi Eksoterm Menghasilkan kalor Melepas energi Perubahan entalpi negatif Reaksi Endoterm Menyerap kalor

Lebih terperinci

Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Kimia Kelas X Wacana berikut digunakan untuk menjawab soal no 1 dan 2. Ditentukan 5 unsur dengan konfigurasi

Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Kimia Kelas X Wacana berikut digunakan untuk menjawab soal no 1 dan 2. Ditentukan 5 unsur dengan konfigurasi Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Kimia Kelas X Wacana berikut digunakan untuk menjawab soal no 1 dan 2. Ditentukan 5 unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut: P : 2 8 7 S : 2 8 8 Q : 2 8 8

Lebih terperinci

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN PENURUNAN TEKANAN UAP Penurunan Tekanan Uap adalah selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan. P = P - P P = Penurunan Tekanan Uap P = Tekanan

Lebih terperinci

BAB 1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN. STANDART KOMPETENSI Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran serta terapannya.

BAB 1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN. STANDART KOMPETENSI Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran serta terapannya. BAB 1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN STANDART KOMPETENSI Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran serta terapannya. KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

BAB 2. PERSAMAAN KIMIA DAN HASIL REAKSI

BAB 2. PERSAMAAN KIMIA DAN HASIL REAKSI BAB 2. PERSAMAAN KIMIA DAN HASIL REAKSI 1. RUMUS KIMIA 2. MENULISKAN PERSAMAAN KIMIA YANG BALANS 3. HUBUNGAN MASSA DALAM REAKSI KIMIA 4. REAKTAN PEMBATAS 5. HASIL PERSENTASE Reaktan (Pereaksi) Produk (Hasil

Lebih terperinci

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN STANDAR KOMPETENSI 1. Mendeskripsikan sifat-sifat Larutan, metode pengukuran dan terapannya. KOMPETENSI DASAR 1.1 Mendeskripsikan sifat-sifat Larutan, metode pengukuran dan terapannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dietil eter merupakan salah satu bahan kimia yang sangat dibutuhkan dalam industri dan salah satu anggota senyawa eter yang mempunyai kegunaan yang sangat penting.

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II NJAUAN PUSTAKA 2.1 Asetat Anhidrat Asetat anhidrat merupakan anhidrat dari asam asetat yang struktur antar molekulnya simetris. Asetat anhidrat memiliki berbagai macam kegunaan antara lain sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat di Indonesia menyebabkan pula tingginya kebutuhan bahan bakar minyak (BBM). Sebagian besar kendaraan bermotor

Lebih terperinci

ZAHRA NURI NADA YUDHO JATI PRASETYO

ZAHRA NURI NADA YUDHO JATI PRASETYO SKRIPSI TK091383 PEMBUATAN HIDROGEN DARI GLISEROL DENGAN KATALIS KARBON AKTIF DAN Ni/HZSM-5 DENGAN METODE PEMANASAN KONVENSIONAL ZAHRA NURI NADA 2310100031 YUDHO JATI PRASETYO 2310100070 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI BAB V KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI Dalam ilmu fisika, dikenal satuan mol untuk besaran jumlah zat. Dalam bab ini, akan dibahas mengenai konsep mol yang mendasari perhitungan kimia (stoikiometri). A. KONSEP

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. JENIS-JENIS PROSES Proses pembuatan metil klorida dalam skala industri terbagi dalam dua proses, yaitu : a. Klorinasi Metana (Methane Chlorination) Reaksi klorinasi metana terjadi

Lebih terperinci

Diagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1

Diagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1 Diagram Fasa Zat Murni Pertemuan ke-1 Perubahan Fasa di Industri Evaporasi Kristalisasi Diagram Fasa Diagram yang bisa menunjukkan, pada kondisi tertentu (tekanan, suhu, kadar, dll) zat tersebut berfasa

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

Sulistyani M.Si

Sulistyani M.Si Sulistyani M.Si Email:sulistyani@uny.ac.id + Larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Jumlah zat terlarut dalam suatu larutan dinyatakan dengan konsentrasi larutan. Secara kuantitatif,

Lebih terperinci

MODIFIED PROSES CLAUSE PADA BERBAGAI UMPAN GAS REKAYASA PROSES APRILIANA DWIJAYANTI NIM

MODIFIED PROSES CLAUSE PADA BERBAGAI UMPAN GAS REKAYASA PROSES APRILIANA DWIJAYANTI NIM MODIFIED PROSES CLAUSE PADA BERBAGAI UMPAN GAS REKAYASA PROSES APRILIANA DWIJAYANTI NIM. 23014038 MAGISTER TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015 PENDAHULUAN Proses penghilangan

Lebih terperinci

Amin Fatoni, M.Si 2008

Amin Fatoni, M.Si 2008 Amin Fatoni, M.Si 2008 Massa rumus (Mr) = massa molekul = bobot molekul (BM) merupakan penjumlahan dari massa atom penyusun-penyusunnya Contoh: Air - H 2 O 1 atom Oksigen 2(1.0079 u) + 15.9994 u = 18.0152

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Bahan Baku 1. Gliserin (C3H8O3) Titik didih (1 atm) : 290 C Bentuk : cair Spesific gravity (25 o C, 1atm) : 1,261 Kemurnian : 99,5 %

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI

STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI BAB V STOIKIOMETRI Standar Kompetensi Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri) Kompetensi Dasar Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES II. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II... Spesifikasi bahan baku. Epichlorohydrin Rumus Molekul : C 3 H 5 OCl Wujud : Cairan tidak berwarna Sifat : Mudah menguap Kemurnian : 99,9%

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asetanilida Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus

Lebih terperinci

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA

Lebih terperinci

Laju massa. Laju massa akumulasi dalam sistem. Laju massa masuk sistem. keluar sistem. exit. inlet. system. = m& accumulation.

Laju massa. Laju massa akumulasi dalam sistem. Laju massa masuk sistem. keluar sistem. exit. inlet. system. = m& accumulation. KESETIMBANGAN MASSA landasan KEKEKALAN MASSA Massa tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi komposisi-nya dapat berubah bentuk (ex. Reaksi kimiawi) Massa total suatu materi yang masuk ke pengolahan

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan

II. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan II. DESKIPSI POSES A. Jenis - Jenis Proses a) eaksi Acetylene (C2H2) dengan Hydrogen Chloride (HCl) Menurut Nexant s ChemSystem Process Evaluation/ esearch planning (2007), metode pembuatan VCM dengan

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES NC-(CH 2 ) 4 -CN + 4 H 2 O. Reaksi menggunakan katalisator dari komponen fosfor, boron, atau silica gel.

II. DESKRIPSI PROSES NC-(CH 2 ) 4 -CN + 4 H 2 O. Reaksi menggunakan katalisator dari komponen fosfor, boron, atau silica gel. II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Adiponitril dibuat dengan beberapa macam proses, antara lain (Kirk and Othmer,1952) : 1. Dari asam adipat dan amoniak HOOC-(CH 2 ) 4 -COOH + 2NH 3 NC-(CH 2 )

Lebih terperinci

Stoikiometri. Berasal dari kata Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). Cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran kimia.

Stoikiometri. Berasal dari kata Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). Cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran kimia. Stoikiometri Berasal dari kata Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). Cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran kimia. Bilangan Avogadro Stoikometri: pengukuran kuantitatif sehingga perlu

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN Penggunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat luas CAKUPAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Soal-Soal. Bab 4. Latihan. Laju Reaksi. 1. Madu dengan massa jenis 1,4 gram/ cm 3 mengandung glukosa (M r. 5. Diketahui reaksi:

Soal-Soal. Bab 4. Latihan. Laju Reaksi. 1. Madu dengan massa jenis 1,4 gram/ cm 3 mengandung glukosa (M r. 5. Diketahui reaksi: Bab Laju Reaksi Soal-Soal Latihan. Madu dengan massa jenis, gram/ cm 3 mengandung glukosa (M r = 80) sebanyak 35 % b/b. Kemolaran glukosa dalam madu adalah... 0,8 M (D),7 M,8 M (E) 3,0 M, M. Untuk membuat

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia Stoikiometri Larutan - Soal Doc. Name: RK13AR11KIM0601 Doc. Version : 2016-12 01. Zat-zat berikut ini dapat bereaksi dengan larutan asam sulfat, kecuali... (A) kalsium

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 HASIL PENELITIAN BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil penelitian, persentase kemampuan siswa kelas dalam menyelesaikan soal-soal persamaan reaksi kimia dapat dilihat pada tabel dibawah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Pupuk Pupuk merupakan unsur hara tanaman yang sangat diperlukan oleh tanaman dalam proses produksi. Ada beberapa 2 jenis pupuk, yaitu 1. Pupuk organik yaitu

Lebih terperinci

IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI. = 6.313,13 kg/jam

IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI. = 6.313,13 kg/jam IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI Perhitungan neraca massa dan energi dilakukan dengan basis perhitungan dan data konversi seperti dibawah ini : Kapasitas Operasi Proses Basis Bahan baku Produk : 50.000

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN LARUTAN

KIMIA TERAPAN LARUTAN KIMIA TERAPAN LARUTAN Pokok Bahasan A. Konsentrasi Larutan B. Masalah Konsentrasi C. Sifat Elektrolit Larutan D. Sifat Koligatif Larutan E. Larutan Ideal Pengantar Larutan adalah campuran homogen atau

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2004 CALON TIM OLIMPIADE KIMIA INDONESIA

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2004 CALON TIM OLIMPIADE KIMIA INDONESIA SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2004 CALON TIM OLIMPIADE KIMIA INDONESIA 2005 Bidang Kimia KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1 MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan

Lebih terperinci

Sifat Koligatif Larutan

Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan A. PENDAHULUAN Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung kepada jenis zat, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi larutan. Sifat koligatif terdiri dari

Lebih terperinci

Pelatihan Online I OSN Bidang Kimia Page 1 PETUNJUK PENGERJAAN SOAL

Pelatihan Online I OSN Bidang Kimia Page 1 PETUNJUK PENGERJAAN SOAL PETUNJUK PENGERJAAN SOAL 1. Periksalah terlebih dahulu soal yang Anda terima, apakah dalam keadaan baik, terbaca, lengkap, dan jelas, sebelum Anda mengerjakan. 2. Jawaban dikerjakan pada lembar jawaban

Lebih terperinci

TL 2104 PTL TL 2104 PENGANTAR TEKNIK LINGKUNGAN. Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung

TL 2104 PTL TL 2104 PENGANTAR TEKNIK LINGKUNGAN. Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung TL 2104 PENGANTAR TEKNIK LINGKUNGAN Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Tugas seorang Environmental Engineer: Desain unit-unit pengolahan

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1 LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1 1. Perhatikan reaksi berikut: CaCO 2 (s) CaO (s) + CO 2 (g) H = 178 KJ/mol. Jelaskan! a. Arah kesetimbangan ditambahkan CaCO 2 (s) b. Tiga kemungkinan yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Molase Molase adalah hasil samping dari proses pembuatan gula tebu. Meningkatnya produksi gula tebu Indonesia sekitar sepuluh tahun terakhir ini tentunya akan meningkatkan

Lebih terperinci