Panduan Penyelenggaraan OSCE Pendidikan DIII Keperawatan dan Ners

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Panduan Penyelenggaraan OSCE Pendidikan DIII Keperawatan dan Ners"

Transkripsi

1 2013 Panduan Penyelenggaraan OSCE Pendidikan DIII Keperawatan dan Ners Buku ini alah buku ke 3 dari 3 buku. Buku1 adalah Blueprint OSCE Perawat dan buku 2 adalah Panduan Penulisan Soal OSCE Perawat. 1/12/2013 HPEQ Komponen 2 Tim OSCE Perawat

2 PEDOMAN PENYELENGGARAAN OSCE DAFTAR ISI BAB I. OSCE PERAWAT... 3 A. Latar Belakang Uji Kompetensi... 3 B. Pengertian OSCE... 4 C. Landasan Hukum Uji Kompetensi OSCE... 4 D. Tujuan OSCE... 4 BAB II. CETAK BIRU (BLUE PRINT) PENILAIAN... 5 A. Komponen Penilaian... 5 B. Jenis dan jumlah Station... 7 C. Format Penulisan Soal... 8 D. Penyusunan Soal OSCE... 9 BAB III. ORGANISASI PENYELENGGARAAN A. Panitia Pusat LPUK B. Koordinator Pusat Penyelenggara OSCE C. Pengawas Pusat D. Penguji E. Klien Standar F. Peserta Ujian G. Tenaga Pendukung BAB 4. PUSAT PENYELENGGARA OSCE A. Syarat Penyelenggara OSCE B. Dokumen Penyelenggaraan C. Mekanisme Penyelenggaraan BAB V. PENETAPAN KELULUSAN A. Penentuan Batas Lulus B. Pengumuman Hasil OSCE

3 BAB I. OSCE PERAWAT A. Latar Belakang Uji Kompetensi Pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, yang dikerjakan oleh lembaga/ badan dan didukung oleh peran serta aktif masyarakat. Pelayanan kesehatan yang diberikan akan bisa mencapai hasil yang maksimal jika direncanakan secara matang (sesuai renstra bidang kesehatan) sehingga hasil yang didapatkan bisa terukur dengan indikator-indikator yang valid. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan hasil pelayanan kesehatan tidak maksimal diantaranya karena masih rendahnya kualitas tenaga kesehatan (termasuk perawat) sebagai pemberi layanan. Kualitas perawat sebagai pemberi layanan kesehatan dipengaruhi berbagai hal, antara lain kualitas proses pembelajaran yang ada. Kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh institusi pendidikan keperawatan masih sangat beragam, meskipun telah menggunakan kurikulum inti yang sama. Dampak dari pelaksanaan proses pembelajaran tersebut akan menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan tidak terstandar, hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya keluhan dari stakeholder terhadap kualitas lulusan saat melakukan rekruitmen. Perbedaan kualitas lulusan pada berbagai institusi penyelenggara pendidikan tersebut dapat dilihat pada hasil Try Out Uji Kompetensi Perawat Indonesia dengan perbedaan nilai varian yang sangat besar. Direktorat jenderal pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud telah mewajibkan kepada institusi penyelenggara pendidikan keperawatan baik Ners maupun diploma III (AIPNI dan AIPDiKI) agar menerapkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan Kepmendiknas no. 232/U/2000 dan 045/U/2002 tentang penerapan KBK. Pada kenyataannya implementasi KBK ini tergantung pada kemampuan institusi penyelenggara pendidikan, sehingga solusi yang dilakukan tersebut tetap tidak bisa menyelesaikan permasalahan perbedaan dalam proses pemelajaran yang berdampak pada kualitas lulusan yang dihasilkan juga berbeda. Salah satu solusi yang diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan tidak seragamnya kualitas lulusan perawat adalah dengan pelaksanaan uji kompetensi secara nasional. Saat ini yang sudah dilakukan adalah uji kompetensi nasional yang mengukur ranah kognitif dengan dua model, yaitu Computer Based Test (CBT) dan Paper Based Test (PBT). Selanjutnya akan dilengkapi dengan uji kompetensi yang mengukur ranah psikomotor dan afektif yaitu dengan uji metode Objective Structured Clinical Examination (OSCE). 3

4 B. Pengertian OSCE OSCE adalah suatu metode untuk menguji kompetensi klinik secara obyektif dan terstruktur dalam bentuk rotasi station dengan alokasi waktu tertentu. Objektif karena semua mahasiswa diuji dengan ujian yang sama. Terstruktur karena yang diuji keterampilan klinik tertentu dengan menggunakan lembar penilaian yang spesifik. Selama ujian peserta berkeliling melalui beberapa stasiun yang berurutan, dengan masing-masing station terdapat suatu tugas atau soal yang harus dijawab atau didemonstrasikan. Peserta akan diobservasi oleh penguji. Pada beberapa station peserta juga dapat diuji mengenai kemampuan menginterpretasi data atau materi klinik serta menjawab pertanyaan lisan. Setiap station dibuat seperti kondisi klinik yang mendekati situasi nyata. Dalam OSCE, penilaian berdasarkan keputusan yang sifatnya menyeluruh dari berbagai komponen kompetensi. Setiap station mempunyai materi uji yang spesifik. Semua peserta diuji terhadap materi klinik yang sama. Lamanya waktu untuk masingmasing stasiun sudah ditentukan. C. Landasan Hukum Uji Kompetensi OSCE Beberapa aturan yang menjadi dasar pelaksanaan Uji Kompetensi di Indonesia dalam bentuk OSCE adalah sebagai berikut: 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Standar Kompetensi Perawat Indonesia (cari nomornya minta pak masfuri) 4. SK Bersama kementrian kesehatan dengan kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tentang uji Kompetensi (cari nomornya minta pak masfuri). D. Tujuan OSCE 1. Menyeleksi perawat level professional dan vokasional yang kompeten 2. Menciptakan sistem ujian yang obyektif dan terstandar secara nasional 3. Melengkapi metode ujian kompetensi dari aspek psikomotor dan afektif 4

5 BAB II. CETAK BIRU (BLUE PRINT) PENILAIAN Blue print OSCE merupakan panduan dalam pelaksanaan ujian termasuk susunan kasus diujikan dengan menggambarkan kemampuan yang diuji secara proporsional. Blue print menentukan keterampilan klinik, keterampilan komunikasi, dan pengetahuan yang diuji dengan memperhatikan kebutuhan dasar manusia, setting, rentang usia, focus kompetensi, serta kasus sehingga peserta diuji secara komprehensif. A. Komponen Penilaian 1. Kompetensi yang dinilai Kompetensi yang dinilai dalam OSCE adalah: (menyesuaikan dengan kelompok 2) a. Komunikasi, edukasi dan konseling Adalah aktifitas hubungan interpersonal antara perawat-klien untuk memperoleh pengalaman belajar bersama untuk memperbaiki tingkah laku. b. Pengkajian Keperawatan Adalah aktifitas pengumpulan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. c. Diagnosis dan Perencanaan Adalah aktifitas menganalisis data pengkajian untuk merumuskan masalah atau diagnosa keperawatan dan rencana tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan kesehatan klien. d. Implementasi Adalah aktifitas mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan. Karakteristik implementasi berfokus pada bagaimana suatu tindakan dilakukan. 5

6 e. Evaluasi Adalah aktifitas mengevaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap tindakan dalam pencapaian tujuan, sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevisi data dasar dan perencanaan. f. Perilaku Profesional Berperilaku atau berpenampilan terbaik sesuai kaidah etik,norma, budaya dan standar profesional dalam melakukan aktifitas praktik keperawatan. 2. Kategori Kompetensi Kategori kompetensi menjelaskan perbedaan materi uji antara ners dan diploma III dengan proporsi jumlah station sebagai berikut: Kategori Kompetensi Jumlah Minimal Station DIII Ners Komunikasi, Edukasi, Konseling 2 2 Pengkajian 3 6 Diagnosa dan perencanaan 2 6 Implementasi 9 5 Perilaku professional Penilaian Umum (Global Rating) Selain penilaian kompetensi, peserta ujian akan dinilai kemampuannya secara umum. Komponen penilaian ini merupakan impresi penguji setelah melihat kemampuan peserta secara keseluruhan apakah peserta mampu menjadi perawat dengan kemampuan yang ada. Kriteria penilaian terdiri dari tidak lulus, borderline, lulus serta superior. Nilai borderline akan menjadi dasar dalam penentuan nilai batas lulus. 6

7 B. Jenis dan jumlah Station (disesuaikan dg blue print) Terdapat 11 station terdiri dari 9 station materi uji dan 2 station istirahat yang akan dinilai dalam OSCE, yaitu: 1. Oksigenasi Lingkup oksigenasi meliputi pemenuhan kebutuhan oksigenasi untuk membantu klien yang mengalami gangguan pemenuhan oksigen akibat gangguan ventilasi, difusi, perfusi dan transportasi. 2. Sirkulasi Lingkup sirkulasi meliputi pemenuhan kebutuhan sirkulasi untuk membantu klien yang mengalami gangguan pemenuhan sirkulasi akibat gangguan hemodinamik di dalam tubuh (fungsi kardiovaskuler). 3. Cairan dan Elektrolit Lingkup cairan dan elektrolit meliputi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit untuk membantu klien yang mengalami gangguan pengaturan dan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan keseimbangan asam basa. 4. Nutrisi Lingkup nutrisi meliputi pemenuhan kebutuhan nutrisi mulai dari asupan makanan, pencernaan, penyerapan dan metabolisme. 5. Aman dan Nyaman Lingkup gangguan aman dan nyaman meliputi infeksi, cedera fisik, perilaku kekerasan, ketidakamanan lingkungan, proses pertahanan tubuh (alergi), dan termoregulasi, nyeri, polusi, isolasi sosial. 6. Eliminasi Lingkup eliminasi (urin dan fekal) meliputi proses sekresi dan ekskresi sisa metabolisme tubuh. 7. Aktivitas dan Istirahat Lingkup aktifitas dan istirahat meliputi gangguan mobilisasi fisik, keterbatasan energi, tidur, istirahat dan relaksasi. 7

8 8. Psikososial Lingkup gangguan Psikososial meliputi peran dan hubungan, serta persepsi diri. gangguan perilaku, koping, emosional, 9. Nilai dan Keyakinan Pada katagori ini, termasuk komunikasi, seksual dan belajar. Lingkup nilai dan keyakinan meliputi spiritual, nilai, keyakinan, pola aktivitas ritual dan latar belakang budaya yang mempengaruhi kesehatan. Lingkup komunikasi meliputi penerapan teknik komunikasi dan gangguan penerimaan, interpretasi, serta ekspresi. Lingkup seksualitas meliputi identitas seksual, fungsi seksual dan reproduksi. Lingkup belajar meliputi pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan informasi dan pengetahuan untuk meningkatkan, mempertahankan serta memulihkan status kesehatan. Masing-masing station akan dilaksanakan dalam waktu 20 menit dengan rincian 1 menit membaca soal, 18 menit waktu melakukan tindakan, dan 1 menit untuk pindah station. Template Blueprint OSCE terlampir. C. Format Penulisan Soal Format penulisan soal adalah sebagai berikut: 1. Nomor station 2. Judul stasion 3. Waktu yang dibutuhkan 4. Tujuan station 5. Kompetensi 6. Kategori 7. Instruksi untuk peserta 8. Instruksi untuk penguji 9. Instruksi untuk Klien simulasi 10. Peralatan yang dibutuhkan 11. Penulis 12. Referensi 8

9 13. Lembar Penilaian (Rubrik) Format lengkap penulisan soal dan lembar penilaian terlampir. D. Penyusunan Soal OSCE Soal OSCE dibuat oleh staf pendidik dan praktisi klinik yang juga merupakan perawat dengan keahlian masing-masing di bidangnya. Proses pembuatan soal dilakukan bersama-sama dalam suatu lokakarya yang diadakan di tingkat nasional. Soal yang dihasilkan dari workshop ini kemudian ditelaah oleh Tim OSCE untuk analisis dan disimpan dalam bentuk draft soal yang selanjutnya ditelaah kembali oleh Tim ahli (panel expert). Selanjutnya soal ini diujicobakan pada pelatihan penguji OSCE dan pelatih Klien Standar (KS). Soal yang baik disimpan dalam bank soal UKPI dan memiliki peluang untuk diujikan pada OSCE UKPI. Setiap soal OSCE harus dibuat sesuai cetak biru penilaian dan format penulisan soal yang disepakati dengan menggunakan formulir yang terstandarisasi serta direview bersama sesuai formulir yang terstandarisasi (terlampir). Station OSCE yang telah dihasilkan disimpan dalam bank soal OSCE dalam bentuk soft copy. 9

10 BAB III. ORGANISASI PENYELENGGARAAN A. Panitia Pusat LPUK B. Koordinator Pusat Penyelenggara OSCE 1. Persyaratan Koordinator a. Staf pendidik yang ditunjuk oleh institusinya sebagai penanggung jawab OSCE center di institusi b. Pernah menjadi penguji OSCE sesuai standar OSCE nasional c. Memiliki komitmen untuk menyelenggarakan OSCE d. Memahami standar penyelenggaraan OSCE nasional e. Bisa melakukan koordinasi dengan koordinasi OSCE dari institusi lain serta panitia 2. Tugas Koordinator: a. Mengkoordinasikan dan bertanggungung jawab terhadap pelaksanaan OSCE di institusi tempat berlangsungnya ujian b. Mempersiapkan pelaksanaan OSCE sesuai dengan standar yang sudah disiapkan c. Mengawasi pelaksanaan OSCE di institusi penyelenggara d. Mengevaluasi pelaksanaan OSCE di institusi penyelenggara e. Melaporkan pelaksanaan OSCE dalam bentuk berita acara ujian f. Bekerja sama dengan pengawas pusat mengatasi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan ujian g. Mengembalikan semua berkas ujian yang diterima kepada pengawas pusat h. Satu bulan sebelum penyelenggaraan ujian Koordinator OSCE sudah mengetahui i. jadwal pelaksanaan serta station yang akan diujikan untuk mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan j. Bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan station yang diujikan di OSCE Centernya 3. Hak Koordinator a. Mendapatkan honorarium sesuai ketentuan yang berlaku b. Mendapatkan informasi umpan balik pusat ujian yang dikelolanya c. Mendapatkan sertifikat Koordinator OSCE C. Pengawas Pusat 1. Persyaratan a. Mendapat surat tugas LPUK 10

11 b. Sudah menjadi penguji dan pelatih OSCE Nasional/Regional c. Telah mengikuti pelatihan pengawas pusat d. Tidak mengawas pada institusi asal 2. Tugas a. Membawa berkas ujian ke OSCE Center dan menyerahkannya kepada Koordinator OSCE b. Mengawasi penyelenggaraan OSCE di OSCE Center sesuai tugas yang diberikan c. Bekerja sama dengan Koordinator OSCE Center untuk memastikan bahwa OSCE berjalan dengan lancar dan adil d. Jika terjadi permasalahan, pengawas pusat mengambil keputusan demi kelancaran penyelenggaraan dan melaporkannya pada berita acara ujian e. Melakukan evaluasi terhadap OSCE Center, penguji, koordinator OSCE Center dengan mengisi formulir umpan balik f. Pengaturan jadwal keberangkatan dan kepulangan pengawas pusat dilakukan oleh LPUK g. Membawa berkas ujian pasca OSCE kembali ke LPUK untuk selanjutnya diproses sesuai ketentuan yang berlaku. 3. Pengawas pusat berhak a. Mendapatkan honorarium sesuai ketentuan yang berlaku b. Mendapatkan lumpsum, transportasi dan akomodasi sesuai ketentuan yang berlaku c. Mendapatkan sertifikat Pengawas Pusat OSCE D. Penguji 1. Persyaratan Penguji a. Perawat dengan pendidikan terakhir minimal S2 dan/atau Perawat spesialis b. Sudah berpengalaman menjadi instruktur keterampilan klinik (pre-klinik atau klinik) minimal 1 tahun dan penguji OSCE di institusinya minimal 3 kali periode masa ujian c. Telah mengikuti pelatihan yang terstandar sebagai penguji OSCE sesuai SOP HPEQ yang dibuktikan dengan sertifikat d. Mematuhi tata tertib dan kode etik penguji OSCE e. Syarat pengalaman (dibuktikan dengan surat tugas dari institusi masing-masing): 1) Instruktur skills lab di institusi masing-masing minimal 1 tahun 2) Penguji OSCE minimal 3x periode masa ujian di institusi masing-masing 2. Kontrak Perlu ada kontrak atau komitmen kontrak Penguji dengan Panitia OSCE Nasional, yang berisi: a. Hak Penguji b. Kewajiban Penguji 11

12 c. Tata tertib 3. Tata Tertib Penguji a. Datang tepat waktu b. Tidak meninggalkan tempat saat ujian berlangsung c. Tidak boleh menggunakan alat komunikasi apapun saat ujian d. Menjalankan tugas sebagaimana instruksi untuk penguji e. Mengikuti seluruh rangkaian persiapan bersama Core Team OSCE nasional f. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ujian di station tempat penguji bertugas g. Memberikan feedback pada lembar yang telah dipersiapkan oleh panitia h. Harus hadir pada briefing penguji yang dilakukan satu hari sebelum putaran pertama ujian dilaksanakan i. Harus hadir 1 jam sebelum ujian dimulai untuk standarisasi penguji dan KS 4. Kode Etik Penguji a. Komitmen dan disiplin yang tinggi b. Tidak membocorkan soal c. Tidak membantu atau merugikan peserta d. Bersifat obyektif dan bertanggung jawab e. Menjunjung tinggi nilai-nilai sebagai berikut: 1) Kejujuran 2) Loyalitas 3) Kebajikan 4) Kehormatan 5) Kebenaran 6) Respek 7) Keramahan 8) Integritas 9) Keadilan 10) Kerjasama 5. Kewajiban Penguji Mengikuti instruksi penguji sesuai kebutuhan skenario uji, seperti a. Memberi informasi tambahan (bila ada intruksi dalam soal) b. Mengajukan pertanyaan (bila ada instruksi dalam soal) c. Mengingatkan waktu yang tersisa pada 3-5 menit akhir station d. Mengevaluasi peserta sesuai lembar penilaian e. Mengisi berita acara ujian dan formulir umpan balik OSCE f. Dalam kondisi tertentu, KS tidak melaksanakan tugasnya sesuai instruksi, penguji memberikan intervensi : ralat/revisi informasi g. Dalam situasi peralatan atau fasilitas rusak: penguji langsung meminta peserta 12

13 menggunakan alat cadangan h. Dalam kondisi tertentu yang tidak terduga, penguji harus melaporkan kepada Koordinator OSCE Center yang kemudian melaporkan kepada pengawas pusat. Keputusan diambil oleh pengawas pusat dan dicantumkan pada berita acara ujian. 6. Hak penguji a. Penguji mendapatkan honorarium sesuai ketentuan yang berlaku b. Penguji luar kota mendapatkan lumksum, transportasi dan akomodasi sesuai ketentuan yang berlaku c. Mendapatkan informasi umpan balik sebagai penguji d. Mendapatkan sertifikat penguji OSCE nasional 7. Tugas dan Peran Penguji a. Sebelum Ujian 1) Menandatangani kontrak 2) Mengikuti persiapan bersama panitia nasional 3) Mengikuti briefing persamaan perseksi mengenai soal/check list 4) Ikut mengecek alat dan bahan bersama koordinator dan penanggung jawab instrument b. Saat Menguji 1) Mengikuti instruksi penguji sesuai kebutuhan skenario uji, seperti: a) Memberi informasi tambahan (jika ada dalam instuksi dalam soal) b) Mengajukan pertanyaan (jika ada dalam instuksi dalam soal) 2) Mengingatkan waktu yang tersisa pada 3-5 menit akhir station 3) Mengevaluasi peserta sesuai lembar penilaian 4) Dalam kondisi tertentu yang tidak terduga (seperti: lampu mati, alat/sp tidak sesuai dengan soal, KS berhalangan, KS tidak hafal skenario, kebakaran/ bencana alam, dan pelanggaran tata tertib ujian oleh peserta), maka penguji melaporkan ke Koordinator Penyelenggara (OSCE Center) untuk kemudian dilaporkan kepada pengawas pusat. Keputusan diambil oleh pengawas pusat dan dicantumkan pada berita acara ujian. 5) Dalam situasi peralatan atau fasilitas rusak, maka penguji langsung meminta peserta menggunakan alat cadangan c. Setelah Ujian Selesai Mengisi berita acara ujian dan formulir umpan balik OSCE 8. Jenis dan jumlah penguji: a. Penguji dari institusi pelaksana OSCE sebanyak 6 orang 13

14 b. Penguji dari institusi berbeda pada wilayah yang sama sebanyak 2 orang c. Penguji dari institusi berbeda pada wilayah yang berbeda sebanyak 1 orang E. Klien Standar 1. Persyaratan a. Pernyataan tertulis bersedia menjadi klien standart b. Telah mengikuti pelatihan Klien standar c. Usia minimal 21 tahun atau telah menikah d. Jenis kelamin dan kondisi fisik sesuai skenario e. Tidak buta huruf f. Dapat memahami dan menandatangani kontrak dengan institusi penyelenggara OSCE g. Dapat berkomunikasi dua arah h. Mempunyai kemampuan berakting i. Bisa bekerja sama j. Tidak berasal dari profesi kesehatan (dokter, residen, bidan, perawat, atau mahasiswa keperawatan, kedokteran, dan kebidanan) dan atau pegawai institusi pelaksana OSCE k. KS disediakan oleh institusi penyelenggara OSCE yang telah mendapatkan pelatihan KS l. KS mendapatkan kontrak dengan institusi OSCE Center yang mencantumkan: 1) kesediaan menjadi KS 2) kewajiban untuk menjaga kerahasiaan soal 3) bersedia bekerja pada jadwal yang telah ditentukan 4) masa kontrak 5) hak dan kewajiban 6) penghargaan 7) ketentuan jika melanggar kontrak. 8) KS juga menandatangani informed consent. 2. Tata Tertib KS a. Datang tepat waktu (1 jam sebelum ujian dimulai) b. Tidak meninggalkan tempat saat ujian c. Tidak boleh menggunakan alat komunikasi apapun saat ujian d. Menjalankan tugas sebagaimana instruksi e. Memberikan umpan balik pada lembar yang telah dipersiapkan oleh panitia nasional 3. Penggunaan KS a. Kontrak dibuat antara institusi pendidikan penyelenggara ujian dengan KS dalam jangka waktu 1 tahun b. Kontrak dapat dibatalkan jika: - Melanggar tata-tertib 14

15 - Tidak memenuhi kewajiban dalam kontrak - Kinerja yang buruk dari KS berdasarkan hasil evaluasi kesepakatan kedua belah pihak c. Penyediaan KS menjadi tanggung jawab institusi penyelenggara ujian OSCE d. Setiap OSCE Center harus menyediakan KS sesuai jumlah station dengan 25% cadangan pada setiap pelaksanaan e. Seorang KS dalam setiap pelaksanaan ujian OSCE maksimal memerankan 2 peran f. Dalam satu hari, 1 KS maksimal terlibat dalam 2 putaran ujian (seri) g. Pemeriksaan yang tidak diboleh dilakukan kepada KS Wanita: - Pemeriksaan dada - Pemeriksaan area pelvis (anogetinal, inguinal) - Jika pemeriksaan tersebut diperlukan maka dapat dilakukan pada manekin atau menggunakan keterangan dalam RM. h. Pemeriksaan yang tidak diboleh dilakukan kepada KS Pria: - Pemeriksaan area pelvis (anogetinal, inguinal) - Jika pemeriksaan tersebut diperlukan maka dapat dilakukan pada manekin atau menggunakan keterangan dalam rekam medic i. Pemeriksaan kepada KS harus sesuai dengan norma yang berlaku j. Pada kasus anak menggunakan manekin dan KS hanya digunakan dalam proses alloanamnesis 4. Hak KS a. Mendapatkan Honorarium KS sesuai ketetapan Panitia Nasional : o Pelatihan khusus untuk kasus OSCE Nasional UKPI o pengarahan satu hari sebelum hari pelaksaaan ujian o Pelaksanaan OSCE Nasional UKPI b. Mendapatkan kompensasi biaya perawatan dan pengobatan terhadap penyakit yangtimbul akibat penugasan sebagai KS 5. Kewajiban KS a. Mengikuti Pelatihan Khusus untuk kasus yang akan digunakan dalam OSCE nasional UKPI b. Mengikuti pengarahan satu hari sebelum hari pelaksaaan ujian 6. Pelatihan KS a. Diselenggarakan oleh OSCE Center dengan pelatih yang memiliki sertifikat dari HPEQ b. Mengikuti Pelatihan KS yang sesuai SOP HPEQ dengan pelatih yang bersertifikat c. Pelatih KS di setiap OSCE Center minimal berjumlah 5 orang 15

16 7. Kode Etik KS a. Bertanggung jawab b. Menjaga norma-norma kesusilaan & kemanusiaan c. Membantu kelancaran proses pendidikan d. Tidak membocorkan soal e. Tidak membantu atau merugikan peserta f. Disiplin dan bertanggung jawab g. Melatih diri sesuai dengan peran yang sudah ditentukan h. Komitmen untuk menjadi KS i. Bersedia memberi dan menerima umpan balik 8. Instruksi KS a. Kejelasan instruksi, khususnya dalam: - Peran yang harus dilakukan - Informasi yang harus dikomunikasikan b. Template mengikuti template soal OSCE c. Dalam kondisi tertentu, KS tidak melaksanakan tugasnya sesuai instruksi, maka penguji dapat memberikan intervensi berupa ralat/revisi informasi F. Peserta Ujian 1. Persyaratan a. Peserta harus melakukan pendaftaran sesuai ketentuan LPUK untuk menjadi peserta ujian pada OSCE Center. Peserta bisa melakukan ujian di OSCE Center lain yang bukan institusi asal b. LPUK akan mengatur lokasi dengan memperhatikan jumlah peserta dan penguji di OSCE Center c. Persyaratan pendaftaran UKPI = persyaratan UKDI/ UKDGI 2. Tata tertib peserta: a. Terdaftar sebagai peserta ujian b. Wajib menjunjung tinggi kejujuran, profesionalisme, dan kemandirian serta tidak melakukan kecurangan dalam bentuk apapun maupun bekerja sama dengan orang lain. c. Datang 1 hari sebelum pelaksanaan untuk mengetahui lokasi dan mengikuti briefing mengenai OSCE. d. Dilarang membawa alat komunikasi elektronik dalam bentuk apa pun. e. Membawa alat tulis (ballpoint). Peralatan lainnya disediakan oleh OSCE Center. f. Wajib datang 1 jam sebelum ujian dimulai, jika hadir terlambat maka tidak diperkenankan mengikuti ujian. g. Wajib membawa kartu peserta ujian dan kartu identitas. 16

17 h. Mengisi daftar hadir peserta ujian. i. Tidak membawa makanan/minuman ke lokasi OSCE. j. Tidak membawa catatan ke lokasi OSCE. k. Semua barang peserta dititipkan di tempat yang telah disediakan. Panitia OSCE Center tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan yang timbul. l. Mengenakan uniform klinik institusi lengkap. m. Menjaga ketertiban, ketenangan dan kelancaran penyelenggaraan OSCE G. Tenaga Pendukung Tenaga pendukung terdiri dari: 1. Laboran 2. sekretariat untuk mengatur administrasi dengan LPUK 3. pengatur waktu (timer) 4. penolong (helper) pada station prosedur tindakan klinik yang membutuhkan penyiapan alat dan sulit dilakukan oleh penguji 5. penjaga kebersihan 6. petugas katering 7. pengumpul hasil 8. petugas keamanan untuk menjaga peralatan yang dibutuhkan petugas listrik cadangan IT lokal Tugasnya adalah: membantu koordinator OSCE Center untuk mendukung penyelenggaraan dan menjamin kelancaran OSCE 17

18 BAB 4. PUSAT PENYELENGGARA OSCE A. Syarat Penyelenggara OSCE 1. Syarat penyelenggara OSCE: a. Telah memenuhi persyaratan OSCE Center dan dilakukan visitasi oleh LPUK b. Tersedia minimal 11 ruang yang memadai dan terdapat pada satu lantai yang sama. c. Peralatan dan bahan sesuai standar yang ditetapkan oleh pengembang soal beserta cadangannya d. OSCE Center mempersiapkan bahan habis pakai sesuai blue print dan jumlah peserta e. Bersedia menerima peserta dari institusi pendidikan keperawatan lain dengan biaya mengikuti standar nasional f. Menyiapkan panitia penyelenggara lokal dan staf pendukung penyelenggaraan OSCE. g. Memiliki penguji yang memenuhi persyaratan di atas (minimal sesuai jumlah station ditambah cadangan sebanyak 25%) h. Menyediakan KS sesuai standar yang ditetapkan oleh pengembang soal (minimal sesuai jumlah station yang membutuhkan KS ditambah cadangan sebanyak 25%) 2. Kriteria Ketersediaan Station Komponen Persyaratan Ruangan D III Ners 1. Ukuran ruangan 2.5 x 2,5 m 2. Jumlah 11 ruangan 3. Lay out - Satu grup ujian: ruangan harus berada di lantai dan gedung yang sama - Letak station berurutan bila tidak memungkinkan jarak antar station bisa ditempuh dalam waktu 1 menit. 4. Keadaan ruangan - Cahaya cukup terang (80 lux) - Sirkulasi udara baik dan nyaman - Suara antar station tidak terdengar atau mengganggu station sebelahnya 3. Kriteria Ruang Penguji/Administrasi a. Ukuran: 4 x 5 m b. Lokasi: dekat dengan lokasi station c. Fasilitas: minimal meja, kursi, lemari administrasi, komputer, printer 4. Kriteria Ruang Tempat Penitipan Barang a. Ukuran: sesuai jumlah peserta 18

19 b. Letak: tidak jauh dari lokasi ujian c. Ruangan harus dikunci/selalu dijaga 5. Kriteria Toilet Minimal satu buah untuk masing-masing jenis kelamin di lokasi ujian dengan air dan toilet yang cukup 6. Kriteria ruang karantina a. Ukuran: sesuai jumlah peserta b. Letak tidak jauh dari lokasi ujian dan Teruji tidak bertemu dengan peserta yang akan ujian c. Dalam Ruangan harus dijaga Pengawas d. Tidak boleh ada akses internet 7. Kriteria Ketersediaan Fasilitas a. Bahan habis pakai: tersedia sesuai dengan jumlah peserta ujian dan blue print dan tersedia cadangan (10 % dari jumlah peserta) b. Peralatan/Instrumen: tersedia sesuai dengan skenario dan terstandarisasi. Jumlah minimal 2n (n=grup ujian). Untuk peralatan dengan SP harus steril dengan cadangan 10% dari jumlah peserta c. Manekin/phantom: Tersedia sesuai skenario dan terstandarisasi; jumlah minimal 2n (n=grup ujian) d. Station memiliki peralatan sebagai berikut: 1) Satu buah tempat tidur beserta tangga dengan selimut tipis untuk pemeriksaan Klien 2) Satu buah meja dan 2 buah kursi untuk peserta dan KS (jika ada) 3) Satu buah meja dan kursi untuk penguji 4) Komputer dengan jaringan intranet 5) Alat keperawatan sesuai dengan kasus B. Dokumen Penyelenggaraan 1. Berita acara penyelenggaraan ujian OSCE setiap rotasi ujian 2. Berita acara penyelenggaraan ujian untuk setiap station 3. Daftar hadir penguji, peserta, SP dan petugas lain 4. Soal dan hasil ujian 5. Lembar penilaian peserta setiap station 6. Umpan balik peserta, penguji, KS dan panitia 7. Semua berkas pasca rotasi OSCE disegel kembali dan diserahkan ke pengawas pusat yang dibuktikan dengan berita acara serah terima dokumen 19

20 C. Mekanisme Penyelenggaraan Mekanisme pelaksanaan ujian adalah sebagai berikut: 1. Panitia pusat mendistribusikan daftar kasus dan keterampilan klinik yang memerlukan peralatan khusus kepada pusat ujian paling lambat 2 minggu sebelum ujian 2. Koordinator OSCE mempersiapkan KS, penguji dan peralatan yang dibutuhkan sesuai kasus 3. Satu hari sebelum ujian dilakukan hal berikut ini: a. Rapat standarisasi penguji dan KS b. Persiapan ruang ujian termasuk petugas yang akan bertugas c. Briefing dengan peserta ujian oleh pengawas pusat d. Pengecekan akhir oleh pengawas pusat e. Pengawas pusat menyerahkan lembar evaluasi peserta 4. Pelaksanaan ujian dalam bentuk perpindahan peserta dari satu station ke station yang lain sesuai waktu (round robin) 5. Jumlah station adalah 11 buah dengan lama waktu 15 menit (waktu efektif 12 menit). 6. Jumlah station istirahat adalah 2 buah yang diletakkan sebelum station 1 dan antara station 6 dan Pengawas pusat dan koordinator wajib melakukan pengawasan terhadap kelancaran ujian dan mengisi Berita Acara Ujian. 8. Setelah ujian selesai, semua berkas evaluasi peserta dibawa kembali oleh pengawas pusat untuk diproses lebih lanjut dan penentuan batas lulus. 9. Hasil evaluasi akan diumumkan oleh panitia pusat ke pusat ujian paling lama 2 minggu setelah pelaksanaan ujian. 20

21 BAB V. PENETAPAN KELULUSAN A. Penentuan Batas Lulus Penentuan batas lulus dilakukan setelah penyelenggaraan OSCE secara nasional selesai pada periode ujian tertentu. Metode yang digunakan adalah dengan cara Borderline Group Method atau Borderline Regression Method. Metode ini memiliki kredibilitas yang lebih baik. Berikut ini akan dijelaskan mengenai metode tersebut. 1. Setiap peserta dinilai pada masing-masing station dengan menggunakan lembar penilaian (rubrik) sesuai dengan kemampuan peserta yang mengacu pada daftar tilik yang disediakan (actual mark). 2. Pada bagian bawah dari lembar tersebut terdapat global performance yang merupakan persepsi (kesan) umum dari penguji terhadap peserta, mulai anamnesis s/d perilaku profesional) berupa superior, lulus, borderline atau tidak lulus. 3. Data dari setiap station dikompilasi dan dihitung. 4. Dibuat suatu perhitungan persamaan dengan komputerisasi dengan menggunakan hasil dari global performance sebagai variabel bebas (independen) dan hasil dari daftar tilik sebagai variabel tergantung (dependen). 5. Nilai batas lulus adalah perpotongan antara peserta yang borderline dan lulus. 6. Nilai batas lulus ini menunjukkan kemampuan minimum seorang perawat untuk station tersebut. 7. Metode ini sangat tergantung dari kemampuan penguji untuk menjadi penilai yang tepat dalam menentukan penampilan minimal seorang peserta dan juga sangat tergantung pada jumlah peserta yang mengikuti OSCE pada periode tertentu. 8. Kelulusan OSCE melihat kelulusan station dengan penentuan metode di atas. B. Pengumuman Hasil OSCE 1. Pengumuman hasil ujian paling lambat diumumkan 1 bulan setelah pelaksanaan ujian 2. Pengumuman kelulusan bersifat rahasia dalam amplop tertutup, disampaikan melalui pos kilat tercatat ditujukan ke institusi selanjutnya institusi menyerahkan ke peserta ujian. 21

Standard Operating Procedure. PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL

Standard Operating Procedure. PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL Standard Operating Procedure PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR

Lebih terperinci

Uji Coba Keempat OSCE UKDI

Uji Coba Keempat OSCE UKDI Uji Coba Keempat OSCE UKDI Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia HPEQ Project Komponen 2 28 April 2012 Tujuan Uji Coba Pertama OSCE UKDI 22-24 Juli 2011 1. Melakukan uji coba formatosce UKDI mulai

Lebih terperinci

Uji Coba Ketiga OSCE UKDI

Uji Coba Ketiga OSCE UKDI Uji Coba Ketiga OSCE UKDI Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia HPEQ Project Komponen 2 24-25 Februari 2012 Tujuan Peningkatan kapasitas institusi untuk melakukan OSCE Evaluasi Perangkat Soal

Lebih terperinci

Uji Coba Kelima OSCE UKDI

Uji Coba Kelima OSCE UKDI Uji Coba Kelima OSCE UKDI Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia HPEQ Project Komponen 2 8 September 2012 Tujuan Peningkatan kapasitas institusi untuk melakukan OSCE Evaluasi Perangkat Soal Evaluasi

Lebih terperinci

Di unduh dari http://hpeq.dikti.go.id

Di unduh dari http://hpeq.dikti.go.id uh nd iu D ri da tp ht :// eq hp id o. i.g t ik.d PEDOMAN PERSIAPAN DAN PENYELENGGARAAN OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION (OSCE) UJI KOMPETENSI DOKTER DAN DOKTER GIGI INDONESIA HEALTH PROFESSIONAL

Lebih terperinci

PANDUAN. Penyelenggaraan OSCE Keperawatan

PANDUAN. Penyelenggaraan OSCE Keperawatan PANDUAN Penyelenggaraan OSCE Keperawatan PANDUAN PENYELENGGARAAN OSCE KEPERAWATAN 1 PANDUAN PENYELENGGARAAN OSCE KEPERAWATAN 2 PANDUAN PENYELENGGARAAN OSCE KEPERAWATAN TIM PENYUSUN BLUEPRINT OSCE 1. Masfuri

Lebih terperinci

PEDOMAN PERSIAPAN DAN PENYELENGGARAAN OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION (OSCE) UJI KOMPETENSI DOKTER DAN DOKTER GIGI INDONESIA

PEDOMAN PERSIAPAN DAN PENYELENGGARAAN OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION (OSCE) UJI KOMPETENSI DOKTER DAN DOKTER GIGI INDONESIA PEDOMAN PERSIAPAN DAN PENYELENGGARAAN OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION (OSCE) UJI KOMPETENSI DOKTER DAN DOKTER GIGI INDONESIA HEALTH PROFESSIONAL EDUCATION QUALITY PROJECT (HPEQ PROJECT) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Proses Pengawasan Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan

Proses Pengawasan Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan Proses Pengawasan Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan Workshop Pengawas Pusat TO Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan Aryaduta Jakarta, 12-13 September 2012 Kompartemen Pelaksana Uji Kompetensi Panitia Ujian PJ

Lebih terperinci

Evaluasi Uji Coba OSCE UKDI. Forum Dekan AIPKI HPEQ Project Komponen 2 31 Agustus 1 September 2012

Evaluasi Uji Coba OSCE UKDI. Forum Dekan AIPKI HPEQ Project Komponen 2 31 Agustus 1 September 2012 Evaluasi Uji Coba OSCE UKDI Forum Dekan AIPKI HPEQ Project Komponen 2 31 Agustus 1 September 2012 Road Map Try Out OSCE UKDI April 2012 Sept & Nov 2012 Juli 2011 Oktober 2011 I: Ujud Pelaksanaan OSCE II:

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP ITEM REVIEW OSCE KEDOKTERAN

LAPORAN WORKSHOP ITEM REVIEW OSCE KEDOKTERAN LAPORAN WORKSHOP ITEM REVIEW OSCE KEDOKTERAN Sheraton Mustika Yogyakarta, 22 23 Agustus 2011 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional WORKSHOP KOMPONEN

Lebih terperinci

Jl. GSSY Ratulangi No. 29, Jakarta Telp (021) , Fax (021) Website : :

Jl. GSSY Ratulangi No. 29, Jakarta Telp (021) , Fax (021) Website :  : BERITA ACARA PERSIAPAN UJIAN (H-1) COMPUTER BASED TEST-TRY OUT UJI KOMPETENSI DOKTER INDONESIA (CBT -TO UKDI) Hari & Tanggal : Jumat, 13 Juli 2012 Waktu : Pukul. s/d.. (..menit) Tempat :....... Tabel 1:

Lebih terperinci

Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi

Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi Kolegium Dokter Gigi Indonesia Pelaksanaan Uji Kompetensi Dokter Gigi April 2007 Januari 2010 Undang-Undang RI Nomor: 29 Tahun 2004 BAB I Pasal 1Ayat 13 Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) Badan yang dibentuk

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAWAS LKPP UJIAN KEAHLIAN TINGKAT DASAR SERTIFIKASI PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DIREKTORAT SERTIFIKASI PROFESI LKPP

PEDOMAN PENGAWAS LKPP UJIAN KEAHLIAN TINGKAT DASAR SERTIFIKASI PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DIREKTORAT SERTIFIKASI PROFESI LKPP PEDOMAN PENGAWAS LKPP UJIAN KEAHLIAN TINGKAT DASAR SERTIFIKASI PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DIREKTORAT SERTIFIKASI PROFESI LKPP PERATURAN DAN PEDOMAN Peraturan dan Pedoman terkait dengan Pengawas Ujian,

Lebih terperinci

PANDUAN Pelatihan Penguji dan Pelatih Klien Standar OSCE Pelatihan Penguji dan Pelatih Klien Standar OSCE Keperawatan Keperawatan

PANDUAN Pelatihan Penguji dan Pelatih Klien Standar OSCE Pelatihan Penguji dan Pelatih Klien Standar OSCE Keperawatan Keperawatan PANDUAN Pelatihan Penguji dan Pelatih Klien Standar OSCE Keperawatan PANDUAN PELATIHAN PENGUJI DAN PELATIH KLIEN STANDAR OSCE KEPERAWATAN 1 PANDUAN PELATIHAN PENGUJI DAN PELATIH KLIEN STANDAR OSCE KEPERAWATAN

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PASIEN STANDAR KEDOKTERAN WILAYAH I KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PASIEN STANDAR KEDOKTERAN WILAYAH I KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PASIEN STANDAR KEDOKTERAN WILAYAH I KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Aryaduta Medan, 20 21 September 2011 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI ULANG BAGI MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA III KEBIDANAN, DIPLOMA III KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS TAHUN 2013

PANDUAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI ULANG BAGI MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA III KEBIDANAN, DIPLOMA III KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS TAHUN 2013 PANDUAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI ULANG BAGI MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA III KEBIDANAN, DIPLOMA III KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS TAHUN 2013 PANITIA PENYELENGGARA UJI KOMPETENSI ULANG DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

MONITORING UJI COBA SKALA PENUH CBT-OSCE UKDGI

MONITORING UJI COBA SKALA PENUH CBT-OSCE UKDGI Diisi oleh tim observer proyek MONITORING UJI COBA SKALA PENUH CBT-OSCE UKDGI LOKASI : FKG UI TANGGAL : 25-27 Oktober 2011 PENGAWAS/ IT PUSAT : Dhona Afriza CBT & OSCE Coordinator : Nieka dan Ali Noerdin

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL ITEM DEVELOPMENT OSCE KEDOKTERAN GIGI WILAYAH BARAT KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL ITEM DEVELOPMENT OSCE KEDOKTERAN GIGI WILAYAH BARAT KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ LAPORAN WORKSHOP REGIONAL ITEM DEVELOPMENT OSCE KEDOKTERAN GIGI WILAYAH BARAT KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Best Western Premiere Basko Padang, 13 14 Agustus 2010 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk dapat menjalankan praktik keperawatan, seorang perawat wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). Sedangkan untuk mendapatkan STR, seorang perawat harus memiliki

Lebih terperinci

LAPORAN MONEV WORKSHOP KOORDINATOR OSCE KEDOKTERAN GIGI KOMPONEN 2- PROYEK HPEQ

LAPORAN MONEV WORKSHOP KOORDINATOR OSCE KEDOKTERAN GIGI KOMPONEN 2- PROYEK HPEQ LAPORAN MONEV WORKSHOP KOORDINATOR OSCE KEDOKTERAN GIGI KOMPONEN 2- PROYEK HPEQ Hotel Atlet Century Jakarta, 04 Juli 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 EMAN SULAEMAN, SKM DPP PORMIKI (Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia) TUJUAN AKREDITASI (PMK NO.12/2012 TENTANG

Lebih terperinci

Materi Uji Kompetensi. Endang W. Jakarta,

Materi Uji Kompetensi. Endang W. Jakarta, Materi Uji Kompetensi Endang W. Jakarta, 6-06-2017 Pengantar Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan Upaya standardisasi kompetensi tenaga kesehatan Menguji kompetensi calon lulusan dalam rangka memperoleh sertifikat

Lebih terperinci

Contoh Penyusunan PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) UJIAN PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Contoh Penyusunan PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) UJIAN PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 1 Contoh Penyusunan PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) UJIAN PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 2 DAFTAR ISI Halaman A. Pengertian 3 B. Penyelenggara Ujian Pendidikan Kesetaraan 3 C. Peserta

Lebih terperinci

Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional

Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional Workshop Nasional Kesepakatan Sistem Ujian Kedokteran & Kedokteran Gigi Health Professional Education Quality Project

Lebih terperinci

Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013

Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013 Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013 Drg. Oscar Primadi, MPH Kepala Pusat Standardisasi, Sertifikasi, dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan Disampaikan pada : Pertemuan

Lebih terperinci

Pedoman Asesor LAM-PTKes Indonesia

Pedoman Asesor LAM-PTKes Indonesia Pedoman Asesor LAM-PTKes Indonesia A. Pengertian Asesor adalah tenaga pakar pada bidang ilmu, bidang studi, profesi, dan atau praktisi yang mewakili LAM-PTKes Indonesia dalam penilaian akreditasi program

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SD, SMP,SMA/ SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 I.

PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SD, SMP,SMA/ SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 I. PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SD, SMP, SMA/SMK KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKREDITASI DAN UJI KOMPETENSI BIDANG GIZI

KEBIJAKAN AKREDITASI DAN UJI KOMPETENSI BIDANG GIZI KEBIJAKAN AKREDITASI DAN UJI KOMPETENSI BIDANG GIZI Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan RAKERNAS AIPGI, 9 Februari 2015 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 1

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N No.308, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Keselamatan Pasien. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI (LPUK)

LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI (LPUK) LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI (LPUK) Komponen 2 Health Professional Education Quality Project (HPEQ Project) HPEQ: 1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang paripurna Penerapan beberapa aturan hukum

Lebih terperinci

WORKSHOP PANEL EXPERT UKDGI GELOMBANG 2

WORKSHOP PANEL EXPERT UKDGI GELOMBANG 2 LAPORAN WORKSHOP PANEL EXPERT UKDGI GELOMBANG 2 Komponen 2- Health Professional Education Quality (HPEQ Project) Hotel Santika Jogjakarta, 15-16 Juni 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan

Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan 2. pedoman kerja cakupan rs, strategi komunikasi 3. Kebijakan cakupan RS 4. Dokumen informasi seperti brosur, dll 5. Dokumen informasi kepada keluarga pasien 6.

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN TRY OUT COMPUTER BASED TEST (CBT) DAN PAPER BASED TEST (PBT) UJI KOMPETENSI BIDAN INDONESIA KE-1 TAHUN 2012

LAPORAN KEGIATAN TRY OUT COMPUTER BASED TEST (CBT) DAN PAPER BASED TEST (PBT) UJI KOMPETENSI BIDAN INDONESIA KE-1 TAHUN 2012 LAPORAN KEGIATAN TRY OUT COMPUTER BASED TEST (CBT) DAN PAPER BASED TEST (PBT) UJI KOMPETENSI BIDAN INDONESIA KE-1 TAHUN 2012 I. Pendahuluan Dalam upaya peningkatan sistem ujian pada pendidikan tenaga kesehatan

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) SELEKSI CALON MAHASISWA PROGRAM PPG PRAJABATAN BERSUBSIDI

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) SELEKSI CALON MAHASISWA PROGRAM PPG PRAJABATAN BERSUBSIDI PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) SELEKSI CALON MAHASISWA PROGRAM PPG PRAJABATAN BERSUBSIDI 2017 Direktorat Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan

Lebih terperinci

PANDUAN. Penulisan dan Penelaahan Soal OSCE Keperawatan

PANDUAN. Penulisan dan Penelaahan Soal OSCE Keperawatan PANDUAN Penulisan dan Penelaahan Soal OSCE Keperawatan PANDUAN PENULISAN DAN PENELAAHAN SOAL OSCE KEPERAWATAN 1 PANDUAN PENULISAN DAN PENELAAHAN SOAL OSCE KEPERAWATAN 2 PANDUAN PENULISAN DAN PENELAAHAN

Lebih terperinci

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan LAPORAN PELATIHAN NASIONAL ITEM DEVELOPMENT DAN ITEM REVIEW UJI KOMPETENSI PERAWAT DIPLOMA III Gelombang 1 Proyek HPEQ Bandung, 1-2 Juni 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Standard Setting. Di unduh dari http://hpeq.dikti.go.id. Component 2 HPEQ Project 2010 Page 1

Pedoman dan Tata Tertib Standard Setting. Di unduh dari http://hpeq.dikti.go.id. Component 2 HPEQ Project 2010 Page 1 Component 2 HPEQ Project 2010 Page 1 Daftar Isi 1 Penentuan Kelulusan... 2 2. Kode Etik Standar Setter... 4 3. Surat Pernyataan... 5 Component 2 HPEQ Project 2010 Page 2 Penentuan Kelulusan Untuk dapat

Lebih terperinci

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional LAPORAN WORKSHOP NASIONAL PANEL EXPERT NERS TAHAP 2 Komponen 2- Health Professional Education Quality (HPEQ Project) Hotel Novotel Bandung, 9-10 November 2011 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Lebih terperinci

PENGARAHAN SKILLS LAB DAN OSCE MAHASISWA BARU. dr. Ratna Fitri R. Koordinator OSCE

PENGARAHAN SKILLS LAB DAN OSCE MAHASISWA BARU. dr. Ratna Fitri R. Koordinator OSCE PENGARAHAN SKILLS LAB DAN OSCE MAHASISWA BARU dr. Ratna Fitri R. Koordinator OSCE KNOWLEDGE SGD PRAKTIKUM dst SKILL SKILLS LAB OSCE NILAI MODUL RUANG LINGKUP Ka.OSCE Skills Lab klinis dan OSCE Teknis

Lebih terperinci

Kolegium Dokter Gigi Indonesia Rencana Pengembangan

Kolegium Dokter Gigi Indonesia Rencana Pengembangan Kolegium Dokter Gigi Indonesia Rencana Pengembangan Uji Kompetensi Dokter Gigi - Jalur Ujian 1 Uji Kompetensi Dokter Gigi untuk sertifikasi kompetensi Ujian Nasional untuk Standarisasi lulusan (mahasiswa)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan pendekatan pretest-posttest

Lebih terperinci

Peningkatan Kompetensi Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan melalui Uji Kompetensi

Peningkatan Kompetensi Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan melalui Uji Kompetensi Peningkatan Kompetensi Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan melalui Uji Kompetensi Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Fakultas Kedokteran Universitas Jambi : B : 1. R. Varidianto Yudo T 2. Soegianto Ali 1. Komentar Umum Fakultas Kedokteran Universitas Jambi

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar

RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) 444168, Fax. (0342) 444289 Kembangarum - Sutojayan - Blitar PERJANJIAN KERJA ANTARA RUMAH SAKIT UMUM AULIA DAN DOKTER No. Yang bertanda tangan

Lebih terperinci

CATATAN MONEV SOSIALISASI HASIL UJI COBA CBT NERS

CATATAN MONEV SOSIALISASI HASIL UJI COBA CBT NERS CATATAN MONEV SOSIALISASI HASIL UJI COBA CBT NERS Jakarta, 23 Desember 2011 Catatan Umum Kegiatan : Sebelum kegiatan dimulai sudah banyak peserta yang hadir di tempat kegiatan. Peserta datang dan mengisi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PASIEN STANDAR. HPEQ Project Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia

PENGELOLAAN PASIEN STANDAR. HPEQ Project Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia PENGELOLAAN PASIEN STANDAR HPEQ Project Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia Tim Pelatih PS 1. Sri Julyani - FK Universitas Muslim Indonesia - Makasaar 2. Christina Olly Lada - FK Universitas

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN BAB V EVALUASI KEBERHASILAN Evaluasi dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan metode PBL ini meliputi elemen hasil pembelajaran yaitu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh mahasiswa), proses

Lebih terperinci

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan LAPORAN WORKSHOP Evaluasi UKDGI Periode II Tahun 2012 KOMPONEN 2 - Health Professional Education Quality (HPEQ Project) Hotel Century Atlit Jakarta, 8 Mei 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Lebih terperinci

TELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN

TELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN TELAAH DIII KEPERAWATAN PARAMETER DESKRIPTOR a Mampu melakukan. dengan metode. menunjukka n hasil. dalam kondisi Unsurunsur Deskripsi Kemampuan kerja pada bidang terkait (profil) Cara kerja Tingkatan kualitas

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA (ISLAM, KATHOLIK, KRISTEN, HINDU, BUDDHA) SD, SMP,SMA/SMK

PENDIDIKAN AGAMA (ISLAM, KATHOLIK, KRISTEN, HINDU, BUDDHA) SD, SMP,SMA/SMK PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN PA) TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA (ISLAM, KATHOLIK, KRISTEN, HINDU, BUDDHA) SD, SMP,SMA/SMK KEMENTERIAN AGAMA DAERAH

Lebih terperinci

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan LAPORAN WORKSHOP NASIONAL PANEL EXPERT CBT & OSCE KG Komponen 2- Health Professional Education Quality (HPEQ Project) Hotel Arya Duta Jakarta, 3-4 April 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat

Lebih terperinci

KOMITE NASIONAL UJI KOMPETENSI PERAWAT PPNI

KOMITE NASIONAL UJI KOMPETENSI PERAWAT PPNI K N U K P KOMITE NASIONAL UJI KOMPETENSI PERAWAT PPNI Uji Kompetensi Bagian dari credentialing Penapisan seseorang disebut profesional oleh komunitas profesi berdasarkan standar profesi Credentialing professional

Lebih terperinci

KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH

KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH Penyusunan kompetensi perawat klinik didasarkan pada tiga ranah kompetensi yang mencakup : A. Praktik professional, etis, legal, dan peka budaya adalah kemampuan

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH. NOMOR : 05/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH. NOMOR : 05/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 05/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TENGAH

Lebih terperinci

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PENGISIAN REKAM MEDIS

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PENGISIAN REKAM MEDIS MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PENGISIAN REKAM MEDIS Diberikan Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2016 DAFTAR KETERAMPILAN

Lebih terperinci

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN Staf medis merupakan tenaga yang mandiri, karena setiap dokter dan dokter gigi memiliki kebebasan profesi dalam mengambil keputusan klinis

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PENGUJI OSCE KEDOKTERAN WILAYAH V KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PENGUJI OSCE KEDOKTERAN WILAYAH V KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PENGUJI OSCE KEDOKTERAN WILAYAH V KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Tugu Malang, 28 29 September 2011 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dunia pendidikan adalah dunia yang terus berubah sesuai perkembangan zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan yang terjadi meletakkan

Lebih terperinci

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN Lampiran 6 No. No. RM IDENTITAS PASIEN Nama TTL JK Pekerjaan SP Agama Ayah Ibu Alamat anamnesis diagnosis Tindakan/ Pengobatan Dokter/

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1128, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Perekam Medis. Pekerjaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

-2- Geofisika Nomor 15 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan

-2- Geofisika Nomor 15 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan -2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR : 0031/P/BSNP/III/2015 TANGGAL 13 MARET 2015

PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR : 0031/P/BSNP/III/2015 TANGGAL 13 MARET 2015 PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR : 0031/P/BSNP/III/2015 TANGGAL 13 MARET 2015 JADWAL UJIAN No Hari dan Tanggal UN Utama UN Susulan Pukul Mata pelajaran 1. Senin,13 April 2015 Senin,20

Lebih terperinci

Menetapkan : PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013.

Menetapkan : PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013. 1 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 5. Peraturan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYELENGGARAAN UJIAN TENGAH SEMESTER & UJIAN AKHIR SEMESTER

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYELENGGARAAN UJIAN TENGAH SEMESTER & UJIAN AKHIR SEMESTER STIE MURA Jalan Jendral Besar H. M. Soeharto Km 13 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan KODE SOP/ STIEMURA /SPMI-04/03-12 DOKUMEN STANDAR STANDAR OPERASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Profesi perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Perawat adalah tenaga profesional yang memiliki body of

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER April 2011

UJIAN AKHIR SEMESTER April 2011 STMIK KHARISMA Makassar STANDARD OPERATING PROCEDURES SOP Akademik-05 UJIAN AKHIR SEMESTER April 2011 A. Tujuan 1. Sebagai pedoman bagi sivitas akademika STMIK KHARISMA Makassar dalam mengikuti ujian akhir

Lebih terperinci

NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMUNGUTAN SUARA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMUNGUTAN SUARA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

Uji Coba Kedua OSCE UKDI

Uji Coba Kedua OSCE UKDI Uji Coba Kedua OCE UKDI Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia HPEQ Project Komponen 2 14-15 Oktober 2011 sekedar mengingatkan... Uji Coba Pertama OCE UKDI 22-24 Juli 2011 2 1 Tujuan 1. Melakukan

Lebih terperinci

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi No.254, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. PPPK. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

MONITORING PELAKSANAAN UKDI PERIODE APRIL 2011

MONITORING PELAKSANAAN UKDI PERIODE APRIL 2011 MONITORING PELAKSANAAN UKDI PERIODE APRIL 2011 LOKASI : FK Universitas Krida Wacana, Jakarta CENTER CBT : YA / BELUM (*) coret yang tidak perlu TANGGAL : 2 April 2011 PENGAWAS PUSAT : Rini Sardjono PENGAWAS

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara : Skema B : 1. Erlina Marfianti 2. Joko Mulyanto 1. Komentar Umum Selama dua hari visitasi, tanggal

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure. TATA TERTIB PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI (Putaran Dalam)

Standard Operating Procedure. TATA TERTIB PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI (Putaran Dalam) Standard Operating Procedure TATA TERTIB PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI (Putaran Dalam) PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

2.1 Tahapan Monev Ringkasan tentang rangkaian kegiatan monev PKM ditunjukkan dalam Tabel 1.

2.1 Tahapan Monev Ringkasan tentang rangkaian kegiatan monev PKM ditunjukkan dalam Tabel 1. PRAKATA Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan salah satu program yang dilaksanakan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Ditbelmawa ) untuk

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS JAKARTA, 8 FEBRUARI 2017 0 1 1. LATAR BELAKANG 1.1 Penegakan hukum yang dilakukan oleh polisi

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP Standard Setting Kedokteran Gigi dan Evauasi Ujicoba Skala Penuh CBT-OSCE

LAPORAN WORKSHOP Standard Setting Kedokteran Gigi dan Evauasi Ujicoba Skala Penuh CBT-OSCE LAPORAN WORKSHOP Standard Setting Kedokteran Gigi dan Evauasi Ujicoba Skala Penuh CBT-OSCE KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Imperium Bandung, 10 November 2011 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN PEMETAAN KOMPETENSI/ UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS SEKOLAH LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

PANDUAN PELAKSANAAN PEMETAAN KOMPETENSI/ UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS SEKOLAH LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH PANDUAN PELAKSANAAN PEMETAAN KOMPETENSI/ UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS SEKOLAH LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 2012 i ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR Pemetaan Kompetensi/Uji

Lebih terperinci

Peraturan Akademik Magister Manajemen

Peraturan Akademik Magister Manajemen Peraturan Akademik Magister Manajemen Kehadiran Kuliah 75% a) Untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar, kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan tatap muka di kelas diwajibkan minimal 75% dari keseluruhan

Lebih terperinci

Pengawasan dan Perijinan Tenaga Kesehatan: Peran berbagai stakeholder dengan studi kasus di Yogyakarta Konsultan Regulasi PHP-1, Bank Dunia

Pengawasan dan Perijinan Tenaga Kesehatan: Peran berbagai stakeholder dengan studi kasus di Yogyakarta Konsultan Regulasi PHP-1, Bank Dunia Pengantar Forum Mutu Jakarta, 29-30 Juni 2005 Pengawasan dan Perijinan Tenaga Kesehatan: Peran berbagai stakeholder dengan studi kasus di Yogyakarta 2001-2004 Konsultan Regulasi PHP-1, Bank Dunia Adi Utarini,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM PROFESI DOKTER ATAU DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 10/Kpts-K/KPU-Kab-012.329506/2013 T E N T A N G PENETAPAN PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL

Lebih terperinci

Blueprint OSCE Keperawatan

Blueprint OSCE Keperawatan Blueprint OSCE Keperawatan BLUEPRINT OSCE KEPERAWATAN 1 BLUEPRINT OSCE KEPERAWATAN 2 BLUEPRINT OSCE KEPERAWATAN TIM PENYUSUN BLUEPRINT OSCE 1. Masfuri - PPNI/ Jakarta 2. Sriyono - UNAIR/ Surabaya 3. Riri

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG

PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

-Jadwal -Tujuan -Kesediaan? -Jadwal& Cara Ambil Berkas

-Jadwal -Tujuan -Kesediaan? -Jadwal& Cara Ambil Berkas PEDOMAN PENGAWAS PUSAT 25-2727 OKTOBER 2011 UJI KOMPETENSI DOKTER GIGI INDONESIA (UKDGI) CBT DAN OSCE Component 2 HPEQ Project Kolegium Dokter Gigi Indonesia (KDGI) -Jadwal -Tujuan -Kesediaan? -Jadwal&

Lebih terperinci

Direktorat Bina Sertifikasi Profesi - LKPP. Sebagai acuan dalam pelaksanaan ujian yang dilakukan oleh pengawas ujian LKPP.

Direktorat Bina Sertifikasi Profesi - LKPP. Sebagai acuan dalam pelaksanaan ujian yang dilakukan oleh pengawas ujian LKPP. Direktorat Bina Sertifikasi - Revisi 00 Berlaku sejak 16 Agustus 2013 Halaman Page 1 of 6 1. Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan ujian yang dilakukan oleh pengawas ujian. 2. Ruang Lingkup Kegiatan ini

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1787, 2017 KKI. Dokter dan Dokter Gigi. Penanganan Pengaduan Disiplin. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENANGANAN

Lebih terperinci

Tgl. Pembuatan : Disetujui oleh Paraf. Tgl. Revisi : 9 hal

Tgl. Pembuatan : Disetujui oleh Paraf. Tgl. Revisi : 9 hal Hal 1 dari 10 SOP/UJM-F/LK/001 LABORATORIUM KOMPUTER Dibuat oleh Paraf Direvisi oleh Paraf : : : : FAKULTAS Tgl. Pembuatan : 6 05-2013 Disetujui oleh Paraf : Rektor : Tgl. Revisi : 9 hal Tujuan disusunnya

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TEMANGGUNG TAHUN 2013

PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TEMANGGUNG TAHUN 2013 Lampiran I : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Temanggung Nomor : 029/Kpts/KPU-Kab-012.329424/2012 Tanggal : 22 September 2012 PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN PEMILIHAN UMUM BUPATI

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROSEDUR (SOP) LAYANAN LABORATORIUM ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

STANDARD OPERATING PROSEDUR (SOP) LAYANAN LABORATORIUM ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Standard Operating Prosedur (SOP) Laboratorium Ilmu Komunikasi Kode/ No: Tanggal: Revisi Ke: Jumlah Hal:. STANDARD OPERATING PROSEDUR

Lebih terperinci

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se No.547, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07/PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEJAHATAN ANTAR WILAYAH (12)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEJAHATAN ANTAR WILAYAH (12) MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEJAHATAN ANTAR WILAYAH (12) JAKARTA, 21 MARET 2016 1 MARKAS

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PADA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH DAN SEKOLAH LUAR BIASA KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PANDUAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PADA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH DAN SEKOLAH LUAR BIASA KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PANDUAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PADA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH DAN SEKOLAH LUAR BIASA KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DEMAK TAHUN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR

MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR A. LATAR BELAKANG Dasar hukum kegiatan ini adalah : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih 1 Lampiran : Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikan STMIK Prabumulih Nomor : 018/STMIK-P/III/2014 Tanggal : 4 Maret 2014 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Kode Etik

Lebih terperinci