BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Sejarah Singkat Good Corporate Governance PT Jamsostek (Persero)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Sejarah Singkat Good Corporate Governance PT Jamsostek (Persero)"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4. 1 Sejarah Singkat Good Corporate Governance PT Jamsostek (Persero) Ada beberapa landasan hukum yang terkait dalam pedoman GCG, antara lain yaitu Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Anggaran Dasar, dan Peraturan Menteri atau Keputusan Menteri. Penerapan Good Corporate Governance di PT. Jamsostek (Persero) dimulai sejak tahun 2004, dimulai dengan pemetaan Good Corporate Governance pada PT. Jamsostek (Persero). Pemetaan yang dilaksanakan oleh konsultan SDP (Sofyan Djalil & Partner) dalam rangka pembangungan dan pengembangan serta implementasi Good Corporate Governance pada PT. Jamsostek (Persero). PT. Jamsostek (Persero) menerapkan tiga tahapan melalui implementasi Good Corporate Governance, hal ini untuk mendapat kepercayaan dari publik. Ketiga tahapan tersebut sebagai berikut: Tahap 1, yaitu Good Corporate Governance ( ), Tahap 2, yaitu Good Governed Company ( ), dan Tahap 3, yaitu Good Corporate Citizen ( ). Pada masing-masing tahapan tersebut diukur dengan indikator kinerja utama (key performance indicators) dan hasil (outcomes) yang sudah ditetapkan dengan jelas. Semula pemetaan hanya direncanakan untuk jangka waktu 10 tahun (

2 2013), namun sesuai dengan adanya perkembangan dalam penerapan tata kelola perusahaan maka dilakukan penyesuaian yang memenuhi syarat tata kelola perusahaan. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan memperhatikan perkembangan regulasi yang memperbaharui penerapan tata kelola perusahaan dan mempengaruhi implementasi tata kelola perusahaan di Badan Usaha Milik Negara. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menerbitkan serangkaian kebijakan yang mempengaruhi tata kelola perusahaan BUMN pada akhir tahun 2011 sampai dengan tahun Semula kebijakan penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada PT. Jamsostek (Persero) berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-117/MBU/2002, lalu diperbaharui dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance pada BUMN Penerapan Good Corporate Governance di PT Jamsostek (Persero) Sesuai Dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 Pada dasarnya PT. Jamsostek (Persero) menerapkan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten dan berkelanjutan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri dengan tetap memperhatikan ketentuan, dan norma yang berlaku serta Anggaran Dasar BUMN. Dalam rangka penerapan Good Corporate Governance pada BUMN, Direksi menyusun GCG manual yang memuat board manual, manajemen risiko manual, sistem pengendalian intern, sistem pengawasan intern, mekanisme pelaporan atas dugaan penyimpangan, tata kelola teknologi informasi dan pedoman perilaku etika (Code of Conduct). 50

3 Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 2, tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance pada BUMN. 1. Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance PT. Jamsostek (Persero) terus berupaya dalam memaksimalkan nilai perusahaan dengan menjalankan prinsip tata kelola perusahaan, yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian dan keadilan. Prinsip tata kelola perusahaan telah dipegang teguh oleh seluruh Insan Jamsostek yang ada pada saat ini. Dari kelima prinsip tata kelola perusahaan, atau sering disebut dengan TARIF, mempunyai tujuan untuk mencerminkan kinerja perusahaan sesuai dengan keadaan sebenarnya. 1. Transparansi Transparansi (Transparency) yang dimaksud oleh PT. Jamsostek (Persero) adalah dengan keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Dengan demikian prinsip yang diterapkan oleh PT. Jamsostek telah sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 3, tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance pada BUMN. Penerapan prinsip transparansi di PT. Jamsostek (Persero), dengan melakukan keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Direksi, maupun Rapat Gabungan. 51

4 Perusahaan telah memilki sistem teknologi informasi online real time untuk mempercepat akses informasi. Keterbukaan informasi perusahaan dapat diakses melalui website perusahaan dengan alamat halaman Untuk memenuhi syarat kriteria Annual Report dan Undang-Undang Nomor: 24 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik, khususnya informasi BUMN yang disajikan dalam website perusahaan termasuk laporan tahunan. Keterbukaan informasi lainnya dapat ditemukan dalam Media Cetak, setidaknya 3 Media Cetak Nasional Terkemuka memuat Laporan Keuangan Perusahaan. Seluruh kebijakan perusahaan juga sudah dimuat dalam website perusahaan, sehingga dengan mudah dapat diakses oleh publik dan pemegang kepentingan lainnya. 2. Akuntabilitas Akuntabilitas (Accountability) yang dimaksud oleh PT. Jamsotek (Persero) adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Dengan ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 3, tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance pada BUMN. Implementasi prinsip akuntabilitas di PT. Jamsostek (Persero), dengan melakukan pertanggungjawaban atas kejelasan suatu fungsi. Maka dari itu perusahaan memiliki struktur organisasi Job Description untuk masing-masing job title dan penilaian key performance indicator untuk Direksi, Kepala Unit Kerja dan seluruh Insan Jamsostek. PT. Jamsostek (Persero) juga memiliki Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang telah disahkan oleh RUPS atau Dewan Komisaris dan telah di 52

5 uraikan kepada seluruh Unit kerja sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas setiap tahunnya. Serta seluruh Insan Jamsostek telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, dan mempertanggungjawabkan kegiatannya secara transparan setiap tiga bulan sekali. Sesuai dengan fungsinya Auditor eksternal telah melakukan pemeriksaan atas Laporan keuangan perusahaan dengan opini auditor independen adalah wajar tanpa pengecualian dan tingkat Kesehatan antara sehat dan sehat sekali. Perusahaan juga sudah mempertanggungjawabkan dan mendapat pengesahan atas laporan tahunan oleh RUPS. Serta perusahaan menerapkan metode memberikan penghargaan dan sanksi (Reward and Punishment) kepada karyawan yang berprestasi dan juga yang melakukan pelanggaran. 3. Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban (Responsibility) yang dimaksud oleh PT. Jamsostek (Persero) adalah kesesuaian pengelolaan perusahaan terhadap peraturan dan prinsip korporasi yang sehat. Prinsip yang diterapkan PT. Jamsostek (Persero) sudah sesuai dengan pengertian pertanggungjawaban yang dimaksud dalam Peraturan Menteri Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 3, tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara. PT. Jamsostek (Persero) menerapkan prinsip pertanggungjawaban dengan mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan Anggaran Dasar, Infrastruktur GCG, dan kebijakan pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bentuk Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta (DPKP) dan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) sebagai dasar pelaksanaan tugas perusahaan. 53

6 Setiap Insan Jamsostek harus selalu bersikap hati-hati dalam melaksanakan tugasnya, hal ini sesuai dengan kebijakan manajemen risiko dan memastikan pelaksanaan tugasnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Setiap tahunnya perusahaan sudah melakukan audit kepatuhan oleh Auditor Eksternal dan tidak terjadi peningkatan yang signifikan dan material atas temuan audit kepatuhan. Bentuk implementasi prinsip pertanggungjawaban lainnya, perusahaan telah berkontribusi kepada peserta, melalui Dana peningkatan Kesejahteraan Peserta (antara lain Pembangunan rumah susun, Beasiswa, Bantuan PHK dan pemberian uang muka perumahaan). Serta perusahaan sudah berkontribusi kepada masyarakat dilingkungan perusahaan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (antara lain pinjaman lunak, bantuan kesehatan, lingkungan, donasi, dan sumbangan) dalam batas kewajaran dan kepatutan. Setiap Insan Jamsostek juga sudah menandatangani pakta integritas dan anti suap untuk tunduk kepada pedoman perilaku etika (Code of Conduct) dan etika bisnis yang telah ditetapkan perusahaan. Serta PT. Jamsostek (Persero) juga telah memprakarsai terbentuknya Komunitas Pengusaha Antisuap (KUPAS) Badan Usaha Milik Negara. 4. Kemandirian Kemandirian (Independency) yang dimaksud oleh PT. Jamsostek (Persero) adalah keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Prinsip kemandirian yang telah diterapkan PT. Jamsostek (Persero) sudah sesuai 54

7 dengan Peraturan Menteri Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 3, tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance pada BUMN. Sebagai bukti penerapan prinsip kemandiriaan, Perusahaan telah memiliki kebijakan benturan kepentingan (conflict of interest), perusahaan juga sudah memiliki budaya perusahaan yaitu Iman, Profesional, teladan, Integritas dan kerjasama (IPTIK) yang berlaku untuk seluruh Insan Jamsostek. Selain itu masing-masing organ perusahaan yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi sudah melaksanakan masing-masing peranannya tanpa adanya intervensi dan mendominasi pihak lainnya. PT. Jamsostek (Persero) juga telah menerapkan Good Corporate Governance dengan hasil evaluasi (assessment) yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Serta Dewan Komisaris dan Direksi telah melaksanakan fungsi check and balances melalui komunikasi formal yaitu rapat, persetujuan atau penolakan Dewan Komisaris atas usulan Direksi. 5. Kewajaran Kewajaran (Fairness) yang dimaksud oleh PT. Jamsostek (Persero) adalah keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangundangan. Hal ini sudah sesuai dengan prinsip kewajaran menurut Peraturan Menteri Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 3, tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance pada BUMN. Dalam menerapan prinsip kewajaran di PT. Jamsostek (Persero), Perusahaan telah memiliki peraturan perundang-undangan yang mengatur hak dan kewajiban peserta. Perusahaan juga sudah memiliki kebijakan teknis operasional untuk memberikan pelayanan kepada seluruh pemangku kepentingan atau stakeholders. 55

8 PT. Jamsostek (Persero) memberikan perlakuan yang proporsional kepada peserta tanpa membedakan besarnya perusahaan peserta, jumlah upah pekerja, jumlah peserta yang ditanggung pada masing-masing perusahaan, hal ini guna menunjukan adanya keadilan untuk setiap peserta. Tidak lupa perusahaan melakukan peningkatan manfaat kepada peserta secara konsisten setiap dua tahun sekali. Prinsip keadilan yang diterapkan oleh PT. Jamsostek (Persero) lainnya, Perusahaan telah memberikan kesempatan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk menyampaikan saran maupun keluhan melalui forum pertemuan, saluran komunikasi elektronik (website), saluran pelayanan (call centre) dan saluran pelaporan pelanggaran (whistleblowing system). Perusahaan juga sudah memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh karyawan tanpa adanya diskriminasi sesuai dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara manajemen dengan Serikat Pekerja Jamsostek (SPJ). Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang dilakukan oleh PT. Jamsostek (Persero) sepenuhnya sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor : PER- 01/MBU/2011, pasal 3, tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara. 2. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance PT. Jamsostek (Persero) menerapkan Good Corporate Governance dengan tujuan seluruh Insan Jamsostek memegang teguh prinsip-prinsip dasar dari tata kelola perusahaan yang baik. Tujuan Umum dari penerapan tata kelola perusahaan ini sebagai berikut: 56

9 a. Mengoptimalkan nilai perusahaan dengan menjalani prinsip-prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian dan keadian. Dengan demikian perusahaan dapat dikelola secara profesional. b. Membimbing para manajer perusahaan dalam mengambil keputusan dan menjalani tindakan yang didasari dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggungjawab sosial perusahaan terhadap pemangku kepentingan lainnya. c. Meningkatkan kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional. Adapun tujuan khusus dari penerapan tata kelola perusahaan di PT. Jamsostek (Persero) sebagai berikut: a. Mewujudkan visi dan misi perusahaan yang berkelanjutan melalui pengelolaan yang didasari pada prinsip-prinsip GCG antara lain transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran serta kesertaan. b. Mengembangkan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan, yaitu Dewan Komisaris, Direksi, dan Rapat Umum Pemegang Saham. c. Organ perusahaan harus berpartisipasi dalam mengambil keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. Menciptakan kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan, diutamakan di sekitar perusahaan. 57

10 e. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya. f. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional, sehingga mendapatkan kepercayaan publik yang dapat mendorong investasi dan membuat pertumbuhan ekonomi nasional yang terus berlanjut. Tujuan penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik pada BUMN diatas, sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 4, tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance pada BUMN 3. Pemegang Saham Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 5 sampai dengan pasal 11, mengatur beberapa ketentuan mengenai pemegang saham. Ketentuan tersebut mengatur tentang Hak Pemegang Saham, RUPS, Menteri Selaku Pemilik Modal Perum, Bentuk Keputusan Pemegang Saham, Perlakuan Setara Kepada Pemegang Saham serta Akuntabilitas Pemegang Saham. PT. Jamsostek (Persero) sudah sepenuhnya menerapkan ketentuan-ketentuan tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku. Salah satu dari hak pemegang saham adalah menerima laporan informasi material yang dimaksud meliputi laporan fisik perusahaan dan laporan keuangan perusahaan. Pelaporan tersebut dilaporkan secara tepat waktu dan teratur, pada PT. Jamsostek (Persero) dilaporkan secara triwulan. Pelaporan yang dilaporkan secara terukur dimaksud dengan laporan keuangan yang dilaporkan sudah sesuai dengan ketentuan PSAK yang berlaku. 58

11 Kententuan pemegang saham lainnya adalah setiap pemegang saham berhak memperoleh penjelasan lengkap dan informasi akurat berkenaan dengan penyelenggaraan RUPS. Di antaranya, mendapati panggilan untuk RUPS dan mengetahui agenda RUPS sebelum RUPS diselenggarakan. Mendapati informasi yang rinci tentang Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta Rencana Jangka Panjang (RJP). 4. Dewan Komisaris Dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 12 sampai dengan pasal 18, mengatur mengenai ketentuan Dewan Komisaris dalam menjalani tugasnya. Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan yang dilakukan oleh Direksi. Dewan Komisaris juga memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), ketentuan Anggaran Dasar, Keputusan RUPS serta peraturan perundang-undangan. Dewan Komisaris tidak turut serta dalam pengambilan keputusan operasional, kecuali untuk hal tertentu yang diatur dalam anggaran dasar dan ketentuan perundang-undangan. Kedudukan masing-masing anggota Dewan Komisaris sama atau setara termasuk Komisaris Utama. Tugas Komisaris Utama adalah mengkoordinasikan kegiatan para Dewan Komisaris. Dewan Komisaris berkewajiban untuk memberikan Laporan Tahunan tentang Tugas Pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pengangkatan dan pemberhentian 59

12 Dewan Komisaris ditentukan oleh RUPS. Dengan demikian fungsi Dewan Komisaris sudah sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER- 01/MBU/2011, pasal 12, tanggal 1 Agustus 2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada Badan Usaha Milik Negara. Dewan Komisaris di PT. Jamsostek (Persero) melakukan assessment atas kriteria independensi di jajaran Dewan Komisaris dengan hasil tidak mempunyai hubungan keuangan, tidak mempunyai hubungan kepengurusan dan tidak mempunyai hubungan kepemilikan saham satu dengan lain Dewan Komisaris. Hal ini sudah sesuai berdasarkan dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 13, bahwa Dewan Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya. Anggota Direksi dan pemegang saham pengendali yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 14, tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada Badan Usaha Milik Negara, rapat Dewan Komisaris dilaksanakan minimal satu bulan sekali dan rapat gabungan minimal satu bulan sekali. Selama tahun 2012, dapat diketahui Dewan Komisaris telah melaksanakan rapat sebanyak 16 (enam belas) kali. Dengan rincian sebagai berikut: 60

13 Tabel 4. 1 Tingkat Kehadiran Rapat Dewan Komisaris PT. Jamsostek (Persero) Periode Januari 2012 Nama Jumlah Rapat Jumlah Hadir Prosentase % Bambang Subianto Herry Purnomo Sjukur Sarto Hariyadi B Sukamdani Rekson Silaban Prijono Tjiptoherijanto Periode Februari Desember 2012 Bambang Subianto Herry Purnomo Prijono Tjiptoherijanto Sumber : PT. Jamsostek (Persero) Peraturan diatas mengatur pula setiap rapat yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris harus dibuatkan risalah rapat yang memuat pendapat-pendapat yang berkembang dalam rapat, baik pendapat yang mendukung ataupun perbedaan pendapat, keputusan rapat dan alasan ketidakhadiran anggota. Salinan risalah rapat akan diberikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir maupun tidak hadir, sedangkan risalah asli dijilid dan disimpan oleh perusahaan. Dewan Komisaris mempunyai organ pendukung yang terdiri dari Sekretaris Dewan Komisaris dan Komite Audit. Tugas sebagai Sekretaris Dewan Komisaris antara lain, mempersiapkan rapat termasuk bahan rapat, membuat Risalah Rapat, mengadministrasikan Dokumen, menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT), menyusun rancangan laporan, memastikan Dewan Komisaris mematuhi peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar, dan memastikan Dewan Komisaris menerapkan Good Corporate Governance (GCG), serta sebagai penghubung dengan pihak lain. Sedangkan tugas Komite Audit antara lain, memastikan efektivitas sistem pengendalian intern, memastikan efektivitas tugas auditor eksternal dan auditor 61

14 internal, menilai hasil audit Sistem Pengendalian Internal (SPI) dan auditor eksternal. Serta memberikan rekomendasi penyempurnaan sistem pengendalian manajemen perusahaan serta pelaksanaan dan memastikan adanya prosedur evaluasi terhadap informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Organ Pendukung Dewan Komisaris yang ada di PT. Jamsostek (Persero) yang terdiri dari Sekretaris Dewan Komisaris dan Komite Audit sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 18, tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada Badan Usaha Milik Negara. 5. Direksi Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 19 sampai dengan pasal 30, kebijakan tersebut mengatur tentang tugas dan tanggung jawab Direksi. Tugas Direksi antara lain adalah mentaati anggaran dasar dan perundang-undangan, menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), membuat dan memelihara serta menyimpan daftar pemegang saham, daftar khusus dan risalah RUPS dan risalah Rapat Direksi. Tugas atau Fungsi lain dari Direksi adalah melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau sering disebut Corporate Social Responsibility (CSR), menyusun mekanisme Whistleblowing System (WBS), dan salah satu anggota Direksi harus menerapkan dan memantau kegiatan Good Corporate Governance (GCG). Anggota Direksi yang memantau seluruh kegiatan GCG di PT. Jamsostek (Persero) adalah Direktur Umum dan SDM. Hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 19, 20, 21, 22, tentang penerapan Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara. 62

15 PT. Jamsostek (Persero) juga mengatur larangan dan etika dalam menjabat sebagai Direksi, larangan yang dimaksud antara lain merangkap jabatan, mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan perusahaan ataupun melakukan aktivitas yang menyebabkan benturan kepentingan. Dengan ketentuan ini sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 23. Selama tahun 2012, rapat Direksi yang telah dilaksanakan adalah sebanyak 32 (tiga puluh dua) kali. Dengan demikian sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 24, bahwa rapat Direksi dilaksanakan minimal satu bulan sekali dan rapat gabungan minimal satu bulan sekali. Setidaknya Direksi di PT. Jamsostek melaksanakan rapat Direksi dua kali dalam sebulan, dalam pelaksanaan rapat terdapat tata tertib rapat Direksi. Dalam kebijakan diatas, diatur pula setiap rapat yang dilaksanakan oleh Direksi harus dibuatkan risalah rapat yang memuat pendapat-pendapat yang berkembang dalam rapat, baik pendapat yang mendukung ataupun perbedaan pendapat, keputusan rapat dan alasan ketidakhadiran anggota. Salinan risalah rapat akan diberikan kepada seluruh anggota yang hadir maupun tidak hadir, sedangkan risalah asli dijilid dan disimpan oleh Biro Sekretariatan Perusahaan. Berikut tingkat kehadiran rapat Direksi pada tahun 2012: Tabel 4. 2 Tingkat Kehadiran Rapat Direksi PT. Jamsostek (Persero) Periode Januari July 2012 Nama Jumlah Rapat Jumlah Hadir Prosentase % Hotbonar Sinaga Myra SR. Asnar H.D. Suyono Ahmad Ansyori Elvyn G. Masassya Djoko Sungkono Karsanto

16 Periode Agustus Desember 2012 Elvyn G. Masassya Amri Yusuf Agus Supriyadi Junaedi Achmad Riadi Jeffry Haryadi PM Herdy Trisanto Sumber : PT. Jamsostek (Persero) Dalam ketentuan Direksi Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01/MBU/2011, diatur pula ketentuan unit kerja yang dapat membantu kinerja Direksi antara lain manajemen risiko, sistem pengendalian intern, pengawasan intern, fungsi sekretaris perusahaan dan tatakelola teknologi informasi. A. Manajemen Risiko Pelaksanaan program Manajemen Risiko berdasarkan dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 25, tentang Penerapan Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara, dengan tujuan untuk membantu Dewan Komisaris dan Direksi melakukan penilaian secara berkala dan memberi rekomendasi tentang pengelolaan risiko perusahaan. Dengan tujuan dapat mencapai visi dan misi PT. Jamsostek (Persero), maka diterapkannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan dan melaksanakan manajemen risiko korporasi secara efektif, proaktif dan berkesinambungan di setiap aspek kegiatan perusahaan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran atas risiko-risiko yang harus dikelola adalah dengan cara menyusun profil risiko korporasi. Profil risiko korporasi merupakan gambaran potensi risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan selama periode tertentu, prioritas risiko yang ditentukan 64

17 melalui scoring atau penilaian serta menginformasikan perencanaan pencegahan yang akan dilakukan untuk mengurangi dampak dari suatu risiko. Profil risiko yang disusun diharapkan dapat menjadi alat monitoring dan pengendali serta evaluasi untuk mendukung strategi maupun rencana kerja perusahaan dalam menerapkan manajemen risiko korporasi yang ideal. B. Sistem Pengendalian Intern Sistem Pengendalian Intern yang dimaksud oleh PT. Jamsostek (Persero) adalah proses yang menyeluruh pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh karyawan untuk memberikan keyakinan atas tercapainya tujuan perusahaan melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan oleh PT. Jamsostek (Persero) secara menyeluruh di lingkungan Kantor Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang. Sebagaimana telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi Nomor : KEP/378/122009, yang memuat unsur-unsur sebagai berikut: a. Lingkungan Pengendalian Direksi atau Kepala Unit Kerja wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan Direktorat atau Unit kerja. b. Penilaian Risiko Direksi atau Kepala Unit Kerja wajib melakukan penilaian risiko yang dikoordinasikan oleh Biro Manajemen Risiko. 65

18 c. Aktivitas Pengendalian Direksi atau Kepala Unit Kerja wajib menyelenggarakan aktivitas pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Direktorat atau Unit Kerja. d. Informasi dan Komunikasi Direksi atau Kepala Unit Kerja wajib mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat. e. Pemantauan Direksi atau Kepala Unit Kerja wajib melakukan pemantauan Sistem Pengendalian Intern melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah dan tindaklanjut rekomendasi hasil audit dan review lainnya. Penerapan unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern tersebut sudah dilaksanakan sehinggan menyatu dan menjadi bagian dari kegiatan perusahaan. Manajemen perusahaan juga bertanggung jawab serta konsisten untuk tetap menerapkan dan melaksanakan Sistem Pengendalian Intern secara memadai sehingga dapat memberikan keyakinan atas penyajian laporan keuangan dan laporan kegiatan. Hal ini sudah sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 26 dan 27, tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada Badan Usaha Milik Negara. 66

19 C. Badan Pengawasan Intern Badan Pengawasan Intern berfungsi atau bertugas untuk Memastikan efektifitas Sistem Pengendalian Intern dalam rangka pencapaian tujuan dan kelangsungan usaha. Pengujian atas efektivitas sistem pengendalian internal dilaksanakan oleh Biro Pengawasan Intern yang bertanggungjawab kepada Direktur Utama dan mempunyai hubungan fungsional dengan Komisaris melalui Komite Audit. Dengan penyelenggaraan fungsi pengawasan intern diatas, sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 28, tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada Badan Usaha Milik Negara. Biro Pengawasan Intern juga berperan sebagai konsultan dalam menilai efisiensi dan efektivitas sistem pengendalian intern yang dapat diandalkan dalam rangka peningkatan pengelolaan risiko, dan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). D. Biro Sekretariat Perusahaan Biro Sekretariat Perusahaan termasuk ke dalam salah satu fungsi Sekretaris Perusahaan. Biro Sekretariat Perusahaan berfungsi untuk memastikan bahwa perusahaan mengelola informasi perusahaan dengan menata-usahakan, menyimpan dan mengamankan dokumen perusahaan serta mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan atau transparansi. Selain itu, Pengelolaan informasi perusahaan dilaksanakan oleh Biro Sekretariat Perusahaan yang bertanggungjawab kepada Direksi. Dengan memastikan terpeliharanya pusat arsip (Record Centre), dan menetapkan kebijakan penyusunan dan pemusnahan arsip. Biro Sekretariat Perusahaan juga memantau dan 67

20 mengoordinasikan implementasi keputusan Direksi menganai Tata Kelola Perusahaan yang baik, serta Membantu pelaksanaan Assessment GCG dan membantu pelaksanaan kegiatan Komunitas Pengusaha Antisuap (KUPAS) BUMN. Fungsi dari Sekretaris Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa perseroan mematuhi peraturan keterbukaan sejalan dengan penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance. Dengan demikian fungsi sekretaris Perusahaan sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 29, tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada Badan Usaha Milik Negara. E. Tatakelola Teknologi Informasi Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 30, Direksi dapat menetapkan tatakelola teknologi infomasi yang efektif dan wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tata kelola teknologi informasi secara periodik kepada Dewan Komisaris, serta Direksi wajib menjaga dan mengevaluasi kualitas fungsi tata kelola teknologi informasi di PT. Jamsostek (Persero). Pelaksanaan pengembangan dan penerapan sistem teknologi informasi yang terintegrasi, merupakan bagian dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara transparansi. Saat ini PT. Jamsostek (Persero) tengah melaksanakan penyempurnaan panduan kebijakan dan Standard Operational Procedure (SOP). Peranan Teknologi Informasi sebagai Business Support dan Strategic Partner, sebagaimana bagian dari dalam Rencana Kerja Jangka Panjang Perseroan dari 2009 sampai dengan tahun Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam meningkatkan pelayanannya kepada para peserta Jamsostek, serta untuk menciptakan pengelolaan 68

21 perusahaan yang baik dalam rangka melaksanaan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance di lingkungan PT Jamsostek (Persero). 6. Auditor Eksternal Sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 31, Dewan Komisaris harus menunjuk Auditor Eksternal melalui Komite Audit. Dengan demikian Dewan Komisaris telah melakukan seleksi KAP untuk audit laporan Keuangan Tahun 2011, dan mengusulkan kepada Pemegang Saham melalui surat nomor : 104/DK/ tanggal 22 November Kebijakan ini juga mengatur bahwa auditor eksternal yang ditunjuk harus bebas dari pengaruh Dewan Komisaris, Direksi maupun pihak lainnya. Serta perusahaan harus menyediakan semua data penunjang yang diperlukan oleh auditor eksternal tersebut, sehingga auditor eksternal dapat memberikan pendapatnya dan kesesuaian laporan keuangan dengan PSAK yang berlaku. 7. Informasi Dalam Peraturan Menteri Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 32 sampai dengan 35, tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara. Dalam kebijakan tersebut mengatur tentang akses informasi, kerahasiaan infomasi, keterbukaan infomasi, kepemilikan informasi dan Intangible Asset. Akses informasi yang dimaksud adalah data penunjang, catatan akuntansi dan informasi tentang perusahaan yang dibutuhkan oleh Auditor Eksternal, Auditor Internal dan Komite Audit. Kerahasiaan Informasi perusahaan dijaga ketat oleh Biro Sekretariat Perusahaan, kerahasiaan informasi yang dimaksud adalah informasi yang dapat merugikan perusahaan, antara lain tata naskah yang dibuat sendiri oleh perusahaan. 69

22 Keterbukaan Informasi yang dilakukan PT. Jamsostek (Persero) dengan cara mengungkapkan informasi penting dalam Laporan Keuangan Tahunan dan Laporan Keuangan Perusahaan secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif. Serta mengungkapkan informasi dan kepemilikan intangible asset, termasuk hasil riset, teknologi dan hak atas kekayaan intelektual yang telah diperoleh perusahaan. 8. Keselamatan dan Kesempatan Kerja serta Pelestarian Lingkungan Sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 36 dan 37, ketentuan tersebut mengatur mengenai keselamatan kerja dan pelestarian lingkungan. PT. Jamsostek (Persero) melakukan penerapan Go Green dalam pelestarian lingkungan sekitar, dengan cara memberikan pelatihan ramah lingkungan kepada para Insan Jamsostek dan mempunyai alat yang menunjang aksi ramah lingkungan. Kesempatan Kerja yang sama adalah satu kebijakan dalam penerapan tata kelola perusahaan baik. Tanpa memperhatikan latar belakang atau keadaan lainnya dari Insan ataupun calon Insan Jamsostek. 9. Hubungan dengan Pemangku Kepentingan (Stakeholders) Dengan adanya Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 38 dan 39, ketentuan tersebut membahas mengenai hubungan dengan pemangku kepentingan (Stakeholders). Dengan ketentuan tersebut PT. Jamsostek (Persero) harus menghormati hak pemangku kepentingan yang timbul, berdasarkan peraturan perundang-undangan atau perjanjian yang dibuat dengan para Insan Jamsostek, peserta Jamsostek dan pemangku kepentingan lainnya. Ketentuan ini juga memuat bahwa Direksi harus mempunyai izin dari RUPS untuk melakukan perjanjian tersebut. 70

23 10. Etika Berusaha, Anti Korupsi dan Donasi Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER- 01/MBU/2011, pasal 40, 41 dan 42, tanggal 1 Agustus 2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada Badan Usaha Milik Negara. PT. Jamsostek (Persero) melaksanakan penandatanganan Pakta Integritas dan Antisuap rutin pada setiap tahunnya, penandatanganan Pakta Ingtegritas dan Antisuap ini dilakukan oleh setiap Insan Jamsostek. Pakta integritas adalah pernyataan atau janji kepada diri sendiri bagi seluruh Insan Jamsostek tentang komitmen untuk melakukan segala tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ada beberapa komitmen yang harus dipenuhi oleh setiap Insan Jamsostek, sebagai berikut: 1. Tidak melakukan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). 2. Tidak meminta atau menerima suatu pemberian, baik secara langsung maupun tidak langsung berupa suap, hadiah, bantuan, atau bentuk lainnya kepada atau dari siapapun yang patut diduga memiliki hubungan usaha dengan perusahaan. 3. Tidak memberi atau menjanjikan memberi secara langsung maupun tidak langsung berupa suap, hadiah, bantuan atau bentuk lainnya terhadap siapapun yang patut diduga memiliki hubungan usaha dengan perusahaan. 4. Tidak mengungkapkan informasi rahasia yang dia tahu bahwa hal tersebut akan merugikan perusahaan. 71

24 5. Bersedia menanggung segala akibat, baik secara administrasi maupun secara hukum apabila melanggar Piagam Pakta Integritas yang mereka tanda tangani. Dengan adanya beberapa komitmen yang harus dipenuhi di atas oleh setiap Insan Jamsostek, maka hal ini telah memenuhi Peraturan Menteri Nomor : PER- 01/MBU/2011, pasal 40, serta pasal 41 yang menyatakan bahwa Dewan Komisaris dan Direksi PT Jamsostek (Persero) wajib menandatangani Piagam Pakta Integritas dan Antisuap. Penandatanganan Piagam Pakta Integritas harus mempunyai saksi, untuk Dewan Komisaris disaksikan oleh Pemegang Saham dan untuk Direksi disaksikan oleh Dewan Komisaris. Piagam Pakta Integritas dan antisuap yang telah ditandatangi oleh Dewan Komisaris, Direksi dan Kepala Unit Kerja wajib ditempatkan dilokasi yang mudah dibaca oleh pemangku kepentingan. Insan Jamsostek juga dapat mengajak Mitra Kerja (rekanan, asosiasi perusahaan atau pekerja, Pemerintah) untuk menandatangani dan melaksanakan Piagam Pakta Integritas dan Antisuap. Piagam Pakta Integritas dan Antisuap wajib ditanda-tangani oleh seluruh insan Jamsostek setiap adanya perubahan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) atau dalam dua tahun sekali. Hal ini telah sesuai dengan etika berusaha, anti korupsi dan donasi menurut Peraturan Menteri Nomor : PER-01/MBU/2011 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara. 72

25 11. Program Pengenalan BUMN Dewan Komisaris dan Direksi baru akan diberikan program pengenalan dan pelatihan oleh Biro Sekretariat Perusahaan PT. Jamsostek (Persero). Program pengenalan yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris atau Direksi, akan disampaikan oleh Nara Sumber dengan materi presentasi sebagai berikut: a. Penerapan prinsip-prinsip GCG b. Gambaran mengenai perusahaan c. Fungsi, tugas, wewenang, hak dan kewajiban organ Perusahaan d. Kebijakan pengendalian intern e. Tugas dan peran Komite Audit Dalam program pengenalan mencakup pertemuan perkenalan antara Dewan Komisaris dan Direksi baru dengan Insan Jamsostek dan Pemangku Kepentingan, kunjungan ke unit kerja Kantor Pusat, Kantor Wilayah atau Cabang, anak perusahaan dan lokasi perusahaan. Serta publikasi profil Dewan Komisaris atau Direksi di Website perusahaan. Dengan adanya program pengenalan diatas, sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 43, tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara. 12. Pengukuran Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 44, tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara. Bahwa BUMN wajib melakukan pengukuran atas kualitas penerapan tata kelola perusahaan yang dilaksanakan berkala setiap dua tahun 73

26 sekali dalam dua bentuk. Pertama, penilaian (assessment) atas pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik. Kedua, evaluasi (review) atas tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan dari hasil penilaian sebelumnya. PT. Jamsostek (Persero) telah melakukan penilaian atas penerapan tata kelola perusahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu melakukan penilaian (assessment) dua tahun sekali dan melakukan evaluasi (review) setiap tahun berikutnya. Dasar hukum penilaian atas penerapan tata kelola perusahaan pada BUMN yaitu Peraturan Menteri Nomor : PER-01/MBU/2011, pasal 44, tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara dan Surat Sekretaris Kementerian BUMN Nomor : S-168/MBU/2008 tanggal 27 Juni 2008, lalu diperbaharui dengan Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor : SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator atau Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada BUMN. Pada prinsipnya yang melakukan penilaian dilakukan oleh penilai independen (Independent Assessor) yang ditunjuk langsung oleh Dewan Komisaris. Akan lebih efektif dan efisien, jika penilaian dilakukan menggunakan jasa Instansi Pemerintah yang berkompeten di bidang GCG. Sedangkan evaluasi dilakukan oleh BUMN itu sendiri. Penilaian mandiri (self-assessment) pada PT. Jamsostek (Persero) dilakukan oleh Badan Pengawasan Intern (BPI). Di akhir sub-bab Penerapan Good Corporate Governance di PT. Jamsostek (Persero) sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER- 01/MBU/2011 ini, penulis merangkum dari hasil perbandingan atas kesesuaian penerapan tata kelola perusahaan yang baik di PT. Jamsostek (Persero) dengan 74

27 peraturan yang berlaku. Berikut tabel hasil evaluasi kesesuaian penerapan Good Corporate Governance di PT. Jamsostek (Persero): Tabel 4. 3 Hasil Evaluasi Kesesuaian Penerapan GCG pada PT. Jamsostek (Persero) dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 Pasal 3 & 4 : Prinsip dan Tujuan Pasal 5 sampai dengan 11 : Pemegang Saham Pasal 12 sampai dengan 18 : Dewan Komisaris Pasal 19 sampai dengan 30 : Direksi Sesuai Tidak Sesuai Keterangan PT. Jamsostek (Persero) sudah menerapkan prinsip-prinsip dan tujuan atas prinsip-prinsip tersebut, guna meningkatkan nilai perusahaan pada tahun-tahun berikutnya. Dalam pasal ini mengatur ketentuan mengenai Hak Pemegang Saham, Rapat Umum Pemegang Saham, Menteri Selaku Pemilik Modal Perum, Bentuk Keputusan Pemegang Saham, Perlakuan Setara Kepada Pemegang Saham, dan Akuntabilitas Pemegang Saham. PT. Jamsostek (Persero) selalu memperhatikan kepentingan pemegang saham dan memberikan informasi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Dalam ketentuan ini mengatur fungsi, komposisi, rapat dewan komisaris, penilaian dewan komisaris, informasi untuk dewan komisaris, larangan mengambil keuntungan pribadi, serta organ pendukung dewan komisaris yaitu komite audit dan sekretaris dewan komisaris. PT. Jamsostek (Persero) sangat memperhatikan ketentuan Dewan Komisaris dalam menjalani tugasnya. Serta, 20% lebih dari Dewan Komisaris PT. Jamsostek (Persero) merupakan Dewan Komisaris Independen. Tugas dan tanggung jawab Direksi diatur sesuai dengan peraturan yang berlaku agar Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Rencana Jangka Panjang (RJP) dijalankan dengan baik, dan tidak 75

28 Pasal 31 : Auditor Eksternal Pasal 32 sampai dengan 35 : Informasi Pasal 36 & 37 : Keselamatan dan Kesempatan Kerja Serta Pelestarian Lingkungan Pasal 38 & 39 : Hubungan Dengan Pemangku Kepentingan melanggar larangan mengambil keuntungan sendiri, pengambilan keputusan dalam menjalani rapat direksi. RKAP yang dibuat juga memuat anggaran perusahaan yang dirinci atas setiap anggaran program kerja, seperti rencana pendapatan, rencana biaya dan rencana investasi. Dalam bagian ini terdapat ketentuan mengenai Manajemen Risiko, Sistem Pengendalian Intern, Pengawasan Intern, Sekretariat Perusahaan dan Tatakelola Teknologi Informasi. Dewan Komisaris PT. Jamsostek (Persero) telah melakukan seleksi Kantor Akuntan Publik untuk audit laporan Keuangan setiap tahunnya, dan mengusulkan kepada Pemegang Saham melalui surat nomor : 104/DK/ tanggal 22 November Keterbukaan Informasi yang dilakukan PT. Jamsostek (Persero) dengan cara mengungkapkan informasi penting dalam Laporan Keuangan Tahunan dan Laporan Keuangan Perusahaan secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif. Serta mengungkapkan informasi dan kepemilikan intangible asset, termasuk hasil riset, teknologi dan hak atas kekayaan intelektual yang telah diperoleh perusahaan. PT. Jamsostek (Persero) melakukan penerapan Go Green dalam pelestarian lingkungan sekitar, dengan cara memberikan pelatihan ramah lingkungan kepada para karyawan dan mempunyai alat penunjang aksi ramah lingkungan. Kesempatan Kerja yang sama adalah satu kebijakan dalam penerapan tata kelola perusahaan baik. Tanpa memperhatikan latar belakang atau keadaan lainnya dari seorang karyawan ataupun calon karyawan. PT. Jamsostek (Persero) menghormati hak pemangku kepentingan yang timbul, berdasarkan peraturan perundang- 76

29 Pasal 40, 41, dan 42 : Etika Berusaha, Anti Korupsi dan Donasi Pasal 43 : Program Pengenalan BUMN Pasal 44 : Pengukuran Terhadap Penerapan GCG undangan atau perjanjian yang dibuat dengan karyawan, konsumen dan pemangku kepentingan lainnya. Ketentuan ini juga memuat bahwa Direksi harus mempunyai izin dari RUPS untuk melakukan perjanjian tersebut. Setiap lapisan karyawan PT. Jamsostek (Persero) harus berkomitmen dengan perusahaan, dan menandatangani Piagam Pakta Integritas dan Antisuap yang dilakukan dalam dua tahun sekali atau setiap adanya perubahan pedoman perilaku (Code of Conduct). Dewan Komisaris dan Direksi baru akan diberikan program pengenalan dan pelatihan oleh Biro Sekretariat Perusahaan PT. Jamsostek (Persero). Program pengenalan yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris atau Direksi, akan disampaikan oleh Nara Sumber dengan materi presentasi sebagai berikut: a. Penerapan prinsip-prinsip GCG, b. Gambaran mengenai perusahaan, c. Fungsi, tugas, wewenang, hak dan kewajiban organ Perusahaan, d. Kebijakan pengendalian intern, e. Tugas dan peran Komite Audit Program pengenalan ini juga mencakup perkenalan dengan para Insan Jamsostek dan para Stakeholders, serta kunjungan ke unit kerja. PT. Jamsostek (Persero) juga wajib melakukan pengukuran atas kualitas penerapan tata kelola perusahaan yang dilaksanakan secara berkala setiap dua tahun sekali dalam dua bentuk. Pertama, penilaian (assessment) atas pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, yang dilakukan oleh penilai independen. Kedua, evaluasi (review) atas tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan dari hasil penilaian sebelumnya dan dilakukan oleh perusahaan. 77

30 4. 3 Penerapan Good Corporate Governance di PT Jamsostek (Persero) Sesuai Dengan Kebijakan Perusahaan Untuk membantu melancarkan kegiatan Good Corporate Governance (GCG) di PT. Jamsostek (Persero), maka para Direksi membentuk Komite Integritas, Komite Antisuap dan Komite GCG serta menerapkan Sistem Pelaporan Pelanggaran atau sering dikenal dengan Whistleblowing System. 1. Komite Integritas Pembentukan Komite Integritas, dimulai pada saat penandatangan Komite Integritas PT. Jamsostek (Persero). Penandatanganan tersebut dilakukan di hadapan MENPAN, selaku koordinator tetap Tiga Pilar Kemitraan, pada tanggal 31 Januari Selain itu kesepakatan bersama Direksi dan Komite Integritas PT. Jamsostek (Persero) tentang Charter Komite Integritas, dilaksanakan pada tanggal 12 Juni Keputusan Direksi PT. Jamsostek (Persero) Nomor : KEP/200/ tanggal 6 Agustus 2009 tentang Penetapan Charter Komite Integritas atau pemantau Independen PT. Jamsostek (Persero). Dengan Keputusan Direksi PT. Jamsostek (Persero) Nomor : KEP/201/ tanggal 6 Agustus 2009 tentang Pengangkatan anggota Komite Integritas atau pemantau Independen PT. Jamsostek (Persero), bahwa menetapkan Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko sebagai Ketua Komite Integritas, Kepala Biro Pengawasan Intern sebagai Sekretaris Komite Integritas, serta tiga orang anggota terdiri dari Kepala Biro Kepatuhan dan Hukum, Kepala Biro SDM dan Ketua Umum Serikat Pekerja Jamsostek. 78

31 2. Komite Antisuap Dasar pembentukan Komunitas Pengusaha Antisuap (KUPAS) ikut diprakarsai oleh Direksi PT. Jamsostek (Persero), dan Direktur Utama PT. Jamsostek (Persero) ditunjuk sebagai Koordinator KUPAS BUMN pada Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri atau lebih dikenal dengan RAPIMNAS KADIN Indonesia pada tanggal 03 Desember Dalam rangka efektivitas pelaksaan Komite Antisuap telah ditetapkan Keputusan Direksi Nomor: KEP/203/ tanggal 5 Agustus 2011 tentang Charter Komite Antisuap. Ditetapkan bahwa berdasarkan Komposisi Komite Antisuap, maka diangkat Anggota Komite Antisuap di Lingkungan PT. Jamsostek (Persero) sebagaimana Keputusan Direksi Nomor : KEP/202/ tanggal 5 Agustus 2011, dan menetapkan Ketua, Anggota dan Sekretaris Komite Antisuap PT Jamsostek (Persero) yang terdiri dari seorang Ketua, tiga orang Anggota dan seorang Sekretaris. 3. Komite Good Corporate Governance (GCG) Komite GCG yang dibentuk oleh Direksi PT. Jamsostek (Persero), untuk membantu Direksi dan Dewan Komisaris PT. Jamsostek (Persero) dalam membangun Good Corporate Governance sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011, tentang penerapan Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara. Komite ini dibentuk berdasarkan Surat Perintah Direksi PT. Jamsostek (Persero) Nomor: SPRINT/24/ tentang Komite Good Corporate Governance (GCG). Komite GCG mempunyai Tugas Pokok antara lain Menyusun dan menyempurnakan Infrastruktur GCG, Melaksanakan sosialisasi kepada Insan Jamsostek atas infrastruktur GCG, Membantu Direksi PT. Jamsostek (Persero) untuk 79

32 Assessment Kepatuhan terhadap Implementasi Asas GCG, Melaksanakan Self Assessment GCG, serta Membantu Kelancaran Assessment GCG dan Perception Index GCG oleh penilai independen (Independent Assessor), dan Membantu kelancaran dan monitor terhadap penandatangan Pakta Integritas, juga Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan GCG. 4. Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) Sebagai wujud dari Implementasi tata kelola perusahaan yang baik dan menciptakan lingkungan perusahaan yang bersih, PT. Jamsostek (Persero) menerapkan sistem pelaporan pelanggaran. Sistem ini dapat mendeteksi tingkat kecurangan dengan waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan cara lain, dan proses konfirmasi terhadap kebenaran laporan dapat dilakukan di internal PT. Jamsostek (Persero). Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) mengatur budaya untuk melaporkan suatu penyimpangan yang terjadi di dalam perusahaan. Sebagai langkah untuk efektivitas pelaksanaan sistem pelaporan dan meningkatkan awareness terhadap budaya ini PT. Jamsostek (Persero) melakukan upaya-upaya sosialisasi tentang pemahaman mekanisme sistem ini dan komitmen perusahaan untuk memberikan jaminan sesuai Undang-Undang Nomor: 13 tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan. Dilaksanakan juga Workshop dan Pelatihan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi dan Studi Prakarsa Anti Korupsi oleh KPK yang menjadikan PT. Jamsostek (Persero) sebagai Pilot Project. Ruang Lingkup Whistleblowing System adalah sebagai berikut: 80

33 1. Permasalahan Akuntansi dan pengendalian internal atas pelaporan keuangan yang berpotensi mengakibatkan salah saji secara material dalam laporan keuangan. 2. Permasalahan yang menyangkut independensi audit, baik oleh Internal Audit maupun oleh Eksternal Audit. 3. Pelanggaran peraturan perundang-undangan baik yang berkaitan dengan penyelenggaraan program Jamsostek maupun yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan Badan Usaha Milik Negara atau lainnya. Implementasi dari sistem pelaporan pelanggaran ini dengan cara pengaduan pelanggaran karyawan melalui saluran pelaporan pelanggaran. Saluran pelaporan pelanggaran dapat melalui Telepon, SMS, Fax, , PO BOX dan Kotak Surat. Saluran pelaporan pelanggaran ini tidak dianggap terlalu signifikan, tetapi atas penerapan GCG pada umumnya dan sistem pelaporan pelangaran pada khususnya memberikan dampak positif terhadap pelanggaran disiplin karyawan. Manajemen telah mengenakan sanksi disiplin kepada karyawan yang telah dilakukan selama tahun , sebagai berikut: 81

34 Tabel 4. 4 Sanksi Disiplin Jenis Sanksi Sanksi Sedang 1 Penundaan kenaikan gaji berkala 2 Penundaan kenaikan golongan selama satu tahun 3 Penurunan golongan satu tingkat 4 Pembebasan jabatan Sanksi Berat 1 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 2 Penurunan golongan 2 tingkat dan grade 2 tingkat Total Sumber : PT. Jamsostek (Persero) Dapat dilihat dari hasil dari sanksi disiplin terhadap kasus pelanggaran, terjadi penurunan tingkat pelanggaran pada 5 tahun terakhir. Penurunan dari tahun 2007, 2008, 2009 dan Hingga pada tahun 2011 terjadi kenaikan tingkat pelanggaran sanksi sedang, yaitu satu kasus penundaan kenaikan gaji berkala, dua kasus penundaan kenaikan golongan selama satu tahun. Sedangkan kenaikan tingkat pelanggaran sanksi berat, satu kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan dua kasus penurunan golongan 2 tingkat dan grade 2 tingkat. 82

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

Pedoman Good Corporate Governance PT Taspen (Persero)

Pedoman Good Corporate Governance PT Taspen (Persero) t r a n s p a r a n s i ii PERATURAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO) NOMOR PD 11/DIR/2013 KEP.02/DK TASPEN/2013 TENTANG PEDOMAN GOOD CORPORATE

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK TAHUN 2017 tit a INDOFARMA PENGESAHAN CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Pada hari ini, Jakarta tanggal 15 Juni 2017, Charter Komite Audit PT

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance BAB 5 PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance pada PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), maka dapat disimpulkan, sebagai berikut : 1. Penerapan Good Corporate

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Sumatera Utara, Indonesia Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100 Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728 Website : www.ptpn3.co.id Email :

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG. Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG. Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017 PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG Nomor : Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Wawancara. Berikut wawancara dengan Bapak Imam Santoso selaku Kepala Kesekretariatan

Lampiran 1. Daftar Wawancara. Berikut wawancara dengan Bapak Imam Santoso selaku Kepala Kesekretariatan L1 Lampiran 1 Daftar Wawancara Berikut wawancara dengan Bapak Imam Santoso selaku Kepala Kesekretariatan Umum di Biro Sekretariat Perusahaan PT. Jamsostek (Persero) bertempat di Kantor Pusat Jamsostek,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3 DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017 PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017 Daftar Isi I. Pendahuluan... 3 A. Latar Belakang... 3 B. Maksud dan Tujuan... 3 II. Komposisi dan Struktur, Persyaratan Keanggotaan dan Masa kerja... 4 A.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER 01 /MBU/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER 01 /MBU/2011 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA NOMOR : PER 01 /MBU/2011 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) PADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Dewan Komisaris

Pedoman Kerja Dewan Komisaris Pedoman Kerja Dewan Komisaris PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dewan Komisaris mempunyai peran yang sangat penting dalam mengawasi jalannya usaha Perusahaan, sehingga diperlukan

Lebih terperinci

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.980, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Tata Kelola. Perusahaan Perasuransian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I

PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I 1. Pengertian Piagam Komite Good Corporate Governance (GCG) adalah perangkat Dewan

Lebih terperinci

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TRANSPARANSI AKUNTABILITAS RESPONSIBILITAS INDEPENDENSI KEWAJARAN & KESETATARAAN Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PT Nusa Raya Cipta Tbk (yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

Daftar Isi... i Tentang Panduan Good Corporate Governance... 1 Visi... 3 Misi... 3 Nilai-Nilai Dasar Perseroan... 4 Komitmen Perseroan...

Daftar Isi... i Tentang Panduan Good Corporate Governance... 1 Visi... 3 Misi... 3 Nilai-Nilai Dasar Perseroan... 4 Komitmen Perseroan... (GCG) DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Tentang Panduan Good Corporate Governance... 1 Visi... 3 Misi... 3 Nilai-Nilai Dasar Perseroan... 4 Komitmen Perseroan... 4 BAB I Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Lebih terperinci

PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)

PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) PERNYATAAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) PEDOMAN

Lebih terperinci

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN - Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT ) 2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA GEDUNG GRAHA IRAMA LT. 2, 5, 7, 8, 11 & 15 JL HR.

Lebih terperinci

Lampiran I. Hasil Review Dokumen dan Wawancara

Lampiran I. Hasil Review Dokumen dan Wawancara Lampiran I Hasil Review Dokumen dan Wawancara NO Indikator Rincian Ya Tidak Keterangan 1. Kewajiban BUMN 1. GCG berpedoman pada Peraturan Menteri (KEP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG) PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG) PENDAHULUAN A. Latar Belakang : 1. Perusahaan asuransi bergerak dalam bidang usaha yang menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung

Lebih terperinci

Tentang Panduan Good Corporate Governance.

Tentang Panduan Good Corporate Governance. Tentang Panduan Good Corporate Governance. Panduan Good Corporate Governance PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang selanjutnya disebut Perseroan, ini merupakan kristalisasi dari kaidah-kaidah Good Corporate

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa PT Jasa Raharja sebagai salah satu BUMN di Indonesia telah dapat menerapkan tata kelola perusahaan

Lebih terperinci

Tentang Panduan Good Corporate Governance.

Tentang Panduan Good Corporate Governance. Tentang Panduan Good Corporate Governance. Panduan Good Corporate Governance PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang selanjutnya disebut Perseroan, ini merupakan kristalisasi dari kaidah-kaidah Good Corporate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang State-owned Enterprises (SOE) di Indonesia disebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh negara melalui penyertaan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi

DAFTAR ISI. Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi DAFTAR ISI I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang... 2 1.2 Maksud Penyusunan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Yang Baik... 3 1.3 Daftar Istilah... 3 II DASAR PENYUSUNAN PEDOMAN GCG 7 2.1

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Sumatera Utara, Indonesia Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100 Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728 Website : www.ptpn3.co.id Email :

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor

Lebih terperinci

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang

Lebih terperinci

Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity

Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan Good Governance is Commitment and Integrity Definisi Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan Sistem Proses Struktur

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) Tanjung Morawa - Sumatera Utara - Indonesia SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014 Halaman : i PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PT Bank Windu Kentjana International Tbk PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Alamat Kantor Pusat Equity Tower Building

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) SK DIREKSI NO KEP/216/072014

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) SK DIREKSI NO KEP/216/072014 SISTEM PELAPORAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) SK DIREKSI NO KEP/216/072014 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang VISI BPJS KETENAGAKERJAAN KOMITMEN MANAJEMEN TERHADAP IMPLEMENTASI TATA KELOLA YG BAIK BUDAYA KETERBUKAAN

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Komite Audit

Pedoman Kerja Komite Audit Pedoman Kerja Komite Audit PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

PEDOMAN & TATA TERTIB SATUAN PENGAWASAN INTERNAL PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

PEDOMAN & TATA TERTIB SATUAN PENGAWASAN INTERNAL PT WIJAYA KARYA BETON Tbk PEDOMAN & TATA TERTIB SATUAN PENGAWASAN INTERNAL PT WIJAYA KARYA BETON Tbk Guna meningkatkan efektivitas pengawasan, pelaksanaan GCG serta Manajemen Risiko, maka SPI Perseroan telah memiliki Piagam Pengawasan

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK -1- LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI 0 PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Dewan Komisaris dan Direksi sebagai organ utama Perseroan dalam melaksanakan tugasnya memiliki peran yang sangat penting,

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3 PIAGAM KOMITE AUDIT Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Fungsi Corporate Secretary - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy & Portfolio Management Division

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9 Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris memuat hal-hal yang terkait dengan organisasi, tugas dan tanggungjawab, wewenang, etika

Lebih terperinci

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magisster Akuntasi www.mercubuana.ac.id The System and Structure of GCG Dosen Pengampu : Mochammad

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1105, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Good Public Governance. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ( PIAGAM KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability

Lebih terperinci

KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS DALAM MENERAPKAN PEDOMAN GCG (CODE OF GCG)

KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS DALAM MENERAPKAN PEDOMAN GCG (CODE OF GCG) 1 KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS DALAM MENERAPKAN PEDOMAN GCG (CODE OF GCG) Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Pedoman Good Corporate Governance (Code of GCG) ini merupakan

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) JULI 2016 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN I... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk Kata Pengantar Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM Penyusunan Pedoman Dan Kode Etik merupakan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 Tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten

Lebih terperinci

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance pada Semester I dan Semester II tahun 2016 dikategorikan

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015

PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015 PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015 DEFINISI TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Sistem Proses Struktur ORGAN BPJS Ketenagakerjaan Mewujudkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG

Lebih terperinci

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI )

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ) 2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA GEDUNG GRAHA

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTEE CHARTER ) PT. BANK NTT Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik Kami memiliki komitmen untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) sebagai pedoman dalam pengelolaan Perseroan pada setiap aktivitas

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT Jakarta, April 2013 PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Halaman 1. PENDAHULUAN 1 a. Profil Perusahaan 1 b. Latar Belakang 1-2 2. PIAGAM KOMITE

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI Desember 2012 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. PENGERTIAN UMUM... 3 III. MAKSUD DAN TUJUAN... 4 IV. KLASIFIKASI INFORMASI...

Lebih terperinci

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) MARET 2013 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN I... 2 PENDAHULUAN.. 2 1. LATAR BELAKANG 2 2. ISI DAN MISI... 2 3. MAKSUD DAN TUJUAN 2 BAGIAN II....

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 ACUAN PEDOMAN 4 ARTI ISTILAH 5 BAB I PENDAHULUAN 7 A. Latar Belakang Penyusunan Pedoman GCG 7 B. Maksud Dan

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang No.349, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola. Terintegrasi. Konglomerasi. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5627) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

Piagam Unit Komite Audit (Committee Audit Charter ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Pendahuluan Pembentukan Komite Audit pada PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk. (Perseroan) merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil dan Analisis Penelitian Pada penelitian ini terdapat 2 (dua) pertanyaan yang akan di bahas pada bab 4 ini, diantaranya yaitu: 1. Gambaran penerapan Good Corporate

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN 27 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha

Lebih terperinci

BOARD MANUAL PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

BOARD MANUAL PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO) BOARD MANUAL PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO) BOARD MANUAL PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO) BOARD MANUAL PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO) DAFTAR ISI Hal BAB I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA (BOARD MANUAL) Dewan Komisaris dan Direksi PT Perkebunan Nusantara IX

PEDOMAN KERJA (BOARD MANUAL) Dewan Komisaris dan Direksi PT Perkebunan Nusantara IX PEDOMAN KERJA (BOARD MANUAL) Dewan Komisaris dan Direksi PT Perkebunan Nusantara IX www.ptpnix.co.id Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi/Board Manual 0 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN

Lebih terperinci