ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PADA ALUMINIUM MUSI II PALEMBANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PADA ALUMINIUM MUSI II PALEMBANG"

Transkripsi

1 ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PADA ALUMINIUM MUSI II PALEMBANG PROPOSAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Syarat Dalam Penyusunan Skripsi Pada Jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Sriwijaya Oleh: Rohmawati JURUSAN MANAJEMEN BISNIS POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 2016

2

3 PROPOSAL SKRIPSI 1. Judul Laporan Akhir : Analisis Break Event Point (BEP) Pada Musi II Palembang 2. Bidang Ilmu : Manajemen Produksi dan Operasi 3. Pendahuluan 3.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia usaha sekarang ini sangat pesat baik yang bergerak dibidang usaha dagang maupun manufaktur. Usaha dagang melakukan kegiatannya dengan cara membeli suatu produk kemudian menjual produk itu kembali kepada konsumen. Pada usaha manufaktur, kegiatan yang dilakukannya adalah memproduksi suatu produk kemudian menjual produk yang dihasilkannya, setiap usaha yang didirikan dilatar belakangi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah permintaan atau minat masyarakat terhadap produk yang dihasilkan oleh usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Musi II Aluminium Palembang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi perabot rumah tangga. Untuk menarik konsumen para pengrajin Aluminium selalu mengutamakan kualitas barang dalam bentuk kerapihan hasil kerja dan desain yang menarik minat konsumen dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Semakin menarik Aluminium yang di produksi semakin banyak masyarakat akan tertarik untuk membeli. Manajemen produksi dan operasi pada umumnya mengandung unsur adanya kegiatan yang dilakukan dengan mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu melalui proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen. Beberapa ilmu di dalam manajemen produksi dan operasi yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan dalam melakukan proses produksinya adalah ilmu tentang break event point (BEP) dimana akan membantu perusahaan untuk dapat mengetahui berapa jumlah produk yang harus dihasilkan dan

4 berapa jumlah produk yang harus dijual agar perusahaan tidak mengalami kerugian atau dalam hal ini perusahaan nantinya juga akan mengetahui rasio presentase margin aman yang harus dicapai oleh sebuah perusahaan. Usaha menghasilkan suatu produk, termasuk Aluminium memerlukan suatu proses produksi. Proses produksi sendiri memerlukan suatu perencanaan agar hasil yang akan dicapai sesuai dengan tujuan perusahaan atau agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Salah satu perencanaan yang penting adalah perencanaan titik impas atau Break Even Point (BEP). Setelah perusahaan telah dapat menentukan dan mengklasifikasikan berbagai macam biaya yang digunakan dalam menghasilkan suatu produk, maka perusahaan dapat memasukan biaya-biaya tersebut bersama data penjualan kedalam rumus Break Even Point (BEP) baik Break Even Point (BEP) dalam unit ataupun Break Even Point (BEP) dalam rupiah sebagai bahan data untuk menghitung Break Event Point (BEP) tersebut. Dengan kata lain suatu usaha di katakan impas jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya. Menurut Kasmir (2011:332). Analisis titk impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan (laba) dan tidak pula menderita kerugian. Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama dengan jumlah yang dikeluarkan. Analisis Break Even Point (BEP) diperlukan agar perusahaan tidak mengalami kerugian hingga perusahaan tersebut dapat terus melanjutkan kegiatan produksinya. Aluminium Merupakan salah satu produk yang dapat dipasarkan. Ditangan para wirausahawan Aluminium tetap dapat berkembang ditengah banyaknya pesaing. Salah satu wirausahawan yang memiliki perusahaan rumahan yang masih cukup berkembang di Palembang saat ini adalah pemilik Musi II Aluminium Palembang yang beralamatkan di Terminal Perumnas Sako No. 12 A Kenten Sako Palembang. Pada saat melakukan proses produksi perusahaan Musi II Aluminium Palembang ini melakukan pencatatan disetiap transaksi pembelian bahan baku dan penjualan yang dilakukannya.

5 Selama ini perusahaan tersebut belum mengetahui perhitungan secara rinci mengenai jumlah produk yang dihasilkan setiap periodenya dan beberapa biaya yang diperlukan untuk menutupi biaya produksi. Musi II Aluminium Palembang sendiri memproduksi berbagai jenis perabot yang terbuat dari bahan aluminium. Musi II Aluminium Palembang didirikan pada tahun 2001 dibawah pimpinan bapak Mulyadi. Musi II Aluminium Palembang ini beralokasi di Terminal Perumnas Sako No. 12 A Kenten Sako Palembang. Pendirian Musi II Aluminium Palembang ini di perkuat dengan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemerintah Kota Palembang dengan nomor : 20/KPTS/SITU/2001. Musi II Aluminium Palembang memperkerjakan lima orang karyawan untuk menjalankan produksinya Setelah penulis melakukan pengamatan pada Musi II Aluminium palembang ini ternyata sampai sekarang beroperasi tidak pernah melakukan pengklasifikasian biaya produksi dan perhitungan Break Event Point (BEP). Oleh karena itu dalam hal ini penulis mencoba untuk memecahkan masalah yang terdapat pada Musi II Aluminium Palembang dengan cara melakukan analisis penelitian studi kasus yang akan di tuangkan kedalam skripsi yang berjudul ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PADA MUSI II ALUMINIUM PALEMBANG. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat dirumuskan masalah yaitu, berapa jumlah Break Even Point (BEP) dalam unit dan rupiah untuk Musi II Aluminium Palembang dari semua jenis perabot aluminium? 1.3 Ruang Lingkup Masalah 1.4 Ruang Lingkup Pembahasan, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Pembahasan Luasnya permasalahan yang ada maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan agar dalam penulisan skripsi nanti dapat

6 dijelaskan secara teratur dan tidak menyimpang dari permasalahan. Maka, ruang lingkup pembahasan yang akan dibahas yaitu pada pengklasifikasian biaya kedalam biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost), analisis break event point (BEP) Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dengan dilakukannya penulisan ini adalah untuk mengetahui titik impas yang harus dihasilkan oleh produk Musi II Aluminium Palembang untuk mencapai Break Even Point (BEP). Baik dalam unit maupun rupiah selama periode waktu tahun 2013, 2014 dan 2015 untuk mempertahankan perusahaan di masa datang Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang penulis dapatkan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Musi II Aluminium Palembang Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk mengetahui beberapa total produk yang harus diproduksi dan beberapa jumlah pendapatan yang harus diterima agar perusahaan dapta menutupi biaya produksi dan memperoleh laba dari penjualan produk Musi II Aluminium Palembang dalam periode waktu tahun 2013, 2014 dan Bagi Penulis. Sebagai bahan kajian ilmiah dari teori-teori yang pernah didapat dan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis dalam mempelajari dan menyusun perencanaan laba jangka pendek.

7 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai panduan bagi pihak lain yang membutuhkan khususnya mahasiswa yang akan mengadakan penelitian pada bidang yang sama. 4. Tinjauan Pustaka. Dalam bab ini penulis menyampaikan teori-teori yang menjadi landasan dalam membahas permasalahan diatas. Berikut teori yang menjadi landasan penulis dalam membahas permasalahan pada skripsi: 4.1 Break Even Point (BEP) Pengertian Analisis Break Even Point (BEP) Menurut Herjanto (2007: 151) analisis Break Even Point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan titik dalam kurva biaya pendapatan yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan selanjutnya Henrjanto (2007: 151) mengungkapkan Dalam melakukan nalisis pulang pokok diperlukan estimasi mengenai biaya tetap, biaya variabel, dan pendapatan. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan besar yang tetap, tidak tergantung dari volume penjualan, sekalipun perusahaan tidak melakukan penjualan. Biaya variabel (variabel cost) meurpakan biaya yang besarnya bervariasi sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi/dijual. Sedangkan pendapatan merupakan elemen lain dalam analisis pulang pokok yang besarnya bertambah sesuai dengna pertambahan volumen penjualan. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2006:274). Titik impas (Break Even Point) adalah tiitk dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama dengan nol. Oleh sebab itu pihak perusahaan harus berusaha bagaimana cara meningkatkan laba untuk memperoleh laba yang maksimum dengan melihat volume penjualannya.

8 4.2 Cara Menentukan Break Even Point (BEP) Menurut Prawirosentono (2001: 112) Break Even Point Analiysis (BEPA) dapat dihitung secara matematis dan grafik. Secara matematis dijelaskan melalui formula sebagai berikut: Q merupakan barang pada titik impas yang dinyatakan dalam unit Sedangkan QP jumlah hasil penjualan barang dalam rupiah atau nilai uang. Keterangan : TFC = Jumlah biaya tetap AVC = Jumlah variabel per unit P = Harga per unit Q = Jumlah barang yang dijual Lain halnya jika suatu perusahaan yang menjual multiproduk. Herjanto (2007: 156) menyebutkan bahwa biaya variabel dan harga jual setiap jenis produk berbeda. Oleh karena itu. Rumus tersebut harus dimodifikasi dengan mempertimbangkan kontribusi penjualan dari setiap produk. Menurut Herjanto (2007: ) rumus Break Even Point (BEP) yang digunakan untuk perusahaan multiproduk sebagai berikut ini: Keterangan: F = Biaya tetap per periode TVC = Biaya variabel total

9 TR = Total pendapatan Perhitungan Break Even Point (BEP) perusahaan multiproduk digunakan bantuan tabel. Tabel ini bertujuan mencari nilai pembagi (nominator) dalam rumus Break Even Point (BEP) multiproduk atau merupakan jumlah kontribusi tertimbang semua tipe produk yang dijual. Untuk lebih jelas ditunjukkan dengan tabel berikut ini: Tabel 4.1 Tabel Analisis Pulang Pokok Untuk Multiproduk Produ k Biaya Variabel (Rp/Unit) Harga Jual (Rp/Unit) Estimasi Penjualan (Unit/Tahun) Estimasi Penjualan (Rp/Tahun) Proporsi Terhadap Total Penjualan Kontribusi Tertimbang V P V/P 1-VP S R W (1-V/P)W (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 2/3 (1)-(4) (3)*(6) (5)*(8) Sumber: Herjanto, 2007 Selanjutnya untuk mengetahui berapa unit yang harus terjual untuk masingmasing produk dalam rangka mencapai Break Even Point (BEP), dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut: Penjualan Rupiah: Produk A = W x BEP (Rp) 1 Tahun Penjualan Unit: Keterangan: W = Proporsi terhadap total penjualan P = Price (Harga)

10 4.3 Metode Pendekatan Grafik (Grafic Approad) Analisis break event point dengan pendekatan grafis dengan suatu grafik yang disebut bagan break event point. Perhitungan break event point dapat dilakukan dengan cara menemukan titik pertemuan atau titik potong antara garis pendapatan penjualan dengan titik biaya. Titik pertemuan tersebut merupakan titik break event point. Hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, total pendapatan penjualan dan total biaya dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut ini: TR BEP TC P VC FC Gambar 2.1 Gambar Grafik Break Even Point (BEP) Q Sumber: Herjanto (2007:152) Keterangan: TR = Total Recenue TC = Total Cost VC = Variabel Cost FC = Fixed Cost P = Price Q = Quantity S = Sales

11 4.4 Pengertian dan Pengklasifikasian Biaya Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, nonbisnis dan manufaktur. Biaya merupakan faktor yang harus diperhatikan karena biaya berpengaruh secarah langsung terhadap laba yang akan dicapai oleh perusahaan. Menurut Carter dan Usry (2009:30) pengertian biaya adalah Nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Sedangkan menurut Baridwan (2008:29) Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktivitas atau timbulnya utang (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha Pengklasifikasian Biaya Pada umumnya, berbagai macam biaya yang terjadi dan bagaimana cara pengklasifikasiannya itu semua bergantung kembali kepada tipe dan kebijakan dari perusahaan itu sendiri. Hal tersebut sangat penting guna mengetahui apakah biaya tersebut bereaksi atau merespon terhadap perubahan aktivitas usaha. Bila aktivitas usaha meningkat atau menurun, maka biaya tertentu mungkin juga ikut meningkat atau menurut. Menurut Syamsuddin (2009:91-92) biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut: 1. Biaya Tetap (Fixed Cost) Secara sederhana dapat dikatakan bahwa biaya tetap sangat berhubungan dengan waktu (function of time) dan tidak berhubungan dengan tingkat penjualan. Pembayarannya berdasarkan pada periode akuntansi tertentu dan besarnya adalah sama.

12 Misalnya: biaya sewa gedung, penghapusan aktiva tetap, dan lainlainnya. Sampai dengan jumlah hasil (range output) tertentu biaya ini secara total tidak berubah. 2. Biaya Variabel (Variabel Cost) Biaya ini berhubungan langsung dengan tingkat produksi atau tingkat penjualan, karena besarnya ditentukan oleh volume produksi atau penjualan yang dilakukan. Misalnya: biaya bahan mentah, biaya tenaga kerja langsung, dan lainlainnya. Berdasarkan materi kuliah Manajemen Produksi dan Operas pada Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Sriwijaya menjelaskan mengenai biayabiaya dalam BEP yang diklasifikasikan sebagai berikut 1. Biaya Variabel (Variabel Cost= VC) Adalah biaya yang jumlahnya berdasarkan perubahan volume penjualan. Contoh: biaya bahan mentah, biaya tenaga kerja langsung, komisi penjualan, dan lain-lain 2. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC) Adalah biaya yang besar atau jumlahnya tetap selama jangka waktu tertentu walaupun volume penjualan berubah-ubah. Contoh: depresiasi aktiva tetap, biaya hutang, biaya gaji karyawan, biaya kantor, dan lain-lain 3. Total Biaya (Total Cost = TC) Adalah biaya yang besar jumlahnya merupakan penjumlahan biaya variabel dengan biaya tetap. Dapat diformulasikan sebagai berikut: TC = VC + FC Dimana: TC = Total Cost VC = Variabel Cost FC = Fixed Cost

13 4. Total Penghasilan (Total Revenue = TR) Adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh perusahaan secara keseluruhan sebagai hasil penjualan produk jangka waktu tertentu. Total Revenue dapat dirumuskan sebagai berikut: TR = P x Q Dimana: P = Price/Harga Q = Quantity/Kuantitas 5. Biaya Kontribusi Margin (Contribution of Cost) Adalah bagian dari penghasilan penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana: CM = Contrubution Margin VC = Variabel Cost S = Sales 4.5 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Untuk menjaga kelangsungan perusahaan agar tetap berjalan dengan baik, maka dalam proses kegiatan produksi suatu perusahaan memerlukan manajemen produksi dan operasi guna menghasilkan keluaran atau output, baik berupa jasa atau barang. Pengertian Manajemen menurut Hasibuan (2009:2) adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan pengertian produksi (operasi) menurut Assauri (2008:17) diartikan

14 sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (Input) menjadi hasil atau keluaran (Output). Jadi, pengertian manajemen produksi dan operasi menurut Assauri (2008:19) merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat, dan sumber daya lain serta bahan secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambahkan kegunaan (utility) sesuatu barang dan jasa. Sedangkan menurut Handoko (2000:3) dapat diartikan sebagai usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (sering disebut sebagai faktor-faktor produksi) tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah menjadi berbagai produk dan jasa Pengertian Perencanaan Perencanaan merupakan langkah awal dalam menjalankan suatu usaha sebelum menentukan dalam pengambilan keputusan. Baik buruknya atau berhasil tidaknya keputusan dalam usaha tergantung dari matangnya perencanaan tersebut. Menurut Basu Swasta (2009:32) Perencanaan adalah metode mendetail yang telah dirumuskan sebelumnya untuk melakukan atau membuat sesuatu. Rencana itu sering dibuat dalam bentuk cerita dan membuat tujuan atau sasaran dan alat untuk mencapai tujuan tersebut atau suatu rencana itu dapat dibuat dalam bentuk anggaran, bagan atau karangan dalam istilah keuangan atau grafik dalam suatu unit. Fungsi perencanaan berkaitan dengan pendapatan tujuan dan sasaran organisasi serta penentuan strategi dan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan yang dimaksud yang diimplementasikan dalam bentuk rencana kegiatan (program atau proyek) serta rencana penggunaan sumber-sumber ekonomi yang dinyatakan dalam satuan moneter (anggaran) dalam jangka pendek dan jangka panjang.

15 Pengertian Kapasitas Produksi. Berdasarkan teori Kusuma (2002:113) mengungkapkan bahwa kapasitas adalah jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan suatu fasilitas produksi dalam suatu selang waktu tertentu. Berbagai definisi kapasitas menurut Handoko (2000: ) dapat dirincikan sebagai berikut: 1. Design Capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu untuk mana pabrik dirancang. 2. Rated Capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang menunjukkan bahwa fasilitas secara elektronik mempunyai kemampuan memproduksinya. (Biasanya lebih besar dari pada capacity karena perbaikan-perbaikan periodik dilakukan terhadap mesin-mesin atau proses-proses). 3. Standard Capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang ditetapkan sebagai sasaran pengoperasian bagi manajemen, supervisi, dan para operator mesin; dapat digunakan sebagai dasar bagi penyusunan anggaran. Kapasitas standar adalah sama dengan rated capacity dikurangi cadangan keperluan pribadi standar, tingkat sisa (scrap) standar, berhenti untuk pemeliharaan standar, cadangan untuk pengawasan kualitas standar, dan sebagainya. 4. Actual dan/atau Operating Capicity, yaitu tingkat keluaran rata-rata per satuan waktu selama periode-periode waktu yang telah lewat. Ini adalah kapasitas standar ± cadangan-cadangan, penundaan, tingkat sisa nyata, dan sebagainya. 5. Peak Capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu (mungkin lebih rendag dari pada rated, tetapi lebih besar dari pada standard) yang dapat dicapai melalui maksimisasi keluaran, dan akan mungkin dilakukan dengan kerja lembur, menambah tenaga kerja, menghapuskan penundaanpenundaan, mengurangi jam istirahar dan sebagainya.

16 Jenis Perencanaan Kapasitas Yamit (2011:68) menjelaskan terdapat dua jenis perencanaan kapasitas, yaitu sebagai berikut: 1. Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah diperkirakan sebelumnya. 2. Perencanaan kapasitas jangka pendek, digunakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di masa yang akan datang. 4.6 Penelitian Lain Yang Releva No. Judul Penelitian Kesimpulan Persamaan Perbedaan 1. Analisis Hubungan Belum melakukan Analisa data Penelitian dilakukan Break Even Point pengklasifikasian menggunakan pada tahun 2011 Dengan Perencanaan biaya berdasarkan rumus break terhadap CV Adi Putra Laba Jangka Pendek perilaku biaya. event point dan Palembang. Pada CV Adi Putra Analisis ini margin of Sedangkan dalam Palembang mengupas tentang safety sebagai penelitian ini analisis keterkaitan antara alat break even point biaya, volume perencanaan dilakukan pada tahun penjualan, dan laba 2013 dan 2015 pengaruhnya terhadap Aluminium terhadap Musi II Palembang laba perusahaan. 2. Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada Industri Kecil Tegel Di Kecamatan Pedurungan Periode (Studi Kasus Usaha Manufaktur) Untuk mencapai tujuan dengan waktu yang direncanakan untuk menetapkan produk mana yang dapat menjadi unggulan diihat dari Break Even Point, Margin Of Safety. Analisa data menggunakan rumus break event point dan margin of safety sebagai alat perencanaan laba Melakukan penelitian untuk bermacam produk yang dihasilkan Industi Tegel Di Kecamatan Pedurungan. Dalam penelitian ini penulis melakukan tiga macam produk Aluminium Musi II Palembang

17 4.6.1 Kerangka Berfikir Menurut Puspita (2012:31). Berhasil tidaknya suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dengan kesempatan dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu, manajemen bertugas dalam perencanaan perusahaan adalah pengambil keputusan dalam pemilihan berbagai macam alternatif dan perumusan kebijaksanaan. Laba yang diperoleh dalam suatu perusahaan menjadi ukuran sukses atau tidaknya manajemen dalam mengelola perusahaannya. Laba dipengaruhi tiga faktor yaitu harga jual produk, biaya dan volume penjualan. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan. Sedangkan penjualan langsung mempengaruhi volume produksi dan volume produksi mempengaruhi biaya. Dari ketiga faktor tersebut saling berkaitan sehingga didalam perencanaan hubungan antara biaya, volume, laba memegang peran sangat penting. Untuk memilih alternatif tindakan dan perumusan kebijak masa yang akan data manajemen memerlukan data untuk menilai berbagai macam kemungkinan yang berakibat pada laba. Perencanaan perusahaan dapat efektif bila manajemen dapat memperkirakan bagaimana pengaruh faktor-faktor dalam analisis hubungan biaya volume laba terhadap laba perusahaan. Dengan uraian diatas maka kerangka berfikir dari penelitian sebagai berikut:

18 Laporan Laba Rugi Laporan Harga Pokok Produksi (Per Produk) Analisis Break Event Point Target Laba Analisis Margin of Safety Gambar 4.2 Skema Kerangka Berfikir 5 Metode Penelitian 5.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Aluminium Musi II Palembang yang berlokasi di Jalan Terminal Perumnas Sako No. 12 A Kenten Sako Palembang. Pemilihan objek penelitian ini berdasarkan pada perusahaan Aluminium Musi II Palembang yang memenuhi syarat dan kriteria untuk dijadikan objek penelitian Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan selama enam bulan, mulai dari bulan Januari sampai dengan Juni Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Dalam melakukan penelitian ini diperlukan data-data yang dicari pemecahan masalahnya. Menurut Yusi dan Idris (2009:103), data menurut cara memperolehnya dibagi menjadi dua, yaitu sebagai beriku:

19 1. Data Primer. Data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya. Data ini diperoleh dari wawancara dan daftar pertanyaan yang diberikan langsung kepada pihak yang memiliki wewenang untuk memberikan informasi yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. 2. Data Sekunder Data diperoleh dalam bentuk yang sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer dalam penelitian ini data yang diamati, diperoleh, dikumpulkan, dan dicatat atau diolah secara langsung untuk pertama kalinya oleh peneliti yang didapat langsung dari sumber asli (objek penelitian). Dalam hal ini berupa data langsung dari Aluminium Musi II Palembang. Data sekunder dalam penelitian ini yang digunakan yaitu data yang sudah diperoleh dari pihak-pihak objek penelitian, dengan pencarian dan pengumpulan data dengan memperoleh data-data dari luar perusahaan. Data ini bersumber pada buku-buku serta catatan yang dianggap relevan dengan masalah-masalah yang akan mendukung penelitian Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui penyelidikan langsung terhadap obyek yang bersangkutan. Teknik yang dilakukan adalah: 1. Riset Lapangan Pengumpulan data dilakukan dengan jalan melakukan pengamatan pada Usaha Aluminium Musi II Palembang baik dengan Wawancara dan Observasi. a. Wawancara Menurut Sugiyono (2008:199) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi

20 pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil b. Pengamatan (Observasi). Menurut Sutrisno dalam buku Sugiyono (2008:203) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagi proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-data tertulis berupa catatan-catatan, laporanlaporan dan dokumen-dokumen perusahaan 2. Riset Pustaka Yaitu metode ini digunakan keseluruhan dalam proses penelitian sejak awal hingga akhir penelitian dengan cara memanfaatkan berbagai macam buku-buku yang relevan dengan fenomena social yang tengah dicermati. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik studi lapangan, yaitu teknik yang digunakan berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Penulis melakukan kunjungan, pengamatan, dan juga wawancara lisan kepada pimpinan dan karyawan. a. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi Menurut Sugiyono (2007:72) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau sumber yang mempunyai kualitas dan karakteriristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

21 2. Sampel Menurut Sugiyono (2007:73) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. 3. Sampling Sampling merupakan suatu teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti. Menurut Edizal (2008:58) teknik sampling adalah Merupakan teknik pengambilan sampel. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling (sampel bersifat disengaja), metode ini dilakukan berdasarkan tujuan tertentu dan dilakukan karena beberapa pertimbangan, dimana data yang penulis pilih sudah ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui belum adanya perhitungan perencanaan laba yang ditetapkan oleh perusahaan, sehingga perusahaan tidak mengetahui target penjualan untuk mencapai laba yang telah direncanakan sebelumnya, belum adanya perhitungan Break Event Point (BEP) yang dilakukan oleh Aluminium Musi II Palembang sehingga perusahaan tidak mengetahui target penjualan untuk mencapai balik modal, perusahaan belum melakukan pemisahan antara biaya tetap dan biaya variable, perusahaan belum melakukan perhitungan Margin of Safety (MOS), sehingga perusahaan belum mengetahui berapa besar volume penjualan dalam batas aman atau rugi. 5.3 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan metode deskriptif, suatu metode yang melukiskan sifat objektif yang diteliti dengan cara mengadakan perbandingan antara kondisi yang ada di perusahaan dengan teori yang mendukung permasalahannya.

22 5.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari objek yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapun variabel dan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.1 Table 5.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Indikator Perencanaan Laba Perencanaan kerja yang tlah diperhitungkan dengan cermat dimana implementasi keuangannya dalam bentuk proyeksi perhitungan labarugi, neraca, kas dan modal kerja untuk jangka panjang dan jangka pendek Break Event Point Teknik analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan adalah komposisi produk yang diperlukan hanya untuk menutup semua biya yang terjadi selama periode tertentu 1. Break Event Point 2. Penjualan 1. Penjualan 2. Biaya Tetap 3. Biaya Variabel 5.5 Instrumen Penelitian Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan buku-buku serta catatancatatan dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian. Serta melakukan wawancara langsung dengan pihak yang berwenang pada Aluminium Musi II Palembang.

23 5.6 Teknik Analisis Teknik analisis adalah perangkat statistik baik deskriptif maupun inferensial yang digunakan sebagai alat bantu bagi peneliti untuk mengambil kesimpulan atas sejumlah data penelitian yang telah terkumpul. 1. Teknik Analisis Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur dalam suatu skala numerik (Yusi et al., 2009:102). Penulis menggunakan analisa data dengan menggunakan metode penelitian secara kuantitatif karena datadata yang didapat penulis selama melakukan wawancara berupa angka, seperti data jumlah produksi, jumlah penjualan, harga bahan baku, dan harga peralatan yang dipakai selama produksi. Berdasarkan data-data diatas yang didapat oleh penulis, maka penulis dapat memasukan datadata tersebut kedalam rumus untuk menjawab masalah perhitungan break event point, perencanaan laba, serta margin of safety Aluminium Musi II Palembang 2. Teknik Analisis Kualitatif Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam suatu skala numerik (Yusi et al., 2009:102). Karena data tidak dapat disajikan dalam bentuk angka maka untuk menganalisanya penulis melakukan wawancara dengan pemilik sehingga data yang diperoleh dapat dikaitkan dengan sumber-sumber lain yang sesuai dengan pokok pembahasan. Dalam hal ini penulis menguraikannya dengan menggunakan data-data referensi baik literatur maupun buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang dapat dijadikan bahan penyelesaian masalah yang ada yaitu mengenai pengklasifikasian biaya-biaya dalam melakukan kegiatan produksi, perhitungan break event point (BEP), perencanaan laba yang diharapkan, serta margin of safety yang harus dicapai oleh Aluminium Musi II Palembang.

24 Teknik analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif dan teknik analisis kualitatif. Teknik analisis kuantitatif dalam penelitian ini yaitu melakukan analisis dengan menggunakan metode matematika untuk menghitung harga pokok produksi. Sedangkan teknik analisis kualitatif dalam penelitian ini dengan menggunakan teori-teori yang berkaitan dengan harga pokok produksi Menurut Munawir (2004: ) perhitungan break event point atas dasar unit dan atas dasar rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: BEP (unit) BEP (rupiah) Selain untuk menentukan besarnya tingkat penjualan dalam keadaan Break Event Point, namun yang lebih penting rumus Break Event Point juga dapat digunakan untuk melakukan perencanaan laba yaitu menentukan tingkat penjualan pada laba yang dikehendaki atau yang direncanakan pada saat perencanaan. Seperti rumus perencanaan laba atas dasar rupiah atau unit. BEP (rupiah) BEP (unit) 5.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini secara garis besar pembahasan yang dilakukan dibagi atas lima bab yang terdiri dari :

25 BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan secara singkat latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian serta manfaat penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang kajian teoritis yang terkait dengan objek penelitian yang meliputi antara lain tentang pengertian sistem, pengertian informasi, pengertian akuntansi, pengertian sistem informasi akuntansi, fungsi sistem informasi akuntansi, pengertian pengadaan, metode-metode pengadaan, efektivitas pengendalian internal pengadaan barang/ jasa. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini penulis menjelaskan tentang metode penelitian yang berisi tempat dan waktu penelitian, sumber dan teknik pengumpulan data, populasi, sampel dan sampling, rancangan penelitian, variabel dan definisi operasional, instrumen penelitian, teknik analisis, sistematika penulisan serta langkah dan jadwal kerja. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan menyajikan hasil dari penelitian dan mengadakan analisis tentang pengaruh tingkat kesehatan Bank terhadap nilai perusahaan Bank yang terdaftar pada BEI.

26 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembatasan pada bab sebelumnya serta mengenai saransaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian ini. 5.8 Langkah dan Jadwal Kerja Langkah Kerja Langkah kerja yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Tahap Persiapan a. Studi kepustakaan b. Pembuatan desain c. Penyusunan instrumen penelitian d. Menghubungi pembimbing untuk perbaikan desain 2. Tahap Pengumpulan Data a. Mencatat data yang diperoleh b. Memeriksa kembali kebenaran data c. Mengklasifikasikan data yang terkumpul 3. Tahap Pengolahan Data a. Pemeriksaan kembali data yang telah diklasifikasikan b. Melaksanakan revisi dan analisis 4. Tahap Penyusunan dan Penelitian a. Menyusun naskah skripsi b. Konsultasi dengan pembimbing

27 c. Mengadakan revisi 5. Tahap Penggandaan a. Pengetikan dan pemeriksaan skripsi b. Penggandaan skripsi Jadwal Kerja Tabel 5.2 Jadwal Kerja Skripsi Tahun 2015 No Kegiatan Bulan Jan Feb Mar April Mei Juni 1 Tahap persiapan 2 Tahap pengumpulan data 3 Tahap pengolahan data 4 Tahap penyusunan dan penulisan 5 Tahap penggandaan 5.9 ESTIMASI BIAYA Untuk menyelesaikan laporan akhir ini, peneliti telah menyusun estimasi biaya yang diperlukan dengan rincian sebagai berikut: 1. Kertas A4 80 gram 2 Rp35.000,00 Rp ,00 2. Flashdisk 2 GB Rp ,00 3. CD-RW 2 Rp7.500 Rp ,00 4. Tinta Printer 3 Rp40.000,00 Rp ,00 5. Map Tulang 2 Rp8.000,00 Rp ,00 6. Jilid dan Penggandaan Proposal: a. Biaya Fotocopy 3 Rp15.000,00 Rp ,00

28 b. Biaya Jilid 3 Rp7.000,00 Rp ,00 7. Jilid dan Penggandaan Laporan Akhir: a. Biaya Fotocopy 6 Rp25.000,00 Rp ,00 b. Biaya Jilid 6 Rp7.000,00 Rp ,00 8. Biaya Transportasi Rp ,00 9. Biaya tak terduga Rp ,00 Total Biaya Rp ,00

29 DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan Manajemen Produksi dan Operasi (Edisi Revisi 2008) Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kasmir Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Kusuma, Hendra Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Cetakan Kedua). Yogyakarta: Andi Offset. Haming Murdifin dan Mahfud Nurnajamuddin Manajemen Produksi Modern Operasi Manufaktur dan Jasa (Edisi Kedua). Jakarta: PT Bumi Aksara. Handoko T.Hani Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi (Edisi I). Yogyakarta: BPFE. Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Dasar, Pengertian. dan Masalah (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Hasan, iqbal Pokok-Pokok Materi Statistik 1. Jakarta: Bumi Aksara. Herjanto, Eddy Manajemen Operasi, Edisi Ketiga. Jakarta: Grasindo Munawir, S Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Prawirosentono, Suyadi Manajemen Operasi (Edisi Keempat). Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta Swastha, Basu Azas-Azas Marketing, Edisi Ketiga. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta Yamit, Zulian Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Pertama. Yogyakarta: EKONISIA. Yusi, Syahirman dan Umiyati Idris Metodologi Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kuantitatif. Palembang: Citra Books Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Break Even Point (BEP) 2.1.1 Pengertian Analisis Break Even Point (BEP) Menurut Herjanto (2007: 151) analisis Break Even Point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Kewirausahaan menurut Ropke (Suryana et al., 2011:25) adalah proses penciptaan kreasi baru dan membuat sesuatu inovasi, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum membahas lebih dalam mengenai manajemen produksi dan operasi, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeritan Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini telah mulai banyak masyarakat yang menciptakan usaha terlebih dalam tingkat usaha kecil dan menengah. Hal itu diharapkan agar dapat mempercepat pemulihan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan suber lainnya secara efektif

Lebih terperinci

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan operasi sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Menurut Assauri (2008:18), istilah manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan Operasi sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen pada umumnya, yaitu mengandung unsur adanya kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya para pelaku usaha mendirikan usaha tidak lain adalah untuk memperoleh keuntungan yang dapat dipergunakan untuk kelangsungan hidup, serta perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Penjualan Pabrik Kemplang Matahari 222 Palembang Tahun Jenis Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Penjualan Pabrik Kemplang Matahari 222 Palembang Tahun Jenis Produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pendirian suatu usaha baik usaha besar, menengah, kecil serta mikro bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang dapat digunakan dalam menjaga kontinuitas

Lebih terperinci

JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN:

JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT (BEP) PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA CINCAU BUKIT ERNANI DI BUKIT BESAR PALEMBANG Reni Agustina 1, A. Jalaluddin Sayuti 2, Dibyantoro 3 Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan yaitu berusaha untuk mencapai pendapatan yang sebesar-besarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi dan Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum menjelaskan mengenai pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki keanekaragaman sumber kekayaan alam yang sangat melimpah mulai dari hasil laut, hasil perkebunan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal ini terlihat dari bermunculannya perusahaan-perusahaan baru, baik perusahaan besar maupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Di Indonesia, pada saat ini kewirausahaan merupakan energi yang sangat penting untuk meningkatkan perekonomian. Akan tetapi jumlah wirausaha di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan besar ataupun kecil mempunyai tujuan dalam pembuatan atau pendiriannya, oleh karena itu untuk dapat mencapai tujuan tersebut perusahaan harus bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya usaha kecil dan menengah (UKM) yang turut meramaikan dunia bisnis Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI

PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI Oleh : Sopian Dr. Drs. Suyadi Prawirosentono, M.B.A M.Azis Firdaus.SE.,MM ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan Kewirausahaan menurut Ropke (Suryana & Bayu, 2011: 25) adalah proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kewirausahaan Seiring dengan perkembangan zaman dan kualitas hidup masyarakat, banyak masyarakat yang ingin meningkatkan pendapatannya dengan berwirausaha. Menurut

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVENT POINT

ANALISA BREAK EVENT POINT MANAJEMEN KEUANGAN II ANALISA BREAK EVENT POINT Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISA BREAK EVENT POINT Pengertian Analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam pemenuhan keinginan, manusia selalu disertai oleh pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen, antara lain sebagai berikut: Menurut Hasibuan (2007), definisi manajemen, yaitu:

Lebih terperinci

Department of Business Adminstration Brawijaya University

Department of Business Adminstration Brawijaya University Department of Business Adminstration Brawijaya University Analisis break even point yang sering kali juga disebut sebagai cost-volume-profit analysis Tujuan Mencari Titik Impas : Mencari tingkat aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Dewanti (2008:230), manajemen yakni proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Wirausaha Menurut Garjito (2014:13) wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seorang pemilik usaha didalam merintis usahanya supaya mencapai keberhasilan harus mempunyai keinginan yang kuat untuk diri sendiri, kemauan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Semakin berjalannya waktu dan semakin tingginya jumlah penduduk di Indonesia maka akan mendorong peningkatan kegiatan pembangunan yang ada di Indonesia.

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar Oleh: Agus Purnomo Dosen Universitas 45 Makassar Abstrak Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untukk mengetahui volumen produksi dan penjualan minuman pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan serta keadaan perekonomian di Indonesia saat ini, banyak masyarakat yang ingin meningkatkan pendapatan salah satunya dengan menciptakan peluang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Produksi sering digunakan pada suatu perusahaan yang memproduksi barang atau jasa. Ilmu Manajemen Produksi sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia kini melaju semakin cepat. Hal ini tentunya didasari oleh keinginan yang kuat dari masyarakat Indonesia untuk menjadi lebih baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada zaman sekarang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat. Minimnya lapangan pekerjaan menimbulkan pemikiran-pemikiran seorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Terry (dalam Manullang, 2002), Manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si Bahan Kuliah Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII Analisis Break Even Dosen : Suryanto, SE., M.Si Analisis Break Even Adalah suatu keadaan dimana seluruh penerimaan (total revenues) secara persis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Menurut Zimmerer dalam Dewanti (2008:3) menjelaskan bahwa kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks pula masalah yang akan dihadapi. Untuk dapat menghadapi masalah tersebut diperlukan perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis semakin hari selalu mengalami perkembangan yang sangat signifikan, perkembangan dunia bisnis tidak terlepas dari ide-ide para wirausaha untuk ikut terlibat

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Break Even Point (Studi Kasus pada Usaha Kerajinan Tangan Ardy Craft) JURNAL

Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Break Even Point (Studi Kasus pada Usaha Kerajinan Tangan Ardy Craft) JURNAL Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Break Even Point (Studi Kasus pada Usaha Kerajinan Tangan Ardy Craft) JURNAL Ditulis oleh : Nama : Heri Mardani Nomor Mahasiswa : 11311573 Jurusan

Lebih terperinci

Kata kunci : BEP, Biaya Tetap, Biaya Variabel, Total Pendapatan. Pendahuluan

Kata kunci : BEP, Biaya Tetap, Biaya Variabel, Total Pendapatan. Pendahuluan Metode Break Even Point (BEP) Untuk Menentukan Besarnya SPP Mahasiswa pada Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda. Suyanto Erni Setyawati Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda erniez_mubarak@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cincau hitam adalah gel serupa agar-agar yang diperoleh dari perendaman daun cincau (janggelan). Cincau hitam merupakan salah satu produk makanan tradisional yang telah

Lebih terperinci

KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG DAPAT DIPRODUKSI DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU. KAPASITAS PRODUKSI DITENTUKAN OLEH KAPASITAS

KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG DAPAT DIPRODUKSI DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU. KAPASITAS PRODUKSI DITENTUKAN OLEH KAPASITAS KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG DAPAT DIPRODUKSI DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU. KAPASITAS PRODUKSI DITENTUKAN OLEH KAPASITAS KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka persaingan antar perusahaan khususnya yang sejenis semakin meningkat, untuk menjaga kesinambungan

Lebih terperinci

KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG DAPAT DIPRODUKSI DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU. KAPASITAS PRODUKSI DITENTUKAN OLEH KAPASITAS

KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG DAPAT DIPRODUKSI DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU. KAPASITAS PRODUKSI DITENTUKAN OLEH KAPASITAS KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG DAPAT DIPRODUKSI DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU. KAPASITAS PRODUKSI DITENTUKAN OLEH KAPASITAS SUMBERDAYA YANG DIMILIKI SEPERTI: KAPASITAS MESIN, KAPASITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis kuliner sangat digemari oleh masyarakat Indonesia salah satunya bagi penduduk daerah Pakjo kota Palembang karena selain memiliki banyak peluang, berbisnis juga

Lebih terperinci

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10 Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari Ryzmelinda 26211531 3EB10 BAB I LATAR BELAKANG Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Kemampuan Manajemen

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat Break

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan pada umumnya didirikan bertujuan untuk mengembangkan dan mempertahankan usahanya, serta berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 yang menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 yang menyebabkan harga-harga naik karena mengikuti kurs (U$ dollar). Tahun ini (2005) pemerintah menetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Primaco Panca Indonesia yang bergerak dalam bidang industry dan sebagai penyuplai bagi

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG

ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG Rinda Christina (Rindamdp@yahoo.co.id) Rini Aprilia (rinie_aprilia@yahoo.co.id) Akuntansi S-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan atau laba yang dapat dipergunakan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kemampuan perusahaan mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011.

ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011. http://karyailmiah.polnes.ac.id ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011. Nor Fahman Tjetje (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT

ANALISIS BREAK EVEN POINT ANALISIS BREAK EVEN POINT 1. Pengertian Analisis Break Even Point (BEP) Analisis BEP adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya ( Biaya Variable dan Biaya Tetap), Profit dan Volume

Lebih terperinci

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN Periansya Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang-30139 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini di lakukan secara purposive (sengaja) yaitu pada perusahaan yang menyediakan makanan khusus memproduksi dan menjual mie ayam baso yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Indonesia merupakan negara berkembang. Kewirausahaan berperan penting bagi negara berkembang seperti Indonesia, hal ini disebabkan dapat menjadi pendorong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kewirausahaan Menurut Kasmir (2006:16) kewirausahaan adalah berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha tanpa diliputi rasa

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA Pongtuluran, Analisis Break Even Point 398 ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA Althon K. Pongtuluran Program Studi Manajemen UKI

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN Mohamad Rizal Nur Irawan Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat menggunakan pendekatan titik impas secaraa grafis untuk membandingkan sumber pembiayaan alternatif 2. Khusus

Lebih terperinci

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat ABSTRAK Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, harga jual serta volume penjualan. Analisis Cost-Volume-Profit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan

Lebih terperinci

Mohamat Nafiudin, Robin Jonathan, Adi Suroso. Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia ABSTRAKSI

Mohamat Nafiudin, Robin Jonathan, Adi Suroso. Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia ABSTRAKSI Analisis Produksi Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Samarinda Seberang (STUDI KASUS : PENGUSAHA DEPO AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG) Mohamat Nafiudin, Robin Jonathan, Adi Suroso mohamatnafiudin@gmail.com

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT Manajemen Keuangan Agroindustri Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : riyanti.fp@ub.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 engertian Break-Even oint (BE) Menurut rasetya dan Lukiastuti (2009:119) analisis Break Even oint adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik, dalam unit

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT

ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT Nama : Hendra NPM : 23210204 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam era globalisasi

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PERENCANAAN LABA PADA UD. RASI BINTANG COKLAT KEDIRI JURNAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya, hal ini terlihat dari lahirnya lembaga-lembaga pendidikan baru dan. kegiatannya dan berkembang semakin besar.

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya, hal ini terlihat dari lahirnya lembaga-lembaga pendidikan baru dan. kegiatannya dan berkembang semakin besar. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini sudah sedemikian pesatnya, hal ini terlihat dari lahirnya lembaga-lembaga pendidikan baru dan semakin berkembangnya lembaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Didalam melakukan proses produksi diperlukan sekali manajemen yang baik, hal ini bertujuan untuk melakukan ataupun pengawasan proses produksi

Lebih terperinci

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract Vol. 4, No. 1, April 2014 E S E N S I Jurnal Bisnis dan Manajemen ANALISA BREAK EVENT POINT (BEP) TERHADAP LABA PERUSAHAAN M. Yusuf Universitas Pamulang yusuf_zidan96@yahoo.com Abstract Break event point

Lebih terperinci

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK ABSTRAKSI Rossy Marvita Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak PT Indo Tambangraya

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] MATERI 5 ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Cost-Volume Profit Analysis) Analisis biaya-volume-laba (CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua perusahaan, baik perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur pasti bertujuan untuk mendapatkan laba yang optimal, dan berusaha mempertahankan

Lebih terperinci

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016 ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT (BEP) UNTUK PERUMAHAN GRAHA BUMI ENIM DI KOTA MUARA ENIM SUMATERA SELATAN Delli Noviarti Rachman Dosen Program Studi Teknik Sipil,Fakultas Teknik, Universitas Tamansiswa

Lebih terperinci

Analisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh:

Analisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh: Analisis Biaya TPPHP BIAYA Uang yang dikeluarkan untuk melakukan proses produksi-distribusi distribusi dan merupakan pengorbanan serta mengurangi profit perusahaan. COST a resource sacrificed or foregone

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Perencanaan Laba 2.1.1 Pengertian Perencanaan Laba Perencanaan laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha pada saat ini membuat pengusaha harus semakin pandai dalam menerapkan strategi yang tepat untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Point telah banyak dilakukan sebelumnya. Berdasarkan penelitian terdahulu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Point telah banyak dilakukan sebelumnya. Berdasarkan penelitian terdahulu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian mengenai perencanaan kapasitas produksi atau Break Even Point telah banyak dilakukan sebelumnya. Berdasarkan penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan baik yang bergerak dalam bidang industri, perdagangan maupun jasa bertujuan untuk mendapatkan laba yang optimal. Pihak manajemen harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Saat ini, telah banyak usaha kecil maupun menengah yang bergerak di bidang produksi kebutuhan pokok, seperti produksi di bidang pangan. Karena produksi

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT

ANALISIS BREAK EVEN POINT ANALISIS BREAK EVEN POINT A. Pengertian Break Even Point (Analisis Pulang Pokok) Break Even Point adalah Teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara Biaya Tetap, Biaya Variabel, Laba dan Volume Penjualan

Lebih terperinci