Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Perusaan yang telah beroperasi sekitar 7 Tahun sejak tanggal 15 Januari 2004

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Perusaan yang telah beroperasi sekitar 7 Tahun sejak tanggal 15 Januari 2004"

Transkripsi

1 Bab III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Permasalahan Perusaan yang telah beroperasi sekitar 7 Tahun sejak tanggal 15 Januari 2004 yang diresmikan secarang langsung oleh Gubernur DKI Jakarta (dokumentasi terdapat pada sekarang Transjakarta memiliki 10 koridor.awalnya, koridor yang beroperasi adalah koridor 1 (Blok M - Kota) dengan jumlah penumpang sekitar orang per harinya dan tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi rata rata orang per hari. Pada 15 Januari 2006, koridor 2 (Pulo Gadung Harmoni) dan koridor 3 Gambar 3.1 Pertumbuhan jumlah penumpang Transjakarta

2 33 (Kalideres Harmoni) diresmikan dengan jumlah penumpang mencapai orang per harinya. Lalu tanggal 27 Januari 2007 koridor 4 (Pulo Gadung Dukuh Atas), koridor 5 (Ancol Kampung Melayu), koridor 6 (Ragunan Dukuh Atas) dan koridor 7 (Kampung Rambutan Kampung Melayu) dengan rata rata mencapai penumpang dioperasikan. Pada 21 Februari 2009, koridor 8 (Lebak Bulus Harmoni) diresmikan dengan rata rata mencapai orang penumpang setiap harinya. Dan pada bulan Desember 2010 lalu, koridor 9 (Pinang Ranti Pluit) dan koridor 10 (Cililitan Tanjung Priok) resmi beroperasi. Gambar 3.2 Pertumbuhan jumlah pendapatantransjakarta Dari data yang diperoleh manajemen, busway untuk seluruh koridor melayani rata rata 7,5 juta penumpang setiap bulannya. Yang berarti setiap harinya transjakarta harus melayani lebih dari 250 ribu orang penumpang. Dengan besarnya angka

3 34 penumpang tersebut, berarti manajemen harus mempunyai suatu bentuk perencanaan penjadwalan yang baik agar dapat mengakomondir seluruh penumpang. Gambar 3.3 Antrian yang mengekor pada halte Transjakarta Dalam praktiknya, untuk menjadikan Transjakarta menjadi suatu sarana transportasi yang aman, nyaman, cepat, dan manusiawi tampaknya masih jauh dari kenyataan. Karena banyak sekali terjadi penumpukan yang disebabkan lamanya waktu kedatangan bus, antrian di halte yang seringkali panjang dan lama terselesaikan, jumlah penumpang yang masuk ke dalam bus serungkali melebihi kapasitas sehingga berdesakan di dalam bus, hingga banyak yang mengeluhkan telatnya mereka hingga tempat tujuan akibat jarak kedatangan bus yang seringkali terlalu lama ( Hal itu didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh YLKI (

4 35 kasus-pelecehan-seks-sejak-bulan-juli-2010 dan way) mengenai pelayanan Transjakarta bulan April lalu dengan 3000 responden mengatakan sebanyak 41,5 persen mengeluhkan lamanya waktu kedatangan bus, sebanyak 26 persen mengeluhkan bus dan halte yang over-kapasitas, sebanyak 12,6 persen mengeluhkan terlambat sampai tujuan, 41,5 persen mengeluhkan waktu tunggu di halte, dan mengalami pelecehan seksual sebanyak 1,2 persen.( Berbagai hal telah dilakukan Manajemen Transjakarta Busway untuk mengurangi penumpukan yang terjadi dengan menambah luas lahan Halte Harmoni Central Busway, memberlakukan rute khusus Pulogadung Kalideres, Pulogadung Bundaran senayan, serta Kalideres Bundaran senayan pada jam tertentu untuk mengurangi jumlah penumpang yang melakukan transit pada puncak laju penumpang. Gambar 3.4Antrian pada halte Harmoni

5 36 Tabel 3.1 Rute langsung Busway Transjakarta Selain itu, telah dilakukan sterilisasi jalur busway sehingga mampu menpersingkat waktu tempuh bus yang di-claim mampu menghemat waktu tempuh antar halte dari semula 7 menit menjadi 2 hingga 4 menit. Namun, hal itu bukanlah solusi yang tepat, dilihat dari masih sering terjadinya antrian yang cukup panjang di Harmoni dan bus yang seringkali melebihi kapasitas (kapasitas maksimal penumpang dalam bus adalah 85 orang). Selain itu, sterilisasi jalur busway memicu kemacetan di Jakarta karena badan jalan yang dikonversi menjadi jalur busway sudah mencapai 25 persen dan intensitas bus transjakarta masih sangat sedikit melintasi jalan tersebut.bahkan, sekarang pengoperasian koridor baru Transjakarta dan pensterilisasian jalur Transjakarta dituding telah memperparah kemacetan di Jakarta.( dan

6 37 iang.macet) tidak hanya itu saja, keberadaan trayek Transjakarta yang baru (Koridor 9 dan 10) dianggap mematikan angkutan umum yang sejalan dengan Transjakarta( dan penyebab kecelakaan ( kali-kecelakaan-selama orang-tewas? ) Gambar 3.5 Kotak suara online Transjakarta

7 38 Dari kotak suara online Transjakarta ( berisi keluhan penumpang akibat lamanya mereka menunggu, bus yang sering kali kelebihan muatan, serta meminta ketersediaan busway diperbanyak. Penulis mencatat pesan berisi keluhan dan kekecewaan penumpang dari Januari 2010 hingga akhirdesember 2010 sebanyak 1749 pesan dari total 1860 pesan (94,032%). Survei dari suatu media juga menyatakan bahwa Transjakarta tidak terlalu diminati sehingga masyarakat tetap memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan harus berdesakkan di dalam halte maupun dalam bus dan berdiri terlalu lama ( rta.diminati.-14). Jika hal ini dibiarkan, maka mencapai visi Transjakarta tidak akan pernah tercapai karena kinerja pelayanan menggunakan Busway dinilai kurang maksimal. Dan dari permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan Transjakarta dapat dilihat dari lamanya waktu menunggu dan panjangnya antrian di halte ( Dan terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan permasalahan tersebut seperti kendaraan yang menyerobot jalur busway, kurangnya tersedianya stasiun bahan bakar gas dalam menangani banyaknya bus yang melakukan pengisian ulang ( rap_tersendat/ dan armada bus yang kurang, maupun penjadwalan yang kurang terencana. Peneliti akan melihat penjadwalan

8 39 tersebut sebagai pokok untuk dioptimalisasi karena berhubungan dengan semua faktor penyebab masalah yang ada. 3.2 Perancangan Aplikasi Untuk mempercepat proses perhitungan pola kedatangan bus yang optimal dan menghasilkan penjadwalan, maka penulis merancang program aplikasi untuk menghitung pola kedatangan yang dapat meng-generate penjadwalan bus. Adapun detail dari aplikasi tersebut adalah: 1. Tampilan yang digunakan: HTML5 dan CSS3 2. Programming yang digunakan: PHP5.53 dengan templating dari SMARTY 3.07 ( 3. Database menggunakan MySql Alasan penulis menggunakan aplikasi berbasiskan web agar agar pengembangan ke depannya data yang dimasukan untuk perhitungan dapat secara langsung melalui pekerja lapangan sehingga dampak optimalisasi langsung dapat diaplikasikan ke dalam lapangan. Adapun spesifikasi komputer yang digunakan penulis adalah: 1. Processor Intel Core i5 Mobile 430M 2,4 Ghz 2. Ram DDR3 2GB PC Harddisk 250GB 4. Program untuk perancangan: Dreamweaver CS5, XAMPP Program untuk menampilkan hasil: Mozzila Firefox , IE 8. Dan spesifikasi server yang digunakan penulis untuk menghosting program dan presentasi ( adalah: 1. Hosting: Dracoola (99,7% uptime) - IIX

9 40 2. Processor Dual Intel Xeon 3220 Quad Core 2,4Ghz 3. Ram DDR2 8GB PC HDD 250GB 5. Lokasi Gedung Cyber Jakarta 3.3 Metodologi Untuk melakukan penelitian tentang Transjakarta, penulis menggunakan metodologi sebagai berikut: Masalah yang terjadi Analisis (Teori Antrian) Optimasi (Algoritm a genetik) Evaluasi Solusi antrian dan penjadwal Gambar 3.6Metodologi dan prosedur penelitian Transjakarta 1. Masalah yang telah di jabarkan pada sub bab sebelumnya akan menjadi masukan untuk pengambilan data pada manajemen Transjakarta, dimana penulis akan mengambil informasi sistem yang sedang berjalan, data penumpang, jumlah bus, koridor dan berbagai hal yang relevan. 2. Setelah data didapatkan, maka akan dilakukan analisis apakah system berjalan tersebut memang mempunyai masalah (pola kedatangan) sesuai dengan Teori Antrian dengan pendekatan Single Channel Single layer karena

10 41 sesuai dengan sistim berjalan pada halte. Jika memang ternyata tidak sesuai dengan teori tersebut, maka Teori Antrian akan memberikan masukan solusi yang kemudian akan dioptimalisasi melalui metode Genetik Algorithm. Proses optimasi ini akan disajikan dalam 2 cara, yaitu manual dan program. 3. Pada proses optimasi, inputan Teori Antrian yang berupa waktu kedatangan akan diolah menjadi penjadwalan bus dengan rentang waktu kedatangan dari hasil pada metode Teori Antrian. Proses optimasi ini akan memakan banyak waktu, sehingga akan dilakukan oleh program yang telah dirancang oleh penulis. 4. Setelah itu output berupa penjadwalan yang optimum akan dievaluasi melalui suatu simulasi perhitungan agar diketahui apakah hasil tersebut valid dan dapat direalisasikan. Dan akhirnya akan ditarik suatu kesimpulan terhadap masalah yang dibahas dan akan ditentukan seberapa besar pengaruhnya terhadap kinerja pelayanan Transjakarta. 3.4 Proses Penelitian Analisis Data Menggunakan Teori Antrian Sebelum melakukan analisis data, maka data yang diperoleh akan diuji dahulu apakah mengikuti sebaran poisson karena Teori Antrian mengikuti sebaran poisson. Pengujian tersebut menggunakan program SPSS untuk membantu menganalisis data. Analisis data dari sistem yang sedang berjalan menggunakan metode Teori Antrian. Data yang telah didapat, antara lain jumlah pengguna per hari, kapasitas dari bus akan menjadi inputan teori antrian dengan pengkonversian sebagai berikut:

11 42 1. Jumlah pengguna per hari akan diubah menjadi rata rata kedatangan setiap jam. Apabila nilai tidak bulat, maka akan dibulatkan ke atas. 2. Kapasitas bus akan diubah menjadi rata rata kapasitas pelayanan dalam setiap jam, dengan asumsi kedatangan yang telah diberikan. 3. Asumsi kedatangan adalah asumsi kedatangan bus secara berkala dimana untuk perhitungan manual dipilih 3 asumsi berdasarkan default dari manajemen, asumsi kedatangan yang lebih tinggi nilainya dari default dan asumsi kedatangan dengan nilai yang lebih rendah dari default. Sedangkan untuk yang dijalankan dalam program, maka akan asumsi akan diambil dari bilangan antara 1,5 sampai 5,5 menit dengan kelipatan 0,5 menit. Setelah dikonversi, maka data akan dimasukan dalam pemodelan Teori Antrian dan dihitung nilai P0 (probabilitas sistem kosong), LQ (rata rata jumlah populasi dalam antrian nilai dibulatkan ke atas), dan WQ (rata rata waktu tunggu dalam antrian) dimana nilai tersebut menggambarkan bagaimana antrian yang ada di dalam halte. Apabila nilai P0 bernilai negatif, maka akan terjadi bulking atau tidak memiliki probabilitas sistem akan kosong. Maka asumsi waktu yang diambil bukan merupakan pola kedatangan terbaik. Apabila terdapat dua atau lebih asumsi yang dinyatakan layak, maka asumsi yang memiliki kriteria batas bawah di atas 0 dan batas atas di bawah 0,3 tertinggi yang dipilih dan nilai tersebut tidak boleh berbeda terlalu jauh.nilai itentukan demikianagar pola kedatangan masih mempunyai kemungkinan sistem antrian kosong dan tidak berlebihan dalam menggunakan resource.

12 43 Setelah mendapatkan asumsi waktu yang dipilih, maka asumsi waktu tersebut akan menjadi inputan bagi metode Genetik Algorithm membuat penjadwalan berdasarkan asumsi waktu tersebut Prosedur Optimalisasi Penjadwalan Menggunakan Genetic Algorithm Setelah melalui proses analisis, hasil output dari Teori Antrian akan masuk ke dalam proses menggenerate penjadwalan yang menggunakan metode Genetic Algorithm. Metode ini dipilih karena kemampuannya dalam mengolah permasalahan matematika yang sangat tinggi kompleksitasnya dan tidak membutuhkan kebutuhan matematis yang tinggi untuk optimalisasi. Menggunakan metode Genetik Algorithm untuk prosedur optimalisasi penjadwalan memerlukan beberapa settingan prosedur sebagai berikut: 1. Inisialisasi Inisialisasi menggunakan value encoding. Disini dilakukan pembentukan 4 buah kromosom dengan menggunakan id bus dan initial value dari tiap bus masing masing dua buat parent cromosom untuk setiap posisi start. initial value mempunyai kriteria sebagai berikut: a. Bus dalam kondisi siap jalan bernilai 5 point b. Bus dalam kondisi mengalami kerusakan minor bernilai 4 point c. Bus dalam kondisi istirahat bernilai 3 point d. Bus dalam perbaikan bernilai 1 point e. Bus dalam kondisi mengalami kerusakan parah bernilai 0 point bus yang memiliki initial value yang lebih tinggi akan mendapatkan kesempatan lebih banyak dipanggil ke dalam kromoson. Panjang kromosomnya adalah berapa banyak penjadwalan yang diperlukan.

13 44 Misalkan apabila kita ingin membuat penjadwalan selama 1 hari penuh untuk koridor 1, maka diperlukan kromoson sepanjang lamanya waktu operasional.gen tersebut akan dipecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan posisi start dan shift kerja (shift 1 jam dan shift 2 jam ) yang nantinya akan digabungkan. Proses pembentukan kromosom tersebut akan seperti ini: Pembentukan kromosom A02 A52 A54 A91 A16 A85 2. Evaluasi Proses evaluasi nantinya akan memperhitungkan fitness value yang ada untuk diprioritaskan mengikuti constraint constraint yang ada. Constraint tersebut adalah: a. Hard constrain Tidak ada bus dalam dua jalur dengan arah yang berbeda, bus pada start 1 dan start 2 minimal berjarak selama waktu tempuh. Bernilai 8 Bus dalam perjalanan tidak dapat digunakan, bernilai 10 Bus yang berada dalam kondisi rusak berat, karena bus yang rusak tidak dapat digunakan,bernilai 10

14 45 Bus yang sedang dalam perbaikan / maintenance, karena memiliki prioritas penggunaan yang lebih rendah dibanding yang siap.bernilai 5 Bus yang sedang melakukan pengisian bahan bakar, memiliki prioritas penggunaan yang lebih rendah dibanding yang memiliki bahan bakar. Bernilai 3 b. Soft constraint Bus berada dalam kondisi rusak ringan, karena masih dapat digunakan dan berprioritas lebih tinggi dibandingkan yang rusak berat.bernilai 3 Bus telah melakukan operasi berturutan(pergi - pulang) hingga 4 kali, karena harus melakukan pengisian bahan bakar.bernilai 5 Bus melakukan pengisian bahan bakar melebihi 2 kali, karena melebihi jatah bus per harinya dalam pengisian ulang. Apabila bus melebihi batas pengisian, bus tersebut bermasalah. Bernilai 5 Proses perhitungan constraint tersebut akan mengikuti perhitungan fitness functionuntuk minimasipada bab 2: 1..,, Menjadi,, Nilai 0,35 dan 0,65 adalah koefisien masing masing yang ditentukan penulis berdasarkan bobot kedua jenis constraint agar seimbang.

15 46 3. Seleksi Dalam proses selaksi, nantinya ditentukan dengan teknik tournamentselection. Dimana setelah 4 buat kromosom yang terbentuk melalui parent dan child akan menjadi candidate untuk diseleksi. Nantinya masing masing akan terpilih 2 buah kromosom untuk masing masing posisi start untuk menjadi parent pada generasi berikutnya. 4. Crossover Teknik crossover yang digunakan adalah dengan memilih 2 buah kromosom, kedua kromosom tersebut tidak boleh sama dan proses ini menukar sebagian gen dari kedua kromosom tersebut. Metode yang digunakan adalah metode two point crossover yang dipilih agar proses tidak selesaiprematur dan mengurangi kecenderungan hasil optimalisasi menjadi tidak optimal. Contohnya: Kromosom 1 0,76 0,58 0,47 0,45 0,35 0,48 A76 A43 A11 A83 A02 A34 Kromosom 2 0,58 0,76 0,48 0,47 0,45 0,35 A43 A76 A34 A11 A83 A02

16 47 Misalnya crossover terjadi pada index gen ke 3 dan 5. Maka akan menjadi: Kromosom 1 0,76 0,58 0,48 0,47 0,45 0,48 A76 A43 A34 A11 A83 A34 Kromosom 2 0,58 0,76 0,47 0,45 0,35 0,35 A43 A76 A11 A83 A02 A02 Karena kedua kromosom tersebut telah dicrossover dan mempunyai dua buah gen yang sama, maka kromosom tersebut akan mengalami penyesuaian berupa: Karena kromosom 1 mempunyai gen yang sama pada A34 indeks ke 3 dan ke 6, maka gen A34 pada indeks yang baru akan digantikan oleh gen yang hilang tadi. Perubahan Kromosom 1 0,76 0,58 0,48 0,47 0,45 0,35 A76 A43 A02 A11 A83 A34 Perubahan Kromosom A43 A76 A11 A83 A34 A02 5. Mutasi

17 48 Teknik mutasi yang digunakan adalah dengan cara memilih dua buah gen untuk ditukar secara random dari sebuah kromosom dan kemudian ditukar nilainya (raciporal exchange mutation). Untuk memastikan bahwa nilai terbaik tidak akan mengalami perubahan yang signifikan. Contohnya: Kromosom 1 0,76 0,58 0,35 0,47 0,45 0,48 A76 A43 A02 A11 A83 A34 Terjadi mutasi antara gen indeks ke 3 dan ke 6 secara random, maka hasil setelah termutasi adalah: Kromosom 1 0,76 0,58 0,48 0,47 0,45 0,35 A76 A43 A34 A11 A83 A02 Selain itu teknik mutasi lain yang digunakan adalah invertionmutation. Teknik ini dipilih untuk mempercepat laju algoritma untuk menghasilkan kromosom yang berpotensi karena jumlah gen dalam kromosom yang sangat banyak. 6. Pengulangan Proses Langkah sebelumnya, yaitu seleksi, mutasi, dan crossover dilakukan hingga nilai fitness menjadi 1 yang menunjukan tidak ada constraint yang dilanggar dalam kromosom. Apabila proses melebihi dari waktu yang ditentukan dan nilai fitness tidak menjadi 1, ini menandakan bahwa alokasi bus yang tersedia masih kurang.

18 49 7. Parameter yang digunakan Nilai dari selection rate yang digunakan pada proses penjadwalan diatas adalah 50% mengingat dari 4 candidate akan terpilih 2 yang terbaik untuk dijadikan parent generasi berikutnya sehingga proses tidak akan berlangsung terlalu lama. Nilai dari crossover rate yang digunakan pada proses penjadwalan diatas adalah 30% dengan pertimbangan agar proses yang berjalan tidak terlalu lama dan variasi kromosom tidak statis. Nilai dari mutation rate yang digunakan pada proses penjadwalan diatas adalah 15% untuk kemungkinan terjadinya mutasi. Nilai tersebut dipilih agar proses tidak seperti random search.selain itu, 15% menunjukan banyaknya gen yang termutasi oleh teknik invertionmutation Evaluasi Setelah melalui proses optimasi, maka dari langkah diatas akan diujicoba dengan membandingkan terhadap sistem di lapangan apakah mampu mengoptimalisasi pola kedatangan agar dapat melayani seluruh penumpang dan penjadwalan busway yang mampu mengakomondir pola kedatangan tersebut. Langkah ini ditempuh karena manajemen membutuhkan penyesuaian operasional dengan hasil perhitungan dengan waktu yang singkat, sedangkan evaluasi dengan melakukan simulasi tidak akan tercapai apabila data yang didapat bukan data yang seperti di lapangan.

19 50 Untuk evaluasi penjadwalan, penulis akan melakukan uji dengan mengambil beberapa bus dan mencocokan jadwalnya dengan constraint yang ada. Bila metode berjalan dengan baik, seharusnya constraint yang ada dapat diminimalisir oleh metode. Langkah ini diambil karena ukuran optimal dalam penjadwalan adalah ketika seluruh constraint yang ada dapat dipenuhi. Dan langkah terakhir adalah melihat bagaimana kedua metode (Teori Antrian Algoritma Genetik) mempunyai hubungan yang dapat diaplikasikan untuk menentukanpola kedatangan dan penjadwalan di lapangan dari hasil evaluasi di atas.

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data kedatangan yang didapat dari pihak manajemen (Tabel yang lebih

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data kedatangan yang didapat dari pihak manajemen (Tabel yang lebih Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemaparan Data Data jumlah kedatangan penumpang diperoleh langsung dari pihak manajemen. Berikut adalah data kedatangan yang didapat dari pihak manajemen (Tabel yang lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Halte Bus Transjakarta koridor 1 Blok M-Kota,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Halte Bus Transjakarta koridor 1 Blok M-Kota, 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan di Halte Bus Transjakarta koridor 1 Blok M-Kota, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini karena semakin banyaknya jumlah antrian,yang

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA Najid 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Proses pengumpulan data kedatangan pengguna TransJakarta dilakukan sejak tanggal 12 Maret 2012 hingga 29 Juni 2012. Data waktu kedatangan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi Sistem Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan agar program simulasi Tata Letak Tempat Sampah dengan Algoritma

Lebih terperinci

NILAI WAKTU PENGGUNA TRANSJAKARTA

NILAI WAKTU PENGGUNA TRANSJAKARTA The 14 th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011 NILAI WAKTU PENGGUNA TRANSJAKARTA Najid Dosen Jurusan Teknik Sipil Univeritas Tarumanagara Email: najid2009@yahoo.com Bayu Arta Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Alat transportasi ini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Alat transportasi ini memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta api merupakan alat transportasi darat utama yang digunakan hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Alat transportasi ini memiliki multi keunggulan komparatif,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 111 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Aplikasi otomatisasi penjadwalan yang dibuat merupakan aplikasi desktop. Dalam pengoperasiannya, dibutuhkan perangkat keras dan piranti lunak dengan

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Graf dalam Optimasi Pembangunan Trayek Transjakarta

Aplikasi Teori Graf dalam Optimasi Pembangunan Trayek Transjakarta Aplikasi Teori Graf dalam Optimasi Pembangunan Trayek Transjakarta Yosef Ardhito Winatmoko / 13509052 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pada umumnya, manusia merupakan makhluk sosial dimana mereka selalu

PENDAHULUAN. Pada umumnya, manusia merupakan makhluk sosial dimana mereka selalu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, manusia merupakan makhluk sosial dimana mereka selalu membutuhkan interaksi dengan lingkungan sekitar dalam kehidupannya sehari-hari. Biasanya, mereka

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN PADA PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DI SHELTER SEMANGGI JAKARTA SELATAN

ANALISIS ANTRIAN PADA PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DI SHELTER SEMANGGI JAKARTA SELATAN ANALISIS ANTRIAN PADA PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DI SHELTER SEMANGGI JAKARTA SELATAN Nama :Budi Santoso NPM : 11210474 Kelas : 3 EA 16 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan dalam pengembangan aplikasi adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB V. SIMPULAN dan SARAN. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka terdapat beberapa simpulan sebagai

BAB V. SIMPULAN dan SARAN. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka terdapat beberapa simpulan sebagai 108 BAB V SIMPULAN dan SARAN 5.1 Simpulan berikut: Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka terdapat beberapa simpulan sebagai 1. Kelayakan bisnis pembukaan koridor busway (IX: Pinang Ranti-Pluit)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 Agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka diperlukan langkah-langkah yang tersusun secara sistematis seperti yang dijabarkan pada gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu angkutan/kendaraan pribadi dan angkutan umum atau publik.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu angkutan/kendaraan pribadi dan angkutan umum atau publik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan dewasa ini. Sarana transportasi merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dan selalu

Lebih terperinci

Bab III Metode Perancangan Sistem

Bab III Metode Perancangan Sistem 23 Bab III Metode Perancangan Sistem Perancangan sistem yang digunakan dalam membangun sistem ini adalah dengan menggunakan metode prototyping. Proses pada model prototyping yang digambarkan pada Gambar

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5 oleh pengguna sistem adalah node awal dan node tujuan pengguna. Lingkungan Pengembangan Sistem Implementasi Algoritme Genetika dalam bentuk web client menggunakan bahasa pemrograman PHP dan DBMS MySQL.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bus Pemindah Cepat (Bus Rapid Transit, BRT) adalah sebuah sistem transportasi massal yang berorientasi pengguna (customer-oriented) yang menggabungkan elemen stasiun,

Lebih terperinci

Kertas Kerja Audit Auditee : BLU Transjakarta

Kertas Kerja Audit Auditee : BLU Transjakarta L1 PEMAHAMAN ATAS ENTITAS YANG DIAUDIT Indeks A.1 AUDIT KINERJA BLU TRANSJAKARTA BUSWAY Kertas Kerja Audit Auditee : BLU Transjakarta Tahun Buku : 2010 2011 Dibuat Oleh : Afandika Akbar Di-review Oleh:

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM Spesifikasi Perangkat Keras dan Piranti Lunak

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM Spesifikasi Perangkat Keras dan Piranti Lunak BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Implementasi Kios Informasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Piranti Lunak Untuk mengimplementasikannya, aplikasi kios informasi ini memerlukan perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia, dikenal juga sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia, dikenal juga sebagai kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia, dikenal juga sebagai kota metropolitan. Sebagai kota besar Jakarta pasti memiliki banyak masalah, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu tempuh bisa digunakan untuk mengukur performa sebuah sistem

BAB I PENDAHULUAN. waktu tempuh bisa digunakan untuk mengukur performa sebuah sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi mengenai prediksi waktu tempuh dibutuhkan oleh banyak pihak seperti pemakai jalan, dinas perhubungan, kepolisian, dan tata kota. Informasi waktu tempuh bisa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bus Rapid Transit (BRT)

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bus Rapid Transit (BRT) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bus Rapid Transit (BRT) Bus Rapid Transit atau lebih sering disingkat menjadi BRT adalah sebuah sistem transportasi berbasis bus yang beroperasi dalam suatu koridor dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

1 BAB III METODE PENELITIAN

1 BAB III METODE PENELITIAN 30 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Literatur Observasi dan Wawancara Pengumpulan data : 1. Data dosen, matakuliah, ruangan, waktu, dan rombel dari PGSD 2. Jadwal yang terdahulu,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. operasional suatu perusahaan ataupun badan pelayanan sektor publik dibutuhkan

BAB IV PEMBAHASAN. operasional suatu perusahaan ataupun badan pelayanan sektor publik dibutuhkan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Perencanaan Kegiatan Audit Kinerja Dalam melaksanakan audit kinerja terhadap suatu proses pelayanan atau operasional suatu perusahaan ataupun badan pelayanan sektor publik dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang disesuaikan dengan proses genetika dari organisme-organisme biologi yang berdasarkan pada teori evolusi

Lebih terperinci

UKDW. Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW. Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat, perkembangan industri distribusi juga semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan Teknologi Informasi yang selalu berkembang menuntut perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada teknologi komputerisasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota 40 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota Kegiatan pelayanan di terminal bustransjakarta tujuan Blok M Kota di mulai sejak pukul

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat sekarang ini memberikan dampak yang besar terhadap kinerja manusia khususnya dalam bekerja. Segala sesuatu yang dahulu

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS

ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS Umi Marfuah 1), Anita Syarifah 2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Email: umi.marfuah1@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki lebih dari 18.000 pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar 1.904,569 Km 2. Dengan wilayah

Lebih terperinci

EVALUASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL OPERASIONAL TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DAN KORIDOR 12

EVALUASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL OPERASIONAL TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DAN KORIDOR 12 EVALUASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL OPERASIONAL TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DAN KORIDOR 12 Rizal Satyadi 1 dan Najid 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek (manusia atau barang) dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. genetik yang dibuat. Dalam mengimplementasi program aplikasi diperlukan syarat

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. genetik yang dibuat. Dalam mengimplementasi program aplikasi diperlukan syarat BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini, penulis akan menguraikan hasil implementasi dan evaluasi terhadap program aplikasi optimasi penjadwalan penggunaan ruang menggunakan teori algoritma genetik

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Optimasi Penjadwalan Mata Kuliah Dengan Algoritma Genetika Andysah Putera Utama Siahaan Universitas Pembangunan Pancabudi Jl. Gatot Subroto Km. 4,5, Medan, Sumatra Utara, Indonesia andiesiahaan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 22 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA Bab ini mendiskusikan implementasi simulasi kejadian diskrit untuk memodelkan Bus Rapid Transit (BRT). Pemodelan dibatasi pada dua kasus BRT. Yang pertama

Lebih terperinci

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Kondisi Provinsi DKI Jakarta Kondisi Geografis Jakarta Kondisi Demografis

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Kondisi Provinsi DKI Jakarta Kondisi Geografis Jakarta Kondisi Demografis DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii INTISARI... iii ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI...viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I. PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1

Lebih terperinci

TAKARIR. algorithm algoritma/ kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. kesalahan program

TAKARIR. algorithm algoritma/ kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. kesalahan program TAKARIR advanced tingkat lanjut algorithm algoritma/ kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah alleles nilai suatu gen. bug kesalahan program chromosome kromosom crossover penyilangan kromosom

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini sebelumnya diawali oleh pengumpulan litelatur dan pengumpulan data. Pengumpulan literatur merupakan pengumpulan bahan-bahan seperti jurnal, buku,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Masalah Terdapat dua kriteria permasalahan umum pada busway, yaitu faktor kriteria kenyamanan penumpang dan keekonomisan bus. Kriteria kenyamanan penumpang

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kata futsal berasal dari bahasa Spanyol, yaitu Futbol (sepak bola) dan Sala (ruangan), yang jika digabung artinya menjadi Sepak Bola dalam Ruangan. Perbedaan

Lebih terperinci

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN Studi Pustaka Pembentukan Data

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN  Studi Pustaka Pembentukan Data Gambar 4 Proses Swap Mutation. 8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Proses evaluasi solusi ini akan mengevaluasi setiap populasi dengan menghitung nilai fitness setiap kromosom sampai terpenuhi kriteria

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Berbagai pembangunan terus dilaksanakan di setiap wilayah di Indonesia,

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Berbagai pembangunan terus dilaksanakan di setiap wilayah di Indonesia, BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Latar Belakang Permasalahan Berbagai pembangunan terus dilaksanakan di setiap wilayah di Indonesia, khususnya Jakarta Selatan. Seperti diketahui, semakin berkembanganya

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI ABSTRAK

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI ABSTRAK PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI Eddy Triswanto Setyoadi, ST., M.Kom. ABSTRAK Melakukan optimasi dalam pola penyusunan barang di dalam ruang tiga

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan aplikasi adalah sebagai berikut : a. Perangkat Lunak 1. Microsoft

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Samuel, Toni & Willi 2005) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Algoritma Genetika untuk Traveling Salesman Problem Dengan Menggunakan Metode Order Crossover

Lebih terperinci

Lingkup Metode Optimasi

Lingkup Metode Optimasi Algoritma Genetika Lingkup Metode Optimasi Analitik Linier Non Linier Single Variabel Multi Variabel Dgn Kendala Tanpa Kendala Numerik Fibonacci Evolusi Complex Combinasi Intelijen/ Evolusi Fuzzy Logic

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Arus Kas Pada PT.K-LINK dapat dilihat sebagai berikut : 1. Tampilan Form

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Perancangan Database 3.1.1. Conceptual Model Conceptual Model merupakan penggambaran database secara konsep dengan menggunakan ERD. Conceptual Model ditunjukkan oleh Gambar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Input Data Perdagangan Saham Penelitian ini menggunakan data perdagangan saham tahun 2007 sampai 2008. 08. Saham perusahaan yang digunakan adalah saham PT. Bayu Buana Tbk dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat memberikan banyak kemudahan dalam penyelesaian masalah dan pencapaian hasil kerja yang memuaskan bagi kehidupan manusia. Salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

PENJADWALAN DAN PENENTUAN RUTE KENDARAAN PADA INDUSTRI BAHAN KIMIA MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA PENCARIAN TABU

PENJADWALAN DAN PENENTUAN RUTE KENDARAAN PADA INDUSTRI BAHAN KIMIA MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA PENCARIAN TABU PRESENTASI TUGAS AKHIR KS091336 PENJADWALAN DAN PENENTUAN RUTE KENDARAAN PADA INDUSTRI BAHAN KIMIA MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA PENCARIAN TABU Oleh : Maya Sagita W. 5208

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1. Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini aan dijelaskan

Lebih terperinci

STUDI ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) TRANSJAKARTA

STUDI ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) TRANSJAKARTA STUDI ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) TRANSJAKARTA Anastasia Yulianti 1, Setia Kurnia Putri 2 dan Erika Hapsari 3 1 Asisten Penelitian Laboratorium Transportasi Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Saat melakukan perancangan program aplikasi ini digunakan hardware dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Saat melakukan perancangan program aplikasi ini digunakan hardware dan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perancangan Program Saat melakukan perancangan program aplikasi ini digunakan hardware dan software yang spesifikasinya adalah sebagai berikut: 1. Spesifikasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian Sistem Penjadwalan Kereta Api dengan Genetic Algorithm :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian Sistem Penjadwalan Kereta Api dengan Genetic Algorithm : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses penelitian Sistem Penjadwalan Kereta Api dengan Genetic Algorithm : Studi Literatur

Lebih terperinci

IV IMPLEMENTASI MODEL PADA PENGOPERASIAN BUS TRANSJAKARTA KORIDOR 1

IV IMPLEMENTASI MODEL PADA PENGOPERASIAN BUS TRANSJAKARTA KORIDOR 1 14 IV IMPLEMENTASI MODEL PADA PENGOPERASIAN BUS TRANSJAKARTA KORIDOR 1 4.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini ialah DKI Jakarta dan khususnya jalur busway Koridor 1 Blok M Kota. Berikut ialah rute

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Dalam matematika dan komputasi, algoritma merupakan kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. Perintah-perintah ini dapat diterjemahkan secara bertahap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengevaluasi travel time dan headway, tidak akan terlepas dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengevaluasi travel time dan headway, tidak akan terlepas dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dari Arus Kendaraan (Vehicle Flow) Dalam mengevaluasi travel time dan headway, tidak akan terlepas dari tingkat kinerja jalan. Dimana ada 3 variabel yang menjadi kriteria

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mengetahui prosedur yang digunakan dalam menjalankan penelitian tersebut

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mengetahui prosedur yang digunakan dalam menjalankan penelitian tersebut 37 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian diperlukan metode untuk mengetahui prosedur yang digunakan dalam menjalankan penelitian tersebut sampai selesai. Masyhuri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Menggunakan Metode KNN (K Nearest Neighbour) Berbasis Web. Di bawah ini

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Menggunakan Metode KNN (K Nearest Neighbour) Berbasis Web. Di bawah ini BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan dari Sistem Pendukung Keputusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umum, ditemukan kesulitan untuk memilih kendaraan umum mana saja. kemacetan lalu lintas dan polusi udara.

BAB 1 PENDAHULUAN. umum, ditemukan kesulitan untuk memilih kendaraan umum mana saja. kemacetan lalu lintas dan polusi udara. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan Umum Bertrayek yang beroperasi di DKI Jakarta sangat banyak dan beraneka ragam, antara lain bus, mini bus, mikrolet, busway dan kendaraan umum-kendaraan umum

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 2, (2017) 28 Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika Andreas Christian

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Program aplikasi rute pengiriman barang dengan algoritma Genetik ini dibuat

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Program aplikasi rute pengiriman barang dengan algoritma Genetik ini dibuat BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Program aplikasi rute pengiriman barang dengan algoritma Genetik ini dibuat dan diuji dengan menggunakan komputer dekstop

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. dari OOP (Object Oriented Programming) di mana dalam prosesnya, hal-hal

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. dari OOP (Object Oriented Programming) di mana dalam prosesnya, hal-hal BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Spesifikasi Rumusan Rancangan Program Algoritma Genetika dirancang dengan mengikuti prinsip-prinsip dan sifatsifat dari OOP (Object Oriented Programming) di mana dalam prosesnya,

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT USULAN MASTERPLAN ANGKUTAN MASSAL JABODETABEK

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT USULAN MASTERPLAN ANGKUTAN MASSAL JABODETABEK DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT USULAN MASTERPLAN ANGKUTAN MASSAL JABODETABEK 4 MARET 2013 KEBUTUHAN PERJALANAN DI JABODETABEK Kebutuhan perjalanan di wilayah Jabodetabek: 53 juta perjalanan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Analisis Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Jasa Angkutan Penumpang Studi Kasus Pada CV. Karya Agung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Dalam matematika dan komputasi, algoritma merupakan kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. Perintah-perintah ini dapat diterjemahkan secara bertahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka. Penelitian serupa mengenai penjadwalan matakuliah pernah dilakukan oleh penelliti yang sebelumnya dengan metode yang berbeda-neda. Berikut

Lebih terperinci

UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN PENGENALAN UP. TERMINAL OLEH : KEPALA UP. TERMINAL ANGKUTAN JALAN RENNY DWI ATUTI, ST. MT

UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN PENGENALAN UP. TERMINAL OLEH : KEPALA UP. TERMINAL ANGKUTAN JALAN RENNY DWI ATUTI, ST. MT UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN PENGENALAN UP. TERMINAL OLEH : KEPALA UP. TERMINAL ANGKUTAN JALAN RENNY DWI ATUTI, ST. MT DASAR HUKUM UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN 1. KM Menteri Perhubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi graf, permasalahan optimasi, model matematika dari objek wisata di Yogyakarta, dan algoritma genetika

Lebih terperinci

LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002)

LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002) LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002) 1. Prasyarat Umum : a) Waktu tunggu rata-rata 5-10 menit dan maksimum 10-20 menit. b) Jarak pencapaian

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S51

MIKROKONTROLER AT89S51 PALANG PINTU OTOMATIS BUS TRANSJAKARTA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Nama : Ika Retnaningsih NPM : 23110406 Jurusan : Sistem Komputer Pembimbing : Yasman Rianto, SSi, MT UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Setelah tahap analisa dan perancangan selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah implementasi dan pengujian terhadap sistem yang telah dibangun. Pada tahap ini akan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Perkembangan game dari skala kecil maupun besar sangat bervariasi yang dapat dimainkan oleh siapa saja tanpa memandang umur, dari anak

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum diagram alir algoritma genetika dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. pada Algoritma genetik memberikan suatu pilihan bagi penentuan

Lebih terperinci

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM DEFINISI ALGEN adalah algoritma yang memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan evolusi Dalam evolusi, individu terus menerus mengalami perubahan gen untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Analisa berdasarkan penjelasan mengenai algoritma RC4 dan RC6, dapat diketahui beberapa perbedaan mendasar antara RC6 dengan RC4. RC6 menggunakan 4 register

Lebih terperinci

BAB IV HASIL RANCANGAN Hardware 1. Processor : Intel Dual Core CPU 2.0GHz 2. Memory (RAM) : 1 GB 3. Hardisk : 80 GB

BAB IV HASIL RANCANGAN Hardware 1. Processor : Intel Dual Core CPU 2.0GHz 2. Memory (RAM) : 1 GB 3. Hardisk : 80 GB BAB IV HASIL RANCANGAN 4.1. Spesifikasi Hardware dan Kebutuhan Software Penulis mengusulkan penggunaan hardware dan software dalam pengimplementasian sistem informasi pengajuan kredit pada PT Bussan Auto

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan algoritma pencarian heuristik ysng didasarkan atas mekanisme seleksi alami dan genetika alami (Suyanto, 2014). Adapun konsep dasar

Lebih terperinci

Arif Munandar 1, Achmad Lukman 2 1 Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta, Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta

Arif Munandar 1, Achmad Lukman 2 1 Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta, Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta PENJADWALAN MATAKULIAH DENGAN ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER (STUDI KAUS PROGRAM STUDI S PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA) Arif Munandar, Achmad Lukman 2 Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION Samuel Lukas 1, Toni Anwar 1, Willi Yuliani 2 1) Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jasa transportasi merupakan salah satu dari kebutuhan manusia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jasa transportasi merupakan salah satu dari kebutuhan manusia. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa transportasi merupakan salah satu dari kebutuhan manusia. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya jasa transportasi, dinas perhubungan menyediakan

Lebih terperinci

SISTEM PENJADWALAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PADA JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO)

SISTEM PENJADWALAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PADA JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO) JIMT Vol. 14 No. 2 Desember 2017 (Hal 242-255) ISSN : 2450 766X SISTEM PENJADWALAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PADA JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO)

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Perancangan program aplikasi dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential atau waterfall. Metode ini terdiri dari empat tahapan, yaitu : analisis, perancangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi sangat membantu dalam mobilitas keseharian masyarakat, seperti berangkat kerja, berangkat ke sekolah, maupun keperluan lainnya. Seiring dengan semakin

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SMA Negeri Sumatera Selatan merupakan salah satu SMA yang menjadi pusat perhatian bagi siswa SMP di provinsi Sumatera Selatan. SMA yang berdiri dibawah naungan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. : Intel T2130 (1.87GHz)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. : Intel T2130 (1.87GHz) BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras minimum yang diperlukan untuk dapat menjalankan aplikasi adalah sebagai berikut. Processor

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Tahap implementasi sistem adalah tahap yang mengubah hasil analisis dan perancangan ke dalam bahasa pemrograman yang dimengerti oleh komputer sehingga

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dalam ilmu komputer, implementasi menjadi tahap realisasi dari spesifikasi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dalam ilmu komputer, implementasi menjadi tahap realisasi dari spesifikasi BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Dalam ilmu komputer, implementasi menjadi tahap realisasi dari spesifikasi teknis atau algoritma dalam bentuk sebuah program, komponen sistem, maupun software

Lebih terperinci