STUDI IMPLEMENTASI AKUNTANSI PRODUK EMAS MENURUT PSAK 107 DAN 102 PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI TBK CABANG JEMBER
|
|
- Ridwan Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI IMPLEMENTASI AKUNTANSI PRODUK EMAS MENURUT PSAK 107 DAN 102 PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI TBK CABANG JEMBER Nur Hisamuddin Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jember Agung Budi Priatmono Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jember Abstract This research aims to know the implementation of accounting gold products at PT Bank Syariah Mandiri Tbk Branch Jember that BSM gadai emas and BSM cicil emas based on PSAK 107 and 102. This research is a descriptive qualitative research, a method that is done is to interpret and said data concerned with the current situation, attitudes, and opinions that occur in the community, conflict two states / more, the relationship between the variables, the difference between fact, the effect of the condition, and others. Data processing method using interviews and accompanied with documents related to the validity of the data that is triangulation. The results showed that the accounting treatment that contains the recognition, measurement, presentation and recognition of BSM gadai emas products are in accordance with PSAK 107 and BSM cicil emas products are already in accordance with PSAK 102. Keywords: Accounting, Gadai Emas, Cicil Emas, PSAK 107, PSAK 102.
2 Nur Hisamuddin dan Bagus Budi Priatmono A. Pendahuluan Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia beberapa tahun terakhir termasuk sangat pesat. Pada Kompas Online, pakar ekonomi syariah sekaligus Direktur Tazkia Institute Dr. M. Syafi i Antonio pada seminar "Rekonstruksi Pemikiran Ekonomi Syariah dan Implementasinya" di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung tahun 2009, berpendapat bahwa terdapat lebih dari 50 lembaga keuangan syariah telah berdiri di Indonesia. Hal inilah yang menjadikan Indonesia disebut sebagai pelopor ekonomi Islam di dunia. Banyaknya produk syariah menawarkan sistem investasi dan bisnis yang halal sesuai Alqur an dan Hadist. Dengan demikian, lembaga keuangan syariah mampu bersaing dengan lembaga keuangan konvensional yang telah berkembang terlebih dahulu di Indonesia. Menurut Banindita (2013:1) persaingan antara bank konvensional dengan bank syariah semakin ketat, meskipun dalam prakteknya bank syariah terlihat masih kalah dengan bank konvensional. Perbedaan ini terlihat dari sudut pandang aset dan pendapatan. Inovasi produk mutlak diperlukan dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat. Namun, inovasi tetap harus mengacu peraturan BI terhadap bank syariah misal peraturan BI No. 15/13/PBI/2013, mengacu pada fatwa Dewan Syariah Nasional dan peraturan yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI. Menurut Bakrie (2013) gadai emas mempunyai kelebihan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi adanya perkembangan investasi emas pada bank syariah. Kelebihan gadai emas syariah pada bank syariah antara lain adanya tingkat keuntungan yang lebih tinggi karena masyarakat rela bayar mahal, lalu investasi emas pada bank syariah juga sangat aman karena jaminan berupa emas yang sangat likuid yang mudah dicairkan, selain itu tidak ada penyisihan terhadap penghapusan aktiva produktif. Gadai emas pada bank syariah juga tidak dipungkiri adanya kelemahan antara lain terdapat kurangnya sosialisasi tentang gadai emas syariah kepada masyarakat ini sehingga belum banyak yang mengetahui adanya gadai emas syariah. Selain itu harga emas yang naik turun mempengaruhi kemauan masyarakat untuk 134 Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
3 Studi Implementasi Produk Emas Menurut PSAK melakukan gadai emas atau investasi emas pada bank syariah. Selain gadai emas juga terdapat investasi emas atau dengan nama lain cicilan emas. Hal tersebut merupakan komponen dari produk emas yang dapat membantu masyarakat untuk memiliki emas dengan cara angsuran atau dicicil. Perlakuan akuntansi suatu lembaga keuangan syariah harus mengacu pada PSAK agar dapat dikatakan baik dan tranparan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) perlakuan akuntansi pada produk gadai emas bank syariah untuk pembiayaan diatur dalam PSAK 107 ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 107). PSAK 107 merupakan akuntansi untuk pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan atas transaksi ijarah. Sedangkan untuk produk cicil emas atau investasi emas bank syariah untuk investasi diatur dalam PSAK 102 yang menggunakan akad murabahah. Transaksi gadai emas pada bank syariah sekarang ini lebih banyak digunakan untuk pembiayaan, namun transaksi rahn untuk investasi juga tidak kalah pesatnya. Dengan demikian peneliti bermaksud untuk meneliti tentang transaksi pembiayaan dan investasi pada pelaksanaan gadai emas di bank syariah. Menurut Asia Asset Management (2015) yaitu salah satu majalah tentang investasi di Hongkong menganugrahkan Bank Syariah Mandiri dalam Penghargaan Islamic Bank of The Year Award sebagai bank syariah di Indonesia yang mempunyai predikat kinerja keuangan sangat bagus pada tahun Selain itu Bank Syariah Mandiri juga tergolong baru berdiri. Dengan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada Bank Syariah Mandiri cabang Jember, Jawa Timur. Menurut Ikhsan (2013:50) pada Bank Syariah Mandiri menawarkan berbagai macam produk yang tergolong produk dana, produk pembiayaan, dan produk jasa. Produk-produk tersebut tentunya ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Masyarakat mempunyai potensi yang tinggi untuk menggunakan produk-produk di Bank Syariah Mandiri yang sudah terpercaya sehingga sudah banyak masyarakat yang tertarik untuk menggunakan produk- produk di Bank Syariah Mandiri. Salah satu produk emas yang terdapat dalam Bank Syariah Mandiri adalah produk BSM gadai emas BISNIS, Vol. 4, No. 2, Desember
4 Nur Hisamuddin dan Bagus Budi Priatmono menggunakan akad ijarah dan akad rahn sedangkan BSM cicil emas yang menggunakan akad murabahah. Menurut penelitian sebelumnya bahwa produk emas pada Bank Syariah Mandiri ini sangat diminati oleh masyarakat. Produk gadai emas dan cicil emas adalah produk baru yang dimiliki Bank Syariah Mandiri, dengan hal ini peneliti bermaksud meneliti penerapan PSAK 107 dan PSAK 102 pada produk gadai emas dan cicil emas Bank Syariah Mandiri. Penelitian terdahulu yang dilakukan Wulansari (2012) dan Iksan (2013), mengungkap prosedur pembiayaan rahn pada perbankan syariah belum mengungkap apakah pelaksanaan akuntansi produk emas sesuai dengan PSAK 107 atau PSAK 102.Selain itu di dalam materi perkuliahan akuntansi, akuntansi rahn masih belum banyak dipelajari secara mendetail maka dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi materi perkuliahan akuntansi syariah. Sehingga penelitian ini mengkaji tentang Studi Implementasi Akuntansi Produk Emas menurut PSAK 107 dan PSAK 102 pada Bank Syariah Mandiri Cabang Jember. 1. Shariah Enterprise Theory Slamet (2001 : ) menyatakan bahwa dalam shariah entreprise theory, aksioma terpenting yang harus mendasari dalam setiap penetapan konsep adalah Allah SWT sebagai pencipta dan pemilik tunggal dari seluruh sumber daya yang ada di dunia. Maka yang berlaku dalam shariah entreprise theory adalah Allah sebagai sumber amanah utama. Sedangkan sumber daya yang dimiliki stakeholders pada prinsipnya adalah amanah dari Allah yang di dalamnya melekat tanggung jawab untuk menggunakan dengan cara dan tujuan yang ditetapkan oleh sang pemberi amanah(q.s. Al-Baqarah: 254 dan 267). Dengan demikian, dalam pandangan shariah entreprise theory, distribusi kekayaan (wealth), atau nilai tambah (valueadded) tidak hanya berlaku pada partisipan yang terkait langsung atau yang memberikan kontribusi kepada operasi perusahaan, tetapi pihak lain yang tidak terkait langsung dengan bisnis yang dilakukan perusahaan atau pihak yang tidak memberikan kontribusi keuangan dan 136 Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
5 Studi Implementasi Produk Emas Menurut PSAK skill(triyuwono,2006). Pemikiran ini dilandasi premis yang mengatakan bahwa manusia adalah Khalifatul fil Ardh yang membawa misi menciptakan dan mendistribusikan kesejahteraan bagi seluruh manusia dan alam. Premis ini mendorong shariah entreprise theory untuk mewujudkan nilai keadilan terhadap manusia dan lingkungan alam (Slamet,2001:268). 2. Rahn Rahn adalah suatu jenis perjanjian untuk menahan suatu barang sebagai tanggungan utang. Sedangkan rahn menurut bahasa memiliki arti yaitu tetap kekal dan jaminan. Pengertian Rahn menurut istilah berarti menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak dan dapat diambil. (Ali,2008 : 1). Istilah rahn juga diatur dalam Alquran yaitu sebagai berikut: Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya (Q.S.Al Muddatstsir: 38). Untuk mendalami rahn perlu diketahui juga tentang dasar hukum rahn antara lain : Al qur an surat Al Baqarah ayat 2, dan juga hadits Nabi Muhammad SAW. Menurut para ahli Ar-rahn (gadai) adalah harta yang dijadikan jaminan utang (pinjaman) agar bisa dibayar dengan harganya oleh pihak yang wajib membayarnya, jika gagal (berhalangan) melunasi (Wasitho,2011 dalam Afdhila). Barang yang diterima harus bernilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan (murtahin) memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian nilai pinjaman dari barang gadai tersebut, bila pihak yang menggadaikan tidak dapat membayar utang pada waktu yang ditentukan(ali,2008:3). Menurut Muhammad dalam Kholifah (2003:42) menjelaskan empat perbedaan antara gadai konvensional dan Rahn, yaitu Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara sukarela atas dasar tolong menolong tanpa mencari keuntungan; sedangkan gadai menurut hukum perdata disamping berprinsip tolong menolong juga menarik keuntungan berupa bunga atau sewa modal yang ditetapkan. Dalam hukum perdata, hak gadai hanya berlaku pada benda yang bergerak; sedangkan dalam hukum Islam, Rahn berlaku pada seluruh harta, baik harta yang bergerak BISNIS, Vol. 4, No. 2, Desember
6 Nur Hisamuddin dan Bagus Budi Priatmono maupun yang tidak bergerak. Rahn, tidak mengenal istilah bunga uang. Gadai menurut hukum perdata, dilaksanakan melalui suatu lembaga, yang di Indonesia disebut perum pegadaian. Rahn dapat dilaksanakan tanpa melalui suatu lembaga. Salah satu transaksi gadai syariah adalah gadai yang menggunakan emas sebagai jaminannya. Transaksi ini dikenal dengan transaksi Rahn emas. Bank Indonesia dalam merumuskan kebijakan mengenai industri perbankan syariah, tidak dapat lepas dari fatwa DSN MUI No 79/DSN-MUI/III/2011 tentang qardh dengan nasabah serta mempertimbangkan perkembangan produk qardh beragun emas yang semakin pesat sehingga berpotensi meningkatkan risiko bagi perbankan syariah.bank Indonesia mengeluarkan kebijakan tentang qardh beragun emas di BUS dan UUS yang tertuang dalam SE BI No. 14/7/DPbS tanggal 29 Februari Rahn memiliki banyak manfaat antara lain : a. Menjaga kemungkinan nasabah untuk lalai atau bermain main dengan fasilitas pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank. b. Memegang keamanan bagi setiap penabung dan pemegang deposito bahwa dananya tidak akan hilang begitu saja jika nasabah bank ingkar janji atas suatu asset atau barang yang dipegang oleh bank. c. Jika rahn diterapkan pada mekanisme pegadaian maka akan membantu keluarga kita yang sedang kesusahan dana tertutama di daerah daerah. (Ali,2008 : 283). 3. PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) 107 Revisi 2009 PSAK 107 ini diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi ijarah serta mencakup pengaturan untuk melakukan pembiayaan multijasa yang menggunakan akad ijarah kecuali pada perlakuan akuntansi untuk obligasi syariah yang menggunakan akad ijarah. Definisi terkait ijarah yang dijelaskan dalam PSAK 107 antara lain : a. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa atau ujrah tanpa diikuti dengan pemindahan asset itu sendiri. 138 Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
7 Studi Implementasi Produk Emas Menurut PSAK b. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah ijarah dengan wa ad perpindahan kepemilikan obyek ijarah pada saat tertentu. c. Nilai Wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar (arms length transaction). d. Obyek ijarah adalah manfaat penggunaan aset berwujud atau tidak berwujud. e. Sewa operasi adalah sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. f. Umur manfaat adalah suatu periode dimana aset diharapkan akan digunakan atau jumlah produksi/unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset. Dalam Rahn emas penentuan biaya dan pendapatan sewa (ijarah) atau penyimpanan dilakukan berdasarkan akad pendamping dari gadai syariah yaitu akad ijarah PSAK 107 yang terkait dimana pengakuan dan pengukurannya serta pengungkapan dan penyajiannya adalah : a. Penyajian : Pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban yang terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya. b. Pengungkapan : Pemilik mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas, pada: (1) penjelasan umum isi akad yang signifikan (2) nilai perolehan dan akumulasi penyusutan atau amortisasi setiap kelompok aset ijarah (3) keberadaan transaksi jual dan ijarah (jika ada). 4. PSAK ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ) 102 Revisi 2013 Produk gadai emas syariah yang diperuntukkan bagi nasabah yang ingin berinvestasi emas menggunakan acuan PSAK 102 dengan akad murabahah. Definisi murabahah menurut PSAK 102 adalah akad jual beli barang dengan BISNIS, Vol. 4, No. 2, Desember
8 Nur Hisamuddin dan Bagus Budi Priatmono harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang kepada pembeli. Pengakuan dan pengukuran akuntansi untuk penjual adalah pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan. Sedangkan pengukuran aset murabahah setelah perolehan adalah jika murabahah pesanan mengikat, maka dinilai sebesar biaya perolehan dan jika terjadi penurunan nilai aset seperti usang, rusak, atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aset. Jika murabahah tanpa pesanan atau murabahah tidak mengikat, maka dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai neto yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah dan jika nilai neto yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan maka selisihnya diakui sebagai kerugian. Penyajian piutang mu rabahah disajikan sebesar nilai neto yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Marjin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang murabahah. Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) utang murabahah. 5. Investasi Emas dengan Akad Murabahah Emas adalah salah satu alternatif investasi yang sangat menguntungkan. Nilai investasinya yang tidak tergerus inflasi, tren, harga yang terus meningkat, transaksi jual beli fleksibel dan pasar emas cukup terbuka, membuat emas sebagai alternatif investasi. Hal itu pula yang mendorong lembaga jasa keuangan ikut menawarkan produk gadai emas, jual beli murabahah emas, dan qiradh emas(agustianto,2004). Investasi emas dapat dilakukan di bank syariah. Pelaksanaan investasi emas atau bisa disebut juga cicilan emas di bank syariah menggunakan akad murabahah. Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam istilah bank syariah murabahah diartikan sebagai suatu perjanjian yang disepakati antara bank syariah dengan nasabah, di mana bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku 140 Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
9 Studi Implementasi Produk Emas Menurut PSAK atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank ditambah margin keuntungan) pada waktu yang ditetapkan(rivai,2013:319). Murabahah sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu murabahah berdasar pesanan dan murabahah tanpa pesanan. Pada murabahah berdasarkan pesanan, penjual melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari pembeli. Murabahah dapat bersifat mengikat dan tidak mengikat. Sedangkan murabahah tanpa pesanan bersifat tidak mengikat, sehingga penyediaan barang dilakukan sendiri oleh penjual. 6. Bank Syariah Muhammad (2002:13) menyatakan bahwa bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip Syariat Islam. Pada bank syariah, beban biaya yang disepakati pada saat akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk nominal yang fleksibel. Pengarahan dana oleh penyimpan dianggap sebagai titipan (al-wadi ah) sedangkan bagi bank dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek yang dibiayai oleh bank sesuai dengan prinsip syariah sehingga tidak dijanjikan imbalan yang pasti (fixed return). Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran harus selalu dihindarkan. Karena persentase bersifat melekat pada sisa hutang meskipun utang hingga batas waktu perjanjian telah jatuh tempo atau berakhir. Bank Syariah menerapkan sistem berdasarkan atas modal untuk jenis kontrak al mudharabah dan al musyarakah dengan sistem bagi hasil (Profit and losery) yang tergantung pada besarnya keuntungan. Bank Syari'ah tidak menerapkan jual beli atau sewa-menyewa uang dari mata uang yang sama dan transaksinya itu dapat menghasilkan keuntungan. Dengan demikian pinjaman pada umumnya tidak dalam bentuk tunai melainkan dalam bentuk pengadaan barang. Keberadaaan dewan Syari'ah bertugas mengawasi bank dari sudut Syariah. Lembaga bank juga mempunyai fungsi amanah, artinya berkewajiban menjaga dan ikut BISNIS, Vol. 4, No. 2, Desember
10 Nur Hisamuddin dan Bagus Budi Priatmono bertanggung jawab atas keamanan dana yang sudah dititipkan dan memiliki kesiapan sewaktu-waktu apabila dana ditarik kembali sesuai dengan perjanjian B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya terkait fakta, keadaan dan fenomena tentang penerapan PSAK 107 dan PSAK 102 pada produk gadai emas dan cicil emas Bank Syariah Mandiri.Objek penelitian adalah Bank Syariah Mandiri Cabang Jember. Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan data meliputi credibility (validitas internal) dengan cara triangulasi, transferability (validitas internal), dependability (reliabilitas) dan conformability (objektivitas). Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian.. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak(moleong,2014). Analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman (1984) meliputi empat tahap yaitu pengumpulan, reduksi, penyajian data serta penarikan kesimpulan. (Sugiyono,2014:91) Gambar. 1 Analisis Data Miles and Huberman C. Pembahasan 142 Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
11 Studi Implementasi Produk Emas Menurut PSAK Terdapat dua macam Produk emas pada Bank Syariah Mandiri yaitu produk BSM gadai emas untuk pembiayaan emas dan produk BSM cicil emas untuk investasi emas. Penelitian ini mengkhususkan pada BSM gadai emas. Definisi dari BSM gadai emas adalah suatu produk pembiayaan atas jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang dengan cepat. Emas yang digadaikan berupa emas perhiasan dan emas batangan. BSM gadai emas termasuk produk baru sejak tahun BSM gadai emas merupakan produk yang banyak diminati masyarakat terbukti setiap minggu sekitar sepuluh nasabah melakukan akad pembiayaan gadai emas. Produk ini diperuntukkan bagi perorangan. BSM gadai emas mempunyai keunggulan yang menjadi daya tarik masyarakat yaitu biaya yang murah, layanan yang nyaman, proses dan persyaratan sederhana, adanya fasilitas antar jemput gadai serta dapat terkoneksi dengan fasilitas lain seperti atm. Namun, menurut hasil wawaancara kelemahan produk ini yaitu sulitnya menentukan harga dasar taksiran karena biaya pemeliharaan relatif murah. Bank Syariah Mandiri saat ini telah menetapkan bahwa emas yang digadaikan harus memiliki sertifikat yang menunjukkan surat bukti kepemilikan atau bukti pembelian. Hal ini dilakukan agar unsur kemaksiatan dalam proses penggadaian dapat dicegah. Pada produk gadai ini pihak bank tidak mengambil dari marhun yang dijaminkan nasabah sehingga dapat dikatakan bahwa bank memberikan pinjaman dengan jaminan emas kepada nasabah. 1. Akad Gadai Emas Akad adalah perjanjian, yaitu perjanjian ijab dengan qabul menurut c a r a yang disyariatkan yang berpengaruh terhadap objek yang diakadkan serta menimbulkan hak dan kewajiban masing masing pihak. Menurut hasil wawancara dengan pihak Bank Syariah Mandiri cabang Jember, dalam pelaksanaannya BSM gadai emas menggunakan akad qardh dalam rangka rahn yaitu akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan. Akad ijarah digunakan untuk menghitung biaya pemeliharaan. BISNIS, Vol. 4, No. 2, Desember
12 Nur Hisamuddin dan Bagus Budi Priatmono Akad qardh adalah akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterima pada waktu yang telah disepakati. Akad Rahn merupakan transaksi gadai barang atau harta dari nasabah kepada bank dengan uang sebagai gantinya. Sedangkan akad ijarah adalah akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang tersebut kepada penyewa. 2. Dasar Pelaksanaan Gadai Emas Pelaksanaan produk BSM gadai emas telah menggunakan standar terbaru dengan mengacu pada tiga aturan pihak yang berkewenangan dalam perbankan syariah meliputi sebagai berikut: a. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 107 PSAK 107 mencakup tentang pengaturan untuk pembiayaan multijasa yang menggunakan akad ijarah, namun tidak mencakup perlakuan akuntansi untuk obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan akad ijarah. b. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Fatwa DSN MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002 yang mengatur tentang rahn. c. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) 2013 Pedoman yang diterbitkan oleh BI ini, sebagai dasar pelaksanaan pembiayaan ijarah pada BSM gadai emas. 3. Perlakuan Akuntansi Gadai Emas Perlakuan akuntansi gadai emas meliputi pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan. Pengakuan dan pengukuran akuntansi diawali dengan menghitung nilai taksiran, besarnya pembiayaan maksimum dan besarnya biaya pemeliharaan. Bank mengakui pembiayaan pada saat akad terjadi dan sekaligus mencairkan dana sebesar pokok pembiayaan. Pengakuan tersebut sesuai dengan PSAK 107 menyatakan bahwa pembiayaan gadai emas diakui sebesar jumlah yang dipinjamkan pada saat terjadinya. Akan tetapi, jika ditinjau pada praktiknya, 144 Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
13 Studi Implementasi Produk Emas Menurut PSAK pencairan yang dilakukan bank konvensional diartikan sebagai pemindahan saldo dari rekening bank ke rekening nasabah. Nasabah belum menerima dalam bentuk uang tunai sehingga dapat diartikan bahwa pencairan tersebut hanya bersifat simbolis. Sedangkan, sesuai syariah bahwa pengakuan harus dilakukan ketika hal tersebut benar benar telah terjadi. Hal ini dilakukan karena bank syariah cenderung menggunakan dasar kas (cash basis) yang dianggap lebih manusiawi.alam melakukan pencatatan akuntansi Berbeda dengan bank konvensional yang menggunakan accrual basis. Penggadai juga dibebankan biaya administrasi yang telah ditetapkan oleh bank dan dibayarkan saat pembiayaan akad terjadi. Saat bank menerima gadai tidak ada jurnal, hanya membuat tanda serah terima barang. Jurnal saat pembiayaan gadai dengan mendebet pembiayaan gadai dan mengkredit rekening nasabah.. Pengakuan dan pengukuran pendapatan dari sudut pandang pihak bank adalah pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat manfaat atas aset (sewa tempat) telah diserahkan kepada penyewa atau rahin. Sedangkan piutang atas kas diukur dan dinilai sebesar nilai yang dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan. Pada bank konvensional, pendapatan diartikan sebagai pendapatan bunga sedangkan pada Bank Syariah Mandiri pendapatan tersebut dikategorikan dalam pendapatan sewa. Besarnya diperhitungkan sesuai dengan berat emas yang digadaikan, bukan jumlah pinjaman yang diberikan. Adanya perbedaan tersebut tentu menimbulkan perbedaan pengakuan. Bank Syariah Mandiri mengakui pendapatan sewa pada saat pendapatan tersebut diterima yaitu ketika nasabah membayar biaya sewa. Dasar pengakuan pendapatan adalah dasar cash basis. Berdasarkan pedoman tersebut, maka bank mengakui pendapatan dalam kegiatan pembiayaan gadai syariah hanya dari pendapatan sewa dan pendapatan biaya administrasi. Pengakuan pendapatan dengan mendebet rekening nasabah dan mengkredit pendapatan sewa. Sedangkan pada saat pelunasan pinjaman gadai dengan mendebet rekening nasabah dan mengkredit pembiayaan gadai Pada kondisi nasabah tidak dapat melunasi tanggung jawabnya, maka dilakukan pelelangan barang gadai. Pada saat BISNIS, Vol. 4, No. 2, Desember
14 Nur Hisamuddin dan Bagus Budi Priatmono barang gadai dilelang diakui sebesar jumlah pinjaman setelah dikurangi biaya biaya yang terkait saat proses pembiayaan. Jadi Bank Syariah Mandiri telah menerapkan proses pengakuan dan pengukuran pendapatan dengan cara : a. Pembiayaan/kas dinilai sebesar jumlah yang dipinjamkan pada saat terjadi. b. Pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat manfaat atas asset (sewa tempat) telah diserahkan kepada penyewa (rahin). Beban pada kegiatan pembiayaan gadai emas terdiri atas biaya biaya yang dikeluarkan pihak bank menyangkut pembiayaan gadai syariah telah ditanggung oleh nasabah dan diakui pendapatan oleh bank. Hal ini diakui pada saat terjadinya atau dikeluarkannya biaya tersebut sehingga bank tidak mencatatnya sebagai beban tetapi mencatatnya sebagai pendapatan yang telah disepakati oleh penyewa atau rahin. Perlakuan akuntansi ijarah menurut PSAK 107 antara lain sebagai berikut : Saat bank menerima barang gadai bank tidak membuat jurnal tetapi hanya membuat tanda terima. Saat bank membayarkan uang tunai kepada rahin, jika tunai tanpa rekening maka jurnal yang dibuat adalah: Dr. Pembiayaan Gadai Cr. Rekening Perantara Sedangkan jika bank menstransfer ke rekening nasabah, jurnalnya adalah: Dr. Pembiayaan Gadai Cr. Rekening Nasabah Saat bank menerima uang untuk biaya sewa atas manfaat aset (sewa tempat) yang merupakan pendapatan sewa bagi bank., jurnal yang dibuat adalah Dr. Kas Rp Cr. Pendapatan sewa (ijarah) Rp Saat pelunasan uang pinjaman, barang gadai dikembalikan dengan membuat tanda serah terima barang. Jika dengan mendebit rekening. Dr. Rekening Nasabah Rp 146 Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
15 Studi Implementasi Produk Emas Menurut PSAK Cr. Pembiayaan Gadai Cr. Pendapatan Sewa (ijarah) Jika dilakukan secara tunai. Dr. Rekening Perantara Cr. Pembiayaan Gadai Cr. Pendapatan Sewa (ijarah) Rp Rp Rp Rp Rp Jika pada saat jatuh tempo, rahin tidak dapat dilunasi dan kemudian barang gadai dijual oleh pihak bank. - Penjualan barang gadai nilainya sama dengan piutang. Dr. Kas Rp Cr. Pembiayaan Gadai Rp - Jika lebih, maka sisa pembayaran utang dikembalikan kepada nasabah, setelah mengurangi biaya untuk penjualan barang gadai tersebut. Pengakuan dan pengukuran akuntansi menurut PSAK 107 adalah terdapat beberapa ketentuan untuk pengakuan dan pengukuran yang dijelaskan dalam PSAK 107, yakni : Pinjaman/ kas dinilai sebesar jumlah yang dipinjamkan pada saat terjadinya. Pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat manfaat atas aset telah diserahkan kepada penyewa/rahin. Pengakuan biaya penyimpanan diakui pada saat terjadinya. Kesimpulan dari perlakuan dan pengukuran akuntansi yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri terhadap produk gadai emas adalah sudah sesuai dengan PSAK 107. Pendapatan ijarah dalam pengelolaan pembiayaan berdasarkan gadai emas disajikan dalam laporan laba rugi koprehensif perusahaan. Seperti terlihat pada tabel berikut ini: Tabel. 1 Penyajian Pendapatan Gadai Emas dalam Laporan Laba/rugi BISNIS, Vol. 4, No. 2, Desember
16 Nur Hisamuddin dan Bagus Budi Priatmono PT BANK SYARIAH MANDIRI TBK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain) PENDAPATAN PENGELOLAAN DANA OLEH BANK SEBAGAI MUDHARIB Pendapatan dari Sewa Pendapatan ijarah bersih Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Syariah Mandiri Tbk tahun 2014 Menurut laporan laba rugi komprehensif pendapatan ijarah disajikan secara neto. Selain masuk dalam laporan laba rugi komprehensif transaksi ijarah juga masuk dalam laporan keuangan bagian laporan posisi keuangan sebagai berikut : Tabel. 2 Penyajian Piutang Gadai Emas dalam Laporan Laba/rugi PT BANK SYARIAH MANDIRI TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain) Piutang Ijarah Pihak ketiga ASET YANG DIPEROLEH UNTUK IJARAH 148 Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
17 Studi Implementasi Produk Emas Menurut PSAK Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan ( ) ( ) Bersih Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Syariah Mandiri Tbk tahun 2014 Penyajian laporan keuangan pada Bank Syariah Mandiri mengikuti ketentuan pedoman akuntansi perbankan syariah Indonesia (PAPSI) serta mengacu pada PSAK 101. Menurut PSAK 101, komponen komponen laporan keuangan pada lembaga keuangan syariah terdiri atas beberapa komponen antara lain : Laporan posisi keuangan pada akhir periode. Laporan laba dan penghasilan komprehensif lain selama periode. Laporan perubahan ekuitas selama periode. Laporan arus kas selama periode. Laporan sumber dan penyaluran dana zakat selama periode. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan selama periode. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain Menurut PSAK 107 yang mengemukakan bahwa penyajian dari pembiayaan ijarah yaitu pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban yang terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan dan sebagainya. Berdasarkan laporan keuangan diatas maka penyajian pembiayaan gadai emas Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan PSAK Pengungkapan Akuntansi Gadai Emas BISNIS, Vol. 4, No. 2, Desember
18 Nur Hisamuddin dan Bagus Budi Priatmono Pengungkapan meliputi penyajian informasi di dalam laporan keuangan termasuk laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan serta pengungkapan tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan. Pada laporan keuangan Bank Syariah Mandiri mengungkapkan penjelasan yang signifikan mengenai total pembiayaan gadai syariah pada suatu akun yang sama dengan produk ijarah ke dalam akun piutang sebagai kesatuan dari total pembiayaan yang disalurkan. Pada laporan keuangan tersebut juga mengungkapkan total aset untuk ijarah dan akumulasi penyusutannya. Pengungkapan menurut PSAK 107 yaitu penyewa mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas pada: a. Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada : total pembayaran, keberadaan wa d pemilik untuk pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang digunakan( jika ada wa d pemilik untuk pengalihan kepemilikan), pembatasan pembatasan dan agunan yang digunakan. b. Keberadaan transaksi jual dan ijarah dan keuntungan atau kerugian yang diakui( jika ada transaksi jual dan ijarah). Kesimpulan dari pengungkapan akuntansi yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri juga telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat di dalam PSAK Produk Cicil Emas Bank Produk Bank Syariah Mandiri untuk program investasi emas dinamakan BSM cicil emas. BSM cicil emas adalah suatu fasilitas yang disediakan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Jember yang bertujuan untuk membantu nasabah dalam membiayai pembelian/ kepemilikan emas berupa lantakan (batangan) dengan ketentuan minimal 10 gram. BSM cicil emas dikeluarkan pada tahun Produk BSM cicil emas sangat tepat bagi masyarakat peroranga untuk berinvestasi emas tetapi dengan angsuran. Keunggulan BSM cicil emas antara lain aman, tarif angsuran murah, layanan professional, mudah serta sangat likuid. Namun selain kelebihan, produk ini juga memiliki kelemahan seperti pricing akan berbeda apabila nasabah 150 Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
19 Studi Implementasi Produk Emas Menurut PSAK datang langsung ke kantor dengan mengajukan melalui bagian pemasaran. Selain itu nasabah tidak dapat menikmati masa manfaat emas yang dibeli ketika cicilan belum lunas. Bank memiliki sejulah prosedur dan sekaligus beberapa biaya yang harus dibayarkan oleh nasabah seperti biaya angsuran, biaya asuransi dan juga biaya administrasi. 6. Akad yang Digunakan Pada Cicil Emas Akad adalah perjanjian ijab dengan qabul menurut cara cara yang disyariatkan yang berpengaruh terhadap objek yang diakadkan dan yang menimbulkan hak dan kewajiban dari masing masing pihak yang melaksanakan. Pelaksanaanya BSM cicil emas menggunakan akad murabahah serta akad rahn untuk pengikatan agunan (gadai). Akad murabahah menurut PSAK 102 merupakan akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli. Dalam pembahasan ini Bank Syariah Mandiri berlaku sebagai penjual emas dimana nasabah adalah sebagai pembeli akhir 7. Dasar Pelaksanaan Cicil Emas Pelaksanaan produk BSM cicil emas telah menggunakan standar terbaru dengan mengacu pada tiga aturan pihak yang berkewenangan dalam perbankan syariah meliputi sebagai berikut : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 102 PSAK 102 sebagai acuan dalam mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi murabahah. Peraturan ini diterapkan pada lembaga keuangan syariah (LKS) yang melakukan transaksi murabahah yang bertindak sebagai penjual maupun sebagai pembeli serta pihak pihak lain yang melakukan transaksi murabahah. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Fatwa DSN MUI No 04/DSN-MUI/IV/2000 mengatur tentang murabahah. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) 2013 BISNIS, Vol. 4, No. 2, Desember
20 Nur Hisamuddin dan Bagus Budi Priatmono Pedoman yang diterbitkan oleh BI untuk membuat sistem pelaporan keuangan akuntansi khususnya pada perbankan syariah dapat lebih terstruktur dengan baik. Penggunaan PAPSI 2013 sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah atau BSM cicil emas. 8. Perlakuan Akuntansi Investasi Emas Syariah Bank Syariah Mandiri Perlakuan akuntansi cicil emas Bank Syariah Mandiri meliputi pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan. Jurnal dari transaksi murabahah dengan mendebet asset murabahah dan mengkredit kas. Sedangkan pengakuan keuntungan murabahah dilakukan dengan mendebet rekening kas dan ppiutang murabahah dan mengkredit rekening asset dan margin murabahah. Jika terjadi pelunasan murabahah, perusahaan akan menjurnal erkening kas dan margin ditangguhkan pada sisi debet dan mengkredit akun piutang murabahah dan margin. Jurnal yang dibuat pada saat perusahaan menerima pendapatan dari asabah adalah dengan mendeet reening kasa dan mengkredit rekening pendapatan. Produk investasi emas pada berbagai lembaga keuangan syariah m e n g g unakan PSAK 102 sebagai salah satu acuan untuk pelaksanaan. PSAK 102 mengatur mengenai terjadinya akad murabahah yang berisi pedoman perlakuan akuntansi tentang bagaimana pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan pada transaksi murabahah. Terdapat beberapa ketentuan tentang pengukuran dan pengakuan dari PSAK 102 antara lain : Saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan. Pengukuran aset murabahah setelah perolehan adalah sebagai berikut : a. Murabahah pesanan mengikat Dinilai sebesar biaya perolehan dan jika terjadi kerusakan sebelum diserahkan ke nasabah, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aset. b. Murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat 152 Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
21 Studi Implementasi Produk Emas Menurut PSAK Dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai neto yang dapat direalisasikan, mana yang lebih rendah jika nilai neto dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan maka selisihnya diakui sebagai kerugian. Pengakuan diskon pembelian aset murabahah sebagai : a. Pengurang biaya perolehan aset murabahah jika terjadi sebelum akadmurabahah. b. Liabilitas kepada pembeli, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati menjadi hak pembeli. c. Tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad menjadi hak jual. d. Pendapatan operasi lain, jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam akad. Piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan aset murabahah ditambah keuntungan yang disepakati. Pada akhir periode, piutang murabahah dinilai sebesar nilai neto yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang. Keuntungan murabahah diakui : a. Pada saat terjadinya penyerahan barang jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh yang tidak melebihi satu tahun. b. Selama periode akad sesuai dengan tingkat risiko dan upaya untuk merealisasikan keuntungan tersebut untuk transaksi tangguh lebih dari satu tahun. Metode-metode berikut ini digunakan, dan dipilih yang paling sesuai dengan karakteristik risiko dan upaya transaksi murabahah-nya : Keuntungan diakui saat penyerahan aset murabahah. Metode ini untuk murabahah tangguh di mana risiko penagihan kas dari piutang murabahah dan beban pengelolaan piutang serta penagihannya relatif kecil. Keuntungan diakui proporsional dengan besaran kas yang berhasil ditagih dari piutang murabahah. Metode ini untuk transaksi murabahah tangguh di mana risiko piutang tidak tertagih relatif besar dan/atau beban untuk mengelola dan menagih piutang tersebut relatif besar juga. BISNIS, Vol. 4, No. 2, Desember
22 Nur Hisamuddin dan Bagus Budi Priatmono Keuntungan diakui saat seluruh piutang murabahah berhasil ditagih. Metode ini untuk transaksi murabahah tangguh di mana risiko piutang tidak tertagih dan beban pengelolaan piutang serta penagihannya cukup besar. Dalam praktik, metode ini jarang dipakai, karena transaksi murabahah tangguh mungkin tidak terjadi bila tidak ada kepastian yang memadai akan penagihan kasnya. Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli yang melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah. Potongan angsuran murabahah diakui sebagai berikut: a. Jika disebabkan oleh pembeli yang membayar secara tepat waktu, maka diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah; b. Jika disebabkan oleh penurunan kemampuan pembayaran pembeli, maka diakui sebagai beban. Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan. Pengakuan dan pengukuran uang muka adalah sebagai berikut: a. Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima. b. Jika barang jadi dibeli oleh pembeli, maka uang muka diakui sebagai pembayaran piutang (merupakan bagian pokok). c. Jika barang batal dibeli oleh pembeli, maka uang muka dikembalikan kepada pembeli setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual. Berikut ini adalah ilustrasi jurnal akuntansi murabahah menurut PSAK 102 : Aset Murabahah Aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan. Dr. Aset murabahah 154 Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
23 Studi Implementasi Produk Emas Menurut PSAK Cr. Kas Jika terjadi penurunan nilai aset karena rusak atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aset. Dr. Beban Cr. Aset murabahah Diskon Pembelian Aset Murabahah diakui sebagai : Pengurang biaya perolehan aset murabahah, jika terjadi akad murabahah maka jurnalnya sebagai berikut : Dr. Aset murabahah Cr. Kas Kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah akad murabahah dan akad yang disepakati menjadi hak nasabah maka jurnalnya : Dr. Kas Cr. Hutang Tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad, menjadi hak bank maka jurnalnya : Dr. Kas Cr. Keuntungan murabahah Pendapatan operasi lain jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam akad, jurnalnya adalah : Dr. Kas Cr. Pendapatan operasi lain Pengakuan Keuntungan Murabahah Pada saat terjadinya penyerahan jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh yang tidak melebihi satu tahun maka jurnalnya adalah : Dr. Kas Dr. Piutang murabahah Cr. Aset murabahah Cr. Keuntungan Pelunasan Piutang Murabahah Pengakuan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada nasabah yang melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati itu diakui sebagai BISNIS, Vol. 4, No. 2, Desember
24 Nur Hisamuddin dan Bagus Budi Priatmono pengurang keuntungan murabahah. dan jurnalnya adalah sebagai berikut : Diberikan saat pelunasan, yaitu bank mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah dijurnal menjadi : Dr. Kas Dr. Keuntungan ditangguhkan Cr. Piutang murabahah Cr. Keuntungan Diberikan pada saat pelunasan, yaitu bank menerima pelunasan dari nasabah dan kemudian membayarkan potongan pelunasannya kepada nasabah dijurnal menjadi : Dr. Kas Dr. Keuntungan ditangguhkan Cr. Piutang murabahah Cr. Keuntungan Potongan Angsuran Murabahah Jika disebabkan oleh nasabah yang membayar secara tepat waktu, maka diakui sebagai keuntungan murabahah, sehingga jurnalnya adalah : Dr. Keuntungan murabahah Cr. Kas Jika disebabkan oleh penurunan kemampuan pembayaran nasabah maka diakui sebagai beban, sehingga jurnalnya adalah : Dr. Kas Dr. Keuntungan yang ditangguhkan Dr. Beban Cr. Piutang murabahah Cr. Keuntungan Denda Denda dikenakan jika nasabah lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan. Maka jurnalnya menjadi : Dr. Dana kebajikan kas Cr. Dana kebajikan denda 156 Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
25 Studi Implementasi Produk Emas Menurut PSAK Uang Muka Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima, maka jurnalnya : Dr. Kas Cr. Hutang lain uang muka murabahah Jika barang jadi dibeli oleh nasabah, maka uang muka diakui sebagai pembayaran piutang, jurnalnya adalah : Dr. Utang lain uang muka murabahah Cr. Piutang murabahah Jika barang batal dibeli oleh nasabah setelah diperhitungkan dengan biaya- biaya yang telah dikeluarkan oleh bank, maka dalam rangka memenuhi permintaan calon nasabah maka selisihnya dapat dikembalikan kepada calon nasabah, sehingga jurnalnya : Dr. Dana nasabah Dr. Utang lain uang muka murabahah Cr. Pendapatan operasional Cr. Kas Pesanan dibatalkan jika uang muka dibayarkan oleh calon nasabah lebih daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh calon nasabah lebih kecil daripada biaya yang telah dikeluarkan bank, maka jurnalnya : Dr. Kas/ piutang Cr. Utang lain uang muka murabahah Jika perusahaan menanggung kekurangan atau uang muka sama dengan beban yang dikeluarkan maka jurnalnya : Dr. Utang Lain Uang muka murabahah Cr. Pendapatan operasional Pengakuan aset murabahah pada Bank Syariah Mandiri cabang Jember sudah sesuai dengan PSAK 102 karena karena hasil pengambilan data di lapangan menunjukkan bahwa, aset murabahah diakui sebagai persediaan yang nominalnya sesuai dengan biaya perolehan. BISNIS, Vol. 4, No. 2, Desember
26 Nur Hisamuddin dan Bagus Budi Priatmono Pengakuan diskon sudah sesuai dengan PSAK 102, hal tersebut dapat diketahui dari jurnal yang dilakukan oleh pihak bank. Pengakuan keuntungan atau yang biasa disebut margin dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Jember dengan cara mendebet kas dan piutang murabahah dan aset murabahah serta margin murabahah diletakkan di sisi kredit. Jurnal yang dibuat sesuai dengan PSAK 102 untuk akuntansi murabahah. Pengakuan pelunasan murabahah dilakukan dengan cara mengurangi biaya perolehan emas dengan uang muka yang dibayarkan oleh nasabah serta dibagi periode yang sudah ditentukan pada akad. Selain itu margin juga ikut dihitung dan dibagi periode pembiayaan. Hal ini sesuai dengan apa yang tertera pada PSAK 102. Pengakuan dan pengukuran uang muka dilakukan dengan cara mendebet kas dengan mengkredit hutang lain uang muka murabahah. Hal ini dilakukan karena uang muka yang dibayarkan langsung secara tunai oleh nasabah. Setelah dilakukan analisis data pengakuan dan pengukuran pada BSM cicil emas sesuai dengan PSAK 102.Kesimpulan dari pengakuan dan pengukuran akuntansi murabahah pada produk BSM cicil emas sudah sesuai dengan PSAK Penyajian Investasi Emas Penyajian akuntansi murabahah pada laporan keuangan bagian laporan posisi keuangan Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut : Tabel. 3 Penyajian Piutang Murabahah dalam Laporan Neraca PT BANK SYARIAH MANDIRI TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain) PIUTANG Murabahah Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
27 Studi Implementasi Produk Emas Menurut PSAK Setelah dikurangi pendapatan yang ditangguhkan masing masing sebesar Rp dan Rp pada 31 Desember 2014 dan 2013 Pihak ketiga Pihak Berelasi Jumlah piutang murabahah Sumber : Laporan Keungan PT Bank Syariah Mandiri TBK Tahun 2014 Penyajian piutang murabahah yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri disajikan sebesar nilai neto yang dapat direalisasikan dan dikurangi cadangan kerugian piutang serta dikurangi dengan marjin murabahah tangguhan. Sedangkan transaksi murabahah di dalam laporan laba rugi komprehensif disajikan sebagai berikut : Tabel. 4 Penyajian Pendapatan Murabahah dalam Laporan Laba/rugi PT BANK SYARIAH MANDIRI TBK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain) PENDAPATAN PENGELOLAAN DANA OLEH BANK SEBAGAI MUDHARIB Pendapatan dari jual beli Pendapatan keuntungan murabahah BISNIS, Vol. 4, No. 2, Desember
28 Nur Hisamuddin dan Bagus Budi Priatmono Sumber : Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri Tahun Pendapatan keuntungan murabahah disajikan secara bersih atau neto di dalam laporan laba-rugi komprehensif. Penyajian laporan keuangan pada Bank Syariah Mandiri mengikuti ketentuan pedoman akuntansi perbankan syariah Indonesia (PAPSI) serta mengacu pada PSAK 101. Menurut PSAK 101, komponen komponen laporan keuangan pada lembaga keuangan syariah terdiri atas beberapa komponen antara lain : Laporan posisi keuangan pada akhir periode. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode. Laporan perubahan ekuitas selama periode. Laporan arus kas selama periode. Laporan sumber dan penyaluran dana zakat selama periode. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan selama periode. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain Menurut PSAK 102 penyajian akuntansi murabahah adalah sebagai berikut : Piutang murabahah disajikan sebesar nilai neto yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Marjin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang murabahah. Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) utang murabahah. Kesimpulan dari penyajian yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri pada produk BSM cicil emas telah sesuai dengan PSAK 102 yang mengatur tentang murabahah. 10. Pengungkapan Investasi Emas Pengungkapan meliputi penyajian informasi di dalam laporan keuangan termasuk laporan keuangan itu sendiri, catatan atas laporan keuangan. Dan pengungkapan tambahan 160 Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
29 Studi Implementasi Produk Emas Menurut PSAK yang berkaitan dengan laporan keuangan. Pada laporan keuangan Bank Syariah Mandiri diungkapkan tentang total piutang murabahah, jangka waktu pembiayaan murabahah,dan harga perolehan aset murabahah pada transaksi pihak ketiga serta semua hal yang signifikan yang berhubungan dengan transaksi murabahah. Hal tersebut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan Bank Syariah Mandiri. Pengungkapan akuntansi murabahah menurut PSAK 102 adalah sebagai berikut :penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas pada, Harga perolehan aset murabahah;janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan pesanan sebagai kewajiban atau bukan; dan Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian LaporanKeuangan Syariah. Kesimpulan yang dapat diambil dari pengungkapan akuntansi pada produk investasi emas atau BSM cicil emas Bank Syariah Mandiri sudah sesuai dengan PSAK102. D. Simpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, dihasilkan kesimpulan antara lain : Pelaksanaan akuntansi emas untuk produk BSM gadai emas Bank Syariah Mandiri mulai dari pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan sudah sesuai dengan PSAK 107. Pelaksanaan akuntansi emas untuk produk BSM cicil emas atau investasi emas mulai dari pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan sudah sesuai dengan PSAK 102. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan hal hal sebagai berikut: Untuk Bank Syariah Mandiri cabang Jember bisa lebih meningkatkan perlakuan akuntansi gadai syariah sesuai dengan acuan yang terbaru sehingga diharapkan mampu bersaing dengan lembaga keuangan syariah lainnya. Untuk Bank Syariah Mandiri cabang Jember perizinan untuk melakukan penelitian tidak perlu melakukan BISNIS, Vol. 4, No. 2, Desember
Kartika dan Nur, Analisis Penerapan Akuntansi Gadai Syariah (Rahn) Pada Pegadaian Syariah Cabang Jember
1 ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI GADAI SYARIAH (RAHN) PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG JEMBER (Analyze The Application Of Accounting Pawn Sharia (Rahn) In Sharia Pawnshop Branches ) Kartika Chandra Priliana
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi
Lebih terperinciBAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1
BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 5.1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pegadaian sebagai lembaga keuangan alternatif bagi masyarakat guna menetapakan pilihan dalam pembiayaan disektor riil. Biasanya kalangan yang berhubungan dengan pegadaian
Lebih terperinciAKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH
AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 13: Akuntansi Pegadaian Syariah dan Obligasi Syariah (Sukuk) Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA PEGADAIAN SYARIAH (rahn) PENGERTIAN AKAD RAHN Bahasa: tetap, kekal, jaminan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weygandt dkk. (2007:4) adalah sebagai berikut : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengomunikasikan
Lebih terperincimembutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.
Ringkasan Pegadaian sebagai lembaga keuangan alternatif bagi masyarakat guna menetapakan pilihan dalam pembiayaan disektor riil. Biasanya kalangan yang berhubungan dengan pegadaian adalah masyarakat menengah
Lebih terperinciAKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.
Materi: 6 AKUNTANSI MURABAHAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Gadai Secara Umum. Beberapa pendapat mengenai definisi gadai dan pegadaian:
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Gadai Konvensional II.1.1 Pengertian Gadai Secara Umum Beberapa pendapat mengenai definisi gadai dan pegadaian: 1. Menurut Kasmir (2010:262), secara umum pengertian usaha gadai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 107 1. PSAK Tentang Akuntansi Pembiayaan Ijarah Berdasarkan perkembangan per 1 September 2007, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Lebih terperinciMenurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah
Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur dalam pembiyaan murabahah, yaitu : 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah 2) Kontrak yang pertama harus sah sesuai dengan rukun yag
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha Bank
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dapat menjadi data pendukung dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan ijarah pada Bank DKI Syariah.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan sistem dan prosedur gadai emas
Lebih terperinciPSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 0 Juni 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PSAK No. 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNT UNTANSI
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.
ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK. Nama : Nurdiani Sabila NPM : 25210157 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Dr. Ambo Sakka Hadmar,SE.,MSi LATAR BELAKANG PENELITIAN
Lebih terperinciAKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.
Materi: 5-6 AKUNTANSI MURABAHAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193
Lebih terperinciAgung dan Nur, Studi Implementasi Akuntansi Produk Emas Menurut Pernyataan Standar Akuntansi...
1 Studi Implementasi Akuntansi Produk Emas Menurut Penyataan Standar Akuntansi Keuangan 107 dan 102 pada PT Bank Syariah Mandiri Tbk Cabang Jember (Study of Implementation of Gold Products According to
Lebih terperinciANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB
Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB 1 Renka Suka Alamsyah,
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO -2- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MENJALANKAN KEGIATAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bank Syariah 1. Prinsip Akutansi Bank Islam Laporan akuntansi Bank Islam menurut Pardede dan Gayo (2005) terdiri dari : Laporan posisi keuangan / neraca Laporan laba-rugi Laporan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan usaha
Lebih terperinciANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ib PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SURABAYA
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ib PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SURABAYA Tysa Dhara Noor Febrina Universitas Negeri Surabaya Email: tysadhara@yahoo.com
Lebih terperinci1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTEK GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG KARANGAYU SEMARANG 1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu Semarang Penerapan Ar-Rahn dalam
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan pada Bab II, maka bab ini peneliti akan membahas mengenai Perlakuan Akuntansi Pendapatan atas Pembiayaan Murabahah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan sudah memiliki tempat yang memberikan cukup pengaruh
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a) Implementasi Akad Murabahah Di Indonesia, aplikasi jual beli murabahah pada perbankan syariah di dasarkan pada Keputusan Fatwa Dewan Syariah
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha Bank Perkreditan
Lebih terperinciCreated by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Praktek Pembiayaan Murabahah Praktek pembiayaan Murabahah di Bank Muamalat Indonesia berpanduan pada DSN-MUI dan PSAK. 1. Akuntansi Syariah Murabahah (PSAK 102)
Lebih terperinciPERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 102 AKUNTANSI MURABAHAH
Akuntansi Murabahah ED PSAK (Revisi 00) 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI MURABAHAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri Palembang Gadai Emas Syariah Menurut Anshori (2007:129) adalah menggadaikan atau menyerahkan hak penguasa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath Pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh KJKS BMT Al Fath dilakukan dengan cara komputerisasi dengan program IT
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA
83 BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA A. Analisis terhadap Aplikasi Rahn pada Produk Gadai Emas dalam di BNI Syariah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN 4.1 Pengakunan Pembiayaan Musyarakah Wal Ijarah Muntahiya Bittamlik di Bank Muamalat Indonesia Cabang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal
BAB IV ANALISIS DATA A. Proses Penerapan Akad Rahn dan Ijarah dalam Transaksi Gadai pada Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung Mendiskusikan sub tema ini secara gamblang, maka tidak ubahnya
Lebih terperinciBUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735
205 BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH Pasal 735 (1) Akuntansi syari ah harus dilakukan dengan mencatat, mengelompokkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian
Lebih terperinciBAGIAN III AKAD JUAL BELI
- 19 - BAGIAN III AKAD JUAL BELI III.1. MURABAHAH A. Definisi 1. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar beban perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA A. Analisis Implementasi Ijārah Jasa Simpan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya
Lebih terperinciAKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH
AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 4: Akuntansi Murabahah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Ruang Lingkup 1. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan Koperasi Syariah yang melakukan transaksi murabahah baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara yang mayoritas Muslim, akan tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti kita ketahui bersama bahwa Islam adalah merupakan agama yang paling sempurna, agama Islam tidak hanya mengatur perihal ibadah saja, namun di dalamnya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya
36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan evaluasi terhadap bagi hasil pembiayaan mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya evaluasi ini untuk
Lebih terperinciAKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH
AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 7: Akuntansi Akad Ijarah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA DEFINISI 2 Bahasa: al Ajru = al Iwadhu (kompensasi) Terminologi: akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian Bank Syariah Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang merupakan perubahan dari Undang-Undang
Lebih terperinciAKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM
AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM SESI 7: Akuntansi Akad Istishna Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan yang
Lebih terperinciPembandingan PSAK No. 102 Dengan Fatwa MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 1
EKBISI, Vol. VII, No. 2, Juni 2013, hal. 150 163. ISSN:1907-9109 Pembandingan PSAK No. 102 Dengan Fatwa MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 1 Aninda Adhaninggar, Fakultas Ekonomi UII Syamsul Hadi, Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN TARIF POTONGAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH OLEH PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG MALANG.
ANALISIS PENENTUAN TARIF POTONGAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH OLEH PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG MALANG Oleh : Nur Kholis Kusuma Atmaja ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 997 telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya
Lebih terperinciED PSAK 102. akuntansi murabahah. exposure draft
ED PSAK 0 exposure draft PERNYATAAN Standar Akuntansi Keuangan akuntansi murabahah Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. Menteng,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ikatan Akuntan Imdonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntan Imdonesia. 2010. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Kasmir. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers. Muhammad. 2005. Manajemen
Lebih terperinciMURABAHAH ANUITAS DAN PENERAPANNYA MENURUT STANDAR AKUNTANSI SYARIAH
MURABAHAH ANUITAS DAN PENERAPANNYA MENURUT STANDAR AKUNTANSI SYARIAH Oleh: Marita Kusuma Wardani Ibu_ayya@yahoo.co.id (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta) Abstract Praktek transaksi syariah
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 28 Februari 2018
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 8 Februari 018 POS - POS ASET 1. Kas 94,05. Penempatan pada Bank Indonesia 5,59,49 3. Penempatan pada bank lain 3,364,909 4. Tagihan spot
Lebih terperinciLAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH
LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH KODIFIKASI PRODUK DAN AKTIVITAS STANDAR BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bank Islam memiliki ciri karakter sendiri yang berbeda dengan bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari ketiadaan sistem riba dalam seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengangguran, masalah kekurangan modal. globalisasi saat ini masyarakat mudah memperoleh modal untuk memulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ekonomi keuangan adalah proses kegiatan dalam mengelola keuangan yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Ekonomi keuangan termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak memiliki
Lebih terperinciBAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI
BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI XI.1. PENGERTIAN 01. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode yang menunjukkan komponen laba rugi.
Lebih terperinciNo. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA
No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 28 Februari 2017
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 8 Februari 017 POS POS ASET 1. Kas 1,133,453. Penempatan pada Bank Indonesia 7,351,174 3. Penempatan pada bank lain 1,561,55 4. Tagihan spot
Lebih terperinciKERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008
KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA PER 31 OKTOBER 2016 (dalam jutaan rupiah)
LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 OKTOBER 216 NO POS-POS 31-Oct-16 ASET 1 Kas 82,52 2 Penempatan pada Bank Indonesia 313,1 3 Penempatan pada bank lain 619,75 4 Tagihan spot dan derivatif 5 Surat Berharga
Lebih terperinciDaftar Pertanyaan Wawancara
L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana cara mengakui pendapatan premi PT. Asuransi Takaful Umum? Jawaban : saat pertanggungan atas peserta telah dimulai, artinya saat pembukaan polis maka pendapatan
Lebih terperinciRuang Lingkup PSAK SYARIAH
M. Gunawan Yasni 1 Ruang Lingkup PSAK SYARIAH Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 102: Akuntansi Murabahah PSAK 103: Akuntansi
Lebih terperinciBANK ROYAL INDONESIA PERIODE : 31 MARET 2017
LAPORAN POSISI KEUANGAN/NERACA BULANAN BANK ROYAL INDONESIA PERIODE : 31 MARET 2017 POS - POS ASET 1. Kas 9,157 2. Penempatan pada Bank Indonesia 44,950 3. Penempatan pada bank lain 2,401 4. Tagihan spot
Lebih terperinciNo. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA
No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA Perihal: Produk Pembiayaan Kepemilikan Emas Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Sehubungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya oleh orang lain. Penulis ingin melakukan pembahasan dan penelitian terhadap pengaruh prinsip jual
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi yang
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI
BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI Syariah Ijarah adalah akad sewa menyewa atau akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan manfaat atau hak guna
Lebih terperinciBANK ROYAL INDONESIA PERIODE : 28 FEBRUARI 2018
LAPORAN POSISI KEUANGAN/NERACA BULANAN PERIODE : 28 FEBRUARI 208 POS - POS ASET. Kas 0.357 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6.583 3. Penempatan pada bank lain 2.702 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Agustus 2016
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Agustus 016 POS POS ASET 1. Kas 1,146,804. Penempatan pada Bank Indonesia 4,597,717 3. Penempatan pada bank lain 1,660,879 4. Tagihan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. peneliti menemukan beberapa hal penting yang bisa dicermati dan dijadikan acuan penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berdasarkan penelusuran yang peneliti lakukan terhadap beberapa karya ilmiah yang sesuai dengan penelitian ini, peneliti menemukan beberapa
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2017
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 017 POS POS ASET 1. Kas 1,444,061. Penempatan pada Bank Indonesia 5,371,901 3. Penempatan pada bank lain,166,534 4. Tagihan spot
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 2017
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 017 POS POS ASET 1. Kas 1,113,741. Penempatan pada Bank Indonesia 5,583,797 3. Penempatan pada bank lain,188,053 4. Tagihan spot
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2015
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 015 POS POS ASET 1. Kas 1,093,66. Penempatan pada Bank Indonesia 4,546,084 3. Penempatan pada bank lain,459,55 4. Tagihan spot
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2016
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 016 POS POS ASET 1. Kas 1,06,486. Penempatan pada Bank Indonesia 7,077,646 3. Penempatan pada bank lain 1,511,937 4. Tagihan spot
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 2016
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 016 POS POS ASET 1. Kas 938,471. Penempatan pada Bank Indonesia 5,855,135 3. Penempatan pada bank lain 478,000 4. Tagihan spot dan
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Januari 2016
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Januari 016 POS POS ASET 1. Kas 1,060,068. Penempatan pada Bank Indonesia 7,78,681 3. Penempatan pada bank lain 1,171,946 4. Tagihan spot
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Mei 2016
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Mei 016 POS POS ASET 1. Kas 1,138,570. Penempatan pada Bank Indonesia 6,30,109 3. Penempatan pada bank lain 803,67 4. Tagihan spot dan
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 2016
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 016 POS POS ASET 1. Kas 1,06,749. Penempatan pada Bank Indonesia 5,896,560 3. Penempatan pada bank lain 1,384,300 4. Tagihan spot
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2017
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 017 POS POS ASET 1. Kas 87,575. Penempatan pada Bank Indonesia 5,645,711 3. Penempatan pada bank lain,039,67 4. Tagihan spot dan
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 2017
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 017 POS POS ASET 1. Kas 969,43. Penempatan pada Bank Indonesia 6,301,164 3. Penempatan pada bank lain 3,055,1 4. Tagihan spot dan
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2015
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 015 POS POS ASET 1. Kas 1,164,435. Penempatan pada Bank Indonesia 4,80,609 3. Penempatan pada bank lain,396,493 4. Tagihan spot dan
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2016
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 016 POS POS ASET 1. Kas 991,610. Penempatan pada Bank Indonesia 7,477,88 3. Penempatan pada bank lain 939,783 4. Tagihan spot dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbankan. Dengan menganut sistem yang berbeda dari bank konvensional, bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belakangan ini Bank Syariah menjadi fenomena di dunia finansial dan perbankan. Dengan menganut sistem yang berbeda dari bank konvensional, bank syariah turut
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2015
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 015 No. POS POS ASET 1. Kas 1,051,38. Penempatan pada Bank Indonesia 5,494,849 3. Penempatan pada bank lain 1,557,13 4. Tagihan
Lebih terperinciCreated by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Dari segi istilah, kata akuntansi berasal dari kata bahasa Inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan akuntansi
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/3/DPNP tanggal 16 Desember 211 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank Tanggal : JTRUST INDONESIA, Tbk. : 31-Jul-16 (dalam jutaan rupiah) ASET 1.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya. beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Syariah 2.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/13 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/13 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a.
Lebih terperinciPrinsip Sistem Keuangan Syariah
TRANSAKSI SYARIAH 1 Prinsip Sistem Keuangan Syariah 1. Pelarangan Riba 2. Pembagian Risiko 3. Tidak menganggap Uang sebagai modal potensial 4. Larangan melakukan kegiatan spekulatif 5. Kesucian Kontrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketika kita melihat kehidupan duniawi, banyak sekali kegiatan bisnis yang membantu kehidupan manusia untuk melangsungkan hidupnya, sehingga pinjam meminjam menjadi salah
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2016
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2016 POS POS ASET 1. Kas 1,001,235 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,358,732 3. Penempatan pada bank lain 5,073,380 4. Tagihan
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 September 2016
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 September 016 POS POS ASET 1. Kas 1,047,66. Penempatan pada Bank Indonesia 4,38,991 3. Penempatan pada bank lain 84,107 4. Tagihan spot
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Oktober 2016
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Oktober 016 POS POS ASET 1. Kas 1,084,590. Penempatan pada Bank Indonesia 4,635,441 3. Penempatan pada bank lain 1,563,604 4. Tagihan
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Agustus 2017
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Agustus 017 POS POS ASET 1. Kas 893,838. Penempatan pada Bank Indonesia 5,816,860 3. Penempatan pada bank lain,767,48 4. Tagihan spot
Lebih terperinci