Laxative Effect Of Water Spinach (Ipomoea aquatica Forsk.) In White Male Rats Of Wistar Strain Induced By Gambir ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laxative Effect Of Water Spinach (Ipomoea aquatica Forsk.) In White Male Rats Of Wistar Strain Induced By Gambir ABSTRACT"

Transkripsi

1 Laxative Effect Of Water Spinach (Ipomoea aquatica Forsk.) In White Male Rats Of Wistar Strain Induced By Gambir Siswandhi Hady Saputra*), Jatmiko Susilo**), Niken Dyahariesti*** ABSTRACT Backround : Water spinach (Ipomoea aquaticaforsk.) has fiber content alleged to have activity as a laxative.objectives : This study aims to determine laxative effect of water spinach juice in male rats induced by gambir and its effective dose which is comparable to bisakodil. Method :An experimental study pure post test only control group design consists of 5 groups each consisting of 5 rats, I negative control, II positive control, III rate of 20% w/v, IV rate of 30% w/v and V rate 40% w/v. Rats were induced with 600 mg gambir for 2 days, then each group was give treatment, after 45 minutes was given as suspension norit marker, 25 minutes after administration the rats were sacrificed and dissected marker to measure the length of the entire colon and intestinal lengthtraveled marker. The ratio of the length of the intestine were analyzed using SPSS version 17.0 for Windows with one way ANOVA parametic test level of 95%. Results : The average percent ratio of each group, group I20,346 ± 4,015, group II 79,540 ± 4,380, group III 64,186 ± 8,319, group IV 77,630 ± 5,294 and group V 73,368 ± 1,127. Conclusion : Group III and group IV have defferent effects are not significant with bisakodil with the 0,680 and 0,361. Keyword : water spinach (Ipomoea aquatica Forsk.), Fiber, laxatives

2 EFEK LAKSATIF KANGKUNG (Ipomoea aquatica Forsk.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN GAMBIR INTISARI Latar Belakang : Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) mempunyai kandungan serat yang diduga mempunyai aktivitas laksatif. Tujuan: untuk mengetahui efek laksatif blenderan kangkung pada tikus putih jantan yang diinduksi dengan gambir dan dosis efektif kangkung yang berbeda tidak signifikan dengan bisakodil. Metode Penelitian : Penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test only control group design terdiri dari 5 kelompok perlakuan masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus, kelompok I kontrol negatif, II kontrol positif, III kadar 20% b/v, IV kadar 30% b/v dan V kadar 40% b/v. Tikus diinduksi dengan 600 mg gambir selama 2 hari, kemudian setiap kelompok diberikan perlakuan, setelah 45 menit diberikan suspensi norit sebagai marker, 25 menit setelah pemberian marker tikus dikorbankan dan dibedah untuk diukur panjang usus seluruhnya dan panjang usus yang dilalui marker. Rasio panjang usus dianalisa menggunakan SPSS versi 17,0 for Windows dengan uji parametik ANAVA satu jalan taraf kepercayaan 95%. Hasil : Rata-rata persen rasio tiap kelompok,kelompok I ± 4,015, kelompok II 79,540 ± 4,380, kelompok III 64, 186 ± 8,319, kelompok IV 77,630 ± 5,294 dan kelompokv 73,368 ± 1,127. Kesimpulan : kelompok III dan kelompok IV memiliki efek yang berbeda tidak signifikan dengan bisakodil dengan nilai 0,680 dan 0,361. Kata kunci : Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), serat, laksatif PENDAHULUAN Sembelit atau konstipasi merupakan keadaan tertahannya feses (tinja) pada usus besar pada waktu yang cukup lama karena adanya kesulitan dalam pengeluaran. Hal ini terjadi akibat tidak ada gerakan peristaltik pada usus besar sehingga memicu tidak teraturnya buang air besar dan timbul perasaan tidak nyaman pada perut, Akmal, dkk, (2010). Konstipasi dapat diobati dengan menggunakan obat herbal, salah satunya dengan menggunakan serat pada buah atau sayuran karena serat mempunyai efek laksatif yang sangat baik bagi konstipasi. Serat makanan (dietary fiber) merupakan bahan tanaman yang tidak dapat dicerna oleh enzim dalam pencernaan manusia. Serat dengan berbagai tipe yang berbeda-beda dan jumlah yang berlainan terdapat dalam segala struktur tanaman. Serat tersebut berada didalam dinding sel dan di dalam sel-sel akar, daun, batang, biji, serta buah, Beck (2000). Serat pangan ini membentuk struktur dinding sel tanaman yang sebagian besar mengandung tiga macam polisakarida yaitu selulosa, pektin, dan hemisellulosa (Moehji, 2002). Pengaruh utama mengkonsumsi serat pangan terjadi pada usus besar. Serat pangan yang memasuki usus besar akan berinteraksi dengan mikroflora, sel muksa, dan otot usus. Interaksi tersebut kemudian Akan menghasilkan beberapa macam pengaruh tergantung pada fermenbilitas masing-masing serat. Serat yang sukar di fermentasikan oleh mikroflora usus pada umumnya memiliki efek laksatif yang sangat baik

3 (Jhonson dan Southgate 1994; Gallaher, 2000). Prevalensi yang dikeluarkan International Database US Census Bureau pada tahun 2003 prevalensi konstipasi di Indonesia sebesar jiwa, Friedman dan Grendell (2003). Penelitian pada tahun 1998 sampai 2005 di rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dalam jangka waktu tujuh tahun, dari hasil pemeriksaan usus (kolonoskopi), sebanyak 9 persen atau 216 menunjukkan adanya indikasi kasus konstipasi. Yakni 129 wanita dan 87 pria (Setiadi, 2004). Penelitian tentang efek laksatif pernah dilakukan Dian (2010) menggunakan jus daun asam jawa (Tamarindus indica linn.) terhadap tikus putih yang diinduksi dengan gambir pada konsentrasi yaitu 60%, 40% dan 20 % dengan menggunakan serat sebagai sebagai senyawa berkhasiat.jus asam jawa (Tamarindus indica linn.) dosis 40% mempunyai efek laksatif lebih besar dibandingkan dosis 60% dan 20% namun lebih kecil dibandingkan dulcolax (Dian, 2010). Kangkung dilaporkan mengandung serat yang tinggi dibandingkan dengan sayuran dan buahbuahan yang lainnya yaitu serat tidak larutnya sebesar 54,63 dan serat larutnya 6,71 (Akmal.dkk. 2010). Kandungan serat kangkung sangat bermamfaat bagi konstipasi, serat kangkung mempunyai mekanisme mencegah dan mengurangi konstipasi dengan menyerap air ketika melewati saluran pencernaan sehingga meningkatkan ukuran fases AACC (2001). METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan antara lain kandang tikus, blender, gunting, silet, beker glass, gelas ukur, pipet, spuit oral, mikro pipet dan batang pengaduk. Bahan penelitian meliputi kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), hewan uji tukus putih jantan galur wistar umur 2-3 bulan dengan berat rata-rata gram, bisakodil 5 mg, aquadest, suspensi norit, CMC-Na 1% dan gambir. Prosedur Penelitian 1. Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematika Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponogoro Semarang. Untuk mengetahui kebenaran dari kangkung(ipomoea aquatica Forsk.) yang akan digunakan dalam penelitian. 2. Kangkung diblender setiap hari sebelum perlakuan dengan menggunakan blender. Fungsi utama blender untuk mengambil semua bagian buah atau sayuran. 3. Identifikasi serat, masukkan 5 ml pereaksi yaitu asam sulfat 70% kedalam tabung reaksi lalu tambahkan bahan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi pereaksi lalu dipanaskan. Hasilnya akan larut karena penambahan asam sulfat 70% menunjukkan adanya kandung serat. 4. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur wistar, berat rata-rata tikus antara 180 gram sampai 200 gram dengan kondisi sehat. Untuk percobaan, tikus putih jantan galur wistar diadaptasikan terlebih dahulu selama 7 hari. Pengelompokan hewan uji dilakukan secara acak kedalam 5 kelompok dan tiap kelompoknya terdiri dari 5 ekor.

4 25 ekor tikus diadaptasikan dahulu selama 7 hari sebelum dilakukan penelitian 25 ekor tikus dibagi secara acak dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor Tikus diinduksi gambir selama 2 hari Tikus dipuasakan selama 18 jam dan tetap diberi minum Klp 1 Klp 2 Klp 3 Klp 4 Klp 5 Kontrol (-) aquades sebanyak 2,5 ml/ 200 g BB Kontrol (+) bisakodil dosis 0,2534 g/ 200 g BB Perlakuan 1 blenderan kangkung kadar 20% b/v /200 g BB Perlakuan 2 blenderan kangkung kadar 40% b/v /200 g BB Perlakuan 3 blenderan kangkung kadar 60% b/v /200 g BB Didiamkan selama 45 menit Kemudian seluruh tikus diberikan suspensi norit sebagai marker 25 menit setelah pemberian norit, tikus dikorbankan dan dibedah Diukur panjang usus seluruhnya dan panjang usus yang dilalui norit Masukkan data dan anlisa

5 Analisis Data Data yang dianalisa adalah nilai rasio jarak marker terhadap panjang usus. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program SPSS 17,0 for Windows dengan taraf 95% kepercayaan. Analisa data dilakukan dengan cara statistik parametik atau non parmetik yang didasarkan pada hasil homogenitas dan normalitasnya. Untuk mengetahui normalitas data menggunakan uji Shapiro-wilk untuk mengetahui apakah data yang terdistribusi normal atau tidak, jika nilai signifikansi <0,05 maka data tidak terdistribusi normal, uji dilanjutkan dengan Levene test (Test Homogenity of Variences) untuk mengetahui apakah data diperoleh dari populasi yang sama, jika nilai signifikansi <0,05 maka data berasal dari populasi yang mempunyai varian tidak sama, sebaliknya jika nilai signifikansi >0,05 maka data berasal dari varian yang sama. Data homogen yang terdistribusi normal (p>0,05) dianalisa dengan statistik parameter ANOVA satu arah ( One-Way ANOVA) pada taraf kepercayaan 95% dengan program SPSS 17,0. Uji ANOVA satu arah digunakan untuk mengetahui perbedaan antara kelompok. Jika ada perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui mana yang paling berbeda diantara kelompok perlakuan. Apabila data tidak terdistribusi normal dan tidak homogen (p<0,05) data dianalisa dengan menggunakan uji Kruskal Wallis kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor. Hewan uji yang digunakan adalah jenis tikus putih jantan galur wistar karena beberapa organ fisiologis tikus memiliki kesamaan dengan organ fisiologis manusia dan penanganannya tidak terlalu sulit dibandingkan dengan hewan uji lain. Kemudian tikus diadaptasikan selama 1 minggu dan diberi makan, makanan yang diberikan dari jenis yang sama dan mempunyai jumlah yang sama begitu juga dengan minumannya, ini bertujuan untuk mengontrol proses penyembelitan. Tikus diinduksi terlebih dahulu dengan menggunakan gambir selama 2 hari dengan tujuan memberikan efek sembelit pada tikus. Gambir dapat memberikan efek sembelit karena mempunyai kandungan tanin yang dapat menyebabkan terabsorbsinya cairan dalam lumen usus seehingga menyebabkan sembelit. setelah itu tikus dipuasakan 18 jam dan tetap diberi minum sebelum perlakuan yang bertujuan untuk mengosongkan isi lambung tikus tersebut. Gambir adalah sediaan yang kurang larut dalam air sehingga ditambahkan CMC Na 1% sebagai suspending agent untuk melarutkan sediaan tersebut dengan cara menurunkan tegangan permukaan sehingga sediaan gambir bisa terlarut sempurna. Kontrol positif juga diberikan CMC Na 1% karena kontrol positif juga sukar larut dengan air. Untuk mendapatkan CMC Na 0,1% serbuk CMC Na ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian dalarutkan dalam sebagian aquadest hangat, diaduk sambil ditambahkan aquadest sambil terus diaduk memakai batang pengaduk. Setelah larut baru ditambahakan aquadest sampai didapatkan volume 100 ml.

6 Penelitian ini menggunakan kontrol positif (bisakodil) dimaksudkan untuk menunjukan hasil kesembuhan yang positif dengan menggunakan produk sintetik yang umum digunakan sebagai obat laksatif yaitu dengan meningkatkan motilitas dan sering kali menyebabkan keram perut. Sementara itu kelompok kontrol negatif menggunakan aquadest karena aquadest tidak memiliki efek laksatif, tujuannya untuk mendapatkan hasil negatif sebagai pembanding untuk hasil perlakuan dan kontrol positif. Setelah tikus diinduksi dengan gambir dan sudah mengalami sembelit dengan tanda jumlah feses sedikit dan bertekstur padat dan keras. Selanjutnya diberikan perlakuan, kelompok kontrol negatif diberi aquadest, kelompok perlakuan I diberikan blenderan kangkung dengan kadar 20% b/v, kelompok perlakuan II diberikan kangkung dengan kadar 30% b/v, kelompok perlakuan III diberikan blenderan kangkung dengan kadar 40% b/v dan kontrol positif diberikan bisakodil dengan dosis 5 mg. Setelah semua tikus diberikan perlakuan didiamkan selama 45 menit tujuannya untuk membiarkan semua zat aktif (serat) yang telah diberikan melewati saluran usus, setelah itu semua tikus diberikan suspensi norit sebagai marker, didiamkan 25 menit untuk memberikan waktu norit mengalami proses transit, setelah pemberian suspensi norit, tikus dikorbankan dan dibedah. Diukur panjang usus seluruhnya dan panjang usus yang dilalui norit. Pengukuran usus dilakukan dengan cara membentangkan usus lalu diukur dengan menggunakan penggaris dari pylorus sampai rektum tikus untuk mendapatkan panjang usus seluruhnya, dan mengukur dari pylorus sampai akhir marker untuk mendapatkan panjang usus yang dilalui norit dengan tanda usus berwarna hitam. Semakin panjang rasio panjang usus maka efek laksatif kangkung semakin bagus. Dari table 1 terlihat bahwa ratarata rasio panjang usus yang dilalui norit kelompok aquadest, blenderan kangkung dosis 20%, 30%, 40% dan bisakodil masing-masing adalah 20,34%, 64,18%, 77,63%, 73,36% dan 79,54%. (Tabel 4.1) Pada table 1 terlihat bahwa aquadest memiliki rasio terkecil yang artinya tidak mempunyai efek laksatif sedangkan bisakodil mempunyai rasio jarak norit terhadap usus terbesar, yang artinya mempunyai efek laksatif tertinggi dibandingkan kelompok uji lainnya. Pada kelompok blenderan kangkung dosis 40% rasio jarak norit terhadap panjang usus lebih kecil dibandingkan 30% akan tetapi tidak lebih rendah jika dibandingkan dengan dosis 20%. Ini menunjukkan bahwa efek laksatif dari blenderan kangkung 30% lebih kuat dibandingkan blenderan kangkung 40%. Berdasarkan tabel 1 menunjukkan perlakuan kontrol positif (bisakodil 5 mg) dan semua blenderan kangkung mempunyai efek laksatif dibandingkan dengan kontrok negatif (aquadest). Untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda tidak signifikan dengan kontrol positif maka dilakukan uji statistik menggunakan SPSS 19 for Windows dengan taraf kepercayaan 95%. Pertama dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel kecil (<50). Data dikatakan terdistribusi normal jika p>0,05. Tujuannya dilakukan uji normalitas data adalah untuk mengetahui data-data tersebut dinyatakan terdistribusi normal.

7 Tabel 1. Rasio panjang usus yang dilalui norit terhadap panjang usus pada tikus putih jantan yang diberi kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), Bisakodil dan aquadest % Rasio Jarak Norit terhadap panjang usus No Aquadest Kangkung 20% Kangkung 30% Kangkung 40% Bisakodil 5 mg Mean (±sd) 20,34 ± 4,01 64,18 ± 8,31 77,63 ± 5,29 73,36 ± 1,12 79,54 ± 4,38 Tabel 2. Hasil Uji LSD Pasangan Perlakuan p-value Kesimpulan K20% vs K30% 0,008 Berbeda signifikan K20% vs K40% 0,058 Berbeda tidak signifikan P30% vs P40% 0,361 Berbeda tidak signifikan K20% vs K(+) 0,003 Berbeda signifikan K30% vs K(+) 0,680 Berbeda tidak signifikan K40% vs K(+) 0,191 Berbeda tidak signifikan Keterangan : Signifikan p <0,05 = Berbeda signifikan Signifikan p>0,05 = Berbeda tidak signifikan Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil uji LSD efek laksatif kelompok K(-) dengan kelompok K20%, K30%, K40% dan K(+) menunjukkan adanya perbedaan signifikan (p<0,05) artinya kelompok K(-) tidak mempunyai efek laksatif yang sama dengan kelompok K20%,K30%, K40% dan K(+). Pada kelompok K(+) dengan kelompok K20% memiliki perbedaan signifikan (p<0,05) artinya kelompok K20% tidak mempunyai efek laksatif yang sama dengan K(+). Pada kelompok K(+) dengan kelompok K30% dan K40% menunjukkan perbedaan tidak signifikan (p<0,05) artinya kelompok K20% dan K30% mempunyai efek laksatif yang berbeda tidak bermakna dengan K(+). Pada kelompok K20% dengan kelompok K30% menunjukkan ketahui kadar serat yang dibutuhkan manusia adalah atau bila dikonversikan (0,362-0,724 untuk tikus) gram per hari. Jika mengkonsumsi serat secara berlebih justru akan menyebabkan sembelit karena cairan didalam usus banyak diserap. perbedaan signifikan (p<0,05) artinya kelompok K30% tidak mempunyai efek laksatif yang sebanding dengan K20%. Pada blenderan kangkung 20% b/v, 30% b/v dan 40 % b/v mempunyai efek laksatif. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa blenderan kangkung dengan konsentrasi 30% b/v mempunyai efek laksatif paling besar yaitu sebesar 77,63% dibandingkan perlakuan yang lain. Blenderan kangkung dengan konsentrasi 30% b/v dan 40% b/v mempunyai efek laksatif yang berbeda tidak signifikan dengan bisakodil, efek laksatif kangkung memlaui peningkatan volume feses. Kadar serat 30% b/v lebih efektif dibandingkan dengan kadar 40% b/v, mungkin karena kadar 30% kemampuan pergerakan air optimal, seperti kita KESIMPULAN 1. Blenderan kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) mempunyai kemampuan efek laksatif pada tikus putih jantan galur wistar. 2. Blenderan kangkung dengan konsentrasi 30% b/v dan 40% b/v mempunyai efek laksatif yang

8 berbeda tidak bermakna dengan bisakodil dan kadar 30% b/v efek laksatifnya lebih optimal. SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan uji perbandingan menggunakan obat laksatif yang berbeda untuk mengetahui efektivitas laksatif tersebut. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang stabilitas blenderan kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) dalam jangka waktu yang lama sebagai alternatif laksatif. DAFTAR PUSTAKA Dalimartha S., (2008), EnsiklopediaTanaman Obat Indonesia, 5, Dinamika Media, Jakarta Dahlan, S., 2011, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta. Fitrianingsih, A.I.,(2013), Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Cermai (Phyllantus Acidus L.) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Tikus Putih Galur Wistar dengan Pembebanan Glukosa, Skripsi, Prodi Farmasi. Stikes Ngudi Waluyo, Ungaran. Handoko, T., dan Suharto B. (1995). Insulin, Glukagon dan antidiabetik dalam farmakologi dan Terapi, Edisi Empat, Editor: Sulistia G. Ganiswara, Jakarta: Gaya Baru. Halaman 469, Scobie, Ian N dkk Atlas of diabetes mellitus. Third edition. UK: informa UK Smeltzer, S.C, and Bare, G. B.,(2003),Bruner and Suddarth`s Textbook of Medical Surgical Nursing. 10 th Ed. E- Book. Tjay. T.H., dan Rahardja, K.(2007). Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Samping. Edisi VI. Jakarta: Elex Media Komputindo. Halama 738, 743, Tjokroprawiro, A.,(2006), Diabetes mellitus, Airlangga University Press, Hal 32-35, Surabaya. Wilson, dan Price., (2005), Patofisiologi Konsepklinis Proses-Proses Penyakit edisi VI, , Buku Kedokteran EGC, Jakarta WHO, (2013), The Diagnosis Treatmen and Prevention Of Diabetes Mellitus, background document, World Health Organization, Geneva. Wijayakusuma, H., (2004), Ensiklopedia Milenium Tumbuhan Obat Indonesia, PT Gunung Agung, Jakarta.

EFEK LAKSATIF KANGKUNG (Ipomoea aquatica Forsk.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN GAMBIR

EFEK LAKSATIF KANGKUNG (Ipomoea aquatica Forsk.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN GAMBIR EFEK LAKSATIF KANGKUNG (Ipomoea aquatica Forsk.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN GAMBIR Siswandhi Hady Saputra*), Jatmiko Susilo**), Niken Dyahariesti***) *) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

EFEK LAKSATIF PERASAN BUAH MENGKUDU

EFEK LAKSATIF PERASAN BUAH MENGKUDU EFEK LAKSATIF PERASAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L) PADA MENCIT JANTAN PUTIH GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI GAMBIR DENGAN METODE TRANSIT INTESTINAL ARTIKEL Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Serimawati

Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Serimawati THE COMPARISON IN EFFECTIVENESS OF MEFENAMIC ACID, IBUPROFEN, DICLOFENAC POTASSIUM, DICLOFENAC NATRIUM AS ANTI- INFLAMMATORY MEDICINES IN WHITE MALE MICE OF WISTAR LINEAGE Jatmiko Susilo, Oni Yulianta

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Farmakologi. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Gizi dan 4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga Linn) TERHADAP JUMLAH GELIATAN MENCIT BALB/C YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT THE EFFECT OF ETANOL RHIZOME EXTRACT (Kaempferia galanga Linn) TO THE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen murni dengan menggunakan design Pretest postest with control group

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN WARU

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN WARU UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceusl) TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIBEBANI GLUKOSA MONOHIDRAT ARTIKEL Oleh : MARNI JULIANA 050111a034 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi pada mencit

Lebih terperinci

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR 30 DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Ni Wayan Rusmiati retnoyas@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental laboratorium dalam menguji aktivitas analgetik pada mencit putih jantan. B. Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat experimental laboratorium dengan rancangan penelitian post test only control group, karena pengukuran hanya dilakukan setelah pemberian

Lebih terperinci

Niken Dyah Ariesti, Agitya Resti Erwiyani, Okvitia Ningsih

Niken Dyah Ariesti, Agitya Resti Erwiyani, Okvitia Ningsih The Effect of Long Beans (Vigna sinensis L. Savi ex Hassk) Leaves Juice to Increase Levels of Hemoglobin (Hb) on The Blood of White Male Rat Wistar Strain Niken Dyah Ariesti, Agitya Resti Erwiyani, Okvitia

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi. BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi. 4.2 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental

Lebih terperinci

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra Gaertn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra Gaertn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra Gaertn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ARTIKEL ILMIAH Oleh: DEWI FITRIANA 050110a012 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok

Lebih terperinci

SEDATIVE EFFECT OF TAPAK DARA LEAVES EXTRACT Catharanthus roseus (l.) G. Don ON MICE. Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Ariadi ABSTRACT

SEDATIVE EFFECT OF TAPAK DARA LEAVES EXTRACT Catharanthus roseus (l.) G. Don ON MICE. Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Ariadi ABSTRACT SEDATIVE EFFECT OF TAPAK DARA LEAVES EXTRACT Catharanthus roseus (l.) G. Don ON MICE Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Ariadi ABSTRACT Catharanthus roseus (L.) G. Don leaves was used by society as a

Lebih terperinci

UJI EFEK EKSTRAK DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ARTIKEL

UJI EFEK EKSTRAK DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ARTIKEL UJI EFEK EKSTRAK DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ARTIKEL Oleh : ERAP 050110a018 PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sampel yang telah dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi. 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup ruang ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

AKTIVITAS LAKSATIF INFUSA DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus L) PADA MENCIT. Tita Nofianti, Nurlaili Dwi Hidayati

AKTIVITAS LAKSATIF INFUSA DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus L) PADA MENCIT. Tita Nofianti, Nurlaili Dwi Hidayati AKTIVITAS LAKSATIF INFUSA DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus L) PADA MENCIT Tita Nofianti, Nurlaili Dwi Hidayati Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya Abstrak Pengujian aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN Tia Afelita 1, Indah Permata Sari 1, Rizki Chairani Zulkarnain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorik dengan metode post-test only with control group design. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan hewan coba dan penelitian dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorik. B. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Variabel Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu, yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap kelompok eksperimental

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

The results showed that potato was able to stablize blood sugar levels in diabetic rats compared to white rice.

The results showed that potato was able to stablize blood sugar levels in diabetic rats compared to white rice. The Effects Of Dietary Red Sweet Potato, Potato, Cowpea, and White Rice On Blood Sugar Levels Of Diabetic Rats Induced Alloxan Richa Yuswantina, Sikni Retno Karminingtyas, Zaeni Azis ABSTRACT The right

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN UBI JALAR (Ipomoea batatas Lamk) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR TERHADAP KADAR BILIRUBIN TOTAL

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN UBI JALAR (Ipomoea batatas Lamk) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR TERHADAP KADAR BILIRUBIN TOTAL PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN UBI JALAR (Ipomoea batatas Lamk) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR TERHADAP KADAR BILIRUBIN TOTAL PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (THE EFFECT OF SWEET POTATO LEAF (Ipomoea batatas

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

The Effect of Ethanol Leaves Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) toward the Sedative Effect on BALB/C Mice

The Effect of Ethanol Leaves Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) toward the Sedative Effect on BALB/C Mice 28 The Effect of Ethanol Leaves Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) toward the Sedative Effect on BALB/C Mice Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Parida Risanti agityaresti@yahoo.com

Lebih terperinci

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet 1 Melvina Afika, 2 Herri S. Sastramihardja,

Lebih terperinci

The Effect of Etanol Extract of Ceremai (Phyllantus acidus L.) Leaf Toward The Reduce Blood Sugar Levels on Albino Wistar Rats with Glucose Loading

The Effect of Etanol Extract of Ceremai (Phyllantus acidus L.) Leaf Toward The Reduce Blood Sugar Levels on Albino Wistar Rats with Glucose Loading The Effect of Etanol Extract of Ceremai (Phyllantus acidus L.) Leaf Toward The Reduce Blood Sugar Levels on Albino Wistar Rats with Glucose Loading Niken Dyah Ariesti, Sikni Retno K, Ade Irma Fitrianingsih

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode post test group only design. Menggunakan tikus putih jantan galur Sprague dawley berumur

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terhadap kadar transaminase hepar pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) terhadap kadar gula darah dan kadar transminase pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN Dyota Sulia Mutiari, 2014 Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra dr., M. Kes.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan 30 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Desain penelitian ini memiliki

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup ilmu Farmasi, Farmakologi dan Kimia Randomized Post Test Control Group Design dengan hewan coba sebagai objek penelitian tikus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian pre and post test with control group

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Model penelitian ini adalah eksperimental murni yang dilakukan dengan rancangan post test controlled group design terhadap hewan uji. B. Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008. B. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri dari 4

Lebih terperinci

Dewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina, Sikni Retno K. ABSTRACT

Dewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina, Sikni Retno K. ABSTRACT The Effectivity of Atorvastatin, Fenofibrate, and Gemfibrozil in Single and Combination Dose to Reduce Total Cholesterol Levels in White Male Rats of Wistar Strain Dewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina,

Lebih terperinci

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP PENGHAMBATAN PENINGKATAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP PENGHAMBATAN PENINGKATAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP PENGHAMBATAN PENINGKATAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ARTIKEL Oleh ERNA APRIYANTI NIM. 050111a013 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Sri Juniati, Dian Oktianti, Nova Hasani Furdiyanti ABSTRACT

Sri Juniati, Dian Oktianti, Nova Hasani Furdiyanti ABSTRACT The Effectiveness Test Of Giving Infusa Of Cincau Leaves (Cyclea barbata (L.) Miers) Toward SGPT and SGOT Enzyme Levels On The Mice Infected By Salmonella Typhi Sri Juniati, Dian Oktianti, Nova Hasani

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu kedokteran forensik, farmakologi dan ilmu patologi anatomi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : -Laboratorium Penelitian dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with 43 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with randomized control group design. Pemilihan subjek penelitian untuk pengelompokan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Albert Christopher Ryanto, Pembimbing I: Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II: Christine Sugiarto, dr., Sp.PK.

ABSTRAK. Albert Christopher Ryanto, Pembimbing I: Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II: Christine Sugiarto, dr., Sp.PK. ABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MADU HUTAN DAN MADU TERNAK TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI OLEH ALOKSAN Albert Christopher Ryanto, 2014.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Desain ini menggunakan

Lebih terperinci

ANTIPYRETIC EFFECT TEST OF Syzygium polyanthum [Wight.] Walp. LEAVES INFUSION ON MALE WHITE RATES OF WISTAR STRAIN

ANTIPYRETIC EFFECT TEST OF Syzygium polyanthum [Wight.] Walp. LEAVES INFUSION ON MALE WHITE RATES OF WISTAR STRAIN ANTIPYRETIC EFFECT TEST OF Syzygium polyanthum [Wight.] Walp. LEAVES INFUSION ON MALE WHITE RATES OF WISTAR STRAIN S.Joko Purnomo, Sikni Retno K, Anita Dwi J ABSTRACT Utilization of plants as traditional

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED (Linum usitatissimum L) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus) WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Ghaluh Ajeng Retno Pramesty,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil perhitungan frekuensi atau jumlah diare rata-rata terhadap. a. Kelompok I (kontrol normal) : 0 ± 0

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil perhitungan frekuensi atau jumlah diare rata-rata terhadap. a. Kelompok I (kontrol normal) : 0 ± 0 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Perhitungan Frekuensi Diare Hasil perhitungan frekuensi atau jumlah diare rata-rata terhadap kelompok perlakuan sebagai berikut: a. Kelompok I (kontrol normal) :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian post test only with control group

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Penetapan Aktivitas Enzim Alanin Amino Transferase Plasma a. Kurva kalibrasi Persamaan garis hasil pengukuran yaitu : Dengan nilai koefisien relasi (r) = 0,998.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Design Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah studi eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba

Lebih terperinci

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KAMBOJA (Plumeria. acuminata ait) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KAMBOJA (Plumeria. acuminata ait) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KAMBOJA (Plumeria acuminata ait) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIBEBANI GLUKOSA MONOHIDRAT ARTIKEL OLEH SRIANI NIM. 050110a064

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Biokimia. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data dilakukan hanya pada saat akhir penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pre test & post test control group design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Bidang ilmu yang tercakup dalam penelitian ini adalah Biologi, Farmakologi, dan Kimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Farmakologi. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Gizi dan 4.2. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only Control Group Design).

Lebih terperinci

ABSTRAK. Meigi Suwarto, 2013 : dr. Kartika Dewi, M.Kes. Sp.Ak.PA (K) : dr. Jeanny Ervie Ladi, M.Kes., PA

ABSTRAK. Meigi Suwarto, 2013 : dr. Kartika Dewi, M.Kes. Sp.Ak.PA (K) : dr. Jeanny Ervie Ladi, M.Kes., PA ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KEDELAI DETAM I (Glycine max (L.) Merr.), DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) DAN KOMBINASINYA TERHADAP KADAR LDL SERUM TIKUS JANTAN GALUR WISTAR Meigi Suwarto, 2013

Lebih terperinci

THE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei

THE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei of THE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Leni Puspitasari

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) DALAM MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) DALAM MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) DALAM MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN Tria Pertiwi, 2014 Pembimbing I Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. Pembimbing

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL SEMUT JEPANG (Tenebrio Sp.) PADA TIKUS PUTIH GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN

UJI AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL SEMUT JEPANG (Tenebrio Sp.) PADA TIKUS PUTIH GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN UJI AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL SEMUT JEPANG (Tenebrio Sp.) PADA TIKUS PUTIH GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN, Ratih Pratiwi Sari, Riza Alfian Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Email:

Lebih terperinci

OLEH: VEROS ALVARIS YUSTAKI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

OLEH: VEROS ALVARIS YUSTAKI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN EKSTRAK ETANOL BIJI KELABET (TRIGONELLA FOENUM-GRAECUM LINN.) DAN DAUN MURBEI (MORUS ALBA LINN.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN OLEH: VEROS ALVARIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan galur Sprague

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Andry Setiawan Lim, 2012, Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Pembimbing II: Sijani

Lebih terperinci

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (LANTANA CAMARA L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (LANTANA CAMARA L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (LANTANA CAMARA L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR I Made Putra Suwertayasa, Widdhi Bodhy, Hosea Jaya Edy Program Studi Farmasi, FMIPA UNSRAT,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji

Lampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji Lampiran 1 Pembuatan Suspensi Zat Uji Bahan obat herbal X yang merupakan hasil fraksinasi dari daun sukun tidak dapat larut secara langsung dalam air maka dibuat dalam bentuk sediaan suspensi agar dapat

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group design. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian mencit (Mus

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan pengobatan tradisional, farmakologi, dan patologi klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

The Effect of Ethanol Extract of Leuchaena glauca Benth Leaves Toward the Sedative Effect on Mice BALB/C

The Effect of Ethanol Extract of Leuchaena glauca Benth Leaves Toward the Sedative Effect on Mice BALB/C The Effect of Ethanol Extract of Leuchaena glauca Benth Leaves Toward the Sedative Effect on Mice BALB/C Richa Yuswantina, Oni Yulianta Wilisa, Gatot Budihandoko ABSTRACT Leuchaena glauca Benth, has ben

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design. Penelitian dilakukan dengan beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan desain posttest only control group design. perlakuan yang akan diberikan, yaitu 6 kelompok.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan desain posttest only control group design. perlakuan yang akan diberikan, yaitu 6 kelompok. 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental pada hewan uji dengan desain posttest only control group design. B. Subyek Penelitian Subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi

Lebih terperinci

EFFECTS OF Sansevieria trifasciata Prain. TO THE MALE RABBITS HAIR GROWTH. Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Eka Mustika H

EFFECTS OF Sansevieria trifasciata Prain. TO THE MALE RABBITS HAIR GROWTH. Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Eka Mustika H EFFECTS OF Sansevieria trifasciata Prain. TO THE MALE RABBITS HAIR GROWTH Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Eka Mustika H ABSTRACT Sansevieria trifasciata Prain. leaves is a plant that contains flavonoid,

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK HIPOGLIKEMI TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT Swiss Webster JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN

ABSTRAK. EFEK HIPOGLIKEMI TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT Swiss Webster JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN ABSTRAK EFEK HIPOGLIKEMI TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT Swiss Webster JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN Daniel Wirawan, 2012 Pembimbing I : Jo Suherman, dr., M.S.,

Lebih terperinci