BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan terkait tujuan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan terkait tujuan"

Transkripsi

1 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan terkait tujuan dalam penelitian. Analisis data subjek menggunakan prosedur analisis yang telah ditetapkan, dengan melakukan coding tehadap istilah-istilah atau penggunaan kata pada kalimat dalam kuesioner, kemudian, dilakukan klasifikasi tehadap coding yang telah dilakukan. Kemudian, satuan makna dan kategori dianalisis dan dicari hubungan satu dengan lainnya untuk menemukan makna, arti, tujuan isi komunikasi. Hasil analisis ini kemudian disimpulkan berdasarkan pendekatan induktif deskriptif Gambaran Umum subjek penelitian Subjek merupakan guru taman kanak-kanak wilayah Jakarta Barat Kecamatan Kembangan dengan status sekolah menengah kebawah yang memiliki latar belakang pendidikan S1 baik PGSD, PAUD, Psikologi PAUD, Psikologi Pendidikan. Berikut gambaran subjek : Dari 76 kuesioner yang disebarkan 34 dapat digunakan diantaranya 8 guru TK Negeri dan 26 guru TK swasta, 17 tidak dapat digunakan, 25 tidak kembali diantaranya 11 guru TK Negeri.

2 52 Tabel 1.4. Usia Guru Usia Jumlah guru tahun tahun tahun 8 51 tahun keatas 10 Tabel 1.5. Pengalaman Guru Pengalaman Mengajar Jumlah guru 1-10 tahun tahun tahun tahun 10 Tabel 1.6. Jenis TK Jenis TK Swasta Negeri Jumlah Guru 8 26

3 Hasil Penelitian Makna Wellbeing Anak Usia 4-6 tahun menurut Guru Gambar 1.4. Makna Wellbeing Makna Wellbeing Percaya diri Bekerjasama Menyelesaikan masalah Hubungan baik dengan guru Pengembangan kemampuan Terampil Hubungan baik dengan teman Keluarga/ orang tua utuh Hasil belajar baik Mandiri Bersosialisasi Tentram Aman Menerima dan memahami Tidak ada paksaan (belajar Kebutuhan anak tercukupi Anak sehat (Gizi/ nutrisi cukup, Senang dengan kegiatan/ pelajaran Nyaman (beraktifitas) Pendidikan layak Hasil penelitian pada makna wellbeing anak menghasilkan 67 jawaban dari 34 guru. Jika dilihat dari gafik diatas makna wellbeing anak dalam konteks pendidikan menurut guru adalah suatu kondisi dimana anak mendapatkan pendidikan layak, senang dengan kegiatan di sekolah dan senang belajar di sekolah serta nyaman dalam beraktifitas tidak ada paksaan (terutama dalam hal belajar calistung jadi belajar sesuai usianya dan bebas beraktifitas), anak sehat

4 54 dengan terpenuhinya gizi/nutrisi, tumbuh dan berkembang sesuai usianya, kebutuhannya tecukupi, anak menerima dan memahami lingkungan dengan mampunya anak untuk beradaptasi, anak mampu bersosialisasi dan mandiri anak merasa aman dan tentram, serta hasil belajar anak baik. Selebihnya merupakan jawaban yang sedikit dijawab oleh guru yaitu memiliki keluarga utuh, terampil dan memiliki hubungan baik dengan teman, hubungan dengan guru baik, mampu coping, bekerjasama dan percaya diri Indikator Wellbeing Anak Usia 4-6 tahun menurut Guru Gambar 1.5. Indikator Wellbeing Indikator Wellbeing Percaya diri Ramah Penyayang Berempati Berkonsentrasi Memahami aturan Tidak absen sekolah Tentram Daya ingat baik Suka bercerita Rasa ingin tahu tinggi Mandiri Terlindungi (eksploitasi, kekerasan, Kasih sayang cukup Aman Pendidikan layak Hasil belajar baik Bersosialisasi Kebutuhan tercukupi Senang belajar/ di lingkungan sekolah Nyaman (belajar, di sekolah) Tidak dalam kondisi terpaksa Kesehatan baik (Tumbuh normal,

5 55 Hasil penelitian pada indikator wellbeing anak menghasilkan 77 jawaban dari 34 guru, dari gafik diatas indikator wellbeing anak dalam konteks pendidikan menurut guru adalah anak tidak terpaksa belajar, bermain atau melakukan kegiatan apapun, anak bebas memilih kegiatan dan beraktifitas, kesehatan baik dengan terpenuhinya gizi/ nutrisi, tumbuh dan berkembang sesuai usianya, senang belajar dan senang berada di lingkungan sekolah, anak merasa nyaman belajar dan nyaman berada di sekolah, tercukupinya kebutuhan dengan memiliki alat-alat sekolah, adanya kemampuan anak untuk bersosialisasi dan mandiri, mendapatkan pendidikan sesuai usianya, hasil belajar memuaskan, anak terlindungi sehingga anak merasa aman, serta mendapatkan kasih sayang yang cukup. Selebihnya merupakan jawaban yang hanya sedikit disebutkan oleh guru seperti suka bercerita, daya ingat baik, tentram, tidak absen sekolah, mampu memahami aturan, berkonsentrasi, berempati, penyayang, ramah, dan percaya diri.

6 Faktor yang mempengauhi Wellbeing anak usia 4-6 tahun menurut Guru Gambar 1.6. Faktor yang memengaruhi wellbeing Faktor Wellbeing Aktifitas positif Lembaga pelayanan anak Kenyamanan Nilai Agama Orang-orang di sekitar anak/ Media/ sumber belajar Teman bermain Anak itu sendiri Nutrisi/ gizi Guru Lingkungan Orang tua/keluarga Hasil penelitian pada faktor wellbeing anak menghasilkan 112 jawaban dari 34 guru. Jika dilihat dari gafik diatas faktor wellbeing anak dalam konteks pendidikan yaitu orang tua/ keluarga (serta latar belakangnya, ekonomi, pengasuhan, pendidikan), lingkungan (rumah, bermain, sekolah), guru, nutrisi/gizi,, orang-orang di sekitar anak/ masyarakat, kondisi anak itu sendii seperti kesehatan anak, kesiapan anak, kemampuan/ kecerdasan anak, teman bermain, media/ sumber belajar, kemudian faktor yang sedikit disebutkan oleh guru yaitu nilai agama, lembaga pelayanan anak, kebutuhan anak, aktifitas positif,

7 Pembahasan Makna wellbeing Hasil penelitian pada makna wellbeing anak dalam konteks pendidikan menurut guru adalah anak mendapatkan pendidikan layak, senang dengan kegiatan di sekolah dan senang belajar di sekolah serta nyaman dalam beraktifitas Adanya rasa nyaman, tentram, gizi, dan nutrisi tercukupi, jasmani dan rohani sehat, pendidikan dan lingkungan yang memadahi sehingga mendukung pekembangannya OF, 41 tahun, S1. Sesuai dengan Departement of Education (dikutip dalam Mashford-Scott dkk, 2012) wellbeing dikaitkan dengan kenyamanan dan keterlibatan. Guru memaknai wellbeing anak sebagai suatu kondisi dimana anak senang belajar dan tidak ada paksaan terutama dalam hal belajar calistung jadi belajar sesuai usianya. Dalam arti anak tidak bisa dipaksakan dalam belajar seperti membaca, menulis, menghitung (calistung), disesuaikan dengan umur anak dan perkembangannya Any, 52 tahun, S1 Hal ini senada dengan pendapat Bernad (dikutip dalam Mashford-Scott dkk, 2012), wellbeing anak merupakan perkembangan disposisi belajar yang

8 58 positif dan perilaku belajar. Senang belajar, tidak adak paksaan dalam belajar merupakan disposisi belajar yang positif. Guru juga memaknai wellbeing anak sebagai kemampuan/ outcome anak yaitu tumbuh kembang sesuai usia, hasil belajar baik, mampu menyelesaikan masalah, mampu beradaptasi, bersosialisasi, bekerjasama, mandiri, percaya diri, tanggung jawab, terampil. Anak tumbuh kembang sesuai yang diharapkan, anak mampu menyelesaikan masalahnya sehari-hari sesuai dengan usianya, anak dapat menerima dan memahami apa yang sedang terjadi di lingkungannya sesuai dengan daya pikirnya, anak dapat bergaul dengan baik tanpa memilih teman dari ukuan/ usia, anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, dan anak tumbuh dan berkembang menjadi jiwa yang super Royanih, 50 tahun, S1. Kesejahteraan anak dapat dilihat dari sikap dan perilaku, banyak anak usia 4-6 tahun yang sudah siap dan mandiri. Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, beradaptasi di lingkungannya, mengembangkan keterampilan, di bidang seni, agama, dan bersosialisasi dengan teman-temannya T, 30 tahun, S1. Hal ini sesuai dengan Mashfod-scott dkk (2012) wellbeing diidentifikasikan sebagai hasil/ outcome melalui fasilitas yang dibutuhkan anak untuk kemajuan hasil belajar dan pekembangan anak. Anak mampu

9 59 menyelesaikan masalah di dukung oleh Bernad dkk (dikutip dalam Mashfrodscott dkk, 2012) bahwa anak mampu coping/ menyelesaikan masalah. Hasil belajar baik, mampu beradaptasi, bersosialisasi, bekerjasama, mandiri, percaya diri, tanggung jawab, terampil, merupakan outcome hasil belajar, outcome sosial emosi dan outcome perilaku. Kemudian guru memaknai wellbeing anak dengan kondisi anak di lingkungan /hubungan anak dengan orang-orang di sekitarnya baik seperti hubungan dengan teman, guru, orang tua, memahami dan menerima lingkungan, Terpenuhinya apa yang dia butuhkan berupa perhatian dan kasih sayang, menjalin kedekatan dengan orang tua, guru, dan teman-teman di sekolah dengan baik Herni, 31 tahun, S1 Menurut Ladd dkk (dikutip dalam Mashfrod-scott dkk, 2012) wellbeing anak adalah hubungan positif dengan teman dan guru atau hubungan positif dengan teman sebaya dan orang dewasa (Shonkoff & Philips, dikutip dalam Marbina, dkk, 2015). Dari pendapat para tokoh tidak ada pembahasan mengenai kesehatan anak seperti gizi/nutrisi tercukupi, anak tumbuh dan berkembang sesuai usianya, namun dalam hasil penelitian guru menyebutkan hal tersebut. Anak tumbuh kembang sesuai yang diharapkan,... Royanih, 50 tahun, S1.

10 Indikator Wellbeing Dalam penelitian Guss dkk (2016) indikator wellbeing anak dalam konteks pendidikan adalah keterampilan berbahasa anak, kesiapan sekolah, outcomes anak seperti outcomes perkembangan anak, outcomes sosial emosi anak, outcomes behavior/perilaku anak, outcomes kesehatan anak. Hasil penelitian guru menyebutkan bahwa anak tidak terpaksa belajar, bermain atau melakukan kegiatan apapun, anak bebas memilih kegiatan dan beraktifitas, nyaman belajar dan nyaman berada di sekolah, senang belajar dan senang berada di lingkungan sekolah ini merupakan indikator bahwa adanya kesiapan anak untuk bersekolah. Anak merasa nyaman di sekolah, dapat belajar dengan tenang, bebas dan senang bermain, berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitar sekolah NN, 45 tahun, S1 Guru juga menyebutkan outcomes anak seperti jika belajar fokus/ konsentrasi anak daya ingat baik, hasil belajar baik, ramah, penyayang, berempati, memahami aturan, rasa ingin tahu tinggi, mandiri, percaya diri, mampu bersosialisasi dan tidak absen sekolah. Hasil belajar bagus, enjoy, sehat, sangat menyayangi dan ramah Sri, 55 tahun. S1.

11 61 dapat besosialisasi dengan lingkungan baru, luar rumah dan sekolah, potensi yang dimilikinya mulai muncul (percaya diri), dapat melakukan hal yang positif secara sederhana (mandiri) CN, 46 tahun, S1 Guru juga menyebutkan bahwa anak suka bercerita ini merupakan indikator kemampuan berbahasa anak, dimana kemampuan anak bekomunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya....berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitar sekolah NN, 45 tahun, S1 senang ketika datang dan pulang sekolah, menceritakan pengalamannya ketika ada di sekolah Tuti Marniwati, 57 tahun, S1. Dari hasil penelitian yang tidak dibahas dalam hasil penelitian Guss dkk (2016) adalah kebutuhan anak tercukupi, seperti kasih sayang, terlindungi dari kekerasan, penyakit maupun eksploitasi. Guru menyebutkan kebutuhan fisik dan psikis anak yang terpenuhi sebagai indikator wellbeing anak dalam konteks pendidikan. Tepenuhinya kebutuhan, baik lahir batin, sandang pangan papan Mariam, 33 tahun, S1

12 Faktor wellbeing Konsep wellbeing anak dalam lingkungan pendidikan Konu & Rimpela (dikutip dalam Susetyo, 2015) menyebutkan ada empat kebutuhan dasar yaitu having (Kondisi sekolah), loving (hubungan sosial), means of self-fulfilment (Pemenuhan/pengembangan diri anak), health status (status kesehatan anak). Hasil penelitian faktor utama pada wellbeing anak usia 4-6 tahun dalam konteks pendidikan adalah pertama dari yaitu keluarga diantaranya keterlibatan orang tua dan latar belakang orang tua seperti pendidikan, status ekonomi. Kemudian adalah guru dan masyarakat dan anak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang-orang disekitarnya, komunikasi sehingga faktor ini termasuk dalam loving (hubungan sosial). Lingkungan keluarga (mencakup motovasi, finansial, pengetahuan orang tua dalam hal parenting), lingkungan sekolah (motivasi guru, teman-teman, metode belajar yang menyenangkan), Lingkungan sekitar (pengaruh yang baik dari lingkungan disekitarnya SW, 33 tahun, S1. Faktor selanjutnya bagaimana gizi dan nutrisi anak yaitu health status,...faktor/ dorongan dari luar (lingkungan, nutrisi/ gizi, stimulasi orang tua, kasih sayang/ perhatian orang dewasa/ orang tua) Nurleli Oktavia, 31 tahun, S1.

13 63 kemudian faktor lingkungan sekolah anak dan lembaga-lembaga anak yang mendukung wellbeing anak ini merupakan Having (kondisi sekolah)....lembaga yang memberi layanan terhadap anak/ memiliki kepedulian terhadap pendidikan anak,... Dwi, 33 tahun, S1 Faktor terakhir adalah kadanya emampuan anak, kesiapan anak, kebutuhan anak ini merupakan bagian dari means for self-fulfilment (pengembangan diri anak). Faktor dari dalam diri anak ( IQ, kemampuan dan kemauan anak..., Nurleli Oktavia, 31 tahun, S1. Hasil penelitian guru menyebutkan adanya faktor nilai agama serta aktifitas positif, namun dalam konsep Konu & Rimpela tidak adanya konsep spiritual dan religi dalam pengembangan wellbeing dalam konteks pendidikan/ sekolah....menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari Loretta Marpaung, 54 tahun, S1.

14 Perbandingan Guru TK Negeri dan Tk Swasta Makna Wellbeing Menurut Guru TK Negeri dan Swasta Dari hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan persepsi guru mengenai wellbeing pada guru TK Swasta dan guru TK Negeri. Perbandingan jumlah guru Tk negeri dan swasta tidak seimbang yaitu 8 dan 26, dari 8 guru TK negeri menghasilkan jawaban bahwa makna wellbeing anak yaitu kondisi dimana kebutuhan anak tercukupi baik kebutuhan psikis dan fisik seperti kasih sayang, dan pendidikannya, selain itu anak merasa aman, nyaman, senang dengan kegiatannya terutamadi sekolah dan memiliki hasil belajar yang memuaskan, serta adanya hubungan baik dengan guru, orang tua, dan teman. Perbedaan yang sangat mencolok pada hasil dari 26 guru TK swasta yaitu munculnya makna-makna yang disebutkan oleh guru TK negeri, namun tidak menyebutkan hubungan dengan guru baik sebagai makna wellbeing, serta munculnya makna-makna lain seperti kesehatan anak baik (gizi dan tumbuh kembangnya sesuai), anak mampu menyelesaikan masalah, mandiri, mampu beradaptasi, bersosialisasi, tanggung jawab, dan percaya diri yang tidak disebutkan oleh guru TK negeri Indikator Wellbeing Menurut Guru TK Negeri dan Swasta Dari hasil data yang diperoleh indikator wellbeing anak menurut guru TK swasta maupun negeri memiliki perbedaan. Guru TK negeri menyebutkan kebutuhan psikis dan fisik yang terpenuhi, anak sehat dengan tumbuh dan bekembang sesuai usianya, tidak ada paksaan dalam belajar senang bersekolah, hasil belajar memuaskan, merasa aman dan nyaman, anak penyayang dan amah

15 65 serta aktif saat bermain sebagai indikator wellbeing anak, namun indikator muncul lebih beragam dari guru TK swasta termasuk yang disebutkan oleh guru TK negeri yaitu adanya kemampuan anak untuk bersosialisasi, mandiri, percaya diri, bercerita, dan daya ingat bagus dan terlindungi Faktor yang Memengaruhi Wellbeing Menurut Guru TK Negeri dan Swasta Dari hasil data yang diperoleh terdapat persamaan faktor yang memengaruhi menurut guru TK negeri dan swasta meliputi adanya faktor keluarga/ orang tua, guru, lingkungan baik lingkungan rumah, sekolah dan bermain, sarana/media belajar dan bermain, teman dan masyarakat, namun munculnya faktor lebih beragam dari guru TK swasta yaitu nilai agama, aktifitas positif, gizi dan nutrisi, faktor anak itu sendiri sepeti kesiapan anak, kemampuan anak, dan kecerdasan anak.

16 Perbandingan Usia Guru TK Makna Wellbeing Persepsi makna welbeing anak menurut guru di kategorisasikan berdasarkan usia diantaranya tahun, 31-40tahun, tahun, 51 tahun ke atas. Berikut disajikan dalam bentuk tabel Tabel 1.7. Makna Wellbeing (Usia) Kategori Usia 20-30tahun (7 guru) Makna Wellbeing Anak Memberikan pengalaman belajar untuk anak, senang bersekolah, tidak adanya paksaan belajar ke anak, anak mampu bersosialisasi, beradaptasi, mandiri, terampil tahun (9 guru) Ketika pendidikan anak sesuai dengan usianya, anak merasa aman, nyaman senang dengan kegiatan sekolah dan tidak ada paksaan, kebutuhan psikis maupun fisik terpenuhi, anak sehat, memiliki hubungan baik dengan guru, orang tua dan teman, hasil belajar memuaskan serta mampunya anak untuk beradaptasi, bersosialisasi, bekerja sama dan terampil tahun (8 guru) Ketika pendidikan anak sesuai dengan usianya, anak merasa aman, nyaman, dan tentram, anak sehat, kebutuhan terpenuhi, adanya kemampuan anak untuk menyelesaikan masalah dan mandiri 51 tahun ke atas (10 guru) Ketika pendidikan anak sesuai dengan usianya, memberikan pengalaman belajar untuk anak aman, nyaman, senang dengan kegiatan di sekolah, tidak terpaksa, kebutuhan terpenuhi, anak sehat, hasil belajar memuaskan serta munculnya kemampuan

17 67 anak untuk bertanggung jawab. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa makna wellbeing anak yang muncul pada tiap masing-masing kategori usia yaitu anak merasa senang dan tidak ada paksaan dalam belajar. Makna wellbeing perasaan aman, nyaman anak, anak sehat dan kebutuhan fisik maupun psikis terpenuhi mulai muncul pada guru yang berusia 31 tahun ke atas dan pada rentang usia menyebutkan adanya hubungan baik dengan guru, orang tua dan teman yang pada usia lain tidak ada.

18 Indikator Wellbeing Tabel 1.8. Indikator Wellbeing (Usia) Kategori Usia 20-30tahun (7 guru) Indikator Wellbeing Anak Anak sehat, nyaman, senang dengan kegiatan di sekolah, bebas tidak dalam kondisi terpaksa, mandiri, daya ingat bagus, mampu untuk bersosialisasi, hasil belajar memuaskan, dan aktif saat bermain tahun (9 guru) Anak sehat, senang, bebas di sekolah dan tidak ada paksaan, kasih sayang cukup, daya ingat baik, konsentrasi baik, hasil belajar memuaskan, pendidikan sesuai dengan usianya tahun (8 guru) Anak sehat, anak merasa aman dan nyaman, senang, bebas belajar dan bermain tanpa adanya paksaan, terlindungi, mandiri, memahami aturan, dan percaya diri 51 tahun ke atas (10 guru) Anak sehat, merasa aman, nyaman, senang dan bebas tidak ada paksaan baik dari guru maupun orang tua, kebutuhan tercukupi baik psikis maupun fisik, kasih sayang cukup, senang bercerita, asa ingin tahu tinggi, tidak absen sekolah, memiliki media/ alatalat sekolah, hasil belajar memusakan Indikator wellbeing yang sama pada setiap usia yaitu anak sehat, bebas, senang dan tidak dalam kondisi terpaksa dalam belajar maupun bermain dan hasil belajar memuaskan kecuali pada usia tahun. Indikator yang disebutkan oleh guru anak merasa aman, nyaman mulai muncul pada usia 41 tahun ke atas,

19 69 sedangkan pada usia 51 tahun ke atas indikator wellbeing lebih beragam yang tidak disebutkan pada usia guru lain seperti anak senang bercerita, memiliki media/alat-alat sekolah, kebutuhan tercukupi, dan tidak absen sekolah Faktor yang Memengaruhi wellbeing Tabel 1.9. Faktor yang Memengaruhi (Usia) Kategori Usia 20-30tahun (7 guru) Faktor yang Memengaruhi Wellbeing Anak Keluarga/ orang tua beserta latar belakangnya (pendidikan, ekonomi, pengasuhan), gizi/ nutrisi, kondisi anak itu sendiri seperti kesehatan anak, kemampuan anak, kecerdasan anak, lingkungan (rumah, sekolah, bemain), teman tahun (9 guru) Keluarga/ orang tua beserta latar belakangnya, lingkungan (rumah, sekolah, bemain), guru, gizi/nutrisi, media/ sumber belajar, kondisi anak itu sendiri sepeti IQ, masyarakat, serta lembaga pelayanan anak tahun (8 guru) Keluarga/ orang tua beserta latar belakangnya, lingkungan (rumah, sekolah, bermain), guru, gizi/ nutrisi, teman, kondisi anak itu sendiri seperti kesiapan anak, kenyamanan, aktifitas positif dan nilai agama 51 tahun ke atas (10 guru) Keluarga/ orang tua beserta latar belakangnya, lingkungan (rumah, sekolah, bermain), guru, gizi/ nutrisi, teman, media atau sumber belajar, dan nilai agama

20 70 Faktor yang sama meliputi keluarga/ orang tua, lingkungan, gizi/ nutrisi serta kondisi anak. Pada usia guru tidak menyebutkan guru sebagai faktor yang memengaruhi wellbeing, sedangkan usia lain menyebutkan. Pada usia tahun guru menyebutkan masyarakat dan lembaga pelayanan anak sebagai faktor yang memengaruhi yang tidak disebutkan oleh guru usia lain. Faktor nilai agama disebutkan guru sebagai faktor yang memengaruhi mulai usia 41 tahun ke atas.

21 Perbandingan Pengalaman Mengajar Guru TK Makna Wellbeing Persepsi makna welbeing anak menurut guru di kategorisasikan berdasarkan pengalaman guru meliputi 1-10 tahun, 11-20tahun, tahun, tahun. Berikut disajikan dalam bentuk tabel Tabel Makna Wellbeing (Pengalaman) Pengalaman Mengajar Makna Wellbeing 1-10 tahun (13 guru) Ketika anak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan usianya, anak merasa senang tanpa ada paksaan baik belajar maupun bermain, dengan memberikan pengalaman belajar untuk anak, kebutuhan tercukupi, dan hasil belajar memuaskan, bersosialisasi dan mandiri, mampu beradaptasi, terampil tahun (6 guru) Ketika anak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan usianya, anak merasa nyaman, senang tanpa ada paksaan baik belajar maupun bermain, anak sehat, hasil belajar memuaskan serta memiliki hubungan baik dengan, guru, orang tua, dan teman tahun (5 guru) Ketika anak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan usianya, anak merasa nyaman, senang tanpa ada paksaan baik belajar maupun bermain, anak sehat, kebutuhan anak terpenuhi, nyaman dalam beraktifitas, mampu menyelesaikan masalah,

22 72 memahami lingkungan, mampu bersosialisasi dengan baik dan mandiri tahun (10 guru) Ketika anak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan usianya dengan memberikan pengalaman belajar, anak merasa aman, nyaman, senang tanpa ada paksaan baik belajar maupun bermain, kebutuhan terpenuhi, anak sehat, hasil belajar memuaskan, percaya diri dan tanggung jawab Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada guru yang memiliki pengalaman 1-10 tahun tidak memaknai wellbeing anak sebagai bentuk rasa aman dan nyaman anak padahal pada guru yang memiliki pengalaman di atas 10 tahun menyebutkan hal demikian, serta pada guru yang memiliki pengalaman tahun memaknai wellbeing sebagai bentuk hubungan yang baik dengan guru, orang tua, dan teman dimana hubungan baik dengan guru tidak disebutkan oleh guru yang memiliki pengalaman selain tahun, namun dari semua ketegori pengalaman tersebut memiliki kesamaan yaitu memaknai wellbeing sebagai anak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan usianya, anak merasa senang tanpa ada paksaan baik belajar maupun bermain, dan kebutuhannya tercukupi serta muncul hal-hal positif lainnya muncul seperti hasil belajar memuaskan (kecuali tahun), mandiri dan dapat bersosialisasi (1-10 tahun dan tahun), percaya diri dan tanggung jawab (31-40 tahun).

23 Indikator Wellbeing Tabel Indikator Wellbeing (Pengalaman) Pengalaman Mengajar Indikator Wellbeing 1-10 tahun (13 guru) Sehat, nyaman, senang, bebas, dan tidak ada paksaan baik bermain maupun belajar, daya ingat baik, bersosialisasi, hasil belajar memuaskan, kasih sayang cukup, mandiri, konsentrasi, berempati, tahun (6 guru) Sehat, tidak ada paksaan dalam bermain maupun belajar, kebutuhan tercukupi, mendapatkan pendidikan sesuai dengan usianya, rasa ingin tahu tinggi, suka bercerita, dan terlindungi (kekerasan, eksploitasi) tahun (5 guru) Sehat, tidak terpaksa dalam bermain maupun belajar, nyaman belajar di sekolah, bersosialisasi, mandiri dan percaya diri tahun (10 guru) Sehat, tidak terpaksa dalam bermain maupun belajar, merasa aman dan nyaman di sekolah, hasil belajar baik, kasih sayang cukup, mampu bersosialisasi dan konsentrasi Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa indikator yang sama muncul adalah anak sehat, tidak ada paksaan dalam bermain maupun belajar. Selanjutnya anak merasa aman dan nyaman, dapat bersosialisasi dan mandiri namun tidak

24 74 muncul pada guru yang memiliki pengalaman tahun tapi adanya indikator kebutuhan tercukupi, pendidikan sesuai dengan usianya, rasa ingin tahu tinggi, suka bercerita, dan terlindungi (kekerasan, eksploitasi) yang tidak disebutkan pada kategori pengalaman lainnya. Konsentrasi dan kasih sayang cukup disebutkan oleh guru yang memiliki pengalaman 1-10 tahun (berempati muncul) dan tahun, kemudian percaya diri disebutkan hanya pada guru yang memiliki pengalaman tahun Faktor yang Memengaruhi Tabel Faktor yang Memengaruhi (Pengalaman) Pengalaman Mengajar Faktor yang Memengaruhi Wellbeing 1-10 tahun (13 guru) Keluarga/ orang tua beserta latar belakangnya (pendidikan, ekonomi, pengasuhan), gizi/ nutrisi, kondisi anak itu sendiri seperti kesehatan anak, kemampuan anak, kecerdasan anak (IQ), lingkungan (rumah, sekolah, bemain), guru, teman, media/ sumber belajar tahun (6 guru) Keluarga/ orang tua beserta latar belakangnya (pendidikan, ekonomi, pengasuhan), gizi/ nutrisi, lingkungan (rumah, sekolah, bemain), kebutuhan anak, guru, masyarakat, lembaga pelayanan anak tahun (5 guru) Keluarga/ orang tua beserta latar belakangnya (pendidikan, ekonomi, pengasuhan), gizi/ nutrisi,, lingkungan (rumah, sekolah, bemain), guru,

25 75 masyarakat, nilai agama, dan aktifitas positif tahun (10 guru) Keluarga/ orang tua beserta latar belakangnya (pendidikan, ekonomi, pengasuhan), gizi/ nutrisi,, lingkungan (rumah, sekolah, bemain), guru, media/ sumber belajar Dapat dilihat dari tabel di atas faktor yang memengaruhi yang disebutkan di setiap kategori pengalaman yaitu keluarga dan lingkungan, gizi/ nutrisi, lingkungan dan guru. Faktor kondisi anak itu sendiri seperti kesehatan anak, kemampuan anak, kecerdasan anak (IQ) dan teman hanya disebutkan oleh guru yang memiliki pengalaman 1-10 tahun. Faktor masyarakat disebutkan oleh guru yang memiliki pengalaman tahun, sedangkan layanan anak hanya disebutkan oleh guru yang memiliki pengalaman tahun, sedangkan nilai agama dan aktifitas positif muncul pada guru yang memiliki pengalaman tahun, kemudian faktor media/ sumber belajar yang meliputi sarana dan pra sarana disebutkan oleh guru yang memiliki pengalaman 1-10 tahun dan tahun.

26 Keabsahan hasil penelitian Berikut triangulasi dari hasil penelitian dan hasil wawancara dengan Ketua IGTKI wilayah Kembangan: Makna wellbeing anak usia 4-6 tahun Hasil penelitian dai 34 guru makna wellbeing adalah suatu kondisi dimana anak mendapatkan pendidikan layak, gizi tercukupi, senang dengan kegiatan di sekolah dan senang belajar di sekolah serta nyaman dalam beraktifitas tidak ada paksaan (terutama dalam hal belajar calistung jadi belajar sesuai usianya), anak merasa aman dan tentram. Selebihnya anak tumbuh kembang sesuai usia, hasil belajar baik, mampu menyelesaikan masalah, mampu beradaptasi, bersosialisasi, bekerjasama, mandiri, percaya diri, tanggung jawab, terampil. Kemudian kondisi anak di lingkungan /hubungan anak dengan orang-orang di sekitarnya seperti hubungan dengan teman, guru, orang tua baik, memahami dan menerima lingkungan. Dari hasil wawancara dengan ketua IGTK menghasilkan jawaban makna wellbeing anak usia 4-6 tahun sangat penting, karena pada usia 4-6 tahun itu merupakan masa emas, dimana belajar pada usia awal bagaikan kita melukis/ menulis di atas batu, jadi akan berpengaruh sampai kapanpun. Sehingga perlunya pendidikan yang menyenangkan, perhatian, kasih sayang, pendekatan guru, dimana anak tidak boleh dipaksakan dalam belajar khsusunya calistung, belajar pada usia dini adalah bermain dan bermain, yaitu menyenangkan, bermain sambil belajar, jadi

27 77 biarkan anak senang, nyaman, aman, tenang menikmati sekolahnya, tidak dipaksakan oleh siapapun baik guru maupun kehendak orang tua. Dapat dilihat dari hasil penelitian 34 guru dengan wawancara Ketua IGTKI tidak jauh berbeda, yaitu makna wellbeing diartikan ketika anak tidak mengalami pemaksaan dalam belajar seperti belajar calistung, anak senang, nyaman, aman dan tenang dengan kegiatan di sekolah, belajar sesuai usia anak. Namun adanya jawaban yang lebih beragam dari hasil penelitian 34 guru menghasilkan jawaban yang beragam seperti anak tumbuh kembang sesuai usia, hasil belajar baik, mampu menyelesaikan masalah, mampu beradaptasi, bersosialisasi, bekerjasama, mandiri, percaya diri, tanggung jawab, terampil, kondisi anak di lingkungan /hubungan anak dengan orang-orang di sekitarnya seperti hubungan dengan teman, guru, orang tua baik, memahami dan menerima lingkungan. Indikator wellbeing anak usia 4-6 tahun Hasil penelitian dai 34 guru indikator wellbeing anak dalam konteks pendidikan adalah anak tidak terpaksa belajar, bermain atau melakukan kegiatan apapun, anak bebas memilih kegiatan dan beraktifitas, nyaman belajar dan nyaman berada di sekolah, senang belajar dan senang berada di lingkungan sekolah, kesehatan anak baik. Selebihnya adalah kebutuhan anak tercukupi, seperti kasih sayang, terlindungi dari kekerasan, penyakit maupun eksploitasi. Kemudian adanya kemampuan anak/ outcome anak dilihat dari jika belajar fokus/ konsentrasi anak daya ingat baik, hasil belajar baik, ramah, penyayang, berempati,

28 78 memahami aturan, suka bercerita, rasa ingin tahu tinggi, mandiri, percaya diri, mampu bersosialisasi dan tidak absen sekolah. Hasil wawancara ketua IGTKI indikator wellbeing anak usia 4-6 tahun adalah hasil belajar baik, anak-anak disiplin, bercerita, senang, nyaman, tenang dengan kegiatan di sekolah jika anak sudah senang, nyaman, aman dan tenang anak akan fokus dengan sendirinya hasil belajar pun akan bagus, anak juga disiplin, biasanya suka becerita. Jika anak sudah bisa membaca atau menulis berikan motivasi bukan paksaan, itu semua karena minat dan bakat anak, jika anak belum bisa membaca ataupun menulis bukan berarti anak tidak pandai, anak akan berkembang sesuai prosesnya. Dapat kita lihat indikator wellbeing anak usia 4-6 tahun dalam konteks pendidikan tidak jauh berbeda yaitu tidak adanya paksaan dalam belajar, senang, nyaman dan aman di sekolah, hasil belajar anak baik, dan adanya sikap positif seperti anak disiplin, fokus dan bercerita. Namun, adanya jawaban lebih beragam pada hasil penelitian 34 guru selain disiplin, fokus, dan bercerita munculnya rasa ingin tahu tinggi, mandiri, percaya diri, mampu bersosialisasi dan tidak absen sekolah. kebutuhan anak tercukupi, seperti kasih sayang, terlindungi dari kekerasan, penyakit maupun eksploitasi. Faktor yang memengaruhi wellbeing anak usia 4-6 tahun

29 79 Faktor yang memengaruhi wellbeing anak dalam konteks pendidikan menurut 34 guru, yaitu orang tua/ keluarga (serta latar belakangnya, ekonomi, pengasuhan, pendidikan), lingkungan (rumah, bermain, sekolah), guru, nutrisi/gizi, teman bermain, media/ sumber belajar, orang-orang di sekitar anak/ masyarakat, kesehatan anak, kesiapan anak, kemampuan/ kecerdasan anak, lembaga pelayanan anak, kebutuhan anak, aktifitas positif, nilai agama. Hasil wawancara ketua IGTK faktor yang memengaruhi wellbeing anak yaitu keluarga/orang tua dimana adanya kerjasama antara orang tua dan guru di sekolah, lingkungan setempat (masyarakat, teman sebaya), gizi, sarana pendidikan, dan caa mengajar pertama itu keluarga/orang tua dimana adanya kerjasama antara orang tua dan guru di sekolah, lingkungan setempat (masyarakat, teman sebaya), gizi yaitu makanan yang tdk mengandung zat kimia karena akan memengaruhi kecerdasan anak, sarana-prasrana pendidikan seperti alat peraga, alat bemain, kurikukulm yang digunakan, cara guru mengajar harus menyenangkan yaitu dengan pembelajaran warna-warni sesuai dengan kebutuhan anak. Dapat kita lihat faktor yang memengaruhi wellbeing anak usia 4-6 tahun dalam konteks pendidikan tidak jauh berbeda yaitu adanya faktor dari keluarga/ orang tua, lingkungan masyarakat, teman sebaya, guru, sarana dan prasarana belajar dan bermain, kurikulum, gizi/ nutrisi, kecerdasan anak. Namun adanya jawaban yang lebih beragam dari 34 guru yaitu kesehatan anak, kesiapan anak, lembaga pela yanan anak, kebutuhan anak, aktifitas positif, dan nilai agama.

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian kualitatif deskriptif. 46 BAB III METODOLOGI 3.1.Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Boghdan dan Taylor, (dikutip dalam Bungin, 2012) penelitian kualitatif merupakan prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan bagian yang sangat penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan bagian yang sangat penting dalam kelangsungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak merupakan bagian yang sangat penting dalam kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Kondisi anak saat ini sangat menentukan kondisi keluarga, masyarakat, dan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas adalah dunia pendidikan. Pendidikan memiliki tujuan untuk mencerdaskan, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu mengekspresikan diri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, anak

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : ANIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa peka adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age) yang merupakan masa dimana anak mulai peka dan sensitif untuk menerima berbagai rangsangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya sejak lahir. Bakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayakan pada setiap keluarga. Mengasuh dan mendidik mereka agar memiliki ahlak mulia.

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS 1 O L E H : N I N I N G S R I N I N G S I H, M. P D N I P. 1 3 2 3 1 6 9 3 0 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah berkembang ditengah pesatnya kemajuan zaman. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu usia 0-6 tahun yang mempunyai karakterikstik yang unik. Pada usia tersebut anak sedang menjalani pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena anak memiliki masa perkembangan yang paling pesat, yakni pada masa golden age. Masa golden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan interpersonal sangat dibutuhkan oleh setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan interpersonal sangat dibutuhkan oleh setiap individu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan interpersonal sangat dibutuhkan oleh setiap individu atau manusia dalam bersosialisasi. Seiring dengan berjalannya waktu, setiap manusia pasti akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern dan serba canggih seperti saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi segala aspek dalam perkembangan kehidupan manusia. Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia juga sebagai bantuan agar anak tersebut kelak menjadi manusia yang dapat menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak pada rentang usia 4-6 tahun merupakan bagian dari tahapan anak usia dini yang memiliki kepekaan dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor: 1839/C.C2/TU/2009

SURAT EDARAN Nomor: 1839/C.C2/TU/2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Gedung E Lt 5, Komplek Depdiknas Jl. Jend. Sudirman, Senayan Jakarta 10270 (021) 5725610, 5725611, 5725612, 5725613,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah olah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah olah BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Pendidikan Anak Usia Dini Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, mereka selalu aktif, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia anak adalah dunia bermain, karena selama rentang perkembangan usia dini anak melakukan kegiatan dengan bermain, mulai dari bayi, balita hingga masa kanak-kanak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang pada era sekarang. Pendidikan di Indonesia adalah hak dan kewajiban setiap warga negara. Setiap warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam meningkatkan sumber daya manusia yang terus diperbaiki dan direnovasi dari segala aspek. Pendidikan sebagai tempat pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal di

Lebih terperinci

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan standar perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN

KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh: ERNA TRI ASTUTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak usia dini yang berlangsung (0 6) tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI PERMAINAN GAMBAR DALAM BAK PASIR DI TAMAN KANAK-KANAK BINA ANAPRASA MEKAR SARI PADANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI PERMAINAN GAMBAR DALAM BAK PASIR DI TAMAN KANAK-KANAK BINA ANAPRASA MEKAR SARI PADANG MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI PERMAINAN GAMBAR DALAM BAK PASIR DI TAMAN KANAK-KANAK BINA ANAPRASA MEKAR SARI PADANG RIRI DELFITA Abstrak Kemampuan berbahasa anak masih rendah disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode emas atau yang lebih dikenal dengan golden age adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode emas atau yang lebih dikenal dengan golden age adalah masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode emas atau yang lebih dikenal dengan golden age adalah masa dimana otak anak mengalami perkembangan paling cepat sepanjang sejarah kehidupannya. Periode ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan pemerataan dan perluasan pendirian lembaga pendidikan dimulai dari pendidikan anak usia dini disetiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011 2025 menyatakan : bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Molly Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Molly Novianti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa awal kanak-kanak merupakan masa yang menarik, dimana anak senang bermain dan beragam pola permainan yang mereka lakukan (Santrock, 2002). Masa awal kanak-kanak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu pendidikan anak usia dini yang berada pada pendidikan formal (UU RI 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah upaya yang terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan tujuan agar anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep. baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep. baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang telah didominasi oleh pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh kembang anak sejak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses belajar-mengajar adalah kunci utama dari dunia pendidikan terutama disekolah-sekolah, dimana proses belajar-mengajar adalah intinya dan pendidikan harusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain

BAB I PENDAHULUAN. PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan masa bermain sehingga pada pendidikan di PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain semua fungsi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yag merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun. Usia dini merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Dalam masa tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa menginginkan negara itu berkembang dan maju. Maju dan berkembangnya suatu negara itu dipengaruhi oleh pendidikan dalam negara itu sendiri. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. manusia. Melalui pendidikan usia dini dapat dibangun pilar-pilar sumber daya

BAB V ANALISIS DATA. manusia. Melalui pendidikan usia dini dapat dibangun pilar-pilar sumber daya 74 BAB V ANALISIS DATA A. Pengelolaan Pendidikan Anak Usia Pra TK Pendidikan perlu dimulai sejak dini, terlebih untuk mengejar ketertinggalan kita memasuki era globalisasi, terutama masalah kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan, karena anak memiliki karakteristik yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education), merupakan kalimat yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education), merupakan kalimat yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education), merupakan kalimat yang telah sejak lama dikenal sejak dahulu sampai saat ini. Pentingnya pendidikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN MELIPAT, MENGGUNTING, MENEMPEL (PTK Kelompok B Semester II di TK Desa Nguter 01 Tahun Ajaran 2010/2011) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wadah untuk kegiatan belajar dan mengajar untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui jenjang pendidikan yang dasar sampai jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam bercakap sehari-hari tetapi bahasa juga merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam bercakap sehari-hari tetapi bahasa juga merupakan media 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam berinteraksi dengan sesamanya. Bahasa tidak hanya sekedar merupakan media komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi yakni Sekolah

BAB I PENDAHULUAN pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi yakni Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran, telah dilakukan seusia manusia itu sendiri sebagai pelaku pendidikan (Jumali, 2008:15). Pendidikan sendiri sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara, karena pendidikan dapat memberdayakan sumber daya manusia yang berkualitas dan diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai kondisi pendidikan anak usia dini secara global.kemudian ditelaah menjadi lebih terfokus ke dalam fenomena-fenomena yang sedang dialami oleh lembaga-lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan untuk anak dalam rentang usia empat sampai dengan enam tahun yang sangat penting untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) PENINGKATAN KEMAMPUAN DASAR BERBAHASA DAN KEMAMPUAN SOSIAL MELALUI IMPLEMENTASI METODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia dini merupakan periode awal yang paling mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak merupakan masa emas. Hal tersebut ditunjukkan dengan perkembangan yang cepat pada beberapa aspek yakni aspek sosial, emosional, kognitif, bahasa, seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak

Lebih terperinci

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Di susun Oleh: PUJI RAHAYU A

Di susun Oleh: PUJI RAHAYU A PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMASANGKAN GAMBAR DENGAN KATA PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH IV KARANGGENENGBOYOLALI SEMESTER 2 TAHUN 2009 / 2010 Skripsi Di susun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan pada anak pun harus disusun secara bertingkat, dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan pada anak pun harus disusun secara bertingkat, dimulai dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan makhluk ciptaan tuhan yang unik, setiap individu anak yang dilahirkan ke dunia ini sudah dibekali oleh yang maha kuasa dengan bakat, potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia TK adalah anak yang berusia 4-6 tahun dan musik memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan pribadi anak yang harmonis dalam logika, rasa

Lebih terperinci

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR (Ditinjau dari pandangan dan harapan orangtua) Oleh: Dra. Pudji Asri.M.Pd. Seminar Sehari Pola Pembelajaran PAUD bagi Pembentukan Pribadi Integral, Kompetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S Oleh: ARI YUDANI NIM : Q 100 070 620 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk membantu memanusiakan manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari nilai kemanusiaannya. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dijadikan sebagai perhatian utama disetiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu jenjang pendidikan yang berfungsi untuk mengembangkan setiap kemampuan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia ( Depdiknas,

Lebih terperinci

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PAUD

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PAUD NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DEANGAN BONEKA TANGAN DI KELOMPOK B TK EL ZAHWA KACANGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak mulai mengenal dan belajar sesuatu. Anak kecil pada dasarnya senang mencoba aktivitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DwiMurtiningsih,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DwiMurtiningsih,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia anak adalah dunia bermain. Melalui kegiatan bermain, anak belajar banyak hal, bermain merupakan bagian yang amat penting dalam tumbuh kembang anak untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Pada masa ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang tercantum pada Undang-undang

Lebih terperinci

PAUD INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)

PAUD INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) Paud Inklusi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) PAUD INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) Abstrak Sri Huning Anwariningsih, Sri Ernawati Universitas Sahid Surakarta, Jl Adi Sucipto 154 Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini, Referensi Gaung Persada, Jakarta, 2013, Hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini, Referensi Gaung Persada, Jakarta, 2013, Hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan dengan pemberian stimulus pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek penting dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap rangsangan yang diberikan dari lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan anak usia dini, secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik intelegensi, bakat, minat, kreativitas, kematang emosi, kepribadian,

Lebih terperinci