BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
|
|
- Ridwan Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia dan merupakan hak dasar manusia. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Saat ini masyarakat semakin sadar untuk memilih layanan kesehatan yang terbaik, sehingga membuat masyarakat semakin kritis terhadap mutu pelayanan kesehatan yang ada. Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2006), derajat kesehatan di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna, hal ini ditunjukkan dengan makin menurunnya angka kematian bayi dan kematian ibu, menurunnya prevalensi gizi buruk pada balita serta meningkatkan umur harapan hidup. Namun Indonesia masih menghadapi beban ganda karena munculnya penyakit menular baru sementara penyakit menular lain belum dapat sepenuhnya dikendalikan dengan tuntas, salah satu penyakit yang belum sepenuhnya dapat dikendalikan adalah kusta. Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri. Terutama mempengaruhi kulit dan saraf. Hal ini berlangsung perlahanlahan dengan masa inkubasi rata-rata dalam jangka waktu 3 tahun. Kusta dapat menular ke segala umur baik laki-laki maupun perempuan (World Health Organization, 2000). Menurut Rita Djupuri (Kasubdit Kusta dan Frambusia Direktorat Penyakit Menular Langsung Direktorat PP dan PL Kemenkes RI) dalam Tula (2015), menyatakan bahwa merujuk pada data yang dimiliki Kementerian Kesehatan tahun 2013 Indonesia sampai saat ini merupakan salah satu negara dengan beban penyakit kusta tertinggi ketiga setelah India dan Brasil. 16
2 17 Jawa Timur termasuk wilayah endemis penyakit kusta atau lepra (morbus hansen) di Indonesia. Setidaknya 30% penderita kusta di Indonesia berasal dari Jawa Timur. Pada tahun 2010, sepertiga penderita kusta di Indonesia ada di Jawa Timur, atau setara dengan penderita (14% diderita anak-anak dan cacat permanen). Hingga September 2011 ditemukan penderita baru sebanyak penderita. Angka itu menempatkan Indonesia di urutan ketiga terbesar dunia untuk jumlah penderita setelah India dengan angka penderita dan Brasil di angka penderita. Jumlah itu merupakan 30% dari jumlah penderita Kusta di Indonesia yang jumlahnya mencapai orang (Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, 2012). Rumah sakit mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu, hal ini tercantum dalam Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 29 ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban: (b) memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit. Selain itu rumah sakit juga merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna, meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit maka rumah sakit perlu melakukan akreditasi. Akreditasi Rumah Sakit merupakan salah satu cara untuk mendapatkan gambaran seberapa jauh rumah sakit telah memenuhi berbagai standar yang ditentukan. Selain untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit, akreditasi juga merupakan syarat untuk perpanjangan izin operasional dan perubahan kelas. Hal ini tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit yang berbunyi sebagai berikut, registrasi dan akreditasi merupakan persyaratan untuk perpanjangan Izin Operasional dan perubahan kelas. Selain itu, sertifikat akreditasi merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
3 18 Kesehatan RI No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional pasal 5 ayat 1, yang berbunyi untuk dapat melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan, Fasilitas Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus memenuhi persyaratan. Pasal 7 yang berbunyi persyaratan yang harus dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 1, bagi Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan terdiri atas: b. untuk rumah sakit harus memiliki: 6. sertifikat akreditasi. Rekam medis berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan di rumah sakit karena rekam medis merupakan bukti tertulis mengenai proses pelayanan yang diberikan dokter dan tenaga kesehatan lain kepada pasien. Rekam medis yang lengkap dan benar juga dapat melindungi pasien, tenaga kesehatan, dan institusi pelayanan kesehatan dalam segi hukum (medikolegal). Rekam medis juga merupakan upaya yang menunjang tertib administrasi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu rekam medis dirancang sedemikian rupa agar memuat informasi-informasi yang akurat dan berkesinambungan. Data rekam medis haruslah lengkap dan terperinci sehingga dalam pengisian rekam medis harus diisi sebaik mungkin dan selengkap mungkin. Mengingat proses pengisian rekam medis di rumah sakit dilakukan oleh dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain mengakibatkan pendokumentasian tidak seakurat dan selengkap yang diharapkan. Untuk menjaga kelengkapan rekam medis perlu dilakukan analisis kuantitatif. Hal ini dimaksudkan untuk membantu menemukan kekurangankekurangan khusus yang berkaitan dengan pendokumentasian rekam medis. RS Kusta Kediri merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah yang secara khusus menangani penyakit kusta. Saat ini RS Kusta Kediri sedang mempersiapkan akreditasi rumah sakit versi KARS Berdasarkan hasil studi dokumentasi yang peneliti lakukan di Unit Rekam Medis pada bulan Juni 2016 dari 10 berkas rekam medis rawat inap pasien kusta diperoleh hasil presentase kelengkapan pengisian komponen identifikasi sebanyak 75,81%, laporan yang penting sebanyak
4 19 94,68%, dan autentikasi sebanyak 83,58%. Untuk hasil keterisian tidak lengkap pada komponen identifikasi sebanyak 10,07%, laporan yang penting sebanyak 0% dan autentikasi sebanyak 20,15%. Hasil ketidakterisian komponen identifikasi sebanyak 14,12%, laporan yang penting sebanyak 5,32% dan autentikasi sebanyak 1,49%. Pendokumentasian yang benar diperoleh hasil sebanyak 92,55% dan yang tidak benar sebanyak 7,45%. Dari hasil studi dokumentasi tersebut diketahui bahwa hasil keterisian tidak lengkap pada komponen identifikasi sebanyak 10,07% dan autentikasi sebanyak 20,15%, serta hasil ketidakterisian komponen identifikasi sebanyak 14,12%, laporan yang penting sebanyak 5,32% dan autentikasi sebanyak 1,49%. Angka ini masih kurang dari target kelengkapan 100% yang merupakan standar kelengkapan pengisian rekam medis di rumah sakit menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Angka ini masih kurang dari target kelengkapan 100% yang merupakan standar kelengkapan pengisian rekam medis di rumah sakit menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas rekam medis, di RS Kusta Kediri masalah ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis masih sering muncul. Setiap hari berkas rekam medis yang kembali ke Unit Rekam Medis di input ke dalam komputer namun belum diolah dan dianalisis. Hal ini disebabkan karena belum ada petugas khusus yang bertugas menganalisis pengisian berkas rekam medis. Karena belum diolah dan dianalisis, laporan ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis tidak dilaporkan ke pihak manajemen rumah sakit. Ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis membuat riwayat pasien menjadi tidak jelas dan menghambat proses klaim BPJS atau asuransi. Dengan demikian maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Rawat Inap Pasien Kusta di RS Kusta Kediri.
5 20 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah adalah Mengetahui kelengkapan dan ketidaklengkapan Berkas Rekam Medis Rawat Inap Pasien Kusta di RS Kusta Kediri. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui sebab-akibat ketidaklengkapan berkas rekam medis rawat inap pasien kusta berdasarkan analisis kuantitatif di RS Kusta Kediri. 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis persentase ketidaklengkapan berkas rekam medis rawat inap pasien kusta di RS Kusta Kediri. b. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap di RS Kusta Kediri. c. Mengetahui akibat dari ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis di RS Kusta Kediri. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi Rumah Sakit Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk evaluasi tentang kelengkapan rekam medis guna meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan Rumah Sakit dimasa yang akan datang. 2. Bagi Peneliti Penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman khususnya dalam hal menganalisis berkas rekam medis dan faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis serta akibat dari ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis.
6 21 3. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya. E. Keaslian Ada beberapa penelitian serupa yang pernah dilakukan oleh peneliti lain diantaranya yaitu : 1. Suryanto (2015) Analisis Keterisian dan Ketercapaian Elemen Penilaian Formulir Rekam Medis Gawat Darurat Terkait Persiapan Akreditasi Kars 2012 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Tujuan dari penelitian Suryanto (2015) adalah untuk mengetahui gambaran keterisian dan ketercapaian elemen penilaian formulir rekam medis gawat darurat terkait persiapan akreditasi KARS 2012 di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Hasil dari penelitian Suryanto (2015) yaitu penelitian Suryanto (2015) menunjukkan bahwa formulir gawat darurat tidak terdapat item kondisi pulang. Dalam pelaksanaan pengisian formulir gawat darurat diketahui keterisian lengkap jam kedatangan pasien sebesar 47,5%, keterisian lengkap diagnosa akhir sebesar 10%, dan keterisian tindak lanjut sebesar 94%. Persamaan : penelitian Suryanto (2015) memiliki persamaan dengan penelitian peneliti dalam hal menganalisis kelengkapan berkas rekam medis. Perbedaan : penelitian Suryanto (2015) bertujuan untuk mengevaluasi keterisian rekam medis gawat darurat berdasarkan standar akreditasi 2012, sedangkan penelitian peneliti bertujuan untuk menganalisis berkas rekam medis rawat inap pasien kusta dan mengetahui faktor-faktor ketidaklengkapan berkas rekam medis serta mengetahui akibat dari ketidaklengkapan tersebut.
7 22 2. Apriamudita (2015) Pendokumentasian Rekam Medis Standar PP 2.3 Akreditasi KARS 2012 Diagnosis Diabetes Melitus Di RSUD Tidar Kota Magelang. Tujuan dari penelitian Apriamudita (2015) adalah untuk mengetahui pelaksanaan pendokumentasian rekam medis berdasarkan standar PP 2.3 akreditasi KARS 2012 diagnosis diabetes melitus di RSUD Tidar Kota Magelang. Hasil dari penelitian Apriamudita (2015) yaitu penelitian Apriamudita (2015) menunjukkan bahwa pelaksanaan standar PP 2.3 akreditasi KARS 2012 telah dilaksanakan di RSUD Tidar Kota Magelang karena tindakan dan hasil tindakan telah di dokumentasi pada lembar yang telah disediakan. Dan berdasarkan studi dokumentasi 100 berkas rekam medis diperoleh angka keterisian tindakan terisi lengkap sebanyak 77%, terisi tidak lengkap 3%, dan tidak terisi adalah 20%. Sedangkan angka keterisian hasil tindakan adalah terisi lengkap 78%, terisi tidak lengkap 17%, dan tidak terisi 5%. Ketercapaian standar PP 2.3 akreditasi KARS 2012 di RSUD Tidar Kota Magelang adalah sebesar 77,5% yang berarti tercapai sebagian (TS). Persamaan : penelitian Apriamudita (2015) memiliki persamaan dengan penelitian peneliti dalam hal metode penelitian yang digunakan sama yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Perbedaan : penelitian Apriamudita (2015) bertujuan untuk pelaksanaan pendokumentasian rekam medis berdasarkan standar PP 2.3 akreditasi KARS 2012 diagnosis diabetes melitus, sedangkan penelitian peneliti bertujuan untuk menganalisis berkas rekam medis rawat inap pasien kusta dan mengetahui faktor-faktor ketidaklengkapan berkas rekam medis serta mengetahui akibat dari ketidaklengkapan tersebut. 3. Arumdani (2014) Telaah Rekam Medis Tertutup Terkait Consent Berdasarkan Standar Akreditasi Rumah Sakit 2012 Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Tujuan dari penelitian Arumdani (2014) adalah untuk mengetahui persentase kelengkapan pengisian consent berdasarkan telaah
8 23 rekam medis tertutup standar akreditasi rumah sakit 2012 serta mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan ketidaklengkapan pengisiannya dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi ketidaklengkapan pengisian consent tersebut. Hasil dari penelitian Arumdani (2014) yaitu penelitian Arumdani (2014) menunjukkan bahwa berdasarkan hasil telaah rekam medis tertutup terhadap 100 berkas rekam medis pasien rawat inap yang didalamnya terdapat formulir consent diperoleh hasil persentase kelengkapan pengisian consent untuk standar HPK 6.3 terkait persetujuan umum sebesar 80%, standar HPK 6.4 terkait persetujuan operasi dan tindakan invasif sebesar 92%, standar HPK 6.4 terkait persetujuan transfusi darah dan produk darah sebesar 89%, standar PAB 7.1 terkait risiko, keuntungan, komplikasi dan alternatif operasi sebesar 96%. Faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan pengisian adalah kesibukan individu yang mengisikan lembar tersebut dikarenakan banyaknya pekerjaan sehingga menyebabkan ketidaktelitian dan belum tersosialisasinya standard operating procedure (SOP) secara menyeluruh. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi ketidaklengkapan pengisian adalah dengan menjalin komunikasi dan juga sosialisasi. Persamaan : penelitian Arumdani (2014) memiliki persamaan dengan penelitian peneliti dalam hal metode penelitian yang digunakan sama yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Perbedaan : penelitian Arumdani (2014) letak fokus penelitian pada persentase ketidaklengkapan informed consent dan faktor penyebabnya, sedangkan penelitian peneliti faktor penyebab ketidaklengkapan berkas rekam medis rawat inap pasien kusta dan mengetahui akibat dari ketidaklengkapan tersebut.
9 24 F. Gambaran Umum RS Kusta Kediri Berdasarkan Buku Profil UPT. Rumah Sakit Kusta Kediri (2016), gambaran RS Kusta Kediri adalah sebagai berikut: 1. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Kusta Kediri Rumah Sakit Kusta Kediri (RSKK) dibangun pada tahun 1956 dan beroperasi sejak tahun Pada awal kegiatannya berupa Poliklinik Pengobatan bagi penderita Kusta, yang dikelola oleh tenaga Perawat. Sejak tahun tersebut sampai saat ini telah mengalami perubahan/pergantian 8 (delapan) kali pimpinan berturut-turut : a. dr. Sosrodoro, tahun 1958 s/d tahun b. dr. R. Hidayat, tahun 1964 s/d tahun c. dr. Sutikno, tahun 1988 s/d tahun d. dr. Bambang Ermanadji, MM., tahun 2005 s/d tahun e. dr. Adi Wirachyanto, M.Kes., Januari 2009 s/d Agustus f. dr. Tuty Satrijawati, M.Kes., September 2009 s/d g. drg. Ansarul Fahrudda, M.Kes., 2012 s/d 25 Februari h. dr. Nur Siti Maimunah, M.Si., 25 Februari 2013 s/d sekarang. Rumah Sakit Kusta Kediri merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengolahan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, memberikan fleksibilitas kepada Instansi Pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi memberikan pelayanan umum kepada masyarakat dalam Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD). Rumah Sakit Kusta Kediri (RSKK) merupakan salah satu instansi pemerintah yang dipandang sesuai untuk melakukan PPK- BLUD apabila bisa memenuhi persyaratan yang meliputi persyaratan substantif, teknis dan administratif. Pada tanggal 23 Desember 2009 berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 188/529/KPTS/013/2009 menetapkan 9 (sembilan) UPT. pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai BLUD Unit Kerja.
10 25 Pencapaian kinerja Rumah Sakit Kusta sampai dengan saat ini antara lain menambah jenis pelayanan non kusta atau pelayanan umum kemudian membuat pelayanan rawat inap umum dan poli penyakit dalam. Dengan adanya perkembangan saat ini Rumah Sakit Kusta merubah nomenklatur dari Rumah Sakit Khusus menjadi Rumah Sakit Umum Kediri. Review Master Plan Rumah Sakit Kusta Kediri tahun 2014 dengan adanya renovasi Gedung hingga lantai 3 (tiga) dan bertambahnya beberapa jenis layanan. Rumah Sakit Kusta Kediri (RSKK) merupakan rumah sakit bertipe C dengan status akreditasi lulus paripurna pada akreditasi rumah sakit versi Lokasi Bisnis Rumah Sakit Kusta Kediri (RSKK) adalah Rumah Sakit Khusus bagi penderita kusta milik Provinsi Jawa Timur, melaksanakan tugas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Rumah Sakit Kusta Kediri mempunyai dua lokasi yang terpisah. Lokasi untuk Kegiatan Pelayanan pasien Kusta terletak di Jalan Veteran No. 48 Kediri dengan luas tanah m 2 dan luas bangunan m 2 telp. (0354) , No. Fax (0354) , kustakediri@yahoo.co.id. Lokasi Kegiatan Pelayanan pasien non Kusta (umum) untuk sementara terletak di Jalan Veteran No Kediri dengan luas tanah m 2 dan luas bangunan 747 m 2 telp. (0354) Secara keseluruhan Rumah Sakit Kusta Kediri memiliki luas m 2, terdiri dari luas tanah m 2 dan luas bangunan m 2. Kedua tanah tersebut diatas terletak di Desa Mojoroto, Kecamatan Mojoroto Kota Kediri yang berada disebelah barat aliran sungai Brantas. 3. Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 32 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Rumah Sakit Kusta mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang promotif, preventif, kuratif,
11 26 rehabilitatif dan penelitian pengembangan penyakit kusta serta melaksanakan UKM Strata II di Wilayah Kerjanya. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud, Rumah Sakit Kusta mempunyai fungsi : a. Penyusunan rencana dan program rumah sakit; b. Pelaksanaan ketatausahaan; c. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit kusta; d. Pelayanan medis penyakit kusta; e. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis; f. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat; g. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan; h. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan program; i. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit kusta; j. Penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan diklat; k. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program; l. Pelaksanaan pembinaan wilayah di bidang teknis; m. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) baik UKP maupun UKM di dalam gedung maupun di luar gedung di wilayah kerjanya; dan n. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. Susunan Organisasi UPT Rumah Sakit Kusta, terdiri atas : a. Kepala UPT; b. Sub Bagian Tata Usaha; c. Seksi Pelayanan Medis; d. Seksi UKM dan Litbang.
12 27 Gambar 1. Struktur Organisasi UPT Rumah Sakit Kusta Kediri Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT. Seksi Pelayanan Medis dan Seksi UKM dan Litbang dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT. Kepala UPT mempunyai tugas, memimpin dan membina, mengkoordinasi, mengawasi serta melaksanakan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas rumah sakit kusta sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Kusta Kediri a. Visi Rumah Sakit Kusta Kediri : Menjadi Rumah Sakit dengan Pelayanan Kesehatan Berkualitas terjangkau dan Paripurna. b. Misi Rumah Sakit Kusta Kediri : 1) Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terpadu, murah dan mudah diakses oleh masyarakat. 2) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pelayanan di semua bidang secara berkesinambungan. 4) Meningkatkan kerja sama dalam pendidikan, pelatihan dan penelitian di bidang kesehatan. c. Motto Rumah Sakit Kusta Kediri : Melayani dengan Sepenuh Hati.
13 28 5. Fasilitas Pelayanan a. Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Kusta Kediri memiliki kapasitas 68 tempat tidur, sesuai dengan Keputusan Kepala UPT Rumah Sakit Kusta Kediri No. 445/176/101.15/2015 tanggal 01 April 2015 tentang Kapasitas Tempat Tidur Rumah Sakit Kusta Kediri Tahun Pelayanan Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Kusta Kediri terdiri dari : 1) Pelayanan Kusta a. Ruangan Pelayanan Kusta b. Ruangan Intensif c. Ruangan Laki-Laki d. Ruangan Perempuan 2) Pelayanan Umum a. Ruangan Anak b. Ruangan Obgyn c. Ruangan Pelayanan Umum e. Ruangan Laki-Laki d. Ruangan Perempuan b. Instalasi Rawat Jalan 1) Poli Kusta 2) Poli Kulit dan Kelamin 3) Poli Akupuntur 4) Poli Mata 5) Poli Gigi c. Instalasi Gawat Darurat d. Instalasi Laboratorium e. Instalasi Gizi f. Instalasi Rehabilitasi Medik : 1) Fisioterapi 2) Ortotik Prostetik 3) Okupasi Terapi g. Pelayanan Radiologi h. Instalasi Farmasi
14 29 i. Pelayanan Rekam Medis j. Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPS) k. Pelayanan Kesehatan Lingkungan l. Beberapa pelayanan kesehatan spesialis yang sedang dikembangkan oleh UPT Rumah Sakit Kusta Kediri antara lain : 1) Pelayanan Poli Penyakit Dalam 2) Pelayanan Poli Anak 3) Pelayanan Poli Kandungan 4) Pelayanan Poli Bedah 5) Pelayanan Patologi Klinik. 6. Kapasitas tempat tidur Rumah Sakit Kusta Kediri Tahun 2015 Tabel 1. Kapasitas TT Rumah Sakit Kusta Kediri Tahun 2015 No. Ruangan Kelas Jumlah Keterangan TT I PELAYANAN KUSTA Ruangan Pelayanan 1 4 TT 2 ruangan Kusta Ruangan Insentif - 3 TT Ruangan Laki-laki 2 2 TT Ruangan Perempuan 2 2 TT Ruangan Laki-laki 3 15 TT Ruangan Perempuan 3 13 TT Sub Total 39 TT II PELAYANAN UMUM Ruangan Anak - 3 TT Ruangan Obgyn - 4 TT Ruangan Pelayanan 1 4 TT 2 ruangan Umum Ruangan Laki-laki 2 2 TT Ruangan Perempuan 2 2 TT Ruangan Laki-laki 3 7 TT Ruangan Perempuan 3 7 TT Sub Total 29 TT TOTAL 68 TT Sumber: Buku Profil UPT. RS Kusta Kediri
15 30 7. Tingkat Efisiensi dan Mutu Pengelolaan Rumah Sakit Tahun 2015 Tabel 2. Tingkat Efisiensi dan Mutu Pengelolaan Tahun 2015 No. Uraian Rerata Standar 1. Bed Occupancy Rate (BOR) 22,18% Length of Stay (Av LOS) 8, Turn of Interva (TOI) 28, Bed Turn Over (BTO) 10, Gross Death Rate (GDR) 4,92 < Net Death Rate (NDR) 4,92 < 25 Sumber: Buku Profil UPT. RS Kusta Kediri
BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pelayanan kesehatan, tidak dapat dilepaskan dari sarana pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada adalah rumah sakit. Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia dimana keadaan dari badan dan jiwa tidak mengalami gangguan sehingga memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, masyarakat. Dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No. 44 Tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015
EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia sekarang ini sangat mendapat perhatian tidak hanya oleh pemerintah, namun juga masyarakat. Salah satu fasilitas pelayanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA
Instansi Visi Misi Tujuan Tugas Fungsi : RS Jiwa Menur : RS Jiwa kelas A pendidikan dengan pelayanan prima : 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa subspesialistik yang prima dan paripurna serta pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016
LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH JL.SUMBERGLAGAH PACET, MOJOKERTO Telp. (0321) 690441 Kode Pos. 61374 Fax
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat in ap, rawat jalan,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat in ap, rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis, untuk mewujudkan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemangku kepentingan pemberi pelayanan kesehatan. Semakin tingginya tingkat
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA
INSTANSI : RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR TUJUAN TUGAS FUNGSI : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat : Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pelayanan Kesehatan Paripurna.
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA
Instansi Visi Misi Tujuan Tugas Fungsi : RS Jiwa Menur : RS Jiwa kelas A pendidikan dengan pelayanan prima : 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa subspesialistik yang prima paripurna serta pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
Lebih terperinciPenilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya Pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif. bersifat rahasia. Dokumen tersebut dinamakan sebagai rekam medis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (2000) rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan begitu kompleksnya masalah hidup sekarang ini menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tinggi tingkat kecerdasan dan sosial ekonomi masyarakat, maka pengetahuan mereka terhadap penyakit, biaya, administrasi maupun upaya penyembuhan semakin baik.
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan
RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 VISI : Misi 1 : Menjadi rumah profesional dan berkualitas dengan berorientasi kebutuhan masyarakat Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015
(IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 VISI : Menjadi Rumah Sakit yang Bermutu Internasional dalam Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian MISI : Menyelenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun. memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (2000) rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat
Lebih terperinciBUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin meningkat. Hal itu terbukti dengan tidak pernah kosongnya rumah sakit yang ada di Indonesia. Rumah sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan yang tujuan utamanya adalah preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan) dengan sasaran masyarakat (Notoatmodjo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung operasional upaya kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap pelaksanaan praktik kedokteran seperti rumah sakit, harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksananan teknik dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya kebutuhan pokok berupa kesehatan, seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi
Lebih terperinciPEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK
PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan
Lebih terperinciLAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017
LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Jl. Diponegoro No. 125,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan aparaturnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Menurut Wolfer dan Pena, rumah sakit merupakan tempat orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan klinik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi penting yang berfungsi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latar belakang Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan peraturan tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Daerah) yaitu Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperincipendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai tenaga medik, keperawatan, penunjang medik dan rujukan, pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menghimpun beberapa negara di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada tahun 2014. Masyarakat mulai menyadari
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Satu diantara pelayanan rumah sakit yang baik dapat dilihat dari cara pengelolaan berkas rekam medis pasien yang ada di rumah sakit tersebut. Rekam medis merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undangundang Nomor 25
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Secara singkat perkembangan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru sejak tahun 1950 sampai dengan tahun 2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawar inap, rawat jalan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Oleh karena itu, rumah sakit harus berupaya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UU RI No 29 Tahun 2004 tentang Praktik kedokteran menyatakan bahwa sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia akan bisa menjalani aktifitas kehidupannya dengan baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia, baik itu sehat jasmani maupun rohani. Dengan tubuh dan jiwa yang sehat, setiap manusia akan bisa menjalani aktifitas kehidupannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. ObyekPenelitian Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Slogan Perusahaan :Melayani dengan Ramah, Sabar, Kasih, Sayang Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001 Telp :(021)
Lebih terperinciNAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis
NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BA'A Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Berkualitas Bertumpu Pada Semangat Melayani Dengan Memanfaatkan Sumber Daya Secara Optimal 1. Mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya peyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu pembangunan nasional merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Rumah sakit adalah sebuah institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan dengan tujuan memperbaiki kesehatan seluruh lapisan masyarakat dengan meliputi pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi masyarakat. Menurut Kepmenkes No 128/Menkes/SK/II/2004, puskesmas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, pemerintah dituntut untuk memberikan pelayanan yang maksimal diberbagai bidang, salah satunya yaitu di bidang pelayanan kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia telah diarahkan oleh pemerintah guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi penduduk Indonesia agar dapat
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG
BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi menjadi sangat penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Rekam medis dalam bentuk manual ataupun elektronik menjadi sumber dari informasi medis yang menggambarkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia yang semakin modern dalam berbagai aspek kehidupan termasuk aspek kesehatan lambat laun seiring dengan perkembangan zaman menuntut masyarakat juga untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mutlak dibutuhkan oleh segenap lapisan masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan baik individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinci1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015
LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 2016 DAFTAR ISI Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Maksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Rumah sakit merupakan salah satu unit usaha yang memberikan pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu pelayanan kesehatan yang diberikan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan tempat yang didirikan untuk menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis, dan perawatan lanjutan untuk diagnosis dan perawatan tenaga medis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari kegiatan pelayanan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan tempat tidur rawat inap,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan tempat tidur rawat inap, pelayanan medis dan pelayanan perawatan terus menerus untuk diagnose dan pengobatan oleh staf
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selain itu,
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
Lebih terperinci