BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di SMP Negeri 1 Berbah dengan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan setting STAD sementara kelas VIII C sebagai kelas kontrol yang diberikan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data dari nilai pretest dan posttest yang diberikan sebelum dan sesudah perlakuan. Selanjutnya data yang telah siperoleh dianalisis sebagai berikut. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi Kubus, Balok, Prisma, Limas (Bangun Ruang Sisi Datar). Pembelajaran dilakukan di kelas VIII D sebagai kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan setting STAD sementara kelas VIII C sebagai kelas kontrol yang diberikan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Sebelum diberikan pembelajaran pada kedua kelas, siswa diberikan pretest. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis dan prestasi awal siswa. Pembelajaran berlangsung selama enam kali pertemuan dan dilaksanakan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 66

2 Pada akhir pembelajaran, siswa di kelas eksperimen dan kontrol diberikan posttest. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis dan prestasi siswa setelah pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan setting STAD maupun menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai guru dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya. Secara keseluruhan, kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berlangsung sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran setiap pertemuuan pada lampiran 4.1 dan 4.2. Persentase keterlaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen termasuk dalam kategori baik yaitu mencapai 91,11%, sedangkan di kelas kontrol juga dalam kategori baik yaitu 92,31%. Rekap penilaian keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 4.3. Tabel 10. Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan Topik Keterlaksanaan Pembelajaran Kelas Kelas Eksperimen Kontrol 1 Identifikasi Kubus dan Balok 93,3% 92,3% 2 Jaring-jaring Kubus dan Balok 86,6% 92,3% 3 Luas Permukaan dan Volume Kubus dan Balok 93,3% 92,3% 4 Identifikasi Prisma dan Limas 86,6% 92,3% 5 Jaring-jaring Prisma dan Limas 86,6% 84,6% 6 Luas Permukaan dan Volume Prisma dan Limas 100% 100% Rata-rata 91,11% 92,31% 67

3 Deskripsi lebih lanjut untuk pembelajaran kelas eksperimen maupun kelas kontrol akan dibahas sebagai berikut. a. Pembelajaran Kelas Eksperimen Pembelajaran matematika pada kelas eksperimen menggunakan pendekatan saintifik dengan setting STAD diawali dengan pendahuluan, meliputi penyampaian tujuan pembelajaran dan motivasi tentang pentingnya mempelajari materi Kubus, Balok, Prisma, Limas melalui beberapa contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendahuluan dilanjutkan dengan penyampaian apersepsi, yaitu guru bertanya mengenai materi-materi prasyarat yang harus dikuasai siswa sebelum mempelajari materi kubus, balok, prisma, limas. Kemudian, guru menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik setting pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division), dan teknik penilaiannya, yaitu pada akhir pertemuan akan diadakan kuis individu yang akan menunjang nilai kelompok. Pada tahap awal pembelajaran, guru membuka dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan apresepsi dari materi yang akan dibahas dalam kegiatan pembelajaran. Siswa diminta untuk mengamati presentasi kelas, dimana dalam presentasi kelas, guru menyajikan materi pelajaran dengan membagikan LKS untuk diamati dan dipahami. Siswa mengamati penjelasan dan instruksi dalam LKS sebelum memahaminya. Siswa bertanya jika ada instruksi yang kurang jelas. 68

4 Setelah siswa mengamati presentasi kelas, siswa membahas permasalahan yang disampaikan melalui diskusi kelompok. Pada awal pertemuan, guru mengelompokkan siswa menjadi 8 kelompok dengan setiap kelompok beranggotakan 4 orang siswa. Kelompok tersebut bersifat tetap. Berikut tabel pembagian kelompok pada kelas eksperimen yang dibagi secara acak. Gambar 3. Presentasi Kelas Tabel 11. Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen Kelompok No. Absen Kelompok No. Absen 9 10 A E B 22 6 F C 3 21 G D 8 16 H

5 Siswa memperoleh informasi melalui pertanyaan yang disampaikan dan diskusi berkelompok mengenai berbagai sumber, baik dari buku, LKS, observasi benda konkret, dan sebagainya. Sebagian besar kelompok berdiskusi secara aktif, namun ada beberapa kelompok yang malas untuk berdiskusi dan mengerjakan LKS secara individu. Guru dapat memberikan petunjuk bantuan yang dapat membantu siswa dalam pemahaman materi pada tahap diskusi kelompok. Guru melakukan pengamatan, bimbingan, motivasi, dan bantuan apabila dibutuhkan. Gambar 4. Diskusi Kelompok Siswa Setelah siswa memperoleh informasi dari diskusi, tahap selanjutnya adalah secara berkelompok siswa mengasosiasi (menalar) dengan mengerjakan kuis individu. Sebagian besar siswa mengerjakan kuis secara individu, namun masih ada beberapa siswa yang berdiskusi selama mengerjakan kuis. Guru memberikan arahan dan instruksi yang sesuai dengan ketentuan bahwa kuis dikerjakan secara individu. 70

6 Tahapan berikutnya adalah proses mengomunikasikan untuk mengecek pemahaman dari siswa secara individu. Mengomunikasikan melalui presentasi hasil kuis individu. Siswa menyampaikan hasil pengerjaan kuisnya di depan guru dan teman lainnya. Banyak siswa yang berebutan ingin menuliskan hasil pengerjaannya di papan tulis. Hasil kuis dibahas bersama untuk menentukan skor dan penghargaan kelompok. Pada pembahasan hasil kuis, siswa memperhatikan penjelasan teman di depan kelas. Pada setiap pembahasan, ada beberapa siswa yang aktif bertanya jika ada hal yang belum dipahami. Siswa juga mengomentari hasil pekerjaan temannya, siswa mengoreksi apabila ada yang masih belum tepat. Kegiatan akhir pembelajaran adalah penarikan kesimpulan, siswa diarahkan oleh guru untuk menarik kesimpulan dari pembelajaran. Gambar 5. Siswa Mengomunikasikan Hasil Kuis Skor awal siswa diperoleh saat siswa melakukan pretest, kemudian dihitung perolehan skor kuis untuk poin kemajuan kelompok. Penghargaan kelompok dipengaruhi dari skor dari masing-masing individu, sehingga 71

7 setiap individu berperan dalam perolehan poin kemajuan kelompoknya. Berikut tabel perolehan poin kemajuan individu yang telah diakumulasikan ke dalam skor kelompok pada kuis di setiap pertemuan. Tabel 12. Perolehan Poin Kemajuan Kelompok Kelompok Poin Kemajuan Pertemuan ke Rata-Rata A ,25 17, ,3 B ,75 16,25 26,25 21,1 C ,75 12,5 22,5 22,5 20,2 D 30 17,5 16,25 13,75 12,5 21,25 18,5 E 30 7,5 21,25 16,25 13, ,8 F 30 13,75 22, ,75 87,5 29,6 G 30 21,25 17, ,25 20 H ,75 13, ,25 Berdasarkan Tabel 12, kelompok yang pada tiap kuisnya memiliki skor tertinggi adalah kelompok F. Sehingga kelompok F berhak mendapatkan reward sebagai kelompok terbaik. b. Pembelajaran Kelas Kontrol Pembelajaran matematika pada kelas kontrol menggunakan pendekatan saintifik diawali dengan pendahuluan, meliputi penyampaian tujuan pembelajaran dan motivasi tentang pentingnya mempelajari materi Kubus, Balok, Prisma, Limas melalui beberapa contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendahuluan dilanjutkan dengan penyampaian apersepsi, yaitu guru bertanya mengenai materi-materi prasyarat yang harus dikuasai siswa sebelum mempelajari materi kubus, balok, prisma, limas. Kemudian, guru menginformasikan 72

8 kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Pada materi inti, guru menyajikan materi pelajaran dengan membagikan LKS untuk diamati dan dipahami. Siswa mengamati penjelasan dan instruksi dalam LKS sebelum memahaminya dan bertanya apabila ada hal yang belum jelas. Setelah mengamati, siswa memperoleh informasi melalui pertanyaan yang disampaikan dan berbagai sumber, baik dari buku, LKS, observasi benda konkret, dan sebagainya. Siswa aktif dalam mengamati, menanya, dan mengumpulkan informasi. Selama tahap ini, guru dapat memberikan petunjuk bantuan yang dapat membantu siswa dalam pemahaman materi. Guru melakukan pengamatan, bimbingan, motivasi, dan bantuan apabila dibutuhkan. Tahap selanjutnya adalah siswa mengasosiasi (menalar) dengan mengerjakan latihan individu. Sebagian besar siswa mengerjakan latihan secara individu, namun masih ada beberapa siswa yang berdiskusi selama mengerjakan latihan. Peneliti memberikan arahan dan instruksi yang sesuai dengan ketentuan bahwa latihan dikerjakan secara individu agar siswa mengasosiasi pemahamannya sendiri. Gambar 6. Siswa Mengerjakan Latihan 73

9 Tahapan akhir pembelajaran saintifik adalah proses mengomunikasikan untuk mengecek pemahaman dari siswa secara individu. Siswa dengan aktif maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil pengerjaan latihannya. Ada beberapa siswa yang sangat aktif menyampaikan hasil latihan di depan kelas. Secara bersama-sama, hasil latihan dibahas untuk mengecek kembali jawaban dari setiap siswa. Siswa aktif bertanya dan berdiskusi apabila ada materi yang belum dipahami. Siswa juga mengomentari hasil pekerjaan temannya, siswa mengoreksi apabila ada yang masih belum tepat. Pada akhir pembelajaran, siswa dengan arahan guru menarik kesimpulan dari pembelajaran pada tiap pertemuan. 2. Deskripsi Data Deskripsi data merupakan gambaran data yang diperoleh baik dari kondisi awal maupun akhir berdasar variabel yang diteliti. Data-data tersebut meliputi data nilai pretest dan nilai posttest untuk kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas instrumen menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas soal pretest kemampuan komunikasi matematis adalah 0,712, termasuk dalam kriteria tinggi; soal pretest prestasi adalah 0,473, termasuk dalam kriteria sedang; soal posttest kemampuan komunikasi matematis adalah 0,529, termasuk dalam kriteria sedang; dan soal posttest prestasi adalah 0,523, termasuk dalam kriteria sedang. Hasil output SPSS selengkapnya dapat dilihat di Lampiran

10 a. Deskripsi Data Skor Awal dan Akhir Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Data skor kemampuan komunikasi matematis siswa diperoleh melalui pemberian pretest sebelum perlakuan dan posttest sesudah perlakuan, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pretest bertujuan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis awal sebelum menerima perlakuan, sedangkan posttest bertujuan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis setelah menerima perlakuan. Adapun ringkasan data hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa adalah sebagai berikut. Tabel 13. Skor Rata-rata, Simpangan Baku, Skor Minimal, Skor Maksimal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sebelum dan Sesudah Perlakuan Skor Statistik Pretest Posttest Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Skor rata-rata 29,88 23,38 84,69 80 Simpangan baku 12,567 10,948 12,135 12,064 Nilai yang Mungkin Nilai yang Mungkin Rata-rata Pretest Rata-rata Posttest Eksperimen Kontrol Gambar 7. Diagram Data Hasil Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa 75

11 Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada Tabel 13 dan Gambar 7 di atas, rata-rata skor kemampuan komunikasi matematis dari kedua kelas meningkat. Sebelum perlakuan, kelas eksperimen memiliki skor rata-rata lebih tinggi daripada kelas kontrol. Setelah menerima perlakuan, skor rata-rata kelas eksperimen tetap melebihi kelas kontrol. Pada kedua kelas ada yang mampu mencapai skor maksimal yaitu 100. Standar deviasi atau simpangan baku dari kedua kelas relatif sama, baik sebelum maupun sesudah menerima perlakuan. Data hasil kemampuan komunikasi matematis secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5.2 dan 5.3. b. Deskripsi Data Skor Awal dan Akhir Prestasi Belajar Siswa Data hasil prestasi belajar siswa diperoleh melalui pemberian pretest sebelum perlakuan dan posttest sesudah perlakuan, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pretest bertujuan untuk mengukur prestasi belajar awal sebelum menerima perlakuan, sedangkan posttest bertujuan untuk mengukur prestasi belajar setelah menerima perlakuan. Adapun ringkasan data hasil prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut. Tabel 10. Skor Rata-rata, Simpangan Baku, Skor Minimal, Skor Maksimal Tes Prestasi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sebelum dan Sesudah Perlakuan Skor Statistik Pretest Posttest Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Skor rata-rata 59,69 54,69 84,38 79,69 Simpangan baku 9,667 12,696 11,053 11,212 Nilai yang Mungkin Nilai yang Mungkin

12 Eksperimen Kontrol Rata-rata Pretest Rata-rata Posttest Gambar 8. Diagram Data Hasil Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada Tabel10 dan Gambar 8 di atas, rata-rata skor prestasi belajar dari kedua kelas meningkat. Sebelum perlakuan, kelas eksperimen memiliki skor rata-rata lebih tinggi daripada kelas kontrol. Setelah menerima perlakuan, skor rata-rata kelas eksperimen tetap melebihi kelas kontrol. Pada kedua kelas ada yang mampu mencapai skor maksimal yaitu 100. Standar deviasi atau simpangan baku dari kedua kelas relatif sama, baik sebelum maupun sesudah menerima perlakuan. Data hasil prestasi belajar secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5.2 dan Analisis Data a. Hasil Uji Asumsi Analisis Sebelum pengujian hipotesis, data dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol harus memenuhi uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu. Data-data tersebut merupakan data sebelum dan sesudah kedua 77

13 kelas menerima perlakuan, yaitu meliputi data pretest dan posttest kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa. 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah pretest dan posttest yang diperoleh dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Data berdistribusi normal jika nilai signifikasi lebih dari 0,05. Hasil perhitungan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov dengan SPSS versi 20.0 adalah sebagai berikut. Tabel 15. Hasil Uji Normalitas Nilai signifikasi Data Kelas Sebelum perlakuan Setelah perlakuan Hasil Kemampuan Eksperimen 0,235 0,063 Normal Komunikasi Matematis Kontrol 0,231 0,745 Normal Prestasi Belajar Eksperimen 0,064 0,100 Normal Kontrol 0,279 0,052 Normal Berdasarkan Tabel 15 di atas, diketahui bahwa hasil nilai signifikansi tidak ada yang kurang dari 0,05. Hal tersebut berarti data pretest dan posttest masing-masing kelas berdistribusi normal. Hasil uji normalitas secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran ) Uji Homogenitas Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah variansi antar kelas yang dianalisis homogen atau tidak. Data kedua kelas memiliki variansi yang homogen jika nilai signifikasinya lebih dari 0,05. 78

14 Pengujian homogenitas menggunakan uji homogenitas Levene s dengan bantuan SPSS versi Berikut hasil dari pengujian homogenitas pretest dan posttest. Pretest Posttest Tabel 16. Hasil Uji Homogenitas Data Nilai Signifikasi Hasil Kemampuan Komunikasi Matematis 0,436 Homogen Prestasi Belajar 0,081 Homogen Kemampuan Komunikasi Matematis 0,706 Homogen Prestasi Belajar 0,427 Homogen Tabel 16 di atas menunjukkan bahwa tidak ada nilai signifikasi yang kurang dari 0,05. Hal tersebut berarti data dari kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki variansi yang sama, baik data pretest maupun posttest. Hasil output pengujian homogenitas dengan bantuan SPSS versi 20.0 dapat dilihat pada Lampiran 5.5. b. Pengujian Hipotesis Penelitian 1) Analisis keefektifan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa Uji keefektifan kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa ini menggunakan uji beda satu sampel (one sample t-test) dengan bantuan software SPSS versi Kriteria efektif pada pengujian hipotesis ini jika t hitung < t tabel atau nilai signifikasi kurang dari 0,05. 79

15 Hasil analisis keefektifan untuk kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh adalah 0,000, artinya nilai signifikasi pada aspek tersebut di kelas eksperimen kurang dari 0,05. Hal tersebut berarti pembelajaran pendekatan saintifik dengan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. Hasil output SPSS mengenai uji hipotesis pertama bisa dilihat pada Lampiran ) Analisis keefektifan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari prestasi belajar siswa Uji keefektifan kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari prestasi belajar siswa ini menggunakan uji beda satu sampel (one sample t-test) dengan bantuan software SPSS versi Kriteria efektif pada pengujian hipotesis ini jika t hitung < t tabel atau nilai signifikasi kurang dari 0,05. Hasil analisis keefektifan untuk prestasi belajar siswa kelas eksperimen menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh adalah 0,000, artinya nilai signifikasi pada aspek tersebut di kelas eksperimen kurang dari 0,05. Hal tersebut berarti pembelajaran pendekatan saintifik dengan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa. Hasil output SPSS mengenai uji hipotesis kedua bisa dilihat pada Lampiran

16 3) Perbandingan keefektifan antara pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan saintifik ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa Sebelum kita menguji perbandingan keefektifan kedua pembelajaran, terlebih dahulu kita menguji ada atau tidaknya perbedaan rata-rata dari kedua kelas. Uji beda rata-rata ini dapat dilakukan apabila asumsi normalitas dan homogenitas telah terpenuhi sebelumnya. Untuk data yang diperoleh dari hasil pengukuran kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar, asumsi-asumsi ini telah terpenuhi sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Dikarenakan asumsi-asumsi tersebut telah terpenuhi, maka analisis data dilakukan dengan menerapkan statistik dengan hipotesis yang digunakan untuk uji rata-rata pretest kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa. Tabel 17. Hasil Uji Beda Rata-Rata antara Kelas Eksperimen dan Kontrol Sebelum Perlakuan Nilai Variabel Kelas Rata-Rata Signifikasi Kemampuan Komunikasi Eksperimen 29,88 0,054 Matematis Kontrol 23,38 Eksperimen 59,69 Prestasi Belajar 0,081 Kontrol 54,69 Berdasarkan hasil perhitungan uji beda rata-rata kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar pada kedua kelas sebelum perlakuan yang disajikan pada Tabel 17, diperoleh nilai signifikasi dari 81

17 variabel kemampuan komunikasi matematis yaitu 0,054 dan variabel prestasi belajar yaitu 0,081. Nilai signifikasi tersebut lebih dari 0,05, artinya H 0 diterima. Jadi, tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan. Hal tersebut berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki tingkat kemampuan awal yang sama. Selanjutnya akan diuji rata-rata dari posttest kemampuan komunikasi matematis dan prestasi. Pada uji asumsi analisis, asumsi normalitas dan homogenitas untuk nilai posttest telah terpenuhi. Analisis data dilakukan dengan menerapkan statistik dengan hipotesis yang digunakan untuk uji rata-rata posttest kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa. Tabel 18. Hasil Uji Beda Rata-Rata antara Kelas Eksperimen dan Kontrol Setelah Perlakuan Nilai Variabel Kelas Rata-Rata Signifikasi Kemampuan Komunikasi Eksperimen 84,69 0,126 Matematis Kontrol 80,00 Eksperimen 84,38 Prestasi Belajar 0,097 Kontrol 79,69 Berdasarkan hasil perhitungan uji beda rata-rata kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar pada kedua kelas setelah perlakuan yang disajikan pada Tabel 18, diperoleh nilai signifikasi dari variabel kemampuan komunikasi matematis yaitu 0,126 dan variabel prestasi belajar yaitu 0,097. Nilai signifikasi lebih dari 0,05, artinya 82

18 H 0 diterima. Jadi, tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah perlakuan. Setelah ditunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata, akan dibandingkan keefektifan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji perbandingan keefektifan antara pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan saintifik ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa ini menggunakan uji independent sample t-test pada software SPSS versi 20.0 dengan nilai signifikasi 0,05. Kriteria keputusan pada pengujian hipotesis ini H 0 ditolak jika t hitung < t tabel atau nilai hitung kurang dari 0,05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh adalah 0,126, artinya nilai signifikasi pada aspek tersebut lebih dari 0,05 dan H 0 diterima. Hal tersebut berarti pembelajaran pada kelas saintifik dengan STAD tidak lebih efektif dibanding kelas saintifik ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis atau keduanya memiliki efektivitas yang sama. Hasil output SPSS mengenai uji hipotesis ketiga bisa dilihat pada Lampiran ) Perbandingan keefektifan antara pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan saintifik ditinjau dari prestasi belajar siswa Uji perbandingan keefektifan antara pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe 83

19 STAD dengan pendekatan saintifik ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa ini menggunakan uji independent sample t-test pada software SPSS versi 20.0 dengan nilai signifikasi 0,05. Kriteria keputusan pada pengujian hipotesis ini H 0 ditolak jika t hitung < t tabel atau nilai hitung kurang dari 0,05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh adalah 0,097, artinya nilai signifikasi pada aspek tersebut lebih dari 0,05 dan H 0 diterima. Hal tersebut berarti pembelajaran pada kelas saintifik dengan STAD tidak lebih efektif dibanding kelas saintifik ditinjau dari prestasi belajar atau keduanya memiliki efektivitas yang sama. Hasil output SPSS mengenai uji hipotesis keempat bisa dilihat pada Lampiran 5.6. B. Pembahasan Permasalahan dalam penelitian ini adalah mengenai keefektifan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan saintifik dengan setting model pembelajaran STAD ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis dan prestasi siswa SMP. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Berbah dengan mengambil sampel kelas VIII C sebagai kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan setting STAD. Materi yang diajarkan untuk kedua kelas pada penelitian ini adalah Kubus, Balok, Prisma, Limas. 84

20 Pada analisis data pretest yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Hal ini menunjukkan bahwa sampel berasal dari kondisi atau keadaan yang sama, dengan kata lain siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki kemampuan komunikasi matematis awal dan prestasi yang sama. 1. Keefektifan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa Sebelumnya telah dihipotesiskan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif jika ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. Hal tersebut terbukti berdasarkan uji hipotesis dengan nilai signifikasi 0,05 yang telah dibahas sebelumnya. Pada variabel kemampuan komunikasi matematis diperoleh nilai signifikasi kurang dari 0,05, yakni variabel kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen ini memperoleh nilai signifikasi 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh signifikan. Sehingga pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini telah teruji keefektifannya jika ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. Hasil ini relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Astri Wahyuni dan Agus Maman Abadi, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari aspek kemampuan komunikasi matematis siswa. Keefektifan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting 85

21 model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat dari ketuntasan yang telah ditetapkan. Kriteria yang ditetapkan untuk variabel kemampuan komunikasi matematis siswa adalah 75. Ketetapan tersebut didapatkan dari kriteria skor keberhasilan tes. Siswa dikatakan berhasil jika skor kemampuan komunikasi matematis siswa lebih atau sama dengan 75. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting model kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa di kelas eksperimen dikarenakan setting model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis yang merupakan cara untuk berbagi pemikiran dan menjelaskan suatu pemahaman mengenai matematika, baik secara lisan maupun tertulis. Siswa pada tahapan diskusi kelompok, dapat berinteraksi dengan kelompoknya dan mempengaruhi kemampuan komunikasi matematisnya. Siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis rendah akan terpengaruhi oleh siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis tinggi. Siswa dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada tahapan mengomunikasikan pemahaman di depan teman-temannya. Siswa pada tahap ini mengetahui bagaimana cara untuk menyampaikan apa yang diketahui, ditanyakan, dan penyelesaian dari suatu permasalahan matematika. 2. Keefektifan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari prestasi belajar siswa Telah dihipotesiskan oleh peneliti bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif jika ditinjau dari pestasi belajar siswa. Hal tersebut terbukti 86

22 berdasarkan uji hipotesis dengan nilai signifikasi 0,05 yang telah dibahas sebelumnya. Pada variabel pestasi belajar diperoleh nilai signifikasi kurang dari 0,05, yakni variabel pestasi belajar pada kelas eksperimen ini memperoleh nilai signifikasi 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh signifikan. Sehingga pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini telah teruji keefektifannya jika ditinjau dari pestasi belajar siswa. Hasil ini relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Fahrurrozi dan Ali Mahmudi bahwa PBM dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari prestasi belajar. Penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Badrun dan Hartono bahwa pembelajaran kooperatif model STAD efektif ditinjau dari prestasi siswa. Keefektifan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari pestasi belajar siswa dapat dilihat dari ketuntasan yang telah ditetapkan. Kriteria yang ditetapkan untuk variabel pestasi belajar siswa adalah 75. Ketetapan tersebut didapatkan dari skor keberhasilan tes. Siswa dikatakan berhasil jika skor pestasi belajar siswa lebih atau sama dengan 75. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting model pmbelajaran kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari pestasi belajar siswa di kelas eksperimen ini dikarenakan setting model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan prestasi atau pencapaian dari proses 87

23 belajar. Struktur tujuan kooperatif menciptakan situasi dimana anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi jika kelompok mereka sukses (Slavin, 2005: 33-34). Melalui pendekatan saintifik, siswa dapat meningkatkan prestasi melalui tahapan menalar dan mengasosiasi pemahaman. Pemahaman yang dimiliki siswa terbentuk melalui proses yang dilalui, mulai dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dipadukan dengan setting STAD, menjadikan siswa dapat berinteraksi dengan kelompoknya dan mempengaruhi pemahaman dari masing-masing siswa dalam kelompok. Siswa yang memiliki prestasi belajar rendah akan terpengaruhi oleh siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi. 3. Perbandingan keefektifan antara pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan saintifik Berdasarkan uji hipotesis ketiga, dengan nilai signifikasi 0,05 yang telah dibahas sebelumnya, diperoleh kesimpulan yaitu pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak lebih efektif dibanding kelas saintifik ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis atau keduanya memiliki efektivitas yang sama. Hasil yang sama ditunjukkan pada uji hipotesis keempat, diperoleh kesimpulan yaitu pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak lebih efektif dibanding kelas saintifik ditinjau dari prestasi belajar atau keduanya memiliki efektivitas yang sama. 88

24 Pembelajaran kelas eksperimen yang menerapkan pendekatan saintifik dengan setting STAD sama efektifnya dengan pembelajaran kelas kontrol yang menerapkan pendekatan saintifik. Hal tersebut juga ditunjukkan oleh tidak adanya perbedaan rata-rata kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa, baik dari variabel kemampuan komunikasi matematis maupun dari variabel prestasi. Berdasarkan penelitian yang relevan, baik pembelajaran dengan pendekatan saintifik maupun pembelajaran dengan setting STAD, efektif dalam pembelajaran. Kelas eksperimen sama efektifnya dengan kelas kontrol dapat dikarenakan siswa kedua kelas sama baiknya dalam mengikuti pembelajaran. Siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik baik menggunakan setting STAD maupun yang tidak menggunakan setting STAD sama baiknya dalam memfasilitasi siswa belajar. Kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik sudah efektif tanpa perlu adanya setting STAD. Menurut Hosnan (2014, 34), pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Poin-poin 89

25 pada pendapat tersebut menunjukkan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan yang efektif dalam pembelajaran ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa. 90

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di SMP Negeri 1 Pakem dengan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian eksperimen semu dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pakem yang berlokasi di Jalan Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB IV BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian quasi experiment atau

BAB IV BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian quasi experiment atau BAB IV BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian quasi experiment atau penelitian semu yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sidoharjo.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2016 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi Eksperimen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MAN Yogyakarta 2 yang berlokasi di Jalan KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT ditinjau dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kegiatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 39 Palembang dimulai dari tanggal 07 Februari 2015 s/d 29 April 2015.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. April 2017 sampai dengan Senin, 22 Mei 2017 di SMP Negeri 1 Manisrenggo.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. April 2017 sampai dengan Senin, 22 Mei 2017 di SMP Negeri 1 Manisrenggo. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian pembelajaran matematika menggunakan pendekatan konstruktivisme dan pendekatan konvensional dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lain yang subjek penelitiannya adalah manusia (Sukardi, 2003:16). Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. lain yang subjek penelitiannya adalah manusia (Sukardi, 2003:16). Tujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau quasi eksperiment. Bentuk penelitian ini banyak digunakan di bidang pendidikan atau penelitian lain yang subjek

Lebih terperinci

BAB III BAB III METODOLOGI

BAB III BAB III METODOLOGI BAB III BAB III METODOLOGI A. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sesuai metode penelitian kuantitatif berupa penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Tujuan metode kuantitatif menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian. yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian. yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pembelajaran Dalam penelitian ini, pembelajaran matematika dilaksanakan di dua kelas yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan pendekatan open-ended dipadukan dengan model learning cycle

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan pendekatan open-ended dipadukan dengan model learning cycle BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang membandingkan keefektifan pembelajaran kelompok eksperimen yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini mengungkap hubungan antara dua variabel maupun lebih atau mencari pengaruh suatu

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian yang mendekati eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian research). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen semu) dengan pretest-posttest control group design. Dalam penelitian ini diberikan suatu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan uraian pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang pelaksanaan kegiatan penelitian, pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian tersebut, akan menjawab perumusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pretest dan posttest kreativitas belajar serta pretest dan posttest prestasi belajar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pretest dan posttest kreativitas belajar serta pretest dan posttest prestasi belajar. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitan ini adalah data keterlaksanaan pembelajaran, pretest dan posttest kreativitas belajar serta pretest dan posttest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran reciprocal teaching dengan strategi peta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu ini digunakan untuk meneliti keefektifan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 April 2017 sampai dengan 29 April 2017 di SMP Negeri 1 Sanden. Populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2016 sampai dengan 2 Mei

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 12 Yogyakarta dan pengambilan data telah dilakukan pada tanggal 19 26 November 2016 di kelas VII

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN SISI DATAR BANGUN RUANG ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN SISI DATAR BANGUN RUANG ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN SISI DATAR BANGUN RUANG Fatmawati Ely 1, Ikram Hamid 2, Ariyanti Jalal 3 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menerapkan metode pembelajaran inkuiri dalam pendekatan saintifik di kelas VII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menerapkan metode pembelajaran inkuiri dalam pendekatan saintifik di kelas VII BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan ini merupakan penelitian eksperimen semu yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian eksperimen semu). Eksperimen semu dilakukan untuk memperoleh informasi, di mana eksperimen

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis data hasil penelitian yang diperoleh dalam setiap kegiatan yang dilakukan selama penelitian. Pada penjelasan pada bab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model pembelajaran konvensional.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen 01 dan SD Kristen 03 Kabupaten Woosobo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen menurut Sukardi (2008: 109) adalah proses penelitian yang melibatkan dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment atau Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment atau Penelitian Semu. Jenis penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis tentang efektif atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui/menilai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Nahdlatul Ulama Palembang pada tahun ajaran 2015/2016.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji perbedaan keefektifitasan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang memiliki tujuan untuk melihat pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan langkah-langkah kerja yang akan ditempuh dalam pelaksanaan penelitian yang terdiri dari jenis desain dan lokasi penelitian, variabel penelitian, populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan A. Deskripsi Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang pemahaman konsep matematis siswa dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Koneksi Matematis Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep matematika. Sampai suatu saat nanti konsep-konsep matematika akan ada dalam otak siswa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Bangunrejo. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terbagi dalam enam kelas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One- Group Pretest Posttest Design. Faktor dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik berbasis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terbagi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research). Perlakuan pembelajaran yang diberikan adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasiexperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasiexperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasiexperimental research). B. Waktu dan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Muntilan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA MAN 1

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA MAN 1 31 III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA MAN 1 Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 010/011 yang terdiri dari 4 kelas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental, yang bertujuan untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok lain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Sampel yang diambil adalah 2 kelas yaitu kelas VIIA dan VIIB yang masing-masing kelas terdiri dari 23 siswa. Kelas VIIB ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Telah dibahas pada BAB III mengenai rancangan penelitian yang dilakukan pada kelas IV SDN 01 Kranggan kelas IVA dan kelas IVB yang terletak di wilayah Kecamatan Kranggan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini yaitu mata pelajaran Dasar Teknik Menjahit dipelajari pada kelas X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini yaitu mata pelajaran Dasar Teknik Menjahit dipelajari pada kelas X BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi data hasil penelitian kompetensi membuat saku passepoille ini yaitu mata pelajaran Dasar Teknik Menjahit dipelajari pada kelas X semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran pelaksanaan pembelajaraan dengan umpan balik dan tanpa umpan balik serta perbedaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Depok pada hari Jum at 18 Maret 2016 sampai dengan Selasa, 29 April 2016.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di sekolah Dasar Negeri Kalicacing 02 dengan subjek penelitian siswa kelas V sebanyak 25 siswa dan sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, karena penelitian ini akan melihat pengaruh penerapan metode inkuiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab III menjelaskan tentang hal-hal yang terkait dengan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. Bab III menjelaskan tentang hal-hal yang terkait dengan metodologi 48 BAB III METODE PENELITIAN Bab III menjelaskan tentang hal-hal yang terkait dengan metodologi penelitian, desain penelitian, waktu, lokasi, dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan eksperimen semu, yaitu eksperimen yang dalam mengontrol situasi penelitian tidak terlalu ketat atau menggunakan rancangan tertentu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penulis melakukan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar matematika siswa pada materi bangun ruang dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 05 Agustus 2017 di SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 05 Agustus 2017 di SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 10 Juli sampai dengan 05 Agustus 2017 di SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa nilai pretest dan posttest siswa dan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Data tersebut kemudian dianalisis melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Eksperimen semu dilakukan untuk memperoleh informasi dari eksperimen yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan 6162 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah siswa SMP Negeri 1 Tapa kelas VIII 7 dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah siswa SMP Negeri 1 Tapa kelas VIII 7 dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki mutu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. prestasi belajar matematika menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

III. METODE PENELITIAN. prestasi belajar matematika menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw III. METODE PENELITIAN 3. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen yang mengungkap perbedaan prestasi belajar matematika menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil dan Pembahasan

BAB IV. Hasil dan Pembahasan 37 BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Validasi Instrumen Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan validasi instrumen penelitian. Validasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sampel Peneliitian Sampel yang diambil adalah 2 SD Negeri kelas V dari SD Negeri di Gugus Gatot Subroto yaitu SDN 03 Ngraho dan SDN 01 Nglandeyan. Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Perlakuan pembelajaran yang diberikan adalah pembelajaran matematika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 01-013 sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan pengembangan dari true experimental design.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Satya Wacana Salatiga pada semester II tahun pelajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Langkah awal dari pelaksanaan penelitian di SDN Tingkir Lor 01 dan SDN Tingkir Tengah 01 diawali dengan melakukan permintaan izin kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian semu (quasi experiment). Menurut Campbell & Stanley (1972:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu akan melihat

Lebih terperinci

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Penelitian. kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu peserta didik.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Penelitian. kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu peserta didik. AB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Penelitian ini mendeskripsikan tentang keefektifan pendekatan saintifik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester genap SDN Kandangan 03 yang berjumlah 25 siswa dan SDN Polosiri 01 yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Pembelajaran Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi dalam 2 kelas yaitu kelas eksperimen (kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian ini dikatakan semu karena peneliti tidak mengontrol semua variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 06. Sekolah tersebut terletak di Jalan Kartini no.26,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Kelompok Siswa Penelitian. Daftar Siswa Uji Coba Instrumen Pretest. Kelas VIII-A SMP 1 Susukan. Kelas VIII-A SMP 2 Susukan

Lampiran 1. Daftar Kelompok Siswa Penelitian. Daftar Siswa Uji Coba Instrumen Pretest. Kelas VIII-A SMP 1 Susukan. Kelas VIII-A SMP 2 Susukan 4 Lampiran. Daftar Kelompok Siswa Penelitian Daftar Siswa Uji Coba Instrumen Pretest Kelas VIII-A SMP Susukan No. Kode Nama. A. A 3. A3 4. A4 5. A5 6. A6 7. A7 8. A8 9. A9 0. A0. A. A 3. A3 4. A4 5. A5

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kontrol ditampilkan pada tabel 4.1 di bawah ini:

BAB IV HASIL PENELITIAN. kontrol ditampilkan pada tabel 4.1 di bawah ini: 5 A. Deskripsi Hasil Belajar BAB IV HASIL PENELITIAN Perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol ditampilkan pada tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Rata-rata Hasil Belajar

Lebih terperinci

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pamona Utara yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman no 21 Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester II SD Kristen Satya Wacana. Kelas III dibagi menjadi dua kelas paralel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metodologi penelitian merupakan alat bantu untuk memecahkan permasalahan supaya diperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metodologi

Lebih terperinci

Tabel 6 Hasil Uji Coba validitas Butir Soal Posttest

Tabel 6 Hasil Uji Coba validitas Butir Soal Posttest BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas X-A dan X- C SMA Katholik St Yoseph Kalabahi Kabupaten Alor Provinsi Nusa

Lebih terperinci

Jurnal. Oleh. Septi Nur Hidayati NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Jurnal. Oleh. Septi Nur Hidayati NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY SETTING STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 PAKEM Jurnal Diajukan kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semu (quasy experiment). Desain dari penelitian ini adalah One-Group Pretest

BAB III METODE PENELITIAN. semu (quasy experiment). Desain dari penelitian ini adalah One-Group Pretest BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasy experiment). Desain dari penelitian ini adalah One-Group Pretest

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II SDN Dukuh 02 Kota Salatiga berjumlah 34 dan SDN Dukuh 05 Kota Salatiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Salatiga yang beralamat Jalan Stadion Nomor 4. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan menguraikan hasil penelitian pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan menguraikan hasil penelitian pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini akan menguraikan hasil penelitian pembelajaran menggunakan metode problem solving dan metode problem posing. Adapun hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian menggunakan model Inquiri dan metode konvensional dilakukan di Gugus Kartini dengan 2 SD sebagai subjek penelitian yaitu SD N Mangunsari 04 dan SD N Mangunsari

Lebih terperinci

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang INSTRUMEN OBSERVASI PADA PENELITIAN TENTANG IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA PEMBELAJARAN PAI KELAS IV DI SDN 15 PADANG PASIR, PADANG A. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 111b Kecamatan Tingkir Salatiga.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa Telukbetung yang terdistribusi dalam lima kelas yaitu kelas VII A VII E. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan pada semester 2 tahun ajaran 2011/2012, bertempat di SD Negeri 1 Somogede Kecamatan

Lebih terperinci