UANG BEREDARR DAN TINGKAT INFLASI FEB RINA HANDAYANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UANG BEREDARR DAN TINGKAT INFLASI FEB RINA HANDAYANI"

Transkripsi

1 FUNGSI TRANSFER HUBUNGAN PERUBAHAN JUMLAH UANG BEREDARR DAN TINGKAT INFLASI FEB RINA HANDAYANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKAA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

2 RINGKASAN FEB RINA HANDAYANI. Fungsi Transfer Hubungan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi. Dibimbing oleh MOHAMMAD MASJKUR dan YENNI ANGRAINI. Inflasi merupakan salah satu bentuk penyakit ekonomi yang sering dialami oleh hampir semua negara. Dalam perekonomian Indonesia, permasalahan tingkat inflasi merupakan indikator ekonomi makro yang sangat penting karena jika tidak segera diatasi, tingkat inflasi mempunyai dampak negatif yang parah terhadap perekonomian. Menurut Teori Kuantitas Uang, adanya perubahan jumlah uang beredar akan mempengaruhi perubahan tingkat harga yang biasa disebut tingkat inflasi. Model fungsi transfer yang merupakan suatu model peramalan deret waktu berganda yang menggabungkan beberapa karakteristik model-model ARIMA satu peubah dengan beberapa karakteristik analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan perubahan jumlah uang beredar dan tingkat inflasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model fungsi transfer lebih baik untuk peramalan tingkat inflasi bulanan dibandingkan dengan model ARIMA. Dari model fungsi transfer yang diperoleh dapat diketahui bahwa tingkat inflasi dipengaruhi oleh tingkat inflasi satu bulan, dua belas bulan, dan tiga belas bulan sebelumnya serta dipengaruhi oleh perubahan jumlah uang beredar satu bulan, dua bulan, tiga belas bulan, dan empat belas bulan sebelumnya. Selain itu, hasil peramalan dengan model fungsi transfer juga sudah mendekati data aktualnya. Hal ini terlihat dari nilai MAPE dan MAD yang relatif kecil, yaitu masing-masing sebesar 9.65% dan Sedangkan dengan model ARIMA didapatkan nilai MAPE dan MAD masing-masing sebesar % dan Kata kunci : Perubahan Jumlah Uang Beredar, Tingkat Inflasi, Fungsi Transfer

3 FUNGSI TRANSFER HUBUNGAN PERUBAHAN JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT INFLASI FEB RINA HANDAYANI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

4 Judul : Fungsi Transfer Hubungan Perubahan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi Nama : Feb Rina Handayani NRP : G Menyetujui : Pembimbing I, Pembimbing II, Ir. Mohammad Masjkur, M.S NIP : Yenni Angraini, S.Si, M.Si NIP : Mengetahui : Plh. Ketua Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.Si NIP : Tanggal Lulus :

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini berjudul Fungsi Transfer Hubungan Perubahan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi. Karya ilmiah ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak Ir. Mohammad Masjkur, M.S dan Ibu Yenni Angraini, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, masukan dan arahan selama penulisan karya ilmiah ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa, kasih sayang serta dorongan yang tulus baik moril maupun materiil. Tak lupa ucapan terimakasih juga penulis sampaikan untuk teman-teman Statistika 43 atas kebersamaannya, ka Erwin yang telah menjadi teman diskusi tentang metode penelitian ini, dan ka Doddy yang telah memberikan masukan-masukan serta dukungannya. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat. Bogor, November 2010 Feb Rina Handayani

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 24 Februari 1988 dari pasangan Bapak Suherman dan Ibu Sri Mulyati (Alm). Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Tahun 2000 penulis lulus dari SD Negeri Cantang Jaya, kemudian melanjutkan studi di SLTP Negeri 5 Bogor hingga tahun Selanjutnya, penulis menyelesaikan pendidikannya di SMA Negeri 2 Bogor dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Setelah satu tahun menjalani perkuliahan di TPB, pada tahun 2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Statistika, FMIPA IPB dengan mayor Statistika dan minor Ekonomi dan Studi Pembangunan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis berkesempatan menjadi Asisten Dosen Mata Kuliah Metode Statistika dan Mata Kuliah Perancangan Percobaan I pada tahun ajaran 2008/2009. Penulis juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan Himpunan Profesi Gamma Sigma Beta (GSB), yaitu sebagai pengurus di Department Survey and Research. Selain itu, penulis juga aktif dalam kegiatan kepanitiaan seperti Pesta Sains 2008, Statistika Ria 2008, Welcome Ceremony Statistics (WCS) 2008 dan Pada tahun 2009 penulis menjadi peserta terbaik Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa Kategori Bidang Usaha Jasa yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni IPB. Penulis melaksanakan kegiatan praktik lapang pada tahun 2010 di International Flavor and Fragrance-PT Essence Indonesia, Jakarta Timur.

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 TINJAUAN PUSTAKA... 1 Kestasioneran Data Deret Waktu... 1 Proses Regresi Diri... 1 Proses Rataan Bergerak... 2 ARIMA (p,d,q)... 2 Kriteria Pemilihan Model... 2 Model Fungsi Transfer... 2 METODOLOGI... 5 Data... 5 Metode... 5 HASIL DAN PEMBAHASAN... 5 Eksplorasi Data... 5 Mempersiapkan Deret Input dan Deret Output (Penstasioneran Data)... 5 Identifikasi Model ARIMA... 6 Prewhitening Deret Input dan Deret Output... 7 Menghitung Korelasi Silang... 7 Identifikasi Awal Model Fungsi Transfer... 7 Identifikasi Model Sisaan... 7 Identifikasi Akhir Parameter Model Fungsi Transfer... 7 Peramalan... 8 SIMPULAN... 8 Simpulan... 8 Saran... 9 DAFTAR PUSTAKA... 9 LAMPIRAN... 10

8 DAFTAR TABEL Halaman 1 Hasil Uji Dickey-Fuller Nilai AIC dan SBC Kandidat Model ARIMA Deret Input Nilai AIC dan SBC Kandidat Model ARIMA Deret Output Nilai AIC dan SBC Kandidat Model Fungsi Transfer Perbandingan Hasil Peramalan Model Fungsi Transfer, ARIMA, dan Data Aktual... 8 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Plot Perubahan Jumlah Uang Beredar (%) Plot Tingkat Inflasi (%) Plot Deret Input Stasioner Plot Deret Output Stasioner Plot ACF Deret Input Stasioner Plot PACF Deret Input Stasioner Plot ACF Deret Output Stasioner Plot PACF Deret Output Stasioner... 7

9 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Plot ACF dan PACF Data Asli Perubahan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi Pendugaan Paremeter ARIMA (0,1,0)(1,0,0) 12 Deret Input Pendugaan Paremeter ARIMA (0,1,0)(0,0,1) 12 Deret Output Korelasi Silang antara t dan t Pendugaan Parameter Model Fungsi Transfer b=1, s=0, dan r= Plot ACF dan PACF Deret Sisaan Model Fungsi Transfer b=1, s=0, dan r= Pendugaan Parameter Model Fungsi Transfer b=1, s=0, dan r= Plot ACF dan PACF Deret Sisaan Model Fungsi Transfer b=1, s=0, dan r= Kombinasi Model Fungsi Transfer dengan Model Sisaan Hasil Pendugaan Model Fungsi Transfer Akhir Plot ACF dan PACF Sisaan Model Fungsi Transfer Akhir Statistik uji Box Pierce untuk Menguji Kebebasan Sisaan Model Fungsi Transfer Statistik uji Box Pierce untuk Menguji Kebebasan Antara Input dan Sisaan Model Fungsi Transfer Plot Bersama Data Aktual, Model Fungsi Transfer, dan Model ARIMA... 17

10 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Di tengah perkembangan perekonomian yang terjadi, inflasi tetap menjadi perhatian utama pemerintah karena inflasi merupakan penyakit ekonomi yang tidak bisa diabaikan. Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu inflasi sering menjadi target kebijakan pemerintah. Inflasi yang tinggi begitu penting untuk diperhatikan mengingat dampaknya bagi perekonomian yang bisa menimbulkan ketidakstabilan, pertumbuhan ekonomi yang lambat dan pengangguran yang senantiasa meningkat. Berkenaan dengan hal tersebut, upaya mengendalikan inflasi agar stabil begitu penting untuk dilakukan. Perubahan jumlah uang beredar yang tinggi sering menjadi penyebab tingginya tingkat inflasi. Naiknya jumlah uang beredar akan menaikkan permintaan agregat yang pada akhirnya jika tidak diikuti oleh pertumbuhan di sektor riil akan menyebabkan naiknya tingkat harga, yang biasa disebut dengan inflasi. Penjelasan yang menggambarkan bagaimana tingkat harga ditentukan dan berubah seiring dengan perubahan jumlah uang beredar disebut Teori Kuantitas Uang. Oleh karena itu, Bank Indonesia sebagai bank sentral yang mengawasi jumlah uang beredar memiliki kendali tertinggi atas tingkat inflasi. Jika Bank Indonesia mempertahankan jumlah uang yang beredar tetap stabil, maka tingkat harga akan stabil. Begitupun sebaliknya jika Bank Indonesia meningkatkan jumlah uang yang beredar dengan cepat, tingkat harga akan meningkat dengan cepat (Mankiw 2000). Peramalan tingkat inflasi dapat dimodelkan dengan model ARIMA. Akan tetapi jika informasi mengenai perubahan jumlah uang beredar tersedia, maka dapat digunakan model fungsi transfer. Model fungsi transfer adalah suatu model peramalan deret waktu berganda yang menggabungkan beberapa karakteristik model-model ARIMA satu peubah dengan beberapa karakteristik analisis regresi. Model fungsi transfer diharapkan dapat menjelaskan pengaruh perubahan jumlah uang beredar terhadap tingkat inflasi sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan moneter untuk pencapaian target inflasi yang akan datang. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Membuat model fungsi transfer yang menjelaskan hubungan antara perubahan jumlah uang beredar dengan tingkat inflasi bulanan. 2. Membandingkan hasil peramalan model fungsi transfer dengan model ARIMA. TINJAUAN PUSTAKA Kestasioneran Data Deret Waktu Model umum deret waktu yang stasioner ( ) dapat dituliskan sebagai berikut : dengan merupakan ingar putih (white noise) yaitu barisan peubah acak yang saling bebas dan memiliki sebaran identik dengan,, dan (Wei 1990). Model umum deret waktu tersebut mencakup model-model yang lebih khusus, seperti proses Rataan Bergerak (Moving Average), proses Regresi Diri (Autoregressive) serta proses campuran antara keduanya (Autoregressive-Moving Average). Data deret waktu dikatakan stasioner jika fluktuasi data berada di sekitar nilai tengah dan ragam yang relatif konstan untuk seluruh periode waktu. Pemeriksaan kestasioneran data dapat dilihat dari plot data terhadap waktu dan plot korelasi dirinya (ACF). Selain itu, salah satu uji akar unit yang biasa digunakan untuk menguji kestasioneran suatu data deret waktu adalah uji Dickey-Fuller. Persamaan yang digunakan pada uji Dickey- Fuller ialah sebagai berikut: dengan dan diduga melalui metode kudrat terkecil. Hipotesis yang diuji yaitu : H 0 : ( tidak stasioner) H1 : ( stasioner) Statistik uji yang digunakan yaitu :!"#$! % Jika nilai t-hit < nilai kritis dalam Tabel Dickey-Fuller, maka keputusan yang diambil adalah menolak H 0 yang berarti data deret waktu sudah stasioner (Enders 2004). Proses Regresi Diri Proses regresi diri (Autoregressive), sesuai dengan namanya berimplikasi sebagai regresi diri terhadap dirinya sendiri. Proses regresi

11 2 diri berordo p atau AR(p) memiliki persamaan sebagai berikut : & & & ' ' dengan & adalah koefisien AR pada ordo kei. Proses regresi diri dapat juga dimodelkan sebagai berikut : &( dengan &( & (& ' ( ' (Montgomery 1990). Proses Rataan Bergerak Proses rataan bergerak (Moving Average) merupakan suatu proses dimana koefisien pada model umum deret waktu tidak stasioner tidak bernilai nol. Proses rataan bergerak berordo q atau MA(q) dapat dimodelkan sebagai berikut : ) ) ) * * dengan ) adalah koefisien MA pada ordo kei. Selain model tersebut, proses rataan bergerak dapat dimodelkan sebagai berikut : )( dengan )( ) () * ( *. (Montgomery 1990). ARIMA (p,d,q) Autoregressive integrated moving average (ARIMA) adalah model yang mampu menjelaskan data deret waktu yang tidak stasioner. ARIMA merupakan gabungan antara model autoregressive (AR) berordo-p dan model moving average (MA) berordo-q yang mengalami pembedaan ordo ke-d (Montgomery 1990). Model umum ARIMA (p,d,q) adalah sebagai berikut : & & & ' ' ) ) ) * * dimana adalah nilai pengamatan pada waktu ke-t, + i adalah koefisien AR pada ordo ke-i, ) i adalah koefisien MA pada ordo ke-i, dan adalah sisaan pada waktu ke-t. Model ARIMA dapat juga dimodelkan sebagai berikut : & ' (, - ) * ( dengan :, - = operator pembedaan dengan derajat pembeda d,""""""" ( B = operator backshift & ' ( & (& ' ( ' ) * ( ) () * ( * Memasukkan faktor musiman (S) ke dalam model akan dapat mereduksi besarnya sisaan yang disebabkan oleh faktor musiman. Bentuk umum dari model campuran dengan faktor musiman adalah : ARIMA (p,d,q)(p,d,q) S dengan ordo p, d, dan q menunjukkan bagian yang tidak musiman dari model, sedangkan ordo P, D, dan Q menunjukkan bagian musiman dari model, serta S adalah periode musiman. Kriteria Pemilihan Model Schwarz s Bayesian Criterion (SBC) atau disebut juga Bayesian Information Criterion (BIC) digunakan sebagai kriteria untuk memilih model. SBC merupakan kriteria pemilihan model berdasarkan fungsi kemungkinan maksimum. SBC didefinisikan sebagai : n ln. + M ln n dengan. adalah penduga dari, M banyaknya parameter dalam model, dan n banyaknya sisaan yang dapat dihitung dari suatu deret. Model terbaik adalah model dengan nilai SBC minimum. SBC dibentuk untuk menyeleksi model dan memilih nilai parameter yang sebenarnya setepat mungkin. Sementara Akaike Information Criterion (AIC) cenderung memilih model dengan parameter lebih banyak dari SBC, dimana AIC dapat didefinisikan sebagai : n ln + 2M. Untuk data yang besar SBC lebih baik serta lebih konsisten (Wei 1990). Model Fungsi Transfer Model fungsi transfer merupakan suatu model yang mengkombinasikan pendekatan deret waktu dengan pendekatan kausal. Model ini menggambarkan bahwa nilai prediksi masa depan dari suatu time series (disebut output series) adalah berdasarkan pada nilai-nilai masa lalu dari time series itu sendiri dan berdasarkan pula pada satu atau lebih time series yang berhubungan (disebut input series) dengan output series tersebut. Model fungsi transfer ini menghubungkan deret output, deret input, dan noise (Prasetyo 2009). Perbedaan model fungsi transfer dengan regresi linier terdapat pada jenis data yang digunakan. Fungsi transfer menggunakan data deret waktu yang tidak saling bebas antar periodenya. Sehingga perhitungan korelasi

12 B 3 antara deret input dan deret output menggunakan korelasi silang (Makridakis et al. 1983). /0 1"2. /0 1" 3 /01 % / % 0 Dimana : ;< : ":=>?< ">=@1 A 3 /0 1 ;?< > ">=:?< ":=@1"" ; % / " 9: 8 ":= " ; % 0 " 8 9> ">= Model fungsi transfer memiliki bentuk umum seperti berikut : " C( D( E F"8 Dimana : 1. y t dan x t merupakan deret waktu yang stasioner. 2. b adalah angka yang melambangkan periode sebelum deret input (x t ) memulai untuk mempengaruhi deret output (y t ). 3. C( "C "C (C ( "G"C H ( H Nilai s mengindikasikan berapa lama deret output (y t ) mulai dipengaruhi oleh nilai yang baru dari deret input (x t ). 4. D( " "D (D ( "G"D I ( I Nilai r mengindikasikan berapa lama deret output berhubungan dengan nilai yang terdahulu dari deret output itu sendiri. 5. n t merupakan komponen galat pada waktu ke-t. Komponen galat (n t ) diasumsikan dapat dimodelkan dengan proses ARIMA (p,d,q), sehingga model kombinasi fungsi transfer : " C( D( E F" )( J( )( " ") () ( "G") * ( * J( " "J (J ( "G"J ' ( ' dengan b,r,s,p,q adalah konstanta, p adalah ordo dari proses autoregressive, q adalah ordo dari proses moving average, merupakan sisaan pada waktu ke-t. Prosedur pembentukan model fungsi transfer meliputi tahapan-tahapan berikut : 1. Identifikasi Bentuk Model Fungsi Transfer 1.1. Mempersiapkan deret input dan output Tahap ini mengidentifikasikan apakah deret input dan output sudah stasioner baik dalam rataan maupun dalam ragam. Jika data tidak stasioner maka dilakukan pembedaan dan transformasi untuk menghilangkan ketidakstasioneran Prewhitening deret input Tahap prewhitening deret input merupakan proses transformasi deret yang berkorelasi menuju perilaku white noise yang tidak berkorelasi. Proses prewhitening ini menggunakan model ARIMA untuk deret input. Oleh karena itu, sebelum proses prewhitening, dibangun terlebih dahulu model ARIMA bagi x t (Makridakis et al. 1983). Misalkan jika deret input x t dimodelkan sebagai proses ARIMA (p,0,q), maka deret ini memiliki model : J ' (E ) * (K dengan K merupakan sisaan acak. Dengan demikian deret input yang telah mengalami prewhitening (K adalah : K J '(E ) * ( 1.3. Prewhitening deret output Fungsi transfer merupakan proses pemetaan x t terhadap y t. Sehingga apabila diterapkan suatu proses prewhitening terhadap x t, maka transformasi yang sama juga harus diterapkan terhadap y t agar dapat mempertahankan integritas hubungan fungsional (Makridakis et al. 1983). Sehingga deret output yang telah ditransformasi (L ) adalah: L J '( ) * ( 1.4. Perhitungan korelasi silang antara deret input dan deret output yang telah di prewhitening. Fungsi korelasi silang antara K dan L pada lag ke-k adalah : 2. MN 1" 3 MN1 % M % N O1 OP OPQOG dimana 2. MN 1 adalah korelasi silang antara K dan L pada lag ke-k, 3 MN 1 adalah kovarian antara K dan L pada lag ke-k, % M

13 4 adalah simpangan baku deret K, dan % N adalah simpangan baku deret L Menentukan nilai b,r,s Konstanta b, r, dan s ditentukan berdasarkan pola fungsi korelasi silang antara K dan L. Cara menentukan b, r, dan s adalah sebagai berikut ; a. Korelasi silang berbeda nyata dengan nol untuk pertama kalinya pada lag ke-b. b. Untuk s dilihat dari lag berikutnya yang mempunyai pola yang jelas atau lama input mempengaruhi output setelah nyata yang pertama. c. Nilai r mengindikasikan berapa lama deret output berhubungan dengan nilai yang terdahulu dari deret output itu sendiri. Nilai r dilihat dari plot korelasi diri output Pendugaan awal parameter dan Penduga awal parameter fungsi transfer yaitu RS R O"R OGOR I dan TU "T OT OGT H dicari dengan memanfaatkan persamaan berikut ini (Box et al. 2008) : V O W X V "R V "R V R I VI T ""; W X V "R V "R V R I VI T VF ; W X OGOXY V "R V "R V R I VI " ; W ZXY dengan < " MN1% N % M Pendugaan awal ini digunakan sebagai nilai awal pada algoritma pendugaan akhir nonlinier parameter dan deret sisaan. 2. Pendugaan Akhir Parameter Model Fungsi Transfer Pendugaan awal parameter merupakan nilai awal pada algoritma pendugaan kuadrat terkecil nonlinier untuk membentuk penduga akhir parameter model yang dilakukan secara iteratif. Proses diulang sampai kekonvergenan tercapai. Pendugaan kuadrat terkecil nonlinier untuk menduga parameter diperoleh dengan meminimumkan : %DOCO&O)[X 9 ; \ dengan t 0 adalah maksimum{p + r + 1, b + p + s + 1}(Wei 1990). 3. Diagnostik Model Fungsi Transfer Pemeriksaan kesesuaian model dilakukan dengan melihat perilaku sisaan ( dan korelasi silang antara dan ] (sisaan dan input). Keacakan sisaan serta tidak adanya nilai korelasi silang antara dan ] yang berbeda nyata dengan nol menunjukkan model sudah sesuai. Uji statistik Q Box-Pierce dapat diaplikasikan untuk menguji kebebasan sisaan dan tidak adanya korelasi antara input dan sisaan. Sisaan saling bebas jika : ` ^ _9 1"""""""@""""""_ 8ab < lebih kecil dari nilai dengan derajat bebas K p q, dengan n adalah jumlah pengamatan, K lag maksimum yang diamati, u adalah Max(r, s+b), dan 1 adalah autokorelasi untuk lag ke-k. Dengan cara yang sama, korelasi silang mengindikasikan tidak adanya pola antara input dan sisaan jika ` ^ _9 M 1"""""""@""""""_ 8ab < lebih kecil dari nilai dengan derajat bebas K (r+s+1) (Montgomery 1990). 4. Peramalan Peramalan dihitung dengan menggunakan persamaan : D I (& ' ( & ' (C H (E F D I () * ( dengan memasukkan nilai-nilai parameter fungsi transfer dan nilai deret input dan output yang didapat dari langkah-langkah sebelumnya. Setelah melakukan peramalan, ketepatan peramalan dapat dicari dengan menghitung Mean Absolute Percentage Error (MAPE), dengan rumus sebagai berikut : ; g E h g E cdef "i" 8 atau dengan mencari nilai Mean Absolute Deviation (MAD) dengan rumus sebagai berikut : jkl ; [E h [ 8 dimana x t adalah pengamatan pada waktu ke-t dan f t adalah ramalan pada waktu ke-t. Semakin kecil nilai MAPE dan MAD menunjukkan data hasil peramalan semakin mendekati nilai aktual (Bowerman et al. 1993).

14 5 METODOLOGI Data Data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder negara Indonesia dalam bentuk bulanan yang diperoleh dari laporan bulanan Bank Indonesia dalam periode waktu antara bulan Januari 2003 sampai dengan bulan Mei Data bulan Januari 2003 sampai dengan April 2009 digunakan untuk membangun model fungsi transfer. Sedangkan data bulan Mei 2009 sampai dengan Mei 2010 digunakan untuk validasi model. Metode Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Eksplorasi data perubahan jumlah uang beredar dan data tingkat inflasi. 2. Mempersiapkan deret input (perubahan jumlah uang beredar) dan deret output (tingkat inflasi) dengan penstasioneran data. 3. Identifikasi model ARIMA untuk deret input dan output. 4. Prewhitening deret input dan deret output. 5. Menghitung korelasi silang antara deret input dengan deret output. 6. Identifikasi awal model fungsi transfer. 7. Identifikasi awal model sisaan. 8. Menentukan model kombinasi fungsi transfer. 9. Meramalkan tingkat inflasi dengan menggunakan model terbaik. 10. Membandingkan hasil peramalan model fungsi transfer dengan model ARIMA. HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Data Gambar 1 Plot Perubahan Jumlah Uang Beredar (%). Berdasarkan pada Gambar 1, dapat diketahui bahwa perubahan jumlah uang beredar berfluktuasi pada setiap bulannya. Pada bulan Januari 2003 perubahan jumlah uang beredar berada pada angka 4.3%. Pada awal tahun 2005 perubahan jumlah uang beredar mengalami peningkatan hingga mencapai angka 12.2% di bulan April 2005 dan cenderung terus meningkat hingga tahun Gambar 2 menunjukkan pola data deret waktu untuk tingkat inflasi. Mulai Januari 2003 sampai September 2005, tingkat inflasi cenderung stabil. Kemudian mengalami kenaikan tajam pada bulan Oktober 2005 hingga mencapai angka 18%. November 2005 tingkat inflasi mencapai %. Tingkat inflasi ini merupakan tingkat inflasi paling tinggi selama kurun waktu 7 tahun sejak tahun 2003 hingga tahun Kenaikan tingkat inflasi pada saat itu dipengaruhi oleh kebijakan pemerintahan Indonesia mengurangi subsidi BBM dan menaikkan harga BBM di dalam negeri. Tingginya angka inflasi ini terus terjadi di tiap periode, yang pada akhirnya menurun tajam di bulan Oktober Kemudian tingkat inflasi cenderung stabil dan mengalami kenaikan kembali pada pertengahan tahun Namun hal ini tidak berlangsung lama karena tingkat inflasi terdorong turun kembali. Gambar 2 Plot Tingkat Inflasi (%) Mempersiapkan Deret Input dan DeretOutput (Penstasioneran Data) Gambar 3 Plot Deret Input Stasioner. Plot data asli pada Gambar 1 dan 2 serta plot ACF dan PACF pada Lampiran 1 menunjukkan data tidak stasioner. Pembedaan

15 6 satu kali telah dapat menghasilkan deret input maupun deret output yang stasioner (Gambar 3 dan 4). Gambar 4 Plot Deret Output Stasioner. Kestasioneran juga dapat diuji dengan menggunakan uji Dickey-Fuller. Hasil pengujian dalam tabel 1 menunjukkan bahwa d(0) atau data sebelum pembedaan dari deret input dan deret output belum stasioner. Hal ini terlihat dari nilai t hitung yang lebih besar dari nilai kritis atau p-value yang lebih besar dari taraf nyata pengujian ( = 5%). Pada saat d(1) atau data dengan pembedaan satu kali, terlihat bahwa deret input dan deret output sudah stasioner. Tabel 1 Uji Dickey-Fuller Deret d(0) d(1) t- hit Nilai kritis t-hit Nilai kritis Output (0.22) (0.05) (0.00) (0.05) Input (0.78) (0.05) (0.00) (0.05) Identifikasi Model ARIMA Identifikasi model ARIMA dilakukan dengan memperhatikan beberapa nilai awal dari korelasi diri dan korelasi diri parsialnya yang berbeda nyata dengan nol, serta pola dari plot ACF dan PACF. Perubahan Jumlah Uang Beredar Plot ACF dari deret input yang stasioner, nyata pada lag 12 sedangkan plot PACF nyata pada lag 3 dan 12 (Gambar 5 dan 6). Tabel 2 menunjukkan bahwa model ARIMA (0,1,0)(1,0,0) 12 merupakan model terbaik karena memiliki nilai AIC dan SBC terkecil dibandingkan dengan model ARIMA lainnya dan seluruh koefisien parameternya nyata (Lampiran 2). Selain itu, pengujian Box- Pierce menunjukkan bahwa sisaan tidak saling berkorelasi. Sehingga model ARIMA untuk deret input yang diperoleh adalah : mno(,: Gambar 5 Plot ACF Deret Input Stasioner. Gambar 6 Plot PACF Deret Input Stasioner. Tabel 2 Nilai AIC dan SBC Kandidat Model ARIMA Deret Input Model AIC SBC ARIMA (0,1,0)(1,0,0) 12 ARIMA (0,1,0)(0,0,1) 12 ARIMA* (0,1,0)(2,0,0) 12 ARIMA (0,1,0)(0,0,2) Ket : (*) parameter 2 tidak signifikan. Tingkat Inflasi Gambar 7 dan 8 merupakan plot ACF dan PACF deret output yang telah stasioner. Gambar 7 Plot ACF Deret Output Stasioner. Tabel 3 menunjukkan bahwa model ARIMA (0,1,0)(0,0,1) 12 merupakan model terbaik karena memiliki AIC dan SBC terkecil dan seluruh koefisien parameternya nyata (Lampiran 3). Selain itu, pengujian Box-

16 7 Pierce menunjukkan bahwa sisaan tidak saling berkorelasi. Sehingga model ARIMA tingkat inflasi yang diperoleh adalh sebagai berikut :,> mpn( Gambar 8 Plot PACF Deret Output Stasioner. Tabel 3 Nilai AIC dan SBC Kandidat Model ARIMA Deret Output Model AIC SBC ARIMA (0,1,0)(1,0,0) 12 ARIMA (0,1,0)(0,0,1) 12 ARIMA* (0,1,0)(1,0,1) 12 ARIMA (0,1,0)(2,0,0) 12 ARIMA* (0,1,0)(0,0,2) Ket : (*) salah satu parameter tidak signifikan. Prewhitening Deret Input dan Deret Output Tahap prewhitening dilakukan berdasarkan model ARIMA untuk data perubahan jumlah uang beredar (deret input). Dalam tahap ini digunakan unsur white noise model tersebut. Dengan demikian model Prewhitening untuk deret input adalah : t = ( B 12 ), X t Proses prewhitening pada deret output juga mengikuti model prewhitening untuk deret input, sehingga model prewhitening untuk deret output adalah : t = ( B 12 ),Y t Menghitung Korelasi Silang Deret input dan deret output yang telah melalui proses prewhitening untuk memperoleh t dan t dihitung korelasi silangnya. Korelasi silang menunjukkan hubungan antara perubahan jumlah uang beredar dengan tingkat inflasi. Dari pola korelasi silang yang dihasilkan akan digunakan untuk identifikasi model fungsi transfer (b, r, s). Hasil korelasi silang antara t dan t dapat dilihat pada Lampiran 4. Identifikasi Awal Model Fungsi Transfer Identifikasi awal model fungsi transfer dilakukan dengan melihat pola korelasi silang antara t dan t. Untuk nilai b ditentukan berdasarkan lag yang nyata pertama kali pada pola korelasi silangnya, sehingga nilai b=1. Selanjutnya untuk mendapatkan nilai s dilihat berapa lama nilai input mempengaruhi output setelah nyata yang pertama. Sedangkan untuk nilai r dapat dilihat berdasarkan plot korelasi diri output stasioner yang menunjukkan lag yang nyata setelah nyata yang pertama. Berdasarkan keterangan di atas, identifikasi awal model fungsi transfer memilki nilai b=1, s=0, dan r=0. Pengujian parameter untuk model tersebut dapat dilihat pada Lampiran 5. Sehingga identifikasi awal model fungsi transfer sebagai berikut :,> mqq,: 8 Identifikasi Model Sisaan Model yang didapatkan dari identifikasi awal model fungsi transfer, yaitu :,> mqq,: 8 Sehingga untuk memperoleh nilai n t adalah : 8,> mqq,: Identifikasi awal model fungsi transfer menghasilkan plot ACF dan PACF sisaan pada Lampiran 6. Identifikasi Akhir Parameter Model Fungsi Transfer Untuk mendapatkan model yang terbaik dilakukan pemeriksaan kandidat model lainnya (Tabel 4). Tabel 4 Nilai AIC dan SBC Kandidat Model Fungsi Transfer No Nilai b,s,r AIC SBC 1 (1,0,0) (1,0,1) (1,1,0)* (1,1,1)* Ket : (*) salah satu parameter tidak signifikan. Pada Tabel 4 dapat terlihat bahwa model fungsi transfer dengan nilai b=1, s=0, dan r=1 memiliki nilai AIC dan SBC yang paling kecil serta seluruh parameternya nyata (Lampiran 7). Oleh karena itu, model tersebut

17 8 diikutsertakan dalam identifikasi akhir model fungsi transfer. Sisaan dari model fungsi transfer dengan nilai b=1, s=0, dan r=1 memiliki plot ACF dan PACF yang dapat dilihat pada Lampiran 8. Sehingga identifikasi akhir model fungsi transfer dilakukan dengan mengkombinasikan model awal dengan sisaannya (Lampiran 9). Dengan pertimbangan uji parameter, korelasi diri sisaan, dan korelasi antara deret input dan sisaan, maka ditetapkan bahwa model akhir yang diperoleh adalah model fungsi transfer dengan nilai b=1, s=0, dan r=0 dengan model sisaan ARIMA(0,0,0)(1,0,0) 12. Hasil pendugaan akhir model fungsi transfer dapat dilihat pada Lampiran 10. Plot ACF dan PACF sisaan akhir (Lampiran 11) yang tidak berbeda nyata dengan nol serta nilai korelasi diri sisaan (Lampiran 12) mengindikasikan bahwa sisaan model ini saling bebas. Nilai korelasi antara input dan sisaan juga tidak berbeda nyata dengan nol pada taraf nyata 5% (Lampiran 13) sehingga asumsi kebebasan antara input dan sisaan terpenuhi. Dari pengujian parameter, didapatkan model akhir fungsi transfer adalah sebagai berikut :,> mqq,: mr( atau juga dapat dimodelkan sebagai berikut : > > mr> mr> s mqq: mqq: m r: s m r: t " Model fungsi transfer ini memiliki makna bahwa tingkat inflasi dipengaruhi oleh tingkat inflasi satu bulan, dua belas bulan, dan tiga belas bulan sebelumnya serta dipengaruhi oleh perubahan jumlah uang beredar satu bulan, dua bulan, tiga belas bulan, dan empat belas bulan sebelumnya. Peramalan Perbandingan hasil peramalan dengan model fungsi transfer, model ARIMA tingkat inflasi dan data aktual dapat dilihat pada Tabel 5. Nilai MAPE dan MAD hasil peramalan dengan model fungsi transfer masing-masing sebesar 9.65% dan 0.34 sedangkan pada model ARIMA masing-masing sebesar dan Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa hasil peramalan model fungsi transfer lebih mendekati data aktual dibandingkan dengan model ARIMA tingkat inflasi. Perbedaan hasil ramalan ini disebabkan karena pada model ARIMA tingkat inflasi hanya didasarkan pada satu pengamatan periode tertentu dan tidak ada unsur perubahan jumlah uang beredar sebagai faktor yang mempengaruhi tingkat inflasi. Oleh karena itu, model fungsi transfer lebih baik untuk peramalan tingkat inflasi bulanan. Tabel 5 Perbandingan Hasil Peramalan Fungsi Transfer, ARIMA dan Data Aktual. Bulan Peramalan Aktual Transfer ARIMA Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei MAPE 9.65% % MAD Selain itu, plot bersama antara data aktual, model fungsi transfer dan model ARIMA tingkat inflasi pada Lampiran 14 menunjukkan bahwa pola data aktual lebih mirip dengan pola model fungsi transfer dibandingkan dengan pola ARIMA tingkat inflasi. MAPE dan MAD data keseluruhan dari model fungsi transfer masing-masing sebesar 8.72% dan Sedangkan MAPE dan MAD data keseluruhan dari model ARIMA tingkat inflasi masing-masing sebesar 20.67% dan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa model fungsi transfer yang diperoleh lebih baik untuk peramalan tingkat inflasi bulanan dibandingkan dengan model ARIMA. Model fungsi transfer yang didapatkan adalah sebagai berikut : > > mr> mr> s mqq: mqq: m r: s m r: t "

18 9 Model fungsi transfer ini memiliki makna bahwa tingkat inflasi dipengaruhi oleh tingkat inflasi satu bulan, dua belas bulan, dan tiga belas bulan sebelumnya serta dipengaruhi oleh perubahan jumlah uang beredar satu bulan, dua bulan, tiga belas bulan, dan empat belas bulan sebelumnya. Saran Penulis menyarankan untuk menggunakan fungsi transfer multi input untuk peramalan tingkat inflasi bulanan dengan menambahkan deret input lain sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat inflasi. Selain itu penulis menyarankan untuk mengkaji kembali hubungan tingkat inflasi dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya dengan menggunakan metode deret waktu lainnya seperti metode VAR. Tidak terlepas kemungkinan diperoleh model baru yang lebih mampu menjelaskan hubungan tingkat inflasi dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. DAFTAR PUSTAKA Bowerman BL, Richard T.O Connell Forecasting and Time Series : an applied approach. 3 rd edition. California : Wadsworth. Box GEP, GM Jenkins, GC Reinsel Time Series Analysis : Forecasting and Control. 4 th edition. Canada : John Wiley and Sons, Inc. Enders W Applied Econometric Time Series. 2 nd edition. USA : John Wiley and Sons, Inc. Mankiw NG Teori Makroekonomi. Jakarta : Erlangga. Makridakis S, SC Wheelwright, VE McGee Forecasting : Methods and Applications. 2 nd edition. Singapore : McGraw-Hill, Inc. Montgomery DC, LA Johnson, JS Gardiner Forecasting and Time Series Analysis. 2 nd edition. Singapore : McGraw-Hill, Inc. Prasetyo EI Analisis Hubungan Curah Hujan dan Produksi Kelapa Sawit dengan Model Fungsi Transfer [skripsi]. Departemen Statistika IPB, Bogor. Wei WWS Time Series Analysis Univariate and Multivariate Methods. Canada : Addison-Wesley.

19 L A M P I R A N 10

20 11 Lampiran 1. Plot ACF dan PACF Data Asli Perubahan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi!"# $%!"# $% Lampiran 2. Pendugaan Paremeter ARIMA (0,1,0)(1,0,0) 12 Deret Input Pendugaan Galat baku 0.11 t-hitung Nilai-p <.0001 Lag 12 AIC SBC Pemeriksaan Korelasi Diri Sisaan lag Khi-Kuadrat db Nilai-p Korelasi Diri

21 12 Lampiran 3. Pendugaan Paremeter ARIMA (0,1,0)(0,0,1) 12 Deret Output u Pendugaan 0.86 Galat baku 0.08 t-hitung Nilai-p <.0001 Lag 12 AIC SBC Pemeriksaan Korelasi Diri Sisaan lag Khi-Kuadrat db Nilai-p Korelasi Diri Lampiran 4. Korelasi Silang antara t dan t

22 13 Lampiran 5. Pendugaan Parameter Model Fungsi Transfer b=1, s=0, dan r=0. C Pendugaan 0.23 Galat baku 0.11 t-hitung 2.08 Nilai-p 0.04 lag 0 AIC SBC Lampiran 6. Plot ACF dan PACF Deret Sisaan Model Fungsi Transfer b=1, s=0, dan r=0.!"#

23 14 Lampiran 7. Pendugaan Parameter Model Fungsi Transfer b=1, s=0, dan r=1. C D Pendugaan Galat baku t-hitung Nilai-p lag 0 1 AIC SBC Lampiran 8. Plot ACF dan PACF Deret Sisaan Model Fungsi Transfer b=1, s=0, dan r=1. $"#

24 15 Lampiran 9. Kombinasi Model Fungsi Transfer dengan Model Sisaan Nilai b.r.s Model sisaan parameter AIC SBC (1.0.0) ARIMA(0.0.0)(1.0.0) 12 v w (-0.50) x y (0.23) ARIMA(0.0.0)(0.0.1) 12 (0.87) C (0.12)* ARIMA(0.0.0)(1.0.0) 5 (-0.27) C (0.27) ARIMA(0.0.0)(0.0.1) 5 (0.24)* C (0.26) (1.1.0) ARIMA(0.0.0)(1.0.0) 12 (-0.49) C (0.27) D (0.05)* ARIMA(0.0.0)(0.0.1) 12 (0.86) C (0.12)* D (0.40)* ARIMA(0.0.0)(1.0.0) 5 (-0.35) C (0.35) D (0.64) ARIMA(0.0.0)(0.0.1) 5 (0.27) C (0.32) D (0.64) Ket : (*) Parameter tidak signifikan Lampiran 10. Hasil Pendugaan Model Fungsi Transfer Akhir. C Pendugaan Galat baku t-hitung Nilai-p < AIC SBC

25 16 Lampiran 11. Plot ACF dan PACF Sisaan Model Fungsi Transfer Akhir. " $"# Lampiran 12. Statistik uji Box Pierce untuk Menguji Kebebasan Sisaan Model Fungsi Transfer Pemeriksaan Korelasi Diri Sisaan lag Khi-kuadrat db Nilai-p Korelasi Diri Lampiran 13. Statistik uji Box Pierce untuk Menguji Kebebasan Antara Input dan Sisaan Model Fungsi Transfer Pemeriksaan Korelasi Diri antara Sisaan dan Input lag Khi-kuadrat db Nilai-p Korelasi Diri

26 17 Lampiran 14. Plot Bersama Data Aktual, Model Fungsi Transfer, dan Model ARIMA aktual arima fungsi transfer Fungsi Transfer MAPE = 8.72% MAD = 0.67 ARIMA MAPE = 20.67% MAD = 0.99

HASIL DAN PEMBAHASAN. Eksplorasi Data

HASIL DAN PEMBAHASAN. Eksplorasi Data 5 korelasi diri, dan plot korelasi diri parsial serta uji Augmented Dickey- Fuller b. Identifikasi Model dengan metode Box-Jenkins c. Pemutihan deret input d. Pemutihan deret output berdasarkan hasil pemutihan

Lebih terperinci

PEMODELAN TINGKAT INFLASI NASIONAL DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER INPUT GANDA SUCI UTAMI FIBRIANI

PEMODELAN TINGKAT INFLASI NASIONAL DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER INPUT GANDA SUCI UTAMI FIBRIANI PEMODELAN TINGKAT INFLASI NASIONAL DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER INPUT GANDA SUCI UTAMI FIBRIANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ii

Lebih terperinci

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA 1) Nurul Latifa Hadi 2) Artanti Indrasetianingsih 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2)

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI TBS KELAPA SAWIT DENGAN MODEL ARIMA DAN MODEL FUNGSI TRANSFER INPUT GANDA AINDRA BUDIAR

PERAMALAN PRODUKSI TBS KELAPA SAWIT DENGAN MODEL ARIMA DAN MODEL FUNGSI TRANSFER INPUT GANDA AINDRA BUDIAR PERAMALAN PRODUKSI TBS KELAPA SAWIT DENGAN MODEL ARIMA DAN MODEL FUNGSI TRANSFER INPUT GANDA AINDRA BUDIAR DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PERAMALAN HARGA PREMIUM NON SUBSIDI DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER NURILMA PASCARIANTI

PERAMALAN HARGA PREMIUM NON SUBSIDI DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER NURILMA PASCARIANTI PERAMALAN HARGA PREMIUM NON SUBSIDI DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER NURILMA PASCARIANTI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK NURILMA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stasioner Analisis ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average umumnya mengasumsikan bahwa proses umum dari time series adalah stasioner. Tujuan proses stasioner adalah rata-rata,

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT Novian Endi Gunawan 1, I Wayan Sumarjaya 2, I G.A.M. Srinadi 3 1 Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer 1 Faridah Yuliani dan 2 Dr. rer pol Heri Kuswanto 1,2 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi data Tahap pertama dalam pembentukan model VAR adalah melakukan eksplorasi data untuk melihat perilaku data dari semua peubah yang akan dimasukkan dalam model. Eksplorasi

Lebih terperinci

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI LULIK PRESDITA W 1207 100 002 APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI 1 Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes BAB I PENDAHULUAN 2 LATAR BELAKANG 1. Stabilitas ekonomi dapat dilihat

Lebih terperinci

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) Oleh : Nofinda Lestari 1208 100 039 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 RINGKASAN TENDI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) Liana Kusuma Ningrum dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

Pemodelan Fungsi Transfer Multi Input

Pemodelan Fungsi Transfer Multi Input Jurnal Informatika Mulawarman Vol 4 No. Juli 9 8 Pemodelan Fungsi Transfer Multi Input M. Fathurahman *) Program Studi Statistika, FMIPA Universitas Mulawarman Jl. Barong Tongkok no.5 Kampus Unmul Gn.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Software Eviews Versi 4.1 dan Microsoft Office Excel Gambar 2 Plot IHSG.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Software Eviews Versi 4.1 dan Microsoft Office Excel Gambar 2 Plot IHSG. kointegrasi lebih besar dari nol maka model yang digunakan adalah VECM (Enders, 1995). 4. Analisis model VAR, VARD atau VECM. 5. Interpretasi terhadap model. 6. Uji kelayakan model. 7. Pengkajian fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Data Deret Berkala Suatu deret berkala adalah himpunan observasi yang terkumpul atau hasil observasi yang mengalami peningkatan waktu. Data deret berkala adalah serangkaian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Peramalan Peramalan adalah suatu kegiatan dalam memperkirakan atau kegiatan yang meliputi pembuatan perencanaan di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu

Lebih terperinci

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia Oleh : Pomi Kartin Yunus 1306030040 Latar Belakang Industri manufaktur yang berkembang pesat

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER I Ketut Putra Adnyana 1, I Wayan Sumarjaya 2, I Komang Gde Sukarsa 3 1 Jurusan Matematika, Fakultas FMIPA

Lebih terperinci

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Vol. 9, No., 9-5, Januari 013 Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Fitriani, Erna Tri Herdiani, M. Saleh AF 1 Abstrak Dalam analisis deret waktu

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 110 117 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN CURAH HUJAN DAN PRODUKSI KELAPA SAWIT DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER ERWIN INDRA PRASETYO

ANALISIS HUBUNGAN CURAH HUJAN DAN PRODUKSI KELAPA SAWIT DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER ERWIN INDRA PRASETYO ANALISIS HUBUNGAN CURAH HUJAN DAN PRODUKSI KELAPA SAWIT DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER ERWIN INDRA PRASETYO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang II.. TINJAUAN PUSTAKA Indeks Harga Konsumen (IHK Menurut Monga (977 indeks harga konsumen adalah ukuran statistika dari perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang didapatkan.

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Bisnis Eksekutif Jurusan Madiun Jakarta di PT. Kereta Api (Persero) DAOP VII Madiun

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Bisnis Eksekutif Jurusan Madiun Jakarta di PT. Kereta Api (Persero) DAOP VII Madiun Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Bisnis Eksekutif Jurusan Madiun Jakarta di PT. Kereta Api (Persero) DAOP VII Madiun NAMA : RITA RAHMADHANI NRP : 1306 030 008 PEMBIMBING: DR. BRODJOL SUTIJO

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT Model fungsi transfer multivariat merupakan gabungan dari model ARIMA univariat dan analisis regresi berganda, sehingga menjadi suatu model yang mencampurkan pendekatan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA DATA JUMLAH PENUMPANG KERETA API (Studi Kasus : KA Argo Muria)

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA DATA JUMLAH PENUMPANG KERETA API (Studi Kasus : KA Argo Muria) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 131-140 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 253 266. PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

Lebih terperinci

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si Oleh : Dwi Listya Nurina 1311105022 Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si Air Bersih BUMN Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan

Lebih terperinci

PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) SKRIPSI Oleh : PRISKA RIALITA HARDANI 24010211120020 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia sejak tahun enam puluhan telah diterapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di Jakarta menjadi suatu direktorat perhubungan udara. Direktorat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Iklim Iklim ialah suatu keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu. Curah hujan ialah suatu jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah pada kurun waktu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Data Suhu Udara Rata-rata

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Data Suhu Udara Rata-rata suhu 18 20 22 24 26 28 30 32 ragam, maka dilakukan transformasi Box-Cox. d. Mengidentifikasi model. Dalam tahap ini akan didapat model-model sementara, dengan melihat plot ACF dan PACF. e. Pendugaan parameter

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH) Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 4 Hal. 80 88 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE

Lebih terperinci

Metode Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Eksplorasi data. Identifikasi model ARCH

Metode Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Eksplorasi data. Identifikasi model ARCH 6 Metode Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Eksplorasi data Identifikasi model ARCH Pendugaan parameter dan pemilihan model ARCH/GARCH Uji pengaruh asimetrik

Lebih terperinci

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n SBAB III MODEL VARMAX 3.1. Metode Analisis VARMAX Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n dengan variabel random Z n yang dapat dipandang sebagai variabel random berdistribusi

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Greis S. Lilipaly ), Djoni Hatidja ), John S. Kekenusa ) ) Program Studi Matematika FMIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3520 (2301-928X Print) D-157 Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series Moh Ali Asfihani dan Irhamah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Perbandingan Model ARIMA... (Alia Lestari) PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Alia Lestari Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman 323-332 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN FUNGSI TRANSFER DENGAN DETEKSI OUTLIER UNTUK MEMPREDIKSI

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA DERET WAKTU DENGAN METODE SEASONAL ARIMA

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA DERET WAKTU DENGAN METODE SEASONAL ARIMA Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 3 Hal. 59 67 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA DERET WAKTU DENGAN METODE SEASONAL ARIMA ANNISA UL UKHRA Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA Jeine Tando 1, Hanny Komalig 2, Nelson Nainggolan 3* 1,2,3 Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q)

KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q) UJIAN TUGAS AKHIR KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q) Disusun oleh : Novan Eko Sudarsono NRP 1206.100.052 Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Dra.Laksmi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan perkiraan mengenai terjadinya suatu yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan perkiraan mengenai terjadinya suatu yang akan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Ramalan pada dasarnya merupakan perkiraan mengenai terjadinya suatu yang akan datang. Peramalan adalah proses untuk memperkirakan kebutuhan di masa datang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berikut teori-teori yang mendukung penelitian ini, yaitu konsep dasar peramalan, konsep dasar deret waktu, proses stokastik, proses stasioner, fungsi autokovarians (ACVF) dan fungsi

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER MODEL AUTOREGRESSIVE PADA DERET WAKTU

PENDUGAAN PARAMETER MODEL AUTOREGRESSIVE PADA DERET WAKTU Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 28 37 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENDUGAAN PARAMETER MODEL AUTOREGRESSIVE PADA DERET WAKTU NELFA SARI Program Studi Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA

Penerapan Model ARIMA Penerapan Model ARIMA (Bagian II) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2016 1 a. Lakukan proses pembedaan (differencing) sebanyak dua kali pada data asal. b. Lakukan pendugaan parameter pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber kas negara yang digunakan untuk pembangunan. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

Model Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nikkei 225 dengan Pendekatan Fungsi Transfer

Model Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nikkei 225 dengan Pendekatan Fungsi Transfer Model Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nikkei 225 dengan Pendekatan Fungsi Transfer OLEH : DWI LISTYA NURINI 1311 105 021 DOSEN PEMBIMBING : DR. BRODJOL SUTIJO SU, M.SI Bursa saham atau Pasar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 15 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perkembangan ekonomi dan bisnis dewasa ini semakin cepat dan pesat. Bisnis dan usaha yang semakin berkembang ini ditandai dengan semakin banyaknya

Lebih terperinci

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan I, Agustus Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura ISBN: ---- Deskripsi halaman sampul : Gambar yang ada pada cover

Lebih terperinci

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input Oleh : Defi Rachmawati 1311 105 007 Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN DI AGROWISATA KUSUMA BATU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL. Oleh: Niswatul Maghfiroh NRP.

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN DI AGROWISATA KUSUMA BATU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL. Oleh: Niswatul Maghfiroh NRP. PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN DI AGROWISATA KUSUMA BATU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL Oleh: Niswatul Maghfiroh NRP. 1208100065 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH

PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH Tri Mulyaningsih ), Budi Nurani R ), Soemartini 3) ) Mahasiswa Program Magister Statistika Terapan Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN PREEMPTIVE GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS: UD. DODOL MADE MERTA TEJAKULA, SINGARAJA)

OPTIMALISASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN PREEMPTIVE GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS: UD. DODOL MADE MERTA TEJAKULA, SINGARAJA) OPTIMALISASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN PREEMPTIVE GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS: UD. DODOL MADE MERTA TEJAKULA, SINGARAJA) Ni Putu Deviyanti 1, Ni Ketut Tari Tastrawati 2, I Wayan Sumarjaya 3 1 Jurusan

Lebih terperinci

Pengenalan Analisis Deret Waktu (Time Series Analysis) MA 2081 Statistika Dasar 30 April 2012

Pengenalan Analisis Deret Waktu (Time Series Analysis) MA 2081 Statistika Dasar 30 April 2012 Pengenalan Analisis Deret Waktu (Time Series Analysis) ) MA 208 Statistika Dasar 0 April 202 Utriweni Mukhaiyar Ilustrasi Berikut adalah data rata-rata curah hujan bulanan yang diamati dari Stasiun Padaherang

Lebih terperinci

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 149-159) ISSN : 2450 766X PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH 1 Y. Wigati, 2 Rais, 3 I.T.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk. PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. Djoni Hatidja ) ) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 955 email: dhatidja@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan metode ARIMA box jenkins untuk meramalkan kebutuhan bahan baku. 2.1. Peramalan Peramalan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UJI PORTMANTEAU UNTUK KORELASI DIRI SISAAN PADA MODEL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) KURNIA SEKAR NEGARI

PERBANDINGAN UJI PORTMANTEAU UNTUK KORELASI DIRI SISAAN PADA MODEL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) KURNIA SEKAR NEGARI PERBANDINGAN UJI PORTMANTEAU UNTUK KORELASI DIRI SISAAN PADA MODEL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) KURNIA SEKAR NEGARI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Menggunakan ARFIMA

Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Menggunakan ARFIMA Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Menggunakan ARFIMA 1 Harnum Annisa Prafitia dan 2 Irhamah

Lebih terperinci

PEMODELAN CURAH HUJAN DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER INPUT GANDA YULIANTI HASANAH

PEMODELAN CURAH HUJAN DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER INPUT GANDA YULIANTI HASANAH PEMODELAN CURAH HUJAN DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER INPUT GANDA YULIANTI HASANAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PESAWAT TERBANG DOMESTIK DI BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PESAWAT TERBANG DOMESTIK DI BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PESAWAT TERBANG LOGO DOMESTIK DI BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT Oleh : Ary Miftakhul Huda (1309 100 061) Dosen Pembimbing : Dr.rer.pol.

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-300

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-300 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (203) 233-20 (230-9X Print) D-300 Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R- dengan Metode Fungsi Transfer

Lebih terperinci

MODEL ARMA (AUTOREGRESSIVE MOVING AVERAGE) UNTUK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH - INDONESIA. Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia

MODEL ARMA (AUTOREGRESSIVE MOVING AVERAGE) UNTUK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH - INDONESIA. Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia MODEL ARMA (AUTOREGRESSIVE MOVING AVERAGE) UNTUK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH - INDONESIA Adi Nugroho 1, Bistok Hasiholan Simanjuntak 2 1 Staf pengajar di Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ARIMA DALAM MERAMALKAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) INDONESIA TAHUN 2013

PENERAPAN METODE ARIMA DALAM MERAMALKAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) INDONESIA TAHUN 2013 La Pimpi //Paradigma, Vol. 17 No. 2, Oktober 2013, hlm. 35-46 PENERAPAN METODE ARIMA DALAM MERAMALKAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) INDONESIA TAHUN 2013 1) La Pimpi 1 Staf Pengajar Jurusan Matematika, FMIPA,

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-249

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-249 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) D-249 Analisis Fungsi Transfer pada Harga Cabai Merah yang Dipengaruhi oleh Curah Hujan Di Surabaya Putri Rintan Aryasita,

Lebih terperinci

PEMBANDINGAN METODE PENGHALUSAN EKSPONENSIAL GANDA DUA PARAMETER HOLT

PEMBANDINGAN METODE PENGHALUSAN EKSPONENSIAL GANDA DUA PARAMETER HOLT PEMBANDINGAN METODE PENGHALUSAN EKSPONENSIAL GANDA DUA PARAMETER HOLT DAN METODE BOX-JENKINS PADA PERAMALAN DATA DERET WAKTU TREND (Studi Kasus Data Penumpang Bandara Juanda 2008-2016) (Skripsi) Oleh RASYD

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 27 PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan sifatnya peramalan terbagi atas dua yaitu peramalan kualitatif dan peramalan kuantitatif. Metode kuantitatif terbagi atas dua yaitu analisis deret berkala

Lebih terperinci

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian IV.1 Statistika Deskriptif Pada bab ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif dari variabel yang digunakan yaitu IHSG di BEI selama periode 1 April 2011 sampai

Lebih terperinci

PERAMALAN DATA NILAI EKSPOR NON MIGAS INDONESIA KE WILAYAH ASEAN MENGGUNAKAN MODEL EGARCH

PERAMALAN DATA NILAI EKSPOR NON MIGAS INDONESIA KE WILAYAH ASEAN MENGGUNAKAN MODEL EGARCH PERAMALAN DATA NILAI EKSPOR NON MIGAS INDONESIA KE WILAYAH ASEAN MENGGUNAKAN MODEL EGARCH, Universitas Negeri Malang E-mail: die_gazeboy24@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP SKRIPSI Disusun oleh : DITA RULIANA SARI NIM. 24010211140084 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

ANALISIS VAR (VECTOR AUTOREGRESSIVE) UNTUK MEKANISME PEMODELAN PRODUKSI, KONSUMSI, EKSPOR, IMPOR, DAN HARGA MINYAK BUMI AGUS WAHYULI

ANALISIS VAR (VECTOR AUTOREGRESSIVE) UNTUK MEKANISME PEMODELAN PRODUKSI, KONSUMSI, EKSPOR, IMPOR, DAN HARGA MINYAK BUMI AGUS WAHYULI ANALISIS VAR (VECTOR AUTOREGRESSIVE) UNTUK MEKANISME PEMODELAN PRODUKSI, KONSUMSI, EKSPOR, IMPOR, DAN HARGA MINYAK BUMI AGUS WAHYULI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PREDIKSI JANGKA PENDEK B ULAN AN JUMLAH FLARE DENGAN MODEL ARIMA (p,d,[q]), (P,D,Q)' 32

PREDIKSI JANGKA PENDEK B ULAN AN JUMLAH FLARE DENGAN MODEL ARIMA (p,d,[q]), (P,D,Q)' 32 PREDIKSI JANGKA PENDEK B ULAN AN JUMLAH FLARE DENGAN MODEL ARIMA (p,d,[q]), (P,D,Q)' 32 Nanang WIdodo Penelid Staslun Pengamat Dlrgantara Watukosek, LAPAN ABSTRACT The time series of the monthly number

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARCH/GARCH PADA DATA PERUBAHAN CURAH HUJAN HARIAN DI KABUPATEN SAMBAS, KALIMANTAN BARAT, PERIODE HANIK AULIA

PENERAPAN MODEL ARCH/GARCH PADA DATA PERUBAHAN CURAH HUJAN HARIAN DI KABUPATEN SAMBAS, KALIMANTAN BARAT, PERIODE HANIK AULIA PENERAPAN MODEL ARCH/GARCH PADA DATA PERUBAHAN CURAH HUJAN HARIAN DI KABUPATEN SAMBAS, KALIMANTAN BARAT, PERIODE 010-011 HANIK AULIA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan akan terjadi pada

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Oleh : Agustini Tripena ABSTRACT In this paper, forecasting the consumer price index data and inflation. The method

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA

Penerapan Model ARIMA Penerapan Model ARIMA (Bagian I) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 016 1 Ada tiga tahapan iterasi dalam pemodelan data deret waktu, yaitu: 1. Penentuan model tentatif (spesifikasi model)

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS TERKAIT KUNJUNGAN WISATAWAN DI KABUPATEN BADUNG DAN KOTA MADYA DENPASAR DENGAN METODE TRANSFER FUNCTION

PEMODELAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS TERKAIT KUNJUNGAN WISATAWAN DI KABUPATEN BADUNG DAN KOTA MADYA DENPASAR DENGAN METODE TRANSFER FUNCTION PEMODELAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS TERKAIT KUNJUNGAN WISATAWAN DI KABUPATEN BADUNG DAN KOTA MADYA DENPASAR DENGAN METODE TRANSFER FUNCTION Oleh NYOMAN PANDU WIRADARMA (1308 100 052) Dosen Pembimbing 1

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER PKMT-2-13-1 PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER Umi Rosyiidah, Diah Taukhida K, Dwi Sitharini Jurusan Matematika, Universitas Jember, Jember ABSTRAK

Lebih terperinci

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 1 8 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG

ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIA DIAN ARIYANI 24010211120016 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan OLEH: NAMA : MULAZIMATUS SYAFA AH NRP : 13.11.030.021 DOSEN PEmbimbing: Dr.

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA

Penerapan Model ARIMA Penerapan Model ARIMA (Bagian I) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2017 1 Ada tiga tahapan iteratif dalam pemodelan data deret waktu yang berbasis model ARIMA, yaitu: 1. Penentuan model

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL ARCH/GARCH MODEL ARIMA DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER

PERBANDINGAN MODEL ARCH/GARCH MODEL ARIMA DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER PERBANDINGAN MODEL ARCH/GARCH MODEL ARIMA DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER (Studi Kasus Indeks Harga Saham Gabungan dan Harga Minyak Mentah Dunia Tahun 2013 sampai 2015) SKRIPSI Oleh: DEBY FAKHRIYANA 24010212130041

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pasar Bunga Rawabelong, Jakarta Barat yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Promosi dan Pemasaran Holtikultura

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang

Lebih terperinci

Prediksi Curah Hujan dengan Model Deret Waktu dan Prakiraan Krigging pada 12 Stasiun di Bogor Periode Januari Desember 2014.

Prediksi Curah Hujan dengan Model Deret Waktu dan Prakiraan Krigging pada 12 Stasiun di Bogor Periode Januari Desember 2014. Jur. Ris. & Apl. Mat. Vol. 1 (2017), no. 1, 1-52 Jurnal Riset dan Aplikasi Matematika e-issn: 2581-0154 URL: journal.unesa.ac.id/index.php/jram Prediksi Curah Hujan dengan Model Deret Waktu dan Prakiraan

Lebih terperinci

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI Trio Yonathan Teja Kusuma 1, Sandra Praharani Nur Asmoro 2 1,2)

Lebih terperinci

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 25 32 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

Lebih terperinci

Prediksi Wisatawan Mancanegara Ke Jawa Barat Melalui Pintu Masuk Bandara Husein Sastranegara dan Pelabuhan Muarajati Menggunakan Metode SARIMA

Prediksi Wisatawan Mancanegara Ke Jawa Barat Melalui Pintu Masuk Bandara Husein Sastranegara dan Pelabuhan Muarajati Menggunakan Metode SARIMA Politeknik Negeri Bandung July 26-27, Prediksi Wisatawan Mancanegara Ke Jawa Barat Melalui Pintu Masuk Bandara Husein Sastranegara dan Pelabuhan Muarajati Menggunakan Metode SARIMA Agus Supriatna 1, Betty

Lebih terperinci

PEMBOBOTAN SUB DIMENSION INDICATOR INDEX UNTUK PENGGABUNGAN CURAH HUJAN (Studi Kasus : 15 Stasiun Penakar Curah Hujan di Kabupaten Indramayu)

PEMBOBOTAN SUB DIMENSION INDICATOR INDEX UNTUK PENGGABUNGAN CURAH HUJAN (Studi Kasus : 15 Stasiun Penakar Curah Hujan di Kabupaten Indramayu) Xplore, 2013, Vol. 1(1):e3(1-7) c 2013 Departemen Statistika FMIPA IPB PEMBOBOTAN SUB DIMENSION INDICATOR INDEX UNTUK PENGGABUNGAN CURAH HUJAN (Studi Kasus : 15 Stasiun Penakar Curah Hujan di Kabupaten

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh: Firda Megawati

SKRIPSI. Disusun oleh: Firda Megawati PERAMALAN TINGGI GELOMBANG BERDASARKAN KECEPATAN ANGIN DI PERAIRAN PESISIR SEMARANG MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER (Studi Kasus Bulan Januari 2014 sampai dengan Desember 2014) SKRIPSI Disusun oleh:

Lebih terperinci