OLEH DON ESA ALDIANO TUGAS AKHIR. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OLEH DON ESA ALDIANO TUGAS AKHIR. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM (PUBLIC SPEAKING ANXIETY) PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH DON ESA ALDIANO TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

2

3

4 PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Don Esa Aldiano NIM : Program Studi : Psikologi Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana JenisKarya : Tugas Akhir Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hal bebas royalti non-eksklusif (non-exclusive royalty freeright) atas karya ilmiah saya berjudul: HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM (PUBLIC SPEAKING ANXIETY) PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan, mengalih media/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugasakhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di: Salatiga Pada tanggal: 30 Agustus 2016 Yang menyatakan, Don Esa Aldiano Mengetahui, Pembimbing Rudangta Arianti Sembiring, M.Psi

5 PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Don Esa Aldiano NIM : Program studi : Psikologi Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul: HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM (PUBLIC SPEAKING ANXIETY) PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Yang dibimbing oleh: Rudangta Arianti Sembiring, M.Psi Adalah benar-benar hasil karya saya. Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya. Salatiga, 30 Agustus 2016 Yang memberi pernyataan, Don Esa Aldiano

6 LEMBAR PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM (PUBLIC SPEAKING ANXIETY) PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Oleh Don Esa Aldiano TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Disetujui pada tanggal 30 Agustus 2016 Oleh Pembimbing Rudangta Arianti Sembiring, M.Psi Diketahui oleh, Kaprogdi Disahkan oleh, Dekan Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS. Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA. FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

7 HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM (PUBLIC SPEAKING ANXIETY) PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Don Esa Aldiano Rudangta Arianti Sembiring Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

8 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body image dengan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa yang menginjak remaja akhir. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan 3 skala pada mahasiswa, yaitu skala body image, skala kepercayaan diri sebagai penghubung, dan skala kecemasan berbicara di depan umum. Responden penelitian ini diambil dari populasi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana yang menginjak usia remaja (18-21 tahun). Penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara body image dan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa yang diteliti, yang ditunjukan dengan nilai sig = 0,723 (p > 0,05). Hal tersebut menandakan tidak adanya hubungan antara body image dengan kecemasan berbicara di depan umum pada responden penelitian. Kata kunci : body image, kepercayaan diri, kecemasan berbicara di depan umum, mahasiswa i

9 ABSTRACT This study aims to determine the relationship between body image and public speaking anxiety to college student who reach late adolescence. To achieve these objectives, the researchers used a quantitative approach by deploy 3 scales on the college student, the scale of body image and self-confidence scale as a liaison, and public speaking anxiety scale. The respondents of this study were taken from the population of college students of the Faculty of Psychology Satya Wacana Christian University step on late adolescent (18-21 years). This study shows that there is no significant relationship between body image and public speaking anxiety on college students, shown with sig = (p >0.05). This indicates the absence of a relationship between body image and anxiety of public speaking on the respondent. Keyword : body image, self-confidence, public speaking anxiety, collegestudents ii

10 1 PENGANTAR Pendahuluan Penampilan selalu berkaitan erat dengan perubahan fisik yang dialami mahasiswa yang menginjak masa remaja akhir, remaja sangat memperhatikan tubuhnya dan mengembangkan citra mengenai tubuhnya itu (Mueller dalam Santrock, 2012). Secara lebih spesifik Haditono (dalam Monks, 1998) mengatakan bahwa masa remaja akhir berumur tahun. Dengan tampil menarik mahasiswa akan merasa dapat tampil dengan lebih meyakinkan dalam berbagai situasi. Penampilan menjadi perhatian utama bagi mahasiswa, khususnya berkaitan dengan tubuh secara fisik dibanding aspekaspek lain dari kehidupan mahasiswa itu sendiri. Body image (citra diri) merupakan gambaran mental, evaluasi atau sikap subjektif yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya. Evaluasi atau sikap tersebut bisa berupa perasaan puas dan positif atau bisa juga berupa perasaan tidak puas dan negatif terhadap tubuh secara keseluruhan termasuk bentuk tubuh, ukuran tubuh, dan berat tubuh. Widiatmojo (2006) menjelaskan bahwa citra tubuh (body image) meliputi persepsi mengenai daya tarik fisik, persepsi mengenai ukuran dan berat tubuh, serta persepsi mengenai kepuasan terhadap aspek-aspek fisik tubuh. Cash & Deagle (dalam Jones, 2001) berpendapat bahwa body image adalah tingkat kepuasan seseorang terhadap fisiknya yang sekarang (ukuran, bentuk, penampilan secara umum). Cash (dalam Jones, 2001 ) menyebutkan beberapa dimensi dari body image, yaitu evaluasi penampilan (mengukur perasaan menarik atau tidak menarik, mengukur kepuasan atau ketidak puasan terhadap penampilan), orientasi penampilan (mengukur perhatian individu terhadap penampilannya), kepuasan area tubuh (mengukur kepuasan individu terhadap aspek-aspek tertentu dari penampilannya), kecemasan menjadi gemuk

11 2 (menggambarkan kecemasan terhadap kegemukan, kewaspadaan akan berat badan), dan persepsi terhadap ukuran tubuh (menggambarkan bagaimana seseorang mempersepsi dan menilai berat badannya, dari yang sangat kurus sampai dengan yang sangat gemuk). Menurut Chaplin (1999) body image adalah ide seseorang mengenai penampilan badannya di hadapan orang lain. Body image adalah bagaimana cara seseorang memandang terhadap tubuhnya sendiri. Orang yang memiliki body image positif mencerminkan tingginya penerimaan jati diri, rasa percaya diri dan kepeduliannya terhadap kondisi badannya. Sedangkan kepercayaan diri dibutuhkan dalam proses komunikasi khususnya saat berbicara di depan umum. Kurangnya kepercayaan diri adalah salah satu faktor penyebab timbulnya kecemasan berbicara di depan umum (Thalisi dalam Lidyawati, 2005). Menurut hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, peneliti melihat bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana sangat memperhatikan penampilannya. Menurut hasil wawancara yang peneliti dengan beberapa mahasiswa, para mahasiswa tersebut merasa bahwa salah satu hal yang membuat mereka cemas saat dituntut untuk berbicara di depan umum adalah mengenai penampilan. Mereka merasa cemas saat harus memilih pakaian yang akan mereka gunakan saat ada presentasi, mereka juga merasa harus mempersiapkan diri serapih dan semenarik mungkin. Mereka juga merasa bahwa berat badan mereka bertambah dan hal tersebut membuat mereka kurang percaya diri, dan hal tersebut tentu saja menimbulkan kecemasan saat harus berbicara di depan umum. Banyak faktor yang berhubungan langsung dengan kepercayaan diri seseorang, salah satunya adalah penampilan fisik. Penampilan fisik sangat erat hubungannya dengan gambaran dan persepsi individu terhadap bentuk tubuhnya. Gambaran dan

12 3 persepsi inilah yang disebut body image. Schilder (dalam Grogan, 2008) menjelaskan bahwa body image adalah gambaran mengenai tubuh yang terbentuk dalam pikiran seseorang, atau dengan kata lain gambaran tubuh menurut dirinya sendiri. Menurut George dan Cristian (Santrock, 2003) kepercayaan diri sendiri adalah kemampuan berfikir rasional (rational belief) berupa keyakinan-keyakinan, ide-ide dan proses berpikir yang tidak mengandung unsur keharusan yang menuntut individu sehingga menghambat proses perkembangan dan ketika menghadapi problem atau persoalan mampu berpikir, menilai, menimbang, menganalisa, memutuskan dan melakukan. Rasa percaya diri (self confidence) adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri. Lauster (2006) mendefinisikan kepercayaan diri sebagai suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga seorang tidak terpengaruh oleh orang lain. Menurutnya, kepercayaan diri adalah bagian dari sifat kepribadian seseorang yang sangat penting, karena hal ini berpusat dari pengalaman serta kejadian masa lalu yang telah dialami oleh individu itu sendiri sehingga baik atau buruknya rasa percaya diri pada seseorang didasari oleh pengalaman yang sudah ia dapatkan. Teori Lauster (2006) tentang kepercayaan diri mengemukakan ciri-ciri percaya diri, yaitu percaya pada kemampuan sendiri (keyakinan atas diri sendiri terhadap segala fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang terjadi tersebut), bertindak mandiri dalam mengambil keputusan (dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri yang dilakukan secara mandiri atau tanpa adanya keterlibatan orang lain dan mampu untuk meyakini tindakan yang diambil), memiliki rasa positif terhadap diri sendiri (adanya penilaian yang baik dari dalam diri sendiri, baik dari pandangan maupun tindakan yang

13 4 dilakukan yang menimbulkan rasa positif terhadap diri dan masa depannya), dan berani mengungkapkan pendapat (adanya suatu sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa yang dapat menghambat pengungkapan tersebut). Menurut Rakhmat (2002) tidak semua kecemasan berbicara disebabkan kurang percaya diri, tetapi di antara berbagai faktor yang paling menentukan adalah percaya diri. Chaplin (1999) berpendapat bahwa kecemasan merupakan perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai rasa-rasa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut. Hal tersebut sama dengan pernyataan Priest (dalam Rizkitawati, 2007) yang menggambarkan kecemasan sebagai sebuah rasa takut, rasa ketidaktentuan, bingung, serta ketidakpastian yang umum dialami oleh individu sebagai respons terhadap situasi yang mengancam Menurut Thalisi (dalam Rizkitawati, 2007) beberapa faktor yang menimbulkan kecemasan adalah faktor individu (rasa kurang percaya diri) dan faktor lingkungan, (hubungan individu dengan orang lain). Ada beberapa gejala umum yang sering dilaporkan oleh mereka yang mengalami kesulitan dalam berbicara di depan umum. Reaksi-reaksi kecemasan berbicara di depan umum (Whalen dan Rogers, 2004), antara lain reaksi fisiologis (terganggunya pola-pola normal dari aktivitas fisiologik yang ada), reaksi psikologis (reaksi yang berhubungan dengan gejala emosional), dan reaksi perilaku seperti hilang ingatan (termasuk ketidakmampuan pembicara untuk mengingat fakta atau angka secara tepat, dan melupakan hal-hal yang sangat penting, ataupun bentuk-bentuk kekacauan umum yang lain, seperti ucapan yang salah, tersumbatnya pikiran yang membuat individu tidak tahu apa yang harus diucapkan, mengulang kata, kalimat, atau pesan sehingga pembicara terdengar seperti radio atau kaset rusak, berbicara tidak lancar, tidak berani menatap

14 5 pendengar, memegang sesuatu untuk mencari kekuatan, meminta individu lain untuk menyampaikan idenya, melakukan gerakan tangan yang tidak terkontrol dan sebagainya). Berdasarkan uraian di atas,, mahasiswa yang memiliki body image tinggi seharusnya memiliki kepercayaan diri yang tinggi, dan seharusnya memiliki tingkat kecemasan yang rendah saat diharuskan berbicara di depan umum. Bertindak Mandiri Bagan 1.0 Body Image Percaya kemampuan sendiri, dll Kepercayaan Diri Kecemasan Berbicara di Depan Umum Keterangan dari bagan di atas (lihat Bagan 1.0) adalah kepercayaan diri menjadi variabel penghubung antara body image dengan kecemasan berbicara di depan umum. Body image dan beberapa variabel lainnya saling mendukung dan berhubungan dengan kepercayaan diri, dan kepercayaan diri memiliki hubungan pula dengan kecemasan berbicara di depan umum. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah, apakah body image memiliki hubungan negatif signifikan dengan kecemasan berbicara di depan umum, dengan kepercayaan diri sebagai variabel penghubung?

15 6 Hipotesis penelitian yang diajukan untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Adanya hubungan positif yang signifikan antara body image dengan kepercayaan diri pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. 2. Adanya hubungan negatif yang signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. 3. Adanya hubungan negatif yang signifikan antara body image dengan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2010). Jenis dari penelitian ini adalah kuantitatif korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel yang ingin diketahui adalah hubungan antara body image, kepercayaan diri, dan kecemasan berbicara di depan umum (public speaking anxiety).

16 7 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah body image sebagai variabel terikat (Y), kepercayaan diri sebagai variabel penghubung dan kecemasan berbicara di depan umum (public speaking anxiety) sebagai variabel bebas (X). Definisi Operasional 1. Body image merupakan suatu gambaran atau persepsi individu terhadap bentuk tubuhnya yang diliputi perasaan puas maupun tidak puas terhadap bentuk dan ukuran tubuh secara keseluruhan yang bisa diukur atau dilihat melalui evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan area tubuh, kecemasan menjadi gemuk, dan persepsi terhadap ukuran tubuh (menurut Cash dalam Jones, 2001). 2. Kepercayaan diri adalah merupakan suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan sendiri sehingga individu yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam setiap tindakan, dapat bebas melakukan hal-hal yang disukai dan bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan. Dengan memiliki ciri-ciri percaya pada kemampuan diri sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, memiliki rasa positif terhadap diri sendiri, dan berani mengungkapkan pendapat (menurut Lauster, 2006). 3. Kecemasan berbicara di depan umum (public speaking anxiety) adalah suatu keadaan tidak menyenangkan yang dialami seseorang, sebagai akibat dari perasaan khawatir berkaitan dengan proses public speaking atau pada saat berbicara di depan banyak orang. Reaksi-reaksi kecemasan berbicara di depan umum, antara lain reaksi fisiologis, reaksi psikologis, dan reaksi perilaku (menurut Whalen dan Rogers, 2004).

17 8 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angkatan 2014 dan Populasi berjumlah 185 orang (angkatan 2014) dan 197 orang (angkatan 2015) dengan total populasi berjumlah 384 orang. Karakteristik subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Mahasiswa yang masih termasuk Remaja Akhir (Usia 18-21) b. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angkatan 2014 dan 2015 Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau seluruh populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian yang lebih dikenal dengan nama sampel. Sampel yang peneliti ambil berjumlah 41 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Incidental Sampling. Accidental Sampling menurut (Sugiyono 2009), adalah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas atau kebetulan, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel dan juga yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai data, dimana sampel yang dipakai adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW yang memiliki rentang usia antara tahun. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa skala psikologi yang terdiri dari 3 skala, yaitu Skala Body Image, Skala Kepercayaan Diri, dan Skala Kecemasan Berbicara di Depan Publik. Item dalam skala-skala tersebut dikelompokkan dalam pernyataan favorable dan unfavorable (untuk skala kepercayaan diri dan skala

18 9 kecemasan berbicara di depan publik) dengan menggunakan 4 alternatif jawaban dari Skala Likert. Untuk memperoleh data dari penelitian ini, peneliti menggunakan skala penilaian guna mengukur body image, kepercayaan diri, dan kecemasan berbicara di depan publik. Skala body image yang dibuat oleh Cash (2002) yaitu BISS (Body Image States Scale) yang dimodifikasi oleh peneliti mencangkup dimensi dari body image (Cash dalam Jones, 2001) yaitu evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan area tubuh, kecemasan menjadi gemuk, persepsi terhadap ukuran tubuh. Sedangkan untuk mengukur kepercayaan diri, peneliti menggunakan angket milik Ika (2012) yang disusun menurut Lautser (2006) dengan komponen percaya pada kemampuan diri sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, memiliki rasa positif terhadap diri sendiri, berani mengungkapkan pendapat. Untuk skala terakhir yaitu kecemasan berbicara di depan umum, peneliti menggunakan adaptasi angket milik Rizkitawati (2007) yang disusun menurut reaksi-reaksi kecemasan menurut Whalen dan Rogers (2004) yaitu aspek fisiologis, aspek psikologis, dan aspek kognitif. Reliabilitas dan Seleksi Item Perhitungan reliabilitas Skala Body Image yang terdiri dari 6 item menggunakan metode test-retest dengan melibatkan 58 partisipan, tiga puluh satu partisipan diambil dari sampel penelitian, dua puluh tujuh partisipan lainnya di luar sampel penelitian, namun tetap menggunakan mahasiswa yang menginjak usia remaja akhir) dinyatakan semuanya valid dengan koefisien korelasi item totalnya` bergerak antara 0,336 sampai dengan 0,679, dengan reliabilitas sebesar 0,802 (reliabilitas sangat tinggi). Selanjutnya pada perhitungan reliabilitas dan daya diskriminasi item Skala Kepercayaan Diri yang dihitung berdasarkan perhitungan oleh Ika (2012) yang terdiri dari 26 item dinyatakan

19 10 semuanya valid dengan koefisien korelasi item totalnya bergerak antara 0,316 sampai dengan 0,595, dengan realibilitas sebesar 0,886 (reliabilitas sangat tinggi). Sedangkan berdasarkan pada perhitungan reliabilitas dan daya diskriminasi item Skala Kecemasan Berbicara di Depan Umum yang terdiri dari 28 item diuji menggunakan SPSS v17.0 sebanyak dua kali, diperoleh item yang gugur sebanyak 1 item pada pengujian pertama, dan tidak ada item gugur setelahnya pada pengujian kedua, dengan koefisien korelasi item totalnya bergerak antara 0,291 sampai dengan 0,766, dengan realibilitas sebesar 0,908 (reliabilitas sangat tinggi). Teknik Analisis Data Menggunakan analisis korelasi Spearman s Rho dengan kriteria tolak H 0 jika angka sig. < 0,05. HASIL PENELITIAN Analisis Deskriptif Azwar menyatakan bahwa tujuan kategorisasi adalah untuk menempatkan individu ke dalam kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2012). Untuk membuat kategorisasi diperlukan mean teoretik dan satuan standar deviasi populasi. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk membuat kategorisasi dalam penelitian ini. Skor Maksimal Instrumen = Jumlah soal x skor skala terbesar Skor Minimal Instrumen = Jumlah soal x skor skala terkecil Mean teoretik (µ) = 1 / 2 (Skor maksimal + Skor Minimal) Standar Deviasi Populasi (σ) = 1 / 6 (Skor maksimal Skor minimal)

20 11 Berdasarkan perhitungan di atas, setiap responden akan digolongkan ke dalam empat kategori sebagai berikut. Keterangan: X = Skor total tiap responden 1. Body Image Kategorisasi Body Image Skor Maksimal = 6 x 4 = 24 Skor Minimal = 6 x 1 = 6 µ = 1 / 2 (24 + 6) Tabel 1.0 Rumus Empat Kategori Rentang Skor Kategori X > µ + 1σ Tinggi µ < X µ + 1σ Cukup Tinggi µ - 1σ < X µ Cukup Rendah X µ - 1σ Rendah = 15 σ = 1 / 6 (24 6) = 3 Kategori untuk body image adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Kategori Body Image Rentang Skor Kategori Jumlah X > 18 Tinggi 7 15 < X 18 Cukup Tinggi < X 15 Cukup Rendah 6 X 12 Rendah 2 Berdasarkan perhitungan di atas (lihat Tabel 1.1), mean teoritis untuk skala body image adalah 15, dan standar deviasi populasi untuk skala body image adalah 3. Pada hasil penelitian 7 orang memiliki body image yang tinggi, 26 orang memiliki body image cukup tinggi, 6 orang memiliki body image cukup rendah, dan 2 orang memiliki body image yang rendah.

21 12 2. Kepercayaan Diri Kategorisasi Kepercayaan Diri Skor Maksimal = 26 x 4 = 104 Skor Minimal = 26 x 1 = 26 µ = 1 / 2 ( ) = 65 σ = 1 / 6 (104 26) = 13 Kategori untuk body image adalah sebagai berikut : Tabel 1.2 Kategori Kepercayaan Diri Rentang Skor Kategori Jumlah X > 78 Tinggi < X 78 Cukup Tinggi < X 65 Cukup Rendah 8 X 52 Rendah 0 Berdasarkan perhitungan di atas (lihat Tabel 1.2), mean teoritis untuk skala kepercayaan diri adalah 65, dan standar deviasi populasi untuk skala kepercayaan diri adalah 13. Pada hasil penelitian 11 orang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, 22 orang memiliki kepercayaan diri cukup tinggi, dan 8 orang memiliki body image cukup rendah. 3. Kecemasan Berbicara di Depan Umum Kategorisasi Kecemasan Berbicara di Depan Umum Skor Maksimal = 27 x 4 = 108 Skor Minimal = 27 x 1 = 27 µ = 1 / 2 ( ) = 67,5 σ = 1 / 6 (108 27) = 13,5

22 13 Kategori untuk body image adalah sebagai berikut : Tabel 1.3 Kategori Kecemasan Berbicara di Depan Umum Rentang Skor Kategori Jumlah X > 81 Tinggi 2 67,5 < X 81 Cukup Tinggi < X 67,5 Cukup Rendah 25 X 54 Rendah 4 Berdasarkan perhitungan di atas (lihat Tabel 1.3), mean teoritis untuk skala kecemasan berbicara adalah 67,5, dan standar deviasi populasi untuk skala kecemasan berbicara adalah 13,5. Pada hasil penelitian 2 orang memiliki kecemasan berbicara yang tinggi, 10 orang memiliki kecemasan berbicara cukup tinggi, 25 orang memiliki kecemasan berbicara cukup rendah, dan 4 orang memiliki kecemasan berbicara yang rendah. Berdasarkan uraian deskriptif di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar partisipan dalam penelitian memiliki body image dan kepercayaan diri yang cukup tinggi, serta kecemasan berbicara di depan umum yang cukup rendah. Namun sebagian kecil masih memiliki body image dan kepercayaan diri yang cukup rendah, serta kecemasan yang cukup tinggi. Uji Validitas Uji validitas dilakukan menggunakan Content-Related Validity. Content-Related Validity melihat tingkat validitas alat ukur dengan cara mengevaluasi kesesuaian item dengan materi (bahan) yang akan dibuat tes. Untuk tingkat validitas ketiga alat ukur (skala body image, skala kepercayaan diri, dan skala kecemasan berbicara di depan publik) sudah baik dikarenakan sudah mencangkup setiap bagian dari teori yang digunakan dalam pembuatan alat ukur.

23 14 Uji Asumsi Uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Berdasarkan hasil pengujian normalitas diperoleh hasil skor body image berdistribusi normal yaitu p > 0,05 (sig = 0,90). Untuk variabel kepercayaan diri diperoleh hasil berdistribusi normal dengan koefisien sebesar 0,748 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,631 (p > 0,05). Sementara itu, variabel kecemasan berbicara di depan umum diperoleh hasil berdistribusi normal dengan koefisien sebesar 0,683 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,739 (p > 0,05). Uji linieritas antara body image dengan kepercayaan diri didapatkan hasil f sebesar 1,229 dan signifikan sebesar 0,322, uji linieritas antara kepercayaan diri dengan kecemasan berbicara di depan umum didapatkan hasil f sebesar 1,364 dan signifikan sebesar 0,259 dan untuk uji linieritas antara body image dengan kecemasan berbicara di depan umum didapatkan hasil f sebesar 2,774 dan signifikan sebesar 0,019 (di bawah 0,05) maka dinyatakan tidak linier.

24 15 Uji Korelasi Mengingat uji linieritas di atas, peneliti akhirnya menggunakan uji korelasi Spearman s Rho dan mendapatkan hasil seperti ini : Tabel 2.0 Hasil uji korelasi Spearman s Rho Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi Spearman s Rho (lihat Tabel 2.0) diketahui bahwa antara kecemasan berbicara di depan umum dengan kepercayaan diri menunjukkan koefisien korelasi r = -0,654 dengan signifikansi sebesar 0,001 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara kecemasan berbicara di depan umum dengan kepercayaan diri pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW, namun diketahui bahwa antara kecemasan berbicara di depan umum dan kepercayaan diri tidak menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dengan body image dikarenakan nilai signifikansi sebesar 0,723 dan 0,299 (p > 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara body image dengan kedua variabel lainnya yaitu kepercayaan diri dan kecemasan berbicara di depan publik.

25 16 PEMBAHASAN Melalui hasil analisis deskriptif, sebagian besar partisipan memiliki tingkat body image yang cukup tinggi, sebagian besar juga memiliki tingkat kepercayaan diri yang cukup tinggi, dan sebagian besar juga memiliki tingkat kecemasan yang cukup rendah. Hasil uji korelasi diketahui bahwa antara body image dengan kepercayaan diri tidak menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan faktor yang berhubungan dengan kepercayaan diri tidak hanya body image. Body image hanyalah salah satu dari sekian banyaknya faktor yang mendukung dan berhubungan dengan kepercayaan diri. Masih banyak faktor lainnya sebagai penentu serta berhubungan dengan kepercayaan diri seseorang, sehingga dalam memperoleh kepercayaan diri tersebut, seseorang membutuhkan faktor lainnya seperti percaya pada kemampuan sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, dan berani mengungkapkan pendapat (Lauster, 2006). Sedangkan pada hasil uji korelasi diketahui bahwa antara kecemasan berbicara di depan umum dengan kepercayaan diri menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan sebesar -0,654 (p<0,05), artinya terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Sesuai dengan pernyataan Rakhmat (2002) yang menyatakan tidak semua kecemasan berbicara disebabkan kurang percaya diri, tetapi diantara berbagai faktor yang paling menentukan adalah percaya diri. Sejalan dengan Lauster (2006) yang mendefinisikan kepercayaan diri sebagai suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga seorang tidak terpengaruh oleh orang lain. Keyakinan tersebutlah yang membuat seorang individu tidak mengalami kecemasan saat berbicara di depan umum. Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Thalisi

26 17 (dalam Rizkitawati, 2007) mengenai penyebab kecemasan yaitu faktor individu yang memiliki rasa kurang percaya diri. Ketika kepercayaan diri yang merupakan penghubung antara body image dan kecemasan berbicara di depan umum tidak terbukti memiliki korelasi yang signifikan dengan body image, maka hasil yang sama pun didapatkan ketika peneliti mencoba mencari korelasi antara body image dengan kecemasan berbicara di depan umum. Argumen awal peneliti adalah body image memiliki hubungan yang signifikan dengan kepercayaan diri, dan kepercayaan diri memiliki hubungan yang signifikan dengan kecemasan berbicara di depan umum. Namun ketika peneliti menemukan hasil bahwa body image tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kepercayaan diri, maka hasil penelitian menyatakan bahwa body image tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kecemasan berbicara di depan umum, dimana kepercayaan diri merupakan variabel penghubung antara body image dengan kecemasan berbicara di depan umum ternyata membutuhkan faktor-faktor lain agar body image bisa berhubungan langsung dengan kepercayaan diri, seperti percaya pada kemampuan sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, dan berani mengungkapkan pendapat (dalam Lautser, 2006).

27 18 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Tidak terdapat hubungan positif signifikan antara Body Image dengan Kepercayaan Diri. 2. Terdapat hubungan negatif signifikan antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum. 3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Body Image dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum. Saran 1. Bagi Mahasiswa yang Menginjak Masa Remaja Akhir. Kepercayaan Diri terbukti memiliki hubungan negatif dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum, maka kepada mahasiswa disarankan untuk agar tetap mempertahankan rasa kepercayaan dirinya agar mampu mengurangi kecemasan berbicara di depan umum, hal tersebut sesuai dengan hasil analisis deskriptif peneliti dimana sebagian besar partisipan (mahasiswa) memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi, dan memiliki kecemasan yang cukup rendah. Namun sebagian kecil masih memiliki kepercayaan diri yang cukup rendah, serta kecemasan yang cukup tinggi, salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan diri adalah dengan menumbuhkan sikap menghargai diri sendiri dan berpikir positif tentang penampilan diri sendiri, hal tersebut ditujukan agar mampu mengurangi kecemasan berbicara di depan umum.

28 19 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan penelitian ini diharapkan melakukan penelitian ke fakultas lain maupun universitas selain Fakultas Psikologi Universitas Satya Wacana, untuk mendapatkan data yang dapat melengkapi penelitian ini. Bagi peneliti selanjutnya juga diharapkan menambahkan aspek lainnya yang berhubungan dengan kepercayaan diri, misal percaya pada kemampuan sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, berani mengungkapkan pendapat untuk membantu menghubungkan body image dengan kepercayaan diri.

29 20 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Astanti, I.Y. (2012). Arah hubungan antara kepercayaan diri dan gejala kecemasan komunikasi interpersonal pada siswa kelas VIII MTs NU Salatiga tahun ajaran 2011/2012. Naskah Publikasi. Salatiga : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Ayuni, A.F. (2014). Hubungan antara harga diri dengan body image pada wanita akseptor KB. (naskah diunduh dari : Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cash T.F. & Fleming E.C. (2012). Beyond body image as a trait. The Development and Validation of the Body Image States Scale. Virginia: Old Dominion University. Cash T.F. & Pruzinsky. (2002). Body image. A Handbook of Theory, Research and Clinical Practice. New York: Guilford Press. Chaplin, J. P. (1999). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. Grafindo. Feist, J. & Feist, G.J. (2010). Teori kepribadian. Theories of Personality, Ed 7 Buku 2. Jakarta : Penerbit Salemba Humanika. Grogan, S. (2008). Body image. Understanding Body Dissatisfaction in Men, Women, and Children. New York: Routledge. Hadi, S. (2015). Metodologi riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hurlock, E.B. (1999). Psikologi perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Jones, D. C. (2001). Social comparison and body image. Attractiveness Comparison to Models and Peers among Adolescent Girls and Boys- Statistical Data Included. Sex Roles : A Journal of Research. Lauster, P. (2006). Tes kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara. Lidyawati, Y. (2005). Kecemasan menghadapi kematian pada orang lanjut usia yang tinggal di panti wreda. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi UKSW. Masyhuri, (1991). Asas-asas komunikasi. Semarang: IKIP Semarang Press. Minnick, W.C. (1979). Public speaking. U.S.A: Houghton Mufflin Company. Monks, F. J. (1998) Psikologi perkembangan. Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

30 21 Perdana, A.W. (2012). Hubungan body image dengan penyesuaian diri pada remaja. Skripsi Publikasi. Salatiga : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Pusat Bahasa (Indonesia). (2008). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Putri, T.A. (2015). Hubungan antara body image dengan kepercayaan diri mahasiswi yang mengalami obesitas. Skripsi Publikasi. Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rakhmat, J. (2011). Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja Karya. Rizkitawati, A. (2007). Hubungan antara perilaku asertif dengan kecemasan public speaking pada mahasiswa psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga : Perpustakaan Pusat Universitas Kristen Satya Wacana. Rogers, N. (2004). Berani bicara di depan publik. Bandung: Penerbit Nuansa Cendikia Santrock, J.W. (2012). Life-span development, (Ed 13) Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga. Sarwono, SW. (2010). Psikologi remaja (edisi revisi). Jakarta: Raja Grasindo Persada. Sugiyono. (2009). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Penerbit Alfa Beta. Tatuh, M.C. (2012). Hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada siswa di SMA Negeri 1 Salatiga. Skripsi Publikasi. Salatiga : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Wahyuni, S. (2014). Hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa psikologi. Skripsi diunduh dari :

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD SIDOREJO LOR 1 SALATIGA TUGAS AKHIR. Oleh: Dian Setyorini

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD SIDOREJO LOR 1 SALATIGA TUGAS AKHIR. Oleh: Dian Setyorini HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD SIDOREJO LOR 1 SALATIGA TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan

Lebih terperinci

Hubungan antara Self-Efficacy dan Keaktifan Berorganisasi dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Salatiga Oleh :

Hubungan antara Self-Efficacy dan Keaktifan Berorganisasi dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Salatiga Oleh : Oleh : 802008105 TUGAS AKHIR Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

Lebih terperinci

Perbedaan Stres Kerja Ditinjau dari Internal dan External Locus of Control pada Karyawan Departemen Produksi di Bagian Weaving PT.

Perbedaan Stres Kerja Ditinjau dari Internal dan External Locus of Control pada Karyawan Departemen Produksi di Bagian Weaving PT. Perbedaan Stres Kerja Ditinjau dari Internal dan External Locus of Control Weaving PT. TIMATEX Salatiga Oleh 802007130 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Psikologi,Fakultas Psikologi guna memenuhi

Lebih terperinci

PERBEDAAN SELF EFFICACY DITINJAU DARI JENIS KELAMIN PADA DISTRIBUTOR MULTI LEVEL MARKETING. Oleh Sandra Dewi TUGAS AKHIR

PERBEDAAN SELF EFFICACY DITINJAU DARI JENIS KELAMIN PADA DISTRIBUTOR MULTI LEVEL MARKETING. Oleh Sandra Dewi TUGAS AKHIR PERBEDAAN SELF EFFICACY DITINJAU DARI JENIS KELAMIN PADA DISTRIBUTOR MULTI LEVEL MARKETING Oleh 802007125 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Psikologi,Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 3 JATIPURNO-WONOGIRI. Oleh : KARTIKA SETYA WIJAYANI TUGAS AKHIR

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 3 JATIPURNO-WONOGIRI. Oleh : KARTIKA SETYA WIJAYANI TUGAS AKHIR HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 3 JATIPURNO-WONOGIRI Oleh : KARTIKA SETYA WIJAYANI 802007014 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi Psikologi, Fakultas

Lebih terperinci

Hubungan Antara Komitmen Organisasi dengan Keinginan Berpindah pada Karyawan (Sales) Nissan Ahmad Yani Surabaya. Oleh, Olivia Ellen Junita

Hubungan Antara Komitmen Organisasi dengan Keinginan Berpindah pada Karyawan (Sales) Nissan Ahmad Yani Surabaya. Oleh, Olivia Ellen Junita Hubungan Antara Komitmen Organisasi dengan Oleh, 802007135 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi : Psikologi, Fakultas : Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT PERILAKU ASERTIF SISWA YANG MENGALAMI BULLYING DAN YANG TIDAK MENGALAMI BULLYING DI SMA BORNEO BENGKAYANG KALIMANTAN BARAT

PERBEDAAN TINGKAT PERILAKU ASERTIF SISWA YANG MENGALAMI BULLYING DAN YANG TIDAK MENGALAMI BULLYING DI SMA BORNEO BENGKAYANG KALIMANTAN BARAT PERBEDAAN TINGKAT PERILAKU ASERTIF SISWA YANG MENGALAMI BULLYING DAN YANG TIDAK MENGALAMI BULLYING DI SMA BORNEO BENGKAYANG KALIMANTAN BARAT Oleh 802007133 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Psikologi,Fakultas

Lebih terperinci

Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV. Cita Nasional Salatiga

Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV. Cita Nasional Salatiga Karakteristik Pekerjaan dan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi CV. Cita Nasional Salatiga TUGAS AKHIR Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi OLEH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 Kelurahan Isola yang berjumlah 61 orang. Peneliti menggunakan teknik sampling

Lebih terperinci

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri. Oleh : Fredika Feybe Soetjiono Program Studi Psikologi

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri. Oleh : Fredika Feybe Soetjiono Program Studi Psikologi Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Perilaku Oleh : 802007119 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

Perbedaan Self-Regulated Learning Pada Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Yang Bekerja Part-time Dan Tidak Bekerja

Perbedaan Self-Regulated Learning Pada Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Yang Bekerja Part-time Dan Tidak Bekerja Perbedaan Self-Regulated Learning Pada Mahasiswa Universitas Oleh : 802007066 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi : Psikologi, Fakultas : Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI ANTARA KARYAWAN KEPRIBADIAN TIPE A DAN TIPE B DI PT DUNIA SETIA SANDANG ASLI TEKSTIL SURAKARTA

PERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI ANTARA KARYAWAN KEPRIBADIAN TIPE A DAN TIPE B DI PT DUNIA SETIA SANDANG ASLI TEKSTIL SURAKARTA PERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI ANTARA KARYAWAN KEPRIBADIAN TIPE A DAN TIPE B DI PT DUNIA SETIA SANDANG ASLI TEKSTIL SURAKARTA Oleh : 802007040 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program studi: Psikologi, Fakultas

Lebih terperinci

PROFIL KECERDASAN EMOSI ANAK YANG BERASAL DARI KELUARGA DENGAN STATUS EKONOMI MISKIN DI BARAK SOSIAL AMPERA SALATIGA

PROFIL KECERDASAN EMOSI ANAK YANG BERASAL DARI KELUARGA DENGAN STATUS EKONOMI MISKIN DI BARAK SOSIAL AMPERA SALATIGA PROFIL KECERDASAN EMOSI ANAK YANG BERASAL DARI Oleh: 802005089 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi: Psikologi, Fakultas: Psikologi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang berlokasi

Lebih terperinci

PERBEDAAN KESTABILAN EMOSI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN. Oleh, Herdiana Soentpiet TUGAS AKHIR

PERBEDAAN KESTABILAN EMOSI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN. Oleh, Herdiana Soentpiet TUGAS AKHIR PERBEDAAN KESTABILAN EMOSI DITINJAU DARI JENIS Oleh, 802004118 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Psikolgi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)Psikologi

Lebih terperinci

Hubungan Persepsi Terhadap Bahaya Merokok Dengan Frekuensi Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh : Handoko

Hubungan Persepsi Terhadap Bahaya Merokok Dengan Frekuensi Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh : Handoko Oleh : 802006704 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI DALAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DENGAN INTENSI DELIKUENSI REMAJA PADA SISWA SMA NEGERI 2 BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI DALAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DENGAN INTENSI DELIKUENSI REMAJA PADA SISWA SMA NEGERI 2 BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI DALAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DENGAN INTENSI DELIKUENSI REMAJA PADA SISWA SMA NEGERI 2 BOYOLALI Oleh: ANITA KRISNAWATI 802008099 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu atau lebih faktor lain

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Oleh: Fatma Indah Handaruwati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

TUGAS AKHIR. Oleh: Fatma Indah Handaruwati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA PERBEDAAN KREATIVITAS MENGAJAR PADA GURU SEKOLAH DASAR YANG BELUM BERSERTIFIKASI DAN YANG SUDAH BERSERTIFIKASI MELAUI JALUR PLPG DI KECAMATAN GETASAN TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA ANGGOTA GENG MOTOR X UNGARAN OLEH, ESTER PRAYEKTI NINGTYAS

HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA ANGGOTA GENG MOTOR X UNGARAN OLEH, ESTER PRAYEKTI NINGTYAS OLEH, ESTER PRAYEKTI NINGTYAS 802006132 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi: Psikologi, Fakultas: Psikologi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan untuk mencapai gelar sarjana Psikologi UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN INTENSITAS PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA AWAL DI GEREJA MAWAR SHARON DOUBLE R SEMARANG

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN INTENSITAS PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA AWAL DI GEREJA MAWAR SHARON DOUBLE R SEMARANG HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN INTENSITAS PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA AWAL DI GEREJA MAWAR SHARON DOUBLE R SEMARANG Oleh, NIM: 802007016 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi : Psikologi, Fakultas :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM PORNO DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA AWAL. Oleh YUDA DANIATI

HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM PORNO DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA AWAL. Oleh YUDA DANIATI Oleh YUDA DANIATI 802005038 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi: Psikologi, Fakultas: Psikologi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan untuk mencapai gelar sarjana Psikologi UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010). BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kecemasan Komunikasi Interpersonal 2.1.1. Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal Burgoon dan Ruffner (1978) kecemasan komunikasi interpersonal adalah kondisi ketika individu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional, di sini penulis hanya bermaksud untuk mengumpulkan data dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Karena angka tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi INTUISI 7 (1) (2015) INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/intuisi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP METODE MENGAJAR GURU MATEMATIKA DENGAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis korelasi. Korelasi merupakan istilah statistik yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat korelasional, yang bertujuan untuk melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: 1. Variabel independen : body image 2. Variabel dependen : perilaku diet

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: 1. Variabel independen : body image 2. Variabel dependen : perilaku diet BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik khusus yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

Lebih terperinci

SOSIALISASI. Oleh: TUGAS AKHIR. Psikologi. guna

SOSIALISASI. Oleh: TUGAS AKHIR. Psikologi. guna SOSIALISASI GENDER DALAM KELUARGA MISKIN Oleh: 802006065 TUGAS AKHIR Diajukan kepadaa Program Studi: Psikologi, Fakultas: Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjanaa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat. 0 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA STT GMI BANDAR BARU SUMATERA UTARA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA STT GMI BANDAR BARU SUMATERA UTARA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA STT GMI BANDAR BARU SUMATERA UTARA SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH MATTA CHRISTINA PRASETYA 802012713 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Menurut Azwar (2007) penelitian dengan pendekatan kuantitattif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika.

Lebih terperinci

DUKUNGAN SOSIAL DAN INTERNAL LOCUS OF CONTROL SEBAGAI PREDIKTOR RESILIENSI KEPALA KELUARGA MISKIN. Oleh Sudarmadi

DUKUNGAN SOSIAL DAN INTERNAL LOCUS OF CONTROL SEBAGAI PREDIKTOR RESILIENSI KEPALA KELUARGA MISKIN. Oleh Sudarmadi DUKUNGAN SOSIAL DAN INTERNAL LOCUS OF CONTROL Oleh 802007110 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Psikologi,Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai metode penelitian yang terdiri dari subjek penelitian, metode dan desain penelitian. Selain itu, akan dijelaskan pula mengenai definisi

Lebih terperinci

Bab 3 Desain Penelitian

Bab 3 Desain Penelitian Bab 3 Desain Penelitian Bab ini akan menjabarkan variabel penelitian (definisi operasional dan hipotesis), responden penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab dua (kajian pustaka) telah membahas teori yang telah menjadi dasar penelitian. Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang dibahas dalam bab kajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN dapat menurun, maka akan memberi pengaruh juga pada fisiologis dan perilaku secara umumnya. D. Hipotesis Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan negatif antara dukungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode tradisional yang data penelitiannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel X dan Y. Kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut :

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel X dan Y. Kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Desain penelitian korelasional dipilih oleh peneliti karena desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif yang merupakan suatu bentuk penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbagai penelitian terdahulu tentang body dissatisfaction dan perilaku diet

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbagai penelitian terdahulu tentang body dissatisfaction dan perilaku diet BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang body dissatisfaction

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Hesti Handayani 1 Soewalni Soekirno 2 dan Ema Butsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang menggunakan paradigma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, korelasi (hubungan) digunakan untuk melihat hubungan antar variable yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. 2. Populasi Penelitian Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Arikunto (2002) desain penelitian merupakan serangkaian proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang mana kuantitif sendiri diartikan sebagai sebuah metode yang digunakan untuk menguji teori tertentudengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan diolah dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan diolah dengan metode 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pedoman Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasi yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara kepercayaan diri dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR DYAH NURUL HAPSARI Dr. Poeti Joefiani, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Pada dasarnya setiap individu memerlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Survei (metode survei). Kasiram (2008) dalam bukunya Metodologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Vania Dwi Tristiana (14541084) Prodi : PGSD FKIP UNISRI ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, yaitu merupakan upaya yang menggambarkan keseluruhan pemikiran atau program penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG JURNAL

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG JURNAL hhh HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG JURNAL Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 10 sebanyak 107 orang di SMAN 1 CiracapKabupatenSukabumi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres

Lebih terperinci