PEMBAHASAN Pertumbuhan Tanaman Lily

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBAHASAN Pertumbuhan Tanaman Lily"

Transkripsi

1 62 PEMBAHASAN Pertumbuhan Tanaman Lily Pengamatan terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif dilakukan terhadap 20 tanaman contoh untuk setiap varietas. Lily yang dibudidayakan di kebun produksi Cibodas adalah varietas Acapulco, Conca D or, Rio Negro, Lake Carey dan Crystal Blanca. Varietas Acapulco, Crystal Blanca, Rio Negro dan Lake Carey merupakan lily jenis Hibrida Oriental, sedangkan Conca D or merupakan lily dari jenis Hibrida Oriental Trumpet (OT). Pengamatan dimulai pada minggu ke-3 setelah tanam karena belum semua tanaman muncul ke atas permukaan tanah. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman lily baik pada fase vegetatif maupun pada fase generatif. Crystal Blanca merupakan varietas lily yang mengalami fase vegetatif terlama yaitu hingga 10 minggu, sedangkan varietas lily lainnya hanya mengalami fase vegetatif selama 8 minggu. Rata-rata pertambahan tinggi tanaman lily tiap minggu pada Varietas Rio Negro sebesar cm, Acapulco sebesar cm, Lake Carey sebesar cm, Conca D or sebesar 11.9 cm dan Crystal Blanca sebesar 11.3 cm. Berdasarkan uji-t yang telah dilakukan pada pengamatan terakhir tinggi tanaman, Rio Negro berbeda sangat nyata lebih besar dibandingkan dengan Crystal Blanca sebagai varietas pembanding (Tabel 6). Rata-rata pertambahan jumlah daun tiap minggu pada Varietas Crystal Blanca sebanyak 8.82 helai, Acapulco sebanyak 7.2 helai, Lake Carey sebanyak 6.4 helai, Rio Negro sebanyak 4.95 helai dan Conca D or sebanyak 4.49 helai. Berdasarkan uji-t yang telah dilakukan pada pengamatan terakhir jumlah daun, Crystal Blanca berbeda sangat nyata lebih besar dibandingkan dengan varietas lainnya (Tabel 6). Data yang ditampilkan pada Tabel 6 merupakan data yang diambil pada 10 MST untuk Varietas Crystal Blanca dan 8 MST untuk Varietas Acapulco, Conca D or, Rio Negro dan Lake Carey.

2 63 Tabel 6. Tinggi dan Jumlah Daun berbagai Varietas Lily pada Pengamatan Terakhir Varietas Tinggi (cm) Jumlah Daun (helai) Crystal blanca Acapulco * 40.3** Conca D'or 84.81** 47.7** Rio negro ** 37.1** Lake Carey 90.63** 44.05** Keterangan: * berbeda nyata pada taraf α:5% ** berbeda sangat nyata pada taraf α:1% pada uji t-student Varietas Lake Carey dan Rio Negro merupakan varietas lily yang mengalami fase generatif terlama hingga 5 minggu, sedangkan varietas lily lainnya hanya mengalami fase generatif selama 3 minggu. Rata-rata pertambahan panjang kuntum lily tiap minggu pada Varietas Acapulco sebesar 2.23 cm, Crystal Blanca sebesar 2.16 cm, Lake Carey sebesar 1.68 cm, Conca D or sebesar 1.66 cm dan Rio Negro sebesar 1.57 cm. Berdasarkan uji-t pada pengamatan terakhir panjang kuntum, Lake Carey berbeda sangat nyata lebih besar dibandingkan dengan Crystal Blanca sebagai varietas pembanding (Tabel 7). Rata-rata pertambahan diameter kuntum tiap minggu pada Crystal Blanca sebesar 0.56 cm, Conca D or sebesar 0.49 cm, Lake Carey sebesar 0.42 cm, Rio Negro sebesar 0.38 cm dan Acapulco sebesar Berdasarkan uji-t pada pengamatan terakhir diameter kuntum, Lake Carey berbeda sangat nyata lebih besar dengan Crystal Blanca sebagai varietas pembanding (Tabel 7). Data yang ditampilkan pada Tabel 7 merupakan data yang diambil pada 11 MST untuk Acapulco dan Conca D or dan 13 MST untuk Crystal Blanca, Rio Negro dan Lake Carey. Perbedaan laju pertambahan panjang kuntum dan diameter kuntum terjadi karena perbedaan karakteristik antara varietas satu dengan varietas lainnya. Dua jenis Hibrida Oriental yang ditanam di kebun Produksi Cibodas yaitu Lake Carey dan Rio Negro mengalami fase generatif hingga 5 minggu. Miller (1992) menyatakan bahwa banyak dari jenis Oriental Hibrida yang mengalami perkembangan kuntum sangat lamban dibandingkan jenis lily lainnya.

3 64 Tabel 7. Panjang Kuntum dan Diameter Kuntum berbagai Varietas Lily pada Pengamatan Terakhir Varietas Panjang Kuntum (cm) Diameter Kuntum (cm) Crystal Blanca Acapulco 7.363** Conca d'or Rio Negro 6.468** 2.115* Lake Carey 7.75** 2.405** Keterangan: * berbeda nyata pada taraf α:5% ** berbeda sangat nyata pada taraf α:1% pada uji t-student Lama fase vegetatif dan generatif tanaman lily di kebun produksi Cibodas berbeda-beda antara varietas satu dengan varietas lainnya. Hal ini diduga dipengaruhi oleh karakteristik masing-masing varietas serta kondisi lingkungan tumbuh tanaman lily. Setiap jenis/varietas lily memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. PT. Puri Sekar Asri memilih varietas lily yang ditanam berdasarkan beberapa pertimbangan. Jenis Hibrida Oriental dipilih karena memiliki keunggulan-keunggulan yang diminati konsumen seperti ukuran bunga, bentuk bunga serta tingkat keharuman bunga. Menurut International Flower Bulb Center (2005), Hibrida Oriental menghasilkan tanaman yang tinggi, bunga-bunga yang lebih besar dengan bentuk yang lebih indah dan wangi yang lebih kuat. Pemilihan ukuran umbi tanaman lily juga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman lily seperti tinggi, jumlah daun dan bunga. Kebun produksi Cibodas menggunakan umbi berukuran 16/18 cm untuk ditanam, namun pada kenyataannya ukuran umbi yang ditanam tidak seragam. Hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman lily di lapang. Miller (1992) menyatakan bahwa selain varietas, ukuran umbi juga berpengaruh terhadap penampakan fisik dari tanaman lily. Semakin besar ukuran umbi maka semakin banyak jumlah daun dan bunga yang akan muncul dan semakin tinggi pula tanaman yang dihasilkan. Kondisi lingkungan tumbuh juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman lily. Screenhouse di kebun produksi Cibodas masih dalam tahap perbaikan sehingga perlindungan tanaman masih belum maksimal. Beberapa atap serta dinding screenhouse masih belum terpasang sehingga berbagai gangguan pada tanaman lily tidak dapat dihindari seperti air hujan, angin, serangga hingga hewan perusak lainnya. Menurut Miller (1994), cekaman secara mekanis yang terjadi

4 65 secara sering seperti guncangan dan sentuhan pada tanaman akan mengurangi tinggi tanaman pada lily jenis Easter dan Oriental Hibrid saat menjelang panen. Faktor lingkungan yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman adalah cahaya,suhu, tanah, RH dan curah hujan, nutrisi maupun serangan hama dan penyakit. Curah hujan di kebun produksi cukup tinggi yaitu mm/tahun oleh karena itu intensitas cahaya matahari juga dapat dikatakan rendah. Rimando (2001), Lily memerlukan intensitas cahaya matahari yang penuh. Kekurangan cahaya akan meningkatkan panjang batang namun akan mengurangi jumlah kuntum bunga per tangkainya. Suhu pada screenhouse juga mempengaruhi tinggi tanaman lily. Menurut Smith and Langhans (1962), Suhu siang hari yang lebih hangat dari malam hari akan menghasilkan lily dengan batang yang lebih tinggi. Penggunaan sumber irigasi juga mempengaruhi tanaman. Lily merupakan tanaman yang peka terhadap garam. Sumber irigasi pada kebun produksi adalah air sumur. Kandungan garam pada air sumur cukup tinggi sehingga dapat merusak tanaman. Selain penggunaan air sumur, penggenangan air pada tanah yang terjadi saat pengairan akan menghambat respirasi akar. Pori-pori tanah akan terisi oleh air sehingga tidak ada tempat bagi oksigen yang penting bagi respirasi. Menurut International Flower Bulb Center (2005), kandungan garam pada air sumur dapat meningkat tajam karena pendangkalan atau terlalu banyaknya pemakaian dan penguapan pada musim panas. Kandungan garam yang tinggi juga dapat dihasilkan dari pemupukan dan kandungan garam yang terkandung pada media tanam. Hal ini dapat menyebabkan mengerasnya akar dan mengurangi kemampuan akar menyerap air sehingga tanaman menjadi pendek. Suatu sistem pengairan yang membanjiri tanah dapat merusak struktur tanah, menghambat pertumbuhan akibat berkurangnya oksigen dan membuat tanaman rentan terhadap jamur. Kekurangan maupun kelebihan unsur hara juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman lily. Miller (1992) mengungkapkan bahwa ekstra kalsium penting pada perkembangan kuntum lily. Kekurangan kalsium, fosfat, potassium dan magnesium akan mengakibatkan tanaman menjadi pendek dan pertumbuhan tanaman melambat.

5 66 Hadirnya organisme pengganggu tanaman juga berpengaruh pada rusaknya penampilan serta pertumbuhan tanaman lily. Organisme pengganggu tanaman dapat berupa gulma, hama dan penyakit, gangguan hewan maupun manusia. Hadirnya gulma pada lokasi tanam lily menyebabkan perebutan unsur hara antara gulma dengan tanaman lily. Selain itu kehadiran gulma juga dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit. Menurut Adams dan Early (2004), kompetisi antara tanaman dan gulma untuk mendapatkan air, nutrisi dan cahaya akan menyebabkan tanaman kekurangan kebutuhan utamanya dan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi buruk. Selain itu pertumbuhan gulma yang padat secara serius dapat menghambat aliran air saat pengairan dan meningkatkan penggenangan pada lahan hortikultura. SEAMEO (1994) mengungkapkan bahwa kehadiran serangga mengurangi area fotosintesis dan kualitas tanaman sebagai akibat dari kerusakan fisik dan pelukaan, sedangkan kehadiran patogen seperti jamur dapat mengakibatkan penguningan dan pengeringan pada ujung daun serta pembusukan umbi. Pengamatan terhadap jumlah kuntum dilakukan untuk menentukan tingkat kematangan panen yang tepat. Jumlah kuntum yang dimiliki tiap tanaman lily berbeda-beda. Ukuran umbi merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah kuntum. Ukuran umbi yang digunakan di kebun produksi Cibodas adalah 16/18 cm. Menurut Zabo Plant Flowerbulbs and Perennials (2011), umbi lily jenis Oriental yang berukuran 16/18 cm akan menghasilkan bunga 4-6 kuntum, sedangkan pada jenis OT akan menghasilkan 3-6 kuntum. Lily dari jenis Hibrida Oriental yaitu Crystal Blanca dapat menghasilkan kuntum sebanyak 5.6 kuntum Acapulco menghasilkan kuntum sebanyak 4.75 kuntum, Lake Carey sebanyak 4.35 kuntum, Rio Negro sebanyak 2.85 kuntum dan dari jenis OT yaitu Conca D or sebanyak 3.15 kuntum. Jumlah kuntum yang dihasilkan tanaman lily di kebun produksi Cibodas sudah cukup memenuhi standar kecuali pada jenis Rio Negro yang menghasilkan kuntum dibawah standar. Berdasarkan uji-t yang telah dilakukan pada parameter pengamatan jumlah kuntum, Rio Negro berbeda sangat nyata lebih kecil dengan Crystal Blanca sebagai varietas pembanding (Tabel 8). Penentuan tingkat kematangan bunga yang tepat saat panen dapat dilakukan dengan mengacu pada jumlah kuntum yang dihasilkan. Jumlah kuntum

6 67 yang dihasilkan lily di kebun produksi Cibodas berkisar antara kuntum, sehingga tahap panen yang tepat adalah ketika satu kuntum terbawah telah menunjukkan semburat warnanya. Menurut International Flower Bulb Center (2005), Tahap panen paling cepat dan tepat adalah ketika dalam satu batang yang berisi kurang dari 5 kuntum terdapat minimal 1 kuntum menunjukkan warnanya. Tabel 8. Jumlah Kuntum berbagai Varietas Lily Varietas Jumlah Kuntum (kuntum) Crystal Blanca 5.6 Acapulco 4.75 Conca D'or 3.15** Rio Negro 2.85** Lake Carey 4.35* Keterangan: * berbeda nyata pada taraf α:5% ** berbeda sanyat nyata pada taraf α:1% pada uji t-student Pengamatan terhadap umur tanaman dimulai sejak tanam hingga panen. Hasil pengamatan terhadap umur tanaman terdapat pada (Gambar 29). Salah satu pertimbangan perusahaan dalam memilih jenis lily yang akan ditanam adalah lama umur tanam lily. Pengamatan terhadap umur tanaman bertujuan untuk membantu menentukan waktu tanam yang tepat bagi jenis lily tertentu agar memperoleh kondisi pasar yang tepat saat panen. Crystal Blanca merupakan varietas lily dengan umur tanam terlama yaitu hari dan Acapulco merupakan varietas dengan umur tanam terpendek yaitu hari. Berdasarkan uji-t yang telah dilakukan pada parameter pengamatan umur tanaman, Crystal Blanca memiliki umur tanaman berbeda sangat nyata lebih besar dengan varietas lainnya. Hampir semua jenis Hibrida Oriental yang ditanam di kebun produksi Cibodas (Rio Negro, Lake Carey dan Crystal Blanca) memiliki umur tanam yang lebih panjang dibandingkan jenis OT (Conca D or). Menurut International Flower Bulb Center (2005), Hibrida Oriental tidak membutuhkan banyak cahaya namun masa produksinya lebih lama. Meskipun jenis Oriental memiliki umur tanam yang lebih panjang dari jenis lainnya, jenis Oriental tetap menjadi pilihan utama untuk ditanam di kebun produksi Cibodas karena lebih disukai oleh konsumen karena. Menurut Direktorat Tanaman Hias (2005), jenis lily yang paling cocok ditanam di

7 68 Indonesia adalah jenis Oriental Hibrida. Lily jenis ini juga lebih disukai konsumen karena bunganya indah dan wangi. umur tanaman (hari) Keterangan: ** Varietas berbeda sanyat nyata pada taraf α:1% pada uji t-student Gambar 29. Umur Tanaman Berbagai Varietas Lily di Kebun Produksi Cibodas Panen Panen merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan komoditas pada tingkat kematangan yang tepat dengan kerusakan dan kehilangan hasil yang minimal serta dilakukan secepat mungkin (Santoso dan Purwoko, 1995). Tanaman lily dapat dipanen 3-5 minggu setelah muncul kuntum tergantung pada karakteristik dari varietas yang ditanam. Kegiatan panen dilakukan mulai pukul selesai. Pemanenan dilakukan dengan memotong pangkal batang tanaman 10 cm di atas permukaan tanah dengan menggunakan gunting panen. Pemanenan yang dilakukan dengan memotong tanaman sudah merupakan teknik panen yang tepat. Menurut Zabo Plant Flowerbulbs and Perennials (2011), lebih baik untuk memotong batang tanaman lily dibandingkan dengan menariknya. Penarikan akan menyebabkan gangguan pada akar tanaman lily yang berada di dekatnya bahkan dapat merebahkan tanaman lain di sekitarnya. Hasil produksi bulanan lily tahun 2010 PT. Puri Sekar Asri yang diperoleh dari Divisi Pemasaran (Gambar 30) menunjukkan fluktuasi produksi dari bulan Januari hingga Desember Produksi terendah perusahaan terjadi pada bulan

8 69 April sebesar 656 ikat sementara produksi tertinggi terjadi pada bulan Oktober sebesar 3737 ikat. Peningkatan dan penurunan produksi dapat dipengaruhi oleh teknik budidaya serta jumlah umbi yang ditanam. Jumlah penanaman umbi serta jenis yang ditanam dipengaruhi oleh perkiraan permintaan pasar. Pada bulanbulan tertentu yang memiliki event besar, permintaan konsumen cenderung meningkat sehingga dilakukan penanaman dalam jumlah yang lebih besar untuk jenis yang dipanen pada bulan tersebut. Menurut International Flower Bulb Center (2005), jumlah umbi yang ditanam serta pemilihan jenis umbi tergantung pada minat konsumen terhadap jenis-jenis tertentu. Hal ini dapat dipengaruhi oleh warna, ukuran bunga, tingkat keharuman serta lama vaselife bunga. Faktor-faktor seperti lama masa tanam, kerentanan terhadap penyakit, kualitas serta harga jual juga menjadi pertimbangan perusahaan dalam memilih umbi yang akan ditanam. Selain itu, kondisi pasar saat panen juga mempengaruhi pemilihan varietas yang akan ditanam seperti hari-hari besar keagamaan maupun hari-hari besar kenegaraan. produksi lily tahun 2010 (ikat) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Bulan Gambar 30. Produksi Lily Potong Tahun 2010 (Sumber : Divisi Pemasaran PT. Puri Sekar Asri) Pengamatan yang dilakukan terhadap hasil panen yaitu pengamatan terhadap persentase tanaman yang dapat dipanen dari tiap varietas dan pengamatan terhadap persentase kesalahan panen. Pengamatan terhadap

9 70 persentase panen dari tiap varietas terdapat pada (Tabel 9). Jumlah tanaman lily yang dipanen dari jumlah umbi yang ditanam sangat besar. Hal ini dapat dilihat melalui persen tanaman yang dapat dipanen dari keseluruhan umbi yang ditanam. Crystal Blanca merupakan varietas yang memiliki nilai persentase panen paling tinggi diantara lainnya, sedangkan Lake Carey merupakan varietas yang memiliki nilai persentase panen yang paling rendah. Varietas Lake Carey merupakan varietas yang sering mengalami kerusakan di lapang. Hal ini diduga terjadi karena Lake Carey merupakan varietas yang baru pertama kali ditanam di kebun produksi Cibodas sehingga masih memerlukan penyesuaian serta belum diketahui teknik budidaya dan pemeliharaan yang tepat. Jumlah umbi yang ditanam juga mempengaruhi besarnya jumlah panen. Jumlah umbi Crystal Blanca yang ditanam di kebun produksi Cibodas jauh lebih banyak dibandingkan jenis lainnya karena varietas Crystal Blanca merupakan varietas yang paling diminati oleh konsumen. Lake Carey merupakan varietas yang paling sedikit ditanam karena merupakan varietas yang baru pertama kali di tanam sehingga umbi yang dipesan masih sedikit jumlahnya. Tabel 9. Persentase Panen terhadap Populasi Tanam berbagai Varietas Lily Varietas Populasi Tanam (Umbi) Populasi Panen (Batang) Persentase Panen (%) Acapulco Conca D or Rio Negro Lake Carey Crystal Blanca Pengamatan terhadap persentase kesalahan panen dilakukan dengan mengambil lima contoh tanaman terpanen secara acak sebanyak lima kali untuk dengan jumlah total tanaman contoh sebanyak 25 tanaman setiap varietas. Parameter yang digunakan pada pengamatan ini adalah tinggi tanaman, panjang kuntum, diameter kuntum dan indeks warna. Panjang kuntum diukur dari pangkal batang hingga pucuk tanaman, panjang kuntum diukur dari pangkal kuntum hingga ujung kuntum, diameter kuntum diukur pada bagian kuntum terbesar dan indeks warna kuntum diukur dengan menggunakan scoring 1-5. Scoring indeks warna kematangan kuntum terdapat pada (Gambar 31).

10 70 Varietas Acapulco Conca D or Rio Negro 71

11 71 Lake Carey Crystal Blanca Gambar 31. Scoring Indeks Warna Kematangan Kuntum Lily Potong di Kebun Produksi Cibodas 72

12 73 Data yang didapat dari hasil pengamatan dibandingkan dengan standar panen perusahaan sehingga didapat persentase kesalahan panen. Hasil perbandingan tersebut terdapat pada (Tabel. 10). Meskipun persentase jumlah panen yang didapat tinggi, namun nilai pesentase kesalahan panen yang didapat juga tinggi. Persentase kesalahan tertinggi terdapat pada varietas Acapulco, sedangkan persentase kesalahan terendah pada panen terdapat pada varietas Conca D or. Penerapan standar panen di kebun produksi Cibodas dapat dikatakan belum berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari tingginya persentase kesalahan panen di kebun produksi Cibodas terutama pada Varietas Acapulco dan Rio Negro yang memiliki kesalahan panen >50%. Tenaga kerja pemanen lily yang dipakai oleh kebun produksi Cibodas adalah seorang karyawan harian perempuan berusia di atas 40 dan terkadang dibantu oleh kepala bagian subdivisi packing. Kurangnya jumlah tenaga pemanen dan bak penampungan air untuk menyimpan hasil panen seringkali menyebabkan waktu panen menjadi lama sehingga tanaman tidak segera dimasukkan ke dalam air. Menurut Direktorat Penanganan Pasca Panen Departemen Pertanian (2007), Bunga-bunga yang telah dipotong harus langsung dikumpulkan di dalam wadah berisi air bersih agar bunga tidak cepat layu dan terjaga dari kerusakan yang dapat menurunkan kualitas bunga. Kegiatan panen di kebun produksi Cibodas dilakukan dengan memotong tanaman pada batang ± 10 cm dari atas tanah. Kegiatan panen tersebut memerlukan tenaga yang cukup besar sehingga dapat mengurangi ketelitian tenaga pemanen yang berusia lanjut. Ketika jumlah panen di kebun produksi Cibodas meningkat namun waktu yang tersedia untuk melakukan kegiatan panen terbatas maka digunakan tenaga kerja borongan. Tenaga borongan ini diambil dari karyawan kebun Cibodas, namun tidak memiliki pengalaman dalam hal pemanenan lily. Kelebihan permintaan lily jenis tertentu di kebun produksi Cibodas juga sering terjadi pada waktu-waktu tertentu. Jumlah yang diminta melebihi jumlah lily yang siap dipanen sehingga menyebabkan pemanen terpaksa memanen lily yang belum siap panen untuk memenuhi permintaan tersebut. Kurang tegasnya perusahaan dalam menerapkan standar dan aturan saat panen juga dapat menyebabkan pekerja melakukan kegiatan panen secara kurang teliti.

13 74 Varietas Tabel 10. Standar Panen Perusahaan dan Persentase Kesalahan Panen Aktual Lily Potong di Kebun Produksi Cibodas Tinggi (cm) Panjang Kuntum (cm) Diameter Kuntum (cm) Indeks Warna Kuntum Persentase Kesalahan Panen (%) Acapulco <70 <7 < Conca D'or <70 <7 < Rrio Negro <70 <7 < Lake Carey <70 <7 < Crystal Blanca <70 <7 < Kegiatan panen yang dilakukan tanpa memperhatikan standar yang telah ditetapkan akan menyebabkan kerugian-kerugian pada komoditas serta perusahaan. Kerugian yang akan dialami perusahaan adalah menurunnya kualitas dari bunga potong yang diproduksi sehingga akan berdampak pada pendapatan perusahaan. Selain itu, panen yang dilakukan pada bunga potong yang belum siap panen akan berpengaruh pada vaselife bunga. Zabo Plant Flowerbulbs and Perennials (2011), mengungkapkan bahwa pemanenan yang dilakukan sebelum waktunya akan menghasilkan bunga yang jelek dan warnanya agak pudar. Selain itu jika dilakukan panen terlalu awal maka tidak semua kuntum akan mekar. Tahap panen paling cepat dan tepat adalah ketika dalam satu batang yang berisi lebih dari 10 kuntum terdapat minimal 3 kuntum menunjukkan warnanya, dalam satu batang lily yang berisi 5-10 kuntum terdapat minimal 2 kuntum menunjukkan warnanya, sedangkan pada satu batang lily yang berisi kurang dari 5 kuntum terdapat minimal 1 kuntum menunjukkan warnanya. Meskipun rata-rata jumlah kuntum yang diproduksi <5 kuntum, namun perusahaan menargetkan bahwa dalam satu tangkai lily yang siap panen terdapat dua kuntum yang telah matang (bersemburat). Hal ini dilakukan agar dapat mencapai nilai penjualan yang tinggi. Pasca Panen Kegiatan pasca panen yang dilakukan pada bunga potong bertujuan untuk mengusahakan agar kemunduran kualitas bunga potong sekecil mungkin dan kehilangan hasil seminimal mungkin (Halevy dan Mayak, 1979). Teknik panen dan penanganan pascapanen yang tepat pada bunga lily potong akan megurangi kehilangan hasil, meningkatkan mutu dan kualitas serta nilai jual karena bunga lily merupakan komoditas hortikultura yang bersifat mudah rusak. Faktor faktor

14 75 yang mempengaruhi kualitas pasca panen pada tanaman hias terutama bunga potong adalah tingkat kemekaran bunga, gas etilen, suplai hara, suhu, suplai air, gerakan pertumbuhan, kerusakan mekanik dan penyakit. Hal-hal tersebut hendaknya diperhatikan dengan seksama untuk mecegah kemunduran kualitas pada bunga potong lily selama kegiatan pasca panen. Kegiatan yang dilakukan setelah panen di kebun produksi Cibodas adalah sortasi, pengikatan, grading dan pengemasan. Sortasi dilakukan secara manual di atas meja yang telah disiapkan untuk proses penyortiran. Sortasi dilakukan dengan memilih dan memilah tanaman lily yang telah dipanen berdasarkan kesamaan tinggi, panjang kuntum, besar kuntum dan tingkat kematangan kuntum. Tanaman yang memiliki tinggi tanaman, panjang kuntum, besar kuntum dan kematangan kuntum sama dikelompokkan menjadi satu. Setelah proses sortasi selesai dilakukan, maka tanaman lily diikat dengan menggunakan karet gelang. Tiap ikat lily berisi lima tanaman lily dan diikat berdasarkan kesamaan tinggi, panjang kuntum, diameter kuntum dan kematangan kuntum. Batang bawah lily yang telah diikat kemudian digunting sepanjang ±1 cm untuk membuang bagian yang kering akibat panen. Tahap selanjutnya adalah seleksi kualitas atau grading. Grade yang digunakan di kebun produksi Cibodas adalah grade A,B dan C. Teknik Pengemasan di kebun produksi Cibodas adalah membungkus lily dengan menggunakan plastik bening. Lily yang telah diikat dengan karet gelang, dibungkus dengan plastik bening beukuran 90 x 70 cm. Lily diletakkan dengan posisi miring ± 45 diatas plastik kemudian plastik tersebut digulung mengikuti bentuk tanaman membentuk corong seperti pada buket bunga. Setelah terbungkus rapi, ujung plastik direkatkan dengan menggunakan isolasi agar bungkusan tidak rusak atau lepas. Kegiatan sortasi, pengikatan, grading dan pengemasan dilakukan pada satu lokasi yaitu di lokasi pasca panen yang berada dekat dengan ruang penyimpanan. Lokasi pasca panen ini berada di tempat yang teduh, dilengkapi dengan meja sortasi serta bak penampungan air. Kegiatan grading yang dilakukan di kebun produksi Cibodas bertujuan untuk menentukan kualitas bunga potong lily dengan menggolongkannya berdasarkan parameter kualitas tertentu yaitu jenis tanaman, tinggi tanaman, panjang kuntum, besar kuntum dan jumlah kuntum masak dalam satu ikat.

15 76 Pengamatan yang dilakukan pada proses grading yaitu pengamatan terhadap persentase grade, persentase kerusakan pada tanaman dari tiap varietas dan pengamatan terhadap persentase kesalahan pada proses grading. Hasil pengamatan persentase grade dan persentase kerusakan pada tanaman dari tiap varietas dari tiap varietas terdapat pada (Tabel 11). Lake Carey merupakan varietas yang memiliki persentase grade A paling tinggi yaitu mencapai 100%, sedangkan Acapulco merupakan varietas yang memiliki nilai persentase grade A paling rendah. Varietas Acapulco juga merupakan satu-satunya varietas yang memiliki grade C meskipun hanya 1% dari keseluruhan hasil grading. Persentase kerusakan yang ditemukan saat sortasi cukup kecil. Lake Carey merupakan varietas dengan persentase kerusakan paling tinggi yaitu 1.22%. Varietas Tabel 11. Persentase Grade pada Berbagai Varietas Lily di Kebun Produksi Cibodas Jumlah (ikat) Total % Grade A B C Rusak (ikat) A B C Rusak Acapulco Conca D or Rio Negro Lake Carey Crystal Blanca Kerusakan tanaman lily yang ditemukan saat proses sortasi di kebun produksi Cibodas disebabkan oleh hama yang menyerang tanaman maupun kerusakan saat panen dan pengangkutan. Kerusakan yang terjadi pada lily terdapat pada (Gambar 32). Kerusakan pada lily dapat menghilangkan nilai jual tanaman lily. Tanaman lily di kebun produksi Cibodas yang rusak baik dikarenakan oleh hama maupun akibat dari kegiatan panen dan pengangkutan akan dibuang dan tidak dijual. Kegiatan pengangkutan setelah panen adalah sumber kerusakan yang paling banyak terjadi di kebun produksi Cibodas. Tenaga pengangkut hasil panen adalah beberapa karyawan perempuan dan terkadang dibantu oleh beberapan karyawan laki-laki. Karyawan laki-laki yang membantu pengangkutan seringkali memaksakan pengangkutan hasil panen dalam jumlah yang besar untuk mempercepat proses pengangkutan. Hal ini menyebabkan tanaman yang berada pada tumpukan paling bawah menjadi patah. Kerusakan lainnya terjadi saat sortasi

16 77 dan pengemasan. Karyawan yang membantu pengemasan seringkali kurang berpengalaman sehingga kurang hati-hati dan cenderung kasar ketika mengemas lily dalam plastik. Hal ini sering menyebabkan kuntum tergores bahkan patah. Menurut Direktorat Penanganan Pasca Panen Departemen Pertanian (2007), untuk mengurangi kehilangan hasil yang disebabkan oleh kerusakan yang sering timbul setelah panen pada tanaman hias seperti layu, patahnya batang dan daun, serta lepasnya kelopak bunga, maka diperlukan perhatian khusus pada penanganan pasca panennya agar produk mempunyai fase hidup atau daya simpan yang lama. Gambar 32. Kerusakan pada Lily Akibat Kegiatan Panen dan Pascapanen Tanaman yang diambil sebagai tanaman contoh pada pengamatan kesalahan grading berjumlah 10 ikat setiap varietasnya. Tanaman contoh ini dibandingkan dengan standar grade perusahaan yang telah ditetapkan. Standar grading yang ditetapkan perusahaan aktual terdapat pada (Tabel 12). Grade Tabel 12. Standar Grading Lily Potong di Kebun Produksi Cibodas Jumlah Kuntum Masak (kuntum/ikat) Panjang Kuntum Masak (cm) Diameter Kuntum Masak (cm) Indeks Warna Kuntum Masak Tinggi (cm) A B C <70 <6 <7 <1 5

17 78 Meskipun persentase grade pada Lake Carey tinggi, namun setelah dilakukan pengamatan terhadap presentase kesalahan grading juga didapat nilai yang tinggi. Persentase kesalahan grading terdapata pada (Tabel 13). Lake Carey merupakan varietas dengan persentase kesalahan grading tertinggi. Persentase kesalahan grading terkecil terdapat pada Acapulco dan Conca D or. Tabel 13. Persentase Kesalahan Grading Aktual Lily Potong di Kebun Produksi Cibodas. Varietas Persentase Kesalahan Grading Aktual (%) Acapulco 20 Conca D'or 20 Rio Negro 30 Lake Carey 40 Crystal Blanca 30 Tingginya persentase kesalahan grading ini menunjukkan bahwa penerapan standar grading di kebun produksi Cibodas belum dilaksanakan dengan baik. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya kesalahan saat grading tidak jauh berbeda dengan kesalahan yang terjadi saat panen. Karyawan pasca panen merupakan orang yang sama dengan karyawan yang melakukan kegiatan panen sehingga pekerjaan yang dilakukan cukup banyak. Kegiatan pasca panen di kebun produksi Cibodas ini dilakukan dalam keadaan berdiri dan membutuhkan waktu yang lama sehingga dapat mengurangi ketelitian karyawan yang berusia lanjut. Tenaga karyawan borongan juga seringkali digunakan pada proses pasca panen saat jumlah lily yang dipanen serta permintaan konsumen tinggi. Permintaan lily jenis tertentu seperti pada varietas Lake Carey juga menyebabkan persentase kesalahan panen menjadi tinggi. Lake Carey merupakan jenis baru yang ditanam dengan jumlah yang terbatas dan belum memiliki saingan sehingga penyeleksi langsung memasukkan seluruh jenis ini kedalam grade A. Penyebab lainnya adalah meskipun perusahaan sudah memiliki standar yang digunakan pada grading namun penerapan standar grading serta penanganan kegiatan pasca panen lainnya belum dilakukan secara tegas dan tepat. Perlu ditegaskan kembali tujuan dilakukannya pasca panen di kebun produksi Cibodas sehingga penerapan pasca panen dapat dilakukan dengan baik dan hati-hati. Selain dilakukannya pengawasan yang lebih ketat pada proses grading, dapat pula diberikan pedoman

18 79 dalam melakukan grading seperti pencantuman foto kuntum lily, ukuran panjang kuntum, ukuran diameter kuntum, tinggi tanaman lily sesuai dengan kriteria grade yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pedoman tersebut dapat diletakkan pada meja sortasi sehingga memudahkan pekerja dalam melakukan grading terutama pada pekerja borongan yang tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam kegiatan grading. Menurut Wiryanto (1993) Penanganan pasca panen tanaman hias khususnya bunga potong bertujuan untuk : 1) memperkecil respirasi, 2) memperkecil transpirasi, 3) Mencegah kerusakan fisik, 4) memelihara estetika, 5) memperoleh harga yang tinggi. Penanganan pasca panen yang baik dan hati-hati akan dapat mencapai tujuan tersebut. Vaselife Vaselife merupakan tingkat ketahanan dan kesegaran bunga setelah dipanen dari tanaman induknya. Vaselife bunga potong biasanya diukur dengan menggunakan satuan hari lamanya bunga masih tetap segar saat masih di dalam jambangan. Pengamatan terhadap vaselife ini bertujuan untuk mengetahui lama vaselife bunga potong lily antar varietas. Percobaan terhadap vaselife ini dilakukan dengan merendam pangkal batang lily dengan air setinggi 20 cm, memotong pangkal batang sepanjang 1-2 cm dan mengganti air jambangan setiap dua hari sekali. Pengamatan dilakukan dengan mengambil 5 tanaman contoh untuk 4 varietas yang dibandingkan yaitu Acapulco, Conca D or, Lake Carey dan Rio Negro terhadap dua perlakuan suhu yaitu suhu ruang dan suhu dingin. Vaselife untuk perlakuan suhu dingin dilakukan di dalam cool storage bersuhu o C dan RH 80-94%, sedangkan untuk perlakuan suhu ruang dilakukan di dalam mess perusahaan bersuhu o C. Grafik batang dari vaselife lily pada 4 varietas yang dibandingkan terdapat pada Gambar 33. Lily potong yang berada pada cool storage memiliki lama vaselife lebih panjang daripada bunga potong lily yang berada di suhu ruang. Varietas Lake Carey memiliki vaselife terlama baik ketika berada di suhu ruang yaitu 12.2 hari maupun di dalam cool storage yaitu 17.4 hari, sedangkan varietas Conca D or memiliki vaselife terpendek baik ketika

19 80 berada di suhu ruang yaitu selama 8.4 hari maupun saat berada di cool storage yaitu selama 12.2 hari. Lama masa pajang bunga potong merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam memilih jenis-jenis tertentu. Rimando (2001) menyatakan bahwa bunga potong lily dapat bertahan 7-8 hari di jambangan pada suhu ruang. Rata-rata vaselife bunga lily pada suhu ruang yang diamati lebih dari 8 hari. Hal ini diduga terjadi karena suhu ruang di lokasi pengamatan lebih rendah dari suhu ruang biasanya sehingga dapat memperpanjang vaselife bunga potong lily. Perlakuan cool storage mempengaruhi lama vaselife bunga potong lily dan memperpanjang masa pajang bunga 2 hingga 5 hari lebih lama dibandingkan dengan perlakuan suhu ruang. Menurut Corbineau (1988), penyimpanan di lemari pendingin bertujuan mengurangi kehilangan air, memelihara kualitas bunga, menghambat infeksi bakteri dan jamur, juga memperlambat prosesproses lain yang berhubungan dengan pertumbuhan dan kelayuan bunga. Suhu rendah dapat menjaga kualitas bunga dan mengurangi penuaan, serta yang terpenting adalah dapat memperpanjang umur simpan. lama vaselife (hari) acapulco conca d'or rio negro lake carey Varietas suhu ruang cool storage Gambar 33. Lama Vaselife Berbagai Varietas Lily pada Cool Storage dan Suhu Ruang

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN)

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN) PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN) Post 04 Desember 2014, By Ir. Elvina Herdiani, MP. bbpplbungapotperkembangan bisnis bunga potong meningkat dengan cukup pesat dari waktu ke waktu, hal ini menunjukkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman lily (Lilium Spp.) merupakan tanaman yang dikenal sebagai bunga potong dan sering digunakan dalam rangkaian bunga maupun dekorasi ruangan. Lily dapat tumbuh secara optimal

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Suhu ruangan selama pelaksanaan penelitian ini berkisar 18-20 0 C. Kondisi suhu ini baik untuk vase life bunga potong, karena kisaran suhu tersebut dapat memperlambat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev) termasuk dalam klasifikasi kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, kelas Dicotiledonae, ordo Asterales,

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 7 PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS Nafi Ananda Utama Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 Pengantar Manggis merupakan salah satu komoditas buah tropika eksotik yang mempunyai

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN Pasca Panen Sayuran yang telah dipanen memerlukan penanganan pasca panen yang tepat agar tetap baik mutunya atau tetap segar seperti saat panen. Selain itu kegiatan pasca panen dapat

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. = µ + A i + B j + (AB) ij + C k + ijk

BAHAN DAN METODE. = µ + A i + B j + (AB) ij + C k + ijk 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Hortikultura. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA Ir Sitawati, MS Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang Disampaikan dalam Kegiatan Pelatihan Pengembangan Model Pemasaran Tanaman Hias/Bunga di Kota Batu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi 3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi Stroberi merupakan tanaman herba tahunan. Batang utama tanaman ini sangat pendek. Daun stroberi merupakan daun majemuk beranak daun tiga (trifoliate) dengan tepi daunnya

Lebih terperinci

Penanganan Hasil Pertanian

Penanganan Hasil Pertanian Penanganan Hasil Pertanian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi FTP UB Penanganan Hasil Pertanian (1) Penanganan saat panen Penanganan segera setelah panen Penanganan pasca

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium Penelitian, lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Bunga gladiol yang berasal dari daratan Afrika Selatan ini memang sangat indah. Bunga ini simbol kekuatan, kejujuran, kedermawanan, ketulusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Padi Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai saat ini terus dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan merupakan tanaman pangan yang dapat

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA

PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA Kebanyakan pasca panen produk hortikultura segar sangat ringkih dan mengalami penurunan mutu sangat cepat.

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN KENAPA PERLU PENANGANAN PASCA PANEN??? Buah-buahan, setelah dipanen masih tetap merupakan jaringan hidup, untuk itu butuh penanganan pasca panen yang tepat supaya susut kuantitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari fungsi tanaman hias yang kini

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI, II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI, Kecamatan Tanjung Karang Barat. Kota Bandar Lampung, mulai bulan Mei sampai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah

Lebih terperinci

adalah praktek budidaya tanaman untuk benih

adalah praktek budidaya tanaman untuk benih Produksi benih non hibrida meliputi : inbrida untuk tanaman menyerbuk sendiri bersari bebas/open bebas/open pollinated (OP) untuk tanaman menyerbuk silang Proses produksi lebih sederhana, karena hampir

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari pokok bahasan ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali penyulaman tanaman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan mampu bertahan di habitat tumbuhnya

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan

IV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan 3.3.2 Pengolahan Data Pengolahan data terdiri dari dua tahap, yaitu pendugaan data suhu Cikajang dengan menggunakan persamaan Braak (Djaenuddin, 1997) dan penentuan evapotranspirasi dengan persamaan Thornthwaite

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret di daerah Jumantono, Karanganyar, dengan jangka waktu penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mawar Menurut Tjitrosoepomo (1996), Morfologi tanaman mawar adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Sub- Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermathopyta

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit 45 PEMBAHASAN Hikmah Farm Hikmah Farm merupakan perusahaan yang dikelola oleh keluarga dimana jabatan-jabatan penting di perusahaan dipegang oleh anggota keluarga. Anggota keluarga tersebut memegang jabatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Kondisi lingkungan tumbuh yang digunakan pada tahap aklimatisasi ini, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan planlet Nepenthes. Tjondronegoro dan Harran (1984) dalam

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik 38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

Lebih terperinci

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2005 sampai dengan Januari 2006. Penanaman dan pemeliharaan bertempat di rumah kaca Laboratorium Lapang Agrostologi, Departemen Ilmu

Lebih terperinci

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta. PANEN BAWANG PUTIH Tujuan : Setelah berlatih peserta terampil dalam menentukan umur panen untuk benih bawang putih serta ciri-ciri tanaman bawang putih siap untuk dipanen 1. Siapkan tanaman bawang putih

Lebih terperinci

Pendahuluan. Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus

Pendahuluan. Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus CARA PANEN BUAH Pendahuluan Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus dikumpulkan di lahan secepat mungkin. Panen harus dilakukan secepat mungkin,

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH Faktor Genetik/ Internal Faktor Lingkungan/ Eksternal FAKTOR GENETIK Genetik merupakan faktor bawaan yang berkaitan dengan komposisi genetika benih. Mutu benih berbeda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Gladiol 2.1.1 Taksonomi Tanaman Gladiol Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Gambar 2. Bibit Caladium asal Kultur Jaringan

BAHAN DAN METODE. Gambar 2. Bibit Caladium asal Kultur Jaringan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di MJ Flora, desa JambuLuwuk, Bogor dengan curah hujan 3000 mm/tahun. Lokasi penelitian berada pada ketinggian tempat kurang lebih 700 meter di atas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan 8 PEMBAHASAN Tanaman teh dibudidayakan untuk mendapatkan hasil produksi dalam bentuk daun (vegetatif). Fase vegetatif harus dipertahankan selama mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCAPANEN

PENANGANAN PASCAPANEN 43 PENANGANAN PASCAPANEN Pascapanen Penanganan pascapanen bertujuan untuk mempertahankan kualitas buah yang didapat. Oleh karena itu pelaksanaannya harus dilakukan dengan mempertimbangkan kualitas buah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV, 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV, Gedung Meneng Bandar Lampung dari bulan Desember 2011 sampai bulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk dalam famili Iridaceae. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan 13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar Lampung dengan kondisi iklim tropis, memiliki curah hujan 2000 mm/th dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017. 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017. 3.2 Bahan dan Peralatan

Lebih terperinci

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN (Changes in the quality of mangosteen fruits (Garcinia mangosiana L.) after transportation and

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Januari 2016 di kebun salak Tapansari, Candibinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Luas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengemasan Buah Nanas Pada penelitian ini dilakukan simulasi transportasi yang setara dengan jarak tempuh dari pengumpul besar ke pasar. Sebelum dilakukan simulasi transportasi,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN

PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN Oleh : drh. Linda Hadju Widyaiswara Madya BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN Oleh : drh. Linda Hadju Widyaiswara Madya BALAI PELATIHAN PERTANIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Rumput Jumlah Daun Hasil penghitungan jumlah daun menunjukan terjadinya penurunan rataan jumlah daun pada 9 MST dan 10 MST untuk rumput raja perlakuan D0, sedangkan untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati pada penelitian ini adalah warna petiol dan penampilan daun. Kedua karakter ini merupakan karakter yang secara kualitatif berbeda

Lebih terperinci

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan mengamati kecambah benih merbau yang hidup yaitu dengan cara memperhatikan kotiledon yang muncul ke permukaan tanah. Pada tiap perlakuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di Green House Laboratorium Lapangan Terpadu dan Laboratorium Teknik Sumber Daya Air

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Unit Percobaan Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Karakteristik Lokasi Penelitian Luas areal tanam padi adalah seluas 6 m 2 yang terletak di Desa Langgeng. Secara administrasi pemerintahan Desa Langgeng Sari termasuk dalam

Lebih terperinci

III.TATA CARA PENELITIAN

III.TATA CARA PENELITIAN III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN Oleh : Sri Lestari Utami, Pejabat Fungsional Pengawas Benih Tanaman Madya Abdul Mutholib A. selaku Petani

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan analisis sifat fisik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Pertanaman Tanaman melon selama penelitian berlangsung tumbuh baik, tidak ada tanaman yang mengalami kematian sampai saat panen. Suhu rata-rata harian di dalam rumah kaca

Lebih terperinci