KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Laporan Keuangan TAHUNAN Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (Audited) Jalan Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

2 Laporan Keuangan Tahunan Audited Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2014 Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan Undang-undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang dipimpinnya. Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah entitas akuntansi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan laporan keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan nomor 213/PMK.05/2013 tentang perubahan atas PMK nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat serta Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-57/PB/2013 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Informasi yang disajikan di dalamnya telah disusun sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sehubungan dengan Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2014 ini, perlu kami kemukakan hal-hal sebagai berikut: 1. Laporan Realisasi Anggaran memberikan informasi tentang realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan secara bruto. Berdasarkan laporan ini, realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Tahun Anggaran 2014 adalah sebesar Rp ,00 atau mencapai 104,68% dari estimasi penerimaan sebesar Rp ,00. Sementara itu, realisasi bruto Belanja Negara adalah sebesar Rp ,00 atau 95,13% dari yang dianggarkan dalam DIPA Tahun Anggaran 2014sebesar Rp ,00; 2. Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas kementerian negara/lembaga per 31 Desember Dari Neraca tersebut diinformasikan bahwa nilai Aset adalah sebesar Rp ,00 dan Kewajiban sebesar Rp ,00 sehingga Ekuitas Dana (kekayaan bersih) Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahunan Audited Tahun Anggaran 2014 adalah sebesar Rp , Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang hal-hal yang termuat dalam laporan keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi uraian tentang kebijakan fiskal, kebijakan akuntansi, dan penjelasan pos-pos laporan keuangan, daftar rinci atau uraian atas nilai pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca Kementerian Kelautan dan Perikanan i

3 Laporan Keuangan Tahunan Audited Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2014 Kami menyadari bahwa laporan keuangan tahunan Audited Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2014 ini masih belum sempurna, oleh sebab itu kami mengharapkan tanggapan, saran, maupun kritik yang membangun dari para pengguna laporan keuangan ini. Kami akan terus berupaya untuk dapat menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang tepat waktu dan akurat sehingga terwujud tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Diharapkan penyusunan Laporan Keuangan ini dapat meningkatkan akuntabilitas publik. Jakarta, April 2015 Menteri Kelautan dan Perikanan No Lembar Pengesahan Paraf 1 Sekretaris Jenderal 2 Kepala Biro Keuangan Susi Pudjiastuti Kementerian Kelautan dan Perikanan ii

4 Daftar Isi Halaman Kata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii Reviu Inspektorat Jenderal iv Pernyataan Tanggung Jawab v I. Ringkasan 1 II. Laporan Realisasi Anggaran 5 III. Neraca 6 IV. Catatan atas Laporan Keuangan 8 A. Penjelasan Umum 8 A.1. Dasar Hukum 8 A.2. Kebijakan Teknis 8 A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan 47 A.4. Kebijakan Akuntansi 56 B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 71 B.1. Penjelasan Umum LRA 71 B.2. Pendapatan Negara dan Hibah 80 B.3. Belanja Negara 87 B.3.1. Belanja Pegawai 95 B.3.2. Belanja Barang 104 B.3.3. Belanja Modal 124 B.3.4. Belanja Bantuan Sosial 137 B.3.5. Belanja Dana Pinjaman Luar Negeri (Loan)/PLN 138 B.3.6. Belanja Dana Hibah Luar Negeri 142 C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 148 C.1. Aset Lancar 148 C.2. Aset Tetap 162 C.3. Piutang Jangka Panjang 183 C.4. Aset Lainnya 184 C.5. Kewajiban Jangka Pendek 193 C.6. Ekuitas Dana Lancar 198 C.7. Ekuitas Dana Investasi 199 D. Pengungkapan Penting Lainnya 200 D.1. Kejadian-Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca 200 D.2. Rincian Nilai Perolehan, Akumulasi Penyusutan dan Nilai buku Aset untuk 207 periode yang berakhir pada 31 Desember 2014 D.3. Informasi Pendapatan dan Belanja Akrual 207 D.4. Pengungkapan Lain-lain 207 D.5. Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK 214 D.6. Rekapitulasi Rekening Koran 214 Laporan-laporan Pendukung sesuai Perdirjen Perbendaharaan Nomor 57/PB/2013 LRA Pendapatan dan LRA Pengembalian Pendapatan LRA Belanja dan LRA Pengembalian Belanja Neraca Percobaan PER- LP Kementerian Kelautan dan Perikanan ii

5 Daftar Tabel Tabel 1 : Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Netto Per 31 Desember 2014 dan Tabel 2 : Ringkasan Neraca 31 Desember 2014 dan 2013 Audited 2 Tabel 3 : Program dankebijakan unit eselon 1 13 Tabel 4 : Satuan Kerja Unit PelayananTeknis (UPT) DJPT 27 Tabel 5 : Satuan Kerja Unit PelayananTeknis (UPT) DJPB 29 Tabel 6 : Satuan Kerja Unit PelayananTeknis (UPT) PSDKP 31 Tabel 7 : Satuan Kerja Unit PelayananTeknis (UPT) DJKP3K 33 Tabel 8 : Satuan Kerja Unit PelayananTeknis (UPT) Balitbang KP 34 Tabel 9 : Satuan Kerja Unit PelayananTeknis (UPT) BPSDMKP 38 Tabel 10 : Jumlah Pegawai KKP berdasarkan Tingkat Golongan 45 dan Jenis Kelamin Tabel 11 : Jumlah satker KKP menurut Eselon 1 tahun Tabel 12 : Rekapitulasi Jumlah Satker KKP TA.2014 berdasarkan Unit Eselon 1 51 Tabel 13 : Rekapitulasi Jumlah Satker KKP TA 2014 yg menyampaikan LK 52 berdasarkan Wilayah Tabel 14 : Rekapitulasi Jumlah Satker KKP TA Tabel 15 : Jumlah Satker KKP TA 2014 berdasarkan laporan keuangan 54 Tabel 16 : Alokasi Anggaran KKP tahun Tabel 17 : Penggolongan Kualitas Piutang 64 Tabel 18 : Jumlah satker yang melaksanakan proses Hibah 66 Tabel 19 : Anggaran dan Realisasi Penerimaan dan Belanja (Audited) 72 Per 31 Desember 2014 Tabel 20 : Koreksi perubahan PNBP Per 31 Desember Tabel 21 : Realisasi Anggaran Belanja Berdasarkan Sumber dana Per 31 Desember 2014 dan (Audited) Tabel 22 : Rincian Koreksian Realisasi Belanja KKP Audited Per 31 Desember Tabel 23 : Realisasi Anggaran Belanja sumber Dana (Audited) Berdasarkan Unit Eselon I per Desember Tabel 24 : Estimasi dan Realisasi PNBP (Audited) Berdasarkan Unit Eselon I per 31 Desember Tabel 25 : Realisasi Belanja KKP Berdasarkan Propinsi Kn per 31 Desember 2014 (Audited) 79 Tabel 26 : Rincian Estimasi dan Realisasi Jenis Pendapatan per 31 Desember Tabel 27 : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan per 31 Desember 2014 Audited 83 Tabel 28 : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan Per Eselon I per 31 Desember 2014 Audited 85 Tabel 29 : Rincian Realisasi Anggaran Belanja berdasarkan program per 31 Desember (Audited) Tabel 30 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja berdasarkan jenis belanja Per 31 Desember (Audited) Tabel 31 : Perbandingan Realisasi Belanja Bruto TA 2014 dan 2013 (Audited) 92 Tabel 32 : Kenaikan/Penurunan Per 31 Desember 2014 dan 2013 per Eselon I Audited 93 Tabel 33 : Kenaikan/Penurunan Jenis Belanja per Eselon I Per 31 Desember 2014 dan Audited Tabel 34 : Realisasi belanja pegawai KKP berdasarkan klasifikasi belanja Per 31 Desember Audited Tabel 35 : Realisasi anggaran belanja Tukin KKP berdasarkan Unit Eselon 1 Per 31 Desember Audited Tabel 36 : Realisasi Belanja Pegawai per 31 Desember 2014 Audited 97 Tabel 37 : Realisasi Akun belanja Pegawai KKP per 31 Desember 2014 Audited 97 Tabel 38 : Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai Berdasarkan Unit Eselon 1 Per 31 Desember 2014 dan 2013 Audited Kementerian Kelautan dan Perikanan iv

6 Tabel 39 : Perbandingan Belanja Pegawai Per 31 Desember 2014 dan 2013 Audited 98 Tabel 40 : Perbandingan Belanja Pegawai berdasarkan Akun Eselon 1 Per 31 Desember 2014 dan Audited Tabel 41 : Realisasi Belanja Barang KKP berdasarkan Klasifikasi belanja Per 31 Desember Audited Tabel 42 : Realisasi Belanja Barang Per 31 Desember 2014 Audited 107 Tabel 43 : Realisasi Akun Belanja Barang KKP per 31 Desember 2014 Audited 108 Tabel 44 : Perbandingan Realisasi Belanja Barang Berdasarkan Unit Eselon 1 Per 31 Desember dan 2013 Audited Tabel 45 : Perbandingan Akun Belanja Barang Per 31 Desember 2014 dan 2013 Audited 111 Tabel 46 : Perbandingan Belanja Barang berdasarkan Akun Eselon Per 31 Desember 2014 dan 2013 Audited Tabel 47 : Realisasi Belanja Modal KKP berdasarkan Klasifikasi belanja Per 31 Desember Audited Tabel 48 : Realisasi Belanja Modal berdasarkan unit Es1 Per 31 Desember 2014 Audited 128 Tabel 49 : Realisasi Akun Belanja Modal Per 31 Desember 2014 Audited 128 Tabel 50 : Perbandingan Realisasi Belanja Barang Berdasarkan Unit Eselon 1 Per 31 Desember dan 2013 Audited Tabel 51 : Perbandingan Realisasi Akun Belanja Barang Per 31 Desember 2014 dan 2013 Audited 130 Tabel 52 : Perbandingan Realisasi Akun Belanja Barang Berdasarkan Unit Eselon 1 Per Desember 2014 dan 2013 Audited Tabel 53 : Realisasi Belanja Bantuan Sosial KKP berdasarkan Unit Eselon 1 Per 31 Desember Audited Tabel 54 : Realisasi Akun Belanja Bantuan Sosial KKP Per 31 Desember 2014 Audited 137 Tabel 55 : Perbandingan Belanja Bantuan Sosial KKP berdasarkan Unit Eselon 1 Per Desember 2014 dan 2013 Audited Tabel 56 : Realisasi Anggaran Belanja Sumber Dana PLN (Loan) Unit Eselon 1 Per 31 Desember dan 2013 Audited Tabel 57 : Realisasi Belanja Sumber dana PLN berdasarkan Akun Belanja Per 31 Desember dan 2013 Audited Tabel 58 : Realisasi Belanja Sumber dana PLN berdasarkan Satuan Kerja Per 31 Desember dan 2013 Audited Tabel 59 : Realisasi Belanja Sumber Dana Hibah terencana dan Hibah Langsung KKP Per Desember 2014 Audited Tabel 60 : Realisasi Belanja Sumber Dana Hibah terencana dan Hibah Langsung per Es1Per Desember 2014 Audited Tabel 61 : Realisasi Belanja Sumber Dana Hibah terencana dan Hibah Langsung berdasarkan 144 Satuan Kerja Per 31 Desember 2014 Audited Tabel 62 : Perbandingan Realisasi Belanja Sumber Dana Hibah terencana dan Hibah Langsung 146 KKP Per 31 Desember 2014 dan 2013 Audited Tabel 63 : Rincian Aset Lancar per 31 Desember 2014 Audited dan 2013 Audited 148 Tabel 64 : Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran per Eselon I 148 Tabel 65 : Rincian Kas di Bendahara Penerimaan per Eselon I 149 Tabel 66 : Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas 150 Tabel 67 : Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas per Eselon I 150 Tabel 68 : Mutasi Koreksi Kas Lainnya dan Setara Kas per Eselon I 151 Tabel 69 : Rincian Belanja Dibayar di Muka per Eselon I 152 Tabel 70 : Mutasi Koreksi Belanja Dibayar di Muka per Eselon I 153 Tabel 71 : Rincian Piutang Bukan Pajak per Eselon I 153 Tabel 72 : Rincian Piutang Bukan Pajak per Satker 154 Tabel 73 : Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang PNBP per Eselon I 154 Tabel 74 : Rincian Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi 157 Tabel 75 : Rincian Penyisihan Tidak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi Kementerian Kelautan dan Perikanan v

7 Tabel 76 : Rincian Persediaan per Akun 159 Tabel 77 : Rincian Persediaan per Eselon I 159 Tabel 78 : Rincian Persediaan per Akun per Eselon I 160 Tabel 79 : Rincian Aset Tetap 162 Tabel 80 : Rincian Aset Tanah per Eselon I 163 Tabel 81 : Rincian Aset Peralatan Mesin per Eselon I 165 Tabel 82 : Rincian Aset gedung dan bangunan per Eselon I 169 Tabel 83 : Rincian Aset Jalan, Irigasi dan Jaringan per Eselon I 173 Tabel 84 : Rincian Aset Tetap Lainnya 176 Tabel 85 : Rincian Aset Tetap Lainnya per Eselon I 176 Tabel 86 : Rincian Konstruksi Dalam Pengerjaan per Eselon I 179 Tabel 87 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 183 Tabel 88 : Perbedaan Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2013 Audited 183 Tabel 89 : Perbedaan Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2013 Audited 183 Tabel 90 : Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember 2014 dan Audited Tabel 91 : Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per satker per 31 Desember dan 2013 Audited Tabel 92 : Penyisihan Piutang - Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per satker 185 per 31 Desember 2014 dan 2013 Audited Tabel 93 : Rincian Aset Lainnya 185 Tabel 94 : Rincian Aset Lainnya per Eselon I 186 Tabel 95 : Rincian Aset tak Berwujud per Eselon I 186 Tabel 96 : Rincian Aset tak Berwujud per Eselon I per Akun 187 Tabel 97 : Rincian Aset Lain-Lain per Eselon I 189 Tabel 98 : Perbandingan perbedaan akumulasi penyusutan aset lain-lain per 31 Desember Audited Tabel 99 : Perbandingan perbedaan akumulasi penyusutan aset lain-lain per 31 Desember Audited. Tabel 100 : Rincian Kewajiban Jangka Pendek 193 Tabel 101 : Rincian Utang kepada Pihak Ketiga 193 Tabel 102 : Perbandingan Utang kepada Pihak Ketiga per 31desember 2014 dan 2013 Audited 194 Tabel 103 : Kontra Pos Utang kepada Pihak Ketiga 195 Tabel 104 : Rincian Pendapatan Diterima di Muka 196 Tabel 105 : Rincian Ekuitas Dana Lancar 198 Tabel 106 : Rincian Ekuitas Dana Investasi Kementerian Kelautan dan Perikanan vi

8 PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Laporan Keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahunan Audited Tahun Anggaran 2014 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami. Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta, April 2015 Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pujiastuti No Lembar Pengesahan Paraf 1 Sekretaris Jenderal 2 Kepala Biro Keuangan vi

9

10 RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Laporan Keuangan per 31 Desember 2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2014 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember Realisasi Pendapatan Negara Netto pada per 31 Desember 2014 TA 2014 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp ,00 atau mencapai 104,67 % dari estimasi pendapatan sebesar Rp ,00 setelah ada pengembalian belanja sebesar Rp ,00 Realisasi Belanja Negara Netto pada per 31 Desember 2014 TA 2014 adalah sebesar Rp ,00 atau mencapai 95,07 %, dari alokasi anggaran sebesar Rp ,00 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Netto per 31 Desember 2014 TA 2014 dan 2013 dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Netto Per 31 Desember 2014 dan 2013 (dalam Rupiah) Uraian TA 2014 TA 2013 Anggaran Realisasi % Realisasi Pendapatan Bruto , ,00 104, ,00 Pengembalian Pendapatan ( ,00) ( ,00) Pendapatan Netto , ,00 104, ,00 Belanja Bruto , ,00 95, ,00 Pengembalian Belanja ( ,00) ( ,00) Belanja Netto , ,00 95, ,00 Ringkasan 1

11 2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada Tahunan/per 31 Desember 2014 dan 31 Desember Jumlah Aset adalah sebesar Rp ,00 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp ,00, Aset Tetap bersih sebesar Rp ,00, Piutang Jangka Panjang bersih Rp ,00 dan Aset Lainnya bersih sebesar Rp ,00. Jumlah Kewajiban adalah sebesar Rp ,00 yang merupakan Kewajiban Jangka Pendek. Ekuitas Dana sebesar Rp ,00, terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp ,00 dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp ,00. Ringkasan Neraca 31 Desember 2014 dan 2013 Audited dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 2. Ringkasan Neraca 31 Desember 2014 dan 2013 Audited ASET NAMA PERKIRAAN 31 Desember 2014 Audited 31 Desember 2013 Audited KENAIKAN/ (PENURUNAN) (Rp) (Rp) (Rp) % Aset Lancar , ,00 ( ,00) (60,75) Aset Tetap , , ,00 9,08 Ak. Penyusutan Aset Tetap ( ,00) ( ,00) ( ,00) 9,67 Piutang Jangka Panjang ,00 0, ,00 0,00 Aset Lainnya , , ,00 34,43 Ak. Penyusutan Aset yg di hentikan Penggunaannya ( ,00) ( ,00) ( ,00) 0,00 Jumlah Aset , , ,00 4,18 KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek , ,00 ( ,00) (59,77) EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar , ,00 ( ,00) (60,92) Ekuitas Dana Investasi , , ,00 8,79 Jumlah Ekuitas Dana , , ,00 4,83 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana , , ,00 4,18 3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan Audited tahun 2014 memberikan informasi terkait laporan keuangan yang tidak terakomodir dalam pencatatan keuangan maupun Barang Milik Negara Ringkasan 2

12 (BMN), diantaranya adanya kebijakan penyusutan yang dituangkan dalam peraturan PMK nomor 90/PMK.06/2014 tentang perubahan atas PMK nomor: 1/PMK.06/2013 tentang penyusutan BMN berupa aset tetap pada entitas Pemerintah Pusat dan KMK nomor: 145/KMK.6/2014 tentang perubahan atas KMK nomor: 94/KMK.6/2013 tentang modul Penyusutan BMN berupa aset tetap pada entitas Pemerintah Pusat, kebijakan akuntansi atas aset tetap yang diperoleh sebelum tahun 2005 berubah, yang semula dilakukan penyusutan sejak tanggal perolehan menjadi dilakukan menjadi dilakukan penyusutan sejak semester II tahun 2010 sampai masa berakhirnya masa manfaat aset tetap tersebut; dimana setiap satker di K/L agar mengukapkan perubahan kebijakan penyusutan berikut dampaknya secara memadai dalam CaLK, adapun informasi yang diungkapkan sekurang kurangnya meliputi : 1) Dasar Hukum Perubahan Kebijakan Akuntansi Penyusutan, 2) Dampak perubahan kebijakan, berupa koreksi nilai penyusutan. Terkait hal tersebut Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) setidak-tidaknya mengukapkan beberapa hal diantaranya sbb: 1. CaLK pada dasarnya dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami secara keseluruhan oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun pimpinan saja. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman bagi pengguna maupun pembaca laporan keuangan terutama tim pemeriksa baik Itjen maupun BPK RI, dalam keadaan tertentu masih dimungkinkan setiap entitas pelaporan (satker) menambah atau mengubah susunan penyajian atas pos-pos tertentu dalam CaLK, selama perubahan tersebut tidak mengurangi atapun menghilangkan substansi informasi yang harus disajikan; 2. Pemahaman yang memadai terhadap komponen-komponen laporan keuangan sangat diperlukan dalam menilai laporan pertanggungjawaban keuangan negara. Dengan memahami tujuan, manfaat dan isi/pos-pos dari setiap komponen laporan keuangan, sebagai pengguna laporan keuangan akan lebih mudah menilai kinerja satuan kerja dalam mengelola keuangan Negara, sehingga dapat di ketahui jumlah dan sumber dana yang dipungut/dikumpulkan oleh satuan kerja dalam setiap periodenya, bagaimana pengelolaannya, termasuk dapat menelusuri lebih jauh penggunaan dana masyarakat tersebut serta mengevaluasi sejauhmana capaian dari setiap program/kegiatan; 3. Informasi yang ada dalam laporan keuangan juga akan berguna untuk mengetahui jumlah serta jenis-jenis aset maupun utang yang dimiliki oleh satuan kerja dalam rangka mendukung kelancaran penyelenggaraan kegiatan anggaran, sehingga kinerja pemerintah dapat teridentifikasi secara jelas sehingga baik pimpinan maupun tim pemeriksa dapat memberikan tanggapan atau penilaian terhadap kinerja satuan kerja tersebut. 4. Dalam kenyataannya, meskipun laporan keuangan sudah bersifat general purposive atau dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi semua pihak, tetapi tidak semua pembaca/pengguna dapat memahami laporan keuangan dengan baik, akibat perbedaan latar belakang pendidikan dan pengetahuan. Untuk itu, agar pengguna dapat menginterpretasikan seluruh informasi- Ringkasan 3

13 informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan secara tepat maka diperlukan hasil analisis terhadap laporan keuangan entitas pelaporan; 5. Sebelum menuangkan Laporan ke dalam CaLK, operator harus melakukan analisa laporan terlebih dahulu. Melakukan analisa atas laporan yang dihasilkan merupakan hal yang harus dilakukan setelah selesai melakukan input data. Dengan adanya bantuan aplikasi yang membuat segala sesuatu serba otomatis seringkali membuat operator merasa bahwa hasilnya sudah pasti benar. Padahal tidaklah demikian adanya. Kalau data yang kita input ke dalam aplikasi salah, maka laporan yang dihasilkan akan salah juga (garbage in garbage out); 6. Terhadap Temuan dan Rekomendasi BPK RI atas Hasil Pemeriksaan, diharapkan: Seluruh satuan kerja agar segera menyelesaikan tindak lanjut dan melaksanakan rekomendasi BPK dan mengupayakan secara maksimal agar temuan-temuan tersebut tidak menjadi temuan berulang; Mengintensifkan peranan Aparat Pengawas Intern/Itjen sebagai pengawas dalam pelaksanaan anggaran, mitra pendamping dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan serta penyelesaian tindak lanjut temuan dan Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan Laporan Keuangan Ringkasan 4

14 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN NETTO UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 Uraian Catatan TA 2014 TA 2013 Anggaran Realisasi % Realisasi PENDAPATAN B.1 1. Penerimaan Negara Bukan Pajak B , ,00 104, ,00 Pendapatan Bruto , ,00 104, ,00 Pengembalian Pendapatan ( ,00) ( ,00) Pendapatan Netto , ,00 104, ,00 BELANJA B.2 1. Belanja Pegawai B , ,00 93, ,00 2. Belanja Barang B , ,00 94, ,00 3. Belanja Modal B , ,00 95, ,00 4. Belanja Sosial B , ,00 99, ,00 Realisasi Belanja Bruto , ,00 95, ,00 Pengembalian Belanja ( ,00) ( ,00) Realisasi Belanja Netto , ,00 95, ,00 L R A - 5 -

15 ASET NAMA PERKIRAAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN NERACA PER 31 DESEMBER 2014 AUDITED DAN 2013 AUDITED CATATAN Aset Lancar C.1 Kas dan Bank Piutang 31 DESEMBER 2014 Audited ( dalam Rp) 31 DESEMBER 2013 Audited Kas di Bendahara Pengeluaran C , ,00 Kas di Bendahara Penerimaan C , ,00 Kas Lainnya dan Setara Kas C , ,00 Jumlah Kas dan Bank , ,00 Piutang Bukan Pajak C , ,00 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak C.1.5 ( ,00) ( ,00) Piutang Bukan Pajak - Netto , ,00 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi C ,00 0,00 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan TGR C.1.7 ( ,00) 0,00 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi - Netto ,00 0,00 Jumlah Piutang (Bersih) , ,00 Belanja Dibayar Dimuka C , ,00 Persediaan C , ,00 Jumlah Aset Lancar , ,00 Aset Tetap C.2 Tanah C , ,00 Peralatan dan Mesin C , ,00 Gedung dan Bangunan C , ,00 Jalan Irigasi dan Jaringan C , ,00 Aset Tetap Lainnya C , ,00 KDP C , ,00 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.2.7 ( ,00) ( ,00) Jumlah Aset Tetap , ,00 Neraca - 6 -

16 NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBER 2014 Audited 31 DESEMBER 2013 Audited Piutang Jangka Panjang C.3 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi C ,00 0,00 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi C.3.2 ( ,00) 0,00 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (Netto) ,00 0,00 Jumlah Piutang Jangka Panjang ,00 0,00 Aset Lainnya C.4 Aset Tak Berwujud C , ,00 Dana yang dibatasi penggunaannya C.4.2 0,00 0,00 Aset Lain-Lain C , ,00 Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya C.4.4 ( ,00) ( ,00) Jumlah Aset Lainnya , ,00 JUMLAH ASET , ,00 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK C.5 Utang kepada Pihak Ketiga C , ,00 Pendapatan Diterima Dimuka C , ,00 Uang Muka dari KPPN C , ,00 Pendapatan Yang Ditangguhkan C , ,00 JUMLAH KEWAJIBAN , ,00 EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar C.6 Cadangan Piutang C , ,00 Cadangan Persediaan C , ,00 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek C.6.3 ( ,00) ( ,00) Ekuitas Dana Lancar Lainnya C , ,00 Barang/Jasa yang Masih Harus Diterima C , ,00 Barang/Jasa yang Masih Harus Diserahkan C.6.6 ( ,00) ( ,00) Jumlah Ekuitas Dana Lancar , ,00 Ekuitas Dana Investasi C.7 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap C , ,00 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya C , ,00 Jumlah Ekuitas Dana Investasi , ,00 JUMLAH EKUITAS DANA , ,00 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA , ,00 Neraca - 7 -

17 III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Dasar Hukum A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. 7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-80/PB/2011 Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan Transfer pada Bagan Akun Standar. 8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/ 2012 tentang Penambahan dan Perubahan Akun Non-Anggaran dan Neraca pada Bagan Akun Standar. 9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/ 2013 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. A.2. KEBIJAKAN TEKNIS KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN A.2.1 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN A Ruang Lingkup Ruang lingkup rencana strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan meliputi : 1. Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan; 2. Visi, Misi, Nilai, Tujuan, dan Sasaran Kementerian Kelautan dan Perikanan; 3. Organisasi, Tugas dan Fungsi Kementerian Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pendahuluan - 8 -

18 A Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikana Rencana Strategis Pembangunan kelautan dan perikana yang telah dilaksanakan selama ini telah membawa hasil yang cukup menggembirakan. Perubahan tatanan global serta nasional yang berkembang dinamis menuntut percepatan pembangunan kelautan dan perikanan nasional secara nyata untuk mampu menyesuaikan dan memenuhi tantangan lingkungan strategis yang bergerak cepat tersebut. Munculnya paradigma untuk menjadikan pembangunan berbasis sumberdaya kelautan dan perikanan sebagai motor penggerak pembangunan nasional, tercermin dalam keputusan politik nasional, sebagaimana terimplementasi dalam Undang- Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang salah satu misinya menyatakan: Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. Untuk itu perlu pelaksanaan konsep blue economy dalam pemanfaat dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan melalui pengembangan berbagai inovasi yang berorientasi pada pelestarian sumber daya untuk memberikan manfaat secara ekonomi, sosial, dan lingkungan secara berkelanjutan. Pengembangan blue economy tersebut diharapkan dapat menciptakan dayasaing yang lebih tinggi melalui inovasi dan efisiensi yang berkelanjutan, melakukan pembangunan tanpa merusak lingkungan, menciptakan berbagai industri baru di bidang kelautan dan perikanan,serta menciptakan lapangan kerja. Upaya pengembangan blue economy perlu pula diiringi upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan dan perikanan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta disertai upayauntuk mengelola wilayah laut nasional secara terintegrasi. Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.45 Tahun 2009 telah mengamanatkan bahwa tujuan pengelolaan perikanan adalah untuk (1) meningkatkan taraf hidup nelayan kecil dan pembudidaya-ikan kecil, (2) meningkatkan penerimaan dan devisa negara, (3) mendorong perluasan kesempatan kerja, (4) meningkatkan ketersediaan dan konsumsi sumber protein ikan, (5) mengoptimalkan pengelolaan sumber daya ikan, (6) meningkatkan produktivitas, mutu, nilai tambah, dan daya saing, (7) meningkatkan ketersediaan bahan bakuuntuk industri pengolahan ikan, (8) mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya ikan dan, (9) menjamin kelestarian sumber daya ikan, lahan pembudidayaan ikan dan tata ruang. Udang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil mengamanatkan bahwa tujuan pengelolaan wilayah pesisir dan pulaupulau kecil adalah (1) melindungi, mengoservasi, merehabilitasi, memanfaatkan, dan memperkaya sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil serta sistem ekologisnya Pendahuluan - 9 -

19 secara berkelanjutan, (2) menciptakan keharmonisan dan sinergi antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil, (3) memperkuat peran serta masyarakat dan lembaga pemerintah serta mendorong inisiatif masyarakat dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan pulaupulau kecil agar tercapai keadilan, keseimbangan, dan berkelanjutan, dan, (4) meningkatkan nilai sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat melalui peran serta masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil. Mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis dalam pelaksanaan pembangunan nasional dan pembangunan kelautan dan perikanan sejak tahun 2010 sampai tahun 2012, diperlukan langkah-langkah terobosan yang bukan merupakan upaya terpisah dari kebijakan lain atau kebijakan sebelumnya, tetapi merupakan upaya terintegrasi yang saling memperkuat dalam rangka percepatan pembangunan kelautan dan periakan, terutama untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan perikana. Untuk itu, KKP akan mengembangkan industrialisasi kelautan dan perikana yang akan dimulai sejak tahun 2012, dengan tujuan untuk meningkatkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Melalui industrialisasi, para pelaku usaha perikanan mulai dari nelayan, pembudidaya ikan, serta pengolah dan pemasar hasil perikanan diharapkan dapat meningkatkan produtivitas, nilai tambah dan daya saing, sekaligus membangun sistem produksi yang modern dan teritegrasi dari hulu sampai ke hilir. Dengan demikian, indusrialisasi perikana diharapkan mampu mengokohkan struktur usaha perikana nasional, yang membawa multiplier effect sebagai prime mover prekonomian nasional. Diasmping itu, KKP mulai tahun 2012 akan melaksanakan beberapa kebijakan baru yakni Program Peningkatan Kehidupan Nelayan yang merupakan dari Masterplan Percepatan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) dan pengembangan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di 3 Koridor Ekonomi yang terkait dengan sektor kelautan dan perikanan. Sehubungan dengan hal tersebut, visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan tahun yang telahditetapkan sebelumnya dilakukan penyesuaian dan ditetapkan sebagai berikut: Pendahuluan

20 A. VISI Visi pembangunan kelautan dan perikanan adalah pembangunan kelautan dan perikanan yang Berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. B. MISI Untuk mewujudkan visi pembangunan kelautan dan perikanan tersebut, maka misi yang diemban adalah: 1. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. 2. Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. 3. Memelihara Daya Dukung dan Kualitas Lingkungan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. C. TUJUAN Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah: Meningkatkan Produksi dan Produksivitas Usaha Kelautan dan Perikanan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan: Meningkatkan peran sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional; Meningkatkan kapasitas sentra-sentra produksi kelautan dan perikanan yang memiliki komoditas unggulan; Meningkatkan pendapatan. Berkembangnya Diversifikasi dan Pangsa Pasar Produk Hasil Kelautan dan Perikanan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan: Meningkatkan ketersediaan hasil kelautan dan perikanan; Meningkatkan branding produk perikanan dan market share di pasar luar negeri; Meningkatkan mutu dan keamanan produk perikanan sesuai standar. Terwujudnya Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan: Terwujudnya pengelolaan konservasi kawasan secara berkelanjutan; Meningkatnya nilai ekonomi pulau-pulau kecil; Meningkatnya luas wilayah perairan Indonesia yang diawasi oleh aparatur Pendahuluan

21 pengawas Kementrian Kelautan dan Perikanan. D. SASARAN STRATEGIS Sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan berdasarkan tujuan yang akan dicapai adalah: Meningkatnya peranan sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah meningkatnya persentase pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) perikanan. Meningkatnya kapasitas sentra-sentra produksi kelautan dan perikanan yang memiliki komoditas unggulan. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah meningkatnya produksi perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan garam rakyat. Meningkatnya pendapatan. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah meningkatnya Nilai Tukar Nelayan/Pembudidayaan Ikan. Meningkatnya ketersediaan hasil kelautan dan perikanan. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah meningkatnya konsumsi ikan per kapita. Meningkatnya branding produk perikanan dan produk perikanan dan market share di pasar luar negeri. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah meningkatnya nilai ekspor hasil perikanan. Meningkatnya mutu dan keamanan produk perikanan sesuai standar. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah menurunnya jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra. Terwujudnya pengelolaan konservasi kawasan secara berkelanjutan. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah tugas Kawasan Konservasi Perairan yang dikelola secara berkelanjutan. Meningkatnya nilai ekonomi pulau-pulau kecil. Indikator nkinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah jumlah pulau-pulau kecil, termasuk pulau-pulau kecil terluar yang dikelola. Meningkatnya luas wilayah perairan Indonesia yang diawasi oleh aparatur pengawas Kementrian Kelautan dan Perikanan. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran trategis ini adalah persentase wilayah perairan bebas illegal fishing dan kegiatan yang merusak SDKP.Kementerian Kelautan dan Perikanan didirikan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk Pendahuluan

22 meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Kementerian Kelautan dan Perikanan bertujuan untuk memberikan bimbingan dan dukungan implementasi akuntansi pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga. Melalui peran Kementerian Kelautan dan Perikanan diharapkan kualitas laporan K/L dapat dapat ditingkatkan kualitasnya yang pada akhirnya Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dapat disajikan dengan akuntabel, akurat dan transparan melalui arah kebijakan dan program di masin-masing eselon 1, sebagai berikut: Tabel 3: Program dan Kebijakan unit eselon 1 No Uniit Eselon 1 Program dan Kebijakan 1. Setjen Arah kebijakan yang akan dilakukan Sekretariat Jenderal adalah mendukung terciptanya clean government dan good governance. Untuk itu, strategi yang ditempuh untuk melaksanakan arah kebijakan Sekretariat Jenderal adalah: Peningkatan pelayanan di bidang penataan produk hukum dan bantuan hukum; Peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan dan akuntabilitas kinerja; Peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya aparatur; Peningkatan kerja sama lintas sektor dan luar negeri. 2. Itjen Itjen KKP sebagai unsur pengawasan intern KKP, melaksanakan Program pengawasan dan peningkatan Akuntabilitas Aparatur Negara. Kegiatan yang direncanakan Itjen KKP adalah: Kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Kegiatan pengawasan akuntabilitas aparatur pada unit kerja Sekretariat Jenderal, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan dan Pelaksana KP Kegiatan pengawasan akuntabilitas aparatur pada unit Kerja Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dan Direktorat Jenderal Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan dan Pelaksana Pembangunan KP Kegiatan pengawasan akuntabilitas aparatur pada unit kerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan Pelaksana Pembangunan KP Kegiatan pengawasan akuntabilitas aparatur pada unit kerja pada unit kerja Direktorat Jenderal Pebgolahan dan Pemasaran Hasil Pendahuluan

23 Perikanan dan Badan Riset Kelautan dan Perikanan dan Pelaksana Pembangunan KP Kegiatan pengawasan akuntabilitas aparatur dengan tujuan tertentu pada pelaksana pembangunan KP dan pengawasan pada unit kerja Inpektorat Jenderal. 3. DJPT Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap telah mengamanatkan program utama yang menaungi seluruh kegiatan perikanan tangkap, yakni Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap. Program utama tersebut pun telah dijabarkan kembali ke dalam 6 (enam) kegiatan, yaitu: Pengelolaan Sumber Daya Ikan; Pembinaan dan Pengembangan Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan, dan Pengawakan Kapal Perikanan; Pengembangan, Pembangunan, dan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan; Pelayanan Usaha Perikanan Tangkap yang Efisien, Tertib, dan Berkelanjutan; Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan dan Pemberdayaan Nelayan Skala Kecil; Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Ditjen Perikanan Tangkap. 4. DJPB Arah dan kebijakan pembangunan perikanan budidaya tahun diimplementasikan kedalam program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya. Sedangkan tujuan program tersebut adalah meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu hasil perikanan budidaya. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: Pengembangan sistem produksi pembudidayaan ikan Pengembangan sistem perbenihan ikan Pengembangan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan ikan Pengembangan sistem usaha pembudidayaan ikan Pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan Pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif perikanan budidaya Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Ditjen Perikanan Budidaya. Strategi yang akan dilakukan untuk melaksanakan arah kebijakan tersebut adalah melalui: Pendahuluan

24 Pengembangan kawasan Minapolitan Pengembangan komoditas unggulan Pemberdayaan dan Wirausaha Industrialisasi perikanan budidaya berbasis Blue Economy 5. DJ PSDP Arah kebijakan dan program mengacu kepada tujuan telah ditetapkan sasaran strategis pengawasan SDKP Perairan Indonesia Bebas Illegal Fishing dan Kegiatan yang Merusak Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. sebagai berikut: Wilayah Pengelolaan Perikanan [WPP-NRI] yang terawasi dari illegal fishing; Wilayah Pengelolaan Perikanan [WPP-NRI] yang terawasi dari kegiatan yang merusak sumber daya kelautan dan Perikanan ; Penyelesaian penyidikan tindak pidana perikanan secara akuntabel dan tepat waktu secara optimal 6. Renstra Ditjen P2HP Tahun dijabarkan lebih lanjut dalam suatu kebijakan. Kebijakan ini untuk selanjutnya akan menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran strategis Ditjen P2HP. Kebijakan pelaksanaan kegiatan Ditjen P2HP tersebut dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut: 1. Meningkatnya volume produk olahan hasil perikanan a. Pengembangan sarana dan prasarana pengolahan hasil perikanan di sentra-sentra produksi, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; b. Pengembangan sentra pengolahan hasil perikanan untuk usaha skala mikro, kecil dan menengah (UMKM); c. Pengembangan usaha pengolahan ikan skala besar (USB) dalam rangka memenuhi standar mutu hasil perikanan; d. Pengembangan ragam produk olahan hasil perikanan bernilai tambah yang bermutu dan aman dikonsumsi; e. Pengembangan standardisasi pengolahan hasil perikanan melalui pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) pengolahan hasil perikanan. 2. Meningkatnya rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional a. Pengembangan sarana dan prasarana pemasaran dalam negeri yang dilaksanakan di sentra-sentra produksi, pengolahan dan pemasaran; b. Pengembangan kelembagaan, jaringan distribusi dan kemitraan, data dan informasi, serta sarana dan prasarana pemasaran dalam negeri; c. Pengembangan promosi dan kerjasama pemasaran hasil Pendahuluan

25 perikanan dalam negeri. 3. Meningkatnya nilai ekspor hasil perikanan a. Pengembangan kelembagaan pemasaran luar negeri; b. Pengembangan market intelligent melalui pemetaan potensi dan daya saing tujuan ekspor; c. Pengembangan ekspor melalui pemenuhan persyaratan ekspor, pembinaan UKM berpotensi ekspor dan eksportir UKM; d. Pengembangan promosi dan kerjasama pemasaran luar negeri; e. Pengendalian impor hasil perikanan. 4. Meningkatnya nilai investasi bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan a. Pengembangan kemitraan usaha; b. Pengembangan kewirausahaan; c. Pengembangan pola permodalan dan investasi hasil perikanan di dalam negeri dan asing melalui pengembangan dan pembinaan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB); d. Pengembangan informasi dan promosi usaha dan investasi hasil perikanan; e. Pengembangan pelayanan usaha hasil perikanan. 5. Meningkatnya nilai produk hasil perikanan nonkonsumsi pada tingkat pedagang besar a. Pengembangan sarana dan prasarana hasil perikanan nonkonsumsi di sentra-sentra produksi, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan nonkonsumsi; b. Pengembangan industri hasil perikanan nonkonsumsi; c. Pengembangan UMKM hasil perikanan nonkonsumsi; d. Pengembangan promosi dan jaringan pasar ikan hias; e. Pengembangan standardisasi hasil perikanan nonkonsumsi melalui pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) pengembangan produk perikanan nonkonsumsi. 6. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di lingkungan Ditjen P2HP a. Pengembangan perencanaan, kerjasama, evaluasi dan pelaporan program dan anggaran di lingkungan Ditjen P2HP; b. Pengembangan data dan statistik pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; c. Pengembangan kapasitas dan kompetensi SDM di lingkungan Ditjen P2HP; d. Pengembangan produk hukum, ketatalaksanaan, humas dan perpustakaan di lingkungan Ditjen P2HP; e. Pengembangan administrasi keuangan, ketatausahaan dan kerumahtanggaan di lingkungan Ditjen P2HP; Pendahuluan

26 f. Pengembangan layanan perkantoran (gaji dan operasional perkantoran) di lingkungan Ditjen P2HP; g. Pengembangan rekayasa teknologi pengolahan, pengujian produk dan monitoring, serta pemasaran hasil perikanan. 7. DJKP3K Arah kebijakan dan strategi Ditjen KP3K. Selain itu, arah kebijakan Ditjen KP3K juga merespon salah satu arah Pembangunan Jangka Panjang 20 tahun (UU No 17/2007), yaitu mewujudkan Indonesia sebagai negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Dalam mewujudkan visi dan misi tersebut, Ditjen KP3K berpedoman pada (5) lima pilar pembangunan KP3K yang saling sinergis, saling mendukung dan melengkapi satu sama lainnya. 1. Konservasi yang efektif dan mendorong pemanfaatan sumberdaya Pesisir dan Kelautan secara berkelanjutan dan optimal; 2. Pulau-pulau Kecil yang produktif dan menjadi perisai ketahanan negara; 3. Pemberdayaan masyarakat yang mendorong kemandirian dan meningkatkan produktifitas; 4. Penataan Ruang yang mengharmoniskan kebutuhan, pemanfaatan wilayah secara efektif, adil dan transparan 5. Pengelolaan pesisir yang mampu mengantisipasi tekanan alam maupun manusia secara efektif. Mengacu pada kelima pilar tersebut, maka Ditjen KP3K sesuai RPJMN dan Rencana Strategis Kementerian menjalankan program Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau-pulau kecil yang bertujuan untuk mewujudkan tertatanya dan pemanfaatan wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil secara lestari. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut Ditjen KP3K memiliki beberapa kegiatan-kegiatan unggulan, antara lain: 1. Penataan ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil; 2. Pengembangan minawisata di pulau-pulau kecil; 3. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT); 4. Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR); 5. Pengadaan solar packed dealer untuk nelayan (SPDN); 6. Pengelolaan kawasan konservasi perairan yang efektif dan berkelanjutan; 7. Coral Triangle Initiatives-Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) Pendahuluan

27 8. Balitbang KP 9. BPSDMK P Arah kebijakan Rencana Strategis Balitbang KP berisi langkah-langkah stratejik jangka menengah yang akan memberi arah bagi penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan dalam rangka menunjang visi pembangunan kelautan dan perikanan untuk menjadikan Indonesia penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar Tersedianya hasil litbang KP yang tepat guna untuk peningkatan produksi dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan; 2. Termanfaatkannya hasil litbang KP dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan; 3. Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas sumberdaya penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan. Kebijakan dan Program Pengembangan SDM adalah dihasilkannya SDM Kelautan dan Perikanan yang kompeten sesuai kebutuhan. Secara khusus hasil yang diharapkan adalah tercapainya dukungan pengembangan Minapolitan melalui penyediaan SDM KP yang kompeten. Indikator target yang ditetapkan pada akhir tahun 2014 adalah meningkatnya kompetensi orang SDM Kelautan dan Perikanan melalui kegiatan Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. Adapun target yang diharapkan dari masing-masing kegiatan Tahun , yaitu : 1. Pendidikan Kelautan dan Perikanan, akan menghasilkan tenaga terdidik kompeten sesuai kebutuhan sebanyak orang dan dapat diserap oleh dunia usaha dan dunia industri. Kegiatan Pendidikan KP secara khusus diarahkan untuk dapat menghasilkan peningkatan penyediaan tenaga terampil dan professional di bidang kelautan dan perikanan guna mendukung pengembangan Minapolitan,PUMP, dan PUGAR menuju industrialisasi perikanan. 2. Pelatihan Kelautan dan Perikanan, akan menghasilkan lulusan pelatihan sesuai standard kompetensi dan kebutuhan serta dapat menerapkan kompetensinya sebanyak orang masyarakat dan aparatur. Mendukung arah kebijakan khusus Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pelatihan Kelautan dan Perikanan diarahkan untuk dapat menghasilkan peningkatan kinerja para pelaku utama dan aparatur KP dalam rangka mendukung pengembangan Minapolitan, PUMP, dan PUGAR menuju industrialisasi perikanan. 3. Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, akan menghasilkan peningkatan jumlah kelompok usaha mandiri dan dapat Pendahuluan

28 mengembangkan usahanya sebanyak 70% (1.750 klp). 4. Selain ketiga capaian pokok tadi, BPSDM KP menargetkan akan menghasilkan kualitas manajemen pelaksanaan program secara menyeluruh pada tingkat yang terbaik, yang salah satu indikatornya adalah tercapainya dukungan opini/ status Pelaporan Keuangan dan Barang Milik Negara Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap laporan KKP. 10. BKIPM Arah kebijakan dan program BKIPM sebagai salah satu bagian integral dalam pembangunan kelautan dan perikanan mempunyai tanggung jawab dalam mewujudkan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Rakyat Untuk mewujudkan visi pembangunan kelautan dan perikanan tersebut, maka misi yang diemban adalah (1) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan; (2) Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan perikanan; dan (3) Memelihara daya dukung dan kualitas lingkungan sumberdaya kelautan dan perikanan. Selaras dengan visi dan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia serta sesuai dengan tugas, fungsi dan peran BKIPM dalam pembangunan kelautan dan perikanan. Strategi BKIPM diimplementasikan dalam keterkaitannya dengan arah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dalam kurun waktu lima tahun kedepan serta diselaraskan dengan perkembangan lingkungan yang dinamis. Sehubungan dengan hal tersebut maka BKIPM telah menetapkan arah kebijakan pembangunan sebagai berikut : 1. Pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan; 2. Meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan; 3. Implementasi instrumen sanitary & phyto-sanitary (SPS) melalui sistem jaminan keamanan mutu dan kesehatan ikan dalam rangka pengendalian impor produk perikanan. A Organisasi, Tugas dan Fungsi Kementerian Kelautan dan Perikanan Organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan dibentuk pertama kali denga nama Departemen Eksplorasi Laut (DEL), berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 355/M Tahun 1999 tanggal 26 Oktober 1999, dalam Kabinet Periode , dengan Ir. Sarwono Kusumaatmaja sebagai Menteri Eksplorasi Laut. Rincian tugas dan fungsi DEL ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1999, tanggal 10 November 1999, tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen. Penggunaan nomenklatur DEL Pendahuluan

29 tidak berlangsung lama karena berdasarkan usulan DPR dan berbagai pihak, telah dilakukan perubahan penyebutan dari Menteri Eksplorasi Laut menjadi Menteri Eksplorasi Laut dan Perikanan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 145 Tahun 1999, tanggal 1 Desember Perubahan ini ditindaklanjuti dengan penggantian nomenklatur DEL menjadi Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan (DELP) melalui Keputusan Presiden Nomor 147 Tahun 1999, tanggal 1 Desember Dalam perkembangan selanjutnya, telah terjadi perombakan susunan kabinet setelah Sidang Tahunan MPR tahun Kemudian, nomenklatur DELP diubah menjadi Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), sesuai denan Keputusan Presiden Nomor 165 Tahun 2000, tanggal 23 November 2000, tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Wewenang, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen. Pada tahun 2009, nomenklatur Departemen Kelautan (DKP) dan Perikanan menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Preaturan Presiden Nomor 94 Tahun Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja KKP, Tugas KKP adalah membantu Presiden RI dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan. Dalam melaksanakan tugas tersebut KKP menyelenggarakan fungsinya: 1) Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang kelautan dan perikanan; 2) Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya; 3) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggungjawabnya; 4) Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; 5) Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya struktur organisasi Kementerian Kementerian Kelautan dan Perikanan terdiri atas 10 unit Eselon 1, 57 Kantor Pusat dan 134 Kantor Daerah (UPT), rinciannya sebagai berikut: 1) Menteri Kelautan dan Perikanan; 2) Sekretariat Jenderal (Setjen) yaitu unsur pembantu yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal dan bertugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan KKP. Susunan organisasi Setjen terdiri dari: a. Biro Perencanaan, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran lintas sektor dan luar Pendahuluan

30 negeri, serta monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang kelautan dan perikanan; b. Biro Kepegawaian, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan, pengembangan, mutasi pegawai, administrasi jabatan fungsional, tata usaha kepegawaian, penyediaan data dan informasi kepegawaian, serta laporan kepegawaian; c. Biro Keuangan, mempunyai tugas melakukan pembinaan, koordinasi pelaksanaan anggaran, koordinasi pelaksanaan perbendaharaan, tata laksana keuangan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan anggaran, penyelesaian ganti rugi, akuntansi keuangan dan barang milik Negara, serta pelaporan keuangan dan barang milik Negara; d. Biro Hukum dan Organisasi, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyusunan peraturan perundang-undangan, pengembangan hukum laut, penyiapan naskah perjanjian, penelaahan dan bantuan hukum, serta pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan KKP; e. Biro Umum, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pengelolaan rumah tangga, perlengkapan, tata usaha dan persuratan, serta pemberian pelayanan yang menunjang pelaksanaan tugas kantor pusat KKP; f. Dewan Kelautan Indonesia, mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan dan perumusan rancangan kebijakan di bidang kelautan serta pelayanan teknis administrasi pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Kelautan Indonesia; g. Pusat Data, Statistik, dan Informasi, mempunyai tugas melaksanakan penyediaan data dan statistik, pengembangan sistem informasi, dan komunikasi media dan lembaga di bidang kelautan dan perikanan; h. Pusat Analisis Kerja Sama Internasional dan Antarlembaga. mempunyai tugas melaksanakan analisis, pengembangan, program, pembinaan, dan pelaksanaan kerja sama internasional dan antarlembaga di bidang kelautan dan perikanan, Dan i. Lembaga Pengelolaan Modal Usaha Kelautan dan Perikanan 3) Inspektorat Jenderal (Itjen), yaitu unsur pengawasan fungsional dalam melaksanakan pengawasan fungsional di lingkungan kementerian. Itjen dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal. Susunan organisasi Itjen terdiri dari: a. Sekretariat Inspektorat Jenderal, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Itjen; Pendahuluan

31 b. Inspektorat I, mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan serta administrasi di lingkungan Sekretariat Jenderal (Setjen), Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDMKP) dan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPMHP) serta seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Sekretariat Jenderal, BPSDMKP dan BKIPMHP; c. Inspektorat II, mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan serta administrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) dan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (DJPSDKP), serta seluruh UPT lingkup DJPT dan DJPSDKP d. Inspektorat III, mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan serta administrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) dan Direkotrat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (DJKP3K), serta seluruh UPT lingkup DJPB dan DJKP3K; e. Inspektorat IV, mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan serta administrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (DJP2HP) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BalitbangKP) serta seluruh UPT lingkup DJP2HP dan BalitbangKP; f. Inspektorat V, mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan pengawasan dan pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas petunjuk Menteri serta pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan serta administrasi di lingkungan Inspektorat Jenderal. 4) Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (Ditjen. PT) yaitu unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perikanan tangkap. Ditjen. PT dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen. PT terdiri dari: a. Sekretariat Direktorat Jenderal Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Ditjen Perikanan Tangkap menyelenggarakan fungsi sebagai: 1. Penyusunan rencana, program, kerjasama, dan anggaran, serta Pendahuluan

32 penyediaan data dan informasi; 2. Perumusan rancangan peraturan perundang-undangan, evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan ketatalaksanaan, pengelolaan dokumentasi dan pengembangan sistem informasi hukum, pelaksanaan hubungan masyarakat, dan pelayanan perpustakaan; 3. Pelaksanaan administrasi kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan, dan urusan tata usaha; 4. Analisis dan evaluasi pelaksanaan program, hasil pengawasan, dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan di bidang perikanan tangkap. Uraian dalam pelaksanaan Tugas dan fungsinya Sekretariat Ditjen Perikanan Tangkap telah dibagi kedalam 4 (empat) Bagian yaitu: 1. Bagian Program; 2. Bagian Kepegawaian; 3. Bagian Hukum, Organisasi dan Humas; 4. Bagian Keuangan dan Umum. b. Direktorat Sumber Daya Ikan, Direktorat Sumber Daya Ikan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur, dan bimbingan teknis, serta evaluasi di bidang sumber daya ikan. Dalam melaksanakan tugas pokok diatas, Direktorat Sumber Daya Ikan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang sumber daya ikan; 2. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur dibidang sumber daya ikan; 3. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang sumber daya ikan; 4. Pelaksanaan evaluasi di bidang sumber daya ikan; 5. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat. Selanjutnya uraian dalam pelaksanaan Tugas dan fungsinya Direktorat Sumber Daya Ikan dibagi kedalam 6 (enam) Subdirektorat yaitu: 1. Subdirektorat Perlindungan dan Pengkayaan SDI; 2. Subdirektorat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Perairan Pedalaman; 3. Subdirektorat Pemanfaatan SDI Laut Teritorial dan Kepulauan; Pendahuluan

33 4. Subdirektorat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan ZEEI dan Laut Lepas; 5. Subdirektorat Data dan Statistik Perikanan Tangkap; 6. Subbagian Tata Usaha. c. Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkap Ikan, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur, dan bimbingan teknis, serta evaluasi di bidang kapal perikanan dan alat penangkap ikan, dalam melaksanakan tugas pokok diatas, Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkap Ikan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kapal perikanan dan alat penangkap ikan; 2. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur dibidang kapal perikanan dan alat penangkap ikan; 3. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang kapal perikanan dan alat penangkap ikan; 4. Pelaksanaan evaluasi di bidang kapal perikanan dan alat penangkap ikan; 5. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat. Dari ke 5 (lima) fungsi dan tugas diatas selanjutnya terbagi kedalam Subdirektorat dibawah Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkap Ikan yaitu: 1. Subdirektorat Rancang Bangun Dan Kelaikan Kapal Perikanan; 2. Subdirektorat Rancang Bangun Dan Kelaikan Alat Penangkap Ikan; 3. Subdirektorat Pendaftaran Kapal Perikanan; 4. Subdirektorat Pengawakan Kapal Perikanan; 5. Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi; 6. Subbagian Tata Usaha. d. Direktorat Pelabuhan Perikanan, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur, dan bimbingan teknis, serta evaluasi di bidang pengembangan pelabuhan perikanan. Dalam melaksanakan tugas pokok diatas, Direktorat Pelabuhan Perikanan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan pelabuhan perikanan; 2. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang pengembangan pelabuhan perikanan; Pendahuluan

34 3. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pengembangan pelabuhan perikanan; 4. Pelaksanaan evaluasi di bidang pengembangan pelabuhan perikanan; 5. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat Selanjutnya uraian tugas dan fungsi dari Direktorat Pelabuhan Perikanan terbagi kedalam 6 (enam) Subdirektorat yaitu: 1. Subdirektorat Identifikasi dan Penyiapan Pelabuhan Perikanan; 2. Subdirektorat Tata Operasional Pelabuhan Perikanan; 3. Subdirektorat Pengendalian Pembangunan Pelabuhan Perikanan; 4. Subdirektorat Kesyahbandaran Pelabuhan Perikanan; 5. Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi Pelabuhan Perikanan; 6. Subbagian Tata Usaha. e. Direktorat Pelayanan Usaha Penangkapan Ikan, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Ditjen Perikanan Tangkap di bidang Pembinaan dan Pelayanan Usaha Penangkapan Ikan, berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Dirjen, Melaksanakan perumusan bahan kebijakan teknis, pembinaan dan bimbingan serta pengendalian pemanfaatan potensi usaha penangkapan ikan melalui mekanismeperizinan penangkapan ikan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Direktorat Pelayanan Usaha Penangkapan Ikan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan bimbingan pelayanan Usaha penangkapan ikan; 2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis mekanisme perizinan usaha penangkapan ikan; 3. Pelaksanaan kebijakan teknis, pembinaan dan bimbingan pengelolaan pelayanan pungutan perikanan dari usaha penangkapan ikan; 4. Pelaksanaan kebijakan teknis, pembinaan dan bimbingan pengelolaan pelayanan perizinan kapal perikanan; 5. Penyiapan penyusunan program dan kegiatan usaha penangkapan ikan; 6. Evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis, rencana, program dan kegiatan pemanfaatan potensi usaha serta pelayanan usaha Pendahuluan

35 penangkapan ikan; 7. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. Uraian dalam pelaksanaan Tugas dan fungsinya Direktorat Pelayanan Usaha Penangkapan Ikan telah dibagi kedalam 6 (enam) Subdirektorat yaitu : 1. Subdirektorat Alokasi Usaha Penangkapan Ikan; 2. Subdirektorat Tata Pengusahaan Penangkapan Ikan; 3. Subdirektorat Verifikasi Dokumen Penangkapan Ikan; 4. Subdirektorat Pelayanan Dokumen Penangkapan Ikan; 5. Subdirektorat Pemantauan Dan Evaluasi Pelayanan Usaha Penangkapan Ikan; 6. Subbagian Tata Usaha. f. Direktorat Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur, dan bimbingan teknis, serta evaluasi di bidang pengembangan usaha penangkapan ikan. Dalam melaksanakan tugas pokok diatas, Direktorat Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan usaha penangkapan ikan; 2. Penyiapan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang pengembangan usaha penangkapan ikan; 3. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pengembangan usaha penangkapan ikan; 4. Pelaksanaan evaluasi di bidang pengembangan usaha penangkapan ikan; 5. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. Selanjutnya uraian tugas dan fungsi dari Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan terbagi kedalam 6 (enam) Subdirektorat yaitu: 1. Subdirektorat Kelembagaan Usaha; 2. Subdirektorat Investasi dan Permodalan Usaha; 3. Subdirektorat Ketenagakerjaan Usaha Perikanan Tangkap; 4. Subdirektorat Pembinaan Pengelolaan Usaha; Pendahuluan

36 5. Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi Usaha Penangkapan Ikan; 6. Subbagian Tata Usaha. g. dan didukung oleh 22 (dua puluh dua) Unit Pelaksana Teknis (UPT), rinciannya sebagai berikut: Tabel 4: Satuan kerja Unit Pelayanan Teknis (UPT) DJPT NO LOK. WIL KODE SATKER NAMA SATKER PELABUHAN PERIKANAN PANTAI KARANGANTU BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENANGKAPAN IKAN SEMARANG PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PEKALONGAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SUNGAILIAT PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA TANJUNG PANDAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TELUK BATANG PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PEMANGKAT PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA TERNATE PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PRIGI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BUNGUS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA KENDARI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PELABUHAN RATU PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA TUAL PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA KEJAWANAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PENGAMBENGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BITUNG 5) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Ditjen. PB) yaitu unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perikanan budidaya. Ditjen. PB dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen. PB terdiri dari: a. Sekretariat Direktorat Jenderal, merupakan unsur pembantu yang dipimpin oleh Sekretaris Direktorat Jenderal, yang bertugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya. Sekretariat Direktorat Jenderal, Pendahuluan

37 terdiri dari : (i) Bagian Program; (ii) Bagian Kepegawaian; (iii) Bagian Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat; (iv) Bagian Umum dan Keuangan; dan (v) Kelompok Jabatan Fungsional; b. Direktorat Prasarana dan Sarana Budidaya, merupakan unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang prasarana dan sarana budidaya. Direktorat Prasarana dan Sarana Budidaya, terdiri dari : (i) Subdirektorat Lahan dan air; (ii) Subdirektorat Prasarana dan Sarana Budidaya Air Tawar; (iii) Subdirektorat Prasarana dan Sarana Budidaya Air Payau; (iv) Subdirektorat Prasarana dan Sarana Budidaya Laut; (v) Subdirektorat Minapolitan Budidaya; dan (vi) Subbagian Tata Usaha; c. Direktorat Perbenihan, merupakan unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan. Direktorat Perbenihan, terdiri dari : (i) Subdirektorat Induk; (ii) Subdirektorat Perbenihan Skala Kecil; (iii) Subdirektorat Perbenihan Skala Besar; (iv) Subdirektorat Standarisasi dan Sertifikasi Perbenihan; (v) Subdirektorat Informasi dan Distribusi Perbenihan; dan (vi) Subbagian Tata Usaha; d. Direktorat Produksi, merupakan unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produksi perikanan budidaya. Direktorat Produksi, terdiri dari : (i) Subdirektorat Budidaya Air Tawar; (ii) Subdirektorat Budidaya Air Payau dan Laut; (iii) Subdirektorat Budidaya Ikan Hias; (iv) Subdirektorat Sertifikasi; (v) Subdirektorat Data dan Statistik Perikanan Budidaya; dan (vi) Subbagian Tata Usaha; e. Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan, merupakan unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kesehatan ikan dan lingkungan. Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan, terdiri dari : (i) Subdirektorat Hama dan Penyakit Ikan; (ii) Subdirektorat Perlindungan Lingkungan Budidaya; (iii) Subdirektorat Standarisisasi Kesehatan Ikan dan Lingkungan; (iv) Subdirektorat Obat Ikan, Kimia dan Bahan Biologi; (v) Subdirektorat Pengendalian Residu; dan (vi) Subbagian Tata Usaha Pendahuluan

38 f. Direktorat Usaha Budidaya, merupakan unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang usaha budidaya. Direktorat Usaha Budidaya, terdiri dari : (i) Subdirektorat Investasi dan Permodalan; (ii) Subdirektorat Kewirausahaan; (iii) Subdirektorat Pelayanan Usaha; (iv) Subdirektorat Kelembagaan dan Ketenagakerjaan; (v) Subdirektorat Informasi Usaha dan Promosi; dan (vi) Subbagian Tata Usaha g. Unit Pelaksana Tenis (UPT) lingkup Ditjen Perikanan Budidaya, sebanyak 3 Balai Besar, 11 Balai, 1 BLU (Balai Layanan Usaha) dan 1 Loka, mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan penerapan teknik, pembenihan, pembudidayaan, pengelolaan kesehatan ikan dan pelestarian lingkungan budidaya, rinciannya sebagai berikut: NO Tabel 5 : Satuan Kerja Unit Pelayanan Teknis (UPT) DJPB LOK. WIL KODE SATKER NAMA SATKER BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR SUNGAI GELAM BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR TAWAR SUKABUMI BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT LAMPUNG BALAI LAYANAN USAHA PRODUKSI PERIKANAN BUDAYA (BLUPPB) KARAWANG BALAI PRODUKSI INDUK UDANG UNGGUL DAN KEKERANGAN KARANGASEM BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR TATELU BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU UJUNG BATEE BALAI BUDIDAYA LAUT BATAM BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR MANDIANGIN BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR BALAI BUDIDAYA LAUT AMBON BALAI BUDIDAYA LAUT LOMBOK LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG Pendahuluan

39 6) Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen. PSDKP) yaitu unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis dibidang pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan. Ditjen. PSDKP dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen. PSDKP terdiri dari: a. Sekretariat Direktorat Jenderal, melaksanakan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dilingkungan Ditjen PSDKP, dengan fungsi sebagai berikut: 1. Koordinasi penyusunan rencana, program dan anggaran kerja sama serta penyediaan data dan informasi; 2. Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian; 3. Koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan ketatalaksanaan, pengembangan sistem informasi dan dokumen hukum, pelaksanaan hubungan masyarakat dan pelayanan perpustakaan; 4. Pelaksanaan urusan administrasi keuangan, rumah tangga,perlengkapan serta urusan tata usaha; 5. Analisis dan evaluasi pelaksanaan program, hasil pengawasan dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan di bidang pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan. b. Direktorat Pengawasan Sumber Daya Perikanan, Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengawasan sumber daya perikanan; c. Direktorat Pengawasan Sumber Daya Kelautan, Melaksanaan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengawasan sumber daya kelautan; d. Direktorat Kapal Pengawas, Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kapal pengawas; e. Direktorat Pemantauan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan dan Pengembangan Infrastruktur Pengawasan, Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemantauan sumber daya kelautan dan perikanan dan Pendahuluan

40 pengembangan infrastruktur pengawasan; f. Direktorat Penanganan Pelanggaran, Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Penangan pelanggaran. g. dan didukung oleh 5 (lima) UPT, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 6: Satuan Kerja Unit Pelayanan Teknis (UPT) PSDKP NO LOK.W IL KODE SATKER NAMA SATKER PANGKALAN PENGAWASAN SDKP JAKARTA PANGKALAN PENGAWASAN SDKP BITUNG STASIUN PENGAWASAN SDKP BELAWAN STASIUN PENGAWASAN SDKP PONTIANAK STASIUN PENGAWASAN SDKP TUAL 7) Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen. P2HP), yaitu unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis dibidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Ditjen. P2HP dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal, dalam menyelenggarakan progam dan kegiatan, Ditjen P2HP mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan serta standardisasi teknis di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. fungsi: 1. Penyiapan perumusan kebijakan KKP di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; 5. Pelaksanaan administrasi Ditjen P2HP Susunan organisasi Ditjen P2HP terdiri dari: a. Sekretariat Direktorat Jenderal, b. Direktorat Pengolahan Hasil, c. Direktorat Pengembangan Produk Nonkonsumi, d. Direktorat Pemasaran Dalam Negeri, e. Direktorat Pemasaran Luar Negeri, Pendahuluan

41 f. Direktorat Usaha dan Investasi, dan didukung oleh 1 (satu) UPT. 8) Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Ditjen. KP3K) yaitu unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil. Ditjen. KP3K dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen. KP3K terdiri dari: a. Sekretariat Direktorat Jenderal, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Organisasi ini terdiri dari: (i) Bagian Program; (ii) Bagian Kepegawaian, Keuangan, dan Umum; (iii) Bagian Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat; (iv) Bagian Monitoring Evaluasi, dan Pelaporan; dan (v) Kelompok Jabatan Fungsional. b. Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, mempunyai tugas Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan criteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang tata ruang laut pesisir, dan pulau-pulau kecil. Organisasi ini terdiri dari: (i) Sub Direktorat Rencana Tata Ruang Laut Nasional dan perairan Yurisdiksi; (ii) Sub Direktorat Rencana Tata Ruang dan Zonasi Wilayah I; (iii) Sub Direktorat Rencana Tata Ruang dan Zonasi Wilayah II; (iv) Sub Direktorat Informasi dan Evaluasi Spasial; dan (v) Subbagian Tata Usaha c. Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang konservasi kawasan dan jenis ikan. Organisasi ini terdiri dari: (i) Sub Direktorat Jejaring, Data dan Informasi Konservasi; (ii) Sub Direktorat Konservasi Kawasan; (iii) Sub Direktorat Konservasi Jenis Ikan ; (iv) Sub Direktorat Pemanfaatan Kawasan dan Jenis Ikan; dan (v) Subbagian Tata Usaha d. Direktorat Pesisir dan Lautan, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi dibidang pesisir dan lautan. Organisasi ini terdiri dari: (i) Sub Direktorat Mitigasi bencana lingkungan; (ii) Sub Direktorat Pendayagunaan Sumber Daya Kelautan; (iii) Sub Direktorat Pendahuluan

42 Penanggulangan pencemaran Sumberdaya pesisir dan lautan; (iv) Sub Direktorat Rehabilitasi dan reklamasi; dan (v) Subbagian Tata Usaha e. Direktorat Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pendayagunaan pulau-pulau kecil. Organisasi ini terdiri dari: (i) Sub Direktorat Identifikasi Pulaupulau Kecil; (ii) Sub Direktorat Sarana dan Prasarana Pulau-pulau Kecil; (iii) Sub Direktorat Pengelolaan Ekosistem Pulau-pulau Kecil; (iv) Sub Direktorat Investasi dan promosi pulau-pulau kecil; dan (v) Subbagian Tata Usaha f. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha. Organisasi ini terdiri dari: (i) Sub Direktorat Akses Permodalan; (ii) Sub Direktorat Akses Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; (iii) Sub Direktorat Sosial Budaya Masyarakat; (iv) Sub Direktorat Pengembangan Usaha; dan (v) Subbagian Tata Usaha; g. dan didukung oleh 8 (delapan) UPT, rician sebagai berikut: Tabel 7: Satuan Kerja Unit Pelayanan Teknis (UPT) DJKP3K NO LOK.W IL KODE SATKER NAMA SATKER LOKA PENGELOLAAN (LOKA PSL) SERANG BALAI PENGELOLAAN SDPL DENPASAR BALAI PENGELOLAAN SDPL PONTIANAK BALAI PENGELOLAAN SDPL MAKASSAR LOKA PENGELOLAAN (LOKA SPL) SORONG LOKA KAWASAN (BKKPN) PEKANBARU BALAI PENGELOLAAN SDPL (BPSPL) PADANG BALAI KAWASAN (BKKPN) KUPANG 9) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP), yaitu unsur pelaksana di bidang penyelenggaraan penelitian dan pengembangan IPTEK Kelautan Perikanan, sebelumnya Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) berubah nomenklatur menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP), Balitbang KP dipimpin Pendahuluan

43 NO oleh seorang Kepala Badan. Susunan organisasi Balitbang KP terdiri dari: a. Sekretariat Badan, b. Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konsevasi Sumber Daya Ikan, c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, d. Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan, e. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir, f. dan didukung oleh 16 (enam belas) UPT dibidang penelitian dan LOK. WIL pengembangan kelautan dan perikanan, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 8: Satuan Kerja Unit Pelayanan Teknis (UPT) Balitbang KP KODE SATKER NAMA SATKER BALAI RISET PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR BALAI RISET PERIKANAN PERAIRAN UMUM BALAI RISET PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU BALAI RISET PERIKANAN LAUT BALAI BESAR RISET PERIKANAN BUDIDAYA LAUT BALAI BESAR RISET PENGOLAHAN PRODUK DAN BIOTEKNOLOGI KP BALAI BESAR RISET SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI RISET BUDIDAYA IKAN HIAS DEPOK BALAI RISET DAN OBSERVASI KELAUTAN LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT BALAI RISET PEMULIHAN SUMBER DAYA IKAN JATILUHUR LOKA RISET PEMULIAAN DAN TEKNOLOGI BD PERIKANAN AIR TAWAR LOKA RISET KERENTANAN PESISIR DAN LAUT LOKA PENELITIAN PERIKANAN TUNA BENOA LOKA LITBANG MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN LOKA PEREKAYASAAN TEKNOLOGI KELAUTAN 10) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDMKP), yaitu unsur pendukung yang mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan perumusan kebijakan program pengembangan SDM perikanan serta penyuluhan di bidang perikanan, pembinaan dan pelaksanaan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan perikanan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas Kementerian berdasarkan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendahuluan

44 BPSDMKP dipimpin oleh seorang Kepala Badan. Susunan organisasi BPSDMKP terdiri dari: a. Sekretariat BPSDMKP, mempunyai tugas melaksanakan penyerasian program dan anggaran, kerja sama, serta pembinaan dan pemberian dukungan administratif kepada seluruh unsur di lingkungan Badan Pengembangan SDM KP. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Sekretariat Badan menyelenggarakan fungsi: 1). pelaksanaan penyerasian dan penyusunan rencana, program, anggaran, kegiatan, dan kerja sama di bidang pengembangan sumber daya manusia kelautan dan perikanan serta penyuluhan di bidang kelautan dan perikanan; 2). Pelaksanaan pengembangan organisasi dan ketatalaksanaan, perumusan rancangan peraturan perundang-undangan, dan pengelolaan urusan kepegawaian; 3). pelaksanaan perbendaharaan, administrasi keuangan, dan barang kekayaan milik negara, serta pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Badan Pengembangan SDM KP; dan 4). pelaksanaan monitoring dan evaluasi, pelaporan Badan Pengembangan SDM KP, serta pengelolaan dokumentasi dan perpustakaan. Sekretariat Badan dalam melaksanakan tugas kesekretariatan didukung oleh: 1) Bagian Program dan Kerja Sama; 2) Bagian Organisasi dan Kepegawaian; 3) Bagian Keuangan dan Umum; 4) Bagian Evaluasi dan Dokumentasi; dan 5) Kelompok Jabatan Fungsional. b. Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan bahan kebijakan dan program, serta melaksanakan penyusunan pedoman, standar, bimbingan, monitoring, dan evaluasi tata penyelenggaraan, kebutuhan pendidikan, pengembangan dan pembinaan kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan pendidikan, lembaga, dan tenaga pendidik di bidang Pendahuluan

45 kelautan dan perikanan. Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan fungsi: 1) pengkajian dan penyiapan perumusan bahan kebijakan, perencanaan, program pendidikan di bidang kelautan dan perikanan; 2) pelaksanaan kerja sama pendidikan dan tugas belajar di bidang kelautan dan perikanan; 3) pelaksanaan penyusunan pedoman, standar, dan bimbingan tata penyelenggaraan pendidikan serta pengembangan penyusunan kebutuhan pendidikan di bidang kelautan dan perikanan; 4) penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pendidikan menengah kejuruan di bidang kelautan dan perikanan; 5) pelaksanaan pengembangan dan pembinaan kelembagaan, tenaga pendidik, peserta didik, dan alumni pendidikan berstandar internasional di bidang kelautan dan perikanan; 6) monitoring dan evaluasi penyelenggaraan dan hasil pendidikan di bidang kelautan dan perikanan; dan 7) pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan didukung oleh Bidang-bidang seperti dibawah ini: 1) Bidang Program, Monitoring, dan Evaluasi; 2) Bidang Penyelenggaraan Pendidikan; 3) Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan; 4) Subbagian Tata Usaha; dan 5) Kelompok Jabatan Fungsional. c. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan bahan kebijakan dan program, serta melaksanakan penyusunan pedoman, standar, bimbingan, monitoring, dan evaluasi tata penyelenggaraan, kebutuhan pelatihan, pengembangan dan pembinaan kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan pelatihan, lembaga dan tenaga pelatih/instruktur di bidang kelautan dan perikanan. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan fungsi: Pendahuluan

46 1) pengkajian dan penyiapan perumusan bahan kebijakan, perencanaan, program pelatihan di bidang kelautan dan perikanan; 2) pelaksanaan kerja sama pelatihan dan permagangan di bidang kelautan dan perikanan; 3) pelaksanaan penyusunan pedoman, standar, dan bimbingan tata penyelenggaraan pelatihan serta pengembangan penyusunan kebutuhan pelatihan di bidang kelautan dan perikanan; 4) penyelenggaraan pelatihan aparatur dan non aparatur di bidang kelautan dan perikanan; 5) pelaksanaan pengembangan dan pembinaan kelembagaan, tenaga pelatih/instruktur, peserta latih, dan alumni pelatihan di bidang kelautan dan perikanan; 6) monitoring dan evaluasi penyelenggaraan dan hasil pelatihan di bidang kelautan dan perikanan; dan 7) pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat pelatihan Kelautan dan Perikanan. Dalam melaksanakan tugas dimaksud Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan didukung oleh Bidang-bidang sebagai berikut; 1) Bidang Program, Monitoring, dan Evaluasi; 2) Bidang Penyelenggaraan Pelatihan; 3) Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan; 4) Subbagian Tata Usaha; dan 5) Kelompok Jabatan Fungsional. d. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan bahan kebijakan dan program, serta melaksanakan penyusunan pedoman, standar, bimbingan, monitoring, dan evaluasi tata penyelenggaraan, kebutuhan penyuluhan, pengembangan dan pembinaan kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan penyuluhan, lembaga, dan tenaga penyuluhan di bidang kelautan dan perikanan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan fungsi: 1) pengkajian dan penyiapan perumusan bahan kebijakan, perencanaan, program penyuluhan di bidang kelautan dan Pendahuluan

47 perikanan; 2) pelaksanaan kerja sama pengembangan penyuluhan di bidang kelautan dan perikanan; 3) pelaksanaan penyusunan pedoman, standar, dan bimbingan tata penyelenggaraan penyuluhan serta penyusunan kebutuhan penyuluhan di bidang kelautan dan perikanan; 4) pelaksanaan pengembangan dan pembinaan kelembagaan, ketenagaan penyuluh, materi, sarana, metode, dan sistem penyelenggaraan penyuluhan di bidang kelautan dan perikanan; 5) monitoring dan evaluasi penyelenggaraan dan hasil penyuluhan di bidang perikanan; dan 6) pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Penyuluhan kelautan dan perikanan. Dalam tugas diatas Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan didukung oleh Bidang-bidang sebagaimana dibawah ini: 1) Bidang Program, Monitoring, dan Evaluasi; 2) Bidang Penyelenggaran Penyuluhan; 3) Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan; 4) Subbagian Tata Usaha; dan 5) Kelompok Jabatan Fungsional. dan didukung oleh 20 (Dua Puluh) UPT, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 9: Satuan Kerja Unit Pelayanan Teknis (UPT) BPSDMKP NO LOK. WIL KODE SATKER NAMA SATKER SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH TEGAL AKADEMI PERIKANAN BITUNG BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN MEDAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN AMBON BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN BANYUWANGI BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL Pendahuluan

48 BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN AERTEMBAGA SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA BAGIAN ADMINISTRASI PELATIHAN PERIKANAN LAPANGAN SERANG SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH LADONG SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH PARIAMAN SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH PONTIANAK SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH BONE SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH WAEHERU SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH SORONG SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JURUSAN PENYULUHAN PERIKANAN BOGOR AKADEMI PERIKANAN SIDOARJO AKADEMI PERIKANAN SORONG SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH KOTA AGUNG LAMPUNG BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR SUKAMANDI 11) Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), yaitu unsur pelaksana di bidang peny elenggaraan karantina ikan pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, pada Tahun Anggaran 2011, Badan Karantina Ikan yang semula merupakan bagian dari Sekretariat Jenderal, diresmikan sebagai organisasi mandiri dengan nomenklatur Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPMKHP). Pembentukan badan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, BKIPM dipimpin oleh seorang Kepala Badan. Susunan organisasi BKIPM terdiri dari: a. Sekretariat Badan, mempunyai tugas melaksanakan penyerasian program dan anggaran, kerjasama serta pembinaan dan pemberian dukungan administratif kepada semua unsur di lingkungan BKIPM. Fungsi yang diemban Sekretariat BKIPM adalah : 1. Pelaksanaan penyerasian dan penyusunan rencana, program, Pendahuluan

49 anggaran, monitoring dan evaluasi serta penyusunan kerja sama di bidang karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan; 2. Pelaksanaan administrasi kepegawaian, pengelolaan, pengembangan dan tata usaha kepegawaian dan jabatan fungsional; 3. Pelaksanaan perumusan rancangan peraturan perundang-undangan, penyempurnaan organisasi dan ketatalaksanaan, pengelolaan dokumentasi dan pengembangan sistem informasi hukum; 4. Pelaksanaan perbendaharaan, administrasi keuangan dan barang kekayaan milik negara serta pelaksanaan urusan persuratan, tata usaha, rumah tangga dan perlengkapan; 5. Pengelolaan sarana dan prasana teknologi infomasi, pengembangan sistem informasi, publikasi, perpustakaan, kehumasan, pengelolaan data dan pelaporan serta layanan pengaduan. b. Pusat Karantina Ikan, mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan perkarantinaan ikan serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya. Fungsi yang diemban adalah : 1. Perumusan kebijakan operasional perkarantinaan ikan; 2. Koordinasi penindakan dan penanganan pelanggaran perkarantinaan ikan dan pembinaan PPNS karantina ikan; 3. Perumusan kebijakan tata laksana instalasi dan laboratorium; 4. Pengkajian sistem perkarantinaan ikan; 5. Pengkajian manajemen risiko hama dan penyakit ikan; 6. Pelaksanaan tata usaha Pusat Karantina Ikan c. Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis, monitoring, evaluasi dan laporan di bidang sertifikasi mutu dan keamanan hasil perikanan. Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan mengemban fungsi : 1. Perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria sistem sertifikasi mutu dan keamanan hasil perikanan; 2. Pelaksanaan kegiatan sertifikasi, akreditasi dan monitoring, harmonisasi dan penanganan kasus dalam rangka sertifikasi mutu dan keamanan hasil perikanan; 3. Monitoring, evaluasi dan laporan penerapan sistem sertifikasi mutu Pendahuluan

50 dan keamanan hasil perikanan; 4. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. d. Pusat Manajemen Mutu, mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis, monitoring, evaluasi dan laporan di bidang manajemen mutu otoritas kompeten. Pusat Manajemen Mutu mengemban fungsi : 1. Perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar prosedur, kriteria, monitoring, evaluasi, dan laporan di bidang sistem manajemen mutu otoritas kompeten; 2. Pelaksanaan penerapan, verifikasi dan bimbingan teknis sistem manajemen mutu otoritas kompeten bidang produksi, laboratorium dan lembaga inspeksi; 3. Pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan laporan; 4. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. e. Didukung dengan 47 (empat puluh tujuh) UPT, berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.25/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, maka BKIPM diperkuat dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang pelayanan operasional karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan dan UPT di bidang pelayanan uji standar karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan. UPT di bidang pelayanan operasional terdiri dari 46 UPT BKIPM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 2 Balai Besar KIPM, 7 Balai KIPM Kelas I, 5 Balai KIPM Kelas II, 18 Stasiun KIPM Kelas I dan 14 Stasiun KIPM Kelas II. Sedangkan UPT di bidang pelayanan uji standar adalah Balai Uji Standar KIPM yang berkedudukan di Jakarta. UPT di bidang pelayanan operasional karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina (HPIK) ke/di/keluar wilayah negara Republik Indonesia, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan serta penerapan sistem manajemen mutu. Dalam menjalankan tugasnya, UPT di bidang pelayanan operasional menyelenggarakan fungsi : 1. Pelaksanaan pencegahan masuk dan tersebarnya HPIK dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri atau keluarnya Pendahuluan

51 dari dalam wilayah negara Republik Indonesia; 2. Pelaksanaan pencegahan keluar dan tersebarnya HPI dari wilayah negara Republik Indonesia yang dipersyaratkan negara tujuan; 3. Pelaksanaan tindakan karantina terhadap media pembawa HPIK; 4. Pelaksanaan pemantauan HPIK, mutu dan keamanan hasil perikanan; 5. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian HPIK, mutu dan keamanan hasil perikanan; 6. Pelaksanaan inspeksi terhadap UPI dalam rangka sertifikasi penerapan program manajemen mutu terpadu, 7. Pelaksanaan surveilen HPIK, mutu dan keamanan hasil perikanan; 8. Pelaksanaan sertifikasi kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan; 9. Pelaksanaan pengujian HPIK, mutu dan keamanan hasil perikanan; 10. Penerapan sistem manajemen mutu pada laboratorium dan pelayanan operasional; 11. Pembuatan koleksi media pembawa dan/atau HPIK; 12. Pengumpulan dan pengolahan data dan informasi perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan; 13. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. UPT di bidang pelayanan uji standar karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan mempunyai tugas melaksanakan pengujian dan pengembangan teknik dan metoda pengujian karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan dalam rangka uji standar karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan. Dalam melaksanakan tugasnya, Balai Uji Standar KIPM menyelenggarakan fungsi : 1. Pelaksanaan pengujian HPIK, mutu dan keamanan hasil perikanan dalam rangka uji standar HPIK, mutu dan keamanan hasil perikanan; 2. Pengembangan teknik dan metoda pengujian HPIK, mutu dan keamanan hasil perikanan; 3. Pelaksanaan uji profisiensi; 4. Pelaksanaan rancangan standardisasi metoda pengujian karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan; Pendahuluan

52 5. Pembuatan koleksi standar media pembawa dan/atau HPIK; 6. Penyiapan bahan informasi dan publikasi hasil pengujian laboratorium karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan; 7. Pelaksanaan kerja sama teknis laboratorium nasional dan internasional; 8. Pelaksanaan bimbingan teknis laboratorium; 9. Pengumpulan dan pengolahan data; 10. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. 12) Staf Ahli Menteri adalah unsur pembantu dalam memberikan telaahan, pertimbangan, dan saran pemecahan masalah secara konseptual mengenai hal-hal tertentu menurut keahliannya yang berkaitan dengan kelautan dan perikanan. Susunan organisasi Staf Ahli Menteri terdiri dari: a. Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya, b. Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik, c. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga, d. Staf Ahli Bidang Hukum, dan e. Staf Ahli Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut. Pendahuluan

53 Struktur organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan seperti pada gambar berikut: Gambar 1: Organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan Pendahuluan

54 A SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan Jumlah pegawai di KKP (Pusat dan UPT) sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 mencapai orang, dengan rincian sebagai berikut: Grafik 1: Jumlah Pegawai KKP berdasarkan Golongan Per 31 Desember GOL. I GOL. II GOL. III GOL. IV Tabel 10: Jumlah Pegawai KKP berdasarkan Tingkat Golongan dan Jenis Kelamin UNIT KERJA JENIS KELAMIN SEKRETARIAT JENDERAL GOLONGAN I II III IV JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH INSPEKTORAT JENDERAL LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH PERIKANAN TANGKAP LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH PERIKANAN BUDIDAYA P2HP KP3K LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH Pendahuluan

55 LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH PSDKP LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH BADAN LITBANG KP LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH BADAN PSDMKP LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH BADAN KARANTINA IKAN PMKHP LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH ) Jumlah pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan per 31 Desember 2014 sebanyak orang yang terdiri dari unit kerja Eselon I (Pusat dan UPT): Sekretariat Jenderal 581 orang, Ditjen. Inspektur Jenderal 207 orang, Perikanan Tangkap orang, Ditjen. Perikanan Budidaya orang, Ditjen. P2HP 400 orang, Ditjen. KP3K 554 orang, Ditjen. PSDKP 926 orang, Balitbang KP orang, BPSDMKP orang dan BKIPM orang. 2) Jika dilihat dari Gambar 1 di atas, jumlah pegawai menurut Eselon I terbanyak terdapat di BPSDMKP sekitar 17,45%, sedangkan jumlah pegawai yang sedikit terdapat di Itjen sekitar 1,97% dari total jumlah pegawai KKP. 3) Jumlah pegawai menurut golongan: Golongan IV sebanyak orang, Golongan III sebanyak orang, Golongan II sebanyak orang, dan Golongan I sebanyak 213 orang. Pendahuluan

56 A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN A.3.1. Penyusunan Laporan Secara Berjenjang Penyusunan Laporan Keuangan secara berjenjang Melalui Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pemerintah telah memberikan wewenang kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menetapkan suatu sistem akutansi dan pelaporan Keuangan Negara, yang kemudian dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171 Tahun 2007, tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat yang telah disempurnakan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233 tahun 2012 disebutkan bahwa terdapat dua sistem utama yang membentuk Sistem Akutansi dan Pelaporan Keuangan Negara, yaitu Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara yang (SA-BUN) yang dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan, SA-BUN mempunyai beberapa sub sistem salah satunya adalah Sistem Akuntansi Umun (SAU) yang di laksanakan oleh Kementerian Keuangan dan Sistem Akutansi Instansi (SAI) yang dilaksanakan oleh kementerian/lembaga negara selaku pelaksana kegiatan yang membebani keuangan negara. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga. Kementerian Negara/Lembaga melakukan pemrosesan data untuk menghasilkan Laporan Keuangan, SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya. Dalam pelaksanaan SAI, Kementerian Negara/Lembaga membentuk unit akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang. Unit akuntansi keuangan terdiri dari: 1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA); 2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran - Eselon1 (UAPPA-E1); 3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran - Wilayah (UAPPA-W); 4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA). Unit akuntansi barang terdiri dari: 1. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB); 2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon1 (UAPPB-E1); 3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W); 4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB). Pendahuluan

57 Gambar 2: Kerangka Umum SAI SAI Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) Sistem Informasi Manejemen Akutansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) Gambar 3: Mekanisme Penyusunan Laporan SAI Pendahuluan

58 Gambar 4: Alur Penyusunan Laporan Keuangan KKP Tahunan (Audited) 2014 Grafik 2: Jumlah satker KKP menurut Eselon 1 tahun TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 Pendahuluan

59 Tabel 11:Jumlah satker KKP menurut Eselon 1 tahun NO UNIT ESELON 1 TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN SETJEN ITJEN PT PB P2SDKP P2HP KP3K BRKP BSDMKP BKIPM JUMLAH Kenaikan/penurunan 272 (261) Prosentase (%) 37,16 (26,00) 6,59 12,37 3,26 1. Jumlah satker terbanyak terjadi tahun 2010 sebanyak 1004 yang sebagian besar ada di satker tugas pembantuan yang tersebar di kota dan kabupaten sebesar 547 satker, dengan satker paling banyak di unit eselon 1 Ditjen Perikanan Budidaya; 2. Jumlah satker Kementerian Kelautan dan Perikanan paling sedikit terjadi tahun 2011 sebanyak 743 dengan penurunan satker 26% sehingga berakibat banyaknya satker inaktif yang berdampak pada kualitas penyampaian laporan keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara umum; 3. Untuk tahun anggaran 2014 terdapat kenaikan jumlah satker sebesar 3,26% dibandingkan periode tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan adanya penambahan alokasi anggaran di satker tugas pembantuan yang ada di Kabupaten dan Kota. 4. Sedangkan satker inaktif merupakan satker yg tidak dapat alokasi anggaran di tahun 2014 tetapi masih terdapat aset dalam laporan neraca yang belum di pertanggungjawabkan untuk di serah terimakan ke pemerintah daerah atau masyarakat, untuk satker inaktif yang masih ada di tahun 2014 berjumlah 399 satker. Pada penyampaian laporan keuangan tingkat wilayah, untuk kementerian Kelautan dan Perikanan tidak memiliki kantor wilayah, sebagai tindak lanjut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan Pendahuluan

60 atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat yang kemudian dituangkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor PER.19/MEN/2011 tentang Sistem Akutansi dan Pelaporan Keuangan Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.63/MEN/2012 tentang Penetapan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi sebagai Penanggung jawab unit Akutansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah. Untuk penyusunan laporan keuangan Tahunan (Audited) tahun 2014 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. Laporan Keuangan KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Tahunan (Audited) tahun 2014 ini merupakan laporan konsolidasi dari seluruh jenjang struktural di bawah KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN seperti eselon I, wilayah, serta satuan kerja yang bertanggung jawab atas anggaran yang diberikan. Jumlah satuan kerja di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah 918 satker. Dari jumlah tersebut, yang menyampaikan laporan keuangan dan dikonsolidasikan sejumlah 918 satker (100%). Rincian satuan kerja tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: No Tabel 12: Rekapitulasi Jumlah Satker KKP TA.2014 berdasarkan Unit Eselon 1 Kode Eselon I Satker Eselon I M Jumlah Jenis Kewenangan KP KD DK TP T M Sekretariat Jenderal Inspektorat Jenderal Ditjen Perikanan Tangkap Ditjen Perikanan Budidaya Ditjen PSDKP Ditjen P2HP Ditjen KP3K BRKP BPSDMKP BKIPM M Jumlah T M M T M M T M Jml Pendahuluan

61 No Tabel 13: Rekapitulasi Jumlah Satker KKP TA 2014 yg menyampaikan LK berdasarkan Wilayah Kode Wilaya h Propinsi/ Koordinator Wilayah M Jumlah Jenis Kewenangan KP KD DK TP T M DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH D.I YOGYAKARTA JAWA TIMUR N.A.D SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMSEL LAMPUNG KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULSEL SULTRA MALUKU BALI NTB NTT PAPUA BENGKULU MALUKU UTARA BANTEN BANGKA BELITUNG GORONTALO KEPULAUAN RIAU PAPUA BARAT SULAWESI BARAT M Jumlah KANTOR PUSAT T M M T M M T M Jml Keterangan: M : Menyampaikan TM : TidakMenyampaikan Pendahuluan

62 Ko de Tabel 14: Rekapitulasi Jumlah Satker KKP TA 2014 Eselon I Satker Penerim a DIPA Satker Pencata t BMN Satker Inaktif Satker Baru 01 Setjen Itjen Ditjen Perikanan 03 Tangkap Ditjen Perikanan 04 Budidaya Ditjen PSDKP Ditjen P2HP Ditjen KP3K Badan Litbang KP Badan SDM KP BKIPMKHP Grafik 3: Jumlah Satker KKP TA 2014 Berdasarkan tabel diatas dapat disampaikan Satker aktif yang menerima DIPA sampai dengan Tahunan (Audited) tahun 2014 sejumlah 918 dan 129 Satker diantaranya merupakan Satker baru, sedangkan Satker Inaktif sejumlah 399 dari total Satker pencatat BMN yang berjumlah Pendahuluan

63 Tabel 15: Jumlah Satker KKP TA 2014 berdasarkan laporan keuangan Kode Koord Wilayah Jumlah Satker Lap Koord Wilayah Lap W (KD) Lap W (DK&TP) 01 DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Di Yogyakarta Jawa Timur NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Lampung Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Maluku Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Papua Bengkulu Maluku Utara Banten Bangka Belitung Gorontalo Kepulauan Riau Papua Barat Sulawesi Barat Pendahuluan

64 A.3.2. Berdasarkan Alokasi Anggaran Grafik 4:Alokasi anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2010 s.d 2014 ALOKASI ANGGARAN KKP DARI TAHUN ANGGARAN 2010 ANGGARAN 2011 ANGGARAN 2012 ANGGARAN 2013 ANGGARAN 2014 N O UNIT ESELON 1 Tabel 16: Alokasi Anggaran KKP tahun ANGGARAN 2010 ANGGARAN 2011 ANGGARAN 2012 ANGGARAN 2013 ANGGARAN SETJEN ITJEN PT PB P2SDKP P2HP KP3K BRKP BSDMKP BKIPM JUMLAH Kenaikan/penuruna n ( ) ( ) Prosentase (%) (2,16) 62,15 14,72 8,66 (12,09) 1. Penurunan paling besar terjadi pada tahun 2010 sebesar 2,16% atau (Rp ,00 dari 10 unit eselon 1; 2. Kenaikan anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan paling besar terjadi pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 62,15% atau Rp ,00; Pendahuluan

65 3. Secara keseluruhan anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan mengalami peningkatan dari tahun 2010 s.d 2014 kecuali tahun 2014 sampai dengan Tahunan (lihat grafik). A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI Dalam reformasi di bidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintahan. Perubahan di bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi dihasilkan informasi keuangan yang tersedia bagi berbagai pihak untuk digunakan sesuai dengan tujuan masing-masing. Karena begitu eratnya keterkaitan antara keuangan pemerintahan dan akuntansi pemerintahan, maka sistem dan proses yang lama dalam akuntansi pemerintahan banyak menimbulkan berbagai kendala sehingga belum sepenuhnya mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dalam proses Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahunan (Audited) Tahun 2014 Kementerian Kelautan dan Perikan telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Disamping itu laporan keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan masih menggunakan basis kas untuk untuk pengelolaan realisasi belanja dan pendapatan sedangkan untuk neraca menggunakan akrual basis, belum berlakunya penerapan akrual basis secara keseluruhan dikarenakan penerapan basis akrual dalam penyusunan laporan keuangan mulai berlaku pada tahun 2015 dimana setiap entitas pelaporan dan entitas akuntansi pada pemerintah pusat akan mulai menerapkan basis akrual dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah. Satuan Kerja pada pemerintah pusat sebagai entitas akuntansi yang menjadi bagian dari Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat tentunya memegang peranan penting dalam menyediakan data dan informasi yang lengkap dan benar demi tercapainya kualitas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan (Audited) tahun 2014 kementerian Kelautan dan Perikanan telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkupmenterian Kelautan dan Perikanan, kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah sebagai berikut: Pendahuluan

66 Pendapatan (1) Pendapatan Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada KUN. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas brutto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis pendapatan, untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kementerian Kelautan dan Perikanan meliputi penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) berupa penerimaan Pendapatan Perikanan yang hanya terdapat di unit eselon 1 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dan penerimaan Non Sumber Daya Alam (Non SDA), diantaranya sebagai berikut: 1. Pendapatan Penjualan Hasil Produksi/Sitaan; 2. Pendapatan dari pemindahan tanganan BMN; 3. Pendapatan dari Pemanfaatan BMN; 4. Pendapatan Jasa; 5. Pendapatan Pendidikan; 6. Pendapatan Denda; 7. Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran yg Lalu; 8. Pendapatan Pelunasan Piutang; 9. Pendapatan Lain-lain. Dalam penyampaian penerimaan negara bukan pajak sering kali terjadi kesalahan dalam penyetoran ke Kas Umum Negara (KUN) baik terkait kesalahan akun maupun kesalahan tugas dan fungsi satuan kerja itu sendiri, adapun hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penerimaan sebagai berikut: 1. Pastikan akun PNBP sesuai tugas dan fungsi dari masing-masing satuan kerja; 2. Pastikan penyetoran melalui SSBP bukan SSPB; 3. Bila ada penyetoran di akhir tahun dan di bayar dia awal tahun berikutnya perhatikan akrual basisnya di neraca; 4. PNBP satker in aktif lampirkan dokumen buktinya dan lakukan input di menu pendapatan di satker yang bersangkutan; 5. Pastikan PNBP yang berpotensi kerugian Negara seperti wanprestasi termasuk denda keterlambatan pengerjaan kontrak. Pendahuluan

67 Rincian penyerapan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Kementerian Kelautan dan Perikanan dari tahun 2010 s.d Grafik 5: Estimasi dan PNBP KKP tahun 2010 s.d ESTIMASI PNBP Grafik 6: Penerimaan Negara Bukan Pajak KKP tahun 2010 s.d 2014 berdasarkan penerimaan SDA dan Non SDA SDA NON SDA 1. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kementerian Kelautan dan Perikanan terbagi menjadi Penerimaan Sumber Daya Alam dan Non Sumber Daya Alam, dimana penerimaan paling besar terdapat dalam penerimaan SDA yaitu penerimaan Perikanan; 2. Penerimaan paling tinggi terjadi pada tahun 2013 dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp ,00 dengan rincian penerimaan SDA Pendahuluan

68 sebesar Rp ,00 dan penerimaan non SDA sebesar Rp ,00; 3. Kenaikan penerimaan terjadi tahun 2012 sebesar Rp ,00 atau 67,90% dari estimasi penerimaan sebesar Rp ,00 kenaikan ini adanya kenaikan penerimaan Perikanan atau penerimaan SDA sebesar Rp ,00 atau 49,91%; 4. Secara keseluruhan PNBP KKP dari tahun 2010 sampai tahun ini trennya mengalami peningkatan, kecuali tahun 2014 penerimaan negara bukan pajak sampai dengan 31 Desember 2014 mengalami penurunan dengan tahun sebelumnya, adapun jenis PNBP bedasrkan Penerimaan di KKP sbb: Tabel : Penerimaan Negara Bukan Pajak berdasarkan Jenis Penerimaan Per 31 Desember 2014 (Audited) Kode Akun Uraian Estimasi Pendapatan Realisasi % Pendapatan Perikanan , , Pendapatan Penjualan Hasil Produksi/Sitaan , ,76 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN 0, ,00 Pendapatan dari Pemanfaatan BMN , , Pendapatan Jasa I , Pendapatan Jasa II ,00 0,00 Pendapatan Layanan Jasa Perbankan 0, ,00 0, Pendapatan Jasa Kepolisian 0, ,00 0, Pendapatan Jasa Lainnya ,00 147, Pendapatan Pendidikan ,00 121, Pendapatan Denda ,00 0, Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran Yang Lalu ,00 0, Pendapatan Pelunasan Piutang 0, ,00 0,00 Pendapatan dari Penutupan Rekening 0, ,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0,00 Jumlah , ,00 104,78 Belanja (2) Belanja Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh Pendahuluan

69 pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan pada lembar muka laporan keuangan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja. Adapun Kebijakan yang perlu di perhatikan dalam penyusunan laporan kementerian Kelautan dan Perikanan, terkait realisasi belanja diantaranya sebagai berikut: 1. Pagu awal tidak boleh bergeser, harus sama dengan Pagu yang diterbitkan awal tahun dan pengisian Pagu, jangan sampai ada kesalahan perekaman kegiatan, sub-kegiatan, program, sumber dana, jenis kewenangan dan akun (harus sesuai dengan sumbernya DIPA/POK/REVISI DIPA/POK);, termasuk Pagu Minus, Pagu yang dihilangkan ketika ada realisasi; 2. Pastikan realisasi belanja tidak boleh minus, harus sesuai dengan pagu anggaran, jangan sampai melebihi Pagu atau kesalahan perekaman kode kegiatan, sub-kegiatan, program, sumberdana, kewenangan atau akunnya; 3. Pastikan Pagu belanja pegawai tidak melebihi Pagu; 4. Pastikan akun belanja persedian tidak menyalahi aturan terutama akun persediaan yg diserahkan masyarakat (526) harus sesuai dg fisik yg ada di aplikasi persediaan; 5. Pastikan belanja modal (53) sesuai dengan fisik barangnya yg terdapat di Simak BMN; 6. Realisasi Anggaran belanja merupakan realisasi belanja bruto sebelum di kurangi Pengembalian Belanja, sedangkan realisasi anggaran merupakan realisasi belanja netto setelah dikurangi pengembalian belanja; 7. Pastikan untuk melakukan rekon internal dengan Simak BMN setiap bulannya jika ada belanja modal dan persediaan (tidak boleh ada selisih/warna merah dimenu rekon); 8. Jelaskan dalam Calk, jika ada perencanaan anggaran tidak sesuai dengan realisasi belanja atau output fisik barangnya. Aset (3) Aset Aset merupakan bagian dari laporan neraca yang merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa Pendahuluan

70 depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, dan Aset Lainnya. Adapun dalam pengelolaan penyusunan laporan keuangan terkait aset, hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya; Saldo awal tahun berjalan harus sama dengan saldo akhir tahun lalu; Jumlah aset harus sama nilainya dalam laporan neraca dengan kewajiban ditambah ekuitas dana. Aset Lancar a. Aset Lancar Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari kas, piutang, dan persediaan. Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya. Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai bagian lancar TPA/TGR. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan dicatat di neraca berdasarkan harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian, harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri, dan harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. Pendahuluan

71 AsetTetap Aset Tetap Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan pada neraca Satker per 31 Desember 2012 berdasarkan harga perolehan. Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: (a). Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp (tiga ratus ribu rupiah); (b). Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp (sepuluh juta rupiah); (c). Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian. PiutangJangkaPa njang Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, dan Piutang Jangka Panjang Lainnya. TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran. TP ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian Negara/daerah. TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan Pendahuluan

72 tugasnya. TPA dan TGR yang akan jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai aset lainnya. AsetLainnya Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Tak Berwujud meliputi software komputer; lisensi dan franchise; hak cipta (copyright), paten, goodwill, dan hak lainnya, hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang. Aset Lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan sebagaikemitraan dengan Pihak Ketiga, maupun Dana yang Dibatasi, Penggunaannya. Aset lain-lain dapat berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah. Kewajiban (4) Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Utang Bunga (accrued interest) dan Utang Jangka Pendek Lainnya. Pendahuluan

73 b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut. Ekuitas Dana (5) Ekuitas Dana Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang. Penyisihan Piutang Tak Tertagih (6) Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan perkembangan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 201/PMK.06/20110 tentangkualitas Piutang Kementerian Negara/Lembaga Dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih. Tabel 17: Penggolongan Kualitas Piutang Kualitas Piutang Uraian Penyisiha n Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo 0.5% Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan 10% Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan 50% Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak 100% dilakukan pelunasan 2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN Pendahuluan

74 Penyusutan Aset Tetap (7) Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap Sampai saat Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2012, Kementerian Kelautan dan Perikanan belum menerapkan penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap, hal tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 53/KMK.06/2012 tentang Penerapan Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat, yang menyebutkan bahwa penerapan penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada seluruh entitas Pemerintah Pusat dilaksanakan mulai tahun Proses penyusutan dilakukan menggunakan aplikasi SIMAK-BMN 2013 tingkat UAKPB hingga UAPB, yang mulai diberlakukan sejak pelaporan BMN Tahunan 2014 Audited Tahun Anggaran Proses dilakukan untuk seluruh BMN Aset Tetap (dan Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Opeasi Pemerintah) sampai dengan nilai buku per 31 Desember 2012 Audited. Proses penyusutan dijalankan dengan Aplikasi SIMAK-BMN 2013 tingkat UAKPB, pada tanggal 1 Januari Kemudian penyusutan reguler Tahunan 2014 Audited dijalankan oleh aplikasi per 30 Juni 2013; dilakukan terhadap: (a) Aset Tetap dan sebagian Aset Tetap BMN 2012 yang telah disusutkan pertama kali, namun masih memiliki nilai dan masa manfaat; (b) Aset Tetap BMN dan sebagian Aset Tetap perolehan Tahunan 2014 Audited Tahun Penyusutan reguler dilakukan periodik, semesteran, mulai periode Tahunan 2014 Audited 2013 dan seterusnya. (8) Kebijakan akuntansi Lainnya 1. Penyusunan Laporan Keuangan dan Laporan Barang Milik Negara pada Satker Inaktif serta Proses Likuidasi dan/atau Penghapusan Aset Satker Inaktif adalah Satker yang pada tahun berjalan tidak menerima DIPA tetapi satker tersebut mempunyai nilai neraca yang merupakan saldo tahun sebelumnya. Neraca pada satker inaktif terdiri dari Aset Lancar, yang terdiri dari Kas dibendahara Pengeluaran, Kas di Bendahara Penerimaan, Kas dan Setara Kas, Persediaan, Aset Tetap (Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan Irigasi dan Jaringan (JIJ), Aset Tetap Lainnya, Aset Tak Berwujud (ATB), Aset lainnya). Pada Laporan Keuangan Tahun 2013 satker inaktif belum melakukan adjustment nilai aset dengan melaksanakan penyusutan. Pada Tahun Anggaran 2013, jumlah satker inaktif adalah sebanyak 300 satker, dengan nilai aset secara keseluruhan Rp ,00. Hingga Pendahuluan

75 periode berjalan Tahunan (Audited) tahun 2014, telah dilakukan likuidasi terhadap 20 satker, yakni dengan metoda transfer keluar dan transfer masuk. Hal ini dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 198/PMK.05/2012 tentang Pelaksanaan Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga. Di sisi lain, terdapat 133 satker yang sedang melaksanakan proses hibah; sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun Rincian masing-masing diilustrasikan dalam tabel berikut: BA- Es1 Tabel 18: Jumlah satker yang melaksanakan proses Hibah Eselon 1 LK Terkum pul satker Likui dasi Satk er di Sa tk er di E1 Proses Hibah di Biro Umu m di KPK NL SK Hiba h Proses 01 Sekretariat Jenderal Ditjen 03 Perikanan Tangkap Ditjen 04 Perikanan Budidaya 06 Ditjen P2HP Ditjen KP3K Jumlah Pada Tahun Anggaran 2014, jumlah satker inaktif adalah sebanyak 399 satker, senilai Rp ,00 Penyusunan Laporan Keuangan dan Laporan Barang Milik Negara pada Satker Inaktif dilakukan di bawah tanggung jawab Kuasa Khusus Satker Inaktif, dalam hal ini adalah Kepala Biro Perencanaan, Sekretaris Direktorat Jenderal, dan Sekretaris Badan. 2. Kebijakan Anggaran Menurut Jenis Program pada Masing-masing Eselon I Berdasarkan Jenis Belanja. a. Belanja Barang pembentuk Persediaan (Khususnya Persediaan untuk diserahkan kepada masyarakat dan Barang dalam Proses); b. Belanja Modal; c. Belanja Bansos 3. Kebijakan Pencatatan Pmbelian Persediaan untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemerintah Daerah dari Hasil Realisasi Belanja 526xxx Full Financiring atau Pembayaran Dilakukan Sekali Lunas. Pencatatan pembelian Persediaan untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemerintah Daerah dilakukan setelah Berita Acara Serah Terima Pekerjaan terbit. Tanggal buku dan nilai ditentukan berdasarkan tanggal bukti Pendahuluan

76 pencairan dana (SP2D). Pencatatan dilakukan Persediaan berdasarkan karakteristik barang, meliputi: Tanah dan Bangunan untuk Dijual atau Diserahkan kepada Masyarakat Hewan dan Tanaman untuk Dijual atau Diserahkan kepada Masyarakat Peralatan dan Mesin untuk Dijual atau Diserahkan kepada Masyarakat Jalan, Irigasi, dan Jaringan untuk Diserahkan kepada Masyarakat Aset Tetap Lainnya untuk Diserahkan kepada Masyarakat Aset Lain-lain untuk Dijual atau Diserahkan kepada Masyarakat Barang Persediaan Lainnya untuk Dijual atau Diserahkan kepada Masyarakat. Terdapat banyak kesalahan berupa ketidaksesuaian penggunaan akun belanja dengan jenis barang pengadaan. Namun demikian, pencatatan Persediaan ini tetap dilakukan berdasarkan karakteristik barang. Selanjutnya, jika barang Persediaan telah diserahkan kepada Masyarakat atau Pemerintah Daerah, yang ditunjukkan dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) kepada Pemerintah Daerah, persediaan dikeluarkan dari neraca berdasarkan BAST tersebut. 4. Kebijakan Pencatatan Persediaan Barang dalam Proses (BDP) untuk Hasil Pengadaan Belanja Akun 526 yang Dilakukan Pembayaran Termijn Apabila pembayaran untuk pengadaan dilakukan secara bertahap atau termijn, maka pencatatan dilakukan sesuai dengan prosentase nilai kontrak yang telah dibayarkan; dicatat sebagai Barang dalam Proses (BDP). Apabila pembayaran sudah mencapai 100% nilai kontrak, BDP direklasifikasi menjadi Persediaan untuk Dijual atau Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda. Selanjutnya, jika barang Persediaan telah diserahkan Masyarakat atau Pemerintah Daerah, yang ditunjukkan dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) kepada Pemerintah Daerah, persediaan dikeluarkan dari neraca berdasarkan BAST tersebut. Pendahuluan

77 5. Kebijakan Pencatatan Persediaan dari Hasil Realisasi Belanja 526 yang Tidak Terselesaikan karena Optimalisasi Anggaran (Penghematan atau Pemotongan) Beberapa proyek pengadaan Persediaan dengan akun belanja 526 yang telah direalisasikan sebagian tidak dapat diselesaikan karena dilakukan optimalisasi berupa pemotongan anggaran. Persediaan dengan kondisi demikian dicatat sebagai Barang dalam Proses. Apabila sampai dengan 31 Desember 2014 diketahui bahwa pekerjaan tidak dilanjutkan (karena tidak terdapat DIPA untuk melanjutkan pekerjaan pada tahun berikutnya), maka persediaan direklasifikasi (sebagai proses kapitalisasi) menjadi Persediaan definitif. Untuk selanjutnya, dilakukan pencatatan keluar dari neraca dengan metoda transaksi Penghapusan Lainnya. 6. Kebijakan Pencatatan BMN atas Identifikasi BMN yang Tidak Diketahui Keberadaannya a. BMN Eks Sisa Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud eks proyek pengadaan Tahun Anggaran yang tidak Dapat Ditemukan Keberadaannya adalah senilai Rp ,00. Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah penelusuran aset dengan mencocokkan antara dokumen sumber dan aset fisik di lapangan di 7 provinsi. b. Satellite-Based Vessel Monitoring System (VMS) Sisa aset hasil pengadaan proyek Satellite-Based Vessel Monitoring System yang belum/tidak dapat diketahui keberadaannya adalah Rp ,00. Upaya tindak lanut yang dilakukan adalah penarikan, mendatangi perusahaan pengguuna VMS, dan pengumpulan Surat Pernyataan Pengakuan Pinjam Pakai BMN ataupun Surat Keterangan Keberadaan Kapal. Ditjen PSDKP akan berkoordinasi dengan Ditjen Perikanan Tangkap yang mengeluarkan ijin operasi pelayaran kapal. c. Peralatan dan Mesin yang Tidak Diketahui Keberadaannya Aset tetap berupa peralatan dan mesin yang tidak diketahui keberadaannya terdapat di Satker Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan (03). Satker telah melakukan tindak lanjut berupa penelusuran dokumen sumber dan inventarisasi barang. Selanjutnya, akan berkoordinasi dengan KPKNL setempat terkait hasil inventarisasi. Pendahuluan

78 7. Kebijakan tentang Aset Tetap Renovasi (ATR) Aset Tetap dalam Renovasi belum dapat disusutkan karena tidak dijalankan oleh Aplikasi SIMAK-BMN. Penghitungan penyusutan secara manual memiliki potensi kesalahan yang besar sehingga sampai dengan periode pelaporan Tahunan 2014 Audited per 31 Desember 2014, penyusutan ATR belum dapat dilaporkan. Penghitungan penyusutan ATR dilakukan mengikuti aset utama atau aset induknya. Proses ini baru dapat dilaksanakan pada saat ATR telah ditambahkan nilainya pada aset induknya atau setelah diserahkan da diakui sebagai aset definitif oleh satker penerima. 8. Kebijakan tentang Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) Konstruksi dalam Pengerjaan yang merupakan hasil pengadaan tahun berjalan dengan proses pembangunan yang belum selesai, diakui sebagai KDP hingga akhir 31 Desember Jika proses pembangunan dilanjutkan pada Tahun Anggaran 2015, aset ini tetap tercatat sebagai KDP. Namun, jika proyek tidak dilanjutkan, KDP ini harus direklasifikasi menjadi aset definitif. Jika terdapat KDP yang merupakan proyek pengadaan tahun-tahun anggaran sebelumnya dan tidak terdapat kelanjutan proyek pembangunan aset, maka KDP hars direklasifikasi menjadi aset definitif. Selanjutnya, dapat ditentukan rencana strategis pengelolaan barang, baik melanjutkan pembangunan maupun lainnya. Di sisi lain, apabila KDP tidak dapat terselesaikan karena Optimalisasi Anggaran (Penghematan atau Pemotongan), maka pada 31 Desember 2014, dan baru terealisasi biaya perencanaan, maka harus dapat dpastikan, apakah proyek akan dilanjutkan atau tidak. Apabila tidak dilanjutkan, maka harus direklasifikasi menjadi Aset Tidak Berwujud. Untuk selanjutnya dihapuskan, dengan persetujuan dari Pengelola Barang dan pernyataan resmi dari Kuasa Pengguna Anggaran. Apabila proyek dilanjutkan pada tahun anggaran berikutnya, maka pada periode 31 Desember 2014 tetap tercatat sebagai KDP. 9. Kebijakan Metode Akuntansi Bagi Satker dengan Kode Wilayah dan/atau Kode Satker Baru pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi (TP), yakni Transaksi Transfer Keluar (302) dan Transfer Masuk (102) Pada Tahunan 2014 Audited 2014, terdapat 91 satker Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi (TP) yang mengalami perubahan kode satker dan 181 satker Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota (TP) mengalami perubahan kode wilayah (Lihat lampiran XX). Perlakuan akuntansi yang diberlakukan untuk metoda pencatatan dan pelaporan BMN adalah dengan Pendahuluan

79 melakukan perpindahan BMN dari catatan kode satker lama ke kode satker baru. Metoda transaksi yang digunakan adalah transfer masuk dan transfer keluar. Kode satker lama melakukan pencatatan transfer keluar dalam Aplikasi SIMAK-BMN. Kemudian, kode satker baru melakukan pencatatan ransfer masuk. Berdasarkan kesepakatan, tanggal buku yang digunakan adalah 2 Januari (Namun demikian, terdapat beberapa satker yang menggunakan tanggal buku tidak sama.) Pelaporan tetap melibatkan kedua kode satker. Pada neraca per satker, terlapor pada kode satker lama, posisi per 31 Desember 2013 Audited memiliki nilai aset. Kemudian, pada Tahunan 2014 Audited 2014, sejak tanggal transfer keluar, nilai aset menjadi 0 (nol). Sedangkan pada kode satker baru, posisi per 31 Desember 2013 Audited tidak memiliki nilai aset atau 0 (nol). Kemudian, pada Tahunan 2014 Audited 2014, sejak tanggal transfer masuk, terdapat nilai aset hasil transfer masuk. Selanjutnya, pencatatan seluruh transaksi dilakukan pada kode satker baru. Pada kondisi normal, tidak terdapat permasalahan aplikasi, nilai aset BMN yang dikeluarkan dengan transaksi transfer keluar akan sama dengan nilai yang dicatat masuk sebagai transfer masuk, baik jumlah, nilai, maupun informasi lainnya. Pendahuluan

80 B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.1 Penjelasan Umum LRA Laporan Realisasi Anggaran disusun berdasarkan penggabungan Laporan Realisasi Anggaran seluruh entitas akuntansi yang berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan Laporan Realisasi APBN terdiri dari Pendapatan Negara dan Hibah serta Belanja. Model penyusunan secara berjenjang dikirimkan dan direkonsiliasikan pada aplikasi Sistem Akuntansi Pengguna Anggaran tingkat Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai dari laporan masing-masing eselon I dibawahnya diantaranya sbb: 1. Sekretariat Jenderal dengan 42 (empat puluh dua) satuan kerja yang meliputi 9 (Sembilan) satuan kerja Kantor Pusat dan 33 (tiga puluh tiga) satuan kerja dana Dekonsentrasi; 2. Inspektorat Jenderal dengan 1(satu) satuan kerja Kantor Pusat; 3. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dengan jumlah 169 (seratus enam puluh sembilan) satuan kerja, yang terdiri dari 7 (tujuh) satuan kerja Kantor Pusat, 22 (dua puluh dua) satuan kerja Kantor Daerah, 33 (tiga puluh tiga) satuan kerja dana Dekonsentrasi dan 107 (seratus tujuh) satuan kerja Tugas Pembantuan; 4. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dengan jumlah satuan kerja 202 (dua ratus dua) yang terdiri dari 6 (enam) satuan kerja Kantor Pusat, 15 (lima belas) satuan kerja Kantor Daerah, 33 (tiga puluh tiga) satuan kerja dana Dekonsentrasi dan 148 (seratus puluh delapan) satuan kerja Tugas Pembantuan; 5. Direktorat Jenderal PSDKP dengan jumlah 44 (empat pulu empat) satuan kerja, yang terdiri dari 6 (enam) satuan kerja Kantor Pusat, 5 (lima) satuan kerja Kantor Daerah, 33 (tiga puluh tiga) satuan kerja dana Dekonsentrasi; 6. Direktorat Jenderal P2HP dengan jumlah satuan kerja 170 (seratus tujuh puluh) yang terdiri dari 6 (enam) satuan kerja Kantor Pusat, 1 (satu) satuan kerja Kantor Daerah, 33 (tiga puluh tiga) satuan kerja dana Dekonsentrasi dan 130 (seratus tiga puluh delapan) satuan kerja Tugas Pembantuan; 7. Direktorat Jenderal KP3K dengan jumlah 135 (seratus tiga puluh lima) satuan kerja, yang terdiri dari 8 (delapan) satuan kerja Kantor Pusat, 8 (delapan) satuan kerja Kantor Daerah, 33 (tiga puluh tiga) satuan kerja dana Dekonsentrasi dan 86 (delapan puluh enam) satuan kerja tugas pembantuan; 8. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dengan 21 (dua puluh satu) satuan kerja yang meliputi 5 (lima) satuan kerja Kantor Pusat dan 16 (enam belas) satuan kerja Kantor Daerah; 9. Badan Pengembangan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan dengan 57 (lima puluh tujuh) satuan kerja yang meliputi 4 (empat) satuan kerja Kantor Pusat, 20 (dua puluh) satuan kerja Kantor Daerah dan 33 (tiga puluh tiga) satuan kerja dana Dekonsentrasi; Penjelasan Pos L R A

81 10. Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu dengan 77 (tujuh puluh tujuh) satuan kerja yang meliputi 4 (empat) satuan kerja Kantor Pusat, 47 (empat puluh tujuh) satuan kerja Kantor Daerah dan 26 (dua puluh enam) satuan kerja dana Dekonsentrasi. Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Audited Kementerian Kelautan dan Perikanan Netto per 31 Desember TA 2014 adalah sebesar Rp ,00 atau 104,67% setelah dikurangi dengan pengembalian penerimaan PNBP sebesar Rp ,00 dari target yang ditetapkan dalam APBN TA 2014 sebesar Rp ,00. Jika dibandingkan dengan Realisasi TA 2013 Audited dengan periode yang sama sebesar Rp ,00 mengalami penurunan sebesar (Rp ,00) atau (4,80%), sedangkan untuk realisasi belanja netto per 31 Desember 2014 sebesar Rp ,00 atau 95,07% setelah dikurangi dengan pengembalian belanja sebesar (Rp ,00) dari total anggaran sebesar Rp ,00 dibandingkan dengan periode belanja tahun lalu sebesar Rp ,00 maka terdapat penurunan realisasi belanja sebesar (Rp ,00) atau (6,08%). No 1 Tabel 19. Anggaran dan Realisasi Penerimaan dan Belanja (Audited) Per 31 Desember 2014 (dalam Rupiah) Uraian Per 31 Desember 2014 Anggaran Realisasi % Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Penerimaan Pajak 0,00 0,00 0,00 Penerimaan Bukan Pajak , ,00 104,78 Penerimaan Hibah 0,00 0,00 0,00 Realisasi Pendapatan Bruto , ,00 104,68 Pengembalian Pendapatan ( ,00) Realisasi Pendapatan Netto , ,00 104,67 2 Realisasi Belanja Negara Belanja Rupiah Murni , ,00 94,98 Belanja Pinjaman Luar Negeri , ,00 97,82 Belanja Rupiah Murni Pendamping , ,00 95,22 PNBP , ,00 90,75 Belanja Hibah Luar Negeri , ,00 78,42 Belanja Hibah Langsung Luar Negeri , ,00 91,52 Belanja Hibah Langsung Jasa Luar Negeri 0,00 0,00 0,00 Realisasi Belanja Bruto , ,00 95,13 Pengembalian Belanja ( ,00) 0,00 Realisasi Belanja Netto , ,00 95,07 Penjelasan Pos L R A

82 Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Audited Kementerian Kelautan dan Perikanan terdiri dari berbagai macam jenis penerimaan, namun penerimaan yang relatif lebih besar jika dibandingkan dengan jenis penerimaan lainnya berasal dari Penerimaan Sumber Daya Alam yaitu Pendapatan Perikanan di Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dengan realisasi netto sebesar Rp ,00 atau 85,57% setelah dikurangi dengan pengembalian Pendapatan Perikanan sebesar Rp ,00 dari estimasi pendapatan sebesar Rp ,00 sisanya merupakan penerimaan yang berasal dari jenis Pendapatan lainnya dengan total sebesar Rp ,00 atau 231,27% Dengan estimasi sebesar Rp ,00 serta dengan pengembalian penerimaan sebesar Rp ,00, berdasarkan hasil koreksi Penerimaa Negara Bukan Pajak (PNBP) Audited terdapat kenaikan/penurunan pencatatan rinciannya sebagai berikut: Tabel 20. Koreksi perubahan PNBP Per 31 Desember 2014 (dalam Rupiah) Kode Akun Uraian PNBP bruto (Audited) PNBP bruto (Unaudited) kenaikan / penurunan Pendapatan Perikanan Pendapatan Penjualan Hasil Produksi/Sitaan , , Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN , , , Pendapatan dari Pemanfaatan BMN , ,00 ( ,00) Pendapatan Jasa I , , , Pendapatan Jasa II , , , Pendapatan Layanan Jasa Perbankan , , Pendapatan Jasa Kepolisian , , Pendapatan Jasa Lainnya Pendapatan Pendidikan , , , , , Pendapatan Denda , , , Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran Yang Lalu , ,00 ( ,00) Pendapatan Pelunasan Piutang , , Pendapatan dari Penutupan Rekening , , Pendapatan Lain-lain , ,00 100,00 Jumlah , ,00 ( ,00) Penjelasan Pos L R A

83 Dari tabel diatas koreksi setelah pemeriksaan (Audited) mengalami penurunan pencatatan realisasi PNBP sebesar (Rp ,00), penurunan ini dikarenakan adanya pengurangan Pendapatan dari pemanfaatan BMN sebesar (Rp ,00) dan pengurangan Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran yg Lalu sebesar (Rp ,00), untuk penambahan pencatatan PNBP setelah pemeriksaan dikarenakan adanya dokumen SSBP yang belum diinput dan juga selisih nilai hasil rekon SAU dan SAI Audited yang harus dicatat; Perubahan Penerimaan Negara bukan Pajak setelah adanya pemeriksaan sebagian besar merupakan pengurangan pencatatan PNBP non Sumber Daya Alam dan PNBP Sumber Daya Alam tidak mengalami perubahan nilai termasuk estimasi pendapatannya. Untuk realisasi belanja netto Audited tahun anggaran 2014 berdasarkan pada sumber dana yang diterima, terdiri dari rupiah murni dengan realisasi netto sebesar Rp ,00 atau 94,90%, dengan pengembalian belanja rupiah murni sebesar (Rp ,00), realisasi belanja netto Luar Negeri sebesar Rp ,00 atau 97,57% dengan pengembalian belanja Luar negeri sebesar (Rp ,00), untuk realisasi netto belanja Rupiah Murni Pendamping (RMP) sebesar Rp ,00 atau 95,22% tidak ada pengembalian belanja RMP, realisasi netto belanja PNBP sebesar Rp ,00 atau 90,75% untuk RMP tidak ada pengembalian belanja, realisasi netto sumber dana Hibah Luar Negeri (HLN) sebesar Rp ,00 atau 78,42% untuk sumber dana HLN tidak terdapat pengembalian belanja dan untuk realisasi netto sumber dana Hibah Langsung Luar Negeri (HLLN) sebesar Rp ,00 atau 91.05%, untuk HLLN tidak terdapat pengembalian belanja, adapun untuk kenaikan dan penurunan realisasi belanja Audited 2014 dan 2013 berdasarkan sumber dana sbb: No Tabel 21. Realisasi Anggaran Belanja Berdasarkan Sumber dana Per 31 Desember 2014 dan 2013 (Audited) Uraian Per 31 Desember Belanja Rupiah Murni ,00 2 Belanja Pinjaman Luar Negeri ,00 3 Belanja Rupiah Murni Pendamping ,00 Per 31 Desember , , ,00 4 PNBP , ,00 5 Belanja Hibah Luar Negeri , ,00 6 Belanja Hibah Langsung Luar Negeri , ,00 7 Belanja Hibah Langsung Jasa Luar Negeri 0,00 0,00 (Dalam Rupiah) Kenaikan/penurunan ( ,00) ,00 ( ,00) , , ,00 0,00 Penjelasan Pos L R A

84 Realisasi Belanja Bruto , ,00 ( ,00) Pengembalian Belanja ( ,00) ( ,00) ( ,00) Realisasi Belanja Netto , ,00 ( ,00) Berdasarkan realisasi belanja sumber dana dibandingkan dengan tahun lalu terdapat penurunan sebesar (Rp ,00) atau (10,69%) terutama pada penurunan sumber dana rupiah murni sebesar (Rp ,00) atau (16,59%); Untuk penyerapan realisasi sumber dana Pinjaman Luar Negeri (PLN) atau Loan di bandingkan tahun lalu terdapat kenaikan sebesar Rp ,00 atau 156,59%, kenaikan belanja PLN sebaian besar merupakan penyerapan realisasi belanja disatuan kerja Dit. SAPRAS PENGAWAS. (PEMANTAUAN SDKP DAN PENGEM. INFRASTRUKTUR PENGAWASAN) Direktorat Jenderal PSDKP sebesar Rp ,00 yang merupakan realisasi belanja modal (Alsin ); Penyerapan realisasi Hibah Luar Negeri (HLN) mengalami kenaikan sebesar Rp ,00 atau 1.905,77% sumber dana ini merupakan hibah yg sudah di rencanakan dengan proses pencairan di Kas Umum Negara (KUN) di KPPN khusus berbeda dengan Hibah Langsung Luar negeri (HLLN) yg proses pencairannya melalui rekening khusus yang ada di bendahara pengeluaran satuan kerja sehingga penggunaan dananya bisa langsung digunakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran tanpa menunggu pengajuan ke KPPN khusus baru setelah penggunaan dana diusulkan penerbitan Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL) ke KPPN khusus, untuk Audited tahun 2014 Hibah Langsung sudah terealisasi sebesar Rp ,00 atau 91,05% dari anggaran yang telah diusulkan dalam DIPA/anggaran sebesar Rp dibandingkan tahun lalu penyerapan realisasi belanja mengalami kenaikan sebesar Rp ,00 atau 10,30%; Penjelasan Pos L R A

85 Untuk koreksian pencatatan realisasi belanja setelah pemeriksaan (audited) rinciannya sebagai berikut : Tabel 22. Rincian Koreksian Realisasi Belanja KKP Audited Per 31 Desember 2014 (Dalam Rupiah) kd sdcp Uraian realisasi belanja bruto (Unaudited) realisasi belanja bruto (Audited) Kenaikan / Penurunan 010 RUPIAH MURNI (RM) , , , PINJAMAN LUAR NEGERI (PLN) , , ,00 RUPIAH MURNI PENDAMPING (RMP) , ,00 - PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) , ,00 - HIBAH LUAR NEGERI (HLN) , ,00 - HIBAH LANGSUNG LUAR NEGERI (HLLN) , , ,00 Jumah realisasi belanja bruto , , ,00 Pengembalian Belanja , ,00 0,00 Jumah realisasi belanja Netto , , ,00 Berdasarkan hasil koreksian pencatatan dalam laporan keuangan Audited terdapat perubahan nilai realisasi belanja sebesar Rp ,00 atau 95,107 setelah dikurangi dengan pengembalian belanja sebesar Rp ,00, penambahan realisasi ini sebagai akibat adanya rekonsiliasi Sistem akuntansi Umum (Kementerian Keuangan) dan Sistem Akuntansi Instansi (Kementerian Kelautan dan Perikanan) yang masih kurang catat selisih realisasi belanja, salah satunya adanya kurang pencatatan dan terbitnya SP3/SPHL, untuk belanja rupiah murni sebesar Rp ,00, belanja pinjaman luar negeri sebesar Rp ,00 dan belanja hibah sebesar Rp ,00; Kenaikan jumlah anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan setelah pemeriksaan sebesar Rp ,00 sehingga menjadi Rp , penambahan ini merupakan usulan DIPA terkait dana hibah langsung yang di perpanjang diakhir Februari 2015, untuk di catat sebagai penambahan anggaran Audited Penjelasan Pos L R A

86 Tabel 23. Realisasi Anggaran Belanja sumber Dana (Audited) Berdasarkan Unit Eselon I per 31 Desember (dalam Rupiah) Kd Es1/ SDCP Uraian Anggaran realisasi belanja bruto % pengembalian belanja SETJEN , ,00 84, , RM , ,00 84, , ITJEN , ,00 97, , RM , ,00 97, , P.TANGKAP , ,00 95, , RM , ,00 95, , PLN , ,00 91, PNB , ,00 93, HLN , ,00 63, P.BUDIDAYA , ,00 95, , RM , ,00 95, , PNB , ,00 87, HLLN , ,00 84, PSDKP , ,00 97, , RM , ,00 96, , PLN , ,00 100, P2HP , ,00 95, , RM , ,00 95, , KP3K , ,00 94, , RM , ,00 96, , PLN , ,00 88, , HLN , ,00 79,00 - BALITBANG KP , ,00 96, , RM , ,00 96, , PLN , ,00 100, RMP , ,00 95, PNB , ,00 88, HLLN , ,00 91, BSDMKP , ,00 95, , RM , ,00 95, ,00 Penjelasan Pos L R A

87 040 PNB , ,00 98, BKIPMKHP , ,00 96, , RM , ,00 97, , PNB , ,00 84,75 - Grand Total , ,00 95, ,00 Tabel 24. Estimasi dan Realisasi PNBP (Audited) Berdasarkan Unit Eselon I per 31 Desember (dalam Rupiah) Kd Es1/akun Uraian Estimasi Realisasi PNBP % Pengemb Bel SETJEN 0, ,00 0,00 0, Pendapatan dari Pengelolaan BMN 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Jasa 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Iuran dan Denda 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0,00 0, ITJEN 0, ,00 0,00 0, Pendapatan dari Pengelolaan BMN 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Lain-lain 0,00 528,00 0,00 0, P.TANGKAP , ,00 91, , Pendapatan Perikanan , ,00 85, , Pendapatan dari Pengelolaan BMN , ,00 72,22 0, Pendapatan Jasa , ,00 156, , Pendapatan Iuran dan Denda , , ,03 0, Pendapatan Lain-lain , , ,80 0, P.BUDIDAYA , ,00 222,24 0, Pendapatan Perikanan , ,00 0,32 0, Pendapatan dari Pengelolaan BMN , ,00 208,64 0, Pendapatan Jasa , ,00 188,99 0, Pendapatan Iuran dan Denda 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0,00 0, PSDKP 0, ,00 0,00 0, Pendapatan dari Pengelolaan BMN 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Jasa 0, ,00 0,00 0,00 Penjelasan Pos L R A

88 4237 Pendapatan Iuran dan Denda 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0,00 0, P2HP , , ,40 0, Pendapatan dari Pengelolaan BMN 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Jasa 2.668, , ,6 1 0,00 Pendapatan Iuran dan Denda 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Lain-lain , , ,9 6 0, KP3K 0, ,00 0,00 0, Pendapatan dari Pengelolaan BMN 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Jasa 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Iuran dan Denda 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0,00 0, BALITBANG KP , ,00 277,41 0, Pendapatan Perikanan 0, ,00 0,00 0, Pendapatan dari Pengelolaan BMN , ,00 260,56 0, Pendapatan Jasa , ,00 151,82 0, Pendapatan Iuran dan Denda 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0,00 0, BSDMKP , , , , Pendapatan dari Pengelolaan BMN , , ,26 0, Pendapatan Jasa 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Pendidikan , ,00 121, , Pendapatan Iuran dan Denda 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0,00 0, BKIPMKHP , ,00 106,29 0, Pendapatan dari Pengelolaan BMN 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Jasa , ,00 101,95 0, Pendapatan Iuran dan Denda 0, ,00 0,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0,00 0,00 Total , ,00 104, ,00 Penjelasan Pos L R A

89 JML SATK ER LOK. WIL Tabel 25. Realisasi Belanja KKP Berdasarkan Propinsi Kn per 31 Desember 2014 (Audited) NAMA PROPINSI ANGGARAN SEMULA ANGGARAN REVISI (dalam Rupiah) REALISASI % PENGEMBALI AN BELANJA KANTOR PUSAT , DKI JAKARTA , JAWA BARAT , JAWA TENGAH , D.I YOGYAKARTA , JAWA TIMUR , NAD , SUMATERA UTARA , SUMATERA BARAT , RIAU , JAMBI , SUMATERA SELATAN , LAMPUNG , KALIMANTAN BARAT , KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN , , KALIMANTAN TIMUR , SULAWESI UTARA , SULAWESI TENGAH , SULAWESI SELATAN , SULAWESI TENGGARA , MALUKU , BALI , NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR , , PAPUA , BENGKULU , MALUKU UTARA , BANTEN , BANGKA BELITUNG , GORONTALO , KEPULAUAN RIAU , PAPUA BARAT , SULAWESI BARAT , KALIMANTAN UTARA ,89 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (77.270) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 918 JUMLAH ,13 ( ) Penjelasan Pos L R A

90 B.2 Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah (bruto)rp ,0 0 Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Netto per 31 Desember 2014 Audited adalah sebesar Rp ,00 atau mencapai 104,67% dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp ,00 dengan pengembalian penerimaan sebesar (Rp ,00) Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian Kelautan dan Perikanan terdiri atas Penerimaan Sumber Daya Alam dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lainnya, sedangkan penerimaan yang terkait dengan penerimaan hibah/bun merupakan pengembalian sisa hibah langsung yag di setor melalui Bendahara Umum Negara (BUN) yang seharusnya disetor melalui Surat Perintah Pengembalian Penerimaan Pengesahan Hibah Langsung (SP4HL) bukan melalui SSBP sebesar Rp ,00 Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi Pendapatan sampai dengan tanggal pelaporan dapat dilihat dalam Tabel berikut ini: Tabel 26. Rincian Estimasi dan Realisasi Jenis Pendapatan per 31 Desember 2014 (dalam Rupiah) Kode Akun Uraian Estimasi Pendapatan Realisasi % Pendapatan Perikanan , Pendapatan Penjualan Hasil Produksi/Sitaan ,00 177,76 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN 0, ,00 0, Pendapatan dari Pemanfaatan BMN ,00 286, Pendapatan Jasa I ,00 115, Pendapatan Jasa II ,00 0, Pendapatan Layanan Jasa Perbankan 0, ,00 0, Pendapatan Jasa Kepolisian 0, ,00 0, Pendapatan Jasa Lainnya ,00 147, Pendapatan Pendidikan ,00 121, Pendapatan Denda ,00 0, Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran Yang Lalu ,00 0, Pendapatan Pelunasan Piutang 0, ,00 0, Pendapatan dari Penutupan Rekening 0, ,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0,00 Realisasi PNBP (bruto) , ,00 104,68 Pengembalian PNBP ( ,00) Realisasi PNBP (netto) , ,00 104,67 Penjelasan Pos L R A

91 Pendapatan Perikanan merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam dari hasil pungutan perizinan penangkapan ikan yang di bebankan pada perusahaan kapal penangkap ikan diatas 30 GT dengan diterbitkannnya Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) yang ada di Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, adapaun pendapatan netto dari pungutan ini sampai akhir periode akhir laporan tercatat sebesar Rp ,00 atau 85,57% setelah dikurangi dengan pengembalian pendapatan perikanan sebesar (Rp ,00), dibandingkan dengan periode tahun lalu terdapat penurunan sebesar (Rp ,00) atau (6,03%), sedangkan untuk pendapatan perikanan lainnya untuk tahun 2014 ada di unit eselon 1 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan masing-masing sebesar Rp ,00 atau 0,32% dari estimasinya sebesar Rp ,00 dan realisasi dari Balitbang sebesar Rp ,00 ; Pendapatan penjualan hasil produksi/sitaan merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak Non SDA yang berasal dari hasil peternakan dan perikanan yang merupakan penerimaan dari tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, adapun untuk penerimaan hasil produksi tahun ini di Ditjen perikanan Budidaya sebesar Rp ,00 atau 192,18% dari estimasi sebesara Rp ,00 dibandingkan tahun lalu terdapat kenaikan sebesar Rp ,00 atau 19,60% sedangkan penerimaan penjualan hasil produksi lainnya merupakan penjualan obat dan hasil farmasi lainnya dan pendapatan penjualan informasi, penerbitan, film, survey, pemetaan terdapat juga diunit eselon 1 Ditjen Perikanan Tangkap, Balitbang BPSDMKP; Realisasi Pendapatan Pemindahtanganan BMN merupakan PNBP Lainnya atau non SDA yang berasal dari pendapatan penjualan peralatan dan mesin sebesar Rp ,00 dan pemindahtanganan BMN lainnya sebesar Rp ,00; Untuk Pendapatan dari pemanfaatan BMN merupakan penerimaan yang berasal dari sewa atau jasa dari penggunaan aset yag di gunakan oleh pihak lain seperti sewa tanah, gedung dan bangunan, sewa peralatan dan mesin, sewa jalan, irigasi dan jaringan, pendapatan KSP tanah, gedung dan bangunan dan pemanfaatan BMN lainnya, jumlah yang di peroleh tahun ini sebesar Rp ,00 atau 266,73% dari estimasinya sebesar Rp ,00 dibandingkan dengan tahun lalu dengan periode yang sama terdapat penurunan sebesar (Rp ,00) atau (15,55%); Penjelasan Pos L R A

92 Pendapatan Jasa I dan II merupakan pendapatan yang berasal dari pendapatan sensor Karantina, pengawasan atau pemeriksaan yang merupakan pungutan yang dilakukan di satuan kerja Karantina ikan unit eselon I BKIPM untuk tahun ini penerimaan jasa sensor karantina sebesar Rp ,00 atau 101,95 dari estimasinya sebesar Rp ,00 dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp ,00 terdapat penurunan sebesar (Rp ,00) atau, (5,46%) Pendapatan Jasa I juga terdapat pendapatan jasa tenaga, pekerjaan, informasi, pelatiham dan teknologi sesuai tusi masing-masing KL sebesar Rp ,00 dari unit eselon 1 Ditjen Perikanan Tangkap, Ditjen Perikanan Budidaya dan Balitbang KP sisanya merupakan pendapatan Jasa Bandar Udara, kepelabuhan dan kenavigasian sebesar Rp ,00, untuk pendapatan jasa II sebagian besar merupakan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) sebesar Rp ,00 ; Pendapatan Jasa Lainnya merupakan pendapatan di luar dari pendapatan Jasa I dan II, untuk realisasi tahun ini terealisasi sebesar Rp ,00, perolehan ini paling banyak ada di unit eselon 1 Ditjen Perikanan Tangkap sebesar Rp ,00 sisanya berasal dari unit eselon 1Ditjen Perikanan Budidaya, Balitbang KP dan BPSDMKP; Untuk Pendapatan Pendidikan berasal dari penerimaan uang pendidikan, uang ujian masuk, sebesar Rp ,00 yang merupakan tugas dan fungsi dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Pendapatan dari Penutupan Rekening merupakan pendapatan yang berasal dari sisa saldo rekening khusus bendahara pengeluaran terkait kegiatan/proyek yang di biayai dari dana hibah langsung sudah selesai dilaksanakan namun masih ada sisa dana kegiatan dalam bentuk uang, dapat dikembalikan kepada Pemberi Hibah sesuai perjanjian hibah atau dokumen yang dipersamakan atas pengembalian, PA/KPA mengajukan Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP4HL) kepada KPPN Khusus Jakarta VI dalam hal hibah berasal dari luar negeri, untuk pendapatan penutupan rekening seharusnya tidak menambah PNBP Kementerian Kelautan dan Perikanan tapi mengurangi Pendapatan Hibah yang ada di Bendahara Umum Negara (BUN) di Kementerian Keuangan, adapun pendapatan penutupan rekening tersebut ada di unit eselon 1 Ditjen Perikanan Budidaya sebesar Rp ,00. Penjelasan Pos L R A

93 Kode Akun/Es1 Tabel 27. Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan per 31 Desember 2014 Audited Uraian Kode Akun/Es1 Estimasi Pendapatan Realisasi Pendapatan (dalam Rupiah) Pendapatan Perikanan ,00 85,57 Penjualan Hasil Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan ,00 0,00 Penjualan Hasil Peternakan dan Perikanan ,00 225,54 Penjualan Informasi, Penerbitan, Film, Survey, Pemetaan dan Hasil 0,00 0, Cetakan Lainnya Pendapatan Penjualan Cadangan Beras Pemerintah Dalam Rangka ,00 0, Operasi Pasar Murni. 0, Penjualan Lainnya ,00 107, Penjualan Kendaraan Bermotor 0, ,00 0,00 Penjualan Aset Lainnya yang Berlebih/Rusak/Dihapuskan 0, ,00 0,00 Pendapatan Rumah Sakit dan Instansi Kesehatan Lainnya ,00 283,51 Pendapatan Tempat Hiburan/Taman/Museum dan Pungutan Usaha Pariwisata Alam ,00 100, (PUPA) Pendapatan Surat Keterangan, Visa, Paspor, SIM, STNK, dan BPKB 0, ,00 0, Pendapatan Hak dan Perijinan 0, ,00 0, Pendapatan Jasa I Lainnya ,00 1, Ongkos Perkara ,00 101, Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan Dan Teknologi Sesuai Dengan Tugas Dan Fungsi Masing-Masing Kementerian Dan Pendapatan DJBC ,00 263,53 Pendapatan Jasa Bandar Udara, Kepelabuhan, dan Kenavigasian ,00 157,08 Pendapatan Kejaksanaan dan Peradilan Lainnya 0, ,00 0,00 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) , , Pendapatan Bea Lelang 0, ,00 0,00 Pendapatan Layanan Jasa Perbankan 0, ,00 0,00 Pendapatan Penerbitan Surat Mutasi Kendaraan Ke Luar Daerah 0, ,00 0, Pendapatan Jasa Lainnya ,00 147,17 Pengembalian Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian, ,00 140, Kehutanan, dan Perkebunan Pengembalian Pendapatan Penjualan Hasil Peternakan dan ,00 98, Perikanan Pendapatan Pendidikan Lainnya 0, ,00 0,00 Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah , ,19 Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL 0, ,00 0,00 Penerimaan Kembali Belanja Pensiun TAYL 0, ,00 0,00 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL , , Penerimaan Kembali Belanja 0, ,00 0,00 Penjelasan Pos L R A %

94 Lainnya Pinj. LN TAYL Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Hibah TAYL 0, ,00 0,00 Pendapatan Pelunasan Piutang Non Bendahara 0, ,00 0,00 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang Diderita Oleh ,00 0, Negara (Masuk TP/TGR) Bendahara 0,00 Pendapatan dari Penutupan Rekening 0, ,00 0,00 Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji 0, ,00 0,00 Penerimaan Premi Penjaminan Perbankan Nasional 0, ,00 0, Pendapatan Anggaran Lain-lain 0, ,00 0,00 Realisasi Pendapatan Bruto , ,00 104,68 Pengembalian Pendapatan 0,00 ( ,00) 0,00 Realisasi Pendapatan Netto , ,00 104,67 Kd Es1/Akun Tabel 28. Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan Per Eselon I per 31 Desember 2014 Audited Uraian Estimasi realisasi PNBP % (Dalam rupiah) Pengem. PNBP SETJEN 0, ,00 0,00 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN 0, ,00 0, Pendapatan dari Pemanfaatan BMN 0, ,00 0, Pendapatan Jasa II 0, ,00 0, Pendapatan Denda 0, ,00 0, Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran Yang Lalu 0, ,00 0, Pendapatan Pelunasan Piutang 0, ,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0, ITJEN 0, ,00 0,00 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN 0, ,00 0, Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran Yang Lalu 0, ,00 0, P.TANGKAP , Pendapatan Perikanan , Pendapatan Penjualan Hasil Produksi/Sitaan ,62 0,00 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN 0, ,00 0, Pendapatan dari Pemanfaatan BMN ,33 0, Pendapatan Jasa I ,00 0, Pendapatan Jasa II ,39 0,00 Pendapatan Layanan Jasa Perbankan 0, ,00 0, Pendapatan Jasa Kepolisian 0, ,00 0, Pendapatan Jasa Lainnya , Pendapatan Denda 0,00 Penjelasan Pos L R A

95 , Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran Yang Lalu ,29 0, Pendapatan Pelunasan Piutang 0, ,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0, P.BUDIDAYA ,24 0, Pendapatan Perikanan ,32 0, Pendapatan Penjualan Hasil Produksi/Sitaan ,18 0, Pendapatan dari Pemanfaatan BMN ,45 0, Pendapatan Jasa I ,80 0, Pendapatan Jasa II 0, ,00 0, Pendapatan Jasa Lainnya 0, ,00 0, Pendapatan Denda 0, ,00 0, Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran Yang Lalu 0, ,00 0, Pendapatan Pelunasan Piutang 0, ,00 0,00 Pendapatan dari Penutupan Rekening 0, ,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0, PSDKP 0, ,00 0,00 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN 0, ,00 0, Pendapatan Jasa II 0, ,00 0, Pendapatan Denda 0, ,00 0, Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran Yang Lalu 0, ,00 0, Pendapatan Pelunasan Piutang 0, ,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0, P2HP ,40 0,00 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN 0, ,00 0, Pendapatan dari Pemanfaatan BMN 0, ,00 0, Pendapatan Jasa II ,61 0, Pendapatan Denda 0, ,00 0, Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran Yang Lalu ,34 0, Pendapatan Pelunasan Piutang 0, ,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0, KP3K 0, ,00 0,00 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN 0, ,00 0, Pendapatan dari Pemanfaatan BMN 0, ,00 0, Pendapatan Jasa II 0, ,00 0, Pendapatan Denda 0, ,00 0,00 Penjelasan Pos L R A

96 42391 Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran Yang Lalu 0, ,00 0, Pendapatan Pelunasan Piutang 0, ,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0, BALITBANG KP ,41 0, Pendapatan Perikanan 0, ,00 0, Pendapatan Penjualan Hasil Produksi/Sitaan ,09 0,00 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN 0, ,00 0, Pendapatan dari Pemanfaatan BMN ,06 0, Pendapatan Jasa I ,87 0, Pendapatan Jasa II 0, ,00 0, Pendapatan Jasa Lainnya ,61 0, Pendapatan Denda 0, ,00 0, Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran Yang Lalu 0, ,00 0, Pendapatan Pelunasan Piutang 0, ,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0, BSDMKP , Pendapatan Penjualan Hasil Produksi/Sitaan ,43 0,00 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN 0, ,00 0, Pendapatan dari Pemanfaatan BMN ,62 0, Pendapatan Jasa II 0, ,00 0, Pendapatan Jasa Lainnya 0, ,00 0, Pendapatan Pendidikan , Pendapatan Denda 0, ,00 0, Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran Yang Lalu 0, ,00 0, Pendapatan Pelunasan Piutang 0, ,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0, BKIPMKHP ,29 0,00 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN 0, ,00 0, Pendapatan dari Pemanfaatan BMN 0, ,00 0, Pendapatan Jasa I ,95 0, Pendapatan Jasa II 0, ,00 0, Pendapatan Denda 0, ,00 0, Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran Yang Lalu 0, ,00 0, Pendapatan Pelunasan Piutang 0, ,00 0, Pendapatan Lain-lain 0, ,00 0,00 Grand Total , Penjelasan Pos L R A

97 Realisasi Belanja Negara Bruto Rp ,00 B.3. Belanja Negara Realisasi Belanja Audited Netto Per 31 Desember 2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah sebesar Rp ,00 atau sebesar 95,07% dari anggarannya setelah dikurangi pengembalian belanja sebesar (Rp ,00) dari anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan pada TA 2014 sebesar Rp ,00. Anggaran dan realisasi belanja TA 2014 menurut program dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Kd_Es 1/ Progra m Tabel 29. Rincian Realisasi Anggaran Belanja berdasarkan program per 31 Desember 2014 (Audited) Uraian Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KKP Pembinaan dan Koordinasi Penyiapan Produk Hukum dan Penataan Organisasi KKP Pembinaan dan Pengelolaan Kepegawaian Kkp Pembinaan Pelaksanaan dan Koordinasi Pengelolaan Keuangan Kkp Pembinaan dan Koordinasi Perencanaan, Penganggaran dan Monev Pembangunan KKP Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Pelayanan Penunjang Pelaksanaan Tugas Kkp Perumusan dan Pengembangan Kebijakan Kelautan Pengembangan dan Pembinaan Kerja Sama Internasional dan Antar Lembaga Bidang Kelautan Perikanan Pengembangan Data Satistik dan Informasi Kelautan Perikanan Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur KKP Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Sekretariat Jenderal (Setjen), BPSDMKP dan BKIPM dan Pelaksana Pembangunan KP Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Ditjen Perikanan Tangkap dan Ditjen PSDKP Serta Pelaksana Pembangunan KP Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Ditjen Perikanan Budidaya dan Ditjen Kp3K Serta Pelaksana Pembangunan Kp Anggaran Realisasi Belanja Bruto , ,00 84,71 % (dalam rupiah) Pengembalian Belanja ( ,00) , ,00 96, , ,00 97, , ,00 94, , ,00 95, , ,00 78, , ,00 97, , ,00 96, , ,00 98, , ,00 97,53 ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) , ,00 99, , ,00 100, , ,00 99, Penjelasan Pos L R A

98 Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Ditjen P2HP dan Badan Litbang KP Serta Pelaksana Pembangunan KP Pengawasan Akuntabilitas Aparatur Dengan Tujuan Tertentu pada Pelaksana Pembangunan Kp dan Pengawasan pada Unit Kerja Itjen Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Itjen Kementerian Kelautan dan Perikanan Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap Pembinaan dan Pengembangan Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan, dan Pengawakan Kapal Perikanan Pengembangan Pembangunan dan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Pelayanan Usaha Perikanan Tangkap yang Efisien, Tertib, dan Berkelanjutan Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan dan Pemberdayaan Nelayan Skala Kecil Pengelolaan Sumber Daya Ikan (SDI) Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Tangkap Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Pengembangan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan Pengembangan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Budidaya Pengawalan dan Penerapan Teknologi Terapan Adaptif Perikanan Budidaya Program Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Peningkatan Operasional dan Pemeliharaan Kapal Pengawas Penyelesaian Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan Peningkatan Operasional Pengawasan Sumber Daya Kelautan , ,00 99,88 ( ,00) , ,00 99, , ,00 95, , , 00 95, , ,00 91, , ,00 96, , ,00 95, , ,00 94, , ,00 87, , ,00 93, , ,00 95, , ,00 96, , ,00 97, , ,00 91, , ,00 95, , ,00 99, , ,00 95, , ,00 93, , ,00 97, , ,00 98, , ,00 91, , ,00 95,62 ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) Penjelasan Pos L R A

99 Peningkatan Operasional Pengawasan Sumber Daya Perikanan Peningkatan Operasional Pemantauan SDKP dan Pengembangan Infrastruktur Pengawasan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen PSDKP Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan Fasilitasi Penguatan dan Pengembangan Pemasaran dalam Negeri Hasil Perikanan Fasilitasi Penguatan dan Pengembangan Pemasaran Luar Negeri Hasil Perikanan Fasilitasi Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan Fasilitasi Pengembangan Produk Hasil Perikanan Non Konsumsi Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Sistem Usaha dan Investasi Perikanan Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen P2Hp Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pengelolaan dan Pengembangan Konservasi Kawasan dan Jenis Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil Pendayagunaan Pesisir dan Lautan Penataan Ruang dan Perencanaan Pengelolaan Wilayah Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Kp3K Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Pengembangan Iptek Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Perekayasaan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan Budidaya Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Pengembangan Iptek Kewilayahan, Dinamika dan Sumber Daya Laut dan Pesisir , ,00 97,11 ( ,00) , ,00 99,72 ( ,00) , ,00 93,74 ( ,00) , ,00 95,46 ( ,00) , ,00 95,27 ( ,00) , ,00 94,61 ( ,00) , ,00 95,36 ( ,00) , ,00 95,96 ( ,00) , ,00 97,98 ( ,00) , ,00 94,40 ( ,00) , ,00 94,45 ( ,00) , ,00 90, , ,00 90,27 ( ,00) , ,00 99,31 ( ,00) , ,00 99,14 ( ,00) , ,00 98,36 ( ,00) , ,00 93,98 ( ,00) , ,00 96,82 ( ,00) , ,00 98,39 ( ,00) , ,00 92,80 ( ,00) , ,00 97,18 ( ,00) , ,00 96,33 ( ,00) , ,00 98,97 ( ,00) , ,00 94,95 ( ,00) Penjelasan Pos L R A

100 Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Program Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Pelatihan Kelautan dan Perikanan Pendidikan Kelautan dan Perikanan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Bpsdm Kp Program Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKIPM Pengembangan dan Pembinaan Perkarantinaan Ikan Pengembangan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pengembangan Sistem Manajemen Karantina Ikan, Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan , ,00 93,76 ( ,00) , ,00 95,96 ( ,00 ) , ,00 97, , ,00 96, , ,00 97, , ,00 92, , ,00 96, , ,00 96, , ,00 98, , ,00 96, , ,00 94,39 ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,00) (80.487,00) ( ,00) Jumlah Total , ,00 95,13 ( ,00) Sedangkan menurut jenis belanja, rincian anggaran dan realisasinya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 30. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja berdasarkan jenis belanja Per 31 Desember 2014 (Audited) (dalam Rupiah) Kode Jenis Blj. Uraian Jenis Belanja Anggaran Realisasi Belanja % 51 Belanja Pegawai ,77 52 Belanja Barang ,89 53 Belanja Modal ,51 57 Belanja Bantuan Sosial ,73 Jumlah Bruto , ,13 Pengembalian Belanja ( ) Jumlah Netto , ,07 Dari tabel di atas merupakan realisasi belanja 2014 yang sudah dikoreksi untuk di tambahkan menjadi laporan realisasi belanja Audited, adapun penambahan total belanja dibandingkan unaudit sebelumnya terdapat penambahan belanja sebesar Rp ,00 yang terdiri dari belanja pegawai (51) sebesar Rp ,00, belanja barang (52) Rp ,00 dan belanja modal (53) Penjelasan Pos L R A

101 sebesar Rp ,00 untuk anggaran terdapat revisi anggaran di laporan Audited sebesar Rp ,00 diakarenakan adanya usulan hibah langsung di Balitbang KP yang harus di catat dalam DIPA. Komposisi anggaran dan realisasi belanja Audited Per 31 Desember TA 2014 dapat dilihat dalam grafik berikut ini: Grafik 1. Anggaran dan realisasi belanja Per 31 Desember 2014 dan 2013 (Audited) , , , , , , , , , , , , , , , , , BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA MODAL BELANJA BANTUAN SOSIAL JUMLAH BELANJA Realisasi belanja Audited Per 31 Desember TA 2014 mengalami penurunan sebesar (Rp ,00) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya disebabkan antara lain oleh turunnya belanja barang sebesar (Rp ,00) dan belanja sosial sebesar (Rp ,00) sedangkan pada belanja pegawai dan modal mengalami kenaikan, dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Kode Jenis Bela nja Tabel 31. Perbandingan Realisasi Belanja Bruto TA 2014 dan 2013 (Audited) Uraian Jenis Belanja Realisasi Bruto Naik/ (Turun) (dalam rupiah) 31 Desember Desember 2013 Rp % Belanja Pegawai , , ,00 27,34 Belanja Barang , ,00 ( ,00) (19,43) 53 Belanja Modal , , ,00 26,48 57 Belanja Bantuan Sosial , ,00 ( ,00) (50,42) Penjelasan Pos L R A

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED)

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED) BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED) Jl. Ampera Raya No.7 Cilandak Jakarta Selatan Kata Pengantar... Daftar Isi...

Lebih terperinci

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Lebih terperinci

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut: RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per 31 Desember 2012

Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per 31 Desember 2012 RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Lebih terperinci

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang -Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED) BAGIAN ANGGARAN 065 LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED) Jl. Jenderal Gatot Subroto No.44 Jakarta Selatan 12190 KATA PENGANTAR Sebagaimana

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN ix RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang -Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007

Lebih terperinci

BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI

BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI Laporan Keuangan Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2014 Ds. Toyomarto Kec. Singosari Kab.Malang Kotak Pos 8 Singosari 65153 Telp.0341-458359 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan

Lebih terperinci

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI Laporan Keuangan Audited Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2012 Jalan Purnawarman Nomor 99, Kebayoran Baru Jakarta DAFTAR ISI Kata

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan.

1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan. BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2010 AUDITED Jl. Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2009 (Audited)

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2009 (Audited) I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011 I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2014 PERIODE YANG BERAKHIR

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED. Jalan Wahidin Raya No 1 Jakarta Pusat

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED. Jalan Wahidin Raya No 1 Jakarta Pusat BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED Jalan Wahidin Raya No 1 Jakarta Pusat KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (065) LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Audited) Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 44 Jakarta Selatan 12190 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran Laporan Keuangan BNPB Tahun Anggaran 2012 BA : 103 (Audited) I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2016 Audited

Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2016 Audited RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga PENGADILAN NEGERI SIBOLGA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga Sibolga Jl. Padangsidimpuan - Sumatera Utara 22553 No. 6 Sibolga Telp. Sibolga

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah (05) Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian Semester II TA. 2014

Laporan Keuangan Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah (05) Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian Semester II TA. 2014 KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga PENGADILAN NEGERI SIBOLGA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga Sibolga Jl. Padangsidimpuan - Sumatera Utara 22553 No. 6 Sibolga Telp. Sibolga

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2015 (Audited)

Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2015 (Audited) Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 215 (Audited) RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG LOMBOK JL. SOEKARNO-HATTA BARAT - Nusa Tenggara NO.2, Barat GERUNG 83363

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED Jl. Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN

Lebih terperinci

Halaman Kata Pengantar Pernyataan Tanggung Jawab. Daftar Tabel Daftar Grafik. viii Daftar Lampiran. ix Daftar Singkatan

Halaman Kata Pengantar Pernyataan Tanggung Jawab. Daftar Tabel Daftar Grafik. viii Daftar Lampiran. ix Daftar Singkatan DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar i Pernyataan Tanggung Jawab ii Daftar Isi iii Daftar Tabel iv Daftar Grafik viii Daftar Lampiran ix Daftar Singkatan x Ringkasan 1 I. Laporan Realisasi Anggaran 4 II.

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga PENGADILAN NEGERI SIBOLGA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga Sibolga Jl. Padangsidimpuan - Sumatera Utara 22553 No. 6 Sibolga Telp. Sibolga

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

SMK-SMAK MAKASSAR Laporan Keuangan

SMK-SMAK MAKASSAR Laporan Keuangan SMK-SMAK MAKASSAR Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 Jalan Urip Sumoharjo, Km.4 Pampang Makassar 1 KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan HewanTahun 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran Laporan Keuangan BNPB Tahun Anggaran 2012 BA : 103 (Audited) I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Semester 1 Tahun 2013

Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Semester 1 Tahun 2013 RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa

PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa Gowa - Sulawesi Selatan 92111

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (01)

LAPORAN KEUANGAN (01) PENGADILAN TINGGI AGAMA JAYAPURA LAPORAN KEUANGAN (01) Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jalan Baru Kotaraja Nomor 103 Jayapura Jl.Baru - Papua Kotaraja 99225 No.103 Telp. Jayapura (0967)

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013 PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 007 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BAGIAN ANGGARAN 007 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN 007 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN ANGGARAN 2014 AUDITED Jl. Veteran 17 18 Jakarta 10110 I. PENDAHULUAN Berdasarkan ketentuan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (04)

LAPORAN KEUANGAN (04) PENGADILAN TINGGI AGAMA JAYAPURA LAPORAN KEUANGAN (04) Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl. Baru Kotaraja Nomor 103 Jayapura Jl.Baru - Papua Kotaraja 99225 No.103 Telp. Jayapura (0967) 583210

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A PENGADILAN AGAMA SANGGAU LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A Sanggau Jl. Jend. - Kalimantan Sudirman Barat km 78511 7 No.14A Telp. Sanggau 0564-2025335

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 BA Jl. Ir. H. JUANDA NO.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 BA Jl. Ir. H. JUANDA NO. PENGADILAN AGAMA PASURUAN LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 BA 005 01 0500 401432 Jl. Ir. H. JUANDA NO. 11 A Jl. Ir. H. JUANDA NO. 11 A PASURUAN - Jawa Timur 67129 PASURUAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Pahlawan. Purworejo - Jawa Tengah

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Pahlawan. Purworejo - Jawa Tengah PENGADILAN AGAMA PURWOREJO LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jalan Pahlawan Purworejo - Jawa Tengah Jalan Pahlawan No.5 Purworejo - Jawa Tengah 54171 Telp. 0275-323180 Fax.

Lebih terperinci

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (065) LAPORAN KEUANGAN (AUDITED) UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 44 Jakarta Selatan 12190 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38 PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 Jl. SALAK III NO. 38 Madiun Jl. SALAK - Jawa III Timur NO. 63131 38 Telp. Madiun 0351-452186 - Jawa

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38 PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 Jl. SALAK III NO. 38 Madiun Jl. SALAK - Jawa III Timur NO. 63131 38 Telp. Madiun 0351-452186 - Jawa

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian 2011 (Audited)

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian 2011 (Audited) I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan PMK No. 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas PMK Nomor 171/PMK.05/2007,

Lebih terperinci

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Laporan Keuangan Audited Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2013 Jalan Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan UndangUndang

Lebih terperinci

Kantor Perwakilan BPKP Prov nsi Sulawesi Selatan

Kantor Perwakilan BPKP Prov nsi Sulawesi Selatan bp'!!!2 Kantor Perwakilan BPKP Prov nsi Sulawesi Selatan Laporan Keuangan Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2013 LAP-40/PW21 /1 /2014 TANGGAL: 20 JANUARI 2014 Jalan Tamanlanrea Raya No.3 BTP Makassar

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PINRANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Bintang. Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PINRANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Bintang. Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212 PENGADILAN AGAMA PINRANG LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl. Bintang Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212 Telp. Pinrang 0421-921145 - Sulawesi Fax. 0421-921145 Selatan

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl.Gatot Subroto No. 5 Banjarmasin Jl.Gatot Subroto - Kalimantan No. Selatan 5 70235 Telp. Banjarmasin 0511-3253379

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA MASAMBA LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA MASAMBA LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MASAMBA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2015 Jl.Simpurusiang Jl.Simpurusiang Masamba - Sulawesi Selatan 92961 Masamba - Sulawesi Selatan Telp. 0473-21626 Fax.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KEPMEN-KP/2015 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA LINGKUP PUSAT KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK )

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK ) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK ) SEMESTER I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN TAHUN ANGGARAN 2014 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN Jl.Syeh Nawawi Al-Bantani, Kel.Banjarsari Kec.Cipocok Jaya Kota Serang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA LINGKUP PUSAT KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A PENGADILAN AGAMA SANGGAU LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016 Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A Sanggau Jl. Jend. - Kalimantan Sudirman Barat km 78511 7 No.14A Telp. Sanggau 0564-2025334

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. K.H. Mas Mansyur/Awaluddin II/2, Tanah Abang

PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. K.H. Mas Mansyur/Awaluddin II/2, Tanah Abang PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 Jl. Rawasari Selatan No. 51 Cempaka Putih Jl. K.H. Mas Mansyur/Awaluddin II/2, Tanah Abang Jakarta Pusat

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No. PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jalan Masjid Agung No._ Sungguminasa Gowa Jalan - Sulawesi Masjid Selatan Agung 92111 No. 25 Sungguminasa Telp.

Lebih terperinci

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Laporan Keuangan Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 Jln.Raya Kendalpayak km 8,Kotak Pos 66 Malang 65101 Telp.0341-801468, Fax. 0341-801496 e-mail:balitkabi@litbang.pertanian.go.id

Lebih terperinci

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016. RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Tahunan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Klaten Tahun Anggaran 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA POLEWALI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Budi utomo No. 23

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA POLEWALI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Budi utomo No. 23 PENGADILAN AGAMA POLEWALI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl. Budi utomo No. 23 Polewali Jl. Budi Mandar utomo - Sulawesi No. 23 Barat 91315 Telp. Polewali (0428) 23234

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A PENGADILAN AGAMA SANGGAU LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016 Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A Sanggau Jl. Jend. - Kalimantan Sudirman Barat km 78511 7 No.14A Telp. Sanggau 0564-2025334

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Komisi Pemilihan Umum Tahun 2016 (Audited) ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. LAMPIRAN IVd PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. LAMPIRAN IVd PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN LAMPIRAN IVd PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 57/PB/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS IA LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS IA LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS IA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jalan Jend Basuki Rahmat No 11 Kota Bengkulu Bengkulu Jalan Jend - Bengkulu Basuki 38221 Rahmat No 11

Lebih terperinci

AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA

AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2013 Jl. Ringroad Selatan, Glugo, Panggungharjo, Sewon, Bantul Yogyakarta TAHUN ANGGARAN 2013 DAFTARISI Hal

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan Tahun 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2010 (Audited)

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2010 (Audited) I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 tahun 2004 tentang menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 005 DIPA 01 (308152)

BAGIAN ANGGARAN 005 DIPA 01 (308152) LAMPIRAN IVa PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 65/PB/2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA BAGIAN ANGGARAN 005 DIPA 01 (308152) LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Peraturan...

Peraturan... KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/KEPMEN-KP/05 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 05 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2017 Jln. Raya Kendalpayak km 8, Kotak Pos 66 Malang 65101 Telp.0341-801468, Fax. 0341-801496 e-mail

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 109 LAPORAN KEUANGAN BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURAMADU (PER 31 DESEMBER 2014) TAHUN ANGGARAN 2014 ( AUDITED )

BAGIAN ANGGARAN 109 LAPORAN KEUANGAN BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURAMADU (PER 31 DESEMBER 2014) TAHUN ANGGARAN 2014 ( AUDITED ) BAGIAN ANGGARAN 109 LAPORAN KEUANGAN BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURAMADU (PER 31 DESEMBER 2014) TAHUN ANGGARAN 2014 ( AUDITED ) B A D A N PELAKSANA BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA MADURA Jl. Tambak

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2016 Jl.

Lebih terperinci

AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA

AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 Jl. Ringroad Selatan, Glugo, Panggungharjo, Sewon, Bantul Yogyakarta TAHUN ANGGARAN 2014 LRA Pendapatan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA POLEWALI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Budi utomo No. 23

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA POLEWALI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Budi utomo No. 23 PENGADILAN AGAMA POLEWALI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 Jl. Budi utomo No. 23 Polewali Jl. Budi Mandar utomo - Sulawesi No. 23 Barat 91315 Telp. Polewali (0428) 23234

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax. PENGADILAN AGAMA DUMAI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016 Jl. Putri Tujuh Dumai Jl. Putri - Riau Tujuh 28812 Telp. Dumai 076531928 - Riau Fax. 076531928 e-mail : keuanganpadumai@ymail.com

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA JAYAPURA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 UAPPA-W PAPUA BARAT (3300)

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA JAYAPURA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 UAPPA-W PAPUA BARAT (3300) PENGADILAN TINGGI AGAMA JAYAPURA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 UAPPA-W PAPUA BARAT (3300) Jalan Baru Kotaraja Nomor 103 Jl.Baru Kotaraja No.103 Jayapura - Papua 99225

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA WONOSARI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun KRT. Judoningrat, Siraman, Wonosari

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA WONOSARI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun KRT. Judoningrat, Siraman, Wonosari PENGADILAN AGAMA WONOSARI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 KRT. Judoningrat, Siraman, Wonosari Gunungkidul KRT. Judoningrat, - DI Yogyakarta Siraman, 55851Wonosari Telp.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan laporan yang disusun sebagai pertanggungjawaban hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam satu tahun. Laporan ini mengukur

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23 PENGADILAN NEGERI MAKASSAR LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2017 Jln. R.A. Kartini No. 18/23 MAKASSAR Jln. R.A. - Kartini Sulawesi No. Selatan 18/23 90111 Telp. MAKASSAR 04113624058

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong PENGADILAN AGAMA BANGGAI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016 Jl. Ki Hajar Dewantara, Kec. Banggai Tengah Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong Kab. Banggai Laut - Sulawesi Tengah

Lebih terperinci

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Pengadilan Tinggi Agama Kupang Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis Tahun 2014 merupakan bagian dari rencana strategis

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A PENGADILAN AGAMA SANGGAU LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A Sanggau Jl. Jend. - Kalimantan Sudirman Barat km 78511 7 No.14A Telp. Sanggau

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A PENGADILAN AGAMA SANGGAU LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A Sanggau Jl. Jend. - Kalimantan Sudirman Barat km 78511 7 No.14A Telp. Sanggau 0564-2025335

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Asahan Km. 3,5 Pematangsiantar

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Asahan Km. 3,5 Pematangsiantar PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2017 Jl. Asahan Km. 3,5 Pematangsiantar Simalungun Jl. Asahan - Sumatera Km. 3,5 Utara Pematangsiantar 21151 Telp.

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016 Jl. Letnan Jendral Suprapto Banjarnegara Jl. Letnan - Jendral Jawa Tengah Suprapto 53418 Telp. Banjarnegara

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong PENGADILAN AGAMA BANGGAI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016 Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong Banggai Jl. Ki Hajar Laut - Sulawesi Dewantara, Tengah Timbong 94791 Telp. Banggai

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong PENGADILAN AGAMA BANGGAI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015 Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong Banggai Jl. Ki Hajar Laut - Sulawesi Dewantara, Tengah Timbong 94791 Telp. Banggai

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A PENGADILAN AGAMA SANGGAU LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015 Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A Sanggau Jl. Jend. - Kalimantan Sudirman Barat km 78511 7 No.14A Telp. Sanggau

Lebih terperinci

Pernyataan Tanggung Jawab Pimpinan. CaLK SIMAK BMN. Persediaan PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Pernyataan Tanggung Jawab Pimpinan. CaLK SIMAK BMN. Persediaan PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN LK Berbasis Akrual Reviu Inspektorat Pernyataan Tanggung Jawab Pimpinan LRA LO Neraca LPE CaLK Telaah Laporan Keuangan Monitoring & Rekonsiliasi Laporan Keuangan Tahun 2015 (Audited) RKA KL GPP Persediaan

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl.Gatot Subroto No. 5 Banjarmasin Jl.Gatot Subroto - Kalimantan No. Selatan 5 70235 Telp. Banjarmasin 0511-3253379

Lebih terperinci

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN BARANG MILIK NEGARA Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2016 TAHUN ANGGARAN 2016 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MAGETAN Jl. Karya Dharma No. 70 Magetan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 URAIAN CATATAN (Dalam Rupiah) 31-Des-16 % thd TA 2015 ANGGARAN REALISASI Anggaran REALISASI

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 Alamat Raya : Pendidikan Jalan Raya Pendidikan No. 1 No. 1 Makassar Makassar - Sulawesi - Sulawesi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2014 KEMEN KKP. Dekonsentrasi. Kelautan dan Perikanan. Gubernur. Tugas Pembantuan. Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 BA Jl. Ir. H. JUANDA NO.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 BA Jl. Ir. H. JUANDA NO. PENGADILAN AGAMA PASURUAN LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 BA 005 04 0500 401433 Jl. Ir. H. JUANDA NO. 11 A PASURUAN Jl. Ir. H. JUANDA - Jawa Timur NO. 67129 11 A Telp.

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN O47. Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 AUDITED KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BAGIAN ANGGARAN O47. Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 AUDITED KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK BAGIAN ANGGARAN O47 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK LAPORAN KEUANGAN 2013 Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 AUDITED Jalan Abdul Muis No.7, Jalan Budi Kemulyaan

Lebih terperinci