ANALISIS DAN TELAAH DOKUMEN HUKUM. Tema: INSTRUMEN HUKUM MALAYSIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DAN TELAAH DOKUMEN HUKUM. Tema: INSTRUMEN HUKUM MALAYSIA"

Transkripsi

1 ANALISIS DAN TELAAH DOKUMEN HUKUM Tema: INSTRUMEN HUKUM MALAYSIA A. Undang-Undang Ketenagakerjaan Pro s 2. Contra s B. Hubungan Industrial Act Pro s 2. Contra s C. Serikat Buruh Act Pro s 2. Contra s D. Employment (Amandment) Bill 2010 DR25/ Pro s 2. Contra s KERJA ACT Jadwal Pertama Bagian 2 (1) EA ) setiap orang, terlepas dari pekerjaannya, yang telah menandatangani kontrak layanan dengan majikan di mana upah orang tersebut tidak melebihi 1500 RM per bulan 2) setiap orang yang terlepas dari jumlah upah yang dia dapatkan dalam satu bulan, telah menandatangani kontrak layanan dengan majikan dalam sesuai yang: - (A) ia terlibat dalam manual kerja termasuk tenaga kerja seperti tukang atau magang: ketentuan bahwa apabila seseorang dipekerjakan oleh satu majikan sebagian dalam tenaga kerja manual dan sebagian dalam beberapa

2 kapasitas lain, orang tersebut tidak akan dianggap melakukan pengguna tenaga kerja kecuali waktu di mana ia diperlukan untuk melakukan kerja manual dalam periode upah melebihi siapa pun setengah dari total waktu di mana ia dituntut untuk bekerja dalam periode upah tersebut. (B) ia terlibat dalam operasi atau pemeliharaan setiap kendaraan mekanis berpeluncur dioperasikan untuk pengangkutan penumpang atau barang atau untuk hadiah atau untuk tujuan komersial. (C) ia mengawasi atau mengawasi karyawan lain yang terlibat dalam kerja manual dipekerjakan oleh majikan yang sama dalam dan seluruh kinerja pekerjaan mereka. (D) ia terlibat dalam kapasitas dalam setiap kapal yang terdaftar di Malaysia dan yang: - i. bukan pegawai sertifikat bawah Undang-Undang Pengiriman Merchant dari Inggris sebagaimana telah diubah dari waktu ke waktu; ii. bukan pemegang sertifikat lokal sebagaimana didefinisikan dalam Bagian VII dari Merchant Shipping Ordonansi 1952; atau iii. belum menandatangani perjanjian di bawah Bagian III dari Peraturan Pengiriman Merchant, 1952; atau (E) ia terlibat sebagai pembantu rumah tangga Sebuah bagian baru (bagian 69b) memberikan perlindungan bagi karyawan yang melebihi upah bulanan RM tetapi tidak melebihi RM15, 000 Direktur Jenderal Buruh sekarang diberdayakan untuk mendengar keluhan di bawah bagian 69 (1) (a) dari kategori karyawan. Namun, bagian 69b (3) menetapkan bahwa sisa ketentuan UU tidak berlaku untuk mereka. Undang-undang Ketenagakerjaan melindungi tidak hanya karyawan penuh-waktu biasa tetapi juga bagian-timer, pekerja sementara jangka/fixed kontrak. Karyawan paruh waktu didefinisikan sebagai karyawan yang bekerja 70% atau kurang dari jam kerja normal karyawan penuh-waktu di perusahaan yang sama melakukan pekerjaan yang sama. HUBUNGAN INDUSTRIAL ACT Bagian 2 IRA menyatakan bahwa "pekerja" berarti setiap orang, termasuk magang, yang dipekerjakan oleh majikan di bawah kontrak kerja untuk bekerja untuk menyewa atau hadiah, dan untuk tujuan setiap proses dalam kaitannya dengan sengketa perdagangan, termasuk setiap orang tersebut yang telah diberhentikan, diberhentikan atau PHK sehubungan dengan atau sebagai akibat dari sengketa itu, atau yang pemecatan, debit atau penghematan telah menyebabkan sengketa itu.

3 Sehingga "pekerja" termasuk jangkauan yang lebih luas dari karyawan daripada yang dilindungi oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan di bawah UU Hubungan Industrial, setiap orang yang memiliki kontrak kerja (tertulis atau lisan) dianggap sebagai seorang pekerja. ] masa percobaan Masa percobaan adalah untuk majikan untuk menguji kesesuaian karyawan untuk pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Majikan dapat menguji bakat, sikap, kemampuan atau adaptasi dari karyawan untuk pekerjaan itu. Dia mungkin juga mempertimbangkan faktor-faktor pertimbangan lain seperti perilaku, perilaku, kerjasama, dan tanggung jawab karyawan. Jika karyawan tersebut ditemukan kurang dalam beberapa atribut di atas, disarankan untuk majikan dengan cara yang ramah, dengan maksud untuk meningkatkan dirinya. Seorang majikan dapat memperpanjang masa percobaan tersebut untuk jangka waktu 1-3 bulan. Dalam peristiwa seperti itu, karyawan harus diberitahu, secara tertulis, sebelum akhir masa percobaan, bahwa masa percobaan nya sedang diperpanjang. Dia juga harus diberitahu tentang daerah-daerah tertentu di mana perbaikan yang diharapkan. Majikan bisa menghentikan layanan karyawan dalam masa percobaan, jika karyawan tidak mengukur sampai kepuasan majikan. Tapi kepuasan harus masuk akal. Jika seorang karyawan dalam masa percobaan memiliki alasan untuk percaya bahwa penghentian layanan-nya adalah malafide, ia dapat meminta pengembalian berdasarkan Pasal 20 dari Undang-Undang Hubungan Industrial. Seorang karyawan mungkin juga berhenti bekerja jika ia dissatisfies dengan pekerjaan, bahkan tanpa menunggu akhir masa percobaan. JAM KERJA, OVERTIME Yang normal Jam Kerja 1) tidak lebih dari lima jam berturut-turut dengan masa istirahat tidak kurang dari 30 menit 2) tidak lebih dari 8 jam dalam satu hari 3) tidak lebih dari 10 jam dalam periode "spread-over" 4) jika pekerjaan bersifat terus menerus, bisa 8 jam berturut-turut dengan periode istirahat (dibayar) tidak kurang dari 45 menit. 5) tidak lebih dari 48 jam dalam seminggu. Pekerjaan darurat hanya diperbolehkan 1) dalam kasus kecelakaan, aktual atau terancam. 2) pekerjaan mendesak yang harus dilakukan untuk mesin atau instalasi 3) gangguan dari bekerja mustahil untuk meramalkan

4 Lembur Ini berarti pekerjaan yang dilakukan lebih dari "jam kerja normal". Namun, tidak termasuk pekerjaan yang dilakukan pada Hari Libur dan Hari Libur. Lembur pada waktu hari kerja-1 ½ normal tarif per jam gaji normal Batasan: - 1] 104 jam per bulan, kecuali dikecualikan oleh Menteri berdasarkan Bagian 2B 2] Tidak lebih dari 12 jam kerja (termasuk jam normal dalam sehari) Bekerja pada Hari Libur 1) untuk harian-rated karyawan: - 2 kali upah harian untuk sehari-rated karyawan, jika pekerjaan melebihi setengah jam kerja normal karya, upah harian 1 hari jika pekerjaan itu setengah atau kurang dari jam kerja normal. 2) untuk bulanan-rated karyawan: - setengah hari upah untuk jangka waktu tidak lebih dari setengah jam kerja normal. Upah satu hari kerja tidak melebihi jam kerja normal. Lembur di Hari Libur Akan menjadi 2 kali tarif per jam dari gaji Bekerja pada Hari Libur 1) untuk bulanan-rated karyawan 2 hari upah terlepas bahwa pekerjaan yang dilakukan pada hari yang kurang dari jam atau kerja normal 2) untuk harian-rated karyawan Upah 2 hari terlepas bahwa pekerjaan yang dilakukan pada hari itu adalah kurang dari jam kerja normal ditambah membayar libur mereka. Lembur di Hari Libur 3 kali tarif per jam dari gaji untuk pekerjaan yang dilakukan lebih dari jam kerja normal LEAVE Cuti tahunan - Seorang karyawan berhak atas cuti tahunan setelah 12 bulan dari layanan secara kontinu sebagai berikut: 1] Kurang dari 2 tahun layanan - 8 hari untuk setiap tahun 2] 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun - 12 hari untuk setiap tahun 3] Lebih dari 5 tahun - 16 hari untuk setiap tahun

5 - The cuti tahunan dibayar tidak termasuk hari libur. - Seorang karyawan harus mengambil cuti tahunan tidak lebih 12 bulan setelah akhir setiap 12 bulan pelayanan yang berkesinambungan. Jika ia gagal untuk melakukannya, cuti tahunan akan hangus. - Seluruh atau sebagian dari cuti tahunan untaken bisa diganti untuk pembayaran atas permintaan majikan dan dengan persetujuan tertulis dari karyawan. - Cuti tahunan karyawan dapat dibatalkan jika ia tidak hadir diri dari pekerjaan tanpa izin, atau tanpa alasan yang masuk akal selama lebih dari 10% dari jumlah total hari kerja selama dua belas bulan pelayanan yang berkesinambungan yang hak nya yang masih harus dibayar. - Jika layanan karyawan dihentikan (untuk alasan lain selain kesalahan) atau jika ia mengundurkan diri dengan memberikan pemberitahuan karena, ia berhak tingkat biasa membayar sebagai pengganti untuk bulan selesai pelayanan. - Jika seorang karyawan yang sedang cuti tahunan jatuh sakit, atau cuti hamil, karyawan berhak atas cuti sakit atau cuti hamil sebagai kasus mungkin dan cuti tahunan yang telah diambil oleh dia / nya menjadi dibatalkan. Cuti sakit - Seorang karyawan berhak atas cuti sakit dibayar hanya di bawah kondisi berikut: 1. ia telah memperoleh sertifikat dari seorang praktisi medis yang terdaftar ditunjuk sebagaimana mestinya oleh majikannya, atau 2. ia telah memperoleh sertifikat dari seorang ahli bedah gigi; atau 3. jika tidak ada praktisi medis seperti ditunjuk, atau jasa seperti seorang praktisi tidak dapat diperoleh dalam waktu yang wajar atau jarak, maka lain praktisi medis terdaftar atau petugas medis pemerintah akan diterima, dan 4. ia telah menginformasikan atau telah berusaha untuk menginformasikan majikan cuti sakit dalam waktu 48 jam dari dimulainya penyakit tersebut. - Jumlah hari cuti sakit dibayar karyawan yang berhak pada setiap tahun kalender adalah sebagai berikut: 1] Kurang dari 2 tahun - 14 hari 2] 2 tahun tetapi kurang dari 5 tahun - 18 hari 3] 5 tahun atau lebih - 22 hari - Jika rumah sakit diperlukan, jumlah cuti sakit dibayar dapat diperpanjang hingga 60 hari per tahun kalender. - Jika ada seorang dokter perusahaan yang ditunjuk atau panel dokter, karyawan harus mencari perawatan medis dari dokter tersebut.

6 - Namun, dalam keadaan darurat (ketika perusahaan menunjuk dokter tidak tersedia atau klinik yang terlalu jauh) karyawan dapat mencari pengobatan dari setiap praktisi medis yang terdaftar. Semua kasus tersebut harus diputuskan tergantung keadaan dan sifat dari penyakit atau cedera. LIBUR UMUM - Setiap karyawan berhak atas 10 dari salah satu hari libur berikut publik yang dikukuhkan dan setiap hari dinyatakan sebagai hari libur oleh Pemerintah Federal atau Negara di bawah bagian 8 dari Holidays Act 1951 di setiap tahun kalender satu: - - Federal Libur Hari Raya Puasa Tahun Baru Cina Pekerja Hari Waisak Day Ulang Tahun dari YDPA Hari Raya Haji Awal Muharram Hari Nasional Maulid Nabi Muhammad Depavali Hari Natal Negara Libur Hari Tahun Baru Wilayah Federal Hari Thaipusam Israk Mikraj & Nuzul Quran Jum'at besar Pesta Keamatan Hari Dayak Ulang Tahun Sultan Negara / Penguasa Wajib Libur dikukuhkan Hari Nasional Raja Ulang Tahun Ulang Tahun Sultan / Kepala Negara atau Hari Wilayah Federal Pekerja Hari - Jika salah satu dari sepuluh liburan yang dipilih publik dikukuhkan jatuh dalam periode di mana karyawan tidak hadir karena cuti sakit, cuti tahunan, cacat sementara di bawah Kompensasi Pekerja Act 1952 atau di bawah

7 Efek Sosial Tenaga Kerja Act 1969 atau cuti hamil, karyawan berhak ke hari lain sebagai hari libur dibayar di substitusi untuk liburan publik seperti. PENGHENTIAN KONTRAK LAYANAN - Salah satu pihak untuk sebuah kontrak jasa dapat setiap saat memberitahukan kepada pemberitahuan, lain dari niatnya untuk mengakhiri kontrak seperti layanan. Periode pemberitahuan yang diperlukan oleh salah satu pihak biasanya sesuai dengan ketentuan dalam kontrak kerja. - Dengan tidak adanya ketentuan untuk periode pemberitahuan yang dibuat dalam kontrak, jangka waktu pemberitahuan penghentian harus berdasarkan ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan sebagai berikut: - 1] kurang dari 2 tahun-setidaknya 4 minggu 2] 2 tahun atau lebih-setidaknya 6 minggu 3] 5 tahun atau lebih-setidaknya 8 minggu - Seorang majikan dapat mengakhiri layanan karyawan untuk salah satu alasan berikut: - Pengunduran diri Pasal 14 (1) IRA-kesalahan Disengaja Pelanggaran Kontrak Penghematan Pidana Pelanggaran Frustrasi Kontrak Penolakan Kontrak Effluxion waktu [kontrak layanan untuk jangka waktu tertentu] Pemutusan untuk kinerja yang buruk - Untuk karyawan memerintah oleh IRA 1967, Undang-undang mengakui hak prerogatif manajemen untuk mempekerjakan, menghentikan untuk alasan redundansi atau reorganisasi atau memecat karyawan dengan alasan yang tepat atau alasan. Namun, Pengadilan Industrial juga memiliki "hak untuk campur tangan dalam setiap prerogatif manajemen dan menjatuhkan praktik perburuhan yang tidak adil atau korban". Namun Pengadilan tidak akan mencampuri pelaksanaan bonafide kekuasaan yang diberikan kepada manajemen oleh hukum umum dan dengan kontrak layanan yang melekat dalam manajemen. - Di sisi lain, pasal 20 (1) dari, IRA menyediakan: di mana seorang pekerja yang bukan anggota serikat perdagangan pekerja menganggap bahwa ia telah memecat tanpa alasan atau alasan oleh majikannya, dia mungkin dalam waktu 60 hari dari pemecatan membuat representasi secara tertulis kepada Direktur Jenderal untuk ditempatkan kembali pada pekerjaan mantan, representasi dapat diajukan di kantor Direktur Jenderal paling dekat dengan tempat kerja dari mana para pekerja dipecat. - Jika pekerja adalah anggota dari serikat pekerja, serikat pekerja dapat mengajukan banding atas namanya untuk pemulihan [bagian 26 dari IRA]

8 PEMBERHENTIAN SETELAH INQUIRY DUE Seorang majikan mungkin atas dasar kesalahan memecat seorang karyawan. Namun, perlu dicatat bahwa pemecatan hanya berlaku setelah melakukan penelaahan menyeluruh telah dilakukan PELECEHAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA Kata "melecehkan" termasuk cukup spektrum yang luas dari tindakan; marabahaya, musang, masalah, menyusahkan, terjun, siksaan, mengganggu, menggoda, dikepung, khawatir, menyerang, tertekan, sedih, mengganggu dan mengganggu. Di tempat kerja, pelecehan seksual menjadi bentuk diskriminasi seksual, yang bertentangan dengan prinsip-prinsip hak-hak yang sama bagi pria dan wanita. Pada akhir, telah ada banyak penekanan pada masalah pelecehan seksual di tempat kerja, jadi bubur sehingga, Menteri Sumber Daya Manusia telah memperkenalkan Kode Praktek untuk Mencegah dan Memberantas Pelecehan Seksual di "tempat kerja", yang mencakup pedoman untuk diikuti dalam memerangi masalah pelecehan seksual. Kode ini memberikan panduan praktis untuk karyawan, pekerja, serikat buruh dan pihak berkepentingan lainnya tentang cara untuk mengandung, dan jika mungkin, benar-benar memberantas masalah sosial ini. Apa yang merupakan Pelecehan Seksual? Pelecehan seksual dapat mengambil banyak bentuk, beberapa di antaranya mungkin halus sementara yang lain mungkin lebih eksplisit, tapi semua yang terikat menyebabkan malu banyak korban.berikut ini dapat dianggap sebagai contoh yang khas; Pujian yang tidak diinginkan mengenai sosok seseorang, berpakaian, makeup, gaya gerakan, cara berbicara, dll Lelucon seksual tercemar, rumor, komentar, berita, dll dibuat di hadapan seseorang dari lawan jenis Secara fisik menganiaya staf perempuan dengan menyentuh bagian tubuh mereka Terus-menerus mencoba untuk memulai percakapan, bahkan setelah orang lain telah mengindikasikan bahwa ia / dia tidak tertarik untuk melakukannya. Verbal kemajuan dan saran yang bersifat cabul dan seksual. Beralasan panggilan telepon, terutama jika panggilan tersebut dilakukan ke kantor seseorang atau rumah pada jam wajar Berulang kali atau terus-menerus mengundang seseorang untuk makan siang / malam, tanggal, atau untuk minum atau naik Mengirim surat cinta atau posting catatan cinta di Internet Mengirim atau menampilkan materi pornografi untuk orang lain dalam rangka untuk mempermalukan dia / Menginstruksikan karyawan bawahan untuk tetap kembali sendirian, setelah jam kerja normal, dengan dalih memiliki pekerjaan mendesak yang harus dilakukan.

9 Remedial Tindakan Seorang korban individu memiliki hak untuk melindungi diri dari segala bentuk pelecehan. Namun, dalam menangani kasus-kasus pelecehan seksual di tempat kerja, ada banyak faktor korban harus mempertimbangkan; - reputasi seseorang, keluarga, pendapat di antara rekan-rekan, hubungan sosial, dan juga pekerjaan itu sendiri. Setiap publisitas buruk pasti akan membawa kerusakan psikologis dapat diperbaiki untuk korban. Oleh karena itu, hati-hati dan hati-hati harus diambil dalam mencari solusi untuk masalah ini. Jika peleceh adalah kolega, langkah-langkah berikut dapat diambil oleh korban: - 1. katakan padanya di saat paling awal bahwa Anda tidak senang dengan perilakunya dan memperingatkan dia untuk tidak mengulanginya, tetapi tetap tenang 2. menghindari kehilangan kontrol terhadap emosi atau marah dan tidak membuat ulah 3. harus ia mengulangi tindakannya, memberinya peringatan kedua dan terakhir dengan metode yang sederhana dan mudah 4. tidak menunjukkan kepadanya bahwa Anda takut atau terintimidasi olehnya dengan cara apapun 5. jika Anda tahu orang lain yang juga korban ini melecehkan tertentu, membuat mereka bersama-sama dan memberinya teguran, jam kantor di luar. 6. jika tindakannya bertahan, mengambil masalah ini dengan atasan Anda atau melaporkannya kepada atasannya 7. jika masalah masih tetap ada, membuat pengaduan tertulis kepada Manajer Personalia dan pada saat yang sama merujuk hal tersebut kepada serikat, jika Anda adalah anggota serikat. 8. jika sebagai upaya terakhir, masalah ini dilaporkan ke polisi, mereka dapat mengambil tindakan terhadap BAGIAN KODE-peleceh-PIDANA 509

Sekilas Mengenai. Undang-Undang Ketenagakerjaan

Sekilas Mengenai. Undang-Undang Ketenagakerjaan Sekilas Mengenai Undang-Undang Ketenagakerjaan 1 Buklet ini menjelaskan dalam istilah sederhana mengenai ketentuan-ketentuan pokok Undang-Undang Ketenagakerjaan (Bab 57). Perlu diperhatikan bahwa ketentuan

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KERJA

SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA No. 168/SPK-01/AMARYAI/I/2017 Pada hari... tanggal... bulan... tahun... telah dibuat dan disepakati perjanjian kerja antara : Nama : PT.... Alamat : Jln.... Kemudian dalam hal ini

Lebih terperinci

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan Perhatian: ini adalah terjemahan dari teks bahasa Inggris. Versi asli bahasa Inggrislah yang dianggap sebagai dokumen yang mengikat secara hukum. - April 2015

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA 31 CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA Nomer: ---------------------------------- Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : Jabatan : Alamat : Dalam hal ini bertindak atas nama direksi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184 UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] BAB XVI KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF Bagian Pertama Ketentuan Pidana Pasal 183 74 1, dikenakan sanksi pidana

Lebih terperinci

Jika Anda diperlakukan secara tidak adil atau hak Anda dilanggar, hubungi nomor bebas pulsa berikut:

Jika Anda diperlakukan secara tidak adil atau hak Anda dilanggar, hubungi nomor bebas pulsa berikut: Apakah Anda Datang Ke Amerika untuk Bekerja Sementara atau Belajar? Kami percaya bahwa Anda akan mendapatkan pengalaman yang berharga. Tetapi, apabila Anda mendapatkan masalah, Anda memiliki hak dan Anda

Lebih terperinci

Hongkong. membawa sial. Hongkong

Hongkong. membawa sial. Hongkong Hongkong Keluarga China menganggap bahwa warna putih dan hitam berarti kematian. Apabila saudara bekerja pada majikan keluarga China, jangan mengenakan pakaian berwarna putih atau hitam pada saat hari

Lebih terperinci

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN

Lebih terperinci

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat Kode Etik Pemasok Kode Etik Pemasok 1. KEBEBASAN MEMILIH PEKERJAAN 1.1 Tidak ada tenaga kerja paksa atau wajib dalam bentuk apa pun, termasuk pekerjaan terikat, perdagangan manusia, atau tahanan dari penjara.

Lebih terperinci

Sekilas Mengenai Undang-Undang Ketenagakerjaan

Sekilas Mengenai Undang-Undang Ketenagakerjaan Sekilas Mengenai Undang-Undang Ketenagakerjaan 勞 工 處 Labour Department Employment Ordinance at a Glance (Indonesian Version) Buklet ini menjelaskan dalam istilah sederhana mengenai ketentuan-ketentuan

Lebih terperinci

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG CV. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN DIREKTUR NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG WAKTU KERJA, HAK CUTI DAN KERJA LEMBUR BAB I WAKTU KERJA Pasal 1 1. Hari dan/atau jam kerja karyawan berbeda satu dengan lainnya

Lebih terperinci

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 2 R-201: Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak

Lebih terperinci

Undang-undang Diskriminasi Jenis Kelamin

Undang-undang Diskriminasi Jenis Kelamin Undang-undang Diskriminasi Jenis Kelamin 1T: Apakah Undang-undang Diskriminasi Jenis Kelamin (SDO) itu? 1J: SDO adalah sebuah undang-undang anti-diskriminasi yang disahkan pada tahun 1995. Menurut undang-undang

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK 2 CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK Nomer: -------------------------------------------- Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

Contoh Formulir Lamaran Kerja

Contoh Formulir Lamaran Kerja Contoh Formulir Lamaran Kerja HARAP GUNAKAN HURUF LAMARAN KERJA PELAMAR MUNGKIN HARUS MENJALANI TES UNTUK PEMAKAIAN OBAT TERLARANG SILAKAN MENGISI HALAMAN 1-5. TANGGAL Nama Belakang Depan Tengah Kecil

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK Nomer: Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : Jabatan : Alamat : Dalam hal ini bertindak atas nama direksi ( nama perusahaan )

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Peraturan

Lebih terperinci

PEMBERHENTIAN KARYAWAN (Pemutusan Hubungan Kerja) PERTEMUAN 14

PEMBERHENTIAN KARYAWAN (Pemutusan Hubungan Kerja) PERTEMUAN 14 PEMBERHENTIAN KARYAWAN (Pemutusan Hubungan Kerja) PERTEMUAN 14 1 SUB POKOK BAHASAN PENGERTIAN ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN PROSES PEMBERHENTIAN PASAL 153, UU PERBURUHAN NO.13/2003 PASAL 156 (KEWAJIBAN PERUSAHAAN)

Lebih terperinci

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi

Lebih terperinci

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

MEKANISME KELUHAN PEKERJA

MEKANISME KELUHAN PEKERJA PROSEDUR TPI-HR-Kebijakan-04 Halaman 1 dari 7 MEKANISME KELUHAN PEKERJA Halaman 2 dari 7 Pendahuluan Keluhan didefinisikan sebagai masalah yang nyata atau dirasakan yang dapat memberikan alasan untuk mengajukan

Lebih terperinci

PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL No... Perjanjian ini dibuat pada hari... tanggal... bulan... tahun... ( ) oleh dan antara :

PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL No... Perjanjian ini dibuat pada hari... tanggal... bulan... tahun... ( ) oleh dan antara : PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL No.... Perjanjian ini dibuat pada hari... tanggal... bulan... tahun... (...-...-...) oleh dan antara : I. PT...., sebuah perusahaan yang diatur dan didirikan berdasarkan dan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H.

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H. 1 2 3 4 58 Dapat diadakan paling lama 2 (dua) tahun dan PKWT Jangka Waktu 5 59 ayat 4 hanya dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka Kontrak waktu paling lama 1 (satu) tahun Outsourcing hanya untuk

Lebih terperinci

FORMULIR PELAMAR KERJA

FORMULIR PELAMAR KERJA FORMULIR PELAMAR KERJA HARAP GUNAKAN HURUF CETAK UNTUK MENGISI SEMUA INFORMASI KECUALI TANDA TANGAN PAS FOTO 4X6 DATA PRIBADI PELAMAR SILAKAN MENGISI HALAMAN 1-4. TANGGAL Nama Depan Tengah Belakang Kecil

Lebih terperinci

Pemutusan Hubungan Kerja -Merupakan bagian dari pengelolaan karir -Pengalaman suka-duka puncak karir, waktu untuk beristirahat; trauma karena perubaha

Pemutusan Hubungan Kerja -Merupakan bagian dari pengelolaan karir -Pengalaman suka-duka puncak karir, waktu untuk beristirahat; trauma karena perubaha RETIREMENT (PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA) Pemutusan Hubungan Kerja -Merupakan bagian dari pengelolaan karir -Pengalaman suka-duka puncak karir, waktu untuk beristirahat; trauma karena perubahan dari masa produktif

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II. DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Bagian

Lebih terperinci

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN)

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN) PERJANJIAN KERJA KARYAWAN KONTRAK Pada hari ini, tanggal bulan tahun Telah diadakan perjanjian kerja antara: 1. Nama : Alamat : Jabatan : Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN) 2.

Lebih terperinci

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA Organisasi Perburuhan Internasional Agenda Kerja Layak ILO untuk Pekerja Rumah Tangga Penyusunan Standar untuk Pekerja Rumah Tangga 2 I. DASAR

Lebih terperinci

KODE ETIK PEMASOK. Etika Bisnis

KODE ETIK PEMASOK. Etika Bisnis KODE ETIK PEMASOK Weatherford telah membangun reputasinya sebagai organisasi yang mengharuskan praktik bisnis yang etis dan integritas yang tinggi dalam semua transaksi bisnis kami. Kekuatan reputasi Weatherford

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN VIII) PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA copyright by Elok Hikmawati 1 Penyandang Cacat Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat wajib memberikan perlindungan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.700, 2014 BAWASLU. Tata Tertib. Pegawai. Kinerja. Disiplin Pegawai. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

Tujuan UUK adalah kesejahteraan tenaga kerja: Memperoleh, meningkatkan, mengembangkan kompetensi kerja.

Tujuan UUK adalah kesejahteraan tenaga kerja: Memperoleh, meningkatkan, mengembangkan kompetensi kerja. UU No. 13 / 2003 Tujuan UUK adalah kesejahteraan tenaga kerja: Kesempatan memperoleh pekerjaan. Perlakuan yang sama dari pengusaha. Memperoleh, meningkatkan, mengembangkan kompetensi kerja. Kesempatan

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN

CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : Tempat dan tanggal lahir : Pendidikan terakhir : Jenis kelamin : Agama : Alamat : No. KTP / SIM : Telepon :

Lebih terperinci

TENAGA KERJA WANITA DAN PERLINDUNGAN IR. KALSUM. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

TENAGA KERJA WANITA DAN PERLINDUNGAN IR. KALSUM. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara TENAGA KERJA WANITA DAN PERLINDUNGAN IR. KALSUM Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Jalur usaha yang turut menentukan keberhasilan permbangunan

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce No.1753, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Pengawasan Ketenagakerjaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702] UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702] Bagian Kedua Ketentuan Pidana Pasal 171 Barangsiapa : a. tidak memberikan kesempatan yang sama kepada

Lebih terperinci

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERLINDUNGAN BURUH/PEKERJA INFORMAL DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

FORM QUALITY CONTROL SUHU MESIN PACKING (ISI TIAP 10 MENIT)

FORM QUALITY CONTROL SUHU MESIN PACKING (ISI TIAP 10 MENIT) LAMPIRAN 125 Lampiran 1 126 127 Lampiran 2 FORM QUALITY CONTROL SUHU MESIN PACKING (ISI TIAP 10 MENIT) Waktu MESIN NO MESIN NO MESIN NO VERTIKAL HORIZONTAL VERTIKAL HORIZONTAL VERTIKAL HORIZONTAL 0800

Lebih terperinci

BAB XX KETENTUAN PIDANA

BAB XX KETENTUAN PIDANA Undang-undang Kesehatan ini disyahkan dalam sidang Paripurna DPR RI tanggal 14 September 2009 1 PASAL-PASAL PENYIDIKAN DAN HUKUMAN PIDANA KURUNGAN SERTA PIDANA DENDA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA Nomer: Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : Jabatan : Alamat : Dalam hal ini bertindak atas nama direksi ( nama perusahaan ) yang berkedudukan

Lebih terperinci

Standar Kita. Pentland Brands plc

Standar Kita. Pentland Brands plc Standar Kita Pentland Brands plc * * * Membangun rumpun merek yang dicintai dunia dari generasi ke generasi * Penerima Lisensi Alas Kaki Sebagai sebuah bisnis keluarga dan keluarga bisnis, nilai-nilai

Lebih terperinci

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 - Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) 2 K168 Konvensi

Lebih terperinci

JURNAL HUKUM ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA LISAN ANTARA PENGUSAHA DAN PEKERJA DI UD NABA JAYA SAMARINDA ABSTRAKSI

JURNAL HUKUM ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA LISAN ANTARA PENGUSAHA DAN PEKERJA DI UD NABA JAYA SAMARINDA ABSTRAKSI JURNAL HUKUM ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA LISAN ANTARA PENGUSAHA DAN PEKERJA DI UD NABA JAYA SAMARINDA ABSTRAKSI RISMAN FAHRI ADI SALDI. NIM : 0810015276. Analisis Terhadap Perjanjian

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063]

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063] UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063] BAB XX KETENTUAN PIDANA Pasal 190 (1) Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan praktik

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEGAWAI PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28 UUD 1945 yang menyatakan: Tiap-tiap

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28 UUD 1945 yang menyatakan: Tiap-tiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak negara ini didirikan, bangsa Indonesia telah menyadari bahwa pekerjaan merupakan kebutuhan asasi warga negara sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 27

Lebih terperinci

Perselisihan dan Pemutusan. hubungan kerja. berhak memutuskannya dengan pemberitahuan pemutusan BAB 4

Perselisihan dan Pemutusan. hubungan kerja. berhak memutuskannya dengan pemberitahuan pemutusan BAB 4 BAB 4 Perselisihan dan Pemutusan Hubungan Kerja 1. Perselisihan dan Pemutusan Hubungan Kerja Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja dalam undang-undang meliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1981 NOMOR 8

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1981 NOMOR 8 SP MDF FSPMI Klari Karawang LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1981 NOMOR 8 PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG PERLINDUNGAN UPAH UMUM Pengaturan pengupahan

Lebih terperinci

Kode Etik Pemasok. Pendahuluan

Kode Etik Pemasok. Pendahuluan KODE ETIK PEMASOK Kode Etik Pemasok Pendahuluan Sebagai peritel busana internasional yang terkemuka dan berkembang, Primark berkomitmen untuk membeli produk berkualitas tinggi dari berbagai negara dengan

Lebih terperinci

Pemerintah Harus Berhenti Mengabaikan atau Menyangkal Adanya Eksploitasi

Pemerintah Harus Berhenti Mengabaikan atau Menyangkal Adanya Eksploitasi Pemerintah Harus Berhenti Mengabaikan atau Menyangkal Adanya Eksploitasi (Jakarta, 11 Februari 2009) Pemerintah Indonesia gagal memberikan perlindungan anak-anak yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kinerja Karyawan BMT At-Taqwa Muhammadiyah Padang. sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kinerja Karyawan BMT At-Taqwa Muhammadiyah Padang. sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya. BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kinerja Karyawan BMT At-Taqwa Muhammadiyah Padang. 1. Hak dan Kewajiban Karyawan a. Hak Karyawan 1) Setiap karyawan berhak memperoleh gaji atau penghasilan yang sah sesuai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang No.1510, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Peserta Penerima Upah. Jaminan Kecelakaan Kerja. Jaminan Kematian. Jaminan Hari Tua. Tata Cara Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya No. 7, JakartaSelatan12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN

Lebih terperinci

5. Prinsip penting dalam mengelola sumberdaya manusia secara nondiskriminatif

5. Prinsip penting dalam mengelola sumberdaya manusia secara nondiskriminatif Diskriminasi dan kesetaraan: 5. Prinsip penting dalam mengelola sumberdaya manusia secara nondiskriminatif Kesetaraan and non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 98 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) NON PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase KLRCA

DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase KLRCA DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase KLRCA Bagian I PERATURAN ARBITRASE KLRCA (Direvisi pada tahun 2013) Bagian II PERATURAN ARBITRASE UNCITRAL (Direvisi pada tahun 2010) Bagian III SKEMA Bagian IV PEDOMAN UNTUK

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.399, 2012 BADAN WAKAF INDONESIA. Kepegawaian. Administrasi. PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN

PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN (UNDANG UNDANG No : 13 TAHUN 2003) PERLINDUNGAN 1.PENYANDANG CACAT 1. ANAK 2. PEREMPUAN 3. WAKTU KERJA 4. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 1 1 PENYANDANG CACAT

Lebih terperinci

Periksa INDONESIA. 01/12 Kerja dan Upah. 02/12 Kondisi Pekerjaan. 04/12 Tanggung Jawab Keluarga PN YA TIDAK

Periksa INDONESIA. 01/12 Kerja dan Upah. 02/12 Kondisi Pekerjaan. 04/12 Tanggung Jawab Keluarga PN YA TIDAK INDONESIA Periksa Decent Work Check Indonesia adalah produk dari Wage Indicator.org berarti peraturan Nasional OK berarti peraturan Nasional tidak OK 01/12 Kerja dan Upah Saya menghasilkan sedikitnya sejumlah

Lebih terperinci

Daftar Isi Pendahuluan Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Lampiran I Lampiran II Lampiran III Lampiran IV

Daftar Isi Pendahuluan Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Lampiran I Lampiran II Lampiran III Lampiran IV Daftar Isi Pendahuluan... Bab 1 Memulai Pekerjaan... Bab 2 Penggantian biaya dokumen... Bab 3 Pembayaran dan pemotongan gaji... Bab 4 Hari libur, libur resmi dan cuti tahunan... Bab 5 Perawatan pengobatan

Lebih terperinci

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak.

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak. Konvensi No. 189 Konvensi mengenai kerja layak bagi pekerja rumah tangga Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak. Pada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERATURAN ARBITRASE. ISLAM KLRCA (Direvisi pada 2013) PERATURAN ARBITRASE UNCITRAL (Direvisi pada 2010) ARBITRASE ISLAM KLRCA

DAFTAR ISI PERATURAN ARBITRASE. ISLAM KLRCA (Direvisi pada 2013) PERATURAN ARBITRASE UNCITRAL (Direvisi pada 2010) ARBITRASE ISLAM KLRCA DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase Islam KLRCA Bagian I PERATURAN ARBITRASE ISLAM KLRCA (Direvisi pada 2013) Bagian II PERATURAN ARBITRASE UNCITRAL (Direvisi pada 2010) Bagian III SKEMA Bagian IV PEDOMAN UNTUK

Lebih terperinci

HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian)

HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian) HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian) HIV Sistem Kesehatan Di Australia 7.1 Pengenalan 7.2 Dokter-dokter Umum 7.3 Pelayanan Kesehatan Seksual 7.4 Rumah sakit - Rumah sakit 7.5 Pelayanan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KKP. Usaha Perikanan. Sertifikasi. Sistem. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KKP. Usaha Perikanan. Sertifikasi. Sistem. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA No.1841, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KKP. Usaha Perikanan. Sertifikasi. Sistem. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/PERMEN-KP/2015 TENTANG SISTEM DAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci

KETAHUI HAKMU BERDASARKAN KONVENSI ILO BARU MENGENAI PEKERJA RUMAH TANGGA TUNTUT HAKMU

KETAHUI HAKMU BERDASARKAN KONVENSI ILO BARU MENGENAI PEKERJA RUMAH TANGGA TUNTUT HAKMU 1 Asia Pasifik adalah region dengan jumlah pekerja rumah tangga terbanyak. Asia Pasifik 41% Amerika Latin dan Karibia 37% Afrika 10% Negara maju 7% Timur Tengah 4% Eropa Timur 1% 4 dari 5 pekerja rumah

Lebih terperinci

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI Anita Maharani 1 Abstrak Hubungan industrial, secara sederhana dapat didefinisikan sebagai hubungan

Lebih terperinci

Lex Administratum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016. Kata kunci: jamsostek, pemutusan hubungan kerja

Lex Administratum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016. Kata kunci: jamsostek, pemutusan hubungan kerja HAK TENAGA KERJA ATAS JAMSOSTEK YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA 1 Oleh: Marlina T. Sangkoy 2 ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah Hak Tenaga Kerja atas Jamsostek yang mengalami

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAGIAN I PEREMPUAN DI GARIS DEPAN

BAGIAN I PEREMPUAN DI GARIS DEPAN BAGIAN I PEREMPUAN DI GARIS DEPAN 1 MOGOK Oleh: Susi 2 Pagi itu langit cerah. Di kawasan industri Pasar Kemis, Tangerang, sebuah perusahaan memasang pengumuman tentang adanya lowongan kerja. Syarat bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Tenaga Kerja 2.1.1. Pengertian Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN U M U M

BAB I KETENTUAN U M U M UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG K E T E N A G A K E R J A A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional dilaksanakan

Lebih terperinci

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; DASAR HUKUM * UUD 1945, pasal 28 D ayat (2) : Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003

Lebih terperinci

PERATURAN - PERATURAN PENTING DALAM UU KETENAGAKERJAAN NO 13 TAHUN 2003

PERATURAN - PERATURAN PENTING DALAM UU KETENAGAKERJAAN NO 13 TAHUN 2003 1 42 ayat 1 Tenaga Kerja Asing wajib memiliki izin tertulis dari menteri/pejabat Pidana Penjara 1 ~ 4 Tahun 42 ayat 2 Pemberi kerja perorangan dilarang mempekerjakan orang asing Pidana Penjara 1 ~ 4 Tahun

Lebih terperinci

K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA

K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA 1 K 29 - Kerja Paksa atau Wajib Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1951 TENTANG PERNYATAAN BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG KERJA TAHUN 1948 NOMOR 12 DARI REPUBLIK INDONESIA UNTUK SELURUH INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya; LAMPIRAN PERSETUJUAN MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI MENYELURUH ANTAR PEMERINTAH NEGARA-NEGARA ANGGOTA PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA, PERATURAN PERUSAHAAN DAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA/PERBURUHAN

PERJANJIAN KERJA, PERATURAN PERUSAHAAN DAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA/PERBURUHAN PERJANJIAN KERJA, PERATURAN PERUSAHAAN DAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA/PERBURUHAN Disusun Oleh : Arina Idzna Mardlillah (135030200111022) Silvia Indra Mustika (135030201111158) Nur Intan Maslicha (135030207111008)

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN I. PENJELASAN UMUM Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NO. 08 TH 1981

PERATURAN PEMERINTAH NO. 08 TH 1981 PERATURAN PEMERINTAH NO. 08 TH 1981 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG PERLINDUNGAN UPAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa sistem

Lebih terperinci

PERJANJIAN PINJAMAN. (Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman selanjutnya secara bersama disebut sebagai Para Pihak )

PERJANJIAN PINJAMAN. (Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman selanjutnya secara bersama disebut sebagai Para Pihak ) PERJANJIAN PINJAMAN Perjanjian pinjaman ini ( Perjanjian ) dibuat pada hari dan tanggal yang disebutkan dalam Lampiran I Perjanjian ini, oleh dan antara: 1. Koperasi Sahabat Sejahtera Anda, suatu koperasi

Lebih terperinci

Sesi 7: Pelecehan Seksual

Sesi 7: Pelecehan Seksual Sesi 7: Pelecehan Seksual 1 Tujuan belajar 1. Mengidentifikasi contoh-contoh pelecehan seksual secara umum dan khususnya di tempat kerja 2. Mempelajari ruang lingkup perlindungan UU dan peraturan yang

Lebih terperinci

SCHOTT Igar Glass Syarat dan Ketentuan Pembelian Barang (versi Bahasa Indonesia)

SCHOTT Igar Glass Syarat dan Ketentuan Pembelian Barang (versi Bahasa Indonesia) SCHOTT Igar Glass Syarat dan Ketentuan Pembelian Barang (versi Bahasa Indonesia) Syarat dan ketentuan pembelian barang ini akan mencakup semua barang dan jasa yang disediakan oleh PT. SCHOTT IGAR GLASS

Lebih terperinci

Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati

Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati Pernyataan Prinsip: Setiap orang berhak mendapatkan perlakuan hormat di tempat kerja 3M. Dihormati berarti diperlakukan secara jujur dan profesional dengan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 BAB XII PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Pasal 150 Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja dalam undang-undang ini meliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMENEP

Lebih terperinci

HUKUM KETENAGA KERJAAN BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003

HUKUM KETENAGA KERJAAN BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003 HUKUM KETENAGA KERJAAN BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003 PENGUSAHA PEMERINTAH UU NO 13 TAHUN 2003 UU KETENAGAKERJAAN PEKERJA MASALAH YANG SERING DIHADAPI PENGUSAHA - PEKERJA MASALAH GAJI/UMR MASALAH KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR 09 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN DAN TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA NON PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI NON PEGAWAI

Lebih terperinci

Layanan pengukuran dan survei ke rumah Anda adalah sebuah kewajiban untuk mendapatkan layanan pemasangan.

Layanan pengukuran dan survei ke rumah Anda adalah sebuah kewajiban untuk mendapatkan layanan pemasangan. Syarat dan Ketentuan IKEA Layanan Pemasangan Kitchen Set & Kamar Mandi Tentang Syarat dan Ketentuan Berikut ini adalah syarat dan ketentuan ( Syarat dan Ketentuan Pemasangan ) yang berlaku untuk pemasangan

Lebih terperinci

STANDARD OPERATION PROCEDURE KERJA LEMBUR KARYAWAN

STANDARD OPERATION PROCEDURE KERJA LEMBUR KARYAWAN 1. DASAR PEMIKIRAN 1.1. Bahwa pada prinsipnya setiap karyawan harus dapat mengatur waktu/jam kerja dengan jumlah pekerjaan yang ada setiap harinya sedemikian rupa, sehingga pekerjaan-pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR

K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR 1 K-106 Istirahat Mingguan Dalam Perdagangan dan Kantor-Kantor 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan

Lebih terperinci

Handout 1A. Anggaran Bulanan. Anggaran Berimbang

Handout 1A. Anggaran Bulanan. Anggaran Berimbang Handout 1A Anggaran Berimbang Anggaran Bulanan Pendapatan (Uang Masuk) Gaji Pengeluaran (Uang Keluar) 5,000,000 Pengeluaran Tetap Kontrak Rumah 1,500,000 Cicilan Kendaraan 750,000 Asuransi 100,000 Tabungan

Lebih terperinci

Ketentuan Penggunaan. Pendahuluan

Ketentuan Penggunaan. Pendahuluan Ketentuan Penggunaan Pendahuluan Kami, pemilik Situs Web ecosway (yang termasuk situs Web ecosway) telah menetapkan ketentuan ketentuan yang selanjutnya di sini disebut ("Ketentuan Penggunaan") sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimana perlindungan tersebut menurut hukum dan undang-undang yang berlaku. Karena pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimana perlindungan tersebut menurut hukum dan undang-undang yang berlaku. Karena pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perlindungan Hukum Di dalam Kamus Umum khususnya bidang hukum dan politik hal. 53 yang ditulis oleh Zainul Bahry, S.H., Perlindungan Hukum terdiri dari 2 suku kata yaitu: Perlindungan

Lebih terperinci

PUSTAKA YAYASAN ENAMGE BAGI PRAKTISI MSDM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KETENAGAKERJAAN. PMTK No. PER-04/MEN/1994 ttg Tunjangan Hari Raya Keagamaan

PUSTAKA YAYASAN ENAMGE BAGI PRAKTISI MSDM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KETENAGAKERJAAN. PMTK No. PER-04/MEN/1994 ttg Tunjangan Hari Raya Keagamaan PUSTAKA YAYASAN ENAMGE BAGI PRAKTISI MSDM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KETENAGAKERJAAN PMTK No. PER-04/MEN/1994 ttg Tunjangan Hari Raya Keagamaan IP Umum Rekrutmen K-3 PP-KKB-PK-Konvensi TK Wanita Jam

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci