PERBEDAAN PENGARUH ANTARA CHLORPYRIFOS DENGAN LAMDA SIHALOTRIN TERHADAP KEMATIAN NYAMUK Aedes aegypti. Yadi ABSTRAK

Transkripsi

1 PERBEDAAN PENGARUH ANTARA CHLORPYRIFOS DENGAN LAMDA SIHALOTRIN TERHADAP KEMATIAN NYAMUK Aedes aegypti Yadi ABSTRAK Penyakit menular melalui vektor merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum dapat dikendalikan secara baik. Salah satu vektor penularan penyakit diantaranya adalah nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti selain menimbulkan gangguan dan ketenangan untuk istirahat juga berperan sebagai vektor demam berdarah dengue (DBD). Penggunaan bahan aktif dalam hal ini merk dagang insectisida dalam pengendalian vektor demam berdarah dengue mulai malation, Icon 25 EC, Lorsban 480 EC, sudah banyak digunakan di kabupaten kabupaten di seluruh Indoonesia namun sejauh mana efektifitas kemampuan suatu bahan aktif dalam membunuh serangga sasaran perlu adanya suatu eksperimen. Tujuan dalam penelitian ini adalah Ingin mengetahui perbedaan pengaruh Chlorpyrifos dengan Lamda Sihalotrin terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti, Ingin mengetahuan Chlorpyrifos dengan Lamda Sihalotrin yang efektif terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa Chlorpyrifos maupun Lamda Sihalotrin tidak mempunyai perbedaan pengaruh terhadap jumlah kematian nyamuk Aedes aegypti. Saran saran yang penulis kemukakan adalah sebagai masukan untuk dinas Kesehatan atau pihak pihak pengguna fogging bahwa Chlorpyrifos dan Lamda Sihalotrin dapat digunakan sebagai alternatif dalam usaha pemberantasan nyamuk Aedes aegypti. Pemakaian insectisida ini harus tetap berpatokan kepada petunjuk penggunaan baik dosis yang tepat sehingga resistensi nyamuk terhadap bahan aktif tidak terjadi maupun alat pelindung diri seperti memakai masker, pakaian lengan panjang, dan memakai sarung tangan serta tidak makan dan minum sewaktu menggunakan pestisida. Kata Kunci : DBD, Aedes aegypti, Chlorpyrifos, Lamda Sihalotrin

2 PENDAHULUAN Penyakit menular dapat ditularkan dengan berbagai cara, salah satunya melaui vektor. Penyakit menular melalui vektor merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum dikendalikan secara baik. Mengingat masalah tersebut, maka penanggulangan penyakit menular melalui vektor harus direncanakan dan dilakukan secara baik dengan memperhatikan aspek spesifik daerah, berkesinambungan dengan memperhatikan keseimbangan alam dan melibatkan peran serta masyarakat setempat dan berdasarkan data atau informasi yang didapat dari penelitian dan atau pengamatan serta survey. Salah satu vektor penular penyakit diantaranya adalah nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti selain menimbulkan gangguan dan ketenangan untuk istirahat juga berperan sebagai vektor demam berdarah degue (DBD). Kasus demam berdarah degue (DBD) cenderung meningkat dan daerah penyebaran penyakit ini bertambah luas. Sementara kita belum berhasil mengendalikan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektornya. Pengendalian nyamuk Aedes aegypti dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pengendalian secara kimia maupun non kimia. Penggunaan bahan aktif dalam hal ini merk dagang insectisida dalam pengendalian vektor demam berdarah dengue mulai malation, Icon 25 EC, Losban 480 EC, sudah cukup lama digunakan di kabupaten-kabupaten diseluruh Indonesia namun sejauh mana efektifitas kemampuan suatu bahan aktif dalam membunuh serangga sasaran perlu adanya suatu eksperimen. Permasalahan dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang bersifat eksperimen dimana ingin mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh antara Chlorpyrifos dengan Lamda Sihalotrin terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti. Tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui perbedaan pengaruh Chlorpyrifos dengan Lamda Sihalotrin terhadap kematian

3 nyamuk Aedes aegypti, dan ingin mengetahui Chlorpyrifos dengan Lamda Sihalotrin yang efektif terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh 2 jenis bahan aktif yaitu Chlorpyrifos dengan Lamda Sihalotrin terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti. Rancangan Sampel Dalam penelitian ini menggunakan 2 buah perlakuan dengan menggunakan 2 jenis bahan aktif yaitu Chlorpyrifos dengan Lamda Sihalotrin rancangan sampel pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap karena sampel yang digunakan bersifat homogen yaitu nyamuk Aedes aegypti dewasa dengan kondisi yang relatif sama. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nyamuk Aedes aegypti dewasa. Sedangkan sampel dari penelitian ini adalah bagian dari nyamuk Aedes aegypti dewasa yang diambil dari populasi. Besar Sampel Besarnya sampel secara keseluruhan yang dibutuhkan adalah sebanyak 504 ekor nyamuk Aedes aegypti dewasa dengan perincian setiap perlakuan menggunakan 20 ekor nyamuk, dimana banyaknya perlakuan 2 macam dan pengulangan sebanyak 9 kali serta ditambah 9 buah kontrol untuk masing masing perlakuan. (2 buah perlakuan x 9 x pengulangan + 9 buah kontrol) x 20 ekor nyamuk, yaitu 504 ekor nyamuk. Tehnik Pengambilan Sampel Sampel nyamuk Aedes aegypti diambil secara acak dari tempat pengembang biakan nyamuk dengan menggunakan aspirator sehingga sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan yaitu masing-masing 20 ekor nyamuk selanjutnya masukan kedalam kandang uji.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengumpulan Data Data jumlah kematian nyamuk Aedes aegypti setelah dilakukan penyemprotan dengan chlorpyrifos dan lamda sihalotrin dengan perbandingan 2 ml chlorpyrifos dengan 100 ml pengencer sementara untuk 2 ml lamda sihalotrin dengan 100 ml pengencer dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 1 Jumlah Nyamuk Aedes aegypti yang mati setelah proses penyemprotan pada tanggal Agustus 2004 Pengulangan Jumlah nyamuk Aedes aegypti yang mati Kontrol Chlorpyrifos Lamda Sihalotrin Jumlah Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah nyamuk Aedes aegypti pada kontrol tidak mengalami kematian, hal ini dikarenakan nyamuknyamuk pada kontrol tersebut tidak dikontakkan dengan bahan kimia. Sedangkan jumlah nyamuk pada tiap-tiap perlakukan setelah dikontakan dengan chlorpyrifos dan lamda sihalotrin mengalami kematian dengan jumlah yang bervariasi. Dengan demikian terlihat adanya perbedaan jumlah nyamuk Aedes aegypti yang mati pada tiap-tiap perlakuan. Untuk melihat sejauh mana

5 kemaknaan perbedaan tersebut dianalisa dengan menggunakan rumus statistik. Analisis Data Analisis Chi Kuadrat Analisa Chi kuadrat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang nyata mengenai kemampuan penyemprotan dengan berbagai bahan aktif dalam hal ini Chlorpyrifos dan Lamda Sihalotrin terhadap jumlah kematian nyamuk Aedes aegypti. Hipotesis penelitian (Ho) yang penulis ajukan : Diduga tidak ada perbedaan pengaruh penyemprotan Chlorpyrifos dan Lamda Sihalotrin terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti. Sedangkan kaidah keputusannya : Apabila X 2 hitung X 2 tabel maka Ho ditolak artinya ada perbedaan yang nyata. Apabila X 2 hitung X 2 tabel maka Ho diterima artinya tidak ada perbedaan yang nyata. Dari hasil perhitungan statistik di dapat X 2 hitung = 0,604 dengan demikian X 2 hitung X 2 tabel sehingga Ho yang penulis ajukan diterima. Hal ini berarti tidak ada perbedaan pengaruh antara penyemprotan Chlorpyrifos dengan Lamda Sihalotrin terhadap jumlah kematian nyamuk Aedes aegypti. Anallisis Perbedaan Kecil Standar ( PKS ) Perhitungan selanjutnya yaitu dengan menggunakan analisis Perbedaan Kecil Standar (PKS) untuk mengetahui jenis bahan aktif yang lebih efektif terhadap jumlah kematian nyamuk Aedes aegypti. Hipotesis penelitian (Ho) untuk analisis PKS ini adalah Diduga tidak terdapat perbedaan efektifitas penyemprotan Chlorpyrifos dan Lamda Sihalotrin terhadap jumlah kematian nyamuk Aedes aegypti. Dari hasil perhitungan analisis PKS diperoleh 1,5 dan perbedaan rata-rata dari jumlah kematian nyamuk Aedes aegypti setelah penyemprotan yaitu 1,22 dengan demikian berada dibawah nilai PKS,

6 maka memiliki pengertian bahwa kedua jenis bahan aktif yaitu Chlorpyrifos dan Lamda Sihalotrin memiliki tingkat efektivitas yang sama. Pembahasan Suhu Udara Ruangan Berdasarkan hasil pengamatan suhu udara ruangan pada tiap-tiap pengulangan menghasilkan suhu berkisar antara C. Hal ini masih sesuai dengan tempat kehidupan nyamuk Aedes aegypti yaitu C dengan demikian bahwa kematian nyamuk pada perlakuan bukan disebabkan karena faktor suhu udara ruangan tapi benar-benar karena pengaruh penyemprotan Chlorpyrifos dan Lamda Sihalotrin. Kelembaban Udara Ruangan Berdasarkan hasil pengamatan kelembaban udara ruangan pada tiap-tiap pengulangan menghasilkan kelembaban berkisar antara 61 69%. Hal ini masih sesuai dengan tempat kehidupan nyamuk Aedes aegypti yaitu 60-70%, dengan demikian bahwa kematian nyamuk pada perlakuan bukan disebabkan karena faktor kelembaban udara ruangan tapi benar-benar karena pengaruh penyemprotan Chlorpyrifos dan Lamda Sihalotrin. Analisis Chi Kuadrat Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat perbedaan pengaruh penyemprotan Chlorpyrifos dan Lamda Sihalotrin terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti. Jadi kematian serangga uji tersebut disebabkan karena terhambatnya cholinesterase di dalam tubuh serangga sehingga menyebabkan terganggunya kerja urat syaraf dan gangguan pada perut serangga. Kematian nyamuk pada kontrol adalah nol, hal ini berarti bahwa kematian nyamuk pada perlakuan benar-benar disebabkan karena penyemprotan Chlorpyrifos dan Lamda Sihalotrin. Analisis PKS Berdasarkan analisa PKS ( perbedaan kecil standar ) diperooleh hasil bahwa dari penyemprotan Chlorpyrifos dan Lamda Sihalotrin kedua jenis bahan kimia tersebut memiliki tingkat efektifitas yang sama, dimana

7 perbedaan rata-rata keduanya menunjukan nilai PKS yaitu 1,5. Hal ini karena bahan aktif dari penyemprotan Chlorpyrifos sebesar 48% dan Lamda Sihalotrin 25% berfungsi baik dalam membunuh serangga sasarannya dan bekerja sebagai racun kontak, racun perut ( chlorpyrifos ) dan racun syaraf ( lamda sihalotrin ), sehingga dari kedua jenis bahan aktif tersebut tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kematian nyamuk. Berdasarkan hal tersebut diatas, Chlorpyrifos dan Lamda Sihalotrin dapat dijadikan alternatif dalam pengendalian vektor penyakit demam berdarah dalam hal ini nyamuk Aedes aegypti. Namun demikian agar bahan suatu aktif dapat digunakan di masyarakat, maka mempunyai daya bunuh yang besar harus pula mempertimbangkan segi ekonomi dalam hal ini mengenai biaya pengadaan bahan yang relatif ringan dan dari segi toksisitasnya terhadap manusia yang relatif kecil. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian tentang pengaruh penyemprotan Chlorpyrifos dengan Lamda Sihalotrin terhadap jumlah kematian nyamuk Aedes aegypti adalah : 1. Dilihat dari analisa Chi kuadrat, yaitu Chlorpyrifos maupun Lamda Sihalotrin tidak mempunyai perbedaan pengaruh terhadap jumlah kematian nyamuk Aedes aegypti karena X 2 hitung (0,604) < X 2 tabel (15,507). 2. Dilihat hasil dari analisa PKS ternyata kedua jenis insectisida yaitu Chlorpyrifos maupun Lamda Sihalotrin tidak ada lebih efektif terhadap jumlah kematian nyamuk Aedes aegypti, karena keduanya mempunyai kemampuan yang sama dalam membunuh nyamuk Aedes aegypti. Saran saran 1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di atas, maka sebagai masukan untuk dinas kesehatan atau pihak pihak pengguna foging bahwa Chlorpyrifos dan Lamda Sihalotrin dapat digunakan sebagai alternatif dalam usaha pemberantasan nyamuk Aedes aegypti.

8 2. Pemakaian insectisida ini harus tetap berpatokan kepada petunjuk atau penggunaan baik dosis yang tepat sehingga resistensi nyamuk terhadap bahan aktif tidak terjadi maupun alat pelindung diri seperti mamakai masker, pakaian lengan panjang, dan pakaian sarung tangan serta tidak makan dan minum sewaktu menggunakan pestisida. DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI. Ditjen PPM dan PLP. Pedoman Penggunaan Insectisida Lorsban 480 EC dalam usaha memberantas vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Ditjen PPM dan PLP Depkes RI dan PT. Pacific Chemical Depkes RI. Ditjen PPM dan PLP. Pedoman Penggunaan Insektisida Icon 25 EC. Departemen Kesehatan RI. Ditjen PPM dan PLP, Depkes RI. Ditjen PPM dan PLP. Petunjuk Teknis Penemuan, Pertolongan dan Pelaporan Penderita Penyakit Demam Berdarah Dengue. Departemen Kesehatan RI. Ditjen PPM dan PLP, Dow Chemical ( Australia ) limited your technical Guide to Termiticide and Insecticide.North Sydney : Dow Chemical Company,t.th. 5. Hubert JJ.Bioessay. New York : Kendal/ Hunt Publishing Company, Muslih Agus. Metodologi Riset. Departemen Kesehatan RI. Akademi Kesehatan Lingkungan, Muslih, Agus. Konsep dan Aplikasi Statistik Dalam Bidang Kesehatan. Politeknik Kesehatan Bandung, 2002.

9 8. Royati, Puji. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Lorsban 480 EC Terhadap Kematian Nyamuk Aedes aegypti. Akademi Kesehatan Lingkungan, Sukandar, Denny. Modul Pembelajaran Entomologi. Departemen Kesehatan RI, Akademi Kesehatan Lingkungan Bandung, Sunaryo Poorwo Soedarmo, Sumarmo. Demam Berdarah ( Degue ) Pada anak. Universitas Indonesi, 1988.