PERENCANAAN MODIFIKASI JEMBATAN KALIMUJUR LUMAJANG MENGGUNAKAN SISTEM CABLE-STAYED SINGLE PLANE CARAKA S. P
|
|
- Verawati Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERENCANAAN MODIFIKASI JEMBATAN KALIMUJUR LUMAJANG MENGGUNAKAN SISTEM CABLE-STAYED SINGLE PLANE CARAKA S. P
2 Latarbelakang Perencanaan jembatan bentang panjang dengan memanfaatkan struktur kabel adalah suatu topik desain yang belakangan ini mendominasi rencana pembangunan jembatan baru. Tantangan ke depan yang dihadapi infrastruktur jembatan di Indonesia adalah pembangunan jembatan yang melintasi sungai-sungai besar dan lembah yang dalam serta penghubung antar pulau Masih minimnya ilmu pengetahuan tentang cable stayed di Indonesia
3 LokasiProyek LOKASI PROYEK Lokasi Studi
4 PerumusanMasalah Bagaimana merencanakan jembatan Kalimujur dengan sistem cable-stayed single plane? Rincian permasalahan Bagaimana pre-eliminary design lantai kendaraan struktur jembatan kabel? Bagaimana pre-eliminary design pylon? Bagaimana perencanaan kabel penggantung yang digunakan? Bagaimana metode pelakasanaan struktur jembatan kabel? Bagaiman menuangkan hasil perencanaan dalam bentuk gambar teknik?
5 TujuandanManfaat Tujuan : Mendapatkan hasil desain lantai kendaraan untuk struktur jembatan kabel. Mendapatkan hasil desain pylon yang dibutuhkan. Mendapatkan hasil perencanaan kabel penggantung jembatan. Mengetahui metode pelaksanaan yang digunakan di lapangan. Dapat melakukan visualisasi desain dalam bentuk gambaran teknis sesuai dengan hasil perhitungan dan desain. Manfaat Memberi gambaran tentang perencanaan jembatan kabel dengan sistem pola kabel tunggal atau single plane. Dapat digunakan sebagai referensi dalam pengerjaan jembatan sistem kabel tunggal.
6 BatasanMasalah Perencanaan jembatan tidak memperhitungkan abutment dan gelagar pada sisi sideway/approach. Gelagar dianggap sama dengan gelagar pada bentang utama. Tidak memperhitungkan bangunan bawah jembatan hanya upper structure saja. Perencanaan hanya ditinjau dari segi teknis saja, tidak memperhitungkan analisa waktu dan biaya. Metode pelaksanaan di lapangan tidak membahas analisa saat pelaksanaan.
7 Metodologi START Pengumpulan data dan literatur : 1. Data umum jembatan, data hidrologi, data tanah. 2. Buku buku yang berkaitan 3. Peraturan peraturan yang berkaitan Preliminary design dan desain lay out jembatan Pendimensian struktur bangunan atas jembatan 1. Merencanakan pylon 2. Menentukan dan merencanakan struktur kabel 3. Merencanakan lantai kendaraan 4. Merencanakan struktur sekunder Menentukan jenis pembebanan pada jembatan : 1. Dasar pembebanan struktur 2. Beban mati 3. Beban hidup 4. Beban angin 5. Beban gempa Analisa struktur utama jembatan 1. Perhitungan gaya-gaya yang bekerja 2. Analisa tegangan pada kabel 3. Pemodelan struktur dengan program bantu A 1
8 A 1 Kontrol kekuatan pada struktur : 1. Kontrol lendutan 2. Kontrol torsi 3. Displacement 4. Loss prestressed Not OK OK Metode pelaksanaan di lapangan Memvisualisasi hasil perhitungan struktur ke dalam gambar teknis Finish
9 Preliminary Design Nama jembatan : Jembatan Kalimujur. Lokasi jembatan : Lingkar Selatan Kalimujur, Kabupaten Lumajang, Propinsi Jawa Timur. Panjang jembatan : 320 m. Panjang bentang : m. Lebar jembatan : 21,4 m. Lebar lajur 3,5 m (4/2D). Tinggi bebas : 4 m. Jumlah Pylon : 1 buah Konfigurasi kabel : sistem satu bidang (Single Plane) Material utama : Gelagar box pratekan trapezoidal Kabel baja. Pylon beton bertulang.
10 Preliminary Design Rencana Box Girder Box pratekan segmental Tinggi box = 3 m Lebar flens atas = 21,4 m Lebar flens bawah = 14,26 m Lebar trotoar = 1,8 m Direncanakan 4 lajur 2 arah (4/2 D). Pylon Jalur Kendaraan (2/2) Trotoar
11 Preliminary Design Rencana Pylon Beton bertulang Tinggi pylon Dimensi pylon Jarak antar kabel = 52 m = 5 x 2,8 m = 5m Kabel Penggantung Konfigurasi tipe Paralel / Harp Pattern Sistem satu bidang / Single Plane Sudut kemiringan dari garis horizontal : 26,5º Kabel menggunakan tipe ASTM A Ø = 15,2 mm Fu = 2050 MPa Pot Memanjang Pot Melintang
12 Layout Jembatan Pilar Pilar Pilar
13 Struktursekunder Tiang sandaran Tinggi tiang sandaran = 1,5 m Tebal tiang = 0,25 m Jarak antar tiang sandaran = 2 m Dimensi = 25 x 25 cm γ beton = 24 kn/m 3 f c = 30 MPa Fytulangan = 300 MPa Decking = 40 mm Tul. lentur = 4D10 Tul. Geser = Kerb Panjang total jembatan = 320 m Jumlah kerb = 2 buah (kiri-kanan) Dimensi kerb = 20 x 25 cm Beton decking = 20 mm Mutu beton (f c) = 30 Mpa Fy tulangan = 240 Mpa Tulangan yang dipakai = Ø12 mm
14 Struktursekunder 4Ø10mm Pipa Ø10cm Ø10mm-90 Lantai Kerja Paving Stone 5Ø12 Ø8-200 Jalan Gambar Rencana Struktur Sekunder
15 Perhitungan pembebanan Beban Mati AnalisaStruktur Tabel 6.3- Perhitungan beban mati No Elemen Berat Jenis Luas (m 2 ) Berat (kg/m) (kg/m 3 ) 1 Box Girder , Box angker x 0,03 706,5 3 Utilitas 10% (1,2) Trotoar+Railing Aspal 2200 (7x2) x Air Hujan 1000 (7x2) x Beban Mati = 53022
16 AnalisaStruktur Perhitungan pembebanan Beban hidup Beban Hidup Merata UDL dari Beban D Bentang jembatan yang direncanakan 320 m. q = 9 (0,5 + 15/320) kpa q = 4,92 kpa = 4,92 kn/m 2 Beban Hidup Garis KEL dari Beban D Besar beban garis yang direncanakan berdasarkan RSNI adalah 49 kn/m. jembatan terdiri dari 2 jalur dan 4 lajur, setiap jalur memiliki lebar 2@3,5 m, jadi besarnya beban P untuk setiap jalur adalah : P = (49 x 5,5) + (50% x 49 x (7-5,5)) = 306,25 kn/jalur. Untuk bentang menerus, panjang bentang ekivalen diberikan: Dari gambar 6.3 diperoleh DLA sebesar 30%, jadi beban KEL total adalah : P = 1,3 x 306,25 = 398,125 kn/jalur x 2 jalur = 796,25 kn. Faktor beban = 1,8 P = 796,25 x 1,8 = 1433,25 kn
17 AnalisaStruktur Beban Truk DLA = 30% (truk) T = 112,5 kn T = T (1+DLA) KuTT = 112,5 (1+0,3) 2 = 292,5 kn Beban Hidup Trotoar Berdasarkan BMS gambar 2.10 dinyatakan besar beban hidup trotoar adalah sebesar 2 kpa untuk luas terbebani 100 m 2 (q = 2 kn/m), dan beban terpusat (p) = 20 kn karena adanya kendaraan ringan yang lewat. Beban Rem Berdasarkan BMS gambar 2.9 diperoleh untuk bentang 160 m, maka gaya rem yang terjadi sebesar 450 kn. Beban Angin Beban Angin pada Box Girder Gaya nominal dan gaya layan jembatan sangat bergantung kepada kecepatan angin rencana sebagai berikut: T EW = 0,0006 C w V w2 Ab (kn) T EW = 1407,67 kn Beban Angin Tambahan Akibat Kendaraan pada Jembatan Beban angin tambahan akibat kendaraan pada jembatan di hitung berdasarkan rumus 2.7 pada BMS 92 : T ew = Cw (Vw) 2 kn/m T ew = 1,955 kn/m Beban Angin pada Pylon Beban angin yang terjadi pada pylon dihitung berdasarkan Japan International Standart (JIS) menggunakan rumus : W = g C A (kg) = 54,6 / 52 m = 1,05 kn/m
18 AnalisaStruktur Beban Gempa menggunakan Respon spectrum berdasarkan SNI 1726 Dengan horizontal design spectrum, dan Jenis tanah sedang, Zona gempa 3, Dengan periode gempa 6 detik
19 AnalisaStruktur Pylon Jalur Kendaraan (2/2) Trotoar Data data desain box f c = 50 MPa Ec = 4700 f c = = 33234,02 MPa ΣAc = 17,22 m 2 = mm 2 ΣAc.yb = 25,427 m 3 Ac. yb 25,427 Yb = = = 1,477 m Ac 17,22 Ya = h yb = 3 1,477 = 1,533 m I 23,998 Wa = = = 15,75 m 3 Ya 1,533 I 23,998 Wb = = = 16,25 m 3 Yb 1,477 Wb 16,25 Ka = = = 0,94 m Ac 17,22 Wa 15,75 Kb = = = 0,91 m Ac 17,22 Analisa Tegangan Yang Terjadi Tegangan ijin beton untuk komponen struktur lentur menurut SNI T pasal : Saat transfer / jacking Tekan : s ci = 0.6 f ci direncanakann pada saat umur beton 14 hari. f ci = 0,7 fc = 0,7 x 50 = 35 Mpa Tekan : s ci = 0.6 fci = 0.6 x 35 = 21 Mpa. Tarik : s ti = 0,25 = 0,25 f c = - 1,768 Mpa. Saat service Tekan : s ci = 0,45 f c = 0,45 x 50 = 22,5 Mpa. Tarik : s ti = 0,5 f c= - 3,536 Mpa.
20 AnalisaStruktur Perhitungan Tendon Tendon atas (segmen 68) Akibat beban sendiri, dan traveller form (beban pelaksanaan) Menentukan Fo : M g = Nmm F o = ,6 N Serat Atas (Tekan) = 6, ,584-7,773 = 8,195 Mpa < 21 Mpa (OK) Serat Bawah (Tarik) = 6,384-9,29 + 7,534 = 4,628 Mpa > -1,768 Mpa (OK) 6,384 9,584 7,773 8,195 Perhitungan Tendon Tendon atas (segmen 68) Akibat beban sendiri, dan traveller form (beban pelaksanaan) Menentukan Fo : Md = Nmm Ml = F = 0,85 Fo = N Serat Atas (Tekan) 5, ,146-10,886 = 2,686 MPa 22,5 Mpa (OK) Serat Bawah (Tarik) 5,426 7, ,552 = 8,082 Mpa -3,356 MPa (OK) 5,426 8,146 10,886 2,686 6,384 9,290 7,534 4,628 Gambar Diagram tegangan segmen 68 saat kantilever 5,426 7,896 10,552 8,082 Gambar Diagram tegangan segmen 68 saat service
21 AnalisaStruktur Perhitungan Tendon Tendon bawah (segmen 81) Akibat beban sendiri, dan traveller form (beban pelaksanaan) Menentukan Fo : M g = Nmm F o = ,1 N Serat Atas (Tekan) = 3,386 4,54 + 4,614 = 3,46 Mpa > - 1,768 Mpa (OK) Serat Bawah (Tarik) = 3, ,401 4,473 = 3,314 Mpa < 21 Mpa (OK) 3,386 4,54 4,614 3,46 Perhitungan Tendon Tendon Bawah (segmen 81) Akibat beban sendiri, dan traveller form (beban pelaksanaan) Menentukan Fo : Md = Nmm Ml = F = 0,85 Fo = N Serat Atas (Tekan) 2,878 3, ,218 = 5,237 MPa 22,5 Mpa (OK) Serat Bawah (Tarik) 2, ,741-6,027 = 0,591 Mpa -3,356 MPa (OK) 2,878 3,741 6,218 5,237 3,386 4,401 4,473 3,314 2,878 3,741 6,027 0,591 Gambar Diagram tegangan segmen 81saat service Gambar Diagram tegangan segmen 81 saat kantilever
22 AnalisaStruktur Perhitungan Tulangan arah memanjang Perhitungan tulangan flens atas (Segmen 68) Mu = ,3 x 10 6 Nmm Øtulangan = 22 mm F c = 50 MPa Fy= 400 MPa Ø = 0,8 Dari hasil perhitungan tulangan, untuk tulangan D22 dengan As perlu (144792,4 mm 2 ), dipasang tulangan utama sejarak 150 mm (D22-150). Perencanaan tulangan box akan dicek dengan menggunakan program bantu SAP Dari program bantu SAP 2000 didapat momen kapasitas sebesar Mn = Nmm. Perhitungan tulangan flens bawah (Segmen 81) Mu = Nmm Dtulangan = 22 mm F c = 50 MPa Fy= 400 MPa Dari hasil perhitungan tulangan, untuk tulangan D22 dengan As perlu (165173,6 mm 2 ), dipasang tulangan utama sejarak 150 mm (D ) Perencanaan tulangan box akan dicek dengan menggunakan program bantu SAP Dari program bantu SAP 2000 didapat momen kapasitas sebesar Mn = Nmm.
23 m AnalisaStruktur Perhitungan Tulangan arah melintang Perhitungan tulangan flens atas didapat dari SAP Mu = ,39 Nmm Øtulangan = 22 mm F c = 50 MPa Fy = 400 MPa Dari hasil perhitungan tulangan, untuk tulangan D22 dengan As perlu (14905,1 mm 2 ), dipasang tulangan utama sejarak 150 mm (D22-150) 4Ø10mm Pipa Ø10cm Ø10mm-90 Lantai Kerja Paving Stone 5Ø12 Ø8-200 Gambar Detail penulangan box Tulangan Melintang Ø Tulangan Memanjang Ø22-150
24 AnalisaStruktur Perencanaan Kabel (tendon) Jenis dan karakteristik dari baja pratekan yang digunakan. Diameter = 15,2 mm Luas penampang strand (As) = 181,46 mm 2 f pu = 2050 MPa f pi = 0,7 f pu = 1435 MPa Nominal massa = 1,125 kg/m Min breaking load = 250 kn = N Modulus elastisitas baja Es = MPa
25 AnalisaStruktur Tipe Strand Tendon Atas Tipe Strand Tendon Bawah No Remarks Force Diam. Luas fpu fpi Aps Strand mm mm2 mpa mpa mm2 n 1 Aksial Compression Self Weight segmen Tendon Tendon segmen Tendon Tendon segmen Tendon Tendon Tendon segmen 8 12 Tendon segmen Tendon Tendon segmen Tendon Tendon segmen Tendon Tendon segmen Tendon Tendon type VSL No Remarks Force Diam. Luas fpu fpi Aps Strand mm mm2 mpa 0,7mpa mm2 n 1 Aksial Compression Self Weight segmen Tendon Tendon segmen Tendon Tendon Tendon segmen 6 8 Tendon segmen Tendon Tendon segmen Tendon Tendon segmen Tendon Tendon segmen Tendon Tendon Tendon segmen 7 18 Tendon segmen Tendon Tendon segmen Tendon Tendon type VSL
26 Denahtendon padalantaikendaraan Denah Tendon pada Lantai Kendaraan Pilar A1 A2 A3 Pylon Box Angker Tendon Kantilever Tendon Atas Tendon Bawah Wotgalih Pasirian Denah Tendon Skala 1: VSL strand Angker Mati Pylon 16 VSL strand Angker Hidup Detail A1 : Tendon Bawah Skala 1 : Detail A3 : Tendon Atas Skala 1 : 75 2 VSL strand Detail A2 : Tendon Kantilever Skala 1 : 75
27 AnalisaStruktur Loss Prestressed Segmen 68 Perpendekan elastis Rangkak Susut Relaksasi baja Total Loss Prestressed = ES + CR + SH + RE = 1,992% + 1,601% + 0,44% + 10,16%= 14,193 %
28 Kabelpenggantung Struktur kabel adalah struktur utama dalam konstruksi jembatan cable stayed. Kabel-kabel ini memikul berat lantai kendaraan dan beban hidup dari berbagai konfigurasi beban untuk selanjutnya disalurkan ke struktur pylon. Masing-masing kabel diberi gaya tarik (stressing) dahulu sebelum dibebani. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur posisi gelagar agar sesuai dengan posisi finalnya sebelum diberi beban hidup. Nomenklatur Kabel
29 Kabelpenggantung Stressing Kabel dengan Asc pakai Dimana : Berat beban mati = 689,29 kn/m Beban hidup (UDL) = 110,7 kn/m (dari perhitungan analisa struktur) Beban KEL = 1433,25 kn Asumsi P angker = 5 kn Kabel pakai W = (689,29 x 10m) + (110,7 x 10m) , = 9438,13 kn N kabel = Asc 0 / As = Asc 0 / 143,3 mm 2 Kabel Jumlah Asc Gaya Angker Strand (mm2) Tarikan L1/R L2/R L3/R L4/R L5/R L6/R L7/R L8/R L9/R
30 Perhitungan Angker kabel Kabelpenggantung Angker kabel yang dipasang, sesuai dengan jumlah strand kabel yang telah dihitung. Perhitungan angker ini meliputi cek tegangan beton saat stressing serta kebutuhan tulangan melintang dan tulangan pecah (spalling). H A b A b Tabel 7.14 Dimensi angker Angker D & (mm) B (mm) D B Kabel Angker B/H Tulangan Melintang Spalling P(kN) Tpencar (N) As (Ø12) n 2% P (kn) AS (UØ12) n L1/R L2/R L3/R L4/R L5/R L6/R L7/R L8/R L9/R
31 Pylon Tabel 8.1 Momen yang terjadi pada pylon Stage Element Momen yang terjadi (knm) I/J Min I/J Max 4 20 J 3.695E-09 I J I I J J I J I I J J I J I J I Tabel 8.2 Gaya axial yang terjadi pada pylon Stage Element Axial Load (kn) I J , , , , , , , , , , , , , , , , ,6 6934,1 Pot Memanjang Pot Melintang
32 Penulangan pylon Tulangan Utama Pylon Menggunakan program bantu PCAcol Dari PCACol didapat rasio tulangan sebesar =1,45% ρ pakai = 1,45% x Ag = 1,45% x 1, = mm 2 Digunakan tulangan 248D32 (As = ,43 mm 2 ) Sengkang Ø22 (As = 380,1 mm 2 ) Lebar decking = 80 mm Tulangan Geser Dipakai tulangan geser D mm. Tulangan Praktis Pemasangan tulangan praktis dengan cara pengkaitan tulangan longitudinal tepi ke tulangan dalam, dan tulangan tepi ke tepi. Menggunakan tulangan D22, dengan diameter lengkungan sebesar 6d b = 6 x 22 = 132 mm, dengan spasi antar tulangan praktis 300 mm.
33 Pylon P ( kn) (Pmax) Denah penulangan fs=0 fs=0.5fy Mx (kn-m) (Pmin) Diagram Interaksi Panjang tulang pengait
34 Pylon Perhitungan Angker kabel Angker kabel yang dipasang, sesuai dengan jumlah strand kabel yang telah dihitung. Perhitungan angker ini meliputi cek tegangan beton saat stressing serta kebutuhan tulangan melintang dan tulangan pecah (spalling). H A b A b Tabel 7.14 Dimensi angker Angker D & (mm) B (mm) D B Kabel Angker P(kN) B Tulangan Melintang Spalling H (mm) (mm) Tpencar (N)As(Ø16) n 2% P (kn) AS (UØ16) n L1/R L2/R L3/R L4/R L5/R L6/R L7/R L8/R L9/R
35 GambarAngker Tul. Lentur Gelagar Tul. Lentur Gelagar Flens Atas Gelagar Box Tul. Pecah 4Ø Flens Atas Gelagar Box Tul. Pecah 8Ø Tul. Melintang 8Ø12 Tul. Melintang 10Ø12 DETAIL ANGKER 31 STRAND Angker Pada Box DETAIL ANGKER 91 STRAND DETAIL A : ANGKER 31 SKALA 1:100 DETAIL B : ANGKER 37 SKALA 1:100 Angker Pada Pylon DETAIL C : ANGKER 91 SKALA 1:100
36 Analisadinamik Analisa dinamis ini meliputi analisa stabilitas aerodinamis yaitu vortex-shedding (yang berkaitan langsung dengan efek psikologis) dan flutter. f B = = 1,848 Hz f T = = 7,831 Hz Efek Vortex-Shedding Vortex-shedding adalah osilasi gaya akibat pusaran angin atau turbulensi. Pada kecepatan angin tertentu yang disebut kecepatan kritis, akan terjadi vortex-shedding. Untuk mendapatkan kecepatan kritis yang akan menyebabkan vortex-shedding, digunakan persamaan angka Strouhal (S). Penurunan logaritmik (koefisien peredaman) ditentukan berkisar 0,05 [Walther, 1999]. Fleksibilitas lantai kendaraan didefenisikan sebagai rasio antara beban dan deformasi yang yang dihasilkan. Berat sendiri lantai kendaraan yaitu berat box girder adalah : kg/m atau 430,5 kn/m. π F vˆ = o vmax δ m π 899,1 3 = 0, ,05 430,5 10 = 11,55 mm
37 Analisadinamik Amplitudo getaran sebesar 11,55 mm dengan frekuensi sebesar fb = 1,848 Hz, masuk dalam zona accaptable (zona A), berikut gambar grafik berikut [Walther,1999] : Percepatan sebesar 1,56 m/s 2 dengan frekuensi 1,848 Hz masuk dalam zona accaptable (zona A). Hal ini dapat dilihat dari grafik berikut [Walther, 1999] :
38 Analisadinamik Efek Flutter Fenomena flutter terjadi jika muncul ayunan lentur dan ayunan torsi akibat terpaan angin, dan keduanya memilik perbedaan fase sebesar π/2. Pada kecepatan angin tertentu yang disebut kecepatan kritis, akan menghasilkan efek ini. Gabungan antara ayunan lentur dan ayunan torsi ini semakin lama akan semakin besar walaupun kecepatan kritis tetap dan akan menyebabkan runtuhnya struktur (Walther, 1999).
39 Analisadinamik Untuk mendapatkan kecepatan kritis teoritis, digunakan metode Klöeppel, yang didasarkan pada teori Theodorsen yang meneliti efek flutter pada sayap pesawat. Metode ini menggunakan grafik berikut (Walther, 1999): V crit actual = h x Vcrit act = 0,264 x 2442,38 = 645 km/jam Hal ini berarti, bila angin di lapangan bertiup dengan kecepatan 645 km/jam, maka akan mulai terjadi efek flutter. Sedangkan untuk perencanaan, telah digunakan kecepatan angin km/jam, sehingga analisa efek flutter memenuhi.
40 Metodepelaksanaan Metode pelaksanaan konstruksi jembatan cable stayed ini dibuat kantilever bebas dan dipengaruhi langsung oleh beban form traveller. Metode analisis struktur dibuat dengan metode cantilevering procedure melalui forward process analysing. Dimulai dari awal hingga sampai akhir di perletakan. Pylon Balok Peluncur Traveler Form Tendon Kantilever Pylon Pemasangan kabel Tendon Kantilever Pylon Kabel Penggantung Tendon Kantilever Tendon Bawah
41 Metodepelaksanaan Dengan langkah langkah sebagai berikut Pendirian pylon, abutment, pier dan dapat menahan beban sendiri Pemasangan box girder pertama di kanan kiri bentang segmen 68/9 di tengah bentang. Box langsung dapat menahan beban sendiri. Tendón kantilever dipasang. Dilanjutkan pemasangan box secara bertahap dan pada segmen 8, 74, 7, 78, 6, 82, 5, 86, dan 4 kabel penggantung mulai di pasang dan dihubungkan dengan pylon. Stressing kabel L1/R1 (segmen 8) sebesar 16318,78 kn. Stressing kabel L2/R2 (segmen 74) sebesar 5906,286 kn. Setelah pemasangan kabel L2/R2, mulai pemasangan tendón bawah yang dipasang sampai segmen 81. Tendón kantilever terus dipasang. Stressing kabel L3/R3 (segmen 7) sebesar 5500,66 kn. Stressing kabel L4/R4 (segmen 78) sebesar 5935,303 kn. Stressing kabel L5/R5 (segmen 6) sebesar 7148,423 kn. Stressing kabel L6/R6 (segmen 82) sebesar 6729,513 kn. Stressing kabel L7/R7 (segmen 5) sebesar 5935,303 kn. Stressing kabel L8/R8 (segmen 86) sebesar 5706,571 kn. Stressing kabel L9/R9 (elemen 4) sebesar 6723,632 kn. Setelah pemasangan kabel terakhir (L9/R9) diteruskan pemasangan box sampai pada sisi approach dan diteruskan hingga ke perletakan
42 Kesimpulan Panjang total jembatan 320m = m Hasil analisa struktur didapatkan desain rencana struktur seperti lantai kendaraan berupa box girder pratekan dengan menggunakan tendon lurus yang terletak di flens atas dan flens bawah dengan lebar 21,4 m 4 lajur 2 arah (4/2D). Konfigurasi kabel penopang berupa Harp pattern berjumlah 9 kabel penopang yang masing masing jarak antara kabel penopang sebesar 20 m dari pylon dan tiap 10 m arah horizontal, 10 m dari permukaan lantai kendaraan dan selanjutnya 5 m arah vertikal dengan membentuk sudut sebesar 26,5º dari horizontal. Desain pylon berupa beton bertulang dengan penampang pylon sebesar 5 x 2,8 m dengan tinggi pylon setinggi 52 m dari permukaan lantai kendaraan. Hasil analisa stabilitas aerodinamis menunjukkan frekuensi alami (lentur (fb) = 1,848 Hz dan torsi(ft) = 7,831 Hz), efek vortex-shedding masuk kategori daerah A (dapat diterima) dan Efek flutter menghasilkan Vcritical actual = 645 km/jam Vangin renc = km/jam artinya ayunan/flutter sudah aman. Lendutan maksimum pada tengah bentang sebesar 87 mm
43 Saran Banyaknya macam konfigurasi beban kalau perlu ditambah untuk antisipasi keadaan yang memungkinkan terjadi di masa depan. Ketelitian dalam menghitung berat beban pelaksanaan (form traveller) perlu diperhatikan, karena beratnya menentukan perilaku struktur saat pelaksanaan konstruksi. Untuk proyek yang sebenarnya, analisa dinamis yang ditinjau tidak cukup hanya Untuk proyek yang sebenarnya, analisa dinamis yang ditinjau tidak cukup hanya dengan perhitungan manual saja, tetapi harus menggunakan model penuh menggunakan terowongan angin agar diketahui lebih akurat mengenai perilaku aerodinamis struktur.
TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN GAYAM KABUPATEN BLITAR DENGAN BOX GIRDER PRESTRESSED SEGMENTAL SISTEM KANTILEVER
TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN GAYAM KABUPATEN BLITAR DENGAN BOX GIRDER PRESTRESSED SEGMENTAL SISTEM KANTILEVER Oleh : Fajar Titiono 3105.100.047 PENDAHULUAN PERATURAN STRUKTUR KRITERIA DESAIN
Lebih terperinciPerancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori
BAB II Dasar Teori 2.1 Umum Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya beberapa rintangan seperti lembah yang dalam, alur
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)
TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU) OLEH : ABDUL AZIZ SYAIFUDDIN 3107 100 525 DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Ir. I GUSTI
Lebih terperinciOLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS
SEMINAR TUGAS AKHIR OLEH : ANDREANUS DEVA C.B 3110 105 030 DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS JURUSAN TEKNIK SIPIL LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT
Lebih terperinciNama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir
Tugas Akhir PERENCANAAN JEMBATAN BRANTAS KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM BUSUR BAJA Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : 3109100096 Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA
MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA Mahasiswa: Farid Rozaq Laksono - 3115105056 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Djoko Irawan, Ms J U R U S A
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK
SEMINAR TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK OLEH : FIRENDRA HARI WIARTA 3111 040 507 DOSEN PEMBIMBING : Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO, MS JURUSAN
Lebih terperinciPERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN
PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS A. DATA SLAB LANTAI JEMBATAN Tebal slab lantai jembatan t s = 0.35 m Tebal trotoar t t = 0.25 m Tebal lapisan aspal + overlay
Lebih terperinciPERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC
A. DATA VOIDED SLAB PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC Lebar jalan (jalur lalu-lintas) B 1 = 7.00 m Lebar trotoar B 2 = 0.75 m Lebar total
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
47 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Data-data yang diasumsikan dalam penelitian ini adalah geometri struktur, jenis material, dan properti penampang I girder dan T girder. Berikut
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL BOX GIRDER PRESTRESS
PERENCANAAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL BOX GIRDER PRESTRESS Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh: ULIL RAKHMAN
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN
JURUSAN DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL FTSP ITS SURABAYA MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO Oleh : M. ZAINUDDIN 3111 040 511 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciMODIFIKASI STRUKTUR JEMBATAN BOX GIRDER SEGMENTAL DENGAN SISTEM KONSTRUKSI BETON PRATEKAN (STUDI KASUS JEMBATAN Ir. SOEKARNO MANADO SULAWESI UTARA)
MODIFIKASI STRUKTUR JEMBATAN BOX GIRDER SEGMENTAL DENGAN SISTEM KONSTRUKSI BETON PRATEKAN (STUDI KASUS JEMBATAN Ir. SOEKARNO MANADO SULAWESI UTARA) Hafizhuddin Satriyo W, Faimun Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciFakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Insitut Teknologi Sepuluh Nopember 2014
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN GRINDULU KABUPATEN PACITAN DENGAN BOX GIRDER PRESTRESSED SEGMENTAL SISTEM KANTILEFER Senin, 30 Juni 2014 Oleh : Dimas Eka Budi Prasetio (3110 100 087) Dosen Pembimbing
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. DESAIN JEMBATAN PRATEGANG 40 m DARI BINA MARGA
LAMPIRAN 1 DESAIN JEMBATAN PRATEGANG 40 m DARI BINA MARGA LAMPIRAN 2 PERINCIAN PERHITUNGAN PEMBEBANAN PADA JEMBATAN 4.2 Menghitung Pembebanan pada Balok Prategang 4.2.1 Penentuan Lebar Efektif
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA
SEMINAR TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA OLEH : AHMAD FARUQ FEBRIYANSYAH 3107100523 DOSEN PEMBIMBING : Ir.
Lebih terperinciMencari garis netral, yn. yn=1830x200x x900x x x900=372,73 mm
B. Perhitungan Sifat Penampang Balok T Interior Menentukan lebar efektif balok T B ef = ¼. bentang balok = ¼ x 19,81 = 4,95 m B ef = 1.tebal pelat + b w = 1 x 200 + 400 = 00 mm =, m B ef = bentang bersih
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB
Lebih terperinciDESAIN JEMBATAN BARU PENGGANTI JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM BUSUR
TUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN BARU PENGGANTI JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM BUSUR DISUSUN OLEH : HILMY GUGO SEPTIAWAN 3110.106.020 DOSEN KONSULTASI: DJOKO IRAWAN, Ir. MS. PROGRAM STUDI S-1 LINTAS
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYEDTIPE FAN DAN TIPE RADIALAKIBAT BEBAN GEMPA
ANALISIS PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYEDTIPE FAN DAN TIPE RADIALAKIBAT BEBAN GEMPA Masrilayanti 1, Navisko Yosen 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Masrilayanti@ft.unand.ac.id
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STRUKTUR
BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Data-data Struktur Pada bab ini akan membahas tentang analisa struktur dari struktur bangunan yang direncanakan serta spesifikasi dan material yang digunakan. 1. Bangunan direncanakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jembatan Jembatan adalah suatu konstruksi untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan air / lalu lintas
Lebih terperinciBEBAN JEMBATAN AKSI KOMBINASI
BEBAN JEMBATAN AKSI TETAP AKSI LALU LINTAS AKSI LINGKUNGAN AKSI LAINNYA AKSI KOMBINASI FAKTOR BEBAN SEMUA BEBAN HARUS DIKALIKAN DENGAN FAKTOR BEBAN YANG TERDIRI DARI : -FAKTOR BEBAN KERJA -FAKTOR BEBAN
Lebih terperinciModifikasi Jembatan Lemah Ireng-1 Ruas Tol Semarang-Bawen dengan Girder Pratekan Menerus Parsial
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Modifikasi Jembatan Lemah Ireng-1 Ruas Tol Semarang-Bawen dengan Girder Pratekan Menerus Parsial Ahmad Basshofi Habieb dan I Gusti Putu Raka Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian tugas akhir ini adalah balok girder pada Proyek Jembatan Srandakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian tugas akhir ini adalah balok girder pada Proyek Jembatan Srandakan yang merupakan jembatan beton prategang tipe post tension. 3.2. Lokasi
Lebih terperinciMODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4
MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4 Citra Bahrin Syah 3106100725 Dosen Pembimbing : Bambang Piscesa, ST. MT. Ir. Djoko Irawan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i LEMBAR PENGESAHAN. ii LEMBAR PERSEMBAHAN.. iii KATA PENGANTAR. iv ABSTRAKSI vi DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR TABEL xv DAFTAR NOTASI.. xx DAFTAR LAMPIRAN xxiv BAB I
Lebih terperinciAnalisa penampang komposit terhadap geser. φvn = 602,6 kn 302,98 kn (ok) Interaksi geser dan lentur
Jenis Beban Berat LF Total Beban mati (DL) Beban sendiri 0,8745 kn/m 1,1 0,962 kn/m Beban pelat beton 8,4 kn/m 1, 10,92 kn/m Beban pelat compodeck 1,6x10-4 kn/m 1,1 1,76x10-4 kn/m Beban superimpose (SDL)
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK
SEMINAR TUGAS AKHIR JULI 2011 MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK Oleh : SETIYAWAN ADI NUGROHO 3108100520
Lebih terperinciJurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
Perencanaan Bangunan Atas Jembatan Kali Jangkok Dengan Menggunakan Precast Segmental Box Girder Upper structure design of kali Jangkok Bridge using segmental box girder Sus Mardiana 1, I Nyoman Merdana
Lebih terperinciModifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak
TUGAS AKHIR RC-09 1380 Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak Penyusun : Made Peri Suriawan 3109.100.094 Dosen Pembimbing : 1. Ir. Djoko Irawan MS, 2.
Lebih terperinciBAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi
BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Perencanaan Awal (Preliminary Design) Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi rencana struktur, yaitu pelat, balok dan kolom agar diperoleh
Lebih terperinciOPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK)
OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK) Christhy Amalia Sapulete Servie O. Dapas, Oscar H. Kaseke Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas
Lebih terperinciDESAIN JEMBATAN BETON BERTULANG ANTARA PULAU BIDADARI DAN PULAU KELOR
DESAIN JEMBATAN BETON BERTULANG ANTARA PULAU BIDADARI DAN PULAU KELOR Rima Nurcahyanti NRP : 0421029 Pembimbing : Olga Pattipawaej, Ph.D Pembimbing Pendamping : Cindrawaty Lesmana, ST., M.Sc.(Eng) FAKULTAS
Lebih terperinciPERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN
PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN JEMBATAN SRANDAKAN KULON PROGO D.I. YOGYAKARTA [C]2008:MNI-EC A. DATA SLAB LANTAI JEMBATAN b2 b1 b3 b1 b2 trotoar (tebal = tt) aspal (tebal = ta) slab (tebal = ts) ts ta
Lebih terperinciPERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS
PERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS A. DATA STRUKTUR ATAS URAIAN DIMENSI NOTASI DIMENSI SATUAN Lebar jembatan b 10.50 m Lebar jalan (jalur lalu-lintas) b 1 7.00 m Lebar
Lebih terperinci3.3. BATASAN MASALAH 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahap Permodelan Komputer
4) Layout Pier Jembatan Fly Over Rawabuaya Sisi Barat (Pier P5, P6, P7, P8), 5) Layout Pot Bearing (Perletakan) Pada Pier Box Girder Jembatan Fly Over Rawabuaya Sisi Barat, 6) Layout Kabel Tendon (Koordinat)
Lebih terperinciTUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.
MODIFIKASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN CISUDAJAYA KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT DENGAN SISTEM RANGKA BATANG MENGGUNAKAN MATERIAL FIBER REINFORCED POLYMER (FRP) TUBAGUS KAMALUDIN 3110100076 DOSEN PEMBIMBING
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus
III. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus yang dilakukan yaitu metode numerik dengan bantuan program Microsoft Excel dan SAP 2000. Metode numerik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fly Over atau Overpass Jembatan yaitu suatu konstruksi yang memungkinkan suatu jalan menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau melintang tidak
Lebih terperinciDESAIN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL SINGLE TWIN CELLULAR BOX GIRDER PRESTRESS TUGAS AKHIR RAMOT DAVID SIALLAGAN
DESAIN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL SINGLE TWIN CELLULAR BOX GIRDER PRESTRESS TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan memenuhi Syarat untuk menempuh ujian sarjana Teknik Sipil Disusun
Lebih terperincid b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek
DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas
Lebih terperinciPERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK-T A. DATA STRUKTUR ATAS
PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK-T A. DATA STRUKTUR ATAS Panjang bentang jembatan L = 15.00 m Lebar jalan (jalur lalu-lintas) B1 = 7.00 m Lebar trotoar B2 = 1.00 m Lebar total jembatan B1 + 2 * B2 =
Lebih terperinciJURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1
PERENCANAAN GELAGAR JEMBATAN BETON BERTULANG BERDASARKAN PADA METODE KUAT BATAS (STUDI KASUS : JEMBATAN SUNGAI TINGANG RT.10 DESA UJOH BILANG KABUPATEN MAHAKAM ULU) Arqowi Pribadi 2 Abstrak: Jembatan adalah
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan
MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR Oleh : Faizal Oky Setyawan 3105100135 PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI HASIL PERENCANAAN Latar Belakang Dalam rangka pemenuhan dan penunjang kebutuhan transportasi
Lebih terperinciD3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Definisi Jembatan merupakan satu struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Ia dibangun untuk membolehkan
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS FLY OVER SIMPANG BANDARA TANJUNG API-API, DENGAN STRUKTUR PRECAST CONCRETE U (PCU) GIRDER. Laporan Tugas Akhir
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS FLY OVER SIMPANG BANDARA TANJUNG API-API, DENGAN STRUKTUR PRECAST CONCRETE U (PCU) GIRDER Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mulailah orang membuat jembatan dengan teknologi beton prategang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan sebuah konstruksi. Segala sesuatunya harus dipertimbangkan dari segi ekonomis, efisien, dan daya tahan dari
Lebih terperinciANALISIS BEBAN JEMBATAN
DATA JEMBATAN ANALISIS BEBAN JEMBATAN JEMBATAN SARJITO II YOGYAKARTA A. SISTEM STRUKTUR PARAMETER KETERANGAN Klasifikasi Jembatan Klas I Bina Marga Tipe Jembatan Rangka beton portal lengkung Jumlah bentang
Lebih terperinciBab 6 DESAIN PENULANGAN
Bab 6 DESAIN PENULANGAN Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi Selatan 6.1 Teori Dasar Perhitungan Kapasitas Lentur
Lebih terperinciSTUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )
TUGAS AKHIR STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7 Oleh : RACHMAWATY ASRI (3109 106 044) Dosen Pembimbing: Budi Suswanto, ST. MT. Ph.D
Lebih terperinciBAB II PERATURAN PERENCANAAN
BAB II PERATURAN PERENCANAAN 2.1 Klasifikasi Jembatan Rangka Baja Jembatan rangka (Truss Bridge) adalah jembatan yang terbentuk dari rangkarangka batang yang membentuk unit segitiga dan memiliki kemampuan
Lebih terperinciMODIFIKASI JEMBATAN PALU IV DENGAN KONSTRUKSI CABLE STAYED SINGLE PLANE WITH BOX GIRDER. Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo M, MS
MODIFIKASI JEMBATAN PALU IV DENGAN KONSTRUKSI CABLE STAYED SINGLE PLANE WITH BOX GIRDER Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo M, MS Oleh : Angry Raymond Adam 3105.100.009 BAB 1 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jembatan kabel (cable stayed bridge) merupakan salah satu jenis jembatan dimana struktur utama berupa gelagar yang ditahan oleh satu atau lebih kabel yang dipasang miring
Lebih terperinciBAB VII PERENCANAAN PERLETAKAN ( ELASTOMER )
BAB VII PERENCANAAN PERLETAKAN ( ELASTOMER ) Perencanaan Perletakan ( bearings ) jembatan akhir - akhir ini sering memakai elastomer ( elastomeric ), yaitu bahan yang terbuat dari kombinasi antara karet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pengetahuan tentang perencanaan suatu bangunan berkembang semakin luas, termasuk salah satunya pada perencanaan pembangunan sebuah jembatan
Lebih terperinciPERHITUNGAN STRUKTUR BOX CULVERT
A. DATA BOX CULVERT h1 ta c ts d H h2 h3 L DIMENSI BOX CULVERT 1. Lebar Box L = 5,00 M 2. Tinggi Box H = 3,00 M 3. Tebal Plat Lantai h1 = 0,40 M 4. Tebal Plat Dinding h2 = 0,35 M 5. Tebal Plat Pondasi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data Umum Jembatan Beton Prategang-I Bentang 21,95 Meter Gambar 4.1 Spesifikasi jembatan beton prategang-i bentang 21,95 m a. Spesifikasi umum Tebal lantai jembatan
Lebih terperinciSTRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT
STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT WORKSHOP/PELATIHAN - 2015 Sebuah jembatan komposit dengan perletakan sederhana, mutu beton, K-300, panjang bentang, L = 12 meter. Tebal lantai beton hc = 20 cm, jarak antara
Lebih terperinciGambar III.1 Pemodelan pier dan pierhead jembatan
BAB III PEMODELAN JEMBATAN III.1 Pemodelan Jembatan Pemodelan jembatan Cawang-Priok ini menggunakan program SAP-2000 untuk mendapatkan gaya-gaya dalamnya, performance point untuk analisa push over, dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERHITUNGAN STRUKTUR
BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN STRUKTUR 4.1 Data Perencanaan Bangunan Direncanakan : Bentang Jembatan : 120 meter Lebar Jembatan : 7.5 (1 + 6.5) meter Jenis Jembatan : Sturktur Rangka Baja (Tipe Warren Truss)
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN PALU IV DENGAN KONSTRUKSI BOX GIRDER SEGMENTAL METODE PRATEKAN STATIS TAK TENTU
MAKALAH TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN PALU IV DENGAN KONSTRUKSI BOX GIRDER SEGMENTAL METODE PRATEKAN STATIS TAK TENTU NIA DWI PUSPITASARI NRP 3107 100 063 Dosen Pembimbing : Dr.Techn Pujo Aji, ST.,MT.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Pemilihan Tipe Jembatan Tinjauan Penelitian Pembahasan...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii MOTTO... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAKSI... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xix DAFTAR NOTASI...
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan
BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan merupakan hasil dari perhitungan perencanaan struktur gedung Fakultas Teknik Informatika ITS Surabaya dengan metode SRPMM.
Lebih terperinciSTUDY PEMODELAN STRUKTUR SUBMERGED FLOATING TUNNEL
Dosen Pembimbing: Endah Wahyuni, ST, MT, Ph.D. Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Raka STUDY PEMODELAN STRUKTUR SUBMERGED FLOATING TUNNEL Syayhuddin Sholeh 3107100088 Latar Belakang Pendahuluan Submerged Floating
Lebih terperinciDESAIN JEMBATAN CABLE STAYED MALANGSARI BANYUWANGI DENGAN TWO VERTICAL PLANES SYSTEM
DESAIN JEMBATAN CABLE STAYED MALANGSARI BANYUWANGI DENGAN TWO VERTICAL PLANES SYSTEM Nama Mahasiswa : Hendri NRP 3107 100 518 Jurusan : Teknik Sipil FTSP-ITS Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo,
Lebih terperinciPERENCANAAN PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG JALAN RAPAK MAHANG DI DESA SUNGAI KAPIH KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA
PERENCANAAN PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG JALAN RAPAK MAHANG DI DESA SUNGAI KAPIH KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA Herman Waris Npm : 07.11.1001.7311.040 INTISARI Perencanaan Jembatan
Lebih terperincidisusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN ( ) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT
disusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN (3111040607) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT DIPLOMA 4 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini, terdapat urutan langkah-langkah penelitian secara sistematis sehingga penelitian dapat terlaksana dengan baik. Adapun
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuat Tekan Beton Sifat utama beton adalah memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya. Kekuatan tekan beton adalah kemampuan beton untuk menerima
Lebih terperinciANAAN TR. Jembatan sistem rangka pelengkung dipilih dalam studi ini dengan. pertimbangan bentang Sungai Musi sebesar ±350 meter. Penggunaan struktur
A ANAAN TR Jembatan sistem rangka pelengkung dipilih dalam studi ini dengan pertimbangan bentang Sungai Musi sebesar ±350 meter. Penggunaan struktur lengkung dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pada bentang
Lebih terperinciPERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) 1-6 1 PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK Whisnu Dwi Wiranata, I Gusti Putu
Lebih terperinciBAB III FORMULASI PERENCANAAN
III - 1 BAB III FORMULASI PERENCANAAN 3.1. Dasar Perencanaan Beton Prategang Pada penelitian lanjutan ini, dasar formulasi perencanaan yang akan digunakan dalam penulisan listing pemrograman juga mencakup
Lebih terperinciPERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT
PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : RONA CIPTA No. Mahasiswa : 11570 / TS NPM : 03 02 11570 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RC
TUGAS AKHIR RC 090412 PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN SUMBER SARI, KUTAI BARAT, KALIMANTAN TIMUR DENGAN SISTEM BUSUR BAJA OLEH : YANISFA SEPTIARSILIA ( 3112040612 ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. M. Sigit Darmawan
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010
PRESENTASI TUGAS AKHIR oleh : PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 LATAR BELAKANG SMA Negeri 17 Surabaya merupakan salah
Lebih terperinciBAB IV DESAIN STRUKTUR GUIDEWAY
BAB IV DESAIN STRUKTUR GUIDEWAY 4.1 UMUM Seperti yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, tujuan tugas akhir ini adalah membandingkan dua buah sistem dari beberapa sistem struktur guideway yang dapat
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.
LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan Bab 6 Penulangan Bab 6 Penulangan Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Jembatan adalah sebuah struktur konstruksi bangunan atau infrastruktur sebuah jalan yang difungsikan sebagai penghubung yang menghubungkan jalur lalu lintas pada
Lebih terperinciBAB IV ANALYSIS DAN DESAIN PERANCANGAN
BAB IV ANALYSIS DAN DESAIN PERANCANGAN Pada analisis perancangan jembatan meliputi preliminary desain, perancangan dan perhitungan. Yang dimaksud dengan perancangan adalah berupa desain dan analisa elemen-elemen
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu pengujian mekanik beton, pengujian benda uji balok beton bertulang, analisis hasil pengujian, perhitungan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. jalan raya atau disebut dengan fly over/ overpass ini memiliki bentang ± 200
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Tinjauan Umum Rencana awal dalam perancangan jembatan beton yang melintasi jalan raya atau disebut dengan fly over/ overpass ini memiliki bentang ± 200 meter. Fokus pada perancangan
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan
BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN KALI BAREK, KAB. MALANG DENGAN SISTEM BALOK BETON PRATEKAN MENERUS
TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN KALI BAREK, KAB. MALANG DENGAN SISTEM BALOK BETON PRATEKAN MENERUS Oleh : KHOIRUL ALIM R. 3110 040 505 DOSEN PEMBIMBING : Ir. DJOKO IRAWAN, MS. JURUSAN
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Koefisien-koefisien gesekan untuk tendon pascatarik
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Koefisien-koefisien gesekan untuk tendon pascatarik... 33 Tabel 3.2 Nilai K sh untuk komponen struktur pasca-tarik... 37 Tabel 3.3 Nilai-nilai K re dan J... 38 Tabel 3.4 Nilai C...
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-7 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-7 1 PERENCANAAN JEMBATAN BRANTAS DI MOJOKERTO MENGGUNAKAN METODE BETON PRATEGANG SEGMENTAL STATIS TAK TENTU R. Zulqa Nur Rahmat Arif dan IGP Raka,Prof.,Dr.,Ir.
Lebih terperinciPERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )
PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB ) [C]2010 : M. Noer Ilham A. DATA BAHAN STRUKTUR PLAT LENTUR DUA ARAH (TWO WAY SLAB ) Kuat tekan beton, f c ' = 20 MPa Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, f y = 240
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciJembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)
Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector) Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University Pendahuluan JEMBATAN GELAGAR BAJA BIASA Untuk bentang sampai dengan
Lebih terperinciJl. Banyumas Wonosobo
Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING
MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME SYSTEM) LATAR BELAKANG Perkembangan industri konstruksi
Lebih terperinciKajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2016 Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang YUNO YULIANTONO, ASWANDY
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berfikir Sengkang merupakan elemen penting pada kolom untuk menahan beban gempa. Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan tulangan utama dan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Modifikasi Jembatan Cisudajaya Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Dengan Sistem Rangka Batang Menggunakan Material Fiber Reinforced Polymer (FRP) Tubagus Kamaludin,
Lebih terperinciDESAIN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL SINGLE TWIN CELLULAR BOX GIRDER PRESTRESS ABSTRAK
DESAIN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL SINGLE TWIN CELLULAR BOX GIRDER PRESTRESS Ramot David Siallagan 1 dan Johannes Tarigan 2 DepartemenTeknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,Jl. Perpustakaan No.
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Data dan asumsi ang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Dimensi pelat lantai Dimensi pelat lantai ang dianalisa disajikan pada Tabel 4.1 berikut
Lebih terperinciKONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA
KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S1 Teknik Sipil diajukan oleh : ARIF CANDRA SEPTIAWAN
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN, PERBAIKAN DAN METODE SAMBUNGAN UNTUK JEMBATAN KOMPOSIT MENGGUNAKAN LINK SLAB
STUDI PENGGUNAAN, PERBAIKAN DAN METODE SAMBUNGAN UNTUK JEMBATAN KOMPOSIT MENGGUNAKAN LINK SLAB Oleh : Ferindra Irawan 3105 100 041 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, MS LATAR BELAKANG Banyak
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
ABSTRAK Jembatan merupakan suatu struktur yang memungkinkan transportasi yang menghubungkan dua bagian jalan yang terputus melintasi sungai, danau, kali jalan raya, jalan kereta api dan lain lain. Jembatan
Lebih terperinci