Dialog Pemuda Lintas Agama Se-Kaltim PENINGKATAN KAPASITAS FKUB DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dialog Pemuda Lintas Agama Se-Kaltim PENINGKATAN KAPASITAS FKUB DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN"

Suparman Hardja
6 tahun lalu
Tontonan:

1 PENINGKATAN KAPASITAS FKUB DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN 1. Sebagaimana dimaklumi, dalam rangka meningkatkan pemeliharaan kerukunan ummat beragama, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No.9 dan 8 Tahun Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan 8 Tahun 2006, memuat 3 aturan : a. Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Ummat Beragama; b. Pemberdayaan Forum Kerukunan Ummat Beragama; c. Pendirian Rumah Ibadah ; 3. Sebelumnya, dalam rangka regulasi interaksi pengembangan agama, pemerintah telah pernah menerbitkan aturan : a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1965 tentang pencegahan dan / atau penodaan agama; b. SKB Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 1/BER/MDN- MAG/1969 tentang Pelaksanan Tugas Aparatur Pemerintahan Page 1

2 Dalam Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan Pengembangan dan Ibadah Agama oleh Pemeluk-Pemeluknya; c. SKB Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No.1 Tahun 1979 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penyiaran Agama dan Bantuan Luar Negeri kepada Lembaga Keagamaan di Indonesia; 4. PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 adalah penyempurnaan dari kedua SKB tersebut diatas. Dengan adanya PBM tersebut, pada dasarnya kerukunan ummat beragama di Indonesia telah mengalami banyak kemajuan beberapa tahun terakhir ini, terutama yang terkait dengan pendirian rumah ibadah. Namun kita tidak memungkiri bahwa masih banyak persoalanpersoalan yang muncul, baik yang berkaitan dengan internal maupun antar ummat beragama. Hal ini menunjukan bahwa persoalan kerukunan bukan sesuatu yang immune melainkan terpengaruh dengan perkembangan sosiologis dan mungkin juga teologis, maka Pemerintah bisa dipastikan tidak berbuat banyak. Persoalan teologis menjadi hak prerogative ummat beragama yang bersangkutan. Pada tatanan inilah posisi pemuka agama menjadi sangat penting untuk mengembangkan pemikiran teologis yang memihak kepada pemeliharaan kerukunan ummat beragama dan persatuan bangsa. Page 2

3 Pemuka agama yang dimaksud adalah yang mengusung moderisasi dalam beragama, memiliki empati dan respek terhadap kelompok lain, mempunyai integritas tinggi dalam memegang teguh ajaran masing-masing agamanya, tetapi secara bersamaan mereka juga menjadi sosok yang terbuka untuk bisa menerima perbedaan secara bijaksana. Mereka secara cultural mempunyai power yang bisa menggerakan untuk sebuah tujuan mulia, yakni membangun saling pengertian, kebersamaan dan kerjasama intern dan antar ummat beragama. Sosok pemuka agama yang digambarkan diatas seyogyanya tercermin dalam kepengurusan FKUB. 5. PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006, tidak bisa dilepaskan dengan 4 pilar kebangsaan, yaitu : a. Pancasila, sebagai Dasar Negara merupakan konsensus kerkunan saat membentuk Negara; b. UUD 1945, sebagai Dasar Hukum tertinggi dalam regulasi kenegaraan; c. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai sifat dan corak kebangsaan; d. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), sebagai Negara dimana kita berada. Perlu terpelihara kesetiaan kepada NKRI. Dalam hubungannya dengan 4 pilar kebangsaan, PBM berfungsi sebagai regulasi pemeliharaan kerukunan ummat beragama. Page 3

4 Regulasi sangat perlu karena kita berada dalam interaksi komunukasi ummat beragama dan berkaitan dengan masalah tata ruang. 6. Proses Pembentukan PBM a. Perumusan isi PBM melibatkan perwakilan Majelis-Majelis Agama Tingkat Pusat (MUI, PGI, KWI, PHDI dan Walubi); b. Melalui 11 putaran pertemuan sejak Oktober 2005 s.d Maret 2006; c. Penekanan kepada fungsi Kepala Daerah; d. Ditanda tangani (ditetapkan) oleh Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri, pada tanggal 21 Maret 2006; 7. Prinsip yang dianut PBM ada 7, yaitu : a. Prinsip bahwa Negara menjamin kemenrdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu; b. Prinsip memenuhi peraturan perundangan; c. Prinsip memelihara kerukunan ummat beragama; d. Prinsip memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; Page 4

5 e. Prinsip pemberian kepastian pelayanan secara adil dan terukur kepada pemohon pendirian rumah ibadah; f. Prinsip pemberdayaan masyarakat khususnya para pemuka agama; g. Prinsip kebersamaan antara masyarakat dan Pemerintah. 8. Peningkatan kapasitas FKUB dalam memelihara kerukunan Untuk meningkatkan kapasitas FKUB dalam memelihara kerukunan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu : a. Penyediaan Biaya Operasional Idealnya organisasi yang mandiri dalam berbagai kegiatannya, memiliki sumber-sumber pembiayaan yang pasti. Namun dalam realitas sepertinya tidak mudah, karena itu dalam PBM No.9 dan 8 Tahun 2006, Pasal 26 ditegaskan bahwa biaya operasional FKUB Provinsi dianggarkan melalui APBD Provinsi dan FKUB Kabupaten/Kota dianggarkan melalui APBD Kabupaten/Kota. b. Kepengurusan Rekruitmen pengurus diharapkan benar-benar tokoh yang berpengaruh dalam lingkungan ummatnya dan memiliki Page 5

6 integritas tinggi dalam memelihara 4 pilar kebangsaan, rekruitmen dilaksanakan dengan mempertimbangkan prosentasi perimbangan pemeluk agama. c. Sekretariat Perlunya adanya sekretariat yang refresentatif, sebagai wadah mengasuh, mengendalikan dan mengevaluasi berbagai kegiatan, juga sebagai wadah berkomunikasi antar tokoh lintas agama. d. Pertemuan berkala antar FKUB dengan Gubernur/Bupati serta Wakil Gubernur/Wakil Bupati selaku Ketua Dewan Penasihat FKUB Provinsi/Kabupaten/Kota, demikian juga beberapa SKPD terkait. e. Pertemuan berkala antara FKUB dengan para tokoh lintas agama, tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Page 6

dokumen-dokumen yang mirip

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2007

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) DAN DEWAN PENASEHAT FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (DPFKUB) PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA