BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah ekspresi kebudayaan manusia yang mengandung unsur-unsur keindahan, yang diekspresikan melalui dimensi ruang dan waktu. Dimensi ruang ini umumnya dikaitkan dengan tangga nada atau modus, yang terdiri lagi atas frekuensi bunyi, interval, ambitus, melodi, motif melodi, frase, bentuk, dan lainnya. Sementara dimensi waktu terdiri dari unsur-unsurnya seperti meter (birama), tanda birama, aksentuasi, fungtuasi, siklus, ritmik, up beat, down beat, dan hal-hal sejenis. Setiap kebudayan memiliki konsep dan aplikasi tersendiri tentang dimensi waktu dan ruang di dalam musik. Di dalam kebudayaan India dimensi ruangnya secara umum disebut dengan raga dan dimensi waktunya disebut dengan tala. Dalam musik Timur Tengah dimensi ruang disebut dengan maqamat dan waktu disebut dengan iqaat. Dalam musik Jawa dimensi ruang disebut dengan tangga nada selendro dan pelog, dengan modusnya yang disebut dengan pathet. Demikian pula untuk musik-musik lainnya di seluruh dunia (Malm.1977; 78). Selain itu, budaya musik ini ada yang disajikan secara solo saja, ada pula yang disajikan secara bersama, baik dengan instrumentasi atau vokal, atau campuran keduanya. Ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan budaya dalam masyarakat tersebut. Ada pula musik yang disajikan bersifat rahasia. Misalnya tradisi marhusip, yaitu nyanyian untuk berpacaran dalam kebudayaan Mandailing disajikan khusus oleh seorang pemuda kepada kekasihnya dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Ada juga musik yang disajikan secara duet atau trio, sebagaimana yang lazim dipraktekkan pada kebudayaan musik populer Batak Toba, seperti kelompok Trio Lasidos, Trio Ambisi, Trio Amsisi, dan lainnya. Selain dari dimensi ruang yang berorientasi melodis, sebagaimana musik dalam kebudayaan masyarakat dunia Timur, maka dalam beberapa tradisi musikal ada juga dimensi ruang yang berorientasi harmonik, sebagaimana umumnya musik Barat, termasuk tradisi orkestranya. Musik dengan ciri harmonik ini menjadi bahagian dari identitas musik Barat. Tradisi musik harmoni ini dapat disajikan dalam tekstur homofoni maupun polifoni. Harmoni dalam musik Barat adalah salah satu teori musik yang mengajarkan bagaimana menyusun suatu rangkaian akord-akord, agar musik tersebut dapat enak didengar dan selaras. Di sini dipelajari tentang penggunaan berbagai nada secara bersama-sama dan akord-akord musik yang terjadi dengan sesungguhnya ataupun yang tersirat. Studi ini sering merujuk kepada studi tentang progresi harmoni, gerakan dari satu nada secara berbarengan ke nada yang lain, dan prinsip-prinsip struktural yang mengatur progresi tersebut. Dalam musik Barat, harmoni sering

2 mengacu kepada aspek-aspek vertikal musik yang dibedakan dari gagasan tentang garis melodi atau aspek horisontalnya ( Di Eropa, genre musik yang menggunakan unsur harmonik di antaranya adalah: orkestra, tradisi dalam gereja Katolik seperti penggunaan modus-modus aeolian, lidian, dorian, miksolidian, frigian, dan ionian. Begitu juga dengan musik-musik rakyat di Semenanjung Balkan, Bulgaria, Irlandia, Inggris, dan berbagai tempat di wilayah budaya Barat. Musik dengan ciri harmonik ini juga menyebar ke berbagai tempat, seiring dengan persebaran orang-orang Eropa ke seluruh dunia, terutama di Amerika. Di sini terdapat musik country, bluegrass, cowboy, dan juga berakulturasi dengan jazz, bossanova, reggae, dan lain-lainnya. Salah satu yang paling menonjol adalah genre musik orkestra. Musik orkestra adalah kelompok musik instrumental yang terdiri dari banyak instrumen yang terdiri dari seksi gesek, seksi tiup kayu, seksi tiup logam, dan seksi pukul, yang dimainkan secara bersama-sama dengan membaca sebuah partitur atau naskah lagu yang sudah disiapkan terlebih dahulu yang dipimpin oleh seorang konduktor sebagai seorang pemimpin lagu (Fuadi.2009;144). Di Sumatera utara, khususnya di Kota Medan sejauh pengamatan penulis, musik orkestra pernah ada di Televisi Republik Indonesia (TVRI) Medan yang dikenal pada era 1970-an dengan nama orkestra televisi dan radio (OTR), dan pada era 1990-an muncul lagi musik orkestra dengan nama Puspa Irama dilokasi yang sama. Di Taman Budaya Medan (TBM) juga pernah ada musik orkestra pada era 1990-an yang disebut orkestra Caparita 77, Kemudian ada lagi musik orkestra di Radio Republik Indonesia (RRI) Medan yang disebut Orkestra RRI, yang awalnya di dasawarsa 1970-an diketuai oleh Max Sapulete, dan kemudian dilanjutkan oleh Ahmad Sa aba. Orkestra-orkestra ini tumbuh di dasawarsa 1970-an sampai 1990-an. Tetapi memasuki awal tahun 2000-an dan sampai saat ini orkestra-orkestra tersebut sudah tidak ada lagi, yang tersisa hanyalah cerita-cerita saja, semuanya hanya tinggal kenangan. Namun demikian, di era tahun 2000-an ini ada juga bentuk-bentuk orkestra kecil (orkes kamar) yang eksis di Kota Medan, seperti di Medan Music, Vivo Music, di Unimed yang digunakan untuk mengiringi wisuda ahli madya, sarjana, magister, dan doktor di bawah pimpinan Erison Koto. 11 Oleh karena keadaan tersebut, maka penulis merasa tertarik dan merasa layaklah keberadaan musik orkestra yang pernah ada dahulu di Sumatera utara khususnya di Kota Medan diteliti dan ditulis sebagai bahan dokumentasi sejarah seni. Selain itu ketertarikan penulis untuk mengkaji keberadaan orkestra yang pernah ada ini adalah bahwa genre, struktur, dan gaya musiknya selain dalam gaya Eropa, para komposer dan seniman pemusik orkestra Medan ini juga memiliki ciri khas Medan. Yang di maksud dengan ciri khas Medan disini adalah munculnya lagu-lagu tradisi seperti Sai anjumau, O.Tano Batak, lagu-lagu dangdut Simalakama, 1 Erizon Koto adalah seorang dosen luar biasa di sendratasik Unimed, mereka ini adalah kelompok generasi muda yang berjuang dan ingin meneruskan keberadaan musik orkestra di Kota Medan.

3 Araskabu, lagu-lagu keroncong/seriosa yang semua itu di aransemen dengan gaya musik orkestra hal ini tidak terdapat ditempat lain. Di era tahun an dimana pada waktu itu kondisi politik di Indonesia belum begitu stabil dan tingkat perekonomian sebagian besar masyarakat Indonesia juga masih jauh dari kesan sederhana, namun musik orkestra telah hadir dan memberikan hiburan ditengah-tengah masyarakat. Pada saat itu tidak semua masyarakat memiliki televisi di rumah, karena pada saat itu televisi masih dianggap barang mewah, dan masyarakat yang tidak memiliki televisi hanya bisa menyaksikan penayangan musik orkestra di Balai Desa menonton secara beramai-ramai disana. Sampai awal tahun 2000-an orkestra ini dapat hidup dan berkembang di Kota Medan karena fungsional dalam masyarakat. Masyarakat selalu menantikan siaran televisi dan radio yang menyajikan pertunjukan musik orkestra secara langsung (live), karena pada saat itu belum munculnya stasiun televisi swasta dan tidak ada pilihan acara yang lain. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998 membuat keterpurukan di sana sini, termasuk juga kelangsungan hidup musik orkestra yang sempat menghilang beberapa saat. Namun seiring dengan perkembangan politik dan ekonomi yang semakin membaik, sehingga dengan demikian keadaan musik orkestra juga mengalami pertumbuhan kembali dengan kata lain beraktifitas kembali. Namun memasuki awal tahun an jaman keemasan orkestra sudah dapat dikatakan selesai, ini disebabkan oleh kondisinya yang tidak lagi fungsional. Disamping itu stasiun-stasiun televisi swasta dan stasiun-stasiun radio swasta bermunculan dengan konsep hiburan populer, seperti dangdut, musik populer, campur sari, lawakan oleh Sri Mulat, dan lain-lain yang lebih menarik dan variatif sehingga menggerus keberadaan musik orkestra di Kota Medan. Oleh karena itu maka penelitian ini bertujuan menulis sisi sejarah orkestra di Kota Medan yang pernah ada. Kemungkinan penelitian ini dapat digunakan untuk kerja revitalisasi bagi pihak-pihak yang perduli terhadapnya. Berkenaan dengan fungsi musik, menurut Alam P. Merriam memberikan contoh sepuluh fungsi musik, yang menurutnya telah dikaji oleh para pengkaji musik sampai dasawarsa 1960-an terutama dalam disiplin etnomusikologi, yaitu: (1) fungsi pengungkapan emosional, (2) fungsi penghayatan estetika, (3) fungsi hiburan, (4) fungsi komunikasi, (5) fungsi perlambangan, (6) fungsi reaksi jasmani, (7) fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara keagamaan, (8) fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial, (9) fungsi kesinambungan kebudayaan dan (10) fungsi pengintegrasian masyarakat (Merriam,1964 ; ). Dengan melihat contoh-contoh fungsi musik di atas, maka musik orkestra di Kota Medan, menurut penulis memiliki fungsi-fungsi: hiburan, komunikasi, kesinambungan kebudayaan, pengintegrasian masyarakat, estetika, perlambangan, reaksi jasmani dan seterusnya. Di luar kesepuluh fungsi tersebut, menurut penulis musik orkestra di Kota Medan juga memiliki fungsi enkulturasi budaya, yaitu sarana pendidikan musik bagi para pemusik dan penontonnya. Dalam

4 hal ini adalah musik orkestra Barat yang diserap oleh masyarakat Kota Medan. Selain itu, musik orkestra ini sebenarnya memiliki fungsi penguat identitas media masa penyiaran umum (publik) yaitu TVRI Medan dan RRI Medan. Semua fungsi musik tersebut tidak bisa dilepaskan dari sejarah dan konsep musik, khususnya orkestra, termasuk perjalanannya secara difusi dari Eropa ke Indonesia dan khususnya Kota Medan. Musik dapat dihasilkan melalui beberapa bentuk antara lain: melalui vokal, yaitu musik yang disajikan dengan menggunakan suara manusia sebagai medianya yang biasa disebut dengan menyanyi. Kemudian melalui bentuk instrumental yaitu musik yang di sajikan dengan menggunakan instrumen atau alat musik sebagai medianya, termasuk juga dalam hal ini musik orkestra. Salah satu genre musik adalah musik klasik yang biasanya mengacu pada musik yang dibuat atau berakar dari tradisi kesenian Barat, musik Kristiani dan musik orkestra yang mencakup periode dari sekitar abad ke 9 sampai abad ke 21. Musik hadir saat dipertunjukkan, bila seseorang hanya terampil membaca nada dan imajinasi yang baik tanpa adanya permainan musik, maka tidak dapat disangkal bahwa musik tidak akan hadir. Musik benar-benar hadir hanya bila dipertunjukkan. Satu-satunya cara untuk memahami musik adalah dengan belajar memainkannya, apapun alat musiknya atau menggunakan suara manusia sebagai alat musiknya. (Djohan,2000;125). Musik tidak bisa terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Hampir di manapun kita berada kita bisa menikmati musik seperti di bus, di restoran, bahkan di gedung pertunjukkan dan tempat-tempat fasilitas umum lainnya. Musik ini bisa diperdengarkan melalui tape rekorder, radio, televisi, dvd bahkan yang paling praktis melalui telepon selular, yang semuanya itu untuk mengiringi berbagai aktifitas manusia, dan juga sebagai hiburan agar pikiran yang terbebani oleh berbagai macam pekerjaan dan masalah dapat menjadi segar kembali. Dengan mendengarkan musik membuat suasana batin menjadi menyenangkan, menyuguhkan rindu, sendu, bahagia maupun haru. Itulah sebabnya mengapa peranan musik tidak bisa dipisahkan dalam aktivitas manusia sehari-hari. Perkembangan musik yang pesat di Indonesia melahirkan berbagai aliran atau genre musik antara lain: keroncong, seriosa, populer, dangdut, bahkan musik klasik yang dianggap oleh sebagian orang musik yang serius juga turut memberi warna di dunia musik Indonesia. Aliran atau genre musik tersebut di atas juga dimainkan didalam bentuk musik orkestra, ada orkestra keroncong, orkestra seriosa, orkestra pop, orkestra dangdut, dan orkestra musik klasik. Musik juga dapat ditampilkan dalam beberapa bentuk Antara lain: bentuk penyajian musik ditampilkan secara satu orang, dua orang, tiga orang bahkan bisa lebih dari itu. Musik orkestra yang ada di Kota Medan, menurut pengamatan penulis, yang juga sebagai pemain biola dan piano, umumnya memakai pemain dalam penampilan panggungnya berkisar 25 hingga 30

5 pemain. Jumlah tersebut masih dibilang terlalu minim untuk sebuah musik orkestra, tetapi hal itu semua tergantung dari situasi dan kondisi di daerah masing-masing. 22 Di dalam permainan musik orkestra, pemusik di tuntut untuk bisa memainkan alat musik, sambil membaca sebuah komposisi musik atau partitur musik atau naskah musik yang telah tertulis untuk sebuah alat musik. Belajar memainkan alat musik memerlukan tingkat kedisiplinan dan kesungguhan yang tinggi dan waktu belajar yang tinggi pula. Salah satu aliran musik yang memerlukan tingkat kedisiplinan dan keseriusan yang tinggi adalah musik orkestra. Musik orkestra yang ada di Kota Medan hampir memiliki kesamaan unsur dengan musik orkestra yang ada di Barat, terutama terlihat pada alat musik yang dipakai missalnya biola, biola alto, cello, kontra bass, flute, klarinet, horn, trumpet, trombon, oboe, timpani, triangle, maracas dan samasama dipimpin oleh satu orang dirigen/kondukter (pemimpin musik orkestra) dan masih banyak lagi lainnya. Musik orkestra juga dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis antara lain: orkestra teater, orkestra simponi, orkestra gesek, orkestra tiup, orkestra pukul, orkestra radio, orkestra studio, orkestra café, dan lain sebagainya (Fuadi,2009;145). Kita tahu bahwa masyarakat Kota Medan adalah masyarakat yang heterogen, yang terdiri dari berbagai macam agama, berbagai macam suku, berbagai macam tingkat pendidikan, berbagai macam status sosial yang berbeda-beda dan merupakan masyarakat yang mobilitas kesibukannya tinggi. Hal ini pulalah yang membuat tingkat keseleraan terhadap suatu aliran musik menjadi berbeda-beda pula. Untuk musik orkestra di Kota Medan sambutan masyarakat tidaklah sebagus musik populer maupun musik dangdut, penikmat musik orkestra di Kota Medan adalah sebagian besar musisi-musisi yang terlibat langsung didalam musik orkestra tersebut. Padahal bisa dikatakan, masyarakat Kota Medan adalah masyarakat yang senang akan hiburan khususnya musik. Di sisi lain grup-grup Band di Indonesia ikut juga terpengaruh untuk menggabungkan alat-alat musik orkestra di dalam penampilan panggung atau album rekaman mereka. Biasanya alat-alat musik orkestra yang dipakai seperti instrumen gesek yaitu biola, biola alto, cello, contra bass, instrumen tiup kayu yaitu flute, oboe, klarinet, instrumen tiup logam yaitu terompet, trombone, bahkan instrumen pukul yaitu timpani, ringbell, kastanyet, cymbal, dan lain-lain. Namun hal yang cukup penting dalam perjalanan orkestra adalah terjadinya masa pasang surut sejak keberadaanya di Indonesia sebagai pengaruh difusi (persebaran) kebudayaan. Menurut Gaetner, unsur-unsur kebudayaan masa lampau adalah dengan membuat klasifikasi benda-benda menurut tempat asalnya dan menyusunnya berdasarkan persamaan unsur-unsur tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 2 Chamber orchestra (atau di Indonesiakan orkes kamar) yang berada diluar negeri memiliki jumlah pemain 50 orang dan disebut dengan small ensemble. Ada lagi symphony orchestra atau philharmonic orchestra yang memiliki jumlah pemain 100 orang.(sumber:

6 Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapatlah ditentukan yang menjadi rumusan masalahnya adalah bagaimana perubahan, keberkelanjutan, masa jaya, masa runtuh musik orkestra di Kota Medan. Selain itu di uraikan juga beberapa orang komponis ternama Kota Medan yang membidangi musik orkestra yaitu: Mulyono, Max Sapulete, Ahmad Sa aba, dan lain-lain. Mereka dipandang oleh masyarakat dan seniman memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai tokoh orkestra di Kota Medan pada era 1970-an sampai awal tahun 2000-an. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan, keberkelanjutan, masa jaya, masa runtuh musik orkestra di Kota Medan. Tujuan ini selaras dengan perumusan masalah yang mengkaji sejarah orkestra di Kota Medan, juga dilengkapi dengan biografi beberapa orang komponis musik orkestra Kota Medan Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai sebuah studi banding terhadap pertumbuhan dan perkembangan musik orkestra yang berada di luar Kota Medan, juga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap khasanah musik orkestra di Kota Medan sehingga dapat menumbuhkembangkan kembali musik orkestra di Kota Medan, dan menjadikan musik orkestra sebagai bagian dari nafas kehidupan musisi-musisi itu sendiri. Disamping itu juga sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas akhir memperoleh gelar Magister Seni di Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya. 1.4 Tinjauan Pustaka Studi ini berangkat dari kenyataan yang ada di Kota Medan, tidak jauh berbeda umumnya dengan musik orkestra yang ada di Indonesia juga mengalami masa pasang surut. Bahwa sepanjang pengetahuan penulis sampai saat ini buku-buku yang secara khusus berisikan tentang musik orkestra sangatlah jarang dan langka khususnya yang berbahasa Indonesia lengkap untuk diperoleh. Di sini ada beberapa buku-buku yang penulis gunakan sebagai acuan penulis dalam mengungkapkan berbagai hal mengenai musik orkestra. Di antaranya adalah sebagai berikut: Skripsi mahasiswa Sendratasik Universitas Negeri Medan yang berjudul Program musik klasik di RRI Medan pada tahun oleh Dedi Purnama. Skripsi ini menjelaskan tentang musik klasik yang menjadi salah satu program siaran di RRI Medan.Dedi Purnama juga mengkaji aspek perubahan dan kontinuitas program musik klasik, Ia menggunakan pendekatan sejarah dan penelitian lapangan. Namun di dalam skripsi ini tidak ada contoh lagu-lagu dalam bentuk partitur, kalaupun ada hanyalah sedikit saja.

7 Selain itu juga ada Skripsi mahasiswa Sendratasik Universitas Negeri Medan lainnya yang berjudul Peranan musik orkestra dalam ibadah di Gereja Pantekosta Tabernakel oleh Natanael. Ia mengkaji mengenai peranan dan fungsi musik orkestra untuk mengiringi ibadah umat Kristen di Gereja, disertai dengan contoh-contoh lagu. Di samping itu juga dari jurnal Ilmiah Harmoni, terbitan Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah salah satu artikelnya yang berjudul Mengenal lebih dekat musik orkestra oleh Fuadi, berisi gambaran umum musik orkestra, termasuk instrumentasi, sejarah, perkembangan, dan proses difusinya di Indonesia. Tulisan ini sangat membantu penulis di dalam penulisan tesis ini. Buku Sejarah Musik 1 oleh Karl-Edmund Prier sj juga penulis pakai sebagai acuan. Buku ini menjelaskan tentang sejarah dan perkembangan musik dari masa prasejarah (5000 SM) sampai zaman akhir ( SM). Untuk menambah wawasan tentang musik orkestra di dunia Barat, penulis juga membaca buku yang berjudul The study of orchestration oleh Samuel Adler, dari Eastman School of Music of the University of Rochester 1989, Buku ini berisi kajian yang mendalam tentang instrumentasi di dalam orkestra dalam kebudayaan Barat, yang disertai dengan contoh-contoh lagu dari masing-masing instrumen. Buku The History of the Orchestration and Orchestral Instrument oleh P.Beeker, New York 1963 yang menjelaskan sejarah orkestra di dunia dilengkapi dengan penjelasan mengenai alat musik orkestra. Buku-buku, sumber dan daftar pustaka diatas penulis gunakan sebagai acuan dalam rangka mendeskripsikan dan menganalisis keberadaan musik orkestra di dunia, di Indonesia, dan khususnya di Kota Medan. Tentu saja kajian ini sangat berdimensi sejarah. Namun demikian, sejarah yang dimaksud bukanlah sejarah umum, tetapi sejarah seni (orkestra), yang juga melibatkan peran komponis, dirigen, pemusik, stage manager, manajemen di tiga lokasi penelitian yaitu Taman Budaya Medan, TVRI Medan, dan RRI Medan. Kajian ini tentu saja melalui pendekatan multidisiplin dan interdisiplin ilmu Landasan teori Musik orkestra merupakan warisan dari budaya Barat yang masuk, tumbuh, dan berkembang di Indonesia khususnya Kota Medan. Perkembangan musik orkestra tidak dapat dilepaskan dari perkembangan dan penyebarannya dari satu benua ke benua lain atau dari satu wilayah ke wilayah lain. Dalam kaitan dengan penyebaran musik orkestra ini, studi ini mengombinasikan teori difusi dengan pendekatan sejarah. Teori difusi menjelaskan penyebaran dari seorang yang dianggap penting atau dari pusat perkotaan yang dalam waktu tertentu dibawa orang lain ke pedesaan (Koentjaraningrat,1980; ). Dalam kaitannya dengan musik orkestra, jenis musik ini masuk dari Eropa ke Nusantara di bawa oleh pedagang, pelaut, dan, penjajah Belanda. Melalui merekalah akhirnya musik orkestra ini berkembang dari satu tempat

8 ke tempat lain sampai akhirnya sampai ke Medan. Selain teori difusionis ini, studi ini juga memakai pendekatan sejarah yaitu ingin menyingkap proses diakronik perkembangan musik orkestra dari tahun 1970-an sampai awal tahun 2000-an. Dalam kaitan dengan pendekatan sejarah ini akan diungkap aspek-aspek sosial dan struktural dari perkembangan musik orkestra dari satu periode ke periode tertentu. Dengan menyingkap proses diakronik musik okestra ini akan di mengerti perkembangan dari satu periode tertentu ke periode lainnya. Dalam hubungannya dengan aspek diakronik ini musik orkestra yang berkembang sampai masa puncaknya tidak bisa dipisahkan dari dinamika sosial yang muncul saat itu. Artinya dalam setiap tahapan waktu musik orkestra ini tentu saling terkait dengan perkembangan masyarakat pendukungnya. Sementara itu masyarakat pendukung jenis musik ini sangat terkait dengan kebijakan pemerintah. Dengan memahami ini akan diketahui aspek-aspek sosial yang mendorong jenis musik ini sampai masa puncaknya sekaligus diketahui penyebab ditinggalkannya jenis musik ini oleh masyarakat pendukungnya. Pendekatan sejarah terhadap musik, khususnya musik jazz dilakukan oleh GuntherSchuller,Jazz:AHistoricalPerspective ( London, 1996). Dalam menjelaskan perkembangan musik jazz, etnomusikolog ini memakai pendekatan sejarah untuk melacak asal mula sejarah jazz yang berasal dari Afrika Barat dengan semua elemen musiknya dari wilayah ini kemudian dibawa para budak ke Amerika dan negara Eropa lainnya. Setelah sampai di negara Paman Sam jazz ini mengalami evolusi dan improvisasi, terutama lagi setelah munculnya klub musik jazz seperti yang bermain secara ensembel seperti gaya New Orleans dan Kelompok musik jazz King Oliver Jazz. Dengan musik jazz yang wilayah asalnya memadukan unsur ritual, etnik, dan dansa setelah sampai di Amerika mengalami perubahan. Selain Gunther Schuller, etnomusikolog lain yang memakai pendekatan sejarah terhadap perkembangan musik rock adalah Samuele Bacchiocchi, The Nature of Rock Music:From A Historical Perspective (Endtime Issues No. 34, 1994). Melalui pendekatan sejarah Samuele Bacchiocchi membagi tahapan perkembangan musik rock lewat dimensi waktu. Dalam tulisannya ini ia memulai melacak awal penyebaran musik rock, lalu di tahun 1960-an dengan mengambil contoh grup musik the Beattles, yang menjadi bagian penting dalam mempromosikan musik ini di mana para pemusiknya memakai obat-obatan terlarang dan menolak agama Kristen. Pada tahun an terjadi perubahan dalam musik rock yang di masa ini tercermin dari pemunculan pemujaan terhadap tahyul dan setan, kemudian di tahun 1980-an berubah lagi musik rock menjadi vulgar dan profan. Studi dari Samele Bacchiocchi ini sangat menarik dan membantu kajian musik orkestra ini dalam menggunakan perspektif sejarah terhadap perkembangan musik. Meskipun belum ditemukan kajian perspektif sejarah dalam perkembangan orkestra, tetapi dua studi yang dikerjakan dua etnomusikolog ini sangat relevan jika dipakai dalam melihat perkembangan musik orkestra di Medan.

9 1.6 Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan yang bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, baik berupa tulisan atau pernyataan dari seseorang atau suatu perilaku aktor, maupun gejala tertentu yang dapat diamati oleh seorang penulis. Masalah utama dari penelitian ini adalah menelusuri sejarah keberkelanjutan dan perkembangan musik orkestra di tiga lokasi penelitian khususnya di Kota Medan. Sejauh ini di wilayah Sumatera Utara, orkestra hanya ada di Kota Medan. Maka penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Medan saja, yang terfokus pada tiga lokasi yaitu Taman Budaya Medan (TBM), Televisi Republik Indonesia (TVRI) Medan, dan Radio Republik Indonesia (RRI) Medan Lokasi Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Taman Budaya Medan, TVRI Medan, RRI Medan. Karena ketiga lokasi tersebut merupakan wadah yang berkecimpung di bidang seni, yang merupakan tempat untuk menciptakan dan mempertunjukan hasil karya seni. Taman Budaya Medan adalah sebuah lokasi yang dibangun oleh Pemerintah Kota Medan untuk tempat bermusyawarah, seminar, rekaman, latihan, pertunjukan, perlombaan, dan mengembangkan seni khususnya bagi seniman Kota Medan yang tergabung ke dalam organisasi Dewan Kesenian Medan juga Dewan Kesenian Sumatera Utara, atau kelompok-kelompok seni yang terkait. Dewan Kesenian Medan beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan Medan, di sebelah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (dahulu Sekolah Menengah Musik Negeri) 11 Medan. Televisi Republik Indonesia (TVRI) Medan adalah sebuah institusi bahagian dari Departemen atau Kementerian Informasi dan Komunikasi, yang bertujuan menyiarkan programprogram penerangan kepada masyarakat melalui media televisi. TVRI Medan di antara siarannya adalah berisi berita, ekonomi, politik, budaya, seni, dan lain-lain. Salah satu yang menjadi ikonnya di dasawarsa an sampai 1990-an adalah Orkestra TVRI Medan. Alamatnya adalah di Jalan Putri Hijau Medan, di depan Hotel J.W. Marriot. Sementara RRI Medan juga adalah lembaga penyiaran yang berada di bawah Kementerian Informasi dan Komunikasi. Dahulu disebut jugta dengan RRI Nusantara III Medan, kemudian berubah menjadi RRI Nusantara I Medan. Kini menjadi RRI Pro II FM. Di RRI ini juga diisiarkan berbagai acara seperti berita nasional, berita daerah, musik dengan berbagai genrenya, dan tidak lupa juga iklan. Setiap tahun dahulunya di RRI dilaksanakan lomba bintang radio dan televisi. Di kalangan pegawai negeri sipil dahulunya di lingkungan RRI banyak yang merupakan pemain musik orkestra, walau kini orkestranya tidak beraktifitas lagi. Alamat RRI adalah di Jalan Gatot Subroto, Medan.

10 Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini keseluruhannya adalah berupa data kualitatif. Sumber data yang digunakan dalama penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data Primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung dan juga sekaligus wawancara di lokasi penelitian. Data Sekunder merupakan dokumentasi berupa buku-buku, jurnal-jurnal, dan lain sebagainya. Penelitian ini menggunakan data informasi dengan menggunakan kata-kata, dan juga data musikal. Semua teknis analisis data kualitatif berkaitan erat dengan metode pengumpulan data, yaitu observasi partisipatif dan wawancara mendalam. Jenis data kualitatif kebanyakan di gunakan pada penelitian kualitatif, penelitian deskriptif, penelitian historis dan penelitian filosofi. Data kualitatif bersifat subjektif, karena peneliti yang menggunakan data kualitatif berusaha sedapat mungkin untuk menghindari sikap subjektif yang dapat mengaburkan objektifitas data penelitian Metode dan Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data harus dilakukan dengan tertib dan hati-hati sehingga data yang diperoleh bermanfaat. Metode/teknik yang digunakan dalam pengumpulan data disertai alasannya perlu dijelaskan. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi kepustakaan Observasi Observasi atau pengamatan sebagai suatu teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini. Penulis memang bertempat tinggal di wilayah Kota Medan, dan semenjak rancangan penelitian ini dibuat, penulis sudah melakukan beberapa hal yaitu, pertama penulis mendatangi ketiga lokasi yang dijadikan tempat penelitian untuk sekedar mengamati dan mengadakan sedikit tanya jawab dengan para musisi. Kedua, penulis juga mengunjungi lokasilokasi di luar lokasi penelitian guna mencari perbandingan dan perbedaan musik orkestra. Semua itu di lakukan dengan wawancara. Ketiga, penulis pernah ikut terlibat langsung dalam kegiatan musik orkestra di tiga lokasi penelitian tersebut sebagai pemain biola, piano, dan keyboard ini juga yang menjadi salah satu alasan penulis mengapa berani mengangkat musik orkestra di dalam penelitian ini disebabkan karena sudah mengalami dan melihat langsung yang terjadi di lapangan sebelumnya. Dalam pengumpulan data, penulis sengaja telah mengamati berbagai bentuk seni pertunjukan musik, baik yang dilaksanakan tiga lokasi penelitian, maupun di luar dari lokasi penelitian tersebut. Di Taman Budaya Sumatera Utara hampir setiap bulannya dilaksanakan seni pertunjukan musik, tetapi pertunjukan musik yang mengarah ke musik orkestra ataupun ansamble sangatlah jarang dipertunjukan. Kebanyakan hanyalah pertunjukan musik yang lebih

11 bersifat ke grup band anak muda. Dahulunya pada era tahun an pertunjukan musik orkestra berskala besar pernah dilaksanakan di Gedung Utama Taman Budaya Sumatera Utara Medan dibawah pimpinan Mulyono. Musik orkestra tersebut memakai instrumen lengkap yang terdiri dari instrumen biola I dengan delapan pemain, biola II dengan tujuh pemain, instrumen trombone dengan dua pemain, instrumen klarinet dengan dua pemain, instrumen saxophone dengan dua pemain, satu buah drum, satu buah keyboard (dimana penulis sendiri yang menjadi pemainnya), satu buah gitar bass, dan beberapa orang vokalis. Proses latihan untuk pertunjukan musik orkestra memakan waktu yang lumayan lama, latihan dilaksanakan dua kali dalam seminggu, dan ketika mendekati hari pelaksanaan acara pertunjukan musik orkestra waktu latihan bisa menjadi setiap hari. Para pemain musik orkestra berasal dari latar belakang yang sangat beragam yaitu ada yang dari pegawai Taman Budaya itu sendiri, ada dari siswa-siswi Sekolah Menengah Musik Negeri Medan (termasuk penulis sendiri), ada dari pegawai TVRI Medan, ada dari mahasiswa, ada dari Nomensen dan masih banyak lagi. Semua musisi musisi musik orkestra ini juga berbeda- beda dalam segi umur, dari umur delapan belas tahun sampai umur empat puluh tahun bahkan lebih. Tidak ada perbedaan gender di sini, wanita dan pria berada di posisi yang sama dalam pertunjukan musik orkestra. Yang menjadi fokus perhatian utama pada penelitian ini adalah untuk mengamati bagaimana keberkelanjutan dan perkembangan musik orkestra yang ada di Taman Budaya Medan (TBM), TVRI Medan, dan RRI Medan khususnya di era tahun 1970-an sampai awal tahun 2000-an, juga mengamati pertunjukan musik yang bagaimana sajakah yang sering dilaksanakan di tiga lokasi tersebut, serta hal-hal lain yang terjadi pada pelaksanaannya dilapangan Wawancara Dalam melakukan wawancara, peneliti tidak bisa mendekati informan, sumber informasi atau guru bagi si peneliti, dan langsung meminta tentang topik yang diketahui. Hal ini bisa mengejutkannya dan bahkan mungkin menganggap si peneliti sebagai mahluk asing yang harus dihindari atau dihancurkan. (Spadley,1979;67) memberikan tahap dalam wawancara yaitu: salam, memberikan penjelasan proyek penelitian yang dilakukan, mengajukan pertanyaan, menampilkan kepentingan, menciptakan situasi hipotesis (membuat hipotesis), mengajukan pertanyaan bersahabat, dan mohon pamit. Berkaitan dengan tema penelitian ini adalah tentang musik orkestra di Kota Medan: kajian sejarah seni, penulis menentukan informan pokoknya adalah Hendrik Perangin-angin, seorang pemusik juga seorang guru dan pegawai negeri di Taman Budaya Medan yang cukup banyak berkiprah di bidang musik. Hendrik Perangin -angin juga ikut terlibat dalam pertunjukan musik orkestra di Taman Budaya Medan juga di TVRI Medan sebagai pemain gitar melodi juga Klarinet. Melalui wawancara yang di lakukan dengan Hendrik Perangin-angin, maka dapat

12 diperoleh informasi tentang keberkelangsungan musik orkestra di Taman Budaya Medan. Selanjutnya wawancara di lakukan dengan beberapa seniman (musisi) lainnya guna mendapatkan data yang menyeluruh, baik tentang keberkelanjutan perkembangan musik orkestra di Taman Budaya Medan, maupun perkembangan musik orkestra pada umumnya. Sedangkan informan yang penulis jumpai di TVRI Medan adalah Harun yang juga sebagai salah satu pemain musik orkestra pada jaman keemasan dahulu (era tahun 1970-an sampai 1990-an) kini beliau masih bekerja sebagai karyawan di TVRI Medan sedangkan musisimusisi yang lain kebanyakan sudah meninggal termasuk pimpinan musik orkestra itu sendiri yaitu Mulyono. Kemudian informan yang penulis jumpai di RRI Medan adalah Friany Nainggolan, Gleny Silitonga, dan Taufik. Ketiganya adalah pegawai negeri sipil di lingkungan RRI Medan dan dulunya di era tahun an dan an terlibat juga sebagai pemain biola di lingkungan RRI Medan. Mereka bertiga merupakan alumni Sekolah Musik Negeri Medan. Sayang sekali Max Sapulete tidak bisa penulis wawancarai dengan maximal karena saat ini beliau telah berusia lebih kurang 70 tahun, disamping itu kemampuan daya ingat beliau sudah banyak berkurang. Data yang sudah di dapatkan semuanya merupakan data yang bersifat kulitatif. Etnografis yang kemudian diartikan sebagai deskripsi tentang bangsa-bangsa yang berasal dari kata ethnos dan graphein. Ethnos berarti bangsa atau suku bangsa, sedangkan graphein adalah tulisan atau uraian. (Winnick,1915;193) mendefenisikan etnografis sebagai the study of individual culture. Hal yang sama dikatakan oleh Adamson E.Hoebel. Menurut Hoebel (1966; 8), etnografis adalah To write about peoples menulis tentang masyarakat. Penulisannya mengacu pada studi deskriptif. Dalam perkembangan dewasa ini, etnografi tidak hanya merupakan paparan saja, tanpa interpretasi. (Keesing,1989;250) mendefenisikannya sebagai pembuatan dokumentasi dan analisis budaya tertentu dengan mengadakan penelitian lapangan. Artinya dalam mendeskripsikan suatu kebudayaan seorang etnografer haruslah bisa melukisan secara sistematis dan analisis suatu kebudayaan kelompok, masyarakat atau suku bangsa yang dihimpun dari lapangan dalam kurun waktu yang sama. Menurut Muhajir (2002:142) analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan data dokumen lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya bagi orang lain. Data yang berhasil dikumpulkan dikategorikan berdasarkan pokok dan sub pokok masalahnya. Setiap sumber data di seleksi dan di bandingkan antara satu dengan lainnya agar diperoleh data yang benar-benar dapat di pertanggung-jawabkan secara ilmiah karena data tersebut nantinya digunakan sebagai laporan akhir penelitian ini. Seluruh data yang telah di seleksi dan dikategorisasi tersebut akhirnya diinterpretasikan secara kronologis, dan eksplanatif berdasarkan sejarahnya, sesuai dengan teori-teori yang terkait.

13 Keseluruhan data yang sudah di dapatkan dilapangan berbentuk kata-kata, narasi, teks dan pola tingkah laku manusia diwujudkan dalam bentuk deskripsi tulisan. Semua data yang didapat dilapangan tidak semuanya bisa diambil, tetapi harus disaring kembali yang mana yang cocok dan tidak cocok untuk tujuan penelitian dan melakukan pengumpulan data, karena data yang ada pada suatu hasil pengamatan maupun wawancara sangat bervariasi dan beragam. kegiatan mereduksi data, yaitu memilih, mengelompokan dan memisahkan semua data-data yang sudah terkumpul untuk penyajian hasil analisis data mutlak diperlukan. Penyajian hasil analisis data di lakukan dengan mendeskripsikan semua hasil reduksi data dalam bentuk teks atau narasi. Deskripsi dalam penyajian data lebih di tekankan pada sejarah pasang surut musik orkestra di Kota Medan. Akhirnya, melalui penyajian data dapat ditarik kesimpulan terhadap sejarah musik orkestra di Kota Medan. Atas dasar penjelasan di atas maka proses penyajian hasil analisis data dilaksanakan melalui informasi naratif. Penyajian hasil analisis data juga melampirkan beberapa notasi, gambar, dan foto sebagai pendukung. 1.7 Sistematika Penulisan Bagaimanapun juga tesis ini ditulis mengikuti sistematika penulisan ilmiah. Tulisan ini secara umum dibagi kedalam V bab. Setiap bab merupakan satu kesatuan yang utuh dan berisi satu rangkaian tulisan yang padu. Selengkapnya Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan Bab II menjelaskan mengenai gambaran musik orkestra yang ada di dunia dan di Indonesia. Dimana masing-masing sub bab menjelaskan tentang keberadaan musik orkestra yang ada di dunia dan juga di Indonesia. Bab III menjelaskan mengenai gambaran musik orkestra yang ada di Kota Medan yaitu Taman Budaya Medan, TVRI Medan, dan RRI Medan. Masing-masing sub bab menjelaskan tentang keberadaan dan keberkelanjutan musik orkestra di Kota Medan disertai biografi beberapa tokoh komponis musik orkestra di Kota Medan. Bab IV menjelaskan mengenai pengelompokan alat-alat musik orkestra. Dimana masingmasing sub bab berisi uraian mengenai alat-alat musik yang sering digunakan di dalam suatu pertunjukan musik orkestra yang terdiri dari empat seksi, yang disertai juga dengan gambargambar dari alat musik tersebut. Bab V menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran. Terakhir tesis ini juga disertai dengan daftar pustaka, daftar table, daftar informan, glosarium, lampiran peta, lampiran gambar,

14 lampiran foto, dan juga lampiran lagu-lagu/partitur yang digunakan didalam musik orkestra baik dalam bentuk notasi angka maupun notasi balok.

TVRI MEDAN, RRI MEDAN DAN TAMAN BUDAYA MEDAN SEBAGAI WADAH MUSIK ORKESTRA DI KOTA MEDAN

TVRI MEDAN, RRI MEDAN DAN TAMAN BUDAYA MEDAN SEBAGAI WADAH MUSIK ORKESTRA DI KOTA MEDAN TVRI MEDAN, RRI MEDAN DAN TAMAN BUDAYA MEDAN SEBAGAI WADAH MUSIK ORKESTRA DI KOTA MEDAN Herna Hirza Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Mendengar kata musik orkestra bagi orang yang

Lebih terperinci

MUSIK DAN PERTUNJUKAN MUSIK

MUSIK DAN PERTUNJUKAN MUSIK BAB II MUSIK DAN PERTUNJUKAN MUSIK 2.1. SENI 2.1.1. PENGERTIAN SENI Seni berasal dari kata ars yang artinya keahlian, yaitu merupakan keahlian mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika, termasuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya SMK Negeri 11 Medan yang sebelumnya disebut Sekolah Menengah Musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3.

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik jazz adalah salah satu ikon musik abad ke-20 yang lahir di Amerika Serikat, yang merupakan proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika Barat) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai suku bangsa dan budaya yang beraneka ragam. Budaya maupun kesenian di setiap daerah tentunya berbeda beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda maka ada banyak sekali jenis-jenis belajar yang dilakukan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda maka ada banyak sekali jenis-jenis belajar yang dilakukan setiap orang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk menggunakan otak mereka dan menyerap ilmu pengetahuan. Karena setiap orang memiliki daya serap yang berbeda maka ada banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia (Banoe, 2003: 288). Musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya atau kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa. Identitas ini yang membedakan kebiasaan, sifat, dan karya-karya seni yang dihasilkan. Indonesia memiliki berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik sebagai hasil karya manusia dalam bentuk bunyi memiliki fungsi untuk menghibur atau untuk memenuhi kepuasan batin. Ketika berbicara tentang komposisi musik

Lebih terperinci

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN Oleh : Didik Santoso Dosen Pembimbing : M. Sarjoko. S.Sn, M.Pd. Abstrak Sesebulan adalah akronim bahasa jawa yang berarti nyebul. Nyebul yang berarti meniup. Meniup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang cukup pesat dan berarti, baik musik etnik maupun Barat, dengan ditunjang oleh teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman

Lebih terperinci

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½ AKORD BAHAN USBN M = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = 1 4 5 = 2 ½ - 1 Sus 2 = 1 2 5 = 1 2 ½ MUSIK KONTEMPORER Ciri-Ciri Seni Kontemporer secara umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan Kekuatan Dan Mazmurku merupakan salah satu lagu yang diciptakan oleh Theodora Sinaga. Theodora Sinaga adalah salah satu pencipta lagu yang ada di kota

Lebih terperinci

MUSIK ORKESTRA. Herna Hirza Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRACT

MUSIK ORKESTRA. Herna Hirza Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRACT MUSIK ORKESTRA Herna Hirza Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRACT Orchestra of music is a classical music, the sound which is difficult to understand. Orchestra of music is not as pupuler

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari Sabang sampai Merauke terdapat suku dan ragam tradisi, seperti tradisi yang ada pada suku Jawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film dokumenter merupakan rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian nyata sedang terjadi. Film dokumenter juga berarti menampilkan kembali fakta yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah satu sarana untuk menerjemahkan atau mengekspresikan isi dan pikiran manusia. Salah satu bentuk yang dikenal secara luas adalah musik klasik yang di dalamnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Dalam Bab III ini penulis akan menjelaskan tentang struktur dari semua komposisi. Penulis akan memaparkan secara struktural komposisi, Indahnya Bersama yang terdiri dari lima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini dunia sedang memasuki era globalisasi, disetiap aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini dunia sedang memasuki era globalisasi, disetiap aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini dunia sedang memasuki era globalisasi, disetiap aspek kehidupan manusia selalu mengalami perkembangan dan ragam kebutuhan. Salah satu yang menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni musik merupakan salah satu media atau sarana dalam mengekspresikan diri. Manusia menggunakan bunyi melalui suara manusia atau melalui ragam alat musik. Instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari setiap individu menikmati serta mendengarkan musik sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari setiap individu menikmati serta mendengarkan musik sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini musik telah menjadi konsumsi utama bagi kebanyakan orang dari setiap kalangan, hal ini dikarenakan musik bisa didapatkan atau didengarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harapan menjadi salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam hidup manusia, baik harapan kepada Tuhan maupun kepada manusia. Kepercayaan religius dan spiritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan cabang dari seni. Seni musik juga termasuk salah satu media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film dokumenter merupakan rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian nyata sedang terjadi. Film dokumenter juga berarti menampilkan kembali fakta yang ada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki tingkat kebutuhan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki tingkat kebutuhan di berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya setiap manusia memiliki tingkat kebutuhan di berbagai bidang kehidupan, mulai dari kebutuhan jasmani dan rohani, biologis maupun psikologis. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seni musik merupakan bidang seni yang banyak diminati dikalangan apapun, sebab musik merupakan media yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

DAFTAR KEBUTUHAN MODUL

DAFTAR KEBUTUHAN MODUL DAFTAR KEBUTUHAN MODUL MATA DIKLAT : PIANO WAJIB 1 Memainkan piano wajib 1. Memainkan tangga nada dan trisuara 2. Memainkan reportoar MATA DIKLAT : TATA TEKNIS PENTAS 1 Menata pementasan 1. Menata panggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang seni adalah masalah klasik, dimana setiap manusia tidak akan dapat menghindarkan diri

BAB I PENDAHULUAN. tentang seni adalah masalah klasik, dimana setiap manusia tidak akan dapat menghindarkan diri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan manusia tidak akan lepas dari seni. Seni melekat pada diri setiap manusia, tetapi seni tidak akan keluar begitu saja dari diri manusia jika tidak digali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Semua aktifitas manusia hampir semuanya didukung dengan. musik. Musik adalah bahasa yang universal. Manusia mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Semua aktifitas manusia hampir semuanya didukung dengan. musik. Musik adalah bahasa yang universal. Manusia mengungkapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik telah menjadi bagian yang penting dalam keseharian manusia. Semua aktifitas manusia hampir semuanya didukung dengan musik. Musik adalah bahasa yang universal.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk kesenian universal yang dapat dinikmati

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk kesenian universal yang dapat dinikmati BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah suatu bentuk kesenian universal yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Musik adalah suatu hal yang sulit dipisahkan dari kehidupan manusia.

Lebih terperinci

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan simbol tempo dalam lagu 2. Menjelaskan makna ansambel 3. Menghubungkan antara simbol nada dengan elemen musik 4. Menghubungkan simbol nada dengan tempo dalam lagu 5. Memainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya dibidang seni musik, baik sebagai seorang seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam bentuk bunyi-bunyian yang memiliki unsur-unsur melodi, irama, dan tempo. Musik juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hasil karya seni yang mengekspresikan ide, dimana ide merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni musik, bunyi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan bangsa yang mempunyai kekayaan tradisi dan budaya. Kekhasan serta kekayaan bangsa dalam tradisi dan budaya yang dimiliki, bukti bahwa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Sonata Jazz Reggae merupakan komposisi penggabungan dari dua genre musik yaitu Jazz dan Reggae ysng disusun dalam bentuk Sonata dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Erwin Gutawa adalah seorang produser, komponis, konduktor, penata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Erwin Gutawa adalah seorang produser, komponis, konduktor, penata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erwin Gutawa adalah seorang produser, komponis, konduktor, penata musik dan bassist. Pria kelahiran Jakarta, 16 Mei 1962 ini sering tampil sebagai produser

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik merupakan media hiburan yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan menyenangkan, untuk menggabungkan rangkaian musik dengan baik bahkan mempesona sehingga bunyi merdu

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan adalah produk atau hasil yang dilakukan atau diciptakan oleh sekelompok masyarakat dalam berbagai aktifitas kegiatan yang mempunyai tujuan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pada jaman sekarang, musik sudah menjadi nafas dan teman sejati tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi bagian dari momen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Kegiatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Kegiatan pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Penggunaan strategi dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik merupakan bunyi yang terorganisir dan tersusun menjadi karya yang dapat dinikmati oleh manusia. Musik memiliki bentuk dan struktur yang berbeda-beda dan bervariasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama

Lebih terperinci

ARANSEMEN ORKES KERONCONG TENGGARA PADA LAGU KR. KEMAYORAN SEBAGAI KAJIAN MUSIKOLOGI

ARANSEMEN ORKES KERONCONG TENGGARA PADA LAGU KR. KEMAYORAN SEBAGAI KAJIAN MUSIKOLOGI ARANSEMEN ORKES KERONCONG TENGGARA PADA LAGU KR. KEMAYORAN SEBAGAI KAJIAN MUSIKOLOGI TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik Oleh: Devara Egga Perdana NIM. 1311968013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu unsur seni yang sering kita jumpai dalam masyarakat adalah musik. Musik

BAB I PENDAHULUAN. satu unsur seni yang sering kita jumpai dalam masyarakat adalah musik. Musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni merupakan suatu wadah untuk menyalurkan hobi atau kreativitas manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan rasa senang, keindahan serta rasa ketertarikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan norma-norma yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum pengertian musik tiup adalah alat musik yang bunyinya bersumber dari getaran udara atau aerofon dan cara memainkannya adalah dengan cara meniupnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, dirigen atau konduktor adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, dirigen atau konduktor adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut kamus besar bahasa Indonesia, dirigen atau konduktor adalah orang yang memimpin sebuah pertunjukan musik melalui gerak isyarat. Orkestra, paduan suara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti memiliki pengalaman dalam bermusik karena musik mampu menjangkau semua kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman Mesir kuno bahkan sebelumnya, manusia sudah mengenal seni musik dan seni syair. Keduanya bahkan sering dipadukan menjadi satu untuk satu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa Indonesia. Di dalamnya terdapat karekteristik yang mengandung nilai nilai budaya bangsa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni yang dihasilkan oleh manusia yang melakukan aktivitas bermain musik

BAB I PENDAHULUAN. seni yang dihasilkan oleh manusia yang melakukan aktivitas bermain musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik secara mendasar, merupakan rangkaian bunyi sebagai aktivitas manusia yang memiliki tujuan tertentu.musik dapat diartikan sebagai suatu karya seni yang

Lebih terperinci

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : 13307080 Kelas : 02 Topik : Ruang Konser Gedung Konser adalah bangunan yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan konser musik. Gedung konser adalah hasil inovasi arsitektur

Lebih terperinci

2015 PERMAINAN GITAR ILLO DJEER DALAM MUSIK KERONCONG TUGU PADA GRUP ORKES KRONTJONG TOEGOE

2015 PERMAINAN GITAR ILLO DJEER DALAM MUSIK KERONCONG TUGU PADA GRUP ORKES KRONTJONG TOEGOE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keroncong merupakan salah satu genre musik hasil daya cipta masyarakat Indonesia. Keberadaan musik keroncong di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh bangsa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Fantasia Fantasia secara umum adalah karya musik yang tidak terikat oleh bentuk-bentuk yang sudah lazim. 1 Fantasia adalah istilah yang diambil pada zaman Renaisans untuk komposisi

Lebih terperinci

Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.6. 5

Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.6. 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik jazz adalah salah satu ikon musik dan budaya musik abad ke-20 yang lahir di Amerika Serikat, yang merupakan proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan masyarakat, yang juga merupakan ekspresi yang besifat universal seperti halnya bahasa. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam bentuk bunyi yang berirama sebagai wujud pikiran dan perasaaannya. Musik terlahir dari daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan kesenian. Kesenian merupakan pencitraan salah satu sisi realitas dalam lingkungan rohani jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik yang mengandung irama, lagu, dan keharmonisan yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Program Semester. : SMA Negeri 6 Yogyakarta : Seni Budaya ( Seni Musik) : X / Umum : 2 (Dua) : 3 x 45 menit A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan daerahnya yang sangat bermacam-macam. Banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utama Grafiti, 1994), 1. 2 James Dananjaja, 21.

BAB I PENDAHULUAN. Utama Grafiti, 1994), 1. 2 James Dananjaja, 21. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah bangsa yang baik adalah bangsa yang terus melestarikan tradisi leluhurnya secara turun temurun. Tradisi-tradisi ini kemudian disebut dengan folklore.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. televisi, handphone, iphone, ipad dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. televisi, handphone, iphone, ipad dan lain sebagainya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini musik telah menjadi konsumsi utama bagi kebanyakan orang pada setiap kalangan. Hal ini dikarenakan musik bisa didapatkan atau didengarkan

Lebih terperinci

Seni budaya (rock dan dangdut)

Seni budaya (rock dan dangdut) Seni budaya (rock dan dangdut) Sejarah Rock Tahun 70an: Adanya pengaruh band-band God Bless, Gang pegangsaan, Gypsy. Namun jauh sebelumnya band yang sudah booming adalah The Rollies band beraliran Jazz

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. etnis batak toba, batak karo, batak simalungun, batak mandailing, batak pak-pak,

BAB I PENDAHULUAN. etnis batak toba, batak karo, batak simalungun, batak mandailing, batak pak-pak, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan tingkat pluralitas etnis yang sangat beragam, yang terdiri dari delapan etnis asal yaitu etnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini banyak ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini banyak ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini banyak ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi yang membuat manusia lebih mudah, baik dalam bekerja, memenuhi kebutuhan hidup dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan berbagai macam sumber daya alam serta keberagaman suku dan budaya. Sebagai negara dengan beberapa pulau, daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Seni kebudayaan yang berbeda. Tiap daerah memiliki banyak sekali budaya yang berbeda-beda dan merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo Unsur- Unsur Musik Unsur Musik Bunyi Irama Notasi Melodi Harmoni Tonalitas Tekstur Gaya musik Pitch Dinamika Timbre Beat Birama Tempo Musik adalah bagian dari bunyi, namun bunyi dalam musik berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran memiliki pengertian tersendiri bagi orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran memiliki pengertian tersendiri bagi orang-orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran memiliki pengertian tersendiri bagi orang-orang yang mengalaminya.pembelajaran bukan merupakan istilah asing di dunia pendidikan, terutama kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana ide merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan,dan dihayati serta

BAB I PENDAHULUAN. dimana ide merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan,dan dihayati serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu bagian dari seni yang mengekspresikan ide, dimana ide merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan,dan dihayati serta sesuatu

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian mengenai perpaduan sastra dan musik dalam karya

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian mengenai perpaduan sastra dan musik dalam karya BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai perpaduan sastra dan musik dalam karya tulis ilmiah ini, terdapat beberapa kesimpulan dari awal mula perpaduan musik dan puisi itu muncul, kemudian

Lebih terperinci

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006 (SK) dan (KD) Mata Pelajaran Sumber: KTSP 2006 52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE Oleh: Fu adi, S.Sn., M.A JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 0 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau, dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. Keberagaman budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencipta musik tersebut. Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa

BAB I PENDAHULUAN. pencipta musik tersebut. Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik tidak hanya sebagai penghibur, namun kini musik juga telah dijadikan sebagai alat penyampaian pesan tertentu dari sang pemusik atau pencipta musik tersebut.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu

Lebih terperinci

Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra

Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra Oleh Fardian Mahaiswa Program Pascasarjana (S2) Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK Dalam bentuk musikal seperti lagu, penggunaan

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

OLEH : YUDHA FAHLEVI AMRI ABSTRAK

OLEH : YUDHA FAHLEVI AMRI ABSTRAK Keberadaan Orkes Melayu Mawardah di Galang OLEH : YUDHA FAHLEVI AMRI ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah keberadaan alat musik dan lagu yang terdapat pada kelompok orkes melayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sudah menjadi kenyataan bahwa kemajuan suatu bangsa akan ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sudah menjadi kenyataan bahwa kemajuan suatu bangsa akan ditandai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi kenyataan bahwa kemajuan suatu bangsa akan ditandai dengan peningkatan kebutuhan diberbagai bidang kehidupan, mulai dari kebutuhan jasmani, rohani,

Lebih terperinci

JESSY PERJALANAN SEORANG PEREMPUAN. Tugas Akhir S1 Seni Musik. Oleh: Daniel Hibrianto NIM

JESSY PERJALANAN SEORANG PEREMPUAN. Tugas Akhir S1 Seni Musik. Oleh: Daniel Hibrianto NIM JESSY PERJALANAN SEORANG PEREMPUAN Tugas Akhir S1 Seni Musik Oleh: Daniel Hibrianto NIM. 1011615013 Program Studi Seni Musik Jurusan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, sangat banyak definisi yang menjelaskan tentang pengertian musik, namun pada dasarnya musik merupakan kumpulan beberapa bunyi yang tersusun sedemikian

Lebih terperinci

2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH

2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik pada dasarnya adalah bunyi yang diungkapkan melalui pola ritme yang teratur dan melodi yang indah. Musik tercipta menggunakan berbagai media seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Paduan Suara Choir atau paduan suara oleh M. Soeharto dijelaskan sebagai kesatuan sejumlah penyanyi dari beberapa jenis suara berbeda di bawah pimpinan seorang dirigen. 1 Suara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam kehidupan manusia. Pada masa-masa sekarang musik ini telah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam kehidupan manusia. Pada masa-masa sekarang musik ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara adalah aktivitas yang dilakukan diwaktu-waktu tertentu dan dapat dilakukan untuk memperingati sebuah kejaian ataupun penyambutan. Musik dalam Ibadah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Sejak dahulu tanpa disadari, manusia telah mengunakan seni dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Sejak dahulu tanpa disadari, manusia telah mengunakan seni dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sejak dahulu tanpa disadari, manusia telah mengunakan seni dalam setiap perkembangan peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga

Lebih terperinci