BAB V HASIL PENELITIAN. LSM Mitra Alam Surakarta, penulis mendapatkan hasil penelitian sebagai berikut :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN. LSM Mitra Alam Surakarta, penulis mendapatkan hasil penelitian sebagai berikut :"

Transkripsi

1 BAB V HASIL PENELITIAN Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan penulis selama penelitian di LSM Mitra Alam Surakarta, penulis mendapatkan hasil penelitian sebagai berikut : 5.1.Strategi Komunikasi Pemasaran Sosial LSM Mitra Alam dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Solo Dari apa yang penulis dapatkan selama melakukan penelitian dan wawancara di LSM Mitra Alam Surakarta mengenai strategi pemasaran sosial (program) dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Solo. Terdapat hasil dalam rangka melaksanakan pemasaran sosial (program) sebagai lembaga atau organisasi masyarakat, ditentukan berbagai strategi atau variabel-variabel sebagai berikut : Strategi Product LSM Mitra Alam memiliki berbagai strategi untuk mengemas produk pelayanan mereka kepada para penderita HIV/AIDS khususnya di Kota Solo. LSM ini memiliki beberapa program yang berbasis pengembangan komunitas di mana LSM ini selalu berorientasi pada setiap komunitas yang rentan terhadap virus HIV/AIDS. Beberapa program diantaranya bisa dilihat dari seringnya LSM Mitra Alam masuk ke komunitas pelajar di tiap sekolah menengah di Solo untuk memberikan pemahaman mengenai penyebab serta dampak HIV/AIDS. Bukan hal yang mudah bagi masyarakat untuk dapat menerima suatu ide tau gagasan baru (program) dari sebuah lembaga sosial, untuk itu dalam membuat konsep programnya LSM Mitra Alam berusaha menbuat program-program yang efektif, sehingga terjadi interaksi secara langsung dengan masyarakat binaannya, serta

2 memiliki petugas lapangan yang berkualitas dan mempunyai skill yang kuat dalam menyampaikan informasi mengenai virus HIV/AIDS dan penanggulangannya. Keberhasilan program yang akan disampaikan oleh LSM Mitra Alam diukur melalui interaksi yang terjadi antara petugas lapangan dengan IDU aktif, baik itu dari dari perubahan perilaku dan sikap, meningkatnya jumlah IDU yang dijangkau, dan meningkatnya IDU yang mengakses layanan kesehatan yang disediakan oleh LSM. Seperti pernyataan informan berikut ini : Kita harus memberikan program yang se-efektif mungkin mbak untuk para anggota dampingan kita, dimana dalam program tersebut terjadi interkasi secara langsung antara petugas lapang dengan para IDU dampingan. Nahhh...program seperti ini merupakan satu-satunya program yang menurut kami efektif. Dalam program pendampingan dan penjangkauan, misalnya kita menggunakan interaksi dengan komunikasi interpersonal dan kelompok agar informasi dapat mereka terima dengan efektif. Untuk mengetahui program itu diminati IDU apa enggak kita bisa lihat dari respon IDU yang aktif, dengan melihat hasil capaian program yang telah dilakukan. 1 Pernyataan tersebut adalah strategi produk (program) dari LSM Mitra Alam dalam menarik perhatian para IDU, dan keberhasilan programnya diukur dengan banyaknya respon dari para IDU aktif yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pendampingan dan penjangkauan. Tujuan utama dari program itu sendiri adalah untuk menarik dan menjangkau sasaran IDU sebanyak mungkin. Komunikasi yang efektif juga menjadi penentu keberhasilan suatu program.salah satu program LSM Mitra Alam yang sudah memperlihatkan hasil maksimal adalah kegiatan penjangkauan dan pendampingan terhadap kelompok 1 Wawancara pada tanggal 20 November 2014, Informan Ligik, Manager Program

3 IDU, dimana kegiatan tersebut menggunakan proses komunikasi interpersonal dan kelompok dalam pelaksanaannya. Komunikasi interpersonal dan kelompok merupakan cara yang paling efektif dibanding dengan yang lainnya, karena iteraksi langsung akan memudahkan petugas lapangan untuk masuk dalam komunitas IDU. Melihat program pendampingan dan penjangkauan sebagai salah satu program yang efektif dalam penanggulangan HIV/AIDS, yang di dalamnya terdapat interaksi secara langsung antara petugas lapangan dengan para IDU, peneliti menemukan strategi produk (program) yang dikembangkan dari segi komunikatornya atau pembawa pesan itu sendiri, yaitu dengan memiliki seorang petugas lapangan yang berkualitas, baik dari segi kemampuan maupun pengetahuan.oleh sebab itu petugas lapangan harus mampu membangun komunikasi yang baik dengan setiap IDU nya.membangun komunikasi nerupakan tahap yang harus dilakukan oleh petugas lapang yang telah berhasil membuka akses pada komunitas IDU.Hal ini sesuai dengan pernyataan informan berikut ini : Program acara yang menurut kami efektif ya penjangkauan dan pendampingan terhadap para IDU mbak, karena pelaksanaanya secara langsung terjadi memicu interkasi atau komunikasi baik interpersonal maupun kelompok. Disini petugas lapangan harus dapat memahami karakteristik dari masingmasing IDU serta penggunaaan bahasa/istilahidu sehari-hari.oleh karena itu kita harus mempunyai petugas lapangan yang berkualitas dalam melaksanakan pekerjaanny,mereka harus mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang kuat tentunya. 2 2 Wawancara pada tanggal 21 November 2014, Informan Ligik, Manager Program

4 Tahap awal dalam membangun komunikasi yang dilakukan oleh petugas lapangan antara lain adalah seperti pendapat para petugas lapang yaitu sebagai berikut : Melakukan pendekatan dan memberikan informasi mengenai HIV/AIDS, biasa aja ngobrol gitu mbak. Sebagai petugas lapang kita harus mampu berimprovisasi mengenai informasi yang kita sampaikan.kalau sudah akrab dengan petugas lapang mereka memberanikan diri minta insul, minta kondom terus kita merujuk VTC, terus PTRM.Jadi ya basa basi dulu nggak langsung kita ajak mereka untuk mengakses layanan. 3 Apabila telah terjalin keakraban antara petugas lapangan dan pengguna napza suntik maka proses penyampaian informasi yang diberikan juga akan lebih mudah. Banyak cara untuk menjalin keakraban dengan komunitas pengguna napza suntik antara lain seperti diungkapkan oleh informan berikut ini : Agar dapat masuk ke komunitas derngan mudah antara lain coba bertanya yang dia suka, kalo aku lebih suka mencari sesuatu yang ringan, biasanya seputar hobinya apa dari situ mungkin bisa kita gali. 4 Komunikasi interpersonal yang terjadi antara petugas lapangan dengan pengguna napza suntik bertujuan untuk menciptakan suasana yang baik dan maksimal. Setiap individu yang terlibat di dalamnya membutuhkan komunikasi interpersonal yang baik untuk membina suatu hubungan yang harmonis (Devito,259)Selain dengan mengetahui kharakteristik dari pengguna napza suntik, menjalin hubungan yang harmonis juga dapat dilakukan dengan menggunakan istilah atau bahasa IDU sehari-hari. Salah satu upaya untuk membangun komunikasi antara petugas lapangan dengan kelompok IDU adalah dengan 3 Wawancara pada tanggal 21Desember 2014, Informan Ira Ayu, Petugas Lapangan 4 Wawancara pada tanggal 28Desember 2014, Informan Mulyadi, Petugas Lapangan

5 meningkatkan keakraban yang telah terjalin, sehingga kedudukannya lebih pada menjadi tema.upaya yang dilakukan petugas lapangan adalah dengan memahami istilah yang digunakan oleh para pengguna napza suntik. Berikut adalah beberapa istilah yang sering digunakan IDU : Istilahnya banyak mbak Ya Bar pakau po, Bar bokul po, cucau, Paling juga pakai bahasa keseharian. Bokul artinya beli, dan cucau artinya nyuntik. 5 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka strategi produk atau program yang dilakukan oleh LSM Mitra Alam adalah dengan menciptakan program-program yang dapat menarik perhatian dan interaksi dari para IDU serta memiliki petugas lapangan yang berkualitas dalam menyampaikan informasitentang HIV/AIDS. Adapun yang menjadi program dari Lembaga Swadaya Masyarakat Mitra Alam berdasarkan bidangnya masing-masing adalah: 1. Bidang Pertanian dan Lingkungan a) Peningkatan SDM Petani melalui Pertanian Organik b) Pengembangan Ternak Kecil bagi Petani Lahan Kering c) Pengembangan Hutan Rakyat dan Konservasi Lahan 2. Bidang MED (Microenterprise Development) - Layanan Pengembangan Usaha Kecil Produktif 3. Bidang Kesehatan Masyarakat 1. Program Harm Reduction untuk Penanggulangan HIV/AIDS pada IDU di Kota Surakarta dan Kota Salatiga 2. Program Awareness untuk Pencegahan HIV/AIDS Salah satu program kesehatan yang paling menarik dalam penanggulangan HIV/AIDS adalah program Harm Reduction, dimana dalam kegiatannya berbasis 5 Wawancara pada tanggal 28Desember 2014, Informan Mulyadi, Petugas Lapangan

6 kepada komunitas yang menggunakan komunikasi interpersonal dan kelompok terhadap para IDU melalui petugas lapangan. Kegiatan ini danggap lebih efektif dibanding pendekatan lainnya, dengan pendekatan seperti ini para anggota IDU yang didampingi oleh LSM Mitra Alam akan lebih terbuka dalam menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi hingga terjerumus dalam kehidupan ketergantungan narkotika. Seperti apa yang dijelaskan pada hasil wawancara peneliti berikut ini : Iya mbak, konsep program dengan pendekatan komunikasi interpersonal dan kelompok melalui kegiatan pendampingan dan oenjangkauan misalnya, sudah banyak membuahkan hasil. Pendekatan seperti ini sangat efektif, karena para IDU yang didampingi dapat lebih terbuka kepada pihak kita, sehingga akan dengan mudah kita melakukan pendekatan dan juga merubah perilaku dan sikap mereka menjadi lebih baik. 6 Terjalinnya komunikasi antar pribadi yang efektif dalam program Penjangkauan dan pendampingan dapat mencerminkan keberhasilan pada program yang dijalankan, yaitu petugas lapangan sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk IDU dalam meningkatkan pengetahuan serta sikap yang mendorong perubahan perilaku dalam mengurangi resiko terinveksi HIV. Tahapan komunikasi antar pribadi yang dilakukan secara efektif membuat proses pemberian informasi berjalan dengan baik dengan situasi yang akrab sehingga kelompok dampingan merasa nyaman dalam menerima informasi yang disampaikan petugas lapangan. Hal ini seperti pernyataan informan berikut ini : Lebih bersifat non formal sih mbak aku pribadi jadi nyante ngobrol secara tatap muka gak banyak orang aku malah lebih enak. Ya jadinya antara aku 6 Wawancara pada tanggal 21Desember 2014, Informan Ugik, Manager Program

7 ma petugas kayak ngobrol ama temen atau pacar ku sendiri jadi ya pas lagi kasih informasi tentang HIV pun aku oke 13 Melalui tahap awal diterimanya petugas lapangan untuk masuk ke dalam komunitas IDU, secara garis besar maka hubungan antara petugas lapangan dengan IDU akan terjalin lebih akrab, sehingga dapat mempermudah dalam proses penjangkauan dan pendampingan. Hal tersebut diperjelas lagi dengan ungkapan informan berikut : Selama ini ya aku pribadi enjoy aja sih dengan petugas lapangan selama pendampingan soalnya mereka itu bisa jadi temen sharing buat aku, kapan aku butuh sebisa mungkin mereka mau bantu aku mbak. Mau jadi pendengar yang baik pokoknya, kalau udah gitu ya pas pendampingan aku ngikut aja toh buat kebaikan aku juga kan 14 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, LSM Mitra Alam dalam melakukan strategi terhadap produk yaitu dengan membuat atau mengemas program-program yang sekreatif dan se efektif mungkin bisa mempengaruhi khalayak sasaran. Produk ini dikemas dalam satu programnya adalah penjangkauan dan pendampingan terhadap IDU, dimana Mitra Alam memiliki petugas lapangan atau komunikator dalam penyampai informasi yang berkualitas untuk menunjang keberhasilan programnya Strategi Price Dalam kacamata ekonomi, LSM Mitra Alam tidak berorientasi pada keuntungan secara materi.namun hal tersebut tidak serta merta membuat LSM Mitra Alam kemudian tidak memiliki sumber pendanaan sebagai biaya operasional.mitra Alam seringkali menjalin kerjasama dengan lembaga donor,

8 instansi pemerintah ataupun lembaga pendidikan, perusahaan swasta dan lain-lain dalam mengumpulkan anggaran operasional. LSM Mitra Alam dalam menjalankan program-program pelayanannya, mengandalkan danabantuan dan bekerjasama dengan pihak-pihak tertentu. Bisa saja pendanaan tersebut berasal dari NGO local dan internasional yang berprinsip pada transparasi, akuntabilitas dan sustainabilitas program. Demikian halnya yang terjadi pada LSM Mitra Alam.Sayangnya, dalam penelitian ini, karena alasan etis, LSM Mitra Alam tidak berkenan untuk membuka laporan keuangan. Namun dalam hal pendanaan Mitra Alam juga mengakui bahwa pihaknya juga mengandalkan dan tidak menutup bantuan anggaran baik bersifat barang atau nominal, seperti dari pemerintah, perusahaan swasta dan individu yang menaruh perhatian dalam pencegahan HIV/ AIDS di Surakarta. Seperti hasil laporan wawancara berikut ini : Soal pendanaan kita sudah bekerja sama dengan Badan Penyandang Dana FHI (Familly health Internasional) dan beberapa pendonor dana baik dari pihak pemerintah, perusahaan swasta, dan individu. Bentuk pendaan mereka bisa berupa nominal maupun barang mbak 7 Selain pendanaan, dalam kiprahnya sejak satu dekade lalu, LSM Mitra Alam juga memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi di mata masyarakat Surakarta. Hampir setiap kegiatan yang berhubungan dengan penanggulangan HIV/AIDS, LSM ini selalu berada di garis depan bersama beberapa LSM lainnya yang bergerak dibidang yang sama. Dengan inilah, LSM Mitra Alam dikenal dan menjadi rujukan bagi masyarakat Surakarta terkait dengan penanggulangan 7 Wawancara pada tanggal 28Desember 2014, Informan Yunus Prasetyo, Direktur LIPI

9 HIV/AIDS. Hingga saat ini, LSM tersebut sudah menangani seribu lebih penderita maupun warga yang rentan terhadap penularan HIV/AIDS di seluruh Solo Raya. Dalam tulisan ini, konsep price oleh LSM Mitra Alam dimaknai sebagai modal yang menjadi bagian dari pemasaran program. Pada konteks lembaga swadaya masyarakat, tingkat keberhasilan dimaknai sebagai hasil dari proses yang telah dilakukan secara sukarela oleh anggota LSM. Pada prakteknya meskipun beberapa pengurus mendapatkan imbalan dalam setiap pekerjaan mereka, namun tidak serta merta bisa dianggap sebagai suatu reward yang pantas untuk sebuah pekerjaan tertentu. LSM Mitra Alam, lebih menitik beratkan pada konsep pelayanan dengan prinsip kesukarelaan. Untuk menunjang keberhasilan program LSM Mitra Alam harus menjalin hubungan yang baik dengan beberapa penyumbang dana. Hubungan yang baik itu dilakukan agar tetap terjalin kerjasama yang baik dan berkelanjutan khususnya dalam hal pendanaan.hal ini ditunjukkan LSM Mitra Alam dengan bertanggung jawab atas semua kegiatan administrasi dan keuangan nya. Salah satu bentuk pertanggungjawaban itu dengan cara melakukan kegiatan kearsipan serta mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan proyek, merealisasikan kebutuhan dana sesuai anggaran yang sudah disusun, mencatat pengeluaran dan pemasukan keuangan secara teratur, menyimpan bukti-bukti transaksi dan menyusun laporan keuangan sesuai standart lembaga pendonor. Hal-hal tersebut diperkuat dengan jawaban informan di bawah ini : Banyak mbak antara lain dengan mengumpulkan semua arsip yang ada kaitannya dengan proyek kami, menggunakan kebutuhan dana yang harus sesuai dengan anggaran, mencatat dengan benar pengeluaran dan pemasukan keuangan secara rutin kepada pihak pendonor dana, dan semua laporan itu disusun secara

10 rapi dan harus sesuai sama kebijakan lembaga donor. Dan semuanya itu harus tepat waktu dibuat oleh staff keuangan dan segera dikirimkan ke lembaga donor dana. 8 Modal bagi sebuah Lembaga tidak selalu diartikan ke dalam nominal uang, tapi bagi LSM Mitra Alam modal atau anggaran bisa diartikan ke dalam bentuk barang atau alat-alat pendukung kebutuhan dalam pelaksanaan program.barang atau alat-alat pendukung juga penting bagi terlaksannya sebuah program, khusunya pada program penjangkauan dan pendampingan terhadap kelompok IDU. Modal atau pendanaan yang biasa diberikan oleh pendonor dana biasanya berupa alat tulis, materi informasi, alat peraga yang berhubungan dengan kasus HIV/AIDS dll, seperti apa yang di informasikan oleh informan berikut : Iya mba, modal kan tidak berarti harus soal uang mbak selain uang biasanya ada juga pendonor dana memberikan alat tulis, suntikan, materi atau bahan informasi yang berhubungan dengan HIV/AIDS. 9 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, LSM Mitra Alam melakukan strategi terhadap modal atau pendanaan adalah dengan selalu mempertanggungjawabkan semua kegiatan administrasi dan keuangannya secara tepat waktu kepada lembaga donor Strategi Place LSM ini seringkali memilih lokasi di mana komunitas yang dituju tersebut sering berkumpul.sehingga terdapat perasaan nyaman dan aman bagi anggota komunitas ketika diajak untuk ikut dalam program-program LSM tanpa rasa khawatir sedikitpun.di beberapa wilayah di Solo, LSM ini memiliki wilayah 8 Wawancara pada tanggal 28Desember 2014, Informan Yunus Prasetyo, Direktur LIPI 9 Wawancara pada tanggal 28Desember 2014, Informan Yunus Prasetyo, Direktur LIPI

11 binaan yang di tempat tersebut terdapat para individu yang menderita ataupun rentan dengan penularan HIV/AIDS. LSM Mitra Alamberkantor di Jl. Batara Bromo E-3, Perum Gentan Wiyakta, Gentan, Baki Sukoharjo.Meski dengan kondisi demikian, LSM Mitra Alam banyak berkegiatan di wilayah Solo karena di tempat ini merupakan tempat di mana LSM Mitra Alam lahir, selain itu juga Kota Solo memiliki tingkat persebaran HIV/AIDS yang cukup tinggi. Selain memiliki karakteristik, sebuah lembaga masyarakat harus melakukan beberapa inovasi untuk mendorong keberhasilan programnya. Inovasi yang dilakukan LSM Mitra Alam adalah dengan memperluas lokasi atau tempat-tempat yang akan menjadi sasaran Mitra Alam dalam melaksanakan kegiatan penanggulangan HIV/ADIS. Hingga sampai saat ini lokasi binaan LSM Mitra Alam diperluas, tidak hanya terpusat kepada masyarakat Kota Solo saja. Daerah binaan diperluasseperti di Sragen, Karanganyar, Purwokerto, Wonosobo, Wonogiri, Temanggung, Kabupaten Semarang dan Salatiga. Beberapa wilayah yang menjadi binaan LSM ini didasarkan pada kondisi kehidupan sosial masyarakatnya. Yang menjadi criteria di dalam kami memilih tempat-tempat binaan kami seperti mereka yang memiliki daerah lokalisasi, memiliki Perguruan Tinggi yang rentan dengan pergaulan bebas, tempat wisata yang menjadi celah keluar masuknya wisatawan asing yang juga membawa pengaruh pergaulan dan seks bebas. 10 Di beberapawilayah binaannya tersebut tidak dipungkiri terdapat embrio penyebaran HIV/AIDS yang bisa sangat membahayakan karena berpotensi berkembang pesat.bahkan, meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk 10 Wawancara pada tanggal 28Desember 2014, Informan Yunus Prasetyo, Direktur LIPI

12 mengatasi, namun pada kenyataannya, perkembangan HIV/AIDS di Kota Solo dan sekitarnya cenderung meningkat. Inovasi yang dilakukan pada strategi perluasan wilayah bertujuan untuk menambah pengalaman dalam berorganisasi serta membangun kerjasama yang lebih luas di berbagai Kota. Sesuai dengan pernyataan informan berikut ini : Iya dong mbak, dengan penambahan atau perluasan cakupan wilayah binaan LSM tentu saja juga akan menambah mitra kerja kita. Selain itu secara tidak langsung pihak kami juga akan bertambah pengetahuan karena bisa melakukan kegiatan di berbagai Kota. 11 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, strategi Place yang dilakukan oleh LSM Mitra Alam adalah dengan mengembangkan inovasi pada wilayah jangkauan yang akan menjadi tempat melakukan kegiatan program-programnya. Dari wilayah jangkauan yang ada di Kota Solo saja, diperluas menjadi ke beberapa tempat yang memiliki kesamaan pada kondisi sosial masyaraknya.perluasan wilayah ini mengasilkan keuntungan bagi LSM Mitra Alam yaitu semakin bertambahnya pengalaman dan meningkatnya kerjasama di berbagai Kota Strategi Promotion LSM Mitra Alam memiliki strategi promosi dengan cara pendekatan persuasif berbasis komunitas. Meskipun masih minim dalam penggunaan media promosi, namun dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan seringkali menarik perhatian publik dan awak media sehingga kegiatan yang dilakukan dapat dengan cepat menyebar ke telinga masyarakat luas. Seperti pada pernyataan salah satu informan berikut ini : 11 Wawancara pada tanggal 28Desember 2014, Informan Yunus Prasetyo, Direktur LIPI

13 Tentu dalam membuat aksi promosi, promosi dikemas semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian dan mengundang rasa simpatik dan keingintahuan masyarakat tentang HIV/AIDS. 12 Dalam berbagai kesempatan, LSM Mitra Alam melakukan aksi kampanye sebagai bentuk dari kegiatan promosi mengenai program-program yang mereka rancang untuk mengatasi penyebaran HIV/AIDS terutama di wilayah Surakarta. Seperti halnya dengan kegiatan dan aksi yang dilakukan, LSM Mitra Alam melakukan promosi dengan model pendekatan berbasis komunitas. Bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI),serta dengan beberapa LSM lainnya, Mitra Alam menjalankan program kampanye dan promosi dengan cara menggandeng anak-anak sekolah, mahasiswa serta para karyawan swasta. Beberapa kegiatan diantaranya adalah dengan seminar, sarasehan, kampanye publik ataupun dengan aksi damai lainnya. Kegiatan semacam ini diakui lebih efektif dibanding dengan memperbanyak alat peraga seperti reklame maupun spanduk. Seperti pernyataan informan yang peneliti dapatkan, yaitu : Aksi promosi kami lakukan dengan berkampanye, misalnya dengan melakukan kegiatan seminar,sarasehan, kampanye public dan aksi damai lain. Biasanya dalam kegiatan ini kami menggandeng PMI, Perhimpunan keluarga Berencana Indonesia dll. 13 Dengan pendekatan yang menyasar anggota komunitas sebaya, pesanpesan moral yang disampaikan oleh LSM Mitra Alam mengenai bahaya HIV/ AIDS dapat diterima dengan baik sesuai target yang dituju. Keberhasilan dalam melakukan kampanye promosi terhadap program LSM Mitra Alam dilihat dari 12 Wawancara pada tanggal 21November 2014, Informan Ugik, Manager Program 13 Wawancara pada tanggal 21November 2014, Informan Ugik, Manager Program

14 semakin banyaknya pihak-pihak sekolah yang meminta Mitra Alam untuk melakukan informasi pendidikan tentang HIV/AIDS di sekolah-sekolah mereka, hal ini menunjukkan adanya citra baik di mata masyarakat. Hasil dari kampanye itu ya semakin banyaknya job atau booking terhadap LSM Mitra Alam mbak, diundang dalam kampanye di sekolah-sekolah baik di SMP maupun SMA, sarasehan di kelurahan juga pernah kurang lebih seperti itu mbak. 14 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, strategi Promosi yang dilakukan oleh LSM Mitra Alam adalah dengan mengemas kegiatan promosi menjadi menarik perhatian dan simpati dari masyarakat, promosi dilakukan LSM Mitra Alam dengan berkampanye melalui seminar-seminar, kegiatansarasehan dan aksi damai lannya. Kegiatan ini dilakukan karena dianggap paling efektif daripada melalui media cetak seperti spanduk atau brosur dalam mmemperngaruhi dan menginformasi masyarakat tentang HIV/AIDS Strategi Partnership Strategi kemitraan yang digalang oleh LSM Mitra Alam terbagi menjadi dua yaitu kemitraan dengan pemerintah dan swasta.dengan pemerintah, bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), LSM ini secara rutin menggelar acara sebagai bagian dari program pencegahan HIV/AIDS. Sementara dengan pihak swasta, LSM ini sering bekerja samadengan Badan Penyandang Dana FHI (Familly Health International) dalam hal pendanaan. Seperti pernyataan informan berikut ini : 14 Op. Cit

15 Kemitraan yang dilakukan ya dalam hal pendanaan khususnya, selain itu dengan pihak pemerintah ya pada saat menyelenggarakan kegiatan program, salah satunya pencegahan HIV/AIDS ini. 15 Dalam menjalankan kegiatannya, LSM Mitra Alam tidak bisa bergerak sendiri. Hal ini karena adanya faktor-faktor eksternal yang harus dipenuhi untuk dapat melaksanakan kegiatan. Terkait hal tersebut, LSM Mitra Alam menjalin kerjasama dengan berbagai LSM, organisasi pemerintahan maupun perusahaan swasta. Masalah pendanaan kegiatan dan pengembangan program menjadi alasan bagi LSM Mitra Alam untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak. Dalam beberapa kesempatan, LSM Mitra Alam bahkan juga bermitra dengan lembaga non pemerintah dari luar negeri. Biasanya, dalam kemitraan tersebut, LSM Mitra Alam diminta untuk membuat dan merancang program bagi penanggulangan HIV/AIDS. Setelah program yang berupa proposal tersebut disetujui, maka LSM Mitra Alam akan mendapatkan bantuan dana untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Seperti pernyataan informan berikut ini : Dalam melakukan kemitraan kita menjalin hubungan baik dengan membuat dan merancang program penanggulangan HIV/AIDS melalui proposal terlebih dahulu, setelah dikomunikasikan ke mitra kerja dan mereka menyetujui program kami, barulah kami bekerja. 16 Sebagai sebuah LSM yang sudah cukup lama berkecimpung dalam penanggulangan HIV AIDS, LSM Mitra Alam juga dipercaya sebagai pendamping bagi para penderita HIV/ AIDS di Surakarta yang sedang 15 Wawancara pada tanggal 28Desember 2014, Informan Yunus Prasetyo, Direktur Mitra Alam 16 Wawancara pada tanggal 28Desember 2014, Informan Yunus Prasetyo, Direktur Mitra Alam

16 menjalankan proses terapi mental dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat pengembangan diri. Salah satu strategi dalam membangun mitra kerjanya dapat dijadikan contoh adalah kemitraan LSM Mitra Alam dengan RS Dokter Muwardi Surakarta dalam hal pemberian rujukan berobat bagi para terduga HIV/AIDS. Pendampingan yang dilakukan meliputi pendampingan selama berkonsultasi ke rumah sakit, maupun pendampingan dalam menjalani kegiatan harian yang kebanyakan para penderita HIV/AIDS tersebut mengalami minder dan merasa terasing dari masyarakat. Semakin banyaknya kerjasama yang baik dengan mitra kerjaakan berdampak kepada pembentukan citra dari LSM Mitra Alam, tentu saja apabila semakin banyak mitra kerja yang bergabung maka citra Mitra Alam akan naik. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyak pihak-pihak tertentu yang mempercayakan LSM Mitra Alam dalam aksi penanggulangan HIV/AIDS. Seperti pernyataan informan berikut ini : Hasilnya dapat kita lihat dari semakin banyaknya tawaran atau job yang dipercayakan kepada LSM dalam kaitannya dengan aksi penanggulangan HIV/AIDS. 17 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka strategi LSM Mitra Alam dalam mempertahankan kemitraannya adalah dengan melakukan hubungan yang baik dengan mitra kerja, yaitu dengan merencanakan program-program yang baik dengan menjaga kualitas program dan kinerja tim LSM Mitra Alam. 17 Wawancara pada tanggal 21November 2014, Informan Ugik, Manager Program

17 Strategi policy LSM Mitra Alam sebagai sebuah lembaga sosial yang bergerak dibidang pelayanan masyarakat, harus patuh dan taat terhadap kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah sebagai pembuat regulasi mengenai kesejahteraan masyarakat. Namun demikian, LSM ini juga memiliki kebijakan internal di mana di dalamnya terdapat garis besar haluan organisasi yang mengatur langkah serta tujuan organisasi tersebut. Seperti pernyataan informan sebagai berikut : Kebijakan LSM Mitra Alam ada 2 mbak kebijakan internal dan eksternal, internal itu meliputi kebijakan yang bersangkutan mengenai keorganisasian. Baik itu tujuan, visi misi dan langkah kerja LSM. Kalo kebijakan eksternal itu berasal dari mitra kerja dan prmerintah mbak, seperti membuat peraturan sesuai undang-undang HIV/AIDS, dan prosedur pendanaan. 18 Dalam menjalankan kegiatannya, LSM Mitra Alam tidak bisa lepas dari kebijakan-kebijakan baik secara internal maupun eksternal. Kebijakan-kebijakan tersebutlah yang kemudian mewarnai perjalanan LSM Mitra Alam dalam menjalankan kegiatan terkait dengan penanggulangan HIV/AIDS. Secara internal, LSM Mitra Alam melaksanakan bentuk kebijakannya pada kinerja kepegawaian, dimana dalam melakukan kegiatan kerjanya LSM seakan membatasi diri untuk melakukan pendampingan terhadap para penasun yang teridentifikasi terkena HIV/AIDS. Sehingga dalam setiap kegiatannya, LSM tersebut banyak bergerak dibidang penyuuluhan terhadap pencegahan penggunaan narkoba terutama narkoba suntik yang bisa mengakibatkan terjangkit virus HIV/AIDS. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pendampingan terhadap 400 lebih anggota komunitas eks penasun yang rentan terhadap penularan 18 Wawancara pada tanggal 28Desember 2014, Informan Yunus Prasetyo, Direktur Mitra Alam

18 HIV/AIDS. Dalam kegiatan pendampingannya, LSM ini mengedepankan semangat pemberdayaan komunitas dan pengembangan diri para anggotanya sehingga diharapkan akan mampu mandiri dan tidak minder ketika bergaul dengan masyarakat. Seperti pernyataan salah satu informan berikut ini : Salah satu kebijakan internal itu ya termasuk aturan-aturan maen kami dalam hal pekerjaan.lsm membatasi kerja kita untuk melakukan kegiatan pendampingan dan penjangkauan terhadap para IDU yang sudah teridentifikasi HIV/AIDS karena alasan medis.selain itu dalam program pendampingan dan penjangkauan kita sebagai petugas lapangan harus dituntut untuk memiliki skill baik pengetahuan dan dalam membangun konumikasi yang baik dengan para IDU. 19 Sementara itu, kebijakan eksternal yang mempengaruhi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan LSM Mitra Alam salah satunya adalah kebijakan pemerintah baik pusat, propinsi maupun kota. Kebijakan pemerintah ini mempengaruhi ruang gerak LSM Mitra Alam terutama dalam hal pendanaan. Contoh kasus yang terbaru adalah wacana terhadap penghapusan pendanaan lembaga swadaya masyarakat di semua tingkatan oleh pemerintah. Hal ini membuat LSM Mitra Alam ikut terkena imbasnya padahal agenda kegiatan sudah dipersiapkan hingga akhir 2015 nanti. Wacana ini kemudian ikut membuat Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo berfikir untuk mencarikan sumber dana lain untuk tetap memfasilitasi LSM Mitra Alam dan LSM lainnya agar tetap dapat berperan dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan penyebaran HIV/AIDS. Kebijakan yang sudah dijalankan oleh LSM Mitra Alam khususnya pada kebijakan internal, telah membuahkan hasil yang maksimal terlebih kepada para 19 Wawancara pada tanggal 28Desember 2014, Informan Yunus Prasetyo, Direktur Mitra Alam

19 IDU.Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan perubahan perilaku dan sikap yang positif pada para IDU, perubahan perilaku di dalam menggunakan narkoba suntik beresiko menjadi tidak beresiko. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan berikut ini : Kebijakan internal itu bisa kita lihat dari hasil pencapaian kami terhadap para IDU yang sikap dan perilakunya sudah mengalami peningkatan.misal dari yang menggunakan napza suntik beresiko menjadi tidak beresiko. 20 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, strategi Policy atau kebijakan yang diberlakukan oleh LSM Mitra Alam baik secara internal dan eksternal dikembangkan denganmembuat peraturan yang mengatur atau membatasi cara kerja LSM dengan para IDU yang sudah positif teridentifikasi HIV/AIDS, selain itu juga dengan mematuhi dan menjalankan kebijakan eksternal baik dari pihak pendonor dana maupun pemerintah. 20 Wawancara pada tanggal 28Desember 2014, Informan Yunus Prasetyo, Direktur Mitra Alam

Lampiran 1. : Nanager Program. Lattar belakang LSM, program beserta kegiatannya

Lampiran 1. : Nanager Program. Lattar belakang LSM, program beserta kegiatannya Lampiran 1 Nama nara sumber Jabatan : Ligik Triyoga : Nanager Program Lattar belakang LSM, program beserta kegiatannya 1. Apa pengertian LSM menurut mas Ligik? Jelaskan Jawaban : Lsm menurut saya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aqciured Immunodeficiency Symndrome (AIDS). HIV positif adalah orang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Aqciured Immunodeficiency Symndrome (AIDS). HIV positif adalah orang yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang termasuk dalam golongan Rubonucleat Acid (RNA) di mana virus tersebut menyerang sistem kekebalan tubuh atau sistem

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Kota Surakarta Kota Surakarta atau yang sering di sebut dengan Kota Solo merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah setelah Kota Semarang. Kota Surakarta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi Pemasaran Sosial Oleh LSM Mitra

BAB II KAJIAN TEORI. Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi Pemasaran Sosial Oleh LSM Mitra BAB II KAJIAN TEORI Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi Pemasaran Sosial Oleh LSM Mitra Alam Dalam Penanggulangan HIV/AIDS di Kota Solo.Seperti yang diketahui bahwa setiap Lembaga Swadaya Masyarakat

Lebih terperinci

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 1. Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tahun, dengan puncak peringatan pada tanggal 1 Desember. 2. Panitia peringatan Hari AIDS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang. Timur yang teridentifikasi menjadi wilayah terkonsentret HIV dan AIDS selain Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang. Timur yang teridentifikasi menjadi wilayah terkonsentret HIV dan AIDS selain Malang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Kabupaten Banyuwangi merupakan Kabupaten yang terletak diujung timur pulau jawa yang mempunyai nilai potensial dan sangat strategis karena berdekatan

Lebih terperinci

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun Catatan Kebijakan # 3 Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun Stigma terhadap penggunaan narkoba di masyarakat selama ini telah membatasi para pengguna narkoba untuk memanfaatkan layananlayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah internasional dalam bidang kesehatan adalah upaya menghadapi masalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang tertuang pada target keenam Millennium Development

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara : KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA Disampaikan Pada Acara : FORUM NASIONAL VI JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN Padang, 24-27 Agustus

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini berjudul Proses Pendampingan Wanita Pekerja Seks Sebagai Upaya Pencegahan HIV/AIDS di Lokalisasi Tanjung Elmo Sentani Oleh Perkumpulan Keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS adalah suatu penyakit yang fatal. Penyakit ini disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus atau

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG HIV-AIDS DAN VOLUNTARY COUNSELLING AND TESTING (VCT) SERTA KESIAPAN MENTAL MITRA PENGGUNA NARKOBA SUNTIK DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN KE KLINIK VCT DI SURAKARTA

Lebih terperinci

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO I. Panduan untuk Peneliti Persiapan: 1. Pastikan anda sudah mengkonfirmasi jadwal dan tempat diskusi dengan informan. 2. Pastikan anda sudah mempelajari CSO/CBO

Lebih terperinci

08. MendukungPengurangan Risiko. Pelatihan Outreach Worker Program Harm Reduction

08. MendukungPengurangan Risiko. Pelatihan Outreach Worker Program Harm Reduction 08. MendukungPengurangan Risiko Pelatihan Outreach Worker Program Harm Reduction Risiko(Risk) Kemungkinanterjadinyaakibatburuk(hazard) dari sebuah tindakan Contoh: Menggunakan Napza akibat buruk: ditangkap

Lebih terperinci

Napza Suntik, HIV, & Harm Reduction

Napza Suntik, HIV, & Harm Reduction Bab 1 Napza Suntik, HIV, & Harm Reduction Kaitan HIV/AIDS dan napza suntik Pengertian Harm Reduction napza suntik Strategi Harm Reduction napza suntik Program Harm Reduction napza suntik Pro-kontra Harm

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Latar Belakang Sejak pertama kali kasus HIV ditemukan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di seluruh dunia, dan berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan morbidilitas. WHO telah

Lebih terperinci

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru Artikel 1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya Tidak dapat dipungkiri, epidemi HIV/AIDS telah berkembang begitu pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kasus ini paling

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010

Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 I. INFORMASI WAWANCARA 1. Nomor Urut Responden... 2. Nama Responden...

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. penderita dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pelaksanaannya, KDS Metacom

KESIMPULAN DAN SARAN. penderita dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pelaksanaannya, KDS Metacom dan Saran BAB VII Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan KDS Metacom merupakan kelompok dukungan sebaya yang dibentuk pada pertengahan tahun 2006 dan bergerak dalam memberikan dukungan pada penderita

Lebih terperinci

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ( IN DEPTH INTERVIEW ) ANALISIS PELAKSANAAN STRATEGI DOTS PLUS PADA PROGRAM PENANGGULANGAN TB MDR DI PUSKESMAS TELADAN TAHUN 06 I. Daftar pertanyaan untuk Staf bidang

Lebih terperinci

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S1 Diajukan Oleh : SLAMET WIDODO

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1. Peran KPA dalam penanggulangan HIV dan AIDS di Kota. Semarang adalah mengkoordinasikan segala kegiatan yang

BAB IV PENUTUP. 1. Peran KPA dalam penanggulangan HIV dan AIDS di Kota. Semarang adalah mengkoordinasikan segala kegiatan yang BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Peran KPA dalam penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Semarang. Peran KPA dalam penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Semarang adalah mengkoordinasikan segala kegiatan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal mendasar dan tidak dapat dielakkan dalam kehidupan. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan dengan berkomunikasilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 pasal 46 dan 47 menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan

Lebih terperinci

Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit!

Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit! Policy Brief Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit! Pesan Pokok Perluasan cakupan perawatan HIV hingga saat ini masih terbatas karena adanya berbagai hambatan baik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human

BAB I PENDAHULUAN. STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human Health Organization) dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Medan. Dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun 2008-2009. Menurut data per 31 Desember 2008 dari Komisi Penanggulangan AIDS Pusat, di 10 Propinsi jumlah kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BNN dan Puslitkes UI pada 10 kota besar di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di abad ini, dan menimbulkan

Lebih terperinci

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015 SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015 LATAR BELAKANG DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era pasar bebas saat ini, dimana persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di era pasar bebas saat ini, dimana persaingan dalam dunia bisnis semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era pasar bebas saat ini, dimana persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, perusahaan mana pun tidak bisa mengabaikan brand. Sukses atau tidaknya suatu

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NOMOR : KEP- 75 /DJ-PPK / IX /2010 TENTANG

LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NOMOR : KEP- 75 /DJ-PPK / IX /2010 TENTANG LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NOMOR : KEP- 75 /DJ-PPK / IX /2010 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV dan AIDS DI

Lebih terperinci

KAJIAN PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS)

KAJIAN PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) KAJIAN PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) Bappeda Kabupaten Temanggung bekerjasama dengan Pusat Kajian Kebijakan dan Studi Pembangunan (PK2SP) FISIP UNDIP Tahun 2013 RINGKASAN I. Pendahuluan

Lebih terperinci

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus. Studi Perbandingan Pemahaman Konsep Public Relations Menurut Manajemen dan Staff Public Relations di Mirota Kampus Florensia Samodra / Ike Devi Sulistyaningtyas, S.Sos., M.Si. Program Studi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu penyakit menular yang merupakan kumpulan gejala penyakit yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

Lebih terperinci

Berikut adalah analisis dari hasil penelitian yang didapat dari wawancara dengan

Berikut adalah analisis dari hasil penelitian yang didapat dari wawancara dengan 124 5.1.2 Analisis Hasil Wawancara Berikut adalah analisis dari hasil penelitian yang didapat dari wawancara dengan kelima informan: Dari penelitian penulis mendapatkan bahwa konselor melakukan strategi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kondisi sehat individu tidak bisa hanya dilihat dari kondisi fisik saja melainkan juga kondisi mental dan kondisi sosial. Dalam kasus anak-anak yang mengidap HIV/AIDS memperhatikan

Lebih terperinci

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2 Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 201 Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2 1 Puskesmas Bulupoddo, 2 Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, Sulawesi

Lebih terperinci

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH Upaya Penyelamatan Perempuan & Anak dari Kematian Sia-Sia Karena HIV & AIDS Bahan masukan RPJMD Propinsi Jawa Tengah TAHUN 2013-2018

Lebih terperinci

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL POLICY BRIEF 03 PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL Layanan HIV dan AIDS yang Komprehensif dan Berkesinambungan (LKB)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Generasi muda menjadi tolak ukur pembangunan suatu bangsa. Bangsa yang maju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Generasi muda menjadi tolak ukur pembangunan suatu bangsa. Bangsa yang maju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Generasi muda menjadi tolak ukur pembangunan suatu bangsa. Bangsa yang maju ialah bangsa yang memiliki pemuda- pemudi berkualitas, yang akan memimpin bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi HIV&AIDS di Indonesia sudah berlangsung selama 15 tahun dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang memudahkan penularan virus penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini salah satu aspek kesehatan yang menjadi bencana bagi manusia adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu virus yaitu HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kasus HIV/AIDS di Indonesia saat ini tergolong tinggi. Banyak ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan HIV/AIDS menjadi masalah serius karena bukan hanya merupakan masalah kesehatan atau persoalan pembangunan, tetapi juga masalah ekonomi, sosial, dan lain-lain.

Lebih terperinci

BAB 3 INTI PENELITIAN

BAB 3 INTI PENELITIAN BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Struktur Organisasi InterMatrix Gambar 6 Struktur Organisasi PT InterMatrix Indonesia 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT InterMatrix Bina Indonesia didirikan pada tahun 1986 sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu kala lebih menitik beratkan kepada upaya kuratif, sekarang sudah

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu kala lebih menitik beratkan kepada upaya kuratif, sekarang sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep dan strategi pembangunan kesehatan telah mengalami pergeseran, yang dahulu kala lebih menitik beratkan kepada upaya kuratif, sekarang sudah berorientasi kepada

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Ditetapkan September 2005 Direvisi April 2012 Direvisi Oktober 2017 Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Epson akan memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan melaksanakan prinsip prinsip sebagaimana di bawah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 157 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, maka penulis dalam tahapan ini akan memaparkan beberapa kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dunia Asuransi terus berkembang dengan pesat pada saat ini di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dunia Asuransi terus berkembang dengan pesat pada saat ini di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia Asuransi terus berkembang dengan pesat pada saat ini di Indonesia khususnya di Jakarta. Asuransi merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Terlepas apakah

Lebih terperinci

OLEH A A ISTRI YULAN PERMATASARI ( ) KADEK ENA SSPS ( ) WAYLON EDGAR LOPEZ ( )

OLEH A A ISTRI YULAN PERMATASARI ( ) KADEK ENA SSPS ( ) WAYLON EDGAR LOPEZ ( ) PROPOSAL PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) TENTANG PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TABANAN II TAHUN 2012 OLEH A A ISTRI YULAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Yanah, 2014 Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Yanah, 2014 Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini fenomena masalah moral pada kalangan remaja semakin meningkat dan menjadi lebih kompleks dari masa-masa sebelumnya. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN MALANG

PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa HIV merupakan virus perusak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang akan disampaikan (Azrul & Azwar, 1983). Sedangkan Glanz, dkk.,

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang akan disampaikan (Azrul & Azwar, 1983). Sedangkan Glanz, dkk., BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik yang sering dikaitkan dengan kesehatan reproduksi terutama

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia.

LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia. LEMBAR INFORMASI JUDUL PENELITIAN Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia. UNDANGAN KETERLIBATAN Anda diajak untuk terlibat dalam penelitian Pemanfaatan Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu permasalahan yang harus mendapat perhatian serius dari pemerintah dan segenap komponen bangsa Indonesia saat ini adalah masalah kesehatan. Perhatian terhadap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1] PENDAHULUAN Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang salah satu jenis sel darah putih yang berperan sebagai sistem kekebalan tubuh manusia. Sedangkan AIDS adalah gejala penyakit yang

Lebih terperinci

ESTIMASI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI TAHUN 2007

ESTIMASI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI TAHUN 2007 ESTIMASI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI TAHUN 2007 1800000 1600000 Proyeksi Kasus HIV/AIDS di Indonesia 1400000 1200000 Jumlah Infeksi 1000000 800000 600000 400000 200000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations di Indonesia semakin menunjukkan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations di Indonesia semakin menunjukkan perkembangan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relations di Indonesia semakin menunjukkan perkembangan yang berarti. Hal ini dapat dilihat dari semakin beragamnya kegiatan komunikasi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1] BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang salah satu jenis sel darah putih yang berperan sebagai sistem kekebalan tubuh manusia.

Lebih terperinci

Pedoman untuk Persiapan Pengajuan Proposal Program Pencegahan HIV dan Pengobatan Ketergantungan Napza Terpadu

Pedoman untuk Persiapan Pengajuan Proposal Program Pencegahan HIV dan Pengobatan Ketergantungan Napza Terpadu Lampiran 1 Pedoman untuk Persiapan Pengajuan Proposal Program Pencegahan HIV dan Pengobatan Ketergantungan Napza Terpadu 1. PENDAHULUAN 1.1. Pertimbangan Umum Penggunaan dan ketergantungan napza adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana

BAB I PENDAHULUAN. BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana BAB I PENDAHULUAN!.1. Latar Belakang Masalah BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, yang merupakan Lembaga Pemerintahan Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN , , ,793

BAB I PENDAHULUAN , , ,793 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV dan AIDS pada saat ini merupakan salah satu permasalahan sosial yang ada di kalangan masyarakat luas. Peningkatan penyebaran HIV dan AIDS saat ini semakin mengkuatirkan.

Lebih terperinci

Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM)

Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM) Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM) Shafira Rizki Aulia 145120400111048 A. ORIENTASI ORGANISASI 1. Identifikasi organisasi a. Citra diri: OPSIM adalah sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan teori, maka dapat dirumuskan kerangka konsep penelitian sebagai berikut : Pengetahuan

Lebih terperinci

SITUASI PENDANAAN PROGRAM HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA. Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta 2013

SITUASI PENDANAAN PROGRAM HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA. Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta 2013 SITUASI PENDANAAN PROGRAM HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta 2013 LATAR BELAKANG DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan angka HIVdanAIDS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan kinerja BNN pada tahun 2015 dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. laporan kinerja BNN pada tahun 2015 dimana terjadi peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bahwa narkoba di Indonesia sudah merajalela. Kepala Badan Narkotika Nasional, menyatakan Indonesia darurat narkoba sejak tahun 2015 (Rachmawati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran Produk Si Sidik KSPPS BMT BUS Pada Cabang Semarang Kota. Sebagai Lembaga Keuangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran Produk Si Sidik KSPPS BMT BUS Pada Cabang Semarang Kota. Sebagai Lembaga Keuangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran Produk Si Sidik KSPPS BMT BUS Pada Cabang Semarang Kota. Sebagai Lembaga Keuangan Syariah yang kegiatannya melayani anggota. Koperasi Simpan

Lebih terperinci

PROFIL. PendidiKAn dan KeSEHatan PeremPUAN Woman s Health and Education

PROFIL. PendidiKAn dan KeSEHatan PeremPUAN Woman s Health and Education PROFIL PendidiKAn dan KeSEHatan PeremPUAN Woman s Health and Education Nama Organisasi : YAYASAN KASEH PUAN Alamat Pos : Jln. Wonosari No. 37 RT 02 RW 09 Kelurahan Baran Kecamatan Meral Tanjung Balai Karimun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan Kota Bandung termasuk salah satu bagian lembaga pemerintahan karena institusi tersebut di bawah Pemda Kota Bandung.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN, PENANGGULANGAN DAN PENGENDALIAN HUMAN IMMUNEDEFIENCY VIRUS (HIV)/ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) DAN INFEKSI MENULAR

Lebih terperinci

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 TANGGAL 1 DESEMBER 2015 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

Kab.Tangerang & Resiko

Kab.Tangerang & Resiko Kamis, 30 Maret 2017 Kab.Tangerang & Resiko Pertumbuhan dan aktifitas industri yang sangat tinggi Migrasi dan urbanisasi Jalur transportasi yang sangat terbuka Multi etnis, budaya dan agama Terbatasnya

Lebih terperinci

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 1 PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 TANGGAL 1 DESEMBER 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pertamakali ditemukan di propinsi Bali, Indonesia pada tahun 1987 (Pusat Data dan Informasi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Isu non-konvensional mendapatkan perhatian lebih pasca Perang Dingin. Isu

BAB IV KESIMPULAN. Isu non-konvensional mendapatkan perhatian lebih pasca Perang Dingin. Isu BAB IV KESIMPULAN IV.1. Kesimpulan Isu non-konvensional mendapatkan perhatian lebih pasca Perang Dingin. Isu HIV/AIDS, Acquired Immunodeficiency Syndrome yang pertama kali dikenal dan disadari keberadaannya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan a. Keterbukaan b. Motivasi/ Dukungan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan a. Keterbukaan b. Motivasi/ Dukungan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari analisis data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Strategi bertahan hidup waria ODHA dalam komunitas HIWASO adalah adanya unsur keterbukaan, motivasi/dukungan,

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO TAHUN 2013 DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 Pendahuluan... 3 Kegiatan

Lebih terperinci

Panduan Wawancara. Penelitian Awal: Penggunaan Crystal Meth & Risiko Penularan HIV di Indonesia. Gender /jenis kelamin :

Panduan Wawancara. Penelitian Awal: Penggunaan Crystal Meth & Risiko Penularan HIV di Indonesia. Gender /jenis kelamin : Panduan Wawancara Penelitian Awal Penggunaan Crystal Meth & Risiko Penularan HIV di Indonesia Kerja Sama Pusat Penelitian HIV dan AIDS (PPH) Unika Atma Jaya Jakarta Mainline - Belanda Catatan Pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan pandemi terhebat dalam kurun waktu dua dekade terakhir. AIDS adalah kumpulan gejala penyakit

Lebih terperinci

BAB II SUMATERA EYE CENTER MEDAN. yang menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan maksud untuk

BAB II SUMATERA EYE CENTER MEDAN. yang menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan maksud untuk 15 BAB II SUMATERA EYE CENTER MEDAN A. Sejarah Ringkas Berdirinya suatu perusahaan tidak terlepas dari maksud dan tujuan yang hendak dicapai perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan, yaitu suatu unit kegiatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hancurnya kehidupan rumah tangga serta penderitaan dan kesengsaraan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. hancurnya kehidupan rumah tangga serta penderitaan dan kesengsaraan yang Lampiran 4 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia masih menjadi permasalahan nasional yang tidak kunjung tuntas bahkan semakin memprihatinkan dan mengancam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 4-A PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 4-A TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 4-A PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 4-A TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 4-A PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 4-A TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMUNODEFICIENCY VIRUS DAN ACQUIRED IMUNODEFICIENCY

Lebih terperinci

wkkh~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 183 TAHUN 2012 TENTANG PEMULIHAN ADIKSI BERBASIS MASYARAKAT

wkkh~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 183 TAHUN 2012 TENTANG PEMULIHAN ADIKSI BERBASIS MASYARAKAT 1}6. [ff~pj>~~~~ wkkh~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 183 TAHUN 2012 TENTANG PEMULIHAN ADIKSI BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH

Lebih terperinci

Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya

Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya Survei Delphi Pengembangan Model Pencegahan Melalui Transmisi Seksual di Tingkat Pelayanan Primer Puskesmas dan Jejaringnya Terimakasih telah bersedia berpartisipasi dalam survei Delphi terkait pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN HIV (Human Immunodeficiency Virus) virus ini adalah virus yang diketahui sebagai penyebab AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). HIV merusak sistem ketahanan tubuh,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia 14 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi ini semakin banyak masalah yang dihadapi oleh negara, baik negara maju maupun negara berkembang, tak terkecuali dengan negara kita. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai sebuah perusahaan asuransi yang melayani banyak klien, PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) selalu berupaya manjalin hubungan yang harmonis. Biro

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia tahun , BPS, BAPPENAS, UNFPA, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia tahun , BPS, BAPPENAS, UNFPA, 2005). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia, berdasarkan data sensus penduduk jumlah remaja 10-24 tahun mencapai 64 juta pada tahun 2010 atau 28,64% dari total

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh industri kecil, yaitu pabrik jamu Bisma Sehat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat semakin maraknya penggunaan narkoba, kekhawatiran

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian serta pembahasan yang dikemukakan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Himpunan

Lebih terperinci