1.1 Latar Belakang Permasalahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1.1 Latar Belakang Permasalahan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Membangun Kalimantan berarti membangun Indonesia, karena Kalimantan adalah sebagian dari tanah air/negara Kesatuan Republik Indonesia. Kalimantan pulau harapan, banyak tidak dikenal dari dekat oleh sebagian rakyat Indonesia. Hanya banyak dikenal sebagai pulau hutan, yang penuh dengan cerita-cerita yang menakutkan orang. Pulau Dayak, inilah umum di ketahui dimasa penjajahan, pulau harapan dimasa yang akan datang. Kalimantan Barat di juluki Provinsi seribu sungai, itu di karenakan mempunyai ratusan sungai besar dan kecil, yang sering di layari. Beberapa sungai besar sampai saat ini merupakan sumber kehidupan dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman. Kalimantan Barat di huni oleh penduduk asli Dayak dan kaum pendatang dari Sumatera juga kaum urban dari China serta daerah lainnya di Indonesia. Suku yang dominan besar yaitu Dayak, Melayu dan China. Selain itu terdapat juga suku-suku bangsa lain antara lain Bugis, Jawa, Minangkabau, Sunda, Madura dan Batak. Sebutan kata Dayak merupakan sebutan yang umum di Kalimantan, bahkan diseluruh Indonesia, yang setiap orang mendengar kata Dayak sudah tentu tertuju pandangannya kepada salah satu dari suku-suku di Indonesia, yang mendalami pulau Kaimantan. Kata Dayak adalah satu perkataan untuk menamakan stam-stam yang tidak beragama Islam yang mendiami pedalaman Kalimantan, dan istilah ini di berikan oleh bangsa Melayu dipesisir Kalimantan yang berarti orang gunung. Mengenai asal suku Dayak masih kita lihat perbedaan-perbedaan pendapat, ada yang mengatakan suku Dayak berasal dari langit yang ketujuh atau penduduk asli pulau Kalimantan, dan suku Dayak berasal dari Proto Melayu. (O.K Rachmat dan R. Sunardi 158:2000) Suku Dayak Sikukng (Sungkung), adalah suku Dayak yang bermukim di dataran tinggi puncak bukit dan dataran tinggi gunung Sungkung di perbatasan Sarawak Malaysia dengan Kalimantan Barat Indonesia. Pemukiman Suku Dayak Sungkung di kabupaten Bengkayang, disebut Sungkung Kompleks, terdiri dari kurang-lebih 6 kampung, yaitu kampung Sungkung Senoleng, Sungkung Akit,

2 Sungkung Lu u, Sungkung Medeng, Sungkung Senebeh dan Sungkung Daun. Istilah Sikukng (Sungkung), berarti "bulatan rotan untuk anting-anting", yang berasal dari bahasa Cina Kek yang berarti bulatan rotan untuk anting-anting. Suku Dayak Sungkung, menyebut diri mereka sebagai Sikukng, sedangkan suku-suku dayak tetangga mereka menyebut mereka sebagai Sihkoy, sedangkan menurut etnis lain di luar wilayah mereka menyebut mereka sebagai Sungkung. Bahasa Dayak Sungkung adalah bahasa yang diucapkan di perkampungan Sungkung. Bahasa ini termasuk ke dalam rumpun bahasa Bidayuh, sedangkan Suku Dayak Sungkung, menurut para peneliti dimasukkan ke dalam rumpun suku Dayak Bidayuh. Suku Dayak Sungkung, menjalani pola hidup pada pertanian berladang. Mereka menanami gunung-gunung dengan tanaman padi ladang. Selain bertani berladang, mereka juga memanfaatkan hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, seperti berburu dan mengumpulkan hasil hutan. Keadaan Suku Sungkung saat ini memang dalam keadaan cukup memprihatinkan, karena dari letak geografis berada di perbatasaan dengan Negara tetangga Malaysia, sehingga akses untuk menuju ke Suku Sungkung sangat lah sulit, karena berada di pedalaman. Aktivitas sosial di dalam suku sungkung secara mayoritas berkebun, pendidikan masih sangat prihatin, dari pengajar pun sangat minim, ironi nya bahkan ada satu sekolah hanya ada satu pengajar, karena sangat sulit tenaga pengajar disana. Pendidikan sangat mempengaruhi sistem dalam berpikir untuk menjalankan prinsip Nasionalisme dalam sosial, krisis Nasionalisme yang telah menjadi isu dalam prilaku masyarakat Suku Sungkung, karena kurang perhatian dari pemerintah, sebaliknya Malaysia lebih memperhatikan, dari sembako sampai keperluan sandang mayoritas dari Malaysia, sampai hasil berkebun di jual ke Malaysia, bahkan untuk bahasa, ada beberapa desa yang sudah memakai bahasa Malaysia, sampai mata uang lebih sering memakai ringgit di banding rupiah. Krisis Nasionalisme yang tidak di inginkan oleh masyarakat Suku Sungkung, karena memang keadaan yang membawa mereka seperti itu, namun jika masyarakat Suku Sungkung berada di posisi mengambil sebuah pilihan untuk memilih Indonesia atau Malaysia, maka suku Sungkung akan memilih dan membela Tanah Air Indonesia sampai di akhir hayat, ini menurut Bapak Senaya selaku kepala dusun Surutembawang Suku Sungkung. Keadaan seperti ini yang menjadi perhatian khususnya masyarakat Indonesia, karena bicara Nasionalisme itu tidak mengenal

3 waktu dan tempat dimana pun berada. Nasionalisme harus tetap ada. Itu yang di berikan Suku Sungkung pada Indonesia, meskipun keadaan tidak menuntut adanya rasa Nasionalisme, tapi Suku Sungkung tetap memegang teguh prinsip Nasionalisme. Fenomena ini menjadi bagian dari perkembangan cara berpikir masyarakat Indonesia, Khususnya Suku Sungkung yang berada di Kalimantan Barat, memberikan tindakan atas permasalahan yang di uraian di atas, maka perlunya Media Informasi untuk memberikan gambaran keadaan Suku Sungkung. Bahwa masih bisa bertahan di tengah himpitan krisis Nasionalisme yang ada, memberikan Informasi kepada masyarakat Indonesia. Agar dapat mempengaruhi remaja awal sampai akhir di Indonesia, dapat mengerti tentang prinsip Nasionalisme. Bahwa dengan mempertahankan Budaya dapat di segani oleh Bangsa lain. Dengan Media yang efektif dan efisien guna untuk mempermudah dalam memberikan pesan yang akan disampaikan melalui film dokumenter, karena media film dapat memberikan informasi secara audio visual (suara dan gambar) yaitu meliputi media yang dapat dilihat dan didengar, selain itu film juga merupakan media yang dapat memaparkan informasi yang efektif bagi remaja, karena sebagian besar dari golongan usia tersebut masih memiliki suatu rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu yang baru, serta masih mengenyam pendidikan di sekolah yang tentunya masih mendapat kurikulum sejarah kebudayaan bangsa. Merepresentasikan kembali suatu kejadian, kisah hidup, atau realita. Disamping itu juga Komunikan akan mendapatkan suatu informasi dengan dukungan gambar yang lebih hidup/nyata sehingga seakan-akan komunikan memiliki pengalaman langsung melihat Suku Sungkung sekaligus mengetahui tentang sejarah suku tersebut. 1.2 Masalah Perancangan Identifikasi Masalah Dengan melihat latar belakang permasalahan di atas, penulis menuliskan identifikasi masalah sebagai berikut. Kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap suku Sungkung, sehingga masyarakat suku Sungkung sulit untuk berinteraksi ke masyarakat sekitar di Kalimantan Barat.

4 Kurangnya sumber informasi yang lengkap dan jelas mengenai keadaan suku Sungkung menjadi salah satu penyebab kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang suku Sungkung di perbatasan. Dikhawatirkan terjadinya krisis Nasionalisme terhadap suku Sungkung. Kurangnya kesadaran bagi masyarakat Indonesia untuk membantu suku Sungkung, dalam mengedepankan aspek pendidikan, yang dapat mempengaruhi pola pikir suku Sungkung sendiri Rumusan Masalah Rumusan masalah untuk penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimanakah perancangan film dokumenter pada Suku Sungkung, agar dapat membangkitkan rasa Nasionalisme pada masyarakat? 2. Bagaimanakah merancang naratif visual dalam film dokumenter pada Dayak Sungkung, untuk menyampaikan keadaan Nasionalime Dayak Sungkung pada masyarakat? Ruang Lingkup Masalah Dari identifikasi masalah yang telah ada serta untuk pembahasan lebih terarah, maka penulis memberikan ruang lingkup masalah pada penelitian ini. Adapun ruang lingkup masalah tersebut adalah. 1. Konten informasi yang dirancang meliputi media utama berupa film dokumenter. 2. Data yang digunakan sebagai konten perancangan bersumber pada buku data potensi keanekaragaman Gerzon R. Ayawaila, James P. Spradley, Tcilik Riwut, Yayasan Obor Indonesia. 3. Film ini ditujukan untuk masyarakat yang memiliki range umur tahun, umumnya untuk remaja di kota-kota besar di Indonesia dan secara khusus untuk remaja di Kalimantan itu sendiri.

5 1.3 Tujuan Perancangan Setelah meninjau dari keseluruhan rumusan masalah diatas, maka penulis memiliki tujuan dari penelitian ini, sebagai berikut : 1. Untuk membangkitkan rasa Nasionalisme pada masyarakat Indonesia, dengan melalui rancangan film dokumenter, khususnya pada remaja agar nantinya mereka dapat lebih mencintai Tanah Air. 2. Untuk menyampaikan naratif visual keadaan masyarakat Dayak Sungkung, khusus nya remaja agar dapat menanamkan nilai Nasionalisme. 1.4 Manfaat Perancangan Bagi Daerah 1. Membuat Dayak Sungkung lebih dikenal masyarakat Indonesia khususnya remaja. 2. Meningkatkan pengunjung ke Dayak Sungkung untuk memberikan partisipasi dari masyarkat di luar Dayak Sungkung. 3. Arsip kebudayaan Nasional Bagi Penulis 1. Meningkatkan wawasan penelitian mengenai Nasionalisme Dayak Sungkung. 2. Menambah wawasan mengenai perancangan Film Dokumenter yang baik dan sesuai bagi remaja. 3. Mengasah kemampuan untuk menemukan solusi yang tepat bagi permasalahan yang dikaji. 1.5 Cara Pengumpulan Data dan Analisis Agar dapat membuat sebuah perancangan yang tepat, dibutuhkan sumber data data mengenai bagian yang terkait secara keseluruhan. Untuk itu pengumpulan data dalam penyusunan konsep perancangan diperoleh dengan meetode kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia (Catherine

6 Marshal, 1995). melalui pendekatan etnografi hanya sebatas deskripsi struktural mengenai kondisi alamiah suatu kelompok budaya : 1. Metode Studi Pustaka Data dan informasi didapatkan melalui buku-buku dan jurnal yang berkaitan dengan topik permasalahan yang melatar belakangi perancangan Tugas Akhir seperti buku mengenai teori Nasionalisme, konsep Film Dokumenter, dan jurnal mengenai Suku Sungkung. 2. Metode Observasi (Pengamatan) Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung objek perancangan, dimana dalam hal ini adalah keadaan Dayak Sungkung dan situasi Suku Sungkung untuk mendapatkan data-data mengenai objek yang dihadapi. 3. Metode Wawancara Data juga dikumpulkan dengan cara mewawancarai khalayak sasaran yang dituju yakni remaja awal dari SMP, SMA sampai remaja akhir mahasiswa. 1.6 Kerangka Perancangan Kerangka perancangan berikut ini merupakan serangkaian flowchart yang mendeskripsikan alur dari proses perancangan dalam pembuatan Film Dokumenter Suku Sungkung. Berikut adalah gambar kerangka perancangan :

7 Skema Perancangan 1. 1 (Sumber Penulis 2014) 1.7 Pembabakan Pembabakan berikut ini berisi gambaran singkat mengenai pembahasan di setiap bab penulisan laporan :

8 BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan gambaran secara umum mengenai latar belakang permasalah dalam fenomena yang dikaji oleh penulis, serta mengidentifikasi masalah yang terjadi dan merumuskan masalah tersebut kedalam beberapa poin rumusan yang dibatasi melalui ruang lingkup masalah. Serta menentukan tujuan perancangan yang dilakukan melalui metode metode pengumpulan data dan kerangka perancangan. BAB II DASAR PEMIKIRAN Menjelaskan dasar pemikiran dari teori-teori film, Nasionalisme dan naratif visual. untuk digunakan sebagai pijakan untuk proses perancangan. BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH Menjelaskan berbagai hasil data yang telah didapatkan dan menjelaskan analisis masalah untuk menentukan proses perancangan. BAB IV KONSEP & HASIL PERANCANGAN Menjelaskan konsep desain dan hasil perancangan yang dibuat bedasarkan data yang telah didapatkan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dan saran dari penulis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimantan sebagai pulau terbesar pertama dalam Kepulauan Indonesia, Kalimantan Barat adalah sebuah Provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan dan beribukotakan

Lebih terperinci

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Pola Pemukiman Terpusat Pola Pemukiman Linier Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Adanya pemukiman penduduk di dataran rendah dan dataran tinggi sangat berkaitan dengan perbedaan potensi fisik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Dayak atau Daya adalah kumpulan berbagai sub etnis Austronesia yang dianggap sebagai penduduk asli yang mendiami Pulau Kalimantan, lebih tepat lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerak pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. Gerak pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerak pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya masyarakat karena selain merupakan fenomena sosial, gerak juga merupakan fenomena budaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Cangkuang adalah sebuah desa yang terletak diantara kota Bandung dan kota Garut, di desa ini terdapat sebuah kampung yang bernama kampung Pulo, dan di kampung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam kesenian. Salah satunya adalah angklung. Angklung adalah kesenian yang berupa alat musik tradisional. Angklung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Transportasi publik merupakan sarana alat transportasi umum yang disediakan oleh pemerintah suatu kota yang digunakan oleh masyarakat ketika mereka tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan bumi, dan masyarakat umumnya. 1 Etnobotani juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan bumi, dan masyarakat umumnya. 1 Etnobotani juga memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnobotani secara terminologi dapat dipahami sebagai hubungan antara botani (tumbuhan) yang terkait dengan etnik (kelompok masyarakat) di berbagai belahan bumi, dan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berwisata merupakan salah satu cara untuk melepaskan diri dari rutinitas. Padatnya penduduk yang ada di perkotaan serta tingkat polusi baik udara maupun suara, membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan dengan suku bangsa lainnya, juga memiliki ciri khas tersendiri. Salah satu kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Batubara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang baru menginjak usia 8 tahun ini diresmikan tepatnya pada 15

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia, terdiri dari banyak suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan Aceh Merdeka atau sering kita dengar dalam penyebutan GAM ataupun AGAM adalah organisasi yang dianggap separatis yang memiliki tujuan supaya Aceh lepas

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung sudah menjadi kota tujuan wisata di daerah Jawa Barat. Ada banyak tujuan wisata yang bisa dinikmati di kota Bandung, mulai dari wisata alam, wisata kuliner,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suku Minangkabau kita kenal sebagai sebuah suku yang mayoritas masyarakatnya berasal dari wilayah Provinsi Sumatera Barat. Orang Minangkabau juga sangat menonjol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah dikunjungi dari transportasi apapun sering menjadi primadona bagi pendatang yang ingin keluar dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Terbentuknya PGRS bermula dari upaya negara Malaysia membentuk

BAB V KESIMPULAN. Terbentuknya PGRS bermula dari upaya negara Malaysia membentuk BAB V KESIMPULAN Terbentuknya PGRS bermula dari upaya negara Malaysia membentuk negara federasi Malaysia timur (Sarawak) yang didukung oleh Inggris. Hal itu yang membuat Indonesia dan negara-negara Asia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk kota terbesar ketiga di Indonesia. Tidak hanya besar dari segi wilayah, namun juga besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, terletak di garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sebagai kota metropolitan, menjadikan DKI Jakarta sebagai kota tujuan kaum urban untuk bermukim. Richard L Forstall (dalam Ismawan 2008) menempatkan Jakarta di urutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendakian gunung atau yang disebut mountaineering adalah olahraga, profesi, dan rekreasi. Ada banyak alasan mengapa orang ingin mendaki gunung, terutama di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Palembang sebagai kota metropolitan berskala internasional, merupakan kota yang memiliki banyak potensi aset wisata budaya. Kota yang sudah berusia 13 abad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014).

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memang diberkahi kekayaan potensi pariwisata yang luar biasa. Menyebar luas dari Sabang sampai Merauke, keanekaragaman potensi wisata Indonesia bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semangat perjuangan bangsa Indonesia merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap perilaku heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengetahui dan mempelajarinya. Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan paduan

I. PENDAHULUAN. mengetahui dan mempelajarinya. Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan paduan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang beraneka ragam baik jumlahnya maupun keanekaragamannya. Karena keanekaragaman tersebut indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari media massa. Pada perkembangannya film dianggap sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari media massa. Pada perkembangannya film dianggap sebagai alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Film sebagai media kedua dalam komunikasi sekunder merupakan salah satu bagian dari media massa. Pada perkembangannya film dianggap sebagai alat komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM berkualitas faktor gizi memegang

Lebih terperinci

Jurnal Wahana Foresta Vol 8, No. 2 Agustus 2014 IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI

Jurnal Wahana Foresta Vol 8, No. 2 Agustus 2014 IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI 1) Oleh : Evi Sribudiani 1), dan Yuliarsa 2) Dosen Jurusan Kehutanan Universitas Riau (Email : sribudiani_unri@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Desa Cangkuang terletak diantara kota Bandung dan Garut. Di desa ini terdapat sebuah kampung yang bernama Kampung Pulo. Di kampung ini juga terdapat sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mecintai dan menjaga bumi atau alam merupakan ajakan yang tidak pernah bosan disuarakan kepada manusia di seluruh dunia. Earth day merupakan gerakan untuk mencintai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya adalah salah satu aset berharga yang sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan. Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam suku, tentu memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan batiniah maupun lahiriah. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya tidak selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Palembang merupakan kota metropolitan berskala international. Kota yang berusia 13 Abad lebih ini banyak meninggalkan jejak-jejak sejarah yang menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Kurikulum ini menuntut agar belajar bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari pulau-pulau besar serta kecil dengan sumber daya alam yang tak terhitung jumlahnya. Seperti suku, budaya, etnis dan agama yang berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pertunjukan yang ada di Indonesia sangat beragam bentuk dan jenisnya. Seni pertunjukan yang berada dalam suatu lingkungan masyarakat Indonesia tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 8.915.016 Ha (89.150 Km2), Keberadaannya membentang dari lereng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan mendaki gunung di Indonesia sudah berkembang dengan pesat saat ini. Mendaki gunung merupakan suatu kegiatan gabungan dari olah raga dan rekreasi. Para pelakunya

Lebih terperinci

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan)

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan) REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN KERJA KERAS PADA TOKOH MARTINI-KUSNADI DALAM FILM CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah membuat film

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah membuat film BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah membuat film dokumenter ilmu pengetahuan tentang pulau nomor dua di dunia yang kaya akan oksigen. Produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan menulis

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan menulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketrampilan berbahasa ada empat macam yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat ketrampilan tersebut memiliki hubungan yang saling berkaitan satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Bengkulu dibentuk pada tahun 1968 yang sebelumnya merupakan wilayah Keresidenan Provinsi Sumatera Selatan. Provinsi Bengkulu terletak di wilayah pantai barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami oleh masyarakat yang multietnis. Hal ini tampak dari banyaknya suku yang beragam yang ada di provinsi ini misalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keragaman budaya atau cultural diversity adalah kekayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan Desa Cisarua adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar ±

Lebih terperinci

1 Informasi tersebut diambil dari sebuah artikel yang dimuat di website:

1 Informasi tersebut diambil dari sebuah artikel yang dimuat di website: BAB I Pendahuluan 1.1.Latar Belakang Masalah (perbatasan darat Indonesia Malaysia) Pulau Kalimantan merupakan salah satu pulau yang berbatasan langsung dengan negara lain, yaitu Malaysia. Pulau ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau dan Kabupaten Lingga BAB III KONDISI UMUM 3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan semakin menjadi primadona sejak krisis ekonomi melanda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan semakin menjadi primadona sejak krisis ekonomi melanda Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang timbul dalam pembangunan dengan masalah pengangguran dan kesenjangan yang ketiganya saling kait mengkait.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan dan beribukotakan Pontianak. Luas wilayah provinsi Kalimantan Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya manusia selalu berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menonton film merupakan kegemaran hampir semua orang dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menonton film merupakan kegemaran hampir semua orang dari berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menonton film merupakan kegemaran hampir semua orang dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dan juga kalangan menengah kebawah

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai

BAB I PEDAHULUAN. pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Rantau Panjang merupakan salah satu desa yang berada di daerah pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai Labu. Desa Rantau

Lebih terperinci

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Palas Kecamatan Palas terletak di Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Lampung Selatan (Kalianda). Kecamatan Palas merupakan pemekaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak pernah terlepas dari segala masalah yang berhubungan dengan tempat tinggal, dimana manusia itu bernaung dan tinggal dalam kehidupan sehari hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merantau adalah tipe khusus dari migrasi dengan konotasi budaya tersendiri yang tidak mudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris atau bahasa asing manapun. Merantau

Lebih terperinci

mendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003).

mendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Habitat hutan pegunungan sangat rentan terhadap gangguan, terutama yang berasal dari kegiatan pengelolaan yang dilakukan manusia seperti pengambilan hasil hutan berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pagelaran seni helaran yaitu bentuk pertunjukan berbagai jenis kesenian daerah yang pernah hidup, baik yang masih utuh, murni serta yang sudah dikembangkan kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu menganalisis dengan baik dan benar, oleh karena itu menganalisis disebut kegiatan produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang pada dasarnya adalah pribumi. Suku bangsa yang berbeda ini menyebar dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Desain Komunikasi Visual 1

I. PENDAHULUAN. Desain Komunikasi Visual 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia, yakni tercatat sekitar 95.181 km. Panjang garis pantai tersebut menyimpan hutan bakau yang luas dan rindang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia yang di bangun di atas keberagaman/kemajemukan etnis, budaya, agama, bahasa, adat istiadat.kemajemukan merupakan kekayaan bangsa Indonesia, sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan (Archipelagic State) yang memiliki beribu-ribu pulau dan bahasa di mana tiap pulau memiliki suku bangsa yang berbeda-beda. Suku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kejahatan di bidang kehutanan seperti perambahan kawasan hutan, perdagangan satwa liar yang dilindungi dan praktek ilegal menyangkut penebangan, pengangkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia di dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 adalah untuk mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari beragam suku, budaya, dan bahasa. Indonesia memiliki banyak bahasa Ibu yang disebut juga sebagai bahasa daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam suatu perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 memiliki moto Bahasa Indonesia sebagai penghela dan pembawa pengetahuan. Penguasaan bahasa yang baik diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi siswa

Lebih terperinci

BAB 10 : SARAWAK. 1.Nama asal Sarawak berasal daripada : (ms 180) a. b.

BAB 10 : SARAWAK. 1.Nama asal Sarawak berasal daripada : (ms 180) a. b. BAB 10 : SARAWAK 1.Nama asal Sarawak berasal daripada : (ms 180) b. 2. Kewujudan manusia di Sarawak dikatakan bermula kira-kira 40 000 tahun dahulu dapat dibuktikan : (ms 180) b. c. 3. Penemuan ini membuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses perubahan tingkah laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian

Lebih terperinci

II. UNSUR GEOGRAFI DAN PENDUDUK DI KAWASAN ASIA TENGGARA

II. UNSUR GEOGRAFI DAN PENDUDUK DI KAWASAN ASIA TENGGARA II. UNSUR GEOGRAFI DAN PENDUDUK DI KAWASAN ASIA TENGGARA A. Pengertian Interprestasi Peta Unsur geografis adalah keadaan alam di muka bumi yang membentuk lingkungan geografis adalah bentang alam, letak,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transmigrasi merupakan alternatif penting dalam rangka memecahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transmigrasi merupakan alternatif penting dalam rangka memecahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transmigrasi merupakan alternatif penting dalam rangka memecahkan masalah kepadatan penduduk khususnya di Pulau Jawa. Mereka yang ditransmigrasikan itu, pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2010 telah dicanangkan oleh PBB sebagai Tahun Internasional Biodiversity (keanekaragaman hayati) dengan tema Biodirvesity is life, Biodirvesity is Our

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cimande adalah nama sebuah daerah di Desa Tarikolot kabupaten Bogor, Jawa Barat. Daerah tersebut dikenal sebagai daerah tempat pusat ahli tulang dan pijat patah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Pakpak merupakan salah satu suku di daerah Sumatera Utara. Suku ini adalah salah satu suku pribumi asli di kabupaten Pakpak Bharat dan kabupaten Dairi Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah yang berada di provinsi Jawa Barat. Terkenal sebagai kawasan industri dengan berbagai pabrik besar dan kecil terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, terdapat empat aspek kebahasaan yang harus dikuasai siswa, yaitu kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan

Lebih terperinci

Roby Zulkarnain Noer 1*

Roby Zulkarnain Noer 1* URGENSI PENUMBUHKEMBANGAN NASIONALISME DI TAPAL BATAS DESA AJI KUNING SEBATIK KALIMANTAN UTARA Urgency to Growth Nationalism in Border Area in Aji Kuning Village Sebatik North Kalimantan Roby Zulkarnain

Lebih terperinci

Yang Mulia Ketua dan Hakim Anggota Mahkamah Konstitusi ; Para Pemohon dan Termohon serta hadirin persidangan yang saya hormati.

Yang Mulia Ketua dan Hakim Anggota Mahkamah Konstitusi ; Para Pemohon dan Termohon serta hadirin persidangan yang saya hormati. Para Pemohon dan Termohon serta hadirin persidangan yang saya hormati. Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih karena diberikan ruang dan waktu untuk menyampaikan faktafakta yang saya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nilai karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nilai karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin mendapat pengakuan dari masyarakat Indonesia, karakter bertujuan untuk membentuk manusia agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak dimaknai sebagai ekspresi seni pembuatnya, tetapi melibatkan interaksi yang kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Bahan ajar dijadikan sebagai salah satu sumber informasi materi yang penting bagi guru maupun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dikenal sebagai salah satu cabang ilmu yang mempelajari peristiwa pada masa lampau untuk kemudian diaplikasikan pada masa kini bahkan diproyeksikan untuk

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.4. Yunani. Cina. Vietnam. Yunan. Teluk Tonkin

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.4. Yunani. Cina. Vietnam. Yunan. Teluk Tonkin SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.4 1. Berdasarkan kesamaan artefak yang ditemukan menurut Prof. H.C Kern nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi saat ini telah berkembang dengan pesat. Tentu saja masyarakat harus bisa menyesuaikan diri agar dapat mengikuti perkembangan zaman. Membeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini gaya hidup sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Seperti dilansir pada klik.dokter.com, penggunaan perangkat audio visual juga semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap provinsi di Indonesia memiliki cerita rakyat yang berbeda-beda. Sebagai salah satu dari keragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia, cerita rakyat tentu patut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya 60 km. Kota ini berada ditepi Sungai Asahan, sebagai salah satu sungai terpanjang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA Pada laporan penelitian tugas akhir Bab III ini, menjelaskan tentang metodologi dan perancangan karya. Dengan melakukan pengamatan, mengumpulkan data,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber buku karangan Nirwabda Wow Building, 2014 : 88 2 Ibid : 88

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber buku karangan Nirwabda Wow Building, 2014 : 88 2 Ibid : 88 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang teletak di bagian Asia tenggara yang dilalui garis khatulistiwa. Indonesia berada diantara benua Asia dan Australia serta diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situs Gunung Padang terletak di Cianjur, Jawa Barat merupakan salah satu situs arkeologi dari sejumlah situs arkeologi yang tidak terhitung banyaknya di Indonesia dan

Lebih terperinci

commit 1to user BAB 1 PENDAHULUAN

commit 1to user BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal utama setiap manusia untuk menunjang kehidupan di dalam masyarakat dan kemajuan suatu bangsa. Hal ini dikarenakan manusia

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam etika Jawa dikenal satu ungkapan yang berbunyi sabda pandhita ratu, tan kena wola-wali. Secara harfiah, artinya adalah ucapan pendeta (dan) raja, tidak boleh

Lebih terperinci