BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan Yayasan Saddhapala merupakan sebuah Yayasan yang bergerak dalam bidang sosial keagamaan. Nama Yayasan Saddhapala ditetapkan berdasarkan pemungutan suara yang diadakan oleh para aktivis beragama Buddha yang berada di perumahan Bojong Indah Cengkareng Jakarta Barat. Dengan melalui pemungutan suara, ditetapkan nama Yayasan Saddhapala dan 9(sembilan) orang sebagai pendirinya, yang mana setiap keluarga hanya boleh diwakili oleh satu orang pendiri. Maka berdirilah Yayasan Saddhapala dengan Akta Pendirian No:21 pada tanggal 4 Juli 1992 oleh notaris Darsono Ps. SH. Setelah Yayasan terbentuk, pada tanggal 28 Juli 1992 dibuatkanlah Akta tanah seluas 783 m2, yang mana untuk pembayaran Akta tanah tersebut diadakan malam penggalangan dana. Setelah 2(dua) tahun berjalan pada tahun 1993 untuk menghindari perpindahan tempat, maka dengan swadaya umat dan masyarakat sekitar dihimpunlah dana untuk membangun di atas tanah tersebut sebuah bedeng sementara untuk melaksanakan kegiatan Yayasan Saddhapala. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: a) Di Bidang Keagamaan - Mendirikan dan mengelola perpustakaan agama Buddha di Indonesia. - Menyokong kebutuhan para Bhikkhu (pemuka agama Buddha) dalam menyebarkan agama. - Mendirikan dan mengelola pusat pembinaan mental dan spiritual bagi umat beragama Buddha. - Menerbitkan buku-buku dan majalah untuk disalurkan kepada umat Buddha secara berkala. - Mengembangkan dan membina kebudayaan agama Buddha yang bercorak Indonesia. - Membantu program pemerintah dalam menyelenggarakan lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. b) Di Bidang Sosial - Menyelenggarakan panti asuhan, klinik dan rumah sakit. 29

2 30 Dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, Yayasan Saddhapala juga didukung oleh beberapa organisasi sosial kemasyarakatan baik dikalangan internal maupun external. Dengan adanya dukungan yang terus menerus diberikan baik secara moral maupun spiritual, Yayasan Saddhapala berkembang sedemikian pesat dan dapat dengan sangat baik menjalankan semua kegiatan-kegiatannya. Dengan datangnya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998, kembali Yayasan Saddhapala dengan keyakinan dan semangatnya yang begitu kuat, serta berpegang pada Visi dan Misi dibidang keagamaan dan sosial, mencoba membangun kembali Yayasan Saddhapala dengan mengadakan acara peletakan batu pertama pada tanggal 31 Desember 1998, yang mana acara tersebut mendapat sambutan baik dari kalangan external seperti Forum Komunitas Kerukunan Umat Beragama (FKKUB) di Jakarta barat, Paguyuban Tokoh Agama (PATOGA) dan para simpatisan. Sedangkan dari kalangan internal seperti Sangha Theravada Indonesia (STI), Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (MAGHABUDHI), Pemuda Theravada Indonesia (PATRIA), dan Wanita Theravada Indonesia (WANDANI) Sehingga membangkitkan semangat yang luar biasa untuk terus berjuang mewujudkan cita-cita semula. Hasil dana untuk pembangunan baru terkumpul 10% dari Rencana Anggaran Biaya, namun Yayasan Saddhapala tidak berkecil hati. Sambil mengurus Izin Membangun Bangunan, pengumpulan dana terus berlanjut sampai pada puncaknya diadakan acara Malam Dana pada tanggal 31 Juli 1999, setelah pengurusan IMB selesai pada tanggal 28 Desember 1999, kemudian pada tanggal 26 Maret 2000 dimulailah pembangunan dengan diadakan acara Pemancangan Tiang Pertama, setelah 15(lima belas) bulan lamanya bangunan telah dapat diselesaikan. Dan pada pertengahan tahun 2001 tepatnya pada bulan Oktober, gedung Yayasan Saddhapala sudah dapat digunakan. Dan pada tanggal 4 Juli 2002 merupakan hari ulang tahun yang ke 10(sepuluh) berdirinya Yayasan Saddhapala sekaligus peresmian gedung Yayasan Saddhapala yang selanjutnya disebut Saddhapala Graha.

3 Struktur Organisasi YAYASAN SADDHAPALA Pembina Pengawas Ketua Umum Ketua 1 Ketua 2 Seketaris Umum Seketaris Bendahara Umum Bendahara Bidang Sosial Bidang Usaha Bidang Pendidikan Bidang Humas Bidang Rumah Tangga Bidang Perpustakaan Gambar 3.1 Struktur Organisasi Yayasan Saddhapala (Sumber : Ketua Umum Yayasan Saddhapala)

4 Wewenang dan Tanggung Jawab Wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan yang ada di Yayasan Saddhapala adalah sebagai berikut : 1. Pembina a. Pembina adalah anggota yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada pengurus atau pengawas. b. Anggota Pembina tidak diberi gaji dan tunjangan oleh Yayasan. c. Jika terdapat lebih dari seorang anggota Pembina, maka seorang diantaranya diangkat sebagai Ketua Pembina. d. Seorang anggota Pembina berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Yayasan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya. Wewenang dan tanggung jawab Pembina antara lain : a. Pembina berwenang bertindak untuk dan atas nama Pembina. b. Keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar. c. Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan anggota Yayasan. d. Penetapan kebijakan umum Yayasan berdasarkan Anggaran Dasar Yayasan. e. Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan. f. Menetapkan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran Yayasan. g. Pengesahan laporan tahunan. h. Penunjukan likuidator dalam hal Yayasan dibubarkan. 2. Pengawas a. Pengawas adalah anggota yayasan yang bertugas melakukan Pengawasan dan memberi nasihat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan. b. Pengawas terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih anggota pengawas. c. Jika diangkat lebih dari 1 (satu) orang pengawas, maka 1 (satu) orang diantaranya dapat diangkat sebagai Ketua Pengawas. Wewenang dan tanggung jawab pengawas antara lain :

5 33 a. Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas pengawasan untuk kepentingan Yayasan. b. Ketua Pengawas dan satu anggota Pengawas berwenang bertindak untuk dan atas nama pengawas. c. Pengawas berwenang memasuki bangunan, halaman, atau tempat lain yang dipergunakan Yayasan. d. Memeriksa dokumen dan pembukuan serta memcocokannya dengan uang kas. e. Mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh pengurus, serta memberi peringatan kepada pengurus yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik. f. Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara 1 (satu) orang atau lebih Pengurus, apabila Pengurus tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. g. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasannya. h. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pemberhentian sementara itu, Pengawas diwajibkan untuk melaporkan secara tertulis kepada Pembina. i. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal laporan diterima oleh Pembina sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), maka Pembina wajib memanggil anggota Pengurus yang bersangkutan untuk diberi kesempatan membela diri. j. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pembelaan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 (tujuh), Pembina dengan keputusan Rapat Pembina wajib : 1. Mencabut keputusan pemberhentian sementara. 2. Memberhentikan anggota Pengurus yang bersangkutan. k. Apabila Pembina tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) dan ayat (8), maka pemberhentian sementara batal demi hukum, dan yang bersangkutan menjabat kembali jabatannya semula. l. Apabila seluruh Pengurus diberhentikan sementara, maka untuk Pengawas diwajibkan mengurus Yayasan.

6 34 3. Ketua Umum a. Dalam hal diangkatnya lebih dari 1 (satu) orang Ketua, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat sebagai Ketua Umum. b. Ketua Umum tidak dapat merangkap sebagai pembina, pengawas atau pelaksana kegiatan. Wewenang dan tanggung jawab Ketua Umum antara lain : a. Ketua Umum bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Yayasan untuk kepentingan Yayasan. b. Ketua Umum dan anggotanya wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan untuk disahkan Pembina. c. Ketua Umum dan anggotanya wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh pengawas. d. Ketua Umum dan anggotanya wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Ketua 1 a. Ketua 1 (satu) diangkat oleh Ketua Umum dengan persetujuan Pembina dan Pengawas dalam hal membantu tugas Ketua Umum. b. Ketua 1 (satu) adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah melakukan pengurusan yayasan yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat dan negara berdasarkan putusan pengadilan. Wewenang dan tanggung jawab Ketua 1 antara lain : a. Membantu Ketua Umum dalam hal menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan untuk disahkan Pembina. b. Ketua 1 (satu) bertugas dan berfokus untuk mengatur segala tindakan hukum yang bersangkutan dengan Yayasan. c. Melaporkan segala hal yang bersangkutan dengan tindak hukum yayasan dan bertanggung jawab atas pelaporan tersebut. 5. Ketua 2 a. Ketua 2 (dua) diangkat oleh Ketua Umum dengan persetujuan Pembina dan Pengawas dalam hal membantu tugas Ketua Umum. b. Ketua 2 (dua) adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah melakukan pengurusan

7 35 yayasan yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat dan negara berdasarkan putusan pengadilan. Wewenang dan tanggung jawab Ketua 2 antara lain : a. Membantu Ketua Umum dalam hal menyusun program kerja dan anggaran tahunan untuk disahkan Pembina. b. Ketua 2 (dua) bertugas dan berfokus pada pengembangan programprogram kegiatan Yayasan. c. Melaporkan segala hal yang bersangkutan dengan kegiatan Yayasan dan bertanggung jawab penuh dengan pelaporan tersebut. 6. Sekretaris Umum a. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Sekretaris, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat sebagai Sekretaris Umum. b. Sekretaris Umum diangkat oleh Pembina melalui Rapat Pembina untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali. c. Melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh. Wewenang dan tanggung jawab Sekretaris Umum antara lain : a. Sekretaris Umum bertugas mengelola administrasi Yayasan. b. Mencatat dan membuat notulen rapat Yayasan. c. Sekretaris Umum wajib memberikan penjelasan segala hal tentang administrasi yang ditanyakan oleh Pengawas. 7. Sekretaris a. Sekretaris Umum bersama dengan sekretaris diangkat oleh Pembina melalui Rapat Pembina untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. b. Melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh. Wewenang dan tanggung jawab Sekretaris antara lain : a. Membantu Sekretaris Umum mengelola administrasi Yayasan. b. Menggantikan Sekretaris Umum apabila berhalangan hadir. c. Mencatat dan membuat notulen rapat Yayasan. d. Sekretaris Umum wajib memberikan penjelasan segala hal tentang administrasi yang ditanyakan oleh pengawas. 8. Bendahara Umum a. Dalam hal diangkatnya lebih dari 1 (satu) orang Bendahara, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat sebagai Bendahara Umum.

8 36 b. Bendahara Umum diangkat oleh Pembina melalui Rapat Pembina untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. c. Melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh. Wewenang dan tanggung jawab Bendahara Umum antara lain : a. Bendahara Umum bertugas mengelola keuangan Yayasan. b. Bertanggung jawab atas keuangan Yayasan. c. Bendahara Umum wajib memberikan penjelasan segala hal tentang keuangan Yayasan. 9. Bendahara a. Bendahara diangkat oleh pembina melalui Rapat Pembina untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. b. Melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh. Wewenang dan tanggung jawab Bendahara antara lain : a. Membantu Bendahara Umum dalam mengelola keuangan Yayasan. b. Bertanggung jawab atas keuangan Yayasan. c. Menggantikan Bendahara Umum jika berhalangan hadir. d. Bendahara wajib memberikan penjelasan segala hal tentang keuangan Yayasan. 10. Bidang Sosial Bidang Sosial adalah orang yang bertanggung jawab penuh dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosial kemanusiaan sesuai dengan Visi dan Misi Yayasan. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Sosial mempunyai wewenang sebagai berikut: Wewenang dan tanggung jawab Bidang sosial antara lain : a. Melaksanakan urusan Yayasan dibidang kegiatan sosial. b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum. c. Berkoordinasi dengan bidang-bidang lainnya dalam menjalankan tugasnya. d. Melaporkan seluruh hasil kegiatan sosial kepada Ketua Umum. 11. Bidang Usaha Bidang Usaha adalah orang yang bertanggung jawab penuh dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penambahan kas Yayasan. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Usaha mempunyai wewenang sebagai berikut:

9 37 Wewenang dan tanggung jawab Bidang Usaha antara lain : a. Melaksanakan urusan Yayasan dibidang kegiatan usaha. b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum. c. Mengusahakan mengadakan kegiatan-kegiatan untuk menambah kas Yayasan. d. Berkoordinasi dengan bidang-bidang lainnya dalam menjalankan tugasnya. e. Melaporkan seluruh hasil kegiatan usaha kepada Ketua Umum. 12. Bidang Pendidikan Bidang Pendidikan adalah orang yang bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan urusan Yayasan dibidang pendidikan serta menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Pendidikan mempunyai wewenang sebagai berikut: Wewenang dan tanggung jawab Bidang Pendidikan antara lain : a. Melaksanakan urusan Yayasan dibidang penyelenggaraan pendidikan dan keagamaan. b. Menjalin kerjasama dengan lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam hal penyelenggaraan pendidikan dan keagamaan. c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum. d. Berkoordinasi dengan bidang-bidang lainnya dalam menjalankan tugasnya. e. Melaporkan seluruh hasil penyelenggaraan pendidikan dan keagamaan kepada Ketua Umum. 13. Bidang Humas Bidang Humas adalah orang yang bertanggung jawab penuh dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dengan pihak dalam maupun luar Yayasan. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Humas mempunyai wewenang sebagai berikut: Wewenang dan tanggung jawab Bidang Humas antara lain : a. Membangun dan mengelola hubungan komunikasi antara Yayasan dengan masyarakat atau lembaga-lembaga lainnya. b. Menjalin kerjasama dan atau mengajukan proposal untuk mendukung usaha-usaha Yayasan dengan persetujuan Ketua Umum.

10 38 c. Berkoordinasi dengan bidang-bidang lainnya dalam melaksanakan tugas Humas. d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum. e. Melaporkan seluruh hasil komunikasi yang akan dan atau telah dibangun kepada Ketua Umum. 14. Bidang Rumah Tangga Bidang Rumah Tangga adalah orang yang bertanggung jawab penuh dalam melakukan kegiatan operasional Rumah Tangga Yayasan setiap harinya. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Rumah Tangga mempunyai wewenang sebagai berikut: Wewenang dan tanggung jawab Bidang Rumah Tangga antara lain : a. Membantu dan menyiapkan segala kebutuhan Rumah Tangga Yayasan. b. Menjaga dan merawat seluruh alat kekayaan Yayasan. c. Mengawasi dan mengevaluasi kondisi fisik gedung milik Yayasan. d. Merencanakan dan merealisasikan pengadaan sarana dan prasarana Yayasan. e. Berkoordinasi dengan bidang-bidang lainnya dalam melaksanakan kegiatan Rumah Tangga Yayasan. f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum. g. Melaporkan seluruh hasil kegiatan Rumah Tangga kepada Ketua Umum. 15. Bidang Perpustakaan Bidang Perpustakaan adalah orang yang bertanggung jawab penuh dalam melakukan kegiatan operasional Perpustakaan setiap harinya. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Perpustakaan mempunyai wewenang sebagai berikut: Wewenang dan tanggung jawab Bidang Perpustakaan antara lain : a. Merencanakan kegiatan pengadaan buku dan barang-barang lain yang diperlukan perpustakaan. b. Melakukan pelayanan yang meliputi peminjaman dan pengembalian buku. c. Merencanakan dan melakukan program perawatan buku. d. Menghitung stok buku secara berkala.

11 39 e. Berkoordinasi dengan bidang-bidang lainnya dalam melaksanakan tugasnya. f. Melaporkan seluruh hasil kegiatan Perpustakaan kepada Ketua Umum Sistem yang sedang berjalan Sistem yang sedang berjalan pada perpustakaan Yayasan Saddhapala adalah dengan menggunakan dokumen pencatatan. Dimana pencatatan transaksi peminjaman dan pengembalian buku didukung oleh laporan pembukuan manual untuk mendukung sistem yang digunakan Prosedur Perpustakaan Yayasan Saddhapala Anggota yang ingin meminjam buku harus menemui petugas perpustakaan dan menyerahkan kartu anggota untuk didata kedalam daftar hadir. Jika anggota belum memiliki kartu anggota, maka anggota harus mendaftarkan diri ke petugas. Setelah didata petugas wajib memberitahukan kepada anggota aturan peminjaman buku yaitu buku yang dipinjam hanya boleh 2 (dua) buku dalam 1(satu) minggu. Setelah petugas memberitahukan aturan peminjaman kepada anggota, maka anggota dapat langsung memilih buku untuk dibaca atau dipinjam di rak buku perpustakaan Yayasan Saddhapala. Bagi anggota yang telah memilih buku untuk dipinjam, dapat langsung menemui petugas untuk mendata buku yang dipinjam. Buku yang dipinjam tidak boleh hilang atau rusak jika buku tersebut hilang atau rusak maka anggota wajib mengganti buku tersebut dengan yang baru. Jika anggota terlambat mengembalikan buku sesuai ketentuan, maka anggota akan dikenakan denda sebesar Rp.500,00 (lima ratus rupiah) per-hari dan per-buku. Setelah selesai membaca dan ingin mengembalikan buku, maka anggota harus menemui petugas perpustakaan dengan membawa buku dan kartu anggota, kemudian petugas akan mengecek kondisi buku dan data peminjaman, jika kondisi buku masih baik dan tidak bermasalah dengan waktu pengembalian, maka anggota telah menyelesaikan proses pengembalian buku, tapi jika buku yang dikembalikan ditemukan kerusakan dan adanya keterlambatan dalam pengembalian maka anggota akan dikenakan denda sesuai dengan aturan yang berlaku.

12 40 Selain itu, Yayasan Saddhapala juga memberikan kesempatan kepada para anggota untuk memberikan masukan tentang koleksi buku yang belum pernah ada di Perpustakaan Yayasan Saddhapala. Anggota yang ingin memberikan masukan harus datang menemui petugas perpustakaan dan mengusulkan untuk permintaan buku yang diminati, kemudian petugas perpustakaan akan mencatat permintaan anggota. kemudian petugas akan mencari informasi tentang permintaan buku yang diminati, jika buku tersebut belum ada dan dirasa perlu untuk dipesan maka buku tersebut akan dipesan. Dalam hal memesan buku yang diminati anggota, petugas akan menghubungi supplier untuk memesan buku. Ketika supplier mengantar buku dan ternyata buku yang dipesan tidak sesuai dengan pesanan atau buku tersebut rusak, maka petugas akan membuat retur pembelian untuk menukar buku yang dikirim dengan buku yang sesuai atau tidak rusak. Jika buku yang dikirim sudah sesuai maka petugas akan mengupdate stok buku. Selain meminjamkan buku Yayasan Saddhapala juga menerbitkan karya tulis anggota, anggota memberikan contoh karya tulis kepada petugas, kemudian karya tulis tersebut akan dicek oleh petugas untuk kelayakan terbitnya. Jika layak terbit, maka karya tersebut akan diberikan kepada penerbit untuk di edit dan diterbitkan. Jika tidak layak terbit maka karya tersebut akan dikembalikan kepada anggota untuk diperbaiki. Buku yang sudah diterbitkan akan dijual kepada Distributor dan juga kepada anggota, jika buku yang dikirimkan mengalami kerusakan atau tidak sesuai, maka Distributor akan membuat Retur Penjualan kepada Yayasan Saddhapala untuk ditukar dengan yang sesuai. Dalam hal penjualan buku, Yayasan Saddhapala tidak hanya menjual buku kepada Distributor saja, Yayasan Saddhapala juga mengadakan beberapa Event, disamping untuk kegiatan keagamaan dan sosial, kesempatan ini juga diambil untuk menjual buku-buku yang dikarang oleh Yayasan Saddhapala. buku-buku yang dijual merupakan stok dari perpustakaan Yayasan Saddhapala. Selain Yayasan Saddhapala, para anggota juga mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam Event tersebut, dimana untuk setiap Event yang diadakan para anggota harus mendaftar ke panitia pengadaan Event dengan mengisi Form Pendaftaran Event. Setelah mendaftar, barulah panitia pengadaan Event

13 41 memberikan kartu peserta Event kepada anggota dan memperbolehkan para anggota untuk berpartisipasi dalam Event yang diadakan Yayasan Saddhapala Rich Picture Gambar 3.2 Rich Picture Perpustakaan Yayasan Saddhapala

14 ata Flow Diagram (Diagram Aliran Data). Data Flow Diagram Context-Level Gambar 3.3 Data Flow Diagram Context-Level Perpustakaan Yayasan Saddhapala

15 Data Flow Diagram Intermediate-Level Gambar 3.4 Data Flow Diagram Intermediate-Level Perpustakaan Yayasan Saddhapala

16 Data Flow Diagram Elementary-Level Gambar 3.5 Data Flow Diagram Elementary-Level Mendaftarkan Master Gambar 3.6 Data Flow Diagram Elementary-Level Transaksi

17 45 Gambar 3.7 Data Flow Diagram Elementary-Level Event Gambar 3.8 Data Flow Diagram Elementary-Level Penjualan Gambar 3.9 Data Flow Diagram Elementary-Level Retur Penjualan

18 46 Gambar 3.10 Data Flow Diagram Elementary-Level Pembelian Gambar 3.11 Data Flow Diagram Elementary-Level Retur Pembelian

19 47 Laporan Daftar Hadir 11.1 Membuat Laporan Daftar Hadir Daftar Hadir Laporan Transaksi 11.2 Membuat Laporan Transaksi Transaksi Laporan Penerbitan Buku 11.3 Membuat Laporan Penerbitan Buku Penerbitan Buku Laporan Event 11.4 Membuat Laporan Event Event Kepala Yayasan Laporan Penjualan 11.5 Membuat Laporan Penjualan Penjualan Laporan Retur Penjualan 11.6 Membuat Laporan Retur Penjualan Retur Penjualan Laporan Request Buku 11.7 Membuat Laporan Request Buku Request Buku Laporan Pembelian 11.8 Membuat Laporan Pembelian Pembelian Laporan Retur Pembelian 11.9 Membuat Laporan Retur Pembelian Retur Pembelian Gambar 3.12 Data Flow Diagram Elementary-Level Membuat Laporan

20 Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang sedang dihadapi oleh Yayasan Saddhapala adalah : 1. Sering terjadinya pengulangan data operasional perpustakaan dan sulit dalam mengakses data-data yang diperlukan seperti data transaksi, data anggota, data permintaan buku, data persediaan buku, data buku yang paling banyak dipinjam, serta data event. 2. Keamanan data yang sangat rendah dikarenakan data-data yang disimpan berupa dokumen pencatatan dalam bentuk kertas yang mudah hilang atau rusak juga dapat dilihat oleh siapa saja. 3. Belum ada alur sistem yang baku untuk operasional perpustakaan, yang mengakibatkan data yang disimpan tidak tersimpan dengan rapi sehingga pekerjaan tidak dapat terselesaikan tepat waktu. 4. Klasifikasi/kategori buku belum tersusun dengan rapi, hanya diklasifikasikan secara umum saja. Seperti Buku Keagamaan, Buku anak-anak, Buku orang dewasa dan buletin/majalah. Akibatnya ada beberapa buku yang kategorinya tidak sesuai dengan klasifikasi seharusnya, dan tempat penyimpananpun menjadi tidak konsisten. 5. Koleksi buku-buku yang dipinjam sering tidak diketahui peminjamnya, beberapa buku rusak dan tidak diketahui siapa yang bertanggung jawab akan kerusakannya. 6. Data-data yang ada tidak dapat dijadikan sebagai pendukung proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kinerja perpustakaan Alternatif pemecahan masalah 1. Merancang dan membuat database yang bertujuan untuk mempermudah dalam mengakses data-data yang diperlukan, dimana data yang berada didalam database adalah data yang unik yang dibedakan dengan primary key pada tiaptiap fieldnya sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya pengulangan data. 2. Membuat sistem yang dapat meng-generate identitas pengguna/mengatur akses sistem kontrol pada aplikasi dan database yang dibuat, sehingga meminimalkan pengguna yang tidak bertanggung jawab untuk mengakses data-data yang bersifat rahasia.

21 49 3. Membuat alur sistem/prosedur yang baku untuk operasional perpustakaan, sehingga pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan aturan yang berjalan dan data yang disimpan akan tersusun dengan rapi. 4. Menganalisis kategori buku yang ada, dan menjadikan lebih rinci. Misalkan untuk buku keagamaan dapat dikategorikan menjadi riwayat para dewa/nabi, buku-buku ajaran, kumpulan ceramah/khotbah dan lain-lain. Serta memberikan sistem pengkodean pada database dan aplikasi agar lebih mudah dalam melakukan pencarian buku dan juga penyimpanannya. 5. Setiap anggota yang ingin melakukan transaksi, harus membawa kartu anggota dan data kartu tersebut disimpan kedalam database yang berhubungan dengan transaksi yang dilakukan anggota. Seperti transaksi peminjaman buku. 6. Menganalisis dan merancang laporan-laporan yang dapat digunakan pihak executive dalam mengambil keputusan. Seperti membuat Laporan stok buku, Laporan anggota, Laporan penerbitan buku, Laporan peserta event, Laporan penjualan, Laporan retur penjualan, Laporan pembelian, Laporan retur pembelian, Laporan penulis, Laporan transaksi, Laporan request buku, Laporan daftar hadir.

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Yayasan ini bernama [ ] disingkat [ ], dalam bahasa Inggris disebut [ ] disingkat [ ], untuk selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut "Yayasan" berkedudukan di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan dasar dari komunikasi, semua kegiatan bisnis yang dilakukan akan menggunakan informasi, seperti laporan-laporan dalam pengoperasionalan perusahaan.

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA

ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Yayasan ini bernama Yayasan Gedhe Nusantara (selanjutnya dalam anggaran dasar ini cukup disingkat dengan Yayasan), berkedudukan

Lebih terperinci

CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN

CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN Nomor: - Pada hari ini, - tanggal - bulan - tahun - pukul WI (Waktu Indonesia ). -------------------------------------- Menghadap kepada saya 1,--------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pada saat ini perkumpulan di Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

tinggal di Jakarta, Apartemen French Walk Unit LDG 06 A, Rukun

tinggal di Jakarta, Apartemen French Walk Unit LDG 06 A, Rukun PENDIRIAN YAYASAN KONGRES ADVOKAT INDONESIA Nomor : 02.- - Pada hari ini, Senin, tanggal delapan Juni duaribu limabelas (08-06-2015). - Pukul 08.00 WIB (delapan Waktu Indonesia Barat). ------------------------------

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) Bismillahirrahmanirrahim PEMBUKAAN Manusia dianugerahi potensi diri dan hikmah tertinggi yang membuatnya lebih mulia dari mahkluk

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk.

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. 1 PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. BAGIAN I : DASAR HUKUM Pembentukan, pengorganisasian, mekasnisme kerja, tugas

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi merupakan wadah usaha bersama yang

Lebih terperinci

MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. Ayat 1 Tidak Ada Perubahan Perubahan Pada Ayat 2 menjadi berbunyi Sbb: NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Perseroan dapat membuka kantor

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA atau dikenal dengan ASOSIASI MANAJER INVESTASI INDONESIA (AMII) 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA atau dikenal

Lebih terperinci

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah AKTA PENDIRIAN YAYASAN "..." Nomor :... Pada hari ini,..., tanggal... 2012 (duaribu duabelas) pukul... Waktu Indonesia Barat. Berhadapan dengan saya, RUFINA INDRAWATI TENGGONO, Sarjana Hukum, Notaris di

Lebih terperinci

Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001,

Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001, Negara Indonesia, bertempat tinggal di Kota Administrasi Jakarta Timur, Kecamatan-- Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001, ------ alamat Jalan Matraman Salemba VIII/9,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

AKTA PENDIRIAN YAYASAN Nomor : -Pada hari ini,

AKTA PENDIRIAN YAYASAN Nomor : -Pada hari ini, AKTA PENDIRIAN YAYASAN Nomor : -Pada hari ini, -Pukul WIB -Hadir dihadapan saya, DEWI KUSUMAWATI, Sarjana ---- Hukum, Notaris di Jakarta, dengan dihadiri oleh ---- saksi-saksi yang saya, Notaris, kenal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undangundang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PERKUMPULAN Nomor : 35.- -Pada hari ini, Selasa, tanggal 15 (lima belas), bulan Juli, tahun 2014 (dua ribu empat belas), pukul 16.15 (enam belas lewat lima belas menit) WIB (Waktu Indonesia Barat).------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat,

Lebih terperinci

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 UU Tentang Yayasan BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan

Lebih terperinci

1 / 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Y A Y A S A N Diubah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace diubah: UU 28-2004 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan

Lebih terperinci

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan CONTOH AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN UNTUK YAYASAN YANG DIDIRIKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, TAPI PENGESAHAN SEBAGAI BADAN HUKUMNYA BELUM/TIDAK DIURUS. YAYASAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan dalam Tambahan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 40-2007 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 13, 1995 ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

YAYASAN Contoh akta Yayasan yang didirikan sebelum berlakunya Undang-undang nomor 16

YAYASAN Contoh akta Yayasan yang didirikan sebelum berlakunya Undang-undang nomor 16 CONTOH AKTA YAYASAN YANG DIDIRIKAN SEBELUM BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, DAN TELAH MEMENUHI KETENTUAN PASAL 15 A PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan sebelum

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan sebelum CONTOH AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN UNTUK YAYASAN YANG DIDIRIKAN SEBELUM BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, DAN TELAH MEMENUHI KETENTUAN PASAL 37 A PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Sumber: LN 1995/13; TLN NO. 3587 Tentang: PERSEROAN TERBATAS Indeks: PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEROAN TERBATAS Akta Pendirian Perseroan Terbatas Nomor : 1

ANGGARAN DASAR PERSEROAN TERBATAS Akta Pendirian Perseroan Terbatas Nomor : 1 ANGGARAN DASAR PERSEROAN TERBATAS Akta Pendirian Perseroan Terbatas Nomor : 1 Pada hari ini, hari, tanggal.bulan..tahun..berhadapan dengan saya, M HASAN, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, dengan dihadiri

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN GERAK SEDEKAH CILACAP

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN GERAK SEDEKAH CILACAP ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN GERAK SEDEKAH CILACAP ANGGARAN DASAR YAYASAN GERAK SEDEKAH CILACAP BAB I NAMA DAN KEDUDUKAN Pasal 1 (1) Yayasan ini bernama Gerak Sedekah Cilacap,

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT KELURAHAN,

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS 1 tahun ~ keharusan Perseroan menyesuaikan ketentuan Undang-undang ini Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, Perseroan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk 1. DASAR PENYUSUNAN Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi disusun berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 /POJK.04/2014 tgl 8

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pada saat ini perkumpulan orang di Indonesia

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI. PT Mandom Indonesia

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI. PT Mandom Indonesia PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT Mandom Indonesia Tbk 1. DASAR PENYUSUNAN Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi disusun berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 /POJK.04/2014 tgl 8

Lebih terperinci

Contoh Angaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Lembaga/Yayasan

Contoh Angaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Lembaga/Yayasan Contoh Angaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Lembaga/Yayasan DECEMBER 31, 2010 LEAVE A COMMENT (NAMA YAYASAN/LEMBAGA) Jargon Alamat lembaga. Keterangan lain seperti email, web site, dll. ANGGARAN

Lebih terperinci

-Pada hari, tanggal pukul

-Pada hari, tanggal pukul AKTA PENDIRIAN YAYASAN -Pada hari, tanggal pukul WIB ( Berhadapan Waktu Indonesia bagian Barat).-------------------- dengan saya, IRMA DEVITA PURNAMASARI, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN KESEJAHTERAAN DAN PENDIDIKAN ISLAM PONDOWAN TAYU PATI

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN KESEJAHTERAAN DAN PENDIDIKAN ISLAM PONDOWAN TAYU PATI ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN KESEJAHTERAAN DAN PENDIDIKAN ISLAM PONDOWAN TAYU PATI 1 ANGGARAN DASAR YAYASAN KESEJAHTERAAN DAN PENDIDIKAN ISLAM PONDOWAN TAYU PATI بسم االله

Lebih terperinci

PIAGAM KOMISARIS. A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan

PIAGAM KOMISARIS. A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan PIAGAM KOMISARIS A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan I. Struktur: 1. Dewan Komisaris paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang anggota. Salah satu anggota menjabat sebagai Komisaris Utama dan satu

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUOL NOMOR 8 TAHUN 2006 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15 ANGGARAN DASAR BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15 (1) Pengambilan keputusan organisasi dilaksanakan dalam forum musyawarah dan mufakat. 14 (2) Forum musyawarah dan mufakat diselenggarakan dalam bentuk:

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 53 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 53 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 53 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 5 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUTON, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Direksi... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Pemberhentian Sementara...

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 91 TAHUN 2000 (91/2000) TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 91 TAHUN 2000 (91/2000) TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 91 TAHUN 2000 (91/2000) TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan diundangkannya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR ------------------------------------ANGGARAN DASAR--------------------------------------- -----------------------------------------MUKADIMAH-------------------------------------------- Dengan rahmat Tuhan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

ANGGARAN DASAR ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 ANGGARAN DASAR ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Asosiaasi ini bernama ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII Hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Pra Kongres di Jakarta tanggal 25-26 Oktober 2013 BAB I STATUS PERKUMPULAN Pasal 1 IKATAN PEJABAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan

Lebih terperinci

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC)

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC) Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota ZEC adalah seperti yang dimaksud dalam Pasal 11 Anggaran Dasar Daihatsu Zebra Club. Pasal 2 Ketentuan dan Syarat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA

Lebih terperinci

A N G G A R A N D A S A R

A N G G A R A N D A S A R A N G G A R A N D A S A R D A F T A R I S I : 1. Mukadimah 2. Bab I: Ketentuan Umum Pasal 1 3. Bab II: Nama, Tempat Kedudukan dan Jangka Waktu Pendirian Pasal 2 4. Bab III: Asas, Landasan, Tujuan dan Kegiatan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN GEDHE NUSANTARA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN GEDHE NUSANTARA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN GEDHE NUSANTARA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Yayasan ini bernama Yayasan Gedhe Nusantara atau Gedhe Foundation (dalam bahasa Inggris) dan selanjutnya dalam Anggaran

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UU 28-2004 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Organisasi 3.1.1 Sejarah Organisasi Perpustakaan Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta berada pada

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan CV. Mutiara Electronic pertama kali didirikan pada tanggal 8 Maret 00 di Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman

Lebih terperinci

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM PASAL 10 PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3. Gambaran Umum Perusahaan 3.. Riwayat Perusahaan PT Hens Chemindo Kurnia didirikan oleh Bapak Teddy Winata dan Bapak Budi Kurniawan, yang dikelola sepenuhnya oleh Bapak

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN PENDIDIKAN PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI TAIWAN (YP-PPI TAIWAN)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN PENDIDIKAN PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI TAIWAN (YP-PPI TAIWAN) Lampiran Surat Ketetapan Pembina YP-PPI Taiwan nomor 001/TAP/2/PEMBINA YP-PPI TAIWAN/XII/2017 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN PENDIDIKAN PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI TAIWAN (YP-PPI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.24, 2016 KEUANGAN OJK. BPR. Badan Kredit Desa. Transformasi. Status. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5847) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perpustakaan merupakan faktor penting di dalam penunjang kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perpustakaan merupakan faktor penting di dalam penunjang kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan faktor penting di dalam penunjang kebutuhan informasi. Dalam perpustakaan terdapat kumpulan koleksi, majalah, koran yang disusun berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar dapat berperan sebagai alat perekonomian

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /SEOJK.04/2016 PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /SEOJK.04/2016 PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI MANAJER INVESTASI Yth. 1. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi; 2. Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia; dan 3. Asosiasi Manajer Investasi Indonesia, di tempat. SALINAN SURAT

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. KEUANGAN. BUMN. Perusahaan Umum (PERUM). Perusahaan Umum (PERUM) Pembangunan Perumahan Nasional.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. KEUANGAN. BUMN. Perusahaan Umum (PERUM). Perusahaan Umum (PERUM) Pembangunan Perumahan Nasional. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO.44.2004 KEUANGAN. BUMN. Perusahaan Umum (PERUM). Perusahaan Umum (PERUM) Pembangunan Perumahan Nasional. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004

Lebih terperinci

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan ANGGARAN DASAR SAAT INI ANGGARAN DASAR PERUBAHAN PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan PASAL 3 MAKSUD DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA KETETAPAN MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA TAP No. 07/MPM/XI/2016 TENTANG HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA Menimbang : a. bahwa mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR BERMARTABAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /POJK.04/2016 TENTANG PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci