BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tesis berjudul Strategi Kampanye Politik Untuk Jabatan Calon Presiden RI Dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tesis berjudul Strategi Kampanye Politik Untuk Jabatan Calon Presiden RI Dari"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka Kajian Penelitian Terdahulu Dalam kajian penelitian terdahulu ini, penulis mengutip dari beberapa tesis yang isinya berkaitan dengan judul penelitian yang berjudul sistem kampanye Jokowi Basuki Dalam Memenangi Pilgub DKI Adapun uraiannya akan di uraikan sebagai berikut : Tesis berjudul Strategi Kampanye Politik Untuk Jabatan Calon Presiden RI Dari Partai Amanat Nasional dengan Sub Judul (Kampanye Amien Rais Dalam Pilpres 2014) oleh Usman Abdhali Watik, Universitas Indonesia, Dalam penelitian ini diterangkan bahwa dalam melakukan kampanye, calon atau kandidat menggunakan alat untuk kampanye. Alat yang dimaksud disini adalah kampanyenya, sehingga dalam kampanye, calon presiden dapat berkomunikasi langsung dengan masyarakat dengan tujuan untuk merebut simpati masyarakat agar mau memilih sang calon saat berlangsung pemungutan suara di TPS (Tempat Pemungutan Suara) nantinya. Nama Peneliti Usman Abdhali Watik, 2005 Judul Penelitian Strategi Kampanye Politik Untuk Jabatan Calon Presiden RI Dari Partai Amanat Nasional dengan Sub Judul (Kampanye Amien Rais Dalam Pilpres 2014) Teori Metode Hasil Penelitian Teori Agenda Setting oleh Maxwel McComb dan Donald L. Shaw Metode Kualitatif Kampanye Amien Rais Dalam Pilpres 2014 Memanfaatkan Media Dalam Menyampaikan Pesan-pesan Politiknya Kepada Warga dengan Tujuan dapat menarik simpati dari warga sehingga warga mau 6

2 memilih Amien Rais pada saat Pemungutan Suara Berlangsung. Kritik Penelitian ini hanya fokus pada media sebagai penyampai pesan politik, karena media dianggap mampu menyampaikan pesan-pesan politik dalam kampanye, padahal sebagaimana diketahui bahwa masyarakat sudah kritis dan tidak semua percaya dengan janji-janji politik yang hanya disampaikan melalui media Tesis berjudul Pola Komunikasi Politik Kader Dalam Menindaklanjuti Koalisi Pimpinan Partai Menuju Pemilihan Presiden 2009 oleh Made Wilantara, Universitas Mercu Buana Jakarta Dalam penelitian ini diterangkan bahwa pola komunikasi yang dilakukan kader dan pengurus DPC PDI Perjuangan dan Partai Gerindra Kota Bogor atas Pasangan Calon Presiden Megawati Sukarno Putri dan Prabowo Subianto tidak lepas dari pola komunikasi yang resmi/struktural melalui jalur partai dan pola komunikasi yang tidak resmi atau non struktural. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian peneliti ialah dalam hal penggunaan kata pola komunikasi, dimana pola komunikasi ini juga sangat penting untuk menjadi perhatian agar komunikan benar-benar paham maksud yang ingin disampaikan oleh komunikator. Kesamaan lain adalah dalam hal metodologi, serta teori-teori yang digunakan, yakni: teori komunikasi, komunikasi organisasi dan fokus penelitian yang lebih menitikberatkan pada proses komunikasi yang terjadi. Nama Peneliti Made Wilantara, 2009 Judul Penelitian Pola Komunikasi Politik Kader Dalam Menindaklanjuti Koalisi Pimpinan Partai Menuju Pemilihan Presiden 2009 Teori Teori Stimulus Respon 7

3 Metode Hasil Penelitian Studi Kasus atau Studi Kasus Situasional. Kesetiaan kader terhadap partai dapat terwujud dengan adanya komunikasi yang intensif dari pimpinan partai Kritik Komunikasi yang intensif tidak begitu signifikan untuk membuat kader partai tetap loyal, akan tetapi harus juga dibuktikan dengan komitmen pimpinan dalam memperjuangkan kepentingan rakyat Tesis berjudul Strategi Marketing Politik Dalam Menjaring Suara Konstituen Pada Pemilu Legislatif 2009 oleh Ari As ari, Universitas Mercu Buana Jakarta Dalam penelitian ini diterangkan bahwa untuk mendapatkan pengakuan dan suara dari masyarakat, partai peserta Pemilu harus menyampaikan gagasan-gagasan melalui berbagai macam saluran komunikasi pada kampanye politik. Masyarakat harus diyakinkan bahwa partai yang melalukan kampanye merupakan suatu wadah aspirasi bagi masyarakat yang akan membawa nilai-nilai perubahan terhadap masyarakat. Nama Peneliti Ari As ari, 2010 Judul Penelitian Strategi Marketing Politik Dalam Menjaring Suara Konstituen Pada Pemilu Legislatif Teori Teori Field Research (bergabung dengan komunitas yang sama sekali asing) Metode Hasil Penelitian Studi Kasus Strategi kampanye berhasil dilakukan karena dibagi menjadi beberapa tahapan strategi kampanye, yaitu tahap strategi sosialisasi dan identifikasi, tahap strategi perencanaan kampanye, tahap pelaksanaan kampanye. Proses strategi kampanye secara keseluruhan menerapkan prinsip 8

4 prinsip marketing politik. Ini berhasil dikemas dengan baik oleh partai sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Kritik Penelitian hanya berfokus pada strategi pemenangan partai pada 2009, fokus pada marketing politik Tinjauan Teoritis Sistem Pengertian sistem menurut beberapa ahli dapat di kemukakan dalam penelitian ini, di antaranya adalah Jerry Futz Gerald, (1981:5). Menurut Jeffry Futz Gerald, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersamasama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Pengertian lain di kemukakan oleh Lani Sidharta (1995: 9), bahwa sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama. Pengertian sistem tentu banyak dan cukup luas, termasuk beberapa yang dikemukakan oleh para ahli sebelumnya. Namun dalam penelitian ini, pengertian sistem dikutip dari Anwar Arifin. Anwar Arifin menyatakan, dalam teori sistem terdapat prinsip sebuah sistem, yaitu suatu totalitas atau keseluruhan dari sesuatu. Keseluruhan dari sesuatu itu bersifat utuh dan terdiri dari unsur-unsur yang saling bergantung satu dengan lainnya. Unsur-unsur itu dinamakan juga subsistem-subsitem. Setiap subsistem memiliki fungsi yang berbeda, meskipun berbeda namun tidak dapat di pisahkan satu dengan lainnya karena saling berkaitan dan saling melengkapi, sehingga mekanisme kerja itulah yang dimaksud sistem dalam penelitian ini. 1 1 Anwar Arifin. Sistem Komunikasi Indonesia. Simbiosa Rekatama Media, Bandung. 2011:26 9

5 Dalam teori sistem terdapat struktur, fungsi dan evolusi. Yang dimaksud struktur (struktural) dalam penelitian ini adalah adanya hubungan vertikal dalam sebuah sistem. Sedangkan yang dimaksud fungsi (fungsional) ialah yang berkaitan dengan tindakan atau perilaku secara horizontal. 2 Hubungan struktural secara vertikal dalam sebuah organisasi pada umumnya berkaitan dengan tindakan atau perilaku antara atasan terhadap bawahan dan bawahan terhadap atasan, dan juga adanya tindakan atau perilaku yang bersumber dari kebijakan atau aturan yang telah ada. Sedangkan hubungan fungsional diartikan sebagai kerjasama antar subsistem secara horizontal dalam sebuah sistem. Terkait evolusi (evolusioner) menunjuk kepada riwayat sistem dalam waktu tertentu tentang hubungan struktural dan hubungan fungsional serta perubahan dan perkembangannya secara evolusi atau bertahap Kampanye Antar Venus menyatakan, kampanye adalah upaya tindakan komunikasi yang terencana dan bertujuan untuk mempengaruhi khalayak. 4 Pendapat lain menyatakan, kampanye merupakan sebuah bentuk komunikasi politik yang terorganisasi dalam waktu tertentu, yang dapat dilakukan oleh seorang atau kelompok orang atau organisasi politik untuk memperoleh dukungan dari rakyat. 5 Asef Saefullah Muhtadi menyatakan, idealnya kampanye merupakan proses penyampaian pesan-pesan politik yang salah satu fungsinya adalah memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Melalui kampanye, partai-partai politik berusaha meyakinkan massa pemilih dengan mengangkat berbagai agenda yang di nilainya akan memberikan keuntungan bagi 2 Anwar Arifin, lebih lanjut baca Sistem Komunikasi Indonesia. Hal.27 3 ibid 4 Antar Venus, Manajemen Kampanye, Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung, hal.4 5 Anwar Arifin, Komunikasi Politik, Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia. Graha Ilmu, Yogyakarta Hal

6 masyarakat. 6 Hal lainnya terkait kampanye, ada kampanye interpersonal. Dan Nimmo menyatakan, kampanye interpersonal dilakukan dengan tatap muka maupun dengan komunikasi berperantara Pemilukada Pemilukada terdiri dari dua kata, yakni Pemilu (Pemilihan Umum) dan Kada (Kepala Daerah). Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Kepala daerah terdiri dari Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota di pilih secara demokratis. 9 Pemilukada selanjutnya disebut Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, adalah Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur atau Pemilu Bupati dan Wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur atau Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pemilukada dalam penelitian ini diartikan sebagai kontestasi pemilihan kepala daerah tingkat provinsi yang diselenggarakan dalam masa lima tahun sekali. Pemilukada di ikuti beberapa pasangan calon 11 kepala daerah yang harus memperloh dukungan dari partai 6 Asef Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia, Rosda. Bandung hlm Dan Nimmo, Komunikasi Politik, (komunikator, pesan dan media). Rosda, Bandung Pasal 1 ayat 1, Undang-undang republik indonesia Nomor 8 tahun 2012 Tentang Pemilu Legislatif 9 Pasal 18 ayat 4 dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (Amandemen ke dua) 10 Pasal 1 ayat 1, Peraturan KPU Nomor 14 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Kampanye Pemilukada 11 Pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, selanjutnya disebut pasangan calon adalah peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang diusulkan dan atau dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik 11

7 politik 12. Dukungan lain yakni berasal dari rakyat sebagai calon pemilih terhadap calon pasangan Gubernur dan Calon Wakil Gubernur yang ikut dalam Pemilukada. Pada pemilihan kepala daerah, keduanya diakomodir melalui bilik suara yang kemudian calon pemilih melakukan pencoblosan terhadap kertas suara yang telah disediakan secara langsung, umum dan rahasia. Setelah pencoblosan, kertas suara dimasukkan ke dalam kotak suara yang telah disediakan, untuk selanjutnya dilakukan penghitungan oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi, yang kemudian diumumkan secara terbuka sebagai tindak lanjut dalam menentukan siapa calon yang akan terpilih sebagai kepala daerah Daerah Khusus Ibukota (DKI) DKI atau Daerah Khusus Ibukota merupakan Provinsi sebagai tempat berlangsungnya Pemilukada DKI yang telah dimenangi Jokowi Basuki dan membawanya menjadi Kepala Daerah hasil Pemilukada DKI Jenis-Jenis Kampannye Anwar Arifin menyatakan, dalam melakukan kampanye, dikenal bebarapa jenis, yaitu kampanye dialogis, kampanye monologis, dan kampanye organisasi. Berikut uraian masing-masing dari jenis-jenis kampanye tersebut, Kampanye Dialogis Kampanye dialogis atau kampanye tatap muka (antarpersona), yaitu kampanye tanpa media perantara, yang dilakukan secara dialogis. Seorang kandidat bertemu dan berdialog langsung dengan para calon pemilih, melakukan jabat tangan (bersalaman) dan bercanda, dan bila mungkin melakukan foto bersama. 13 dan perseorangan, yang telah memenuhi persyaratan dan telah diumumkan secara luas oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota. ( Pasal 1 ayat 6, Peraturan KPU No.14 Tahun 2010) 12 Partai politik adalah partai politik peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun (Pasal 1 ayat 4, Peraturan KPU No.14 Tahun 2010) 13 Objid. Hal

8 Hubungan tatap muka dapat dilakukan dengan penampilan pribadi secara relatif informal, atau melalui dukungan tokoh-tokoh formal atau informal yang mempunyai nama nasional. Demikian juga hubungan tatap muka dapat dilakukan dengan mengunjungi calon pemilih di berbagai tempat, dalam suasana informal, melakukan kontak-kontak pribadi secara santai di lobi. Pertemuan di lobi kemudian berkembang menjadi bentuk komunikasi politik yang handal Kampanye Monologis Kampanye monologis adalah kampanye yang biasa juga disebut sebagai kampanye massa, karena kampanye ini di tujukan kepada massa yang dilakukan di lapangan terbuka. Kampanye ini hanya berjalan searah saja dan tanpa adanya dialog kepada massa Kampanye organisasi Kampanye organisasi adalah kampanye yang mengandalkan dukungan organanisasi. Yang menjadi andalan dalam kampanye ini adalah partai politik, organisasi sosial dan terakhir adalah kelompok penyokong. Semua kandidat yang menjadi calon harus mempunyai ketiga hal ini untuk memperoleh dukungan. Karena tanpa dukungan organisasi, maka kampanye akan kurang efektif dan tidak efisien Menciptakan Kebersamaan/ Homofili Pada fisik dan pada ide Pemimpin yang tidak merakyat tentu sulit dekat dengan rakyatnya dan pada akhirnya rakyat tidak akan simpati pada pemimpin tersebut. Kandidat dalam kampanyenya harus berusaha untuk meyakinkan rakyat bahwa untuk memilih sosok harus mengenal sosok yang akan di pilih. Memilih tidak harus melihat dari sisi popularitas semata, tapi kandidat harus merakyat, yang tidak menjaga jarak dengan rakyat. Hal itu harus dibuktikan melalui 14 ibid 15 ibid 13

9 kampanye secara fisik seperti masuk keluar pemukiman warga dan membaur kepada rakyat. Berkunjung ke pasar-pasar tradisional, berkunjung ke tempat-tempat kumuh dan menggunakan baju yang cukup sederahana agar tidak memberi kesan mewah di mata rakyat. Ide atau gagasan dari kandidat harus merupan ide yang dikehendaki oleh rakyat, yakni ide yang sederhana dan tidak sulit dimengerti oleh rakyat yang menerimanya. Karena prinsip yang diterapkan adalah kandidat harus mengetahui masalah di lapangan, mencarikan solusinya yang kemudian nantinya dikerjakan, dan selanjutnya di lakukan evaluasi. Hal seperti itu merupakan ide yang mudah dimengerti oleh rakyat, sehingga kandidat mudah meciptakan kesamaan secara fisik dan ide yang di kehendaki oleh rakyat sebagai calon pemilih Memahami Khalayak Menyampaikan ide yang ada dalam pikiran atau maksud tertentu kepada orang lain tidaklah mudah, karena harus melalui tahap penyesuaian terlebih dahulu. Tahap penyesuaian yang dimaksud salah satunya adalah memahami khalayak. Kandidat harus memahami apa yang di inginkan oleh khalayak. Terkait dengan memahami khalayak, berdasarkan teori khalayak kepala batu dan paradigma psikologis, maka komponen psikologis yang harus dikenal pada diri khalayak yang berkaitan dengan politik adalah keyakinan, kepentingan, dan motivasi khalayak, baik yang bersifat politik maupun yang nonpolitik. 16 Di antara semua komponen tersebut, ternyata yang kuat pengaruhnya pada diri khalayak adalah keyakinan atau ideologi, termasuk agama dan tradisi. Kandidat dianggap mampu memahami khalayak, jika kandidat dapat membaur, mau mendengarkan keluhan rakyat dan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. Dalam kegiatan kampanye, antusias masyarakat harus di tanggapi sebagai suatu keinginan yang baik dari masyarakat terhadap kandidat yang berkunjung ke tengah-tengah 16 Anwar Arifin, Komunikasi Politik,Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia,Graha Ilmu. Yogyakarta, Hal

10 masyarakat tersebut. Masyarakat antusias terhadap kedatangan kandidat dalam kampanye berarti masyarakat merasa mendapat perhatian, sehingga sebagai warga, masyarakat cukup mudah menerima penyampaian dari kandidat itu, diantaranya berupa pemikiran-pemikiran atau gagasan-gagan yang masuk dalam rencana kerja yang akan di laksanakan oleh kandidat yang melakukan kampanye Menyusun Pesan Persuasif Sosialisasi Dalam menyusun pesan, harus diketahui kondisi sasaran yang akan menjadi pemilih. 17 Selain itu, pesan juga harus mampu memengaruhi warga dan mampu membangkitkan perhatian warga sebagai sasaran. Hal ini dilakukan karena secara bersamaan warga menerima banyak pesan, namun tidak semua pesan yang didengarkan warga dengan mudah diterima serta dapat menarik perhatiannya, kecuali pesan itu memenuhi syarat. 18 Kandidat yang melakukan kampanye harus mampu menyusun pesan yang dapat membangkitkan perhatian warga, sehingga warga merasa tertarik terhadap pesan yang disampaikan oleh kandidat. Perhatian warga terhadap pesan yang disampaikan kandidat sekaligus juga akan membangkitkan ketertarikan warga terhadap kandidat yang menyampaikan pesan tersebut. Dalam melakukan kunjungan ke berbagai pemukiman warga, kandidat sebaiknya tidak menciptakan jarak terhadap warga (membaur dengan warga) sehingga warga dengan leluasa mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan oleh kandidat, sekaligus dapat melakukan dialog langsung. Dengan cara itu, maka kandidat di anggap mampu mendengarkan masukan-masukan dari warga sekaligus mendengar keluhan-keluhan yang menjadi keinginan warga. 17 Lebih lanjut dalam Anwar Arifin,Komunikasi Politik,Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia, Graha Ilmu. Yogyakarta, hal ibid 15

11 Ketika perhatian warga sudah dibangkitkan, tentunya warga akan memiliki antusiasme yang tinggi untuk mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan oleh kandidat, sehingga kesempatan itu harus dijadikan sebagai momentum bagi kandidat untuk mensosialisasikan program atau gagasan-gagasan yang menjadi rencana kerja ke depan jika nantinya terpilih dalam pemilihan umum kepala daerah di daerah pemilihannya Memberi khalayak terhadap apa yang dia butuhkan Warga yang mayoritas berpenghasilan menengah ke bawah sangat merindukan pemimpin yang peduli terhadap kebutuhan warganya. Dengan adanya pemimpin yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kebutuhan warga, maka warga akan merasa diperhatikan oleh pemimpinnya. Sebagai kandidat pemimpin di suatu provinsi, kandidat di tuntut harus mampu menyampaikan pesan yang memuat tentang pemenuhan kebutuhan bagi warga setempat. Anwar Arifin menyatakan, isi pesan akan menarik apabila pesan tersebut memuat pemenuhan kebutuhan pribadi (personal needs) dan kelompok (social needs) dalam masyarakat 19. Masalah yang terjadi di masyarakat merupakan peluang bagi kandidat jika kandidat tersebut mampu menangkap masalah itu menjadi sebuah peluang terutama menyangkut kebutuhan warga untuk mendapatkan akses yang mudah dalam hal pelayanan kesehatan yang mungkin sebelumnya hanya bisa dirakasakan oleh orang-orang tertentu yang memiliki keuangan memadai. Kebutuhan warga akan akses pelayanan kesehatan yang mudah, harus di jadikan sebagai peluang saat melakukan kampanye, sehingga kandidat dianggap mampu memberi solusi kepada warga yang ingin mendapatkan akses mudah terhadap pelayanan kesehatan. Masalah-masalah yang ada di lapangan terkait masalah kesehatan, sudah menjadi bagian 19 Ibid. Hal

12 penting dari berbagai masalah yang umum terjadi di tengah masyarakat, dan termasuk ke dalam kebutuhan pokok yang sangat di butuhkan Menetapkan Metode Menyusun Pesan Beberapa metode komunikasi yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi dan situasi khalayak, yaitu: (1) redundancy; (2) canalizing; (3) informative; (4) persuasive; (5) educative; dan (coersive) Redundancy Redundancy diartikan sebagai upaya memengaruhi dengan jalan mengulang-ulang pesan tertentu dan waktu tertentu untuk disampaikan. Pesan tertentu dan waktu tertentu disini dimaksudkan agar khalayak tidak bosan untuk mendengarnya. Manfaatnya, khalayak akan lebih memperhatikan pesan itu, karena pesan itu dilakukan secara berulang-ulang sehingga akan lebih menarik perhatian. Dengan metode repetition ini, khalayak tidak mudah melupakan pesan-pesan tertentu itu karena disampaikan secara berulang-ulang pada waktu dan tempat tertentu. Dan cara ini jika di gunakan oleh kandidat dalam menyampaikan pesannya makan program tersebut akan mudah di ingat oleh khalayak yang mendengar dan melihatnya Metode Canalizing Untuk memengaruhi khalayak haruslah terlebih dahulu mengerti tentang kerangka rujukan dan lapangan pengalaman dari khalayak tersebut, kemudian menyusun pesan dan metode yang sesuai dengan itu. Hal tersebut dimaksudkan agar khalayak pada permulaan dapat menerima pesan yang dilontarkan kepadanya oleh komunikator yang secara perlahanlahan mengubah pemikiran dan sikap khalayak ke arah yang dikehendaki oleh komunikator. Maksudnya komunikator menyediakan saluran-saluran tertentu untuk menguasai motif-motif yang ada pada khalayak. 17

13 Dari sinilah komunikator memulai komunikasinya dengan cara melalui dari posisi khalayak berada (start where the audience) kemudian diubah sedikit demi sedikit ke arah tujuan si komunikator. Untuk berhasilnya komunikasi harus dimulai dari memenuhi nilainilai dan standar kelompok dan masyarakat. Kemudian dengan cara berangsur angsur mengubahnya ke arah yang di kehendaki. Apabila hal itu tidak mungkin, kelompok masyarakat secara berangsur-angsur dipecah sehingga pesan yang disampaikan mudah diterima oleh warga Metode informative Dengan metode ini, suatu bentuk pesan yang bertujuan untuk memengaruhi khalayak, disampaikan dengan cara (metode) memberikan penerangan. Artinya suatu pesan disampaikan sesuai fakta-fakta, data dan pendapat-pendapat yang benar. Adapun fungsinya, (1) memberikan informasi tentang fakta semata-mata, juga fakta yang bersifat kontroversi, atau (2) memberikan informasi atau menuntun khalayak ke arah suatu pendapat Metode persuasive Dengan metode ini, khalayak dipengaruhi dengan cara membujuk. Dalam hal itu khalayak dibuka jalan pikirannya, dan terutama perasaannya. Metode persuasif ini merupakan suatu cara untuk memengaruhi khalayak dengan jalan tidak memberi kesempatan untuk berpikir kritis, bahkan kalau perlu khalayak itu dapat terpengaruh secara tidak sadar (suggestive). Dengan demikian, metode ini menganjurkan komunikator agar terlebih dahulu menciptakan situasi di mana komunikan mudah terkena sugesti (suggestible). Dalam hal itu sugesti dipahami sebagai proses mental dari hasil penerimaan yang tidak kritis dan direalisasikan dalam perbuatan atau kepercayaan atau cita-cita yang dipengaruhi oleh orang lain. 18

14 Metode educative Metode ini dapat diartikan sebagai upaya untuk memengaruhi khalayak dari suatu pernyataan yang dilontarkan, yang dapat diwujudkan dalam bentuk pesan berdasarkan pendapat, fakta, dan pengalaman. Metode ini dilakukan secara teratur dan tercencana dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan Metode coersive Menurut metode ini, bahwa memengaruhi khalayak dengan cara memaksa. Khalayak dipaksa dan tanpa berpikir lebih banyak lagi untuk menerima gagasan yang dilontarkan. Isi pesan yang disampaikan komunikator berdasarkan pengalaman, pendapat dan juga disertai ancaman-ancaman. Menyusun suatu pernyataan umum yang bersifat koersif ini tidaklah seluwes pernyataan umum yang lain, karena ada kekuatan yang mendukungnya, tentu efektif akan lebih besar Komunikasi Politik Dalam arti sempit komunikasi politik adalah: Setiap bentuk penyampaian pesan, baik dalam bentuk lambang-lambang maupun dalam bentuk kata-kata tertulis atau terucapkan, ataupun dalam bentuk isyarat yang mempengaruhi kedudukan seseorang yang ada dalam suatu struktur kekuasaan tertentu. Sedangkan dalam arti luas, komunikasi politik adalah: Setiap jenis penyampaian pesan, khususnya yang bermuatan info politik dari suatu sumber kepada sejumlah penerima pesan. 21 Masih terkait komunikasi politik, Pawito mengemukakan bahwa komunikasi politik merupakan all prosses of information (including facts, beliefs, etc) transmission, exchange 20 Anwar Arifin, Komunikasi Politik.Filsafat-paradigma-teori-tujuan-strategi dan komunikasi politik Indonesia.Graha Ilmu.Yogyakarta Lely Arrianie, Komunikasi Politik,Politisi dan Pencitraan di Panggung Politik.Widya Padjajaran.2010.hlm.16 19

15 and search engaged in by participants in course of institutionalied political activities (semua proses penyampaian informasi, termasuk fakta, pendapat-pendapat, keyakinankeyakinan dan seterusnya, pertukaran dan pencarian tentang itu semua yang dilakukan oleh para partisan dalam konteks kegiatan politik yang bersifat melembaga) 22. Hal lain terkait komunikasi politik juga dikemukakan oleh Henry Subiakto dan Rachmah Ida, bahwa komunikasi politik adalah suatu usaha prakmatis untuk memperoleh kemenangan melalui aksi simbolik. 23 Plano (1982:24) melihat bahwa komunikasi politik merupakan proses penyebaran, makna atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi suatu sistem politik Kerangka Pemikiran Kampanye yang dilakukan kandidat dalam suatu kontestasi pemilihan Gubernur harus di dukung sebuah sistem, dimana sistem yang di gunakan menjadi penggerak dalam ajang kampanye yang di lakukan. Dengan adanya sistem yang di gunakan dalam kampanye, maka kandidat tidak bergerak sendiri untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya kepada calon pemilih yang berpotensi untuk memberikan dukungannya pada pemilihan berlangsung. Kampanye yang di lakukan oleh masing-masing kandidat tidak dilakukan sekenanya melainkan mengacu pada aturan yang telah di tentukan. Dalam penelitian ini aturan-aturan itu meliputi undang-undang tentang penyelenggaraan pemilihan gubernur, keputusan Komisi Pemilihan Umum DKI, serta aturan-aturan lainnya yang mendukung untuk ketertiban kampanye yang di lakukan oleh masing-masing kandidat dan tim pemenangannya. Dalam penelitian ini, aturan-aturan itu di sebut sebagai supra sistem. 22 Pawito, Komunikasi politik, media dan kampanye pemilihan. Jalasutra, Bandung.2009.hlm.2 23 Henry Subiakto dan Rachmah Ida, komunikasi politik, media dan demokrasi. Prenada Media, jakarta Deddy Mulyana, dkk. Metode Penelitian Komunikasi. Rosda, Bandung. 2008:29 20

16 Dalam kerangka pemikiran ini di gambarkan, suprasistem sebagai acuan kampanye yakni ( Undang-undang No.15 Tahun 2011 tentang penyelenggara Pemilu dan Keputusan KPU no.14 Tahun 2012 tentang kampanye Pemilukada). Dari suprasistem tersebut, kampanye dilakukan oleh kandidat dengan di dukung oleh subsistem (partai politik pendukung, tim sukses dan relawan) yang tersebar di berbagai tempat yang saling terhubung satu dengan lainnya. 25 Lebih lanjut pada kerangka pemikiran yang ada dibawah ini, dijelaskan bahwa untuk menjadi kepala daerah harus di usung melalui partai politik dan mendapat dukungan dari rakyat selaku pemilih. Untuk mendapatkan dukungan berupa suara dari pemilih tentu harus melakukan serangkaian kampanye guna memengaruhi rakyat agar mau memberikan dukungannya saat hari pemilihan berlangsung. Adapun serangkaian kampanye tersebut tidak di lakukan sekenanya melainkan di lakukan dengan terencana dan terorganisis dalam waktu tertentu sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan. Keterangan : 1. Sistem : di jelaskan pada halaman Kampanye : di jelaskan pada halaman Struktural : di jelaskan pada halaman 2 4. Fungsional : di jelaskan pada halaman 2 Di dalam sistem itu juga terdapat struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksud ialah susunan jabatan pada bidang-bidang yang akan di duduki oleh personel yang telah di beri jabatan dan menduduki jabatan tersebut sesuai dengan fungsinya masing-masing. Adapun mengenai fungsinya, fungsi yang dimaksud ada peran yang akan di jalankan oleh personelpersonel yang telah menduduki jabatan yang di berikan. 25 Bimo Nugrohho, dkk. Jokowi Politik tanpa pencitraan. Jakarta, 2012:60 21

17 Gambar: Bagan Kerangka Pemikiran SISTEM Suprasistem Struktur subsistem S I S T E M KAMPANYE Fungsi Subsistem Subsistem Sumber: Olahan Peneliti Pos Komando Jokowi/Ahok Tim Titik Yang Akan di Kunjungi Tim Mekanisme Kerja Tim Merah Putih 22

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilakukan secara berlebihan sebagaimana beberapa kandidat kepala daerah

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilakukan secara berlebihan sebagaimana beberapa kandidat kepala daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kampanye Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi Ahok) Dalam Memenangi Pemilihan Gubernur DKI 2012 menarik untuk di kaji, karena sistem kampanye

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penentuan strategi komunikasi, jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek

BAB I PENDAHULUAN. penentuan strategi komunikasi, jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi, jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek dari proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman segala sesuatu aktifitas kerja dilakukan secara efektif dan efisien serta dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

BAB V. Kesimpulan. pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : BAB V Kesimpulan Pembahasan untuk menjawab pertanyaan Bagaimana Strategi Marketing Politik Partai Amanat Nasional Kabupaten Banjarnegara dalam memenangkan pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Pemilu 2014 akan menjadi cermin bagi kualitas yang merujuk pada prinsip demokrasi yang selama ini dianut oleh Negara kita Indonesia. Sistem Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi sebagai pilar penting dalam sistem politik sebuah Negara, termasuk Indonesia yang sudah diterapkan dalam pemilihan secara langsung seperti legislatif, Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara

BAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum kepala daerah merupakan sarana pelaksana kedaulatan rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara republik Indonesia tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, kepala daerah,

Lebih terperinci

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik Bab ini menjelaskan tentang: A. Ketahui Visi, Misi dan Program Peserta Pemilu. B. Kenali Riwayat Hidup Calon.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) menjadi bagian terpenting dalam penyelenggaraan demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. Pemilu sering diartikan

Lebih terperinci

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang BAB IV Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang Tahapan Pilkada menurut Peraturan KPU No.13 Th 2010 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan

Lebih terperinci

Bab V. Penutup. masyarakat sebanyak-banyaknya. Partai berbondong-bondong menjual diri untuk. suara. Sebuah proses yang tentunya sangat melelahkan.

Bab V. Penutup. masyarakat sebanyak-banyaknya. Partai berbondong-bondong menjual diri untuk. suara. Sebuah proses yang tentunya sangat melelahkan. Bab V Penutup A. Kesimpulan Dalam menghadapi Pemilu, tentu dibutuhkan Strategi Pemenangan. Partai Politik sebagai kontestan utama mempersiapkan segalanya agar dapat meraih suara masyarakat sebanyak-banyaknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih

Lebih terperinci

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1225, 2017 KPU. Penyelenggaraan PEMILU. Tahapan, Program dan Jadwal. Tahun 2019. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pemilihan umum merupakan bagian pada suatu proses demokrasi. Indonesia adalah salah satu negara demokrasi yang melaksanakan pemilihan umum setiap lima tahun sekali.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan pesta, yang di tunggu-tunggu oleh seluruh rakyat Indonesia pada tahun 2014. Pemilu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori. 1. Pengertian dan jenis Kampanye politik. untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat.

BAB II. Landasan Teori. 1. Pengertian dan jenis Kampanye politik. untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat. BAB II Landasan Teori A. Kampanye Politik 1. Pengertian dan jenis Kampanye politik Kampanye menurut kamus bahasa Indonesia adalah serentak mengadakan gerakan bisik- gerakan dengan jalan menyiarkan kabar

Lebih terperinci

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU SEKILAS PEMILU 2004 Pemilihan umum (Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Situasi perkembangan politik yang berkembang di Indonesia dewasa ini telah membawa perubahan sistem yang mengakomodasi semakin luasnya keterlibatan masyarakat dalam

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Demokrasi merupakan suatu sistem yang mengatur pemerintahan berlandaskan pada semboyan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Untuk mewujudkan sistem demokrasi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa orde baru, kepala pemerintahan di daerah baik tingkat satu dan dua, para

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa orde baru, kepala pemerintahan di daerah baik tingkat satu dan dua, para 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perubahan sistem pemilihan di tingkat nasional ternyata memiliki implikasi politis terhadap sistem pemilihan kepala pemerintahan di tingkat daerah. Pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat prinsipil. Karenanya dalam rangka pelaksanaan hak-hak asasi adalah suatu keharusan bagi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tetap eksis selama bertahun-tahun hingga saat ini. Pada harian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tetap eksis selama bertahun-tahun hingga saat ini. Pada harian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberitaan pada media massa tidak terlepas dari subjektivitas atau tidak objektif. Padahal penulisan berita seperti ini sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat karena

Lebih terperinci

I. UMUM. serasi... serasi antara Pemerintah dan Daerah serta antar Daerah untuk menjaga keutuhan

I. UMUM. serasi... serasi antara Pemerintah dan Daerah serta antar Daerah untuk menjaga keutuhan PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG TATACARA PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH I. UMUM Sejalan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau rakyat selalu berada. terbaik dalam perkembangan organisasi negara modern.

I. PENDAHULUAN. Hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau rakyat selalu berada. terbaik dalam perkembangan organisasi negara modern. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau rakyat selalu berada dalam bingkai interaksi politik dalam wujud organisasi negara. Hubungan negara dan rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Selain itu pemilu

Lebih terperinci

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat vii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan di Indonesia, untuk yang kedua kalinya menjadi peserta di Pemilu 2014. Sebagai partai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di tahun 2009 masyarakat Indonesia akan melaksanakan Pesta Demokrasi. Dimana pesta tersebut adalah kesempatan masyarakat untuk memlih wakil dan pemimpinnya

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat, hal tersebut sebagaimana dicantumkan dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun

Lebih terperinci

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2015 DI KECAMATAN SAMBOJA

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2015 DI KECAMATAN SAMBOJA ejournal Ilmu Pemerintahan, 2017, 5 (4): 1693-1704 ISSN 2477-2458 (Online), ISSN 2477-2631 (cetak) ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah di Banyumas suasana politik semakin hangat. Banyak yang mempromosikan calonnya dengan berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Partai politik adalah organisasi yang dibentuk untuk mempengaruhi bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Partai politik adalah organisasi yang dibentuk untuk mempengaruhi bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik adalah organisasi yang dibentuk untuk mempengaruhi bentuk dan karakter kebijakan publik dalam kerangka prinsip-prinsip dan kepentingan ideologis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan BAB I I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat, BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Di negara yang menganut sistem demokrasi rakyat merupakan pemegang kekuasaan, kedaulatan berada

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam hubungannya

Lebih terperinci

1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Indonesia sebagai salah satu negara penganut demokrasi, sudah tentu melaksanakan pemilu sebagai perwujudan kedaulatanan rakyat. Seperti yang tertulis dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik sendiri hakikatnya adalah sebagai sarana bagi masyarakat atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang sama dengan mengusung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu pilar demokrasi sebagai wahana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang demokratis. Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. partai politik untuk mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden.

BAB I PENDAHULUAN. partai politik untuk mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) 2004 merupakan pengalaman pertama bagi partai politik untuk mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden. Ketentuan peralihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beranekaragam, mulai dari Presiden, Wakil

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye politik juga terus berkembang. Mulai dari media cetak, seperti: poster, stiker, dan baliho. Media

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 28 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Dalam bab tiga ini akan menjelaskan analisis sistem yang sedang berjalan dan pemecahan masalah. Analisis dan pemecahan masalah di dapat dari sumber data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah membawa perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu terkait dengan pengisian

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan pada babbab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam pemenangan pemilu kepala

Lebih terperinci

c. bahwa berdasarkan ketentuan BAB VII Pemungutan dan Penghitungan Suara Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86 dan Pasal 87 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

c. bahwa berdasarkan ketentuan BAB VII Pemungutan dan Penghitungan Suara Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86 dan Pasal 87 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK NOMOR : 13/Kpts/KPU-Kab-014.329801/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN

Lebih terperinci

PEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA. Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta. Abstrack

PEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA. Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta. Abstrack PEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta Abstrack Pilkada telah memiliki aturan pemilihan secara jelas, dan adanya pembatasan oleh

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.773, 2015 BAWASLU. Pemilihan Umum. Pengawasan. Perubahan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang dimulai sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di segala bidang, terutama

Lebih terperinci

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014 Disampaikan pada acara Round Table Discussion (RTD) Lemhannas, Jakarta, Rabu 12 Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perjalanan demokrasi di Indonesia secara bertahap terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah kebutuhan manusia dengan berkomunikasi manusia dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga maupun bermasyarakat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kota bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kota bandung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Pemilihan Umum Kepala Daerah (pemilukada) dapat dibedakan dalam dua jenis, yakni pemilukada langsung dan pemilukada tidak langsung. Faktor utama yang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251). BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang dianggap paling

Lebih terperinci

APLIKASI REAL QUICK COUNT UNTUK PERHITUNGAN CEPAT PEMILUKADA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEPTUAL COMPREHENSIVE PARALEL VOTE TABULATION

APLIKASI REAL QUICK COUNT UNTUK PERHITUNGAN CEPAT PEMILUKADA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEPTUAL COMPREHENSIVE PARALEL VOTE TABULATION APLIKASI REAL QUICK COUNT UNTUK PERHITUNGAN CEPAT PEMILUKADA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEPTUAL COMPREHENSIVE PARALEL VOTE TABULATION Budi Indri Wagearto A11.2009.04912 Program Studi Teknik Informatika S1 Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan bagaian dari impact dari

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan bagaian dari impact dari BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan bagaian dari impact dari suatu negara yang menerapkan sistem demokrasi. Sistem demokrasi adalah sistem pemerintahan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO CATATAN PENGHITUNGAN SUARA TIAP PARTAI POLITIK DAN CALON ANGGOTA DPR DALAM PEMILU TAHUN 2014 DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA Tempat Pemungutan Suara (TPS).. Desa/Kelurahan *). Kecamatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 172 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam skripsi yang berjudul Peta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengevaluasi kesuksesan atau kegagalan sebuah penggunaan media kampanye bukanlah hal yang mudah. Kebanyakan evaluasi media akan kampanyenya hanya berupa daftar dari

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019 RANCANGAN KONSULTASI DPR RI PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON ANGGOTA TIM SELEKSI BAWASLU PROVINSI PROVINSI.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON ANGGOTA TIM SELEKSI BAWASLU PROVINSI PROVINSI. LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON ANGGOTA TIM SELEKSI BAWASLU PROVINSI PROVINSI. 1. 2. *) 3. : 4. : 5. Agama : 6. : 7. Status Perkawinan : a. Belum /sudah/pernah kawin *) 8. : b. istri/suami *)......

Lebih terperinci

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah) PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah) R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 21 Mei 2008 Pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia politik adalah suatu pasar, dalam pasar itu terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan. Dan seperti halnya pertukaran dalam dunia bisnis yang perlu

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG YAYUK BASUKI

LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG YAYUK BASUKI LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2014 2015 YAYUK BASUKI No. Anggota A 478 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL Gedung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

2 Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2012

2 Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.995, 2015 BAWASLU. Penghitungan Suara. Pilkada. Pemungutan Suara. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) Oleh :

PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) Oleh : PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) Oleh : Topan Umboh Abstrak Partsipasi politik politik pemula

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR

Lebih terperinci

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik Koalisi Pemantauan Dana Kampanye Transparansi Internasional Indonesia dan Indonesia Corruption Watch Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana

Lebih terperinci

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa demokrasi ini, pelaksanaan pemiliham umum secara langsung tidak hanya untuk lembaga legislatif serta presiden dan wakil presiden. Pemilihan umum kepala daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam masyarakat politik. Masyarakat yang semakin waktu mengalami peningkatan kualitas tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan kesempatan yang seluas-luasnya dalam mengikutsertakan warga negaranya dalam proses politik, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita pasti masih ingat dengan fenomena kemenangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki (Ahok) dalam pemilihan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang berjalan selama 2 kali

Lebih terperinci