BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tergantung pada kondisi kulit orang tersebut.
|
|
- Yenny Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penampilan fisik merupakan salah satu hal penting dalam diri manusia. Kulit merupakan bagian dari fisik yang terluas dan paling tampak dilihat oleh mata baik oleh individu itu sendiri maupun bagi orang lain yang memandangnya. Penampilan dari kulit seseorang akan mempengaruhi respon bagi yang melihatnya tergantung pada kondisi kulit orang tersebut. Kondisi kulit yang sehat akan terlihat nyaman dipandang sekaligus dapat memberikan rasa percaya diri bagi individu tersebut. Pada kulit yang tidak terlihat sehat atau terdapat luka dapat menghasilkan penilaian kurang menyenangkan bagi yang memandang sekaligus menurunkan kepercayaan dan harga diri dari individu tersebut. Oleh sebab itu apabila terdapat suatu penyakit pada kulit maka akan lebih cepat direspon oleh orang lain. Salah satu penyakit yang terdapat pada kulit adalah psoriasis. Menurut Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia, psoriasis adalah penyakit inflamasi kronis yang menyerang kulit dan bersifat residif (kambuhan). Penyakit kulit ini terjadi ketika penyandang mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat, yaitu 2-4 hari yang mana pada umumnya pergantian kulit pada orang normal akan terjadi selama 28 hari. Hal ini dikarenakan adanya gangguan pada inti sel yang mengatur sistem pergantian kulit tersebut. Penyakit ini terkadang timbul untuk jangka waktu yang lama (Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia, 2014) 1
2 2 Psoriasis saat ini mulai banyak dikenal oleh masyarakat dunia, meskipun di Indonesia belum banyak orang yang pernah mendengar penyakit ini. Lembaga kesehatan dunia WHO melaporkan jumlah penyandang psoriasis di setiap negara di dunia mencapai 1-3 % dari total jumlah penduduk di masing-masing negara tersebut. Berdasarkan data dari National Institute of Health, jumlah penyandang psoriasis mencapai lebih dari 125 juta pasien di seluruh dunia % dari jumlah tersebut diketahui mengalami radang sendi psoriatik yang menyebabkan nyeri, kekakuan dan bengkak pada persendirian atau yang disebut dengan psoriasis arthiritis. Penyakit dengan manifestasi klinis yang khas ini telah terbukti dipicu oleh interaksi berbagai kompleks mekanisme patologik dalam pemunculannya tetapi diketahui bahwa faktor genetik, ras immunologik, geografik, musim, antigen eksternal, stress emosional dan hormonal berperan dalam aktivasi penyakit (Radiono, 2012). Berdasarkan penelitian berbasis populasi, risiko psoriasis pada suatu keturunan diperkirakan sebesar 41% jika kedua orang tuanya terkena psoriasis, 14% apabila hanya salah satu orang tua terkena, 6% jika salah satu saudara kandung terkena, dan hanya 2% jika tidak ada orang tua atau saudara kandung yang terkena (Jayarasti, 2009). Rachmawati (2009) mengatakan bahwa diperkirakan pasien psoriasis di Indonesia mencapai 2,5% 3% dari populasi penduduk, bahkan kemungkinan di atas angka tersebut banyak yang belum mendapat penanganan medis. Di poliklinik Divisi Dermatologi Anak Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Dr.
3 3 Cipto Mangunkusumo Jakarta, pada tahun 2003 hingga 2007 terdapat 56 (0,6%) kasus baru psoriasis berusia kurang dari 15 tahun dari 8970 kunjungan baru. Sejumlah data dari beberapa rumah sakit di Indonesia tahun menyebutkan bahwa terdapat 96 (0,4%) kasus baru psoriasis dari kunjungan baru golongan usia yang sama. Informasi dari Klinik Satuan Medik (KSM) Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta diketahui bahwa setiap harinya terdapat kurang lebih 30 orang yang datang melakukan fototerapi. Penyandang psoriasis yang melakukan fototerapi biasanya tergolong memiliki derajat keparahan yang berat. Nsa (2009) menyebutkan bahwa penyakit psoriasis merupakan penyakit kronis yang tidak dapat sembuh dan melekat sepanjang hidup penyandangnya. Penyakit ini dapat hilang dan kemudian timbul kembali pada waktu tertentu. Dalam peyakit ini dikenal istilah remisi yaitu kondisi dimana kulit bersih dari penyakit untuk waktu tertentu. Penyandang dapat bertahan pada kondisi remisi hingga 30 tahun namun akhirnya psoriasis kembali kambuh. Psoriasis dapat menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Penyakit ini juga dialami oleh pekerja seni seperti artis dan model yang kerap selalu berpenampilan indah di depan khalayak umum. Artis Kim Kardashian, Britney Spears, LeAnn Rimes dan supermodel terkenal seperti CariDee English adalah sekian dari penyandang psoriasis di dunia. Penyanyi LeAnn Rimes menyembunyikan penyakit psoriasisnya selama bertahun-tahun dan pada tahun 2008 dalam Kampanye Peduli Psoriasis akhirnya ia mengumumkan mengenai kondisinya tersebut, Saya meneyembunyikannya seumur hidupku. Saya mengontrolnya dengan mendatangi dokter kulit yang tepat. Saya ingin berbicara dan membiarkan orang tahu bahwa ada harapan untuk penyandang penyakit itu. Stop
4 4 Hiding, Start Living. ( diakses pada 26 November 2014). Peneliti melakukan studi pendahuluan melalui wawancara pribadi dengan ketua Klinik Satuan Medik (KSM) Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dr. Sunardi Radiono, SpKK, yang dilakukan di dalam ruang kerjanya pada Senin, 20 April dr. Sunardi Radiono, SpKK menjelaskan bahwa psoriasis adalah suatu penyakit yang pada dasarnya adalah suatu proses autoimunitas yang ditandai dengan adanya kelainan yang khas pada kulit, kuku, kulit kepala, atau sendi. Psoriasis dicirikan dengan munculnya plakat-plakat yang dasarnya berwarna kemerahan atau yang disebut dengan eritem, kemudian tertutup oleh sisik atau skuama yang relatif tebal dan tampak berlapis, serta bersifat kambuhan. dr. Sunardi Radiono, SpKK mengatakan bahwa munculnya bercak atau plakat kemerahan, bersisik tebal, dan berwarna putih perak, seringkali menyebabkan munculnya gangguan atau hambatan pada penyandang dalam melakukan interaksi sosial. Hambatan tersebut menyebabkan penurunan kualitas hidup seseorang. Kualitas hidup yang dimaksud yaitu Disease Induce Quality of Life atau kualitas hidup yang dipengaruhi oleh suatu penyakit. Karena sifatnya yang kambuhan dan seringkali sulit diobati, maka ada pendapat yang mengatakan bahwa psoriasis itu tidak membunuh, namun tidak mengijinkan penyandangnya untuk hidup. Hal ini dikatakan demikian karena mengingat bahwa selama ini kualitas hidup seseorang lebih banyak diukur dengan potensi sosial atau gangguan fisik yang diakibatkan, sehingga orang dengan psoriasis yang memiliki derajat keparahan berat seringkali mengurangi kegiatan sosialnya.
5 5 Selain munculnya hambatan dalam berinteraksi sosiasl, Stankler (dalam Uttjek, Nygren, Stenberg, & Dufaker, 2007) menambahkan bahwa efek negatif atas perubahan fisik yang terjadi pada kulit penyandang psoriasis seringkali menyebabkan timbulnya respon negatif dari masyarakat. Sebagian masyarakat umum masih memandang suatu penyakit kulit secara negatif, tidak terkecuali psoriasis. Penilaian negatif tersebut seringkali menyebabkan masalah dalan penyesuaian diri yang dialami oleh penyandangnya (Chrissopoulos & Cleaver dalam Glynn, 2008). dr. Sylvia D. Elvira, SpKJ (K), seorang psikiater dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan bahwa setiap penyandang psoriasis akan mengalami dinamika psikologis ketika mengetahui penampilannya berubah. Perubahan tersebut akan direspon secara berbeda-beda oleh penyandangnya tergantung pada kepribadian dan ketahanan diri terhadap stress, serta konsep diri dan citra diri dari penyandangnya (Izzati & Waluya, 2012). Dalam meneliti hubungan antara penyakit kulit dengan konsep diri negatif, banyak dokter ahli kulit berpendapat bahwa faktor psikologis menjadi faktor risiko ketika masalah kulit menjadi suatu ancaman hidup bagi penyandangnya (Newell, Papadopoulus, Bor, & Leg dalam Watson & Bruin, 2007). Faktor psikologis sendiri berhubungan dengan onset, yakni pertama kali munculnya tanda-tanda atau gejala dari penyakit, pemeliharaan dan perawatan, serta kondisi ketika memburuknya penyakit kulit tersebut. Beberapa studi menunjukkan bahwa penyakit kulit kronis seperti psoriasis dapat mempengaruhi konsep diri seseorang baik pada dimensi fisik, emosi, sosial, dan spiritual. Satu saja gangguan yang terjadi pada salah satu dimensi konsep diri
6 6 (dimensi fisik) akan mempengaruhi dimensi lainnya (emosi, sosial, dan spiritual), dan hanya dibedakan menurut derajatnya (Kew, Nevin, & Crickshank; Koo & Yeung dalam Watson & Bruin, 2007). Pengalaman MA, salah seorang penyandang yang sudah hidup dengan psoriasis vulgaris dan scalp selama lebih dari 20 tahun mengaku bahwa sempat mengalami perasaan jatuh dan terpuruk ketika dokter mendiagnosis dirinya dengan psoriasis yang diketahui tidak dapat disembuhkan. Tidak hanya itu, MA juga merasakan adanya kekhawatiran terhadap masa depan, mengingat ketika itu psoriasis menyerangnya saat ia memasuki usia yang sangat produktif yakni 22 tahun. Ya saya langsung down ehehehhe, masih usia produktif menjelang lulus. Kan bayangannya kerja dan sebagainya tho, padahal kan udah seluruh tubuh, jadi bayangannya kan nggak bisa sembuh. Bikin downnya itu kan selamanya saya kayak gini kan, sampai muka itu. Jadi ya cuma ndelak ndelek aja. Tapi ya obatnya nggak ngaruh juga. (MA,31-37) Meski sempat mengalami remisi selama beberapa tahun, psoriasis di kulit MA muncul kembali dan disertai oleh psoriasis arthritis yang menyerang sendi dan tulangnya. Kondisi tersebut terjadi pada tahun 2012, saat MA sedang menjalani studi S3. Keadaan yang semakin parah pada akhirnya membuat MA memutuskan untuk berhenti dari studi tersebut. Hingga saat ini psoriasis vulgaris, scalp, dan arthritis masih dialami MA meskipun dalam derajat keparahan yang rendah. He em, sampai wajah kena. Kalau kulit paling parah itu, kalau kulit lho. Nah kalau yang 2012, S3 itu kulitnya nggak separah yang itu, cuman sampai ke tulang. Kalau dulu yang pertama kan nggak sampai ke tulang. Kalau sampai ke tulang itu kan terutama kalau malam toh. Ngilu lah. Terutama kalau sholat. Bersin itu sampai sekarang saya kalau bersin jadi ketakutan. (MA.46-52)
7 7 Selain mengganggu fisiknya, MA mengaku bahwa hingga saat ini ia masih merasa minder jika ingin pergi ke luar rumah, terutama pada siang hari. MA juga masih sering mempertimbangakan jika diajak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan di kampung. Ada perasaan tidak nyaman jika orang memperhatikan kondisi kulitnya, meskipun ia sudah berusaha menutupi. Menurutnya penilaian masyarakat di kampungnya masih cenderung negatif terhadap suatu penyakit, terutama penyakit kulit. Hal tersebut menyebabkan subjek lebih memilih untuk berada di rumah daripada untuk menerima penilaian negatif dari orang di sekitarnya. Kalau memang kalau keluar gitu ya agak minder juga kan. Ya agak jadi males juga, apalagi kalau siang hari pas terang gini kan kelihatan banget tho. (MA, ) Kalau di sini memang saya agak males juga, ya pakai lengan panjang. Kalau kerja bakti itu lho kan sering nggak enak, di sini ada merah-merah itu kan. Kemarin kan sempat toh sini agak banyak itu, sekalipun pakai lengan panjang kan tetap kelihatan. Orang lirik itu aja kan udah nggak enak, kadang saya males itu gara-gara merah-merah. Tapi kalau orang tanya alergi gitu aja saya menjawabnya itu, jelasin panjang-panjang juga malah nanti mikir macem-macem. (MA, ) Hasil penelitian Choi dan Koo menemukan dampak psoriasis terhadap dimensi psikologis dan emosi pada diri penyandangnya sebanding dengan apa yang dialami oleh penyandang penyakit kronis lainnya, seperti kanker, penyakit jantung, dan depresi (Watson & Bruin, 2007). Melalui hasil survei yang dilakukan oleh Gupta & Gupta (1995) ditemukan bahwa penyandang psoriasis mengalami external shame yang berupa ketakutan terhadap evaluasi negatif dan stigma buruk dari luar dan internal shame yang mencakup evaluasi diri yang negatif dan perasaan yang terpusat pada diri sendiri (self focused feeling). Berdasarkan penelitian oleh Gupta & Gupta (1996) pada wanita dengan psoriasis menunjukkan gangguan pada konsep diri yang ditandai dengan rasa malu
8 8 terhadap penampakkan tubuh dan kecenderungan untuk mengasingkan diri berkontribusi pada timbulnya gejala psikopatologis seperti depresi, kecemasan, kemarahan, dan perilaku obsesi. Jobling (dalam Uttjek, Nygren, Stenberg, & Dufaker, 2007) menambahkan bahwa penyandang psoriasis akan merasa kesulitan dalam menjalin kontak sosial, merasa penyakit tersebut memalukan, dan memiliki kebutuhan tersendiri untuk menyembunyikan psoriasis itu. Konsep diri mencakup seluruh ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri terbentuk secara bertahap seiring dengan tumbuh dan berkembangnya individu tersebut. Konsep diri akan terbentuk melalui kontak dan pengalaman individu dengn stressor yang dilaluinya sehingga akan mempengaruhi persepsi individu itu sendiri dalam menilai pengalaman yang ia jalani. Dalam hal ini konsep diri penyandang psoriasis dapat dilihat dari bagaimana indivdu tersebut menjalani pengalamannya sebagai seorang penyandang psoriasis dan bagaimana individu tersebut berinteraksi dengan orang lain (Salbiah, 2003). Di Indonesia, psoriasis kini diwadahi oleh Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia (YPPI) yakni sebuah yayasan yang didirikan oleh ODPA (orang yang hidup dengan psoriasis dan psoriasis arthritis) dengan dukungan beberapa ODPA lainnya serta sejumlah dokter di Indonesia yang peduli dengan penyakit psoriasis. Pada beberapa kota di Indonesia YPPI diimplementasikan dalam sebuah komunitas yang disebut Komunitas Peduli Psoriasis Indonesia (KPPI). Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia berada dibawah payung International Federation of Psoriasis Association (IFPA) yaitu sebuah organisasi nirlaba bagi komunitas psoriasis di seluruh dunia yang berpusat di Swedia. Baik YPPI maupun
9 9 IFPA sama-sama memiliki tujuan dan motivasi untuk menyuarakan kepedulian terhadap psoriasis di seluruh dunia sekaligus sebagai wadah komunikasi bagi seluruh penyandangnya (Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia 2014). Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, setiap penyandang psoriasis akan mengalami permasalahan pada fisiknya. Seiring berjalannya waktu permasalahan tersebut dapat berkembang pada aspek lainnya yaitu aspek psikologis dan sosial. Setiap penyandang memiliki penilaian yang berbeda-beda atas dirinya beserta dengan penyakit psoriasis yang ia alami. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana dinamika konsep diri pada penyandang psoriasis usia dewasa awal. Termasuk hal-hal yang mempengaruhi dalam menilai dirinya. Oleh karena itu, pertanyaan utama dalam penelitian ini adalah : Bagaimana dinamika konsep diri pada penyandang psoriasis usia dewasa awal? B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami gambaran dinamika konsep diri pada penyandang psoriasis usia dewasa awal, beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, sehingga dapat dipahami bagaimana penyandang menilai dirinya dengan penyakit yang ia alami. C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Memberikan sumbangan nyata bagi ilmu psikologi khususnya di dalam bidang klinis, sosial, dan perkembangan. Secara lebih rinci penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan yang lebih
10 10 mendalam mengenai gambaran konsep diri pada penyandang psoriasis usia dewasa awal dan juga dapat berkontribusi untuk penelitian terkait di masa akan datang. 2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapakan dapat memberikan sejumlah manfaat praktis, antara lain : a. Bagi subjek penelitian serta penyandang psoriasis lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dalam menjalani pengalaman hidup dengan psoriasis. b. Bagi keluarga, orang terdekat, dan paramedis yang memiliki kaitan dengan penyandang psoriasis. Penelitian ini diharapakan dapat membantu untuk memahami dinamika psikologis yang dihadapi oleh penyandang psoriasis, sehingga dapat memberi dukungan, tritmen, dan masukan yang tepat.
BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu lama dan bersifat residif (hilang-timbul). Sampai saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisik adalah bagian dari tubuh manusia yang mudah dilihat dengan kasat mata, termasuk bagian kulit. Kulit merupakan bagian yang terluas dari tubuh dan bagian terpenting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Psoriasis adalah salah satu penyakit kulit termasuk dalam kelompok
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Psoriasis adalah salah satu penyakit kulit termasuk dalam kelompok dermatosis eritroskuamosa, bersifat kronis residif dengan lesi yang khas berupa plak eritema berbatas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kondisi fisik manusia sangat mempengaruhi penilaian orang lain dan penilaian diri sendiri. Salah
PENDAHULUAN Manusia memiliki dua bagian penting dalam hidupnya,yaitu bagian fisik dan psikis. Kondisi fisik manusia sangat mempengaruhi penilaian orang lain dan penilaian diri sendiri. Salah satu kondisi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN DIRI PADA PENDERITA VITILIGO
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN DIRI PADA PENDERITA VITILIGO Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi perhatian utama secara global dalam kesehatan. Setiap tahun terjadi peningkatan kasus dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan suatu sindrom penyakit klinis yang paling membingungkan dan melumpuhkan. Gangguan psikologis ini adalah salah satu jenis gangguan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pertamakali ditemukan di propinsi Bali, Indonesia pada tahun 1987 (Pusat Data dan Informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker adalah penyakit yang sangat berbahaya bahkan dapat mengakibatkan kematian. Sampai saat ini kanker masih menjadi momok bagi semua orang, hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penderita umumnya berusia belasan tahun (Hutagalung dalam Kompas, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker tulang merupakan salah satu jenis kanker yang cukup sering dijumpai di Indonesia. Berbeda dengan kanker mulut rahim atau kanker payudara, informasi tentang gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit systemic lupus erythematosus (SLE) atau yang biasa dikenal dengan lupus merupakan penyakit kronis yang kurang populer di masyarakat Indonesia dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. vulgaris, merupakan penyakit peradangan kronis dari unit pilosebasea akibat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyakit kulit yang menjadi perhatian bagi para remaja dan dewasa muda adalah jerawat atau dalam istilah medisnya disebut acne vulgaris, merupakan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam benak mereka, seperti Who am I?, Apa yang membuat saya berbeda
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja menjadi salah satu tahap dalam rentang kehidupan yang harus dilalui individu. Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak mengalami transisi dari masa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akne vulgaris (AV) adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri (Wasitaatmaja, 2015). Akne
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia memiliki visi menciptakan masyarakat yang mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
Lebih terperinciPenyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio
Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya penyakit Lupus. Penyakit ini merupakan sebutan umum dari suatu kelainan yang disebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun, namun biasanya tidak dapat disembuhkan melainkan hanya diberikan penanganan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat mengganggu. Psikopatologinya melibatkan kognisi, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit menular yang menahun, disebabkan oleh mycobacterium leprae yang menyerang kulit saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya. Pada sebagian besar
Lebih terperinciB A B 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya
B A B 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi, dan tingkah laku dimana individu tidak mampu menyesuaikan diri
Lebih terperinciKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa yang terjadi di era globalisasi dan persaingan bebas ini cenderung semakin meningkat. Peristiwa kehidupan yang penuh dengan tekanan seperti kehilangan
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang
akne. 2 Selain dari keluhan kosmetik, akne mempengaruhi setiap aspek kehidupan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang kesehatan psikodermatologi atau psikokutan berfokus pada interaksi antara pemikiran,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi dari lingkungan hidup manusia. Berat kulit kira-kira 15% dari berat badan seseorang. Kulit merupakan
Lebih terperinciPerilaku Koping pada Penyandang Epilepsi
Perilaku Koping pada Penyandang Epilepsi SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Oleh Nadiarani Anindita F 100 050 050 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN
5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5.1. Kesimpulan Bab ini berusaha menjawab permasalahan penelitian yang telah disebutkan di bab pendahuluan yaitu melihat gambaran faktor-faktor yang mendukung pemulihan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan merupakan suatu misteri yang dijalani seseorang. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman
Lebih terperinciBAB I 1.1 Latar Belakang
BAB I 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu atau lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis seboroik merupakan suatu kelainan kulit papuloskuamosa kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang banyak mengandung kelenjar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat menyerang siapa saja. Kanker muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari selsel jaringan tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang OMK (Orang Muda Katolik) merupakan sebuah wadah yang dapat menghimpun para pemuda Katolik untuk terus melayani Tuhan dan sesama, sebagai sebuah komunitas keagamaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling terkait, berkesinambungan, dan berlangsung secara bertahap. Tingkat perkembangan individu memicu adanya berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah makhluk yang berakal budi / mampu menguasai makhluk lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. A walnya manusia diciptakan baik adanya, seumpama selembar kertas putih
BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah A walnya manusia diciptakan baik adanya, seumpama selembar kertas putih yang masih polos. Tahun silih berganti dan usia manusia juga terus
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan kesehatan serius yang perlu mendapatkan perhatian dari keluarga. Townsend (2014), mengatakan skizofrenia yaitu terjadi perpecahan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa dewasa muda ditandai dengan memuncaknya perkembangan biologis, penerimaan peranan sosial yang besar, dan evolusi suatu diri dan struktur hidup dewasa. Periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya. Pada tahun 2003 prevalensi diabetes di dunia diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. timbulnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadi yaitu diabetes
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola hidup yang tidak sehat dapat mempengaruhi kesehatan individu. Kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji dan kurangnya olahraga telah menjadi pola hidup masyarakat
Lebih terperinciPERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA
PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : ESTI PERDANA PUSPITASARI F 100 050 253 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis, yang berarti dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis, yang berarti dapat berlangsung selama bertahun-tahun, pasien mungkin mengalami waktu yang lama tanpa gejala. Rheumatoid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan menjadi syarat utama agar individu bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat termasuk penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lain (NAPZA), tetapi juga meliputi berbagai
Lebih terperinciGAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA
GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional maupun lokal.
Lebih terperinciFAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH
GAMBARAN POLA ASUH PENDERITA SKIZOFRENIA Disusun Oleh: Indriani Putri A F 100 040 233 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Salah satu jenis kanker yang paling ditakuti oleh para wanita adalah kanker payudara (Rahmah, 2009). Menurut data organisasi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap perempuan.peristiwa tersebut merupakan peristiwa penting dalam kehidupan ibu dan keluarganya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rheumatoid Arthritis (RA)merupakan penyakit kronis, yang berarti dapat berlangsung selama bertahun-tahun, pasien mungkin mengalami waktu yang lama tanpa gejala. RA merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. otak (Dipiro et.al, 2005). Epilepsi dapat dialami oleh setiap orang baik laki-laki
I. PENDAHULUAN Epilepsi adalah terganggunya aktivitas listrik di otak yang disebabkan oleh beberapa etiologi diantaranya cedera otak, keracunan, stroke, infeksi, dan tumor otak (Dipiro et.al, 2005). Epilepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Depkes RI,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jiwa sampai saat ini memang masih dianggap sebagai penyakit yang memalukan, menjadi aib bagi si penderita dan keluarganya sendiri. Masyarakat kita menyebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres merupakan suatu kondisi adanya tekanan fisik dan psikis akibat adanya tuntutan dari dalam diri dan lingkungan. Pernyataan tersebut berarti seseorang dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa dengan bertambahnya usia, setiap wanita dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi dalam beberapa fase,
Lebih terperinciSTRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL
STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara
12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai macam inovasi baru bermunculan dalam dunia kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan semakin mengutamakan komunikasi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang mematikan di dunia. Kanker menjadi salah satu penyakit yang menakutkan bagi setiap orang. Setiap orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta dapat menerima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik maupun emosional. Semakin bertambahnya usia, individu akan mengalami berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara fisik. Sebagian orang harus menderita penyakit yang dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hidup sehat adalah impian semua orang, karena dengan hidup sehat setiap orang dapat melakukan aktivitasnya dengan bebas tanpa terbatasi oleh suatu penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ringan dan gangguan jiwa berat. Salah satu gangguan jiwa berat yang banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan suatu gangguan yang mengganggu fungsi mental sehingga menempatkan seseorang dalam kategori tidak sejahtera. Gangguan jiwa adalah respon maladaptif
Lebih terperinciPenyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).
PENYAKIT TERMINAL Pengertian Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit autoimun kronis yang mengakibatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis merupakan penyakit kulit autoimun kronis yang mengakibatkan proliferasi berlebihan di epidermis. Normalnya seseorang mengalami pergantian kulit setiap 3-4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam ruang lingkup ilmu penyakit dalam, depresi masih sering terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena seringkali pasien depresi
Lebih terperinciMEDIA BRIEFING KEMENTERIAN KESEHATAN RI PERINGATAN HARI LUPUS SEDUNIA TAHUN 2018
MEDIA BRIEFING KEMENTERIAN KESEHATAN RI PERINGATAN HARI LUPUS SEDUNIA TAHUN 2018 MEMAHAMI PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK (LES) dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolisme gula akibat kurangnya sekresi hormon insulin sehingga terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus atau lebih dikenal dengan istilah penyakit kencing manis merupakan suatu bentuk penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan metabolisme gula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian dari keluarga, dimana sebagian besar kelahiran disambut bahagia oleh anggota keluarganya, setiap orang tua mengharapkan anak yang sehat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sehat baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang mengharuskan setiap orang hidup secara produktif baik secara sosial maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Penyakit kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertembuhan sel tidak normal/ terus menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa dimana seseorang mengalami perubahan sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke arah bentuk tubuh orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditutupi sisik tebal berwarna putih. Psoriasis sangat mengganggu kualitas hidup
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis merupakan penyakit inflamasi kronis pada kulit dengan penyebab yang belum diketahui sampai saat ini, ditandai oleh adanya plak eritema batas tegas ditutupi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk fungsi berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan saat ini menjadi faktor paling penting diantara sekian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan saat ini menjadi faktor paling penting diantara sekian banyak faktor dalam kehidupan manusia, karena hal ini dapat membantu untuk menunjang proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sel asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Pusat Komunikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker adalah sel-sel jaringan tubuh yang menjadi ganas yang ditandai oleh pembelahan sel dengan cepat dan tidak terkendali membentuk sel sejenis dengan sel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan suatu emosi yang paling sering di alami oleh manusia. Kadang-kadang kecemasan sering disebut sebagai bentuk ketakutan dan perasaan gugup yang dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. serta dapat menjalar ke ke tempat yang jauh dari asalanya yang disebut metastasis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai pertumbuhan sel yang tidak normal atau terus menerus dan tidak terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut WHO, masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab kematian pada manusia adalah penyakit kronis (dalam Sarafino, 2006). Penyakit kronis merupakan jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyeluruh dalam menjalankan fungsi-fungsinya, karena keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga menjadi unit terkecil dalam lingkup masyarakat yang memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap suatu kondisi. Dalam ruang lingkup keluarga terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi di masyarakat masih menjadi sebuah masalah di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi di masyarakat masih menjadi sebuah masalah di Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara oleh Departemen Kesehatan sebesar 25,9% penduduk Indonesia mempunyai
Lebih terperinci2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan meningkat diberbagai bidang di Indonesia telah mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan penduduk. Salah satu outcome atau dampak dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia ini menganggap jaringan dalam tubuh sebagai benda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lupus merupakan penyakit peradangan atau inflamasi multisistem akibat perubahan sistem imun pada tubuh manusia. Penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang menyerang persendian dan menyebabkan inflamasi yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri, serta bisa menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi penyumbang morbiditas dan mortalitas tertinggi di dunia dari sekian banyak penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia saat ini, banyak mengalami keprihatinan dengan kesehatan, salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari perhatian. Orang sengaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi merupakan pengalaman yang biasa menimbulkan kecemasan, kecemasan biasanya berhubungan dengan segala macam prosedur asing yang dijalani pasien dan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri kepala atau cephalgia adalah nyeri yang dirasakan di daerah kepala atau merupakan suatu sensasi tidak nyaman yang dirasakan pada daerah kepala (Goadsby, 2002).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia
Lebih terperinci