STUDI BUDIDAYA DAN PENGELOLAAN PENYAKIT TANAMAN STROBERI (Fragaria xananassa Dutch.) DI PT. KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU JAWA TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI BUDIDAYA DAN PENGELOLAAN PENYAKIT TANAMAN STROBERI (Fragaria xananassa Dutch.) DI PT. KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU JAWA TIMUR"

Transkripsi

1 STUDI BUDIDAYA DAN PENGELOLAAN PENYAKIT TANAMAN STROBERI (Fragaria xananassa Dutch.) DI PT. KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU JAWA TIMUR MAGANG KERJA Oleh: YULINDA NURILIA PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI MINAT STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 i

2 STUDI BUDIDAYA DAN PENGELOLAAN PENYAKIT TANAMAN STROBERI (Fragaria xananassa Dutch.) DI PT. KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU JAWA TIMUR MAGANG KERJA Oleh: YULINDA NURILIA PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI MINAT STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 i

3 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MAGANG KERJA STUDI BUDIDAYA DAN PENGELOLAAN PENYAKIT TANAMAN STROBERI (Fragaria xananassa Dutch.) DI PT. KUSUMA AGROWISATA, KOTA BATU JAWA TIMUR Disetujui Oleh: Pembimbing Lapang, Dosen Pembimbing Magang, Ir. Rudy Setiawan Restu Rizkyta Kusuma, SP., M.Sc. NIK Mengetahui Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan i

4 KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyusun proposal magang kerja Studi Budidaya dan Pengelolaan Penyakit Tanaman Stroberi (Fragaria xananassa Dutch.) di PT. Kusuma Agrowisata, Kota Batu-Jawa Timur. Penulis sampaikan terima kasih kepada Ibu Restu Rizkyta Kusuma, SP., M.Sc., selaku dosen pembimbing magang kerja atas segala nasihat, arahan dan bimbingan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Mintarto Martosudiro, MS. selaku Koordinator Magang Kerja Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan tahun Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak PT. Kusuma Agrowisata yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan magang kerja, dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini. Malang, 26 Juni 2015 Penulis i

5 ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Magang Kerja Tujuan Umum Magang Kerja Tujuan Khusus Magang Kerja Sasaran Kompetensi... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Tanaman Stroberi Ekologi Tanaman Stroberi Teknik Budidaya Tanaman Stroberi Organik Pembibitan Persiapan Media Tanam Teknik Penanaman Pemeliharaan Tanaman Penyakit Pada Tanaman Stroberi Perhitungan Intensitas Penyakit (Disease Intensity) Profil Perusahaan Struktur Organisasi Budidaya Tanaman Semusim (BTS) III. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Stroberi di PT. Kusuma Agrowisata Penyakit pada Tanaman dan Buah Stroberi Pengendalian V. PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ii

6 iii DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 Contoh cara menghitung tingkat kerusakan penyakit non sistemik sistem skoring pada penyakit hawar batang bergetah oleh Didymella bryoniae pada semangka Lokasi survey penyakit Persentase survey perhitungan intensitas penyakit (IP) pada stroberi varietas Sweet Charlie umur 8 dan 1 bulan, dan stroberi varietas Rosa Linda umur 7 dan 6 bulan 30 iii

7 iv DAFTAR GAMBAR Nomor Teks Halaman 1 Penyakit yang menyerang tanaman stroberi (1A-E) Penyakit yang menyerang tanaman stroberi (2F-J) Penyakit yang menyerang tanaman stroberi (3K-L) Struktur organisasi BTS PT. Kusuma Agrowisata Penentuan petak sample untuk pengamatan penyakit Sketsa ukuran polibag dan jarak antar polibag 19 7 Kegiatan menyiapkan bibit, dan bibit yang telah dipotong akar dan daunnya Bibit stroberi siap tanam Pengaplikasian pestisida dengan cara disemprot, dan pengaplikasian pestisida dengan cara ditabur Alat aplikasi pestisida cair Kegiatan panen buah stroberi dan hasil panen buah stroberi Kantor BTS tempat penyortiran buah stroberi secara manual Contoh buah stroberi yang layak jual dalam kondisi segar Gejala penyakit antraknosa pada daun (A), bunga (B), dan buah stroberi (C dan D) Gejala penyakit embun tepung pada daun (A dan B) dan buah stroberi (C) Gejala penyakit hawar pada daun (A dan B) dan buah stroberi (C) Penyakit kapang kelabu menginfeksi buah stroberi. 29 iv

8 v DAFTAR LAMPIRAN Nomor Teks Halaman 1. Peta lokasi magang kerja PT. Kusuma Agrowisata Denah lokasi kebun stroberi PT. Kusuma Agrowisata Jadwal kegiatan magang kerja di PT. Kusuma Agrowisata Agenda kegiatan magang kerja di PT. Kusuma Agrowisata Tabel deskripsi stroberi varietas Sweet Charlie dan Rosa Linda Identitas mahasiswa. 46 v

9 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Magang kerja adalah salah satu kegiatan akademik yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa program S1 Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya dengan cara melakukan kegiatan mandiri di bidang pertanian yang diaplikasikan pada masyarakat seperti pada instansi atau pihak yang terkait dalam bidang pertanian untuk pengembangan pengetahuan, sehingga mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama kuliah, dan menambah pengalaman dalam menghadapi permasalahan yang ada di lapang nantinya. Pelaksanaan magang dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan masyarakat maupun perusahaan saat ini, yang ahli, berkualitas, dan berdedikasi tinggi sehingga keikutsertaannya dalam menghadapi suatu persoalan dapat berdasar pada analisis teoritis yang digabungkan dengan kenyataan di lapang. Mahasiswa juga diharapkan dapat menguasai teknik aplikasi yang ada di lapang untuk menambah pengetahuan, dan pengalaman yang lebih luas dalam mengatasi permasalahan hama atau penyakit yang dipilih untuk menyelesaikan studinya. Alasan Pemilihan Objek Magang Kerja Strawberry atau stroberi ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L. menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia, spesies lain yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia (Prihatman, 2000). Tanaman stroberi dapat hidup beberapa tahun, namun kadang hanya ditumbuhkan sebagai tanaman semusim. Tanaman ini mempunyai perakaran yang dangkal, daun majemuk trifoliat, bunga berwarna putih, buahnya berwarna merah (Ashari, 2002), tumbuh baik pada suhu antara C, dan kelembaban udara untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-90%. Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah meter diatas permukaan laut (m dpl) dengan curah hujan mm/tahun, kondisi ini

10 2 sangat ideal karena tanaman stroberi peka terhadap kelembaban tinggi (Sitepu, 2007). Tanaman stroberi dapat diperbanyak melalui perbanyakan secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan vegetatif menggunakan pemisahan rumpun tanaman induk (anakan), dan stolon, perbanyakan generatif menggunakan biji yang disebar ke area pertanaman, tetapi perbanyakan dengan biji jarang dilakukan karena memerlukan waktu cukup lama untuk pertumbuhannya (Ni'matillah et. al., 2014). Dari tahun ke tahun, perkembangan komoditas stroberi di Indonesia terus mengalami peningkatan, berdasarkan data Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian (2013), pertumbuhan komoditas stroberi tahun adalah terbesar keempat setelah apel, anggur, dan jeruk besar dengan angka pertumbuhan sebesar 24,02%. Tahun 2011 Indonesia mengekspor buah stroberi mencapai rata-rata kg/tahun, dan permintaan buah stroberi yang semakin meningkat dari masyarakat lokal yang memanfaatkan stroberi sebagai buah segar, dibuat selai, sirup, dodol, manisan, jus, dan es krim mendorong perlunya upaya peningkatan produktivitas dari segi kualitas maupun kuantitas (Zaimah et. al., 2013). PT. Kusuma Satria Dinasastri Wisatajaya, atau lebih dikenal dengan nama PT. Kusuma Agrowisata adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang agribisnis, dan pariwisata. Salah satu komoditas pertanian yang berada di perusahaan ini adalah stroberi varietas Sweet Charlie (Fragaria xananassa Sweet Charlie ) dan stroberi varietas Rosa Linda (Fragaria xananassa Rosa Linda ) yang ikut berperan memenuhi permintaan stroberi oleh masyarakat luas. Stroberi varietas Sweet Charlie memiliki ciri warna, dan daging buah mirip dengan cabai walaupun samar (Darrow, 1966), tanaman stroberi varietas Rosa Linda lebih tegak dari Sweet Charlie, karakteristik ini yang cenderung membuat buahnya terlihat jelas (Chandler et al., 2001). Budidaya stroberi di PT. Kusuma Agrowisata masih menghadapi banyak kendala, diantaranya adalah serangan hama, dan penyakit (Ariyanti et. al., 2012). Penyakit yang sering menyerang pada pertanaman stroberi antara lain tiga penyakit daun yang disebabkan oleh jamur, antara lain bercak daun yang disebabkan oleh jamur Mycosphaerella fragariae, daun hangus (gosong) yang disebabkan oleh jamur Diplocarpon earliana, dan hawar daun yang disebabkan

11 3 oleh jamur Phomopsis obscurans. Ketiga penyakit tersebut mampu bertahan pada daun-daun mati, dan atau pada daun hidup yang terinfeksi. Penyebaran penyakit melalui spora yang dihasilkan selama kondisi lingkungan lembab, dan hangat (Ellis, 2008). Dengan melihat potensi, dan permasalahan yang muncul saat budidaya, maka akan dilakukan pengamatan secara langsung berbagai jenis penyakit pada tanaman stroberi varietas Sweet Charlie dan Rosa Linda di PT. Kusuma Agrowisata, dan mengetahui tindak pengendalian yang diterapkan terkait pengendalian penyakit tanaman stroberi dalam rangka optimalisasi produksi. 1.2 Tujuan Magang Kerja Tujuan Umum Magang Kerja Tujuan umum magang kerja yang dilakukan di PT. Kusuma Agrowisata yaitu: yaitu: 1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan dalam bentuk magang kerja. 2. Membandingkan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan dengan yang diterapkan di lapang, dan menelaahnya apabila terjadi perbedaan perbedaan atau penyesuaian. 3. Melatih mahasiswa untuk bekerja mandiri, atau kelompok di lapang, dan sekaligus menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan pekerjaan yang nantinya akan ditekuni oleh para lulusan. 4. Menambah wawasan mahasiswa dalam bidang pertanian secara luas Tujuan Khusus Magang Kerja Tujuan khusus magang kerja yang dilakukan di PT. Kusuma Agrowisata 1. Meningkatkan pengetahuan tentang budidaya stroberi yang dilakukan di PT. Kusuma Agrowisata. 2. Mengetahui berbagai jenis penyakit yang menyerang tanaman stroberi, mengetahui kejadian penyakit, intensitas serangan penyakit, dan tindak pengendalian penyakit pada tanaman stroberi yang dilakukan di PT. Kusuma Agrowisata. 3. Mendapatkan pengalaman bekerja di lingkungan professional.

12 4 1.3 Sasaran Kompetensi Sasaran kompetensi yang diharapkan adalah: 1. Mampu menerapkan, dan mensosialisasikan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di bidang teknologi budidaya tanaman, khususnya teknologi budidaya stroberi. 2. Mampu merencanakan, merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi sistem produksi tanaman secara efektif, dan produktif, dan mampu mengaktualisasi potensi diri untuk bekerjasama dalam tim multidisiplin. 3. Mampu berpikir analitik untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah, dan akar masalah serta mencari solusi berbasis ilmiah dalam sistem budidaya pertanian yang berkelanjutan.

13 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Tanaman Stroberi Tanaman stroberi termasuk dalam kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, sub divisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Rosales, famili Rosaceae, genus Fragaria, spesies Fragaria spp. (Prihatman, 2000). Stroberi berkromosom diploid (2n=14), namun beberapa spesies lain, dan hibrida mempunyai kromosom bervariasi, contohnya jenis stroberi F.orientali, dan F.maupinensis berkromosom tetraploid (2n=28), dan F.moschata heksaploid (2n=42). Susunan tubuh tanaman stroberi terdiri dari akar, batang, stolon, daun, bunga, buah, dan biji (Rukmana, 1998). 2.2 Ekologi Tanaman Stroberi Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan mm/tahun. Lama penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 8-10 jam setiap harinya, dengan temperatur C, dan kelembaban 80-90%. Tanaman stroberi menyukai tanah liat berpasir, subur, gembur, mengandung banyak bahan organik, aerasi tanah baik, dan ph tanah yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun adalah 5,4-7,0 sedangkan untuk budidaya di pot adalah 6,5-7,0. Kedalaman air tanah yang disyaratkan jika ditanam di kebun adalah cm dari permukaan tanah, jika ditanam di dalam pot maka media harus memiliki sifat yang porous, mudah merembeskan air serta unsur hara yang dibutuhkan selalu tersedia. Ketinggian tempat yang memenuhi syarat adalah m dpl (Prihatman, 2000). 2.3 Teknik Budidaya Tanaman Stroberi Organik Pembibitan Stroberi diperbanyak dengan biji dan bibit vegetatif (anakan, dan stolon atau akar sulur). Adapun kebutuhan bibit per hektar antara (Prihatman, 2000):

14 6 1) Perbanyakan dengan biji 1. Benih dibeli dari toko pertanian, rendam benih di dalam air selama 15 menit lalu keringanginkan. 2. Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi dengan media berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang (kompos) halus yang bersih (1:1:1). Benih disemaikan merata di atas media dan tutup dengan tanah tipis. Kotak semai ditutup dengan plastik atau kaca bening dan disimpan pada temperatur C. 3. Persemaian disiram setiap hari, setelah bibit berdaun dua helai siap dipindah tanam ke tempat yang telah disediakan. 2) Bibit vegetatif untuk budidaya stroberi di kebun Tanaman induk yang dipilih harus berumur 1-2 tahun, sehat dan produktif. Penyiapan bibit anakan dan stolon adalah sebagai berikut: 1. Bibit anakan Rumpun dibongkar, tanaman induk dibagi menjadi beberapa bagian yang sedikitnya mengandung 1 anakan. Setiap anakan ditanam dalam polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang halus (1:1:1), simpan di bedeng persemaian beratap plastik. 2. Bibit stolon Rumpun yang dipilih telah memiliki akar sulur pertama dan kedua. Kedua akar sulur ini dipotong. Bibit ditanam di dalam atau polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Setelah tingginya 10 cm dan berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan. 3. Bibit untuk budidaya stroberi di polibag Pembibitan dari benih atau anakan atau stolon dilakukan dengan cara yang sama, tetapi media tanam berupa campuran gabah padi dan pupuk kandang (2:1). Setelah bibit di persemaian berdaun dua atau bibit dari anakan atau stolon di polibag kecil (18 x15) siap pindah, bibit dipindahkan ke polibag besar ukuran 30 x 20 cm berisi media yang sama Persiapan Media Tanam Tanaman stroberi menyukai tanah liat berpasir, subur, gembur, mengandung banyak bahan organik (Prihatman, 2000). Tanah yang sehat adalah

15 7 dasar dari pertanian organik, tanah harus aktif secara biologis, struktur tanah baik, dan kapasitas untuk menahan nutrisi serta air baik. Bahan organik yang biasa digunakan untuk campuran dengan tanah dapat berupa kompos, pupuk kandang, atau pupuk hijau. Bahan organik akan mendukung ketersediaan mikroba didalam tanah, dan membantu nutrisi menjadi tersedia bagi tanaman. Praktik rotasi tanaman untuk menghasilkan tanah yang sehat harus dimulai dalam satu atau dua tahun sebelum penanaman stroberi (Carrol et al., 2015). Stroberi menghendaki tanah dengan kondisi drainase baik untuk pertumbuhannya, tanah yang basah, atau tanah liat berat akan membatais pertumbuhan dan respirasi akar stroberi, dan ph tanah yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun adalah 5,4-7,0 sedangkan untuk budidaya di pot adalah 6,5-7,0 (Prihatman, 2000) Teknik Penanaman 1. Siram polibag berisi bibit dan keluarkan bibit bersama media tanamnya dengan hati -hati. 2. Tanam satu bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar pangkal batang. 3. Sirami tanah di sekitar pangkal batang sampai lembab (Prihatman, 2000). 1. Penyulaman Pemeliharaan Tanaman Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 15 hari setelah tanam. Tanaman yang disulam adalah yang mati atau tumbuh abnormal. 2. Penyiangan Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma, biasanya dilakukan bersama pemupukan susulan. 3. Perempelan atau Pemangkasan Tanaman yang terlalu rimbun, terlalu banyak daun harus dipangkas. Pemangkasan dilakukan teratur terutama membuang daun-daun tua atau rusak. 4. Pemupukan Ketika dekomposisi bahan organik sedang berjalan, apabila bahan organik yang awalnya memiliki rasio C/N yang tinggi (sangat sedikit nitrogen) maka akan membuat mikroba menggunakan nitrogen apapun yang tersedia untuk pertumbuhan mereka sendiri, dan hanya menyisakan sedikit untuk tanaman.

16 8 Hal ini dapat mengakibatkan kekurangan nitrogen sementara. Setelah proses dekomposisi mulai melambat dan mikroba mati, mikroba akan membuat nitrogen mereka kembali ke tanah di mana ia akan menjadi tersedia bagi tanaman (Carrol et al., 2015). Pemberian pupuk susulan berfungsi untuk mengatasi kekurangan nitrogen sementara yang akan terjadi ketika bahan organik (dengan rasio C/N tinggi) sedang terdekomposisikan dalam tanah. Dosis pupuk susulan untuk 1 ha menggunakan campuran urea, SP-36 dan KCl (1:2:1,5) sebanyak 5 kg dilarutkan dalam 200 liter air. Setiap tanaman disiram dengan cc larutan pupuk. 5. Pengairan dan Penyiraman Penyiraman dilakukan 2 kali sehari sampai tanaman berumur 2 minggu, setelah itu penyiraman dikurangi berangsur-angsur dengan syarat tanah tidak sampai mengering. (Prihatman, 2000). 2.4 Penyakit Pada Tanaman Stroberi Penyakit yang biasa menyerang tanaman stroberi antara lain (Gambar 1): 1. Penyakit daun hangus (gosong) disebabkan oleh jamur D. earliana (Gambar 1-A) atau Marssonina fragariae yang menyebabkan daun memiliki bercak bulat telur sampai bersudut tidak teratur berwarna ungu tua. Bentuk bercak ada 2 yaitu luka dengan bentuk besar atau kecil tetapi banyak dan luka dengan bentuk bisul. Luka ini berwarna kemerahan sampai ungu tipis, menyatu dan menjadikan tanaman tampak hangus atau terbakar. Luka ini biasanya berukuran 1-5 mm, dan berkembang di permukaan daun. Perkembangan penyakit M. fragariae adalah dengan adanya perubahan warna daun menjadi coklat, mengering, dan menaiknya tepi daun (Vidiana, 2012). 2. Penyakit bercak daun yang disebabkan oleh jamur Mycosphaerella fragariae (Gambar 1-B) ditandai dengan munculnya bercak kecil ungu tua pada daun, pusat bercak berwarna coklat yang akan berubah menjadi putih, sisi bawah tulang daun yang bersinggungan dengan serangan akan berwarna ungu, kemerahan dan seluruh daun dapat mati (Vidiana, 2012). 3. Penyakit hawar daun yang disebabkan oleh Phomopsis obscurans (Gambar 1- C) menyerang daun, buah, stolon, dan tangkai. Penyakit ini dimulai dengan

17 9 terbentuknya 1 sampai 6 noda bulat yang berwarna abu-abu dikelilingi warna merah ungu. Bercak ini memiliki 3 perubahan warna, yaitu merah, ungu atau bagian tepinya berwarna kekuningan, dan coklat terang dengan pusat bercak coklat tua (Vidiana, 2012). 4. Busuk buah antraknosa oleh jamur Colletotrichum fragariae (Gambar 1-D) yang menyebabkan buah masak menjadi kebasah-basahan berwarna coklat muda dan buah dipenuhi massa spora berwarna merah jambu (Prihatman, 2000), namun stroberi Sweet Charlie tidak menunjukkan gejala busuk buah antraknosa walaupun tumbuh berdekatan dengan kultivar rentan yang menunjukkan gejala parah akibat penyakit ini (Chandler et al., 2009). 5. Bercak hitam pada daun oleh jamur C. acutatum (Gambar 1-E) menimbulkan gejala munculnya bintik bintik sekitar 1-2 mm, dan biasanya berwarna hitam, dapat juga berwarna abu-abu terang. Daun menjadi penuh dengan bintik bintik tetapi tidak mati. Gejala ini biasa muncul setelah stolon, dan tangkai terinfeksi. Lesi cekung, dan gelap yang ditemui pada stolon dapat mengakibatkan cabang menjadi tidak memiliki akar (Ulio & Macarthur, 2004). 6. Penyakit busuk mahkota (crown) oleh C.gloeosporioides (Gambar 2-F) menimbulkan sebuah tanda berwarna coklat kemerahan pada mahkota, mengakibatkan mahkota menjadi layu. Sumber infeksi ada pada bahan tanam, stolon, mahkota lain yang terinfeksi, daun, dan buah. Sisa sisa tanaman, dan gulma, genangan air serta percikan air hujan atau irigasi juga dapat menjadi sumber infeksi penyakit busuk mahkota (Ulio & Macarthur, 2004). 7. Embun tepung (Sphaerotheca macularis f.sp. fragariae) yang mengakibatkan bagian yang terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis seperti tepung (Gambar 2-G), bunga akan mengering dan gugur (Prihatman, 2000). Penyakit embun tepung tidak menjadi masalah yang serius bagi Sweet Charlie (Chandler et al., 2009). 8. Kapang kelabu yang disebabkan oleh jamur Botrytis cinerea (Gambar 2-H) mengakibatkan bagian buah membusuk dan berwarna coklat lalu mengering (Ulio & Macarthur, 2004).

18 10 9. Busuk rizopus yang disebabkan oleh jamur Rhizopus stolonifer (Gambar 2-I) memiliki gejala buah busuk, berair, berwarna coklat muda dan bila ditekan akan mengeluarkan cairan keruh, dan apabila di tempat penyimpanan, buah yang terinfeksi akan tertutup miselium jamur berwarna putih dan spora hitam (Ulio & Macarthur, 2004). 10. Penyakit empulur merah yang disebabkan oleh jamur Phytophthora fragariae (Gambar 2-J) menyerang akar sehingga tanaman tumbuh kerdil, daun tidak segar, kadang-kadang layu terutama siang hari (Prihatman, 2000). 11. Layu Fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum (Gambar 3-K) penyakit ini hanya mempengaruhi stroberi dari varietas yang paling rentan. Tanaman yang terinfeksi layu dan mati dengan cepat. Mahkota menunjukkan perubahan warna menjadi coklat kemerahan, lalu membusuk. Sumber infeksi ada pada tanah bekas tanaman terinfeksi. Patogen dapat bertahan hidup di tanah selama bertahun-tahun, penyebaran dengan bahan tanam yang terinfeksi, dan sampah. F.oxysporum menyukai temperatur yang tinggi (Ulio & Macarthur, 2004). 12. Mild yellow edge virus (Gambar 3-L), dapat menyebabkan menguningnya tepi daun muda, kemerahan dini pada daun tua, tanaman kerdil dan hasil produksi menurun (Ulio dan Macarthur, 2004). A B C D E Gambar 1. Penyakit yang menyerang tanaman stroberi; gejala serangan D. earliana (A), bercak daun Mycosphaerella fragariae (B), dan hawar daun P. obscurans (C) pada daun stroberi. Gejala lesi pada sulur stroberi (D), bercak hitam C.acutatum pada daun (E) (Ellis, 2008; Gubler et al., 2014).

19 11 F G H I J Gambar 2. Penyakit yang menyerang tanaman stroberi; C. gleospoiroides menyebabkan infeksi pada akar (F), gejala embun tepung pada daun (G), infeksi kapang kelabu B. cinerea pada buah stroberi (H). Infeksi R. stolonifer (I) dan (J) Phytophthora fragariae menyebabkan tanaman layu (Gubler et al., 2014; Ulio dan Macarthur, 2004). K L Gambar 3. Penyakit yang menyerang tanaman stroberi; Infeksi F. oxysporum pada akar stroberi (K) dan (L) tanaman stroberi kerdil terinfeksi virus (Ulio & Macarthur, 2004). 2.5 Perhitungan Intensitas Penyakit (Disease Intensity) Menggambarkan intensitas penyakit dapat dibuat dengan cara membagi kisaran antara bagian yang bebas penyakit sampai terkena seluruhnya menjadi sejumlah kategori serangan atau kelas-kelas serangan. Pembagian ini dilakukan dengan cermat. Apabila jumlah kelas yang dibedakan itu terlalu kecil maka akan sulit untuk membuat deskripsi perbedaannya, sebaliknya apabila jumlahnya terlalu banyak maka akan sulit untuk menentukan pemilahannya dalam hal kecocokan bagian yang terserang. Perhitungan intensitas penyakit dibagi dalam dua kategori (Sastrahidayat, 2013): 1. Menyerang seluruh bagian tanaman, penyakit dengan tipe ini disebut sebagai penyakit sistemik (systemic disease). Contoh yang umum antara lain: layu bakteri pada tomat (Pseudomonas solanacearum), rebah semai pada kedelai (Sclerotium rolfsii), dan sebagainya. Cara menghitung tingkat kerusakan atau serangan terhadap tanaman adalah dengan menghitung banyaknya individu tanaman terserang dibagi dengan populasi tanaman yang diamati, yang bila dirumuskan adalah demikian (Anonim, 1984 dalam Sastrahidayat, 2013):

20 12 I = a b 100% Keterangan: I = intensitas atau tingkat serangan; a = jumlah tanaman terserang; b = populasi tanaman yang diamati. 2. Menyerang bagian tanaman (misal: daun, buah, ranting, dan sebagainya), penyakit tipe ini disebut sebagai penyakit non sistemik (non systemic disease). Contoh dari penyakit tipe ini adalah: penyakit tepung pada daun apel (Podosphaera leucotricha), penyakit karat pada serealia (Puccinia graminis), bercak ungu pada bawang (Alternaria porri), dan sebagainya. Cara menghitung tingkat kerusakan tipe ini dapat dilakukan menggunakan standar diagram maupun menggunakan metode skoring seperti contoh pada Tabel 1. Tabel 1. Contoh cara menghitung tingkat kerusakan penyakit non sistemik sistem skoring pada penyakit hawar batang bergetah oleh Didymella bryoniae pada semangka (Gusmini et al,, 2002 dalam Sastrahidayat; 2013). Skor Kriteria (nilai) 0 Tidak ada gejala 1 Daun menguning (hanya indikasi tanaman sakit) 2 Gejala ringan, pada daun terjadi nekrosis <20% 3 Gejala sedang, pada daun terjadi nekrosis 21-45% 4 Gejala meluas, pada daun terjadi nekrosis >45% 5 Beberapa daun mati, pada batang tak ada gejala Gejala ringan, pada daun terjadi nekrosis <20%; dan adanya nekrosis 6 pada petiole dan batang sepanjang <3mm Gejala meluas, pada daun terjadi nekrosis 21-45%; dan adanya nekrosis 7 pada petiole dan batang sepanjang 3-5mm Gejala meluas, pada daun terjadi nekrosis >45%; dan adanya nekrosis 8 pada petiole dan batang sepanjang >5mm 9 Tanaman mati Sistem skoring ini belum menunjukan keparahan penyakit dalam bentuk persentase yang umumnya menjadi panduan umum, maka dari skor yang didapat tersebut perlu dikelompokan menjadi sistem numerik dengan menggunakan rumus yang umum diacu dalam proteksi tumbuhan (Anonim, 1984 dalam Sastrahidayat; 2013), sebagai berikut:

21 13 I = (n v) N Z 100% Keterangan: I = tingkat serangan (%), n = jumlah skor yang sama, v = nilai skor, N = jumlah sampel yang diamati, Z = nilai skor tertinggi (dalam contoh angka 9). 2.6 Profil Perusahaan PT. Kusuma Satria Dinasari Wisatajaya yang lebih dikenal dengan Kusuma Agrowisata merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pariwisata, perhotelan, perkebunan, dan perindustrian yang terletak di Jalan Abdul Ghani Atas, Kelurahan Ngaglik, Kota Batu. Perusahaan mulai didirikan pada tahun 1991 oleh Ir. Edy Antoro. Adapun bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas dengan SIUP : 91-92/13-24/PM/VII/97/P.I dan TDP dibawah naungan Departemen Perindustrian. Produk utama yang dihasilkan PT. Kusuma Agrowisata adalah apel, jeruk, jambu, kopi, buah naga, stroberi, sayur hidrponik DFT, dan sayur hidroponik subtrat. Tahun 2000 luas arel keseluruhan Kusuma Group mencapai ± 50 ha dan sekarang luas areal sudah mencapai ± 70 ha. PT. Kusuma Agrowisata memiliki visi dan misi, yaitu: Visi: Membangun Kusuma Agrowisata Group menjadi perusahaan terpercaya, terkemuka, yang tangguh dan mampu bersaing di pasar global. Misi: a. Menghasilkan produk dan jasa yang dapat diterima serta dapat memberikan kepuasan konsumen. b. Mendapatkan keuntungan untuk kelangsungan dan pengembangan usaha serta kesejahteraan karyawan. Struktur organisasi di Kusuma Agrowisata cukup kompleks dan bersifat fleksibel. Hal ini dikarenakan struktur organisasi disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan. Struktur organisasi harus efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan wewenang dan tanggung jawab yang ada di lapangan untuk mencapai kelancaran operasional. Struktur organisasi di Kusuma Agrowisata dibagi dalam lima divisi : 1. Divisi Agrowisata, bergerak dibidang Agro dan wisata 2. Divisi Hotel, bergerak dibidang perhotelan 3. Divisi Estate, bergerang dibidang estate

22 14 4. Divisi Industri, bergerak dibidang industri, baik makanan maupun minuman. 5. Divisi KAA, lembaga yang menganalisis dan mengkaji problema atau masalah yang berkaitan dengan segala aspek pengembangan agribisnis dan agrowisata serta mencari solusinya. Setiap divisi memiliki bentuk strutur organisasi linear dengan pimpinan sebagai pucuk organisasi melimpahkan wewenang kepada satuan-satuan di bawahnya dalam semua bidang kegiatan sesuai divisi masing-masing, dan bawahan wajib mempertagung jawabkan tugas kepada atasannya Struktur Organisasi Budidaya Tanaman Semusim (BTS) Struktur organisasi budidaya tanaman terbagi menjadi 2, yaitu budidaya tanaman tahunan (BTT), dan budidaya tanaman semusim (BTS). Budidaya tanaman semusim memiliki struktur organisasi sebagai berikut: MANAGER BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM ( RUDY SETIAWAN ) ADMINISTRASI ( ANITA MAYASARI ) STROBERI ( SUNARYO ) PAPRIKA dan TOMAT ( EDI PRAYITNO ) SAYUR DFT ( EDI PRAYITNO ) Gambar 4. Struktur organisasi BTS PT. Kusuma Agrowisata

23 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan magang kerja dilaksanakan di kebun stroberi PT. Kusuma Agrowisata, Kota Batu - Jawa Timur. Pelaksanaan magang kerja pada tanggal 27 Juli sampai 15 Oktober Metode Pelaksanaan Magang kerja ini dilakukan dengan mengikuti jadwal kegiatan atau aktivitas lapang di PT. Kusuma Agrowisata. Selain itu juga dilakukan wawancara, pengambilan data primer dan sekunder, dan diskusi lapang dengan pembimbing lapang, serta dilakukan studi pustaka atau studi literatur untuk melengkapi wawasan tentang jenis-jenis penyakit pada tanaman stroberi, perhitungan kejadian penyakit dan intensitas serangan serta cara pengendaliannya. Kegiatan magang kerja yang dilakukan meliputi: 1. Observasi lapang, a. Data potensi fisik meliputi luas lahan, lintang tempat, iklim, jenis tanah atau media tanam, denah lokasi, fasilitas yang ada, dan lain-lain. b. Data sosial ekonomi meliputi struktur organisasi, program kerja, tenaga kerja, sarana dan prasarana, dan lain-lain. 2. Pengumpulan data a. Data primer Data primer diperoleh dengan cara praktik kerja langsung, diskusi, dan wawancara. Praktik kerja langsung dilakukan dengan mengamati dan ikut serta melaksanakan aktivitas yang sedang berlangsung di lapang. Diskusi, dan wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan dari pihak instansi mengenai hal-hal yang ingin diketahui berkaitan dengan tujuan praktik secara langsung maupun tidak langsung. Praktek Lapang (Survey Penyakit pada Tanaman Stroberi) 1) Survey Penyakit pada Tanaman Stroberi Varietas Sweet Charlie dan Rosa Linda

24 16 Survey dilakukan pada tanaman stroberi varietas Sweet Charlie di 2 lokasi dan varietas Rosa Linda di 2 lokasi (Tabel 2.) Tabel 2. Lokasi survey penyakit Lokasi (Blok) Plot Varietas A A1 Sweet Charlie B B1 Sweet Charlie C C1 Rosa Linda D D1 Rosa Linda Stroberi varietas Sweet Charlie berada di lokasi A1 dan B1, varietas Rosa Linda berada di lokasi C1 dan D1. Pada setiap lokasi survey penyakit ditentukan petak sample pengamatan yaitu plot, tiap plot rata-rata memiliki 12 pasang baris, dan setiap pasang baris ratarata berisi 50 polibag, masing-masing polibag berisi 2 tanaman stroberi. Pengamatan penyakit dilakukan dengan metode acak sistematis dimulai dari baris ke 1, 3, 5, 7, dan 9 (Gambar 5).

25 ` Ket: = border; = baris tanaman sample; = baris tanaman non sample. Gambar 5. Penentuan petak sample untuk pengamatan penyakit Pada setiap petak, semua tanaman yang berpenyakit diamati secara visual. Parameter yang diamati yaitu tanaman yang menunjukkan gejala terserang, C. acutatum (antraknosa), P. obscurans (hawar daun), S. macularis f.sp. fragariae (embun tepung), dan B. cinerea (kapang kelabu). Penyakit dihitung intensitasnya menggunakan rumus perhitungan penyakit sistemik, atau rumus perhitungan penyakit non sistemik dengan kategori sesuai jenis penyakit dan tipe gejala serta kerusakan yang ditimbulkan. b. Data Sekunder Data sekunder didapatkan dari literatur yang memuat tentang penyakit - penyakit tanaman stroberi.

26 18 3. Pembuatan laporan Pembuatan laporan didasarkan pada hasil yang diperoleh selama magang kerja melalui pengolahan data dari lapang, dan studi literatur.

27 19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Budidaya Stroberi di PT. Kusuma Agrowisata 1. Penyiapan Tempat Tanam dan Media Tanam Tempat tanam stroberi yang digunakan di PT. Kusuma Agrowisata adalah polibag. Polibag yang digunakan memiliki volume 25kg, tinggi 40cm, dan diameter 40cm. Jarak antar polibag 30cm, dan jarak antar baris polibag 70cm (Gambar 6). Media tanam di dalam polibag yang digunakan untuk tanaman stroberi yaitu campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Pengolahan tanah dengan cara membolak balik tanah menggunakan cangkul, kemudian dibiarkan terlebih dahulu (bera) selama 2 minggu. 30cm 40cm 40cm POLIBAG 30cm 70 cm Gambar 6. Sketsa ukuran polibag, dan jarak antar polibag 2. Penyiapan Bibit Bibit yang digunakan berasal dari tanaman stroberi berumur 8 bulan yang kemudian diremajakan kembali. Kegiatan ini dinamakan pembongkaran. Tanaman stroberi dicabut dari media dalam kondisi utuh, kemudian dipotong menggunakan gunting untuk disisakan 3-4 helai daun, dan sedikit akar. Daun dan akar kemudian dirapikan dengan cara dipotong setengahnya (Gambar 7), dan direndam dalam cairan ZPT selama 10 menit. Cairan ZPT berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan akar, dan daun. Berdasarkan hasil pengamatan di lapang, penggunaan bibit yang berasal dari hasil pembongkaran tidak memengaruhi kualitas maupun kuantitas buah

28 20 yang dihasilkan walaupun diremajakan berulang kali. Bibit kemudian ditanam pada polibag ukuran kecil yang berisi tanah. Bibit disiram 1 kali sehari pada waktu siang hari, kegiatan tersebut dilakukan sampai bibit berumur 1 bulan, dan bibit siap untuk dipindahkan ke polibag di lahan. Tidak ada perlakuan khusus untuk pembibitan. Gambar 7. Kegiatan menyiapkan bibit (kiri), dan bibit yang telah dipotong akar dan daunnya (kanan) 3. Penanaman pada Polibag Penanaman dilakukan dengan cara menanam bibit beserta seluruh media tanamnya (Gambar 8) ke media tanam yang baru. Setiap polibag diisi dengan 2 bibit stroberi berumur 1 bulan. Gambar 8. Bibit stroberi siap tanam Setelah ditanam kemudian dilakukan kegiatan penyiraman untuk mempermudah bibit beradaptasi dengan lingkungan baru. 4. Perawatan Tanaman Perawatan tanaman yang dilakukan adalah penyiraman, pewiwilan atau pemangkasan, penyiangan gulma, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit tanaman stroberi.

29 21 a. Penyiraman tanaman stroberi dilakukan 1 kali sehari. Penyiraman dilakukan menggunakan sprinkler yang airnya bersumber dari sumur bor. Durasi penyiraman untuk masing-masing plot 10 menit. Selain menggunakan sprinkler, penyiraman juga dapat dilakukan secara manual menggunakan selang. b. Pewiwilan atau pemangkasan adalah kegiatan mengambil beberapa daun tua, daun yang rusak, bunga, sulur, dan buah yang berlebihan agar tergantikan dengan daun baru. Tanaman stroberi yang tumbuh terlalu rimbun mempunyai banyak daun dan sulur sehingga akan menjadi kurang produktif berbunga atau berbuah (Rukmana, 1998). Pewiwilan dilakukan bila daun tanaman stroberi terlihat rimbun, kegiatan pewiwilan bunga pertama bertujuan untuk mendewasakan tanaman ke fase generatif dan tumbuhnya kokoh, sedangkan tujuan dari pemangkasan buah dimaksudkan agar dapat memperoleh buah berukuran besar dan berkualitas prima (Rukmana, 1998). Menurut pengalaman di lapang kegiatan pewiwilan mampu membuat tanaman menghasilkan buah yang lebih besar daripada tanaman yang tidak diwiwil. Kegiatan pewiwilan bunga dimulai pada saat awal tanaman stroberi berbunga, dan pewiwilan daun dilakukan saat tanaman berumur 4-5 bulan. Di kebun stroberi PT. Kusuma Agrowisata, kegiatan pewiwilan daun dilakukan apabila daun terlihat rimbun. c. Penyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan kegiatan pewiwilan, gulma yang disiangi hanya gulma yang terdapat di antara tanaman stroberi dalam polibag. d. Pemupukan dimulai saat tanaman berumur 1 bulan. Tanaman usia 1-2 bulan membutuhkan pupuk dengan kandungan N yang tinggi, pupuk yang digunakan adalah nitriphoska dan urea dengan perbandingan 2:1. Pupuk dapat diberikan dalam bentuk cair atau dibenamkan langsung dalam tanah. Pupuk dalam bentuk cair biasanya ditambah dengan ZPT dan MKP (mono kalium phosphate) yang bertujuan untuk mempercepat dan memperkuat tumbuhnya akar dan bunga. Dosis ZPT 300ml per 200 liter (L) air dan dosis MKP 2kg per 200L air. Masing-masing polibag mendapatkan 1L pupuk cair. Kegiatan pemupukan dilakukan 2x dalam sebulan. Pemupukan

30 22 tambahan menggunakan pupuk daun, dan pupuk mikro biasanya bersamaan dengan pemberian pestisida. e. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara menyemprot seluruh tanaman menggunakan pestisida yang dilakukan 1 bulan sekali, atau dengan cara menaburkan pestisida ke media tanam setelah kegiatan olah tanah atau pada awal tanam (Gambar 9). Pestisida yang diberikan dengan cara penyemprotan biasanya digabung dengan pupuk daun, pupuk mikro, ZPT dan bahan perekat. Kegiatan penyemprotan menggunakan bantuan mesin diesel, dan selang khusus (Gambar 10). Gambar 9. Pengaplikasian pestisida dengan cara disemprot (kiri), dan pengaplikasian pestisida dengan cara ditabur ke media tanam (kanan) Gambar 10. Alat aplikasi pestisida berbentuk cair 5. Pemanenan Kegiatan pemanenan dilaksanakan setiap hari selasa dan jumat mengikuti jadwal yang telah ditetapkan. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah secara manual (Gambar 11). Buah yang dipanen adalah buah setengah masak, dan buah yang telah masak. Buah yang telah dipanen

31 23 kemudian disetorkan ke kantor BTS (budidaya tanaman semusim) untuk ditimbang, dan disortir menurut warna, ukuran, dan kondisi buah. Gambar 11. Kegiatan panen buah stroberi (kiri), dan hasil panen buah stroberi (kanan) 6. Penyortiran Penyortiran adalah kegiatan pemisahan buah yang rusak dengan buah yang baik. Penyortiran dilakukan berdasarkan varietas, warna, ukuran dan bentuk buah (Rahmatia & Pitriana, 2007). Penyortiran buah stroberi di PT. Kusuma Agrowisata dilakukan sebanyak dua kali, pertama dilakukan secara manual di kantor BTS yang nantinya akan dijual di lingkungan wisata Agro (Gambar 12) dan penyortiran kedua dilakukan di kantor trading yaitu kantor khusus penyortiran menggunakan mesin yang hasilnya akan didistribusikan ke mitra perusahaan. Gambar 12. Kantor BTS tempat penyortiran buah stroberi secara manual Penyortiran di kantor BTS tidak berdasar pada perbedaan antar varietas, penyortiran hanya berdasar pada warna, ukuran, dan kondisi buah. Warna buah yang memenuhi kriteria layak jual dalam kondisi segar berwarna kemerahan setengah matang atau merah matang, ukuran buah sedang sampai besar (2,5-3,5 cm), dan kondisi buah tidak mengalami kerusakan akibat hama

32 24 maupun penyakit (Gambar 13). Buah yang tidak memenuhi kriteria layak jual dalam kondisi segar (misal: berpenyakit) akan dipotong bagian yang berpenyakit atau bagian yang masih dapat dimanfaatkan menggunakan pisau, kemudia potongan-potongan yang bersih dimasukkan dalam plastik dan selanjutnya dikirim ke bagian industri untuk diolah menjadi minuman. Gambar 13. Contoh buah stroberi yang layak jual dalam kondisi segar 4.2 Penyakit pada Tanaman dan Buah Stroberi Berdasarkan hasil pelaksanaan magang kerja di PT. Kusuma Agrowisata ditemukan 4 macam penyakit yang umumnya menjadi masalah pada tanaman stroberi, yaitu C. acutatum (antraknosa), P. obscurans (hawar daun), dan S. macularis f.sp. fragariae (embun tepung). Penyakit penting di lokasi pengamatan yang menjadi masalah untuk buah stroberi, yaitu B. cinerea atau kapang kelabu, C. acutatum atau antraknosa, dan S. macularis f.sp. fragariae atau lebih dikenal dengan nama embun tepung (powdery mildew): 1. Antraknosa (C. acutatum) Tanaman stroberi yang terinfeksi oleh antraknosa ditandai dengan munculnya bercak berwarna coklat kemerahan yang tidak memiliki pusat bercak, muncul pada ujung atau pada sepanjang tepi daun. Pada beberapa tanaman yang terserang lebih parah, maka seluruh daun akan mengering berwarna coklat dengan sedikit warna coklat kemerahan. Antraknosa juga menyerang bunga, dan buah stroberi. Bila menyerang bunga maka bunga akan layu dan mengering, apabila menyerang buah maka akan muncul lesi atau luka kering berwarna coklat yang akan semakin membesar disertai dengan munculnya misellium, luka tersebut mengakibatkan buah menjadi kering dan tersisa bijinya saja (Gambar 14).

33 25 A B C D Gambar 14. Gejala penyakit antraknosa pada daun (A), bunga (B), dan buah stroberi (C dan D) Antraknosa menyebabkan lesi pada tangkai daun, kumpulan tangkai, buah membusuk dan kadang-kadang mahkota juga membusuk. Penyakit ini sering terlihat pada tanaman yang tumbuh di tanah yang iklim mikro di sekitar tanaman lebih hangat. Kerusakan dari antraknosa dapat mengakibatkan kematian tanaman (Elmhirst, 2005). Gejala busuk buah antraknosa dalam masa pematangan buah akan muncul lesi cekung, bulat tegas, terdapat bintik-bintik cekung yang biasanya berubah menjadi coklat gelap atau hitam. Bintik-bintik berukuran sekitar 1-2 mm dan biasanya berwarna hitam, atau abu-abu terang. Pertumbuhan misellium dan spora di tempat lembab. Gejala ini biasanya muncul setelah stolon dan tangkai terinfeksi (Ullio, 2004). Pengendalian penyakit antraknosa yang dilakukan di kebun stroberi PT.Kusuma Agrowisata menggunakan teknik pengendalian mekanik. Pengendalian mekanik dengan cara mencabut daun, bunga maupun buah yang terinfeksi bersamaan dengan kegiatan pewiwilan maupun penyiangan gulma. Pengendalian penyakit ini kurang berjalan efektif dikarenakan penyakit antraknosa bertransmisi dengan bahan tanam (Le-gard, 2000 dalam Ivanovic et al., 2007). Investigasi oleh Eastburn dan Gubler (1990) dalam Ivanovic et al. (2007) berpendapat bahwa jamur ditransmisikan dan terinfestasi dalam tanah dan melekat pada mahkota stroberi. EPPO Bulletin (2004) dalam Ivanovic et al. (2007) menekankan bahwa bahan tanam yang terinfeksi adalah awal dari menyebarnya penyakit ini Beberapa studi telah menunjukkan bahwa C. acutatum dapat bertahan pada tanaman stroberi (Howard et al., 1992 dalam Ivanovic et al., 2007). Perlakuan yang efektif

34 26 mengendalikan penyakit Colletotrichum biasanya melibatkan penggunaan satu atau kombinasi dari berikut: 1) kultivar tahan, 2) kontrol budidaya, 3) kontrol kimia, dan 4) pengendalian biologis menggunakan organisme antagonis.bio-fungisida yang mengandung bakteri antagonis Bacillus subtilis dan Candida oleophila berada di tahap pengujian untuk menentukan efikasi terhadap C. acutatum (Wharton & Uribeondo, 2004). Untuk memaksimalkan hasil produksi, penggunaan kultivar tahan seharusnya dimaksimalkan di lahan karena stroberi varietas Sweet Charlie tidak menunjukkan gejala busuk buah antraknosa walaupun tumbuh berdekatan dengan kultivar rentan yang menunjukkan gejala parah akibat penyakit ini (Chandler et al., 2009). 2. Embun Tepung (S. macularis f.sp. fragariae) Misellium jamur berwarna putih dapat ditemui di bagian permukaan maupun bagian bawah daun terinfeksi, yang selanjutnya akan muncul bercak berwarna ungu kemerahan pada daun, dan tepi daun mulai menggulung ke atas. Penyakit ini juga menginfeksi buah dengan cara menutupi permukaan buah dengan misellium tipis berwarna putih (Gambar 15). A B C Gambar 15. Gejala penyakit embun tepung pada daun (A dan B) dan buah Stroberi (C) Embun tepung dianggap penyakit moderat yang dapat mempengaruhi buah, daun dan bunga. Penyakit ini menghasilkan bercak putih yang berkembang di permukaan daun bawah dan atas, tepi daun menggulung ke atas, buah yang belum matang mungkin gagal untuk mematangkan, menjadi keras, retak dan warna berubah menjadi merah pudar (Ullio, 2009). Serangan embun tepung pada bunga, daun dan buah dan dapat menyebabkan kerugian tanaman yang berat selama kondisi hangat dan lembab. Bunga yang terinfeksi ditutupi dengan miselium putih yang menyebabkan

35 27 kurangnya penyerbukan. Daun yang terinfeksi berubah menjadi ungu kemerahan atau memiliki bintik-bintik ungu kecil. Infeksi pada buah hijau (belum matang) dapat berakibat pada berhentinya pematangan, buah keras, roset dan pecah-pecah. Buah matang yang terinfeksi menjadi lunak, dan biasanya memiliki rasa yang agak datar atau pahit yang membuat buah tidak layak jual (Elmhirst, 2005). Pada kultivar rentan, pertumbuhan miselium padat dan memiliki banyak rantai konidia (spora) memberikan bagian yang terinfeksi seperti tertutupi oleh tepung (Peres & Mertely, 2013). Pengendalian yang dilakukan di lapang untuk penyakit ini menggunakan fungisida berbahan aktif Fenarimol seperti Rubigan 120 EC sesuai dosis anjuran. Penyemprotan fungisida dilakukan terjadwal sebulan sekali tanpa ada kegiatan monitoring penyakit terlebih dahulu. Penyemprotan dilakukan di pagi hari dan akan tetap dilanjutkan sampai siang hari apabila seluruh blok belum terselesaikan, sehingga blok yang terjadwal penyemprotan siang hari tidak akan mendapatkan fungisida secara maksimal karena cuaca yang panas akan membuat fungisida cepat menguap. Pengelolaan budidaya yaitu mengelola gulma dan mengatur jarak tanam untuk meningkatkan sirkulasi udara yang baik, serta menghindari nitrogen berlebih dan menjadikan lokasi tanam memiliki drainase udara yang baik cukup membantu dalam mengatasi penyebaran penyakit embun tepung karena sampai saat ini belum ada varietas tahan (Carrol et al., 2015). 3. Hawar Daun (P. obscurans) Gejala hawar daun yangmuncul di lokasi pengamatan ditandai dengan munculnya warna coklat keunguan dengan tepi ungu kemerahan pada salah satu ujung atau di sisi helai daun, yang selanjutnya berkembang luas menjadi nekrotik. Luka pada daun berbentuk V, memiliki pusat berwarna coklat terang. Hawar daun juga dapat menyerang buah stroberi ditandai dengan melunaknya buah, warna memudar, busuk dengan luka mengkerut berwarna hitam gelap karena diselimuti oleh misellium (Gambar 16).

36 28 A B C Gambar 16. Gejala penyakit hawar pada daun (A dan B) dan buah stroberi (C) Hawar daun dianggap sebagai penyakit ringan pada stroberi yang mempengaruhi daun dan menyebabkan busuk lunak pada buah yang matang. Bintik-bintik bulat besar ditemui pada daun dengan tiga zona warna yang berbeda. Bintik tersebut dapat membentuk area berbentuk V dibatasi oleh vena yang memanjang ke tepi daun. Penyakit ini dapat menjadi penyakit paling buruk selama kondisi basah dan di dataran rendah atau daerah teduh, menyebar dari tanaman yang terinfeksi oleh angin dan percikan air dari irigasi (sprinkler) atau hujan, dan dari stolon yang terinfeksi sebelumnya (Ullio, 2009). Berdasarkan penelitian Carroll et al. (2015) pengendalian secara mekanik dapat dilakukan untuk penyakit hawar daun di lapang yaitu mencabut daun dan buah yang terinfeksi bersamaan dengan kegiatan pewiwilan atau penyiangan gulma. Pengendalian ini apabila dilakukan secara teratur akan mengurangi jumlah inokulum, tetapi apabila semakin banyak daun yang terinfeksi dapat melemahkan tanaman stroberi dan dapat memberikan inokulum dalam jumlah besar yang mengakibatkan infeksi berat di musim tanam berikutnya (Babadoost, 1996). Menciptakan sirkulasi udara (jarak tanam dan pengendalian gulma) akan mengurangi waktu dedaunan untuk mongering setelah irigasi dan membatasi periode infeksi (Carroll et al., 2015). 4. Kapang kelabu (B. cinerea) Gejala serangan penyakit yang ditemui di lapang selanjutnya adalah kapang kelabu yang disebabkan oleh B.cinerea, ditandai dengan munculnya koloni jamur berwarna abu-abu menyelimuti permukaan buah

37 29 stroberi, apabila sudah parah maka seluruh permukaan buah stroberi akan tertutupi jamur (Gambar 17). Gambar 17. Penyakit kapang kelabu menginfeksi buah stroberi Jamur abu-abu Botrytis, juga dikenal sebagai kapang kelabu adalah jamur yang menginfeksi buah stroberi matang dan hampir matang. Buah terinfeksi akan melunak dan mulai membusuk, akhirnya menjadi ditutupi dengan jamur abu-abu (Barney, 1999). Berdasar pada penelitian yang dilakukan oleh Balitjestro (2014) buah muda yang terinfeksi menjadi busuk coklat, warna coklat menyebar lalu buah menjadi kering dan permukaannya ditutupi bubuk keabu-abuan seperti berdebu. Penyakit ini berkembang sangat pesat pada tempat penyimpanan setelah buah dipanen, dan menyebar ke buah lain yang sehat. Pada kondisi yang mendukung pertumbuhan jamur, buah dapat membusuk dalam waktung 48 jam setelah dipanen. Pengendalian penyakit kapang kelabu di lahan dengan cara membuang buah yang terinfeksi bersamaan dengan kegiatan pewiwilan dan penyiangan gulma. Tak satu pun dari varietas stroberi yang tersedia secara komersial memiliki tingkat ketahanan terhadap kapang kelabu, sehingga manajemen penyakit bergantung pada berbagai praktek manajemen budidaya, dan pengaplikasian fungisida tepat waktu. Penggunaan irigasi tetes dan mulsa plastik membantu mengurangi air tergenang pada tanaman dan mencegah buah dari tanah yang lembab (Ferrin, 2010). Gunakan baris dan jarak tanam yang direkomendasikan untuk mempercepat pengeringan daun setelah hujan dan irigasi, menghindari irigasi sprinkler jika memungkinkan, memilih buah setidaknya setiap hari dan simpan di suhu dingin dengan cepat, dan buang buah yang membusuk dari baris tanaman (Barney, 1999). Penelitian yang telah dilakukan oleh Permatasari et. al. (2008) menunjukkan pengendalian

38 30 biologis juga dapat dilakukan untuk mengendalikan kapang kelabu, agensia hayati terbaik dalam menekan B. cinerea in vitro dan in vivo adalah Bacillus sp. isolat stroberi lokal dengan tingkat penghambatan antagonis, zona hambatan, masa inkubasi, dan luas serangan masing-masing sebesar 68,67%, 0,74 cm, 1,5 hari, dan 1,680 cm 2. Pengamatan penyakit pada tanaman stroberi varietas Sweet Charlie dan Rosa Linda masing-masing dilakukan di 2 lokasi dengan umur tanaman yang berbeda. Stroberi varietas Sweet Charlie berada di lokasi A1 dengan umur tanaman 8 bulan dan lokasi B1 dengan umur tanaman 1 bulan, stroberi varietas Rosa Linda berada di lokasi C1 dengan umur tanaman 7 bulan dan lokasi D1 dengan umur tanaman 6 bulan. Pengamatan gejala penyakit pada tanaman dilakukan secara visual yang kemudian dihitung intensitas kejadian penyakitnya. Perhitungan kejadian IP digunakan untuk mengetahui tingkat kerusakan tanaman yang disebabkan oleh patogen terhadap tanaman stroberi di PT. Kusuma Agrowisata. Hasil perhitungan IP disajikan dalam Tabel 3: Tabel 3. Persentase survey perhitungan intensitas penyakit (IP) pada stroberi varietas Sweet Charlie umur 8 dan 1 bulan, dan stroberi varietas Rosa Linda umur 7 dan 6 bulan Umur IP (%) Lokasi Tanaman Embun Antraknosa (bulan) Tepung Hawar Daun A B C D Berdasar pada hasil perhitungan IP, kejadian penyakit antraknosa tertinggi yang disebabkan oleh C.acutatum ditemukan pada tanaman stroberi varietas Rosa Linda berumur 6 bulan di lokasi D1 dengan nilai IP sebesar 84%, dan lokasi C1 sebesar 50%. Lokasi C1 dan D1 yang berdekatan memungkinkan penyebaran antraknosa dapat berlangsung dengan cepat, sedangkan pada varietas Sweet Charlie yang berada di lokasi A1 dan B1 tidak ditemukan tanaman yang memiliki gejala terserang antraknosa dikarenakan varietas Sweet Charlie tahan terhadap penyakit antraknosa (Chandler et al., 2009).

39 31 Nilai IP penyakit embun tepung yang menginfeksi tanaman stroberi di lokasi pengamatan A1 sebesar 40%, lokasi B1 0%, lokasi C1 sebesar 14%, dan lokasi D1 sebesar 16%. Di lokasi B1 tidak ditemui gejala embun tepung dikarenakan kondisi tanaman masih baru sehingga gejala penyakit ini belum bisa dilihat secara visual, sedangkan di lokasi A1, C1, dan D1 ditemukan penyakit embun tepung karena penyiraman menggunakan sprinkler menimbulkan percikanpercikan air yang memudahkan penyebaran penyakit ini. Kondisi tanaman yang rimbun juga mendukung penyebaran penyakit, karena tanaman yang rimbun menyebabkan kondisi pertanaman hangat dan lembab yang mendukung bagi penyakit embun tepung untuk menginfeksi tanaman stroberi. Nilai IP hawar daun tertinggi berada di lokasi A1 sebesar 59%, C1 sebesar 36%, B1 sebesar 26% dan di lokasi D1 tidak ditemukan tanaman yang terinfeksi penyakit hawar daun. Penggunaan bahan tanam di lokasi kebun stroberi PT. Kusuma Agrowisata tidak memperhatikan kondisi tanaman induk, sehingga bahan tanam yang digunakan di lokasi A1, B1, dan C1 dimungkinkan menggunakan bahan tanam yang telah terinfeksi oleh penyakit hawar daun sebelumnya sehingga nilai IP hawar daun di lokasi A1, B1, dan C1 lebih tinggi daripada lokasi D Pengendalian Upaya penanggulangan penyakit tanaman stroberi yang telah dilakukan oleh PT. Kusuma Agrowisata jika dilihat secara keseluruhan belum dilakukan secara optimal, terbukti dengan belum dilakukan pengendalian terhadap penyakit kapang kelabu, hawar daun, dan antraknosa. Kegiatan penyemprotan dengan fungisida juga dilakukan hanya dengan sistem kalender yang telah dijadwalkan tanpa memonitoring penyakit dari awal pemilihan bahan tanam sampai panen. Selain itu kegiatan penyemprotan tidak hanya dilakukan di pagi hari sehingg pengaplikasian fungisida antar blok tidak merata. Saat produksi stroberi dibatasi oleh hama dan penyakit tanaman, pemahaman tentang faktor-faktor yang terlibat didalamnya dapat menjadi manajemen budidaya dan pengendalian yang efektif. Perkembangan penyakit dan kerusakan karena serangga sangat tergantung pada karakteristik dan kondisi tanaman (inang), populasi patogen atau hama, dan lingkungan. Karakteristik inang

40 32 yang mempengaruhi kerentanan terhadap penyakit dan hama termasuk fisiologi, dan varietas (genetika). Agresivitas atau virulensi, kelimpahan, dan fisiologi adalah karakteristik dari populasi hama atau patogen yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk menyebabkan penyakit atau kerusakan. Pada saat yang sama, kondisi lingkungan abiotik seperti suhu, kelembaban, cahaya, dan kimia tanah dapat mempengaruhi hubungan antara inang dan hama atau patogen, dan dapat menimbulkan atau mencegah penyakit. Selain itu, kehadiran, kelimpahan dan aktivitas musuh alami dapat memainkan peran penting dalam menentukan status OPT. Untuk berhasil meminimalkan penyakit dan kerusakan akibat patogen atau hama, semua aspek yang relevan dari inang, patogen atau hama, dan lingkungan harus dikelola dalam jangka waktu tertentu. Meskipun hama dan patogen tanaman sangat berbeda dalam biologi, hama dan patogen sering memiliki cukup kesamaan dalam strategi dan sejarah hidup sehingga sangat memungkinkan manajemen akan sukses di bawah sekumpulan prinsip-prinsip yang mendasar. Prinsip-prinsip ini meliputi penghindaran (eksklusi), pemberantasan (eradikasi), dan perlindungan (proteksi), yang didefinisikan sebagai berikut (Carrol et al., 2015): 1. Eksklusi: prinsip ini berfokus pada pencegahan dan meminimalkan faktorfaktor yang mendukung perkembangan hama dan patogen. Beberapa praktek yang mengecualikan atau membatasi patogen dan kehadiran hama meliputi: membuat lokasi tanam dengan drainase tanah yang baik, dan lokasi tanam dengan drainase udara yang baik. Membuat sirkulasi udara lancar dengan cara mencabut tanaman mati atau layu, dan mengurangi gulma; praktek ini memungkinkan buah dan daun di lokasi tanam dapat kering lebih cepat. penggunaan bahan tanam bebas hama dan penyakit. mencegah percikan hujan dan penyebaran partikel tanah dengan menerapkan lapisan mulsa yang tebal di bawah dan di sekitar tanaman. melakukan praktek manajemen gulma, gulma dapat menjadi tuan rumah untuk patogen dan arthropoda menguntungkan. menghindari penanaman stroberi dekat dengan tanaman lain atau habitat yang menjadi inang patogen penyakit dan/atau hama.

41 33 2. Eradikasi: prinsip ini berkaitan dengan membasmi populasi patogen atau hama. Praktik-praktik ini meliputi: melakukan kegiatan sanitasi penanaman, pencabutan bahan tanam yang terinfeksi termasuk buah masak, sampah dedaunan, dan tanaman untuk membasmi patogen dan hama. Pemusnahan ini dilakukan dengan cara pembakaran, mengubur, dan pengomposan. memanfaatkan beberapa alternatif kontrol biologis yang tersedia untuk penekanan, akan tetapi saat ini belum ada taktik pengendalian biologis terpercaya yang telah dikembangkan untuk penyakit stroberi meskipun biopestisida telah tersedia. 3. Proteksi: prinsip ini didasarkan pada perlindungan tanaman dari infeksi patogen dan kerusakan hama. Praktek yang melindungi tanaman dengan faktor meminimalkan infeksi dan kerusakan meliputi: penanaman varietas stroberi yang tahan penyakit atau kurang rentan terhadap penyakit. menghindari pemupukan nitrogen berlebihan karena banyak patogen, serangga dan tungau berkembang pada jaringan sukulen. menjauhkan buah dari tanah dengan menggunakan mulsa di bawah dan di sekitar tanaman. melakukan kegiatan pemanenan buah segera dan menyimpan buah di suhu rendah untuk melindungi dari busuk buah dan infestasi serangga pada buah yang masak. pengaplikasian fungisida, insektisida, atau mitisida dapat melindungi jaringan rentan dari penyakit dan kerusakan akibat serangga.

42 34 V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian tentang hasil kegiatan magang kerja di PT. Kusuma Agrowisata, Kota Batu Jawa Timur dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kegiatan budidaya stroberi yang dilakukan di PT. Kusuma Agrowisata belum memenuhi persyaratan budidaya yang baik dilihat dari tidak maksimalnya kegiatan pemilihan bibit yang sehat dan bebas dari hama dan penyakit, sehingga setiap periode tanam selanjutnya selalu muncul penyakit yang sama dengan periode tanam sebelumnya. 2. Pengendalian hama dan penyakit tanaman stroberi yang dilakukan di PT. Kusuma Agrowisata dilakukan dengan 2 cara yaitu secara mekanik dengan membuang bagian tanaman atau buah yang sakit, dan secara kimia menggunakan pestisida sintetis berbahan aktif Fenarimol untuk mengendalikan penyakit embun tepung yang dilakukan secara terjadwal tanpa dilakukan kegiatan monitoring. 3. Berdasar hasil wawancara, di PT. Kusuma Agrowisata belum pernah dilakukan pengamatan mengenai pengaruh penyakit terhadap hasil produksi stroberi sehingga pengendalian penyakit belum dilakukan secara maksimal. 4. Berdasar hasil pengamatan ditemukan 4 jenis penyakit pada tanaman stroberi yaitu antraknosa, embun tepung, hawar daun, dan kapang kelabu. 5.2 Saran Berdasar pada hasil pengamatan dan kesimpulan yang didapat selama magang di PT. Kusuma Agrowisata, saran untuk kegiatan pengendalian penyakit stroberi sebagai berikut: 1. Kegiatan peremajaan tanaman stroberi untuk dijadikan bibit harus diperhatikan untuk menghindari bibit yang berasal dari tanaman sakit. 2. Penggunaan varietas tahan lebih diutamakan. 3. Kebersihan alat kebun harus diperhatikan untuk menghindari penularan penyakit antar blok. 4. Setelah melakukan kegiatan pemupukan ataupun pemberian pestisida cair hendaknya jangan melakukan kegiatan penyiraman menggunakan sprinkler

43 35 atau penyiraman menggunakan selang karena pupuk atau pestisida akan hilang terbawa oleh aliran air, sehingga tanaman tidak dapat menyerap pupuk atau pestisida tidak berfungsi dengan maksimal. 5. Sebaiknya kegiatan penyemprotan pestisida dilakukan pagi hari karena suhu udara di siang hari mempercepat penguapan pestisida. 6. Perlu diadakan kegiatan monitoring hama dan penyakit agar dapat menentukan ambang ekonomi yang selanjutnya dapat menjadi dasar dalam melakukan kegiatan pengelolaan hama dan penyakit di kebun stroberi.

44 36 DAFTAR PUSTAKA Ariyanti, E. L., Jahuddin, R., dan Yunus, M Potensi Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Iiin) Sebagai Biofungisida Penyakit Busuk Buah Stroberi (Colletotrichum fragariae Brooks) Secara In-Vitro. J. Agroteknos 2(3): Ashari, S Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman. Jakarta: Rineka Cipta. Babadoost, M Strawberry Leaf Diseases. Champaign: University of Illinois. Balitjestro Identifikasi Hama dan Penyakit Stroberi (Fragaria x ananassa). Balitjestro (Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika): Diakses pada tanggal 26 Juni Barney, D. L Growing Strawberries. Moscow: University of Idaho. Budiman, S., dan Saraswati, D Berkebun Stroberi Secara Komersil. Lembang: Niaga Swadaya. Carroll, J., Pritts, M. P., dan Heidenreich, C Production Guide for Organic Strawberries. Ithaca, NY: New York State Integrated Pest Management Program. Chandler, C. K., Albregts, E. E., Howard, C. M., dan Brecht, J. K 'Sweet Charlie' Strawberry. HS820, University of Florida. Chandler, C. K., Legard, D. E., dan Sims, C. A 'Rosa Linda' Strawberry. J.HS821:1-2. Darrow, G. M The Strawberry: History, Breeding and Physiology (Edisi Pertama). Chicago: The New England Institute for Medical Research. Ellis, M. A Strawberry Leaf Diseases. Fact Sheet Agriculture and Natural Resources:1-2. Elmhirst, J Crop Profile for Strawberry in Canada. Ottawa, Canada: Agriculture and Agri-Food Canada. Ferrin, D. M Botrytis Fruit Rot (Gray Mold) of Strawberries. Disease Identification and Management Series 3179:1-2. Gubler, W. D., Feliciano, A. J., dan Su, H Guide for Identification of Important Diseases in Strawberry in California. Department Plant Pathology of The University of California Davis: plantpathology.ucdavis.edu/files/ pdf. Diakses pada 2 November 2015.

45 37 Ivanovic, M. S., Duduk, B. B., Ivanovic, M. M., dan Ivanovic, M. S Antracnose-A New Strawberry Disease in Serbia and Its Control by Fungicides. Serbia: Matica Srpska Novi Sad. Ni'matillah, Z. A., Ashari, H., Soelistyono, R., dan Herlina, N Pengaruh Macam Bahan Tanam Pada Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Stroberi (Fragaria sp.). J. Produksi Tanaman 2(2): Peres, N. A., dan Mertely, J. C Powdery Mildew of Strawberries. Plant Pathology 208. Permatasari, I., Soesanto, L., dan Wachjadi, M Pengaruh Macam dan Waktu Aplikasi Agensia Hayati Terhadap Penyakit Kapang Kelabu pada Stroberi Lepas Panen. J. Pembangunan Pedesaan 7: Prihatman, K Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Tekologi. Diakses pada 10 Juni Rahmatia, D., dan Pitriana, P Bercocok Tanam Stroberi. Jakarta: PT. Sinar Wadja Lestari. Rukmana, R Stroberi, Budi Daya dan Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius. Sastrahidayat, I Penilaian Kehilangan Hasil. Modul Epidemiologi Penyakit Tumbuhan S1. Malang: Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Siagian, D. N Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Stroberi (Fragaria chilonensis L.) pada Ketinggian Tempat yang Berbeda (Tesis). Medan: Universitas Sumatera Utara. Sitepu, H. G Mikropropagasi Tunas Stroberi (Fragaria sp.) dengan Pemberian NAA dan BAP pada Media MS. Medan: Universitas Sumatera Utara. Ulio, L., dan Macarthur, E Strawberry Disease Control Guide. (Edisi Dignand.) J. Agfact 3(3.1):1-8. Ullio, L Common Diseases of Strawberries. J. Primefact 892: 1-5. Vidiana, H Keanekaragaman Kapang Penyebab Penyakit Tanaman Stroberi (Fragaria holland Newton) pada Sistem Pengelolaan Tanah di Padukuhan Soka Binangun, Desa Merdikorejo, Kec. Tempel, Kab. Sleman Yogyakarta (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Wharton, P. S., dan Uribeondo, J. D The Biology of Colletotrichum acutatum. Anales del Jardín Botánico de Madrid 61(1):1-22. Zaimah, F., Prihastanti, E., dan Haryanti, S Pengaruh Waktu Pemotongan Stolon Terhadap Pertumbuhan Tanaman Strawberry (Fragaria vesca L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi 21(2):9-20.

46 38 LAMPIRAN Lampiran 1. Peta lokasi magang kerja PT. Kusuma Agrowisata

47 Lampiran 2. Denah lokasi kebun PT. Kusuma Agrowisata 39

48 40 Lampiran 3. Jadwal Kegiatan Magang Kerja di PT. Kusuma Agrowisata No Waktu Kegiatan Juli 1 Minggu IV Breafing awal, orientasi umum tentang kegiatan di seluruh lahan milik PT. Kusuma Agrowisata 2 Minggu I Praktek kerja, dan pengumpulan data Agustus 3 Minggu I Praktek kerja, dan pengumpulan data 4 Minggu II Praktek kerja, dan pengumpulan data, monitoring, dan evaluasi 5 Minggu III Praktek kerja, dan pengumpulan data 6 Minggu IV Praktek kerja, dan pengumpulan data September 7 Minggu I Praktek kerja, dan pengumpulan data 8 Minggu II Praktek kerja, dan pengumpulan data, monitoring, dan evaluasi 9 Minggu III Praktek kerja, dan pengumpulan data 10 Minggu IV Praktek kerja, dan pengumpulan data Oktober 11 Minggu I Praktek kerja, dan pengumpulan data 12 Minggu II Praktek kerja, dan pengumpulan data, monitoring, dan evaluasi 13 Minggu III Penyusunan laporan Keterangan: Jam kerja pada kantor pukul , dan jam kerja lahan pukul

49 41 Lampiran 4. Agenda Kegiatan Magng Kerja di Kebun Stroberi PT. Kusuma Agrowisata No. Hari/Tgl Waktu Kegiatan 1 Selasa, 28 Juli Rabu, 29 Juli Kamis, 30 Juli Jumat, 31 Juli Sabtu, 1 Agustus Senin, 3 Agustus Selasa, 4 Agustus Rabu, 5 Agustus Kamis, 6 Agustus Jumat, 7 Agustus Sabtu, 8 Agustus Senin, 10 Agustus Selasa, 11 Agustus Rabu, 12 Agustus Kegiatan perawatan tanaman stroberi: pemupukan dan pewiwilan Kegiatan perawatan tanaman tomat cherry: pewiwilan Pembongkaran tanaman stroberi Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan) Pemupukan dan pewiwilan tanaman stroberi Pembongkaran tanaman stroberi Perwatan dan persiapan media tanam di polibag kecil Pembongkaran tanaman stroberi Perwatan dan persiapan media tanam di polibag kecil Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Pemupukan tanaman stroberi Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Panen buah stroberi Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Persiapan bibit dan media tanam 15 Kamis, 13 Agustus 2015 Panen buah stroberi 16 Jumat, 14 Agustus 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) 17 Sabtu, 15 Agustus 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) 18 Senin, 17 Agustus 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) 19 Selasa, 18 Agustus 2015 Pemeliharaan tanaman stroberi (aplikasi pestisida) 20 Rabu, 19 Agustus 2015 Pemeliharaan tanaman stroberi (aplikasi pestisida) 21 Kamis, 20 Agustus 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan

50 42 dan penyiangan gulma) Persiapan bibit dan media tanam 22 Jumat, 21 Agustus 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Persiapan bibit dan media tanam 23 Sabtu, 22 Agustus 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Persiapan bibit dan media tanam 24 Senin, 24 Agustus 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Persiapan bibit dan media tanam 25 Selasa, 25 Agustus 2015 Panen buah stroberi Persiapan bibit stroberi 26 Rabu, 26 Agustus 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) 27 Kamis, 27 Agustus 2015 Panen buah stroberi Kunjungan dosen HPT ke lokasi magang kerja 28 Jumat, 28 Agustus 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) 29 Sabtu, 29 Agustus 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) 30 Senin, 31 Agustus 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) 31 Selasa, 1 September 2015 Panen buah stroberi Persiapan bibit dan media tanam 32 Rabu, 2 September 2015 Ijin (Sakit) 33 Kamis, 3 September 2015 Ijin (Sakit) 34 Jumat, 4 September 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) 35 Sabtu, 5 September 205 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) 36 Senin, 7 September 2015 Perawatan tanaman stroberi (pemupukan, pewiwilan dan penyiangan gulma) 37 Selasa, 8 September 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) 38 Rabu, 9 September 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) 39 Kamis, 10 September 2015 Persiapan bibit tanaman stroberi 40 Jumat, 11 September 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) 41 Sabtu, 12 September 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) 42 Senin, 14 September 2015 Pemupukan tanaman stroberi Panen buah stroberi 43 Selasa, 15 September 2015 Panen buah stroberi 44 Rabu, 16 September 2015 Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan

51 43 45 Kamis, 17 September Jumat, 18 September Sabtu, 19 September Senin, 21 September Selasa, 22 September Rabu, 23 September Kamis, 24 September Jumat, 25 September Sabtu, 26 September Senin, 28 September Selasa, 29 September Rabu, 30 September Kamis, 1 Oktober Jumat, 2 Oktober Sabtu, 3 Oktober Senin, 5 Oktober Selasa, 6 Oktober Rabu, 7 Oktober Kamis, 8 Oktober Jumat, 9 Oktober Sabtu, 10 Oktober Senin, 12 Oktober dan penyiangan gulma) Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Pemupukan tanaman stroberi Panen buah stroberi Persiapan tanaman baru untuk ditanam Panen buah stroberi Pemeliharaan tanaman stroberi (aplikasi pestisida) Pemeliharaan tanaman stroberi (aplikasi pestisida) Libur Idul Adha Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Panen buah stroberi Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Persiapan bibit dan media tanam Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Persiapan bibit dan media tanam Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Persiapan bibit dan media tanam Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Persiapan bibit dan media tanam Panen buah stroberi Panen buah stroberi Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Persiapan bibit dan media tanam Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Persiapan bibit dan media tanam Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Persiapan bibit tanaman stroberi Pemberian insektisida Persiapan bibit stroberi

52 44 67 Selasa, 13 Oktober Rabu, 14 Oktober Kamis, 15 Oktober 2015 Diskusi mengenai hamadanpenyakit di kebun stroberi Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Perawatan tanaman stroberi (pewiwilan dan penyiangan gulma) Persiapan bibit tanaman stroberi

53 45 Lampiran 5. Tabel Deskripsi Stroberi Varietas Sweet Charlie dan Rosa Linda Daun Buah Sweet Charlie Tersusun pada tangkai yang berukuran agak panjang Tangkai daun berbentuk bulat Permukaannya ditumbuhi oleh bulu-bulu halus Helai daun bersusun tiga (trifoliate) Bagian daun bergerigi, berwarna hijau dan berstruktur tipis Bentuk daun lonjong dan tidak panjang Warna buah matang jingga hingga merah Aromanya tergolong kuat Ukuran buahnya tidak begitu besar (10 15 mm) Bobot per buah gram Rasanya manis Rosa Linda Tersusun pada tangkai yang berukuran agak panjang Tangkai daun berbentuk bulat Permukaannya ditumbuhi oleh bulu-bulu halus Helai daun bersusun tiga (trifoliate) Bagian daun bergerigi, berwarna hijau dan berstruktur tipis Bentuk daun bulat dan tidak lebar Warna buah matang merah menyala Aromanya tergolong kuat Ukuran buahnya tidak begitu besar (10 15 mm) Bobot per buah gram Rasanya agak asam s Dokumentasi Sumber: Siagian (2011), Chandler et al. (2009), dan Chandler et al. (2001)

54 46 Lampiran 6. Identitas Mahasiswa Nama : Yulinda Nurilia Tempat, tanggal lahir : Blitar, 31 Juli 1994 Nomor Induk Mahasiswa : Fakultas Jurusan Minat Laboratorium Alamat Asal : Pertanian : Hama dan Penyakit Tumbuhan : Pengendalian penyakit tanaman : Jl. Mentawai No.11, Sananwetan, Kota Blitar Telp/Hp : yulindanurilia31@gmail.com Pendidikan Formal : No. Nama Sekolah Kota Tahun Masuk Tahun Lulus 1 SDN Sananwetan 1 Blitar SMPN 3 Blitar SMA Muhammadiyah 1 Blitar Universitas Brawijaya Malang 2012 Sekarang

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) Menurut Cronquist (1981), klasifikasi tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Latin. Salah satu spesies tanaman stroberi, Fragaria chiloensis L telah

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Latin. Salah satu spesies tanaman stroberi, Fragaria chiloensis L telah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Stroberi merupakan tanaman buah herba dan ditemukan pertama kali di Chili, Amerika Latin. Salah satu spesies tanaman stroberi, Fragaria chiloensis L telah menyebar ke berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH Nurbaiti Pendahuluan Produktifitas cabai di Aceh masih rendah 10.3 ton/ha (BPS, 2014) apabila dibandingkan dengan potensi produksi yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Stroberi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Stroberi TINJAUAN PUSTAKA Botani Stroberi Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Dalam klasifikasi tanaman, stroberi termasuk dalam divisi Spermatophyta, subdivisi

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman mentimun berasal dari kaki pegunungan Himalaya. Domestikasi dari tanaman liar ini berasal dari India utara dan mencapai Mediterania pada 600 SM. Tanaman ini dapat tumbuh

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi

PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi 16 PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi Tanaman stroberi mampu berproduksi dengan baik sampai dengan dua tahun apabila dipelihara dengan baik. Tanaman stroberi di Vin s Berry Park umurnya

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT Ir.. SISWANI DWI DALIANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.18/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL RDHP :

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni 2016-15 Juli 2016 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK ( Piper ningrum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh : Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang 1 Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang Kelompok penyakit tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti : cendawan, bakteri,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili. Oleh : Umiati

Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili. Oleh : Umiati Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili Oleh : Umiati Vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman industri yang mempunyai nilai terbaik dengan kadar vanillin 2,75% (Hadisutrisno,2004).

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA NUR HIDAYATI BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN KONSEP PENYAKIT TANAMAN Penyakit tumbuhan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium Penelitian, lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakchoy (Brassica rapa L.) Pakchoy (Sawi Sendok) termasuk tanaman sayuran daun berumur pendek yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B. III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan milik Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di laboratorium. Pengamatan pertumbuhan

Lebih terperinci

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit layu bakteri dapat mengurangi kehilangan hasil pada tanaman kentang, terutama pada fase pembibitan. Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno

Lebih terperinci

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Gladiol 2.1.1 Taksonomi Tanaman Gladiol Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum dan termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim

II. TINJAUAN PUSTAKA. didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim 12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu dari sekian banyak jenis bawang yang ada didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 Benih Inovasi IPB Teknik Penanaman Benih Pepaya - Sebelum benih disemai, rendam dahulu benih selama 24 jam mengunakan air hangat. - Media tanam untuk pembibitan adalah

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar 4 TINJAUAN PUSTAKA Pepaya (Carica papaya L.) Asal-usul Pepaya Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba yang diduga berasal dari Amerika Tropis, diantaranya Meksiko dan Nikaragua. Penyebaran tanaman pepaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci