USULAN PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE 5W+1H PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SINTERTECH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "USULAN PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE 5W+1H PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SINTERTECH"

Transkripsi

1 USULAN PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE 5W+1H PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SINTERTECH Taufiqur Rachman 1, Susetyo Ramadhany 2. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Esa Unggul Jalan Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta Abstract PT. Sintertech, a company with a work environment that contains enough potential for accidents and occupational diseases. For companies that need to pay attention to safety and health issues, because it affects the productivity of the company. The purpose of this research to identify the factors that cause a lack of implementation of Health and Safety at PT. Sintertech. In addition, this study also analyzes the implementation method of management K3 with 5W +1 H and provide improvement suggestions K3 by OHSAS 18001: This study was obtained from the number of accidents and occupational diseases in 2011 through 2013 as many as 31 times a work accident cases consisting of pinched 15 times (48.4%), scraped 8 times (25.8%), slipped 5 times (16, 1%), crushed material 3 times (9.7%). As for the data of occupational diseases were 19 cases with details of the lungs (asthma) 12 cases (63.2%), earache 3 cases (21.1%), eye pain 4 cases (15.8%). From the research results it is concluded that the presence of several factors that occur due to lack of implementation of K3 on the production floor of aspect operators, management, methods and lack of training and training on K3. Some things that should be done by. Sintertech to improve implementation of K3 based methods 5W +1 H Implementing a management system based on OHSAS 18001:2007 K3 to regulate the implementation of K3 in PT. Sintertech can run more optimally. Keywords: Occupational Health and Safety, OHSAS 18001:2007, 5W +1 H, Fishbone, Pareto analysis. Abstrak PT. Sintertech, merupakan perusahaan dengan lingkungan kerja yang cukup mengandung potensi timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Untuk itu perusahaan perlu memperhatikan masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kurangnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Sintertech. Selain itu pada penelitian ini juga menganalisa pelaksanaan manajemen K3 dengan metode 5W+1H dan memberikan usulan-usulan perbaikan K3 berdasarkan OHSAS : Dari penelitian ini diperoleh jumlah kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada tahun 2011 sampai 2013 sebanyak 31 kali kasus kecelakaan kerja yang terdiri dari terjepit 15 kali (48,4%), tergores 8 kali (25,8%), terpeleset 5 kali (16,1%), tertimpa material 3 kali (9,7%). Sedangkan untuk data penyakit akibat kerja sebanyak 19 kasus dengan rincian paru-paru (asma) 12 kasus (63,2%), sakit telinga 3 kasus (21,1%), sakit mata 4 kasus (15,8%). Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan yaitu adanya beberapa faktor yang terjadi akibat kurangnya penerapan K3 pada lantai produksi dari aspek operator, manajemen, metode dan kurangnya pelatihan dan training tentang K3. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh PT. Sintertech untuk memperbaiki pelaksanaan K3 berdasarkan metode 5W+1H. Menerapkan sistem manajemen K3 berdasarkan OHSAS 18001:2007 untuk mengatur pelaksanaan K3 di PT. Sintertech dapat berjalan lebih optimal. Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, OHSAS 18001:2007, 5W+1H, Fishbone, Pareto analisis. Pendahuluan Dalam kondisi menghadapi persaingan yang semakin ketat sehingga membuat para pengelola bisnis untuk lebih dapat menghasilkan produk yang lebih baik dan meningkatkan kualitas dari pekerja dengan cara mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk menghasilkan hal tersebut diperlukan sarana dan pengelolaan manajemen yang baik. Kesalahan menggunakan sarana, dalam hal ini peralatan, biasanya berdampak negatif seperti kecelakaan kerja, kebakaran, pencemaran lingkungan serta penyakit yang disebabkan karena kerja. Bahaya-bahaya tersebut akan menimbulkan kerugian jiwa, materi, bahkan masyarakat luas. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan tersebut Jurnal Inovisi TM Volume 10 Nomor 2, Oktober

2 maka sudah sewajarnya suatu perusahaan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). K3 erat kaitannya dengan peningkatan produksi dan produktivitas, dengan adanya tingkat K3 yang tinggi, maka kecelakaan kerja dapat dikurangi sehingga dapat mengurangi biaya untuk pengobatan. Tingkat K3 yang tinggi haruslah sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin secara aman, produktif dan efisien dan berhubungan dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi pula. Kondisi tersebut akan membuat pekerja merasa nyaman dan juga dapat diserasikan dengan tingkat efisien yang tinggi pula PT. Sintertech Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur pembuatan ferrite core. PT. Sintertech Indonesia mempunyai tujuan untuk memberikan kepuasan pelanggan melalui kebijakan mutu perusahaan dengan tidak melupakan kondisi pekerja dan lingkungan sekitar. Untuk menjalankan komitmen tersebut PT. Sintertech harus melakukan penerapan K3 yang nantinya menangani keselamatan dan kesehatan kerja untuk bertugas dalam mengontrol dan meminimumkan jumlah kecelakaan akibat kerja yang terjadi di PT. Sintertech serta memperbaiki kesehatan pekerja guna produktivitas pekerja meningkat serta memlihara lingkungan sekitar agar terbebas dari pemyakit yang disebabkan oleh kerja. Dalam penelitian ini terlihat banyaknya masalah pada penerapan K3 yang kurang, dimana para pekerjanya tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dilantai produksi sehingga menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit yang terjadi selama bekerja. Dalam penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kurangnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada lantai produksi di PT. Sintertech, menganalisa pelaksanaan sistem manajemen K3 dengan metode 5W+1H dan memberikan usulan perbaikan sistem K3 dengan tujuan menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja agar bisa berjalan dengan baik berdasarkan OHSAS 18001:2007. Menurut Dr. Bennet N. B. Silalahi, MA (1995) menyatakan bahwa kecelakaan kerja adalah perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi diatas keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan atau meniadakan pengawasan yang ketat. Menurut Dr. Suma mur P. K.. M.sc (1981) menyatakan bahwa kecelakaan kerja adalah keselamatan kerja yang bertalian dengan mesin, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja, dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan. Sedangkan keselamatan kerja adalah spesifikasi ilmu. Pada dasarnya, rencana-rencana tindakan akan mendeskripsikan tentang alokasi sumbersumber daya serta prioritas dan alternatif yang akan dilakukan dalam implementasi dari rencana itu. Bentuk pengawasan dan usaha-usaha untuk mempelajari melalui pengumpulan data dan analisis ketika implementasi dari suatu rencana juga harus direncanakan pada tahap ini (Gaspersz, 2002). Rencana pengembangan perbaikan masalah dengan metode 5W+1H yaitu, dimana Why (mengapa masalah itu perlu perbaikan?), What (apa rencana perbaikan yang diusulkan?), Where (menunjukan lokasi yang tepat untuk perbaikan?), When (menunjukan alokasi waktu yang diperkirakan bisa menghasikan perbaikan?), Who (siapa yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tersebut?), dan How (bagaimana metode atau cara untuk memperbaiki faktor penyebab utama tersebut?). Dengan metode ini hanya akan dilakukan pembahasan mengenai penetapan sebuah rencana untuk melakukan usaha-usaha perbaikan dalam rangka meminimalisasi kecelakaan kerja dan menunjukan akar permasalahan dan pemecahannya.contoh petunjuk penggunaan metode 5W+1H untuk pengembangan rencana perbaikan tindakan dapat dilihat dalam Tabel 1.1. Tabel 1 Pengembangan Rencana Perbaikan Dengan Metode 5W+1H Jenis 5W- 1H Tujuan What utama (apa) Alasan kegunaa n Lokasi Sekuens (urutan) Orang Metode Why (Meng apa) Where (Di mana) When (Kapan ) Who (Siapa) How (Bagai mana) (Sumber: Gaspersz, 2002) Deskripsi Apa yang menjadi target utama dari perbaikan atau peningkatan kualitas Mengapa rencana tindakan itu diperlukan? Penjelasan tentang kegunaan dari rencana tindakan yang dilakukan Dimana rencana tindakan ini akan dilaksanakan? Apakah aktivitas ini harus dikerjakan disana? Bilamana aktivitas rencana tindakan itu akan terbaii untuk dilaksanakan? Apakah aktivitas itu akan dilaksanakan kemudian? Siapa yang akan mengerjakan aktivitas rencana tindakan itu? Mengapa harus orang itu yang ditunjuk untuk mengerjakan aktivitas itu? Bagaimana mengerjakan aktivitas rencana tindakan itu? Apakah metode yang diberikan sekarang merupakan metode terbaik? Tindakan Merumuskan target sesuai dengan kebutuhan pelanggan Mengubah sekuens atau urutan aktivitas atau mengkombinasi kan aktivitasaktivitas yang dapat dilaksanakan bersama Menyederhanak an aktivitasaktivitas rencana tindakan yang ada. Jurnal Inovisi TM Volume 10 Nomor 2, Oktober

3 Ju m la h ke c e la ka a n P e r c e n t Usulan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Metode 5W+1H pada Lantai Produksi Adapun langkah-langkah dalam melakukan penelitian dapat dilihat pada gambar 1. MULAI STUDI PENDAHULUAN Wawasan mengenai masalah yang diteliti harus dimengerti oleh penulis STUDI PUSTAKA Pengetahuan mengenai tema yang diangkat oleh penulis IDENTIFIKASI MASALAH Mengidentifikasi masalah yang ada diperusahaan yaitu kurangnya penerapan manajemen K3 dengan tujuan meminimkan jumlah kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi lapangan dan data sekunder yang di dapat dari perusahaan ANALISA DATA Pareto untuk mengetahui tingkat besarnya angka kecelakaan kerja, fishbone untuk menunjukan faktor penyebab masalah dan 5W+1H untuk solusi penyelesaian masalah Usulan Perbaikan Berdasarkan standar OHSAS untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja Tabel 2. Data Kecelakaan Kerja Pada Tahun 2011 s/d 2013 Bulan Jumlah kecelakaan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Pareto Chart Jenis Kecelakaan Berdasarkan data jumlah kecelakaan tertinggi pada bulan Januari 2011 s/d Desember 2013 yaitu adanya jenis kecelakaan terjepit mencapai 15 kali kecelakaan dibagian mesin press, jenis kecelakaan tergores 8 kali kecelakaan dibagian mesin press pada tolling, tepeleset 5 kali kecelakaan dibagian proses deburring di mesin water steam dan tertimpa material 3 kali kecelakaan dibagian penyimpanan bahan baku dan pengambilan produk pada blaze plat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan keseluruhan penelitian yaitu hasil dari analisa dan pemberian saran yang dilakukan untuk perbaikan manajemen K3 P areto Chart of Jenis kecelakaan Gambar 1 Kerangka Metode Penelitian Hasil dan Pembahasan Pengumpulan data kecelakaan kerja Data yang dikumpulkan yaitu data kecelakaan kerja di PT. Sintertech pada bulan Januari 2011 s/d Desember 2013 dibagian lantai produksi. Berikut ini jumlah kecelakaan kerja pada tahun 2011 s/d 2013: J e n is ke c e la ka a n 5 0 T e rje p it T e r g o r e s T e rp e le s e t T e r t imp a M a t e r ia l J u mla h ke c e la ka a n P e rc e n t 4 8, 4 2 5, 8 1 6, 1 9, 7 C u m % 4 8, 4 7 4, 2 9 0, , 0 Gambar 2 Diagram Pareto Jenis Kecelakan pada Bulan Januari 2011 s/d Desember Dari Gambar 2 terlihat bahwa jenis kecelakaan terjepit mempunyai frekuensi tertinggi sebesar 48,4% sedangkan jenis kecelakaan terendah terdapat pada tertimpa material dengan persentase 9,7%. Beberapa faktor yang menyebabkan kecelakaan terjepit terjadi yaitu : 1. Disebabkan oleh sistem kerja mesin yang ada dibagian mesin press, dimana pada bagian mesin ini tidak adanya safety (pengaman) seperti tombol penghambat lajunya mesin press. Jurnal Inovisi TM Volume 10 Nomor 2, Oktober

4 Saat mesin bekerja terkadang tolling menjadi macet akibatnya pekerja yang sedang bekerja dibagian mesin itu, harus mengangkat tolling terlebih dahulu agar bisa bekerja kembali, sehingga terkadang membuat jari si pekerja terjepit. 2. Disebabkan oleh faktor kelalaian pekerjanya (human error), dimana pekerjanya terkadang sambil mengobrol dengan pekerja lainnya yang berada di mesin press sehingga tidak fokus dengan pekerjaannya dan mengakibatkan jarinya terjepit saat pengambilan produk di mesin press. 3. Kurangnya sempurnya intruksi kerja dan pengawasan yang rutin dari kepala bagian masing-masing, sehingga pekerja tidak merasa diawasi yang membuat para pekerja tersebut dalam kerjanya menjadi terlalu santai yang membuat pekerja menjadi lalai dan kurang hatihati. Diagram sebab akibat kecelakaan Diagram ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan akibat kerja. Untuk penyebab faktor terjadinya kecelakaan akibat kerja didapat dari hasil wawancara dengan divisi produksi dan pengamatan langsung pada lini produksi. Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan akibat kerja dapat dilihat pada Cause and Effect Diagram pada Gambar 2.2. Mesin Error Daya kerja mesin kurang optimal Kurang perhatian terhadap K3 Kurang sosialisasi Manajemen Manusia Kesalahan sistem kerja Metode kerja belum sempurna Metode Lalai Bekerja tidak sesuai prosedur Kecelakaan akibat kerja Gambar 3 Diagram Sebab Akibat Kecelakaan Akibat Kerja Penyebab-penyebab yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja dilantai produksi: 1. Manusia Dalam hal ini faktor manusia yang menyebabkan terjadinya kecelakaan akibat kerja adanya kelalaian dari operator yang tidak memperhatikan cara kerja yang aman, operator yang bekerja tidak sesuai prosedur, dan adanya beberapa operator yang membuat operator lain tidak fokus. 2. Mesin Dalam hal ini faktor mesin yang menyebabkan terjadinya kecelakaan akibat kerja adanya mesin yang error sehingga menyebabkan kecelakaan dan daya kerja mesin yang kurang optimal. 3. Manajemen Dalam hal ini diakibatkan peraturan yang kurang tegas dalam melakukan pekerjaan di mesin press dan deburring, karena kurangnya perhatian terhadap K3 sehingga tidak mengikuti peraturan yang sudah dibuat oleh perusahaan 4. Metode Kurangnya intruksi kerja dan kesalahan dalam sistem bekerja dimana operator tidak mengikuti sesuai prosedur dikarenakan prosedur yang ada belum sempurna. Pengumpulan data penyakit kerja Berikut data untuk jenis-jenis penyakit yang banyak dikeluhkan pekerja, berdasarkan hasil deteksi atau identifikasi dokter dan wawancara terhadap karyawan di lini produksi. Data penyakit yang dikumpulkan yaitu data penyakit yang banyak di derita pekerja di PT. Sintertech pada bulan Januari 2011 s/d Desember Berikut ini jumlah penyakit akibat kerja pada tabel 2.2. yang tertera dibawah ini pada tahun 2011 s/d 2013: Tabel 3 Data Penyakit Akibat Kerja Pada Tahun 2011 s/d 2013 Bulan Jumlah kecelakaan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Pareto Chart Jenis Penyakit Berdasarkan data jumlah penyakit tertinggi pada bulan Januari 2011 s/d Desember 2013 yaitu adanya jenis penyakit yang di derita oleh pekerja yaitu penyakit paru-paru dan gangguan pernapasan 10 orang, telinga 3 orang dan sakit mata 4 orang. Berikut tabel 2.3 jenis penyakit yang di derita pekerja di PT. Sintertech pada bulan Januari 2011 s/d Desember Jurnal Inovisi TM Volume 10 Nomor 2, Oktober

5 Ju m la h P e r c e n t Usulan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Metode 5W+1H pada Lantai Produksi Tabel 4 Data Jenis Penyakit Akibat Kerja Pada Bulan Januari 2011 s/d Desember 2013 No Jenis penyakit Jumlah Presentase 1 Paru-paru (asma) 12 63,2% 2 Sakit telinga 3 21,1% 3 sakit mata 4 15,8% Jumlah % Dari tabel 2.3. data akan diolah menggunakan pareto chart untuk menggunakan jenis penyakit yang mempunyai frekuensi tertinggi hingga terendah. Diagram Sebab Akibat Penyakit Diagram ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit oleh kerja. Untuk data-data penyebab faktor terjadinya penyakit oleh kerja didapat dari hasil identifikasi dokter dan wawancara dengan divisi produksi. Berikut penyebab terjadinya penyakit yang disebabkan oleh kerja dapat diliat pada Cause and Effect Diagram penyakit paru-paru, sakit telinga dan sakit mata pada gambar 2.4, 2.5, dan 2.6. P areto Chart of Jenis penyakit Je n is p e n ya kit P a r u - p a r u S a kit m a ta S a kit te lin g a Ju m la h P e r c e n t 6 3,2 2 1,1 1 5,8 C u m % 6 3,2 8 4, ,0 Gambar 4 Diagram Pareto Jenis Penyakit pada Bulan Januari 2011 s/d Desember 2013 Dari gambar di atas kasus jenis penyakit terbesar terdapat pada jenis penyakit paru-paru dengan persentase 63,2% menjadi peringkat tertinggi sedangkan jenis kecelakaan terendah terdapat pada sakit telinga dengan persentase 15,8%. Beberapa faktor yang menyebabkan penyakit yang timbul selama bekerja di area lantai produksi yaitu: 1. Banyaknya debu dan powder (bahan baku) yang bertebaran di udara sehingga membuat gangguan pernapasan atau radang paru-paru dan iritasi mata, yang di akibatkan menghirup udara disekitar lantai produksi. 2. Kurangnya ventilasi udara dan intensitas pencahayaan yang mengakibatkan menjadi lembab sehingga terjadi penyakit paru-paru dan sakit mata di area lantai produksi, sehingga udara dan intensitas pencahayaan sangat kurang. 3. Penyakit telinga ini dapat disebabkan, adanya suara kebisingan pada proses deburring di mesin water steam dan barrel serta kurangnya tingkat kesadaran dalam pemakaian alat pelindung diri (APD). Kerasnya suara mesin tersebut, akan menimbulkan penyakit yang cukup serius khususnya gangguan pendengaran akibat kebisingan, bahkan bisa menyebabkan tuli dari proses mesin tersebut. 0 Gambar 5 Diagram Sebab Akibat Penyakit Paru-Paru Akibat Kerja Penyebab-penyebab yang mempengaruhi terjadinya penyakit paru-paru akibat kerja dilantai produksi: 1. Manusia Pada umumnya pekerja kurang mengikuti prosedur sesuai SOP (standar operasional perusahaan), dikarenakan kurang memahami arti pentingnya sebuah kesehatan, seperti tidak memakai masker saat bekerja. 2. Mesin Dalam hal ini disebabkan performa mesin yang sering menurun untuk produksi yang begitu banyak, menyebabkan banyaknya debu yang keluar dari mesin tersebut. 3. Metode Dalam hal ini disebabkan kesalahan sistem kerja karena kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya menggunakan alat keselamatan kerja. 4. Manajemen Tidak adanya sosialisai mengenai bahaya serta kurangnya pelatihan K3 terhadap karyawan yang baru dan peraturan yang kurang tegas serta penjelasan peraturan yang kurang. 5. Lingkungan Kurangnya sirkulasi udara yang kurang baik serta banyaknya debu yang berterbangan. Jurnal Inovisi TM Volume 10 Nomor 2, Oktober

6 Mesin Manusia Suara mesin yang bising Tidak mengikuti sesuai prosedur Tidak memakai ear plug Penyakit akibat kerja sakit telinga Peraturan yang kurang tegas serta kurangnya penjelasan peraturan Kesalahan sistem kerja Tidak adanya sosialisasi Mengenai bahaya Manajemen Tidak adanya penjelasan mengenai Pemakaian prosedur alat keselamatan kerja Metode Gambar 6 Diagram Sebab Akibat Penyakit Akibat Kerja Sakit Telinga Penyebab-penyebab yang mempengaruhi terjadinya penyakit akibat kerja sakit telinga yaitu: 1. Manusia Dalam hal ini diakibatkan oleh pekerja tidak mengikuti prosedur sesuai SOP (standar operasional perusahaan) seperti tidak memakai ear plug saat bekerja. 2. Mesin Adanya suara mesin yang sangat bising dan besar yang bisa mengakibatkan gangguan pada telinga. 3. Metode Dalam hal ini disebabkan kesalahan sistem kerja karena kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya menggunakan alat keselamatan kerja seperti ear plug. 4. Manajemen Tidak adanya sosialisai mengenai bahaya serta kurangnya pelatihan K3 terhadap karyawan yang baru dan peraturan yang kurang tegas serta penjelasan peraturan yang kurang. Mesin Manusia Daya kerja yang berlebihan Penyortiran yang harus teliti Penyakit akibat kerja sakit mata Pencahayaan yang kurang Pemakaian daya lampu yang kecil Lingkungan Manajemen Metode Gambar 7 Diagram Sebab Akibat Penyakit Akibat Kerja Sakit Mata Penyebab-penyebab yang mempengaruhi terjadinya penyakit akibat kerja sakit mata yaitu : 1. Manusia Dalam hal ini diakibatkan oleh daya kerja yang berlebihan yang mengakibatkan pekerja harus fokus dalam penyortiran produk serta kurangnya intensitas cahaya yang mengakibatkan sakit mata. 2. Lingkungan Pencahayaan yang kurang serta daya lampu yang kecil mengakibatkan kurangnya pencahayaan dalam bekerja sehingga mengakibatkan sakit mata. Perbaikan masalah kecelakaan akibat kerja dengan 5W+1H Berdasarkan permasalahan yang telah dianalisis, diajukan perbaikan atau rencana pengembangan. Untuk perbaikan suatu permasalahan dapat digunakan metode 5W+1H dengan rencana-rencana tindakan yang akan mendeskripsikan tentang alokasi sumber-sumber daya serta dilakukan dalam implementasi dari suatu rencana yaitu Why (mengapa masalah itu perlu perbaikan?), What (apa rencana perbaikan yang perlu yang diusulkan?), Where (dimana lokasi yang tepat untuk melaksanakan perbaikan?), When (kapan alokasi waktu yang diperkirakan bisa menghasilkan perbaikan?), Who (siapa yang Jurnal Inovisi TM Volume 10 Nomor 2, Oktober

7 bertanggung jawab terhadap pelaksanaan perbaikan tersebut?) dan How (bagaimana metode atau cara untuk memperbaiki faktor penyebab utama tersebut?). Dalam analisa ini hanya akan dilakukan pembahasan mengenai perencanaan untuk melakukan usaha-usaha penerapan dalam rangka meminimalisasi kecelakaan. Tabel 5 Perbaikan Masalah Kecelakaan Akibat Kerja Dengan Metode 5W+1H Analisa Sistem Manajemen K3 dalam Perusahaan Sistem manajemen K3 yang ada pada PT. Sintertech belum mempunyai sistem yang baik dikarenakan belum sempurna karena terjadi permasalahan terhadap tenaga kerja seperti kurangnya disiplin dalam menggunakan peralatan K3 dan kurangnya pelatihan atau pengetahuan tentang K3 sehingga perusahaan harus bertindak tegas dalam pembuatan peraturan atau sistem K3 yang sudah berjalan serta memberikan pelatihan atau training tentang keselamatan dan kesehatan kerja, agar dapat mengurangi atau menghindari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dalam hal ini perusahaan wajib melakukannya, agar para pekerja disiplin dalam bekerja dan dapat menghindari kecelakaan kerja yang dilakukannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian K3, bahwa sistem manajemen K3 yang berada dalam perusahaan sudah sesuai dengan peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan, hanya saja untuk penerapan sistem K3 belum bisa terlaksana karena kurang disiplinnya para pekerja serta sudah menjadi kebiasaan dalam bekerja. Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 Dari hasil analisa Sistem Manajemen K3 di PT. Sintertech, maka diperlukan suatu sistem manajemen yang dapat mengatur bagaimana K3 diterapkan pada aktifitas-aktifitas di PT. Sintertech. Untuk penerapan sistem manajemen OHSAS 18001, maka terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh PT. Sintertech yang diambil dari klausul 4(Sumber: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt), antara lain: Persyaratan Sistem Manajemen K3 (OH & S) 1. Persyaratan Umum 2. Kebijakan K3 3. Perencanaan 4. Implementasi dan Operasional 5. Pemeriksaan 6. Peninjauan Ulang Manajemen Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis yang dilakukan penulis terhadap keselamatan dan kesehatan kerja pada lantai produksi di PT.Sintertech dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Adanya beberapa faktor yang terjadi akibat kurangnya penerapan K3 pada lantai produksi diakibatkan oleh beberapa aspek yaitu aspek operator (lalai dan bekerja tidak sesuai prosedur), aspek manajemen (peraturan yang tidak tegas), aspek metode (kesalahan sistem dalam bekerja) serta kurangnya pelatihan dan training tentang K3 terhadap pekerja, dimana nantinya para pekerja dapat mengetahui tentang K3 setelah adanya pelatihan dan training yang diberikan perusahaan. 2. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh PT. Sintertech untuk memperbarui pelaksanaan K3 berdasarkan metode 5W+1H kecelakaan dan penyakit akibat kerja adalah dilakukannya pelatihan mengenai pengoperasian mesin serta pelatihan mengenai K3, melakukan perawatan mesin secara berkala dan dilakukan pengecekkan mesin, memberikan sangsi bagi yang melanggar peraturan dan memberikan penjelasan mengenai prosedur penggunaan alat pelindung diri. Jurnal Inovisi TM Volume 10 Nomor 2, Oktober

8 3. Menerapkan sistem manajemen K3 OHSAS untuk mengatur pelaksanaan K3 dapat diterapkan pada aktifitas-aktifitas di PT. Sinterteh Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan, penulis dapat memberikan saran yang diharapkan dapat berguna bagi PT.Sintertech khususnya untuk menekankan dan mengurangi angka kecelakaan kerja. Beberapa saran yang dapat diberikan adalah: 1. Memberikan pelatihan dan training mengenai pemahaman pengoperasian mesin terhadap para pekerja. 2. Melakukan penyuluhan pelatihan program K3 terhadap para pekerjanya, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai tentang K3, sehingga menumbuhkan kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Memberikan sangsi terhadap pekerja yang tidak menggunakan APD (alat pelindung diri) yang sudah diberikan kepada perusahaan. 4. Perusahaan harus memasang spanduk atau banner yang berisi tentang keutamaan menjaga keselamatan dan kesehatan kerja. 5. Dilakukan pembersihan pada lantai produksi setiap 2 minggu sekali, yang bertujuan untuk menjaga kebersihan agar mengurangi dampak polusi pada area tersebut. Daftar Pustaka Buchari. (2007). Manajemen kesehatan kerja dan alat pelindung diri. Universitas Sumatera Utara, Medan. Departemen Kesehatan, RI. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pusat Kesehatan Kerja. Jakarta. Gaspersz, V. (2002). Pedoman implementasi program Six Sigma terintegrasi dengan ISO 9001:2000, MBNQA, dan HACCP. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Luckyta, D. T., & Partiwi, S. G. (2012, September). Evaluasi dan perancangan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam rangka perbaikan safety behaviour pekerja, PT. X, Sidoarjo. ITS, 1 (1). ISSN: Mangkuprawira, S., & Hubeis, A. V. (2007). Strategi memperkecil kecelakaan kerja, Bogor: Ghalia Indonesia. Modjo, R. (2007). Manfaat penerapan dan program keselamatan dan kesehatan kerja, Jakarta: Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Ramli, S. (2010). Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja OHSAS 18001, Yogyakarta: ANDI. Ranupandojo, H., & Husnan, S. (2002). Manajemen kesehatan kerja di perusahaan. Schuler, R. S. & Jackson, S. E. (1999). Manajemen sumber daya manusia menghadapi abad ke- 21. Jakarta: Erlangga Silalahi, B. (1995). Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Suardi, R. (2005). Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Jakarta: PPM Suhartini. (2012). Kesehatan dan keselamatan kerja pada PT. METRO ABDI BINA SENTOSA, Institut Teknologi Adhi Tama, Surabaya Suma mur. (1981). Kesehatan dan keselamatan pencegahan kecelakaan. Jakarta Jurnal Inovisi TM Volume 10 Nomor 2, Oktober

I-1 BAB I PENDAHULUAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia, karena tidak saja sangat penting dalam peningkatan jaminan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk dengan kualitas

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 42 BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil mengenai jumlah produk, jumlah produk cacat, dan jenis cacat yang ada antara lain : gosong,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pekerja merupakan faktor yang sangat dominan dalam suatu industri, karena majunya suatu industri sangatlah dipengaruhi pula adanya suatu jaminan keselamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di CV.Mabar Karya Utama Medan yang berada di Jl. Mabar. Penelitian ini dimulai dari tanggal 08 Agustus 013 sampai tanggal

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 80 N < N, (25.69 < 30 ) maka jumlah data dianggap cukup karena jumlah data atau pengamatan yang teoritis sudah dilampaui oleh jumlah data yang sebenarnya atau aktual. BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional,

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.

Lebih terperinci

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi, atau dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lainnya termasuk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui cacat terbesar yaitu cacat produk salah ukuran yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up

ABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up 1 ANALISA MODA DAN EFEK KEGAGALAN UNTUK MENGURANGI RISIKO TERJADINYA CACAT MIX UP PADA PAKAN TERNAK (Studi Kasus di PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA - semarang) Noor Charif Rachman; Dyah Ika Rinawati; Rani

Lebih terperinci

ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP TINGKAT KECELAKAAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT ABC. Benny Winandri, M.

ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP TINGKAT KECELAKAAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT ABC. Benny Winandri, M. ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP TINGKAT KECELAKAAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT ABC Benny Winandri, M.Sc, MM ABSTRAK: PT ABC perusahaan yang bergerak pada industri pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA BAB IV IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA Pada bab ini akan dibahas mengenai rencana implementasi yang telah diperoleh dari analisis solusi bisnis dan kebutuhan mengenai sumber daya manusia

Lebih terperinci

USULAN PENGGUNAAN METODE FAULT TREE ANALYSIS UNTUK PENURUNAN KECELAKAAN KERJA PADA PT. INOAC POLYTECHNO INDONESIA

USULAN PENGGUNAAN METODE FAULT TREE ANALYSIS UNTUK PENURUNAN KECELAKAAN KERJA PADA PT. INOAC POLYTECHNO INDONESIA USULAN PENGGUNAAN METODE FAULT TREE ANALYSIS UNTUK PENURUNAN KECELAKAAN KERJA PADA PT. INOAC POLYTECHNO INDONESIA Taufiqur Rachman 1, Andreas Septianto 2 1,2 Program Studi Teknik Industri Universitas Esa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang pesat tidak hanya ditandai dengan adanya persaingan yang ketat antar perusahaan. Namun, penggunaan teknologi dan material yang berbahaya

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data 5.1.1 Analisa Histogram Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram yang terbentuk, ada 2 jenis cacat produksi yang memiliki

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Gerakan kerja operator berkaitan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan gerakan-gerakan kerjanya, tata letak tempat kerja, dan perancangan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Histogram Histogram pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang cacat, membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream 30gr dan Lightening

Lebih terperinci

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Jenis Cacat PT. Duta Abadi Primantara adalah perusahan yang memproduksi jenis kasur spring bed dengan type King Koil. Pada tipe

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan 1 BAB 5 ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awal tahun 1980-an, untuk mendorong lahirnya berbagai konsep safety management, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) mulai ditempatkan

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jurusan Teknik Industri Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat buatan manusia itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia

BAB I PENDAHULUAN. akibat buatan manusia itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, tantangan dan potensi bahaya yang dihadapi semakin banyak dan beragam termasuk bahaya yang timbul akibat buatan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan industri yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumberdaya yang dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi agar mampu

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Tahap Analyze Pada tahap analyze ini dilakukan analisa faktor faktor penyebab kecacatan dengan menggunakan fishbone diagram, diagram pareto dan yang terakhir teknik 5 why analysis.

Lebih terperinci

Bab 5 Analisis 5.1. Merencanakan ( plan Analisis Data Kecelakaan

Bab 5 Analisis 5.1. Merencanakan ( plan Analisis Data Kecelakaan Bab 5 Analisis Pada bab ini akan dilakukan analisis dan pembahasana dari hasil pengumpulan dan pengolahan data terhadap penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, diantaranya yaitu analisis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (descriptif research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang terjadi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur 1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN DAN USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BAGIAN AUTOMOTIVE COMPONENT PT DPM

ANALISIS PENERAPAN DAN USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BAGIAN AUTOMOTIVE COMPONENT PT DPM ANALISIS PENERAPAN DAN USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BAGIAN AUTOMOTIVE COMPONENT PT DPM Mario Silda; Gunawarman Hartono; Robertus Tang Herman Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan perusahaan, kajian tentang produktivitas umumnya selalu dikaitkan hanya pada masalah teknologi produksi dan masalah ekonomi, padahal disamping hal tersebut

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di pabrik paralon PVC X, berikut adalah kesimpulan yang di dapatkan : 1. Pabrik paralon PVC X kurang memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Risiko merupakan sesuatu yang sering melekat dalam aktivitas. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Risiko merupakan sesuatu yang sering melekat dalam aktivitas. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Risiko merupakan sesuatu yang sering melekat dalam aktivitas. Kegiatan apapun yang kita lakukan pasti memiliki potensi risiko (Suardi, 2007). Orang yang bekerja juga

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2016

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2016 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BOTOL SIRUP ABC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ENAM SIGMA DI PT. MULIA GLASS CONTAINER Nama Disusun Oleh : : Frans Surya Hadinata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat melindungi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Ilham Maulana NPM : 33412606 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Rossi Septy Wahyuni, ST., MT. Pembimbing

Lebih terperinci

ABSTRAK Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar. Semakin tinggi permintaan dari pasar, maka perusahaan harus dapat memenuhi permintaan tersebut, tetapi dalam suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

Perumusan Masalah : Tujuan Batasan dan Asumsi LANDASAN TEORI Pengertian Risiko Pengendalian Risiko

Perumusan Masalah : Tujuan Batasan dan Asumsi LANDASAN TEORI Pengertian Risiko Pengendalian Risiko PT Laban Raya Cakrawala, merupakan perusahaan yang memproduksi lilin dengan berbagai type dan jenis yang bermacam macam seperti lilin penerangan, lilin hias, lilin angka, lilin hotel dan lilin peribadatan.

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah asset yang sangat berharga dimana harus terus dijaga dan diperdayakan. Pemberdayaan dan perhatian terhadap sumber daya manusia yang tinggi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan pengendalian kualitas produk dalam proses produksinya sampai pengendalian kualitas produk

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke -

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke - BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke - 18 dan awal abad ke-19, industri mulai berkembang ke seluruh Eropa Barat dan Amerika Utara kemudian

Lebih terperinci

Peranan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Sebagai Wujud Keberhasilan Perusahaan

Peranan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Sebagai Wujud Keberhasilan Perusahaan Jurnal Teknologi Proses Media Publikasi Karya Ilmiah Teknik Kimia 4(2) Juli 2005 : 1 5 ISSN 1412-7814 Peranan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Sebagai Wujud Keberhasilan Perusahaan Harrys Siregar Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Tempat Penelitian dilakukan di PT. Torabika Eka Semesta Jalan Raya Serang KM 12.5 Cikupa Tangerang di Divisi Instant

Lebih terperinci

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) SIR 01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan tingginya permintaan atas Crude Palm Oil

Lebih terperinci

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang

BAB V ANALISA DAN HASIL. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang BAB V ANALISA DAN HASIL Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab IV. Dimana ditemukannya adanya kemungkinan terjadinya penyebab khusus

Lebih terperinci

Tabel I.1 Jumlah Permintaan Produk PT. Nikkatsu Electric Works Tahun (Sumber : Data PT. Nikkatsu Electric Works)

Tabel I.1 Jumlah Permintaan Produk PT. Nikkatsu Electric Works Tahun (Sumber : Data PT. Nikkatsu Electric Works) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perusahaan yang menjadikan kualitas sebagai strategi bersaing akan mempunyai keunggulan terhadap pesaingnya dalam menguasai pasar karena tidak semua perusahaan mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalankan aktivitas aktivitas bisnisnya, perusahaan harus mampu memanfaatkan sumber daya didalam perusahaan. Salah satu aspek sumber daya terpenting didalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Gambar 3.1 : Diagram Alir Metodologi Penelitian 25 3.1 Observasi Lapangan dan Indentifikasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir ABSTRAK. Pada bagian proses produksi mochi kacang, pemilik pabrik ingin meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya dengan cara memperbaiki kondisi di pabrik. Pada pabrik mochi ini terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc Perusahaan Kualitas Six Sigma Mengurangi Resiko Produk Gagal DMAIC Berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala

BAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala 84 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap data sekunder dan data primer dengan menggunakan analisa kualitatif serta setelah melalui validasi kepada para

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flow Chart Pemecahan Masalah Dalam flow chart pemecahan masalah dalam penelitian ini menggambarkan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam melakukan penelitian.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA 60 BAB V HASIL DAN ANALISA DATA 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis reject yang terjadi

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1 Anugrah, dkk USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1 Ninda Restu Anugrah, Lisye Fitria, Arie Desrianty

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan wujud dari kewajiban sebuah perusahaan untuk melindungi pekerja berdasarkan amanah undang-undang (UU).

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 Luthfil Hadi Anshari 1, Nizwardi Azkha 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas

Lebih terperinci

Disusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015

Disusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015 USULAN PERBAIKAN KUALITAS PERCETAKAN BUKU YASIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Andi Putra Pratama NPM : 30411742 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Dr. Ir. Sudaryanto, MSc. Pembimbing 2 :

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUD.R.Syamsudin, SH dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Pada saat ini,

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis memulai praktek pelaksanaan kerja atau magang pada Kantor Pusat Perum BULOG selama satu bulan yang dimulai dari tanggal 01 sampai dengan

Lebih terperinci

Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC

Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC Erry Rimawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya di peroleh hasil bahwa data yang telah dikumpulkan layak untuk diolah dalam proses pengolahan data. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PINTU DEPAN KANAN KIJANG INNOVA PADA LINI PERAKITAN PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PINTU DEPAN KANAN KIJANG INNOVA PADA LINI PERAKITAN PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC USULAN PERBAIKAN KUALITAS PINTU DEPAN KANAN KIJANG INNOVA PADA LINI PERAKITAN PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Aan Andri Yana NPM : 30411004 Pembimbing :

Lebih terperinci

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Aprili 2016 USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYIMPANGAN MUTU PRODUK IKAN TERI NASI (STUDI KASUS DI PT. KELOLA MINA LAUT UNIT SUMENEP)

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYIMPANGAN MUTU PRODUK IKAN TERI NASI (STUDI KASUS DI PT. KELOLA MINA LAUT UNIT SUMENEP) AGROINTEK Volume 7, No.1 Maret 2013 43 IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYIMPANGAN MUTU PRODUK IKAN TERI NASI (STUDI KASUS DI PT. KELOLA MINA LAUT UNIT SUMENEP) Askur Rahman Jurusan Teknologi Industri

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 2, Oktober 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 2, Oktober 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PADA PROSES PRODUKSI REMAH KARET (CRUMB RUBBER) DI PT.P&P LEMBAH KARET PADANG ROBINO INDAN Universitas Putra

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih serta munculnya inovasi-inovasi baru di bidang teknik produksi, telah mendorong perusahaan untuk

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh) Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS 18001 Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh) 1) Miftahul Barokah Farid, 2) Nur Rahman

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU Journal Industrial Manufacturing Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.70-76 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja. (Studi Kasus : PT.

Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja. (Studi Kasus : PT. Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja (Studi Kasus : PT.DPS) Danis Maulana 2507.100.101 Dosen Pembimbing Ir.Sritomo

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat diambil simpulan bahwa terdapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat diambil simpulan bahwa terdapat BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat diambil simpulan bahwa terdapat perilaku kerja yang tidak aman yang tinggi yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT BANK JABAR BANTEN CABANG SERANG

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT BANK JABAR BANTEN CABANG SERANG 1 PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT BANK JABAR BANTEN CABANG SERANG Kartika Nurhayati, Ari Pradhanawati, Andi Wijayanto Program Studi Administrasi

Lebih terperinci

1 Universitas Esa Unggul

1 Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu penghasil karet yang ada di Indonesia yang memiliki areal perkebunan yang cukup luas. Badan Pusat Statistik propinsi Sumatera

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PENUMPANG KAPAL PT (PERSERO) PELAYARAN NASIONAL INDONESIA CABANG TANJUNG PRIOK JAKARTA

MANAJEMEN RISIKO PENUMPANG KAPAL PT (PERSERO) PELAYARAN NASIONAL INDONESIA CABANG TANJUNG PRIOK JAKARTA MANAJEMEN RISIKO PENUMPANG KAPAL PT (PERSERO) PELAYARAN NASIONAL INDONESIA CABANG TANJUNG PRIOK JAKARTA David Sirait Refri Doni Eka Putra Yahya Kuncoro STMT Trisakti STMT Trisakti STMT Trisakti refridoni@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISA KECACATAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DMAIC DI PT. UNISON SURABAYA. Oleh

ANALISA KECACATAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DMAIC DI PT. UNISON SURABAYA. Oleh ANALISA KECACATAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DMAIC DI PT. UNISON SURABAYA Oleh LUKMAN HAKIM Abstract PT. Unison located on Jl. Margomulyo 3C Surabaya is industry are engaged in the production

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Metodologi Peneitian Flowchart penelitian menggambarkan metodologi atau langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah pada perusahaan. Berikut Flowchart penelitian pada gambar

Lebih terperinci

BMD STREET CONSULTING ISO TRAINING SCHEDULE JANUARI DESEMBER 2012

BMD STREET CONSULTING ISO TRAINING SCHEDULE JANUARI DESEMBER 2012 BMD STREET CONSULTING ISO TRAINING SCHEDULE JANUARI DESEMBER 2012 No. TRAINING DATE VENUE FEE JANUARI 1 ISO 9001:2008 Awareness and Implementation 4-5 Jakarta Rp 3,000,000.00 2 Six Sigma 6&9 Jakarta Rp

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT KWM adalah perusahaan yang bergerak di industri manufaktur aksesoris garmen yang terbuat dari timah dan menerima pesanan pewarnaan metal. Berdasarkan hasil pengamatan, permasalahan yang paling

Lebih terperinci