Budidaya Ikan di Kolam Bak Plastik O L E H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Budidaya Ikan di Kolam Bak Plastik O L E H"

Transkripsi

1 Makalah Manajemen Akuakultur Tawar Budidaya Ikan di Kolam Bak Plastik O L E H Kelompok IV Ika Rahma Dewi ( L ) Ardi Syam ( L ) PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan limpahan rahmat dan karunia-nyalah sehingga kami masih sempat menyelesaikan Tugas Makalah ini sebagai prasyarat dari proses Belajar Mengajar. Semoga makalah Budidaya Ikan di Kolam Bak Plastik ini dapat bermanfaat sebagai mana mestinya kepada setiap pembaca. Namun kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih mempunyai kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritikan yang membangun dari segala pihak sangat kami butuhkan. Makassar, 11 Februari 2014 Penulis

3 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Akuakulture air tawar sudah sangat maju dengan penerapan teknologi budidaya intensif. Budidaya intensif menghendaki penerapan sistem budidaya yang baik melalui padat penebaran tinggi, pemberian pakan berkualitas dan kontinu, pengelolaan kualitas air, serta penanggulangan hama dan penyakit. Dengan cara itu maka produksi dapat ditingkatkan dengan menghasilkan komoditas budidaya berkualitas dan sesuai dengan pasar. Penerapan sistem budidaya intensif pada akuakultur air tawar merupakan suatu keharusan karena lahan baru tidak dapat terus-menerus dilakukan. selain ketersediaan lahan yang terbatas, lahan akuakulturair tawar juga diperuntukkan bagi sektor lain. Demikian pula, pembukaan lahan baru yang tidak mempertimbangkan keseimbangan ekologi juga akan berdampak negatif pada ekosistem. Salah satu sistem budidaya intensif pada akuakultur air tawar adalah sistem budidaya kolam terpal. Sistem budidaya ikan di kolam terpal merupakan salah satu inovasi baru dalam pengembangan budidaya ikan. Sistem budidaya kolam terpal pertama kali dikembangkan oleh Bapak Mujarob, seorang petani di Bekasi, Jawa Barat, pada tahun 1999, dengan membudidayakan ikan lele. Saat ini kolam terpal telah digunakan untuk budidaya berbagai jenis ikan, seperti lele, gurami, nila, patin, bawal air tawar, dan sebagainya Rumusan Masalah 1. Bagaimana pemilihan lokasi untuk pembuatan kolam bak plastik/terpal? 2. Bagaimana pembuatan kolam/bak plastik/terpal? 3. Apakah faktor penting dalam pembuatan kolam/bak plastik/terpal? 4. Jenis-jenis ikan apa saja yang cocok pada kolam bak plastik/terpal? 5. Apakah kelebihan dan kelemahan kolam/bak plastik/terpal? 1.3. Tujuan 1. Untuk mengetahui pemilihan lokasi pada pembuatan kolam bak plastik/terpal 2. Untuk memahami pembuatan kolam/bak plastik/terpal 3. Untuk memahami faktor penting dalam pembuatan kolam/bak plastik/terpal 4. Untuk mengenali Jenis-jenis ikan yang cocok pada kolam bak plastik 5. Untuk memahami kelebihan dan kelemahan kolam/bak plastik/terpal

4 BAB II PEMBAHASAN A. Lokasi untuk pemilihan kolam terpal Telah disebutkan bahwa kolam terpal merupakan salah satu alternatif teknologi budidaya ikan yang dapat diterapkan pada lahan sempit, minim air, ataupun pada lahan yang tanahnya porous, terutama tanah berpasir. Kolam terpal atau kolam bak plastik dapat menjadi solusi untuk pengembangan budidaya ikan dilahan kritis. Kolam terpal berbeda dengan kolam konvensional, seperti kolam air mengalir dan kolam air deras yang pembangunannya harus dilakukan dilokasi yang memiliki sumber air dengan kuantitas dan kualitas yang ideal. Untuk membangun kolam, faktor tanah memiliki peran penting karena terkait dengan kemampuan kolam menampung air. Kuantitas dan kualitas air merupakan faktor utama untuk pemilihan lokasi. Pada budidaya ikan di kolam terpal, kuantitas dan kualitas air, sekalipun tetap merupakan faktor penting, hal itu tidak menjadi faktor pembatas. Sumber air untuk kolam terpal tidak harus berupa sumber air utama yang dikenal dalam sistem budidaya konvensional, seperti danau, waduk, sungai, rawa-rawa, dan saluran irigasi. Kolam terpal bisa diisi dengan air sumur, air dari PAM ( Perusahaan Air Minum), air hujan yang telah ditampung ataupun air limbah yang telah di-treatmen. Namun demikian, pemanfaatan lahan sempit atau kritis untuk pembangunan kolam terpal perlu mempertimbangkan faktor teknis maupun faktor sosial ekonomis. a. Pertimbangan teknis Kolam terpal dapat dibangun diberbagai tempat, termasuk dihalaman rumah, bekas garasi mobil atau bekas gudang. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membangun kolam terpal antara lain: 1. Sumber air untuk mengisi kolam, seperti sumur, air PAM, tempat penampungan air hujan, dan lain-lain sumber yang layak digunakan. Lebih ideal lagi jika kolam terpal dapat memperoleh pasokan air dari sungai, saluran irigasi, waduk atau danau. 2. Ketinggian lokasi untuk pembuatan kolam terpal perlu diperhatikan karena terkait dengan suhu air. Makin tinggi suatu lokasi, suhu air semakin rendah. 3. Ukuran ikan. Ukuran ikan yang akan dipelihara perlu dipertimbangkan karena terkait dengan kedalaman air didalam kolam. Misalnya, benih gurami cocok dipelihara pada kedalaman cm. Untuk menampung air sedalam 40 cm dapat dibuat kolam dengan kedalaman sekitar 60 cm. 4. Dasar tanah untuk peletakan kolam terpal harus rata. Bila tanah tidak rata, sebaiknya dilapisi pelepah batang pisang atau sekam padi. Selain dapat meratakan tanah, kedua

5 bahan itu dapat menstabilkan suhu. Kerangka yang digunakan pun tidak boleh tajam agar tidak membuat terpal menjadi sobek. 5. Untuk kolam yang dibangun di daerah pemukiman penduduk perlu dipikirkan penanganan limbah air kolamnnya. Perlu diupayakan untuk membangun tempat penampungan limbah buangan sehingga air limbah pemeliharaan ikan dapat diolah lebih dahulu sebelum dibuang kesaluran umum. Bisa juga membangun saluran pemanen yang terhubung langsung dengan sungai atau kanal. Dapat pula membangun sumur serapan. b. Pertimbangan sosial ekonomi Pengembangan budidaya ikan dikolam terpal juga perlu mempertimbangkan faktor sosialekonomi, diantaranya: 1. Lokasi yang dipilih untuk pemeliharaan ikan dengan kolam terpal bukanlah lokasi sengketa. Sekalipun kolam terpal mudah dibongkar dan dipindahka, namun sebaiknya lokasi yang dipersengketakan tidak dipilih karena dapat merugikan. 2. Dekat dengan daerah pengembangan budidaya ikan sehingga mudah untuk memperoleh induk ataupun benih. 3. Tersedia sarana dan prasarana transportasi yang memadai untuk pengadaan alat dan bahan maupun transportasi benih, hasil panen, dan lain-lain. 4. Adanya alat dan bahan disekitar lokasi, atau pengadaannya mudah. 5. Pasar cukup terbuka untuk menampung produksi, baik pasar lokal mauupun pasar ekspor, serta harga yang cukup memadai. 6. Lokasi cukup aman dari gangguan hewan liar maupun manusia (pencurian). Harus ada cara efektif untuk mengatasi gangguan tersebut. 7. Adanya sumber energi listrik untuk penerangan dan kebutuhan lainnya, misalnya untuk mengoperasikan pompa air dan aerator. 8. Adanya dukungan dari pihak-pihak terkait, misalnya permodalan dan yang lain. Untuk petani ikan kecil, dukungan juga dapat berupa penyuluhan teknis dan pemasaran hasil. B. Pembuatan Kolam/Bak Plastik/terpal Adapun luas kolam plastik relatif kecil, yakni rata-rata 14 meter persegi dengan kedalaman air antara cm. Kecuali untuk kolam Pendederan I dan Pendederan II, luasnya cukup 2 meter persegi dengan kedalaman air 10 cm. Begitu pula untuk ukuran super,luasnya dapat dua kali atau tiga kali lebih luas dibandingkan dengan kolam untuk ukuran benih lebih kecil dari ukuran super dan kedalamannnya dapat sampai 1 meter.

6 Sedangkan ukuran panjang atau lebar kolam disesuaikan dengan keadaan lahan, misalnya di halaman rumah. sesuai dengan namanya, kolam terpal adalah kolam yang keseluruhan bentuknya, dari bagian dasar hingga dindingnya menggunakan bahan utama berupa terpal. Selain dapat berbentuk seperti kolam tanah atau kolam tembok, kolam terpal juga bisa berbentuk bak dengan sokongan kerangka bambu, kayu, atau besi. Dibandingkan kolam lain, misalnya kolam tembok, kolam terpal lebih praktis, harganya terjangkau, dan dapat dipindahkan. Sewaktu-waktu pemilik kolam atau pemilik tanah dapat mengalih fungsikan lokasi tersebut. Biaya pembongkaran kolam terpal tidak mahal dan mudah pula melakukannya. A. Jenis kolam terpal Berdasarkan peletakannya, kolam terpal terdiri atas kolam terpal diatas permukaan tanah dan kolam terpal dibawah permukaan tanah. Sedangkan berdasarkan bahan dan cara pembuatannya, terutama untuk dinding kerangka kolam, dikenal beberapa jenis kolam terpal, yaitu: (a) kolam terpal dengan kerangka bambu/kayu/besi; (b) kolam terpal dengan dinding batako atau batu bata; (c) kolam terpal dengan dinding tanah; dan (d) kolam beton atau kolam tanah berlapis terpal. Kolam a dan b merupakan kolam diatas permukaan tanah. Kolam c adalah kolam di bawah permukaan tanah, sedangkan kolam d bisa merupakan kolam dibawah permukaan tanah maupun diatas permukaan tanah. 1. Kolam terpal di atas permukaan tanah Kolam terpal diatas permukaan tanah adalah kolam yang dibangun/dibuat diatas permukaan tanah tanpa menggali atau melubangi permukaan tanahnya. Kolam tanah jenis ini lebih cocok dibangun dilahan yang miskin air, ditanah yang relatif datar, di tanah berpasir, tetapi luasnya mencukupi. Kontruksi untuk kolam yang dibangun diatas permukaan tanah dapat dibuat dari bambu/kayu, pipa besi, ataupun batako/batu bata. 2. Kolam terpal dibawah permukaan tanah Kolam terpal dibawah permukaan tanah adalah kolam yang dibangun/dibuat dibawah permukaan tanah, dimana pembuatannya dilakukan dengan melubangi atau menggali tanah untuk memendam sebagian atau seluruh kolam terpal. Bila kolam terpal yang dimasukkan kedalam hanya sebagian saja, sekeliling kolam harus diberi kerangka dari kayu/bambu/besi atau batu bata untuk menyangga sisi atau tepi kolam. Namun jika kolam ditanam seluruhnya dalam tanah maka sepanjang tepian terpal

7 harus diikat dengan pasak di sepanjang tepian lubang, atau ujung terpal dilipat dan ditindih dengan batu bata, kayu, atau pot tanaman. Kolam jenis ini cocok dibangun dijenis tanah yang porous seperti tanah berpasir. Kolam terpal yang dibangun di bawah permukaan tanah selain dapat menghemat air juga mencegah bebagai organisme tanah yang melubangi kolam. Suhu air kolam terpal yang dibangun dibawah permukaan tanah lebih stabil. B. Bahan dan alat untuk membuat kolam terpal 1. Plastik terpal Bahan utama untuk membuat kolam terpal adalah plastik terpal. Jenis terpal yang digunakan untuk kolam terpal adalah terpal untuk atap tenda, terpal untuk penutup barang diatas mobil, atau plastik yang sering digunakanpetani untuk menjemur padi dan jagung. Prinsipnya, terpal atau plastik yang dipilih adalah yang memiliki ketebalan yang menandai dan mampu menahan tekanan air. Terpal yang biasa digunakan adalah jenis A5 dan A6 dengan masa pemakaian mencapai lima tahun. Ukuran plastik terpal bermacam-macam, tetapi sebaiknya pilih yang sesuai dengan ukuran kolam yang hendak dibuat. Ada terpal gulung yang sangat panjang dengan lebar 2 meter dan ada jenis terpal lipat yang telah dipotong-potong dengan panjang dan lebar yang bervariasi. Ukuran kolam yang dibuat harus disesuaikan dengan modal usaha. Namun kebanyakan orang menggunakan terpal ukuran 6x10 m. Terpal dengan ukuran ini banyak tersedia di pasaran. Kolam yang dibangun berukuran 4x8x1 m (luas kolam 32 m 2, kedalaman kolam 1 m). Sisa terpal, 2 meter, digunakan untuk menutup dinding penyangga yang terbuat dari kayu/bambu atau batako/batu bata. Untuk kolam yang lebih kecil dapat menggunakan terpal berukuran 3 x 5 m. 2. Kayu/bambu/pipa Untuk membuat kerangka, terutama untuk kolam yang dibangun di atas permukaan tanah, dibutuhkan kayu, bambu, atau pipa. Bambu sudah umum digunakan sebagai kerangka kolam terpal. Untuk tiang sebaiknya digunakan bambu bulat, sedangkan untuk penyangga horizontal dapat berupa bambu yang dibelah. Demikian juga kayu. Kayu apa saja dapat digunakan untuk membuat kerangka kolam terpal, baik yang bulat ataupun balok. Sebaiknya dipilih kayu yang lurus sehinnga memudahkan pengerjaannya. Kerangka kolam terpal juga dapat dibuat dari pipa ledeng atau besi siku. Tiang dan kerangka kolam dibuat dari pipa ledeng atau besi siku. Tiang dan

8 kerangka kolam dibuat dari pipa ledeng dan kemudian dilapisi dengan kawat yang telah dibentuk krei. Siku tentu membutuhkan biaya yang lebih besar, tetapi tentu lebih kuat dan tahan lama. 3. Papan/seng/asbes Untuk dapat membuat kolam terpal dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai bahan yang tersedia sehingga dihasilkan berbagai bentuk kolam sesuai bahan yang digunakan. Ada kolam yang seluruh kerangkanya, baik tiang tegak maupun horizontal, terbuat dari bambu atau kayu. Ada juga kolam yang kerangkanya dari kayu dan untuk dindingnya menggunakan papan. Untuk dinding kolam dapat menggunakan bambu, seng bekas, atau asbes. Bahan-bahan ini digunakan untuk menahan terpal. Bila asbes dan sen digunakan sebagai dinding seng digunakan maka harus dipasang vertikal. Caranya asbes atau seng yang dipasang harus dibuat jangan sampai ada yang menonjol atau bagian yang tajam yang dapat membocorkan terpal. Kelemahannya, seng adalah bahan yang mudah menyerap panas sehingga dapat meningkatkan suhu air didalam kolam. 4. Pipa paralon Untuk mengatur ketinggian air dan memudahkan pengeringan kolam diperlukan pipa atau selang sebagai saluran pembuang. Pipa paralon atau pipa PVC umum digunakan sebagai saluran pembuang. Untuk kolam terpal berukuran 4 x 6 m dapat digunakan pipa paralon berdiameter 4 inci. Sedangkan bila kolam yang dibangun lebih kecil, cukup menggunakan pipa paralon 2 atau 3 inci. Paralon sebaiknya dilengkapi dengan bengkokan pipa (knee). 5. Paku/kawat/tali Paku, kawat, dan tali berfungsi sebagai bahan untuk menyambung atau memperkuat kerangka kolam. Pada kolam terpal yang menggunakan kerangka pipa ledeng, untuk menyambung pipa digunakan bengkokan pipa. 6. Alat kerja Untuk membuat kolam terpal dibutuhkan berbagai peralatan sesuai kebutuhan, seperti gergaji, parang, pahat, palu, dan gunting. Sedangkan untuk menggali tanah, dibutuhkan cangkul, sekop, dan linggis. Bila kolam terpal dibangun dengan menggunakan besi, misalnya besi siku, penyambungnya dilakukan dengan dilas agar lebih kuat. C. Membuat kolam terpal 1. Kolam terpal dengan kerangka bambu/kayu

9 1. Persiapkan lahan untuk kolam terpal dengan membersihkannya dari benda-benda yang mengganggu seperti rumput maupun perdu. Ratakan tanahnya. 2. Jika tanah tidak rata, miring, perataan dapat dilakukan dengan menggunakan pelepah pisang atau sekam padi. Selain dapat meratakan tanah, kedua bahan tersebut juga dapat menstabilkan suhu. Kerena menjadi stabilisator suhu, pelepah pisang, atau sekam padi juga digunakan sekalipun tanahmya rata. Ketebalan pelepah pisang atau sekam padi sekitar 10 cm. 3. Siapkan bambu yang akan digunakan. Kemudian pasang bambu - bambu tersebut dengan model dan bentul seperti gambar di bawah ini. Kolam terpal sendiri bisa dibuat dalam ukuran 2 x 3 x 1 meter, 4 x 5 x 1 meter, atau 4 x 8 x 1 meter. 4. Pasang terpal yang telah dilubangi bagian tepinya dan diberi ring logam supaya tidak gampang robek. Kemudian ikat terpal pada kerangka bambu. Kebutuhan terpal untuk masing - masing ukuran kolam adalah sebagai berikut: kolam ukuran 2 x 3 x 1 meter membutuhkan luas terpal 4 x 5 meter kolam ukuran 4 x 5 x 1 meter membutuhkan luas terpal 6 x 7 meter

10 5. Langkah terakhir adalah memasang pipa atau selang untuk saluran pembuangan air apabila kolam kelebihan air. Kolam kemudian di isi dengan air hingga mencapai kedalaman sesuai kebutuhan pemeliharaan ikan. Kolam terpal diperiksa untuk memastikan bahwa kolam telah kokoh dan tidak bocor. Bila bocor, segera lakukan penambalan. Cara memasang pipa atau selang bisa melihat gambar dibawah ini: 2. Kolam terpal dengan kerangka pipa/besi Kolam terpal dengan kerangka besi/pipa merupakan kolam terpal di atas permukaan tanah. Pembuatan kolam terpal dengan kerangka pipa atau besi mirip pembuatan kolam terpal dengan kerangka bambu atau kayu. Teknik pembuatannya saja yang

11 sedikit berbeda. Berikut dikemukakan urutan pembuatan kolam terpal dengan kerangka pipa atau besi. 1. Lahan dipersiapkan dengan meratakan tanah sebagaimana pembuatan kolam dengan kerangka bambu atau kayu. 2. Jika menggunakan pipa ledeng, penyambungan pipa dilakukan dengan menggunakan bengkokan pipa, sedangkan bila menggunakan besi siku maka dapat dilakukan dengan cara dilas. 3. Kerangka yang sudah terbentuk selanjutnya dipasangi dinding dari kawat anyam dan kemudian dipasangi plastik terpal. Bagian tepi terpal yang telah dilubangi dengan ring logam dimasukkan tali untuk mengikat terpal ke pipa atau kawat anyam. 4. Selanjutnya pasang pipa paralon atau PVC untuk saluran pembuangan. Kolam telah siap diisi air. 3. Kolam terpal dengan dinding batako Kolam terpal dengan dinding batako atau batu bata juga merupakan kolam terpal di atas permukaan tanah. Pembuatan kolam terpal sperti ini sangat sederhana dan mudah karena hanya membutuhkan dinding penahan dari batako atau batu bata. Kelemahan kolam terpal yang seperti ini adalah mudah roboh, terutama bila dinding penahan kurang tebal. Pembuatan kolam terpal dengan batako atau batu bata sangat mudah karena kita hanya perlu menyusun batako membentuk dinding. Berikut ini urutan pembuatannya: 1. Lahan dipersiapkan dengan meratakan tanah sebagaimana pada pembuatan kolam terpal diatas. 2. Selanjutnya batako atau batu bata disusun membentuk fondasi atau pematang dengan ketinggian sesuai keinginan. Lebar susunan batako minimal 30 cm. 3. Jika dinding kolam sudah terbentuk, selanjutnya pasang plastik terpal. Ujung terpal menutup bagian atas fondasi atau pematang (susunan batako) dan kemudian ditindih lagi dengan batako atau pot tanaman. Tanaman dalam pot diatas fondasi selain dapat berfungsi sebagai penahan terpal juga berfungsi sebagai peneduh sekaligus untuk memperindah kolam. 4. Pipa paralon atau PVC dipasang untuk saluran pembuangan. Kolam siap diisi air. 4. Kolam terpal dengan dinding tanah Kolam terpal dengan dinding tanah adalah kolam terpal dibawah permukaan tanah. Biasanya kolam terpal ini dibangun pada tanah yang porous. Kelebihan kolam

12 ini adalah suhu air lebih stabil dibanding kolam terpal yang dibangun diatas permukaan tanah. Untuk membangun kolam terpal dengan dinding tanah pun cukup mudah. Urutan pembuatannya adalah: 1. Persiapkan lahan untuk kolam terpal. Bersihkan dari benda yang mengganggu, seperti rumput dan pepohonan yang rimbun. 2. Jika ingin membuat kolam terpal 6 x 4 m, lakukan penggalian tanah sedalam cm. Rapikan galian dan bentuk pematang. 3. Jika kolam sudah terbentuk, plastik terpal berukuran 8 x 6 m siap dipasang. Pasang terpal hingga rapat ke tepi. Bagian atas terpal dapat dijepit atau ditimbun dengan tanah agar posisinya tidak berubah. 4. Selanjutnya pasang pipa paralon atau pipa PVC. Kolam sudah siap diisi air. 5. Untuk mencegah kolam dari banjir ketika terjadi hujan deras, buatlah tanggul penahan yang tinggi. 5. Kolam beton atau tanah berlapis terpal Kolam atau bak beton atau tanah berlapis terpal berupa kolam yang dibangun dibawah permukaan tanah. Kolam beton dilapisi plastik biasanya karena retak atau bocor, sedangkan kolam tanah dilapisi plastik karena tanahnya porous. Berikut cara membuat kolam beton atau kolam tanah berlapis terpal: 1. Kolam yang akan dilapisi terpal dibersihkan dari benda-benda yang mengganggu. 2. Pastikan bahwa saat hendak memasang terpal, di dasar kolam tidak terdapat air sehingga terpal tidak akan menggelembung saat dipasang. 3. Ukuran kolam biasanya sangat luas sehingga terpal yang tersedia tidak sesuai. Untuk mengatasinya, terpal dapat disambung menggunakan lem atau pres. 4. Pasang terpal hingga rapat ke tepi lalu lipat di bagian sudutnya agar terlihat rapi. Bagian atas terpal dijepit dengan kayu atau ditindih dengan batako. 5. Pasang pipa paralon atau pipa PVC pada tempat yang telah ditentukan. Kolam siap diisi air. C. Faktor Penting Dalam Pembuatan Kolam/Bak Plastik Terdapat beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan kolam terpal, diantaranya sebagai berikut : Jenis ikan yang akan dibudidayakan. Hal ini karena tidak semua ikan cocok dibudidayakan dalam kolam terpal. Bahkan, ada beberapa jenis ikan yang tidak cukup hanya dengan air sebagai media hidupnya, tetapi membutuhkan media tambahan berupa

13 lumpur. Sebagai contoh, belut membutuhkan dasar kolam yang berlumpur tebal dan mengandung bahan organik. Ukuran ikan. Hal ini karena ukuran ikan berpengaruh terhadap ketinggian kolam. Sebagai contoh, untuk benih gurami yang masih kecil tidak dianjurkan untuk diletakkan ke dalam kolam yang dibuat terlalu tinggi, tetapi sebaiknya cukup 60 cm dengan ketinggian air cm. Keseimbangan antara volume air dengan kerangka penyangganya harus kuat. Bila volume air atau volume media lumpur (untuk belut) bertekanan cukup besar, kerangka penyangganya harus kuat. Begitu pula dengan kemampuan bahan terpalnya, bila tipis, sebaiknya tidak meletakkan ikan dengan volume yang besar sehingga tidak jebol. Dasar untuk peletakan kolam terpal harus rata, begitu pula dengan kerangka tidak berbahan tajam yang dapat membuat terpal sobek atau berlubang. Bila tanah dasar tidak rata, sebaiknya diberi lapisan dari pelepah batang pisang atau sekam padi. Untuk kerangka yang menggunakan bambu belah, sebaiknya belahannya diletakkan di bagian luar dan jika kerangkanya terbuat dari besi, sebaiknya jangan gunakan yang mudah berkarat karena bisa membuat terpal sobek. Pada waktu panen dan pascapanen diperlukan perlakuan yang baik sehingga terpal tidak rusak dan dapat digunakan untuk operasional berikutnya. Saluran pembuangan air kolam yang dibuat dengan cara melubangi terpal sebaiknya dilakukan dengan hati-hati sehingga terpal tidak bocor atau dengan membuat saluran pembuangan sistem kapiler (dengan selang sedot). D. Ikan-ikan yang cocok Prinsipnya semua ikan dan biota air tawar lainnya dapat dipelihara di kolam terpal. Namun pada daerah yang gersang dan sulit air, hanya ikan tertentu yang cocok untuk dipelihara. Ikan-ikan yang tahan hidup pada perairan yang minim oksigen cocok dipelihara pada kolam terpal yang dibangun didaerah sulit air, seperti ikan gurami, lele, nila, mujair, patin, tambakan, sepat, betok, belut, gabus, dan toman. Ikan-ikan tersebut tahan hidup pada perairan yang minim oksigen sehingga dalam pemeliharaannya tidak selalu membutuhkan penggantian air. Selain itu, khusus untuk ikan-ikan labirin, ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan, yang mampu menghirup oksigen langsung dari udara, untuk memeliharanya tidak memerlukan aerator untuk memasok oksigen. Artinya, dengan memelihara ikan-ikan yang tahan hidup pada perairan minim oksigen dan ikan-ikan yang mampu menghirup oksigen langsung dari udara, maka biaya produksi dapat ditekan, khususnya pada biaya penggantian air dan biaya operasional aerator untuk memasok oksigen.

14 Sebaliknya, bila kolam terpal digunakan untuk memelihara ikan selain jenis ikan diatas maka akan dibutuhkan biaya yang lebih besar, khususnya penggantian air dan pengoperasian aerator, kecuali bila kolam terpal dibangun didaerah dengan pasokan air yang cukup besar. Atau komoditas yang dibudidayakan adalah spesies bernilai ekonomi tinggi semacam lobster air tawar (Cherax sp.) sehingga sekalipun biaya produksi benih tinggi, dengan harga komoditas budidaya yang tinggi maka keuntungan tetap diperoleh. Dengan demikian ada dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih komoditas yang hendak dikembangkan di kolam terpal. Pertama, pertimbangan biologi, yakni terkait dengan kemampuan biota tersebut dalam beradaptasi dengan lingkungan kolam terpal. Yang kedua, pertimbangkan ekonomis yang terkait dengan harga dan pasar biota tersebut. Ikan-ikan labirin sangat cocok dipelihara dikolam terpal dilihat dari aspek biologis, namun dari sisi ekonomiis tidak semua ikan labirin layak dibudidayakan, walau hal itu terkadang juga tergantung dimana ikan tersebut dibudidayakan. Sebagai contoh, ikan gabus, toman, dan betok tidak ekonomis untuk dikembangkan dijawa mengingat harganya di jawa murah, namun merupakan ikan bernilai ekonomis tinggi dibeberapa wilayah di Kalimantan. Didalam buku Panduan lengkap memelihara Ikan Air Tawar di Kolam Terpal membahas mengenai pemeliharaan ikan dikolam terpal, khususnya ikan-ikan yang layak dibudidayakan baik secara biologis maupun ekonomis, diantaranya bawal air tawar, belut, betok, gabus, gurami, mujair, nila, lele, patin, sepat, tambakan, dan toman. Ikan jenis tersebut dapat hidup dengan baik pada lingkungan perairan yang minim oksigen, dan beberapa diantaranya merupakan ikan penting dalam akuakultur air tawar. E. Kelebihan dan Kelemahan Kolam/Bak Plastik Kelebihan 1. Dapat diterapkan dilahan terbatas. Teknologi budidaya ikan dikolam terpal bisa diterapkan dilahhan sempit, seperti dipekarangan atau halaman rumah. Bahkan teknologi ini bisa diterapkan digarasi mobil atauteras. 2. Dapat diterapkan dilahan atau tanah yang porous, tanah yang menyerap air, atau tanah berpasir. Tanah porous atau tanah berpasir tidak baik atau tidak cocok untuk membangun kolam karena tidak mampu menahan air. Cara mengatasinya adalah dengan membangun kolam beton sangat mahal. Kolam terpal menjadi alternatif yang baik, karena selain biaya pembuatannya lebih murah, kolam juga mudah dipindahkan. 3. Dapat diterapkan didaerah sulit air. Sebelumnya pada daerah sulit air hanya dikenal sistem budidaya ikan dengan menggunakan kolam tadah hujan. Namun pembangunan

15 kolam tadah hujan juga membutuhkan biaya yang besar. Di samping itu, air pada kolam tadah hujan dapat hilang karena terserap tanah dan karena penguapan. Kolam terpal merupakan solusi yang tepat karena biaya pembuatannya murah sementara air dikolam hanya berkurang oleh karena penguapan. 4. Pembuatannya praktis. Kolam terpal hanya membutuhkan sedikit bahan. Waktu pembuatannya pun hanya beberapa jam. Hal ini berbeda dengan membuat kolam tanah atau kolam beton yang membutuhkan bahan yang banyak dan waktu pembuatan berhari-hari. 5. Waktu produksi yang lebih singkat. Jika menggunakan kolam tanah, selesai panen, kolam harus dijemur dan diolah lagi. Pada kolam terpal, selesai panen, kolam terpal cukup dibersihkan dan diisi air lagi. 6. Ikan-ikan yang dibudidayakan dikolam terpal tidak berbau lumpur. Salah satu kelemahan ikan yang dipelihara di kolam tadah hujan atau di air tergenang adalah berbau lumpur. Hal ini karena kotoran ikan yang menumpuk, sisa-sisa makanan, sisa metabolisme tubuh ikan, ataupun sumber air yang tidak bersih. Pada kolam terpal, halhal tersebut dapat diminimalisasi akibatnya dengan menyifon, menyedot kotoran didasar kolam, yang memang dapat dengan mudah dilakukan. 7. Sintasan atau kelangsungan hidup (survival rate) ikan yang dipelihara dikolam terpal lebih tinggi, yang dapat mencapai 90-95%. Hal ini karena pengawasannya lebih mudah dan intensif. 8. Padat penebaran lebih tinggi. Pada kolam tadah hujan atau kolam air tergenang, padat penebaran ikan bisa tinggi namun pertumbuhannya melambat dan sintasan manurun. 9. Pertumbuhan ikan lebih cepat. Ikan yang dibudidayakan di kolam terpal, pertumbuhannya dapat dipacu. 10. Biaya pembuatan kolam terpal juga dapat diubah posisinya dan dapat dipindahkan. Berbagai keunggulan kolam terpal ini merupakan suatu peluang yang baik bagi pengembanganbudidaya ikan. Kolam terpal dapat diterapkan untuk kegiatan pembenihan, pendederan, hingga pembesaranuntuk menghasilkan ikan konsumsi dan induk. Dengan adanya teknologi kolam terpal maka budidaya ikan tidak lagi terpusat pada lahan yang ideal yang memungkinkan pembangunan kolam karena mempunyai sumber air yang melimpah, yang melimpah, yang biasanya hanya terdapat didesa atau daerah sekitar sumber air, seperti danau, waduk, dan sungai. Dengan adanya teknik budidaya ikan dikolam terpal maka budidaya ikan juga dapat dilakukan di daerah tandus dan sulit air, seperti Gunung Kidul (Yogyakarta) dan

16 Jeneponto (Sulawesi Selatan). Teknologi kolam terpal juga dapat diterapkan dilahan sempit dan terbatas sehingga budidaya ikan juga dapat dilakukan masyarakat kota. Kelemahan Kelemahan dari model ini adalah keterbatasan suplai nutrient dari tanah karena model ini membuat adanya pembatas antara tanah dengan air, akibatnya nutrien hanya bisa disuplai dari pakan ataupun kalaupun ada dari air jumlahnya cukup terbatas. Model ini tidak berarti mematikan aktifitas fotosintesis hanya saja aktifitas ini akan sangat terbatas peranannya untuk suplai pakan kultivan artinya metode ini mengingikan suplai nutrient yang terkontrol untuk kultivan olehnya model ini identik dengan budidaya intensif. Tabel kelebihan dan kelemahan bentuk dan bahan dalam pembuatan kolam plastik/terpal: Bentuk dan bahan No. kelebihan kelemahan kolam terpal 1. Kolam terpal diatas permukaan tanah 2. Kolam terpal dibawah permukaan tanah Praktis dan lebih mudah dibuat, investasi kecil, Suhu kurang stabil, bila tidak kokoh/kuat maka bisa jebol. tidak mudah terkena banjir, mudah dikeringkan dan dibersihkan, mudah disifon untuk mengeluarkan sisa pakan dan kotoran yang ada didasar kolam, mudah dipanen, mudah dipindahkan. Lebih kuat, tidak mudah Mudah terkena banjir, sulit rusak, lebih mudah untuk membuat saluran dalam mengisi air, suhu pembuangannya, sulit lebih stabil. dikeringkan, sulit disifon untuk mengeluarkan kotoran yang ada didasar kolam, investasi lebih besar, rawan serangan predator, sulit dipanen, sulit dipindahkan 3. Kolam terpal Mudah dibuat dan Jika tidak kokoh/kuat mudah

17 dengan kerangka bambu atau kayu 4. Kolam terpal dengan kerangka besi atau pipa ledeng 5. Kolam terpal dengan dinding batako 6. Kolam terpal dengan dinding tanah 7. Kolam beton atau kolam tanah praktis, biaya pembuatan lebih murah, dapat dibangun dilahan sempit, mudah dipindahkan, mudah dibongkar, mudah dipanen, mudah dibersihkan dan dikeringkan Relatif praktis, dapat dibangun dilahan sempit, mudah dipindahkan, mudah dibongkar, lebih kokoh/kuat, tahan lama, mudah dipanen, mudah dibersihkan dan dikeringkan. Mudah dibuat dan praktis, mudah dipindahkan, mudah dibongkar, relatif tahan lama, mudah dipanen, mudah dibersihkan dan dikeringkan. Kolam lebih kuat, tidak mudah rusak, lebih mudah diisi air, suhu lebih stabil Lebih kuat, tidak mudah rusak, lebih mudah diisi jebol, tidak tahan lama, terutama didaerah rayap. Biaya relatif mahal, relatif sulit dibuat, bila berkarat maka dapat merusak terpal. Mudah jebol, sela-sela batako dapat menjadi tempat persembunyian berbagai hewan-hewan kecil yang mungkin akan merusak terpal, dinutuhkan banyak batako, relatif mahal. Mudah terkena banjir, lebih sulit untuk membuat saluran pembuangan, terutama bila kolam ada di bawah permukaan tanah, rawan predator, relatif sulit dipanen, relatif sulit dibersihkan dan dikeringkan, relatif mahal. Mudah terkena banjir, lebih sulit dalam membuat saluran

18 berlapis terpal air, suhu air lebih stabil. pembuangan, rawan predator, relatif sulit dipanen, relatif sulit dibersihkan dan dikeringkan, relatif mahal.

19 BAB III PENUTUP 5.1. Simpulan Budidaya ikan dengan bak/kolam plastic/terpal adalah budidaya yang dilakukan sebagai alternatif dalam budidaya intensif untuk mengatasi keterbatasan lahan budidaya dan cara budidaya yang praktis Saran Sebaiknya peserta diskusi maupun presentator memperbanyak membaca literatur agar lebih memahani materi yang di bahas dalam makalah ini.

20 DAFTAR PUSTAKA Ghufran H, M dkk Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar di Kolam Terpal. Lily Publisher: Yogyakarta. Indah, f Cara membuat kolam ikan terpal. Diakses pada Senin, 10 Januari 2014, pukul 20:21 WITA. Sukarji, A Budidaya Ikan Lele Dikolam Plastik. Diakses pada Senin, 10 Januari 2014, pukul 20:38 WITA.

MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN

MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN PENDAHULUAN Pekarangan adalah sebidang tanah yang terletak di sekitar rumah dan umumnya berpagar keliling. Di atas lahan pekarangan tumbuh berbagai ragam tanaman. Bentuk

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id di alternatif usaha budidaya ikan air tawar. Pemeliharaan ikan di sungai memiliki BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA DI PERAIRAN MENGALIR

bio.unsoed.ac.id di alternatif usaha budidaya ikan air tawar. Pemeliharaan ikan di sungai memiliki BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA DI PERAIRAN MENGALIR BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA DI PERAIRAN MENGALIR Oleh: Dr. Endang Widyastuti, M.S. Fakultas Biologi Unsoed PENDAHULUAN Ikan merupakan salah satu sumberdaya hayati yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan

Lebih terperinci

Widi Setyogati, M.Si

Widi Setyogati, M.Si Widi Setyogati, M.Si Pengertian Tambak : salah satu wadah budidaya perairan dengan kualitas air cenderung payau/laut, biasanya terdapat di pesisir pantai Tambak berdasarkan sistem pengelolaannya terbagi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan Ben s Fish Farm mulai berdiri pada awal tahun 1996. Ben s Fish Farm merupakan suatu usaha pembenihan larva ikan yang bergerak dalam budidaya ikan konsumsi, terutama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di 15 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK A. DEFINISI - Pengangkutan Pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukan ke

Lebih terperinci

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN A. Ketampakan Lingkungan Alam dan Buatan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

Lebih terperinci

WADAH BUDIDAYA IKAN (WBI) ADI SUCIPTO

WADAH BUDIDAYA IKAN (WBI) ADI SUCIPTO KONSTRUKSI WADAH BUDIDAYA IKAN (WBI) ADI SUCIPTO dito.id@gmail.comid@gmail BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR SUKABUMI BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR SUKABUMI 2005 PENGANTAR AQUACULTURE PASAR PANEN TOTAL/SEBAGIAN KAT

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT

PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT MODUL: PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT I. DESKRIPSI SINGKAT A ir dan sanitasi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu jika kebutuhan tersebut

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 12 Tahun 2009 Tanggal : 15 April 2009 TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN I. Pendahuluan Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi,

Lebih terperinci

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN KONSERVASI AIR TANAH MELALUI SUMUR RESAPAN DAN LUBANG RESAPAN BIOPORI Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut: Pondasi Caisson atau Pondasi Sumuran Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang dan digunakan apabila tanah dasar (tanah keras) terletak pada kedalaman yang

Lebih terperinci

POMPA TALI 1. PENDAHULUAN 2. URAIAN SINGKAT 3. BAHAN 4. PERALATAN

POMPA TALI 1. PENDAHULUAN 2. URAIAN SINGKAT 3. BAHAN 4. PERALATAN POMPA TALI 1. PENDAHULUAN Di daerah pedesaan sebagian besar cara pengambilan air terdiri dari sumur masih menggunakan timba. Hal ini kurang menguntungkan bila dihitung dari segi waktu dan tenaga yang dipakai

Lebih terperinci

JAMBAN SEPTIK TANK GANDA

JAMBAN SEPTIK TANK GANDA JAMBAN SEPTIK TANK GANDA 1. PENDAHULUAN Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat

Lebih terperinci

Sebagai acuan / pedoman pelaku percontohan budidaya lele dengan menggunakan pakan (pellet) jenis tenggelam.

Sebagai acuan / pedoman pelaku percontohan budidaya lele dengan menggunakan pakan (pellet) jenis tenggelam. PETUNJUK TEKNIS DEMPOND BUDIDAYA LELE MENGGUNAKAN PAKAN (PELET) TENGGELAM DI KAB I. Pendahuluan 1. Latar Belakang Usaha Budidaya lele sampe sekarang banyak diminati masyarakat dikarenakan dalam perlakuannya

Lebih terperinci

Penyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui

Penyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui Penyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dan menjaga kelestarian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Lele Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Filum: Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies :

Lebih terperinci

Bisnis Budidaya Ikan Bawal

Bisnis Budidaya Ikan Bawal Bisnis Budidaya Ikan Bawal Nama : Anung Aninditha Nim : 10.11.3944 Kelas : S1.TI.2F STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK Ikan bawal merupakan jenis ikan yang cukup poluper di pasar ikan konsumsi. Selain

Lebih terperinci

Membangun kincir air tipe Pusair untuk irigasi desa

Membangun kincir air tipe Pusair untuk irigasi desa Konstruksi dan Bangunan Membangun kincir air tipe Pusair untuk irigasi desa Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktober 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN

Lebih terperinci

Teknik guba terbukti melambungkan produksi lele. Di Kulonprogo, Lambungkan Produksi Lele 1 LELE

Teknik guba terbukti melambungkan produksi lele. Di Kulonprogo, Lambungkan Produksi Lele 1 LELE 1 LELE Lambungkan Produksi Lele Lele sangkuriang, jenis unggul dipanen umur 2,5 bulan Teknik guba terbukti melambungkan produksi lele. Di Kulonprogo, Yogyakarta, beternak lele dilakukan di kolam terpal.

Lebih terperinci

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION BASEMENT OF WATER TANK WRT-14-075 oleh: BAMBANG JOKO SUTONO UNIVERSITAS BALIKPAPAN Jl. Pupuk kel.gn.bahagia (BALIKPAPAN) (2014) ABSTRAK Rumah merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA

PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA MODUL: PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA I. DESKRIPSI SINGKAT J amban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman jagung Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini, lalu teknologi

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 02 UPR. 02.4 PEMELIHARAAN RUTIN TALUD & DINDING PENAHAN TANAH AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL Siapa yang tak kenal ikan lele, ikan ini hidup di air tawar dan sudah lazim dijumpai di seluruh penjuru nusantara. Ikan ini banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tatacara ini meliputi ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan bangunan utama

Lebih terperinci

Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011 ISSN KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng

Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011 ISSN KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng Abstrak Sektor pertanian di Indonesia masih mempunyai peran yang penting, khususnya untuk mendukung program ketahanan

Lebih terperinci

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Kata Pengantar Pedoman Teknis Rumah berlantai 2 dilengkapi dengan Metode dan Cara Perbaikan Kerusakan ini dipersiapkan oleh Panitia D-III Arsitektur yang

Lebih terperinci

GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER)

GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER) GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER) 1. PENDAHULUAN Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut,

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Oleh Liferdi Lukman Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung 40391 E-mail: liferdilukman@yahoo.co.id Sesuai dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Bekerja untuk menjaga agar jalan kita tetap dalam kondisi yang baik BUKU PANDUAN 2

DAFTAR ISI. Bekerja untuk menjaga agar jalan kita tetap dalam kondisi yang baik BUKU PANDUAN 2 DAFTAR ISI Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan? 2 Bagian-bagian jalan 3 Bagaimana cara menjaga agar jalan tetap dalam kondisi yang baik 4 Kegiatan-kegiatan pemeliharaan rutin 6 Bagaimana cara mengatur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2013 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelititan Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2013 bertempat di Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Lebih terperinci

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan) USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan) Melalui berbagai media komunikasi pemerintah selalu menganjurkan kepada masyarakat untuk makan ikan. Tujuannya adalah untuk

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter 1 Ruang lingkup Tata cara ini mencakup persyaratan, kriteria perencanaan dan cara pemasangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur. KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Ikatan Batu Bata merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktik peserta diklat (siswa). Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu

Lebih terperinci

PERIKANAN BUDIDAYA (AKUAKULTUR) Riza Rahman Hakim, S.Pi

PERIKANAN BUDIDAYA (AKUAKULTUR) Riza Rahman Hakim, S.Pi PERIKANAN BUDIDAYA (AKUAKULTUR) Riza Rahman Hakim, S.Pi Definisi Akuakultur Berasal dari bahasa Inggris: aquaculture Aqua: perairan, culture: budidaya Akuakultur : kegiatan untuk memproduksi biota (organisme)

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah Nomor Modul SBW 07 Judul Modul TEKNIK PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN BEKISTING DAN PERANCAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PEMBUATAN TANGGUL KOLAM PEMBIBITAN LELE DI DAERAH RAWA

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PEMBUATAN TANGGUL KOLAM PEMBIBITAN LELE DI DAERAH RAWA Prosiding SNaPP2012 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN2089-3582 TEKNOLOGI TEPAT GUNA PEMBUATAN TANGGUL KOLAM PEMBIBITAN LELE DI DAERAH RAWA 1 Diah Kusmardini, 2 Dede Rukmayadi 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi

Lebih terperinci

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan keseragaman.induk yang baik untuk pemijahan memiliki umur untuk

Lebih terperinci

Teknik Membuat/Mempersiapkan Tiang Panjat Buah Naga (Dragon Fruits) Oleh Irwanto,SST (Widyaiswara Bapeltan Jambi)

Teknik Membuat/Mempersiapkan Tiang Panjat Buah Naga (Dragon Fruits) Oleh Irwanto,SST (Widyaiswara Bapeltan Jambi) Teknik Membuat/Mempersiapkan Tiang Panjat Buah Naga (Dragon Fruits) Oleh Irwanto,SST (Widyaiswara Bapeltan Jambi) Buah naga tergolong jenis tanaman yang merambat sehingga membutuhkan media sebagai tiang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan salah satu daerah potensial di Indonesia dalam sektor

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan salah satu daerah potensial di Indonesia dalam sektor 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Lampung merupakan salah satu daerah potensial di Indonesia dalam sektor peternakan yakni sapi potong, kambing, dan ayam broiler. Bahkan saat ini menjadi daerah

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik

Lebih terperinci

MODEL REKLAMASI LAHAN KRITIS PADA AREA BEKAS PENGGALIAN BATU BATA

MODEL REKLAMASI LAHAN KRITIS PADA AREA BEKAS PENGGALIAN BATU BATA PKMM-1-6-2 MODEL REKLAMASI LAHAN KRITIS PADA AREA BEKAS PENGGALIAN BATU BATA Rahmat Hidayat, M Indriastuti, F Syafrina, SD Arismawati, Babo Sembodo Jurusan Pengelolaan Hutan dan Konservasi Sumberdaya Hutan

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

POMPA BAMBU 1. PENDAHULUAN 2. URAIAN SINGKAT 3. BAHAN

POMPA BAMBU 1. PENDAHULUAN 2. URAIAN SINGKAT 3. BAHAN POMPA BAMBU 1. PENDAHULUAN Di daerah pedesaan sebagian besar cara pengambilan air terdiri dari sumur masih menggunakan timba. Hal ini kurang menguntungkan bila dihitung dari segi waktu dan tenaga yang

Lebih terperinci

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

PRAKARYA. by F. Denie Wahana PRAKARYA by F. Denie Wahana Kompetensi Inti (KI) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong

Lebih terperinci

Arang Tempurung Kelapa

Arang Tempurung Kelapa Arang Tempurung Kelapa Mengapa harus arang tempurung? Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk keperluan memasak. Salah satu yang

Lebih terperinci

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGAIRAN PADI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGAIRAN PADI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGAIRAN PADI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : Pengairan Padi Tujuan berlatih: Setelah

Lebih terperinci

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN NO. 0081T/Bt/1995 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA PRAKATA Sejalan dengan mekanisme perencanaan Proyek

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari. II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Permukiman Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari. Permukiman perlu ditata agar dapat berkelanjutan dan

Lebih terperinci

Kembali Melirik Vertikultur untuk Budidaya Sayuran

Kembali Melirik Vertikultur untuk Budidaya Sayuran Kembali Melirik Vertikultur untuk Budidaya Sayuran Oleh Nur Fitriana Vertikultur merupakan adaptasi dari kata verticulture yang merupakan penggabungan dari kata vertical dan culture dalam bahasa Inggris.

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH KETEKNIKAN BUDIDAYA IKAN (LUHT4338)

PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH KETEKNIKAN BUDIDAYA IKAN (LUHT4338) PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH KETEKNIKAN BUDIDAYA IKAN (LUHT4338) Praktikum dalam mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lapangan kepada Saudara tentang beberapa materi yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI Kelurahan Tegalgede merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember yang berjarak sekitar 2 km dari kampus UNEJ. Batas-Batas wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.

Lebih terperinci

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong) Arang sekam padi memiliki banyak kegunaan baik di dunia pertanian maupun untuk kebutuhan industri. Para petani memanfaatkan arang sekam sebagai penggembur tanah. Arang sekam dibuat dari pembakaran tak

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai

Lebih terperinci

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUDIDAYAAN BELUT MATA KULIAH : LINGKUNGAN BISNIS (Dosen Pengampu : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M.) NAMA : TRI SANTOSO NIM : 10.02.7661 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Peluang Usaha Ternak

Lebih terperinci

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Oleh Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. A. Latar Belakang Budidaya jamur merang di dalam kumbung merupakan teknik budidaya jamur yang dilakukan secara modern dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perekonomian negara ini, terbukti pada masa krisis, sektor ini

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perekonomian negara ini, terbukti pada masa krisis, sektor ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Kecil Menengah di bidang agribisnis merupakan sektor yang sangat penting bagi perekonomian negara ini, terbukti pada masa krisis, sektor ini menjadi

Lebih terperinci

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG Dalam bahasan laporan mingguan proses pengamatan pelaksanaan proyek ini, praktikan akan memaparkan dan menjelaskan

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan

Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan Pt T-22-2000-C PETUNJUK TEKNIS Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH 1 KATA PENGANTAR Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air

Lebih terperinci

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER)

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER) BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS 2.500 LITER) 1. PENDAHULUAN Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA KALIMPORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN. (Hari Sabtu, 18 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA KALIMPORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN. (Hari Sabtu, 18 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KALIMPORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN (Hari Sabtu, 18 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Kawasan

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah Perencanaan Program PP (Menyusun Proposal Evaluasi Dampak Dengan Judul Sistem Perkandangan Ayam Buras) Oleh Junaidi Pangeran

Tugas Mata Kuliah Perencanaan Program PP (Menyusun Proposal Evaluasi Dampak Dengan Judul Sistem Perkandangan Ayam Buras) Oleh Junaidi Pangeran Perkandangan Ayam Buras) Oleh Junaidi Pangeran Saputra. 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ayam Buras (Bukan Ras) atau ayam kampung banyak dijumpai di daerah pedesaan dan hampir setiap rumah tangga memeliharanya.

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Orechromis niloticus) DI KOLAM AIR DERAS

MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Orechromis niloticus) DI KOLAM AIR DERAS MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Orechromis niloticus) DI KOLAM AIR DERAS DISUSUN OLEH: KELOMPOK 6 ADI SAPUTRA FAUZI ISLAHUL RIDHO ILHAM NENCY MAHARANI DWI PUJI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI AKUAKULTUR

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan 1 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada

Lebih terperinci

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 03/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 9 JULI 2007 PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP 1. Ruang lingkup

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi perikanan cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi Jawa Barat pada tahun 2010 terhadap

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETERNAK LELE DESA TAMBAKMAS MELALUI BUDIDAYA CACING SUTERA (Tubifex sp) DENGAN SISTEM NAMPAN BERTINGKAT

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETERNAK LELE DESA TAMBAKMAS MELALUI BUDIDAYA CACING SUTERA (Tubifex sp) DENGAN SISTEM NAMPAN BERTINGKAT PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETERNAK LELE DESA TAMBAKMAS MELALUI BUDIDAYA CACING SUTERA (Tubifex sp) DENGAN SISTEM NAMPAN BERTINGKAT Farida Huriawati1), Nurul Kusuma Dewi2), Wachidatul Linda Yuhanna3) 1,2,3

Lebih terperinci

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan KATA PENGANTAR Tahun 2019, pemerintah

Lebih terperinci

Lampiran I: Keputusan Dirjen PSDKP Nomor KEP.154/DJ-PSDKP/V/2010 tentang Petunjuk Teknis Operasional Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan. PETUNJUK PENGISIAN FORM HPUPI DAN LAPORAN BULANAN Pemeriksaan Pengawasan

Lebih terperinci

Inti dari kegiatan rehabilitasi adalah menanam bibit di lapangan. Apabila penanaman dilakukan dengan

Inti dari kegiatan rehabilitasi adalah menanam bibit di lapangan. Apabila penanaman dilakukan dengan 2 Menanam Bibit di Lapangan Inti dari kegiatan rehabilitasi adalah menanam bibit di lapangan. Apabila penanaman dilakukan dengan cara yang benar dan waktu yang tepat maka peluang tumbuhnya bibit di lapangan

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Air Sebagai Tempat Hidup Ikan Bawal Air Tawar Hasil analisis kualitas media air yang digunakan selama penelitian ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil analisis kualitas

Lebih terperinci

KAKUS/JAMBAN SISTEM CEMPLUNG ATAU GALIAN

KAKUS/JAMBAN SISTEM CEMPLUNG ATAU GALIAN KAKUS/JAMBAN SISTEM CEMPLUNG ATAU GALIAN 1. PENDAHULUAN Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat

Lebih terperinci

Sistem NFT (Nutrient Film Techniqeu) ROMMY A LAKSONO

Sistem NFT (Nutrient Film Techniqeu) ROMMY A LAKSONO Sistem NFT (Nutrient Film Techniqeu) ROMMY A LAKSONO Sejarah Singkat Hidroponik Sistem NFT Nutrient film technique (NFT) merupakan salah satu tipe spesial dalam hidroponik yang dikembangkan pertama kali

Lebih terperinci

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi 56 Jurnal Akuakultur Indonesia 9 (1), 56 60 (2010) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya pembangunan pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik, yang tercermin dalam peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON KODE MODUL KYU.BGN.214 (2) A Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INDUSTRI KAYU MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi lokal sebagai material dinding kedap. bila dibandingkan dengan makhluk lain adalah akal.

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi lokal sebagai material dinding kedap. bila dibandingkan dengan makhluk lain adalah akal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Pemanfaatan potensi lokal sebagai material dinding kedap suara Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT pasti memilki nilai kebaikan. Kekayaan

Lebih terperinci

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat 1 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan komponen sosial masyarakat, usaha dan ekonomi, serta lingkungan sebagai pendekatan pembangunan permukiman yang berkelanjutan KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA Disusun oleh: Mirza Zalfandy X IPA G SMAN 78 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus ) BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus ) 1. SEJARAH SINGKAT Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya ikan lele

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya ikan lele I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan lele dumbo merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya ikan lele dumbo berkembang pesat

Lebih terperinci

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah. PONDASI Pondasi bangunan merupakan bagian yang penting dari konstruksi bangunan. Pondasi adalah bagian dari suatu konstruksi bangunan yang mempunyai kontak langsung dengan dasar tanah keras dibawahnya.

Lebih terperinci