PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN BILANGAN CACAH MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN BILANGAN CACAH MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK"

Transkripsi

1 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN BILANGAN CACAH MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PADA SISWA KELAS II SD NEGERI LEMBASARI 02 TAHUN PELAJARAN 2009/2010) Oleh : KHOLIDIN NIM. X Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

2 PENGESAHAN Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari : Rabu Tanggal : 23 Juni 2010 Tim Penguji Laporan PTK Nama Terang tanda tangan Ketua : Drs. Kartono, M.Pd.... Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd.... Anggota I : Taufiq Lilo, S.T., M.T.... Anggota II : Dra. Rukayah, M.Hum.... Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan, Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd. NIP ii

3 PERSETUJUAN Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Surakarta, Juni 2010 Pembimbing, Supervisor, Taufiq Lilo, S.T., M.T. Kartoni, S.Pd. NIP NIP iii

4 ABSTRAK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN BILANGAN CACAH MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PADA SISWA KELAS II SD NEGERI LEMBASARI 02 TAHUN PELAJARAN 2009/2010) Oleh Kholidin NIM. X Pelaksanaan pembelajaran Matematika SD dalam proses belajar mengajarnya harus diciptakan secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan melalui Pendekatan Matematika Realistik, serta didukung kompetensi guru untuk mengelola proses belajar mengajar dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik secara edukatif. Kondisi SD menunjukkan belum dilaksanakan atau digunakan Pendekatan Matematika Realistik secara optimal untuk pembelajaran Perkalian Bilangan Cacah, termasuk di SD Negeri Lembasari 02. Karenanya dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas melalui kolaborasi dengan guru dan kepala sekolah. Tujuannya mendeskripsikan efektifitas penggunaan Pendekatan Matematika Realistik untuk perbaikan mutu pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep perkalian bilangan cacah. Hipotesisnya, jika prosedur pelaksanaan pengajaran perkalian bilangan cacah disajikan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik maka pemahaman siswa akan konsep perkalian bilangan cacah akan meningkat dari sebelum diberikan pengajaran melalui Pendekatan Matematika Realistik. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan metode deskriptif kualitatif model siklus dengan langkah: perencanaan, tindakan,observasi, dan refleksi. Subjeknya adalah siswa dan guru kelas II SD Negeri Lembasari 02. Waktunya semester II tahun Pengumpulan data dengan observasi langsung selama tindakan dan hasil tes kemampuan siswa. Hasilnya: Penggunaan Pendekatan Matematika Realistik dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian bilangan cacah ; Pelaksanaan pendekatan matematika realistik dapat dilakukan dengan kegiatan matematisasi; Hambatan yang dialami adalah keterbatasan waktu, bahan/alat peraga, serta kemampuan guru dan siswa. Kesimpulan : Penanganan masalah yang dihadapi siswa kelas II SD dalam meningkatkan pemahaman konsep perkalian bilangan cacah melalui Pendekatan Matematika Realistik perlu dilakukan secara terencana, sistematis dan berkelanjutan sehingga secara bertahap siswa menguasai kompetensi yang berhubungan dengan kegiatan matematisasi atau proses mematematikakan dunia nyata. Kata Kunci : konsep perkalian bilangan cacah, matematika realistik, matematisasi. iv

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun laporan penelitian tindakan kelas ini. Penulisan ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Dengan segala kerendahan hati penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulustulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun material sehingga penulisan Laporan PTK ini dapat terselesaikan. Terlebih lagi ucapan terima kasih ini dihaturkan kepada : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. Rernat. Sajidan, M.Si. selaku Pembantu Rektor I Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku kepala Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. 4. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Pelaksana Program PJJ S1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. 5. Taufiq Lilo, S.T., M.T. selaku pembimbing yang telah memberi bimbingan, sehingga penulisan tindakan kelas ini dapat selesai tepat waktu. 6. Kartoni, S.Pd. selaku Supervisor/ teman sejawat yang telah bersedia membantu terselenggaranya PTK ini. 7. Sutiyono, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Lembasari 02 dan Bapak Ibu/Guru, atas segala bantuannya. 8. Siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02, yang dengan semangat telah membantu berhasilnya penelitian tindakan kelas. Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan menjadikan amal ibadah yang mulia. Selanjutnya sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu penulis dalam penyempurnaan penyusunan selanjutnya. Surakarta, Juni 2010 Penulis Kholidin v

6 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya... 4 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Hasil Penelitian... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7 A. Kajian Teori... 7 B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan C. Kerangka Pikir D. Hipotesis Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian B. Subjek Penelitian C. Prosedur Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA vi

7 DAFTAR TABEL Halaman 1. Jadwal Penelitian Jadwal Pelaksanaan Setiap Siklus vii

8 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Matematisasi Konseptual Matematisasi Horizontal dan Vertikal Kerangka Berpikir Siklus PTK untuk e-ta PJJ S-1 PGSD Grafik Ketuntasan Belajar Siswa viii

9 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui PTK Siklus I Evaluasi Siklus I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui PTK Siklus II Evaluasi Siklus II Format Presensi Siswa di Kelas Format Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Format Lembar Observasi Pembelajaran Matematika Format Angket Pendapat Siswa Format Daftar Nilai Formatif Format Analisis Nilai Personalia Peneliti Curriculum Vitae Peneliti Curriculum Vitae Supervisor Presensi Siswa di Kelas Sebelum Tindakan (Kondisi Awal) Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Sebelum Tindakan Lembar Observasi Pembelajaran Matematika Sebelum Tindakan Angket Pendapat Siswa Sebelum Tindakan Daftar Nilai Formatif Sebelum Tindakan Analisis Nilai Sebelum Tindakan Daftar Hadir Mahasiswa Siklus I Kegiatan Mahasiswa di Sekolah Siklus I Presensi Siswa di Kelas Siklus I Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Lembar Observasi Pembelajaran Matematika Siklus I Angket Pendapat Siswa Siklus I Daftar Nilai Formatif Siklus I Analisis Nilai Siklus I Daftar Hadir Mahasiswa Siklus II Kegiatan Mahasiswa di Sekolah Siklus II Presensi Siswa di Kelas Siklus II Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Lembar Observasi Pembelajaran Matematika Siklus II Angket Pendapat Siswa Siklus II Daftar Nilai Formatif Siklus II Analisis Nilai Siklus II Rekap Hasil Belajar Siswa Foto atau bukti pendukung lainnya ix

10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan. Untuk itu guru seyogyanya menguasai kemampuan mengajarkan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan hidup pada siswanya agar dapat menumbuhkan proses pembelajaran yang baik yang pada gilirannya dapat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan instruksional yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok yang harus dilaksanakan oleh guru dalam rangka menyampaikan berbagai pesan pada siswa, dengan tujuan agar siswa dapat menguasai pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan sikap sesuai dengan tujuan pembelajaran yang disajikan guru, serta tujuan yang digariskan dalam pelaksanaan kurikulum. Oleh karena itu, guru di dalam proses belajar mengajar diharapkan mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti rencana pembelajaran, alat peraga, metode, alat evaluasi, serta pendekatan yang sesuai, sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Salah satu bagian KTSP, guru harus mengembangkan pembelajaran pada mata pelajaran matematika. Mata Pelajaran Matematika sebagai kurikulum yang universal sangat mendasari perkembangan teknologi modern. Matematika sangat berperan aktif dalm berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran ini perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Matematika dapat digunakan untuk memecahkan masalah, mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, x

11 diagram, dan media lain. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan manafsirkan solusinya. Terlepas dari betapa pentingnya mempelajari matematika seperti diungkap diatas, kenyataan berkata lain. Matematika diterima sebagian besar siswa sebagai mata pelajaran yang menakutkan, tidak menyenangkan dan sulit. Hal tersebut dikuatkan dengan data yang terhimpun dari daftar hadir, tercatat dalam proses belajar mengajar matematika kelas II SD Negeri Lembasari 02 pada Kompetensi Dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka, masih terdapat 5 siswa yang tidak hadir dari 30 siswa yang ada atau kehadiran hanya mencapai 83%. Sedangkan dari hasil angket yang telah dihimpun setelah pembelajaran matematika di kelas II SD Negeri Lembasari 02 pada Kompetensi Dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka, sebagian besar siswa kesulitan dan tidak merasa senang dengan pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan. Data-data tersebut dikuatkan dengan hasil belajar siswa setelah dievaluasi dalam mata pelajaran matematika pun tidak memuaskan. Tercatat, pada mata pelajaran matematika kelas II SD Negeri Lembasari 02 pada Kompetensi Dasar melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka, hanya 13 siswa dari 30 siswa (43%) yang tuntas dengan KKM 60, sedangkan 17 siswa dari 30 siswa (57%) belum tuntas. Adanya fenomena tersebut tentunya dikarenakan adanya beberapa sebab. Dari segi kurikulum, substansinya bisa jadi terlalu memberatkan guru sebagai penyampai kepada siswa. Guru mungkin juga kurang kompeten dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini juga dapat dimungkinkan siswa sendiri memiliki input yang rendah. Disamping itu, Rencana Pembelajaran, alat peraga, metode, dan alat evaluasi yang dipersiapkan guru, serta pendekatan yang digunakan guru bisa juga jadi turut mempengaruhi keadaan tersebut. Untuk mengetahui sebab-sebab tersebut benar-benar mempengaruhi, seorang guru harus melaksanakan Penelitian. Hal ini sesuai dengan kompetensi yang harus ada dalam diri guru SD beserta pengalaman belajar yang harus xi

12 dilalui menurut Dikdasmen pada butir 10 (Djumiran, dkk, 2009 : 3.10) yaitu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. Dalam hal ini tentunya dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Agar penelitian lebih terfokus, pendekatan yang digunakan guru dalam mengajarkan mata pelajaran matematika menjadi permasalahan yang diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini. Dalam pembelajaran matematika yang telah terjadi, khususnya pada kelas II SD Negeri Lembasari 02, guru cenderung menggunakan pendekatan pemindahan matematika, dimana guru yang telah memiliki ilmu matematika secara matang langsung ditransfer atau dipindahkan kepada siswa. pembelajaran cenderung hanya mengaktifkan guru, sedangkan siswa pasif. Guru hanya memindahkan konsep perkalian bilangan cacah kepada siswa tanpa terlebih dahulu mengeksplorasi kemampuan dasar dan kemampuan siswa tentang penyelesaian masalah dalam konsep perkalian bilangan cacah. Dengan kondisi tersebut, maka diupayakan pendekatan yang sesuai agar siswa mudah dalam mempelajari matematika khususnya dalam konsep perkalian bilangan cacah. Salah satu pendekatan itu diantaranya pendekatan matematika realistik. Pendekatan Matematika Realistik diindikasikan dapat mendekatkan matematika kepada siswa melalui masalah yang nyata. Selain itu, Pendekatan Matematika Realistik juga mampu mengaktifkan siswa dengan guru sebagai fasilitatornya. Hal tersebut dapat terlihat pada saat kegiatan matematisasi, yaitu proses mematematikakan dunia nyata. Dalam hal ini, Pendekatan Matematika Realistik sangat mementingkan proses disamping hasil melalui matematisasi tersebut. Bila Pendekatan Matematika Realistik dilakukan, bukan tidak mungkin konsep perkalian bilangan cacah akan mudah dipahami siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02 tahun pelajaran 2009/2010. Dalam hal ini siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan sesuai dengan jalan pikirnya. Pembelajaran pun akan lebih interaktif dimana siswa dengan siswa lainnya atau dengan guru akan saling bertanya, atau menanggapinya. Hal ini sesuai dengan karakteristik Pendekatan xii

13 Matematika Realistik seperti yang diungkapkan oleh Suryanto (dalam Nyimas Aisyah, 2007 : 7.7). Pembelajaran juga akan dirasakan siswa sebagai pembelajaraan yang bermakna karena siswa memahami konsep perkalian bilangan cacah melalui penemuan kembali konsep tersebut oleh siswa dengan bimbingan guru. B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya 1. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, diajukan rumusan permasalahan sebagai berikut : a. Apakah melalui pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah dalam pembelajaran Matematika kelas II SD Negeri Lembasari 02? b. Bagaimana cara pelaksanaan pendekatan matematika realistik agar dapat meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02 dalam pembelajaran matematika? c. Hambatan apa yang dialami jika dilaksanakan pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik? 2. Pemecahan Masalah Kesulitan siswa dalam memahami konsep matematika dalam hal ini perkalian bilangan cacah akan dipecahkan melalui Pendekatan Matematika Realistik. Pendekatan Matematika Realistik dianggap mampu membantu siswa dalam memahami konsep yang dianggap sulit oleh siswa. Selain itu juga Pendekatan Matematika Realistik berhasil dalam penelitian yang sejenis yang pernah dibaca. Secara garis besar langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Pada saat pembelajaran, siswa akan dihadapkan pada masalah nyata yang sering terjadi di dalam kehidupannya yang sesuai dengan materi. Kemudian mengaitkannya/ merekonstruksi topik baik secara kelompok maupun individu. xiii

14 b. Siswa diberi kebebasan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut sesuai jalan pikirnya. c. Siswa secara interaktif menyampaikan jawabannya kemudian ditanggapi siswa lain. d. Guru menghargai jawaban siswa. e. Siswa bersama guru menyepakati tentang penyelesaian masalah yang terbaik dan sesuai kesepakatan umum sehingga dapat menyimpulkan. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah siswa dengan mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuan matematikanya secara real. 2. Mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. 3. Mengetahui hambatan apa yang dialami jika dilaksanakan pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik D. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat hasil penelitian ini khususnya untuk perbaikan kualitas pendidikan dan/ atau pembelajaran berupa terwujudnya pembelajaran matematika yang bermakna serta memudahkan siswa dalam memahami konsep perkalian bilangan cacah. Adapun manfaatnya bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu : 1. Siswa Meningkatkan Pemahaman siswa terhadap Konsep Perkalian Bilangan Cacah dan memudahkannya dalam mempelajarinya sehingga diharapkan dapat meningkat pula prestasi belajarnya. xiv

15 2. Guru Menumbuhkan kreativitas guru dengan menggunakan pendekatan matematika realistik dalam pembelajaran matematika. 3. SD Negeri Lembasari 02 Meningkatkan pemberdayaan pendekatan matematika realistik agar prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lainnya. xv

16 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Konsep Perkalian Bilangan Cacah Menurut Moore dalam Silvester Petrus Taneo, dkk (2009 : 3.118) bahwa konsep adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran-suatu pemikiran, suatu ide atau suatu gagasan. Pendapat Mukhtar A. Karim dkk,(1996 : ) bahwa Bilangan cacah didefinisikan sebagai bilangan yang digunakan untuk menyatakan cacah anggota atau kardinalitas suatu himpunan. Sedangkan operasi perkalian bilangan cacah pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai hasil penjumlahan berulang bilangan-bilangan cacah. Dalam konteks ini, pemahaman konsep perkalian bilangan cacah dapat disimpulkan sebagai proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan suatu gagasan tentang penjumlahan berulang bilanganbilangan cacah dalam hal ini dikenal dengan perkalian. Pada siswa SD khususnya kelas II SD, penanaman konsep perkalian bilangan cacah perlu dilakukan dengan memberikan pengalaman dengan benda-benda konkrit yang sebanyak-banyaknya kepada para siswa. Aktivitasaktivitas yang menggunakan benda-benda konkrit sebagai sarana belajar, hendaknya mencirikan segala aktivitas pembelajaran untuk menanamkan suatu konsep kepada siswa. 2. Pendekatan Matematika Realistik Dalam Pembelajaran Matematika Pendekatan matematika realistik didasarkan pada anggapan Hans Freudenthal yang mengemukakan bahwa matematika adalah kegiatan manusia. Menurut pendekatan ini, kelas matematika bukan tempat memindahkan matematika dari guru kepada siswa, melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksploasi masalahmasalah nyata. Disini matematika dilihat sebagai kegiatan manusia yang bermula dari pemecahan masalah (Dolk, 2006) dalam Nyimas Aisyah, xvi

17 2007:7.3. Karena itu, siswa tidak dipandang sebagai penerima pasif, tetapi harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika di bawah bimbingan guru. Proses penemuan kembali ini dikembangkan melalui penjelajahan berbagai persoalan dunia nyata (Hadi, 2005) dalam Nyimas Aisyah, 2007:7.3. Di sini dunia nyata diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar matematika, seperti kehidupan sehari-hari, lingkungan sekitar, bahkan mata pelajaran lain pun dapat dianggap sebagai dunia nyata. Dunia nyata digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Untuk menekankan bahwa proses lebih penting daripada hasil, dalam pendekatan matematika realistik digunakan istilah matematisasi, yaitu proses mematematikakan dunia nyata. Proses ini digambarkan oleh de Lange (Hadi, 2005 dalam Nyimas Aisyah, 2007:7.3) sebagai lingkaran yang tak berujung. Gambar 1 : Matematisasi Konseptual Gambar tersebut menjelaskan bahwa matematisasi horizontal adalah proses penyelesaian soal-soal kontekstual dari dunia nyata. Dalam matematika horizontal, siswa mencoba menyelesaikan soal-soal dari dunia nyata dengan cara mereka sendiri, dan menggunakan bahasa dan simbol mereka sendiri. Sedangkan matematisasi vertikal adalah proses formalisasi konsep matematika. Dalam matematisasi vertikal, siswa mencoba menyusun prosedur umum yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal-soal sejenis xvii

18 secara langung tanpa bantuan konteks. Dalam istilah Freudenthal, matematisasi horizontal berarti bergerak dari dunia nyata ke dalam dunia simbol, sedangkan matematisasi vertikal berarti bergerak di dalam dunia simbol itu sendiri. Dengan kata lain, menghasilkan konsep, prinsip, atau model matematika dari masalah kontekstual sehari-hari termasuk matematisasi horizontal, sedangkan menghasilkan konsep, prinsip, atau model matematika dari matematika sendiri termasuk matematisasi vertikal. Selanjutnya, oleh Treffers (van den Heuvel-Panhuisen, 1996 dalam Nyimas Aisyah, 2007:7.3) matematisasi dibedakan menjadi dua, yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal. Kedua proses ini digambarkan oleh Gravenmeijer ( Hadi, 2005 dalam Nyimas Aisyah, 2007:7.3.) sebagai proses penemuan kembali. Gambar 2 : Matematisasi horizontal dan vertikal Pada Gambar tersebut, matematisasi horizontal ditandai dengan panah garis sedangkan matematisasi vertikal sebagai panah blok. xviii

19 3. Konsepsi siswa dalam pendekatan matematika realistik Konsepsi siswa dalam pendekatan ini (Hadi, 2005) dalam Nyimas Aisyah, 2007 : 7.3 adalah sebagai berikut : a. Siswa memiliki seperangkat konsep alternatif tentang ide-ide matematika yang mempengauhi belajar selanjutnya. b. Siswa memperoleh pengetahuan baru dengan membentuk pengetahuan itu untuk dirinya sendiri. c. Siswa membentuk pengetahuan melalui proses perubahan yang meliputi penambahan, kreasi, modifikasi, penghalusan, penyusunan kembali, dan penolakan d. Siswa membangun pengetahuan untuk dirinya sendiri dari beragam pengalaman yang dimilikinya. e. Siswa memiliki kemampuan untuk memahami dan mengerjakan matematika tanpa memandang ras, budaya, dan jenis kelamin. 4. Peran guru dalam Pendekatan Matematika Realistik Adapun Peran guru dalam pendekatan matematika realistik (Hadi, 2005) dalam Nyimas Aisyah, 2007 : 7.3 dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Guru harus berperan sebagai fasilitator belajar b. Guru harus mampu membangun pengajaran yang interaktif c. Guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif memberi sumbangan pada proses belajarnya d. Guru harus secara aktif memberi siswa dalam menafsirkan masalahmasalah dari dunia nyata e. Guru harus secara aktif mengaitkan kurikulum matematika dengan dunia nyata baik fisik maupun sosial. 5. Karakteristik Pendekatan Matematika Realistik xix

20 Beberapa karakteristik pendekatan matematika realistik menurut suryanto, (Nyimas Aisyah, 2007:7.7) adalah sebagai berikut: a. Masalah kontekstual yang realistik (realistic contextual Problems) digunakan untuk mempekenalkan ide dan konsep matematika kepada siswa. b. Siswa menemukan kembali ide, konsep, dan prinsip atau model matematika melalui pemecahan masalah kontekstual yang realistik dengan bantuan guru atau temannya. c. Siswa diarahkan untuk mendiskusikan penyelesaian terhadap masalah yang mereka temukan (yang biasanya ada yang berbeda, baik cara menemukannya maupun hasilnya). d. Siswa merefleksikan (memikirkan kembali) apa yang telah dikerjakan dan apa yang telah dihasilkan; baik hasil kerja mandiri maupun hasil diskusi. e. Siswa dibantu untuk mengaitkan beberapa isi pembelajaran maetamtika yang memang adan hubungannya. f. Siswa diajak mengembangkan, memperluas, atau meningkatkan hasilhasil dari pekerjaannya agar menemukan konsep atau prinsip metamatika yang lebih rumit. g. Matematika dianggap sebagian kegiatan bukan sebagian produk atau hasil yang siap pakai. Mempelajari matematika sebagai kegiatan paling cocok dilakukan melalui learning by doing (belajar dengan mengerjakan). 6. Implikasi Pendekatan Matematika Realistik Pada Pembelajaran Menurut Nyimas Aisyah dkk, (2007:7.14) ada 5 karakteristik utama yang dapat diimplikasikan dalam pendekatan matematika realistik sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran matematika yaitu sebagai beikut : a. Pembelajaran harus dimulai dari masalah kontekstual yang diambil dari dunia nyata. Masalah yang digunakan sebagai titik awal pembelajaran harus nyata bagi siswa agar mereka dapat terlibat dalam situasi yang sesuai dengan pengalaman mereka. b. Dunia abstrak dan nyata harus dijembatani oleh model. Model harus sesuai dengan tingkat absktraksi yang harus dipelajari siswa. Disini model xx

21 dapat berupa keadaan atau situasi nyata dalam kehidupan siswa, model dapat pula berupa alat peraga yang dibuat dari bahan-bahan yang juga ada di sekitar siswa. c. Siswa dapat menggunakan strategi, bahasa atau simbol mereka sendiri dalam proses mematimatikakan dunia mereka. Artinya siswa mempunyai kebebasan untuk mengekspresikan hasil kerja mereka dalam menyelesaikan masalah nyata yang diberikan guru. d. Proses pembelajaran harus interaktif. Interaksi baik antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa merupakan elemen penting dalam pembelajaran matematika. e. Hubungan di antara bagian-bagian dalam matematika, dengan disiplin ilmu lain, dan dengan masalah dari dunia nyata diperlukan sebagai satu kesatuan yang saling kait mengait dalam menyelesaikan masalah. B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan Adapun kajian empiris / temuan hasil penelitian yang relevan sebagai berikut : Sumarsi, Diah Sri (2008) Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa Sekolah Dasar (PTK di MIM Gayam Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Kelas II Semester II Tahun 2007 / 2008). Skripsi Thesis, UMS. Hasil : Tercapainya 85% siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan RME dapat memperoleh nilai lebih besar sama dengan 6,5 (Ketentuan sekolah) serta guru berhasil melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan RME dengan minimal 85% skenario pembelajaran yang dibuat telah dilaksanakan. C. Kerangka Pikir Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dikuasai siswa jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Siswa juga kurang menyenangi dan takut apabila mengikuti mata pelajaran tersebut. Adapun guru, selama ini dalam menyajikan pembelajaran matematika masih monoton dan xxi

22 mendominasi pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif. Akibatnya, hasil belajar siswa rendah, khususnya dalam hal ini pemahaman konsep perkalian bilangan cacah masih rendah. Semua kondisi tersebut merupakan permasalahan yang terjadi selama ini. Oleh karena itu, dalam pembelajarannya perlu dicari inovasi baru yang mampu mengatasi masalah tersebut. Pembelajaran matematika melalui Pendekatan Matematika Realistik yang di dalamnya terdapat kegiatan matematisasi diharapkan dapat menjadi solusinya. Pembelajaran yang dirancang menekankan pada aktifitas siswa dalam menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata sesuai proses berpikir siswa. Selama pembelajaran, siswa tidak dipandang sebagai penerima pasif, tetapi diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika di bawah bimbingan guru. Dengan demikian, permasalahan yang terjadi selama ini dapat diatasi. siswa tidak lagi asing terhadap materi matematika khususnya dalam memahami konsep perkalian bilangan cacah. Siswa juga merasa dihargai di dalam pembelajaran yang berlangsung sehingga merasa betah dan menyukai pelajaran matematika. Guru juga dapat mengeksplorasi kemampuan siswa, sehingga siswa aktif dalam pembelajaran. Hasilnya, pemahaman siswa terhadap konsep perkalian bilangan cacah dapat meningkat, sehingga hasil belajar siswa juga dapat meningkat. berikut : Dengan demikian, dapat digambarkan kerangka berpikirnya sebagai Input 1. Mata pelajaran matematika sulit 2. Siswa tidak menyukai mata pelajaran matematika 3. Guru monoton dan xxii mendominasi dalam pembelajaran matematika Pemahaman konsep perkalian bilangan cacah rendah sehingga Hasil belajar siswa rendah

23 Proses Pembelajaran matematika melalui Pendekatan Matematika Realistik Kegiatan matematisasi Output 1. Materi dekat dengan siswa sehingga materi mudah 2. Siswa menyukai mata pelajaran matematika 3. Guru mengeksplorasi kemampuan siswa, sehingga siswa aktif dalam pembelajaran Pemahaman konsep perkalian bilangan cacah meningkat, hasil belajar siswa meningkat Gambar 03 : Kerangka Berpikir D. Hipotesis Tindakan Jika pendekatan matematika realistik diterapkan pada pembelajaran matematika maka diharapkan Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah pada siswa Kelas II SD Negeri Lembasari 02 Tahun Pelajaran 2009/2010 meningkat. xxiii

24 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Lembasari 02, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal. Sekolah terletak di tengah pedesaan dimana sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani, buruh tani dan ada pula yang merantau ke Jakarta. Adapun kondisi ruang kelas cukup baik meskipun sarana dan prasarana belum tersedia secara memadai. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2010, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 1 Jadwal Penelitian NO JENIS KEGIATAN BULAN Jan Peb Mar Apr Mei Jun 1 Observasi dan identifikasi masalah X 2 Penyusunan rancangan tindakan X X 3 Pelaksanaan PTK siklus 1 X 4 Refleksi dan analisis hasil siklus 1 X 5 Pelaksanaan PTK siklus 2 X 6 Refleksi dan analisis hasil siklus 2 X 7 Penyusunan laporan PTK X X xxiv

25 B. Subjek Penelitian Peneliti adalah guru kelas II SD Negeri Lembasari 02, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal dan sebagai pengamat atau teman sejawat Sdr. Kartoni, S.Pd. selaku rekan guru. Penelitian ini dilaksanakan terhadap siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal sebanyak 30 siswa yang terbagi atas 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Adapun mata pelajaran yang dilaksanakan adalah matematika dengan permasalahan yang diteliti berkaitan dengan masalah belajar siswa berupa peningkatan pemahaman siswa tersebut terhadap konsep perkalian bilangan cacah. C. Prosedur Penelitian 1. Seting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang sampai dua siklus, yaitu jika pada siklus I setelah direfleksi kriteria keberhasilan tindakan belum tercapai, maka akan diperbaiki pada siklus berikutnya. Atau jika pada siklus I kriteria keberhasilan tindakan telah tercapai, maka kriteria keberhasilan tindakan pada siklus berikutnya akan ditingkatkan agar lebih baik lagi daripada siklus I. Adapun pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut : Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Setiap Siklus No. Siklus Tempat Pelaksanaan 1. I 2. II SD Negeri Lembasari 02 Kelas II SD Negeri Lembasari 02 Kelas II Rabu, 31 Maret 2010 Kamis, 29 April 2010 Pelaksanaan pembelajaran melalui PTK dilaksanakan Setelah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui PTK siklus I (RPP I) disetujui oleh kepala sekolah. Untuk mengumpulkan data, penulis meminta bantuan teman sejawat. xxv

26 Adapun untuk menyamakan persepsi guru peneliti dan pengamat, sebelum pelaksanaan perbaikan dimulai, guru peneliti dan pengamat membuat aspekaspek perbaikan atau lembar observasi yang dirumuskan bersama-sama. Dalam pelaksanaannya teman sejawat duduk di belakang dan mengamati seluruh jalannya perbaikan pembelajaran. Untuk mencatat informasi mengenai penampilan perbaikan pembelajaran ini, pengamat mengisi lembar observasi dan lembar penilaian yang telah dirumuskan. 2. Rencana Tindakan Adapun mengenai pelaksanaan tindakan secara umum melalui tahapan sebagai berikut : 1. SIKLUS I a. Perencanaan 1) Mengidentifikasi masalah pembelajaran. 2) Penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran 3) Penyiapan media pembelajaran 4) Penyiapan bahan dan alat pembelajaran 5) Penyiapan instrumen observasi pembelajaran 6) Penyiapan instrumen evaluasi pembelajaran 7) Penyiapan instrumen refleksi pembelajaran b. Pelaksanaan tindakan dan observasi Pada tahap pelaksanaan tindakan, melakukan proses pembelajaran sebagai berikut : 1) Siswa dihadapkan pada masalah nyata yang sering terjadi di dalam kehidupannya, contohnya: guru menanyakan jumlah kaki seekor anak ayam kepada siswa.(aspek penggunaan masalah kontekstual yang realistik) 2) Guru membawa gambar seekor anak ayam, kemudian guru menanyakan lagi jumlah kaki empat anak ayam kepada siswa. (Aspek dunia abstrak dijembatani dengan model) xxvi

27 3) Siswa diberi kebebasan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut sesuai jalan pikirnya. Disini siswa mengaitkan/ merekonstruksi masalah nyata menjadi kalimat matematika baik secara kelompok maupun individu untuk mendapatkan jawabannya. Sebagai contoh seorang siswa menggunakan konsep penjumlahan berulang dalam menyelesaikannya, siswa lain menjawab dengan menggambar empat anak ayam dan menghitung semua kaki anak ayam dan sebagainya. (Aspek menemukan kembali konsep/ proses mematematikakan dengan simbol,strategi atau bahasa mereka sendiri) 4) Guru mempersilahkan siswa menyampaikan jawabannya. Disini guru menghargai jawaban siswa. Adapun siswa lain menanggapinya. (Aspek proses pembelajaran yang interaktif) 5) Siswa bersama guru menyepakati tentang penyelesaian masalah yang terbaik dan sesuai kesepakatan umum sehingga dapat menyimpulkan. (Aspek refleksi/ memikirkan kembali apa yang telah dikerjakan/ dihasilkan) Pada tahap observasi dan monitoring, dilakukan observasi dan monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Kriteria keberhasilan tindakan adalah bahwa para siswa mampu memahami konsep perkalian bilangan cacah dengan tingkat ketuntasan belajar 75 % dari seluruh siswa yang ada di kelas (kriteria ideal ketuntasan belajar berdasarkan pedoman dari BSNP). Adapun KKM yang ingin dicapai adalah nilai 60. c. Evaluasi dan refleksi Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan tugas menyelesaikan soal yang berdasarkan masalah nyata dengan benar. Tes digunakan untuk mengungkap tingkat pemahaman siswa mengenai ide dan konsep matematika dalam masalah-masalah nyata dan penyelesaiannya dengan baik atau tepat antara sebelum dan sesudah tindakan. Selain itu digunakan analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui secara lebih detail hasil proses pembelajaran xxvii

28 matematika melalui pendekatan matematika realistik berupa eksplorasi masalah-masalah nyata. Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis dan memaknai hasil tindakan pertama untuk kemudian disimpulkan apakah perlu merevisi gagasan umum atau mungkin memikirkan dan merencanakan kembali jenis tindakan berikutnya yang perlu diterapkan agar siswa dapat mudah mempelajari matematika dengan baik. Begitu seterusnya sampai tindakan ini tercapai. Dalam implementasi tindakan ini guru menggunakan metode dan teknik pembelajaran tanya jawab, ceramah, observasi, tugas, kerja kelompok, diskusi, presentasi, dan konstruktivisme. Pada tahap refleksi, penulis menggunakan prosedur berdiskusi dengan supervisor tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Alat yang digunakan untuk kegiatan refleksi adalah instrumen refleksi. Penulis bersama supervisor melaksanakan kegiatan refleksi dengan sumber informasi berasal dari data-data berupa lembar observasi dan wawancara. Data-data tersebut dianalisis dengan teknik deskripsi, antara lain rata-rata, persentase, dan sebagainya. 2. SIKLUS II a. Perencanaan 1) Mengidentifikasi masalah pembelajaran hasil refleksi pada siklus I. 2) Penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran yang telah disempurnakan 3) Penyiapan media pembelajaran 4) Penyiapan bahan dan alat pembelajaran 5) Penyiapan instrumen observasi pembelajaran 6) Penyiapan instrumen evaluasi pembelajaran 7) Penyiapan instrumen refleksi pembelajaran xxviii

29 b. Pelaksanaan tindakan dan observasi 1) Siswa secara kelompok berdiskusi mengerjakan LKS berupa membuat kalimat yang berkaitan dengan masalah kontekstual yang realistik tentang perkalian dan penyelesaiannya berdasarkan kemampuannya. Caranya siswa melihat terlebih dahulu permasalahan sekitar. Kemudian siswa menuliskan ke dalam kalimat matematika tentang masalah tersebut. Masalah bisa diambil dari pengalaman dahulu siswa atau yang sedang dirasakannya. 2) Perwakilan siswa dari kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain menaggapi. 3) Guru tidak lupa melakukan evaluasi baik proses maupun produk berupa kalimat matematika yang dibuat anak maupun tentang cara menyelesaikannya. 4) Guru memberikan penguatan sebagai kesimpulan dari pembelajaran saat itu. 5) Guru bersama siswa mengadakan refleksi untuk mengetahui kesan-kesan atau respon siswa terhadap pembelajaran yang baru saja berlangsung. Pada tahap observasi dan monitoring, dilakukan observasi dan monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Kriteria keberhasilan tindakan berupa peningkatan pemahaman siswa tentang konsep perkalian bilangan cacah dengan indikatornya adalah meningkatnya tingkat ketuntasan (KKM = 60) dari siklus I. c. Evaluasi dan refleksi Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan tugas menyelesaikan soal yang berdasarkan masalah nyata dengan benar. Tes digunakan untuk mengungkap tingkat pemahaman siswa mengenai ide dan konsep matematika dalam masalah-masalah nyata dan penyelesaiannya dengan baik atau tepat antara sebelum dan xxix

30 sesudah tindakan seperti pada siklus I dengan tujuan untuk menguatkan proses penyimpulan. Selain itu digunakan analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui secara lebih detail hasil proses pembelajaran matematika melalui pendekatan matematika realistik berdasarkan penyempurnaannya. Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis dan memaknai hasil tindakan penyempurnaan untuk kemudian disimpulkan bahwa tindakan ini tercapai. Dalam implementasi tindakan ini guru menggunakan metode dan teknik pembelajaran tanya jawab, ceramah, observasi, tugas, kerja kelompok, diskusi, presentasi, dan konstruktivisme. Pada tahap refleksi, penulis menggunakan prosedur berdiskusi dengan supervisor tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Alat yang digunakan untuk kegiatan refleksi adalah instrumen refleksi. Penulis bersama supervisor melaksanakan kegiatan refleksi dengan sumber informasi berasal dari data-data berupa lembar observasi, dan wawancara. Data-data tersebut dianalisis dengan teknik deskripsi, antara lain rata-rata, persentase, dan sebagainya. Siklus kegiatan PTK dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 04 : Siklus PTK untuk e-ta PJJ S-1 PGSD xxx

31 3. Instrumen Penelitian Penelitian ini melibatkan siswa yang berkaitan dengan pendapat siswa terhadap pembelajaran matematika dan hasil belajarnya. Sumber data adalah siswa, oleh karena itu teknik yang digunakan untuk merekam data yang diperlukan adalah: presensi siswa, lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar observasi pembelajaran matematika, angket pendapat siswa, dan daftar nilai formatif. Presensi siswa merupakan daftar hadir siswa untuk mengetahui siswa yang hadir dan tidak hadir sehingga dapat di ketahui persentase kehadiran siswa dalam pembelajaran di kelas. (pada lampiran halaman 55) Lembar pengamatan aktivitas siswa merupakan instrumen penilaian secara kualitatif yang disepakati bersama antara praktikan dengan supervisor untuk menilai aktivitas siswa selama pembelajaran dan diisi oleh supervisor. (pada lampiran halaman 56) Lembar observasi pembelajaran matematika merupakan instrumen penilaian secara kualitatif yang disepakati bersama antara praktikan dengan supervisor untuk menilai efektivitas pembelajaran matematika yang berlangsung. Dalam hal ini fokus yang diamati adalah kegiatan guru dalam pengelolaan pembelajarann dan evaluasi di kelas dan diisi oleh supervisor. (pada lampiran halaman 57) Angket pendapat siswa merupakan instrumen penilaian secara kualitatif yang disepakati bersama antara praktikan dengan supervisor untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran yang telah berlangsung, sehingga diisi oleh anak itu sendiri. (pada lampiran halaman 59) Daftar nilai formatif merupakan kumpulan nilai formatif siswa setelah dievaluasi pada akhir pembelajaran. (pada lampiran halaman 60) 4. Prosedur Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah catatan lapangan (lembar observasi, pengamatan, dan presensi siswa), angket, dan tes. Lembar observasi digunakan untuk mengungkap proses xxxi

32 pembelajaran oleh guru bersama siswa serta persentase kehadiran siswa. Angket digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika yang dialami. Tes digunakan untuk mengungkap tingkat penguasaan siswa dalam hal ini hasil belajar siswa setelah diadakan tes formatif dalam pembelajaran matematika. 5. Teknik Analisis Data Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif, digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat pemahaman siswa terhadap materi matematika antara sebelum dan sesudah tindakan. Selain itu digunakan juga teknik analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui secara lebih memadai proses pembelajaran matematika. xxxii

33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02 Tahun Pelajaran 2009/ 2010 pada mata pelajaran matematika telah dilaksanakan sebanyak dua siklus. Selanjutnya disampaikan laporan pelaksanaan tindakan setiap siklus serta hasilnya pada masing-masing siklus. 1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tindakan siklus I telah dilaksanakan dengan lancar pada hari Rabu, tanggal 31 Maret 2010 bertempat di kelas II SD Negeri Lembasari 02. Adapun proses pembelajaran yang dilaksanakan sebagai berikut : 6) Siswa dihadapkan pada masalah nyata yang sering terjadi di dalam kehidupannya, contohnya: guru menanyakan jumlah kaki seekor anak ayam kepada siswa.(aspek penggunaan masalah kontekstual yang realistik) 7) Guru membawa gambar seekor anak ayam, kemudian guru menanyakan lagi jumlah kaki empat anak ayam kepada siswa. (Aspek dunia abstrak dijembatani dengan model) 8) Siswa diberi kebebasan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut sesuai jalan pikirnya. Disini siswa mengaitkan/ merekonstruksi masalah nyata menjadi kalimat matematika baik secara kelompok maupun individu untuk mendapatkan jawabannya. Sebagai contoh seorang siswa menggunakan konsep penjumlahan berulang dalam menyelesaikannya, siswa lain menjawab dengan menggambar empat anak ayam dan menghitung semua kaki anak ayam dan sebagainya. (Aspek menemukan kembali konsep/ proses mematematikakan dengan simbol,strategi atau bahasa mereka sendiri) 9) Guru mempersilahkan siswa menyampaikan jawabannya. Disini guru menghargai jawaban siswa. Adapun siswa lain menanggapinya. (Aspek proses pembelajaran yang interaktif) xxxiii

34 10) Siswa bersama guru menyepakati tentang penyelesaian masalah yang terbaik dan sesuai kesepakatan umum sehingga dapat menyimpulkan. (Aspek refleksi/ memikirkan kembali apa yang telah dikerjakan/ dihasilkan) Pada tahap observasi dan monitoring, dilakukan observasi dan monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. 2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I Pelaksanaan pembelajaran untuk siklus I dapat dilaksanakan dengan lancar. Seluruh siswa kelas II yang berjumlah 30 siswa (laki-laki : 15 dan perempuan 15) semuanya hadir. (lihat presensi siswa di kelas siklus I pada lampiran halaman 75). Siswa mulai aktif dalam proses pembelajaran. Sikap siswa terhadap pelajaran matematika sangat baik. Siswa juga sudah mampu menemukan masalah nyata yang berkaitan dengan matematika serta memecahkan masalah tersebut meskipun baru sedikit siswa yang aktif. Siswa sudah dapat bekerja sama dengan teman se kelas, lebih mandiri serta memiliki motivasi belajar yang tinggi. Berdasarkan pengamatan supervisor, nilai rata-rata aktivitas siswa mencapai 4,0 (lihat lembar pengamatan aktivitas siswa siklus I pada lampiran halaman 76). Proses pembelajaran juga bisa dikatakan memuaskan, meskipun masih ada kekurangan yang masih perlu untuk disempurnakan. Berdasarkan hasil observasi dari teman sejawat dan kepala sekolah, Guru dalam mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran sudah cukup baik. apersepsi sudah dapat menarik perhatian siswa. Aktivitas siswa sudah baik. Siswa sudah tidak pasif lagi, tetapi siswa sudah mau untuk menyampaikan pendapatnya dan hubungan antara siswa dengan guru maupun dengan siswa lain sudah banyak terlihat meskipun masih saja ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran serta pengetahuan siswa masih perlu dieksplorasi lebih luas lagi oleh guru. (lihat lembar observasi pembelajaran matematika siklus I pada lampiran halaman 77) xxxiv

35 Siswa juga mengikuti pembelajaran dengan baik, bersemangat, dan bergembira, hal ini dikuatkan dengan pendapat siswa yang telah dihimpun. (lihat pendapat siswa siklus I pada lampiran halaman 79). Adapun hasil evaluasi yang dilaksanakan setelah diadakan tindakan pada siklus I tercatat nilai kurang dari 60 atau belum tuntas ada 6 siswa (20%) dan yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60 atau tuntas ada 24 siswa (80%). (lihat daftar nilai siklus I dan analisis nilai siklus I pada lampiran halaman 82 dan 83) 3. Refleksi Siklus I Setelah dilaksanakan proses kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Matematika pokok materi perkalian bilangan cacah terhadap siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02 ternyata hasil evaluasi siswa ada peningkatan dari hasil belajar sebelum tindakan, dengan hasil belajar perbaikan pembelajaran pada siklus I. Hasil belajar pada sebelum tindakan, siswa memperoleh nilai kurang dari 60 (KKM) ada 13 siswa ( 43%) dan yang memperoleh nilai lebih dari 60 ada 17 siswa ( 57% ). Sedangkan pada siklus I yang memperoleh nilai kurang dari 60 ada 6 siswa ( 20% ) dan yang memperoleh nilai lebih dari 60 ada 24 siswa ( 80% ). Jadi dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik dikatakan berhasil atau tercapai indikator keberhasilannya yaitu tarap serap diatas 75 %. Proses pembelajaran juga bisa dikatakan memuaskan, meskipun masih ada kekurangan yang masih perlu untuk disempurnakan. Berdasarkan hasil observasi dari teman sejawat dan kepala sekolah, Guru dalam mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran sudah cukup baik. Apersepsi sudah dapat menarik perhatian siswa. siswa sudah tidak pasif lagi, tetapi siswa sudah mau untuk menyampaikan pendapatnya dan hubungan antara siswa dengan guru maupun dengan siswa lain sudah banyak terlihat meskipun masih saja ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran serta pengetahuan siswa masih perlu dieksplorasi lebih luas lagi oleh guru. xxxv

36 4. Rencana Strategi dan Pelaksanaan Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I maka untuk mengatasinya perlu diadakan pelaksanaan perbaikan siklus 2. Guru harus dapat mengeksplorasi pengetahuan siswa dengan metode diskusi. Disini dalam proses kegiatan guru perlu memberikan LKS yang dikerjakan secara kelompok dengan lebih menantang siswa. Siswa diberi banyak waktu untuk berdiskusi tentang contoh permasalahan sehari-hari. Siswa juga diberi kebebasan dalam menemukan contoh permasalahan sehingga nantinya setiap kelompok menemukan contoh permasalahan matematika yang berbeda yang dapat menambah keanekaragaman contoh permasalahan yang diperoleh siswa. Siswa juga diwajibkan membawa alat hitung untuk membantunya menghitung. Selain itu juga guru harus aktif memantau jalannya diskusi kelompok agar semua siswa aktif dalam kegiatan diskusi. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa dapat lebih memahami konsep perkalian bilangan cacah sehingga siswa kelas II SD Negeri Lembasari 02 akan mencapai peningkatan ketuntasan dalam belajar pada materi yang telah disampaikan oleh guru, dan prestasi belajar siswa akan lebih baik lagi. Perencanaan siklus 2 dilaksanakan melalui langkah- langkah implementasi strategi penyelesaian masalah dalam siklus 1 sebagai berikut : a. Guru Mengkondisikan siswa untuk siap baik fisik maupun perlengkapan belajarnya b. Guru tidak mendominasi pembelajaran, namun selalu menjadi fasilitator bagi kelancaran belajar siswa. c. Siswa secara kelompok berdiskusi mengerjakan LKS berupa membuat kalimat yang berkaitan dengan masalah kontekstual yang realistik tentang perkalian dan penyelesaiannya berdasarkan kemampuannya. Caranya siswa melihat terlebih dahulu permasalahan sekitar. Kemudian siswa menuliskan ke dalam kalimat matematika tentang masalah tersebut. Masalah bisa diambil dari pengalaman dahulu siswa atau yang sedang dirasakannya. xxxvi

37 d. Perwakilan siswa dari kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain menaggapi, disini diusahakan semua siswa aktif. e. Guru tidak lupa melakukan evaluasi baik proses maupun produk berupa kalimat matematika yang dibuat siswa maupun tentang cara menyelesaikannya serta hasil evalusai secara individu. f. Guru memberikan penguatan sebagai kesimpulan dari pembelajaran saat itu. g. Guru bersama siswa mengadakan refleksi untuk mengetahui kesan-kesan atau respon siswa terhadap pembelajaran yang baru saja berlangsung. 5. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Tindakan siklus II telah dilaksanakan sesuai rencana tanpa hambatan yang berarti pada hari Kamis, tanggal 29 April 2010 bertempat di kelas II SD Negeri Lembasari 02. Adapun proses pembelajaran yang dilaksanakan sebagai berikut : 6) Siswa secara kelompok berdiskusi mengerjakan LKS berupa membuat kalimat yang berkaitan dengan masalah kontekstual yang realistik tentang perkalian dan penyelesaiannya berdasarkan kemampuannya. Caranya siswa melihat terlebih dahulu permasalahan sekitar. Kemudian siswa menuliskan ke dalam kalimat matematika tentang masalah tersebut. Masalah bisa diambil dari pengalaman dahulu siswa atau yang sedang dirasakannya. 7) Perwakilan siswa dari kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain menaggapi. 8) Guru tidak lupa melakukan evaluasi baik proses maupun produk berupa kalimat matematika yang dibuat anak maupun tentang cara menyelesaikannya. 9) Guru memberikan penguatan sebagai kesimpulan dari pembelajaran saat itu. 10) Guru bersama siswa mengadakan refleksi untuk mengetahui kesan-kesan atau respon siswa terhadap pembelajaran yang baru saja berlangsung. xxxvii

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan. Guru seyogyanya menguasai kemampuan mengajarkan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan. Untuk itu guru seyogyanya menguasai kemampuan mengajarkan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN commit MENG to user IDENTIFIKASI BANGUN DATAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI SOKASARI 03,

PENINGKATAN KEMAMPUAN commit MENG to user IDENTIFIKASI BANGUN DATAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI SOKASARI 03, PENINGKATAN KEMAMPUAN MENG IDENTIFIKASI BANGUN DATAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI SOKASARI 03, KECAMATAN BUMIJAWA, KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 LAPORAN

Lebih terperinci

ELEKTRONIK TUGAS AKHIR e - TA OLEH MOHAMMAD ABDUL MUN IM

ELEKTRONIK TUGAS AKHIR e - TA OLEH MOHAMMAD ABDUL MUN IM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PEMBAGIAN DUA BILANGAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK SISWA KELAS II E SD ISLAM AL-KHAIRIYAH BANYUWANGI ELEKTRONIK TUGAS AKHIR e - TA OLEH MOHAMMAD ABDUL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu Pelaksanaan September Oktober November Ket 1 Penulisan Proposal 5 September 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu Pelaksanaan September Oktober November Ket 1 Penulisan Proposal 5 September 2012 5 BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Katekan, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan. Untuk itu guru seyogyanya menguasai kemampuan mengajarkan pengetahuan, kecakapan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PECAHAN SEDERHANA MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK PADA SISWA KELAS III SDN CAWITALI OI BUMIJAWA TEGAL TAHUN 2010

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PECAHAN SEDERHANA MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK PADA SISWA KELAS III SDN CAWITALI OI BUMIJAWA TEGAL TAHUN 2010 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PECAHAN SEDERHANA MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK PADA SISWA KELAS III SDN CAWITALI OI BUMIJAWA TEGAL TAHUN 2010 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh : JURYANTO NIM X2707025

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (PADA KELAS V SD NEGERI GANTUNGAN 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010) LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh : TRI ARDIANTO AGUNG

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (PTK PADA KELAS IV SD NEGERI LEBAKWANGI 03 TAHUN PELAJARAN 2009/2010) LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh : DWI ARDIANTO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Undang - Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat 1 berbunyi: tiap tiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Undang - Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat 1 berbunyi: tiap tiap warga negara berhak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Undang - Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat 1 berbunyi: tiap tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dalam TAP MPR RI No.IV/MPR/1999 tentang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Realistic Mathematics Education Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci

B b a I P n e d n a d h a u h l u u l a u n 1 1 L t a a t r a Be B l e a l k a a k n a g n Pe P r e m r a m s a a s l a a l h a a h n

B b a I P n e d n a d h a u h l u u l a u n 1 1 L t a a t r a Be B l e a l k a a k n a g n Pe P r e m r a m s a a s l a a l h a a h n Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Undang - Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat 1 berbunyi: tiap tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dalam TAP MPR RI No.IV/MPR/1999 tentang

Lebih terperinci

Oleh : MUTHOHIR NIM X

Oleh : MUTHOHIR NIM X PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PENGARUH GAYA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 SARADAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Oleh : MUTHOHIR NIM X9707022 Laporan Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori Pembelajaran Matematika Matematika merupakan pelajaran yang memerlukan pemusatan pikiran untuk mengingat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori Pembelajaran Matematika Matematika merupakan pelajaran yang memerlukan pemusatan pikiran untuk mengingat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika Matematika merupakan pelajaran yang memerlukan pemusatan pikiran untuk mengingat dan mengenal kembali semua aturan-aturan yang ada dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIM

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIM PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA RELISTIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN JARAK, WAKTU DAN KECEPATAN SISWA KELAS VB SDN TEGALGEDE 01 JEMBER SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu untuk memajukan daya pikir

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga PENINGKATAN HASIL BELAJJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SD NEGERII 3 BANDUNGSARII TENTANG PENARIKAN AKAR PANGKAT TIGA BILANGAN KUBIK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SEMESTER

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X ADMINISTRASI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun Oleh : RATIH RIANDINI PUTRI

Lebih terperinci

Bab II Kajian Pustaka

Bab II Kajian Pustaka Bab II Kajian Pustaka 2.1 Kajian teori Hakekat Matematika Matematika merupakan pelajaran yang memerlukan pemusatan pikiran untuk mengingat dan mengenal kembali semua aturan-aturan yang ada dan harus dipenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI MUHDI NIM. X

SKRIPSI MUHDI NIM. X PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PIAS-PIAS KATA PADA SISWA KELAS D2 SLB-C YPAALB PRAMBANAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009 SKRIPSI MUHDI NIM. X5107556 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

Pembelajaran Matematika Realistik Sebagai Sebuah Cara Mengenal Matematika Secara Nyata

Pembelajaran Matematika Realistik Sebagai Sebuah Cara Mengenal Matematika Secara Nyata Pembelajaran Matematika Realistik Sebagai Sebuah Cara Mengenal Matematika Secara Nyata oleh : Wahyudi (Dosen S1 PGSD Universitas Kristen Satya Wacana) A. PENDAHULUAN Salah satu karakteristik matematika

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIFITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 MALANGGATEN TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN AKTIFITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 MALANGGATEN TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN AKTIFITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 MALANGGATEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DENGAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DENGAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DENGAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT SISWA KELAS VA SDN PATRANG

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA ELEKTROMAGNET SISWA KELAS V SDN 2 KLAKAH KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh IRKHAM

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh IRKHAM i PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT MELALUI IMPLEMENTASI METODE DISKUSI BERBANTUAN ALAT PERAGA MISTAR RANGKAP DI SDN KETANGGAN 01 GRINGSING BATANG

Lebih terperinci

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 218 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BILANGAN PECAHAN MELALUI PERMAINAN KARTU BERWARNA PADA SISWA

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTEKSTUAL KELAS IV SDN CINTAMANIK 02 TAHUN 2009/2010 LAPORAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTEKSTUAL KELAS IV SDN CINTAMANIK 02 TAHUN 2009/2010 LAPORAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTEKSTUAL KELAS IV SDN CINTAMANIK 02 TAHUN 2009/2010 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh : IMAM BUCHORI MUSLIM NIM. X2707008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah, yang tidak hanya bertujuan agar siswa memiliki kemampuan dalam matematika saja melainkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF TIPE TPS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF TIPE TPS MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF TIPE TPS DENGAN ALAT BANTU BENDA KONKRET PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VI SDN 3 DEPOK KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR NATA PRAYOGA A

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR NATA PRAYOGA A 2 PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION PADA MATERI BANGUN RUANG KELAS V SDN GIRI ROTO 1 KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi

Lebih terperinci

S K R I P S I. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh SITI SUNDARI

S K R I P S I. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh SITI SUNDARI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI PLELEN 04 KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Miyas Septi Adi Asri NIM

SKRIPSI. Oleh Miyas Septi Adi Asri NIM PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PENGOLAHAN DATA SISWA KELAS VI B SDN BANGSALSARI 03 SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Pesawat Sederhana Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN No.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Pesawat Sederhana Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN No. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Pesawat Sederhana Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN No. 3 Siboang Asmawir Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Oleh : Qomaria Amanah Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang

Oleh : Qomaria Amanah Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK SISWA KELAS VIII SEMESTER I Oleh : Qomaria Amanah Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika di sekolah dasar mempunyai kedudukan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika di sekolah dasar mempunyai kedudukan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran matematika di sekolah dasar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Panjang Utara Bandar Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan September

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh BUDI SANTOSO NIM.

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh BUDI SANTOSO NIM. DISKUSI KELOMPOK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG BAGI SISWA KELAS V SDN GRINGSING 01 KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG SEMESTER II TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SAMBUNG MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 SIRANGKANG KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh : UMARYANI NIM: X4711255 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT 60 METER PADA S ISWA KELAS V S D NE GERI 01 PESUCE N KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

(PTK Di SD N 1 Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009) Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika

(PTK Di SD N 1 Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009) Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika 1 UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS MEDIA DAN BERKONTEKS LOKAL SURAKARTA (PTK Di SD N 1 Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009)

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 02 WONOGIRI TAHUN 2010

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 02 WONOGIRI TAHUN 2010 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 02 WONOGIRI TAHUN 2010 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh : KISNANTO NIM. X9707011 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menerapkan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan penelitian model Kemmis

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN KIDUL 2 BONDOWOSO SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN KIDUL 2 BONDOWOSO SKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN KIDUL 2 BONDOWOSO SKRIPSI Oleh Siska Desi Wijayanti NIM 070210204336 PROGRAM S1 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD Oleh: Siti Hanisah 1, Tri Saptuti 2, H. Setyo Budi 3 FKIP,

Lebih terperinci

SKRIPSI UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN PADA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

SKRIPSI UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN PADA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MEDIA BANGUN RUANG DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS VI SEMESTER 1 SD NEGERI 4 KATEKAN TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN. Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Cicik Indrayati NIM

SKRIPSI. Oleh Cicik Indrayati NIM P E N I N G K A T A N A K T I V I T A S D A N H A S I L B E L A J A R IPA POKOK BAHASAN GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KALIREJO KECAMATAN SUMBERMALANG

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU Nur Ain Hasan, Abas Kaluku, Perry Zakaria JURUSAN PENDIDIKSN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: EUIS NURHIDAYAH

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: EUIS NURHIDAYAH i UPAYA MENINGKATKAN SIKAP GEMAR MEMBACA DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA MATERI MENGENAL PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC DI KELAS

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI Oleh: Yuliana Retnaningsih 09144100067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR Oleh: Istiqomah 1, H. Setyo Budi 2, Kartika Chrysti S 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret e-mail: istyqomah_8778@yahoo.co.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keahlian, dan keterampilan kepada individu untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan adalah sistem yang digunakan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan adalah sistem yang digunakan untuk mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan adalah sistem yang digunakan untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas X Semester II SMA Widya Wacana Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI

Lebih terperinci

e - TA (Elektronik Tugas Akhir)

e - TA (Elektronik Tugas Akhir) PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PKN POKOK BAHASAN KEBEBASAN BERORGANISASI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS V SDN KAMAL 03 KECAMATAN ARJASA KABUPATEN

Lebih terperinci

UNIT PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK. Yusuf Hartono. Pendahuluan

UNIT PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK. Yusuf Hartono. Pendahuluan UNIT 7 PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK Pendahuluan Yusuf Hartono M atematika itu sulit! Begitu kesan yang beredar di antara sebagian besar siswa dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, bahkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER BANGSA SISWA KELAS V SD NEGERI GUNUNGSIMPING 02 CILACAP TENGAH, CILACAP TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : RISA

Lebih terperinci

AHMAD MUZAMIL NIM A54B090016

AHMAD MUZAMIL NIM A54B090016 PENGGUNAAN METODE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS III SDN 2 BANDUNGAN JATINOM SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

: PHILIN UTILITARIANTI NIM.

: PHILIN UTILITARIANTI NIM. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) POKOK BAHASAN SISTIM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 PANARUKAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sungai Bilu 2 Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: AJENG CAHYA NURANI K1211004 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Samiyati NIM

SKRIPSI. Oleh Samiyati NIM PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PENGGOLONGAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN KALIWINING 07 RAMBIPUJI JEMBER TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PJJ S1 PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PJJ S1 PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG PENELITIAN TINDAKAN KELAS PEMBELAJARAN BERMAIN SANGKAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN SUKORAME 2 KOTA KEDIRI e-ta Oleh : KAMARI NIM

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KARTU KATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT SEDERHANA. e TA (elektronik Tugas Akhir)

PENGGUNAAN KARTU KATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT SEDERHANA. e TA (elektronik Tugas Akhir) PENGGUNAAN KARTU KATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT SEDERHANA e TA (elektronik Tugas Akhir) Oleh MOHAMMAD SUBAIRI NIM. 070210274065 PROGRAM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian. 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Terkesi Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan tepatnya di ruang kelas I. Alasannya

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh : PURWANTO K

Skripsi. Oleh : PURWANTO K UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS INTEGRAL MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK II MELALUI PEMBELAJARAN MODEL KONSTRUKTIVISME MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN ANGKATAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan penting dalam berbagai penerapan disiplin ilmu lain. Banyak konsep dari

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh ELOK FAIQOH

SKRIPSI. Oleh ELOK FAIQOH PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS: MELENGKAPI CERITA RUMPANG DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN MLOKOREJO 03 KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI diajukan guna

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI AUTHENTIC TASK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI AUTHENTIC TASK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI AUTHENTIC TASK (PTK pada Siswa Kelas VIII H Semester Genap SMP Negeri 3 Kartasura Tahun Ajaran 2014/2015) SKRIPSI Disusun untuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: TRI WIRATNA K7109190

Lebih terperinci

DEDY CANDRA PRANATA NIM.

DEDY CANDRA PRANATA NIM. PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBEARUM 02 KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER SKRIPSI OLEH : DEDY

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK MELALUI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS DENGAN TEMA KEGIATAN JUAL BELI DI KELAS III SDN JEMBER LOR 02 TAHUN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TENTANG KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI INDONESIA DENGAN STRATEGI MAKE A MATCH KELAS V

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TENTANG KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI INDONESIA DENGAN STRATEGI MAKE A MATCH KELAS V UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TENTANG KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI INDONESIA DENGAN STRATEGI MAKE A MATCH KELAS V SD NEGERI 2 NGARGOSARI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih familiar disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Muslikah (2010: 32) mendefinisikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Yuyun Ismiyati NIM

SKRIPSI. Oleh : Yuyun Ismiyati NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN TEKNIK PETA KONSEP SISWA KELAS IV SEMESTER GASAL SDN SLAWU 03 JEMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD Oleh: Ika Yuliastuti 1, Suhartono. 2, Imam Suyanto 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan 27 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas sendiri

Lebih terperinci

FATRISIE PEMBENGO NIM

FATRISIE PEMBENGO NIM e-ta yang berjudul Meningkatkan Keterampilan Menyelesaikan Soal Cerita Bentuk Pecahan Sebagai Perbandingan dan Skala Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V SDN 17 Telaga Biru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut kurikulum KTSP SD/MI tahun 2006 Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memecahkan suatu masalah merupakan aktivitas dasar bagi manusia. Kenyataan menunjukkan sebagian besar kehidupan adalah berhadapan dengan masalah. Untuk menghadapi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason & 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: DAYU ARIEF ILHAM ZAH

SKRIPSI. Oleh: DAYU ARIEF ILHAM ZAH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERMAKNA PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK MASALAH SOSIAL GUNA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DI SDN GAMBIRAN 03 JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi

Lebih terperinci

Yayuk Jatining Rahayu 4

Yayuk Jatining Rahayu 4 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN PANGKAT DAN AKAR PANGKAT DUA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO Yayuk Jatining Rahayu

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh Arma Mariangke, Imran, dan Dwi Septiwiharti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci