BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi

1 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini dideskripsikan dalam tiga kondisi yaitu kondisi awal (prasiklus), kondisi siklus I, dan kondisi siklus II. Hasil yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif, kualitatif, dan komparatif Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus) Pada kondisi awal (prasiklus), dari 44 siswa yang mengikuti tes prasiklus, hanya 11 siswa (25,00%) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 64). Berarti ada 33 siswa (75,00%) yang masih di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas juga masih belum mencapai KKM, yaitu 52,05. Tabel 4.1 Analisis Nilai Prasiklus No Rentang Nilai Banyak Siswa Ketuntasan (KKM=64) T BT Jumlah Persentase Ketuntasan Belajar 25,00 % 75,00% Nilai Rata-rata Kelas 52,05 Rendahnya hasil belajar di atas karena peneliti belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran, sehingga prestasi belajar yang dicapai siswa kurang maksimal. Peneliti hanya menggunakan metode ceramah, dan tanya jawab. Akhirnya siswa kurang akif dalam pembelajaran. Pembelajaran masih berpusatpada guru, dan siswa hanya sebagai 29

2 30 pendengar saja dalam proses transfer pengetahuan. Kondisi tersebut didasarkan pada hasil observasi pembelajaran prasiklus Deskripsi Siklus I Rencana Tindakan Pada siklus I dilakukan pembelajaran dengan skenario sebagai berikut: a) menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah agar siswa dapat melakukan perkalian dengan cara penjumlahan berulang dan cara bersusun serta membentuk kepribadian mandiri dan disiplin, b) penjelasan materi, pembelajaran diawali dengan penjelasan materi oleh guru tentang penjumlahan berulang dan perkalian dengan cara bersusun dengan menggunakan alat peraga kartu bilangan yang didemonstrasikan guru. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materiyang akan dipelajari, c) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan penjelasan materi. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat materi yang dipaparkan guru, d) diskusi, siswa dikelompokkan untuk bermain game dengan mengerjakan soal-soal yang diberikan guru dengan cara berdiskusi, bagi kelompok yang mendapat point terbanyak di berikan penguatan sebagai kelompok tergiat, e) kemandirian, siswa secara bertahap mengerjakan soal-soal yang diberikan guru secara mandiri tiap satu soal selesai dikerjakan siswa, guru langsung mengoreksinya, f) tutorial, kegitan tutorial ditujukan bagi siswa yang dalam pengerjaan soal masih salah selama 5 kali, g) aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari, h) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep, i) setelah kegiatan pembelajaran selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab Pelaksanaan Tindakan Dari hasil observasi pembelajaran diperoleh data kualitatif pada pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: (a) guru sudah menunjukkan kegiatan menjelaskantujuan pembelajaran kepada siswa dengan kualitas B (baik); (b) penjelasan materi, pembelajaran diawali dengan penjelasan materi oleh guru tentang penjumlahan berulang dan perkalian dengan cara bersusun dengan menggunakan alat peraga kartu bilangan yang

3 31 didemonstrasikan guru dengan kualitas B (baik); (c) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan penjelasan materi, siswa telah melakukan pengamatan dan mencatat materi yang dipaparkan guru dengan kualitas C (cukup); (d) siswa telah mengerjakan soal-soal yang diberikan guru dengan cara berdiskusi, guru telah memberikan penguatan bagi kelompok dengan point terbanyak sebagai kelompok tergiat dengan kualitas B (baik); (e) siswa secara bertahap mengerjakan soal-soal yang diberikan guru secara mandiri tiap satu soal selesai dikerjakan siswa, guru langsung mengoreksinya dengan kualitas B (baik); (f) tutorial, oleh guru ditujukan bagi siswa yang dalam pengerjaan soal masih salah selama 5 kali dengan kualitas B (baik); (g) siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya dengan kualitas C (cukup); (h) evaluasi kegiatan akhir setelah selesai satu konsep dengan kualitas B (baik); (i) guru mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab dengan kualitas B (baik) Hasil Tindakan Pada siklus I, dari 44siswa yang mengikuti tes, ada 29 siswa (65,91%) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 64). Berarti masih ada 15 siswa (34,09%) yang masih di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai KKM, yaitu 68,75. Tabel 4.2 Analisis Nilai Siklus I No Rentang Nilai Banyak Siswa Ketuntasan (KKM=64) T BT Jumlah Persentase Ketuntasan Belajar 65,91 % 34,09 % Nilai Rata-rata Kelas 68,75

4 32 Peningkatan hasil belajar di atas terjadi karena peneliti sudah menggunakan metode Kumon. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai siswa maksimal. Pembelajaran sudah berpusatpada siswa, dan gurubertindak sebagai fasilitator. Kondisi tersebut didasarkan pada hasil observasi siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan Refleksi Pada siklus pertama secara klasikal terdapat peningkatan hasil belajar. Ketuntasan belajar yang semula 25,00% pada prasiklus meningkat menjadi 65,91% pada siklus I. Namun masih terdapat 15 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM, hal ini di sebabkan sebagian siswa masih kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran dengan metode Kumon dikarenakan metode ini merupakan hal yang baru bagi siswa, dalam pembelajaran beberapa siswa masih bermain sendiri pada pelaksanaan kerja kelompok sehingga perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Kelemahan lain pada siklus I adalah kartu soal yang disiapkanguru sebagai bahan latihan siswa masih kurang banyak hal tersebut membuat siswa yang aktif dan selesai mengerjakan soal terlebih dulu harus menunggu kartu soal lain dari siswa lain yang selesai mengerjakan soal, sehingga pada siklus II jumlah media kartu soal harus ditambah dengan ragam soal yang berbeda Deskripsi Siklus II Rencana Tindakan Pada siklus II dilakukan pembelajaran dengan skenario sebagai berikut: a) menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah agar siswa dapat melakukan perkalian dengan cara penjumlahan berulang dan cara bersusun serta membentuk kepribadian mandiri dan disiplin, b) penjelasan materi, pembelajaran diawali dengan penjelasan materi oleh guru tentang pengurangan berulang dan pembagian dengan cara bersusun dengan menggunakan alat peraga kartu bilangan yang didemonstrasikan guru. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materiyang akan dipelajari, c) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan penjelasan materi. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat materi yang dipaparkan guru, d) diskusi, siswa dikelompokkan untuk bermain game dengan mengerjakan soal-soal yang diberikan guru dengan cara berdiskusi, bagi

5 33 kelompok yang mendapat point ternanyak di berikan penguatan sebagai kelompok tergiat, e) kemandirian, siswa secara bertahap mengerjakan soal-soal yang diberikan guru secara mandiri tiap satu soal selesai dikerjakan siswa, guru langsung mengoreksinya, f) tutorial, kegitan tutorial ditujukan bagi siswa yang dalam pengerjaan soal masih salah selama 5 kali, g) aplikasi konsep,setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari, h) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep, i) setelah kegiatan pembelajaran selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab Pelaksanaan Tindakan Dari hasil observasi pembelajaran diperoleh data kualitatif pada pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: (a) guru sudah menunjukkan kegiatan menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa dengan kualitas B (baik); (b) Penjelasan materi, pembelajaran diawali dengan penjelasan materi oleh guru tentang pengurangan berulang dan pembagian dengan cara bersusun dengan menggunakan alat peraga kartu bilangan yang didemonstrasikan gurudengan kualitas A (amat baik); (c) siswa telah melakukan pengamatan dan mencatat materi yang dipaparkan guru dengan kualitas B (baik); (d) siswa telah mengerjakan soal-soal yang diberikan guru dengan cara berdiskusi, guru telah memberikan penguatan bagi kelompok dengan point terbanyak sebagai kelompok tergiat dengan kualitas A (amat baik); (e) siswa secara bertahap mengerjakan soal-soal yang diberikan guru secara mandiri tiap satu soal selesai dikerjakan siswa, guru langsung mengoreksinya dengan kualitas A (amat baik); (f) tutorial oleh guru ditujukan bagi siswa yang dalam pengerjaan soal masih salah selama 5 kali dengan kualitas A (amat baik); (g) siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya dengan kualitas B (baik); (h) evaluasi kegiatan akhir setelah selesai satu konsep dengan kualitas B (baik); (i) guru mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab dengan kualitas A (amat baik).

6 Hasil Tindakan Pada tahap siklus II, dari 44 siswa yang mengikuti tes, ada 41 siswa (93,18%) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 64). Berarti masih ada 3 siswa (6,82%) yang masih di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai KKM, yaitu 75,68. Tabel 4.3 Analisis Nilai Siklus II No Rentang Nilai Banyak Siswa Ketuntasan (KKM=64) T BT Jumlah Persentase Ketuntasan Belajar 93,18 % 6,82 % Nilai Rata-rata Kelas 75,68 Peningkatan hasil belajar di atas karena siswa sudah lebih optimal menggunakan metode Kumon. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran,sehingga hasil belajar yang dicapai siswa maksimal.pembelajaran sudah berpusat pada siswa, dan gurubertindak sebagai fasilitator. Kondisi tersebut didasarkan pada hasil observasi siswa dalam pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan 2. Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus Siklus Persentase Ketuntasan Belajar Nilai Rata-rata Kelas Pra Siklus 25,53% 58,53 Siklus I 65,91% 68,75 Siklus II 93,18% 75,68 Hasil belajar pada siklus II merupakan hasil yang paling baik jika dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I dan prasiklus, hal ini disebabkan siklus II dirancang dari

7 35 hasil refleksi pada pelaksanaan siklus sebelumnya sehingga pada siklus II dihasilkan model pembalajaran dengan metode kumon yang lebih matang dalam meningkatkan hasil belajar siswa Refleksi Pembelajaran pada siklus II siswa sudah tidak mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, siswa sudah mulai akrab dan menemukan keasyikan dengan pembelajaran menggunakan metode kumon. Di samping itu kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar dalam menggunakan metode ini juga semakin meningkat sehingga proses belajar mengajar semakin efektif. Pada siklus II juga mengalami kenaikan ketuntasan belajar, dari 44 siswa terdapat 41 siswa yang mendapat nilai diatas KKM dan 3 siswa yang masih belum tuntas KKM. Siswa yang belum tuntas dalam pembelaajaran dikarenakan siswa tidak berkonsentrasi saat pembelajaran dan siswa sulit memahami materi yang disampaikan guru. Siswa yang belum tuntas ini masih memerlukan perhatian yang lebih dari guru, terutama dalam penguasaan materi perkalian dan pembagian. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Pembahasan Hasil Siklus I Pembelajaran pada siklus I sudah menggunakan metode kumon, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup berarti. Ketuntasan belajar mencapai 65,91%, dan nilai rata-rata sudah melampaui KKM sebesar 68,75. Siswa semakin aktif mengikuti proses pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan. Sebagian siswa bahkan nampak menikmati setiap tahap pembelajaran. Mereka tahu apa yang sedang dipelajari,dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk menguasai materi. Kondisi tersebut diperoleh berdasarkan analisis hasil observasi pembelajaran siklus I. Hasil penelitian tindakan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat dari grafik di bawah ini:

8 36 Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I Ketuntasan 34,09 65,91 Belum Tuntas Tuntas Meskipun pada siklus I sudah dicapai peningkatan hasil belajar siswa, tetapi berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan saran dari pembimbing, peneliti memandang perlu untuk melanjutkan perbaikan pembelajaran ini pada siklus II agar tercapai hasil yang lebih optimal Pembahasan Hasil Siklus II Pembelajaran pada siklus II sudah menggunakan metode kumon, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi dari pencapaian pada siklus I. Ketuntasan belajar mencapai 93,18 %,dan nilai rata-rata sudah melampaui KKM sebesar 75,68. Siswa semakin aktif bereksperimenmengikuti proses pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan. Sebagian siswa bahkan nampak menikmati setiap tahap pembelajaran. Mereka tahu apa yang sedang dipelajari, dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk menguasai materi. Kondisi tersebut diperoleh berdasarkan analisis hasil observasi pembelajaran Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I dapat dilihat dari grafik di bawah ini :

9 37 Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II Ketuntasan 6,82 93,18 Belum Tuntas Tuntas Tindakan pada siklus berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan saran dari dosen pembimbing diperoleh kesimpulan bahwa penelitian ini tidak perlu melanjutkan tindakan siklus berikutnya Pembahasan Hasil Antar Siklus Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran dari tahap prasiklus sampai dengan siklus II diperoleh informasi tentang peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan. Tahap peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus ditunjukkan dengan grafik di bawah ini: Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Antar Siklus Nilai Rata-rata 65,91% 93,18% 25,00% Prasiklus Siklus I Siklus II

10 38 Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa pada kondisi prasiklus ketuntasan belajar hanya 25,00%, setelah dilakukan tindakan naik menjadi 65,91% pada siklus I, dan menjadi 93,18% pada siklus II. Gambar 4.4 Grafik Nilai Rata-rata Antar Siklus Nilai Rata-rata 52,05 68,75 75,68 Prasiklus Siklus I Siklus II Nilai rata-rata kelas juga mengalami kenaikan dari semula 52,05 pada prasilus, naik menjadi 68,75 pada siklus I, dan 75,68 pada siklus II. Kualitas aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode kumon dari tahap prasiklus sampai dengan siklus II juga mengalami peningkatan.