PERBANDINGAN BERITA EKONOMI RAKYAT SEKTOR PERTANIAN DAN NON PERTANIAN PADA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN JURNAL BOGOR ASRI PUSPITA WULANDARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN BERITA EKONOMI RAKYAT SEKTOR PERTANIAN DAN NON PERTANIAN PADA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN JURNAL BOGOR ASRI PUSPITA WULANDARI"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN BERITA EKONOMI RAKYAT SEKTOR PERTANIAN DAN NON PERTANIAN PADA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN JURNAL BOGOR ASRI PUSPITA WULANDARI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

2 ABSTRACT ASRI PUSPITA WULANDARI. Comparison of People s Economics News the Kompas and the Jurnal Bogor Daily in Agricultural and Non Agricultural Sector. Supervised by HADIYANTO. Daily news is one of mass communication media in printed matter. Information in this media performed as rubrics. One of the rubrics is information about people s economics. Among the rubrics, there is information on people s economics that is divided into agricultural and non-agricultural sector. This study is aimed to analyze of comparison on: (1) people s economics news in agricultural and non - agricultural sector, (2) direction of news, (3) sources of news, (4) location of news gathering, from two daily. Each unit analysis consists of 24 edition that carried out in rotated random sampling. Object of this study is the Kompas and Jurnal Bogor daily. The result shows that the Kompas daily have more proportion on agricultural news (45,46 percent) than the Jurnal Bogor (24,24 percent). On the other hand, the Jurnal Bogor have non agricultural news more than the Kompas, they are 19,19 percent and 11,11 percent, respectively. From news categories can be showed that higher frequency and percentage impact to higher average of news volume. The direction of the news showed that the Kompas daily have two ways, while the Jurnal Bogor in a positive manner. The Kompas also had a consistent news source from government and non government sources (balance), while the Jurnal Bogor gathered the information from the government on agriculture news and the information from the non government on non agriculture news. Location of news gathering, on the other hand, the Kompas daily gather the information of non agricultural sector did not focus only in urban location while the Jurnal Bogor focused in the villages. Keywords: comparison, daily news, people s economics, agriculture, non agriculture

3 RINGKASAN ASRI PUSPITA WULANDARI. Perbandingan Berita Ekonomi Rakyat Sektor Pertanian dan Non Pertanian pada Surat Kabar Harian Kompas dan Jurnal Bogor. Di bawah bimbingan HADIYANTO. Ekonomi rakyat adalah sistem ekonomi yang berorientasi pada rakyat kecil agar mereka menjadi lebih berdaya. Kegiatan pengembangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat diorientasikan pada perkembangan ekonomi yang mencakup sektor pertanian dan non pertanian. Pemerintah masih mempercayakan media cetak maupun elektronik yang merupakan bagian dari komunikasi massa sebagai perpanjangan tangan mereka dalam melakukan pengembangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat. Salah satu media yang digunakan adalah surat kabar. Saat ini surat kabar dalam penyajian berita ekonomi rakyat tidak ragu dalam menyuarakan kemauan masyarakat maupun kebijakan pemerintah terkait pemberdayaan ekonomi rakyat. Surat kabar terus mengalami pertumbuhan, baik surat kabar nasional maupun lokal. Salah satu surat kabar nasional yang menyajikan berita ekonomi rakyat adalah Surat Kabar Harian (SKH) Kompas, sementara itu surat kabar lokal yang memberikan informasi mengenai program pembangunan yang mengarah pada pengembangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat lokal salah satunya adalah SKH Jurnal Bogor. Berkaitan dengan pemanfaatan surat kabar oleh pemerintah sebagai sarana penyampaian informasi pengembangan ekonomi rakyat, maka dilakukan penelitian yang menyoroti bagaimana perhatian surat kabar terhadap ekonomi rakyat. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini mengangkat judul Perbandingan Berita Ekonomi Rakyat Sektor Pertanian dan Non Pertanian pada Surat Kabar Harian Kompas dan Jurnal Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menganalisis perbandingan berita ekonomi rakyat pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor, (2) menganalisis perbandingan berita ekonomi rakyat SKH Kompas dan Jurnal Bogor berdasarkan arah berita, (3) menganalisis perbandingan berita ekonomi rakyat SKH Kompas dan Jurnal Bogor berdasarkan sumber berita, dan (4) menganalisis perbandingan berita ekonomi rakyat SKH Kompas dan Jurnal Bogor berdasarkan lokasi peliputan berita. Unit analisis yang digunakan adalah item-item berita ekonomi rakyat, dengan sampel masing-masing 24 edisi yang ditentukan secara acak rotasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SKH Kompas maupun SKH Jurnal Bogor memiliki perbedaan frekuensi, persentase dan rataan volume pada berita ekonomi rakyat sektor pertanian dan non pertanian. SKH Kompas memiliki persentase yang lebih tinggi dan rataan volume yang lebih besar pada berita pertanian dibandingkan SKH Jurnal Bogor, sebaliknya SKH Jurnal Bogor memiliki frekuensi yang lebih tinggi dan rataan volume yang lebih besar pada berita non pertanian. Tingginya frekuensi dan besarnya rataan volume ini mununjukkan besarnya perhatian masing-masing surat kabar pada ekonomi rakyat. Arah berita menunjukkan bagaimana masing-masing SKH menyajikan berita berkaitan dengan ekonomi rakyat. Arah berita pertanian pada SKH Kompas dominan berifat dua arah daripada SKH Jurnal Bogor, walaupun perbedaan pada arah berita pertanian di kedua SKH ini tidak signifikan. Sementara itu, SKH

4 Kompas pada berita non pertanian dominan positif dan dua arah terhadap berita ekonomi rakyat. SKH Jurnal Bogor dominan positif pada berita ekonomi rakyat, dengan menyajikan keberhasilan maupun dukungan pemerintah mengenai kegiatan/program ekonomi rakyat. Sumber berita menunjukkan keseimbangan perhatian media dalam mendengar dan menyuarakan aspirasi meneganai ekonomi rakyat baik dari pemerintah maupun non pemerintah. SKH Kompas dominan mengambil narasumber seimbang sebagai informan untuk berita-berita ekonomi rakyat yang disajikan. Berbeda dengan SKH Jurnal Bogor, pada berita ekonomi rakyat pertanian sumber berita dominan berasal dari pemerintah, sedangkan berita ekonomi rakyat non pertanian dominan bersumber dari non pemerintah. Lokasi peliputan berita menunjukkan eksistensi dari masing-masing SKH dan kedekatan SKH dengan khalayak. SKH Kompas pada berita ekonomi rakyat pertanian lokasi peliputan berita dominan berada di pedesaan, sedangkan pada berita ekonomi rakyat non pertanian lokasi peliputan berita dominan berada di perkotaan. Sementara itu, SKH Jurnal Bogor pada berita ekonomi rakyat lokasi peliputan berita dominan berlokasi di pedesaan.

5 PERBANDINGAN BERITA EKONOMI RAKYAT SEKTOR PERTANIAN DAN NON PERTANIAN PADA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN JURNAL BOGOR Oleh ASRI PUSPITA WULANDARI I Skripsi Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

6 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh: Nama Mahasiswa : Asri Puspita Wulandari Nomor Induk Mahasiswa : I Program Studi : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Judul : PERBANDINGAN BERITA EKONOMI RAKYAT SEKTOR PERTANIAN DAN NON PERTANIAN PADA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN JURNAL BOGOR dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Ir. Hadiyanto, M.Si NIP Mengetahui, Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP Tanggal Pengesahan:

7 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL PERBANDINGAN BERITA EKONOMI RAKYAT SEKTOR PERTANIAN DAN NON PERTANIAN PADA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN JURNAL BOGOR BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. DEMIKIAN PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA DAN SAYA BERSEDIA MEMPERTANGGUNGJAWABKAN PERNYATAAN INI. Bogor, Agustus 2010 Asri Puspita Wulandari I

8 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Jakarta, 14 Agustus 1989 sebagai anak ke-dua dari tiga bersaudara pasangan suami-istri, Wiratno dan Sri Wagiyati. Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN I Trotok pada tahun 2000, kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 Klaten. Penulis lulus SMP pada tahun 2003 dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas, di SMAN 1 Klaten dan lulus pada tahun Setelah tamat SMA penulis melanjutkan ke perguruan tinggi. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2006 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan memilih Mayor Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif menjadi asisten dosen pada Mata Kuliah Komunikasi Massa (KPM 214) selama 3 semester. Penulis juga pernah mengikuti beberapa kompetisi dalam forum kegiatan ko-kurikuler kemahasiswaan di kampus, diantaranya sebagai Juara I Lomba Teater Magic tahun 2008 dan finalis Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan tahun Di samping mengikuti kegiatan ko-kurikuler tersebut, penulis pernah menjadi anggota panitia Community and Development Expo (Commnex) 2008 sebagai divisi publikasi, panitia Ecology Sport Event (Espent) 2008 sebagai divisi acara, dan Indonesian Ecology Expo (Index) 2009 sebagai divisi logistik.

9 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-nya, skripsi berjudul Perbandingan Berita Ekonomi Rakyat Sektor Pertanian dan Non Pertanian pada Surat Kabar Harian Kompas dan Jurnal Bogor dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Ekonomi rakyat adalah sistem ekonomi yang berorientasi pada rakyat kecil agar mereka menjadi lebih berdaya. Ekonomi rakyat terdiri atas sektor pertanian dan non pertanian. Salah satu media yang digunakan sebagai penyalur aspirasi ataupun kebijakan mengenai ekonomi rakyat adalah surat kabar. Melalui surat kabar, hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi rakyat terangkum dalam berita. Berita adalah suatu fakta atau gagasan yang akurat yang dapat menarik perhatian orang banyak, disiarkan tepat pada waktunya dan bertujuan memberitahu. Berita pada masing-masing surat kabar mempunyai penyajian yang berbeda-beda dilihat dari segi kategori berita, arah, sumber maupun lokasi peliputan berita. Penyajian berita yang berbeda-beda pada masing-masing surat kabar ini memunculkan adanya perbandingan berita ekonomi rakyat sektor pertanian dan non pertanian pada Surat Kabar Harian Kompas dan Jurnal Bogor. Penelitian ini dilaksanakan dengan empat tujuan. Tujuan tersebut antara lain untuk menganalisis perbandingan berita ekonomi rakyat pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor; menganalisis perbandingan berita ekonomi rakyat SKH Kompas dan Jurnal Bogor berdasarkan arah berita; menganalisis perbandingan berita ekonomi rakyat SKH Kompas dan Jurnal Bogor berdasarkan sumber berita, dan; menganalisis perbandingan berita ekonomi rakyat SKH Kompas dan Jurnal Bogor berdasarkan lokasi peliputan berita. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penulisan karya ilmiah kedepannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi khalayak banyak. Bogor, Agustus 2010 Penulis

10 UCAPAN TERIMA KASIH Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan syukur kepada Allah SWT telah memberi rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain: 1. Ir. Hadiyanto, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah sabar dalam membimbing dan memberikan masukan serta membagi ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. 2. Ir. Sutisna Riyanto, MS sebagai penguji utama atas kesediaannya untuk menguji dan memberikan saran yang berguna bagi skripsi ini 3. Ratri Virianita, S.Sos, M.Si sebagai penguji wakil departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat atas kesediaannya untuk menguji dan memberikan saran yang berguna bagi skripsi ini 4. Kedua orangtuaku, Bapak Wiratno dan Ibu Sri Wagiyati, Eyang Kakung, kedua saudaraku Wewek dan Gentung, serta Mas Nasrul, yang telah memberikan kasih sayang, doa, perhatian, motivasi, dan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Ayah dan Ibu kupersembahkan skripsi ini untuk kalian. 5. Tante Enny, Om Budi, Agam dan Bagus atas bantuannya menerima penulis untuk tinggal bersama 6. Pihak Surat Kabar Kompas dan Jurnal Bogor, mbak Putri, mas Riki atas kerjasamanya dari penelitian hingga penulisan skripsi ini dapat terlaksana 7. Tika KPM 43, terimakasih atas semangat, waktu diskusi dan reminder agar selalu ingat untuk segera menyusul sidang. Come, Dewi, Molen terimakasih atas dorongan dan semangatnya. Irfan terimakasih untuk pinjaman korannya, sangat membantu dalam penelitian ini. 8. Anggriawan, sahabat, mas dan motivator, ingat perkataanmu: lakukan semuanya dengan semangat dan ikhlas, walaupun berat tapi harus tetap terus bergerak maju, sekarang giliranmu untuk bekerja keras

11 9. Andi, Abdilah dan Suzyant teman-teman sebimbingan skripsi, mari kita saling menyemangati satu sama lain 10. Elhaq terimakasih sudah bersedia membantu penulis mengantar ke Jurnal Bogor untuk pengambilan sampel 11. Teman-teman KPM 43 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas senyuman, tawa dan warna-warni selama ini 12. Semua pihak yang telah memberikan doa, dorongan, semangat, bantuan, dan kerjasamanya selama ini Bogor, Agustus 2010 Penulis

12 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Surat Kabar sebagai Media Komunikasi Massa Berita dan Nilai Berita Rubrikasi Berita Surat Kabar Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Pertanian Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Non Pertanian Peranan dan Fungsi Surat Kabar dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Kategori Berita Surat Kabar Analisis Isi Kerangka Pemikiran Definisi Operasional Kategori BAB III METODE PENELITIAN Desain Penelitian Unit Analisis, Lokasi dan Waktu Penelitian Tehnik Penentuan Populasi dan Sampel Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Reliabilitas Tehnik Pengolahan dan Analisis Data BAB IV PROFIL SURAT KABAR Harian Kompas Sejarah Visi, Misi dan Kebijakan Redaksional Kompas... 41

13 4.2 Harian Jurnal Bogor Sejarah Visi dan Misi Jurnal Bogor Stuktur Organisasi Jurnal Bogor BAB V PERBANDINGAN BERITA EKONOMI RAKYAT PADA SKH KOMPAS DAN JURNAL BOGOR Perbandingan Frekuensi Berita Ekonomi Rakyat pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Perbandingan Rataan Volume Berita Ekonomi Rakyat pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor BAB VI ARAH BERITA EKONOMI RAKYAT PADA SKH KOMPAS DAN JURNAL BOGOR Perbandingan Frekuensi Arah Berita Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Perbandingan Frekuensi Arah Berita Non Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor BAB VII SUMBER BERITA EKONOMI RAKYAT PADA SKH KOMPAS DAN JURNAL BOGOR Perbandingan Frekuensi Sumber Berita Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Perbandingan Frekuensi Sumber Berita Non Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor BAB VIII LOKASI PELIPUTAN BERITA EKONOMI RAKYAT PADA SKH KOMPAS DAN JURNAL BOGOR Perbandingan Frekuensi Lokasi Peliputan Berita Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Perbandingan Frekuensi Lokasi Peliputan Berita Non Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 73

14 Nomor DAFTAR TABEL Halaman 1. Reliabilitas untuk Kategori Berita Reabilitas untuk Kategori Arah Reabilitas untuk Kategori Sumber Reabilitas untuk Kategori Lokasi Peliputan Frekuensi dan Persentase Berita Ekonomi Rakyat pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Rataan Volume Berita Ekonomi Rakyat pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Frekuensi dan Persentase Arah Berita Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Frekuensi dan Persentase Arah Berita Non Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Frekuensi dan Persentase Sumber Berita Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Frekuensi dan Persentase Sumber Berita Non Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Frekuensi dan Persentase Lokasi Peliputan Berita Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Frekuensi dan Persentase Lokasi Peliputan Berita Non Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor

15 Nomor DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Desain Analisis Isi dengan Membandingkan Variabel Waktu pada Sumber Tunggal Desain Analisis Isi dengan Membandingkan Variabel Situasi pada Sumber Tunggal Desain Analisis Isi dengan Membandingkan Variabel Audiens pada Sumber Tunggal Desain Analisis Isi dengan Membandingkan Dua Variabel Isi atau Lebih pada Sumber Tunggal Desain Analisi Isi dengan Membandingkan Dua Sumber atau Lebih Desain Analisis Isi dengan Membandingkan Sumber dengan Standard Kerangka Pemikiran tentang Berita Ekonomi Rakyat pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Kerangka Desain Penelitian Analisis Isi Berita Ekonomi Rakyat Skema Teknik Rotated Random Sampling pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Struktur Organisasi Jurnal Bogor... 45

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi, dewasa ini media komunikasi dan komunikasi massa menjadi bagian integral dalam kehidupan. Sebagaimana dikutip Mugniesyah (2010) 1, betapa pentingnya peranan media dan komunikasi massa telah diutarakan sekitar 45 tahun yang lalu oleh Marshall McLuhan dalam bukunya yang berjudul Understanding Media (1964). McLuhan sangat terkenal dengan pernyataannya bahwa media adalah pesan atau medium is the message (Severin dan Tankard, 2008). Dalam konteks pembangunan global, semua negara di dunia menyepakati Tujuan Pembangunan Millenium atau Millenium Development Goals (MDGs). Sebagaimana dikemukakan Mugniesyah (2010), salah satu tujuan MDGs adalah Mengembangkan Suatu Kerjasama Global Untuk Pembangunan (tujuan ke-8). Tujuh target yang ingin dicapai melalui tujuan tersebut adalah bekerjasama dengan sektor swasta, memberikan manfaat dari teknologi baru, khususnya informasi dan komunikasi atau yang dikenal sebagai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Selanjutnya dikemukakan bahwa pendefinisian yang lebih luas dari TIK mencakup media komunikasi dalam bentuk media elektronik (televisi, radio, telepon) dan media cetak (surat kabar dan majalah). Sehubungan dengan itu, terdapat tiga indikator dari tujuan tersebut di atas, yakni (a) jaringan telepon dan pelanggan selular per 1000 orang, (b) komputer personal per 1000 orang, dan (c) pengguna internet per 1000 orang. Berkaitan dengan Tujuan Pembangunan Milenium dan dukungan TIK, diperkirakan bahwa jalannya pembangunan nasional di Indonesia dalam segala aspek kehidupan masyarakat tidak terlepas dari perkembangan media massa. Media massa memiliki posisi penting dalam kebijakan pembangunan nasional. Program-program pembangunan nasional saat ini diarahkan lebih pada usaha untuk pengembangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat. Menurut Sumodiningrat (1999), ekonomi rakyat adalah sistem ekonomi yang berorientasi pada rakyat 1 Sugiah Mugniesyah Media Komunikasi dan Komunikasi Massa dalam Bahan Kuliah Dasar-Dasar Komunikasi, Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, IPB, hal:

17 kecil agar mereka menjadi lebih berdaya. Pemberdayaan ekonomi rakyat seharusnya dilakukan tidak saja oleh pemerintah, melainkan semua pihak yang lebih kuat melalui bantuan dana, modal kerja, atau pola kemitraan usaha lainnya. Salah satu program pembangunan yang berorientasi pada pengembangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat adalah pada sektor pertanian. Kegiatan pengembangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat ini diorientasikan pada perkembangan ekonomi yang mencakup pertanian secara luas, peternakan, perikanan dan perkebunan, serta kelompok-kelompok yang berperan seperti petani dan penyuluh. Pemerintah masih memanfaatkan media cetak maupun elektronik yang merupakan bagian dari komunikasi massa dan TIK sebagai perpanjangan tangan mereka dalam melakukan pengembangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat. Salah satu media yang digunakan adalah surat kabar. Kekhasan yang dimiliki oleh surat kabar adalah pesan-pesannya dapat dikaji ulang dan dipelajari, serta dibaca kapan saja. Bahkan, artikel dalam surat kabar dapat dijadikan bukti tertulis yang cukup kuat mengenai peristiwa-peristiwa penting. Keunggulan surat kabar yaitu bahwa beritanya terekam yang tersusun dalam alinea, kalimat dan kata-kata yang terdiri atas huruf-huruf yang dicetak pada kertas (Effendy, 2006). Keunggulan dan sifat yang dimiliki oleh surat kabar ini dapat mewakili fungsi komunikasi massa bahwa surat kabar dapat menyiarkan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi khalayak. Keunggulan dari surat kabar ini tidak disia-siakan oleh pemerintah sebagai sarana menginformasikan programprogram pengembangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat yang ingin, sedang maupun sudah berjalan. Tidak terlepas fungsi surat kabar sebagai media penginformasian pesan, pemerintah melalui surat kabar berusaha ingin menarik partisipasi dari masyarakat untuk terlibat dalam program pengembangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat. Saat ini surat kabar dalam penyajian berita ekonomi rakyat tidak ragu dalam menyuarakan kemauan masyarakat maupun penyampaian dukungan dan kebijakan pemerintah terkait pemberdayaan ekonomi rakyat. Hal ini sejalan dengan tujuan pers yang dimuat dalam UU Pers dan Peraturan Dewan Pers (Kusmadi dan Samsuri, 2009), bahwa pers tidak boleh menutup mata pada

18 kesulitan, kekurangan ataupun kegagalan pembangunan, antara lain pemberdayaan ekonomi rakyat. Keterbukaan pers juga tersirat dalam UU Pers pasal 33 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, bahwa fungi pers ialah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Fungsi kontrol sosial mengintepretasikan bahwa pers harus mempunyai etika penyajian isi berita yang seimbang dan tidak bias (Anonim, 2008) 2. Pers harus menyeimbangkan narasumber berita, netralitas terhadap berita, gaya bahasa berita dan asal tempat kejadian berita yang disajikan. Atas dasar UU pers dan tujuan pers, maka saat ini surat kabar pun menjadi terbuka dalam menyajikan informasi kegagalan atau keberhasilan kegiatan pembangunan yang diambil dari sumber pemerintah maupun masyarakat biasa, tak terkecuali pada berita ekonomi rakyat. Surat kabar terus mengalami pertumbuhan, baik surat kabar nasional maupun lokal. Salah satu surat kabar nasional yang menyajikan berita ekonomi rakyat dan merupakan surat kabar terbesar di Indonesia adalah Surat Kabar Harian (SKH) Kompas yang berdiri pada tanggal 28 Juni Namun kadang kala surat kabar nasional kurang mewakili informasi tentang bagaimana perkembangan ekonomi rakyat yang terjadi di daerah-daerah yang bersifat lokal. Dihadirkannya surat kabar lokal membantu dalam penyampaian informasi atau perangkuman berita ekonomi rakyat yang cenderung terbatas dan spesifik berita-berita lokal. Surat kabar lokal yang memberikan informasi mengenai program pembangunan yang mengarah pada pengembangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat salah satunya adalah SKH Jurnal Bogor. SKH Jurnal Bogor adalah surat kabar lokal Bogor yang terbit pertama kali pada awal Oktober Walaupun tergolong surat kabar muda namun Jurnal Bogor dapat menyaingi surat kabar lokal lainnya di Kota Bogor. Berdasarkan pemanfaatan surat kabar nasional maupun lokal sebagai sarana penyampai informasi mengenai berita-berita pembangunan dan pengembangan ekonomi rakyat, maka perlu dilakukan penelitian yang menyoroti bagaimana perhatian surat kabar terhadap penyajian berita-berita ekonomi rakyat. Penelitian ini difokuskan dengan membandingkan dua surat kabar terhadap perhatiannya pada berita ekonomi rakyat khususnya sektor pertanian dan non 2 Pers pasal

19 pertanian. Surat kabar yang dipilih adalah SKH Kompas dan Jurnal Bogor yang mewakili surat kabar nasional dan surat kabar lokal. Penelitian dengan membandingkan dua surat kabar atau lebih yang berkaitan dengan berita pertanian juga pernah dilakukan oleh Hariandja (2001), yang membandingkan mengenai arah perubahan berita pertanian pada harian umum Kompas, Media Indonesia, Suara Pembaruan, dan Suara Karya sebelum reformasi, transisi menuju reformasi dan pada reformasi. Penelitian yang dilakukan oleh Hariandja menggunakan analisis isi dengan perbandingan pengkategorian pada sumber informasi dan tempat peristiwa dari masing-masing surat kabar. Hasil penelitian Hariandja, dari kategori perbandingan pada sumber informasi menyatakan bahwa Kompas dominan memiliki sumber informasi simbang (petani dengan bukan petani) karena faktor etika profesi yang ditaati Kompas. Faktor etika yang dimaksud adalah penggunaan sumber berita yang semestinya seimbang dalam upaya penyampaian aspirasi dari masyarakat. Hasil dari perbandingan tempat peristiwa, Kompas dominan pada kategori tempat peristiwa di perkotaan. Kecenderungan ini karena pendapat-pendapat yang berkaitan mengenai pertanian banyak diagendakan di perkotaan, seperti lokasi Departemen Pertanian. Penelitian yang menggunakan metode analisis isi dengan membandingkan dua media atau lebih juga dilakukan oleh Budiman (2001). Budiman mengkaji tentang karakteristik peliputan surat kabar dalam masalah lingkungan yang dihubungkan dengan survai pembaca Kompas, Media Indonesia dan Bisnis Indonesia. Walaupun yang dikaji bukan mengenai berita pertanian, namun Budiman melakukan penelitian perbandingan isi berita melalui pengkategorian arah komunikasi pada surat kabar. Hasil dari penelitian Budiman menyatakan bahwa Kompas secara umum lebih sering mengungkap persoalan lingkungan dari sisi negatif daripada sisi positif. Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan Kompas untuk tidak mempublikasikan berita-berita lingkungan yang bersifat positif, namun pada kenyataannya surat kabar Kompas, Media Indonesia, dan Bisnis Indonesia juga menyajikan berita positif, seperti dikeluarkannya kebijakan baru mengenai pemanfaatan hutan.

20 Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hariandja dan Budiman serta paparan mengenai peranan surat kabar dalam penyampaian informasi berita ekonomi rakyat, maka penelitian mengenai perbandingan berita ekonomi rakyat sektor pertanian dan non pertanian dengan metode analisis isi ini dilakukan dengan mengkategorikan dan menganalisis berita, arah berita, sumber berita dan lokasi peliputan berita pada masing-masing SKH. Berita-berita mengenai ekonomi rakyat penting untuk disoroti karena dapat menunjukkan bagaimanakah perhatian media terhadap ekonomi rakyat. Arah berita mengenai ekonomi rakyat penting untuk disoroti karena menunjukkan bagaimana masing-masing SKH menyajikan berita berkaitan dengan ekonomi rakyat. Sumber berita ekonomi rakyat penting disoroti karena menunjukkan keseimbangan perhatian media dalam mendengar dan menyuarakan aspirasi mengenai berita ekonomi rakyat, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Lokasi peliputan berita ekonomi rakyat penting disoroti karena menunjukkan bagaimanakah kedekatan masing-masing SKH dengan khalayak pembacanya. Kategori berita ekonomi rakyat diukur menggunakan frekuensi dan volume yang pada akhirnya diharapkan dapat menunjukkan bagaimanakah perbandingan masing-masing surat kabar mengenai berita ekonomi rakyat. Sementara itu arah, sumber dan lokasi peliputan berita pada masing-masing SKH dilihat perbandingannya dengan melihat frekuensinya Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana perbandingan berita ekonomi rakyat pada Surat Kabar Harian Kompas dan Jurnal Bogor? 2. Bagaimana perbandingan berita ekonomi rakyat sektor pertanian dan non pertanian pada Surat Kabar Harian Kompas dan Jurnal Bogor berdasarkan arah berita? 3. Bagaimana perbandingan berita ekonomi rakyat sektor pertanian dan non pertanian pada Surat Kabar Harian Kompas dan Jurnal Bogor berdasarkan sumber berita?

21 4. Bagaimana perbandingan berita ekonomi rakyat sektor pertanian dan non pertanian pada Surat Kabar Harian Kompas dan Jurnal Bogor berdasarkan lokasi peliputan berita? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis perbandingan berita ekonomi rakyat pada Surat Kabar Harian Kompas dan Jurnal Bogor 2. Menganalisis perbandingan berita ekonomi rakyat sektor pertanian dan non pertanian pada Surat Kabar Harian Kompas dan Jurnal Bogor berdasarkan arah berita 3. Menganalisis perbandingan berita ekonomi rakyat sektor pertanian dan non pertanian pada Surat Kabar Harian Kompas dan Jurnal Bogor berdasarkan sumber berita 4. Menganalisis perbandingan berita ekonomi rakyat sektor pertanian dan non pertanian pada Surat Kabar Harian Kompas dan Jurnal Bogor berdasarkan lokasi peliputan berita 1.4. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk kalangan akademisi yang terkait dengan komunikasi dan pengembangan masyarakat mengenai berita-berita pada surat kabar, terutama berita mengenai ekonomi rakyat sektor pertanian dan non pertanian. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi tim redaksi Surat Kabar Harian Kompas dan Jurnal Bogor dalam menentukan arah, sumber dan lokasi peliputan untuk berita ekonomi rakyat terutama sektor pertanian dan non pertanian. Selain kalangan akademisi dan tim redaksi, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pemerintah mengenai perhatian dan kebijakan dalam ekonomi rakyat khususnya sektor pertanian dan non pertanian serta pihak lain yang memerlukan informasi mengenai persoalan yang dibahas dalam penelitian ini.

22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Surat Kabar sebagai Media Komunikasi Massa Komunikasi massa membutuhkan alat sebagai saluran menyampaikan informasi kepada khalayak, baik elektronik maupun cetak. Media elektronik diantaranya adalah televisi dan radio, sedangkan media cetak diantaranya adalah surat kabar dan majalah. Masing-masing media massa mempunyai karakteristik yang berbeda dalam menyampaikan informasi kepada khalayaknya. Secara rinci bentuk komunikasi massa menurut DeVito (1997) diantaranya yaitu: 1. Televisi, adalah media komunikasi massa yang paling populer di masyarakat 2. Radio, dahulu radio menempati posisi atas dalam media komunikasi massa namun posisi tersebut sekarang ditempati oleh televisi. Maka dari itu, radio mengubah fokus mereka, dengan mengarahkan konsentrasi perhatian kepada khalayak yang lebih terbatas. 3. Surat kabar, merupakan suatu bentuk komunikasi massa, namun kurang massal jika dibandingkan dengan radio atau televisi. Pembaca surat kabar adalah mereka yang lebih terdidik dan lebih tua. Surat kabar mempunyai dua fungsi, pertama surat kabar merupakan sumber informasi tentang apa yang sedang terjadi di dunia dan di daerah setempat. Fungsi yang kedua adalah untuk menghibur. 4. Majalah, majalah ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Namun pada saat ini pembaca majalah diarahkan kepada kelompok kecil khalayak yang khusus. 5. Film, saat ini banyak film diorientasikan kepada kaum remaja dan bioskop merupakan ajang pertemuannya 6. Buku, adalah media massa yang paling elit karena dibaca oleh khalayak cerdik dan cendekia. Buku juga bersifat menghibur dan mendidik 7. Piringan hitam, kaset, dan compact disc. Seperti piring produk rekaman dirancang untuk menghibur, selain itu mereka juga mempengaruhi sikap dan nilai. Surat kabar sebagai media dalam komunikasi massa dalam jangkauan sempit sering disebut juga pers, karena kekhasan surat kabar, yakni: pesan-

23 pesannya dapat dikaji ulang dan dipelajari serta disimpan untuk dibaca kapan saja. Bahkan artikel dalam surat kabar dapat pula dijadikan bukti tertulis yang cukup kuat mengenai peristiwa-peristiwa penting (Effendy, 2006). Menurut Effendy (2006), ciri-ciri surat kabar adalah: a. Publisitas, surat kabar diperuntukkan umum, karenanya berita, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain menyangkut kepentingan umum. b. Universalitas, menunjukkan bahwa surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian di seluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan manusia. Untuk memenuhi ciri-ciri ini maka surat kabar besar melengkapi dirinya dengan wartawan-wartawan khusus mengenai bidangbidang tertentu, menempatkan koresponden dikota-kota penting guna meliput berita-berita penting. c. Aktualitas, kecepatan penyampaian laporan mengenai kejadian di masyarakat kepada khalayak. Bagi surat kabar aktualitas merupakan faktor yang amat penting karena menyangkut persaingan dengan surat kabar dan berhubungan dengan nama baik surat kabar d. Periodisitas, suatu penerbitan disebut surat kabar jika terbitnya secara periodik dan teratur. Tidak menjadi soal apakah terbitnya sehari sekali, seminggu sekali atau sebulan sekali, syaratnya adalah harus teratur Kekhasan surat kabar dibanding media massa yang lain, menyebabkan surat kabar mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan media lainnya. Menurut Effendy (2006), sifat surat kabar jika dibandingkan dengan media elektronik lainnya dalam menyiarkan berita, diantarannya: 1. Terekam, artinya berita-berita yang disajikan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dibaca dan dikaji ulang setiap saat oleh khalayak. 2. Menimbulkan perangkat mental secara aktif, karena berita yang disajikan dalam bentuk tulisan maka wartawan perlu menyusun suatu kalimat yang menimbulkan mental secara aktif agar mudah dicerna oleh pembaca 3. Pesan menyangkut kebutuhan komunikan, artinya dalam proses komunikasi pesan yang disampaikan harus dapat dimengerti, menarik perhatian, dan membangkitkan kebutuhan pribadi pembaca

24 Informasi yang disebarkan oleh surat kabar dipengaruhi oleh banyak faktor, bagaimana dan apa orientasi surat kabar tersebut terhadap berita dan sumbernya. Faktor-faktor tersebut adalah seperti: keuntungan yang dapat diperoleh, manajemen penerbitan, preferensi dan potensi wartawan, keadaan sosial, ekonomi, budaya, politik kepercayaan, kepemilikan surat kabar, dan feedback dari masyarakat melalui surat pembaca. 2.2 Berita dan Nilai Berita Menurut Assegaf (1985), berita adalah suatu fakta atau gagasan (ide) yang akurat yang dapat menarik perhatian orang banyak; berita adalah sesuatu yang disiarkan tepat pada waktunya dan dapat menarik perhatian umum; pernyataan antar manusia yang bertujuan memberitahu; pernyataan yang bersifat umum dan aktual, disiarkan oleh wartawan untuk kepentingan para media massa. Charnley (1965) dalam Luthfie (2005), menyatakan bahwa berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting dan menarik bagi sebagian pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka. Suronto dan Lopulalan (2002) dalam Luthfie (2005) mendefinisikan berita sebagai: 1. Informasi hangat yang disajikan kepada umum mengenai apa yang sedang terjadi 2. Berita adalah suatu yang menarik perhatian sebagian besar komunitas 3. Berita adalah informasi mengenai peristiwa atau ide yang menarik perhatian dan mempengaruhi kehidupan manusia 4. Berita adalah sesuatu yang luar biasa Dari definisi yang ada terdapat empat unsur yang harus dipenuhi oleh sebuah berita, dimana unsur-unsur itu sekaligus menjadi karakteristik utama sebuah berita yang layak dipublikasikan di media massa (Romli, 2000 dalam Luthfie, 2005). Keempat unsur tersebut adalah: 1. Cepat, yakni aktual atau ketepatan waktu. Dalam unsur ini terkandung makna harfiah berita (news), yakni sesuatu yang baru (new) 2. Nyata (factual), yakni informasi tentang sebuah fakta (fact), bukan fiksi atau karangan

25 3. Penting, artinya menyangkut kepentingan banyak orang 4. Menarik, artinya mengundang orang untuk membaca berita itu Untuk membuat atau mendapatkan berita yang baik, maka diperlukan kriteria nilai berita. Nilai berita menjadi acuan para jurnalis dalam memilih kelayakan berita. Brook (1980) dalam Yunus (2010) menyebutkan kriteria umum nilai berita yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut: 1. Proximity, atau kedekatan berita dari segi psikologis maupun geografis dengan khalayak pembaca. Kejadian yang dekat pembaca akan menarik perhatian pembaca. Berita yang secara fisik dan psikologis dekat dengan khalayak akan semakin tinggi nilai beritanya 2. Timelines, atau aktual bahwa berita tersebut sedang atau baru terjadi. Waktu merupakan nilai berita yang amat penting. Berita adalah sesuatu yang baru, sedang berlangsung, dan seringkali adalah kelanjutan dari hari ini atau saat sebelumnya 3. Unusualness, atau keluarbiasaan bahwa berita adalah sesuatu yang luar biasa, bukan peristiwa biasa. Kejadian yang tidak lazim adalah berita besar. Nilai keluarbiasaan ini diteruskan oleh wartawan lewat kalimat-kalimat yang klise 4. Newsness, atau kebaruan bahwa berita adalah semua yang terbaru. Kejadiankejadian yang terbaru terangkum dalam berita 5. Impact, atau akibat bahwa berita memiliki dampak yang luas. Berita berkaitan dengan kejadian yang kemungkinan mempengaruhi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang mempunyai akibat terhadap kehidupan pembaca. 6. Information, berita adalah informasi. Informasi adalah hal yang dapat menghilangkan ketidakpastian. Fakta-fakta dikemukakan sebagai informasi, informasi mempunyai syarat bahwa harus ada fakta yang diperoleh wartawan, kemudian fakta tersebut disampaikan kepada khalayak 7. Conflict, berita adalah konflik atau pertentangan. Peristiwa mengenai perang, perkelahian, pergulatan dalam politik, bisnis, olahraga sangat menarik minat pembaca 8. Public figure, berita adalah tentang orang-orang penting. Publik akan tertarik untuk membaca, mendengarkan atau menonton berita yang berkaitan dengan orang-orang penting dan dikenal

26 9. Surprising, berita adalah kejutan yang datangnya tiba-tiba, di luar dugaan. Berita berkaitan dengan hal-hal yang besar secara kuantitatif. 10. Human interest, kertarikan manusia bahwa berita dapat menggugah perasaan. Kejadian memberikan sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa menarik perhatian pembaca 11. Sex, berita adalah informasi yang terkait dengan jenis kelamin, terutama mengenai perempuan 2.3 Rubrikasi Berita Surat Kabar Produk jurnalistik yang paling populer dalam surat kabar adalah berita. Namun selain berita ada produk jurnalistik dalam surat kabar yang menjadi bagian dari rubrikasi berita. Rubrikasi adalah pengelompokkan materi surat kabar berdasarkan topik-topik supaya mempermudah pembaca mencari informasi yang dibutuhkannya (Anonim, 2007) 3. Menurut Yunus (2010) rubrikasi berita surat kabar diantaranya adalah: 1. Tajuk atau editorial, yaitu opini atau pendapat atau sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap topik aktual, fenomenal, atau kontroversial yang menjadi perhatian masyarakat. Tajuk atau editorial ditulis sebagai simbol visi dan karakter lembaga media yang menyampaikan tajuk atau editorial tersebut. 2. Karikatur, yaitu opini atau pendapat redaksi media dalam bentuk gambar yang bermuatan kritik sosial dengan memasukkan unsur humor, anekdot, atau halhal yang lucu. Karikatur menampilkan topik aktual yang dipilih institusi media dengan penceritaan kritikan yang lucu melalui gambar. 3. Pojok, yaitu kutipan pernyataan singkat dari narasumber atau peristiwa tertentu yang dianggap menarik atau kontroversial dan diberi komentar oleh pihak redaksi media melalui kata atau kalimat yang menggelitik dalam jurnalistik lebih menekankan jurnalistik dalam menjalankan fungsi sebagai alat kontrol sosial. 3

27 4. Artikel, yaitu tulisan lepas berisi opini atau pendapat dengan topik tertentu yang aktual dengan maksud memberitahu, mempengaruhi dan meyakinkan atau menghibur. Siapapun dapat menulis artikel dengan topik bebas sesuai minat dan aktualitas informasi pada saat artikel ditulis. 5. Kolom, yaitu opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu topik atau masalah yang berkembang di masyarakat. 6. Surat pembaca, yaitu opini singkat yang ditulis pembaca atau publik dan dimuat dalam rubrik khusus surat pembaca. Surat pembaca biasanya berisi keluhan atau komentar pembaca menyangkut kepentingan dirinya atau masyarakat. Pengelompokan jenis berita di surat kabar harian tercermin dari nama rubrikasi dari masing-masing halaman. Rubrikasi bukan saja mengandung maksud memudahkan redaktur dan layouter dalam mengorganisir agenda media, namun lebih dari itu rubrikasi juga mencerminkan bobot dan perbandingan media dalam mengemas dan mengkontruksi berita. Rubrikasi dalam surat kabar pada umumnya meliputi berita utama (headline), hukum dan politik, internasional, berita regional dan lokal, berita perekonomian, dan berita human interest seperti: olahraga, lifestyle, teknologi informasi, otomotif, hobi, kesehatan, sosok dan selebriti (Anonim, 2008) Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Pertanian Menurut Baswir (1977) dalam Sukarmen (2003) ekonomi kerakyatan memiliki makna sebagai suatu situasi perekonomian dimana berbagai kegiatan ekonomi diselenggarakan dengan melibatkan partisipasi semua anggota masyarakat, hasilnya dinikmati oleh seluruh masyarakat, sementara penyelenggaraan kegiatan ekonomi itupun berada dibawah pengendalian atau pengawasan anggota-anggota masyarakat. Menurut Sumodiningrat (1999), ekonomi rakyat adalah sistem ekonomi yang berorientasi pada rakyat kecil agar mereka menjadi lebih berdaya. Pemberdayaan ekonomi rakyat harus dilakukan tidak saja oleh pemerintah, melainkan semua pihak yang lebih kuat melalui bantuan dana, modal kerja, atau pola kemitraan usaha lainnya. 4

28 Komitmen yang kuat dari pemerintah untuk mengangkat ekonomi rakyat telah dibuktikan dengan TAP MPR Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi dalam Rangka Demokrasi Ekonomi. Sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan tantangan pembangunan nasional, diperlukan keberpihakan politik ekonomi yang lebih memberikan kesempatan, dukungan dan pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup koperasi, industri kecil dan menengah sebagai tiang utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sistem ekonomi rakyat membuka peluang yang sangat strategis bagi pengembangan usaha kecil. Secara umum diakui bahwa usaha kecil mampu memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Sumodiningrat (1999) menyatakan bahwa terdapat beberapa persyaratan dalam mengimplementasikan sistem ekonomi kerakyatan yang meliputi: 1) pembangunan yang memihak pada rakyat, yang diwujudkan kedalam bentuk kebijakan pembangunan; 2) pembangunan dengan asas musyawarah dan mufakat yang diwujudkan dalam dokumen pembangunan; 3) keterpaduan mekanisme pembangunan dengan asas keseimbangan antara kepentingan masyarakat lokal, dan 4) koordinasi pembangunan dengan asas kebersamaan antara unsur yang terlibat dalam pembangunan secara lintas sektoral dan lintas daerah. Di dalam Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) seperti dikutip Helmi (2003) disebutkan bahwa terdapat permasalahan pemberdayaan masyarakat ditinjau dari aspek ekonomi, adalah: 1) kurang berkembangnya sistem kelembagaan ekonomi untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat khususnya masyarakat kecil dalam mengembangkan usaha ekonomi kompetitif; 2) kurangnya penciptaan akses masyarakat ke input sumberdaya ekonomi, berupa kapital, lokal berusaha, lahan usaha, informasi pasar dan teknologi produksi; 3) lemahnya kemampuan masyarakat kecil untuk membangun organisasi ekonomi masyarakat yang dapat meningkatkan posisi tawar dan daya saingnya. Solusi masalah yang yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat akan berkaitan dengan strategi pemberdayaan ekonomi rakyat yang merupakan upaya untuk menjawab sisi lemah dari perekonomian rakyat, seperti: peningkatan kualitas SDM, penguatan modal kerja, penataan jaringan niaga, dan peningkatan manajemen produksi.

29 Pemberdayaan ekonomi rakyat pada bidang pertanian dapat mencakup pemberdayaan pada aspek-aspek sub sistem agribisnis. Pemberdayaan ini dimaksudkan untuk mengoperasionalkan pembangunan sistem agribisnis secara serasi dan seimbang serta berkembangnya usaha-usaha agribisnis yang mengarahkan seluruh sub sistem agribisnis dapat secara produktif dan efisien menghasilkan berbagai produk pertanian yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi, baik di pasar domestik maupun pasar internasional. Pemberdayaan pada bidang pertanian diantaranya adalah sub sistem agribisnis hulu, sub sistem pertanian primer, sub sistem agribisnis hilir dan sub sistem penyedia jasa agribisnis (Anonim, 2006) 5. Menurut Saragih (2009), masing-masing sub sistem mempunyai fungsi yang berbeda. Subsistem agribisnis hulu berfungsi menghasilkan dan menyediakan sarana produksi pertanian terbaik agar mampu menghasilkan produk usahatani yang berkualitas. Dalam hubungan kemitraan inti plasma, maka agribisnis hulu dapat melakukan perannya, antara lain: memberikan pelayanan yang bermutu kepada usahatani, memberikan bimbingan teknis produksi, memberikan bimbingan manajemen dan hubungan sistem agribisnis, memfasilitasi proses pembelajaran atau pelatihan bagi petani, menyaring dan mensintesis informasi agribisnis praktis untuk petani, mengembangkan kerjasama bisnis (kemitraan) untuk dapat memberikan keuntungan bagi berbagai pihak 6. Sub sistem pertanian primer sebagai produsen pertanian berfungsi melakukan kegiatan teknis produksi agar produknya dapat dipertanggung jawabkan baik secara kualitas maupun kuantitas. Mampu melakukan manajemen agribisnis secara baik agar proses produksinya menjadi efisien sehingga mampu bersaing di pasar. Karena itu, petani umumnya memerlukan penyuluhan dan informasi agribisnis, teknologi dan inovasi lainnya dalam proses produksi, bimbingan teknis atau pendampingan agar petani dapat melakukan proses produksi secara efisien dan bernilai tambah lebih tinggi. Dalam hubungan kemitraan inti plasma, petani berperan sebagai plasma. 5 EMBANGANpersen20AGRIBISNIS.htm 6

30 Sub sistem agribisnis hilir berfungsi melakukan pengolahan lanjut (baik tingkat primer, sekunder maupun tersier) untuk mengurangi susut nilai atau meningkatkan mutu produk agar dapat memenuhi kebutuhan dan selera konsumen, serta berfungsi memperlancar pemasaran hasil melalui perencanaan sistem pemasaran yang baik. Hubungan kemitraan inti plasma, agribisnis hilir sering berfungsi sebagai inti yang mempunyai kewajiban untuk mendorong berkembangnya usahatani. Subsistem jasa penunjang (penyuluhan, penelitian, informasi agribisnis, pengaturan, kredit modal, transportasi, dll) secara aktif ataupun pasif berfungsi menyediakan layanan bagi kebutuhan pelaku sistem agribisnis untuk memperlancar aktivitas perusahaan dan sistem agribisnis. Masing-masing komponen jasa penunjang itu mempunyai karakteristik fungsi yang berbeda, namun intinya adalah agar mereka dapat berbuat sesuatu untuk mengurangi beban dan meningkatkan kelancaran penyelenggaraan sistem agribisnis. 2.5 Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Non Pertanian Tahun 2009 jumlah angkatan kerja di Indonesia adalah 113,83 juta orang, dimana 77,54 persen bergerak di sektor ekonomi non pertanian 7. Berdasarkan data ini menunjukkan bahwa sektor-sektor non pertanian banyak mendapat perhatian dari masyarakat. Sumodiningrat (1999) menyatakan bahwa sektor-sektor non pertanian pada upaya pengembangan ekonomi rakyat diasumsikan sebagai sektor informal yang mengarah pada pengembangan industri rakyat yang terkait dengan industri besar. Industri rakyat ini berkembang menjadi industri-industri kecil dan menengah. Belum ada pendefinisian secara jelas mengenai sektor informal, namun Chandrakirana dan Sadoko (1995) menyatakan bahwa sektor informal mempunyai satuan usaha dengan jumlah tenaga kerja kecil dengan status ketenagakerjaan yang ditentukan atas dasar pemilikan faktor produksi, pasaran tenaga kerjanya tidak dilindungi dan kegiatan ekonomi yang berlangsung di luar sistem legal. Chandrakirana dan Sadoko (1995) juga menyatakan bahwa, secara sederhana ciri-ciri sektor informal adalah usaha yang mudah dimasuki, memakai 7

31 sumber-sumber daya lokal, pemilikan umumnya oleh keluarga atau kerabat, berskala kecil, padat karya dengan pemakaian teknologi yang sederhana, keterampilan yang diperoleh di luar sistem pendidikan formal, dan bergerak di pasar yang kompetitif serta tidak berada di bawah pengaturan resmi. Penggolongan sektor informal ini antara lain industri-industri kecil dan industri rumah tangga. Industri kecil sendiri mempunyai tipologi tertentu, yaitu banyaknya tenaga kerja yang bekerja adalah 5-19 orang untuk standar Indonesia, atau untuk standar Amerika Serikat dan Eropa, dengan tanpa memperhatikan besarnya modal (Hubeis, 1997). Undang-Undang Usaha Kecil No.9 tahun 1995 menyatakan bahwa industri kecil sebagai bagian dari usaha kecil di Indonesia didefinisikan sebagai industri yang memiliki aset tidak lebih dari Rp 200 juta, diluar tanah dan bangunan, omzet tahunan lebih kecil dari Rp 1 milyar, dimiliki oleh orang Indonesia independen, tidak terafiliasi dengan usaha menengah, besar, serta boleh berbadan hukum, boleh tidak (Anonim, 2007) 8. Pengertian lainnya, industri kecil dapat dikelompokkan atas usaha sekedar hidup, dengan penggunaan teknologi sederhana, menggunakan permodalan sendiri, dan lokasi industri terpisah dengan rumah hunian si produsen. Contoh industri kecil seperti industri roti, kompor minyak, cangkul dan sabit (pandai besi), minyak goreng curah, dll. Menurut BPS (2002) 9, industri rumah tangga memiliki jumlah tenaga kerja antara 1-4 orang. Umumnya pekerjanya adalah anggota keluarga itu sendiri dan lokasinya berada satu atap dengan rumah hunian si produsen. Industri rumah tangga mempunyai ciri-ciri yaitu, modal kecil, usaha dimiliki pribadi, menggunakan teknologi dan peralatan yang sederhana, jumlah tenaga kerja relatif sedikit dan tidak berbadan hukum. Contoh industri rumah tangga adalah industri kerupuk, industri keripik, es dan makanan ringan. Chandrakirana dan Sadoko (1995) juga menyatakan bahwa, diluar industri kecil dan industri rumah tangga terdapat beberapa aspek informal lainnya, seperti pedagang kaki lama dan pasar tradisional. Pedagang kaki lima (PKL) adalah orang-orang yang berjualan di pinggir-pinggir trotoar jalan, mereka mempunyai q=definisi+industri+&gs_rfai=&fp=cdb10cf31c974f8f

BAB I PENDAHULUAN. Dasar-Dasar Komunikasi, Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, IPB, hal:

BAB I PENDAHULUAN. Dasar-Dasar Komunikasi, Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, IPB, hal: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi, dewasa ini media komunikasi dan komunikasi massa menjadi bagian integral dalam kehidupan. Sebagaimana dikutip Mugniesyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Surat Kabar sebagai Media Komunikasi Massa Komunikasi massa membutuhkan alat sebagai saluran menyampaikan informasi kepada khalayak, baik elektronik maupun cetak. Media elektronik

Lebih terperinci

Paul De Massenner dalam buku Here s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta

Paul De Massenner dalam buku Here s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta Fitri Dwi Lestari Paul De Massenner dalam buku Here s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Doug Newsom

Lebih terperinci

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam bahasa Prancis yang berarti hari (day). Asalmuasalnya dari

Lebih terperinci

Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr Ir Martua Sihaloho, SP MSi

Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr Ir Martua Sihaloho, SP MSi Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Efektivitas Penyaluran Informasi dalam Komunikasi Dua Langkah di Masyarakat Pedesaan Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I34120145 Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr

Lebih terperinci

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan September 2013 Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan jurnalistik. Jurnalistik dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN EKONOMI KELOMPOK USAHA RUMAH TANGGA BERBASIS MODAL SOSIAL. (Studi Kasus: Kelompok Usaha Pengrajin Tahu Tempe di Kedaung, Ciputat- Banten)

PEMBERDAYAAN EKONOMI KELOMPOK USAHA RUMAH TANGGA BERBASIS MODAL SOSIAL. (Studi Kasus: Kelompok Usaha Pengrajin Tahu Tempe di Kedaung, Ciputat- Banten) PEMBERDAYAAN EKONOMI KELOMPOK USAHA RUMAH TANGGA BERBASIS MODAL SOSIAL (Studi Kasus: Kelompok Usaha Pengrajin Tahu Tempe di Kedaung, Ciputat- Banten) NUR PUTRI AMANAH DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

MOTIF IBU RUMAH TANGGA PEMBACA MAJALAH WANITA (Kasus: Ibu Rumah Tangga Perumahan Taman Yasmin Sektor II, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)

MOTIF IBU RUMAH TANGGA PEMBACA MAJALAH WANITA (Kasus: Ibu Rumah Tangga Perumahan Taman Yasmin Sektor II, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) MOTIF IBU RUMAH TANGGA PEMBACA MAJALAH WANITA (Kasus: Ibu Rumah Tangga Perumahan Taman Yasmin Sektor II, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: Intan Kusumawardani A14204040 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

Komunikasi Massa menurut bittner (Ardianto, 2007:3) adalah pesan yang

Komunikasi Massa menurut bittner (Ardianto, 2007:3) adalah pesan yang 2.1. Komunikasi Massa Komunikasi Massa menurut bittner (Ardianto, 2007:3) adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA PUTRI TERHADAP CITRA PEREMPUAN CANTIK DALAM IKLAN KOSMETIK DI TELEVISI DENGAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA PUTRI TERHADAP CITRA PEREMPUAN CANTIK DALAM IKLAN KOSMETIK DI TELEVISI DENGAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA PUTRI TERHADAP CITRA PEREMPUAN CANTIK DALAM IKLAN KOSMETIK DI TELEVISI DENGAN PENGGUNAAN PRODUK KOSMETIK OLEH REMAJA PUTRI (Kasus: SMUN 1 Bogor, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

PERANAN PEKERJA ANAK DI INDUSTRI KECIL SANDAL TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN KESEJAHTERAAN DIRINYA

PERANAN PEKERJA ANAK DI INDUSTRI KECIL SANDAL TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN KESEJAHTERAAN DIRINYA i PERANAN PEKERJA ANAK DI INDUSTRI KECIL SANDAL TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN KESEJAHTERAAN DIRINYA (Kasus: Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Oleh : ANNISA AVIANTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa berkembang pesat di era teknologi saat ini dimana media massa digunakan untuk penyampaian informasi. Informasi saat ini dinilai oleh masyarakat kita sebagai

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENYELENGGARAAN RADIO KOMUNITAS

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENYELENGGARAAN RADIO KOMUNITAS TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENYELENGGARAAN RADIO KOMUNITAS (Kasus: Radio Komunitas Suara Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor) Oleh : AYU TRI PRATIWI A14204027 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor)

NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor) NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor) Oleh: Rianti TM Marbun A14204006 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I

EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I34060667 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

Teknik Reportase dan Wawancara

Teknik Reportase dan Wawancara Modul ke: 05 Fakultas FIKOM Teknik Reportase dan Wawancara Reportase Mintocaroko. S.Sos. Program Studi HUMAS Latar Belakang Reportase adalah ujung tombak proses kerja jurnalistik. Tak lain karena proses

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG

PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG (Kasus: RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang) SITI HANI RAHMANITA I34050585 DEPARTEMEN SAINS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat yang dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi dan dipengaruhi

Lebih terperinci

Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom Wartawan profesional tidak sekadar "bisa nulis berita", tapi juga memahami dan menaati aturan yang berlaku di dunia jurnalistik, terutama kode etik jurnalistik. Jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahan swasta maupun pemerintah diwajibkan memberikan ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

FENOMENA TAWURAN SEBAGAI BENTUK AGRESIVITAS REMAJA

FENOMENA TAWURAN SEBAGAI BENTUK AGRESIVITAS REMAJA FENOMENA TAWURAN SEBAGAI BENTUK AGRESIVITAS REMAJA (Kasus Dua SMA Negeri di Kawasan Jakarta Selatan) ANGGA TAMIMI OESMAN DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah Pendekatan Media Relations Yayasan Puteri Indonesia dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI Pertemuan 4 MODUL Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN SURAT KABAR DESKRIPSI Pokok bahasan perkembangan surat kabar. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti pokok

Lebih terperinci

PEMBUATAN MEDIA INTERNAL PERUSAHAAN PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH GEMA WANA RESUME. Disusun oleh : Dewi Susanti D0C007023

PEMBUATAN MEDIA INTERNAL PERUSAHAAN PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH GEMA WANA RESUME. Disusun oleh : Dewi Susanti D0C007023 PEMBUATAN MEDIA INTERNAL PERUSAHAAN PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH GEMA WANA RESUME Disusun oleh : Dewi Susanti D0C007023 PROGRAM DIPLOMA III PUBLIC RELATIONS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A14104105 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media cetak seperti surat kabar memiliki peranan yang penting dalam memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak hanya berupa fakta

Lebih terperinci

PROFIL FOTO BERITA DALAM SURAT KABAR REPUBLIKA EDISI TAHUN 2004

PROFIL FOTO BERITA DALAM SURAT KABAR REPUBLIKA EDISI TAHUN 2004 1 PROFIL FOTO BERITA DALAM SURAT KABAR REPUBLIKA EDISI TAHUN 2004 RR. BRAMAYANTI KRISMASAKTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA

PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA (Dusun Jatisari, Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian ini diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dan analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan 16 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Urusan rumah tangga sendiri ialah urusan yang lahir atas dasar prakarsa

Lebih terperinci

Sifat Media Penyiaran

Sifat Media Penyiaran Sifat Media Penyiaran Persaingan di Era Digitalisasi Faktor kecepatan dan ketepatan dengan kualitas gambar tiga dimensi serta audio sekaliber teater sangat mempengaruhi sifat media siaran yang dapat dikatakan

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER (Kasus Mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Tahun Masuk 2006, Fakultas Ekologi Manusia) ALWIN TAHER I34051845 DEPARTEMEN SAINS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sekaligus dapat mempengaruhi kita. Secara tidak langsung media telah

BAB I PENDAHULUAN. juga sekaligus dapat mempengaruhi kita. Secara tidak langsung media telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sebagaimana diketahui media massa dewasa ini tidak hanya menyediakan sekedar informasi bagi masyarakat, tetapi dengan adanya informasi tersebut media juga

Lebih terperinci

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO RINGKASAN ISVENTINA. H14102124. Analisis Dampak Peningkatan Ekspor Karet Alam Terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Analisis Input-Output. Di bawah bimbingan DJONI HARTONO. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan informasi dewasa ini menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dapat dikesampingkan. Hal tersebut mendorong manusia untuk mencari informasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 40 tahun 1999 Tentang Pers, telah ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 40 tahun 1999 Tentang Pers, telah ditetapkan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No 40 tahun 1999 Tentang Pers, telah ditetapkan dalam undang-undang pasal 2 bahwa kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat

Lebih terperinci

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer Menulis di Media Massa Jenis-jenis Tulisan di Media Massa Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer Peluang Dimuat Berita Opini Berita Ditulis oleh wartawan Bisa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN (Kasus PT Indofarma Tbk. Cikarang, Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat) FACHRI AZHAR DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR

KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR Oleh EVITA DWI PRANOVITANTY A 14203053 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

UNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA

UNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA UNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh: UDI BUDI

Lebih terperinci

PERUBAHAN STRUKTUR AGRARIA PADA LAHAN SISA KONVERSI PERTANIAN DAN KETAHANAN ( PERSISTENCE

PERUBAHAN STRUKTUR AGRARIA PADA LAHAN SISA KONVERSI PERTANIAN DAN KETAHANAN ( PERSISTENCE PERUBAHAN STRUKTUR AGRARIA PADA LAHAN SISA KONVERSI PERTANIAN DAN KETAHANAN (PERSISTENCE) MASYARAKAT TANI (Studi Kasus: Kampung Ciharashas dan Cibeureum Batas, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dimaksud. Adapun kesimpulan dari peneliti adalah sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dimaksud. Adapun kesimpulan dari peneliti adalah sebagai berikut : BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Sebagai bagian akhir dalam penyusunan skripsi tentang Kampanye Public Relations Kantor Pusat Bank Indonesia Jakarta dalam Kompetisi Nasional Bertarung Inovasi Sambal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penggunaan bahasa yang menarik perhatian pembaca maupun peneliti adalah penggunaan bahasa dalam surat kabar. Kolom dan rubrik-rubrik dalam surat

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PROGRAM SIARAN RADIO PERTANIAN CIAWI: KASUS IKLAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU DI KECAMATAN CIAWI, BOGOR.

KEEFEKTIFAN PROGRAM SIARAN RADIO PERTANIAN CIAWI: KASUS IKLAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU DI KECAMATAN CIAWI, BOGOR. KEEFEKTIFAN PROGRAM SIARAN RADIO PERTANIAN CIAWI: KASUS IKLAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU DI KECAMATAN CIAWI, BOGOR Oleh LUTFI ARIYANI A14204059 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat)

HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat) HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat) Oleh : VIORA TORIZA I34063121 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi massa. Wilbur Scramm menggunakan ide yang telah dikembangkan oleh seorang psikolog, yaitu Charles

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009:

Lebih terperinci

Oleh ZIRWAN A

Oleh ZIRWAN A ANALISA IS1 DAN PERSEPSI PEMBACA TERHADAP INFORMASI KOPERASI DAN USAHA KECIL PADA SURAT KABAR MEDIA INDONESIA (Kasus Pada Karyawan Dinas Perindustrian dan Kantor Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENGUASAAN BAHASA INGGRIS DALAM KEGIATAN JURNALISTIKDI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA (LPP-RRI) JEMBER

PENTINGNYA PENGUASAAN BAHASA INGGRIS DALAM KEGIATAN JURNALISTIKDI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA (LPP-RRI) JEMBER PENTINGNYA PENGUASAAN BAHASA INGGRIS DALAM KEGIATAN JURNALISTIKDI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA (LPP-RRI) JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA Oleh SUSILOWATI NIM 050103101092 PROGRAM

Lebih terperinci

Oleh : Dewi Mutia Handayani A

Oleh : Dewi Mutia Handayani A ANALISIS PROFITABILITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MENURUT LUAS DAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN (Studi Kasus Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh : Dewi Mutia Handayani

Lebih terperinci

STUDI GENDER DALAM PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BAGI RUMAHTANGGA MISKIN

STUDI GENDER DALAM PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BAGI RUMAHTANGGA MISKIN STUDI GENDER DALAM PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BAGI RUMAHTANGGA MISKIN (Kasus di Desa Cinta Mekar, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat) Oleh: ERNA SAFITRI

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG

HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG (Kasus pada Mahasiswa Fakultas Peternakan IPB) SKRIPSI JURIAN ANDIKA DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Media massa merupakan sarana menyebarkan informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, media massa memiliki peranan penting dalam penyebaran informasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. separuh APBN terkonsentrasi pada pemberian subsidi. Menurut Kompas.com

BAB I PENDAHULUAN. separuh APBN terkonsentrasi pada pemberian subsidi. Menurut Kompas.com BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada 22 Juni 2013, pemerintah melakukan sebuah kebijakan yaitu menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kebijakan ini merupakan kenaikan harga BBM pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan melalui media, baik media cetak maupun

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan melalui media, baik media cetak maupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dapat dilakukan melalui media, baik media cetak maupun media elektronik dan merupakan suatu proses komunikasi yang memiliki tujuan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL 1 ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Wartawan atau jurnalis merupakan orang yang bertugas atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Wartawan atau jurnalis merupakan orang yang bertugas atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wartawan atau jurnalis merupakan orang yang bertugas atau bekerja untuk mencari, mengumpulkan, memilih, mengolah berita dan menyajikannya secara cepat kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara khusus, hal ini berarti meningkatkan Sumber Daya Manusia. Salah satu masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik dia berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa. Dua keterampilan berbahasa reseptif yaitu membaca dan menyimak, dan dua keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi seperti yang dikatakan oleh Onong Uchyana Effendy adalah media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam era informasi sekarang ini, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peran media. Dari zaman ke zaman media massa mengalami perkembangan yang pesat.

Lebih terperinci

Makalah disampaikan dalam acara Apresiasi Penulisan Karya Ilmiah bagi Dosen STPP se Indonesia Juli 2006

Makalah disampaikan dalam acara Apresiasi Penulisan Karya Ilmiah bagi Dosen STPP se Indonesia Juli 2006 Teknik Penulisan Ilmiah Populer Kuswanto Pemimpin Redaksi Unit Penerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Makalah disampaikan dalam acara Apresiasi Penulisan Karya Ilmiah bagi Dosen STPP se Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh masyarakat dikarenakan pada era kemajuan teknologi, masyarakat lebih cenderung memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari 9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari menjamurnya stasiun televisi swasta, dan televisi televisi lokal di daerah. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari beragam media yang cukup berperan adalah televisi. Dunia broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. dari beragam media yang cukup berperan adalah televisi. Dunia broadcasting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media mengandung istilah sebagai sebuah lembaga milik swasta maupun pemerintah yang mempunyai tugas memberikan informasi. Saat ini media merupakan faktor sentral dalam

Lebih terperinci

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TERHADAP MASYARAKAT LOKAL (Studi kasus di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

SEJARAH KOMUNIKASI MASSA

SEJARAH KOMUNIKASI MASSA Pengajar : Nuria Astagini SEJARAH KOMUNIKASI MASSA SESI-3 KOMUNIKASI MASSA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA 2014 Era Komunikasi Lisan Informasi dan Ilmu pengetahuan disebar luaskan melalui ucapan lisan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, media juga bertransformasi menjadi salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Melihat fenomena tersebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media menjadi sarana informasi yang dibutuhkan masyarakat. Tujuannya memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dari skala terbatas hingga melibatkan

Lebih terperinci

Perempuan dan Industri Rumahan

Perempuan dan Industri Rumahan A B PEREMPUAN DAN INDUSTRI RUMAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAHAN DALAM SISTEM EKONOMI RUMAH TANGGA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DAN ANAK C ...gender equality is critical to the development

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUASAN PETANI TEBU RAKYAT TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN PABRIK GULA XYZ

KAJIAN KEPUASAN PETANI TEBU RAKYAT TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN PABRIK GULA XYZ KAJIAN KEPUASAN PETANI TEBU RAKYAT TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN PABRIK GULA XYZ Oleh : Raden Luthfi Rochmatika A14102089 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU MEMBELI BUKU BAJAKAN PADA MAHASISWA IPB PUSPA WIDYA UTAMI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU MEMBELI BUKU BAJAKAN PADA MAHASISWA IPB PUSPA WIDYA UTAMI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU MEMBELI BUKU BAJAKAN PADA MAHASISWA IPB PUSPA WIDYA UTAMI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA (Kasus: Kemitraan PT Pupuk Kujang dengan Kelompok Tani Sri Mandiri Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat) Oleh : ACHMAD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi kini menjadi hal penting dalam era globalisasi. Beberapa negara bahkan memiliki lembaga formal untuk mengatur segala hal mengenai informasi. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

LEONARD DHARMAWAN A

LEONARD DHARMAWAN A ANALISIS PENGARUH PROGRAM PEMERINTAH TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN MELALUI PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) DAN RAKSA DESA (Kasus Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang sangat lazim dilakukan orang dan sudah meluas di masyarakat. Meskipun hampir semua orang telah paham mengenai resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu ciri yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Salah satu fungsi bahasa bagi manusia adalah sebagai sarana komunikasi. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 Hak Cipta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karikatur adalah sebuah gambar atau penggambaran suatu objek konkret yang dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut. Karikatur sendiri berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berakhirnya pemerintahan orde baru, industri pers di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai implementasi

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH OLEH PURWANINGSIH H

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH OLEH PURWANINGSIH H ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH OLEH PURWANINGSIH H14094004 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci