BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan dominanan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmojo, 2005). 2. Tingkatan pengetahuan (Sunaryo, 2004) yaitu: a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk dalam pengetahuan dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan dan menyatakan. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 13

2 14 Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang telah dipelajari. c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengunakan materi yang telah dipelajari pada suatu atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini juga diartikan sebagai aplikasi atau pengunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (Analisys) Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat pengunaan kata kerja, seperti dapat mengambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokan. e. Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 14

3 15 f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian suatu objek atau materi. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang sudah ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah ada. Pengetahuan mencakup ingatan yang digali pada saat dibutuhkan melalui tingkat pengetahuan yang lain dan juga dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan tersebut diatas. B. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Motivasi adalah adanya kekuatan dorongan yang menggerakan kita untuk berperilaku tertentu (Notoatmodjo, 2005). Motivasi adalah mengarahkan orang lain melakukan sesuatu karena mereka ingin melakukannya (Denny, 2007) Motivasi menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari pada gerakan atau perbuatan (Sarwono, 2000) 2. Hukum motivasi (Denny, 2007) a. Kita harus termotivasi supanya dapat memotivasi orang lain. b. Motivasi membutuhkan tujuan c. Motivasi, yang sekali terbentuk idak dapat berlangsung lama. d. Motivasi membutuhkan pengakuan e. Partisipasi memotivasi f. Melihat diri sendiri maju akan memotivasi kita 15

4 16 g. Tantangan hanya memotivasi jika anda bisa menang h. Setiap orang mempunyai sumbu motivasi i. Rasa memiliki kelompok akan memotivasi j. Kepemimpinan yang memberikan inspirasi 3. Jenis motivasi (Notoatmojo, 2005).. a. Motif motivasi (Motivasi dari dalam diri kita sendiri) Motif biologis ini bersumber dari keadaan fisiologis dari tubuh manusia. b. Motif sosial (Motivasi dari pengaruh lingkungan) Motif sosial adalah sesuatu dorongan untuk bertindak yang tidak kita pelajari 4. Cara memotivasi Ada tiga cara yang ditetapkan untuk memotivasi seseorang menurut (Sunaryo, 2004) yaitu : a. Memotivasi dengan kekerasan Adalah cara memotivasi dengan menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan agar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan. b. Memotivasi dengan bujukan Adalah cara memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu sesuai harapan yang memberikan motivasi. c. Memotivasi dengan identifikasi Adalah cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran sehingga individu berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari dalam dirinya sendiri dalam mencapai sesuatu. 16

5 17 5. Jenis motivator Jenis-jenis motivator dilakukan berdasarkan atas hierarki kebutuhan yang menentukan tindakannya. Kebutuhan dasar manusia terdiri atas lima, menuurut Abraham Harold Maslow, yaitu: a. Kebutuhan fisiologis/biologis Merupakan kebutuhan pokok utama, yaitu udara, cairan elektrolit, makanan, dan seks. b.kebutuhan rasa aman, misalnya: 1) Rasa aman terhindar dar pencurian. 2) Rasa aman terhindar dari konflik, tawuran, kerusuhan, peperangan, dan lainlain. 3) Rasa aman terhindar dari sakit dan penyakit c. Kebutuhan mencintai dan dicintai, misalnya: 1) Mendambakan kasih sayang/cinta kasih orang lain baik dari orang tua,saudara, teman, kekasih, dan lain-lain. 2) Ingin dicintai / mencintai orang lain 3) Ingin diterima oleh kelompok tempat ia berada d. Kebutuhan harga diri, misalnya: 1) Ingin mengharhai dan menghargai orang lain 2) Adanya respek atau perhatian dari orang lain 3) Toleransi atau saling menghargai dalam hidup berdampingan 17

6 18 e. Kebutuhan aktualisasi diri, misalnya: 1) Ingin dipuja atu disanjung oleh orang lain 2) Ingin sukses dan berhasil dalam mencapai cita-cita 3) Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam karier,usaha,kekayaan, dan lain-lain. 6. Penghancur motivasi. Aturan-aturan motivasi adalah tahu dan mampu mengenali faktor-faktor penghancur motivasi (demotivator). Fondasi dari semua motivasi adalah pengharapan. Tanpa ada pengharapan, seorang individu tidak akan mempunyai motivasi (Denny, 2007). Faktor penghancur motivasi adalah: a. Kurangnya rasa percaya diri Hal ini sering kali terungkap melalui perasaan internal Mampukah saya melakukannya? atau saya tidak cukup bagus, saya tidak punya kualifikasi untuk itu, saya tidak mampu, dan sebagainya b. Kekhawatiran Perasaan yang dirasakan orang-orang ketika mereka merasa khawatir tentang apa yang terjadi jika mereka gagal, rasa takut jika mereka melakukan kesalahan. c. Opini-opini negative Opini-opini negative adalah perkataan orang-orang yang dapat melukai perasaan 18

7 19 d. Merasa tidak penting Ketika seseorang benar-benar merasa kurang penting, sudah pasti mereka akan merasa kehilangan motivasi. C. Seksio Sesaria 1. Pengertian seksio sesaria Seksio sesaria adalah persalinan untuk melahirkan janin dengan berat 500 gram atau lebih, melalui pembedahan diperut dengan menyanyat dinding rahim (Kasdu, 2005). Istilah Caesar sendiri berasal dari bahasa latin caedere yang artinya memotong atau menyayat. Tindakan yang dilakukan tersebut bertujuan untuk melahirkan bayi melalui pembedahan dengan membuka dinding perut dan rahim. Seksio sesaria adalah persalinan janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Winjosastro, 2005). 2. Jenis seksio sesaria a. Jenis klasik Jenis klasik yaitu dengan mengunakan sayatan vertikel sehingga memungkinkan ruangan yang lebih besar untuk jalan keluar. Akan tetapai jenis ini sudah sangat jarang dilakukan karena berisiko terhadap terjadi komplikasi. 19

8 20 b. Sayatan mendatar dibagian atas dari kandungan kemih sangat umum dilakukan pada masa sekarang karena metode ini meminimalkan resiko terjadinya perdarahan dan cepat penyembuhannya. c. Histerektomi sesaria Histerektomi sesaria adalah seksio sesaria yang diikuti dengan pengangkatan rahim. Hal ini dilakukan dalam kasus kasus dimana perdarahan yang sulit ditangani atau ketika plasenta tidak dapat dipisahkan dengan rahim. d. Bentuk lain seksio sesaria adalah Extrapostnal CS Abportio CS e. Seksio sesaria berulang dilakukan ketika pasien sebelumnya telah pernah menjalani seksio sesaria. Umumnya sayatan dilakukan pada bekas luka operasi selanjutnya 3. Sebab-sebab seksio sesaria Melahirkan dengan cara seksio sesaria tidak bisa diputuskan begitu saja oleh dokter karena resiko yang mungkin dialami akibat pembedahan harus di pertimbangkan, baik dari kesehatan ibu maupun bayinya. seksio sesaria ini seharusnya jika keadaan medis memerlukannya. Artinya janin atau ibu dalam keadaan darurat dan hanya dapat diselamatkan jika persalinan dilakukan dengan jalan operasi. Itu sebabnya harus ada alasan yang jelas untuk melakukan tindakan pembedahan. Karena bentuk operasi apapun selalu mengandung resiko sehingga harus ada indikasi yang jelas. Tindakan operasi diputuskan oleh penolong persalinan bertujuan untuk memperkecil terjadinya resiko yang membahanyakan jiwa ibu atau bayinya. Namun 20

9 21 dalam kehamilan sehat, persalinan secara alamiah jauh lebih aman. Meskipun demikian, kini banyak pasien yang sengaja meminta persalinan dengan jalan operasi walaupun tanpa alasan medis yang tepat. a. Seksio sesaria ada yang terencana ada yang tidak Seksio sesaria bisa dibedakan antara yang direncanakan dengan yang tidak direncanakan. Disini yang dibicarakan adalah tindakan seksio sesaria yang dilakukan karna ada alasan medis. Apabila persalinan dipaksakan untuk dilakukan secara alami akan mengancam keselamatan ibu dan bayi. Hal ini terjadi pada kesulitan kehamilan yang sudah terdeteksi sejak dini, misalnya karena keadaan panggul ibu yang sempit atau ibu mengalami plasenta previa. Sementara itu, seksio sesaria yang tidak direncanakan biasanya baru diputuskan pada saat atau ketika persalinan berlangsung. Seksio sesaria yang mendadak bisa terjadi jika dokter memperkirakan bayi lahir alami tetapi dalam perkembangan terjadi sesuatu diluar dugaan misalnya tidak terjadi kemajuan dalam proses persalinan contohnya kepala bayi tidak dapat keluar sehingga menyebabkan ibu kehabisan tenaga sementara bayi sudah kekurangan oksigen karena terlalu lama dijalan lahir. Direncanakan biasanya akan berhasil lebih baik. Pada seksio sesaria yang sudah direncanakan, waktu pembedahan dapat ditentukan jauh hari sebelum hari persalinan, walaupun tidak berarti persalinan dengan operasi untuk menyelamatkan ibu dan bayinya yang tanpa direncanakan, tidak terjamin keselamatannya. Namun bentuk pembedahan apapun memiliki resiko yang tidak kecil bagi keselamatan yang bersangkutan. Disamping itu seksio sesaria yang direncanakan proses 21

10 22 pembedahannya ternyata lebih sulit karena pembedahan yang dilakukan sebelum tanda-tanda persalinan berlangsung, menyebabkan segmen bawah rahim belum terbentuk dengan baik keadaan ini menyulitkan pembedahan sehingga lebih mudah terjadi atonia uteri. Namun pada umumnya keuntungan persalinan dengan operasi yang direncanakan lebih besar dari pada kerugiannya. b. Seksio sesaria tidak dapat dilakukan sembarangan Sebelum keputusan untuk melakukan persalinan dengan operasi, biasanya dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan, hal ini dilakukan untuk melihat resikoresiko yang mungkin terjadi atas tindakan operasi seperti pendarahan, cidera saluran kemih, dan atau usus infeksi. Pertimbangan pemeriksaan ini harus berdasarkan penilaian pra bedah secara lengkap, mengacu pada syarat-syarat pembedahan dan pembiusan. Ketentuan tersebut tidak selalu berlaku terutama menghadapi kasus gawat darurat yang memerlukan kecepatan waktu untuk melakukan tindakan. Namun apapun kondisinya persyaratan minimal tindakan operasi harus tetap dipenuhi, yaitu sebelum operasi dilakukan kajian usia kehamilan berdasarkan haid terakhir, profil biofisik ibu maupun janinnya dan penilaian kematangan paru-paru janin. c. Penyebab seksio sesaria Persalinan merupakan upanya melahirkan bayi yang ada dirahim ibu. Apabila persalinan harus dilakukan dengan operasi menurut buku obstetric and gynecology ada empat alasan yaitu untuk keselamatan ibu dan janin ketika persalinan harus berlangsung, tidak terjadi kontraksi, distosia (persalinan macet) sehingga 22

11 23 menghalangi persalinan yang alami, dan bayi dalam keadaan darurat, sehingga harus segera dilahirkan tetapi jalan lahir tidak mungkin dilalui janin. Jadi penyebab dilakukan operasi pada persalinan sebagai berikut: 1) Faktor janin a) Bayi terlalu besar b) Kelainan letak bayi (1) Letak sungsang (2) Letak lintang (3) letak muka (4) Letak kaki c) Ancaman gawat janin d) Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK ) e) Faktor plasenta (1) Plasenta previa (2) Plasenta lepas (3) Plasenta acreta (4) Vasa previa f) Kelainan tali pusat Ada 2 kelainan tali pusat yang biasa terjadi yaitu: (1) Prolapsus tali pusat ( talipusat menumbung ) (2) Terlilit tali pusat g) Bayi kembar (multiple pregnancy) 23

12 24 2) Faktor ibu Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya operasi misalnya panggul sempit atau abnormal, disfungsi kontraksi uterus, riwayat kematian prenatal, pernah mengalami trauma persalinan, dan ingin dilakukannya tindakan sterilisasi. Kondisi kehamilan bisa pula penyebab dilakukannya operasi misalnya tidak ada tanda persalinan padahal kehamilan harus diakhiri karena alasan janin dan ibunya. Ibu menderita eklamsi atau ketuban pecah dini, dan ingin dilakukan tindakan sterillisasi. Namun dari kondisi janin dan ibu tidak semuanya harus dilakukan persalinan dengan tindakan operasi dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yaitu apabila persalinan pervagina membahayakan keselamatan ibu dan janinnya. Berikut ini faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan operasi: a) Usia. b) Panggul sempit/ CPD (Cephalopelvis Disproportion). c) Seksio sesaria yang berulang/ Persalinan sebelumnya dengan tindakan operasi sesaria. d) Faktor hambatan jalan/ partus tak maju e) Kelainan kontraksi f) Ketuban pecah dini ( KPD ) 4. Resiko seksio sesaria Seksio sesaria sebaiknya dilakukan karena pertimbangan medis, bukan keinginan pasien yang tidak mau menanggung rasa sakit. Hal ini karena resiko seksio sesaria lebih besar dari pada persalinan alami. Demikian teori yang disebutkan dalam 24

13 25 buku Obstetrics and gynecology. Didalamnya dijelaskan, dalam kondisi ibu janin yang sehat dan tidak ada kesulitan, seksio sesaria memiliki resiko. Menurut Peel dan Chamberlain, indikasi untuk melakukan operasi dengan berbagai penyebabnya mengakibatkan angka kematian ibu 17% (sebelum dikoreksi) dan 0.5% (sesudah dikoreksi), sedangkan kematian janin 14,5%. Pada 774 persalinan berikutnya, terjadi 1,03% rahim robek. Seksio sesaria berulang bisa terjadi. Misalnya, bayi dengan panggul ibu sempit sehingga setiap kali melahirkan harus seksio sesaria. Umumnya seksio sesarea dibatasi hanya tiga kali dan sebaiknya ibu menunggu sekurang-kurangnya dua tahun untuk merencanakan hamil kembali. Adapun resiko operasi seksio sesaria yaitu: a. Alergi Resiko pada pasien operasi sesaria adalah alergi terhadap obat tertentu karena penggunaan obat-obatan pada pasien dengan operasi sesaria lebih banyak di bandingkan dengan cara melahirkan alami. b. Perdarahan Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan bekuan darah pada pembuluh darah balik dikaki dan rongga panggul sebelum operasi, seorang wanita harus melakukan pemeriksaan darah lengakap, Salah satunya untuk mengetahui masalah pembekuan darahnya. Perdarahan bisa timbul pada waktu pembedahan jika arteri arteri uteria ikut terbuka atau karena atonia uteri. Kehilangan darah yang cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak. 25

14 26 c. Cedera pada organ lain Jika operasi tidak dilakukan secara hati hati, kemungkinan pembedahan dapat mengakibatkan terlukanya organ lain, seperti rektum atau kandung kemih. Penyembuhan luka bekas seksio sesaria yang tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim atau kandung kemih, selain itu dapat juga berdampak pada organ lain dengan menimbulkan perlekatan pada organ organ didalam rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan penanganan khusus. d. Parut dalam rahim Seorang wanita yang sudah mengalami pembedahan akan memiliki parut dalam rahim, oleh karena itu tiap kehamamilan seperti persalinan berikutnya memerlukan pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture uteri, meskipun resiko sangat kecil terjadi. Pemeriksaan pasca seksio sesaria dapat dilakukan seminggu setelah persalinan. e. Demam. Setelah operasi tidak bisa dijelaskan penyebabnya, namun kadang kadang demam bisa terjadi karena infeksi setelah seksio sesaria. f. Pengaruh produksi ASI Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan pembiusan total (Narkose). Akibatnya kolostrum tidak bisa dinikmati bayi dan bayi tidak segera menyusui begitu ia dilahirkan. Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional ( spiral ) maka tidak banyak mempengaruhi produksi ASI (Kasdu, 2003 ). 26

15 27 D. Perawatan dan pemulihan pasca operasi seksio sesaria. Perawatan pada masa pemulihan membutuhkan perhatian yang sangat besar dari ahli kebidanan dan seluruh staf perawatan. Perawatan yang dapat diberikan suami kepada istri pasca seksio sesaria 1. Gizi Didalam pemberian makanan harus diberikan makanan yang mengandung gizi, protein, lemak, hidrat arang dan vitamin, kalsium serta kalori. Pemberian makanan harus diberikan secara bertahap dimulai dari minuman, bubur disaring, bubur lunak, dan akhirnya makanan biasa (Mochtar, 1998). a. Diet pertama. Diet pertama dapat diberikan 6-10 jam pasca seksio sesaria berupa air putih atau air teh. b. Diet hari kedua Diet kedua dapat diberikan dengan cara bubur disaring (MI), dan mengandung nilai gizi, protein, lemak, hidrat arang dan vitamin serta kalori. Makanan yang dapat diberi berupa susu, sayur-sayuran, yang semuanya dihaluskan. c. Diet pada hari ketiga Diet dapat diberikan bubur lunak (MII) dan makanan tidak boleh bersifat merangsang dan makanan harus mengandung nilai gizi, hidrat arang, protein, lemak, kalori dan kalsium, dan makan dapat berupa beras, yang sedikit lebih lemut dari biasanya, daging, tempe, telur, sayuran dan buah. 27

16 28 d. Diet pada hari kempat Diet pada hari kempat sudah dapat diberikan makanan biasa (MB) dan makan harus mengandung gizi yang seimbang terutama makanan mengandung serat, seperti buah-buahan, agar dapat mencengah sembelit Pemberian makanan rutin ini dapat berubah bila dijumpai komplikasi pada saluran pencernaan seperti adanya kembung pada perut, meteorismus dan peristaltik usus yang kurang sempurna (Mochtar, 1998) 2. Mobilisasi Mobilisasi adalah pergerakan yang memerlukan kontraksi dan relaksasi dari sistem muskulo skeletal yang dapat dilaksanakan dengan cara latihan (Mundy, 2005). Kebanyakan pasien merasa takut untuk bergerak setelah pembedahan. pengetahuan dan motivasi suami yang besar terhadap istri berpartisipasi dalam aktivitas yang dirancang untuk memperbaiki mobilitas fisik. Aktivitas yang dilakukan dalam batas terapeutik sangat menguntungkan, ketidak nyamanan dapat dikontrol, dan sasaran aktivitas dapat tercapai Kemajuan mobilisasi bergantung pula pada jenis-jenis operasi yang dilakukan dan komplikasi yang mungkin dijumpai. Secara psikologis hal ini memberikan pula kepercayaan bahwa ibu mulai sembuh. Miring ke kanan dan ke kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah ibu sadar.latihan pernafasan dapat dilkukan ibu sambi tidur terlentang sedini mungkin setelah sadar. Pada hari kedua ibu dapat didudukan selama 5 menit dan melatih ibu untuk bernafas dalam-dalam lalu menghembusnya disertai batuk-batuk kecil yang gunanya melonggarkan pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada 28

17 29 diri ibu bahwa ia mulai pulih Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari ibu dianjurkan belajar duduk, kemudian belajar berjalan sendiri pada hari ketiga sampai hari ke lima pasca bedah.. Mobilisasi berguna untuk mencengah terjadinya trombosis dan emboli. Sebaliknya, bila terlalu dini melakukan mobilisasi dapat mempengaruhi penyembuhan luka operasi. Jadi mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat adalah yang paling dianjurkan. 3. Penyembuhan luka a. Proses penyembuhan luka terdiri atas tiga fase (Oswari, 2005) 1). Tahap tidak lancar Tahap ini terjadi bila serum dan sel darah membentuk jaringan dari serat di dalam luka, luka mengikat luka itu sehingga tampak seperti koreng kemerahmerahan. 2). Tahap Fibroplasia Keadaan penyembuhan dengan membentuk serat fibroblast dalam anyaman protein. Kemudian anyaman protein itu diserap perlahan-lahan.. Sementara itu timbul pula pembuluh darah kapiler dari pinggir luka. sehingga terbentuk jaringan baru yang masih kasar dan disebut jaringan granulasi. 3). Tahap pengerutan Pertautan pertama atau persatuan utama. Pada penyembuhan dengan pertautan pertama ini, bekas luka hanya tampak sebagai satu garis karena tidak terjadi peradangan dan pinggir luka bertaut dengan sempurna. 29

18 30 b. Bekas luka Proses penyembuhan luka seksio sesaria lebih lama dibandingkan dengan penyembuhan luka pasca persalinan normal. Untuk proses penyembuhan luka operasi membutuhkan 7-10 hari. Lebih lama dibandingkan dengan persalinan normal yang hanya 2-3 hari. Bekas luka di perut ibu ditutupi oleh kain kasa lembut, dan dapat diganti sesudah 3-4 hari setelah operasi sesaria yang dilakukan perawat dan selanjutnya diganti setiap hari oleh pasien. Luka dapat diberi salep betadin sedikit. Oleh sebab itu dibutuhkan vitamin A dan C, tembaga dan zat besi yang adekuat untuk mempercepat penyembuhan luka, diperoleh dari buah-buahan dan sayuran segar dan obat di berikan untuk menekan sintesis protein inferasi kontraksi luka dan epitelesasi. Ibu yang seksio sesaria boleh merencanakan kehamilan setelah 2 tahun dari operasi karena perlu pertimbangan terhadap bekas luka operasi dan kesiapan organ-organ kandungan, dan wajib kontrol kembali setelah 1 minggu setelah pulang dari rumah sakit. c. Komplikasi luka Jenis komplikasi luka: 1). Sebagian luka sembuh dan tertutup baik, sebagian lagi dengan eksudat dalam jumlah sedang atau banyak dan keluar melalui lubang-lubang (fistel) dan terinfeksi. 2). Luka terbuka sebagian, bernanah dan terinfeksi 3). Luka terbuka seluruhnya dan usus kehilangan atau keluar. 30

19 31 4. Nyeri Pada hari pertama, rasa sakit atau perih di bagian perut mulai terasa, setelah efek bius sudah habis. Dokter akan memberi obat untuk mengurangi rasa nyeri. Untuk mengurangi rasa nyeri suami juga dapat memberi sentuhan pada luka ibu dan memberikan kata-kata untuk membuat ibu tenang dan tidak gelisah. 5. Buang air besar Pada umumnya, para ibu baru akan buang air besar pada hari ketiga. Biasanya, pada saat awal setelah persalinan, banyak ibu-ibu yang mengalami sembelit. Namun, banyak wanita menjadi sembelit setelah persalinan karena sejumlah cairan hilang dari tubuh, sedangkan dubur menyerap air sebanyak mungkin dari tinja agar cairan tubuh seimbang. Keadaan ini bisanya terjadi pada hari-hari pertama sampai hari kelima setelah operasi sesaria. Untuk mengatasi sembelit, upayakan untuk mengonsumsi makanan yang berserat tinggi, seperti sereal dan buah-buahan. Sebaiknya menghindari makanan yang bisa memperburuk keadaan seperti makanan yang berlemak, banyak minum jus buah juga bisa membantu melunakan tinja dan melancarkan buang air besar. 6. Membersihkan diri Seperti halnya persalinan alami, setelah melahirkan ibu akan segera mengeluarkan cairan lokia, yaitu darah sisa plasenta. Oleh karena itu, setelah ibu buang air, suami dapat membantu membasuh vagina ibu hingga bersih untuk mencengah terjadinya infeksi. 31

20 32 7. Istirahat Dokter menyuruh ibu untuk beristirahat yang cukup di tempat tidur, bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan. Istrirahat yang cukup mengurangi kegairahan dan ketegangan persalinan, pikiran mengenai bayi yang baru dan perubahan yang terjadi didalam tubuh ibu, termasuk nyeri yang terasa akibat operasi yang menggangu sistem tubuh. Disini suami berperan untuk menjaga suasana ruangan tenang, dan membatasi pengunjung yang mengunjungi ibu 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan Persalinan atau Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui jalan lahir vagina ke dunia luar ( Wiknjosastro,

Lebih terperinci

No responden : Diisi oleh peneliti. checklist (v) untuk jawaban motivasi yang dianggap benar. 1. Umur : tahun. 2. Pedidikan terakhir: ( ) SD ( ) SLTP

No responden : Diisi oleh peneliti. checklist (v) untuk jawaban motivasi yang dianggap benar. 1. Umur : tahun. 2. Pedidikan terakhir: ( ) SD ( ) SLTP 51 Kuesioner Penelitian Tentang Pengetahuan Dan Motivasi Suami Dalam Merawat Istri Pasca Seksio Sesaria Di Ruang V RSU. Dr. Pirngadi Medan Periode Februari 2009-Maret 2009 No responden : Diisi oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan bidang kesehatan modern mencakup berbagai macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah sectio caesaria. Di negara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Partus/ persalinan menurut cara persalinan : bayi pada LBK dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Partus/ persalinan menurut cara persalinan : bayi pada LBK dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup ke dunia dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. Partus/ persalinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan juga dengan ketidak adanya kegawat daruratan (Kasdu, 2005, hal.2).

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan juga dengan ketidak adanya kegawat daruratan (Kasdu, 2005, hal.2). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini persalinan dengan seksio sesarea bukan hal yang baru. Tindakan seksio sesarea merupakan pilihan yang harus dijalani karena keadaan gawat darurat untuk menyelamatkan

Lebih terperinci

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA Sri Hartatik*, Henny Juaria* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio caesaria merupakan proses persalinan atau pembedahan melalui insisi pada dinding perut dan rahim bagian depan untuk melahirkan janin. Indikasi medis dilakukannya

Lebih terperinci

caesar (seksio sesarea) dengan segala pertimbangan dan risikonya (Manuaba, 2007).

caesar (seksio sesarea) dengan segala pertimbangan dan risikonya (Manuaba, 2007). A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan normal, ternyata juga bisa dilakukan perabdominal, yang disebut sectio

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan normal, ternyata juga bisa dilakukan perabdominal, yang disebut sectio 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, para ahli banyak menemukan berbagai penemuan baru, khususnya dibidang kesehatan. Seperti halnya cara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin melalui insisi di

Lebih terperinci

Dr.SARMA LUMBANRAJA, Sp.OG (K) ESDH F M SU

Dr.SARMA LUMBANRAJA, Sp.OG (K) ESDH F M SU SEKSIO SESAREA Dr.SARMA LUMBANRAJA, Sp.OG (K) DEFINISI Seksio Sesarea ialah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui l suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Nifas Masa nifas (Postpartum/puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous yang arti melahirkan. Yaitu masa pulih kembali, mulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

Lebih terperinci

Infeksi luka akibat sectio caesaria berbeda dengan luka persalinan normal.

Infeksi luka akibat sectio caesaria berbeda dengan luka persalinan normal. III.4.2 Resiko Persalinan Secara Sectio Caesaria Menurut MeduaSehat.com ( 2006 ), resiko persalinan secara Sectio Caesaria dibagi menjadi : 1. Resiko jangka pendek a. Infeksi pada bekas jahitan Infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (Janin dari uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. para ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka

BAB 1 PENDAHULUAN. para ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Melahirkan merupakan fungsi yang bersifat fisiologis. Wajar apabila para ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka pertimbangkan paling tepat. Anggapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melahirkan merupakan puncak peristiwa dari serangkaian proses kehamilan, sehingga banyak wanita hamil khawatir, cemas dan gelisah menanti saat kelahiran tiba. Setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar abdominal (Gallagher, Mundy, 2004).Seksio sesarea merupakan suatu persalinan buatan di mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya metode sectio caesarea, bukan hanya ibu yang akan menjadi aman

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya metode sectio caesarea, bukan hanya ibu yang akan menjadi aman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sectio caesarea akhir-akhir ini banyak diminati karena dianggap lebih praktis dan tidak menyakitkan, sehingga tidak heran jika tindakan bedah ini menjadi tindakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban 22 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dari uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri. Kejadian letak sungsang berkisar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea).

BAB I PENDAHULUAN. patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persalinan bisa terjadi secara fisiologis maupun patologis. Persalinan patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea). Sectio Caesarea didefinisikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Section Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea juga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu Kebidanan merupakan proses persalinan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar bealakang Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi dengan sempurna, tetapi terdapat beberapa wanita yang mempunyai masalah dalam kehamilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kehamilan. 2.1.1. Pengertian Kehamilan Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Prematur Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin

Lebih terperinci

Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas

Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas SELAMA KEHAMILAN Ada 6 (enam) tanda bahaya dalam masa periode antenatal 1. Perdarahan pervagina 2. Sakit kepala

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. luar biasa. Persalinan biasa disebut juga persalinan spontan adalah Bila bayi lahir

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. luar biasa. Persalinan biasa disebut juga persalinan spontan adalah Bila bayi lahir BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan terjadi dalam dua keadaan yaitu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA Siti Aisyah* Titi Sri Budi** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas

Lebih terperinci

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup didalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA

PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA Fitriana Ikhtiarinawati F* dan Lilis Dwi NS** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012).

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012). BAB I PENDAHULUAN 1. LatarBelakangMasalah Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk menyelamatkan ibu maupun bayinya dengan menggunakan berbagai macam metode seprti persalinan pervagina, persalinan

Lebih terperinci

PENGERTIAN MASA NIFAS

PENGERTIAN MASA NIFAS PENGERTIAN MASA NIFAS Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Suami 1. Pengertian Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215). Peran

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN POST-OP SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN POST-OP SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN POST-OP SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lain, dengan bantuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan dengan berat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan dengan berat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sectio Caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan dengan berat badan bayi diatas 500 gram, melalui sayatan dinding uterus yang masih utuh (Saifuddin, 2001).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio Caesarea (SC) merupakan suatu teknik kelahiran perabdomen untuk menghentikan perjalanan persalinan normal, dengan cara melakukan insisi di dinding abdomen (laparatomi)

Lebih terperinci

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH Jadwal kunjungan di rumah Manajemen ibu post partum Post partum group Jadwal Kunjungan Rumah Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan batang berada di bagian bawah kavum uteri. Kejadian letak sungsang berkisar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, melalui jalan lahir atau melalui jalan buatan atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri. Persalinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu untuk mencapai tujuan. Perilaku

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Yana Christina Hutauruk/105102080 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Operasi sesar menurut Leon J.Dunn, dalam buku Obstetrics and gynecology,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Operasi sesar menurut Leon J.Dunn, dalam buku Obstetrics and gynecology, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SEKSIO SESARIA 1. Pengertian Seksio Sesaria Operasi sesar menurut Leon J.Dunn, dalam buku Obstetrics and gynecology, menyebutkan sebagai cesarean section, laparotrachelotomy,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kehamilan merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Peranan

Lebih terperinci

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV )

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV ) PERSALINAN NORMAL ( KALA IV ) Pengertian Bagian kebidanan dan kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo masih mengenal kala IV, yaitu satu jam setelah placenta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perawatan BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Bayi berat lahir rendah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian sebagai berikut : A. Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan adanya tinja yang keras sehingga buang air besar menjadi jarang, sulit dan nyeri. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB XXI. Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah. Nyeri perut hebat yang mendadak. Jenis nyeri perut. Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut

BAB XXI. Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah. Nyeri perut hebat yang mendadak. Jenis nyeri perut. Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut BAB XXI Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah Nyeri perut hebat yang mendadak Jenis nyeri perut Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut 460 Bab ini membahas berbagai jenis nyeri di perut bawah (di bawah

Lebih terperinci

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin By. Ulfatul Latifah, SKM Kebutuhan Dasar pada Ibu Bersalin 1. Dukungan fisik dan psikologis 2. Kebutuhan makanan dan cairan 3. Kebutuhan eliminasi 4. Posisioning dan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sectio Caesarea 2.1.1 Defenisi Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta ) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dunia luar. Beberapa kasus seperti plasenta previa, preeklamsia, gawat janin,

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dunia luar. Beberapa kasus seperti plasenta previa, preeklamsia, gawat janin, BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga

Lebih terperinci

2. Indikasi Sectio Caesarea

2. Indikasi Sectio Caesarea BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sectio Caesarea 1. Pengertian Sectio Caesarea Sectio Caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas (pueperium) adalah masa pulih kembali, setelah dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti saat sebelum hamil. Lama masa nifas yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Persalinan Seksio Sesaria 2.1.1.1. Definisi Seksio Sesaria seksio sesaria adalah persalinan janin, plasenta, dan selaput melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC).

BAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk menyelamatkan ibu maupun bayinya dengan menggunakan berbagai macam metode seperti persalinan pervaginam, persalinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan keluarga dan masyarakat ditentukan oleh kesehatan ibu dan anak. Salah satu keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan berdasarkan angka kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksio sesarea merupakan suatu teknik kelahiran perabdomen karena tidak dapat bersalin secara normal, sehingga dilakukan insisi di dinding abdomen (laparotomi) dan dinding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan dalam tujuan ke-5 pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik-buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian Maternal merupakan kematian seorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Perawatan kehamilan & PErsalinan Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep kehamilan Tanda tanda kehamilan Tanda tanda persalinan Kriteria tempat bersalin Jenis tempat bersalin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS DI SUSUN OLEH: KELOMPOK : 10 1. REVIA MONALIKA 2. RIA PRANSISKA 3. RENI 4. RIKA DOSEN PEMBIMBING : VERA YUANITA, SST SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA PROGRAM

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN ASUHAN INTRANATAL ASUHAN INTRANATAL Standar pelayanan kebidanan Persiapan bidan Persiapan rumah dan lingkungan Persiapan alat/bidan kit Persiapan ibu dan keluarga Manajemen ibu intranatal STANDAR PELAYANAN

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN Disusun Oleh : MUHAMMAD JAMAL MISHBAH 6143027 STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS S1 Keperawatan 3A Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubektomi dapat berupa pengikatan dan pemotongan, dapat juga Tubektomi

BAB I PENDAHULUAN. Tubektomi dapat berupa pengikatan dan pemotongan, dapat juga Tubektomi BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tubektomi dapat berupa pengikatan dan pemotongan, dapat juga Tubektomi untuk wanita disebut juga sebagai oklusi tuba atau sterilisasi. Indung telur akan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sectio caesarea adalah persalinan atau lahirnya janin dan plasenta melalui sayatan dinding abdomen dan uterus, karena disebabkan antara ukuran kepala dan panggul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991).

BAB I PENDAHULUAN. rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio Caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan ketuban) dari dalam rahim lewat jalan lahir atau dengan jalan lain (Reeder, 2012).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE Oleh: Kelompok : 1A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN 2014 SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan : Mobilisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. letak insisi. Antara lain seksio sesaria servikal (insisi pada segmen bawah), seksio

BAB I PENDAHULUAN. letak insisi. Antara lain seksio sesaria servikal (insisi pada segmen bawah), seksio BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seksio sesaria adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat

Lebih terperinci

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Nifas

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Nifas BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Nifas berlangsung selama 6 minggu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui vagina ke dunia luar. Setiap wanita menginginkan persalinannya

BAB I PENDAHULUAN. melalui vagina ke dunia luar. Setiap wanita menginginkan persalinannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Defenisi motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang berarti menggerakan (Winardi, 2007). Swanburg 2002 mendefenisikan motivasi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perineum merupakan bagian penting pada saat proses persalinan yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan pada saat proses persalinan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di mulai dari kehamilan, persalinan bayi baru lahir dan nifas yaang secara berurutan berlangsung secara fisisologis dan diharapkan ibu pasca melahirkan menggunakan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PLASENTA PREVIA TOTALIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PLASENTA PREVIA TOTALIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PLASENTA PREVIA TOTALIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh : RIA RISDIANINGRUM J 100 050 025 Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan hasil penulisan world bank atau bank dunia tahun 2008 menunjukkan angka kematian ibu saat melahirkan di Indonesia mengalami peningkatan. Direktur

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Persalinan Sectio caesaria Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi).(william,

Lebih terperinci

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Lebih terperinci

PERSALINAN KALA I. 1. kala 1 persalinan

PERSALINAN KALA I. 1. kala 1 persalinan PERSALINAN KALA I Persalinan normal yaitu proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan yang mencakup pengeluaran bayi, plasenta dan selaput ketuban, dengan presentasi kepala (posisi belakang kepala),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Varney (2006) dijelaskan bahwa Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan suatu tindakan pemeriksaan pada pasien yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Tinjauan Teori Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh

Lebih terperinci