BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan dari sebuah realitas kehidupan sosial
|
|
- Doddy Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cerminan dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan muatan kebenaran-kebenaran yang hakiki yang selalu ada selama manusia masih ada. Karya sastra dipersiapkan sebagai ungkapan realitas kehidupan dan konteks penyajiannya disusun secara terstruktur, menarik, serta menggunakan media bahasa berupa teks yang disusun melalui refleksi pengalaman pengetahuan secara potensial memiliki berbagai macam bentuk representasi kehidupan. Ditinjau dari segi pembacaan karya sastra merupakan bayang-bayang realitas yang dapat menghadirkan gambaran dari refleksi berbagai permasalahan dalam kehidupan nyata. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri atas beragam etnik, salah satunya ialah etnik Melayu. Etnik Melayu memiliki karya sastra dan umumnya masih berkisar pada sastra lisan. Sastra lisan itu sebagian besar tersimpan di dalam ingatan orang tua atau tukang cerita yang saat ini jumlahnya semakin berkurang karena perkembangan zaman dan tertutupnya orang tua atau tukang cerita untuk menceritakan sastra lisan tersebut kepada generasi muda. Sastra lisan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sastra tertulis. Sebelum munculnya sastra tulis, sastra lisan telah berperan membentuk apresiasi masyarakat terhadap sastra,
2 sedangkan dengan adanya sastra tulis, sastra lisan terus hidup mendampingi sastra tulis. Oleh sebab itu, studi tentang sastra lisan merupakan hal yang penting bagi para ahli yang ingin memahami peristiwa perkembangan sastra, asal mula timbulnya genre sastra, serta penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh adanya hubungan antara studi sastra lisan dengan sastra tulis sebagaimana adanya kelangsungan tidak terputus antara sastra lisan dan sastra tertulis ( Wellek dan Werren, 1998 : 47). Sastra lisan merupakan suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat dan diwariskan turun menurun secara lisan. Ragam sastra yang demikian tidak hanya berfungsi sebagai alat hiburan, pengisi waktu senggang, serta penyalur perasaan, melainkan juga sebagai alat cermin sikap pandangan kebudayaan serta alat pemelihara norma-norma masyarakat. Sastra lisan termasuk cerita lisan, merupakan warisan budaya nasional dan masih mempunyai nilai-nilai yang patut dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, antara lain dalam hubungan pembinaan apresiasi sastra. Sastra lisan juga telah lama berperan sebagai wahana pemahaman gagasan dan pewarisan tata nilai yang tumbuh dalam masyarakat. Bahkan sastra lisan telah berabad-abad berperan sebagai dasar komunikasi antara pencipta dan masyarakat, dalam arti ciptaan yang berdasarkan lisan akan lebih mudah digauli karena ada unsur yang dikenal masyarakat. Dalam keadaan masyarakat yang sedang membangun, seperti halnya masyarakat Indonesia sekarang ini, berbagai bentuk kebudayaan lama termasuk
3 sastra lisan, bahkan mustahil akan terabaikan di tengah-tengah kesibukan pembangunan dan pembaharuan yang sedang meningkat. Sehingga dikhawatirkan lama kelamaan akan hilang tanpa bekas atau berbagai unsurnya yang asli tidak dapat dikenal lagi. Mengingat kedudukan dan peranan sastra lisan yang cukup penting maka penelitian sastra lisan perlu dilakukan sesegera mungkin, lebih-lebih lagi bila diingat bahwa terjadinya perubahan dalam masyarakat, seperti adanya kemajuankemajuan teknologi, adanya radio, televisi yang dapat menyebabkan berangsur hilangnya sastra lisan di seluruh Nusantara. Dengan demikian, penelitian sastra lisan berarti melakukan penyelamatan sastra lisan dari kepunahan, yang dengan sendirinya merupakan usaha pewaris nilai budaya, karena dalam sastra lisan banyak ditemui nilai-nilai serta cara hidup dan berfikir masyarakat (nilai-nilai sosiologis masyarakat) yang memiliki sastra lisan. Hampir setiap suku bangsa Indonesia mengenal adanya sastra lisan, demikian pula halnya dengan sastra lisan Melayu Serdang. Salah satu genre prosa rakyat dari kesusastraan Melayu adalah cerita rakyat yang lahir dari etnik Melayu Serdang. Sastra lisan Melayu Serdang merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang perlu diselamatkan. Salah satu usaha penyelamatan adalah dengan mengadakan penelitian dan inventarisasi. Di samping itu, penelitian ini bermanfaat pula sebagai salah satu upaya pembinaan dan pengembangan sastra lisan yang bersangkutan, sekaligus mempunyai manfaat dalam rangka pembinaan dan pengembangan budaya daerah dan nasional.
4 Keramat Kuda menceritakan tentang Datok Pao yang sombong dan angkuh, masyarakat sangat tidak menyukai Datok Pao karena sifatnya itu. Datuk Pao memiliki kuda putih yang dirawat oleh Ramli salah satu pengurus kuda yang dimiliki Datuk Pao. Ketika menunggangi kudanya yang bernama siputih datok pao sangat sombong, karena tidak segan-segan menabrak orang atau masyarakat setempat yang tidak mau minggir ketika dia ingin melintas. Suatu hari diperjalanan, ketika Ramli dan Syekh Maulana Maghribi kembali dari menyiarkan ajaran Rasulullah, samar-samar diujung jalan mereka melihat seorang gemuk berkaca mata hitam, dipinggangnya tergantung pedang panjang mengendarai kuda putih dengan kecepatan luar biasa hingga menyebabkan banyak debu berterbangan diudara. Biasanya setiap orang yang melihat pengendara kuda itu, mereka akan menepi, untuk menghindar dari pengendara kuda yang sangat mereka benci Datok Pao namanya. Datok Pao mempunyai sifat sombong, angkuh, kejam da tidak pernah menghargai orang lain. Dari jauh pun Datok menatap heran pada dua orang berpakaian putih yang tidak mau menepi, dengan marah dia memacu kudanya kearah keduan orang berbaju putih itu untuk menabraknya. Untuk menjaga keselamatan gurunya dengan sigap Ramli melompat ke depan menghadang kuda agar jangan sampai menabrak gurunya tuan Syekh Maulana Maghribi yang sangat dicintai dan dihormatinya.
5 Disaat akan terjadi benturan, tiba-tiba Siputih yang tidak pernah melupakan Ramli memutar arah 180 derajat kebelakang, mengakibatkan kaca mata Datok Pao tercampak jatuh dan pecah mengenai batu. Menerima keadaan itu Datok Pao marah, iya melompat dari punggung siputih sembari mencabut pedang dan menebaskannya kearah leher Ramli, untuk menghindarkan Ramli dari sabetan pedang Datok Pao, Siputih mengangkat kedua kaki depannya dan menendang Datok Pao. Pedang Datok Pao mengoyak perut Siputih, hingga mengakibatkan Siputih tewas dan Datok Pao meninggal dengan kepala pecah terkena terjangan Siputih. Melihat kejadian itu Ramli melompat memeluk tubuh Siputih dan menangis sekuat-kuatnya. Orang yang tadinya menjauh, berdatangan dengan wajah sedih dan penuh simpati kepada Siputih. Ramli memohon izin kepada Syekh Maulana Maghribi untuk membuka jubah putihnya sebagai pembalut tubuh kuda putih yang kaku. Kemudian Ramli, Syekh Maulana Maghribi dan masyarakat yang menyaksikan kejadian itu menggali lubang untuk tempat peristirahatan siputih di tepi jalan dekat kejadian tragis itu. Selesai mengubur siputih mereka beramai-ramai membawa mayat datok pao untuk diserahkan kepada keluarganya di Istana duka. Tempat tewasnya datok pao dan siputih sekarang disebut Desa Mata Pao, sementara kuburan Siputih binatang yang tahu membalas budi itu, sampai sekarang terawat bersih yang dinamakan masyarakat sekitar dengan sebuatan Keramat Kuda. Penulis memilih judul ini karena masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang cerita ini dan banyaknya versi cerita yang tersebar di kalangan masyarakat.
6 Ditinjau dari segi kemasyarakatan, cerita ini sangat penting untuk dibahas agar terhindar dari kepunahan, khususnya untuk masyarakat Melayu di Kabupaten Serdang Bedagai. Maka penulis berusaha mengkaji kembali cerita Keramat Kuda yang terdapat di desa Mata Pao Kecamatan Teluk Mengkudu. Hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi penulis, karena sedikitnya informasi yang dapat dijadikan referensi untuk menyempurnakan cerita rakyat Keramat Kuda ini. Maka dengan ini penulis mengangkat cerita ini agar dapat menjadi dokumentasi dan pengetahuan bagi generasi berikutnya. 1.2 Rumusan Masalah Untuk lebih memfokuskan pembahasan maka diperlukan perumusan masalah yang tepat agar pembahasan terhadap cerita rakyat Keramat Kuda tidak meluas dan mencapai sasaran yang dikehendaki. Permasalahan yang akan dibicarakan dalam tulisan ini pada hakikatnya mencakup aspek nilai-nilai sosiologis dalam cerita rakyat Keramat Kuda. Untuk mengetahui dan memahami aspek-aspek sosiologis dalam cerita rakyat tersebut maka dianggap perlu untuk menelaah terlebih dahulu aspek-aspek pembangun dari cerita rakyat tersebut atau unsur-unsur pembentuk dalam cerita (unsur intrinsik) rakyat Keramat Kuda. Adapun masalah yang akan dibahas dalam proposal adalah : 1. Struktur intrinsik yang membangun cerita rakyat Keramat Kuda yang terdiri dari tema, alur, latar, dan perwatakan. 2. Nilai-nilai sosiologis yang terkandung dalam cerita rakyat Keramat Kuda.
7 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah maka kajian sosiologis dalam cerita rakyat Keramat Kuda secara khusus bertujuan untuk : 1. Mengetahui struktur intrinsik cerita rakyat Keramat Kuda yang terdiri atas tema, alur, latar, dan perwatakan. 2. Mengetahui nilai-nilai sosiologis dalam cerita rakyat Keramat Kuda sebagai karya sastra Melayu. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan oleh peneliti adalah : 1. Membantu pembaca untuk memahami unsur-unsur yang membangun cerita rakyat Keramat Kuda. 2. Membantu pembaca untuk memahami nilai-nilai sosiologis dalam cerita rakyat Keramat Kuda. 3. Memelihara karya sastra lisan agar terhindar dari kemusnahan dan dapat diwariskan pada generasi yang akan datang. 4. Menjadi sumber informasi tentang kebudayaan Melayu, khususnya tentang cerita rakyat Keramat Kuda pada masyarakat di Kabupaten Serdang Bedagai. 1.5 Anggapan Dasar Suatu penelitian memerlukan anggapan dasar yang dapat memberikan gambaran arah pengumpulan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Anggapan dasar adalah titik tolak pemikiran untuk penyelidikan tertentu,
8 titik tolak yang dapat diterima kebenarannya. Maka penulis memiliki anggapan dasar bahwa dalam cerita rakyat Keramat Kuda terkandung nilai-nilai sosiologis dari masyarakat pemilik cerita tersebut. 1.6 Lokasi Penelitian Kabupaten Serdang Bedagai adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara dengan luas Kabupaten Km 2 yang terletak pada koordinat LU BT. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki 17 Kecamatan diantaranya adalah Kecamatan Kotarih, Silinda, Bintang Bayu, Dolok Masihul, Serba Jadi, Sipis-Pis, Dolok Merawan, Tebing Tinggi, Tebing Sei Bandar, Bandar Kalipah, Tanjung Beringin, Sei Rampah, Sei Bamban, Teluk Mengkudu, Perbaungan, Pegajahan dan Pantai Cermin. Kecamatan Teluk Mengkudu adalah daerah yang menjadi tempat penelitian, tepatnya di Desa Mata Pao. Kecamatan Teluk Mengkudu memiliki beberapa Desa diantaranya adalah Desa Liberia, Sei Buluh, Pematang Setrak, Mata Pao, Makmur, Pasar Baru, Sialang Buah, Pekan Sialang Buah, Pematang Guntung, Sentong, Bogak Besar Dan Pematang Kualah. Keadaan Penduduk Penduduk Kabupaten Serdang Bedagai berdasarkan data Biro pusat Statistik pada tahun 2010 berjumlah jiwa dengan komposisi yang berimbang antara laki-laki dan perempuan.
9 Masyarakat yang tinggal di Desa Mata Pao terdiri dari berbagai macam suku, seperti Melayu, Jawa, dan Batak. Penduduk yang berada di desa Mata Pao rata- rata mata pencariannya adalah berkebun. Produk perkebunan unggulan di desa ini adalah kelapa sawit. Namun sebagian masyarakat ada juga yang bekerja sebagai buruh pabrik dan membuka warung makan dan bekerja di instansi Pemerintah..
LAMPIRAN. Cerita Keramat Kuda. kecil sudah mejadi yatim piatu, ia terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan
LAMPIRAN Lampiran 1 Cerita Keramat Kuda Dikampung mengkudu, tinggal seorang anak bernama Ramli, Ramli sejak kecil sudah mejadi yatim piatu, ia terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi Lintang Utara,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai 3.1.1 Letak Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 2 0 57 Lintang Utara, 3 0 16 Lintang Selatan, 98 0 33 Bujur Timur,
Lebih terperinciDAFTAR RENCANA UMUM KEGIATAN ( R.U.P )
DAFTAR RENCANA UMUM KEGIATAN ( R.U.P ) ( HASIL REVISI DAFTAR RENCANA UMUM KEGIATAN YANG DITAYANGKAN TANGGAL 13 MARET 2012 ) INSTANSI ALAMAT PROGRAM KEGIATAN TAHUN ANGGARAN DINAS BINA MARGA KABUPATEN SERDANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat dikatakan masih
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN
24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis
Lebih terperinci2.1 KEBIJAKAN RENCANA PENGEMBANGAN MENURUT RTRW. spasial dalam pengembangan wilayah dan kota yang dibentuk atas dasar kesepakatan
BAB II KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DAN LANDASAN DASAR HUKUM 2.1 KEBIJAKAN RENCANA PENGEMBANGAN MENURUT RTRW KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Rencana tata ruang sebagai produk utama penataan
Lebih terperinciKAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH
Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah
Lebih terperinciUNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN SASTRA DAERAH PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA MELAYU MEDAN 2013
NILAI-NILAI SOSIOLOGIS CERITA RAKYAT KERAMAT KUDA PADA MASYARAKAT DESA MATAPAO KECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Skripsi Sarjana Dikerjakan Oleh NAMA : Bobby Heryawan Tarigan NIM : 080702005
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku tersebut memiliki nilai budaya yang dapat membedakan ciri yang satu dengan yang lainnya.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Pelaksanaan kegiatan Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan
BAB I PENDAHULUAN Pelaksanaan kegiatan Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan telah memasuki tahap akhir dimana setelah penyusunan Laporan Pendahuluan dan Laporan Kompilasi Data,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI LOKASI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH
Bab 3 IDENTIFIKASI LOKASI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 3.1 Indikator dan Skoring 3.1.1 Indikator Daerah Berpendapatan Rendah Daerah berpendapatan rendah dalam kajian ini adalah daerah bila dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan, mata pencaharian mereka adalah usaha pertanian. Umumnya mereka berniat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka merupakan pulau kecil di sebelah selatan Sumatra. Pulau ini sudah terkenal sejak abad ke-6. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan prasasti
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Gambaran Umum Daerah Kabupaten Serdang Bedagai 1. Sejarah Kabupaten Serdang bedagai yang beribukota Sei Rampah adalah kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu nilai dan pikiran yang hidup pada sebuah masyarakat, dan dalam suatu nilai, dan pikiran ini berkembang sejumlah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 9 TAHUN 2008
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 9 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN OBJEK WISATA PESISIR PANTAI DAN SUNGAI DI KABUPATEN SERDANG
Lebih terperinciBAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian
BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Batubara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang baru menginjak usia 8 tahun ini diresmikan tepatnya pada 15
Lebih terperinciANALISA DAN RENCANA PENGEMBANGAN. secara garis besar kebutuhan transportasi di Kabupaten Serdang Bedagai dalam
BAB V ANALISA DAN RENCANA PENGEMBANGAN 5.1 ANALISA HOME INTERVIEW Dari hasil wawancara dan kuisioner yang disampaikan kepada masyarakat, secara garis besar kebutuhan transportasi di Kabupaten Serdang Bedagai
Lebih terperinciBAB 5 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
BAB 5 PENETAPAN Berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya di prioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,
Lebih terperinci2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai
BAB 2 TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG 2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Serdang Bedagai pada prinsipnya merupakan sarana/alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa memungkinkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa memungkinkan kita untuk bertukar informasi dengan orang lain, baik itu secara lisan maupun tertulis.
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN 3.1 SEJARAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Keinginan untuk dimekarkannya Kabupaten Deli Serdang sebenarnya telah cukup lama muncul di kalangan masyarakat Kabupaten Deli Serdang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat pemiliknya, sebagai milik bersama, yang isinya mengenai berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa, yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan berbangsa
Lebih terperinciRINCIN DANA DESA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN ANGGARAN Alokasi Berdasarkan Formula Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Luas Wilayah IKG
SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SERDANG BEDAGAI NOMOR : 5 TAHUN 2016 TANGGAL :17 Maret 2016 TENTANG : TATA CARA PERHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA, ALOKASI DANA DESA, SERTA DANA BAGI HASIL
Lebih terperinciRINCIAN DANA ALOKASI DANA DESA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN ANGGARAN 2016
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI SERDANG BEDAGAI NOMOR : 5 TAHUN 2016 TANGGAL : 17 Maret 2016 TENTANG : TATA CARA PERHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA, ALOKASI DANA DESA, SERTA DANA BAGI HASIL PAJAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di kalangan para pelajar marak terjadinya peristiwa tawuran, kekerasan antar pelajar, penggunaan narkoba, dan seks bebas. Hal ini sangatlah memprihatinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu sistem yang membentuk tatanan kehidupan dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh individu dengan individu lainnya atau antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam mengatasi krisis yang sedang terjadi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut sumber lisan turun-menurun berasal dari bahasa simalungun: sima-sima dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simalungun adalah salah satu Kabupaten di Sumatra Utara. Kabupaten Simalungun secara geografis terletak diantara 03 16-02 22 Lintang Utara dan 98 25-99 32 Bujur
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI. wilayah Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 KARAKTERISTIK KABUPATEN SERDANG BEDAGAI 3.1.1 Kondisi Fisik Dasar Kabupaten Serdang Bedagai adalah kabupaten baru hasil pemekaran dari wilayah Kabupaten Deli Serdang.
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 sebanyak 78,3 ribu rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 sebanyak 78,3 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 sebanyak 38
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lampau dimana kawasan Sumatera Utara masuk dalam wilayah Sumatera Timur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara adalah suatu kawasan yang banyak menyimpan bentukbentuk kesenian tradisional Melayu. Hal ini berkaitan dengan sejarah masa lampau dimana kawasan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SAMOSIR DAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DI PROVINSI SUMATERA UTARA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SAMOSIR DAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciRGS Mitra 1 of 14 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG
RGS Mitra 1 of 14 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SAMOSIR DAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra pada umumnya terdiri atas dua bentuk yaitu bentuk lisan dan bentuk tulisan. Sastra yang berbentuk lisan seperti mantra, bidal, pantun, gurindam, syair,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KEPENGHULUAN UJUNG TANJUNG KECAMATAN TANAH PUTIH KABUPATEN ROKAN HILIR
BAB II GAMBARAN UMUM KEPENGHULUAN UJUNG TANJUNG KECAMATAN TANAH PUTIH KABUPATEN ROKAN HILIR A. Kondisi Geografis dan Demografis Kepenghuluan Ujung Tanjung merupakan salah satu Kepenghuluan yang ada di
Lebih terperinciWujud Cerita Panglima Besar dalam Masyarakat Desa Sei Nagalawan. merupakan panglima yang tinggal di Desa Sei Nagalawan. Tokoh Panglima Besar
LAMPIRAN 1 Wujud Cerita Panglima Besar dalam Masyarakat Desa Sei Nagalawan Bagi sebagian masyarakat di Desa Sei Nagalawan cerita Panglima Besar ini tidak asing lagi, banyak orang berpendapat bahwasannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang menciptakan
Lebih terperinciKisah Ashabul Kahfi. Adapun lokasi gua Ashabul Kahfi tersebut ada 3 pendapat yaitu:
Kisah Ashabul Kahfi Kisah Ashabul Kahfi dan anjing adalah sebuah kisah penuh keajaiban sebagai pertanda kekuasan Allah swt yang tak bias di jelaskan oleh akal manusia yang terbatas ini kisah ini di muat
Lebih terperinciBAB II. Gambaran Umum Wilayah Perencanaan 2.1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SERDANG BEDAGAI KEADAAN GEOGRAFI
BAB II Gambaran Umum Wilayah Perencanaan 2.1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SERDANG BEDAGAI 2.1.1 KEADAAN GEOGRAFI Kabupaten Serdang Bedagai adalah kabupaten baru hasil pemekaran dari wilayah Kabupaten Deli Serdang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan dari berbagai etnik. Warisan kebudayaan yang disampaikan secara turun menurun dari mulut kemulut secara lisan biasa disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias daerah atau suku suku yang telah membudaya berabad abad. Berbagai ragam hias yang ada di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan kita tidak dapat melihatnya sebagai sesuatu yang statis, tetapi merupakan sesuatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang disebut karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan karya imajinasi yang inspirasinya berasal dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya imajinasi yang inspirasinya berasal dari fenomena yang dialami atau terjadi di sekeliling pengarang. Karya sastra yang diciptakan
Lebih terperinciSebelah Timur : Kabupaten Asahan dan Simalungun. Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang (Sungai Buaya dan Sungai Ular)
BAB II T I N J A U A N RONA WILAYAH KABUPATEN Rona Wilayah Kabupaten merupakan suatu gambaran dari keadaan studi yaitu Kabupaten Serdang Bedagai. Gambaran wilayah tersebut akan dibedakan menjadi rona fisik,
Lebih terperinciKAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA
KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA Ayu Puspita Indah Sari dan Hastari Mayrita Universitas Bina Darma Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah yang terbentuk dari berbagai suku dan memiliki banyak jenis kebudayaan yang berasal dari daerah atau suku itu sendiri. Kebudayaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan pada umumnya selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Demikian halnya dengan kesusastraan Indonesia. Perkembangan kesusastraan Indonesia sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Papua seperti seekor burung raksasa, Kabupaten Teluk Wondama ini terletak di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Teluk Wondama merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat, yang baru berdiri pada 12 April 2003. Jika dilihat di peta pulau Papua seperti seekor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu adalah sesuatu yang difikirkan, dilakukan, diciptakan oleh manusia. Manusia adalah makhluk
Lebih terperinciPENDAHULUAN. ini harus berani bekerja keras guna meningkatkan dan melipat gamdakan produksi
PENDAHULUAN Latar Belakang Sejak jaman dahulu peranan komoditi pangan di Indonesia, khususny padi cukupbesar, sebab padi merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Kebutuhan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.
11 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang usaha pembelian buah kelapa sawit ini terletak di Desa Tapung Jaya Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu. Desa Tapung Jaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Drama merupakan karya sastra yang dalam penulisan teksnya berisikan dialog-dialog dan isinya membentangkan sebuah alur. Seperti fiksi, drama berpusat pada satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah karya seni yang dapat memikat hati dan bersifat mendidik. Berbagai jenis karya sastra yang telah hadir dalam lingkungan masyarakat dapat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang kedua di dunia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan. Peningkatan partisipasi pria dalam KB dan kesehatan reproduksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Partisipasi pria menjadi salah satu faktor dalam menyukseskan program Keluarga Berencana (KB). Sebaik apa pun program yang dilakukan pemerintah tetapi tanpa peran
Lebih terperinciN O M O R 10 TAH U N 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDAN G BEDAGAI N O M O R 10 TAHUN 2006 TEN TAN G
LEM BARAN DAERAH K ABUPATEN SERD ANG BED AG AI N O M O R 10 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDAN G BEDAGAI N O M O R 10 TAH U N 2006 TEN TAN G PEM BEN TUKAN KECA M ATAN PEGAJAH AN, KECAM ATAN SEI
Lebih terperinci2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terbentuknya desa sebagai tempat tinggal kelompok terutama disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terbentuknya desa sebagai tempat tinggal kelompok terutama disebabkan karena naluri alamiah untuk mempertahankan kelompok. Didalam kelompok tersebut terjalin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan nenek moyang. Sejak dulu berkesenian sudah menjadi kebiasaan yang membudaya, secara turun temurun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang memiliki beberapa kabupaten dengan berbagai macam suku. Salah satu suku yang terdapat di Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat yang berkembang sesuai dengan lingkungannya. Karya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang disebut karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota masyarakat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA Domba merupakan jenis ternak potong yang tergolong ternak ruminansia kecil, hewan pemamahbiak dan merupakan hewan mamalia yang menyusui anaknya. Di samping penghasil daging yang baik,
Lebih terperinci- 1 - P U T U S A N NOMOR : 698 / PID.Sus / 2014 / PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
- 1 - P U T U S A N NOMOR : 698 / PID.Sus / 2014 / PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN di Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam tingkat
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012
KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Laporan Akhir Kajian Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Berpendapatan Rendah di Kabupaten
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Dari masa ke masa banyak pujangga yang menghasilkan karya sastra. dengan berbagai bentuk dan gaya penulisan sebagai pengukuh segi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dari masa ke masa banyak pujangga yang menghasilkan karya sastra dengan berbagai bentuk dan gaya penulisan sebagai pengukuh segi estetika. Apapun bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain mampu merumuskan tujuan pendidikan yang berisikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, dimana pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah memiliki keanekaragaman budaya yang tak terhitung banyaknya. Kebudayaan lokal dari seluruh
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kabupaten Serdang Bedagai
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kabupaten Serdang Bedagai Keinginan Masyarakat untuk dimekarkannya Kabupaten Deli Serdang sebenarnya telah cukup lama muncul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji sastra maka kita akan dapat menggali berbagai kebudayaan yang ada. Di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. belum terpecahkan. Di sepanjang Bulan Februari hingga Agustus 2014, jumlah
BB 1 PEDHULU 1.1 Latar Belakang Tingkat pengganguran saat ini di Indonesia merupakan persoalan yang belum terpecahkan. Di sepanjang Bulan Februari hingga gustus 2014, jumlah `pengangguran di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, manusia sudah hidup secara berkelompok baik hidupnya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu, manusia sudah hidup secara berkelompok baik hidupnya yang masih berpindah- pindah maupun yang sudah menetap di suatu wilayah. Manusia yang hidup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran Bahasa disampaikan kepada para siswa mulai dari jenjang pendidikan tingkat dasar, menengah sampai pendidikan tinggi bertujuan untuk meningkatkan nasionalisme,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa serta budaya. Keanekaragaman kebudayaan ini berasal dari kebudayaan-kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri atas berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Salah satunya adalah etnis Batak. Etnis
Lebih terperinciini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan kini telah berkembang searah dengan kebutuhan masyarakat yang dinamis. Perkembangan ini tentunya mempengaruhi berbagai disiplin ilmu yang telah ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah satu kebutuhan pokok
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi negara Indonesia akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kondisi negara Indonesia akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan. Kejadian-kejadian yang menjerumus pada kekerasan, seolah menjadi hal yang biasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut bentuk dan cara pendekatan terhadap karya sastra dan gejala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan suatu kegiatan mengekspresikan diri yang diwujudkan dalam bentuk karya yaitu yang disebut karya sastra. Sastra boleh juga disebut karya seni karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelurahan Watulea, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabhanti Watulea merupakan tradisi lisan masyarakat Watulea di Kelurahan Watulea, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. Kabhanti Watulea adalah
Lebih terperinciJadi aku harus minta izin Ayah supaya bisa masuk ke sana? tanya Putri Ahanni pada gurunya.
Letak Zalikan berada di lembah dataran tinggi Tehravim. Saat musim dingin tiba, kabut mulai menyelimuti Zalikan. Membentuk atap halimun yang memisahkan antara masyarakat dan penguasa. Istana kerajaan kokoh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jumlahnya beratus-ratus di seluruh Indonesia. Bahasa-bahasa daerah yang menjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerita rakyat merupakan salah satu bentuk ekspresi kebudayaan daerah yang jumlahnya beratus-ratus di seluruh Indonesia. Bahasa-bahasa daerah yang menjadi media pengucapan
Lebih terperinciIndikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2011 Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai
No. Katalog BPS :12182.12.008 Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2011 Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai 1 Kabupaten Serdang Bedagai 2011 Nomor Publikasi : 12182.12.008 Katalog BPS : 4102004.1218
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu
Lebih terperinciKatalog BPS :
Katalog BPS : 1101002.1218011 Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai Jalan Negara Medan Tebing Tinggi Kompleks Instansi Vertikal Sei Rampah 20695 Telepon 0621-441805/Fax. 0621-441806 E-mail :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat dikatakan masih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian Ziarah merupakan istilah yang tidak asing di masyarakat. Ziarah adalah salah satu bentuk kegiatan berdoa yang identitik dengan hal yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dengan masyarakat mempunyai hubungan yang cukup erat. Apalagi pada zaman modern seperti saat ini. Sastra bukan saja mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Air diperuntukan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Air diperuntukan untuk minum,mandi dan mencuci,air juga sebagai sarana transportasi, sebagai wisata/rekreasi,
Lebih terperinci