PENGUJIAN HIPOTESIS MAKALAH. (Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliahi Metodologi Penelitian Bidang Studi) Oleh : TINI HENDRAYATI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUJIAN HIPOTESIS MAKALAH. (Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliahi Metodologi Penelitian Bidang Studi) Oleh : TINI HENDRAYATI"

Transkripsi

1 PENGUJIAN HIPOTESIS MAKALAH (Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliahi Metodologi Penelitian Bidang Studi) Oleh : TINI HENDRAYATI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengujian Hipotesis dengan baik. Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, teman-teman kami dan keterlibatan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih. Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Bidang Studi dan sebagai media untuk lebih mendalami setiap unit yang akan dipelajari dan dibahas dalam mata kuliah ini. Dalam pembuatan gagasan tertulis ini, penulis menyadari bahwa terdapat beberapa kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk semua pihak. Jember, 07 November

3 DAFTAR ISI Halaman Judul KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan... 2 BAB 2. PEMBAHASAN Pengertian pengujian hipotesis Syarat-syarat pengujian hipotesi Ciri-ciri hipotesis yang baik Jenis-jenis pengujian hipotesisi Jenis Hipotesis secara umum Hipotesis berdasarkan arah atau bentuk formulasi hipotesis Bentuk-bentuk perumusan hipotesis Sumber-sumber perumusan hipotesis Hipotesis penelitian perumusan hipotesis

4 2.8. Hipotesis dan estimasi Cara menguji hipotesis Pengujian hipotesis dalam analisa inferensi Hal-hal yang dapat menyebabkan suatu hipotesis tidak terbukti Penelitian tanpa hipotesis BAB 3. PENUTUP Kesimpulan Saran... 4

5 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan. Hal ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya. Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria perumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian, maupun pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan hipotesis. Selain itu seorang peneliti juga harus mengetahui bagaimana cara menguji hipotesis agar terhindar dari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis. (Arikunto, 2006). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini akan membahas 5

6 mengenai hakikat hipotesis hingga kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menetapkan beberapa rumusan masalah, di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Apa pengertian hipotesis? 2. Apa saja syarat-syarat hipotesis? 3. Apa saja ciri-ciri hipotesis? 4. Apa Jenis-jenis hipotesis? 5. Bagaimana bentuk-bentuk perumusan hipotesis? 6. Apa sumber-sumber perumusan hipotesis? 7. Apa hipotesis penelitian dan hipotesis statistik? 8. Apa hipotesis dan estimate? 9. Bagaimana cara menguji Hipotesis? 10. Bagaimana pengujian hipotesis dalam analisa inferensi? 11. Apa hal-hal yang dapat menyebabkan suatu hipotesis tidak terbukti? 12. Bagaimana penelitian tanpa hipotesis? 1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah untuk membahas secara mendalam tentang. 1. Pengertian hipotesis. 2. Syarat- syarat hipotesis 3. Ciri-ciri hipotesis 4. Jenis-jenis hipotesis. 5. Bentuk-bentuk perumusan hipotesis. 6. Sumber-sumber perumusan hipotesis. 7. Hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. 8. Hipotesis dan estimate. 6

7 9. Cara menguji hipotesis. 10. Cara pengujian hipotesis dalam analisa inferensi. 11. Sebab suatu hipotesis tidak terbukti. 12. Bagaimana penelitian tanpa hipotesis. 7

8 BAB 2. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pengujian Hipotesis Hipotesis (hypo = sebelum; thesis = pernyataan, pendapat) adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, atau pengamatan dengan teori. Hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan Antara variabel-variabel di dalam persoalan. (W.Gulo : 2002). Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris. Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti lemah dan thesa yang berarti pernyataan. Pernyataan atau dugaan tersebut sering disebut sebagai proporsi. Hipotesis kadang bias merupakan kesimpulan sementara yang harus diuji kebenarannya. Dugaan maupun kesimpulan sementara yang masih ada kemungkinan benar atau salah, maka harus diuji kebenarannya agar menghasilkan informasi yang benar dan bermanfaat. Dalam suatu penelitian, hipotesis merupakan arah atau pedoman untuk membatasi variable yang digunakan, meskipun tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif tidak memerlukan hipotesis karena pada penelitian ini, peneliti menggali informasi dan data. Berdasarkan kutipan pendapat Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA(dalam buku Arikunto, 2006:71), tentang pemecahan masalah, peneliti seringkali tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawabannya melalui penelitian yang dilakukan. Jawaban terhadap permasalahan ini dibedakan atas 2 hal sesuai dengan taraf pencapaiannya yaitu: 8

9 1. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf teoretik, dicapai melalui membaca. 2. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf praktik, dicapai setelah penelitian selesai, yaitu setelah pengolahan terhadap data. Sehubungan dengan pembatasan pengertian tersebut maka hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara, yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis. Selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi tesa, atau sebaliknya, tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti. Berkaitan dengan hipotesis yang di rumuskan peneliti dapat bersikap dua hal: 1) Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian). 2) Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung). Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain: 1) Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variabel penyebab dan variabel akibat. 2) Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulkan oleh penyebab itu. 3) Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bias menimbulkan akibat tersebut. Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian. Namun tidak selalu semua penelitian harus berorientasikan hipotesis, walaupun hipotesis ini sangat penting 9

10 sebagai pedoman kerja dalam penelitian. Jenis penelitian eksploratif, survei, atau kasus, dan penelitian development biasanya justru tidak berhipotesis karena tujuan penelitian jenis ini bukan untuk menguji hipotesis tetapi mempelajari tentang gejalagejala sebanyak-banyaknya (Arikunto, 2006). G.E.R Brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi: 1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu (magnitude). 2. Penelitian tentang perbedaan (differencies). 3. Penelitian hubungan (relationship). 2.2 Syarat-Syarat Pengujian Hipotesis Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian. Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat merumuskan hipotesis ini dengan jelas. Borg dan Gall (dalam buku Arikunto,2006: 73) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut: 1) Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas. Harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, artinya rumusan hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna tidak boleh menimbulkan penafsiran lebih dari satu makna. Jika hipotesis dirumuskan secara umum, maka hipotesis tersebut tidak dapat diuji secara empiris. Harus dapat diuji secara empiris, maksudnya ialah memungkinkan untuk diungkapkan dalam bentuk operasional yang dapat dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan secara empiris. 2) Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel. Maksudnya dalam merumuskan hipotesis seorang peneliti harus setidak-tidaknya mempunyai dua variable yang akan dikaji. Kedua variable 10

11 tersebut adalah variable bebas dan variable tergantung. Jika variabel lebih dari dua, maka biasanya satu variable tergantung dua variabel bebas. 3) Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan. Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian: 1. Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternative, disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Rumusan hipotesis kerja: a. Jika maka Contoh: Jika orang banyak makan, maka berat badannya akan naik. b. Ada perbedaan antara.dan Contoh: Ada perbedaan anatar penduduk kota dan penduduk desa dalam cara berpakaian. c. Ada pengaruh terhadap Contoh: Ada pengaruh makanan terhadap berat badan. 2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan sttistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Pemberian nama hipotesis nol atau hipotesis nihil dapat dimengerti dengan mudah karena tidak ada perbedaan antara dua variabel. Dengan kata lain, selisish verbal pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil. Rumusan hipotesis nol: 11

12 a. Tidak ada perbedaan antara..dengan.. Contoh: Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswatingkat II dalam disiplin kuliah. b. Tidak ada pengaruh..terhadap.. Contoh: Tidak ada pengaruh jarak dari rumah kesekolah terhadap kerajinan mengikuti kuliah. Dalam pembuktian hipotesis alternative (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruhi pernyataan Ha. Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis Ciri-Ciri Hipotesis Yang Baik Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proposional, jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata. Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni: a) Hipotesis merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Berarti hipotesis merupakan dugaan tentang hubungan antara variabel. Ketika hipotesis dirumuskan maka harus ditegaskan mana yang menjadi variabel dependen dan mana yang sebagai variabel independen serta bagaimana hubungannya. 12

13 b) Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya. c) Hipotesisi harus sederhana dan spesifik Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan. d) Hipotesis harus bisa diuji. Instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran untuk yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metode pengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi. 13

14 2.4 Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis Hipotesis tidak pernah dibuktikan kebenarannya, tetapi diuji validitasnya. Kecocokan hipotesis dengan fakta bukanlah membuktikan hipotesis, karena bukti tersebut memberikan alasan kepada kita untuk menerima hipotesis, dan hipotesis adalah konsekuensi logis dari bukti yang diperoleh. Untuk menguji hipotesis diperlukan data atau fakta-fakta. Kerangka pengujian harus ditetapkan lebih dahulu sebelum si peneliti mengumpulkan data. Pengujian hipotesis memerlukan pengetahuan yang luas mengenai teori, kerangka teori, penguasaan penggunaan teori secara logis, statistik dan teknik-teknik pengujian. Cara pengujian hipotesis bergantung dari metode dan desain penelitian yang digunakan Jenis Hipotesis Secara umum Secara umum hipotesis dapat diuji melalui dua cara, yaitu mencocokkan dengan fakta, atau dengan mempelajari konsistensi logis. 1.Menguji hipotesis dengan konsistensi logis Penggunaan logika memang berperan penting dalam menguji hipotesis dengan konsistensi logis. Logika adalah ilmu yang mempelajari cara memberi alas an. Karena cara memeberi alas an adalah berkenaan dengan berfikir tentang berfikir. Secara lebih luas, logika adalah studi tentang operasional memberi alasan, dengan mana fakta-fakta diamati, bukti-bukti dikumpulkan, dan kesimpulan yang wajar diambil. Dengan demikian, logika tidak lain adalah metode memberi alasan. Cara penarikan kesimpulan dengan berfikir secara valid dinamakan berfikir secara logis. Logika adalah cara menalar dimana data diamati dan dibagi-bagi, buktinya dicari dan dipertimbangkan, dan kemudian kesimpulan diambil. Ada dua cara dalam 14

15 memberi alasan, yaitu cara deduktif, (dari umum menjadi spesifik), dan cara induktif, (dari spesifik menuju umum. a. Alasan deduktif Alasan deduktif adalah cara memberi alasan dengan berfikir dan bertolak dari pernyataan yang bersifat umum dan menarik kesimpulan yang bersifat khusus atau spesifik. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya dengan jalan menggunakan pola berfikir yang disebut sillogisma. Sillogisma berasal dari kota Yunani yang berarti sama-sama. Suatu sillogisma terdiri dari tiga kalimat, dimana dua kalimat pertama adalah dua proposisi atau premis dan kalimat terakhir adalah suatu kesimpulan. Premis-premis gunanya untuk memberikan dasar atau alsan agar memperoleh esimpulan pada kalimat ketiga. b. Alasan induktif Alasan induktif adalah cara berfikir untuk memberi alasan yang dimulai dengan pernyataan-pernyataan yang spesifik untuk menyusun suatu argumentasi yang bersifat umum. Alasan secara induktif banyak digunakan untuk menjajaki aturan-aturan alamiah dari suatu fenomena. Karena dalam kehidupan jagat raya ilmu tidak menggugat pencipta, tetapi menelaah sebab dan akibat dari kejadian di jagad raya yang telah diciptakan Allah. Alasanalasan induktif banyak digunakan dalam pembuktiannya. Dalam alasan nduktif, suatu kesimpulan umum ditarik dari pernyataan spesifik. Misalnya, dari pengamatan bahwa ikan ada mulut, kodok ada mulut, ayam ada mulut, kuda ada mulut, kambing ada mulut, burung ada mulut, maka ditarik kesimpulan bahwa semua binatang ada mulut. Dalam menguji hipotesis seacara konsistensi logis, tidak ada suatu ketentuan apakah seorang peneliti harus menggunakan alasan deduktif atau induktif. Dengan perkataan lain, dalam proses pengujian hipotesis peneliti tidak mempunyai batasan yang nyata dalam memberikan alasan untuk menguji, mengutak-ngatik data, serta 15

16 variabel khas untuk menguji hipotesis ataupun dari suatu hal yang umum diturunkannya ke sifat-sifat khas untuk menguji hipotesis. Alasan deduktif sering digunakan oleh si peneliti untuk menguji hipotesis. Dari hubungan-hubungan yang kompleks dari fenomena dapat ditarik suatu proposisi sebagai suatu factor penyebab dalam pengujian hipotesis. Dalam hal ini, si peneliti menyaring dari perilaku yang kompleks sebuah ide yang cocok dengan hipotesisnya. Cara deduksi memberi tiga keuntungan (Cohen, 1931). a. Menolong menemukan beberapa asumsi yang benar serta memperbanyak hipotesis alternative sebagai hipotesis pendamping. b. Deduksi serta akibat-akibatnya akan memperjelas arti hipotesis sehingga akan menolong proses pengujian hipotesis. c. Proses induksi dalam cara berfikir dapat membantu menghindari hal-hal yang tidak relevan, dan induksi merupakan kunci untuk menyelesaikan teka-teki. Penggunaan alasan induksi dalam menguji hipotesis mempunyai dua macam keuntungan. Pertama, pernyataan atau kesimpulan yang diambil yang mempunyai sifat umum, lebih ekonomis. Berbagai fakta mempunyai hubungan dan pengumpulan fakta tesebut dapat merupakan satu esensi yang menyeluruh. Kedua, pernyataan yang bersifat umum tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan alasan lebih lanjut, baik secara induktif maupun deduktif. Secara induktif, dari pernyataan yang bersifat umum dapat disimpulkan menjadi sifat yang lebih umum lagi. Misalnya, karena binatang mempunyai mulut, dan manusia mempunyai mulut, maka disimpulkan bahwa semua mahkluk Tuhan mempunyai mulut. 2. Menguji dengan Mencocokkan Fakta Satu cara lagi menguji hipotesis adalah dengan mencocokkan fakta. Hal ini sering dilakukan pada penelitian dengan metode percobaan. Si peneliti, dalam hal ini, mengadakan percobaan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk 16

17 menguji hipotesisnya. Pada percobaan tersebut si peneliti menggunakan control. Kontrol dalam suatu percobaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a) Dengan manipulasi fisik Manuipulasi fisik dapat dilaksanakan dengan berbagai cara dengan menggunakan berbagai alat. Manipulasi fisik dapat berupa manipulasi mekanis dengan menggunakan listrik, dengan cara pembedahan, dengan cara farmakologi, dan sebagainya. Misalnya seorang peneliti ingin melihat pengaruh pemangkasan terhadap produksi kopi. Si peneliti adan melakukan manipulasi fisik terhadap kopi percobaannya, yaitu memangkas tanaman kopi secara mekanis, dengan menggunakan pisau pemangkas. Seorang peneliti lain akan mencoba efekivitas racun hama, maka ia akan melakukan manipulasi farmakologis dalam percobaan di laboratorium akan melakukan manipulasi kimiawi. Sering kali, peneliti melakukan banyak ragam manipulasi dalam satu percobaan b) Dengan pemilihan bahan atau desain. Control dalam percobaan juga dapat dikerjakan dengan seleksi, baik seleksi bahan ataupun seleksi terhadap desain percobaan yang akan digunakan. Dalam metode percobaan, si peneliti dapat memilih sesuka hati bahan-bahan yang digunakan asal saja bahan tersebut sesuai dengan tujuan ( apakah menggunakan cangkul, peptisida, rumpur, pupuk, dan sebagainya), ataupun masalah penelitian yang dipilih (apakah pemupukan, penyiangan, penyemprotan, dan sebagainya). Dengan desai percobaan yang dipilih jumlah replikasi dan perlakukan dapat di atur, dan pengamatan dilakukan untuk menguji hipotesis. Jika data cocok dengan hipotesis, maka hipotesis diterima. Sebaliknya, jika hasil percobaan tidak cocok dengan hipotesis, maka hipotesis ditolak atau di simpan. 17

18 Contoh pengujian hipotesis dengan cara memcocokkan dengan fakta dapat dilihat sebagai berikut. Seorang peneliti dahadapkan kepada masalah berikut. Apakah diperlukan cahaya supaya biji jagung dapat tumbuh? Dari masalah ini si peneliti merumuskan sebuah hipotesis nul. Yaitu biji jagung tidak memerlukan cahaya untuk tumbuh. Hipotesis tersebut diuji dengan cara mencocokkan dengan fakta dari percobaan. 1. Masalah Apakah biji jangung memerlukan cahaya untuk tumbuh 2. Hipotesis Biji jagung tidak memerlukan cahanya untuk tumbuh 3. Ho.Alternatif Biji jagung memerlukan cahanya untuk tumbuh 4. Menguji Hipotesis Hipotesis diuji dengan mengadakan percobaan a) Si peneliti menyediakan biji jangung yang daya kecambahnya baik b) Disediakan suatu tempat di mana kondisi tanah, suhu, cuaca,dan sebagainya cukup ideal untuk pertumbuhan jagung c) Si peneliti membagi biji jagung atas dua perlakuan: - Sebagian dibiarkan memperoleh cahaya - Sebagain lagi tidak diberi cahaya (ditutup) d) Si peneliti melakukan pengamatan selama tujuh hari 5. Hasil Pengamatan Biji jagung yang kena cahaya tumbuh dengan baik dalam tempo tujuh hari. Sebaliknya biji jagung yang tertutup (tanpa cahaya) tidak tumbuh dalam tempo tujuh hari. 6. Kesimpulan Biji jagung memerlukan cahaya untuk tumbuh. Dengan perkataan lain, si peneliti menolak hipotesis nulnya, dan menerima hipotesis alternatif. 18

19 2.4.2 Hipotesis Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesis a) Pengujian Hipotesis Dua Pihak (two tail test) Pengujian hipotesis dua pihak adalah pengujian hipotesis dimana Hipotesis Nol (Ho) berbunyi sama dengan dan Hipotesis Alternatif (Ha) berbunyi tidak sama dengan. Ho : β = 0 Ha : β 0 b) Pengujian Hipotesis Sisi Kiri Pengujian hipotesis sisi kiri adalah pengujian hipotesis dimana Hipotesis Nol (Ho) berbunyi lebih besar atau sama dengan. Secara simbolis dapat ditulis sebagai berikut: Ho : β 1 0 Ha : β 1 < 0 c) Pengujian Hipotesis Sisi Kanan Pengujian hipotesis sisi kanan adalah pengujian hipotesis dimana Hipotesis Nol (Ho) berbunyi lebih kecil atau sama dengan. Ho : β 1 0 Ha : β 1 > 0 2). Berdasarkan Jenis Parameter a) Pengujian hipotesis tentang rata-rata 19

20 Pengujian tentang hipotesis rata-rata adalah pengujian hipotesis mengenai populasi yang didasarkan atas data sampelnya. Contoh: 1) Pengujian hipotesis beda dua rata-rata 2) Pengujian hipotesis beda lebih dari dua rata-rata b) Pengujian hipotesis tentang proporsi Pengujian hipotesis tentang proporsi adalah pengujian hipotesis mengenai proporsi polpulasi yang didasarkan atas data sampelnya. Contoh: 1) Pengujian hipotesis beda dua proporsi 2) Pengujian hipotesis beda lebih dari dua proporsi 2.5 Bentuk-Bentuk Perumusan Hipotesis Berdasarkan tingkat eksplanasi hipotesis yang akan diuji atau jenis permasalahannya maka perumusan hipotesis dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1. Hipotesis Deskriptif Hipotesis deskriptif adalah hipotesis mengenai nilai suatu variabel mandiri yang tidak dalam bentuk perbandingan atau hubungan. Contoh: Jika perumusan masalahnya berbentuk sebagai berikut: 1) Berapa rata-rata penghasilan petani tembakau di daerah X? 20

21 2) Seberapa baik gaya kepemimpinan Bupati didaerah X? Perumusan hipotesis deskriptif adalah: 1) Rata-rata penghasilan petani tembakau di daerah X adalah lima juta setiap panen. 2) Gaya kepemimpinan Bupati di daerah X hanya mendekati 40% dari yang diharapkan. 2.Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif adalah hipotesis mengenai nilai perbandingan anatara sutu variabel dengan variabel lainnya. Contoh: Jik perumusan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana rata-rata penghasilan petani tembakau di daerah X dibandingkan dengan rata-rata penghasilan petani tembakau di daerah Y? 2) Bagaimana gaya kepemimpinan Bupati di daerah X dibandingkan dengan gaya kepemimpinan Bupati di daerah Y? Perumusan masalahnya adalah: 1) Rata-rata penghasilan petani tembakau di daerah X lebih rendah daripada rata-rata penghasilan petani tembakau di daerah Y. 2) Gaya kepemimpinan Bupati di daerah x lebih buruk dibandingkan dengan gaya kepemimpinan Bupati daerah Y. 3) Hipotesis Asosiatif 21

22 Hipotesis asosiatif adalah hipotesis mengenai nilai hubungan antara satu atau lebiih variabel dengan satu atau variabel lainnya. Contoh: Jika perumusan maslah berbentuk sebagai berikut: 1) Bagaimana bentuk hubungan antara insentif dengan prestasi karyawan? 2) Bagaimana bentuk hubungan antara pajak dengan investasi? Perumusan hipotsesi asosiatifnya adalah: 1) Ada hubungan positif antara insentif dengan prestasi karyawan 2) Ada hubungan negative antara pajak dengan investasi Berdasarkan uji statistic, perumusan hipotesis dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Hipotesis Nol atau Hipotsesis Nihil Hipotesis Nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang diuji, disimbulkan dalam bentuk Ho. Hipotesis Nol sering dinyatakan dalam bentuk: tidak ada perbedaan, tidak ada pengaruh, dan sebagainya. Contoh 1) Tidak ada perbedaan kinerja antara PNS yang lulus S1 dengan PNS yang lulusan S2. 2) Tidak ada pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan. 2. Hipotesis Alternatif atau Hipotesis Kerja 22

23 Hipotesis alternatif (disimbolkan Ha) adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan hipotesis nol. Hipotesis alternatif sering dinyatakan sebagai: ada perbedaan, ada pengaruh, dan lain sebagainya. Contoh perumusan hipotesis alternative: 1) Ada perbedaan kinerja antara PNS yang lulusan S1 dengan PNS yang lulusan S2. 2) Ada pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan 2.6 Sumber-Sumber Perumusan Hipotesis a) Hasil penelitian terdahulu Yaitu hasil-hasil penelitian yang sudah ada di9susun kembali menjadi hipotesis yang kemudian diuji kemmbali kebenarannya. b) Teori dan Konsepsi Teori-teori dan konsep-konsep yang sdudah ada lalu dikendalikan sedemikian rupa sehingga dapat dibentuk suatu hipotesis penelitian. c) Dari peneliti sendiri Yaitu dari sumber pengetahuan umum peneliti mengenai bidang yang akan ditelitinya. 2.7 Hipotesis Penelitian Dan Hipotesis Statistik 23

24 Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang digunakan dalam suatu penelitian. Sedangkan hipotesis statistic adalah hipotesis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang didasarkan atas data yang diperoleh dari sampel. Contoh: Hipotesis penelitian: Ada hubungan positif dan signifikan antara pelatihan dengan kinerja pegawai Hipotesis statistik. Ho: Tidak ada hubungan positif antara penelitian dengan kinerja pegawai. Ha: Ada hubungan positif dan signifikan antara pelatihan dengan kinerja pegawai. 2.8 Hipotesis Dan Estimasi Pada dasarnya menguji hipotesis adalah menaksir parameter populasi didasarkan atas data sampel. Ada dua metode menaksir yaitu point estimate dan interval estimate. Titik taksian ( point estimate) adalah metode menaksir parameter populasi didasarkan satu nilai dari rata-rata data sampel. Sebagai contoh, penghasilan petani udang di desa Lampon Kabupaten Banyuwangi Rp /bulan. Sedangkan taksiran interval (interval estimate) adalah metode menaksir parameter populasi yang didasarkan pada nilai interval rata-rata ata sampel. Contohnya, penghasilan petani udang di desa Lampon Kabupaten Banyuwangi berkisar antara Rp hingga Rp setiap bulannya. Penaksiran dengan point estimate memiliki resiko lebih besar disbanding penaksiran dengan interval estimate. Makin besar interval taksirannya akan semakin kecil kemungkinan kesalahannya. Estimate interval sangat erat kaitannya dengan selang kepercayaan (confidence interval). Yaitu interval yang menunjukkan rentang 24

25 kepercayaan peneliti terhadap jawaban yang diberikan oleh responden, yang biasanya ditunjukan dengan angka minus dan plus. Untuk memeproleh rentang kepercayaan peneliti terhadap jawaban yang diberikan oleh responden diperlukan tingkat kepercayaan atau derajat kepercayaan. Tingkat kepercayaan yang sering digunakan adalah 90%,95% dan 99% 2.9 Cara Menguji Hipotesis Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data, bahan pengujian hipotesis tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan menerima atau menolak hipotesis tersebut. Di dalam menentukan penerimaan dan penolakan hipotesis maka hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nol (Ho). Misal dengan asumsi bahwa populasi tergambar dalam kurva normal. Maka jika kita menentukan taraf kepercayaan 95% dengan pengetesan 2 ekor, maka akan terdapat dua daerah kritik, yaitu di ekor kanan dan di ekor kiri kurva, masing-masing 2½%. Daerah kritik Daerah Penerimaan 2½%. Ho 95% Daerah kritik 2½%. 25

26 Daerah kritik merupakan daerah penolakan hipotesis (hipotesis nihil) dan disebut daerah signifikansi. Sebaliknya daerah yang terletak di antara dua daerah kritis, yang diarsir, dinamakan daerah penerimaan hipotesis, atau daerah nonsignifikansi. Cara menguji hipotesis, menggunakan daerah kurva normal dan dari perhitungan Z-score dengan rumus: Z= X - X SD Apabila harga Z-score terletak di daerah penerimaan Ho, maka Ha yang dirumuskan, tidak diterima Pengujian Hipotesis dalam Analisa Inferensi Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesis yang telah dirumuskan. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bias benar atau salah. Ada beberapa langkah untuk menguji hipotesis, yaitu: a. Merumuskan hipotesis Pada analisa inferensi menggunakan hipotesis yang untuk diuji. Hipotesis digunakan untuk menguji data sampel untuk digeneralisasikan kepada populasi. Pada tahap perumusan hipotesis, kita merumuskan dua hipotesis yaitu: Ho dan Ha. Hipotesis Nol (Ho) Hipotesis Alternatif (Ha) b. Merumuskan Hipotesis c. Menentukan Confidence level dan confidence interval 26

27 Parameter sampel dapat dikatakan mewakili atau sama dengan parameter populasi apabila hasil uji statistiknya mengatakan signifikan. Untuk melakukan uji statistik, kita perlu menentukan tingkat kepercayaan (confidence level) untuk mendapatkan populasi. Misalnya derajat kepercyaan 95% menunjukan bahwa peneliti 95% yakin bahwa populasi penelitian jika ditanya akan memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dalam rentang derajat kepercayaan yang telah ditetapkan tersebut. Kemudian selang kepercayaan (confidence interval) adalah interval yang menunjukkan rentang kepercayaann peneliti terhadap jawaban yang diberikan oleh responden, yang biasanya ditunjukan dengan angka minus dan plus. Sebagai contoh jika peneliti menggunakan interval kepercayaan 4 dan dari hasil penelitian diperoleh data 47% responden menjawab ya dapat berarti bahwa yang menjawab ya sebenarnya terentang antara 43% (47-4) dan 51% (47+). d. Melakukan uji statistik Uji statistik misalnya tes, anova, chi square. e. Melakukan analisa dan menarik kesimpulan Penarikan kesimpulan bias diartikan penetapan keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis nol. Didalam output SPSS, kita bias secara langsung membuat keputusan dengan didasarkan pada nilai probalitas (sig). Dengan tingkat percayan 5%, kita dapat mengambil keputusan Hal-hal yang Dapat Menyebabkan Suatu Hipotesis Tidak Terbukti 1) Teori yang tidak kontekstual dengan kondisi penelitian yang akan dilakukan. Bila landasan teori yang digunakan sudah kadaluarsa, kurang valid atau kurang relevan diterapkan maka hipotesisnya akan menjadi salah. Hal ini dapat terjadi karena 27

28 peneliti salah dalam memilih sumber bacaan atau kurang dalam membaca kepustakaan, sehingga tidak menetahui informasi terakhir di bidang tersebut. 2)Kesalahan sampling Yaitu apabila sampel yang diambil tidak representatif. Baik karena terlalu kecil atau kurang merata, sehingga tidak mencerminkan karakteristik dari populasi. 3)Kesalahan perhitungan Walaupun metode dan rumus yang digunakan sudah benar, tapi kalau terjadi kesalahan dalam menghitung akan menjadi hipotesis salah, meskipun kebenaran hipotesis tersebut sudah benar. 4)Kesalahan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah semacam strategi dan pedoman untuk menentukan langkah-langkah penelitian guna menguji hipotesis. Apabila rancangannya salah sudah bvarang tentu hipotesisnya tidak terbukti. 5)Pengaruh Varibel Luaran Bila pengaruh variable luaran terdapat data yang sangat kuat, sehingga data yang dikumpulkan buklan data yang dimaksud, mak hipotesis tidak dapat terbukti, Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang diambil berupa penerimaan atau penolakan. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian bias benar atau bias juga salah. Apabila hipotesis benar seharusnya tidak ditolak (diterima). Tetapi apabila hipotesis salah seharusnya ditolak. Namun, dapat pula terjadi keslahan yaitu hipotesis yang benar dan seharusnya tidak ditolak malah ditolak. 28

29 Ada dua tipe kesalahan, yaitu: 1. Kesalahan tipe I adalah bentuk kesalahan apabila menolak Hipotesis Nol (Ho) yang benar (yang seharusnya diterima), tingkat keslahannya dinyatakan dengan σ (alpha). 2. Kesalahan tipe II adalah bentuk kesalahan menerima hipotesis yang salah (yang seharusnya ditolak), tingkat kesalahannya dinyatakan dengan β (beta). Tingkat kesalahan selanjutnya disebut tingkat signifikansi (level of significant). Ketika kita menguji hipotesis pasti menentukan tingkat signifikansi terlebih dahulu, biasanya 1% atau 5%. Uji hipotesis dengan tingkat signifikansi 5%, berarti penelitian yang dilakukan terhadap 100 sampel dari suatu populasi maka akan terdapat 5 kesalahan Penelitian Tanpa Hipotesis Pendapat pertama mengatakan, semua penelitian pasti berhipotesis. Semua peneliti diharapkan menentukan jawaban sementara, yang akan diuji berdasarkan data yang diperoleh. Hipotesis harus ada karena jawaban penelitian juga harus ada, dan butirbutirnya sudah disebut dalam problematika maupun tujuan penelitian. Pendapat kedua mengatakan, hipotesis hanya dibuat jika yang dipermasalahkan menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Jawaban untuk satu variabel yang sifatnya deskriptif, tidak perlu dihipotesiskan. Penelitian eksploratif yang jawabannya masih dicari dan sukar diduga, tentu sukar ditebak apa saja, atau bahkan tidak mungkin dihipotesiskan. Berdasarkan pendapat kedua ini maka mungkin sekali di dalam sebuah penelitian, banyak hipotesis tidak sama dengan banyaknya problematika dan tujuan penelitian. Mungkin problematika unsur 1 dan 2 yang sifatnya deskriptif tidak diikuti dengan hipotesis, tetapi problematika nomor 3 dihipotesiskan. Daerah kritik 2.% Daerah Kritik 2.% 29

30 Contoh: Hubungan antara motivasi berprestasi dengan etos kerja para karyawan kantor A. Problematika 1: Seberapa tinggi motivasi berprestasi karyawan kantor A? (tidak dihipotesiskan). Problematika 2: Seberapa tinggi etos kerja karyawan kantor A? (tidak dihipotesiskan) Problematika 3: Apakah ada dan seberapa tinggi hubungan antara motivasi berprestasi dengan etos kerja karyawan kantor A? Hipotesis: Ada hubungan yang tinggi antara motivasi berprestasi dengan etos kerja karyawan kantor A. 30

31 BAB 3. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris. Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti lemah dan thesa yang berarti pernyataan. Pernyataan atau dugaan tersebut sering disebut sebagai proporsi. Hipotesis kadang bias merupakan kesimpulan sementara yang harus diuji kebenarannya. Dugaan maupun kesimpulan sementara yang masih ada kemungkinan benar atau salah, maka harus diuji kebenarannya agar menghasilkan informasi yang benar dan bermanfaat. Dalam suatu penelitian, hipotesis merupakan arah atau pedoman untuk membatasi variable yang digunakan, meskipun tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif tidak memerlukan hipotesis karena pada penelitian ini, peneliti menggali informasi dan data. Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proposional, jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata. Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni: a) Hipotesis merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Berarti hipotesis merupakan dugaan tentang hubungan antara variabel. Ketika hipotesis dirumuskan maka harus ditegaskan mana yang menjadi variabel dependen dan mana yang sebagai variabel independen serta bagaimana hubungannya. 31

32 b) Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya. c) Hipotesisi harus sederhana dan spesifik Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan. d) Hipotesis harus bisa diuji. Instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran untuk yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi 32

33 hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metode pengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi. Pada dasarnya menguji hipotesis adalah menaksir parameter populasi didasarkan atas data sampel. Ada dua metode menaksir yaitu point estimate dan interval estimate. Titik taksian ( point estimate) adalah metode menaksir parameter populasi didasarkan satu nilai dari rata-rata data sampel. Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang digunakan dalam suatu penelitian. Sedangkan hipotesis statistic adalah hipotesis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang didasarkan atas data yang diperoleh dari sampel. Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data, bahan pengujian hipotesis tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan menerima atau menolak hipotesis tersebut. Di dalam menentukan penerimaan dan penolakan hipotesis maka hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nol (Ho). 3.2 Saran Kepada pembaca diharapkan untuk terus meningkatkan kompetensi dan wawasan yang berhubungan dengan penelitian. Hal ini dikarenakan penelitian merupakan cara primer manusia dalam mengembangkan kajian ilmu. Dengan berkembangnya ilmu bimbingan dan konseling tentunya akan mempermudah personal-personal dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup yang makin kompleks mengikuti perkembangan masa. 33

34 DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku : Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta. Nazir, Moh Metode Penelitian.Indonesia: Ghalia Purwanto, Agus, Erwan & Sulistyastuti, Ratih, Dyah Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media. Sumber Internet : Herlina. Ika. Lehdyane Uji Hipotesis. Universitas Brawijaya. [Serial Online] (di akses pada tanggal 5 november 2013) 34

Merumuskan Hipotesis Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Merumuskan Hipotesis Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 Merumuskan Hipotesis Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam

Lebih terperinci

A. Pengertian Hipotesis Setelah menemukan fenomena penelitian kemudian menyusun desain penelitian dan rerangka konseptual penelitian, langkah

A. Pengertian Hipotesis Setelah menemukan fenomena penelitian kemudian menyusun desain penelitian dan rerangka konseptual penelitian, langkah PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti

Lebih terperinci

MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR

MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kerangka Berpikir Kerangka pikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dengan dua variabel atau lebih.

Lebih terperinci

MERUMUSKAN DAN MENGUJI HIPOTESA

MERUMUSKAN DAN MENGUJI HIPOTESA MERUMUSKAN DAN MENGUJI HIPOTESA Perlukah Hipotesa Dalam Suatu Penelitian? YA TIDAK Langkah pokok dituntun oleh komponen masalah hipotesa-dataanalisa-kesimpulan dimana komponen-komponen tersebut dijalin

Lebih terperinci

[1] [2]

[1]  [2] MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR Resume Perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan Rabu, 26 Oktober 2016 Diresume oleh Fevi Rahmawati Suwanto, 16709251005 S2 Prodi PMat Kelas A Universitas

Lebih terperinci

RESUME PERKULIAHAN MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR

RESUME PERKULIAHAN MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR RESUME PERKULIAHAN MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnowati, S.Pd., M.Pd.

Lebih terperinci

MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR

MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR Kerangka berpikir MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR Resume Perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan Rabu, 26 Oktober 2016 Diresume oleh Fevi Rahmawati Suwanto, 16709251005 S2 Prodi PMat

Lebih terperinci

A. Pengertian Hipotesis Penelitian

A. Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2010) perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak

Lebih terperinci

KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Berikut adalah bagan dalam memformulasikan kerangka pikir dan hipotesis dalam suatu penelitian. Kerangka Pikir Kerangka pikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila

Lebih terperinci

RESUME MATAKULIAH METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

RESUME MATAKULIAH METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Kerangka Berpikir Kerangka pikir merupakan bagian teori dari penelitian yang menjelaskan tentang alasan atau argumentasi bagi rumusan hipotesis. Kerangka pikir menggambarkan alur pikiran peneliti dan

Lebih terperinci

Oleh: Nur Azizah (NIM )

Oleh: Nur Azizah (NIM ) RESUME MATERI MEMFORMULASIKAN KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnowati, S.Pd., M.Pd. Oleh:

Lebih terperinci

MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR

MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kerangka Berpikir Pada penulisan karya ilmiah, ada beberapa langkah penting yang perlu ada dalam penulisan, salah satunya adalah kerangka berpikir. Kerangka

Lebih terperinci

MEMFORMULASIKAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

MEMFORMULASIKAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS MEMFORMULASIKAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Diresume dari presentasi Rahmanita Syahdan, Misnasanti, dan Rospala Hanisah Yukti Sari pada mata kuliah Metode Penelitian Penelitian pada Rabu 26 Oktober

Lebih terperinci

PERTEMUAN 7 HIPOTESIS PENELITIAN

PERTEMUAN 7 HIPOTESIS PENELITIAN PERTEMUAN 7 HIPOTESIS PENELITIAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan hipotesis penelitian. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 7.1. Menjelaskan pengertian hipotesis 7.2. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Regresi Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. Beliau memperkenalkan model peramalan, penaksiran, atau pendugaan,

Lebih terperinci

HIPOTESIS PENELITIAN. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH. Tujuan Pembelajaran

HIPOTESIS PENELITIAN. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH. Tujuan Pembelajaran Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH HIPOTESIS PENELITIAN Tujuan Pembelajaran Setelah mendapatkan materi ini, maka diharapkan agar para mahasiwa dapat memahami mengenai; a. Definisi hipotesis penelitian

Lebih terperinci

MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR, MERUMUSKAN HIPOTESIS

MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR, MERUMUSKAN HIPOTESIS MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR, MERUMUSKAN HIPOTESIS MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi yang kuat tentang kedudukan permasalahan yang sedang diteliti. Asumsi

Lebih terperinci

Pertemuan Keempat Landasan Teori dan Rumusan Hipotesis. Metode Riset Dr. Muhamad Yunanto, MM. Fak. Ekonomi Universitas Gunadarma

Pertemuan Keempat Landasan Teori dan Rumusan Hipotesis. Metode Riset Dr. Muhamad Yunanto, MM. Fak. Ekonomi Universitas Gunadarma Pertemuan Keempat Landasan Teori dan Rumusan Hipotesis Metode Riset Dr. Muhamad Yunanto, MM. Fak. Ekonomi Universitas Gunadarma 1 OBSERVASI Identifikasi bidang Permasalahan 3 PENDEFINISI AN MASALAH Pembatasan

Lebih terperinci

Penentuan hipotesis adalah menjadi bagian yang penting dalam melakukan dan merancang sebuah penelitian. Hipotesis merupakan bagian dari tujuan

Penentuan hipotesis adalah menjadi bagian yang penting dalam melakukan dan merancang sebuah penelitian. Hipotesis merupakan bagian dari tujuan Penentuan hipotesis adalah menjadi bagian yang penting dalam melakukan dan merancang sebuah penelitian. Hipotesis merupakan bagian dari tujuan penelitan. Namun, tidak semua penelitian memiliki hipotesis

Lebih terperinci

MODUL DASAR PENGUJIAN HIPOTESIS DASAR PENGUJIAN HIPOTESIS

MODUL DASAR PENGUJIAN HIPOTESIS DASAR PENGUJIAN HIPOTESIS DASAR PENGUJIAN HIPOTESIS MODUL 10 DASAR PENGUJIAN HIPOTESIS 1. Pendahuluan Pada bab VIII telah dipelajari mengenai cara-cara menaksir parameter. Berdasarkan penaksiran yang dilakukan, lalu kesimpulan

Lebih terperinci

JURUSAN TERAPI WICARA POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

JURUSAN TERAPI WICARA POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA JURUSAN TERAPI WICARA POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA HIPOTESIS Semester V 2013 Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM. Definisi HIPOTESIS PENELITIAN H ipotesis merupakan gabungan dari kata "hipo" yang artinya dibawah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari kata Yunani methodos yang merupakan sambungan kata depan meta (secara harfiah berarti menuju, melalui, mengikuti sesudah) dan kata benda

Lebih terperinci

PENGANTAR STATISTIK JR113. Drs. Setiawan, M.Pd. Pepen Permana, S.Pd. Deutschabteilung UPI Pertemuan 7

PENGANTAR STATISTIK JR113. Drs. Setiawan, M.Pd. Pepen Permana, S.Pd. Deutschabteilung UPI Pertemuan 7 PENGANTAR STATISTIK JR113 Drs. Setiawan, M.Pd. Pepen Permana, S.Pd. Deutschabteilung UPI 2008 Pertemuan 7 HIPOTESIS Asal kata: hupo thesis = sementara = pernyataan/teori Beberapa definisi hipotesis: asumsi

Lebih terperinci

HIPOTESIS PENELITIAN

HIPOTESIS PENELITIAN HIPOTESIS PENELITIAN (Metodologi Penelitian ) oleh Nanang Ade Putra 16709251025 Fitri Ayu Ningtiyas 16709251037 Annisa Eprila Fauziah 16709251040 Program Strudi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang diberikan sebagai metode pembelajaran dimana siswa akan mengenal, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Langkah-langkah pengujian hipótesis statistik adalah sebagai berikut :

PENGUJIAN HIPOTESIS. Langkah-langkah pengujian hipótesis statistik adalah sebagai berikut : PENGUJIAN HIPOTESIS A. Pengertian Pengujian Hipotesis Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis. Hupo berarti lemah, kurang, atau di bawah dan thesis berarti teori, proposisi, atau pernyataan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan.

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan. BAB III METODE PENELITIAN Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan. Hal ini agar penelitian tersebut objektifitasnya dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teori maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi yang berarti peramalan, penaksiran, atau pendugaan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton (1822-1911) sehubungan dengan penelitiannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi pertama kali digunakan sebagai konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. Beliau memperkenalkan model peramalan, penaksiran, atau pendugaan,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2014

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2014 HIPOTESIS E-mail: aditya.12st@gmail.com Facebook: ddt_12id@yahoo.com Blog: adityasetyawan.wordpress.com Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM, MPH.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 47 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2005:13) pengertian objek penelitian yaitu:

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian ini berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Menurut Juliansyah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh keragaman tenaga kerja (workforce diversity) terhadap kinerja karyawan bagian pemeliharaan (maintenance section)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Kata regresi (regression) diperkenalkan pertama kali oleh Francis Dalton pada tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan studi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 38 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Setiap penelitian yang dilakukan oleh seorang penulis akan menentukan objek yang akan diteliti sebagaimana judul yang diambil. Hal ini untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik III. METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dangkal, sehingga air mudah di gali (Ruslan H Prawiro, 1983).

BAB 2 LANDASAN TEORI. dangkal, sehingga air mudah di gali (Ruslan H Prawiro, 1983). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Minum Semua makhluk hidup membutuhkan air, maka tempat yang tersedia air tentu penuh dengan makhluk hidup, kecuali air tersebut sudah sangat tercemar. Manusia juga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama

Lebih terperinci

Estimasi dan Uji Hipotesis

Estimasi dan Uji Hipotesis Modul 7 Estimasi dan Uji Hipotesis Bambang Prastyo, S.Sos. PENDAHULUAN pa yang akan Anda lakukan setelah Anda selesai melakukan penelitian? A Tentunya Anda akan mengambil suatu kesimpulan. Nah seperti

Lebih terperinci

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi. 10 BAB II METODE ANALISIS DATA 2.1 Pengertian Regresi Berganda Banyak data pengamatan yang terjadi sebagai akibat lebih dari dua variabel, yaitu memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini dengan judul Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Modal Sendiri dan Pendapatan Margin terhadap Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Analisis Regresi Linier Analisis regresi merupakan teknik yang digunakan dalam persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Analisis regresi linier

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat descriptive research. Descriptive Research bertujuan menguji hipotesis penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian ini sebagai variabel bebas (independent variable) pertama (X 1 ) adalah profitabilitas perusahaan dan variable

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel 69 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan prosedur penelitian deskriptif inferensial dengan membedakan variabel ke dalam variabel bebas yaitu variabel

Lebih terperinci

HIPOTESIS. Pertemuan 9. Pengertian Hipotesis

HIPOTESIS. Pertemuan 9. Pengertian Hipotesis HIPOTESIS Pertemuan 9 Pengertian Hipotesis Dugaan/kesimpulan sementara Suatu hubungan logis antara 2 atau lebih variabel yang dinyatakan dalam bentuk suatu pernyataan yang dapat diuji. Jawaban sementara

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Pengertian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT. BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Kualitatif Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan hasil jawaban responden kemudian ditabulasi dan dapat ditarik suatu kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pengertian Teori

BAB 3 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pengertian Teori BAB 3 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pengertian Teori Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara-cara tertentu yang digunakan dalam megumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa dan mmberi interpretasi terhadap

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis mendefinisikan

Lebih terperinci

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014.

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014. III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Metro pada tahun 04. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Wahyu Hidayat, S.Pd., M.Pd

PENGUJIAN HIPOTESIS. Wahyu Hidayat, S.Pd., M.Pd PENGUJIAN HIPOTESIS Wahyu Hidayat, S.Pd., M.Pd HIPOTESIS HIPOTESIS ADALAH PERNYATAAN YANG MASIH LEMAH TINGKAT KEBENARANNYA SEHINGGA MASIH HARUS DIUJI MENGGUNAKAN TEKNIK TERTENTU HIPOTESIS DIRUMUSKAN BERDASARKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian untuk mengkaji populasi untuk menemukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam menjelaskan dan menjawab permasalahan yang dikemukakan, diperlukan metode penelitian dengan teknik pengumpulan data yang tepat dan akurat agar tujuan dari penelitian dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2011:

Lebih terperinci

1. Variabel Penelitian 2. Landasan Teori 3. Kerangka Pikir 4. Kajian Penelitian yang Relevan 5. Hipotesis

1. Variabel Penelitian 2. Landasan Teori 3. Kerangka Pikir 4. Kajian Penelitian yang Relevan 5. Hipotesis 1. 2. Landasan Teori 3. Kerangka Pikir 4. Kajian Penelitian yang Relevan 5. Hipotesis Afid Burhanuddin, M.Pd. Afid Burhanuddin, M.Pd. 1 Variabel? Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Siaran Mutiara Fajar Di Radio Suara Giri FM Gresik terhadap perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. Siaran Mutiara Fajar Di Radio Suara Giri FM Gresik terhadap perilaku 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis penelitian Berdasarkan analisis datanya penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian dengan menggunakan analisis data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2009 : 41), dalam melakukan penelitian, harus

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2009 : 41), dalam melakukan penelitian, harus BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009 : 41), dalam melakukan penelitian, harus diperhatikan hal sebagai berikut : Sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menurut Sugiyono (2010:11), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. hubungan. Penelitian asosiatif atau penghubung menurut Sugiyono yaitu,

III. METODE PENELITIAN. hubungan. Penelitian asosiatif atau penghubung menurut Sugiyono yaitu, 46 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian asosiatif atau hubungan. Penelitian asosiatif atau penghubung menurut Sugiyono yaitu, penelitian yang

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tentang manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi yang relevan

BAB III METODE PENELITIAN. tentang manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi yang relevan 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan. Studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu langkah penting dalam melakukan penelitian, hal ini diperlukan oleh peneliti agar dapat menjelaskan maksud dari penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Waktu, Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Berdasarkan dari permasalahan yang akan diteliti, jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian ex-post facto. Karena penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk memperoleh data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian 3.1.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap pemegang kartu Santika Important Person

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih variabel adalah analisa regresi linier. Regresi

Lebih terperinci

PERUMUSAN MASALAH DAN TINJAUAN PUSTAKA

PERUMUSAN MASALAH DAN TINJAUAN PUSTAKA PERUMUSAN MASALAH DAN TINJAUAN PUSTAKA PERTEMUAN III ISFENTI SADALIA Masalah Penelitian Tahap paling krusial, sebab tujuan akan menjawab permasalahan. Kalau permasalahan tidak jelas, penelitian tidak bisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

Lebih terperinci

Pertemuan 13 &14. Hipotesis

Pertemuan 13 &14. Hipotesis Pertemuan 13 &14 Hipotesis Hipotesis Tujuan: penarikan kesimpulan (menggeneralisir) nilai yang berasal dari sampel terhadap keadaan populasi melalui pengujian hipotesis. Keyakinan ini didasarkan pada besarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini di PT. Nasmoco Pemuda Semarang jalan Pemuda No. 72 Semarang, sedangkan lokasi penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini merupakan Basic Researh karena hasil dari penelitian ini berfungsi sebagai pengembangan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian disebut juga variabel penelitian. Menurut Moh. Nazir (2003:123) variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai bermacammacam nilai.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel penelitian dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1.1.

Lebih terperinci

MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT /2 SKS]

MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT /2 SKS] MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT-021235/2 SKS] Variabel dan Hipotesis DESAIN VARIABEL PENELITIAN Variabel penelitian: Gejala yang nilainya bervariasi. Gejala yang nilainya selalu tetap tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode penelitian Metode penelitian merupakan salah satu langkah penting dalam melakukan penelitian, hal ini diperlukan oleh peneliti agar

Lebih terperinci

Dinotasikan dengan Ho Penulisan, Ho : µ = suatu angka numerik Ditulis dengan tanda =, walaupun maksudnya adalah, ataupun

Dinotasikan dengan Ho Penulisan, Ho : µ = suatu angka numerik Ditulis dengan tanda =, walaupun maksudnya adalah, ataupun Hipotesis Ali Muhson, M.Pd. By Ali Muhson (c) 2013 1 Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu menyusun dan menguji hipotesis penelitian yang berkaitan dengan gejala pendidikan dan ekonomi By Ali Muhson (c) 2013

Lebih terperinci

HALAMAN SAMPUL BAB III METODE PENELITIAN

HALAMAN SAMPUL BAB III METODE PENELITIAN HALAMAN SAMPUL BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Merupakan suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek penelitian pada Giant Supermarket, Jl Z. A. Pagar Alam, Bandarlampung. Adapun

Lebih terperinci

Pertemuan keenam ANALISIS REGRESI

Pertemuan keenam ANALISIS REGRESI Pertemuan keenam ANALISIS REGRESI Secara umum ada dua macam hubungan antara dua variable atau lebih, yaitu bentuk hubungan dan keeratan hubungan. Untuk mengetahui bentuk hubungan digunakan analisis regresi.

Lebih terperinci