BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kualitas Berikut adalah pendapat para ahli mengenai kualitas: H.L. Gilmore: Kualitas adalah suatu kondisi di mana produk sesuai dengan desain atau spesifikasi tertentu. William W. Scherkenbach: Kualitas ditentukan oleh konsumen, konsumen ingin produk atau jasa dalam seluruh kehidupannya pada suatu harga tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut. J.M. Juran : Kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya. Ross Hohnson & William C Winchell: Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang berkaitan dengan kemampuannya memeenuhi kebutuhan atau kepuasan. W. Edward Deming : Kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan kosumen sekarang dan pada masa mendatang. Philip B Crsoby : Kualitas merupakan kesesuaian dan kebutuhan yang meliputi availability, delivery, reliability, maintainability dan cost effectiveness. 8

2 9 A.V. Feigenbaum : Kualitas merupakan keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture dan maintenance melalui mana produk atau jasa dalam pemakaian akan sesuai degan harapan pelanggan. David L. Goutsch & Stanley Davis : Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yana berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses dan lingkungan yang memenuhi dan melebihi apa yang diharapkan. Dari beberapa pendapat tersebut di atas, secara garis besar kualitas adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa ang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen Tujuan Pengendalian Kualitas Untuk menjaga konsistensi kualitas produk dan jasa yang dihasilkan dan sesuai tuntutan kebutuhan pasar, perlu dilakukan pengendalian kualitas (quality conttol) atas aktivitas yang dijalani. Dari pengendalian kualitas yang berdasarkan inspeksi dengan penerimaan produk yang memenuhi syarat dan penolakan yang tidak memenuhi syarat sehingga banyak bahan, tenaga dan waktu yang terbuang, muncul pemikiran untuk menciptakan sistem yang dapat mencegah timbulnya masalah mengenai kuallitas agar kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang lagi. Istilah kualitas tidak terlepas dari manajemen kualitas yang mempelajari setiap area dari manajemen operasi dari perencanaan lini produk dan fasilitas, sampai penjadwalan dan memonitor hasil. Kualitas memerlukan suatu proses perbaikan yang terus menerus. Berikut ini dijelaskan mengenai sangat pentingnya istilah kuialitas

3 10 bagi suatu organisasi atau perusahaan Reputasi perusahaan Perusahaan atau organisasi yang telah menghasilkan suatu produk atau jasa yang berkualitas akan mendapat predikat sebagai perusahaan yang mengutamakan kualitas. Oleh karena itu perusahaan tersebut dikenal oleh masyarakat luas dan mendatkan nilai lebih di mata konsumen. Karena nilai lebih itulah maka perusahaan tersebut di percaya konsumen Penurunan biaya Untuk menghasilkan produk dengan kualitas tinggi tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi. Hal ini di karenakan perusahaan berorientasi pada kepuasan konsumen, yaitu berdasarkan jenis, tipe, waktu dan jumlah yang produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Jadi tidak ada pemborosan yang terjadi yang harus dibayar mahal oleh perusahaan. Sehingga pendapat bahwa quality has no cost dapat dicapai dengan tidak menghasilkan produk atau jasa yang tidak dibutuhkan pelanggan Peningkatan pangsa pasar Pangsa pasar akan meningkat bila minimal biaya bisa tercapai, sehingga harga dapat ditekan walau kualitas tetap menjadi yang utama. Hal-hal inilah yang mendorong konsumen untuk membeli dan membeli lagi produk atau jasa tersebut hingga pangsa pasar menjadi meningkat.

4 Pertanggungjawaban produk Dengan semakin meningkatnya kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, maka perusahaan akan semakin bertanggung jawab tehadap desain, proses dan pendistribusian produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu pihak perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya begitu besar hanya untuk memberikan jaminan terhadap produk yang ditawarkannya Dampak Internasional Bila perusahaan mampu memberikan produk yang berkualitas, maka selain dikenal pasar lokal, produk yang ditawarkian juga akan dikenal dan diterima dipasar internasional. Hal ini akan menimbulkan kesan yang baik terhadap perusahaan tersebut Penampilan produk atau jasa Kualitas akan membuat produk atau jasa dikenal dan hal ini akan membuat perusahaan tersebut juga dikenal dan dipercaya masyarakat luas. Dengan demikian tingkat kepercayaan pelanggan dan masyarakat umumnya akan bertambah dan perusahaan tersebut akan lebih dihargai. Hal ini akan menimbulkan fanastisme tertentu dari konsumen terhadap produk produk yang dihasilkan perusahaan tersebut Kualitas yang dirasakan Persaingan yang saat ini bukan lagi masalah harga melainkan kualitas produk. Hal inilah yang mendorong konsumen untuk mau membeli produk dengan harga

5 12 tinggi dengan kualitas yang tinggi pula. Tetapi kualitas mempunyai banyak dimensi yang bersifat subyektif. Oleh karena itu yang dimaksud dengan kualitas bukan hanya kualitas produk itu sendiri, melainkan kualitas secara menyeluruh (Total Quality). Total Quality merupakan suatu pendekatan untuk melaksanakan bisnis yang berusaha memaksimumkan persaingan organisasi melalui perbaikan secara menyeluruh dalam kualitas produk, pelayanan, orang, proses dan lingkungan Konsep Kualitas pada Industri Manufaktur Secara umum dapat di katakan bahwa kualitas produk atau jasa itu akan diwujudkan bila orientasi seluruh kegiatan perusahaan atau organisasi tersebut berorientasi pada kepuasaan konsumen. Apabila dikatakan secara rinci, kulitas memiliki dua perspektif, yaitu perspektif produsen dan perspektif konsumen, dimana bila kedua perspektif tersebut dipadukan, maka akan dapat dicapai kesesuaian antara kedua sisi tersebut yang di kenal sebagai kesesuaian untuk digunakan oleh konsumen. Menurut Roberts Russel (1966) perspektif kualitas tersebut dapat digambarkan seperti gambar 2.1. The Meaning of Quality Producer-s Perspective Consumer's Perspective Production Quality of Conformance Quality of Design - Conformance to Specification - Quality Characteristic - Cost - Price Marketing Fitness to consumer Use Gambar 2.1. Dua Perspektif Kualitas

6 13 Apabila kita perhatikan, maka kedua perspektif tersebut akan bertemu pada satu kata Fitness to Consumer Use. Kesesuaian untuk digunakan tersebut merupakan kesesuaian antara konsumen dengan produsen, sehingga dapat membuat suatu standard yang disepakati bersama dan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan kedua belah pihak. Kualitas pada industri manufaktur selain menekankan pada produk yang dihasilkan, juga perlu diperhatikan kualitas pada proses produksi. Bahkan yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan pada proses produksinya atau produk yang masih ada dalam proses (work in proses) sehingga bila diketahui ada cacat atau kesalahan masih dapat diperbaiki. Dengan demikian, produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan yang harus dibayar mahal karena produk tersebut harus dibuang atau dilakukan pengerjaaan ulang Pengertian Seven Tools Seven Tools adalah tujuh alat perbaikan mutu yang digunakan pada kegiatan siklus quality control. Alat alat ini sebagai alat bantu yang bermanfaat untuk memetakan lingkup persoalan, menyusun data dalam diagram diagram agar lebih mudah untuk di pahami, menelusuri berbagai penyebab persoalan dan memeperjelas kenyataan atau fenomena yang otentik dalam suatu persoalan. Kemampuan seven tools yang dasyat dalam mengemukakan fakta atau fenomena inilah yang menyebabkan para pakar dalam setiap proses kegiatan mutu sangat tergantung kepada alat alat bantu ini. Meskipun demikian keberhasilan

7 14 dalam menggunakan seven tools sangat dipengaruhi akan seberapa masif pengetahuan si pengguna akan alat bantu yang dipakainya. Semakin baik pegetahuan yang dimiliki akan semakin tepat dalam memilih alat bantu yang digunakan. Itulah sebabnya ada 2 hal pokok yanag perlu menjadi pedoman sebelum menggunakan seven tools yaitu : Efisien (tepat), artinya ketepatan dalam memilih alat bantu yang sesuai dengan karakteristik dengan persoalan yang akan dibahas. Efektif (benar), artinya bahwa penggunaan alat bantu tersebut dilakukan dengan benar, sehingga persoalan tersebut menjadi lebih jelas, mudah dimengerti dan memberikan peluang untuk diperbaiki. Adapun seven tools tersebut adalah: Lembar Pengamatan (Check Sheet) Alat bantu ini sangat tepat digunakan sebagai alat untuk pengumpul data antara lain seperti mencatat waktu pengamatan, permasalahan yang dicari dan jumlah cacat pada setiap permasalahan. Akan tetapi tidak cukup memenuhi syarat bila digunakan untuk menganalisa, karena data yang dikumpulkan adalah data fenomena atau fakta yang sedang terjadi atau berlangsung. Mengingat bahwa check sheet digunakan pada saat proses berlangsung, maka hal terpenting yang harus menjadi perhatian adalah bagan atau kerangka formulir untuk pengisian data. Bagan harus disiapkan sedemikian rupa agar pengisian data dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, tetapi juga mampu memuat seluruh data yang diperlukan. Jadi lembar pengamatan digunakan untuk: a. Membedakan antara opini dan fakta. Kita sering berpikir bahwa kita tahu

8 15 masalah atau sebab pokok mana yang paling penting. Lembar periksa membantu untuk membuktikan atau menggugurkan opini tersebut. b. Mengumpulkan data mengenai seberapa sering suatu persoalan terjadi. Tujuan utama lembar periksa adalah untuk membantu mentabulasi sejumlah kejadian dari masalah atau sebab tertentu. c. Mengumpulkan data mengenai jenis persoalan yang terjadi. Lembar periksa membantu memecah masalah data menjadi katagori yang berbeda seperti sebab sebab, persoalan dan lain lain. Berikut adalah langkah-langkah bagaimana membuat lembar pengamatan: 1. Langkah pertama : Memperjelas sasaran pengukuran Awal terbaik untuk memulai pengumpulan data adalah dengan cara menanyakan beberapa pertanyaan antara lain pertanyaan sebagai berikut: a. apa masalahnya? b. Mengapa data harus dikumpulkan? c. Siapa yang akan menggunakan informasi yang dikumpulkan dan informasi apa yang sebetulnya mereka inginkan. Misalnya per departemen, per hari, per shift, per mesin, dll. d. Siapa yang akan mengumpulkan data? 2. Langkah ke dua: Mengidentifikasi apa yang akan diukur Dimulai dengan memberi judul Lembar Periksa. Judul tersebut harus menerangkan kepada pembaca apa yang sedang mereka lihat. Misalnya seperti keluhan bulan Juni, permintaan servis minggu ke..., alasan terlambat kerja bulan ini, dan lain lain. Berikutnya tuliskan hanya hal hal spesifik yang akan diukur pada bagian kiri lembar periksa ke arah bawah. Misalnya

9 16 mengukur keluhan pelanggan, katagori yang sesuai antara lain pengiriman terlambat, pengemudi yang kasar, penagihan yang tidak sesuai, dan lain lain. 3. Langkah ke tiga: Menentukan waktu atau tempat yang akan di ukur Tentukan apakah pengumpulan informasi berdasarkan waktu misalnya berapa banyak kejadiannya per jam atau lper hari, atau berdasarkan tempat atau keduanya. Misalnya berapa banayak terjadi di Departemen A setiap hari, jumlah cacat dari mesin B per jam, kecelakaan per lokasi atau per bulan. 4. Langkah ke empat: Mengumpulkan data Mulailah mengumpukan data atas hal hal yang di ukur. Catat setiap peristiwa langsung pada lembar periksa. Karena akurasi sangat penting saat mengumpulkan data (karena keputusan di buat berdasarkan data ini), maka jangan menunda mencatat informasi hingga akhir hari karena mungkin kita akan lupa. 5. Langkah ke lima: Menjumlahkan data Jumlahkan semua kejadian setiap kategori yang diukur misalnya, berapa banyak kita terlambat mengirim minggu ini, berapa banyak cacat yang dihasilkan per mesin hari ini, dll. Berikut contoh gambar lembar periksa: Keluhan Pelanggan Departemen Pengiriman Minggu Pertama Bulan Juni 199X Juma Senin Selasa Rabu Kamis Sabtu Jenis Keluhan t Total 1/6/xx 2/6/xx 3/6/xx 4/6/xx 6/6/xx 5/6/xx Pengiriman I I II I II II 8 terlambat Pengemudi Kasar Penagihan tidak sesuai II I III I 7 IIII IIIII IIII III IIIII III 24

10 17 Salah kirim III I II III III 12 Total Gambar 2.2. Contoh Lembar Periksa / Lembar Pengamatan Diagram Pareto Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi dari Italia bernama Vilvredo Pareto pada tahun 1879 dan kemudian digunakan oleh Dr. M Juran dalam bidang pengendalian mutu. Alat bantu ini biasa digunakan untuk menganalisa suatu fenomena, agar dapat diketahui hal-hal yang prioritas dari suatu fenomena tersebut. Maka istilah Pareto biasanya identik dengan Priority. Pada suatu diagram Pareto akan dapat diketahui, bahwa suatu faktor merupakan faktor prioritas dibandingkan faktor-faktor (minimal 4 faktor) lainnya, karena faktor tersebut berada pada urutan terdepan, tertinggi atau terbanyak pada deretan faktor yang dianalisa. Melalui dua diagram Pareto yang diperbandingkan akan dapat dilihat perubahan seluruh atau sebagian faktor faktor yang sedang diteliti, pada kondisi yagn berbeda. Diagram Pareto juga dapat juga digunakan untuk menentukan pangkal persoalan berdasarkan analisa yagn masif, dengan mempertimbangkan beberapa sudut pandang. Misalnya ada 4 persoalan yang dihadapi yaitu A, B, C dan D. Bila ditinjau dari frekuensi kejadian, ternyata persoalan C yang paling sering terjadi, tetapi bila ditinjau dari akibatnya secara finansial, ternyata persoalan A yang paling merugikan bila tidak segera diatasi. Tetapi bila dilihat dari segi energi yang dibuang, mungkin persoalan B yang paling menonjol. Berdasarkan tinjauan-tinjaun inilah,

11 18 dapat diambil kesimpulan manakah dari ke empat faktor tersebut yang akan menjadi prioritas persoalan untuk ditindak lanjuti. Singkatnya diagram Pareto ini digunakan bila: a. Untuk memilih suatu masalah atau proses untuk diperbaiki yaitu masalah yang paling sering terjadi. Tetapi jangan lupa bahwa masalah yang paling sering terjadi tidak selalu berarti masalah yang harus dipecahkan terlebih dahulu. b. Untuk mengevaluasi upaya perbaikan yang telah dibuat, menunjukkan apakah benar-benar meningkat atau tidak. c. Untuk mengidenifikasi distribusi dari sebab-sebab suatu masalah, yaitu memprioritaskan sebab-sebab dari yang paling penting hingga yang paling tidak penting. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat diagram Pareto: 1. Langkah Pertama: Mengidentifikasi kategori masalah atau sebab yang akan dibandingkan Dimulai dengan mengatur masalah atau sebab ke dalam sejumlah kategori. Batasi daftar yang panjang ke dalam jumlah yang lebih bisa di tangani seperti delapan kategori atau kurang. Misalnya jika mengukur sebabsebab mengapa datang terlambat ke kantor selama periode waktu tertentu, kategori yang mungkin antara lain : terlalu sibuk, macet, ketiduran, bertengkar dengan pasangan atau anak, dan lain-lain. Informasi ini dapat diperoleh dari Lembar Pengamatan, Diagaram Sebab Akibat, Laporan Data dan lain-lain.

12 19 2. Langkah Kedua: memilih suatu satuan pengukuran standard dan periode waktu untuk dipelajari Pengukuran yang dipilih akan tergantung pada situasi, bisa saja berupa ukuran seberapa sering sesauatu tejadi seperti cacat produk, kesalahan, berlebihan atau luber, biaya terlalu tinggi dan lain-lain, seberapa sering sering alasan disebutkan dalam survei sebagai sebab suatu masalah, atau pengukuran yang spesifik dari volume atau ukuran. 3. Langkah ke tiga : Mengumpulkan dan meringkas data Dimulai dengan membuat table tiga kolom, masing-masing kolom diberi judul kategori kesalahan, frekuensi, dan persentase dari total. Hal-hal dalam kolom kategori kesalahan mencakup jenis-jenis kesalahan atau sebab-sebab kesalahan yang berbeda. Informasi ini dapat diperoleh langsung dari lembar periksa. Dibawah lo;om frekuensi dituliskan total setiap kategori. Lalu bagi lah setiap angka pada kolom frekuensi dengan nilai total pengukuran. Perhitungan ini akan memberikan persentase dari total. Kategori Kesalahan Frekuensi Persen dari Total Tanda baca 20 44% Pengetikan huruf 17 27% Ejaan 12 16% Terlambat 5 11% Nomor halaman 1 2% Total % Gambar 2.3. Contoh Menyusun Tabel Data

13 20 4. Langkah ke empat : Menggambar sumbu horisontal dan vertikal Dimulai dengan menggambarkan sumbu horisontal. Gambar satu garis dari kiri ke kanan pada selembar kertas. Buat garis cukup panjang sehingga semua kategori dapat dituliskan dibawahnya. Tuliskan kategori dalam urutan yang menurun dengan kategori paling sering terjadi diletakkan di sisi paling kiri. Berikan judul sumbu. Judul tersebut harus bisa mengatakan pada pembaca apa yang mereka lihat, misalnya sebab-sebab terlambat msasuk kantor, jenis-jenis keluhan pelanggan dll. Selanjutnya gambarkan garis vertikal dari titik paling kiri sumbu horisontal ke atas. Garis menunjukkan frekuensi setiap kategori. Buatlah skala sedemikian rupa sehingga angka pada puncak sumbu sedikit lebih tinggi ketimbang angka frekuensi tertinggi. Beri judul juga pada sumbu. Sekali lagi judul tersebut harus bisa mengatkan kapada pembaca apa yang mereka lihat yaitu frekuensi kejadian. Gambarkan sumbu vertikal lain pada sisi sebelah kanan sumbu horisontal. Garis tersebut menunjukkan skala persentase dan harus dibuat sedemikian rupa sehingga titik jumlah kejadian pada sisi kiri sesuai dengan persentase yang berkaitan di sisi kanan. 5. Memetakan Batang-Batang bagan Pareto Langkah terakhir adalah memetakan data dengan cara menggambarkan serangkaian batang-batang dengan ktinggian yang semakin berkurang dari kiri ke kanan, menggunakan skala frkeuensi pada sumbu vertikal kiri. Berikut adalah contoh Diagram Pareto:

14 21 25 Frekuensi Kejadian Tanda baca Pengetikan huruf Ejaan Terlambat Nomor halaman Kategori Kesalahan Gambar 2.4. Contoh Diagram Pareto 6. Langkah ke enam : Tindak Lanjut Kini bagan mudah dibaca dan dimengerti, bisa membantu untuk memutuskan apa yang pertama kali harus ditangani. Akan tetapi hanya karena suatu persoalan paling sering terjadi, tidak berarti menuntut perhatian terbesar. Pertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. Persoalan apa yang membuat perbedaan terbesar bagi pelanggan? b. Berapa biaya untuk memperbaiki persoalan tersebut? c. Berapa biaya jika tidak memperbaiki persoalan tersebut? Ingat, meskipun data seperti di atas mengarah ke hal tertentu, pelanggan lah yang harus memberitahu apa yang pertama-tama harus diperbaiki. Lanjutkan pengumpulan dan pemetaan data untuk membuktikan temuan awal ini dan juga untuk mengevaluasi setiap perubahan perbaikan yang dibuat.

15 22 Prioritas menurut Diagram Pareto 1. Tanda baca (44%) Prioritas Menurut Konsumen 1. Pengiriman terlambat 2. Pengetikan huruf (27%) 3. Ejaan (16%) 4. Pengiriman Terlambat (11%) 5. Nomor halaman salah (2%) Gambar 2.5. Contoh Menentukan Langkah Tindak Lanjut Dari Diagram Pareto Meskipun data yang ada menyoroti satu temuan yaitu persoalan terbesar adalah kesalahan tanda baca, namun pandangan pelanggan sangat jauh berbeda yaitu kirimkan bahan-bahan kepada kami tepat waktu. Misalnya gagal memenuhi tepat waktu, akibatnya pertemuan harus dijadwal ulang, jam kerja bertambah, dan lainlain. Kesalahan ini tidak lah sering, namun jika terjadi, pelanggan akan mengalami masalah berat. Berdasarkan analisa inilah maka fokus perbaikan di tujukan kepada pengiriman yang terlambat yang menjadi prioritas Histogram Dikenal juga sebagai Graifk Distribusi Frekuensi, yaitu salah satu grafik batang yang digunakan untuk menganalisa mutu dari suatu kelompok data (hasil produksi), dengan menampilkan nilai tengah sebagai standar mutu produk dan distribusi atau penyebaran datanya. Meski sekelompok data memiliki standard mutu yang sama, tetapi bila penyebaran datanya semakin melebar ke kiri atau ke kanan, maka dapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi tersebut pada kelompok tersebut

16 23 kurang bermutu, sebaliknya bila semakin sempit sebaran data pada kiri dan kanan nilai tengah, maka hasil produksi dapat dikatakan lebih bermutu, karena mendekati spesifikasi yang ditetapkan. Agar Histogram memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi hasil produksi, perlu dilakukan pengolahan data yang akurat terlebih dahulu, mulai dari pengumpulan data tidak kurang dari 50 sampel, yaitu jumlah yang dianggap dapat memenuhi populasi yang diamati. Pengolahan data pada Histogram menjadi sangat penting, terutama dalam menentukan besaran nilai tengah (standar) dan seberapa banyak kelas-kelas data yang akan menggambarkan penyebaran data yang tercipta. Secara umum Histogram dipergunakan untuk memantau pengembangan produk baru, penggunaan alat atau teknologi produksi yang baru, memprediksi kondisi pengendalian proses, hasil penjualan, dan sebagainya. Singkatnya Histogram digunakan untuk: a. Membuktikan atau menyelidiki apakah suatu persoalan benar-benar terjadi. Histogram berfungsi sebagai indikator masalah, dan dengan penyelidikan lebih lanjut dapat dibuktikan sumber atau sebab masalah tersebut. b. Alat untuk menyampaikan distribusi data atau membuat gambar variasi dalam suatu proses. Menggunakan Histogram selagi bekerja sama dalam kelompok merupakan cara yang efektif untuk menjamin pemahaman informasi. c. Untuk melacak perubahan dalam variasi proses sepanjang waktu misalnya dengan menggunakan Histogram awal sebagai dasar, dan membuat yang baru untuk mengukur perubahan setelah melakukan

17 24 perbaikan proses. Penyusunan Histogram terdiri dari enam langkah utama: a. Mengumpulkan dan mentabulasi data. b. Menghitung kisaran dan lebar interval. c. Menggambar sumbu horisontal dan vertikal. d. Mentabulasi data menurut interval. e. Memetakan data. f. Menganalisis Histogram Melalui gambar Histogram yang ditampilkan, akan dapat diprediksi hal-hal sebagai berikut: Bila bentuk Histogram pada sisi kiri dan kanan dari kelas yang tertinggi berbentuk simetri, maka dapat diprediksi bahwa proses berjalan konsisten, artinya seluruh faktor faktor dalam proses memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, atau bisa dikatakan variasi dari rata-rata pengukuran adalah terkendali dan bisa ditangani. Gambar 2.6. Histogram Distribusi Normal Histogram ke dua menunjukkan suatu proses yang miring ke kiri. Ini menunjukkan sesuatu terjadi dalam proses sehingga menghasilkan sekelompok pengukuran pada sisi paling kiri skala. Hal ini disebabkan oleh

18 25 ketidak konsistenan dalam proses, seperti adanya karyawan baru yang bekerja lebih lama untuk menyelesaikan tugas (jika waktu penyelesaian yang diukur), ketidak konsistenan prosedur dan lain-lain. Jika Histogram menunjukkan kecondongan ke kiri atau ke kanan, telusuri titik-titik data pada akhir kemiringan tersebut untuk menemukan pola umum atau sebab-sebab potensial yang terjadi. Gambar 2.7. Histogram Distribusi Condong ke Kiri Histogram ke tiga menggambarkan suatu proses dengan sekelompok ukuran pada ujung-ujung yang saling berlawanan (distribusi bimodal). Ini menunjukkan ketidak konsistenan yang cukup serius dalam suatu proses. Penggunaan rata-rata untuk mengukur kinerja proses akan sia-sia, karena sebagian besar pengukuran berada dibawah atau di atas rata-rata. Gambar 2.8. Distribusi Bimodal

19 Scatter Diagram Untuk melihat hubuingan (korelasi) dari dua macam data variable yang di amati diwujudkan sebagai koefisien korelasi yang ditunjukkan oleh keeratan hubungan antara dua variable tesrebut, sekaligus dapat digunakan untuk membangun suatu fungsi yang sesuai untuk memperoleh pemecahan yang lebih akurat. Scatter diagram adalah grafik yang menampilkan hubungan antara dua faktor proses yang mempengarushi proses dengan kualitas produk. Pada sumbu x terdapat nilai dari variable independen, sedangkan pada sumbu y menunjukkan nilai dari variabel independen. Selain itu tehnik yang dilakukan pun ada dua pilihan yaitu pemeriksaan 100% yang berarti perusahaan menguji bahan baku yang datang, seluruh produk selama masih dalam proses atau seluruh produk jadi yang telah dihasilkan. Atau dengan menggunakan teknik sampling, yaitu menguji hanya pada sebagian produk yang diambil secara random sebagai sampel pengujian Y X Gambar 2.9. Contoh Scatter Diagram Hubungan Positif

20 27 X Y X Gambar Contoh Scatter Diagram Hubungan Negatif X Y X Gambar Contoh Scatter Diagram Tidak ada Hubungan Singkatnya Diagram Tebar berguna untuk: a. Untuk menentukan jenis hubungan yang ada antara dua variable yaitu bisa hubungan positif, hubungan negatif, mungkin positif, mungkin negatif atau tidak ada hubungan. b. Menentukan hubungan sebab akibat yang mungkin antara dua variable misalnya, semakin banyak kita melatih karyawan, maka semakin berhasil perbaikan proses yang dilakukan. c. Untuk membuktikan serta menunjukkan adanya atau tidak adanya hubungan antara dua variabel. Gunakan diagram tebar sebagai alat

21 28 penelusur yang membuktikan secara visual bahwa hubungan tersebut terus berlanjut Grafik Kendali (Control Chart) Adalah sebuah alat bantu berupa grafik yang akan menggambarkan stabilitas suatu proses kerja. Melalui gambaran tersebut akan dapat dideteksi, apakah proses tersebut berjalan dengan baik ( stabil ) atau tidak? Grafik pengendali terkadang disebut sebagai Shewhart Control Charts, karena grafik ini pertama kali dibuat oleh Walter A Shewhart. Nilai dari karakteristik kualitas yang dimonitor, digambarkan sepanjang sumbu y, sedangkan sumbu x menggambarkan sampel atau subgroup dari karakteristik kualitas tersebut. Semua karakteristik tersebut di namakan variable dimana nilai numeriknya dapat diketahui. Sedangkan atribut adalah karakteristik kualitas yang ditunjukkan dengan jumlah produk cacat, jumlah ketidak sesuaian dalam satu unit, serta jumlah cacat per unit. terdapat tiga baris pada grafik pengendalai. Centre line (CL) atau garis tengah adalah garis yung menunjukkan nilai rata rata dari karakteristik kualitas yang di plot pada grafik. Upper Control Limit (UCL) atau batas pengendali atas dan Lower Limit Control (LCL) atau batas pengendali bawah digunakan untuk membuat keputusan mengenai proses. Jika terdapat data yang berada diluar batas pengendali atas dan batas pengendali bawah serta pola data tidak acak atau random maka dapat diambil kesimpulan bahwa data berada diluar kendali statistik. Peta kendali adalah peta yang menunjukan batas-batas yang dihasilkan oleh suatu proses dengan tingkat kepercayaan tertentu.

22 29 Jadi singkatnya Grafik Kendali digunakan untuk: a. Membuat penggambaran visual dari kinerja proses, menyajikan gambar kinerja proses yang dapat digunakan sebagai alat penelusuran proses. b. Menginterpretasikan data suatu proses dengan cara membuat gambar batasan-batasan variasi yang diperbolehkan. c. Secara objektif menentukan apakah suatu proses berada dalam kendali statistik atau dikatakan suatu diluar kendali jika suatu titik data jatuh diluar batas kendali. d. Membedakan antara variasi karena sebab khusus, yaitu terjadinya sesuatu yang jelas bukan merupakan bagian dari proses. Dan variasi karena sebab biasa yaitu perubahan yang tidak disengaja yang telah menyatu dengan proses Bagan Pemilihan Peta Kendali Berbagai peta-peta control dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan seperti ditunjukkan melalui diagram alir penggunaan peta-peta control dalam gambar dibawah ini.

23 30 Tentukan Karakteristik Kualitas Sesuai Keinginan Pelanggan Apakah Data Variable? Tidak Apakah Data Atribut Berbentuk Proporsi atau Persentase? Tidak Apakah Data Atribut berbentuk Banyaknya ketidak sesuaian? Ya Ya Ya Apakah Proses Homogen atau Proses Batch Seperti Industri Kimia? Tidak Apakah ukuran Contoh Konstant? Tidak Apakah ukuran Contoh Konstant? Tidak Ya Ya Ya Gunakan Peta Kontrol Individual X-MR Gunakan Peta Kontrol X- Bar, R Gunakan Peta Kontrol p atau np Gunakan Peta Kontrol p Gunakan Peta Kontrol c atau u Gunakan Peta Kotnrol u Gambar Diagram Alir Penggunaan Peta-Peta Kendali a. Peta Pengendali p dan np Peta kendali p atau np digunakan untuk mengetahui apakah apakah cacat produk yang dihasilkan masih dalam batas yang diisaratkan. Untuk peta pengendali p dan np digunakan bila kita memakai ukuran cacat berupa proporsi produk cacat dalam setiap sampel yang diambil. Bila sampel yang diambil untuk setiap kali melakukan observasi jumlahnya sama, maka kita dapat menggunakan peta np, namun bila sample yang diambil tidak tetap jumlahya atau memang perusahaan tersebut melakukan 100% inspeksi, maka kita harus menggunakan peta pengendali p.

24 31 b. Peta Pengendali c dan u Peta pengendali ini digunakan untuk mengadakan pengujian terhadap jumlah kesalahan pada satu produk. Bedanya untuk jumlah sampel yang konstan dapa digunakan peta pengendali c atau u, tetapi bila sampel yang diambil bervariasi atau memang seluruh produk yang dihasilkan akan diuji maka pengendali u saja yang digunakan. Dibawah sajikan formula untuk penghitungan CL, UCL dan LCL untuk ke empat peta kendali di atas. Statical Term Centre Limit Chart p np u c CLp = Σx CLnp = Σnp CL u = Σx CLc = Σc Σk k Σk k Upper Control Limit p (1 - p) λ UCL p = p + 3 n UCL np = np + 3 np (1 - p) UCL u = λ+ 3 k UCL c = λ+ 3 λ Lower Control Limit p (1 - p) λ LCL p = p - 3 n LCL np = np + 3 np (1 - p) UCL u = λ - 3 k UCL c = λ - 3 λ Gambar Rumus Formula Peta Kendali Atribut

25 Titik diluar batas kendali 40 UCL = 45 Persentase Kesalahan P = LCL = Tanggal Kejadian Gambar 2.14 Contoh Peta Kendali Fish Bone Diagram Ini adalah satu-satunya alat bantu yang menggunakan data verbal (non numerical) atau data kualitatif dalam penyajiannya. Fish Bone Diagram disebut juga Ishikawa Diagram karena pertama kali dikenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun Diagram ini terdiri dari sebuah panah horizontal yang panjang dengan deskripsi masalah. Penyebab penyebab masalah digambarkan dengan garis radial dari garis panah yang menunjukkan masalah. Alat bantu ini menggambarkan tentang suatu kondisi penyimpangan mutu yang dipengaruhi oleh bermacam-macam penyebab yang saling berhubungan. Berbeda dengan alat-alat bantu lainnya, karena penggunaannya akan lebih efektif bila dilakukan dalam bentuk kelompok, sehingga alat bantu ini seringkali identik dengan kegiatan kelompok. Disamping itu, manfaat optimum diperoleh bila

26 33 Fish Bone Diagram mampu menampilkan akar-akar penyebab masalah sesungguhnya terhadap suatu penyimpangan atau ketidakbermutuan. Kegunaan Fish Bone Diagram ini adalah: 1. Mengkategorikan berbagai sebab potensial dari suatu masalah atau pokok persoalan dengan cara mudah dimengerti dan rapi, caranya yaitu memecah proses menjadi sejumlah kategori yang berkaitan dengan proses, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, money, dsb. 2. Menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam suatu proses mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, money, lingkungan dsb. 3. Menyediakan tampilan yang jelas untuk mengetahui sumber sumber variasi, dan bisa digunakan pula untuk team ata individu tentang proses serta prosedur saat ini atau yang baru. Berikut langkah langkah untuk membuat Fish Bone Diagram : a. Mengidentifikasi akibat. b. Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama. c. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran. d. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama. e. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin.

27 34 Tempat tidak ada prosedur Prosedur Jumlah komputer tidak cukup yang tetap Prosedur tidak mengikuti Berantakan tidak ada tempat Ketinggalan jaman Rumit menampung informasi Data terlambat Rumit tidak ada kebijakan yang tetap Tidak Tidak ada yang Data tidak jalan Mati bertanggung Lambat lengkap jaw ab Sistem Kebijakan Manusia Data terlambat Laporan Anggaran akhir bulan terlambat Gambar Diagram Fish Bone, fokus pada sebab-sebab pokok Affinity Diagram. Suatu masalah apabila keadaan normatif tidak dapat tercapai, secara sederhana persoalan didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana keinginan tidak cocok dengan kenyataan. Merupakan tehnik yang sering menggunakan dari hasil brainstorming untuk mengorganisasikan informasi sehingga mudah dipahami untuk mengadakan perbaikan proses. Affinity Diagram digunakan untuk alat perencanaan apabila ingin: a. Menambahkan struktur pada suatu pokok persoalan yang besar dan rumit. Diagram Affinitas merupakan metode sumbang saran yang terstruktur yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas yang lebih kompleks dan lebih besar seperti mengembangkan suatu pernyataan misi atau visi. b. Memecah pokok persoalan yang rumit ke dalam katagori-kategori

28 35 yang mudah dimengerti. Suatu pokok persoalan atau masalah bisa saja terdiri atas beberapa sub persoalan atau terlalu besar sehingga perlu dipecah menjadi beberapa bagaian yang lebih bisa ditangani. c. Memperoleh kesepakatan atas suatu pokok persoalan atau situasi. Jika gagasan digali secara perorangan, Diagram Afinitas merupakan alat yang berguna untuk menjamin bahwa semua anggota team memiliki suara yang sama. Berikut adalah langkah-langkah bagaimana membuat Diagram Afinitas: a. Menyatakan pokok persoalan atau masalah yang akan diselesaikan. b. Mengumpulkan gagasan atas persoalan yang telah ditentukan. c. Mengumpulkan kartu-kartu atau kertas tempel. d. Mengatur kartu atau kertas tempel ke dalam kelompok yang saling berkaitan. e. Menciptakan sebuah judul untuk setiap kelompok. Tanggapan Tindak Lanjut Layanan Gagasan Gagasan Gagasan Gagasan Gagasan Gagasan Gagasan Gagasan Gagasan Gagasan Gagasan Gagasan Gambar Contoh Diagram Afinity, kelompokkan gagasan dan beri nama setiap kelompok

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Pengertian Dasar Kualitas Produk dan jasa berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen ( kepuasan pelanggan). Untuk mengetahui apa yang di

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan suatu istilah relatif dan tergantung pada situasi. Kualitas pun tidak hanya tercipta dalam bentuk suatu produk tapi bisa juga dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Ada banyak sekali definisi dan pengertian kualitas, yang sebenarnya definisi atau pengertian yang satu hampir sama dengan definisi atau pengertian yang lain.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module. Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Pengendalian Kegiatan pengendalian dilaksanakan dengan cara memonitor keluaran (output), membandingkan dengan standart - standart,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality) BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam dunia industri banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi proses produksi, salah satunya yang menjadikan penentu suatu keberhasilan produksi adalah kualitas dari barang yang

Lebih terperinci

Alat dan Teknik Meningkatkan Mutu. idyst 1

Alat dan Teknik Meningkatkan Mutu. idyst 1 Alat dan Teknik Meningkatkan Mutu idyst 1 Ada berbagai alat (tools) dan teknik yang digunakan dalam pelaksanaan TQM. Alat dan teknik tersebut berbeda manfaatnya bila digunakan untuk langkah dan situasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Dalam buku yang berjudul Manajemen Operasi, Heizer & Render (2009:301) mendefinisikan pengertian kualitas sebagaimana dijelaskan oleh American

Lebih terperinci

HISTOGRAM DAN DIAGRAM PARETO

HISTOGRAM DAN DIAGRAM PARETO HISTOGRAM DAN DIAGRAM PARETO Abdus Cahyadi Ramadhan : 0608 3040 0313 Anzar Asgap : 0608 3040 0319 Yulia Nadhirah : 0608 3040 0336 Kelas : V KB Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengendalian Mutu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan Tisnowati, Henny, et al (2008) untuk menganalisis pengendalian mutu produksi roti dengan menggunakan metode SQC (Statistical

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Kualitas Kualitas atau mutu adalah satu kata kunci yang harus terus dijaga oleh suatu industri atau perusahaan untuk dapat memberikan kepuasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Produksi merupakan sebuah siklus yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyediaan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada pasar demi keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama dalam organisasi atau perusahaan agar tetap survive. Ada berbagai berbagai cara untuk mewujudkannya, di mana salah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengendalian Kualitas 3.1.1 Definisi Kualitas Tinggi rendahnya kualitas suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, berhubungan langsung dengan kepuasan dan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 50 BAB III LANDASAN TEORI Pengertian Kualitas Kualitas sangat penting bagi sebuah produk, baik berupa produk barang maupun jasa. Hal-hal yang sangat penting bagi produsen berkaitan dengan produk adalah:

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6 ABSTRAK PT Dhaya Tuhumitra adalah perusahaan penghasil sepatu sandal wanita dengan orientasi pasar ekspor sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba yang maksimal dengan modal yang tersedia. Dengan demikian perusahaan akan mencari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Quality (mutu) Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap produk atau jasa, diukur berdasarkan persyaratan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain :

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Kualitas Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : a. Juran (1962) kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya b. Crosby (1979)

Lebih terperinci

2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality

2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality Materi ke 2 1. Review 2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality Review Apa yang anda ketahui tentang variabilitas? Apa perbedaan konsep antara Pengendalian Kualitas Statistik, Desain Eksperimen dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian untuk pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan, hingga analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat keadaan perekonomian di Indonesia menjadi tidak menentu. Nilai mata uang rupiah yang

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data primer

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data primer 46 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010. Tempat penelitian dilakukan di PPP Sadeng, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa. Perusahaan tersebut melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi Perencanaan dan pengendalian produksi dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan untuk merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi 2.1.1 Pengertian Riset Operasi Menurut Mulyono, riset adalah proses untuk mencari kebenaran suatu masalah atau hipotesa, sedangkan operasi didefinisikan sebagai penerapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SPC ( Statistic Process Control ) Statistical Process Control (SPC) adalah metode yang efektif dalam mengendalikan aktivitas proses. Kemampuan dari SPC bergantung dari kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Hasil Perhitungan Jam Ke- CTQ of Out Sol Manufacture it) n it) si (p in g . P efect (p Isi ersize - T

LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Hasil Perhitungan Jam Ke- CTQ of Out Sol Manufacture it) n it) si (p in g . P efect (p Isi ersize - T L46 LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan selama melakukan observasi di PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini antara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik 47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik (Agroplas). Variabel yang diteliti adalah metode pengendalian kualitas yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Secara Umum Definisi dari kualitas suatu produk adalah sebagai kesanggupan atau kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam kondisi tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin BAB II TINJAUAN PUSTAKA Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin dicapai, tentunya hasil akhir yang diharapkan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas (Quality) Dalam konteks pembahasan tentang pengendalian proses statistikal, terminologi kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK Pengendalian kualitas adalah suatu proses yang ditujukan untuk mempertahankan standar kualitas produk yang dijanjikan oleh perusahaan kepada konsumen serta untuk membantu mempertahankan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena berguna untuk membantu usaha tersebut untuk mencapai tujuannya yaitu memberikan keuntungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di CV.Mabar Karya Utama Medan yang berada di Jl. Mabar. Penelitian ini dimulai dari tanggal 08 Agustus 013 sampai tanggal

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Kegiatan magang yang dilakukan di PT Kemang Food Industries dimaksudkan untuk mengevaluasi bobot bersih dan membandingkan kesesuaian antara data bobot bersih yang didapat

Lebih terperinci

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan perbaikan dan penurunan variasi karakteristik kualitas dari suatu produk barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. statistik, secara singkat akan diuraikan asal mula perangkat-perangkat tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. statistik, secara singkat akan diuraikan asal mula perangkat-perangkat tersebut. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Pengendalian Mutu Sebelum meninjau beberapa perangkat dasar pengendalian mutu secara statistik, secara singkat akan diuraikan asal mula perangkat-perangkat tersebut.

Lebih terperinci

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK Desain Produk : Dwi Purnomo www. agroindustry.wordpress.com Setelah membaca bab ini,diharapkan: Memahami arti dan pentingnya peranan mutu suatu produk Mengetahui batasan mutu produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kaizen Kaizen merupakan istilah bahasa Jepang terhadap konsep continuous incremental improvement. Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik. Menurut Tjiptono dan Diana

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas memiliki pengertian yang luas, setiap sudut pandang yang mendefinisikannya pasti memiliki perbedaan. Sebagaian besar orang mempunyai konsep pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada setiap organisasi, ketiga fungsi tersebut adalah pemasaran, operasi, dan keuangan. Kerja

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 15 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu, Sukabumi pada bulan Desember 2010. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan

Lebih terperinci

management is defined as the design, operation, and improvement of the system that

management is defined as the design, operation, and improvement of the system that BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PENELITIAN 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006, p4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Kualitas sangat penting bagi sebuah produk, baik berupa produk barang maupun jasa. Hal-hal yang sangat penting bagi produsen berkaitan dengan produk adalah:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Plastik Plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Bahan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Permasalahan yang Terjadi Sebelum improvement, di bagian produksi coklat compound terdapat permasalahan yang belum dapat diketahui. Proses grinding coklat compound

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pertumbuhan industri di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala kecil dan rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industri menjadi semakin ketat, terutama sejak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industri menjadi semakin ketat, terutama sejak BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Persaingan dalam dunia industri menjadi semakin ketat, terutama sejak Indonesia memasuki pasar bebas pada tahun 2003. Pasar bebas dikenal dengan istilah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Penelitian yang dilakukan penulis ialah suatu proses pengurangan persentase kecacatan. Terdapat beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian sebelumnya dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk 228 Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Heri Wibowo 1, Sulastri 2 dan Ahmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat bersaing dan meningkatkan keunggulan kompetitif dengan perusahaan lain yang sejenis,

Lebih terperinci

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses BAB III METODE CONTROL CHART 3.1 Control Chart Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam

Lebih terperinci

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212 III Control chart for variables Pengendalian Kualitas TIN-212 Common dan Assignable causes of variation Variabilitas dapat dibagi ke dalam dua kategori: 1. Common causes of variation. Variasi ini merupakan

Lebih terperinci