PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi

1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan, pembangunan, peningkatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat di desa secara berdaya guna dan berhasil guna, dipandang perlu menggali potensi dan mengatur sumber pendapatan dan kekayaan desa; b. bahwa dalam upaya menggali potensi sumber pendapatan desa dan berdasarkan ketentuan Pasal 72 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka Peraturan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Nomor 13 Tahun 2002 tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa, Pengurusan dan Pengawasannya, perlu ditinjau dan disesuaikan; c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan huruf b di atas dibentuk Peraturan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

2 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor Negara Nomor 3890); 169, Tambahan Lembaran 2. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3902); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan peraturan perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); sebagaimana telah dilakukan beberapa kali perubahan, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI dan BUPATI KUANTAN SINGINGI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA

3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kuantan Singingi. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi yang terdiri dari Kepala Daerah beserta perangkat daerah lainnya sebagai badan eksekutif daerah. 3. Bupati adalah Bupati Kuantan Singingi. 4. Camat adalah Pemimpin dan Koordinator penyelenggaraan Pemerintah di wilayah kerja Kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, penyelenggaraan tugas umum pemerintahan. 5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa beserta Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 8. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 9. Lembaga kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat. 10. Sumber Pendapatan Desa adalah Pendapatan Asli Desa, pendapatan yang berasal dari pemberian Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah serta lain-lain pendapatan yang sah. 11. Kekayaan desa adalah segala kekayaan dan sumber penghasilan bagi desa yang bersangkutan. 12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Kepala Desa dan BPD yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.

4 BAB II PENDAPATAN DESA Bagian Pertama Sumber Pendapatan Desa Pasal 2 (1) Sumber Pendapatan Desa terdiri dari : a. pendapatan asli desa meliputi : 1. hasil usaha desa; 2. hasil kekayaan desa; 3. hasil swadaya masyarakat; 4. hasil partisipasi dan gotong royong; 5. hasil pungutan desa; dan 6. lain-lain pendapatan asli desa yang sah. b. bagi hasil pajak dan retribusi daerah kabupaten; c. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten; d. bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten; e. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. (2) Sumber pendapatan yang sudah dipungut oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten, tidak dibenarkan adanya pungutan tambahan oleh Pemerintah Desa. (3) Sumber pendapatan desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh desa tidak dibenarkan diambil alih oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten. Bagian Kedua Pendapatan Asli Desa Pasal 3 (1) Jenis Pendapatan Asli Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dirinci menurut jenis pendapatan yang ada di desa. (2) Dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Desa, Kepala Desa dapat mengembangkan dan/atau menambah sumber Pendapatan Asli Desa sesuai dengan potensi yang dimiliki dengan persetujuan BPD. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis Pendapatan Asli Desa dan besarnya pungutan ditetapkan dengan Peraturan Desa.

5 Bagian Ketiga Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 4 (1) Bagi hasil pajak dan retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b yang diperuntukkan bagi desa sebagai berikut : a. bagi hasil pajak yang diperuntukan bagi desa paling sedikit 10 %; b. bagi hasil retribusi tertentu daerah yang diperuntukkan bagi desa disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. (2) Jenis dan besarnya penerimaan desa yang berasal dari pajak dan retribusi daerah akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Bagian Keempat Bagian Dari Dana Perimbangan Pasal 5 (1) Bagian dari dana perimbangan yang diperuntukkan bagi desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) huruf c merupakan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima Kabupaten setiap tahun. (2) Besarnya persentase dana yang diperuntukkan bagi desa yang berasal dari dana perimbangan paling sedikit 10% setelah dikurangi belanja pegawai. (3) Dana perimbangan yang diperuntukkan bagi desa diberikan dalam bentuk Alokasi Dana Desa. (4) Alokasi Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Bagian Kelima Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Pasal 6 Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dapat memberikan bantuan keuangan kepada desa dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan.

6 Bagian Keenam Hibah dan Sumbangan Pasal 7 (1) Desa dapat menerima hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang sifatnya tidak mengikat. (2) Pemberian hibah dan sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengurangi kewajiban-kewajiban pihak penyumbang kepada desa. Bagian Ketujuh Pengelolaan Pendapatan Desa Pasal 8 (1) Pendapatan Desa yang berbentuk uang disalurkan melalui Kas Desa dan dicantumkan dalam APB Desa. (2) Pendapatan Desa yang berbentuk barang, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak dicatat sebagai barang inventaris kekayaan milik desa. BAB III KEKAYAAN DESA Bagian Pertama Jenis Kekayaan Desa Pasal 9 Jenis kekayaan desa terdiri dari ; a. tanah kas desa; b. pasar desa; c. pasar hewan; d. hasil pelayangan (kompang desa); e. bangunan desa; f. tempat pelelangan karet yang dikelola oleh desa; g. tempat pelelangan ikan yang dikelola oleh desa; h. hasil pelelangan perkebunan; i. objek rekreasi yang diurus oleh desa; j. jalan desa; dan k. lain-lain kekayaan milik desa.

7 Bagian Kedua Pengadaan Kekayaan Desa Pasal 10 (1) Pengadaan kekayaan desa dapat berasal dari. a. pembelian dan/atau pembangunan; b. sumbangan, bantuan atau pemberian dari pihak luar yang berasal dari pemerintah maupun pihak swasta yang sifatnya tidak mengikat. (2) Pengadaan kekayaan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a bersumber dari APB Desa. Bagian Ketiga Pengembangan Kekayaan Desa Pasal 11 (1) Pengembangan terhadap kekayaan desa dilakukan oleh Pemerintah Desa atau dengan dukungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten. (2) Pengembangan kekayaan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan sendiri oleh pemerintahan desa atau kerjasama dengan pihak ketiga yang saling menguntungkan. Bagian Keempat Pengelolaan Kekayaan Desa Pasal 12 (1) Pengelolaan kekayaan desa dilakukan oleh Pemerintah Desa. (2) Pengelolaan kekayaan desa sebagaimana ayat (1) harus mendapat persetujuan dari BPD. (3) Pengelolaan kekayaan desa harus berdaya guna dan berhasil guna untuk meningkatkan pendapatan desa. Pasal 13 (1) Kekayaan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 adalah milik desa. (2) Kekayaan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dicatat dalam daftar inventaris kekayaan desa. (3) Bukti kepemilikan kekayaan desa yang berupa tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a harus disertifikatkan atas nama Pemerintah Desa.

8 (4) Kekayaan Desa dikelola oleh Pemerintah Desa dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Bagian Kelima Status Hukum Pasal 14 (1) Status hukum kekayaan desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 adalah milik desa. (2) kekayaan desa yang berupa tanah desa tidak diperbolehkan dilakukan pelepasan hak kepemilikan kepada pihak lain kecuali diperlukan untuk kepentingan umum. (3) Perubahan status hukum atas tanah kas desa dan bangunan milik desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 yang bertujuan untuk pengalihan atau penyerahan hak atas tanah dan bangunan kepada pihak lain, dapat dilakukan dengan pertimbangan menguntungkan desa, dengan cara: a. hibah; b. pelepasan dengan pembayaran ganti rugi; c. pelepasan dengan tukar menukar atau tukar guling. (4) Pelepasan hak atas tanah dan/atau bangunan milik desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan Desa setelah mendapat persetujuan BPD dan izin tertulis dari Bupati. (5) Nilai ganti rugi atas tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a minimal senilai dengan tanah dan bangunan yang dilepaskan. BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 15 (1) Pemerintah Daerah berkewajiban melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pemanfaatan sumber pendapatan dan kekayaan desa. (2) Pembinaan teknis dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten yang membidangi pemerintahan desa dan pejabat fungsional lainnya meliputi: pengelolaan sumber pendapatan dan kekayaan desa, memberikan bimbingan dan pedoman tentang sumber pendapatan dan kekayaan desa, mengawasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa.

9 (3) Pembinaan teknis operasional dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dilaksanakan oleh Camat meliputi: Fasilitasi, membimbing dan mengarahkan pengelolaan pendapatan dan kekayaan desa, fasilitasi pelaporan pengelolaan pendapatan dan kekayaan desa. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 16 Sumber pendapatan dan kekayaan desa yang telah ada sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini tetap menjadi sumber pendapatan dan kekayaan desa yang bersangkutan. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 17 Hal-hal yang belum diatur sepanjang mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Nomor 13 Tahun 2002 tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa, Pengurusan dan Pengawasannya, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

10 Pasal 19 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada saat pengundangannya. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kuantan Singingi. Disahkan di Telukkuantan pada tanggal 28 Januari 2009 BUPATI KUANTAN SINGINGI, Diundangkan di Telukkuantan pada tanggal 28 Januari 2009 H. SUKARMIS SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, Drs.H. ZULKIFLI, M.Si LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TAHUN 2009 NOMOR 7

11 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA I. PENJELASAN UMUM Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, lebih mengarahkan terselenggaranya pemerintahan desa yang otonom, dalam artian mampu melaksanakan kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat dalam kerangka otonomi desa. Untuk mewujudkan kemandirian desa, sumber pendapatan desa merupakan tulang punggung yang sangat menentukan upaya pencapaian penyelenggaraan pemerintahan desa yang mampu memanfaatkan potensi yang ada. Kondisi sumber pendapatan desa di Kabupaten Kuantan Singingi memiliki kemampuan yang berbeda, sehingga diperlukan kreasi dan inovasi dari masing-masing desa untuk menggali potensi yang ada di desa guna membiayai penyelenggaraan pemerintahannya. Pengaturan sumber-sumber pendapatan dalam Peraturan Daerah dimaksudkan dalam upaya memberikan arah dan pedoman bagi penyelenggara pemerintahan desa untuk meningkatkan dan memanfaatkan sumber-sumber pendapatan desa. Sehubungan hal tersebut dan untuk mengimplementasikan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, khususnya menyangkut pengalian sumber-sumber pendapatan desa, maka salah satu hal yang harus dilaksanakan oleh daerah adalah menetapkan Peraturan Daerah tentang Sumber Pendapatan dan kekayaan Desa. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (1) huruf a angka 1 Cukup jelas angka 2 Hasil kekayaan desa terdiri dari tanah kas desa, pasar desa, pasar hewan, bangunan desa, pelelangan ikan, pelelangan karet, pelelangan ikan, hasil pelayangan (kompang desa), dan pelelangan hasil perkebunan lainnya serta lain-lain kekayaan milik desa.

12 Pasal 3 Angka 3 s/d 6 Cukup jelas Huruf b s/d huruf e Cukup jelas Ayat (1) s/d (3) Pasal 4 Ayat (1) Huruf a Huruf b Yang dimaksud dengan bagi hasil retribusi daerah adalah hasil penerimaan jenis retribusi tertentu daerah yang dipungut langsung dari desa dan dialokasikan secara proporsional. Ayat (2) Pasal 5 Ayat (1) Yang dimaksud bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah terdiri dari dana bagi hasil pajak dan sumber daya alam ditambah dana alokasi umum setelah dikurangi belanja pegawai. Dana dari Kabupaten diberikan langsung kepada desa untuk dikelola oleh Pemerintah Desa, dengan ketentuan 30 % (tiga puluh perseratus) digunakan untuk biaya operasional pemerintah desa dan BPD dan 70 % (tujuh puluh perseratus) dipergunakan untuk pemberdayaan masyarakat. Ayat (2), (3) dan (4) Cukup jelas Pasal 6 Bantuan keuangan yang diberikan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten kepada desa dipergunakan : - Tunjangan penghasilan Kepala Desa dan Perangkat Desa - Percepatan akselerasi pembangunan desa

13 Pasal 7 Ayat (1) dan (2) Yang dimaksud dengan sumbangan dari Pihak Ketiga dapat berbentuk hadiah, donasi, wakaf, dan atau lain-lain sumbangan serta pemberian sumbangan dimaksud tidak mengurangi kewajiban pihak penyumbang. Pasal 8 Ayat 1 dan 2 Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Ayat (1) huruf a dan b Ayat (2) Pasal 11 Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Ayat (1) dan (2) Cukup jelas Ayat (3) Yang dimaksud dengan perubahan status hukum atas tanah kas desa dan bangunan adalah setiap perbuatan/ tindakan hukum dari Pemerintah Desa yang mengakibatkan terjadinya perubahan status pemilikan / penguasaan atas tanah dan bangunan milik desa. Yang dimaksud dengan pelepasan dengan pembayaran ganti rugi adalah tindakan hukum dari pemerintah desa yang mengakibatkan terjadinya pengalihan pemilikan tanah kas desa kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang serta menguntungkan desa. Yang dimaksud dengan tukar menukar atau ruislaght atau tukar guling tanah kas desa adalah tindakan hukum dari Pemerintah Desa yang mengakibatkan terjadinya pengalihan tanah kas desa kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk tanah yang senilai baik dari segi luas maupun produktifitasnya serta menguntungkan desa.

14 Ayat (4) s/d (5) Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 7

15