Akor Jazz: Teori & Praktik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Akor Jazz: Teori & Praktik"

Transkripsi

1

2 Akor Jazz

3 Akor Jazz: Teori & Praktik Copyright CV Jejak, 2017 Penulis: Hafiz Osman ISBN: Penyunting dan Penata Letak: Hafiz Osman Desain Sampul: Andi Saiful Azid Penerbit: CV Jejak Redaksi: Jln. Bojonggenteng Nomor 18, Kec. Bojonggenteng Kab. Sukabumi, Jawa Barat Web : publisherjejak@gmail.com Facebook : Jejak Publisher Twitter WhatsApp : Cetakan Pertama, Oktober halaman; 15 x 22 cm Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak maupun mengedarkan buku dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit maupun penulis

4 Akor Jazz Teori & Praktik Hafiz Osman CV Jejak, 2017

5 iv

6 Daftar Isi Kata Pengantar Elemen Dasar Tangga Nada Interval Durasi Tanda Key Akor Trinada Akor Ekstensi Pengenalan Teori Overtone Series Struktur Tonal Tangga Nada Minor Substitusi Nada Kombinasi Pengembangan Akor Pengulangan Akor Hias Akor Arpegiasi Akor Sambung Kadensa ix v

7 Kromatik Kombinasi dalam Pengembangan Tonikalisasi Kombinasi Langsung Kromatik Khusus Gaya Harmoni Jazz Klasik Blues Klasik New Orleans Swing Jazz Modern Hardbop Non-Tonalitas Politonal Semitonal Struktur Hias Titik Tahan Atonal Penutup vi

8 vii

9 viii

10 Kata Pengantar Pada Abad Pertengahan, musik polifoni atau musik yang menggunakan lebih dari satu suara bersamaan ada untuk pertama kali. Musik polifoni saat itu masih berupa dua suara yang disebut organum. Interval yang digunakan masih berkisar antara oktaf, kwart murni, dan kwint murni. Pada era Renaisans (abad 16), interval yang dipakai pun semakin beragam. Di pertengahan era itu, musik renaisans mulai menggunakan lebih dari dua suara dan mulai menggunakan akor. Dalam hal ini, akor ditemukan dari interaksi nada-nada polifoni. Definisi akor adalah bunyi polifonik (maupun monofonik) yang memiliki relasi satu sama lain. Oleh karena itu, tidak semua bunyi polifonik bisa disebut akor. Pada abad 17 (Renaisans akhir atau awal Barok), sistem mayor-minor menjadi acuan dalam menulis komposisi musik dan menggantikan sistem mode pada abad sebelumnya. Metode dalam menulis komposisi pada abad ini disebut kontrapung. Namun kontrapung tidak membicarakan tentang akor secara mendalam. Yang menjadi fokus kontrapung adalah keselarasan pergerakan suara polifoni dan bagaimana menulis melodi yang baik pada tiap bagian suara (sopran, alto, tenor, bass). Dengan adanya akor, teoris musik juga berpikir untuk membuat sebuah metode komposisi yang bersifat ilmiah. Hal ini dinamakan harmoni. Pada abad 18 (era Klasik), atau lebih tepatnya tahun 1722, Jean- Philippe Rameau menerbitkan buku teori harmoni yang menjadi pijakan bagi teori-teori lain yang muncul setelah itu. Yang dibicarakan dalam teori harmoni adalah bagaimana tiap akor saling berinteraksi, atau bagaimana cara akor-akor bergerak tanpa melibatkan aturan dalam kontrapung. Sebagian orang menyamakan harmoni dengan sekedar akor. Tapi harmoni sebenarnya mencakup hal yang lebih luas. ix

11 Topik yang dibahas dalam buku ini adalah tentang harmoni. Hal tersebut tertuang dalam persoalan struktur tonal dan non-tonal, atau struktur harmoni yang berkembang sejak abad 17 di Eropa yang kemudian diadopsi ke dalam musik jazz di abad ke 20. Pada mulanya penulis ingin memberi judul Changes. Kata ini merupakan istilah yang berkaitan dengan harmoni jazz. Berhubung tidak semua orang familiar dengan istilah-istilah jazz, judul yang sekarang dianggap bisa mewakili. Pada bagian awal akan kita mulai dengan subyek dasar guna memberi fondasi bagi pemula agar bisa mengikuti isi dari buku ini. Teori yang dikemukakan bersifat preskriptif dan deskriptif. Preskriptif artinya menjelaskan bagaimana cara gerak akor itu seharusnya. Sedangkan deskriptif adalah bagaimana menjelaskan praktik harmoni yang sudah berkembang. Buku ini tidak mencoba memaparkan teori yang baru, tapi tentunya akan disajikan secara berbeda. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan sebuah alternatif dalam memahami harmoni khususnya buat kalangan yang (ingin) mendalami musik jazz. Tapi tentu saja buku ini juga bisa digunakan di luar wilayah jazz. Kenapa jazz? Kebanyakan buku-buku populer tentang harmoni memakai komposisi klasik (musik seni Eropa) sebagai bahan analisis. Mungkin karena praktik harmoni dalam sejarahnya dimulai dari musik klasik, ataupun praktiknya mencakup banyak hal. Tapi harmoni jazz pun penulis pikir juga bisa mewakili harmoni yang dipraktikkan dalam musik klasik terlepas sebagian orang menganggap jazz bukanlah musik seni, atau jazz tidak sekomprehensif musik klasik. Bagaimanapun, pada kenyataannya musik jazz punya keunikan tersendiri yang patut diapresiasi. Di samping itu juga, musik jazz lebih relevan terhadap hal kekinian. Setidaknya membahas jazz dapat memberikan suasana baru. x

12 xi

13 xii

14 BAGIAN SATU Elemen Dasar TANGGA NADA Tangga nada (TN) adalah susunan nada berurutan yang khas dan berpusat pada satu nada yang disebut nada dasar. Tentunya dalam musik tonal kita tidak membuat sebuah komposisi atau lagu dengan nada acak. Nada-nada tersebut haruslah mempunyai hubungan satu sama lain. Oleh karena itu, kita membutuhkan nada dalam TN untuk menciptakan sebuah komposisi. TN utama yang dipakai dalam musik tonal adalah mayor dan minor. TN C Mayor Urutan TN Langkah C D E F G A B C 1-1-1/ /2 TN C Minor Urutan TN Langkah C D E F G A B C 1-1/ /

15 2 Akor Jazz: Teori & Praktik INTERVAL Interval adalah jarak antara nada. Jika C menjadi nada dasar, maka interval yang bisa kita susun adalah : Sekon minor (m2), C - C (langkah: 1/2) Sekon mayor (M2), C - D (langkah: 1) Terts minor (m3), C - E (langkah: 1-1/2) Terts mayor (M3), C - E (langkah: 1-1) Kwart murni (P4), C - F (langkah: 1-1-1/2) Kwint kurang (D5), C - G (langkah: 1-1-1) Kwint murni (P5), C - G (langkah: 1-1-1/2-1) Sekst minor (m6), C - A (langkah: 1-1-1/2-1-1/2) Sekst mayor (M6), C - A (langkah: 1-1-1/2-1-1) Septim minor (m7), C - B (langkah: 1-1-1/ /2) Septim mayor (M7), C - B (langkah: 1-1-1/ ) Oktaf (P8), C - C (langkah: sama seperti TN mayor) Jarak nada antara C dan C adalah sekon minor. Lambang (kres) yang tertera di situ, atau (mol) di nada yang lain, disebut sebagai aksidental. Kres untuk menandakan nada yang dinaikkan setengah langkah, dan mol adalah nada yang diturunkan setengah langkah. Di atas oktaf terdapat interval gabungan. Jika sekon mayor berada dalam wilayah oktaf, maka itu disebut sebagai non mayor (M9), atau dengan rumus M7 + M2 = M9 (7 + 2 = 9). Kwart murni dalam wilayah oktaf disebut undesim (P11), atau = 11. Sekst minor dalam wilayah oktaf disebut tredesim (m13), atau = 13, dst. Interval nada yang dibunyikan secara bersamaan akan menghasilkan status kestabilan. Konsonan adalah interval yang stabil, sedangkan disonan adalah sebaliknya. Nada disonan perlu distabilkan ke konsonan. Teknik untuk menstabilkan disonan ini dibahas dalam pelajaran kontrapung yang tentunya tidak menjadi topik pembicaraan kita sekarang.

16 Elemen Dasar 3 Yang termasuk konsonan adalah : Contoh 1.1 Yang termasuk disonan adalah : Contoh 1. 2 DURASI Nada yang kita bunyikan memiliki durasi atau lama waktu nada itu berbunyi. Hal ini diukur dengan ketukan per menit atau yang kita sebut tempo. Bila kita coba mendengar irama detak jantung atau bunyi detik jam yang berganti, maka tempo adalah cepat lambatnya pergantian antara tiap bunyi. Dalam musik, bunyi tersebut dinamakan ketukan atau beat. Durasi nada paling panjang yang dinotasikan secara khusus adalah nada yang berdurasi empat ketuk. Bila kita membunyikan nada sesuai tempo selama empat ketuk panjangnya (berhenti pada ketukan ke lima), maka nada itu disebut nada penuh (w). Dalam empat ketuk itu, jika kita bunyikan nada per dua ketuk (dua kali bunyi) maka tiap bunyi itu disebut nada setengah (h ). Jika tiap ketuk kita bunyikan satu nada, maka dalam rentang waktu empat ketuk, nada itu disebut nada seperempat (q ) atau nada penuh yang dibagi empat. Sekarang, coba bunyikan empat nada seperempat dengan tangan kanan (memukul sesuatu) sambil menghitung dalam hati (tu-wa-ga-pat)

17 4 Akor Jazz: Teori & Praktik atau gampangnya anda bisa menggunakan metronome. Lalu pada tiap ketuk, tangan kiri anda membunyikan nada yang terbagi rata durasinya (satu ketuk dibagi dua) dalam hitungan tu-wa sehingga semuanya ada empat kali bunyi tu-wa. Ini sama halnya dengan nada setengah terhadap nada penuh, hanya saja dengan pembagian yang lebih kecil. Nada yang dihitung tu-wa tadi disebut nada seperdelapan (e ) atau nada penuh yang dibagi delapan. Dengan cara yang sama, nada seperdelapan bisa dibagi lagi menjadi nada seperenambelas (s), dan begitu seterusnya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dari gambar berikut.

18 Elemen Dasar 5 Notasi durasi nada pada gambar dibuat berdasarkan tanda durasi $4 atau c, yang artinya dalam satu birama (sekat pada garis paranada) bisa diisi empat nada berdurasi seperempat. Satu birama $ 4 dapat diisi seluruhnya dengan satu nada penuh, tapi bagaimana jika tanda durasinya #4? Kalau kita bunyikan satu nada penuh maka akan kelebihan satu ketuk (satu ketuk terakhir menjadi ketukan pertama di birama berikutnya). Lalu nada durasi apa yang bisa mengisi seluruh birama # 4 dengan satu nada saja? Dengan ini kita bisa menggunakan dot. Dot adalah titik penambah durasi. Durasi yang bertambah adalah setengah dari durasi not yang ditambahkan. Jika nada setengah ditambahkan dot (setengah dari nada setengah adalah nada seperempat) maka durasi seluruhnya berjumlah tiga ketuk. Cara kedua adalah dengan memberi tie yang berbentuk seperti tali. Durasi yang ditambahkan tergantung nada durasi penambahnya. Dalam hal ini, untuk mengisi seluruh birama # 4, kita harus memberikan tie nada seperempat pada nada setengah. Contoh 1. 3 TANDA KEY Lambang kres dan mol yang terletak pada awal garis paranada, atau yang kita sebut tanda key, berfungsi untuk menandakan nada dasar dari sebuah lagu. Tanda ini juga berguna untuk membantu penulisan not agar kita tidak kesulitan dalam membubuhkan tanda aksidental. Dalam musik atonal, tanda key ini tidak lagi dibutuhkan karena musik atonal tidak memiliki nada dasar. Key adalah istilah yang umumnya digunakan dalam musik tonal untuk nada dasar dan harmoni yang membentuk nada dasar tersebut. Terdapat 12 pasang key yang bisa digunakan, seperti tertera pada gambar berikut ini. Huruf besar mengacu pada key mayor dan huruf kecil merupakan key minor. Key G misalnya memiliki key minor relatif, yaitu e. Relatif di sini bermakna kedua key tersebut berbagi aksidental yang sama. Dalam hal ini, hanya key C dan a yang tidak mengandung aksidental.

19 6 Akor Jazz: Teori & Praktik Sebuah lagu dikatakan dalam key C jika diawali dan diakhiri nada dasar yang sama, serta akor-akor pembentuknya merupakan bagian dari tangga nada C mayor atau cenderung ke C mayor. Tapi sebagaimana yang akan kita ketahui nanti, sebuah lagu bisa mengalami ambiguitas antara mayor dan minor. Dalam hal ini, lagu tersebut bisa dikatakan hanya di dalam key tanpa embel-embel mayor ataupun minor. AKOR TRINADA Akor trinada adalah akor dengan tiga nada. Ini merupakan akor paling dasar. Jenisnya antara lain: mayor (²), minor (_), diminis ( ), dan augmentasi (+). Secara umum, akor terbentuk dengan susunan interval m3 dan M3. Hal ini dinamakan juga dengan tertian. Formula untuk membentuk akor trinada mayor adalah M3 + m3. Untuk akor minor formulanya adalah m3 + M3. Diminis = m3 + m3. Augmentasi = M3 + M3. Jika diposisikan dalam urutan tangga nada; maka mayor =,

20 Elemen Dasar 7 minor =, diminis =, augmentasi =. Akor diminis merupakan akor disonan karena mengandung interval D5. Disonansi pada akor dilihat dari bass atau nada paling bawah. Interval dan pada akor diminis membentuk sebuah disonansi. Sedangkan pada akor augmentasi, walau tidak mengandung nada disonan, gabungan interval M3 pada akor tersebut menghasilkan ambiguitas nada. Oleh karena itu, akor augmentasi dikategorikan sebagai akor disonan. Jika diganti dengan atau, maka akor tersebut mengalami inversi atau perubahan susunan. Posisi di sini tidak lagi berada paling bawah atau sudah dipindahkan ke atas. Jika berada di awal, maka ini disebut inversi pertama ( atau ). Nada yang berada di awal menghasilkan inversi kedua ( ). Akor tanpa inversi atau pada posisi akar disebut akor. Angka inversi tersebut merupakan simbolisasi dalam teknik basso continuo atau figured bass. Pada akor misalnya, angka menandakan interval antara dan (P5). Sedangkan menandakan interval antara dan (M3). Posisi akar biasanya tidak perlu dicantumkan simbol. Pembunyian akornya berbentuk permutasi atau, dan atau. Pembunyian atau voicing ini terdiri dari dua macam: terbuka dan tertutup. Ia disebut tertutup jika tiap interval tidak bisa dimasukkan nada akor yang lain, seperti pada posisi akar ( ). Saat dipermutasi ( ), ini menjadi pembunyian terbuka karena di antara dan (M6) bisa dimasukkan, atau dimasukkan di antara dan (P5). Contoh 1. 4 Simbol akor inversi bisa juga menggunakan tanda garis miring seperti pada Contoh 1.4. Huruf sebelum garis adalah nama akornya, sedangkan huruf setelah itu adalah posisi bass atau nada paling bawah dari akor. Simbol seperti ini umum dipakai dalam musik jazz.

21 8 Akor Jazz: Teori & Praktik Contoh 1. 5 Contoh 1. 6 Contoh 1. 7

22 Elemen Dasar 9 AKOR EKSTENSI Akor ekstensi adalah akor trinada yang ditambahkan interval terts di atasnya. Jenis akor ini antara lain: 7, 9, 11, dan 13. Semua akor ekstensi adalah disonan. Musik jazz biasanya tidak mengindahkan aturan kontrapung dalam menstabilkan ataupun mempersiapkan disonansi, maka penggunaannya cenderung lebih bebas. Yang umumnya diketahui adalah akor 7, yaitu: Mayor 7 (²Þ) = Minor 7 ( Þ atau -Þ) = Mayor-minor 7 (Þ) = Diminis setengah (±) = Diminis penuh ( Þ) = Minor-mayor 7 ( ²Þ) = Mayor-minor 7 5 (Þ Ü) = Augmentasi mayor 7 (²Þ Ü) = Augmentasi minor 7 (Þ Ü) = Inversi pertama dari akor 7 disebut. Inversi kedua disebut. Inversi ketiga sebagai tambahan, di mana menjadi nada awal, disebut akor. Akor ²Þ inversi ketiga tidak cocok untuk digunakan karena terlalu disonan. Akor ²Þ dan ²Þ Ü juga jarang dipakai. Inversi pertama dari akor Þ dalam musik jazz disebut akor ²Ý. Akor Þ Ü dan Þ Ü disebut sebagai akor dominan ubahan. Ini akan dibahas pada Bagian 4 nanti. Untuk akor 9, 11, dan 13 biasanya menggunakan formula yang sama dengan akor 7 dengan menghilangkan nada dan menggantinya dengan nada ekstensi. Secara keseluruhan, yang paling sering digunakan adalah lima akor pertama. Contoh 1. 8

23 10 Akor Jazz: Teori & Praktik Contoh 1. 9 Contoh 1.10 Contoh 1.11 Contoh 1.12

24 11

25 12

26 BAGIAN DUA Pengenalan Teori OVERTONE SERIES Satu nada yang kita bunyikan (nada fundamental) mengandung banyak nada "muslihat" yang luput dari pendengaran. Nada-nada ini disebut overtone series di mana empat nada awalnya (setelah nada fundamental) yang paling memungkinkan untuk terdengar. Tentunya ahli fisika yang bisa menjelaskan fenomena ini lebih rinci. Contoh 2.1, Overtone Series 13

27 14 Akor Jazz: Teori & Praktik Semua nada itu lalu disusutkan menjadi tiga nada agar sesuai dengan kapasitas tinggi-rendah suara manusia. Hal ini disebut imitasi, di mana konsep artistik manusia dibentuk berdasarkan pola yang disediakan oleh alam. Jika C menjadi nada fundamental, maka kita dapati hasil overtone series yang disusutkan adalah C, E, dan G. Dari sini kita peroleh akor trinada mayor. Contoh 2. 2 Nada-nada vertikal kemudian kita jadikan horizontal untuk membentuk sebuah tangga nada dengan cara imitasi yang serupa. Contoh 2. 3 G dalam C^ merupakan nada yang paling kuat ditarik oleh C. Hal ini terlihat pada gambar overtone series sebelumnya, di mana nada G tersebut dikelilingi oleh C atau yang paling dekat dengan C. Kita namakan hal ini sebagai relasi 5th. Nada-nada lain dalam akor trinada tentunya mengandung overtone series juga, karena itu memiliki relasi 5th nya masingmasing. E menghasilkan B, dan G menghasilkan D. C dan E juga menjadi 5th dalam nada yang lain. C ditarik F, dan E ditarik A. Tapi semuanya terpusat di C. Kita tidak membuat C dalam pengaruh F. Begitu juga dengan kecenderungan B menarik F. Kita hanya tidak memunculkannya. Hubungan C (nada fundamental) dan F pun cukup jauh. Selain itu, yang membuat semua terpusat di C adalah karena adanya tendensi nada B bergerak ke C. Maka dari itu kita memperoleh tangga nada C mayor, seperti yang bisa kita lihat pada Contoh 2.4.

28 Pengenalan Teori 15 Contoh 2. 4 Dalam sejarahnya, TN mayor tidak terbentuk dengan cara seperti ini. Tangga nada yang kita punya sekarang tercipta melalui proses panjang dengan berbagai modifikasi. Yang kita coba lakukan di sini adalah membuat penjelasan berdasarkan fenomena overtone series. STRUKTUR TONAL Dengan meniru pola struktur akor C^ ke nada-nada TN C mayor yang lain (atau mengikuti pola tuts putih pada piano), kita dapat memperoleh akor-akor trinada seperti contoh di bawah ini. Contoh 2. 5 Bagaimana cara akor-akor ini bergerak dan berinteraksi? Kita tahu sebelumnya bahwa semua berasal dari satu nada yang mengalami pengembangan secara horizontal. Satu nada yang kita sebut fundamental itu yang bisa kita jadikan acuan dalam memulai sebuah progresi. Berdasarkan contoh di atas, C^ adalah akor pertama kita di mana semua pergerakan berasal. Sebelumnya kita tahu bahwa C memiliki hubungan yang dekat dengan G, maka begitu juga halnya dengan C^. Ia berpotensi bergerak ke G^ dan kembali ke C^ karena selain akor tersebut bersifat konklusif, nada B ( ) pada G^ memiliki tendensi untuk bergerak ke C ( ). Karena itu kita

29 16 Akor Jazz: Teori & Praktik peroleh struktur dasar harmoni C^-G^-C^ atau dalam terminologi musik disebut I-V-I. Progresi ini dapat membentuk sebuah key. Yang disebut musik tonal adalah musik yang memiliki struktur I-V-I. Contoh 2. 6 Bicara soal tendensi nada, dalam TN mayor merupakan nada tengah yang stabil selain dan. memiliki tendensi bergerak ke. ke. ke, dan ke. dan juga bergerak ke, tapi karena memiliki relasi yang lebih kuat dari atau nada lainnya, maka digunakan sebagai struktur dasar harmoni. Tapi penjelasan ini hanya sebagai pelengkap saja. Teori pergerakan akor yang akan dipaparkan nantinya tidak hanya didasari oleh tendensi nada. Akor C^ dalam TN C mayor bisa ditempatkan pada posisi I (angka romawi). Dm = ii. Em = iii. F^ = IV. G^ = V. Am = vi, dan Bº = viiº. Kita harus menggabungkannya dengan huruf kecil alfabet untuk menandakan akor minor. Contoh 2. 7 I juga disebut sebagai tonika (T), sedangkan V disebut dominan (D). Progresi I-V-I di atas harus dibedakan dari kadensa. Ia lebih tepat disebut sebagai struktur dasar. Walaupun kadensa berbentuk serupa, ia berada di dalam struktur dasar sebagai bagian yang lebih kecil, sedangkan struktur dasar merupakan fondasi dari seluruh progresi akor yang bisa berdurasi panjang. Untuk masalah kadensa ini akan dibahas lebih rinci pada Bagian 3 nanti. Lalu bagaimana dengan akor selain I dan V?

30 Pengenalan Teori 17 Mereka disebut sebagai akor subordinat. Karena derajatnya lebih rendah dari tonika dan dominan, mereka hanya menghiasi struktur dasar tersebut. Dengan kata lain, perannya tidak esensial. Tapi tentunya akan terasa membosankan bila progresi akor hanya berputar di T dan D saja. Terlebih, harmoni musik jazz sepertinya tidak ada yang sesederhana itu. Maka akor subordinat pun harus digunakan. Bagaimana cara menggunakan akor subordinat? Teori pergerakan akor yang diketahui pada umumnya mengacu kepada istilah functional harmony. Tiap akor mempunyai fungsinya masing-masing yang dikategorikan sebagai tonika (T), pradominan (PD), dan dominan (D). Yang termasuk tonika adalah I, I, iii, vi, vi, vi. Yang termasuk pradominan adalah ii, ii, ii, IV, IV, IV. Yang termasuk dominan adalah V, V, viiº, dengan tambahan akor V suspensi: I dan iii. Akor suspensi ini harus distabilkan lagi ke V sebelum bergerak ke akor lain. Cara pergerakannya hampir sama seperti yang kita tahu sebelumnya. Progresi akor dimulai dari T, menuju D, diperantarai oleh PD, dan diakhiri oleh T, atau disebut T PD D T. Perbedaannya dengan teori yang kita gunakan terletak pada persoalan konteks. Tidak setiap saat, vi misalnya, menjadi akor yang sesuai fungsinya (tonika). Bahkan tidak untuk V sekalipun. Cara berpikir functional bisa menjadi tidak relevan dalam beberapa kasus, seperti pada lagu di bawah ini. Contoh 2.8, Skylark (Hoagy Carmichael)

31 18 Akor Jazz: Teori & Praktik Di tiga birama lagu jazz standard barusan, kita bisa melihat bagaimana akornya bergerak dari posisi T dan kembali ke T. Akor PD yang terletak pada birama ke dua digunakan untuk mengganti dominan. Ini tentu saja tidak sesuai dengan teori yang tadi kita kemukakan. Dengan kata lain, teori tersebut tidak bisa digunakan untuk menjelaskan pergerakan akor pada lagu itu. Lalu bagaimana cara menjelaskannya? Contoh 2. 9 Pada Contoh 2.9 kita menghilangkan fungsi akor ii, iii, dan IV. Konteks sebenarnya dari akor-akor tersebut adalah untuk menghiasi I yang dalam hal ini tetap berfungsi sebagai tonika. Apa yang kita lakukan di sini disebut sebagai pengembangan. Dengan cara ini maka kita tidak menyalahi teori yang kita tahu sebelumnya. Tentu saja akor dalam tiga birama di atas bukanlah keseluruhan progresi akor pada lagu tersebut. Di sini penulis hanya coba menjelaskan bahwa cara berpikir functional yang serba vertikal itu tidak serta merta relevan di semua situasi. Tapi sebelum kita membahas lebih jauh soal pengembangan ini, kita perlu membicarakan hal lain terlebih dahulu. TANGGA NADA MINOR Selain TN mayor, tentu kita sudah familiar dengan TN minor. Tapi TN minor tidak dihasilkan melalui proses imitasi. Dulunya teoris musik di Abad Pertengahan (bahkan sejak zaman Yunani kuno) membuat TN turunan dari TN mayor, yang disebut mode. TN mayor sendiri disebut sebagai mode ionian. Jika C yang menjadi nada dasarnya, maka nada yang dimulai dari D dan kembali ke D disebut dorian; dari E ke E disebut frigian, dst.

32 Pengenalan Teori 19 Ionian = C D E F G A B C Dorian = D E F G A B C D Frigian = E F G A B C D E Lydian = F G A B C D E F Mixolydian = G A B C D E F G Aeolian = A B C D E F G A Lokrian = B C D E F G A B Mode tidak lagi digunakan pada abad 17 atau ketika munculnya musik barok. Mode ditinggalkan sampai akhirnya kembali muncul pada akhir abad 19 atau di awal abad 20. Tapi yang disisakan dari mode tersebut adalah ionian dan aeolian. Apa alasan lebih jauh untuk menyisakan sebagian? Lydian dan mixolydian mempunyai karakter seperti ionian yaitu mayor, tapi mixolydian tidak punya leading tone setengah langkah (si-do), sedangkan lydian mengandung interval disonan (D5) sehingga membuat mereka tidak terdengar natural. Dorian, frigian, dan lokrian juga tidak memiliki leading tone tersebut. Sama halnya dengan aeolian. Tapi aeolian tidak dihilangkan karena memiliki karakter khusus. Jika TN mayor mengandung interval M3, maka minor mengandung m3. Mayor ibarat laki-laki, dan minor ibarat perempuan. Keunikan seperti ini tentu sayang kalau dihilangkan. Selain itu, mode aeolian terdengar lebih natural ketika dibunyikan menurun dibandingkan TN minor turunan yang lain. Oleh karena itu aeolian juga bisa disebut sebagai tangga nada minor natural. SUBSTITUSI NADA Kromatik secara literal artinya warna. Ia dipakai untuk menamakan nada di luar diatonik. Jika nada diatoniknya adalah C D E F G A B, maka kromatiknya adalah C /D, D /E, F /G, G /A, A /B. Tidak seperti TN mayor, aeolian tidak terdengar natural ketika dibunyikan naik. Seperti yang kita ketahui, leading tone lah yang membuatnya terdengar natural (ataupun memuaskan) yaitu ketika nada

33 20 Akor Jazz: Teori & Praktik si jatuh ke do. Untuk itu, pada aeolian harus diberlakukan substitusi kromatik atau meminjam nada ke 7 dari TN mayor. Dengan substitusi ini, TN minor natural berubah nama dan susunan. Substitusi nada ke 7 dari TN C mayor (B) yang menggantikan B pada TN C minor natural, menghasilkan TN C minor harmonik. Contoh 2.10 TN minor membuat sebuah progresi akor bernuansa minor pula. Struktur harmoni dari key minor sama seperti mayor, tentunya dengan akor minor sebagai tonikanya. Sebenarnya menggunakan TN minor natural akan membentuk akor minor pada V, tapi dengan mengadopsi nada ke 7 dari TN mayor, akor dominan pada progresi minor kemudian berubah menjadi mayor. Jika V tetap pada bentuk minor (v), maka progresi ini tidak murni tonal. Contoh 2.11 Sementara itu, interval m3 antara A dan B pada TN C minor harmonik juga terdengar kurang natural dan cenderung sulit untuk dinyanyikan. Agar lebih natural, nada A diganti dengan A atau disubstitusi dengan nada ke 6 dari TN mayor. Maka dengan ini kita memperoleh TN minor melodik. Dalam hal ini, TN minor harmonik tetap digunakan pada situasi tertentu.

34 Pengenalan Teori 21 Contoh 2.12 KOMBINASI Jika TN minor bisa meminjam nada dari TN mayor, maka tentu juga bisa sebaliknya. Dengan perpaduan mayor dan minor, ini akan menghasilkan keragaman TN dan tentunya keragaman akor yang kita sebut sebagai kombinasi. Perpaduan ini bersifat paralel. TN C mayor misalnya, hanya bisa dipasangkan dengan C minor, bukan TN relatifnya. Hal ini memungkinkan karena key C dan c punya dominan yang sama. Walaupun secara aksidental mereka berbeda, key C lebih dekat ke c daripada ke a. Tangga Nada Mayor Tangga Nada Minor Mayor Natural Mayor 7 Mayor Harmonik Mayor Melodik Minor Natural Minor 6 Minor Harmonik Minor Melodik I, ii, iii, IV, V, vi, viiø iiiº III VI& (III&, I&) i, iiø, III, iv, v, VI, VII vi ivø, vi, viiº7 (iiº7, ivº7, bviº7) III& (V&, VII&)

35 22 Akor Jazz: Teori & Praktik Pada tabel tersebut, TN mayor 7 meminjam satu nada ( ) dari minor natural. Oleh karenanya, ini mengubah TN mayor natural menjadi mayor 7. Sedangkan TN minor 6 meminjam nada ke 6 dari TN mayor natural, dan begitu seterusnya. Angka romawi di kolom kanan adalah akor yang terbentuk dari TN-TN tersebut. Sebagian TN memiliki akor yang terdapat pada TN yang lain, maka yang tertera di atas hanya akor yang unik dari tiap TN. Akor yang diberi tanda kurung merupakan akor simetris. Inversi dari akor ini memiliki susunan interval yang sama dengan posisi akarnya. Yang tergolong akor simetris adalah diminis penuh dan augmentasi. Mayor 7 dan minor 6 pada tabel di atas terlihat identik dengan mixolydian dan dorian. Tapi karena kita di sini membicarakan musik tonal dan bukannya musik modal, maka penamaan itu kita hilangkan sampai nanti diperlukan lagi. Mode yang dipakai hanya atas dasar untuk memperkaya harmoni subordinat. Lalu jika mixolydian dan dorian bisa "digunakan"; bagaimana dengan frigian, lydian, dan lokrian? Mode yang lain hanya kebetulan saja tidak dimasukkan karena tidak dihasilkan dari perpaduan TN mayor dan minor natural. Maka sebenarnya mixolydian dan dorian lebih tepat disebut mayor 7 dan minor 6. Tapi bukan berarti kita tidak bisa mengadopsi karakter dari modemode tersebut. Bagaimana caranya akan kita bahas pada bab yang lain, sekaligus cara untuk mengembangkan struktur dasar dan menggunakan akor subordinat yang tertera pada tabel.

36 23

37 24

38 BAGIAN TIGA Pengembangan Pada pembahasan sebelumnya kita ketahui bahwa akor subordinat adalah akor yang bergantung pada akor dengan level di atasnya, yaitu tonika dan dominan. Akor pradominan dimaksudkan untuk akor subordinat yang posisinya berada sebelum (bahkan sesudah) dominan. Dalam hal ini, akor subordinat sama dengan akor tonika atau dominan yang dikembangkan. Ini menghasilkan sebuah harmoni horizontal, yaitu pergerakan akor secara berkesinambungan yang melihat hubungan antara nada sebelum dan sesudah akor tersebut dalam satu garis suara bass dibandingkan konteks functional yang lebih menekankan unsur vertikal. Dengan kata lain, harmoni horizontal memiliki gerak melodis. Unsur vertikal dipakai sebagai fondasi tonalitas dan arah tujuan gerak melodis itu. Sebuah akor disebut vertikal bila dilihat secara functional saja. Gerak melodis bisa disebut juga sebagai pengembangan. Hal ini dianalogikan seperti organisme tumbuhan yang terdiri dari akar, batang, ranting, dan daun. Dalam kaitannya dengan harmoni, akar merupakan unsur vertikal yang dimaksud, kemudian tumbuh menjadi bagian yang lain (horizontalisasi), sehingga semuanya merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan layaknya sebuah organisme. 25

39 26 Akor Jazz: Teori & Praktik Pada bab ini kita akan membahas teknik-teknik dalam pengembangan. Akor yang digunakan sebagai contoh untuk sementara adalah akor diatonik. Penggunaan akor kromatik akan dibahas pada bab tersendiri nantinya. Alur pergerakan tonal dapat disimpulkan dengan gambar berikut ini. Tanda kurung pada S (subordinat) menandakan bahwa akor tersebut bersifat opsional. Boleh difungsikan, boleh tidak; salah satu, atau keduanya. Progresi akor dalam musik tonal pada dasarnya dapat disederhanakan menjadi I-V-I di mana hal itu biasanya dilakukan dalam analisis harmoni. Mengembangkan struktur dasar I-V-I, seperti yang akan kita lakukan nanti, dapat membantu kita memahami cara gerak akor. Subordinat difungsikan dalam bentuk akor pengulangan, akor hias, akor arpegiasi, akor sambung, dan kadensa. Nanti kita dapati bahwa pengembangan tonika dan dominan juga dipengaruhi oleh durasi, posisi, dll. Hal ini untuk membedakan akor mana yang menjadi pusatnya dan mana yang menjadi subordinat atau yang mengembangkan. Dalam hal ini, akor selain tonika dan dominan juga bisa berperan sebagai pusat bagi akor yang levelnya lebih rendah. Tonika dan dominan hanyalah akor pusat pada level teratas. Dengan kata lain, akor subordinat juga bisa memiliki subordinatnya sendiri. Catatan : 1. Pergerakan akor salah satunya dilihat dari gerak bass. Oleh karena itu, partitur yang diberikan hanya akan mencantumkan bass saja (berikut simbol akor) tanpa suara bagian atas. 2. Kita juga akan membuat grafik yang mendemonstrasikan teknik pengembangan untuk mengetahui akor mana saja yang menjadi pusat dan subordinatnya.

40 Pengembangan 27 AKOR PENGULANGAN Contoh 3.1 Baris pertama pada contoh di atas merupakan struktur dasar. Baris ke dua adalah pengembangan dari struktur dasar tersebut. Sedangkan baris ke tiga, tanpa tanda durasi, merupakan grafik pengembangan. Nada setengah pada grafik digunakan untuk menandakan akor struktur dasar. Sedangkan nada seperempat merupakan tanda untuk akor subordinat. Cara seperti ini yang akan kita terapkan pada contoh pengembangan selanjutnya. Struktur dasar diletakkan paling atas agar kita bisa melihat bagaimana strukturnya dikembangkan. F^/C pada birama pertama merupakan pengembangan dari C^ atau tonika dengan membagi satu nada penuh menjadi dua nada setengah. F^/C disebut akor pengulangan. Teknik pengembangan ini bersifat statis karena yang bergerak hanya suara atas. Yang harus diperhatikan di sini adalah bassnya. Karena itu F^/C merupakan bagian dari tonika, bukan pradominan (IV) yang functional. Garis putus-putus pada baris grafik menandakan pengulangan tersebut. Bisa dilihat mana yang pusat dan mana subordinatnya. F^/C yang juga merupakan akor disonan ikut memperkuat statusnya sebagai pengembang. Pada birama ke dua, walaupun C^/G merupakan akor

41 28 Akor Jazz: Teori & Praktik disonan, tapi di sini ia berperan sebagai pusat. Sedangkan G^ justru yang mengembangkan. Sebagai petunjuk, bilamana terdapat dua nada yang berdurasi dan ber-pitch sama, maka nada ke dua yang menjadi subordinatnya. Contoh 3. 2 Contoh di atas merupakan kelanjutan dari contoh sebelumnya. Nada setengah pada birama satu dan dua (Contoh 3.1) kini dibagi menjadi nada seperempat yang bisa kita temukan pada ketukan tiga dan empat di atas. Kemudian bila kita perhatikan pada bagian grafik, nada seperempat pada ketukan empat terlihat tanpa tangkai. Ini menandakan nada tersebut

42 Pengembangan 29 berada pada level lebih rendah dari nada subordinat, dengan kata lain, menjadi sub-subordinat. Nada tersebut mengembangkan atau mengulang nada seperempat di depannya. Lalu nada subordinat, dalam hal ini akor subordinat, menjadi pengembang untuk struktur dasar sehingga semuanya merupakan satu kesatuan tonika dan dominan. Bisa kita lihat pada baris ke empat bagaimana akor sub-subordinat dihilangkan untuk memperlihatkan perannya yang tidak esensial. Di sini akor subordinat jadi bernilai nada setengah. Kemudian pada baris terakhir semuanya disederhanakan atau direduksi ke bentuk akar. Contoh 3. 3, Falling in Love with Love (Richard Rodgers) Pada sebagian frase awal lagu jazz standard di atas, khususnya empat birama pertama, kita bisa melihat bagaimana B ^ mengalami pengulangan lebih dari satu birama. Empat birama kedua untuk sekarang kita lewati dulu karena membutuhkan teknik pengembangan yang berbeda. Yang coba ditunjukkan di sini adalah bagaimana B ^ mengembang di dalam sebuah struktur. Berikut ini adalah contoh grafiknya. Contoh 3. 4

43 Buku-buku populer (teori vertikal) :

44 Sketsa Biografi : Teori Horizontal Penulis adalah seorang musisi dan pengajar musik. Sempat mengenyam pendidikan formal di Institut Musik Daya Indonesia. Menekuni instrumen gitar dan aktif dalam kegiatan menulis lagu. Beberapa karya yang diciptakannya pernah memenangkan ajang cipta lagu berskala nasional. (kontak: osmanhafiz@gmx.com) DAPATKAN VERSI LENGKAP (buku cetak) Akor Jazz: Teori & Praktik MELALUI CARA DI BAWAH INI Whatsapp/SMS ke atau masuk ke...

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR BUKU PELAJARAN ILMU HARMONI (II) GUSTAV STRUBE Diterjemahkan oleh: A.Gathut Bintarto T., S.Sos., S.Sn., M.A. Dibiayai dari dana DIPA ISI Yogyakarta: No. 042.01.2.400980/ 2016

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PENERAPAN KONSEP WALKING BASS PADA BASS ELEKTRIK. logis dan fungsional berdasarkan garis harmoni untuk membuat time feel sebaik

BAB III ANALISIS PENERAPAN KONSEP WALKING BASS PADA BASS ELEKTRIK. logis dan fungsional berdasarkan garis harmoni untuk membuat time feel sebaik BAB III ANALISIS PENERAPAN KONSEP WALKING BASS PADA BASS ELEKTRIK Alur walking bass merupakan hal yang relatif menarik bagi banyak musisi, khususnya jazz. Pemain bass diharapkan memainkan serangkaian nada-nada

Lebih terperinci

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo Unsur- Unsur Musik Unsur Musik Bunyi Irama Notasi Melodi Harmoni Tonalitas Tekstur Gaya musik Pitch Dinamika Timbre Beat Birama Tempo Musik adalah bagian dari bunyi, namun bunyi dalam musik berbeda dengan

Lebih terperinci

CHORD-SCALE DIATONIK MAYOR. untuk

CHORD-SCALE DIATONIK MAYOR. untuk CHORD-SCALE DIATONIK MAYOR untuk MELODI-IMPROVISASI-ARANSEMEN (Djanuar Ishak, 2011) Istilah Skala : tangganada, It., scala; Ingg., scale;. Akor : It. accordo; Ingg. chord; Diatonik mayor: tangga nada dengan

Lebih terperinci

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNP pada tanggal 9 Juli 2010 Oleh: Syeilendra JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK

Lebih terperinci

BAB III Analisis. Gambar III.1 Rancangan Pemrosesan

BAB III Analisis. Gambar III.1 Rancangan Pemrosesan BAB III Analisis Bab ini memuat analisis yang dilakukan dalam penulisan Tugas Akhir, berupa analisis terhadap rancangan pemrosesan, yang dibagi menjadi bagian Preprosesor, Algoritma Genetika, dan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya dibidang seni musik, baik sebagai seorang seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A)

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A) DESKRIPSI CIPTA LAGU AKU SIAP LOMBA VOKAL TUNGGAL TINGKAT SD SE-DIY DALAM RANGKA KEGIATAN WISATA KAMPUS Oleh : F. Xaveria Diah K. NIP : 19791222 200501 2 003 A. Pendahuluan Lagu ini dibuat dalam rangka

Lebih terperinci

HARMONI MODERN. UNTUK SMK Semester 2. Drs. Heri Yonathan, M.Sn. iii

HARMONI MODERN. UNTUK SMK Semester 2. Drs. Heri Yonathan, M.Sn. iii Drs. Heri Yonathan, M.Sn. HARMONI MODERN UNTUK SMK Semester 2 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2013 iii Harmoni modern KATA PENGANTAR Puji syukur kami

Lebih terperinci

Untuk MELODI IMPROVISASI ARANSEMEN. Djanuar Ishak, 2011

Untuk MELODI IMPROVISASI ARANSEMEN. Djanuar Ishak, 2011 BEBOP CHORD-SCALE Untuk MELODI IMPROVISASI ARANSEMEN Djanuar Ishak, 2011 Intro Istilah SKALA BEBOP (bebop scale) berasal dari salah satu buku karangan David Baker, pakar musik jazz dari AMERIKA SERIKAT.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Suita Gambang Semarang untuk Kuartet Gitar dan Erhu merupakan komposisi yang menerapkan struktur suita modern, dimana tidak memiliki bentuk baku seperti yang ada pada suita barok.

Lebih terperinci

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik Nama Kelas/No. Absen :. :. Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik MATERI : Nada dan Interval 1. Standar nada secara internasional ditetapkan nada a adalah... A. 400 Hz B. 220 Hz

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Konsep Penyusunan Komposisi Suita Dalam Tangga Nada C Major Komposisi Musik untuk Trio Gitar ini merupakan komposisi yang menggunakan struktur dan karakter dari suita barok

Lebih terperinci

CHORD-SCALE BLUES. Untuk MELODI IMPROVISASI - ARANSEMEN Djanuar Ishak, 2011

CHORD-SCALE BLUES. Untuk MELODI IMPROVISASI - ARANSEMEN Djanuar Ishak, 2011 CHORD-SCALE BLUES Untuk MELODI IMPROVISASI - ARANSEMEN Djanuar Ishak, 2011 INTRO ringkas Istilah Blues mengacu pada gaya musik (genre) yang berasal dari komunitas orang Amerika keturunan Afrika, dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Sonata Jazz Reggae merupakan komposisi penggabungan dari dua genre musik yaitu Jazz dan Reggae ysng disusun dalam bentuk Sonata dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA

BAB III ANALISIS DATA BAB III ANALISIS DATA A. Kerangka Komposisi Komposisi Fantasia Dalam G Mayor Untuk Piano Empat Tangan memiliki tiga bagian, yaitu I, II, dan III. Pada komposisi ini terdapat beberapa perubahan tempo untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA

PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik Pada Tanggal 9 Juli 2010 Oleh: SYEILENDRA JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK

Lebih terperinci

NOTASI BALOK. Oleh: Inggit Sitowati

NOTASI BALOK. Oleh: Inggit Sitowati NOTASI BALOK Oleh: Inggit Sitowati PARANADA (STAFF) Lima garis lurus sejajar berjarak sama, memanjang dari kiri ke kanan, sebagai tempat menuliskan not balok. Garis-garis dalam paranada diberi nomor. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Dalam Bab III ini penulis akan menjelaskan tentang struktur dari semua komposisi. Penulis akan memaparkan secara struktural komposisi, Indahnya Bersama yang terdiri dari lima

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB ANALSS KOMPOSS Komposisi Kehilangan Ayah Sebuah musik program untuk Kuartet Gitar dalam bentuk Sonata, terdiri dari tiga movement yang saling berkaitan karena berdasarkan pada satu ide cerita yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlaku dimanapun dan kapanpun pembelajaran mempunyai pengertian yang

BAB I PENDAHULUAN. berlaku dimanapun dan kapanpun pembelajaran mempunyai pengertian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia dapat berlaku dimanapun dan kapanpun pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,

Lebih terperinci

Harmoni II. Kord Pengganti (Substitution Chord) Progresi II V I VI

Harmoni II. Kord Pengganti (Substitution Chord) Progresi II V I VI Harmoni II Progresi II V I VI Sekarang kita membahas Progresi II V I VI, progresi ini sangat umum digunakan oleh Musisi Pop dan Jazz. Dasar dari progresi ini dapat kita lihat dibawah ini : Disini dapat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS BENTUK LAGU. Wonderful Slippery Thing merupakan lagu hits Guthrie Govan yang berdurasi

BAB III ANALISIS BENTUK LAGU. Wonderful Slippery Thing merupakan lagu hits Guthrie Govan yang berdurasi BAB III ANALISIS BENTUK LAGU Wonderful Slippery Thing adalah salah satu karya Guthrie Govan dari album Erotic Cakes yang dirilis pada 1 januari 2006 oleh label sornford records, direkam di Headroom studios

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar : 1. mampu mendeskripsikan tentang sumber-sumber bunyi 2. mampu mendeskripsikan tentang penalaan

Kompetensi Dasar : 1. mampu mendeskripsikan tentang sumber-sumber bunyi 2. mampu mendeskripsikan tentang penalaan Hal 1 dari Tatap Muka Ke- : 1 Kompetensi Dasar : 1. mampu mendeskripsikan tentang sumber-sumber bunyi 2. mampu mendeskripsikan tentang penalaan : Mampu mendeskripsikan tentang dasar-dasar akustik, proses

Lebih terperinci

Makalah. Teori Dasar Musik. Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari. Riski Okta Mayasari. Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik

Makalah. Teori Dasar Musik. Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari. Riski Okta Mayasari. Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik Makalah Teori Dasar Musik Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik Disusun oleh kelompok 3 Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari Fitri Ramadayanti Riski Okta Mayasari (A1G016091) Kelas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Proses penyusunan komposisi dan analisis bentuk struktur komposisi musik program Bermain Layang-layang untuk kuartet gesek dan piano. A. Proses Penyusunan Komposisi Komposisi

Lebih terperinci

Oleh : Teguh Budiawan. Mengenal dasar. not balok. modul pengantar belajar awal tahun ajaran hingga ujian tengah semester

Oleh : Teguh Budiawan. Mengenal dasar. not balok. modul pengantar belajar awal tahun ajaran hingga ujian tengah semester Oleh : Teguh Budiawan Mengenal dasar not balok modul pengantar belajar awal tahun ajaran hingga ujian tengah semester Materi Dasar Not Balok (materi awal tahun ajaran hingga UTS) Pada umumnya kita lebih

Lebih terperinci

Teori Musik Dasar komunal Musik Tradisi Musik Classic Jazz Roc Pop Scale Interval Ritme Metrum Tekstur Dynamic Fundamental Komposisi

Teori Musik Dasar komunal Musik Tradisi Musik Classic Jazz Roc Pop Scale Interval Ritme Metrum Tekstur Dynamic Fundamental Komposisi Teori Musik Dasar Musik adalah salah satu produk kebudayaan,baik musik yang tercipta dari sistem komunal seperti Musik Tradisi maupun musik yang diciptakan oleh perorangan seperti Musik Classic,Jazz,Rock,Pop

Lebih terperinci

Ear Training 2. Direktorat Pembinaan SMK 2013

Ear Training 2. Direktorat Pembinaan SMK 2013 ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kekuatan, rahmat, dan hidayah-nya sehingga Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord.

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord. GLOSSARIUM Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord. Appoggiatura, not hiasan yang ditambahkan sebelum not utama Augmentasi adalah salah satu tekstur

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Tema dan Variasi berdasarkan lagu Mansibin Siraben untuk solo gitar ini memiliki struktur yang terdiri dari sebuah tema utama dan lima macam variasi dengan coda sebagai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA Komposisi Sonata Piano Berdasarkan tiga lagu dolanan Jawa Tengah yaitu Gundul-gundul Pacul, Cublak-Cublak Suweng, dan Suwe Ora Jamu, untuk piano tunggal terdapat tiga movement, antara

Lebih terperinci

CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU

CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU Abstrak Akor adalah unsur pokok dalam mengiringi lagu karena akor akan menjadi patokan untuk menentukan nada-nada yang akan dimainkan oleh instrumen yang digunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN HARMONI KWARTAL PADA IMPROVISASI JAZZ GITAR NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: Ahmad Fariz Sanji NIM

PENERAPAN HARMONI KWARTAL PADA IMPROVISASI JAZZ GITAR NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: Ahmad Fariz Sanji NIM PENERAPAN HARMONI KWARTAL PADA IMPROVISASI JAZZ GITAR NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Oleh: Ahmad Fariz Sanji NIM. 1211843013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA Semester

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI SILABUS MATA KULIAH

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI SILABUS MATA KULIAH UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI SILABUS MATA KULIAH Fakultas : Bahasa dan Seni Jurusan/Prodi : Pendidikan Seni Musik Mata Kuliah & Kode : Ilmu Harmoni 1, Mus 219 Jumlah SKS : 2 Semester

Lebih terperinci

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU Sri Martini Guru SMP Negeri 2 Singingi srimartini173@gmail.com ABSTRAK Seni musik calempong Kampar merupakan

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta 2016 Teori Musik I (Musik Tonal) Oleh: Ovan Bagus Jatmika, M.Sn. Badan Penerbit Institut Seni Indonesia Yogyakarta 2016 JUDUL BUKU Teori Musik I (Musik Tonal) Cetakan Pertama, 2016 Desain Sampul Herda

Lebih terperinci

https://sekolahsenibudaya.wordpress.com 7

https://sekolahsenibudaya.wordpress.com 7 B. Simbol Musik (Lanjutan) 53. Hampir setiap karya musik di dalamnya mengandung unsur-unsur musik. Terdapat dua pemaknaan dalam menyikapi unsur-unsur tersebut salah satu nya adalah urutan pengelompokan

Lebih terperinci

TUGAS PLPG PEMBUATAN MODUL PEMBELAJARAN

TUGAS PLPG PEMBUATAN MODUL PEMBELAJARAN TUGAS PLPG PEMBUATAN MODUL PEMBELAJARAN Disusun oleh : JELLY EKO PURNOMO, S.Pd No Peserta 17046021710161 MODUL SENI BUDAYA 1 Materi Teknik membaca dan bernyanyi solmisasi partitur not angka secara unisono

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi musik vokal dan Combo Band Bangkit Kembali digarap dalam genre pop. Komposisi ini dibagi menjadi tiga bagian yang menceritakan tentang

Lebih terperinci

Drs. Heri Yonathan, M.Sn HARMONI SATB UNTUK SMK SEMESTER 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2013

Drs. Heri Yonathan, M.Sn HARMONI SATB UNTUK SMK SEMESTER 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2013 Drs. Heri Yonathan, M.Sn HARMONI SATB UNTUK SMK SEMESTER 1 ii KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi My Son My Hero yang terinspirasi oleh kehadiran Giorgio, anak penulis ini, akan dibagi menjadi tiga movement dengan tiga karakter tempo yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara umum, rencana dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara umum, rencana dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Secara umum, rencana dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan (Ambarjaya, 2012:84).

Lebih terperinci

BAB IV Perancangan dan Implementasi

BAB IV Perancangan dan Implementasi BAB IV Perancangan dan Implementasi Bab ini memuat perancangan dan implementasi yang dilakukan dalam penulisan Tugas Akhir, mencakup deskripsi dan lingkungan implementasi perangkat lunak, rancangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan Kekuatan Dan Mazmurku merupakan salah satu lagu yang diciptakan oleh Theodora Sinaga. Theodora Sinaga adalah salah satu pencipta lagu yang ada di kota

Lebih terperinci

ii SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN iii iv KATA PENGANTAR v vi DAFTAR ISI SAMBUTAN DIRJEN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL...xi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia (Banoe, 2003: 288). Musik

Lebih terperinci

Harmoni I. Progresi I IV V

Harmoni I. Progresi I IV V Harmoni I Setelah kita mengetahui Skala dan Modal selain juga Kord dalam StrukturTonalitas, kita sudah mempunyai Pengetahuan Dasar Musik. Persoalan berikutnya adalah cara menggunakannya pada saat membuat

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 MODUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seni musik merupakan bidang seni yang banyak diminati dikalangan apapun, sebab musik merupakan media yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, sangat banyak definisi yang menjelaskan tentang pengertian musik, namun pada dasarnya musik merupakan kumpulan beberapa bunyi yang tersusun sedemikian

Lebih terperinci

MENGENAL IRAMA 8 BEAT

MENGENAL IRAMA 8 BEAT MENGENAL IRAMA 8 BEAT Oleh: Drs. F DHANANG GURITNO, M.Sn WIDYAISWARA SENI MUSIK PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA ====================================================== Abstrak Pola ritme tertentu yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Fantasia Fantasia secara umum adalah karya musik yang tidak terikat oleh bentuk-bentuk yang sudah lazim. 1 Fantasia adalah istilah yang diambil pada zaman Renaisans untuk komposisi

Lebih terperinci

BAB V Pengujian. Bab ini memuat tujuan dan langkah-langkah pengujian, hasil dan analisis pengujian terhadap hasil implementasi dari program GAMA.

BAB V Pengujian. Bab ini memuat tujuan dan langkah-langkah pengujian, hasil dan analisis pengujian terhadap hasil implementasi dari program GAMA. BAB V Pengujian Bab ini memuat tujuan dan langkah-langkah pengujian, hasil dan analisis pengujian terhadap hasil implementasi dari program GAMA. 5.1 Tujuan Pengujian Berikut ini adalah tujuan dari pengujian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik merupakan media hiburan yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA

BAB III ANALISIS DATA BAB III ANALISIS DATA A. Program Musik Komposisi ini terbagi dalam dua bagian, bagian pertama bercerita tentang kehidupan masa kecil orangtua, bagian kedua bercerita tentang kisah ketika orangtua penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3.

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik jazz adalah salah satu ikon musik abad ke-20 yang lahir di Amerika Serikat, yang merupakan proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika Barat) dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Paduan Suara Choir atau paduan suara oleh M. Soeharto dijelaskan sebagai kesatuan sejumlah penyanyi dari beberapa jenis suara berbeda di bawah pimpinan seorang dirigen. 1 Suara

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Konsep Penyusunan Komposisi Fantasia in C Major ini dibagi menjadi 3 lagu, yaitu Movement 1, Movement 2, dan Movement 3. Ketiga bagian lagu ini dimainkan dengan format Combo

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Aku Anak Tuhan dan Raja dengan format a cappella untuk paduan suara remaja ini terdiri dari tiga bagian komposisi yang saling berkaitan berdasarkan satu cerita yang

Lebih terperinci

APLIKASI IMPROVISASI SYMMETRTICAL SCALES PADA AKOR JAZZ FUSION. Oleh:

APLIKASI IMPROVISASI SYMMETRTICAL SCALES PADA AKOR JAZZ FUSION. Oleh: 1 APLIKASI IMPROVISASI SYMMETRTICAL SCALES PADA AKOR JAZZ FUSION Oleh: Livendi Hermawan Pradana Alumni Jurusan Musik FSP ISI Yogyakarta; email: livendi.hermawan@gmail.com Josias T. Adriaan Dosen Jurusan

Lebih terperinci

Oleh: Dr. A. M. Susilo Pradoko, M.Si dan Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd. dan Pendidikan Seni Musik FBS UNY.

Oleh: Dr. A. M. Susilo Pradoko, M.Si dan Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd. dan Pendidikan Seni Musik FBS UNY. Aransemen Musik Anak Secara Kreatif dengan Canon Progresi Akor, Filler Melodi, Iringan Ostinato dan Pembelajaran Ekspresi Musik Secara Kreatif Melalui Progresi Akor Oleh: Dr. A. M. Susilo Pradoko, M.Si

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hal yang paling banyak disukai oleh kebanyakan orang di seluruh dunia ini. Ada berbagai aliran musik yang tercipta dari berbagai belahan dunia.

Lebih terperinci

Penerapan Akord Bebas Pada Lagu Nusantara Studi Kasus Pada Aransemen Lagu Sarinande

Penerapan Akord Bebas Pada Lagu Nusantara Studi Kasus Pada Aransemen Lagu Sarinande Penerapan Akord Bebas Pada Lagu Nusantara Studi Kasus Pada Aransemen Lagu Sarinande Oleh: Whayan Christiana Prodi Musik Bambu ISBI Bandung Jl. Buahbatu 212 Bandung Abstract : The application of free chord

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori. 2.1 Algoritma Genetika Gambaran Umum

BAB II Dasar Teori. 2.1 Algoritma Genetika Gambaran Umum BAB II Dasar Teori Bab ini memuat dasar teori yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir, yaitu Algoritma Genetika; Musik dan Aransemen Musik; dan MusicXML. 2.1 Algoritma Genetika 2.1.1 Gambaran Umum Dalam

Lebih terperinci

TUJUH MODUS PENERAPAN TUJUH MODUS PADA KOMPOSISI MUSIK UNTUK ANSAMBEL GITAR KLASIK

TUJUH MODUS PENERAPAN TUJUH MODUS PADA KOMPOSISI MUSIK UNTUK ANSAMBEL GITAR KLASIK TUJUH MODUS PENERAPAN TUJUH MODUS PADA KOMPOSISI MUSIK UNTUK ANSAMBEL GITAR KLASIK Oleh: Dhany Adinata NIM. 0711146013 1460 13 Karya tulis ini disusun sebagai persyaratan untuk tugas akhir jenjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI WALKING BASS. setengah laras (half-steps), nada akor (chord tones), Tangga nada (scales) dan

BAB II LANDASAN TEORI WALKING BASS. setengah laras (half-steps), nada akor (chord tones), Tangga nada (scales) dan BAB II LANDASAN TEORI WALKING BASS Walking bass mengacu pada alur nada-nada seperempat dimainkan oleh pemain bass jazz. Alur bass ini dibangun menggunakan pendekatan langkah setengah laras (half-steps),

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN NOTASI MUSIK PIANO UNTUK MELATIH MENINGKATKAN KECERDASAN MANUSIA MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN NOTASI MUSIK PIANO UNTUK MELATIH MENINGKATKAN KECERDASAN MANUSIA MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN NOTASI MUSIK PIANO UNTUK MELATIH MENINGKATKAN KECERDASAN MANUSIA MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 Ermayanti Astuti, M.Kom 1,2 Teknik Informatika Komputer, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni musik dianggap cabang seni yang tertua diantara cabang seni yang lain (seni

BAB I PENDAHULUAN. Seni musik dianggap cabang seni yang tertua diantara cabang seni yang lain (seni BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni musik dianggap cabang seni yang tertua diantara cabang seni yang lain (seni rupa,seni tari dan seni drama), kemunculan dan keberadaannya dianggap sama dengan

Lebih terperinci

BAB 3 KARYA MUSIK MODERN

BAB 3 KARYA MUSIK MODERN BAB 3 KARYA MUSIK MODERN Dalam bab-bab terdahulu, kita telah belajar mengenai notasi musik, maupun harmoni musik modern. Oleh karena itu, pengetahuan itu dapat dikembangkan lagi dengan cara membuat karya

Lebih terperinci

EAR TRAINING 1 Drs. Dhanang Guritno, M.Sn.

EAR TRAINING 1 Drs. Dhanang Guritno, M.Sn. EAR TRAINING 1 Drs. Dhanang Guritno, M.Sn. Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Kelas X Semester 1 MODUL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2013 i ii KATA

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi Medini ini akan dibagi menjadi tiga movement dengan tiga karakter tempo yaitu Allegro-Andante-Allegro, yang terinspirasi dari perjalanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH. Batu Matia Telu, Teorenda, Lelendo Ndao, dan Taibenu memiliki pola melodik dan ritmik tertentu yang khas sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS MASALAH. Batu Matia Telu, Teorenda, Lelendo Ndao, dan Taibenu memiliki pola melodik dan ritmik tertentu yang khas sebagai berikut: BAB IV ANALISIS MASALAH Musik tradisional suku Rote pada umumnya digunakan untuk mengiring berbagai tarian tradisional suku Rote. Alir melodi dan pola ritmik yang dimainkan menentukan tarian yang dimaiankan.

Lebih terperinci

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan simbol tempo dalam lagu 2. Menjelaskan makna ansambel 3. Menghubungkan antara simbol nada dengan elemen musik 4. Menghubungkan simbol nada dengan tempo dalam lagu 5. Memainkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. musik. Salah satu seni yang menarik untuk diketahui dan yang paling sering

BAB 1 PENDAHULUAN. musik. Salah satu seni yang menarik untuk diketahui dan yang paling sering BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia di dunia ini tidak lepas kaitannya dengan seni. Berbagai macam seni ada di dunia ini. Contohnya seni lukis, seni pahat, seni tari, seni rupa, seni musik. Salah

Lebih terperinci

LAPORAN KARYA SEN1 I: (UNIVERSITAS NEGERI PADANG) Oleh: Erfan Lubis,SPd. NlP FAKULTAS BAHASA SASTRA DAN SEN1

LAPORAN KARYA SEN1 I: (UNIVERSITAS NEGERI PADANG) Oleh: Erfan Lubis,SPd. NlP FAKULTAS BAHASA SASTRA DAN SEN1 LAPORAN KARYA SEN1 : - -.--,,.. "'?. PENCPTAAN LAGU MARS UNP "- :..,; 7.. (UNVERSTAS NEGER PADANG) Oleh: Erfan Lubis,SPd. NlP.131632921 FAKULTAS BAHASA SASTRA DAN SEN1 UNlFERSlTAS NEGER PADANG DAFTAR S1

Lebih terperinci

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM Agustina Trifena Dame Saragih 1, Achmad Rizal 2, Rita Magdalena 3 Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom Jl.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB Supriansyah 1, Dr. Yeffry Handoko Putra, MT 2 1 Jurusan Teknik Komputer Unikom, 2 Jurusan Magister Sistem Informasi Unikom

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MUSIK

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MUSIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MUSIK DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar Belakang Musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan kepada Peraturan Pemerintah N0. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu.

GLOSSARIUM. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu. GLOSSARIUM Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu. Alliteration, yaitu teknik pengulangan bunyi awal yang sama secara berturutturut. Ambitus (range ),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean

BAB I PENDAHULUAN. ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Musik pada masa Yunani kuno merupakan bagian dari kajian matematika. Hal ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean School (Beer,

Lebih terperinci

ANALISIS TANGGA NADA DAN MODUS IMPROVISASI GITAR ELEKTRIK PADA LAGU BLUES 12 BAR PROGRESI I-IV-V. TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik

ANALISIS TANGGA NADA DAN MODUS IMPROVISASI GITAR ELEKTRIK PADA LAGU BLUES 12 BAR PROGRESI I-IV-V. TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik ANALISIS TANGGA NADA DAN MODUS IMPROVISASI GITAR ELEKTRIK PADA LAGU BLUES 12 BAR PROGRESI I-IV-V TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik DISUSUN OLEH: Ade Chrisnajaya NIM : 1011612013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS

Lebih terperinci

GIANT STEP Pembimbing I, Dosen FBS Universitas Negeri Padang

GIANT STEP Pembimbing I, Dosen FBS Universitas Negeri Padang GIANT STEP Yanuar Ichsan 1, Erfan Lubis 2, Irdhan Epria Darma Putra 3 Program Studi Pendidikan Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang Email : yannuarie@gmail.com Abstract The proses of making and producing

Lebih terperinci

MATERI AJAR. Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik

MATERI AJAR. Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik MATERI AJAR Ansambel Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik Ansambel dapat diartikan sebagai sebuah sajian musik yang dilagukan secara bersama-sama dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berstruktur dan berprogram, di mulai dari pendidikan dasar,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berstruktur dan berprogram, di mulai dari pendidikan dasar, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

DESKRIPSI CIPTA LAGU ADIK MANIS DENGAN IRINGAN PIANO GUNA LOMBA VOKAL TUNGGAL TINGKAT SD SE-DIY DALAM RANGKA DIES UNY KE-43

DESKRIPSI CIPTA LAGU ADIK MANIS DENGAN IRINGAN PIANO GUNA LOMBA VOKAL TUNGGAL TINGKAT SD SE-DIY DALAM RANGKA DIES UNY KE-43 DESKRIPSI CIPTA LAGU ADIK MANIS DENGAN IRINGAN PIANO GUNA LOMBA VOKAL TUNGGAL TINGKAT SD SE-DIY DALAM RANGKA DIES UNY KE-43 I.Pendahuluan Dalam rangka dies UNY ke-43 maka diselenggarakan lomba vokal tunggal

Lebih terperinci

EAR TRAINING 1 Drs. Dhanang Guritno, M.Sn.

EAR TRAINING 1 Drs. Dhanang Guritno, M.Sn. EAR TRAINING 1 Drs. Dhanang Guritno, M.Sn. Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Kelas X Semester 1 MODUL SISWA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2013 i ii

Lebih terperinci

MUSIK POPULER DI INDONESIA 23. Gbr. 2.22: Pemusik Didi AGP dan peralatannya yang banyak menggunakan teknologi komputer

MUSIK POPULER DI INDONESIA 23. Gbr. 2.22: Pemusik Didi AGP dan peralatannya yang banyak menggunakan teknologi komputer 22 MUSIK POPULER Dalam perkembangan mutakhir, setelah ditemukan prinsip digital (berdasarkan MIDI: Musical Instrument Digital Interface) dan sistem baru dalam komputer, kemampuan teknologi alat musik sudah

Lebih terperinci

2016 PROSES BELAJAR MANDIRI PEMAIN KEYBOARD PADA BAND MTM COMMUNITY BANDUNG

2016 PROSES BELAJAR MANDIRI PEMAIN KEYBOARD PADA BAND MTM COMMUNITY BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemampuan pemain keyboard pada beberapa band, cukup mengesankan. Mereka mempunyai kemampuan memadai, mulai dari kecepatan jari, penguasaan chord dan memilih sound

Lebih terperinci

Analisis Progresi Chord Standar dengan Graf

Analisis Progresi Chord Standar dengan Graf Analisis Progresi Chord Standar dengan Graf Arieza Nadya 35207 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 0 Bandung 4032, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni musik merupakan salah satu media atau sarana dalam mengekspresikan diri. Manusia menggunakan bunyi melalui suara manusia atau melalui ragam alat musik. Instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah musik Barat, banyak komponis musik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah musik Barat, banyak komponis musik yang telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah musik Barat, banyak komponis musik yang telah menciptakan karya komposisi-komposisi musik yang sampai sekarang karyakaryanya masih terdengar

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAMATAN. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran musik

PEDOMAN PENGAMATAN. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran musik LAMPIRAN 67 68 PEDOMAN PENGAMATAN Tujuan Pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran musik untuk siswa Purikids Yogyakarta. Pengamatan bertujuan untuk melihat langkahlangkah yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Konsep penyusunan komposisi Senangnya Masa Kecilku komposisi ini dibagi menjadi 3 lagu, yaitu Bahagia Mengenal Sekolah, Senangnya Bermain, dan Cinta. Instrumen yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET. Oleh : Ulfa Ayunin ( )

ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET. Oleh : Ulfa Ayunin ( ) ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET Oleh : Ulfa Ayunin (072134022) Dosen Pembimbing Karya Dosen Pembimbing Penulisan : Drs. Heri Murbiyantoro, S. Sn : Drs. Bambang Sugito,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Analisis Struktur Musik Komposisi musik program A Day s Wait dibagi menjadi tiga bagian. Masing-masing bagian diberi judul It Came After Me, I Feel Like I m Dying (The Hunting)

Lebih terperinci

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar Yulisetiana Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Seni Budaya Universitas Negeri Surabaya Yulisetiana73@yahoo.com Abstrak Melihat pentingnya pendidikan seni musik untuk siswa Sekolah Dasar, maka guru musik

Lebih terperinci

ANALISIS IMPROVISASI GITAR ELEKTRIK GUTHRIE GOVAN PADA LAGU WONDERFUL SLIPPERY THING NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: Khayyan Munada

ANALISIS IMPROVISASI GITAR ELEKTRIK GUTHRIE GOVAN PADA LAGU WONDERFUL SLIPPERY THING NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: Khayyan Munada ANALISIS IMPROVISASI GITAR ELEKTRIK GUTHRIE GOVAN PADA LAGU WONDERFUL SLIPPERY THING NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Oleh: Khayyan Munada 1011515013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA

Lebih terperinci